SOP PENYELENGGARAAN IMUNISASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SOP PENYELENGGARAAN IMUNISASI"

Transkripsi

1 SOP PENYELENGGARAAN IMUNISASI Direktorat Surveilans, Imunisasi, Karantina, dan Kesehatan Matra Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan KEMENTERIAN KESEHATAN R.I. Tahun 2012

2 SOP PENCAIRAN BUNGA ES (DEFROSTING) Pelaksana Penanggung Jawab Alat dan Bahan : Koordinator Imunisasi (Korim) : Kepala Puskesmas : Lap kering, vaksin carrier atau cold box, cool pack Langkah-langkah pencairan bunga es : a. Pencairan bunga es dilakukan minimal 1 bulan sekali atau ketika bunga es mencapai ketebalan 0,5 cm. b. Sehari sebelum pencairan bunga es, kondisikan cool pack (kotak dingin cair), vaksin carrier atau cold box. c. Pindahkan vaksin ke dalam vaksin carrier atau cold box yang telah berisi cool pack (kotak dingin cair). Sesuai dengan SOP Penyimpanan Vaksin. d. Cabut steker untuk melakukan defrosting. e. Biarkan bunga es mencair sendiri atau siram dengan air hangat. f. Setelah bunga es mencair, keringkan bagian dalam lemari es termasuk evaporator dengan lap kering. g. Pasang kembali steker dan tunggu suhu stabil 2 s/d 8 C tanpa merubah posisi thermostat. h. Setelah suhu mencapai 2 s/d 8 C, susun kembali vaksin ke dalam lemari es. Sesuai dengan SOP Penyimpanan Vaksin. i. Catat kegiatan pemeliharaan bulanan pada kartu pemeliharaan lemari es. Catatan : 1. Penyebab cepat terjadinya bunga es terjadi karena sering buka tutup, karet sel tidak rapat, setting thermostat terlalu rendah. 2. Bunga es dapat menghambat system pendinginan, boros listrik, mengurangi masa pakai lemari es.

3 SOP PENDISTRIBUSIAN VAKSIN KE PELAYANAN LUAR GEDUNG Pelaksana Penanggung Jawab : Koordinator Imunisasi : Kepala Puskesmas Alat yang dibutuhkan : 1. Vaksin carrier 2. Coolpack (kotak dingin cair) 3. Alat pemantau paparan suhu beku (Freeze Tag) 4. Catatan stok vaksin Langkah-langkah : 1. Pelarut yang akan digunakan disimpan di lemari es sehari sebelumnya 2. Siapkan vaksin dan pelarutnya sesuai kebutuhan berdasarkan sasaran dan jadwal pelayanan 3. Pastikan kondisi VVM vaksin A atau B, dan belum melewati masa kadaluarsa 4. Catat vaksin dan pelarut tersebut di dalam buku stok vaksin sebagai pengeluaran 5. Letakkan coolpack pada setiap sisi vaksin carrier 6. Masukkan vaksin dan pelarut ke dalam vaksin carrier 7. Letakkan vaksin sesuai dengan sensitifitasnya : a. Vaksin sensitive panas (BCG, Polio dan Campak) ditempatkan pada bagian pinggir menempel pada coolpack b. Vaksin sensitive beku (Hepatitis B, DPT-HB, TT, DT, dan Td) serta pelarut ditempatkan pada bagian tengah vaksin carrier 8. Letakkan 1 buah alat pemantau paparan suhu beku diantara vaksin sensitive beku 9. Letakkan spon pada bagian atas vaksin carrier 10. Tutup rapat vaksin carrier 11. Hindari vaksin carrier dari paparan sinar matahari kangsung selama perjalanan ke tempat pelayanan 12. Periksa kembali kode VVM dan alat pemantau paparan suhu beku setelah sampai di tempat pelayanan JANGAN MENGGUNAKAN COLDPACK (KOTAK DINGIN BEKU / BATU ES) DI DALAM VAKSIN CARRIER

4 SOP TEKNIK PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS IMUNISASI DI PUSKESMAS Pelaksana Penanggung Jawab : Koordinator Imunisasi : Kepala Puskesmas 1. Penanganan Limbah menggunakan Safety Box a. Setelah melakukan penyuntikan masukkan ADS bekas tanpa melakukan penutupan kembali (recapping) ke dalam safety box. b. Setelah safety box berisi maksimal ¾ bagian, tutup dan kirim safety box ke sarana pemusnahan limbah medis yang memiliki incinerator dengan suhu pembakaran minimal 1000 C. c. Apabila tidak memiliki incinerator dapat ditanam di dalam sumur galian yang kedap air (silo). Teknis pembuatan sumur galian yang kedap air dapat dilihat pada Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi. 2. Penanganan Limbah menggunakan needle cutter a. Setelah selesai melakukan penyuntikan patahkan jarum dengan needle cutter. b. Masukkan potongan jarum yang terkumpul pada wadah needle cutter ke dalam needle pit. Needle pit merupakan lubang yang terbuat dari beton atau pipa PVC, teknis pembuatan needle pit dapat dilihat pada Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi. c. Masukkan bagian plastik dari alat suntik ke dalam safety box. d. Setelah safety box berisi maksimal ¾ bagian, tutup dan kirim safety box ke sarana pemusnahan limbah medis yang memiliki incinerator dengan suhu pembakaran minimal 1000 C. 3. Dengan needle burner atau needle destroyer a. Setelah selesai melakukan penyuntikan hancurkan jarum dengan needle burner atau needle destroyer. b. Masukkan bagian plastik dari alat suntik ke dalam safety box. c. Setelah safety box berisi maksimal ¾ bagian, tutup dan kirim safety box ke sarana pemusnahan limbah medis yang memiliki incinerator dengan suhu pembakaran minimal 1000 C.

5 Tahapan dari sebuah rencana tindakan untuk kejadian tak terduga/contingency plan Pastikan seluruh petugas mengetahui peraturan penyimpanan vaksin yang aman dalam keadaan darurat: Vaksin-vaksin Peka Beku. Simpan vaksin pada suhu +2 C sampai +8 C Vaksin beku kering yang dikemas bersama pelarut. Simpan vaksin dan pelarut pada suhu +2 C sampai +8 C Vaksin beku kering yang dikemas tanpa pelarut. Simpan vaksin pada suhu +2 C sampai +8 C. Simpan pelarut pada suhu kering Identifikasi berbagai pilihan untuk kejadian tak terduga (berikut ini 4 buah contoh): Pindahkan vaksin ke tempat penyimpanan dingin jasa pelayanan umum lain Pinjam atau sewa mesin pendingin Pindahkan vaksin ke tempat penyimpanan dingin swasta Dapatkan es dari pembuat es komersial dan simpan dalam cold room atau freezer room, dalam wadah plastic atau besi. Monitor dengan ketat suhu ruangan dan jaga agar es tetap terisi sampai diperbaiki. Jangan pernah gunakan dry ice/es kering. Es kering dapat menurunkan suhu ruangan dingin hingga 0 C. Sebagai tambahan ketika penguapan terjadi akan mengeluarkan gas karbondioksida. Ini akan timbul dalam cold room dan dapat mengakibatkan siapapun yang masuk ke dalamnya mati lemas Persiapkan dan pertahankan sedikitnya 2 rencana tindakan untuk kejadian tak terduga berdasarkan pilihan-pilihan di atas Rencana apapun yang anda pilih, pastikan rencana tersebut telah didiskusikan dan disetujui seluruh staf anda, dan dengan seluruh bagian yang terlibat Pastikan bahwa rencana tersebut telah tertulis. Simpan salinan/copy rencana tersebut di tempat penyimpanan vaksin. Pastikan seluruh staf anda mengetahui tempat penyimpanan salinan/copy rencana tersebut Periksa tempat penyimpanan alternative untuk meyakinkan tempat tersebut dalam kondisi baik, mempunyai luas yang memadai dan dapat menjaga vaksin pada suhu yang tepat. Tidak ada alasan memindahkan stok vaksin ke ruangan dingin/cold room lain hanya untuk mengetahui bahwa seluruh vaksin peka beku akan terpapar suhu beku dan rusak Jangan menunggu sampai timbul keadaan darurat. Lakukan uji coba rencana-rencana tersebut sebelum mereka diperlukan Siapkan daftar nama, alamat dan nomor telepon yang dapat dihubungi saat keadaan darurat dan tempelkan salinan/copy daftar tersebut di tempat penyimpanan vaksin. Selalu perbaharui daftar tersebut Yakinkan bahwa daftar nama yang dapat dihubungi saat darurat dapat dipanggil pada saat ataupun setelah jam kerja

6 SOP PENGAMBILAN VAKSIN DAN PELARUT PROGRAM IMUNISASI KE KABUPATEN / KOTA Pelaksana Penanggung Jawab : Koordinator Imunisasi : Kepala Puskesmas Alat-alat yang dibutuhkan : 1. Coldbox atau vaksin carrier 2. Cool pack / kotak dingin cair 3. Alat pemantau paparan suhu beku (Freeze Tag) 4. Alat pemantau paparan suhu panas (Vaccine Cold Chain Monitor / VCCM) Langkah-langkah : 1. Lakukan perhitungan kebutuhan vaksin 2. Buat surat permintaan vaksin dengan memperhitungkan sisa stock 3. Hubungi petugas kabupaten / kota tentang rencana pengambilan vaksin 4. Siapkan coldbox atau vaksin carrier yang dilengkapi dengan coolpack (kotak dingin cair) agar suhu terjaga antara 2-8 C a. Bila yang digunakan coldbox maka dibutuhkan 12 buah coolpack b. Bila yang digunakan vaksin carrier maka dibutuhkan 4 buah coolpack 5. Siapkan alat transportasi yang memadai 6. Serahkan surat permintaan vaksin kepada petugas kabupaten / kota dan kemudian cocokkan vaksin yang diserahkan dengan permintaan 7. Periksa kondisi VVM dan masa kadaluarsa vaksin 8. Tukarkan coolpack yang dibawa dari puskesmas dengan coolpack yang telah dikondisikan di kabupaten / kota 9. Susun coolpack ke dalam coldbox atau vaksin carrier 10. Masukkan vaksin ke dalam coldbox atau vaksin carrier yang telah terisi coolpack 11. Vaksin yang sensitive beku diletakkan pada bagian tengah coldbox dan vaksin yang sensitive panas menempel pada dinding coldbox 12. Letakkan alat pemantau paparan suhu beku pada bagian tengah diantara kotak vaksin dan VCCM di dekat kotak vaksin BCG 13. Tutup rapat bagian atas coldbox atau vaksin carrier 14. Selama perjalanan ke puskesmas, lindungi vaksin dari paparan sinar matahari langsung 15. Sesampainya di puskesmas, buka coldbox atau vaksin carrier dan periksa kembali kondisi VVM dan alat pemantau suhu beku 16. Isi formulir Vaccine Arrival Report (VAR) 17. Masukkan vaksin ke dalam lemari es 18. Catat vaksin tersebut (jumlah, jenis, no batch, masa kadaluarsa, kondisi VVM) dalam buku stock vaksin sebagai penerimaan Keterangan Cara menyusun coolpack : Dalam coldbox : 6 buah pada bagian dasar dan 6 buah pada bagian atas susunan vaksin Dalam vaksin carrier: 1 buah pada setiap sisi

7 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELACAKAN KIPI I. Pelaksana Tim Pelacakan, terdiri dari : Puskesmas : Kepala Puskesmas dan Koordinator Imunisasi Kabupaten/Kota : Seksi Imunisasi Dinkes Kabupaten/Kota Provinsi : Seksi Imunisasi Dinkes Kabupaten/Kota dan Komda PP-KIPI Provinsi Pusat (bila diperlukan) : Seksi Imunisasi Kemkes RI dan Komnas PP-KIPI II. Peralatan Formulir KIPI serius Formulir Investigasi / Otopsi Verbal III. Waktu Pelacakan dilakukan segera setelah laporan KIPI diterima (baik melalui lisan, SMS, atau telepon) Pelacakan dilakukan pada : 1. KIPI serius, yaitu setiap KIPI yang menyebabkan kematian, rawat inap atau perpanjangan rawat inap, kecacatan yang menetap atau signifikan, atau yang mengancam kehidupan, dan 2. KIPI yang menimbulkan perhatian serius / rumor pada keluarga atau masyarakat IV. Tahapan a. Pastikan kebenaran informasi laporan KIPI b. Laporkan informasi KIPI pada pimpinan setempat c. Lakukan penilaian untuk menentukan apakah pelacakan diperlukan atau tidak d. Bila diperlukan pelacakan, segera lakukan koordinasi dengan tim pelacakan e. Lakukan pelacakan segera setelah menerima laporan dengan membawa formulir KIPI serius dan formulir investigasi f. Kumpulkan data umum g. Kumpulkan data kejadian penyakit h. Kumpulkan data penunjang diagnose penyakit i. Kumpulkan data tentang tersangka vaksin j. Kumpulkan data tentang sasaran yang mendapatkan imunisasi dari vial yang sama k. Kumpulkan data orang lain yang tidak mendapatkan imunisasi dengan penyakit yang sama l. Kumpulkan data masalah medikolegal m. Isilah formulir KIPI serius dan formulir investigasi dengan data yang telah terkumpul n. Lakukan koordinasi dengan Komda PP-KIPI Provinsi untuk menganalisa laporan yang telah diisi dan menentukan klasifikasi lapangan laporan KIPI tersebut o. Membuat kesimpulan hasil pelacakan p. Lakukan penilaian pelayanan imunisasi q. Buat saran perbaikan untuk kasus karena kesalahan prosedur r. Mengirimkan hasil pelacakan tersebut ke Komnas PP-KIPI untuk dilakukan kajian kausalitas

8 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAPORAN KIPI I. Pelaksana Puskesmas : Kepala Puskesmas dan Koordinator Imunisasi Kabupaten/Kota : Seksi Imunisasi Dinkes Kabupaten/Kota Provinsi : Seksi Imunisasi Dinkes Kabupaten/Kota II. III. Peralatan KIPI non serius : a. Puskesmas : Formulir KIPI non serius b. Kab/Kota dan Prov. : EPI Info KIPI serius : a. Formulir KIPI serius b. Formulir Investigasi / Otopsi Verbal Waktu KIPI non serius : setiap bulan bersamaan dengan waktu pelaporan laporan rutin cakupan imunisasi KIPI serius : laporan dibuat secepatnya sehingga pelacakan segera dapat dilakukan. Kurun waktu pelaporan mengacu pada tabel di bawah ini. Pada keadaan tertentu, laporan satu kasus KIPI dapat dilaporkan beberapa kali sampai didapatkan kesimpulan akhir Jenjang Administrasi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Dinas Kesehatan Provinsi / Komda PP-KIPI Sub Direktorat Imunisasi / Komnas PP-KIPI Kurun waktu diterimanya laporan 24 jam dari saat penemuan kasus jam dari saat penemuan kasus 24 jam 7 hari dari saat penemuan kasus IV. Tahapan KIPI Non Serius Puskesmas : a. Lakukan rekapitulasi laporan KIPI dari setiap tempat pelayanan imunisasi dengan menggunakan formulir KIPI non serius b. Laporkan rekapitulasi tersebut ke Kabupaten/Kota setiap tanggal 5 bersamaan dengan laporan bulanan rutin cakupan imunisasi Kabupaten/Kota : a. Lakukan rekapitulasi laporan KIPI dari setiap Puskesmas b. Masukkan rekapitulasi tersebut ke dalam program EPI Info c. Laporkan ke Provinsi setiap tanggal 10 bersamaan dengan laporan bulanan rutin cakupan imunisasi Provinsi : a. Lakukan rekapitulasi laporan KIPI dalam EPI Info dari setiap Kabupaten/Kota b. Laporkan ke Pusat setiap tanggal 15 bersamaan dengan laporan bulanan rutin cakupan imunisasi c. Bila diperlukan, lakukan analisa dari laporan KIPI yang diterima (misalnya apabila terdapat perubahan pola KIPI berdasarkan lokasi dan waktu) dan kemudian laporkan hasil analisa tersebut ke Pusat

9 KIPI Serius a. Lakukan laporan sementara via telepon secara berjenjang dalam waktu 24 jam setelah laporan KIPI serius diterima (mulai dari penerima laporan Kepala Puskesmas/Koordinator Imunisasi Puskesmas Seksi Imunisasi Dinkes Kabupaten/Kota Seksi Imunisasi Dinkes Provinsi Subdit Imunisasi Kemkes RI) b. Lakukan pelacakan oleh Tim Pelacakan c. Lengkapi formulir KIPI serius dan formulir Investigasi d. Lakukan koordinasi dengan Komda PP-KIPI Provinsi untuk menganalisa laporan yang telah diisi dan menentukan klasifikasi lapangan laporan KIPI tersebut e. Membuat kesimpulan hasil pelacakan f. Lakukan penilaian pelayanan imunisasi g. Buat saran perbaikan untuk kasus karena kesalahan prosedur h. Mengirimkan laporan hasil pelacakan tersebut ke Subdit Imunisasi Kemkes RI sebagai bahan kajian kausalitas yang akan dilakukan oleh Komnas PP-KIPI

10 SOP PEMELIHARAAN LEMARI ES Pelaksana Penanggung Jawab Alat dan Bahan : Koordinator Imunisasi (Korim) : Kepala Puskesmas : Pulpen, obeng, kuas lembut/spon busa, lap kering, sabun Cara mekukan pemeliharaan lemari es 1. Pemeliharaan Harian a. Lakukan pengecekan suhu dengan menggunakan thermometer atau alat pemantau suhu digital setiap pagi dan sore, termasuk hari libur. b. Periksa apakah terjadi bunga es dan periksa ketebalan bunga es? Apakah bunga es labih dari 0,5 cm lakukan defrosting (pencairan bunga es). Sesuai dengan SOP defrosting. c. Lakukan pencatatan langsung setelah pengecekan suhu pada kartu pencatatan suhu setiap pagi dan sore. 2. Pemeliharaan Mingguan a. Periksa steker jangan sampai kendor, bila kendor kancangkan baut dengan obeng. b. Perhatikan adanya tanda tanda striker hangus dengan melihat perubahan warna pada steker, jika itu terjadi gantilah dengan steker yang baru c. Sebelum membersihkan badan lemari es cabut steker terlebih dahulu agar tidak terjadi konsleting. d. Bersihkan seluruh badan lemari es dengan menggunakan lap basah, kuas yang lembut/spon busa dan sabun. e. Keringkan kembali badan lemari es dengan lap kering. f. Selama membersihkan badan lemari es, jangan membuka pintu lemari es untuk menjaga suhu tetap 2 s/d 8 C. g. Colokkan kembali steker setelah selesai. h. Catat kegiatan pemeliharaan mingguan pada kartu pemeliharaan lemari es. 3. Pemeliharaan Bulanan a. Sehari sebelum pemeliharaan bulanan, kondisikan cool pack (kotak dingin cair), vaksin carrier atau cold box. b. Pindahkan vaksin kedalam vaksin carrier atau cold box yang telah berisi cool pack (kotak dingin cair). Sesuai dengan SOP Penyimpanan Vaksin. c. Cabut steker untuk melakukan defrosting. Sesuai dengan SOP defrosting. d. Lakukan pembersihan kondensor, pada model terbuka gunakan sikat yang lembut atau dengan tekanan udara, pada model tertutup tidak perlu dilakukan pembersihan. e. Periksa kerapatan pintu menggunakan selembar kertas, bila kertas sulit ditarik berarti karet pintu masih baik, sebaliknya bila kertas mudah ditarik berarti karet sudah mengerah dan beri bedak. f. Bila ditemukan baut kendor pada engsel pintu kencangkan dengan menggunakan obeng. g. Colokkan kembali steker setelah selesai. h. Setelah suhu mencapai 2 s/d 8 C, susun kembali vaksin kedalam lemari es. Sesuai dengan SOP Penyimpana Vaksin. i. Catat kegiatan pemeliharaan bulanan pada kartu pemeliharaan lemari es.

11 STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PENANGANAN VAKSIN DALAM KEADAAN BENCANA TINGKAT PUSKESMAS DAN PUSTU Tujuan : Dapat menangani vaksin program imunisasi secara aman bila terjadi bencana (gunung meletus, banjir, gempa bumi, dsb) Tahapan : a. Menggunakan lemari es kompresi dengan listrik 24 jam Periksa suhu pada thermometer di lemari es, pastikan masih berada pada +2 C s/d +8 C Upayakan jangan membuka lemari es selama listrik padam Lemari es yang/diisi coolpack pada saat listrik padam maka akan berfungsi menahan dingin Hidupkan generator bila ada b. Menggunakan lemari es absorpsi dengan listrik 24 jam Periksa suhu pada thermometer di lemari es, pastikan masih berada pada +2 C s/d +8 C Upayakan jangan membuka lemari es selama listrik padam Bila menggunakan lemari es type RCW 42 EK atau RCW 50 EK pada saat listrik padam maka akan berfungsi sebagai coolbox Lemari es yang/diisi coolpack pada saat listrik padam maka akan berfungsi menahan dingin Siapkan pengoperasian dengan menggunakan nyala api minyak tanah atau gas, pastikan tangki minyak tanah atau volume gas pada lemari es dalam keadaan cukup Cabut steker lemari es yang menempel pada stop kontak listrik Ikuti petunjuk tata cara mengoperasikan lemari es dengan menggunakan minyak tanah tau gas

12 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENANGGULANGAN KIPI I. Pelaksana a. Tenaga medis dan paramedic b. Kepala Puskesmas II. Peralatan a. Peralatan medis sesuai kondisi b. Surat keterangan rawat dan formulir KIPI untuk Jaminan Perawatan III. Waktu Segera pada saat kasus KIPI terjadi IV. Tahapan a. Siapkan antisipasi penanggulangan sesuai permasalahan b. Lakukan penanggulangan sesuai permasalahan c. Bila kasus tidak dapat ditangani di Puskesmas, siapkan rujukan ke RS Pemerintah atas RS terdekat d. Lakukan rujukan setelah kondisi pasien stabil dan formulir KIPI telah dilengkapi e. Bila kasus dapat ditangani, lengkapi formulir KIPI f. Pulangkan pasien bila kondisi telah stabil g. Koordinasikan kasus dengan Komda PP-KIPI setempat V. Jaminan Pembiayaan a. Tentukan apakah pasien memiliki jaminan pembiayaan kesehatan b. Bila ada, pembiayaan KIPI mengacu pada jaminan tersebut c. Bila tidak ada, lakukan koordinasi dengan pengelola program Imunisasi dan Yankes di Dinkes Kabupaten/Kota atau Dnkes Provinsi, agar membuat surat permohonan jaminan pembiayaan KIPI, yang ditujukan kepada Direktur Bina Upaya Kesehatan Rujukan Kemkes RI, ditembuskan kepada Ka Subdit RSU Publik dan Ka Subdit Imunisasi

13 SOP PENYIMPANAN VAKSIN DAN PELARUT PROGRAM IMUNISASI TINGKAT PUSKESMAS Pelaksana Penanggung Jawab : Koordinator Imunisasi (Korim) : Kepala Puskesmas Alat-alat yang dibutuhkan : 1. Lemari es 2. Coolpack / kotak dingin cair 3. Alat pemantau paparan suhu beku (Freeze Tag) 4. Alat pemantau paparan suhu panas (Vaccine Cold Chain Monitor / VCCM) 5. Thermometer 6. Grafik catatan suhu 7. Petunjuk pembacaan VVM (poster, leaflet) Langkah-langkah : 1. Pastikan lemari es buka atas dalam kondisi baik dengan ketentuan sebagai berikut : a. Lemari es pada posisi datar b. Terlindung dari sinar matahari langsung c. Terdapat stabilisator pada setiap lemari es d. Satu stop kontak untuk setiap lemari es e. Jarak antara lemari es dengan dinding cm f. Jarak antar lemari es yang satu dengan yang lain cm g. Tidak terdapat bunga es yang tebal pada evaporator 2. Letakkan grafik catatan suhu pada bagian atas lemari es 3. Letakkan coolpack pada bagian dasar lemari es 4. Pastikan bahwa semua vaksin berada di dalam dus vaksin 5. Letakkan vaksin sesuai dengan sensitifitasnya : a. Sensitif panas (BCG, Campak dan Polio) dekat evaporator b. Sensitif beku (Hepatitis B, DPT-HB, TT, DT dan Td) jauh evaporator 6. Pelarut disimpan pada suhu ruang terlindung dari sinar matahari langsung 7. Vaksin dengan masa kadaluarsa pendek atau VVM B diletakkan di bagian atas 8. Beri jarak antar dus vaksin 1-2 cm untuk sirkulasi udara 9. Letakkan 1 buah thermometer pada bagian tengah diantara vaksin 10. Letakkan 1 buah alat pemantau paparan beku diantara vaksin yang sensitif beku 11. Letakkan VCCM pada tempat penyimpanan vaksin BCG 12. Periksa suhu lemari es 2 kali sehari pagi dan sore (termasuk hari libur) kemudian catat pada grafik suhu JANGAN ADA BARANG LAIN SELAIN VAKSIN DI DALAM LEMARI ES VAKSIN YANG RUSAK ATAU KADALUARSA JANGAN DISIMPAN DALAM LEMARI ES

14 STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PENANGANAN VAKSIN BILA LISTRIK PADAM TINGKAT PUSKESMAS DAN PUSTU Tujuan : Dapat menangani vaksin program imunisasi secara aman bila listrik padam Penanggung jawab : Pengelola vaksin program imunisasi Tahapan : a. Jangan membuka pintu lemari es/freezer yang berisi vaksin b. Periksa suhu pada thermometer, pastikan suhu lemari es diantara +2 C s/d +8 C dan suhu freezer diantara -15 C s/d -25 C c. Hidupkan generator bila ada d. Bila tidak ada generator, siapkan kotak dingin cair/beku secukupnya e. Apabila suhu lemari es sudah mendekati +8 C masukkan kotak dingin cair ke dalam lemari es yang berisi vaksin Td, TT, HB, DT-HB, Campak & BCG f. Apabila suhu freezer sudah mendekati 0 C masukkan kotak dingin beku ke dalam freezer yang berisi vaksin polio g. Tindakan ini hanya berlaku selama 2 x 24 jam h. Selanjutnya setelah 2 x 24 jam selamatkan vaksin dengan mengirim ke Puskesmas atau Kabupaten/Kota terdekat yang dapat menampung i. Carilah informasi berapa lama aliran listrik kembali normal

15 STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PENANGANAN VAKSIN BILA LISTRIK PADAM TINGKAT KABUPATEN/KOTA Tujuan : Dapat menangani vaksin program imunisasi secara aman bila listrik padam Penanggung jawab : Pengelola vaksin program imunisasi Tahapan : a. Menggunakan lemari es kompresi dengan listrik 24 jam Periksa suhu pada thermometer di lemari es, pastikan masih berada pada +2 C s/d +8 C Upayakan jangan membuka lemari es selama listrik padam Lemari es yang/diisi coolpack pada saat listrik padam maka akan berfungsi menahan dingin Hidupkan generator bila ada b. Menggunakan lemari es absorpsi dengan listrik 24 jam Periksa suhu pada thermometer di lemari es, pastikan masih berada pada +2 C s/d +8 C Upayakan jangan membuka lemari es selama listrik padam Bila menggunakan lemari es type RCW 42 EK atau RCW 50 EK pada saat listrik padam maka akan berfungsi sebagai coolbox Lemari es yang/diisi coolpack pada saat listrik padam maka akan berfungsi menahan dingin Siapkan pengoperasian dengan menggunakan nyala api minyak tanah atau gas, pastikan tangki minyak tanah atau volume gas pada lemari es dalam keadaan cukup Cabut steker lemari es yang menempel pada stop kontak listrik Ikuti petunjuk tata cara mengoperasikan lemari es dengan menggunakan minyak tanah tau gas

16 SOP Pelayanan Imunisasi oleh Petugas Kesehatan di Posyandu dan Pelayanan Luar Gedung lainnya Pelaksana Penanggung Jawab : Vaksinator (bidan desa dan perawat) : Kepala Puskesmas Alat dan bahan : Alat transportasi dan kelengkapannya Buku kuning/buku kohort bayi dan kohort ibu Alat tulis Vaccine carrier dan coolpack ADS 0,05 ml, 0,5 ml, 5 ml dan safety box Vaksin dan pelarut, anafilaktik kit Sabun, kapas, kantong plastik dan air bersih Langkah-langkahnya : 1. Sehari sebelum pelayanan, pastikan kepada kader bahwa semua sasaran sudah mendapatkan imunisasi dan kesiapan pelaksanaan posyandu menit sebelum ke posyandu, pastikan semua vaksin dan logistic (termasuk anafilaktik kit) dalam kondisi VVM A?B dan tidak kadaluarsa, jumlah sesuai sasaran serta siap untuk dibawa 3. Jangan lupa membawa surat tugas dan buku pencatatan hasil imunisasi (buku kuning) 4. Pastikan kesiapan kendaraan yang akan digunakan ke Posyandu 5. Kemas semua peralatan dengan baik di kendaraan 6. Setiba di Posyandu, letakkan semua logistik di tempat yang aman 7. Vaksin carrier harus diletakkan pada meja yang tidak terpapar sinar matahari langsung, disebelahnya diletakkan alat suntik, kapas, air hangat, format pencatatan dan anafilaktik kit. Letakkan safety box dan plastik sampah di bawah meja 8. Cuci tangan dengan sabun setiap akan memberikan imunisasi 9. Lakukan skrinning setiap sasaran meliputi umur, riwayat imunisasi sebelumnya, KIPI yang pernah dialami, riwayat penyakit, keadaan kesehatan saat ini 10. Tentukan dan informasikan kepada orang tuanya jenis dan manfaat imunisasi yang akan diberikan saat ini 11. Ambil vaksin yang akan diberikan dan pastikan kondisi VVM A/B, tidak beku dan tidak kadaluarsa 12. Untuk imunisasi oral, ambil alat penetes, keluarkan dari plastik kemasan, buang kemasan ke dalam plastik sampah 13. Ambil alat suntik, pastikan bahwa tidak kadaluarsa, keluarkan dari plastik kemasan, buang kemasan ke dalam plastik sampah 14. Buka tutup jarum suntik, buang tutup jarum suntik ke dalam plastik sampah 15. Untuk vaksin yang membutuhkan pelarut, larutkan vaksin sesuai dengan SOP persiapan vaksin 16. Tusukkan jarum suntik ke dalam botol vaksin pastikan ujung jarum selalu berada di dalam cairan vaksin, sedot vaksin sesuai dengan dosis yang dibutuhkan 17. Apabila terdapat gelembung pada alat suntik atau kelebihan dosis, buang gelembung atau kelebihan dosis yang ada tanpa mencabut jarum dari botol vaksin 18. Lepaskan alat suntik dari botol vaksin 19. Bersihkan lokasi penyuntikan dengan kapas basah, tunggu hingga kering 20. Berikan vaksin sesuai dengan SOP cara pemberian vaksin 21. Buang langsung alat suntik yang telah digunakan tanpa menutupnya (non recapping) ke dalam safety box 22. Berikan informasi kepada orang tua tentang kapan kunjungan berikutnya, dan kemungkinan efek simpang yang akan dialami oleh anak sesudah imunisasi serta cara penanggulangannya

17 23. Beritahu orang tua agar menunggu 30 menit di posyandu untuk memantau kemungkinan terjadinya efek samping 24. Catat hasil imunisasi sesuai dengan kolom yang tersedia pada buku kohort bayi/ibu/buku kuning 25. Pastikan limbah bukan tajam dimasukkan ke dalam kantong plastik 26. Cuci tangan dengan sabun setiap selesai pemberian imunisasi 27. Setelah selesai semua pelayanan, lakukan evaluasi kegiatan bersama kader dengan tahapan : a. Hitung jumlah sasaran yang dating untuk tiap jenis vaksin yang diberikan b. Bandingkan dengan data target sasaran pada bulan ini, diskusikan dengan kader kemungkinan penyebab ketidakhadiran sasaran c. Susun rencana tindak lanjut termasuk bagaimana memotivasi sasaran yang tidak hadir 28. Bawa pulang sisa logistik yang belum digunakan dan limbah ke Puskesmas 29. Setiba di Puskesmas, simpan kembali vaksin di dalam lemari es pada tempat yang terpisah atau diberi tanda 30. Catatan hasil imunisasi dan pemakaian logistik diserahkan kepada koordinator imunisasi

18 SOP Pelayanan Imunisasi oleh Petugas Kesehatan di Puskesmas dan Fasilitas Kesehatan lainnya Pelaksana Penanggung Jawab : Vaksinator (bidan desa dan perawat) : Kepala Puskesmas Alat dan bahan : Buku bantu/buku kuning/buku kohort bayi Alat tulis Vaccine carrier dan safetybox ADS 0,05 ml, 0,5 ml, 5 ml Vaksin dan pelarut, anafilaktik kit Sabun, kapas, kantong plastik dan air bersih Langkah-langkahnya : 1. Sehari sebelum pelayanan, masukkan pelarut dan coolpack ke dalam lemari es menit sebelum pelayanan imunisasi, pastikan semua vaksin dan logistik (termasuk anafilaktik kit) dalam kondisi VVM A/B dan tidak kadaluarsa 3. Siapkan buku pencatatan hasil imunisasi (buku kohort bayi/ibu) 4. Ambil vaksin dan pelarut dari lemari es sesuai dengan perkiraan kebutuhan, dan masukkan ke dalam vaksin carrier yang telah berisi coolpack 5. Vaksin carrier harus diletakkan pada meja yang tidak terpapar sinar matahari langsung, disebelahnya diletakkan alat suntik, kapas, air hangat, format pencatatan dan anafilaktik kit. Letakkan safety box dan plastik sampah di bawah meja 6. Cuci tangan dengan sabun setiap akan memberikan imunisasi 7. Lakukan skrinning setiap sasaran meliputi umur, riwayat imunisasi sebelumnya, KIPI yang pernah dialami, riwayat penyakit, keadaan kesehatan saat ini 8. Tentukan dan informasikan kepada orang tuanya jenis dan manfaat imunisasi yang akan diberikan saat ini 9. Ambil vaksin yang akan diberikan dan pastikan kondisi VVM A/B, tidak beku dan tidak kadaluarsa, serta tulis tanggal dan waktu pertama kali digunakan 10. Untuk imunisasi oral, ambil alat penetes, keluarkan dari plastik kemasan, buang kemasan ke dalam plastik sampah 11. Ambil alat suntik, pastikan bahwa tidak kadaluarsa, keluarkan dari plastik kemasan, buang kemasan ke dalam plastik sampah 12. Buka tutup jarum suntik, buang tutup jarum suntik ke dalam plastik sampah 13. Untuk vaksin yang membutuhkan pelarut, larutkan vaksin sesuai dengan SOP persiapan vaksin 14. Tusukkan jarum suntik ke dalam botol vaksin pastikan ujung jarum selalu berada di dalam cairan vaksin, sedot vaksin sesuai dengan dosis yang dibutuhkan 15. Apabila terdapat gelembung pada alat suntik atau kelebihan dosis, buang gelembung atau kelebihan dosis yang ada tanpa mencabut jarum dari botol vaksin 16. Lepaskan alat suntik dari botol vaksin 17. Bersihkan lokasi penyuntikan dengan kapas basah, tunggu hingga kering 18. Berikan vaksin sesuai dengan SOP cara pemberian vaksin 19. Buang langsung alat suntik yang telah digunakan tanpa menutupnya (non recapping) ke dalam safety box 20. Berikan informasi kepada orang tua tentang kapan kunjungan berikutnya, dan kemungkinan efek simpang yang akan dialami oleh anak sesudah imunisasi serta cara penanggulangannya 21. Beritahu orang tua agar menunggu 30 menit di Puskesmas untuk memantau kemungkinan terjadinya efek samping

19 22. Catat hasil imunisasi sesuai dengan kolom yang tersedia pada buku kohort bayi/ibu/buku kuning 23. Pastikan limbah bukan tajam dimasukkan ke dalam kantong plastik 24. Cuci tangan dengan sabun setiap selesai pemberian imunisasi 25. Vaksin sisa dan yang belum digunakan disimpan kembali ke dalam lemari es pada tempat yang terpisah dan diberi tanda 26. Catatan hasil imunisasi dan pemakaian logistik diserahkan kepada koordinator imunisasi

Lampiran 1. Jadwal Penelitian. Bulan Maret April Mei Juni Juli

Lampiran 1. Jadwal Penelitian. Bulan Maret April Mei Juni Juli 66 Lampiran 1. Jadwal Penelitian Jenis kegiatan Pelaksanaan seminar proposal 1 penelitian Pengurusan surat pengantar penelitian dari jurusan Farmasi UII Pengurusan surat perijinan penelitian ke 3 Dinas

Lebih terperinci

Kerusakan vaksin pada suhu dibawah 0 O C.

Kerusakan vaksin pada suhu dibawah 0 O C. Why.. RANTAI DINGIN Kerusakan vaksin pada suhu dibawah 0 O C. Hep B - 0,5 o C Maks ½ jam DPT, TT & DT - 5 C s/d 10 o C Maks 1,5 2 jam (Thermostability of Vaccines, WHO, 1998) Stabilitas vaksin di luar

Lebih terperinci

BUKU SAKU PETUNJUK TEKNIS. Tenaga Kesehatan di Lapangan

BUKU SAKU PETUNJUK TEKNIS. Tenaga Kesehatan di Lapangan BUKU SAKU PETUNJUK TEKNIS Tenaga Kesehatan di Lapangan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio 8-15 Maret 2016 Buku petunjuk teknis ini merupakan panduan bagi tenaga kesehatan untuk melaksanakan Pekan Imunisasi

Lebih terperinci

INSTRUMEN PENELITIAN PERILAKU BIDAN TENTANG PENYIMPANAN DAN TRANSPORTASI VAKSIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HELVETIA MEDAN 2014

INSTRUMEN PENELITIAN PERILAKU BIDAN TENTANG PENYIMPANAN DAN TRANSPORTASI VAKSIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HELVETIA MEDAN 2014 INSTRUMEN PENELITIAN PERILAKU BIDAN TENTANG PENYIMPANAN DAN TRANSPORTASI VAKSIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HELVETIA MEDAN 2014 No. Responden : (Diisi oleh peneliti) A. Data Karakteristik Responden Petunjuk

Lebih terperinci

Lampiran : 1. Kuesioner Penelitian

Lampiran : 1. Kuesioner Penelitian Lampiran : 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER PENELITIAN Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal terhadap Kepatuhan Petugas Kesehatan dalam Mengelola Vaksin di Kabupaten Labuhanbatu Selatan Identitas Responden

Lebih terperinci

PROFIL PENYIMPANAN VAKSIN DI PUSKESMAS DI KOTA KUPANG

PROFIL PENYIMPANAN VAKSIN DI PUSKESMAS DI KOTA KUPANG PROFIL PENYIMPANAN VAKSIN DI PUSKESMAS DI KOTA KUPANG Jefrin Sambara 1, Ni Nyoman Yuliani 2, Maria Lenggu 3, Yohana Ceme 4 Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Kupang Email : y.ninyoman@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM KIA DI UNIT PELAKSANA TEKNIS INDUSTRI GRESIK

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM KIA DI UNIT PELAKSANA TEKNIS INDUSTRI GRESIK PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM KIA DI UNIT PELAKSANA TEKNIS INDUSTRI GRESIK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program Kesehatan Ibu dan Anak ( KIA ) merupakan salah satu prioritas utama pembangunan

Lebih terperinci

SOP ( Standar Operasional Prosedur ) Imunisasi

SOP ( Standar Operasional Prosedur ) Imunisasi SOP ( Standar Operasional Prosedur ) Imunisasi Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Imunisasi, pengertian Imunisasi adalah suatu upaya untuk

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS KEGIATAN FLYING DOCTOR HEALTH CARE DI PROVINSI PAPUA BARAT TAHUN 2012

PETUNJUK TEKNIS KEGIATAN FLYING DOCTOR HEALTH CARE DI PROVINSI PAPUA BARAT TAHUN 2012 PETUNJUK TEKNIS KEGIATAN FLYING DOCTOR HEALTH CARE DI PROVINSI PAPUA BARAT TAHUN 2012 PROGRAM : Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 1. KEGIATAN : IMUNISASI 1. Imunisasi Bayi : HB0, BCG,DPT,POLIO,Campak

Lebih terperinci

Seksi Wabah dan Bencana Dinas Kesehatan Kota Surabaya

Seksi Wabah dan Bencana Dinas Kesehatan Kota Surabaya PEDOMAN PELAKSANAAN PIN POLIO Seksi Wabah dan Bencana Dinas Kesehatan Kota Surabaya Persiapan Pos PIN Polio Logistik : - Meja dan kursi - Vaksin Polio dan penetes/dropper - Vaccine carrier/termos - Cool

Lebih terperinci

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut ia tidak akan menderita penyakit tersebut (Depkes RI, 2004). Imunisasi atau

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut ia tidak akan menderita penyakit tersebut (Depkes RI, 2004). Imunisasi atau 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Imunisasi Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat bermakna dalam rangka penurunan angka kesakitan dan kematian yang

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat bermakna dalam rangka penurunan angka kesakitan dan kematian yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program imunisasi merupakan program yang memberikan sumbangan yang sangat bermakna dalam rangka penurunan angka kesakitan dan kematian yang disebabkan oleh berbagai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengelolaan Vaksin Perencanaan nasional penyelenggaraan imunisasi dilaksanakan oleh Pemerintah berdasarkan perencanaan yang disusun secara berjenjang mulai dari puskesmas,

Lebih terperinci

PELAYANAN IMUNISASI PANDUAN BAB I DEFINISI BAB II

PELAYANAN IMUNISASI PANDUAN BAB I DEFINISI BAB II PELAYANAN IMUNISASI No. Kode : Terbitan : No. Revisi : PEMERINTAH KAB. BANJARNEGARA PANDUAN Tgl. : MulaiBerlaku Halaman : / Tanda tangan UPT PUSKESMAS PURWAREJA KLAMPOK 1 Ditetapkan oleh : Kepala Puskesmas

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENYIMPANAN VAKSIN DENGAN KERUSAKAN VAKSIN DI PUSKESMAS SE-KOTA MADYA SIBOLGA TAHUN 2015 ELSARIKA DAMANIK ABSTRAK

HUBUNGAN PENYIMPANAN VAKSIN DENGAN KERUSAKAN VAKSIN DI PUSKESMAS SE-KOTA MADYA SIBOLGA TAHUN 2015 ELSARIKA DAMANIK ABSTRAK HUBUNGAN PENYIMPANAN VAKSIN DENGAN KERUSAKAN VAKSIN DI PUSKESMAS SE-KOTA MADYA SIBOLGA TAHUN 2015 ELSARIKA DAMANIK ABSTRAK Vaksin merupakan bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Saya yang bernama Julita/095102081 adalah mahasiswa Program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Medan. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang Pengetahuan

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN PELAYANAN IMUNISASI PROGRAM IMUNISASI

KERANGKA ACUAN PELAYANAN IMUNISASI PROGRAM IMUNISASI KERANGKA ACUAN PELAYANAN IMUNISASI PROGRAM IMUNISASI A. PENDAHULUAN Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum perlu diwujudkan sesuai dengan cita-cita Bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud

Lebih terperinci

CHECK LIST OBSERVASI LANGSUNG

CHECK LIST OBSERVASI LANGSUNG 84 Lampiran 1 CHECK LIST OBSERVASI LANGSUNG GAMBARAN TENTANG SISTEM COLD CHAIN DIHUBUNGKAN DENGAN PELAKSANAAN IMUNISASI DASAR LENGKAP DI PUSKESMAS CIPAGERAN KELURAHAN CITEURERUP KOTA CIMAHI PENGAMATAN

Lebih terperinci

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN LEMARI PENDINGIN (REFRIGERATOR) DOMO

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN LEMARI PENDINGIN (REFRIGERATOR) DOMO SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN LEMARI PENDINGIN (REFRIGERATOR) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN CHEST FREEZER DOMO

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN CHEST FREEZER DOMO SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN CHEST FREEZER DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian ini dengan

Lebih terperinci

No. Dok UPT.PUSKESMAS RANGKASBITUNG. Revisi KERANGKA ACUAN IMUNISASI. Tanggal Halaman A. PENDAHULUAN

No. Dok UPT.PUSKESMAS RANGKASBITUNG. Revisi KERANGKA ACUAN IMUNISASI. Tanggal Halaman A. PENDAHULUAN UPT.PUSKESMAS RANGKASBITUNG KERANGKA ACUAN IMUNISASI No. Dok Revisi Tanggal Halaman A. PENDAHULUAN Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum perlu diwujudkan sesuai dengan cita-cita Bangsa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penginderaan terhadap objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan diperoleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penginderaan terhadap objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan diperoleh BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pengetahuan (Knowledge) Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan diperoleh

Lebih terperinci

No Kode DAR2/Profesional/582/011/2018 PENDALAMAN MATERI FARMASI MODUL 011: DISTRIBUSI OBAT-OBAT KHUSUS. Dr. NURKHASANAH, M.Si., Apt.

No Kode DAR2/Profesional/582/011/2018 PENDALAMAN MATERI FARMASI MODUL 011: DISTRIBUSI OBAT-OBAT KHUSUS. Dr. NURKHASANAH, M.Si., Apt. No Kode DAR2/Profesional/582/011/2018 PENDALAMAN MATERI FARMASI MODUL 011: DISTRIBUSI OBAT-OBAT KHUSUS Dr. NURKHASANAH, M.Si., Apt. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Riset, Teknologi dan

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Vaksin Vaksin merupakan suatu produk biologik yang terbuat dari kuman, komponen kuman, atau racun kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan dan berguna

Lebih terperinci

DINAS KESEHATAN KOTA TANGERANG

DINAS KESEHATAN KOTA TANGERANG DINAS KESEHATAN KOTA TANGERANG UPT PUSKESMAS PANUNGGANGAN Jl. Kyai Maja No. 2 Panunggangan Kecamatan Pinang, Kota Tangerang Telp. (021) 22353600 KERANGKA ACUAN KEGIATAN IMUNISASI PUSKESMAS PANUNGGANGAN

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Salah satu faktor kunci dari keberhasilan suatu bisnis dan merupakan inti

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Salah satu faktor kunci dari keberhasilan suatu bisnis dan merupakan inti 19 BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Salah satu faktor kunci dari keberhasilan suatu bisnis dan merupakan inti dari suatu akifitas bisnis adalah pemasaran. Pemasaran

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGOPERASIAN

PETUNJUK PENGOPERASIAN PETUNJUK PENGOPERASIAN LEMARI PENDINGIN MINUMAN Untuk Kegunaan Komersial SC-178E SC-218E Harap baca Petunjuk Pengoperasian ini sebelum menggunakan. No. Pendaftaran : NAMA-NAMA BAGIAN 18 17 16 1. Lampu

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGGUNAAN Lemari Pendingin 2 pintu Bebas Bunga Es (No Frost)

PETUNJUK PENGGUNAAN Lemari Pendingin 2 pintu Bebas Bunga Es (No Frost) PETUNJUK PENGGUNAAN Lemari Pendingin 2 pintu Bebas Bunga Es (No Frost) DAFTAR ISI FITUR 2 PEMASANGAN 5 PENGOPERASIAN 6 MEMBERSIHKAN 8 PERINGATAN 9 PEMECAHAN MASALAH 10 No. Pendaftaran: PEMECAHAN MASALAH

Lebih terperinci

PERILAKU BIDAN TENTANG PENYIMPANAN DAN TRANSPORTASI VAKSIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HELVETIA MEDAN TAHUN 2014

PERILAKU BIDAN TENTANG PENYIMPANAN DAN TRANSPORTASI VAKSIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HELVETIA MEDAN TAHUN 2014 PERILAKU BIDAN TENTANG PENYIMPANAN DAN TRANSPORTASI VAKSIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HELVETIA MEDAN TAHUN 2014 NOVITA SAFITRI JAMBAK 135102100 KARYA TULIS ILMIAH PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.966, 2013 KEMENTERIAN KESEHATAN. Imunisasi. Penyelenggaraan. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

EVALUASI PENYIMPANAN DAN PENDISTRIBUSIAN VAKSIN DARI DINAS KESEHATAN KOTA MANADO KE PUSKESMAS TUMINTING, PUSKESMAS PANIKI BAWAH DAN PUSKESMAS WENANG

EVALUASI PENYIMPANAN DAN PENDISTRIBUSIAN VAKSIN DARI DINAS KESEHATAN KOTA MANADO KE PUSKESMAS TUMINTING, PUSKESMAS PANIKI BAWAH DAN PUSKESMAS WENANG EVALUASI PENYIMPANAN DAN PENDISTRIBUSIAN VAKSIN DARI DINAS KESEHATAN KOTA MANADO KE PUSKESMAS TUMINTING, PUSKESMAS PANIKI BAWAH DAN PUSKESMAS WENANG 1) Gebbie Prisili Lumentut 1), Nancy C. Pelealu 1),

Lebih terperinci

MENJAMIN KUALITAS VAKSIN DENGAN MANAJEMEN RANTAI DINGIN

MENJAMIN KUALITAS VAKSIN DENGAN MANAJEMEN RANTAI DINGIN MENJAMIN KUALITAS VAKSIN DENGAN MANAJEMEN RANTAI DINGIN RINANSITA WARIHWATI Fakultas Kedokteran uiversitas Gadjah Mada Yogyakarta Email: rinansita.warihwati@gmail.com ABSTRAK Kemajuan Konsep paradigma

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang bersifat deskriptif dengan rancangan kualitatif. Pengumpulan data yang diperoleh berasal dari data

Lebih terperinci

BAB VII PEMELIHARAAN RUTIN PADA LEMARI ES

BAB VII PEMELIHARAAN RUTIN PADA LEMARI ES BAB VII PEMELIHARAAN RUTIN PADA LEMARI ES Bab ini berisi tentang bagaimana memelihara fisik lemari es dengan benar. Pemeliharaan sangat diperlukan untuk menjaga keawetan lemari es. 7.1 Perawatan dan pembersihan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kepatuhan (bahasa Inggris: compliance) berarti mengikuti suatu spesifikasi, standar,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kepatuhan (bahasa Inggris: compliance) berarti mengikuti suatu spesifikasi, standar, BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kepatuhan Kepatuhan berasal dari kata patuh, menurut kamus umum Bahasa Indonesia, patuh artinya suka dan taat kepada perintah atau aturan, dan berdisiplin. Kepatuhan berarti

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR DINAS KESEHATAN UPT KESEHATAN MASYARAKAT SE-KABUPATEN GIANYAR

PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR DINAS KESEHATAN UPT KESEHATAN MASYARAKAT SE-KABUPATEN GIANYAR UPT KESEHATAN MASYARAKAT SE-KABUPATEN GIANYAR STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PENYIMPANAN VAKSIN UPT KESEHATAN MASYARAKAT SE-KABUPATEN GIANYAR STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PENGELOLAAN BARANG JASA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penurunan angka kematian bayi dan balita (bayi dibawah lima tahun) adalah

BAB I PENDAHULUAN. penurunan angka kematian bayi dan balita (bayi dibawah lima tahun) adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia masih menghadapi banyak masalah kesehatan yang cukup serius terutama dalam bidang kesehatan ibu dan anak. Salah satu faktor penting dalam penurunan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN IMUNISASI PUSKESMAS TANJUNGSARI SURABAYA KATA PENGANTAR

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN IMUNISASI PUSKESMAS TANJUNGSARI SURABAYA KATA PENGANTAR PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN IMUNISASI PUSKESMAS TANJUNGSARI SURABAYA KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum perlu diwujudkan sesuai

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 20, Tambahan L

2017, No Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 20, Tambahan L BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.559, 2017 KEMENKES. Penyelenggaraan Imunisasi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN IMUNISASI DENGAN

Lebih terperinci

Village Activity Mapping Service Availability Mapping Provinsi Jawa Barat

Village Activity Mapping Service Availability Mapping Provinsi Jawa Barat FORUM NASIONAL II : Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia Village Activity Mapping Service Availability Mapping Provinsi Jawa Barat Deni K Sunjaya, Dewi MDH Universitas Padjadjaran HOTEL HORISON MAKASSAR,

Lebih terperinci

PEDOMAN INTERNAL IMUNISASI UPTD PUSKESMAS LANGKAPLANCAR DINAS KESEHATAN KABUPATEN PANGANDARAN

PEDOMAN INTERNAL IMUNISASI UPTD PUSKESMAS LANGKAPLANCAR DINAS KESEHATAN KABUPATEN PANGANDARAN PEDOMAN INTERNAL IMUNISASI UPTD PUSKESMAS LANGKAPLANCAR DINAS KESEHATAN KABUPATEN PANGANDARAN BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG. Untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal dibidang kesehatan

Lebih terperinci

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PELUMAT (BLENDER) DOMO

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PELUMAT (BLENDER) DOMO SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PELUMAT (BLENDER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencegah terhadap penyakit tertentu. Sedangkan vaksin adalah bahan yang

BAB I PENDAHULUAN. mencegah terhadap penyakit tertentu. Sedangkan vaksin adalah bahan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit

Lebih terperinci

Pengelolaan Program Imunisasi

Pengelolaan Program Imunisasi Pengelolaan Program Imunisasi 1. Upaya Pencegahan PD3I a. Sasaran - Bayi - Ibu Hamil, Wanita Usia Subur (WUS) - Anak Sekolah b. Standar Program Imunisasi b.1 Standar Logistik Pengertian logistik imunisasi

Lebih terperinci

Bahasa Indonesia BLENDER MODEL NO : MJYL-C051.

Bahasa Indonesia BLENDER MODEL NO : MJYL-C051. Bahasa Indonesia BLENDER MODEL NO : MJYL-C051 www.marubi.co.id DAFTAR ISI BLENDER MJYL C051 Buku Pentunjuk Pemakaian DAFTAR ISI Bab I Langkah Pengamanan Penting... 2 Bab II Bagian-bagian dan Isi... 4 Bab

Lebih terperinci

UCI? TARGET: 139 desa minimal 80 % mencapai semua indikator Imunisasi ( HB-0, POL, DPT-KOMBO, DAN CAMPAK )

UCI? TARGET: 139 desa minimal 80 % mencapai semua indikator Imunisasi ( HB-0, POL, DPT-KOMBO, DAN CAMPAK ) C3-1 KAB.LOTENG TH 2015 JUMLAH PENDUDUK 900,120 jiwa SASARAN IMUNISASI BAYI : 19.623 bayi BUMIL: 21.585 orang UCI? TARGET: 139 desa minimal 80 % mencapai semua indikator Imunisasi ( HB-0, POL, DPT-KOMBO,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian. Vaksin merupakan material biologis yang sangat mudah kehilangan potensinya. Bila ini terjadi maka akan terjadi kegagalan vaksin untuk menstimulasi respon

Lebih terperinci

Penyimpanan Obat. Standar penyimpanan obat yang sering di gunakan adalah sebagai berikut :

Penyimpanan Obat. Standar penyimpanan obat yang sering di gunakan adalah sebagai berikut : Penyimpanan Obat Penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara menempatkan obat-obatan yang diterima pada tempat yang dinilai aman dari pencurian serta gangguan dari fisik yang

Lebih terperinci

EVALUASI DISTRIBUSI DAN PENYIMPANAN VAKSIN DI DINAS KESEHATAN KAB.MAJENE SULAWESI BARAT

EVALUASI DISTRIBUSI DAN PENYIMPANAN VAKSIN DI DINAS KESEHATAN KAB.MAJENE SULAWESI BARAT FORUM NASIONAL II : Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia EVALUASI DISTRIBUSI DAN PENYIMPANAN VAKSIN DI DINAS KESEHATAN KAB.MAJENE SULAWESI BARAT UMMU KALSUM T, S.Farm,Apt,MPH MANAJEMEN KEBIJAKAN OBAT

Lebih terperinci

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PELUMAT (BLENDER) DOMO

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PELUMAT (BLENDER) DOMO SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PELUMAT (BLENDER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian ini

Lebih terperinci

DRAFT SUPERVISI PROGRAM IMUNISASI DI INDONESIA

DRAFT SUPERVISI PROGRAM IMUNISASI DI INDONESIA DRAFT SUPERVISI PROGRAM IMUNISASI DI INDONESIA SUBDIT IMUNISASI DITJEN PP & PL DEPARTEMEN KESEHATAN RI TAHUN 2006 1 I. Pendahuluan Program imunisasi dimulai secara nasional sejak tahun 1977 dan secara

Lebih terperinci

Karakteristik Responden. 2. Lama Bertugas / pengalaman bekerja. 3.Mengikuti pelatihan APN ( Asuhan persalinan Normal)

Karakteristik Responden. 2. Lama Bertugas / pengalaman bekerja. 3.Mengikuti pelatihan APN ( Asuhan persalinan Normal) Lampiran 1. No.Responden : Tanggal : Karakteristik Responden 1. Pendidikan Bidan a. DI b. DIII c. DIV d. S2 2. Lama Bertugas / pengalaman bekerja. a. < 5 Tahun b. 5-10 Tahun c. >10 Tahun 3.Mengikuti pelatihan

Lebih terperinci

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN TUDUNG HISAP (EXHAUST HOOD) DOMO

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN TUDUNG HISAP (EXHAUST HOOD) DOMO SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN TUDUNG HISAP (EXHAUST HOOD) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

(3) Gambar 8.1 Pengaturan suhu dalam lemari es, (1) cold, (2) normal, (3) warm

(3) Gambar 8.1 Pengaturan suhu dalam lemari es, (1) cold, (2) normal, (3) warm BAB VIII MASALAH-MASALAH YANG SERING MUNCUL PADA LEMARI ES Masalah yang akan dibahas pada bab ini adalah masalah yang umum/sering muncul pada lemari es. Diharapkan pengetahuan ini juga bisa diserap bukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Visualisasi Proses Pembuatan Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih dahulu harus mengetahui masalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan pembangunan di bidang kesehatan adalah mewujudkan manusia yang sehat, cerdas dan produktif. Pembangunan kesehatan menitikberatkan pada programprogram yang mempunyai

Lebih terperinci

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN TUNGKU PEMANGGANG (TOASTER OVEN) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

PERESEPAN, PEMESANAN DAN PENGELOLAAN OBAT

PERESEPAN, PEMESANAN DAN PENGELOLAAN OBAT PERESEPAN, PEMESANAN DAN PENGELOLAAN OBAT SOP No. Dokumen No. Revisi : Tanggal Terbit : 51.VIII/SOP/PNG/V/2016 : 3 Mei 2016 Halaman : 1/ 6 UPT PUSKESMAS PANUNGGANGAN 1. Pengertian 2. Tujuan 3. Kebijakan

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGELOLAAN RANTAI DINGIN VAKSIN PROGRAM IMUNISASI DASAR (Studi di 12 Puskesmas Induk Kabupaten Sarolangun)

GAMBARAN PENGELOLAAN RANTAI DINGIN VAKSIN PROGRAM IMUNISASI DASAR (Studi di 12 Puskesmas Induk Kabupaten Sarolangun) GAMBARAN PENGELOLAAN RANTAI DINGIN VAKSIN PROGRAM IMUNISASI DASAR (Studi di 12 Puskesmas Induk Kabupaten Sarolangun) Kairul, Ari Udiyono, Lintang Dian Saraswati Peminatan Epidemiologi dan Penyakit Tropik

Lebih terperinci

Rumus untuk membuat larutan klorin 0,5% dari larutan konsentrat berbentuk cair :

Rumus untuk membuat larutan klorin 0,5% dari larutan konsentrat berbentuk cair : Rumus untuk membuat larutan klorin 0,5% dari larutan konsentrat berbentuk cair : Jumlah bagian air = (% larutan konsentrat : % larutan yang diinginkan)- 1 Contoh : Untuk membuat larutan klorin 0,5% dari

Lebih terperinci

- Rakel dengan lebar sesuai kebutuhan. - Penggaris pendek atau busur mika untuk meratakan emulsi afdruk;

- Rakel dengan lebar sesuai kebutuhan. - Penggaris pendek atau busur mika untuk meratakan emulsi afdruk; CARA SABLON MANUAL ALAT DAN BAHAN CETAK SABLON Alat: - Meja sablon, selain digunakan untuk menyablon meja ini digunakan pada saat afdruk screen. Bagian utama meja adalah kaca (tebal 5 mm), lampu neon 2

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SOP-110809001-LMB-01 00 `10 November 2014 1 DARI 5 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Dibuat Oleh : Petugas Limbah/Kesling Disetujui Oleh : Kepala Puskesmas ( Iskimi,Amkl ) NIP.19631025 199103 1 009 ( dr.h.t.fadhly

Lebih terperinci

Sterilisasi menggunakan Sterilisator Ozon & IM

Sterilisasi menggunakan Sterilisator Ozon & IM Sterilisasi menggunakan Sterilisator Ozon & IM STERILISASI MENGGUNAKAN STERILISATOR OZON & IM ( INFRA MERAH ) Sterilisasi adalah suatu pengelolaan alat atau bahan yang bertujuan untuk menghancurkan semua

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar.

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. DAFTAR ISI Kata Pengantar. i Daftar isi. iii Bab I Pendahuluan.. 1 A. Latar Belakang... 1 B. Landasan Hukum... 2 C. Pengertian.. 2 D. Tujuan. 3 E. Sasaran... 3 F. Dosis dan Cara Pemberian. 3 G. Waktu dan

Lebih terperinci

S o l a r W a t e r H e a t e r. Bacalah buku panduan ini dengan seksama sebelum menggunakan / memakai produk Solar Water Heater.

S o l a r W a t e r H e a t e r. Bacalah buku panduan ini dengan seksama sebelum menggunakan / memakai produk Solar Water Heater. BUKU PANDUAN SOLAR WATER HEATER Pemanas Air Dengan Tenaga Matahari S o l a r W a t e r H e a t e r Bacalah buku panduan ini dengan seksama sebelum menggunakan / memakai produk Solar Water Heater. Pengenalan

Lebih terperinci

Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan.

Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan. Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan. Cara menggunakannya adalah dibersihkan, dikalibrasi, lalu dikeringkandengan lap. Kemudian dimasukkan larutan

Lebih terperinci

UPT. PUSKESMAS KLUNGKUNG I

UPT. PUSKESMAS KLUNGKUNG I PERENCANAAN KEBUTUHAN Proses kegiatan seleksi obat dan bahan medis habis pakai untuk menentukan jenis dan jumlah obat dan bahan medis habis pakai dalam rangka pemenuhan kebutuhan obat dan bahan medis habis

Lebih terperinci

Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan.

Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan. Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk Cara nya Pembersihan sangat mengencerkan suatu larutan. adalah dibersihkan, dikalibrasi, lalu disarankan busa / dikeringkandengan lap.

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA. A. Pedoman Wawancara dengan Kepala Puskesmas Berohol Kota Tebing Tinggi

PEDOMAN WAWANCARA. A. Pedoman Wawancara dengan Kepala Puskesmas Berohol Kota Tebing Tinggi Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA PELAKSANAAN FUNGSI MANAJEMEN PROGRAM IMUNISASI DALAM PENCAPAIAN TARGET UCI DI PUSKESMAS BEROHOL, KECAMATAN BAJENIS, KOTA TEBING TINGGI TAHUN 2015 A. Pedoman Wawancara dengan

Lebih terperinci

Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion

Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion NACC10 Untuk Penggunaan Rumah Tangga Mohon agar Buku Petunjuk Pemakaian ini dibaca dengan baik sebelum pemakaian, dan pakailah peralatan dengan

Lebih terperinci

Lembar Kerja 1 Tugas, Fungsi, Kewenangan, dan Dasar Hukum Kelembagaan

Lembar Kerja 1 Tugas, Fungsi, Kewenangan, dan Dasar Hukum Kelembagaan Lembar Kerja 1 Tugas, Fungsi, Kewenangan, dan Dasar Hukum Kelembagaan Unit / Satker Pelayanan No. Unsur/Aspek Manajemen Uraian Dasar Hukum/Ketentuan yang terkait 1. Tugas dan fungsi Tugas : memberikan

Lebih terperinci

PANDUAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS CADASARI PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS CADASARI

PANDUAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS CADASARI PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS CADASARI PANDUAN MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS CADASARI PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DINAS KESEHATAN UPT PUSKESMAS CADASARI Jl. Raya Serang Km. 5, Kec. Cadasari Kab. Pandeglang Banten DAFTAR ISI BAB I MANAJEMEN

Lebih terperinci

Petunjuk Penggunaan. Pendingin Minuman SC-210GA SC-240GA SC-300GA SC-340GA. No. Pendaftaran:

Petunjuk Penggunaan. Pendingin Minuman SC-210GA SC-240GA SC-300GA SC-340GA. No. Pendaftaran: Petunjuk Penggunaan Pendingin Minuman SC-210GA SC-240GA SC-300GA SC-340GA No. Pendaftaran: Harap baca Buku Petunjuk Penggunaan ini dengan hati-hati sebelum menggunakan. Daftar Isi : Sebelum Pengoperasian

Lebih terperinci

MENGGUNAKAN LPG - SECARA AMAN

MENGGUNAKAN LPG - SECARA AMAN MENGGUNAKAN LPG - SECARA AMAN APAKAH ELPIJI ITU ELPIJI adalah merek dagang dari produk Liquefied Petroleum Gas (LPG) PERTAMINA, merupakan gas hasil produksi dari kilang minyak (Kilang BBM) dan Kilang gas,

Lebih terperinci

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PENGEKSTRAK BUAH (JUICE EXTRACTOR) DOMO

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PENGEKSTRAK BUAH (JUICE EXTRACTOR) DOMO SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PENGEKSTRAK BUAH (JUICE EXTRACTOR) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN Gasoline Generator SG 3000 & SG 7500

BUKU PANDUAN Gasoline Generator SG 3000 & SG 7500 S A G E BUKU PANDUAN Gasoline Generator SG 3000 & SG 7500 SG300W GASOLINE GENERATOR O L INE E N G I N SE 168s PT. SHARPRINDO DINAMIKA PRIMA Layanan service : (021) 5903411 Website : www. shark.co.id Bersertifikasi

Lebih terperinci

STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE (SOP) MIKROSKOP

STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE (SOP) MIKROSKOP MIKROSKOP Ambil mikroskop dengan hati-hati dengan cara memegang lengan mikroskop, lalu letakkan diatas meja datar. Hindari sentuhan-sentuhan terhadap lensa, apabila bagian lensa mikroskop terlihat kotor

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGGUNAAN KOMPOR GAS (FREESTANDING COOKER) DAN KARTU GARANSI

PETUNJUK PENGGUNAAN KOMPOR GAS (FREESTANDING COOKER) DAN KARTU GARANSI NOMOR : P.45.INDO5.00401.0212 DG Series BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN KOMPOR GAS (FREESTANDING COOKER) DAN KARTU GARANSI 1 1 2 Nama-nama bagian 1 3 4 3 5 5 11 6 11 7 12 8 13 14 02/14 2.A Pemasangan / Instalasi

Lebih terperinci

NO KEGIATAN TUJUAN SASARAN TARGET. kecacatan akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dan memberikan kekebalan

NO KEGIATAN TUJUAN SASARAN TARGET. kecacatan akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dan memberikan kekebalan MATRIK RENCANA USULAN KEGIA PROGRAM IMUNIS NO KEGIATAN TUJUAN SASARAN TARGET 1 Pengambilan vaksin ke gudang Agar kegiatan imunisasi di PKM, posyandu dan Gudang farmasi 12 X 1 tahun farmasi BPS berjalan

Lebih terperinci

FORMULIR INFORMASI JABATAN

FORMULIR INFORMASI JABATAN FORMULIR INFORMASI JABATAN Nama Jabatan : Perawat Pelaksana Kode Jabatan : - Unit Organisasi Eselon I : Eselon II : Eselon III : Eselon I V : Kepala UPTD Puskesmas Kedudukan Dalam Struktur Organisasi :

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Vaksin

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Vaksin BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi Vaksin Vaksin merupakan bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan aktif terhadap suatu penyakit sehingga dapat mencegah atau mengurangi pengaruh infeksi

Lebih terperinci

Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif

Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif NBID42 Untuk Penggunaan Rumah Tangga Mohon agar Buku Petunjuk Pemakaian ini dibaca dengan baik sebelum pemakaian, dan pakailah peralatan dengan benar.

Lebih terperinci

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN DISPENSER DOMO

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN DISPENSER DOMO SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN DISPENSER DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian ini dengan

Lebih terperinci

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR FARMASI UPTD PUSKESMAS LADJA

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR FARMASI UPTD PUSKESMAS LADJA STANDART OPERASIONAL PROSEDUR FARMASI UPTD PUSKESMAS LADJA PENYEDIAAN DAN PENGGUNAAN OBAT. Penyediaan dan Penggunaan obat adalah: kegiatan yang dilakukan petugas farmasi Ladja untuk Menganfrak obat ke

Lebih terperinci

Penggunaan APAR dan Kedaruratan

Penggunaan APAR dan Kedaruratan Penggunaan APAR dan Kedaruratan II. 7 Kode Darurat per 2012 Code Blue (Kegawatdaruratan Medis) Code Red (Kebakaran) Code Grey (Gangguan Keamanan) Code Pink (Penculikan Bayi) Code Purple (Evakuasi) Code

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku. Penerapan sanitasi dan higiene diruang penerimaan lebih dititik beratkan pada penggunaan alat dan bahan sanitasi.

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGGUNAAN. Chest freezer EFE EFI EFL

PETUNJUK PENGGUNAAN. Chest freezer EFE EFI EFL PETUNJUK PENGGUNAAN Chest freezer ID 7084 718-00 EFE EFI EFL Indonesia 0 1 2 1 3 0 4 1 -! & & $ & $ ' ' - $ ' 5 6 ' +! $ / " ' 7 / " # $ / # " 8 9 : ; < = : > : < :? > : < : = @ : A : B : C : : =? : :

Lebih terperinci

Pengelolaan Limbah Medis Padat di Rumah Sakit. Umum Daerah Gunungtua Tahun No Item Ya Tidak Skor (%)

Pengelolaan Limbah Medis Padat di Rumah Sakit. Umum Daerah Gunungtua Tahun No Item Ya Tidak Skor (%) Formulir Observasi Check List Pengelolaan Limbah Medis Padat di Rumah Sakit Umum Daerah Gunungtua Tahun 2014 No Item Ya Tidak Skor (%) Penampungan dan pemilahan 1 Wadah limbah medis dan limbah non medis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan luas terbesar adalah kecamatan Kota barat. Secara astronomis, Kota

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan luas terbesar adalah kecamatan Kota barat. Secara astronomis, Kota BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kota Gorontalo merupakan ibukota Provinsi Gorontalo. Secara geografis mempunyai luas 79,03 km 2 atau 0,65

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan oleh pemerintah dan / atau masyarakat (UU No.36, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan oleh pemerintah dan / atau masyarakat (UU No.36, 2009). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan / atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan

Lebih terperinci

FORMULIR PEMANTAUAN SELAMA RENOVASI / KONSTRUKSI BANGUNAN

FORMULIR PEMANTAUAN SELAMA RENOVASI / KONSTRUKSI BANGUNAN FORMULIR PEMANTAUAN SELAMA RENOVASI / KONSTRUKSI BANGUNAN Area Renovasi : Tanggal pemantauan : KELAS III N O KEGIATAN YA TIDAK NA KETERANGAN 1 Mengisolasi sistem HVAC di area kerja untuk mencegah kontaminasi

Lebih terperinci

Bahasa Indonesia JUICE EXTRACTOR MODEL NO : MJYZ-A550.

Bahasa Indonesia JUICE EXTRACTOR MODEL NO : MJYZ-A550. Bahasa Indonesia JUICE EXTRACTOR MODEL NO : MJYZ-A550 www.marubi.co.id DAFTAR ISI EKSTRAKTOR JUS MJYZ-A550 Buku Pentunjuk Pemakaian DAFTAR ISI BAB I Langkah Pengamanan Penting... 2 BAB II Bagian-bagian

Lebih terperinci

PENGELOLAAN OBAT DI PUSKESMAS

PENGELOLAAN OBAT DI PUSKESMAS PENGELOLAAN OBAT DI PUSKESMAS Kelompok 2 : Aryes Patricia Nova reza Adawiyah Ida Royani Pengertian Obat : suatu zat yang dapat dipakai dalam diagnosis, mengurangi sakit, mengobati dan mencegah penyakit

Lebih terperinci

ALUR KERJA INSTALASI GIZI

ALUR KERJA INSTALASI GIZI ALUR KERJA INSTALASI GIZI PELAYANAN GIZI... 3 ALUR PELAYANAN GIZI DI RUMAH SAKIT...4 ALUR PELAYANAN GIZI RAWAT JALAN...5 ALUR PELAYANAN GIZI RAWAT INAP...6 ALUR PENYELENGGARAAN MAKANAN...7 ALUR PENELITIAN

Lebih terperinci

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN DISPENSER DOMO

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN DISPENSER DOMO SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN DISPENSER DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian ini dengan

Lebih terperinci

JE65 PERLINDUNGAN PENTING. Alat Pengambilan Sari / Ekstraktor Jus 2 Kecepatan

JE65 PERLINDUNGAN PENTING. Alat Pengambilan Sari / Ekstraktor Jus 2 Kecepatan Alat Pengambilan Sari / Ekstraktor Jus 2 Kecepatan PERLINDUNGAN PENTING Saat menggunakan peralatan elektronik, untuk mengurangi resiko kebakaran, sengatan listrik, dan/atau cedera ke seseorang, tindakan

Lebih terperinci

BAB IV MENGENAL FISIK LEMARI ES

BAB IV MENGENAL FISIK LEMARI ES BAB IV MENGENAL FISIK LEMARI ES Mengenal fisik lemari es sangat diperlukan baik oleh pemilik atau calon tukang servis. Pada saat melakukan pemeliharaan terkadang kita dituntut untuk bisa membuka bagian-bagian

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN PROSEDUR VAKSINASI

BUKU PANDUAN PROSEDUR VAKSINASI BUKU PANDUAN PROSEDUR VAKSINASI Penyusun Dr. dr. Martira Maddeppungeng, SpA(K) CLINICAL SKILL LABORATORY 5 (CSL 5) BLOK SIKLUS HIDUP FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN 2018 PROSEDUR VAKSINASI 1

Lebih terperinci

Lampiran Surat Keputusan Direktur RS Mutiara Hati Mojokerto

Lampiran Surat Keputusan Direktur RS Mutiara Hati Mojokerto Lampiran Surat Keputusan Direktur RS Mutiara Hati Mojokerto 1 Nomor : 050/SK/DIR/VI/2016 Tanggal : 10 Juni 2016 Perihal : Kebijakan Pelayanan Laboratorium di Rumah Sakit Mutiara Hati Mojokerto. KEBIJAKAN

Lebih terperinci

Malafungsi Kemungkinan penyebabnya Solusi

Malafungsi Kemungkinan penyebabnya Solusi BAHASA INDONESIA 61 PEMECAHAN MASALAH Sejumlah masalah terjadi akibat kurangnya pemeliharaan yang sederhana, atau tidak terperhatikan, yang sesungguhnya dapat dengan mudah diselesaikan tanpa memanggil

Lebih terperinci