BAB III METODE PENELITIAN. rancangan case control. Pada penelitian ini dilakukan pemeriksaan ekspresi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN. rancangan case control. Pada penelitian ini dilakukan pemeriksaan ekspresi"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan penelitian Penelitian ini merupakan suatu penelitian observasional analitik dengan rancangan case control. Pada penelitian ini dilakukan pemeriksaan ekspresi imunohistokimia Human Epididymis Protein 4 terhadap blok paraffin jaringan kista ovarium jinak dan ovarium normal. Dalam penelitian ini, tidak diberikan perlakuan terhadap variabel, namun hanya dilihat hasil pulasan immunohistokimia HE4. Pengukuran variabelnya hanya dilakukan satu kali dan pada satu saat Tempat dan waktu penelitian `Penelitian ini dilakukan di Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran USU, dan pemeriksaan imunohistokimia dilakukan di Laboratorium Departemen Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Medan. Penelitian ini dilakukan bulan Mei hingga Juni Subjek Penelitian Objek penelitian kelompok kasus adalah blok paraffin jaringan kista ovarium benigna yang diperoleh dari operasi ginekologi kista ovarium benigna. Objek penelitian kelompok kontrol adalah blok paraffin jaringan ovarium normal yang diperoleh dari operasi ginekologi non kista ovarium, seperti pada pasien menopause yang menjalani operasi total abdominal histerektomi dan bisalfingoooforektomi atas indikasi hiperplasia endometrium, mioma uteri,

2 karsinoma endometrium stadium dini, yang memiliki hasil histopatologi ovarium dalam batas normal Besar Sampel Penelitian Besar sampel penelitian dihitung secara statistik dengan rumus 87 : dimana : Zα = nilai baku normal dari tabel Z yang besarnya bergantung pada nilai α yang ditentukan. Nilai α=0,10 Zα= 1,64 Zβ= nilai baku normal dari tabel Z yang besarnya bergantung pada nilai β yang ditentukan. Nilai β=0,20 Zβ= 0,84 P2= Proporsi pada kista ovarium benigna = 0,2 25 Q2= 1-P2 = 0,8 P1= Proporsi pada kelompok yang nilainya merupakan ketetapan peneliti = 0,8 Q1= 1-P1 = 0,2 P1-P2= Selisih proporsi minimal yang dianggap bermakna= 0,6 P= Proporsi total = = 0,5 Q= 1-P = 0,5 n1= Besar sampel kelompok 1 (kasus) n2= Besar sampel kelompok 2 (kontrol)

3 Maka perhitungan besar sampel penelitian berdasarkan rumus tersebut didapatkan besar sampel minimal untuk masing-masing kelompok adalah n1= n2= 18,63 dibulatkan 19 sampel (jumlah sampel masing-masing kasus dan kontrol), sehingga total besar sampel minimal pada penelitian ini adalah 38 sampel. Namun pada penelitian ini akan dilakukan pemeriksaan imunohistokimia HE4 pada blok paraffin kista ovarium benigna sebanyak 20 sampel, dan blok paraffin jaringan ovarium normal sebanyak 20 sampel, sehingga total akan diperiksa sebanyak 40 sampel Kriteria Penelitian Kriteria Inklusi Kelompok Kasus Blok parafin jaringan kista ovarium benigna yang memenuhi kriteria inklusi sebagai berikut : 1. Wanita dengan kista ovarium benigna 2. Leukosit < /mm 3, tidak dijumpai fokal infeksi 3. Tidak mempunyai riwayat tumor non ginekologis 4. Tidak mempunyai penyakit ginjal Kelompok Kontrol Blok parafin jaringan ovarium normal yang diperoleh pasien menopause yang menjalani operasi total abdominal histerektomi dan bisalfingoooforektomi atas indikasi hiperplasia endometrium, mioma uteri, karsinoma endometrium stadium

4 dini, yang memiliki hasil histopatologi ovarium dalam batas normal serta memenuhi kriteria inklusi sebagai berikut : 1. Wanita yang menjalani pembedahan Total Abdominal Histerektomi Bisalfingoooforektomi dengan diagnosa non kista ovarium. 2. Tidak mempunyai penyakit ginjal. 3. Tidak mempunyai penyakit tumor non ginekologis lainnya Kriteria Eksklusi Kriteria Eksklusi untuk kelompok kasus dan kontrol adalah : 1. Sediaan tidak dapat dianalisa oleh sebab pembuatan blok paraffin yang tidak baik atau blok paraffin telah rusak. 2. Tidak memenuhi kriteria inklusi 3.6. Etika Penelitian Penelitian ini diajukan ke Komisi Etika Penelitian Fakultas Kedokteran untuk mendapatkan Ethical Clearence, setelah mendapatkan persetujuan dari Departemen Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Medan untuk pemeriksaan sampel blok paraffin di Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan Cara Kerja Penelitian 1. Setelah mendapatkan persetujuan dari komisi etik dalam melakukan penelitian, penelitian dimulai dengan mengumpulkan data dari Departemen Patologi Anatomi RSUP Haji Adam Malik, RSU dr. Pirngadi Medan, dan Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran

5 , berupa blok paraffin kista ovarium benigna dan ovarium normal. 2. Dari data histopatologi tersebut, diambil data rekam medik tentang identitas lengkap dan karakteristik pasien. 3. Dilakukan pewarnaan imunohistokimia. Prosedur imunohistokimia dilakukan di Departemen Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran dengan melakukan pewarnaan imunohistokimia Human HE4 Antibody (R & D system). Dengan prosedur pelaksanaan sebagai berikut : a. Deparafinisasi slide (dengan Xylol 1, Xylol 2, Xylol 3) masingmasing dikerjakan selama 5 menit b. Kemudian dilakukan rehidrasi dengan alkohol absolute, alkohol 95%, alkohol 80%, alkohol 70%) selama 4 menit c. Lalu dicuci dengan air mengalir selama 5 menit d. Masukkan slide ke dalam PT Link Deko Epitope Retrieval : set up pretreat 65 C, running time 98 C selama 15 menit e. Pap pen, segera masukkan dalam Tris Buffered Saline (TBS) ph 7,4 selama 9 menit f. Prosedur pewarnaan menurut tabel dibawah ini:

6 Tabel 3.7. Prosedur Pewarnaan LANGKAH INSTRUKSI Pretreatment Sesuai dengan petunjuk dari data sheet antibody primer Jaringan Primer Aplikasi reagensia dan inkubasi selama 5 menit pada suhu ruangan Parafin Blok Aplikasi reagensia dan inkubasi selama 5 menit pada suhu ruangan Antibodi Primer Sesuai dengan petunjuk dari data sheet antibody primer PolyVue Plus TM Aplikasi reagensia dan inkubasi Enhancer selama 10 menit pada suhu ruangan PolyVue Plus TM Aplikasi reagensia dan inkubasi HRP selama 10 menit pada suhu ruangan DAB/ Plus Aplikasi reagensia dan inkubasi selama 5 menit pada suhu ruangan Mayer s Aplikasi reagensia dan inkubasi Hematoxylin selama 2 menit pada suhu ruangan lalu dicuci dengan air Dehidration/ Sesuai metode rutin laboratorium Clearing/ Mounting PENCUCIAN/ WAKTU 3x2 menit 3x2 menit 3x2 menit 3x2 menit 3x2 menit 3x2 menit 3x2 menit N/A

7 3.8. Alat, Bahan Penelitian dan Instrumen Penelitian Alat-alat Penelitian Alat-alat yang diperlukan untuk penelitian ini adalah : Mikrotom, waterbath. Hot plate, Freezer, inkubator, staining jar, rak kaca objek, kaca objek, rak inkubasi, Pensil Diamond, Pipet Mikro, timbangan bahan kimia, kertas saring, pengukur waktu, gelas Erlenmeyer, gelas beker, tabung sentrifuge, microwave, thermolyte stirrer, kaca penutup, entelan dan mikroskop cahaya Bahan Penelitian o Blok paraffin yang telah didiagnosa dengan pulasan Hematoksilin Eosin sebagai jaringan kista ovarium. o Pulasan immunohistokimia menggunakan metode The EnVision + Dual Link System kit, teknik pulasan IHK 2 langkah. Antibodi primer yang digunakan adalah Mouse monoclonal Hu-antibody HE4 dengan pengenceran 1 : 20. The Envision + Dual Link System kit terdiri dari : o 1 Botol Dual endogenous enzyme block o 1 Botol Labelled polymer HRP o 1 Botol DAB + Substrat Buffer o 1 Botol DAB + Chromogen ( 15 ml) ( 15 ml) ( 18 ml) ( 1 ml) o Larutan PBS : o NaCl 87,5 gr + KH2PO4 1,92 gr dalam aquadest 800 ml o Tambahkan dengan Na2HPO42H2O 15,33 gr, aduk sampai larut o Tambahkan aquadest sampai 1 liter

8 o Bilas akan digunakan, harus diencerkan 10x. o Larutan Buffer Sitrat : o Citric acid 2,1 gr dilarutkan dalam 1 liter aquadest. o Ditetesi dengan NaOH 2M sampai tercapai ph 6. o Larutan DAB + Substrat-kromogen (1 ml larutan cukup untuk 10 jaringan) : o Langkah 1 : Masukkan ke aliquot 1 ml Substrat Buffer secukupnya ke dalam kontainer ( tergantung dari jumlah spesimen yang akan dikerjakan) o Langkah 2 : Untuk setiap 1 ml buffer, tambahkan setetes (20 μl) cairan DAB + Kromogen, campurkan segera. o Larutan DAB + Substrat kromogen ini hanya stabil dalam ± 5 hari bila disimpan dalam suhu 2-8⁰C Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang akan digunakan adalah hasil pulasan immunohistokimia HE4 terhadap sampel sediaan jaringan kista ovarium benigna. Untuk penelitian terhadap pulasan immunohistokimia HE4 adalah sebagai berikut: o Kontrol Positif: Jaringan yang telah diketahui positif terhadap HE4 pada penelitian terdahulu (dalam hal ini jaringan fibro adenoma mammae) o Kontrol negatif : Kista Ovarium dengan antibodi primer o Positif : Warna coklat yang tampil pada sitoplasma sel epitel maupun stroma

9 o Dilakukan interpretasi sediaan tersebut oleh dua orang ahli Patologi Anatomi. Pemeriksaan Histopatologi dilakukan dengan menggunakan mikroskop cahaya 400x o Kemudian dilakukan analisis data ekspresi imunohistokimia HE4 masing-masing kelompok penelitian. o Penilaian imunohistokimia untuk ekspresi HE4 menggunakan skor Allred karena sistem ini mempunyai sensitifitas dan spesifisitas lebih baik dibandingkan dengan penilaian secara konvensional. Skor ini adalah hasil penjumlahan skor persentase dari sel yang terwarnai atau Proportion Score (PS) dan skor intensitas pewarnaannya atau Intensity Score (IS). Tabel Penilaian Proportion Score (PS) dan Intensity Score (IS). 88 Observasi PS PS Observasi IS atau IS Tidak ada yang terwarnai 0 Tidak terwarnai Kurang dari 1% sel terwarnai 1 Intensitas pewarnaan lemah 1-10% sel terwarnai 2 Intensitas pewarnaan sedang 11-33% sel terwarnai 3 Intensitas pewarnaan kuat 33-66% sel terwarnai % sel terwarnai 5

10 Tabel Interpretasi Score Allred 88 Score total Interpretasi 0 2 Negatif 3 Positif IHK HE 4, 40x (+ atau ++) No. slide: O/3926/16 IHK HE 4, 100x (+++) No. slide: O/4374/16

11 3.9. Analisis Data Analisa data dan uji statistik dilakukan secara terkomputerisasi. Hasil penelitian akan disajikan ke dalam tabel distribusi frekuensi. Untuk menganalisa perbedaan akurasi dua observer akan dihitung nilai kappa, dimana jika validitas >75% maka tidak ditemukan perbedaan bermakna antara kedua pengamatan observer. Hubungan antar variabel dilakukan uji statistik Chi square dengan derajat kepercayaan 95% dan p<0,05 dianggap bermakna Definisi Operasional Tabel Definisi Operasional Variabel Definisi Cara dan alat ukur Hasil ukur Kategori Kista Ovarium Kista Ovarium jinak pemeriksaan Benigna Nominal Benigna yang dibuktikan histopatologi pasca berdasarkan pembedahan pemeriksaan histopatologi yang dilakukan oleh ahli patologi anatomi Jaringan jaringan ovarium pemeriksaan Ovarium Normal Nominal Ovarium Normal normal yang diperoleh pasien menopause yang menjalani operasi histopatologi pasca pembedahan total abdominal histerektomi dan bisalfingoooforektomi atas indikasi hiperplasia endometrium, mioma uteri, karsinoma endometrium stadium dini, yang memiliki

12 hasil histopatologi ovarium dalam batas normal Human Penanda tumor Pewarnaan Negatif : Nominal Epididymis ovarium Imunohistokimia yang Bila tidak berhasil Protein 4 diamati oleh dua menampilkan warna orang coklat, dimana pada saat proses yang sama kontrol (+) menampilkan coklat pewarnaan warna dengan kromogen DAB Positif: Bila terlihat tampilan pulasan warna coklat pada sitoplasma sel epitel ataupun stroma dengan menggunakan mikroskop cahaya pembesaran 400x pada 5 lokasi lapangan pandang dan pada saat yang sama kontrol (+) juga menampilkan warna yang sama. Skor intensitas warna coklat: 0 = negatif +1= lemah +2 = sedang +3 = kuat

13 Usia masa hidup pasien dilihat tanggal lahir < 20 tahun Ordinal sejak tanggal kelahiran dari rekam medis tahun > 50 tahun Paritas jumlah kelahiran yang dilihat dari rekam Virgo Nominal pernah dialami medis Nullipara Paritas 1 Usia umur pasien saat kalender dalam tahun 12 tahun >12 tahun. Nominal Menarche mendapatkan haid melalui anamnesis pertama kali Indeks Massa Suatu pengukuran Alat pengukur berat WHO : Ordinal tubuh (IMT) yang menghubungkan badan/ timbangan Underweight : (membandingkan) dalam satuan < 18,5 berat badan dengan Kilogram serta alat Normal : tinggi badan pengukur tinggi 18,5-24,9 badan dalam satuan Overweight: meter dan kalkulator 25-29,9 untuk menghitung Obese : indeks massa tubuh > 30

14 3.11. Alur Penelitian Data Laporan Rekam Medik Diagnosa dan Data Umum Pasien Kriteria Inklusi dan Eksklusi Sampel Blok Parafin 3. Jaringan Ovarium Jaringan Kista Ovarium Benigna Jaringan Ovarium Normal Pewarnaan Imunohistokimia Human Epididymis Protein 4 Pembacaan Ekspresi Imunohistokimia Human Epididymis Protein 4 Analisa Data

15 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan subjek penelitian kelompok kasus sebanyak 20 blok paraffin jaringan kista ovarium benigna yang diperoleh dari tindakan operasi ginekologi kasus kista ovarium jinak. Sedangkan subjek penelitian kelompok kontrol sebanyak 20 blok paraffin jaringan ovarium normal yang diperoleh dari tindakan operasi ginekologi kasus non kista ovarium benigna. Pengamatan hasil pulasan immunohistokimia HE4 dilakukan oleh dua orang observer. Untuk menganalisa perbedaan akurasi dua observer digunakan nilai kappa, dimana didapatkan nilai uji Kappa sebesar 85,5%. Karena tidak ada perbedaan antara kedua observer, maka pada penelitian ini digunakan hasil pemeriksaan dari observer Karakteristik Subjek Penelitian Gambaran karakteristik subjek penelitian berdasarkan usia, usia menarche, paritas, Indeks massa tubuh, dijelaskan pada tabel di bawah ini.

16 Tabel Karakteristik Subjek Penelitian Berdasarkan Usia, Usia Menarche, Paritas, dan Indeks Massa Tubuh. Karakteristik Kista Ovarium Jinak (n%) Ovarium normal (n%) Usia (tahun) <20 3 (15) 0 (0) (70) 8 (40) >50 3 (15) 12 (60) Usia Menarche (tahun) (85) 15 (75) >12 3 (15) 5 (25) Paritas Virgo 4 (20) 0 (0) Nullipara 2 (10) 0 (0) 1 14 (70) 20 (100) Indeks Massa Tubuh Normoweight 14 (70) 15 (75) Overweight 4 (20) 5 (25) Obese 2 (10) 0 (0) Tabel di atas menunjukkan bahwa pada kelompok kista ovarium jinak lebih banyak dengan usia tahun sebanyak 14 orang (70%) kemudian dengan usia <20 tahun dan >50 tahun masing-masing 3 orang (15%). Pada kelompok ovarium normal lebih banyak dengan usia >50 tahun sebanyak 12 orang (60%) dan lainnya dengan usia tahun sebanyak 8 orang (40%). Dari usia menarche baik kelompok kista ovarium jinak dan ovarium normal, terbanyak dijumpai usia menarche 12 tahun masing-masing 17 orang (85%) dan 15 orang (75%). Dari jumlah paritas, pada kelompok kista ovarium jinak terbanyak dengan paritas 1 sebanyak 14 orang (70%) sedangkan kelompok ovarium normal seluruhnya dengan paritas 1 (100%).

17 Dari indeks massa tubuh baik kelompok kista ovarium jinak dan ovarium normal, terbanyak dengan indeks massa tubuh normoweight masing-masing 14 orang (70%) dan 15 orang (75%) Distribusi Histopatologi Kista Ovarium Benigna Gambaran subjek penelitian berdasarkan klasifikasi kista ovarium benigna dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel Distribusi Histopatologi Kista Ovarium Benigna Histopatologi Kista Ovarium Benigna Jumlah N (%) Epitel Cystadenoma musinosum 8 40 Cystadenoma serosum 7 35 Kista Endometriosis 2 10 Non Epitel Kista Dermoid 3 15 Tabel di atas menunjukkan distribusi histopatologi kista ovarium jinak, dimana terbanyak jenis epitel (85%) yaitu Cystadenoma musinosum (40%), Cystadenoma serosum (35%), Kista Endometriosis (10%). Sedangkan jenis non epitel hanya sebanyak 15% yaitu kista dermoid.

18 Ekspresi Immunohistokimia HE4 Pada Jaringan Kista Ovarium Benigna dan Ovarium Normal. Hasil pengamatan terhadap ekspresi imunohistokimia HE4 pada jaringan kista ovarium benigna dan ovarium normal tampak pada tabel dibawah ini Ekspresi Immunohistokimia HE4 Pada Jaringan Kista Ovarium Jinak dan Ovarium Normal. Hasil pengamatan terhadap ekspresi imunohistokimia HE4 pada jaringan kista ovarium jinak dan ovarium normal tampak pada tabel dibawah ini. Tabel Ekspresi Immunohistokimia HE4 Pada Jaringan Kista Ovarium Jinak dan Ovarium Normal. Subjek Penelitian Kista Ovarium Jinak Ovarium normal *) uji chi square Ekspresi HE4 (Skor Allred) Positif Negatif Total n (%) n (%) N (%) (60) (40) (100) (0) (100) (100) p* OR IK 95% <0,001 0,4 0,23-0,68 Tabel menunjukkan bahwa kelompok kista ovarium jinak memiliki ekspresi HE4 sebagian besar positif yaitu 12 orang (60%) dan negatif sebanyak 8 orang (40%). Sedangkan kelompok ovarium normal seluruhnya memiliki ekspresi HE4 negatif (100%). Secara statistik dijumpai adanya hubungan yang bermakna antara kelompok subjek penelitian dengan ekspresi HE4 dengan nilai p < 0,05, dengan odds ratio untuk kemungkinan ekspresi HE4 negatif sebesar

19 0,4 (IK 95% 0,23-0,68) yang berarti bahwa kista ovarium jinak memiliki kemungkinan ekspresi HE4 negatif hanya sekitar 0,4 kali lipat Ekspresi Immunohistokimia HE4 Pada Jaringan Kista Ovarium Benigna Berdasarkan Histopatologi. Hasil pengamatan terhadap ekspresi imunohistokimia HE4 pada jaringan kista ovarium benigna berdasarkan histopatologi tampak pada tabel dibawah ini. Tabel Ekspresi imunohistokimia HE4 pada jaringan kista ovarium benigna berdasarkan subtipe histopatologi Ekspresi HE4 Positif Negatif p-value* n % N % Cystadenoma musinosum 2 66,7 1 33,3 0,98 Cystadenoma serosum 5 62,5 3 37,5 0,77 Kista endometriosis 4 57,1 3 42,9 0,89 Kista dermoid 1 50,0 1 50,0 0,71 *Uji Regresi Logistik Tabel menunjukkan bahwa ekspresi HE-4 positif tertinggi dijumpai pada kelompok cystadenoma musinosum yaitu sebanyak 2 orang (66,7%). Sedangkan ekspresi HE-4 negatif terutama dijumpai pada subtipe cystadenoma serosum dan kista endometriosis. Secara statistik diperoleh kesimpulan bahwa tidak terdapat hubungan antara jenis subtipe kista ovarium benigna dengan ekspresi immunohistokimia HE-4 (p>0,05).

20 4.2. Pembahasan Penelitian dilakukan terhadap kelompok kasus 20 blok paraffin jaringan kista ovarium benigna yang diperoleh dari tindakan operasi ginekologi kasus kista ovarium jinak. Sedangkan subjek penelitian kelompok kontrol sebanyak 20 blok paraffin jaringan ovarium normal yang diperoleh dari tindakan operasi ginekologi kasus non kista ovarium benigna. Hasil yang diperoleh bahwa pada kelompok kista ovarium jinak lebih banyak dengan usia tahun sebanyak 14 orang (70%) kemudian dengan usia <20 tahun dan >50 tahun masing-masing 3 orang (15%). Pada kelompok ovarium normal lebih banyak dengan usia >50 tahun sebanyak 12 orang (60%) dan lainnya dengan usia tahun sebanyak 8 orang (40%). (tabel 4.1.1) Peningkatan risiko yang dikaitkan dengan kista ovarium adalah bertambahnya usia, menarche dini dan menopause terlambat. Proses pertambahan usia akan memungkinkan perpanjangan waktu untuk menyebabkan perubahan genetik secara acak dalam epitel permukaan ovarium. Stimulasi yang berulang pada epitel permukaan ovarium akan menyebabkan perubahan. Teori patogenesis kista ovarium ini disebut dengan hipotesis incessant ovulation. Proses perbaikan jaringan epitel ovarium akibat periode panjang ovulasi yang berulang dan siklik menyebabkan proliferasi seluler yang cukup sering. Hal ini akan dapat memicu adanya mutasi gen p53 pada fase DNA. Sehingga peristiwa ini dianggap berkontribusi terhadap proses tumorigenesis kista ovarium. 43,44 Pada penelitian ini dijumpai paling banyak pada usia tahun dimana hal tersebut berkaitan dengan usia reproduktif pasien dengan adanya proses ovulasi yang terus berlangsung pada setiap siklus menstruasi sehingga memperbesar peluang terbentuknya kista ovarium.

21 Dari usia menarche baik kelompok kista ovarium jinak dan ovarium normal, terbanyak dijumpai usia menarche 12 tahun masing-masing 17 orang (85%) dan 15 orang (75%). (Tabel 4.1.1). Hal ini sejalan dengan teori incessant ovulation yang menunjukkan bahwa pada pasien dengan menarche yang dini terjadi peningkatan risiko kista ovarium. 43,44 Dari jumlah paritas, pada kelompok kista ovarium jinak terbanyak dengan paritas 1 sebanyak 14 orang (70%) sedangkan kelompok ovarium normal seluruhnya dengan paritas 1 (100%). (Tabel 4.1.1). Suatu penelitian mendapatkan bahwa wanita nullipara akan memiliki dua kali risiko yang lebih tinggi terkena kista ovarium, tetapi alasan pastinya belum sepenuhnya jelas. Risiko ini akan menurun dengan riwayat melahirkan dan stabil pada wanita yang melahirkan sebanyak enam kali. Risiko akan menurun pada wanita yang melahirkan yang memberikan ASI dimana hal ini mungkin memiliki efek perlindungan dengan memperpanjang periode amenore. 31,41,42 Dari indeks massa tubuh baik kelompok kista ovarium jinak dan ovarium normal, terbanyak dengan indeks massa tubuh normoweight masing-masing 14 orang (70%) dan 15 orang (75%). (Tabel 4.1.1). Meningkatnya distribusi lemak tubuh bagian atas, juga merupakan faktor risiko terjadinya kista ovarium. Diduga stimulasi dari estrogen ekstraovarian khususnya dari jaringan adiposa berperan dalam perkembangan kista ovarium. 35 Distribusi histopatologi kista ovarium benigna, dimana terbanyak jenis epitel (85%) yaitu cystadenoma musinosum (40%), Cystadenoma serosum (35%), Kista Endometriosis (10%). Sedangkan jenis non epitel hanya sebanyak 15% yaitu kista dermoid. (Tabel 4.1.2). Hal ini sejalan dengan teori dimana insiden kista ovarium benigna terbanyak sesuai urutan antara lain kista ovarii simpleks,

22 kistadenoma ovarii musinosum, kistadenoma ovarii serosum, kista endometrioid, kista dermoid. 22,25 Kelompok kista ovarium jinak memiliki ekspresi HE4 sebagian besar positif yaitu 12 orang (60%) dan negatif sebanyak 8 orang (40%). Sedangkan kelompok ovarium normal seluruhnya memiliki ekspresi HE4 negatif (100%). Secara statistik dijumpai adanya hubungan yang bermakna antara kelompok subjek penelitian dengan ekspresi HE4 dengan nilai p < 0,05, dengan odds ratio untuk kemungkinan ekspresi HE4 negatif sebesar 0,4 (IK 95% 0,23-0,68) yang berarti bahwa kista ovarium jinak memiliki kemungkinan ekspresi HE4 negatif hanya sekitar 0,4 kali lipat. (Tabel 4.1.3) Ekspresi dari HE4 pada kista inklusi kortikal dengan epitel tipe Mullerian dan pada karsinoma ovarium menunjukkan bahwa ekspresi HE4 dapat dapat timbul pada berbagai tahap awal karsinoma ovarium. Fakta bahwa galur sel kanker ovarium yang mengekspresikan HE4 endogen dengan RT-PCR menunjukkan kesempatan untuk memulai karakterisasi dari biologi seluler dari protein tersebut. Studi imunofluoresensi menunjukkan bahwa HE4 didistribusikan pada regio dari sitoplasma dengan pola perinuklear dari retikulum endoplasma dan aparatus Golgi. 17,81 Adanya temuan positif HE4 pada kista ovarium jinak tidak sejalan dengan beberapa penelitian sebelumnya Studi dari Escudero dkk (2011) menunjukkan bahwa HE4 kurang dipengaruhi oleh jenis kelamin atau status menopause dibandingkan CA-125. HE4 kadarnya tidak meningkat pada kondisi jinak bila dibandingkan dengan CA-125, termasuk kondisi ginekologik jinak. Penelitian yang sejalan dengan penelitian ini diantaranya Drapkin dkk (2005) mendeteksi HE4 pada permukaan sel epitel pada kista inklusi kortikal pada 11 ovarium yang secara histologis terbukti jinak.

23 Ekspresi dari protein HE4 seperti pada penanda ovarium lainnya dapat diidentifikasi dengan analisa ekspresi gen dan dijumpai pada proses terkait pembentukan kista inklusi kortikal dan metaplasia Mullerian. 18 Hasil penelitian ini tampaknya dapat dijawab oleh model dua pathway dikembangkan oleh Shih dan Kurman (2004) dalam usaha untuk menggabungkan temuan klinis, histopatologis dan genetik molekuler pada kanker ovarium. Mereka juga menemukan perbedaan pada TP53 dan mutasi KRAS yang dijumpai antara tumor serosa borderline (SBT) dan karsinoma serosa. SBT menunjukkan subset tumor ovarium serosa yang non invasif, tampaknya berkembang dari kistadenoma serosa benigna, dan berkembang sangat perlahan menjadi karsinoma serosa derajat rendah. SBT tidak memiliki mutasi TP53 yang merupakan karakteristik karsinoma serosa derajat tinggi. Pengamatan ini menunjukkan formulasi yang mengklasifikasikan seluruh tumor ovarium sebagai tipe I dan tipe II. Tumor tipe I termasuk seluruh histotipe utama (serosa, endometrioid, musinosum, sel jernih, dan transisional), menunjukkan gambaran arsitektural dan inti sel derajat rendah, pertumbuhan yang lambat, dan dapat dihubungkan dengan lesi prekursor ovarium jinak. Alterasi genetik utama diantara tumor tipe I adalah mutasi KRAS dan BRAF, dimana keduanya mengaktivasi jalur sinyal MAPK onkogenik. 44 Ekspresi HE-4 positif tertinggi dijumpai pada kelompok cystadenoma musinosum yaitu sebanyak 2 orang (66,7%). Sedangkan ekspresi HE-4 negatif terutama dijumpai pada subtipe cystadenoma serosum dan kista endometriosis. Secara statistik diperoleh kesimpulan bahwa tidak terdapat hubungan antara jenis subtipe kista ovarium benigna dengan ekspresi immunohistokimia HE-4 (p>0,05). (Tabel 4.1.4). Namun oleh karena ditemukan peningkatan ekspresi

24 HE4 pada kista ovarium benigna hal ini menunjukkan bahwa HE4 berperan pada proses tumorigenesis kista ovarium benigna. Ekspresi dari HE4 dalam progresi dari neoplasma jinak menjadi borderline hingga maligna belum dipahami sepenuhnya. Temuan pada tingkat pemeriksaan histopatologis menunjukkan bahwa HE4 tidak saja di ekspresikan pada tumor ganas ovarium, tetapi juga pada berbagai lesi jinak ovarium. Temuan sebelumnya telah menunjukkan HE4 menunjukkan ekspresi kuat pada karsinoma serous dan endometrioid. HE4 pada studi Georgakopoulos dkk (2012) menunjukkan ekspresi kuat pada clear cell carcinoma, borderline serous tumors, endometriosis, dan mucinous cystadenoma ovarii. Pada tuba fallopii dan karsinoma tuba fallopii menunjukkan peningkatan level ekspresi HE4. HE4 di ekspresikan secara kuat pada karsinoma primer dari tuba fallopi dan sel sel sekretori dan interkalasi jinak tuba fallopii, pada kista inklusi kortikal, dan pada sel mesotelial. Meskipun ekspresi HE4 dapat terlihat pada berbagai jaringan kista ovarium jinak, mukosa tuba normal, dan sel mesotelial dapat menyingkirkan kegunaan HE4 sebagai penanda untuk skrining primer, namun ekspresi yang kuat pada karsinoma ovarium dan tuba menunjukkan bahwa HE4 dapat berguna sebagai penanda yang sensitif untuk rekurensi penyakit. Ekspresi yang kuat pada beberapa lesi ovarium jinak menunjukkan bahwa HE4 mungkin memiliki keterbatasan spesifisitas sebagai penanda tumor ovarium. 90

25 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan 1. Subjek penelitian kelompok kista ovarium jinak terbanyak dengan usia tahun, usia menarche 12 tahun, paritas 1, IMT normal sedangkan kelompok ovarium normal terbanyak dengan usia >50 tahun, usia menarche 12 tahun, paritas 1, IMT normal. 2. Distribusi histopatologi kista ovarium benigna terbanyak dengan jenis epitel. 3. Ada hubungan yang bermakna antara kista ovarium benigna dengan ekspresi HE4 dengan OR sebesar 0,4. 4. Tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis histopatologi kista ovarium benigna dengan ekspresi HE Saran Dibutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai HE4 untuk lebih memahami perannya pada patofisiologi terjadinya kista ovarium jinak.

BAB 3 BAHAN DAN METODA

BAB 3 BAHAN DAN METODA BAB 3 BAHAN DAN METODA 3.1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian berupa penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan secara cross sectional. 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 BAHAN DAN METODE. imunohistokimia Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF) dan Tumorinfiltrating

BAB 3 BAHAN DAN METODE. imunohistokimia Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF) dan Tumorinfiltrating BAB 3 BAHAN DAN METODE 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, yang bertujuan untuk menganalisis hubungan ekspresi imunohistokimia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan suatu penelitian deskriptif observasional. laboratoris dengan pendekatan potong lintang.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan suatu penelitian deskriptif observasional. laboratoris dengan pendekatan potong lintang. 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan suatu penelitian deskriptif observasional laboratoris dengan pendekatan potong lintang. 3.2 Waktu dan Tempat Penelitian 1. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS

BAB III KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS BAB III KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS 3.1. Kerangka Teori NF-KB Inti (+) Sitoplasma (+) Inti (+) Sitoplasma (+) RAF MEK ERK Progresi siklus sel Proliferasi sel Angiogenesis Grading WHO

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan cross sectional dimana hanya diamati satu kali dan pengukuran

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan cross sectional dimana hanya diamati satu kali dan pengukuran 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini adalah observasional analitik. Observasi dilakukan dengan pendekatan cross sectional dimana hanya diamati satu kali dan pengukuran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini secara observasional analitik. pertumbuhan janin terhambat dan kehamilan normal.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini secara observasional analitik. pertumbuhan janin terhambat dan kehamilan normal. 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini secara observasional analitik. 2. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini adalah penelitian potong

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kasus diantaranya menyebabkan kematian (Li et al., 2012; Hamdi and Saleem,

BAB 1 PENDAHULUAN. kasus diantaranya menyebabkan kematian (Li et al., 2012; Hamdi and Saleem, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker ovarium merupakan peringkat keenam keganasan terbanyak di dunia, dan merupakan penyebab kematian ketujuh akibat kanker. Kanker ovarium didiagnosis pada 225.500

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif deskriptif untuk melihat pola ekspresi dari Ki- 67 pada pasien KPDluminal A dan luminal B. 3.2 Tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diperkirakan terdapat kasus baru kanker ovarium dan kasus meninggal

BAB I PENDAHULUAN. Diperkirakan terdapat kasus baru kanker ovarium dan kasus meninggal BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kanker ovarium merupakan penyebab kematian ketujuh pada wanita di dunia. Diperkirakan terdapat 239.000 kasus baru kanker ovarium dan 152.000 kasus meninggal dunia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tumor ovarium merupakan bentuk neoplasma yang paling sering ditemukan pada wanita. Sekitar 80% merupakan tumor jinak dan sisanya adalah tumor ganas ovarium (Crum,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dari semua kanker pada organ reproduksi. Diantara kanker yang ditemukan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. dari semua kanker pada organ reproduksi. Diantara kanker yang ditemukan pada 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kanker ovarium adalah kanker ginekologi yang dijumpai hampir 30% dari semua kanker pada organ reproduksi. Diantara kanker yang ditemukan pada perempuan,

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1 prosedur pewarnaan hematoksillin-eosin (HE)

LAMPIRAN. Lampiran 1 prosedur pewarnaan hematoksillin-eosin (HE) 51 LAMPIRAN Lampiran 1 prosedur pewarnaan hematoksillin-eosin (HE) Pewarnaan HE adalah pewarnaan standar yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai struktur umum sel dan jaringan normal serta perubahan

Lebih terperinci

Susunan Penelitian. Peneliti 1. Nama lengkap : Melvin Pascamotan Togatorop 2. Fakultas : Kedokteran 3. Perguruan Tinggi : Universitas Sumatera Utara

Susunan Penelitian. Peneliti 1. Nama lengkap : Melvin Pascamotan Togatorop 2. Fakultas : Kedokteran 3. Perguruan Tinggi : Universitas Sumatera Utara Lampiran 1 Susunan Penelitian Peneliti 1. Nama lengkap : Melvin Pascamotan Togatorop 2. Fakultas : Kedokteran 3. Perguruan Tinggi : Pembimbing I 1. Nama lengkap : dr. Kamal Basri Siregar, Sp.B (K) Onk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selama tiga dasawarsa terakhir, kanker ovarium masih merupakan masalah

BAB I PENDAHULUAN. Selama tiga dasawarsa terakhir, kanker ovarium masih merupakan masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selama tiga dasawarsa terakhir, kanker ovarium masih merupakan masalah kesehatan perempuan di dunia, termasuk Indonesia. Hal ini terkait dengan tingginya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan rancangan penelitian case control, yaitu untuk mempelajari

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan rancangan penelitian case control, yaitu untuk mempelajari BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan survei analitik dengan menggunakan rancangan penelitian case control, yaitu untuk mempelajari dinamika pengaruh antara

Lebih terperinci

] 2 (Steel dan Torrie, 1980)

] 2 (Steel dan Torrie, 1980) BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimental dengan metode post test only control group design. B. Tempat Penelitian Tempat pemeliharaan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Obstetri Ginekologi, Patologi Anatomi,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Obstetri Ginekologi, Patologi Anatomi, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian dan Farmakologi. Penelitian ini mencakup bidang Obstetri Ginekologi, Patologi Anatomi, 3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian a. Pemeliharaan dan perlakuan

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 23 BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1 Kerangka Konsep Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah: Prevalensi: Data Demografi Usia

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penyakit Dalam sub bagian Infeksi Tropis. Bagian /SMF Ilmu Penyakit Dalam RSUP Dr. Kariadi Semarang mulai 1

BAB IV METODE PENELITIAN. Penyakit Dalam sub bagian Infeksi Tropis. Bagian /SMF Ilmu Penyakit Dalam RSUP Dr. Kariadi Semarang mulai 1 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Disiplin ilmu yang terkait dengan penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam sub bagian Infeksi Tropis 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker Ovarium Epitel (KEO) merupakan kanker ginekologi yang. mematikan. Dari seluruh kanker ovarium, secara histopatologi dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. Kanker Ovarium Epitel (KEO) merupakan kanker ginekologi yang. mematikan. Dari seluruh kanker ovarium, secara histopatologi dijumpai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker Ovarium Epitel (KEO) merupakan kanker ginekologi yang mematikan. Dari seluruh kanker ovarium, secara histopatologi dijumpai 85-90% adalah kanker ovarium epitel.

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik dan Ilmu Patologi Anatomi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan selama

Lebih terperinci

Waktu dan Tempat Penelitian Materi Penelitian Metode Penelitian Pembuatan Tikus Diabetes Mellitus Persiapan Hewan Coba

Waktu dan Tempat Penelitian Materi Penelitian Metode Penelitian Pembuatan Tikus Diabetes Mellitus Persiapan Hewan Coba Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2007 sampai dengan bulan Juli 2008 di Laboratorium Bersama Hewan Percobaan Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara merupakan penyakit keganasan yang paling sering

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara merupakan penyakit keganasan yang paling sering BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karsinoma payudara merupakan penyakit keganasan yang paling sering dijumpai pada wanita dan penyebab kematian terbanyak. Pengobatannya sangat tergantung dari stadium

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 5 15% wanita usia reproduktif pada populasi umum. rumah sakit pemerintah adalah sebagai berikut : di RSUD dr.

BAB 1 PENDAHULUAN. 5 15% wanita usia reproduktif pada populasi umum. rumah sakit pemerintah adalah sebagai berikut : di RSUD dr. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kista coklat ovarium adalah salah satu entitas atau jenis kista ovarium yang paling sering ditemukan para klinisi dalam bidang obstetri dan ginekologi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Tumor ganas ovarium adalah penyebab kematian akibat tumor ginekologi yang menduduki urutan ke empat di Amerika Serikat. (1-10) Laporan statistik kanker Amerika Serikat

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Lampung untuk pemeliharaan dan pemberian perlakuan pada mencit dan

METODOLOGI PENELITIAN. Lampung untuk pemeliharaan dan pemberian perlakuan pada mencit dan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Biologi FMIPA Universitas Lampung untuk pemeliharaan dan pemberian perlakuan pada mencit dan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 23 BAB 3 METODE PENELITIAN 31 Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat analitik dengan desain kuasi eksperimental Pada penelitian ini akan diperiksa ekspresi MMP-9 pada polip hidung sebelum dan sesudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Karsinoma ovarium adalah keganasan yang berasal. dari jaringan ovarium. Ovarian Cancer Report mencatat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Karsinoma ovarium adalah keganasan yang berasal. dari jaringan ovarium. Ovarian Cancer Report mencatat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karsinoma ovarium adalah keganasan yang berasal dari jaringan ovarium. Ovarian Cancer Report mencatat pada tahun 2014 karsinoma ovarium adalah karsinoma peringkat tujuh

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah cross sectional

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah cross sectional 55 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah cross sectional dengan kekhususan pada penelitian uji diagnostik. Sumber data penelitian menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik. Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik. Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik. B. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL. Korelasi stadium..., Nurul Nadia H.W.L., FK UI., Universitas Indonesia

BAB 4 HASIL. Korelasi stadium..., Nurul Nadia H.W.L., FK UI., Universitas Indonesia BAB 4 HASIL 4.1 Pengambilan Data Data didapatkan dari rekam medik penderita kanker serviks Departemen Patologi Anatomi RSCM pada tahun 2007. Data yang didapatkan adalah sebanyak 675 kasus. Setelah disaring

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kedokteran Universitas Diponegoro Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Kariadi

BAB III METODE PENELITIAN. Kedokteran Universitas Diponegoro Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Kariadi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini meliputi lingkup Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan serta Ilmu Patologi Anatomi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Patologi Anatomi, Histologi, dan Farmakologi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 1)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental, sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan sistem, fungsi, dan proses reproduksi. 1 Pada saat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini yaitu tikus putih (Rattus norvegicus) Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini yaitu tikus putih (Rattus norvegicus) Penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan empat ulangan. Hewan coba yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik, Ilmu

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik, Ilmu BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik, Ilmu Patologi Anatomi, dan Fisika Kedokteran. 4.2 Tempat dan waktu penelitian 4.2.1 Tempat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di RSUD Dr. Moewardi pada Juli 2013

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di RSUD Dr. Moewardi pada Juli 2013 15 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan secara observasional analitik dengan menggunakan metode cross sectional. B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kanker yang paling sering ditemukan pada wanita, setelah kanker mulut

BAB I PENDAHULUAN. kanker yang paling sering ditemukan pada wanita, setelah kanker mulut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker payudara adalah keganasan pada jaringan payudara yang berasal dari epitel duktus atau lobulus. 1 Di Indonesia kanker payudara berada di urutan kedua sebagai

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian ini mencakup bidang Histologi, Patologi Anatomi, dan Farmakologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian ini adalah bidang Histologi, Patologi Anatomi, dan Farmakologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian akan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Onkologi dan Bedah digestif; serta Ilmu Penyakit Dalam. Penelitian dilaksanakan di Instalasi Rekam Medik RSUP Dr.

BAB IV METODE PENELITIAN. Onkologi dan Bedah digestif; serta Ilmu Penyakit Dalam. Penelitian dilaksanakan di Instalasi Rekam Medik RSUP Dr. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Bedah khususnya Ilmu Bedah Onkologi dan Bedah digestif; serta Ilmu Penyakit Dalam. 4. Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang ilmu bedah digestif, ilmu bedah onkologi, dan ilmu gizi 4.2 Tempat dan waktu Lokasi penelitian ini adalah ruang

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM. : Histoteknik : Selly Oktaria Tanggal Praktikum : 14 September 2012

LAPORAN PRAKTIKUM. : Histoteknik : Selly Oktaria Tanggal Praktikum : 14 September 2012 LAPORAN PRAKTIKUM Judul : Histoteknik Nama : Selly Oktaria Tanggal Praktikum : 14 September 2012 Tujuan Praktikum : 1. Melihat demonstrasi pembuatan preparat histology mulai dari fiksasi jaringan hingga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. laboratoris in vivo pada tikus putih wistar (Ratus Norvegicus)jantan dengan. rancangan post test only control group design.

BAB III METODE PENELITIAN. laboratoris in vivo pada tikus putih wistar (Ratus Norvegicus)jantan dengan. rancangan post test only control group design. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan eksperimental laboratoris in vivo pada tikus putih wistar (Ratus Norvegicus)jantan dengan rancangan post

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian 3.1.1 Ruang Lingkup Keilmuan Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Dalam dan Ilmu Bedah. 3.1.2 Ruang Lingkup Waktu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian sectional. Penelitian ini merupakan studi deskriptif-analitik dengan pendekatan cross 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1. Tempat Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh perempuan usia produktif. Sebanyak 25% penderita mioma uteri dilaporkan

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh perempuan usia produktif. Sebanyak 25% penderita mioma uteri dilaporkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdarahan uterus abnormal (PUA) menjadi masalah yang sering dialami oleh perempuan usia produktif. Sebanyak 25% penderita mioma uteri dilaporkan mengeluh menoragia,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian A.. Ruang Lingkup Keilmuan Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini adalah Obstetri Ginekologi. A.2. Ruang Lingkup Wilayah dan Waktu Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan disain

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan disain BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Rancangan penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan disain Randomized post test only control group design. Sampel penelitian dibagi menjadi

Lebih terperinci

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MIOMA UTERI DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK SITI FATIMAH MAKASSAR

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MIOMA UTERI DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK SITI FATIMAH MAKASSAR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MIOMA UTERI DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK SITI FATIMAH MAKASSAR A. Ulfa Fatmasanti Akbid Batari Toja Watampone (Alamat Koresponden: andiulfafatmasanti@gmail.com/ 085399168227)

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4. 1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini meliputi lingkup Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan serta Patologi Anatomi. 4. 2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan case control. Penelitian ini merupakan penelitian observasional karena peneliti

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA 19 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung untuk pemeliharaan dan pemberian perlakuan pada

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Alur penelitian yang akan dilakukan secara umum digambarkan dalam skema pada Gambar 5.

BAHAN DAN METODE. Alur penelitian yang akan dilakukan secara umum digambarkan dalam skema pada Gambar 5. BAHAN DAN METODE Alur penelitian yang akan dilakukan secara umum digambarkan dalam skema pada Gambar 5. Pengujian Lactobacillus plantarum (BAL1) dan Lactobacillus fermentum (BAL2) pada tikus dengan perlakuan:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai 6 gram. Ovarium terletak dalam kavum peritonei. Kedua ovarium melekat

BAB I PENDAHULUAN. sampai 6 gram. Ovarium terletak dalam kavum peritonei. Kedua ovarium melekat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ovarium merupakan kelenjar kelamin (gonad) atau kelenjar seks wanita. Ovarium berbentuk seperti buah almond, berukuran panjang 2,5 sampai 5 cm, lebar 1,5 sampai 3 cm

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 27 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan studi potong lintang (cross sectional) untuk melihat gambaran ekspresi reseptor estrogen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan. menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan 5

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan. menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan 5 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan 5 ulangan, perlakuan yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seksama, prevalensi mioma uteri meningkat lebih dari 70%, karena mioma

BAB I PENDAHULUAN. seksama, prevalensi mioma uteri meningkat lebih dari 70%, karena mioma BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mioma uteri merupakan neoplasma jinak yang berasal dari otot polos uterus dan bersifat monoklonal. 1,2 Prevalensi mioma uteri di Amerika serikat sekitar 35-50%. 1

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker adalah penyakit tidak menular yang timbul akibat pertumbuhan tidak normal sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Pertumbuhan sel tersebut dapat

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah ilmu kedokteran forensik, farmakologi dan ilmu patologi anatomi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Adaptasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Fakultas Matematika dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Fakultas Matematika dan 22 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan Biologi Universitas Lampung untuk pemeliharaan

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan Randomized control

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan Randomized control BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan Randomized control group pretest posttest design 41 Kelompok penelitian dibagi menjadi 2 kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. test only control group design. Pengukuran awal tidak dilakukan karena dianggap sama untuk

BAB III METODE PENELITIAN. test only control group design. Pengukuran awal tidak dilakukan karena dianggap sama untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimental dengan metode post test only control group design. Pengukuran awal tidak dilakukan karena dianggap

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Forensik, Ilmu Patologi Anatomi dan Farmakologi.

BAB IV METODE PENELITIAN. Forensik, Ilmu Patologi Anatomi dan Farmakologi. 26 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup ilmu dari penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik, Ilmu Patologi Anatomi dan Farmakologi. 4.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 23 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup Penelitian 4.1.1 Ruang Lingkup Keilmuan Penelitian ini mencakup bidang Histologi, Patologi Anatomi, dan Farmakologi. 4.1.2 Ruang Lingkup Tempat Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Mioma uteri sering disebut juga leiomioma atau fibroid uterus, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Mioma uteri sering disebut juga leiomioma atau fibroid uterus, yang merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mioma adalah suatu pertumbuhan jinak dari sel-sel otot polos. Mioma yang berasal dari sel-sel otot polos miometrium disebut mioma uteri (Achadiat, 2004). Mioma uteri

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup ilmu penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik, Ilmu Patologi Anatomi dan Farmakologi. 4.2. Tempat dan Waktu Penelitian Adaptasi

Lebih terperinci

Asal Usul dan Patogenesis ovarium epitel Kanker-Teori Unifying Usulan

Asal Usul dan Patogenesis ovarium epitel Kanker-Teori Unifying Usulan Asal Usul dan Patogenesis ovarium epitel Kanker-Teori Unifying Usulan Abstrak Kanker ovarium merupakan keganasan ginekologi yang paling mematikan. Upaya deteksi dini dan pendekatan terapi baru untuk mengurangi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan 1 kontrol terhadap ikan nila (O. niloticus). bulan, berukuran 4-7 cm, dan berat gram.

BAB III METODE PENELITIAN. dan 1 kontrol terhadap ikan nila (O. niloticus). bulan, berukuran 4-7 cm, dan berat gram. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen menggunakan 1 faktor, yaitu perlakuan limbah cair nata de coco yang terdiri atas 5 variasi kadar dan 1 kontrol

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Dalam. Waktu: Waktu penelitian dilaksanakan pada Maret-Juli 2013.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Dalam. Waktu: Waktu penelitian dilaksanakan pada Maret-Juli 2013. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Dalam. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat: Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu dan lokasi penelitian ini adalah sebagai berikut : dilakukan di Laboratorium Patologi Anatomi RSUP Dr.

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu dan lokasi penelitian ini adalah sebagai berikut : dilakukan di Laboratorium Patologi Anatomi RSUP Dr. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup Ilmu dibidang Obstetri dan Ginekologi dan Histologi 3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian Waktu dan lokasi penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan empat ulangan.hewan

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan empat ulangan.hewan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan empat ulangan.hewan coba yang

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA 15 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung untuk pemeliharaan dan pemberian perlakuan pada

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Obstetri dan Ginekologi dan Patologi

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Obstetri dan Ginekologi dan Patologi 33 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Obstetri dan Ginekologi dan Patologi Anatomi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. kandungan khususnya berhubungan dengan kedokteran ginekologi.

BAB IV METODE PENELITIAN. kandungan khususnya berhubungan dengan kedokteran ginekologi. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah di bidang ilmu kebidanan dan kandungan khususnya berhubungan dengan kedokteran ginekologi. 4.2 Tempat dan waktu

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik dan Ilmu Patologi Anatomi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan selama

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Alur penelitian yang akan dilakukan secara umum digambarkan dalam skema pada Gambar 6.

METODE PENELITIAN. Alur penelitian yang akan dilakukan secara umum digambarkan dalam skema pada Gambar 6. METODE PENELITIAN Alur penelitian yang akan dilakukan secara umum digambarkan dalam skema pada Gambar 6. Pengujian probiotik secara in vivo pada tikus percobaan yang dibagi menjadi 6 kelompok perlakuan,

Lebih terperinci

(Z ½α+Zβ ) BAB III METODE PENELITIAN

(Z ½α+Zβ ) BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimental tanpa adanya pengukuran awal (pretest) tetapi hanya pengukuran akhir (post test) / post-test

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Observasional analitik (Cross-sectional

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Observasional analitik (Cross-sectional BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Observasional analitik (Cross-sectional analitik) untuk menilai hubungan antara ekspresi protein Ki-67 dan ekspresi

Lebih terperinci

Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan. menggunakan pendekatan post test only control group design.

Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan. menggunakan pendekatan post test only control group design. 53 4.1. Disain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan menggunakan pendekatan post test only control group design. Disain penelitian ini memberikan efisiensi pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. yang berasal dari implantasi endometriosis dan pertumbuhan jaringan. endometrium yang mencapai rongga peritoneal.

BAB I. Pendahuluan. yang berasal dari implantasi endometriosis dan pertumbuhan jaringan. endometrium yang mencapai rongga peritoneal. BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Penelitian. Endometriosis merupakan penyakit yang timbul pada 10% wanita reproduktif dan memiliki gejala nyeri pelvis, dismenorea, dan infertilitas. 1 Endometriosis

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah eksperimen dengan metode desain paralel.

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah eksperimen dengan metode desain paralel. III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian adalah eksperimen dengan metode desain paralel. Menggunakan 20 ekor mencit (Mus musculus L.) jantan galur Balb/c yang dibagi menjadi 4 kelompok

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Tropis. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Dalam: Infeksi 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-Juni

Lebih terperinci

PENDAHULUAN METODE HASIL

PENDAHULUAN METODE HASIL PENDAHULUAN Karsinoma payudara merupakan karsinoma yang umum terjadi pada wanita dengan jumlah kasus lebih dari satu juta setiap tahunnya di seluruh dunia. Karsinoma payudara menduduki peringkat kedua

Lebih terperinci

RPMI 1640 medium. Kanamisin 250 µg. Coomassie brilliant blue G-250

RPMI 1640 medium. Kanamisin 250 µg. Coomassie brilliant blue G-250 86 Lampiran 1. Larutan yang digunakan pada medium RPMI 1640 RPMI 1640 medium 10,4 g Penisilin G 100.000 IU Streptomisin 100 mg Gentamisin 5 mg Kanamisin 250 µg Semua bahan tersebut dilarutkan kedalam 1000

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan Post Test Only Control Group Design yang

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan Post Test Only Control Group Design yang 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Rancangan atau desain penelitian ini menggunakan Post Test Only Control Group Design yang memungkinkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ginekologi utama di Amerika Serikat, sekitar 1 dari 70 wanita di Amerika

BAB I PENDAHULUAN. ginekologi utama di Amerika Serikat, sekitar 1 dari 70 wanita di Amerika BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tumor ganas ovarium tipe epitel adalah penyebab kematian kanker ginekologi utama di Amerika Serikat, sekitar 1 dari 70 wanita di Amerika Serikat terkena tumor ganas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2009 (sampling sampai dengan embedding), Februari 2010 (sectioning), dan bulan Juli 2010 (pewarnaan),

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dari penelitian adalah mencakup bidang Ilmu

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dari penelitian adalah mencakup bidang Ilmu 20 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan dari penelitian adalah mencakup bidang Ilmu Kesehatan Anak. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Endometriosis adalah kelainan ginekologi dengan karakteristik. adanya implantasi jaringan endometrium di lokasi ektopik, misal:

BAB I PENDAHULUAN. Endometriosis adalah kelainan ginekologi dengan karakteristik. adanya implantasi jaringan endometrium di lokasi ektopik, misal: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Endometriosis adalah kelainan ginekologi dengan karakteristik adanya implantasi jaringan endometrium di lokasi ektopik, misal: peritoneum panggul, ovarium

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE PENELITIAN MATERI DAN METODE PENELITIAN Waktu dan tempat penelitian Penelitian ini dilaksakan di Bagian Patologi, Departemen Klinik, Reproduksi dan Patologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor. Perlakuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker ovarium adalah suatu massa atau jaringan baru yang. abnormal yang terbentuk pada jaringan ovarium serta mempunyai sifat

BAB I PENDAHULUAN. Kanker ovarium adalah suatu massa atau jaringan baru yang. abnormal yang terbentuk pada jaringan ovarium serta mempunyai sifat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker ovarium adalah suatu massa atau jaringan baru yang abnormal yang terbentuk pada jaringan ovarium serta mempunyai sifat dan bentuk berbeda dari sel asalnya.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pasien penyakit ginjal kronik ini mencakup ilmu penyakit dalam.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pasien penyakit ginjal kronik ini mencakup ilmu penyakit dalam. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian mengenai hubungan lama hemodialisis dengan kualitas hidup pasien penyakit ginjal kronik ini mencakup ilmu penyakit dalam. 3.2 Tempat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sikap yang biasa saja oleh penderita, oleh karena tidak memberikan keluhan

I. PENDAHULUAN. sikap yang biasa saja oleh penderita, oleh karena tidak memberikan keluhan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembesaran kelenjar (nodul) tiroid atau struma, sering dihadapi dengan sikap yang biasa saja oleh penderita, oleh karena tidak memberikan keluhan yang begitu berarti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlokasi di RSUP Dr. Kariadi Semarang bagian saraf dan rehabilitasi medik

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlokasi di RSUP Dr. Kariadi Semarang bagian saraf dan rehabilitasi medik BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Keilmuan Penelitian ini mencakup bidang ilmu saraf dan rehabilitasi medik 2. Ruang Lingkup Tempat Penelitian ini berlokasi di RSUP

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Bahan Alat

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Bahan Alat 12 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2009 sampai dengan April 2010. Sampel diperoleh dari Kepulauan Seribu. Identifikasi cacing parasitik dilakukan di

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Geriatri. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam khususnya Ilmu 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

Penjelasan Kepada Calon Subjek Penelitian Mengenai Penelitian Osteopontin Sebagai Penanda Ganas Tumor Ovarium Universitas Sumatera Utara

Penjelasan Kepada Calon Subjek Penelitian Mengenai Penelitian Osteopontin Sebagai Penanda Ganas Tumor Ovarium Universitas Sumatera Utara Lampiran 1 Penjelasan Kepada Calon Subjek Penelitian Mengenai Penelitian Osteopontin Sebagai Penanda Ganas Tumor Ovarium Assalamualaikum Wr. Wb. Salam sejahtera buat kita semua Ibu dan keluarga yang terhormat,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kanker Ovarium Tumor ovarium merupakan neoplasma yang berasal dari jaringan ovarium,yang mempunyai bentuk dan sifat yang berbeda dari jaringan asalnya. Kanker ovarium biasanya

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik.

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik. BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik. 4.2 Subjek Penelitian Sampel dalam penelitian ini adalah C. albicans yang diperoleh dari usapan

Lebih terperinci