BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Observasional analitik (Cross-sectional

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Observasional analitik (Cross-sectional"

Transkripsi

1 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Observasional analitik (Cross-sectional analitik) untuk menilai hubungan antara ekspresi protein Ki-67 dan ekspresi reseptor hormon HER-2/neu dengan derajat diferensiasi pada karsinoma payudara dengan tipe histopatologi duktal invasif tipe tidak spesifik. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Patologi Anatomi FK UNUD/RSUP Sanglah Denpasar dan Laboratorium Patologi Anatomi FK UNUD/RSUP Sardjito Jogyakarta. Sampel diambil dari seluruh blok paraffin penderita karsinoma payudara yang telah dilakukan biopsi serta data klinis dari status pasien. Waktu penelitian dimulai pada 01 Januari September Populasi dan Sampel Penelitian Populasi Target Populasi penelitian ini adalah semua sediaan blok parafin dari bahan biopsi maupun operasi penderita karsinoma payudara dengan tipe histopatologi karsinoma payudara duktal invasif tipe tidak spesifik yang telah terdiagnosis setelah melakukan pemeriksaan histopatologi di Laboratorium Patologi Anatomi FK UNUD/RSUP Sanglah Denpasar Bali. Didapatkan sebanyak 212 sampel dengan diagnosis histopatologi karsinoma payudara duktal invasif. 26

2 27 Dari jumlah tersebut, 110 sampel merupakan karsinoma payudara duktal invasif tipe tidak spesifik sedangkan 102 sampel lainnya merupakan karsinoma payudara invasif tipe tertentu. Dari 110 sampel karsinoma payudara duktal invasif tipe tidak spesifik tersebut, 20 sampel telah mendapat kemoterapi dan 9 sampel blok parafinya jaringan tumornya telah habis. Sehingga yang memenuhi kreteria inklusi dan eklusi sebanyak 81 sampel blok parafin karsinoma payudara duktal invasif tipe tidak spesifik Sampel Sampel penelitian adalah sediaan blok parafin dari penderita karsinoma payudara duktal invasif tipe tidak spesifik yang telah terdiagnosis setelah melakukan pemeriksaan histopatologi di Laboratorium Patologi Anatomi FK UNUD/RSUP Sanglah Denpasar Bali yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang ditetapkan peneliti.

3 Perhitungan Besar Sampel Besar sampel pada penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus besar sampel penelitian analisis kategorik dua sampel tidak berpasangan sebagai berikut (Madiyono, 2011). Za 2 x P x Q n = D 2 Keterangan : n = besar sampel Zα = deviat baku alfa (1,96 ) P = Proporsi kategori variable 20% (Lukashina et al., 2011) Q = 1- P = 0,8 d = 5% Dari hasil perhitungan berdasarkan rumus diatas didapatkan n = sebesar 60. Jadi minimal sampel yang diperlukan pada penelitian ini adalah sebesar 60 buah blok parafin karsinoma payudara duktal invasif tipe tidak spesifik yang memenuhi kriteria inklusi.

4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi Kriteria Inklusi 1. Sediaan blok parafin pasien dari biopsi atau mastektomi karsinoma payudara dengan diagnosis histopatologi karsinoma duktal invasif tipe tidak spesifik dari tanggal 01 Januari Desember Kriteria Eksklusi 1 Sediaan blok parafin pasien dari biopsi atau mastektomi primer karsinoma duktal invasif tipe tidak spesifik dari pasien yang pernah menjalani pembedahan, mendapatkan pengobatan dengan kemoterapi atau radioterapi, atau pemberian terapi hormonal sebelumnya. 2 Blok parafin yang rusak, jamuran dan jaringan tumornya habis. 4.5 Cara Pengambilan Sampel Blok parafin dari semua pasien karsinoma payudara duktal invasif tipe tidak spesifik yang telah menjalani pembedahan di RSUP Sanglah dari 01 Januari 2012 sampai 31 Desember 2012 serta telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, kemudian dipilih secara consecutive sampling sebanyak 60 buah blok parafin. 4.6 Identifikasi Variabel Penelitian Variabel bebas : Ekspresi Ki-67 dan HER-2/neu Variabel tergantung : Derajat diferensiasi histopatologi.

5 Definisi Operasional Variabel Adapun definisi operasional variabel penelitian adalah sebagai berikut : 1. Sediaan blok parafin dari penderita karsinoma payudara duktal invasif tipe tidak spesifik adalah sediaan blok parafin penderita dengan karsinoma yang terjadi pada sel-sel epitelial duktal ganas payudara yang ditandai dengan adanya invasi ke jaringan sekitar dan tumor tidak membentuk suatu pola tipe histologis tertentu. 2. Ekspresi Ki-67 adalah : Protein Ki-67 secara IHK menggunakan monoklonal antibody liquid mouse (NCL-L-KI-67-MM) menunjukkan ekspresi pada inti sel tumor terpulas berwarna coklat. Interpretasi ekspresi Ki-67 dilakukan oleh dua orang pengamat (peneliti dan pembimbing) secara bersamaan. Sel yang mengekspresikan Ki-67 akan tampak berwarna coklat pada inti sel. Penilaian ekspresi Ki-67 dibuat berdasarkan analisis persentase sel tumor yang terpulas positif dihitung pada 5 lapangan pandang dengan pembesaran 400x. Dari 5 lapangan pandang dihitung jumlah seluruh sel tumor yang terpulas positif pada inti sel tumor yang berwarna coklat. Penilaian dihitung secara semikuantitatif pada seluruh sel-sel tumor diamati dengan mikroskop elektrik binokolar merk Olympus tipe CX 31 dengan pembesaran 400 kali (HPF: field diameter, 0.50mm, field area 0,274mm 2 ). Ekspresi Ki-67 diberi skor : nilai 0(bila 10%),nilai+1(bila 10-14%),nilai +2(bila 14%) dari seluruh sel tumor yang terekspresi positif pada inti sel tumor dengan pewarnaan berwarna coklat. Ekspresi Ki-67 dihitung berdasarkan inti sel tumor yang tercat positif berwarna coklat dari 5 lapangan pandang besar, 400x.

6 31 a. Kontrol positif adalah : Sediaan pemeriksaan IHK pasien karsinoma payudara duktal invasif tipe tidak spesifik dengan hasil pulasan IHK Ki-67 terekspresi pada inti sel tumor dengan pewarnaan berwarna coklat. b. Kontrol negatif adalah : Sediaan pemeriksaan IHK pasien karsinoma payudara duktal invasif tipe tidak spesifik dengan hasil pulasan IHK Ki-67 tidak terekspresi pada inti sel tumor dengan perwarnaan berwarna coklat. 3. Ekspresi HER-2/neu adalah : Penilaian protein HER-2/neu secara IHK menggunakan antibodi monoklonal kelinci c-erbb-2/her-2/neu (Clone SP3) dar Labvision dengan pengenceran 1:100 dan menggunakan metode ABC(Avidin Biotin Complex) menunjukkan ekspresi membran sel tumor terpulas berwarna coklat. Interpretasi ekspresi HER-2/neu dilakukan oleh dua orang pengamat (peneliti dan pembimbing) secara bersamaan. Penghitungan dilakukan pada seluruh sel tumor dimulai dari bagian tumor dengan ekspresi HER-2/neu terkuat ke bagian yang lebih lemah dengan menghitung persentase sel epitel ganas yang terpulas positif atau sel yang mengekspresikan HER-2/neu akan tampak berwarna coklat pada membran sel tumor. Penilaian dihitung secara semikuantitatif dari seluruh sel tumor, diamati dengan mikroskop elektrik binokuler merk Olympus CX31 dengan pembesaran 400 kali (HPF: field diameter, 0.50 mm, field area 0.274mm 2. Penilaian ekspresi HER-2/neu dibuat berdasarkan analisis persentase sel tumor yang positif dan intensitas pewarnaan..

7 32 Tabel 2. Skor dan Kategori Ekspresi HER-2/neu pada karsinoma payudara duktal invasif tipe tidak spesifik. PENILAIAN POLA PENGECATAN SKOR OVEREKSPRESI PROTEIN HER-2/neu Tidak tercat atau membran tercat <10% dari 0 Negatif sel tumor. Membran tercat ringan pada >10% sel 1+ Negatif tumor. Sel hanya tercat pada sebagian membran (inkomplit). Membran tercat lemah sampai sedang 2+ Positif lemah (komplit) >10% sel tumor. Membran tercat kuat komplit >10% sel 3+ Positif kuat tumor. a. Kontrol positif adalah : Sediaan pemeriksaan IHK pasien karsinoma payudara duktal invasif tipe tidak spesifik dengan hasil pulasan IHK HER-2/neu terekspresi pada membran sel tumor dengan pewarnaan berwarna coklat. b. Kontrol negatif adalah : Sediaan pemeriksaan IHK pasien karsinoma payudara duktal invasif tipe tidak spesifik dengan hasil pulasan IHK HER-2/neu tidak terekspresi pada membran sel tumor berwarna coklat.

8 33 4. Derajat diferensiasi histologi adalah tingkat diferensiasi tumor payudara yang dinilai berdasarkan sistem Nottingham modification of the Bloom and Richardson grading system. Sistem ini menilai tumor payudara berdasarkan tiga karakteristik tumor yaitu formasi tubulus, pleomorfisme inti sel dan mitosis. Skor sistem memakai 1-3 yang dinilai secara individual pada tiap faktor. Formasi tubulus dinilai dari jumlah persentase bentukan glandular yang jelas menunjukkan adanya lumen dengan pembesaran 40x. Ambang batas yang dipakai adalah 10% dan 75%. Pleomorfisme inti sel dinilai dari regularitas ukuran inti dan bentuk sel epitel, dimana peningkatan iregularitas membran inti dan N/C Ratio menjadi tanda bertambahnya skor pleomorfisme inti sel. Hitung mitosis dihitung per 10 lapangan pandang/per- high power field (HPF: field diameter 0.50, field area mm 2 ) dengan pembesaran 400x. Penghitungan mitosis dilakukan dari bagian tepi/daerah yang banyak mengandung mitosis. Derajat 1 dan derajat 2 kemudian digolongkan menjadi kelompok low grade dan derajat 3 digolongkan menjadi kelompok high grade.

9 34 Tabel 1. Metode semi-kuantitatif penilaian derajat diferensiasi karsinoma payudara duktal invasif: GAMBARAN SKOR Formasi tubulus & kelenjar Mayoritas tumor (>75%) Derajat sedang (10-75%) Sedikit atau tidak ada (<10%) Pleomorfisme inti sel Kecil, bentuk uniform reguler Peningkatan sedang ukuran dan variabilitas Variasi jelas Hitung mitosis / 10 HPF (luas lapangan pandang 0,274mm2) Jumlah mitosis 0-9 Jumlah mitosis Jumlah mitosis >

10 Prosedur Penelitian 1. Sediaan penderita karsinoma duktal invasif tipe tidak spesifik yang melakukan pemeriksaan histopatologi dari 01 Januari 2012 sampai 31 Desember 2012 dikumpulkan dan dilihat apakah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. 2. Preparat hasil pulasan HE sesuai nomor-nomor diatas dikumpulkan dan dievaluasi ulang. Yang dinilai adalah parameter derajat diferensiasi. Langkah pewarnaan Meyer s hematoksilin dan eosin adalah : a. Deparafinisasi dengan dicelupkan pada xilol sebanyak 4 kali masingmasing celupan selama 5 menit. b. Hidrasi dengan alkohol 95% sebanyak 4 kali, masing-masing celupan selama 2 menit. c. Masukkan ke air selama 10 menit. d. Celupkan ke cat utama yaitu Meyer s hematoksilin selama 15 menit. e. Cuci dengan air mengalir selama 20 menit. f. Lihat dibawah mikroskop, inti sel akan terlihat biru terang sedangkan sitoplasma tidak berwarna. g. Celupkan pada cat pembanding eosin 1% selama 0,5-1 menit. h. Dehidrasi dengan alkohol 95% sebanyak 3 kali, masing-masing celupan selama 2 menit, selanjutnya menggunakan alkohol absolut selama 2 menit. i. Penjernihan dengan xylol sebanyak 4 kali celupan, lama masing-masing celupan selama 5 menit.

11 36 j. Tutup dengan cover glass. k. Memilih preparat yang akan dipulas IHK Ki-67 dan HER-2/neu. Preparat yang dipilih untuk pemeriksaan IHK Ki-67 dan HER-2/neu adalah preparat yang paling banyak mengandung bagian tumor dengan area nekrosis yang sedikit atau tidak ada. Jika satu kasus mempunyai lebih dari satu sediaan yang mengandung tumor, maka dipilih sediaan yang mengandung bagian tumor dengan diferensiasi yang lebih jelek. l. Preparat yang terpilih kemudian dicari blok parafinnya. m. Blok parafin yang memenuhi kreteria inklusi dipotong setebal 4 mikrometer dengan mikrotom untuk pulasan IHK Ki-67 dan HER-2/neu. n. Pulasan IHK untuk Ki-67 dan HER-2/neu menggunakan antibodi monoklonal Ki-67 dan antibodi monoklonal HER-2/neu dari Dako. o. Pemeriksaan pulasan IHK Ki-67 dan HER-2/neu.

12 Prosedur Pulasan IHK Ki-67 Antigen Background : CLONE: Code Name Configuration Uce PA ml Ki67 (K2) Bond ready to use reagent P(HIER) Bond RTU Primary AK02 I ml Anti-Ki67 IVT Liquid Concentrated Monok- P(HIER) Clone K-2 lonal Antibody CLONE : MM1 Code Name Configuration Uce Pa ml Ki67 bond RTU Bond ready to use reagent P(HIER) Primary KI67-MM 1-1 ml NCL-L-Ki67- Liquid Concentrated Mono- P(HIER) L-CE MM1 clonel Antibody KI67-MM1-1 ml NCL-Ki67-MM1 Lyophilised Concentrated P(HIER) CE Monoclonal Antibody KI67-MM 1-0.1ml NCL-Ki67-MM1Lyophilised Concentrated P(HIER) CE-S Monoclonal Antibody KI67-MM 1-7ml RTU-Ki67-MM1 Ready to Use Monoclonal P(HIER) R-7-CE Antibody CLONE Code Name Configuration Uce Deteah KI67P-CE 0.2 ml NCL-Ki67 p Lyophilised Polyclonel P(HIER) Info

13 38 1. MATERIAL YANG DIPERLUKAN 1.1. Epitop Retrieval Larutan ER ph 6 (x10) 1L, Cat. RE ER solution 5 ml Distilled water 45 ml 1.2. Lartan pencuci TBS / PBS Tablet 1 tablet Aquabides 100 ml 1.3. PrimaryAntibodi First Dilution Second Dilution Antibody Dilution Vol Antibody Vol Diluent Dilution Vol Antibody Vol Diluent CD /100 10ul 990ul 1/200 5ul 995ul CD20-7D1 1/100 10ul 990ul 1/200 5ul 995ul CD5-4 C7 1/200 5ul 995ul 1/ ul 997.5ul CD /50 20ul 980ul 1/100 10ul 990ul Bcl /200 5ul 995ul 1/ ul 997.5ul Bcl /50 20ul 980ul 1/100 10ul 990ul CK /100 10ul 990ul 1/200 5ul 995ul CK /100 10ul 990ul 1/200 5ul 995ul 1.4. IHC Pelarut untuk Antibodi, Cat. RE Protein Blocking reagen, Cat. RE Peroxidase block, Cat. RE 7101

14 Post primary Antibody - Rabbit anti mouse IgG & IgM, Cat. RE Compact Polymer - Anti rabbit IgG & IgM, Cat. RE DAB DAB Substrate, Cat. RE part DAB Chromogen, Cat. RE part Hematoxylin, Cat. RE Staining jar Rack slide Humid chamber Pipettor Pipette tip Distilled water Kontrol slide positif Kontrol slide Negatif Spesimen slide dari pasien Langkah- langkah kerja: a. Potong blok parafin menggunakan mikrotom Leica 2125 RM dengan ketebalam 3 µm, kemudian direkatkan pada gelas obyek yang telah dilapisi dengan poly-l-lysine, merk Sigma, dengan ukuran lebar 1 inchi, panjang 3 inchi dan tebal 1,2 mm. b. Inkubasi dalam incubator dengan suhu 37 o C selama 1 malam. c. Deparafinisasi dengan xylene I,II dan III dan masing-masing rangkaian selama 2 menit.

15 40 d. Rehidrasi dengan memasukkan slide ke dalam rangkaian etanol 100%, 90%, dan 70% dan masing-masing rangkaian selama 2 menit. e. Decloaking chamber : isi dengan aquades (ddh2o) ml, atur suhu derajat C dengan waktu 2 menit, masukkan slide ke epitop retrieval yang sudah didilusi 1:10, dinginkan di suhu ruang menit, keringkan, batasi jaringandengan novopen. f. Microwave : atur suhu 90 derajat C- 4 menit, panaskan epitop retrieval, masukkan spesimen slide, panaskan 80 derajat C -2 menit, diamkan di suhu ruang menit, keringkan, batasi jaringan dengan novopen. g. Blocking reagent : teteskan 3 tetes reagen perixodase block reagent (cat RE 7101) ke atas jaringan, inkubasi 5 menit, cuci slide ( 2x5 min) dengan buffer pencuci untuk menghilangkan protein block reagent. h. Blocking reagen protein block ( cat RE 7102) : teteskan 3 tetes peroxidase block ke atas jaringan slide, inkubasi 5 menit, cuci slide (2x5 min) dengan buffer pencuci untuk menghilangkan peroxidase block reagen. i. Primary antibody : teteskan primari antibody ke setiap slide dengan 150 ul yang sudah diencerkan, masukkan slide dalam wadah yang bawahnya di alas tower paper dengan dibasahi dan inkubasi 60 menit didalam inkubator, cuci slide (2x5 min) dengan buffer pencuci untuk menghilangkan primari antibodi. j. Post primary antibodi- Rabbit anti mouse IgM dan IgG (Cat RE 7111) : teteskan 3 tetes primari antibodi on to tissue slide, inkubasi menit, cuci slide (2x5 min) dengan buffer pencuci untuk menghilangkan post primary.

16 41 k. Compact Polymer- Anti rabbit IgG & IgM (Cat RE 7112) : teteskan 3 tetes ke atas slide jaringan (Cat RE 7112), inkubasi menit, cuci slide (2x5 min) dengan buffer pencuci untuk menghilangkan compact polymer. l. DAB : teteskan DAB reagen secukupnya ke atas slide jaringan, inkubasi 5-10 menit, cuci slide (2x5 min) dengan air aquades, teteskan haemaxtoxilin reagent (Cat RE 7107), inkubasi selama 5 menit. m. Tahap akhir slide : cuci slide dengan air aquades, keringkan slide dengan ethanol, bersihkan slide dengan xylenes, teteskan entelan ke atas jaringan dan tutup spesimen dengan coverslip. Ekspresi Ki-67 diberi skor : nilai 0(bila 10%),nilai +1(bila 10-14%),nilai +2(bila 14%) dari seluruh sel tumor yang terekspresi positif pada inti sel tumor dengan pewarnaan berwarna coklat. Ekspresi Ki-67 dihitung berdasarkan inti sel tumor yang tercat positif berwarna coklat dari 5 lapangan pandang besar, 400x.

17 Prosedur Pulasan imunohistokimia untuk HER-2/neu Antigen Backgound: CLONE : CB 11 Code Nam Configuration Use CB11-L-CE 1ml NCL-L-CB11 Liguid concentrated monoclonal antibodi P CB11-CE 1ml NCL-CB11 Lyophillised concentrated monoclonal anibodi P CB11-CE-S 0,1ml NCL-CB11 Lyophillised concentrated monoclonal antibodi P CB 11-CE 1ml NCL-CB11 Lyophillised concentrated monoclonalantibodi P Dengan menggunakan antibodi monoklonal kelinci c-erbb-2/her-2/neu (Clone SP3) dari Labvision, dengan pengenceran 1 : 100 dan menggunakan metode ABC. Adapun langkah-langkah pulasan imunohistokimia HER-2/neu adalah sebagai berikut : a. Potong jaringan 4 mikrometer, ditempelkan pada gelas objek yang telah dilapisi poly-l-lysine. b. Inkubasi dalam oven suhu 37 derajat Celcius selama 1 malam. c. Deparafinisasi dengan xylene. d. Dehidrasi dengan alkohol. e. Cuci dengan PBS 2x5 menit. f. Rendam dengan buffer sitrat ph 6,0. Kemudian panaskan di dalam mikrowave oven selama 10 menit, mula-mula dengan pemanasan tinggi selama 5 menit kemudian dengan pemanasan sedang selama 5 menit. g. Dinginkan pada suhu kamar. h. Cuci dengan PBS 2x5 menit.

18 43 i. Tetesi H2O2 0,3% selama 30 menit. j. Cuci dengan aquadest 1x5 menit. k. Cuci dengan PBS 2x5 menit. l. Tetesi 100 ul blocking solution (normal serum dengan pengenceran 100x) selama 20 menit. m. Tetesi 100 ul antibodi primer menggunakan antibodi monoklonal Her-2/neu Labvision yang telah diencerkan (pengenceran 1 : 100). Diinkubasi selama 1 malam pada suhu 4 derajat Celcius. n. Cuci dengan PBS 2x5 menit. o. Tetesi 100 ul antibodi sekunder (pengenceran 100x) selama 30 menit. p. Cuci dengan PBS 2x5 menit. q. Tetesi 100 ul SBC selama 30 menit. r. Cuci dengan PBS 2x5 menit. s. Tetesi dengan reagen DAB 10 menit. t. Cuci dengan air. u. Counterstain dengan Hematoksilin Meyer s selama 1 menit. v. Dehidrasi dengan alkohol. w. Tutup dengan cover glass (Novocastra, HER-2/neu c- erbb-2 Oncoprotein). Penilaian ekspresi HER-2/neu dibuat berdasarkan analisis persentase sel tumor yang positif dan intensitas pewarnaan (Tabel 2).

19 Cara kerja Penelitian Mencari nomor sediaan dengan diagnosis karsinoma payudara duktal invasif tipe tidak spesifik mulai 1 Januari Desember 2012 yang memenuhi kriteria inklusi Pengumpulan sediaan pulasan Hematoksilin Eosin Seleksi, re-diagnosis dan re-grading kasus karsinoma duktal invasif tipe tidak spesifik yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi Pengumpulan blok parafin yang memenuhi kriteria inklusi Blok parafin dipotong 4 mikron Pemeriksaan imunohistokimia Ki-67 dan HER- 2/neu Penilaian pulasan ekspresi Ki-67 dan HER- 2/neu (pencatatan dan pengumpulan data ) Analisis statistik 4.12 Analisis data. Data pada formulir penelitian karsinoma duktal invasif tipe tidak spesifik menggunakan SPSS 19.0 for window. Kemudian dilakukan beberapa tes atau uji, antara lain adalah sebagai berikut : a. Karakteristik sampel disajikan secara deskriptif, dengan menggunakan grafik dan tabel. b. Untuk mengetahui normalitas data dilakukan uji Spearman Correlation.

BAB V HASIL PENELITIAN. Selama periode penelitian mulai Januari 2013 sampai September 2013

BAB V HASIL PENELITIAN. Selama periode penelitian mulai Januari 2013 sampai September 2013 BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Karakteristik subjek Selama periode penelitian mulai Januari 2013 sampai September 2013 berdasarkan data pasien yang sampelnya diperiksa di Laboratorium Patologi Anatomi FK UNUD/RSUP

Lebih terperinci

Susunan Penelitian. Peneliti 1. Nama lengkap : Melvin Pascamotan Togatorop 2. Fakultas : Kedokteran 3. Perguruan Tinggi : Universitas Sumatera Utara

Susunan Penelitian. Peneliti 1. Nama lengkap : Melvin Pascamotan Togatorop 2. Fakultas : Kedokteran 3. Perguruan Tinggi : Universitas Sumatera Utara Lampiran 1 Susunan Penelitian Peneliti 1. Nama lengkap : Melvin Pascamotan Togatorop 2. Fakultas : Kedokteran 3. Perguruan Tinggi : Pembimbing I 1. Nama lengkap : dr. Kamal Basri Siregar, Sp.B (K) Onk

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif deskriptif untuk melihat pola ekspresi dari Ki- 67 pada pasien KPDluminal A dan luminal B. 3.2 Tempat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan cross sectional dimana hanya diamati satu kali dan pengukuran

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan cross sectional dimana hanya diamati satu kali dan pengukuran 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini adalah observasional analitik. Observasi dilakukan dengan pendekatan cross sectional dimana hanya diamati satu kali dan pengukuran

Lebih terperinci

BAB 3 BAHAN DAN METODA

BAB 3 BAHAN DAN METODA BAB 3 BAHAN DAN METODA 3.1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian berupa penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan secara cross sectional. 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini secara observasional analitik. pertumbuhan janin terhambat dan kehamilan normal.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini secara observasional analitik. pertumbuhan janin terhambat dan kehamilan normal. 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini secara observasional analitik. 2. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini adalah penelitian potong

Lebih terperinci

Waktu dan Tempat Penelitian Materi Penelitian Metode Penelitian Pembuatan Tikus Diabetes Mellitus Persiapan Hewan Coba

Waktu dan Tempat Penelitian Materi Penelitian Metode Penelitian Pembuatan Tikus Diabetes Mellitus Persiapan Hewan Coba Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2007 sampai dengan bulan Juli 2008 di Laboratorium Bersama Hewan Percobaan Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

BAB 3 BAHAN DAN METODE. imunohistokimia Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF) dan Tumorinfiltrating

BAB 3 BAHAN DAN METODE. imunohistokimia Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF) dan Tumorinfiltrating BAB 3 BAHAN DAN METODE 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, yang bertujuan untuk menganalisis hubungan ekspresi imunohistokimia

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS

BAB III KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS BAB III KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS 3.1. Kerangka Teori NF-KB Inti (+) Sitoplasma (+) Inti (+) Sitoplasma (+) RAF MEK ERK Progresi siklus sel Proliferasi sel Angiogenesis Grading WHO

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan disain

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan disain BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Rancangan penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan disain Randomized post test only control group design. Sampel penelitian dibagi menjadi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Lampung untuk pemeliharaan dan pemberian perlakuan pada mencit dan

METODOLOGI PENELITIAN. Lampung untuk pemeliharaan dan pemberian perlakuan pada mencit dan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Biologi FMIPA Universitas Lampung untuk pemeliharaan dan pemberian perlakuan pada mencit dan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1 prosedur pewarnaan hematoksillin-eosin (HE)

LAMPIRAN. Lampiran 1 prosedur pewarnaan hematoksillin-eosin (HE) 51 LAMPIRAN Lampiran 1 prosedur pewarnaan hematoksillin-eosin (HE) Pewarnaan HE adalah pewarnaan standar yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai struktur umum sel dan jaringan normal serta perubahan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan desain Post test only control group design. Kelompok penelitian dibagi menjadi 4

Lebih terperinci

Lampiran 1 Prosedur Pembuatan Preparat Histologi

Lampiran 1 Prosedur Pembuatan Preparat Histologi LAMPIRAN 38 Lampiran 1 Prosedur Pembuatan Preparat Histologi Pembuatan preparat histologi terdiri dari beberapa proses yaitu dehidrasi (penarikan air dalam jaringan) dengan alkohol konsentrasi bertingkat,

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM. : Histoteknik : Selly Oktaria Tanggal Praktikum : 14 September 2012

LAPORAN PRAKTIKUM. : Histoteknik : Selly Oktaria Tanggal Praktikum : 14 September 2012 LAPORAN PRAKTIKUM Judul : Histoteknik Nama : Selly Oktaria Tanggal Praktikum : 14 September 2012 Tujuan Praktikum : 1. Melihat demonstrasi pembuatan preparat histology mulai dari fiksasi jaringan hingga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik. Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik. Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik. B. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1. Tempat dan waktu pengambilan sampel Sampel diambil di Pantai Timur Surabaya, tepatnya di sebelah Timur Jembatan Suramadu (Gambar 3.1).

Lebih terperinci

PENDAHULUAN METODE HASIL

PENDAHULUAN METODE HASIL PENDAHULUAN Karsinoma payudara merupakan karsinoma yang umum terjadi pada wanita dengan jumlah kasus lebih dari satu juta setiap tahunnya di seluruh dunia. Karsinoma payudara menduduki peringkat kedua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kanker yang paling sering ditemukan pada wanita, setelah kanker mulut

BAB I PENDAHULUAN. kanker yang paling sering ditemukan pada wanita, setelah kanker mulut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker payudara adalah keganasan pada jaringan payudara yang berasal dari epitel duktus atau lobulus. 1 Di Indonesia kanker payudara berada di urutan kedua sebagai

Lebih terperinci

BAB IV. only control group design yang menggunakan binatang percobaan sebagai objek

BAB IV. only control group design yang menggunakan binatang percobaan sebagai objek BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Disain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, dengan pendekatan post test only control group design yang menggunakan binatang percobaan sebagai objek

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan pada bulan Maret-Mei 2013. Pengambilan sampel ikan mas berasal dari ikan hasil budidaya dalam keramba jaring apung

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. post test only control group design yang menggunakan binatang

BAB 4 METODE PENELITIAN. post test only control group design yang menggunakan binatang 36 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, dengan pendekatan post test only control group design yang menggunakan binatang percobaan sebagai objek

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. ETHICAL CLEARANCE

LAMPIRAN 1. ETHICAL CLEARANCE LAMPIRAN 1. ETHICAL CLEARANCE 59 LAMPIRAN 2. GAMBAR HASIL PEMERIKSAAN GRANZYME B 1. KONTROL (K) Gambar ekspresi granzyme B pada kelompok Kontrol (K) 2.KOMBINASI TRANSFER FACTOR+CYCLOPHOSPHAMIDE (P1) Gambar

Lebih terperinci

PROSEDUR TETAP PENGAMATAN EKSPRESI PROTEIN DENGAN METODE IMUNOSITOKIMIA

PROSEDUR TETAP PENGAMATAN EKSPRESI PROTEIN DENGAN METODE IMUNOSITOKIMIA Halaman 1 dari 7 FARMASI UGM Dokumen nomor : 0201200 Tanggal : 24 Maret 2009 URAIAN DIBUAT OLEH DIPERIKSA OLEH DIPERIKSA OLEH DISETUJUI OLEH Jabatan Staf Staf Supervisor Pimpinan Paraf Nama Aditya Fitriasari

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE PENELITIAN MATERI DAN METODE PENELITIAN Waktu dan tempat penelitian Penelitian ini dilaksakan di Bagian Patologi, Departemen Klinik, Reproduksi dan Patologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor. Perlakuan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 40 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan desain Post test only control group design. Kelompok penelitian dibagi menjadi 4 kelompok

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu bedah khususnya ilmu bedah urologi 4.2. Jenis Dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan studi eksperimental

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. menggunakan metode rancangan acak terkontrol dengan pola post test-only

III. METODE PENELITIAN. menggunakan metode rancangan acak terkontrol dengan pola post test-only III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik yang menggunakan metode rancangan acak terkontrol dengan pola post test-only control group design.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. desain "Pre and post test control group design". Kelompok penelitian dibagi

BAB 3 METODE PENELITIAN. desain Pre and post test control group design. Kelompok penelitian dibagi BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan desain "Pre and post test control group design". Kelompok penelitian dibagi menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara merupakan penyakit keganasan yang paling sering

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara merupakan penyakit keganasan yang paling sering BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karsinoma payudara merupakan penyakit keganasan yang paling sering dijumpai pada wanita dan penyebab kematian terbanyak. Pengobatannya sangat tergantung dari stadium

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan 30 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Rancangan penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan desain "Pre and post test control group design". Kelompok penelitian dibagi menjadi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA 19 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung untuk pemeliharaan dan pemberian perlakuan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Obstetri Ginekologi, Patologi Anatomi,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Obstetri Ginekologi, Patologi Anatomi, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian dan Farmakologi. Penelitian ini mencakup bidang Obstetri Ginekologi, Patologi Anatomi, 3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian a. Pemeliharaan dan perlakuan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah eksperimen dengan metode desain paralel.

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah eksperimen dengan metode desain paralel. III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian adalah eksperimen dengan metode desain paralel. Menggunakan 20 ekor mencit (Mus musculus L.) jantan galur Balb/c yang dibagi menjadi 4 kelompok

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM HISTOTEKNIK DASAR

LAPORAN PRAKTIKUM HISTOTEKNIK DASAR LAPORAN PRAKTIKUM HISTOTEKNIK DASAR Disusun Oleh: Nama : Juwita NIM : 127008003 Tanggal Praktikum: 22 September 2012 Tujuan praktikum: 1. Agar praktikan memahami dan mampu melaksanakan Tissue Processing.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek

Lebih terperinci

Lampiran 1 Proses Dehidrasi Jaringan

Lampiran 1 Proses Dehidrasi Jaringan LAMPIRAN 30 Lampiran 1 Proses Dehidrasi Jaringan Dehidrasi merupakan proses mengeluarkan air dari dalam jaringan/organ dengan menggunkan bahan-bahan kimia tertentu. Dehidrasi jaringan dilakukan untuk mengikat

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM HISTOTEKNIK Disusun oleh: Jekson Martiar Siahaan

LAPORAN PRAKTIKUM HISTOTEKNIK Disusun oleh: Jekson Martiar Siahaan LAPORAN PRAKTIKUM HISTOTEKNIK Disusun oleh: Jekson Martiar Siahaan I. Tujuan: 1. Mahasiswa mampu memahami dan melakukan teknik teknik histoteknik yang digunakan dalam pembuatan preparat jaringan 2. Mahasiswa

Lebih terperinci

] 2 (Steel dan Torrie, 1980)

] 2 (Steel dan Torrie, 1980) BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimental dengan metode post test only control group design. B. Tempat Penelitian Tempat pemeliharaan dan

Lebih terperinci

ARTIKEL ASLI ABSTRAK ABSTRACT

ARTIKEL ASLI ABSTRAK ABSTRACT ARTIKEL ASLI Perbedaan Ekspresi P16INK4a dan HPVL1 pada Cervical Intraepithelial Neoplasia 1, Cervical Intraepithelial Neoplasia 2, Cervical Intraepithelial Neoplasia 3 dan Squamous Cell Carcinoma Serviks

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan. metode post test only controlled group design.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan. metode post test only controlled group design. 21 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan metode post test only controlled group design. B. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

Lampiran 1 Sertifikat Kelaikan Etik

Lampiran 1 Sertifikat Kelaikan Etik Lampiran 1 Sertifikat Kelaikan Etik Lampiran 2.1 Surat Izin Melakukan Penelitian Pendahuluan Lampiran 2.2 Surat Izin Melakukan Penelitian Pendahuluan Lampiran 3.1 Surat Izin Melakukan Penelitian Lampiran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. laboratoris in vivo pada tikus putih wistar (Ratus Norvegicus)jantan dengan. rancangan post test only control group design.

BAB III METODE PENELITIAN. laboratoris in vivo pada tikus putih wistar (Ratus Norvegicus)jantan dengan. rancangan post test only control group design. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan eksperimental laboratoris in vivo pada tikus putih wistar (Ratus Norvegicus)jantan dengan rancangan post

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Biologi FMIPA. Universitas Lampung untuk pemeliharaan, pemberian perlakuan, dan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Biologi FMIPA. Universitas Lampung untuk pemeliharaan, pemberian perlakuan, dan 16 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Biologi FMIPA Universitas Lampung untuk pemeliharaan, pemberian perlakuan, dan pengamatan. Proses

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, dengan pendekatan

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, dengan pendekatan BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, dengan pendekatan pre and the post test only control group design yang menggunakan binatang percobaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan Post Test Only Control Group Design yang

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan Post Test Only Control Group Design yang 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Rancangan atau desain penelitian ini menggunakan Post Test Only Control Group Design yang memungkinkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah cross sectional

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah cross sectional 55 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah cross sectional dengan kekhususan pada penelitian uji diagnostik. Sumber data penelitian menggunakan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Alur penelitian yang akan dilakukan secara umum digambarkan dalam skema pada Gambar 5.

BAHAN DAN METODE. Alur penelitian yang akan dilakukan secara umum digambarkan dalam skema pada Gambar 5. BAHAN DAN METODE Alur penelitian yang akan dilakukan secara umum digambarkan dalam skema pada Gambar 5. Pengujian Lactobacillus plantarum (BAL1) dan Lactobacillus fermentum (BAL2) pada tikus dengan perlakuan:

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. dengan "Post test only control group design". Kelompok penelitian dibagi

BAB IV METODE PENELITIAN. dengan Post test only control group design. Kelompok penelitian dibagi BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Rancangan penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan "Post test only control group design". Kelompok penelitian dibagi menjadi 4 yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan suatu penelitian deskriptif observasional. laboratoris dengan pendekatan potong lintang.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan suatu penelitian deskriptif observasional. laboratoris dengan pendekatan potong lintang. 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan suatu penelitian deskriptif observasional laboratoris dengan pendekatan potong lintang. 3.2 Waktu dan Tempat Penelitian 1. Penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Semarang, Laboratorium Sentral Fakultas Kedokteran Universitas

BAB 3 METODE PENELITIAN. Semarang, Laboratorium Sentral Fakultas Kedokteran Universitas BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian 3.1.1. Lingkup Tempat Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Biologi Universitas Negeri Semarang, Laboratorium Sentral Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian Pada penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain cross

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian Pada penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain cross BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada ini merupakan analitik dengan desain cross sectional untuk menilai hubungan oekspresi HER-2 dengan grade histologi pada pasien kanker payudara. Cross

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2009 (sampling sampai dengan embedding), Februari 2010 (sectioning), dan bulan Juli 2010 (pewarnaan),

Lebih terperinci

BAB 4 METODA PENELITIAN

BAB 4 METODA PENELITIAN BAB 4 METODA PENELITIAN 4.1. Rancangan penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik, dengan pendekatan Pre and Post Test Controlled Group Design pada perkembangan masa tumor

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental murni dengan

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental murni dengan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental murni dengan Rancangan Acak Terkontrol. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. DESAIN PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan desain Randomized post test only control group design yang menggunakan binatang percobaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan metode rancangan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan metode rancangan 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan metode rancangan acak terkontrol dengan pola post test control group design. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik yang menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik yang menggunakan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik yang menggunakan metode rancangan acak terkontrol dengan pola post test-only control group design.

Lebih terperinci

(Z ½α+Zβ ) BAB III METODE PENELITIAN

(Z ½α+Zβ ) BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimental tanpa adanya pengukuran awal (pretest) tetapi hanya pengukuran akhir (post test) / post-test

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Staging tumor, nodus, metastasis (TNM) Semakin dini semakin baik. di bandingkan dengan karsinoma yang sudah invasif.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Staging tumor, nodus, metastasis (TNM) Semakin dini semakin baik. di bandingkan dengan karsinoma yang sudah invasif. 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Prognosis Kanker Payudara Prognosis dipengaruhi oleh ukuran tumor, metastasis, derajat diferensiasi, dan jenis histopatologi. Menurut Ramli (1994), prognosis kanker payudara

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Fakultas Matematika dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Fakultas Matematika dan 22 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan Biologi Universitas Lampung untuk pemeliharaan

Lebih terperinci

CANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER FAKULTAS FARMASI UGM

CANCER CHEMOPREVENTION RESEARCH CENTER FAKULTAS FARMASI UGM Hal. 1 dari 7 Dokumen nomor : 0301201 Tanggal : Mengganti nomor : 0201200 Tanggal : 24 Maret 2009 URAIAN DIBUAT OLEH DIPERIKSA OLEH DIPERIKSA OLEH DISETUJU OLEH Jabatan Staf Staf Supervisor Pimpinan Paraf

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Riset Kimia Universitas Pendidikan Indonesia dan Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor pada

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Histotehnik. Oleh: Lucia Aktalina. Jum at, 14 September WIB

Laporan Praktikum Histotehnik. Oleh: Lucia Aktalina. Jum at, 14 September WIB Laporan Praktikum Histotehnik Oleh: Lucia Aktalina Jum at, 14 September 2012 14.00 17.00 WIB Tujuan Praktikum: Melihat demo tehnik-tehnik Histotehnik,mulai dari pemotongan jaringan organ tikus sampai bloking,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di laboratorium Biologi dan Fisika FMIPA Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di laboratorium Biologi dan Fisika FMIPA Universitas 17 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium Biologi dan Fisika FMIPA Universitas Lampung dan pembuatan preparat histologi hati dilaksanakan di Balai Penyidikan

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. Randomized post test only control group design yang menggunakan binatang percobaan

BAB 4 METODE PENELITIAN. Randomized post test only control group design yang menggunakan binatang percobaan BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian laboratorik eksperimental dengan desain Randomized post test only control group design yang menggunakan binatang percobaan

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental laboratorium posttest-only equivalent-group design dengan kelompok perlakuan dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian sectional. Penelitian ini merupakan studi deskriptif-analitik dengan pendekatan cross 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1. Tempat Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Alur penelitian yang akan dilakukan secara umum digambarkan dalam skema pada Gambar 6.

METODE PENELITIAN. Alur penelitian yang akan dilakukan secara umum digambarkan dalam skema pada Gambar 6. METODE PENELITIAN Alur penelitian yang akan dilakukan secara umum digambarkan dalam skema pada Gambar 6. Pengujian probiotik secara in vivo pada tikus percobaan yang dibagi menjadi 6 kelompok perlakuan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini yaitu tikus putih (Rattus norvegicus) Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini yaitu tikus putih (Rattus norvegicus) Penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan empat ulangan. Hewan coba yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan 5 ulangan, perlakuan yang digunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. test-only control group design. Menggunakan 20 ekor tikus putih yang

III. METODE PENELITIAN. test-only control group design. Menggunakan 20 ekor tikus putih yang III. METODE PENELITIAN 1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan pola post test-only control group design. Menggunakan 20 ekor tikus putih yang telah diinduksi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA 15 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung untuk pemeliharaan dan pemberian perlakuan pada

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data pemberian obat kepada kelinci. Tanggal Pemberian obat ,750 1, ,650 1,500

Lampiran 1. Data pemberian obat kepada kelinci. Tanggal Pemberian obat ,750 1, ,650 1,500 Lampiran 1. Data pemberian obat kepada kelinci Kelompok Tanpa pemberian obat Indometasin dalam kapsul gelatin Indometasin dalam matriks kalsium alginatkitosan (dibedah stlh 1 hari) Indometasin dalam matriks

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan 1 kontrol terhadap ikan nila (O. niloticus). bulan, berukuran 4-7 cm, dan berat gram.

BAB III METODE PENELITIAN. dan 1 kontrol terhadap ikan nila (O. niloticus). bulan, berukuran 4-7 cm, dan berat gram. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen menggunakan 1 faktor, yaitu perlakuan limbah cair nata de coco yang terdiri atas 5 variasi kadar dan 1 kontrol

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan pada subjek penelitian kemudian mempelajari efek perlakuan

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan pada subjek penelitian kemudian mempelajari efek perlakuan 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, yaitu untuk mempelajari suatu fenomena dalam korelasi sebab-akibat, dengan cara memberikan perlakuan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental dengan hewan coba, sebagai bagian dari penelitian eksperimental lain yang lebih besar. Pada penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini meliputi ilmu kesehatan Telinga Hidung Tenggorok (THT)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini meliputi ilmu kesehatan Telinga Hidung Tenggorok (THT) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini meliputi ilmu kesehatan Telinga Hidung Tenggorok (THT) divisi Alergi-Imunologi dan Patologi Anatomi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. test only control group design. Pengukuran awal tidak dilakukan karena dianggap sama untuk

BAB III METODE PENELITIAN. test only control group design. Pengukuran awal tidak dilakukan karena dianggap sama untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimental dengan metode post test only control group design. Pengukuran awal tidak dilakukan karena dianggap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian pada wanita setelah kanker payudara. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian pada wanita setelah kanker payudara. Hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker serviks uteri merupakan salah satu masalah penting pada wanita di dunia. Karsinoma serviks uteri adalah keganasan kedua yang paling sering terjadi dan merupakan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Rumus konversi dalam pembuatan media

Lampiran 1. Rumus konversi dalam pembuatan media LAMPIRAN 27 Lampiran 1. Rumus konversi dalam pembuatan media Keterangan : V 1 = Volume air media ke-1 V 2 = Volume air media ke-2 M 1 = Konsentrasi ph media ke-1 = Konsentrasi ph media ke-2 M 2 HCl yang

Lebih terperinci

Nama, Spesifikasi dan Kegunaan Bahan Penelitian No. Nama Bahan Spesifikasi Kegunaan 1. Larva ikan nilem hasil kejut panas

Nama, Spesifikasi dan Kegunaan Bahan Penelitian No. Nama Bahan Spesifikasi Kegunaan 1. Larva ikan nilem hasil kejut panas Lampiran 1. Spesifikasi Bahan Nama, Spesifikasi dan Kegunaan Bahan Penelitian No. Nama Bahan Spesifikasi Kegunaan 1. Larva ikan nilem hasil kejut panas Berumur 30, 60, 90, dan 120 hari Hewan uji 2. Pakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sectional untuk menilai hubungan ekspresi HER-2/neu dengan ukuran tumor pada

BAB III METODE PENELITIAN. sectional untuk menilai hubungan ekspresi HER-2/neu dengan ukuran tumor pada BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain cross sectional untuk menilai hubungan ekspresi HER-2/neu dengan ukuran tumor pada pasien

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini ruang lingkup keilmuan yang digunakan adalah Ilmu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini ruang lingkup keilmuan yang digunakan adalah Ilmu BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Pada penelitian ini ruang lingkup keilmuan yang digunakan adalah Ilmu Anatomi, Patologi Anatomi, dan Farmakologi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

RPMI 1640 medium. Kanamisin 250 µg. Coomassie brilliant blue G-250

RPMI 1640 medium. Kanamisin 250 µg. Coomassie brilliant blue G-250 86 Lampiran 1. Larutan yang digunakan pada medium RPMI 1640 RPMI 1640 medium 10,4 g Penisilin G 100.000 IU Streptomisin 100 mg Gentamisin 5 mg Kanamisin 250 µg Semua bahan tersebut dilarutkan kedalam 1000

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Acak Lengkap dengan pendekatan Post Test Only Control Group Design.

BAB III METODE PENELITIAN. Acak Lengkap dengan pendekatan Post Test Only Control Group Design. 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan metode Rancangan Acak Lengkap dengan pendekatan Post Test Only Control Group Design. Menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian Pada penelitian ini digunakan desain cross sectional. Cross

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian Pada penelitian ini digunakan desain cross sectional. Cross BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada penelitian ini digunakan desain cross sectional. Cross sectionalmerupakan suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik yang 34 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik yang menggunakan metode rancangan acak terkontrol dengan pola post test only controlled

Lebih terperinci

LAMPIRAN LAMPIRAN. lxxiv

LAMPIRAN LAMPIRAN. lxxiv lxxiii LAMPIRAN LAMPIRAN lxxiv lxxv lxxvi Lampiran 3 Pemeliharaan Hewan Coba 1. Tikus dipelihara dalam ruangan yang berventilasi cukup. Suhu ruangan berkisar 28-32 o C. 2. Makanan dan minuman diberikan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK LABORATORIUM HISTOTEKNIK TISSUE PROCESSING DAN PEWARNAAN

LAPORAN PRAKTEK LABORATORIUM HISTOTEKNIK TISSUE PROCESSING DAN PEWARNAAN LAPORAN PRAKTEK LABORATORIUM HISTOTEKNIK TISSUE PROCESSING DAN PEWARNAAN Nama : Yulia Fitri Djaribun NIM : 127008005 Tanggal : 22 September 2012 A.Tujuan Praktikum : 1. Agar mahasiswa mampu melakukan proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan Rancangan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan Rancangan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan di kelompokkan menjadi 4 kelompok dengan ulangan

Lebih terperinci

LAMPIRAN LAMPIRAN. LXXIV

LAMPIRAN LAMPIRAN. LXXIV LAMPIRAN LAMPIRAN. LXXIV lxxiii LAMPIRAN LAMPIRAN lxxiv lxxv lxxvi Lampiran 3 Pemeliharaan Hewan Coba 1. Tikus dipelihara dalam ruangan yang berventilasi cukup. Suhu ruangan berkisar 28-32oC. 2. Makanan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan metode acak

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan metode acak III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan metode acak terkontrol. Menggunakan 20 ekor Tikus Wistar jantan berumur 10-16 minggu yang dipilih secara

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Seputih Raman, Kabupaten Lampung Tengah, selama 8 minggu.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Seputih Raman, Kabupaten Lampung Tengah, selama 8 minggu. III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Seputih Raman, Kabupaten Lampung Tengah, selama 8 minggu. Pembuatan preparat dilakukan di BBPBL (Balai Besar Pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap kadar glukosa darah dan histologi pankreas tikus (Rattus norvegicus) yang diinduksi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan manipulasi terhadap objek penelitian serta terdapat kontrol (Nazir,2003: 63). B. Desain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Acak Lengkap (RAL) dan dengan pendekatan Post Test Only Control Group

BAB III METODE PENELITIAN. Acak Lengkap (RAL) dan dengan pendekatan Post Test Only Control Group BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan dengan pendekatan Post Test Only Control Group Design. Menggunakan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Bahan Alat

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Bahan Alat 12 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2009 sampai dengan April 2010. Sampel diperoleh dari Kepulauan Seribu. Identifikasi cacing parasitik dilakukan di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen karena pada penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen karena pada penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen karena pada penelitian ini objek yang diteliti diberi perlakuan dan adanya kontrol sebagai pembanding. B.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Patologi Anatomi, Histologi, dan Farmakologi. Laboratorium Patologi Anatomi RSUP dr. Kariadi Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. Patologi Anatomi, Histologi, dan Farmakologi. Laboratorium Patologi Anatomi RSUP dr. Kariadi Semarang. BAB III METODE PENELITIAN 3.3 Ruang Lingkup Penelitian 3.1.1 Ruang Lingkup Keilmuan Pada penelitian ini, ruang lingkup keilmuan yang digunakan adalah Patologi Anatomi, Histologi, dan Farmakologi. 3.1.2

Lebih terperinci