BAB III KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS
|
|
- Leony Darmadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS 3.1. Kerangka Teori NF-KB Inti (+) Sitoplasma (+) Inti (+) Sitoplasma (+) RAF MEK ERK Progresi siklus sel Proliferasi sel Angiogenesis Grading WHO Gambar 3.1 Kerangka teori penelitian Kerangka Konsep Ekspresi NF-κB 1. Derajat WHO 2. Outcome Pasien 3.3. Hipotesis 1. Hipotesis Mayor Terdapat hubungan antara ekspresi NF-κB pada astrositoma dengan sistem klasifikasi WHO dan outcome.
2 2. Hipotesis Minor a. Terdapat hubungan ekspresi NF-κB inti dengan derajat WHO pada penderita astrositoma di Departemen Ilmu Bedah Saraf FK USU/RSUP H. Adam Malik Medan b. Terdapat hubungan ekspresi NF-κB sitoplasma dengan derajat WHO pada penderita astrositoma di Departemen Ilmu Bedah Saraf FK USU/RSUP H. Adam Malik Medan c. Terdapat hubungan ekspresi NF-κB inti dengan luaran pada penderita astrositoma di Departemen Ilmu Bedah Saraf FK USU/RSUP H. Adam Malik Medan d. Terdapat hubungan ekspresi NF-κB sitoplasma dengan luaran pada penderita astrositoma di Departemen Ilmu Bedah Saraf FK USU/RSUP H. Adam Malik Medan.
3 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1.Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan potong lintang (cross sectional) yang bertujuan menganalisis hubungan antara ekspresi NF-κB dengan sistem grading WHO dan outcome. 4.2.Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian mulai Januari 2015 s.d September Tempat peneltian adalah Departemen Ilmu Bedah Saraf RSUP H Adam Malik Medan dan laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran. 4.3.Populasi dan Sampel Penelitian Populasi Target Populasi yang dilakukan generalisasi/ inferensialnya yaitu seluruh penderita astrositoma intrakranial Populasi Terjangkau Kumpulan dari satuan/ unit yang dilakukan pengambilan sampel penelitian, yaitu penderita astrositoma intrakranial yang ditatalaksanai oleh Departemen Ilmu Bedah Saraf di FK USU /RSUP H. Adam Malik Medan Sampel Penelitian Bagian dari populasi terjangkau yang diambil untuk dilakukan pengukuran, yaitu penderita astrositoma intrakranial yang ditatalaksanai Departemen Ilmu Bedah Saraf
4 di FK USU/RSUP H. Adam Malik Medan pada tahun Sampel penelitian diambil dengan cara total sampling. 4.4.Kriteria Sampel Penelitian Kriteria Inklusi Seluruh penderita astrositoma intrakranial yang diagnosismya ditegakkan dengan histopatologi dan ditatalaksanai oleh Departemen Ilmu Bedah Saraf di FK USU/ RSUP H. Adam Malik Medan pada tahun Kriteria eksklusi - Penderita dengan blok paraffin yang tidak layak untuk dilakukan pemeriksaan IHC - Kejadian berulang (rekurensi) atau kekambuhan (residif) - Menderita tumor lain. 4.5.Besar Sampel Penelitian Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling, dimana jumlah sampel sama dengan pasien yaitu sebanyak 25 sampel. Sampel penelitian adalah seluruh kasus yang memenuhi kriteria inklusi yang berada pada tahun 2015.
5 4.6.Alur Penelitian Pengumpulan blok paraffin astrositoma (seleksi kriteria) Konfirmasi ulang diagnosis astrositoma Pemeriksaan IHC NF-κB 4.7.Cara Kerja Dimulai dengan pengumpulan seluruh blok paraffin dan slide penderita astrositoma antara tahun yang sudah diwarnai dengan hematoxylin-eosin. Dilakukan pencatatan nama, usia, jenis kelamin, derajat WHO, serta luaran (hidup/meninggal). Astrositoma kembali dikonfirmasi ulang oleh seorang ahli patologi anatomi dan seorang peserta senior program pendidikan dokter spesialis patologi anatomi. Untuk pembuatan slide, blok paraffin ditempelkan pada holder dan dilakukan pemotongan setebal 5-7 μm dengan rotary microtome. Setelah itu dilakukan mounting pada gelas objek dengan dilapisi poly-l-lysine. Selanjutnya, dilakukan pewarnaan immunhistokimia. Slide dicuci menggunakan PBS ph 7,4 satu kali selama 5 menit. Bloking endogenous peroksida menggunakan 3% H2O2 selama 15 menit. Cuci menggunakan PBS ph 7,4 sebanyak tiga kali, masing-masing selama 3 menit. Bloking unspesifik protein menggunakan 5% FBS yang mengandung 0,25% Triton X-100. Cuci menggunakan PBS ph 7,4 sebanyak tiga kali, masing-masing selama 3 menit.
6 Inkubasi menggunakan antibodi primer (NF-κB) selama 60 menit. Cuci menggunakan PBS ph 7,4 tiga kali, masing-masing selama 3 menit. Inkubasi menggunakan anti mouse biotin conjugated selama satu jam pada suhu ruang. Cuci menggunakan PBS ph 7,4 tiga kali, masing-masing selama 3 menit. Inkubasi menggunakan SA-HRP (Strep-Avidin Horse Radis Peroxidase) selama 10 menit. Cuci menggunakan PBS ph 7,4 tiga kali, masing- masing selama 3 menit. Tetesi dengan DAB (DiaminoBenzidine) dan inkubasi selama 5-15 menit. Cuci menggunakan PBS ph 7,4 tiga kali, masing-masing selama 5 menit. Counter staining menggunakan Mayer Hematoxilen yang diinkubasi selama 1 menit dan cuci menggunakan tap water. Bilas menggunakan H2O dan kering anginkan. Mounting menggunakan entelan dan tutup dengan cover glass. Amati pada mikroskop cahaya. 4.8.Definisi dan Batasan Operasional Definisi Alat ukur Cara ukur Skala ukur Ekspresi Jumlah sel yang Mikroskop cahaya Perhitungan manual Ordinal (+/-) NF-κB mengekspresikan NF- Slide dengan κb pada pewarnaan IHC imunohistokimia, baik pada inti maupun sitoplasma Derajat Klasifikasi glioma Slide yang diwarnai Penilaian individu Nominal (low WHO berdasarkan hematoxyline-eosin berdasarkan grade/high grade) International Mikroskop cahaya gambaran sel pada Classification of slide Diseases - Oncology, versi 3 (ICD-O-3) yang ditetapkan oleh WHO
7 Luaran Hasil akhir terapi saat - Pencatatan rekam Nominal pulang, dinilai dengan medis (hidup/meninggal) hidup atau meninggal 4.9.Analisis Data Variabel kategorik dianalisis dalam bentuk frekuensi dan persentase yang disajikan baik dalam bentuk tabel maupun grafik. Analisis deskriptif variabel numerik dilakukan dalam bentuk ukuran pemusatan (mean, median) dan ukuran penyebaran (standar deviasi, minimum-maksimum). Jika sebaran data normal, digunakan pasangan mean dan standar deviasi. Jika sebaran data tidak normal, digunakan median dengan minimum-maksimum. Data medis dan demografis dianalisa secara komputerisasi dengan uji statistik Chi square atau Fischer s exact test.
8 BAB V HASIL PENELITIAN 5.1. Hasil Penelitian Sampel penelitian diambil dari bulan Januari 2015 hingga September Penelitian ini memperoleh 25 spesimen dari pasien-pasien astrositoma intrakranial yang telah menjalani operasi pengangkatan tumor di RSUP. H. Adam Malik Medan. Diagnosis astrositoma berdasarkan konfirmasi hasil pemeriksaan histopatologi jaringan yang sesuai dengan gambaran astrositoma. Spesimen astrositoma yang telah berbentuk blok parafin tersebut dilakukan pewarnaan imunohistokimia NF-KB. Hasil lengkap data penderita dapat dilihat pada lampiran Distribusi Jenis Kelamin Tabel 5.1. Distribusi Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin n % Laki-Laki Perempuan Total Pendataan sampel penelitian yang telah dikumpulkan menunjukan bahwa pembagian penderita astrositoma berdasarkan jenis kelamin yaitu perempuan sebanyak 10 orang (40%) dan laki-laki 15 orang (60%). Tabel tersebut menunjukan bahwa penderita meningioma lakilaki lebih banyak dibandingkan daripada perempuan dengan perbandingan 3:2.
9 Distribusi Usia Tabel 5.2. Analisis Deskriptif Berdasarkan Usia Kelompok Usia n % , , , , , ,0 Total Nilai Mean 35,9 Median 37,0 Std. Deviation 14,6 Minimum 9 Maximum 68 Analisis sampel penelitian ini berdasarkan usia memberikan nilai mean sebesar 35,96 (SD 14,66) tahun dengan rentang usia 9 tahun hingga usia 68 tahun. Nilai mediannya adalah 37,0 tahun. Pada penelitian ini dilakukan klasifikasi usia terhadap sampel yang dikumpulkan per 10 tahun. Pada tabel kelompok usia diperoleh bahwa angka kejadian astrositoma terbanyak
10 pada kelompok usia tahun yaitu sebesar 8 kasus (32%). Sedangkan frekuensi kejadian paling sedikit ditemukan pada kelompok usia 0-9 dan yaitu 1 kasus (4%) Distribusi Berdasarkan Klasifikasi WHO Pembagian klasifikasi astrositoma berdasarkan grade WHO menunjukan bahwa frekuensi terbanyak adalah tipe astrositoma grade I yaitu sebanyak 9 (36,0%) kasus. Kemudian diikuti oleh astrositoma grade II dan grade IV masing-masing sebanyak 6 kasus (24,0%) dan astrositoma grade III sebanyak 4 kasus (16,0%). Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Penderita Astrositoma Intrakranial Berdasarkan Klasifikasi WHO Grade WHO n % Grade I 9 36,0 Grade II 6 24,0 Grade III 4 16,0 Grade IV 6 24,0 Total
11 Distribusi Pewarnaan Imunohistokimia NF-κB Berdasarkan Klasifikasi WHO Tabel 5.4 Distribusi Pewarnaan Imunohistokimia NF-κB Berdasarkan Klasifikasi WHO Ekspresi NF-ΚB Positif Negatif P Sitoplasma ,543* Inti ,442** *Fisher s Exact Test; **Chi Square Test Dalam penelitian ini, terdapat tiga subjek yang tidak mengekspresikan NF-ΚB pada sitoplasma, dimana satu subjek diantaranya tidak mengekspresikan NF-ΚB pada inti maupun pada sitoplasma, subjek tersebut menderita low grade astrositoma. Dalam penelitian ini, didapati 22 sampel dengan ekspresi NF-ΚB (+) pada sitoplasma dengan kategori pasien Low grade sebanyak 14 orang dan kategori High grade sebanyak 8 orang. 3 sampel dengan ekspresi NF-ΚB (-) di sitoplasma terdiri dari 1 responden Low grade dan 2 responden High grade berdasarkan uji Fisher s exact, perbedaan tersebut tidak signifikan (p = 0,543); dimana 10 sampel dengan ekspresi NF-ΚB (+) pada inti yang dibagi atas 5 kategori Low grade dan 5 kategori High grade, serta 15 sampel dengan ekspresi NF-ΚB (-) di inti dengan pembagian 10 kategori Low grade dan 5 kategori High grade, sesuai dengan nilai p = 0,442 pada Chi Square Test Distribusi Pewarnaan Imunohistokimia NF-κB Berdasarkan Luaran Tabel 5.5: Distribusi Pewarnaan Imunohistokimia NF-κB Berdasarkan Luaran Ekspresi NF-ΚB Luaran Hidup Meninggal P Sitoplasma (+) 17 5 (-) 1 2 0,180*
12 Inti (+) 6 4 (-) 12 3 *Fisher s Exact Test 0,378* Berdasarkan penelitian ini, terlihat bahwa luaran pasien dengan ekspresi NF-ΚB (+) di sitoplasma lebih baik dari pasien dengan ekspresi NF-ΚB (-) di tempat yang sama dengan hasil yang hidup 17 dan yang meninggal 5 pasien pada Sitoplasma (+) dimana hasil di sitoplasma (-) menunjukkan yang hidup 1 pasien dan yang meninggal 2 pasien (p = 0,180). Dimana pada ekspresi NF-ΚB (+) di inti menunjukkan angka 10 pasien dengan pembagian yang hidup 6 orang dan yang meninggal 4 orang sedangkan ekspresi NF-ΚB (-) di tempat yang sama menghasilkan responden yang hidup sebanyak 12 orang dan yang meninggal sebanyak 3 orang (nilai p = 0,378) Distribusi Klasifikasi Astrositoma Menurut WHO Berdasarkan Luaran. Berdasarkan data dari penelitian ini didapatkan 9 orang penderita astrositoma grade I dan 6 orang penderita astrositoma grade II seluruhnya hidup. Pada penderita astrositoma grade III didapatkan 2 orang hidup dan 2 orang meninggal. Pada penderita astrositoma grade IV didapatkan 1 orang hidup dan 5 orang meninggal. Tabel 5.6. Distribusi Klasifikasi Astrositoma Menurut WHO Berdasarkan Luaran Grade WHO Hidup Meninggal Total Grade I 9 (100%) 0 (0%) 9 (36%) Grade II 6 (100%) 0 (0%) 6 (24%) Grade III 2 (50%) 2 (50%) 4 (16%) Grade IV 1 (16,6%) 5 (83,3%) 6 (24%) Total 18 (72%) 7 (28%) 25 (100%) Chi square
13 Berdasarkan tabel diatas, nilai korelasi yang didapat pada hubungan antara klasifikasi astrositoma berdasarkan WHO dengan outcome adalah p = 0,001 (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara klasifikasi astrositoma berdasarkan WHO dengan outcome penderita astrositoma intrakranial.
14 BAB VI PEMBAHASAN Astrositoma merupakan jenis tumor glioma terbanyak yaitu sebesar > 75% dari seluruh glioma. Glioma sendiri merupakan tumor reuroektodermal yang berasal dari sel neuroglia sustentakular (Thotakurta et al, 2014). Astrositoma diklasifikasikan menjadi empat grade dimana grade I dan grade II digolongkan menjadi low grade astrositoma, sedangkan grade III dan grade IV digolongkan menjadi high grade glioma (Omuro, 2013). High grade astrositoma bisa didapati pada segala usia dan lebih sering ditemukan pada laki-laki dibandingkan perempuan dengan rasio 1,5:1. Pada astrositoma anaplastik, ratarata usia saat terdiagnosa adalah sekitar 40 tahun. Untuk glioblastoma, rata-rata usia saat muncul adalah 62 tahun. Bahkan dengan terapi yang optimal, rata-rata angka keselamatan hanya kurang dari 2 tahun pada glioblastoma dan antara 2 hingga 5 tahun pada gliosarkoma (Ostrom et al., 2013). Pada penelitian ini diperoleh dari 25 sampel penderita astrositoma intrakranial yang berobat ke RSUP H Adam Malik Medan. Dari 25 sampel tersebut, 10 sampel perempuan dan 15 sampel laki-laki. Jika dilakukan perbandingan pada kedua jenis kelamin ini didapatkan perbandingan sebesar laki-laki:perempuan sama dengan 1,5:1. Pada tahun 2014 Thotakura melalui studinya memaparkan hal yang sama bahwa insidensi astrositoma lebih banyak dijumpai pada laki-laki dibandingkan pada perempuan dengan perbandingan laki-laki:perempuan = 1,84:1. Hal ini mendukung literatur-literatur yang sebelumnya menyebutkan bahwa astrositoma lebih banyak ditemukan pada laki-laki dibandingkan pada perempuan. High grade astrositoma pada perempuan lebih sering dijumpai pada usia menopause sehingga terdapat spekulasi bahwa hormon perempuan memiliki efek protektif terhadap astrositoma (Ostrom et al., 2013).
15 Usia penderita astrositoma terbanyak pada rentang tahun (32%) dengan median 37, usia termuda 9 tahun dan usia tertua 68 tahun.cbtrus mengemukakan hal yang serupa dimana pada studinya ditemukan angka kejadian astrositoma terbanyak ditemukan pada dekade keempat dan kelima yaitu meliputi 49,52 dari seluruh sampel (Ostrom et al., 2013). Pada penelitian ini ditemukan bahwa astrositoma grade I berdasarkan klasifikasi WHO merupakan jenis astrositoma yang terbanyak yaitu sebesar 36%, diikuti dengan grade II dan grade IV masing-masing sebesar 24%, dan grade III sebesar 14%. Hasil ini tidak menyerupai studi sebelumnya dimana insidensi terbanyak ditemukan pada astrositoma grade II sebesar 39,9% diikuti astrositoma gr IV sebesar 36,2%, astrositoma grade III sebesar 14,3% dan astrositoma grade I sebesar 9,5% (Ostrom et al., 2013). Sedangkan untuk melihat apakah Klasifikasi WHO memiliki peranan pada prognosis pada studi ini maka dilakukan uji Chi-square dengan hasil p=0,001 (p,0,05). Hal ini menunjukkan terdapat ada hubungan yang signifikan antara klasifikasi WHO dengan prognosis dari pasien.pada penelitian ini didapatkan 9 orang penderita astrositoma grade I dan 6 orang penderita astrositoma grade II seluruhnya hidup. Pada penderita astrositoma grade III didapatkan 2 orang hidup dan 2 orang meninggal. Pada penderita astrositoma grade IV didapatkan 1 orang hidup dan 5 orang meninggal. Banyak penelitian menyatakan bahwa luaran akan semakin buruk jika grade semakin tinggi (Colen & Allcut, 2012). Pada penelitian ini, ekspresi NF-KB, baik pada inti maupun sitoplasma terlihat pada 96% kasus. Pada literature sebelumnya, ekspresi ini dilaporkan berkisar antara 71%-100% (Korkolopoulou et al., 2008). Perbedaan hasil ini kemungkinan berhubungan dengan permasalahan metodologi (apakah sediaan beku atau paraffin), jenis antibodi yang digunakan, serta perbandingan antara high grade dengan low grade.
16 Meskipun demikian, kami tidak menemukan hubungan antara derajat astrositoma dengan ekspresi NF-KB. Hal ini sangat berbeda dengan peneltiian-penelitian sebelumnya. Dalam sebuah peneltiian berskala kecil, Hayashi melaporkan bahwa ekspresi NF-KB pada inti berhubungan erat dengan derajat astrositoma (HAYASHI et al., 2001). Hal ini juga didukung oleh penelitian selanjutnya yang melibatkan subjek penelitian lebih banyak (Korkolopoulou et al., 2008). Serupa dengan hal di atas, kami menduga ini terjadi sehubungan dengan masalah metodologi. Hal yang menarik terjadi saat kami melakukan analisis mengenai hubungan derajat WHO dengan luaran. Pada penelitian ini, kami menilai luaran dalam bentuk hidup atau meninggal. Kami menemukan hubungan yang signifikan antara luaran dengan derajat WHO. Meskipun demikian, kami tidak menemukan hubungan yang sama saat menilai hubungan ekspresi NF-KB dengan luaran. Hal ini berbeda dengan temuan peneliti sebelumnya (Korkolopoulou et al., 2008). Keterbatasan utama dalam penelitian ini adalah penilaian ekspresi NF-KB yang dilakukan hanya dalam bentuk positif atau negatif. Selain itu, proprosi jumlah subjek penelitian yang tidak seimbang antarkelompok derajat WHO juga menjadi kelemahan.
17 BAB 7 SIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan 1. Penderita meningioma laki-laki lebih banyak dibandingkan daripada perempuan dengan perbandingan 3:2 2. Penelitian ini menunjukkan frekuensi terbanyak untuk derajat astrositoma adalah grade I yaitu sebanyak 9 (36,0%) kasus. 3. Tidak terdapat hubungan bermakna antara ekspresi NF-KB inti dan sitoplasma dengan klasifikasi astrositoma berdasarkan WHO (p=0,442 dan p=0,543). 4. Tidak terdapat hubungan antara ekspresi NF-KB pada inti dan sitoplasma dengan prognosis penderita astrositoma (p=0,378 dan p=0,180). Sehingga dapat disimpulkan bahwasanya NF-KB tidak dapat digunakan sebagai prediktor prognosis pada pasien dengan astrositoma 7.2. Saran 1. Diharapkan penelitian selanjutnya dilakukan dengan berfokus pada high grade astrocytoma saja (Grade III dan Grade IV) agar peranan NF-KB dapat lebih jelas terlihat 2. Diharapkan pada penelitian selanjutnya, penilaian tidak hanya dilakukan pada NF- KB, tetapi juga pada inhibitor dan faktor-faktor pemicunya yang terkait jalur EGFR.
BAB 3 KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS
BAB 3 KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS 3.1. Kerangka Teori EGF PDGF IGF VEGF Receptor Tyrosine Kinase LPA Ras PLCG PI3K IR51 SRC PI(3)P RAF PKC NF- AKT Cell MEK MDM2 TP53 ERK Ki- CDKN1A EP30
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif deskriptif untuk melihat pola ekspresi dari Ki- 67 pada pasien KPDluminal A dan luminal B. 3.2 Tempat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan cross sectional dimana hanya diamati satu kali dan pengukuran
30 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini adalah observasional analitik. Observasi dilakukan dengan pendekatan cross sectional dimana hanya diamati satu kali dan pengukuran
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian Pada penelitian ini digunakan desain cross sectional. Cross
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada penelitian ini digunakan desain cross sectional. Cross sectionalmerupakan suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini secara observasional analitik. pertumbuhan janin terhambat dan kehamilan normal.
29 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini secara observasional analitik. 2. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini adalah penelitian potong
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Bidang keilmuan penelitian ini adalah ilmu anestesiologi dan terapi intensif.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Bidang keilmuan penelitian ini adalah ilmu anestesiologi dan terapi intensif. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Instalasi
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu anestesi dan terapi intensif.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu anestesi dan terapi intensif. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Tempat penelitian adalah
Lebih terperinciLampiran 1 Sertifikat Kelaikan Etik
Lampiran 1 Sertifikat Kelaikan Etik Lampiran 2.1 Surat Izin Melakukan Penelitian Pendahuluan Lampiran 2.2 Surat Izin Melakukan Penelitian Pendahuluan Lampiran 3.1 Surat Izin Melakukan Penelitian Lampiran
Lebih terperinciIs progesteron receptor status really a prognostic factor for intracranial meningiomas?
Is progesteron receptor status really a prognostic factor for intracranial meningiomas? A.Celal Iplikcioglu et al. Oleh : Anugerah Pembimbing : dr. Hanis Setyono Sp.BS 1 1. Pendahuluan Meningioma adalah
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan meliputi Anestesiologi dan terapi intensive. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat penelitian Tempat penelitian adalah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan suatu penelitian deskriptif observasional. laboratoris dengan pendekatan potong lintang.
28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan suatu penelitian deskriptif observasional laboratoris dengan pendekatan potong lintang. 3.2 Waktu dan Tempat Penelitian 1. Penelitian
Lebih terperinciBAB 3 BAHAN DAN METODA
BAB 3 BAHAN DAN METODA 3.1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian berupa penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan secara cross sectional. 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian Pada penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain cross
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada ini merupakan analitik dengan desain cross sectional untuk menilai hubungan oekspresi HER-2 dengan grade histologi pada pasien kanker payudara. Cross
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah RSUP Dr. Kariadi Semarang.
18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian respirologi. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu kesehatan anak, sub ilmu 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian ini dilakukan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang lingkup keilmuan : Ilmu Kulit dan Kelamin 2. Ruang lingkup tempat : RSUD Tugurejo Semarang 3. Ruang lingkup waktu : Periode Agustus September
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN. Selama periode penelitian mulai Januari 2013 sampai September 2013
BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Karakteristik subjek Selama periode penelitian mulai Januari 2013 sampai September 2013 berdasarkan data pasien yang sampelnya diperiksa di Laboratorium Patologi Anatomi FK UNUD/RSUP
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup penelitian A.1. Tempat Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang. A.2. Waktu Waktu pelaksanaan bulan September Oktober 2011. A.3. Disiplin Ilmu Disiplin ilmu
Lebih terperinciSusunan Penelitian. Peneliti 1. Nama lengkap : Melvin Pascamotan Togatorop 2. Fakultas : Kedokteran 3. Perguruan Tinggi : Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1 Susunan Penelitian Peneliti 1. Nama lengkap : Melvin Pascamotan Togatorop 2. Fakultas : Kedokteran 3. Perguruan Tinggi : Pembimbing I 1. Nama lengkap : dr. Kamal Basri Siregar, Sp.B (K) Onk
Lebih terperinciBAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL. Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian Kerangka konsep penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran histopatologi tumor payudara di Instalasi Patologi Anatomi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. dengan pendekatan cross sectional yakni meneliti kasus BPH yang. Moeloek Provinsi Lampung periode Agustus 2012 Juli 2014.
III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik non-eksperimental dengan pendekatan cross sectional yakni meneliti kasus BPH yang terdokumentasi di
Lebih terperinciBAB 4 HASIL. Korelasi stadium..., Nurul Nadia H.W.L., FK UI., Universitas Indonesia
BAB 4 HASIL 4.1 Pengambilan Data Data didapatkan dari rekam medik penderita kanker serviks Departemen Patologi Anatomi RSCM pada tahun 2007. Data yang didapatkan adalah sebanyak 675 kasus. Setelah disaring
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang ilmu bedah digestif, ilmu bedah onkologi, dan ilmu gizi 4.2 Tempat dan waktu Lokasi penelitian ini adalah ruang
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik yaitu penelitian
34 III. METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik yaitu penelitian diarahkan untuk menjelaskan suatu keadaan atau situasi. Penelitian ini
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. Semarang Jawa Tengah. Data diambil dari hasil rekam medik dan waktu
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Kariadi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah cross sectional
55 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah cross sectional dengan kekhususan pada penelitian uji diagnostik. Sumber data penelitian menggunakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker adalah penyakit tidak menular yang timbul akibat pertumbuhan tidak normal sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Pertumbuhan sel tersebut dapat
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian cross sectional dengan menggunakan metode
III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian cross sectio dengan menggunakan metode deskriptif yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Onkologi dan Bedah digestif; serta Ilmu Penyakit Dalam. Penelitian dilaksanakan di Instalasi Rekam Medik RSUP Dr.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Bedah khususnya Ilmu Bedah Onkologi dan Bedah digestif; serta Ilmu Penyakit Dalam. 4. Tempat dan Waktu Penelitian
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Telinga, Hidung, dan Tenggorok Bedah Kepala dan Leher, dan bagian. Semarang pada bulan Maret sampai Mei 2013.
28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, dan Tenggorok Bedah Kepala dan Leher, dan bagian pulmonologi Ilmu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian 3.1.1 Ruang Lingkup Keilmuan Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Dalam dan Ilmu Bedah. 3.1.2 Ruang Lingkup Waktu
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental laboratoris
BAB IV METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental laboratoris dengan menggunakan binatang coba tikus putih dengan strain Wistar. Desain penelitian yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. sectional untuk menilai hubungan ekspresi HER-2/neu dengan ukuran tumor pada
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain cross sectional untuk menilai hubungan ekspresi HER-2/neu dengan ukuran tumor pada pasien
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kanker yang paling sering ditemukan pada wanita, setelah kanker mulut
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker payudara adalah keganasan pada jaringan payudara yang berasal dari epitel duktus atau lobulus. 1 Di Indonesia kanker payudara berada di urutan kedua sebagai
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu bedah khususnya ilmu bedah urologi 4.2. Jenis Dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan studi eksperimental
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah neurologi dan psikiatri.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah neurologi dan psikiatri. 3.2 Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Penelitian ini
Lebih terperinciBAB 3 BAHAN DAN METODE. imunohistokimia Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF) dan Tumorinfiltrating
BAB 3 BAHAN DAN METODE 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, yang bertujuan untuk menganalisis hubungan ekspresi imunohistokimia
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Dilaksanakan pada bulan Maret Juni 2015 di klinik VCT RSUP Dr.
BAB IV METODE PENELITIAN 2.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Saraf dan Ilmu Penyakit Dalam sub bagian Infeksi Tropis. 2.2 Tempat dan waktu penelitian Dilaksanakan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Saraf.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Saraf. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Bagian Rekam Medik RSUP Dr. Kariadi
Lebih terperinciPENDAHULUAN METODE HASIL
PENDAHULUAN Karsinoma payudara merupakan karsinoma yang umum terjadi pada wanita dengan jumlah kasus lebih dari satu juta setiap tahunnya di seluruh dunia. Karsinoma payudara menduduki peringkat kedua
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Kedokteran Universitas Diponegoro Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Kariadi
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini meliputi lingkup Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan serta Ilmu Patologi Anatomi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Saraf.
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian 4.1.1 Ruang lingkup keilmuan Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Saraf. 4.1.2 Ruang lingkup tempat Penelitian ini dilakukan
Lebih terperinciBAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL. o Riwayat Operasi Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian
21 BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 5.1 Kerangka Konsep Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah : o Penularan melalui darah o Penggunaan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya adalah Ilmu Penyakit Dalam, Sub-bagian
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Bidang Ilmu Kedokteran khususnya adalah Ilmu Penyakit Dalam, Sub-bagian Gastroentero-Hepatologi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian 2014. Penelitian ini
Lebih terperinciNama, Spesifikasi dan Kegunaan Bahan Penelitian No. Nama Bahan Spesifikasi Kegunaan 1. Larva ikan nilem hasil kejut panas
Lampiran 1. Spesifikasi Bahan Nama, Spesifikasi dan Kegunaan Bahan Penelitian No. Nama Bahan Spesifikasi Kegunaan 1. Larva ikan nilem hasil kejut panas Berumur 30, 60, 90, dan 120 hari Hewan uji 2. Pakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sikap yang biasa saja oleh penderita, oleh karena tidak memberikan keluhan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembesaran kelenjar (nodul) tiroid atau struma, sering dihadapi dengan sikap yang biasa saja oleh penderita, oleh karena tidak memberikan keluhan yang begitu berarti
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Geriatri. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam khususnya Ilmu 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PENELITIAN
20 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Pengambilan Data Data didapatkan dari rekam medik penderita kanker serviks Departemen Patologi Anatomi RSCM Jakarta periode tahun 2004. Data yang didapatkan adalah sebanyak
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas Umur Jenis Kelamin Pekerjaan Pendidikan VariabelTerikat Status Perkawinan Kejadian Malnutrisi Riwayat Penyakit Aktifitas Fisik Perilaku Merokok
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Ginjal-Hipertensi, dan sub bagian Tropik Infeksi. RSUP Dr.Kariadi, Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Dalam, sub bagian Ginjal-Hipertensi, dan sub bagian Tropik Infeksi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tumor dengan bentuk dan susunan serabut-serabut yang bervariasi, dan oleh Mallory
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fibrosarkoma atau fibroblastic sarcoma 1,2,3 atau malignant mesenchymal tumor 1,4 adalah tumor ganas yang berasal dari sel-sel mesenkim, yang terdiri dari sel-sel
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dengan pendekatan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober tahun 2014.
III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dengan pendekatan cross-sectional. 3.2 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2.1 Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah eksperimen dengan metode desain paralel.
III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian adalah eksperimen dengan metode desain paralel. Menggunakan 20 ekor mencit (Mus musculus L.) jantan galur Balb/c yang dibagi menjadi 4 kelompok
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah merupakan penelitian analitik observasional dengan
27 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah merupakan penelitian analitik observasional dengan rancangan potong lintang (cross sectional). 3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Lebih terperinciNIP : : PPDS THT-KL FK USU. 2. Anggota Peneliti/Pembimbing : Prof. Dr. dr. Delfitri Munir, Sp.THT-KL(K)
46 PERSONALIA PENELITIAN 1. Peneliti utama Nama lengkap Pangkat/Gol : dr. Suriyanti : Penata / III d NIP : 197806092005042001 Jabatan Fakultas Perguruan Tinggi Bidang Keahlian Waktu yang disediakan : PPDS
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN. Semarang, dimulai pada bulan Mei 2014 sampai dengan Juni 2014.
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam divisi Pulmonologi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Tempat penelitian ini adalah Rumah Sakit
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Ilmu Penyakit Dalam sub bagian Reumatologi. Penelitian ini dilakukan di poliklinik Penyakit Dalam sub bagian
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ilmu Penyakit Dalam sub bagian Reumatologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di poliklinik Penyakit Dalam sub bagian Reumatologi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik komparatif dengan
34 III. METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik komparatif dengan desain retrocpective cross sectional. Penelitian retrospektif adalah pengumpulan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Ilmu Kesehatan Anak dan Farmakologi. dari instansi yang berwenang.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Pada penelitian ini, disiplin ilmu yang dipakai meliputi bidang Ilmu Kesehatan Anak dan Farmakologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Ruang lingkup
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional.
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penyakit Dalam sub bagian Infeksi Tropis. Bagian /SMF Ilmu Penyakit Dalam RSUP Dr. Kariadi Semarang mulai 1
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Disiplin ilmu yang terkait dengan penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam sub bagian Infeksi Tropis 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini
Lebih terperinciBab IV HASIL DAN PEMBAHASAN. jalan Dr. Soetomo No.16, Semarang, Jawa Tengahmerupakan Satuan
Bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Deskripsi Lokasi Penelitian Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Kariadi Semarang yang beralamat di jalan Dr. Soetomo No.16, Semarang, Jawa Tengahmerupakan Satuan Kerja atau
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
27 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan kepatuhan penderita kanker dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik yang menggunakan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik yang menggunakan metode rancangan acak terkontrol dengan pola post test-only control group design.
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup disiplin ilmu penyakit dalam sub bagian endokrinologi 4.2 Tempat dan waktu penelitian 1. Tempat penelitian :
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian 4.1.1 Ruang lingkup keilmuan Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah bidang ilmu Mikrobiologi Klinik dan ilmu penyakit infeksi. 4.1.2 Ruang
Lebih terperinciBAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL
BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1 Kerangka Teori Dispepsia Organik Dispesia Non Organik Dispesia Diagnosa Penunjang Pengobatan H. pylori Tes CLO Biopsi Triple therapy Infeksi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. cross sectional pendekatan retrospektif. Studi cross sectional merupakan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan ini menggunakan rancangan penelitian cross sectional pendekatan retrospektif. Studi cross sectional merupakan suatu observasional
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Ruang lingkup penelitian 4.1.1 Ruang lingkup keilmuan Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Anestesiologi, Ilmu Patologi Klinik 4.1.2 Ruang lingkup tempat Penelitian ini
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
14 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian mengenai Identifikasi Permasalahan Dosis dan Terapi Obat pada Pasien Anak Demam Berdarah Dengue (DBD) Rawat Inap Pengguna Askes
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN. Pulmonologi serta Ilmu Mikrobiologi Klinik.
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang Ilmu Penyakit Dalam divisi Pulmonologi serta Ilmu Mikrobiologi Klinik. 4.2. Tempat dan waktu penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan menggunakan desain penelitian cross sectional ialah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika
Lebih terperinciBAB 3 KERANGKA PENELITIAN
BAB 3 KERANGKA PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual Dari hasil tinjauan kepustakaan serta kerangka teori tersebut serta masalah penelitian yang telah dirumuskan tersebut, maka dikembangkan suatu kerangka
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan kohort retrospektif B. Tempat dan Waku Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Divisi Perinatologi RSUP Dr.Kariadi/FK Undip Semarang 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB 3 KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS
16 BAB 3 KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS 3.1. Kerangka Teori Patogenesis Definisi Inflamasi KGB yang disebabkan oleh MTB Manifestasi Klinis a. keras, mobile, terpisah b. kenyal dan terfiksasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mencapai stadium lanjut dan mempunyai prognosis yang jelek. 1,2
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Osteosarkoma adalah keganasan pada tulang yang sering dijumpai pada anak-anak dan dewasa. Ketepatan diagnosis pada keganasan tulang sangat penting karena
Lebih terperinciBAB 4 Hasil Penelitian dan Interpretasi
47 BAB 4 Hasil Penelitian dan Interpretasi Pada bab ini, akan dipaparkan hasil penelitian serta interpretasi dari hasil penelitian tersebut. Akan dijabarkan gambaran umum responden dan hasil dari analisa
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Neurologi dan Imunologi.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Neurologi dan Imunologi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Instalasi Rawat
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam khususnya Ilmu
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam khususnya Ilmu Geriatri dan Ilmu Kesehatan Jiwa. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Lampung untuk pemeliharaan dan pemberian perlakuan pada mencit dan
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Biologi FMIPA Universitas Lampung untuk pemeliharaan dan pemberian perlakuan pada mencit dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan Post Test Only Control Group Design yang
28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Rancangan atau desain penelitian ini menggunakan Post Test Only Control Group Design yang memungkinkan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Universitas Diponegoro Tembalang dan Lapangan Basket Pleburan, Semarang.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Fisiologi dan Ilmu Kedokteran Olahraga. 4.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pendekatan studi potong lintang (cross sectional) yaitu jenis pendekatan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian non eksperimental secara deskriptif analitik dengan tujuan untuk mencari hubungan antara jumlah obat dengan potensi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup pada penelitian ini meliputi ilmu kedokteran fisik dan rehabilitasi medik. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Ruang lingkup tempat
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Kampus Fakultas Kedokteran Undip pada
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran khususnya Anatomi, Kinesiologi dan Ergonomi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN. : Ilmu penyakit kulit dan kelamin. : Bagian rekam medik Poliklinik kulit dan kelamin RSUP Dr.
33 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Ruang lingkup penelitian Lingkup ilmu : Ilmu penyakit kulit dan kelamin Lingkup lokasi : Bagian rekam medik Poliklinik kulit dan kelamin RSUP Dr. Kariadi Semarang Lingkup
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian 3.1.1 Lingkup Tempat Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biologi Universitas Negeri Semarang, Laboratorium Histologi Universitas Diponegoro, Laboratorium
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Ilmu Telinga Hidung Tenggorokan Kepala Leher. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian observasional non eksperimental yang dilakukan dengan metode Crosssectional,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Obstetri Ginekologi, Patologi Anatomi,
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian dan Farmakologi. Penelitian ini mencakup bidang Obstetri Ginekologi, Patologi Anatomi, 3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian a. Pemeliharaan dan perlakuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ini berbentuk soliter dan dapat tumbuh secara acak di semua sel saraf.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Schwannoma adalah tumor yang berasal selubung myelin sel saraf. Tumor ini berbentuk soliter dan dapat tumbuh secara acak di semua sel saraf. Schwannoma telah dilaporkan
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Observasional analitik (Cross-sectional
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Observasional analitik (Cross-sectional analitik) untuk menilai hubungan antara ekspresi protein Ki-67 dan ekspresi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nyeri kepala atau cephalgia adalah nyeri yang dirasakan di daerah kepala atau merupakan suatu sensasi tidak nyaman yang dirasakan pada daerah kepala (Goadsby, 2002).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tumor otak mendapatkan banyak perhatian karena. ditemukan merupakan penyebab kematian kedua setelah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumor otak mendapatkan banyak perhatian karena ditemukan merupakan penyebab kematian kedua setelah stroke pada penyakit intrakranial orang dewasa (Ropper & Samuel, 2009).
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kardiovaskular dan infeksi (Hauptman, et.al., 2013). Berdasarkan Global Health
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan penyebab kematian ketiga di dunia setelah penyakit kardiovaskular dan infeksi (Hauptman, et.al., 2013). Berdasarkan Global Health Estimates, WHO 2013
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Anestesiologi. Yang terkait dengan disiplin ilmu penelitian ini adalah Ilmu 4.2. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di ruang Intensive
Lebih terperinciDAFTAR TABEL. Halaman. Tabel 1 Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 8 Tabel 9 Tabel 10
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN... iii PRAKATA. iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN. x DAFTAR SINGKATAN... xi INTISARI xii BAB
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. ditetapkan di Ruang Pemulihan RSUP Dr. Kariadi Semarang. Penelitian ini dilaksanakan di RSUP Dr.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang ilmu Anestesia. Lokasi penelitian ditetapkan di Ruang Pemulihan RSUP Dr. Kariadi Semarang. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain cross-sectional. Pengambilan data dilakukan secara
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini berupa deskriptif non eksperimental dengan menggunakan desain cross-sectional. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif berdasarkan
Lebih terperinci