Lampiran 1. Jadwal Penelitian. Bulan Maret April Mei Juni Juli
|
|
- Surya Tedjo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 66 Lampiran 1. Jadwal Penelitian Jenis kegiatan Pelaksanaan seminar proposal 1 penelitian Pengurusan surat pengantar penelitian dari jurusan Farmasi UII Pengurusan surat perijinan penelitian ke 3 Dinas Kota Yogyakarta Pengurusan Ethical Clearance Pengambilan data (observasi dan 5 wawancara) Pengolahan data, Pembuatan bab IV 6 dan V Bulan Maret April Mei Juni Juli
2 67 Lampiran Hasil Checklist Pelatihan Personil Rantai Dingin Vaksin di UPT Farmasi Tabel Lampiran.1 Pelatihan Petugas Pengelola Vaksin Pelatihan bagi petugas pengelola vaksin secara sistematik dan berkala = replikasi = sesuai dengan CDOB Tahun 01 - = belum sesuai dengan CDOB Tahun 01 1 Tabel Lampiran. Pelatihan pengemudi distribusi vaksin 1 3 Pelatihan dilakukan kepada pengemudi yang bertanggung jawab mendistribusikan vaksin = replikasi = sesuai dengan CDOB Tahun 01 - = belum sesuai dengan CDOB Tahun 01
3 68 Lampiran 3 Hasil Checklist Sarana dan Prasarana Sistem Cold Chain Vaksin di UPT Farmasi Tabel Lampiran.3 Aturan Pengoperasian Kamar Dingin dan Kamar Beku Kamar dingin/kamar beku dioperasikan secara terus menerus selama jam Listrik dan suhu kamar dingin/kamar beku dipastikan selalu terjaga 3 Kamar dingin/kamar beku hanya digunakan untuk menyimpan vaksin = replikasi = sesuai dengan PMK. Tahun = belum sesuai dengan PMK. Tahun 013 Tabel Lampiran. Kelengkapan Kamar Dingin atau Kamar Beku Kamar dingin/kamar beku yang dimiliki dilengkapi buah cooling Kamar dingin/kamar beku yang dimiliki dilengkapi satu genset automatis atau manual yang beroperasi bila listrik padam 3 Kamar dingin/kamar beku yang dimiliki dilengkapi alarm control yang akan berbunyi bila suhu di bawah +⁰C/ di atas +8 ⁰ C/ pada saat listrik padam Kamar dingin/kamar beku yang dimiliki dilengkapi dengan termograf, yang dapat mencatat suhu secara automatis selama jam 5 Kamar dingin/kamar beku yang dimiliki dilengkapi satu termometer yang terpasang pada dinding luar kamar dingin atau kamar beku 6 Kamar dingin/kamar beku yang dimiliki dilengkapi freeeze watch atau freeze-tag yang diletakkan pada bagian dalam kamar dingin untuk mengetahui bila terjadi penurunan suhu dibawah 0 ⁰ C. = replikasi = sesuai dengan PMK. Tahun = belum sesuai dengan PMK. Tahun 013
4 69 Tabel Lampiran.5 Pemantauan Kamar Dingin dan Kamar Beku Suhu pada termograf diperiksa secara teratur pada pagi dan sore serta segera melaporkan pada atasan bila terjadi penyimpangan suhu Suhu pada termometer diperiksa secara teratur pada pagi dan sore serta segera melapor pada atasan bila terjadi penyimpangan suhu 3 Tidak masuk ke dalam kamar dingin atau kamar beku bila tidak perlu Jaket pelindung yang tersedia selalu digunakan apabila memasuki kamar dingin atau kamar beku 5 Pintu kamar dingin atau kamar beku tidak dibuka dalam waktu yang lama = replikasi = sesuai dengan PMK. Tahun = belum sesuai dengan PMK. Tahun 013 Tabel Lampiran.6 Bangunan Tempat Penyimpanan Vaksin Alat pemadam kebakaran yang dimiliki dilengkapi dengan alat deteksi kebakaran Bangunan untuk menyimpan vaksin dilengkapi dengan keamanan yang memadai. 3 UPT Farmasi menyediakan stopkontak tersendiri disetiap chiller atau freezer-nya = replikasi = sesuai dengan CDOB Tahun 01 - = belum sesuai dengan CDOB Tahun 01 1 Tabel Lampiran.7 Fasilitas Tempat Penyimpanan Vaksin 1 3 Vaksin pada suhu yang terjaga serta memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Untuk suhu cold room / chiller berkisar antara +⁰C s/d +8⁰C, untuk suhu freezer room / freezer berkisar antara -5⁰C s/d -15⁰C
5 Chiller atau freezer yang dimiliki dilengkapi dengan sistem auto-defrost Chiller dan freezer yang dimiliki dilengkapi dengan pintu yang dapat dikunci Vaksin disimpan dengan menggunakan lemari es atau freezer khusus vaksin (dirancang untuk tujuan penyimpanan produk rantai dingin, tidak boleh menggunakan kulkas/freezer rumah tangga) UPT Farmasi menggunakan termometer yang terkalibrasi minimal satu buah tiap chiller/freezer (dengan mempertimbangkan ukuran/jumlah pintu) UPT Farmasi menggunakan termometer yang mampu merekam secara terus-menerus dan memiliki sensor yang terletak pada satu atau beberapa titik yang paling akurat untuk mewakili profil suhu selama operasi normal Chiller dan freezer yang dimiliki dilengkapi dengan alarm yang berbunyi jika terjadi penyimpangan suhu Ruang penyimpanan vaksin di UPT Farmasi memiliki pintu / penutup yang dapat dikunci UPT Farmasi menyediakan stopkontak tersendiri disetiap chiller atau freezer-nya UPT Farmasi memiliki fasilitas chiller dan freezer dengan generator otomatis atau generator manual yang dijaga oleh personil khusus selama jam = replikasi = sesuai dengan CDOB Tahun 01 - = belum sesuai dengan CDOB Tahun Tabel Lampiran.8 Penanganan jika Listrik Padam Generator dihidupkan Jika generator tidak berfungsi, jangan membuka pintu chiller / freezer / cold room / freezer room. Jika generator tidak berfungsi, periksa termometer dan pastikan bahwa suhu masih di 3 antara + C s / d +8 C (chiller / cold room) dan -15 C (freezer /freezer room)
6 Jika generator tidak berfungsi, dan suhu chiller / cold room mendekati +8 C, masukkan cool pack (+ C s/d +8 C) secukupnya Jika generator tidak berfungsi, dan suhu freezer / freezer room mendekati -15 C, masukkan cold pack secukupnya Jika keadaan listrik padam berlangsung lebih dari 1 hari, maka vaksin harus dievakuasi ke tempat penyimpanan yang sesuai dengan persyaratan = replikasi = sesuai dengan CDOB Tahun 01 - = belum sesuai dengan CDOB Tahun Tabel Lampiran.9 Alat untuk Mempertahankan Suhu Penyimpanan dan Distribusi Vaksin UPT Farmasi memiliki cold pack UPT Farmasi memiliki cool pack = replikasi = sesuai dengan PMK. Tahun = belum sesuai dengan PMK. Tahun 013 Tabel Lampiran.10 Sistem Defrost pada lemari es atau Freezer Pencairan bunga es dilakukan minimal 1 bulan sekali/ketika bunga es mencapai ketebalan 0,5 cm Stop kontak freezer dicabut saat melakukan defrost 3 Mengkondisikan cool pack, vaksin carrier atau cold box dan memindahkan vaksin ke dalamnya sehari sebelum melakukan defrosting Pencairan bunga es dipercepat dengan cara membiarkan hingga mencair /menyiram dengan air hangat 5 Mengeringkan bagian dalam lemari es termasuk evaporator saat defrosting dengan lap kering 6 Steker dipasang kembali dan tidak merubah thermostat hingga suhu lemari es kembali stabil (⁰C s.d. 8⁰C)
7 7 7 Vaksin dari dalam vaksin carier atau cold box disusun kembali kedalam lemari es sesuai dengan ketentuan setelah suhu lemari sebelum mencapai ⁰C s.d. 8⁰C = replikasi = sesuai dengan PMK. Tahun = belum sesuai dengan PMK. Tahun Tabel Lampiran.11 Kualifikasi Chiller 1 3 Kualifikasi dilakukan pada saat awal penggunaan Chiller/cold room/freezer Kualifikasi dilakukan jika terjadi perubahan kondisi pada Chiller/cold room/freezer sesuai dengan spesifikasinya = replikasi = sesuai dengan CDOB Tahun 01 - = belum sesuai dengan CDOB Tahun 01
8 73 Lampiran. Hasil Checklist Penerimaan Vaksin di UPT Farmasi Tabel Lampiran.1 Penerimaan Vaksin 1 3 Dilakukan dengan memeriksa nama produk rantai dingin yang diterima Penerimaan produk rantai dingin dilakukan dengan memeriksa jumlah produk rantai dingin yang diterima harus sama dengan jumlah yang tertera pada faktur atau surat pengantar barang Dilakukan dengan memeriksa kondisi fisik produk rantai dingin yang diterima Dilakukan dengan memeriksa mor bets dan Tanggal kadaluarsa Dilakukan dengan memeriksa kondisi alat pemantauan suhu Dilakukan dengan memeriksa kondisi Vaccine Vial Monitor Tetap menyimpan produk rantai dingin pada tempat yang sesuai dan suhu yang dipersyaratkan (dengan diberi label khusus) jika pada saat menerima vaksin kondisi alat pemantauan suhu menunjukkan penyimpangan suhu dan/atau kondisi indikator VVM pada posisi C atau D Melapor kepada pengirim produk rantai dingin (untuk dilakukan proses penyelidikan dengan membuat berita acara) jika pada saat menerima vaksin kondisi alat pemantauan suhu menunjukkan penyimpangan suhu dan/atau kondisi indikator VVM pada posisi C atau D Produk rantai dingin yang diterima segera dimasukkan ke dalam tempat penyimpanan sesuai dengan suhu yang dipersyaratkan Faktur atau surat pengantar barang atau dokumen lain ditandatangani, yang menyatakan produk rantai dingin diterima dalam kondisi baik dan utuh = replikasi = sesuai dengan CDOB Tahun 01 - = belum sesuai dengan CDOB Tahun 01
9 7 Lampiran 5. Hasil Checklist Penyimpanan Vaksin di UPT Farmasi Tabel Lampiran.13 Penyimpanan Vaksin Menurut PMK. tahun Oral Polio Vaccine disimpan di freezer pada suhu -15⁰C s/d -5⁰C Vaksin lainnya disimpan di lemari es pada suhu ⁰ C s/d 8⁰C 1 3 = replikasi = sesuai dengan PMK. Tahun = belum sesuai dengan PMK. Tahun 013 Tabel Lampiran.1 Penyimpanan Vaksin Menurut CDOB tahun Vaksin DPT, TT, DT, Hepatitis B, DPT-HB ditempatkan jauh dari evaporator dalam chiller yang bersuhu suhu +⁰C s/d +8 C Vaksin disimpan dalam chiller /freezer dengan jarak antara kotak vaksin sekitar 1- cm Chiller dan freezer diletakkan dengan memperhatikan jarak antara chiller dan freezer dengan dinding bangunan minimal 15 cm Pelarut BCG dan pelarut campak disimpan pada suhu kamar dan tidak diperbolehkan terpapar sinar matahari langsung = replikasi = sesuai dengan CDOB Tahun 01 - = belum sesuai dengan CDOB Tahun 01 Tabel Lampiran.15 Keterpaparan Vaksin Terhadap Panas Vaksin yang mendapatkan paparan panas lebih banyak (dinyatakan dengan perubahan kondisi VVM A ke kondisi B), maka vaksin tersebut digunakan terlebih dahulu meskipun masa kadaluarsanya masih lebih panjang = replikasi = sesuai dengan PMK. Tahun = belum sesuai dengan PMK. Tahun 013
10 75 Tabel Lampiran.16 Monitoring Vaksin Pengelola vaksin melakukan monitoring administrasi dan fisik vaksin secara langsung setiap akhir bulan. Dan hasil monitoring tersebut dicatat pada kartu stok = replikasi = sesuai dengan PMK. Tahun = belum sesuai dengan PMK. Tahun 013
11 76 Lampiran 6. Hasil Checklist Distribusi Vaksin di UPT Farmasi Tabel Lampiran.17 Pengiriman Vaksin Menurut PMK. tahun Vaksin didistribusikan ke puskesmas dengan cara diambil sendiri oleh pihak puskesmas Vaksin didistribusikan ke puskesmas dengan cara diantar oleh pihak UPT Farmasi Vaksin yang didistribusikan berdasarkan permintaan resmi dari puskesmas dengan pertimbangan stok maksimum penyimpanan vaksin di puskesmas Vaksin yang didistribusikan berdasarkan permintaan resmi dari UPT Farmasi dengan pertimbangan daya tampung penyimpanan vaksin di puskesmas Vaksin yang didistribusikan berdasarkan jumlah yang ditentukan oleh dinas kesehatan tanpa pertimbangan stok maksimum dan daya tampung penyimpanan vaksin di puskesmas = replikasi = sesuai dengan PMK. Tahun = belum sesuai dengan PMK. Tahun Tabel Lampiran.18 Pengiriman Vaksin Menurut CDOB tahun Pengeluaran vaksin mengikuti kaidah : FEFO (First Expire First Out), vaksin yang tanggal kedaluarsanya lebih pendek harus lebih dahulu dikeluarkan Pengeluaran vaksin mengikuti kaidah : FIFO (First In First Out), vaksin yang lebih dulu diterima agar lebih dulu didistribusikan Pengiriman vaksin dilakukan dengan menggunakan kontainer yang sudah tervalidasi atau vaccine carrier yang telah memenuhi standar pengiriman vaksin Pengeluaran vaksin mengikuti kaidah : Vaksin dengan indikator VVM yang sudah mendekati ke batas layak pakai (pada posisi C atau D), maka vaksin tersebut harus dikeluarkan terlebih dahulu walaupun tanggal kedaluwarsanya masih panjang = replikasi = sesuai dengan CDOB Tahun 01 - = belum sesuai dengan CDOB Tahun 01
12 77 1 Tabel Lampiran.19 Alat Pembawa Vaksin 1 3 Cold box digunakan untuk menyimpan sementara dan untuk membawa vaksin. Vaccine carrier digunakan untuk mengirim vaksin ke puskesmas = replikasi = sesuai dengan PMK. Tahun = belum sesuai dengan PMK. Tahun Tabel Lampiran.0 Kontrol Suhu Distribusi Vaksin 1 3 UPT Farmasi menyediakan sistem kontrol suhu yang tervalidasi selama proses transportasi vaksin Alat pemantau suhu yang digunakan selama proses transportasi dikalibrasi secara berkala (minimal sekali setahun) Cool-pack diletakkan sedemikian rupa, tidak bersentuhan langsung dengan vaksin selama proses transportasi berlangsung UPT Farmasi menyediakan sistem untuk mengontrol penggunaan ulang cool-pack. = replikasi = sesuai dengan CDOB Tahun 01 - = belum sesuai dengan CDOB Tahun 01
13 78 Lampiran 7. Gambar Hasil Observasi Icelined refrigerator tipe MK-0 APAR (Alat Pemadam Api Ringan) Refrigerator Thermomether Stop kontak yang terpasang pada masingmasing chiller Cool pack disimpan bersama dengan vaksin Penataan vaksin di dalam chiller
14 79 Generator Manual Persiapan Proses Distribusi Vaksin Cold Box Vaccine Carrier
15 80 Lampiran 8. Rekapitulasi Penerimaan dan Pengeluaran Vaksin Januari 016 Rekapitulasi Penerimaan dan Pengeluaran UPT Farmasi dan Alat Kesehatan DISTRIBUSI VAKSIN JANUARI 016 Kode Barang Nama Barang Satuan Pengeluaran Januari 016 TR JT GT NG WB MJ MG KR GM PA DN1 DN GK1 GK UH1 UH KG1 KG TOTAL Pengeluaran Stok Akhir Tahun 015 Penerimaan dari Dinkes Provinsi Januari BCG vial Campak vial DPT HB HIB vial DPT-HB vial DT vial Hep B Uniject syringe Polio (IPV) vial Td vial TT vial
16 81 Lampiran 9. Rekapitulasi Penerimaan dan Pengeluaran Vaksin Februari 016 Rekapitulasi Penerimaan dan Pengeluaran UPT Farmasi dan Alat Kesehatan DISTRIBUSI VAKSIN FEBRUARI 016 Kode Barang Nama Barang Satuan Pengeluaran Februari 016 TR JT GT NG WB MJ MG KR GM PA DN1 DN GK1 GK UH1 UH KG1 KG TOTAL pengeluaran Stok Akhir Bulan Januari 016 Penerimaan dari Dinkes Provinsi Februari BCG vial Campak vial DPT HB HIB vial DPT-HB vial DT vial Hep B Uniject syringe Polio (IPV) vial Td vial TT vial
17 8 Lampiran 10. Rekapitulasi Penerimaan dan Pengeluaran Vaksin Maret 016 Rekapitulasi Penerimaan dan Pengeluaran UPT Farmasi dan Alat Kesehatan DISTRIBUSI VAKSIN MARET 016 Kode Barang Nama Barang Satuan Pengeluaran Maret 016 TR JT GT NG WB MJ MG KR GM PA DN1 DN GK1 GK UH1 UH KG1 KG TOTAL pengeluaran Stok Akhir Bulan Februari 016 Penerimaan dari Dinkes Provinsi Maret BCG vial Campak vial DPT HB HIB vial DPT-HB vial DT vial Hep B Uniject syringe Polio (IPV) vial Td vial TT vial
18 83 Lampiran 11. Rekapitulasi Penerimaan dan Pengeluaran Vaksin April 016 Rekapitulasi Penerimaan dan Pengeluaran UPT Farmasi dan Alat Kesehatan DISTRIBUSI VAKSIN APRIL 016 Kode Barang Nama Barang Satuan Pengeluaran April 016 TR JT GT NG WB MJ MG KR GM PA DN1 DN GK1 GK UH1 UH KG1 KG TOTAL Pengeluaran Stok Akhir Bulan Maret 016 Penerimaan dari Dinkes Provinsi April BCG vial Campak vial DPT HB HIB vial DPT-HB vial DT vial Hep B Uniject syringe Polio (IPV) vial Td vial TT vial
19 8 Lampiran 1. Rata-rata Ketersediaan Vaksin Januari 016 April 016 Rata-rata Ketersediaan Vaksin = Stok awal vaksin Bulan Januari + Stok Akhir vaksin Bulan April 1. Rata-rata Ketersediaan Vaksin BCG =. Rata-rata Ketersediaan Vaksin Campak = 3. Rata-rata Ketersediaan Vaksin DPT HB HIB =. Rata-rata Ketersediaan Vaksin Hep B Uniject = 5. Rata-rata Ketersediaan Vaksin Polio (IPV) = 6. Rata-rata Ketersediaan Vaksin Td = 7. Rata-rata Ketersediaan Vaksin TT = = = = Stok awal vaksin BCG Bulan Januari + Stok Akhir vaksin BCG Bulan April = = 35,5 Stok awal vaksin Campak Bulan Januari + Stok Akhir vaksin Campak Bulan April = = = Stok awal vaksin DPT HB HIB Bulan Januari + Stok Akhir vaksin DPT HB HIB Bulan April = = 30,5 Stok awal vaksin Hep B Uniject Bulan Januari + Stok Akhir vaksin Hep B Uniject Bulan April = 691 Stok awal vaksin Polio (IPV) Bulan Januari + Stok Akhir vaksin Polio (IPV) bulan April = 03 Stok awal vaksin Td Bulan Januari + Stok Akhir vaksin Td Bulan April = 31 Stok awal vaksin TT Bulan Januari + Stok Akhir vaksin TT Bulan April = 179
20 85 Lampiran 13. Prosentase Vaksin Kadaluarsa prosentase vaksin IPV kadaluarsa = Jumlah item vaksin IPV yang kadaluarsa Jumlah item vaksin yang tersedia x 100% Jumlah Vaksin Kadaluarsa (rumus dibawah ini) : = Banyaknya vaksin IPV yang kadaluarsa x 100% {stok awal IPV bln januari + jumlah penerimaan vaksin IPV bln januari + jumlah penerimaan vaksin IPV bln februari + jumlah penerimaan vaksin IPV bln maret + jumlah penerimaan vaksin IPV bln april} *) Total Nilai Kadaluarsa = Jumlah Vaksin Kadaluarsa x harga % vaksin IPV kadaluarsa = 1 x 100% = 1,3% 7 59 Jumlah Vaksin Kadaluarsa = { } x 100% = x 100% = 5,17 % Total Nilai Kadaluarsa = 5,17 x Rp = Rp
21 86 Lampiran 1. Kesesuaian Suhu Penyimpanan Vaksin NO NAMA VAKSIN SUHU PENYIMPANAN VAKSIN DI UPT FARMASI DINAS KESEHATAN KOTA YOGYAKARTA REPLIKASI 1 REPLIKASI REPLIKASI 3 REPLIKASI HARI 1 HARI HARI 1 HARI HARI 1 HARI HARI 1 HARI 13 April April April 016 April April April 016 Mei 016 Mei 016 PAGI SORE PAGI SORE PAGI SORE PAGI SORE PAGI SORE PAGI SORE PAGI SORE PAGI SORE 1 BCG Campak 3 DPT-HB-HIB Hep B Uniject 5 Polio (IPV) 6 Td 7 TT *suhu dalam ⁰C Range suhu yang sesuai antara ⁰C - 8⁰C Jumlah item vaksin yang disimpan dlm suhu yg sesuai prosentase kesesuaian penyimpanan vaksin = Jumlah item vaksin yang tersedia x 100% prosentase kesesuaian penyimpanan vaksin = 7 7 x 100% prosentase kesesuaian penyimpanan vaksin = 100%
22 Lampiran 15. Prosedur Kerja Penyimpanan Vaksin 87
23 88
24 Lampiran 16. Prosedur Kerja Distribusi Obat dan Alat Kesehatan 89
25 90
26 Lampiran 17. Kartu Monitoring Suhu Refrigerator 91
27 Lampiran 18. Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Vaksin (LP-LPV) 9
28 Lampiran 19. Kartu Batch 93
29 Lampiran 0. Instruksi Kerja Pengambilan Vaksin 9
30 Lampiran 1. Berita Acara Serah Terima Barang 95
31 Lampiran. Keterangan Lolos Kaji Etik 96
32 Lampiran 3. Permohonan Ijin Penelitian dari Fakultas 97
33 Lampiran. Rekomendasi Izin Penelitian dari Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta 98
34 Lampiran 5. Surat Izin Penelitian dari Dinas Perizinan Kota Yogyakarta 99
35
BAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang bersifat deskriptif dengan rancangan kualitatif. Pengumpulan data yang diperoleh berasal dari data
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengelolaan Vaksin Perencanaan nasional penyelenggaraan imunisasi dilaksanakan oleh Pemerintah berdasarkan perencanaan yang disusun secara berjenjang mulai dari puskesmas,
Lebih terperinciNo Kode DAR2/Profesional/582/011/2018 PENDALAMAN MATERI FARMASI MODUL 011: DISTRIBUSI OBAT-OBAT KHUSUS. Dr. NURKHASANAH, M.Si., Apt.
No Kode DAR2/Profesional/582/011/2018 PENDALAMAN MATERI FARMASI MODUL 011: DISTRIBUSI OBAT-OBAT KHUSUS Dr. NURKHASANAH, M.Si., Apt. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Riset, Teknologi dan
Lebih terperinciINSTRUMEN PENELITIAN PERILAKU BIDAN TENTANG PENYIMPANAN DAN TRANSPORTASI VAKSIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HELVETIA MEDAN 2014
INSTRUMEN PENELITIAN PERILAKU BIDAN TENTANG PENYIMPANAN DAN TRANSPORTASI VAKSIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HELVETIA MEDAN 2014 No. Responden : (Diisi oleh peneliti) A. Data Karakteristik Responden Petunjuk
Lebih terperinciLampiran : 1. Kuesioner Penelitian
Lampiran : 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER PENELITIAN Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal terhadap Kepatuhan Petugas Kesehatan dalam Mengelola Vaksin di Kabupaten Labuhanbatu Selatan Identitas Responden
Lebih terperinciKerusakan vaksin pada suhu dibawah 0 O C.
Why.. RANTAI DINGIN Kerusakan vaksin pada suhu dibawah 0 O C. Hep B - 0,5 o C Maks ½ jam DPT, TT & DT - 5 C s/d 10 o C Maks 1,5 2 jam (Thermostability of Vaccines, WHO, 1998) Stabilitas vaksin di luar
Lebih terperinciPROFIL PENYIMPANAN VAKSIN DI PUSKESMAS DI KOTA KUPANG
PROFIL PENYIMPANAN VAKSIN DI PUSKESMAS DI KOTA KUPANG Jefrin Sambara 1, Ni Nyoman Yuliani 2, Maria Lenggu 3, Yohana Ceme 4 Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Kupang Email : y.ninyoman@yahoo.com Abstrak
Lebih terperinciBAB II STUDI PUSTAKA
BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Vaksin Vaksin merupakan suatu produk biologik yang terbuat dari kuman, komponen kuman, atau racun kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan dan berguna
Lebih terperinciMENJAMIN KUALITAS VAKSIN DENGAN MANAJEMEN RANTAI DINGIN
MENJAMIN KUALITAS VAKSIN DENGAN MANAJEMEN RANTAI DINGIN RINANSITA WARIHWATI Fakultas Kedokteran uiversitas Gadjah Mada Yogyakarta Email: rinansita.warihwati@gmail.com ABSTRAK Kemajuan Konsep paradigma
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. penginderaan terhadap objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan diperoleh
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Pengetahuan (Knowledge) Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan diperoleh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sangat bermakna dalam rangka penurunan angka kesakitan dan kematian yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program imunisasi merupakan program yang memberikan sumbangan yang sangat bermakna dalam rangka penurunan angka kesakitan dan kematian yang disebabkan oleh berbagai
Lebih terperinciSOP PENYELENGGARAAN IMUNISASI
SOP PENYELENGGARAAN IMUNISASI Direktorat Surveilans, Imunisasi, Karantina, dan Kesehatan Matra Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan KEMENTERIAN KESEHATAN R.I. Tahun 2012 SOP
Lebih terperinciEVALUASI PENYIMPANAN DAN PENDISTRIBUSIAN VAKSIN DARI DINAS KESEHATAN KOTA MANADO KE PUSKESMAS TUMINTING, PUSKESMAS PANIKI BAWAH DAN PUSKESMAS WENANG
EVALUASI PENYIMPANAN DAN PENDISTRIBUSIAN VAKSIN DARI DINAS KESEHATAN KOTA MANADO KE PUSKESMAS TUMINTING, PUSKESMAS PANIKI BAWAH DAN PUSKESMAS WENANG 1) Gebbie Prisili Lumentut 1), Nancy C. Pelealu 1),
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kepatuhan (bahasa Inggris: compliance) berarti mengikuti suatu spesifikasi, standar,
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kepatuhan Kepatuhan berasal dari kata patuh, menurut kamus umum Bahasa Indonesia, patuh artinya suka dan taat kepada perintah atau aturan, dan berdisiplin. Kepatuhan berarti
Lebih terperinciLEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Saya yang bernama Julita/095102081 adalah mahasiswa Program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Medan. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang Pengetahuan
Lebih terperinciPERILAKU BIDAN TENTANG PENYIMPANAN DAN TRANSPORTASI VAKSIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HELVETIA MEDAN TAHUN 2014
PERILAKU BIDAN TENTANG PENYIMPANAN DAN TRANSPORTASI VAKSIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HELVETIA MEDAN TAHUN 2014 NOVITA SAFITRI JAMBAK 135102100 KARYA TULIS ILMIAH PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN
Lebih terperinciCHECK LIST OBSERVASI LANGSUNG
84 Lampiran 1 CHECK LIST OBSERVASI LANGSUNG GAMBARAN TENTANG SISTEM COLD CHAIN DIHUBUNGKAN DENGAN PELAKSANAAN IMUNISASI DASAR LENGKAP DI PUSKESMAS CIPAGERAN KELURAHAN CITEURERUP KOTA CIMAHI PENGAMATAN
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR DINAS KESEHATAN UPT KESEHATAN MASYARAKAT SE-KABUPATEN GIANYAR
UPT KESEHATAN MASYARAKAT SE-KABUPATEN GIANYAR STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PENYIMPANAN VAKSIN UPT KESEHATAN MASYARAKAT SE-KABUPATEN GIANYAR STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PENGELOLAAN BARANG JASA
Lebih terperinci2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut ia tidak akan menderita penyakit tersebut (Depkes RI, 2004). Imunisasi atau
2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Imunisasi Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit
Lebih terperinciEVALUASI DISTRIBUSI DAN PENYIMPANAN VAKSIN DI DINAS KESEHATAN KAB.MAJENE SULAWESI BARAT
FORUM NASIONAL II : Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia EVALUASI DISTRIBUSI DAN PENYIMPANAN VAKSIN DI DINAS KESEHATAN KAB.MAJENE SULAWESI BARAT UMMU KALSUM T, S.Farm,Apt,MPH MANAJEMEN KEBIJAKAN OBAT
Lebih terperinciPELAYANAN IMUNISASI PANDUAN BAB I DEFINISI BAB II
PELAYANAN IMUNISASI No. Kode : Terbitan : No. Revisi : PEMERINTAH KAB. BANJARNEGARA PANDUAN Tgl. : MulaiBerlaku Halaman : / Tanda tangan UPT PUSKESMAS PURWAREJA KLAMPOK 1 Ditetapkan oleh : Kepala Puskesmas
Lebih terperinciPEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM KIA DI UNIT PELAKSANA TEKNIS INDUSTRI GRESIK
PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM KIA DI UNIT PELAKSANA TEKNIS INDUSTRI GRESIK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program Kesehatan Ibu dan Anak ( KIA ) merupakan salah satu prioritas utama pembangunan
Lebih terperinciBAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Salah satu faktor kunci dari keberhasilan suatu bisnis dan merupakan inti
19 BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Salah satu faktor kunci dari keberhasilan suatu bisnis dan merupakan inti dari suatu akifitas bisnis adalah pemasaran. Pemasaran
Lebih terperinciHUBUNGAN PENYIMPANAN VAKSIN DENGAN KERUSAKAN VAKSIN DI PUSKESMAS SE-KOTA MADYA SIBOLGA TAHUN 2015 ELSARIKA DAMANIK ABSTRAK
HUBUNGAN PENYIMPANAN VAKSIN DENGAN KERUSAKAN VAKSIN DI PUSKESMAS SE-KOTA MADYA SIBOLGA TAHUN 2015 ELSARIKA DAMANIK ABSTRAK Vaksin merupakan bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi industri farmasi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi industri farmasi yang berfungsi untuk menyimpan bahan baku, bahan kemas dan obat jadi yang belum didistribusikan.
Lebih terperinciBUKU SAKU PETUNJUK TEKNIS. Tenaga Kesehatan di Lapangan
BUKU SAKU PETUNJUK TEKNIS Tenaga Kesehatan di Lapangan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio 8-15 Maret 2016 Buku petunjuk teknis ini merupakan panduan bagi tenaga kesehatan untuk melaksanakan Pekan Imunisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penurunan angka kematian bayi dan balita (bayi dibawah lima tahun) adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia masih menghadapi banyak masalah kesehatan yang cukup serius terutama dalam bidang kesehatan ibu dan anak. Salah satu faktor penting dalam penurunan
Lebih terperinciSOP ( Standar Operasional Prosedur ) Imunisasi
SOP ( Standar Operasional Prosedur ) Imunisasi Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Imunisasi, pengertian Imunisasi adalah suatu upaya untuk
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS KEGIATAN FLYING DOCTOR HEALTH CARE DI PROVINSI PAPUA BARAT TAHUN 2012
PETUNJUK TEKNIS KEGIATAN FLYING DOCTOR HEALTH CARE DI PROVINSI PAPUA BARAT TAHUN 2012 PROGRAM : Pencegahan dan Pengendalian Penyakit 1. KEGIATAN : IMUNISASI 1. Imunisasi Bayi : HB0, BCG,DPT,POLIO,Campak
Lebih terperinciSELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN LEMARI PENDINGIN (REFRIGERATOR) DOMO
SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN LEMARI PENDINGIN (REFRIGERATOR) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian
Lebih terperinciSELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN CHEST FREEZER DOMO
SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN CHEST FREEZER DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian ini dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian. Vaksin merupakan material biologis yang sangat mudah kehilangan potensinya. Bila ini terjadi maka akan terjadi kegagalan vaksin untuk menstimulasi respon
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berfungsi untuk menyimpan bahan baku, bahan kemas, dan obat jadi yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi industri farmasi yang berfungsi untuk menyimpan bahan baku, bahan kemas, dan obat jadi yang belum didistribusikan.
Lebih terperinciPermenkes Nomor 3 tahun 2015 PEREDARAN, PENYIMPANAN, PEMUSNAHAN, DAN PELAPORAN
Permenkes Nomor 3 tahun 2015 PEREDARAN, PENYIMPANAN, PEMUSNAHAN, DAN PELAPORAN NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA, DAN PREKURSOR FARMASI PENYIMPANAN Pasal 24 Tempat penyimpanan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Puskesmas menurut Permenkes No. 75 tahun 2014 adalah fasilitas
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Puskesmas menurut Permenkes No. 75 tahun 2014 adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama,
Lebih terperinciNo Kode DAR2/Profesional/582/010/2018 PENDALAMAN MATERI FARMASI MODUL 010: CARA DISTRIBUSI OBAT YANG BAIK. Dr. NURKHASANAH, M.Si., Apt.
No Kode DAR2/Profesional/582/010/2018 PENDALAMAN MATERI FARMASI MODUL 010: CARA DISTRIBUSI OBAT YANG BAIK Dr. NURKHASANAH, M.Si., Apt. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Riset, Teknologi
Lebih terperinciCara Distribusi Obat yang Baik (CDOB)
Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) BPOM dalam mengawal obat Visi : Obat dan makanan terjamin aman,bermutu dan berkhasiat. Misi: Melindungi masyarakat dari obat dan makanan yang beresiko terhadap kesehatan.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku 1. Definisi Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik disadari
Lebih terperinciSeksi Wabah dan Bencana Dinas Kesehatan Kota Surabaya
PEDOMAN PELAKSANAAN PIN POLIO Seksi Wabah dan Bencana Dinas Kesehatan Kota Surabaya Persiapan Pos PIN Polio Logistik : - Meja dan kursi - Vaksin Polio dan penetes/dropper - Vaccine carrier/termos - Cool
Lebih terperinciGAMBARAN PENGELOLAAN RANTAI DINGIN VAKSIN PROGRAM IMUNISASI DASAR (Studi di 12 Puskesmas Induk Kabupaten Sarolangun)
GAMBARAN PENGELOLAAN RANTAI DINGIN VAKSIN PROGRAM IMUNISASI DASAR (Studi di 12 Puskesmas Induk Kabupaten Sarolangun) Kairul, Ari Udiyono, Lintang Dian Saraswati Peminatan Epidemiologi dan Penyakit Tropik
Lebih terperinciPENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pelayanan kesehatan yang baik penting bagi kesehatan. Salah satu parameter baik bagi sistem pelayanan kesehatan masyarakat dan bagi kesejahteraan masyarakat adalah bila pelayanan
Lebih terperinciPEDOMAN TEKNIS CARA DISTRIBUSI OBAT YANG BAIK
7 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.03.1.34.11.12.7542 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TEKNIS CARA DISTRIBUSI OBAT YANG BAIK PEDOMAN TEKNIS CARA DISTRIBUSI
Lebih terperinciProsiding Pendidikan Dokter ISSN: X
Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Gambaran Penerapan Rantai Dingin Vaksin Imunisasi Dasar di Purwakarta Tahun 2017 (Studi yang dilakukan di seluruh Puskesmas Kabupaten Purwakarta) Gantinia Aditiyana
Lebih terperinciREGULASI PENGELOLAAN DISTRIBUSI OBAT DAN URGENCY SERTIFIKASI CDOB
REGULASI PENGELOLAAN DISTRIBUSI OBAT DAN URGENCY SERTIFIKASI CDOB Disampaikan oleh: Direktur Pengawasan Distribusi Produk Terapetik & PKRT Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) IKATAN APOTEKER INDONESIA Tangerang
Lebih terperinciKEGIATAN BELAJAR 2: PENYIMPANAN
KEGIATAN BELAJAR 2: PENYIMPANAN Siti Fatmawati Fatimah M.Sc., Apt Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan Peserta mampu menjelaskan prosedur penyimpanan barang yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencegah terhadap penyakit tertentu. Sedangkan vaksin adalah bahan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.03.1.34.11.12.7542 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TEKNIS CARA DISTRIBUSI OBAT
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Data hasil wawancara mengenai perencanaan obat di Instalasi Farmasi RSUD Pohuwato HASIL WAWANCARA
40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL PENELITIAN 4.1.1 WAWANCARA Tabel 1. Data hasil wawancara mengenai perencanaan obat di Instalasi Farmasi RSUD Pohuwato URAIAN HASIL WAWANCARA Sistem perencanaan
Lebih terperinciKODE KESALAHAN & ALARM
KODE KESALAHAN & ALARM Alarm IKON ALARM ARTINYA PENGOPERASIAN Alarm Suhu Freezer Untuk menonaktifkan alarm selama 50 menit, tekan tombol mana pun. Alarm akan berbunyi, ikon suhu akan berkedip. Untuk menonaktifkan
Lebih terperinciBAB VII PEMELIHARAAN RUTIN PADA LEMARI ES
BAB VII PEMELIHARAAN RUTIN PADA LEMARI ES Bab ini berisi tentang bagaimana memelihara fisik lemari es dengan benar. Pemeliharaan sangat diperlukan untuk menjaga keawetan lemari es. 7.1 Perawatan dan pembersihan
Lebih terperinciPerencanaan. Pengadaan. Penggunaan. Dukungan Manajemen
Perencanaan Penggunaan Pengadaan Dukungan Manajemen Distribusi Penyimpanan Menjamin tersedianya obat dgn mutu yang baik, tersebar secara merata dan teratur, sehingga mudah diperoleh pada tempat dan waktu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Obat di Puskesmas Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas merupakan pelaksanaan upaya kesehatan dari pemerintah, yang berperan dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS CILEDUG
KERANGKA ACUAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS CILEDUG a. PENDAHULUAN Pelayanan kefarmasian merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan termasuk didalamnya pelayanan kefarmasian di Puskesmas
Lebih terperinciDINAS KESEHATAN KOTA TANGERANG
DINAS KESEHATAN KOTA TANGERANG UPT PUSKESMAS PANUNGGANGAN Jl. Kyai Maja No. 2 Panunggangan Kecamatan Pinang, Kota Tangerang Telp. (021) 22353600 KERANGKA ACUAN KEGIATAN IMUNISASI PUSKESMAS PANUNGGANGAN
Lebih terperinci2017, No Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 20, Tambahan L
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.559, 2017 KEMENKES. Penyelenggaraan Imunisasi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN IMUNISASI DENGAN
Lebih terperinciPERESEPAN, PEMESANAN DAN PENGELOLAAN OBAT
PERESEPAN, PEMESANAN DAN PENGELOLAAN OBAT SOP No. Dokumen No. Revisi : Tanggal Terbit : 51.VIII/SOP/PNG/V/2016 : 3 Mei 2016 Halaman : 1/ 6 UPT PUSKESMAS PANUNGGANGAN 1. Pengertian 2. Tujuan 3. Kebijakan
Lebih terperinciKEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS MUARA DELANG NOMOR : / / / SK / I / TENTANG PELAYANAN OBAT KEPALA PUSKESMAS MUARA DELANG,
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS MUARA DELANG NOMOR : / / / SK / I / TENTANG PELAYANAN OBAT KEPALA PUSKESMAS MUARA DELANG, Menimbang : a. bahwa penyediaan obat merupakan langkah awal pengelolaan di Puskesmas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Obat merupakan komoditi utama yang digunakan manusia untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Obat merupakan komoditi utama yang digunakan manusia untuk menunjang kesehatannya. Semua orang rela mengeluarkan uangnya untuk mendapatkan kesehatan, bahkan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.966, 2013 KEMENTERIAN KESEHATAN. Imunisasi. Penyelenggaraan. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN
Lebih terperinciABSTRAK. Lauren Kurniawati, Pembimbing : Felix Kasim, dr, M.Kes
ABSTRAK GAMBARAN TENTANG SISTEM COLD CHAIN DIHUBUNGKAN DENGAN PELAKSANAAN IMUNISASI DASAR LENGKAP DI PUSKESMAS CIPAGERAN, KELURAHAN CITEUREUP, KOTA CIMAHI Lauren Kurniawati, 2007. Pembimbing : Felix Kasim,
Lebih terperinci1. Apakah puskesmas telah memiliki tenaga Apoteker? 2. Apakah Puskesmas juga memiliki tenaga teknisi
Lampiran 1. Tabulasi Data Hasil Evaluasi Pelaksanaan Pengelolaan Distribusi Obat di Puskesmas Mandala Medan dan Puskesmas Dahadano Botombawo Kabupaten Nias Sumatera Utara Berdasarkan Indikator Kualifikasi
Lebih terperinciBuku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif
Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif NBID42 Untuk Penggunaan Rumah Tangga Mohon agar Buku Petunjuk Pemakaian ini dibaca dengan baik sebelum pemakaian, dan pakailah peralatan dengan benar.
Lebih terperinciPEDOMAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN IMUNISASI PUSKESMAS TANJUNGSARI SURABAYA KATA PENGANTAR
PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN IMUNISASI PUSKESMAS TANJUNGSARI SURABAYA KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum perlu diwujudkan sesuai
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR RISIKO KUALITAS PENGELOLAAN VAKSIN PROGRAM IMUNISASI YANG BURUK DI UNIT PELAYANAN SWASTA ( Studi Kasus di Kota Semarang)
FAKTOR-FAKTOR RISIKO KUALITAS PENGELOLAAN VAKSIN PROGRAM IMUNISASI YANG BURUK DI UNIT PELAYANAN SWASTA ( Studi Kasus di Kota Semarang) Tesis Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat S-2 Magister
Lebih terperinciPEDOMAN WAWANCARA UNTUK PENANGGUNG JAWAB FARMAKMIN INSTRUMEN PENELITIAN MANAJEMEN PENYIMPANAN OBAT DI PUSKESMAS KECAMATAN JAGAKARSA TAHUN 2008
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK PENANGGUNG JAWAB FARMAKMIN INSTRUMEN PENELITIAN MANAJEMEN PENYIMPANAN OBAT DI PUSKESMAS KECAMATAN JAGAKARSA TAHUN 2008 Nama Informan : Umur : Pendidikan : Jabatan : Masa Kerja :
Lebih terperinciPELATIHAN COLD CHAIN INVENTORY
Term of Reference PELATIHAN COLD CHAIN INVENTORY 1. Latar Belakang Penilaian manajemen vaksin efektif dalam 2011/12 di Indonesia dilaporkan area utama bagi perbaikan untuk memenuhi standar internasional
Lebih terperinciPenyimpanan Obat. Standar penyimpanan obat yang sering di gunakan adalah sebagai berikut :
Penyimpanan Obat Penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara menempatkan obat-obatan yang diterima pada tempat yang dinilai aman dari pencurian serta gangguan dari fisik yang
Lebih terperinciPETUNJUK PENGOPERASIAN
PETUNJUK PENGOPERASIAN LEMARI PENDINGIN MINUMAN Untuk Kegunaan Komersial SC-178E SC-218E Harap baca Petunjuk Pengoperasian ini sebelum menggunakan. No. Pendaftaran : NAMA-NAMA BAGIAN 18 17 16 1. Lampu
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.03.1.34.11.12.7542 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TEKNIS CARA DISTRIBUSI OBAT
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengambilan data ini di lakukan mulai tanggal 6 Januari 2012 sampai 20
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Informan Pengambilan data ini di lakukan mulai tanggal 6 Januari 2012 sampai 20 Januari 2012 melalui wawancara mendalam atau indepth interview kepada informan
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN SIKAP PETUGAS PBF TERHADAP PENGELOLAAN COLD CHAIN DI EMPAT PBF TAHUN 2010 TESIS
UNIVERSITAS INDONESIA FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN SIKAP PETUGAS PBF TERHADAP PENGELOLAAN COLD CHAIN DI EMPAT PBF TAHUN 2010 TESIS EKA PURNAMASARI 0806442853 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM
Lebih terperinciTugas pokok pengelolaan perbekalan farmasi :
PENGELOLAAN PERBEKALAN FARMASI Pengelolaan perbekalan farmasi atau sistem manajemen perbekalan farmasi merupakan suatu siklus kegiatan yang dimulai dari perencanaan sampai evaluasi yang saling terkait
Lebih terperinciDengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.
SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN TUNGKU PEMANGGANG (TOASTER OVEN) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian
Lebih terperinciNo.1414, 2014 BNPB. Pergudangan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PERGUDANGAN
No.1414, 2014 BNPB. Pergudangan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PERGUDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN
Lebih terperinciUPT. PUSKESMAS KLUNGKUNG I
PERENCANAAN KEBUTUHAN Proses kegiatan seleksi obat dan bahan medis habis pakai untuk menentukan jenis dan jumlah obat dan bahan medis habis pakai dalam rangka pemenuhan kebutuhan obat dan bahan medis habis
Lebih terperinciBuku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion
Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion NACC10 Untuk Penggunaan Rumah Tangga Mohon agar Buku Petunjuk Pemakaian ini dibaca dengan baik sebelum pemakaian, dan pakailah peralatan dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Industri farmasi diwajibkan menerapkan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. No.43/MENKES/SK/II/1988 tentang CPOB dan Keputusan
Lebih terperinciPengawasan Mutu Obat di Instalasi Farmasi
Pengawasan Mutu Obat di Instalasi Farmasi B a d a n P e n g a w a s Obat dan Makanan R a p a t K o o r d i n a s i N a s i o n a l, P r o g r a m K e f a r m a s i a n d a n A l a t K e s e h a t a n D
Lebih terperinciMENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : M.HH-01.TI.05.02 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PUSAT DATA DAN RUANG SERVER DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya5.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) adalah suatu organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN GREEN MEDICAL BOX PORTABLE
BAB III PERANCANGAN GREEN MEDICAL BOX PORTABLE Green Medical Box Portable dirancang dengan menggunakan sistem refrigerasi yang terintegrasi dengan box. Box terdiri dari dua tingkat, tingkat pertama/bawah
Lebih terperinciKONSEP DASAR IMUNISASI. By Dwi Sapta Aryantiningsih
KONSEP DASAR IMUNISASI By Dwi Sapta Aryantiningsih 2006 IMUNISASI PADA BAYI DAN BALITA Pendahuluan MENJELASKAN Pengertian imunisasi PENGERTIAN Tujuan Imunisasi Macam-macam Imunisasi TUJUAN MACAM-MACAM
Lebih terperinciSELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN DISPENSER DOMO
SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN DISPENSER DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian ini dengan
Lebih terperinciPUSAT DATA (DATA CENTER) standar ini bertujuan untuk mengatur penyelenggaraan pusat data (data center) di Kementerian.
LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
Lebih terperinciSOP PEMESANAN OBAT. Prosedur SOP Penerimaan Barang Dari PBF
SOP PEMESANAN OBAT a. Pemesanan obat dilakukan pada PBF yang resmi b. Pemesanan obat menggunakan Surat Pesanan (SP) rangkap 2 lembar yang asli diberikan kepada sales sedang salinannya disimpan sebagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI. Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (Lafi Ditkesad)
BAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI 2.1 Perkembangan Lafi Ditkesad Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (Lafi Ditkesad) merupakan lembaga yang telah ada sejak zaman penjajahan Belanda.
Lebih terperinciHANDOUT Tujuan Instruksional Umum Mahasiswa mampu memahami dan memiliki pengetahuan tentang penyimpanan bahan pada katering pelayanan lembaga
HANDOUT 8 Mata Kuliah : Katering Pelayanan Lembaga Program : Pendidikan Tata Boga/ Paket Katering Jenjang : S-1 Semester : VI Minggu : 12 dan 13 Pokok Bahasan : Penyimpanan Bahan Jumlah SKS : 3 sks 1.
Lebih terperinciVillage Activity Mapping Service Availability Mapping Provinsi Jawa Barat
FORUM NASIONAL II : Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia Village Activity Mapping Service Availability Mapping Provinsi Jawa Barat Deni K Sunjaya, Dewi MDH Universitas Padjadjaran HOTEL HORISON MAKASSAR,
Lebih terperinciDRAFT SUPERVISI PROGRAM IMUNISASI DI INDONESIA
DRAFT SUPERVISI PROGRAM IMUNISASI DI INDONESIA SUBDIT IMUNISASI DITJEN PP & PL DEPARTEMEN KESEHATAN RI TAHUN 2006 1 I. Pendahuluan Program imunisasi dimulai secara nasional sejak tahun 1977 dan secara
Lebih terperinciPETUNJUK PENGGUNAAN Lemari Pendingin 2 pintu Bebas Bunga Es (No Frost)
PETUNJUK PENGGUNAAN Lemari Pendingin 2 pintu Bebas Bunga Es (No Frost) DAFTAR ISI FITUR 2 PEMASANGAN 5 PENGOPERASIAN 6 MEMBERSIHKAN 8 PERINGATAN 9 PEMECAHAN MASALAH 10 No. Pendaftaran: PEMECAHAN MASALAH
Lebih terperinci2. Tersedianya fasilitas ruang penyimpanan bahan makanan sesuai persyaratan.
Penyimpanan bahan makanan adalah suatu tata cara menata, menyimpan, memelihara bahan makanan kering dan basah serta mencatat serta pelaporannya. Setelah bahan makanan yang memenuhi syarat diterima harus
Lebih terperinciBADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG PENGAWASAN PENGELOLAAN OBAT, BAHAN OBAT, NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA, DAN PREKURSOR FARMASI
Lebih terperinci(3) Gambar 8.1 Pengaturan suhu dalam lemari es, (1) cold, (2) normal, (3) warm
BAB VIII MASALAH-MASALAH YANG SERING MUNCUL PADA LEMARI ES Masalah yang akan dibahas pada bab ini adalah masalah yang umum/sering muncul pada lemari es. Diharapkan pengetahuan ini juga bisa diserap bukan
Lebih terperinciElemen Penilaian BAB VIII
Elemen Penilaian BAB VIII 8. 1. 1 EP 1 SK Jenis-jenis Pemeriksaan Laboratorium SOP Pemeriksaan Laboratorium Brosur Pelayanan Laboratorium Panduan Pemeriksaan Laboratorium 8. 1. 1 EP 2 Pola Ketenagaan Persyaratan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN,
Masukan dapat kami terima selambatlambatnya tanggal 12 Februari 2018 dan diperpanjang sampai dengan 19 Februari 2018 melalui email: 1. wasnapza@yahoo.co.id 2. wasnapza@gmail.com PERATURAN BADAN PENGAWAS
Lebih terperinciINTERPRETASI PERDIRJEN NO 30 th 2013 dan SNI IEC dan SNI IEC Piranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan
INTERPRETASI PERDIRJEN NO 30 th 2013 dan SNI IEC 60335-1 dan SNI IEC 60335-2-24 Piranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2-24: Persyaratan khusus untuk Refrigerator oleh : Irwan I (B4T)
Lebih terperinciPENGELOLAAN OBAT DI PUSKESMAS
PENGELOLAAN OBAT DI PUSKESMAS Kelompok 2 : Aryes Patricia Nova reza Adawiyah Ida Royani Pengertian Obat : suatu zat yang dapat dipakai dalam diagnosis, mengurangi sakit, mengobati dan mencegah penyakit
Lebih terperinciBUKU PANDUAN PROSEDUR VAKSINASI
BUKU PANDUAN PROSEDUR VAKSINASI Penyusun Dr. dr. Martira Maddeppungeng, SpA(K) CLINICAL SKILL LABORATORY 5 (CSL 5) BLOK SIKLUS HIDUP FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN 2018 PROSEDUR VAKSINASI 1
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 terdiri dari industri obat jadi dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Farmasi 2.1.1 Pengertian Industri Farmasi Industri farmasi menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 terdiri dari industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG RS Duta Indah dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat, selalu berusaha melakukan peningkatan mutu dan keselamatan pasien,yang harus didukung
Lebih terperinci