BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 INDUSTRI JASA MAKANAN Industri jasa makanan atau biasa disebut katering industri meliputi tempattempat, institusi dan perusahaan yang menyediakan makanan. Menurut Kardigantara (2006:4), jasa boga (katering) termasuk dalam industri Commercial Catering yaitu maksud dan tujuan dari perusahaannya adalah untuk mendapatkan profit melalui jasa layanan katering yang bertujuan memenuhi dan memuaskan kebutuhan konsumen melalui produk (jasa) yang disediakan. Faktor rasa pada makanan merupakan tolok ukur kepuasan konsumen yang disesuaikan dengan kebiasaan dan pengalaman dari konsumen yang menikmati produk tersebut. Manajemen katering didefinisikan sebagai tugas perencanaan, pengorganisasian, pengendalian dan mengeksekusi setiap kegiatan yang mempengaruhi persiapan dan pengiriman makanan, minuman, dan layanan terkait, namun beorientasi pada penetapan harga. 13

2 MAKANAN CEPAT SAJI (FAST FOOD) Makanan cepat saji yang dimaksud adalah jenis makanan yang dikemas, mudah disajikan, praktis, atau diolah dengan cara sederhana, seperti fried chiken, hamburger atau pizza. Makanan tersebut umumnya diproduksi oleh industri pengolahan pangan dengan teknologi tinggi dan memberikan berbagai zat aditif untuk mengawetkan dan memberikan cita rasa bagi produk tersebut. Selain itu, pengolahan dan penyiapannya lebih mudah dan cepat, cocok bagi mereka yang selalu sibuk (Sulistijani, 2002). Kehadiran makanan cepat saji dalam industri makanan di Indonesia juga bisa mempengaruhi pola makan kaum remaja di kota. Makanan cepat saji umumnya mengandung kalori, kadar lemak, gula dan sodium (Na) yang tinggi tetapi rendah serat, vitamin A, asam askorbat, kalsium dan folat. Makanan cepat saji adalah gaya hidup remaja (Khomsan, 2004). Keberadaan restoran-restoran fast food yang semakin menjamur di kota-kota besar di Indonesia seperti McDonald, KFC, Richeese Factory, dan lain-lain. Makanan cepat saji mempunyai kelebihan yaitu penyajian cepat sehingga hemat waktu dan dapat dihidangkan kapan dan dimana saja, tempat saji dan penyajian yang higienis, dianggap makanan bergengsi, makanan modern, juga makanan gaul bagi anak muda.

3 SERVICE IMPROVEMENT Service improvement memberikan panduan penting dalam menciptakan dan memelihara nilai pelanggan melalui baik desain, pengenalan dan pengoperasian layanan. Service improvement menggabungkan prinsip-prinsip, praktek dan metode dari manajemen kualitas, perubahan manajemen dan peningkatan kemampuan. Organisasi belajar untuk menyadari tambahan dan skala besar peningkatan kualitas layanan, operasional efisiensi dan kelangsungan bisnis (Musda, 2012). Tujuan utama dari service improvement adalah untuk terus menyelaraskan layanan jasa ke perubahan kebutuhan bisnis dengan mengidentifikasi dan melaksanakan perbaikan jasa layanan yang mendukung proses bisnis. Kegiatan perbaikan ini dukungan pendekatan siklus hidup melalui gambar berikut : Gambar 2.1 Service Improvement Sumber: Musda (2012)

4 16 a. Strategi Layanan Strategi layanan dari setiap penyedia layanan harus didasarkan atas dasar pengakuan bahwa pelanggan tidak membeli produk, mereka membeli kepuasan dari kebutuhan khusus. Oleh karena itu, untuk menjadi sukses, layanan yang disediakan harus dapat dirasakan oleh pelanggan untuk memberikan nilai yang cukup dalam bentuk manfaat yang ingin dicapai pelanggan. b. Desain Layanan Desain Layanan adalah tahap dalam siklus hidup layanan secara keseluruhan dan merupakan elemen penting dalam proses perubahan bisnis. Desain layanan dimulai dengan seperangkat persyaratan bisnis dan diakhiri dengan pengembangan desain solusi layanan untuk menselaraskan persyaratan dokumen bisnis c. Transisi Layanan Peran Transisi Layanan adalah untuk memberikan layanan yang diperlukan oleh bisnis ke dalam penggunaan operasional. Transisi Layanan memberikan ini dengan menerima Paket Desain Layanan dari tahap Desain Layanan dan memberikan ke tahap Operasional setiap elemen yang diperlukan untuk operasi yang sedang berlangsung dan mendukung layanan tersebut. d. Operasi Layanan Tujuan dari Operasi Layanan adalah untuk memberikan tingkat layanan yang disepakati kepada pengguna dan pelanggan, dan untuk mengelola aplikasi, teknologi dan infrastruktur yang mendukung pemberian layanan.

5 INTERNET Saat ini, internet menjadi mediator antara masyarakat dengan perusahaan dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan kapanpun dan dimanapun. Perusahaan menggunakan internet untuk membangun sebuah hubungan yang lebih dekat dengan pelanggan dan juga digunakan untuk mempromosikan produk atau jasa dengan lebih efektif dan efisien. Menurut Kotler dan Armstrong (2004, p71), internet adalah jaringan komputer global yang luas dan terus berkembang yang menghubungkan para pengguna komputerdi seluruh dunia ke sebuah media penyimpanan informasi yang sangat luas. Menurut Bertha Silvia Sutejo (2006, p 11), dalam jurnal internet marketing, konsep dan persiapan baru dunia pemasaran, mengatakan bahwa internet merupakan sumber informasi yang paling banyak digunakan oleh perusahaan. Hal ini dikarenakan internet dapat menjangkau semua wilayah, cepat dan efektif dalam menyampaikan berbagai informasi secara universal, berkualitas serta efisien karena dalam penggunaannya hampir tidak memerlukan biaya. Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa internet merupakan suatu jaringan komputer untuk mendapatkan informasi yang saat ini paling banyak digunakan oleh perusahaan karena dianggap efektif dan efisien dalam menghubungkan para penggunanya pada sebuah media penyimpanan informasi yang sangat luas.

6 E-BUSINESS Menurut Whitten L. J. dan Bentley (2007, p18), e-business merupakan suatu bentuk aktivitas hasil dari kegunaan internet dalam mengurus dan mendukung kegiatan bisnis dalam suatu perusahaan setiap harinya. Chaffey (2009, p397), mendefinisikan e-business sebagai penggunaan jaringan elektronik untuk bisnis dan biasanya menggunakan teknologi web. Sedangkan menurut Turban et al. (2010, p4), e-business merujuk pada definisi yang lebih luas dari e-commerce, tidak hanya sekedar menjual dan membeli produk atau jasa, tetapi juga melayani pelanggan, kolaborasi antar rekan bisnis dan membawa sebuah perusahaan dalam melakukan transaksi secara elektronik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa e-business merupakan wujud aktivitas yang berasal dari kegunaan internet mencakup seluruh kegiatan bisnis pada perusahaan, yang diantaranya berupa aktivitas layanan pelanggan, kolaborasi dengan mitra binis serta transaksi jual beli produk atau jasa menggunakan jaringan elektronik yang biasanya memanfaatkan teknologi web sebagai medianya TEKNOLOGI BARCODE

7 19 Sebuah kode batang atau barcode adalah suatu kumpulan data optik yang dibaca mesin. Sebenarnya, kode batang ini mengumpulkan data dalam lebar (garis) dan spasi garis paralel dan dapat disebut sebagai kode batang atau simbologi linear / 1D (1 dimensi). Tetapi juga memiliki bentuk persegi, titik, heksagon dan bentuk geometri lainnya di dalam gambar yang disebut kode matriks atau simbologi 2D (2 dimensi). Selain tak ada garis, sistem 2D sering juga disebut sebagai kode batang. Walaupun ada beragam simbol dan penggunaan tetapi semua tujuannya sama, yaitu mengencode string karakter sebagai garis batang atau spasi (Yudhanto, 2007) Gambar 2.2 Contoh Barcode Sumber: Anonymous (2016) 2.7. ANALISA INDUSTRI ANALISA FIVE FORCES PORTER Five Forces adalah model analisa dari Michael. E. Porter (Porter, 1979) untuk menganalisis suatu industri berikut dengan pesaingnya serta menganalisis lingkungan yang kompetitif yang mungkin akan berpengaruh terhadap pemasaran suatu produk. Berikut merupakan model Five Forces s Porter.

8 20 Gambar 2.3 Model Five Forces s Porter Sumber: Moore, K. (2014) Dalam analisa Five Forces s Porter ada 5 faktor yang mempengaruhi kelangsungan hidup suatu bisnis antara lain: a. Ancaman dari pendatang baru (Threat of New Entrants) Pertumbuhan kompetitor atau pendatang baru akan menambah juga tingkat kompetisi antar perusahaan. Ancaman masuknya pesaing baru tergantung dari besar kecilnya hambatan untuk masuk ke dalam sebuah industri. b. Ancaman Produk Pengganti (Threat of Substitution Product) Adanya perusahaan lain dengan produk atau jasa pengganti akan membatasi keuntungan potensial dari suatu industri. Ancaman produk substitusi terjadi apabila konsumen dihadapkan pada kecilnya biaya untuk beralih ke produk lain (switching cost) atau jika produk substitusi itu mempunyai harga yang lebih murah atau

9 21 kualitasnya sama atau bahkan dengan kualitas yang lebih tinggi dari produk-produk lainnya pada suatu industri. c. Kekuatan Penawaran Pembeli (Bargaining Power of Buyers) Daya tawar pembeli pada suatu industri berperan dalam menekan harga, serta memberikan penawatan dalam peningkatan kualitas ataupun layanan lebih dan membuat kompetitor saling bersaing satu sama lain. d. Kekuatan Penawaran Pemasok (Bargaining Power of Suppliers) Kekuatan tawar-menawar pemasok memengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri, khususnya ketika ada sejumlah besar pemasok, ketika hanya ada sedikit barang substitusi yang cukup bagus, atau ketika biaya untuk mengganti bahan baku sangat mahal. Sering kali kepentingan yang dicari oleh pemasok dan produsen adalah saling memberikan harga yang masuk akal, memperbaiki kualitas, mengembangkan jasa baru, pengiriman just-in-time, dan mengurangi biaya persediaan, dengan demikian memperbaiki profitabilitas jangka panjang untuk semua pihak. Perusahaan dapat menjalankan strategi integrasi ke belakang untuk mendapatkan kendali atau kepemilikan dari pemasok. e. Persaingan di antara Perusahaan yang ada (Kompetitor) Persaingan antar perusahan sejenis biasanya merupakan kekuatan terbesar dalam lima kekuatan kompetitif. Strategi yang dijalankan oleh suatu perusahaan dapat berhasil hanya jika mereka memberikan keunggulan kompetitif dibanding strategi yang dijalankan perusahaan pesaing. Intensitas persaingan akan tinggi apabila

10 22 jumlah pesaing seimbang, pertumbuhan industri yang lamban, biaya tetap (fixed cost) yang tinggi, kurangnya diferensiasi produk, dan kompetitor yang beragam ANALISA STP Menurut Kotler (2008), dalam upaya untuk mendapatkan kepuasan konsumen di tengah persaingan, perusahaan harus mengerti terlebih dahulu apa kebutuhan dan keinginan konsumennya. Akan tetapi, sebuah perusahaan tidak dapat memenuhi keinginan konsumen yang sangat beragam. Untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya, perusahaan harus mempersiapkan strategi pemasaran dengan memilih segmen konsumen yang tepat. Proses ini meliputi market segmentation, targeting, positioning : 1. Segmentation Menurut Kotler & Amstrong (2008, p46), segmentasi pasar adalah membagi sebuah pasar menjadi grup-grup pembeli dengan keinginan, karakteristik, atau perilaku yang berbeda-beda. Pembagian pasar menurut Kotler: a. Geografis Segmentasi geografis adalah membagi keseluruhan pasar menjadi kelompok homogeneous berdasarkan lokasi. Lokasi geografis tidak menjamin bahwa semua konsumen di lokasi tersebut mempunyai keputusan pembelian yang sama, namun pendekatan ini dapat membantu mengidentifikasi secara umum akan kebutuhan konsumen di suatu lokasi.

11 23 b. Demografis Segmentasi dari demografis dibagi menjadi : 1) Usia : Kebutuhan dan keinginan konsumen berubah seiring usia. 2) Jenis kelamin : Membagi pasar sesuai jenis kelamin c. Psikografik Membagi pasar berdasarkan kelas sosial, gaya hidup, dan karakteristik pribadi. 2. Targeting Setiap perusahaan dapat masuk ke dalam satu atau beberapa segmen pasar. Setelah perusahaan mendefinisikan segmen pasarnya, market targeting mengevaluasi ketertarikan dari masing-masing segmen dan memilih segmen pasar. Menurut Craven (2003, p ), market targeting adalah sebuah proses ketertarikan setiap segmen pasar dan memilih satu atau lebih segmen untuk dimasuki. Pada umumnya market targeting dapat dibedakan menjadi beberapa level: a. Undifferentiated Marketing (mass) Sebuah strategi pasar dimana sebuah perusahaan memutuskan untuk mengabaikan perbedaan segmen dan masuk ke dalam sebuah pasar dengan hanya satu penawaran. b. Differentiated Marketing (Segmented) Sebuah strategi pasar dimana perusahaan memutuskan untuk menargetkan beberapa segmen pasar dan merancang beberapa penawaran untuk setiap pasarnya.

12 24 3. Positioning Positioning adalah memposisikan suatu produk dengan jelas, tepat, dan berbeda untuk bersaing di pikiran target konsumen ANALISA TOWS Menurut Jogiyanto (2005:46), SWOT digunakan untuk menilai kekuatankekuatan dan kelemahan-kelemahan dari sumber-sumber daya yang dimiliki perusahaan dan kesempatan-kesempatan eksternal dan tantangan-tantangan yang dihadapi. SWOT adalah akronim untuk Kekuatan (Strenghts), Kelemahan (Weakness), Peluang (Opportunities), dan Ancaman (Threats) dari lingkungan eksternal perusahaan. Seiring dengan perkembangan waktu banyak model bisnis baru beralih ke analisis TOWS. Perbedaan yang mendasar dalam analisis SWOT dan analisis TOWS adalah analisis TOWS merupakan analisis yang diawali dari mengeksplorasi pemikiran akan hal-hal yang akan datang atau hal yang lebih dinamis yaitu dari faktor eksternal terlebih dahulu baru diikuti dengan faktor internal. Berikut merupakan matriks dari strategi TOWS:

13 25 Gambar 2.4. Matriks TOWS Sumber: David (2006) Matriks strategi TOWS merangkai perangkat pencocokan yang penting membantu manajer mengembangkan empat tipe strategi yaitu strategi SO (Strengths-Opportunities), strategi WO (Weakness - Opportunities), strategi ST (Strengths- Threats) dan strategi WT (Weakness- Threats). Mencocokkan kunci faktor-faktor eksternal dan internal merupakan bagian yang sulit dalam mengembangkan Matriks TOWS dan memerlukan penilaian yang baik (David, 2006). Berikut akan dijelaskan lebih lanjut: a. Strengths & Opportunities (SO) Perusahaan dapat menggunakan Kekuatan (Strengths) untuk mengambil keuntungan dari Peluang (Opportunities) yang ada. Kekuatan adalah faktor internal yang dimiliki, baik bersifat individual, kelompok ataupun proses bisnis organisasi. Faktor kekuatan ini dapat menjadi potensi paling penting dalam keberhasilan strategi perusahaan.

14 26 b. Strengths & Threats (ST) Perusahaan dapat menggunakan Kekuatan (Strengths) untuk menghadapi adanya potensi ancaman (Threats) yang nyata. Kekuatan juga diperlukan dalam mengatasi ancaman kompetitor, dan dalam dunia bisnis dimana perubahan atau dinamika pasar yang sangat cepat, akan membuat perubahan yang cepat pula setiap pemain. Semisal kekuatan perusahaan adalah jumlah jaringan bisnis yang tersebar luas, maka pengelolaan dan pengawasan harus semakin intensif agar kompetitor tidak memakan pangsa pasar berlebihan. c. Weaknesses and Opportunities (WO) Perusahaan dapat menggunakan peluang (Opportunities) untuk mengatasi kelemahan (Weakness). Selain kekuatan yang bisa dikedepankan, kelemahan dalam perusahaan harus dapat diminimalkan, agar tidak menjadi mangsa bagi pesaing dan pasar. Dengan adanya peluang yang terbuka, maka kelemahan perusahaan dapat dikelola lebih baik. d. Weaknesses and Threats (WT) Perusahaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan menghindari ancaman (Threats). Kelemahan yang ada harus dapat menghindari ancaman nyata atau ancaman yang hanya memiliki potensi. Kerjasama antar tim sangat diperlukan agar kelemahan ini tidak membuat perusahaan sulit bersaing.

15 MARKETING MIX Marketing mix atau bauran pemasaran menurut Kotler dan Keller (2007) memiliki pengertian sebagai berikut : Bauran pemasaran adalah perangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mengejar tujuan perusahaannya. Maka, dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran merupakan satu perangkat yang terdiri dari produk, harga, promosi dan distribusi, yang didalamnya akan menentukan tingkat keberhasilan pemasaran dan semua itu ditujukan untuk mendapatkan respon yang diinginkan dari pasar sasaran. Menurut Alma (2008: p303), Bauran Pemasaran yang digunakan adalah konsep 7P yang terdiri dari 4P konvensional yaitu: Product (Produk), Price (Harga), Place (Lokasi), Promotion (Promosi). Ditambah dengan 3P khusus untuk pemasaran jasa, yaitu: People (Sumber daya Manusia), Physical Evidence (Bukti fisik atau sarana prasarana), serta Process (Proses) PRODUCT Pada jaman sekarang ini, konsumen semakin banyak memiliki alternatif dan sangat hati-hati dalam menentukan keputusan untuk melakukan pembelian dengan mempertimbangkan faktor faktor kebutuhan, keunggulan produk, pelayanan dan perbandingan harga sebelum memutuskan untuk membeli. Dari faktor-faktor tersebut, keunggulan

16 28 produk termasuk ke dalam pertimbangan utama sebelum membeli. Keunggulan kompetitif suatu produk merupakan salah satu faktor penentu dari kesuksesan produk baru, dimana kesuksesan produk tersebut diukur dengan parameter jumlah penjualan produk (Tjiptono, 2008 dalam Selang (2013)) PRICE Sepatutnya dewasa ini harga yang dibayar oleh pembeli sudah termasuk layanan yang diberikan oleh penjual. Banyak perusahaan mengadakan pendekatan terhadap penentuan harga berdasarkan tujuan yang hendak dicapainya. Adapun tujuan tersebut dapat berupa meningkatkan penjualan, mempertahankan market share, mempertahankan stabilitas harga, mencapai laba maksimum dan sebagainya PLACE Fleksibilitas suatu lokasi merupakan ukuran sejauh mana suatu perusahaan dapat bereaksi terhadap perubahan situasi ekonomi. Di samping itu, lokasi juga berpengaruh terhadap dimensi-dimensi strategi seperti flexibility, competitive, positioning, dan focus (Christian A. D. dalam Selang, 2013). Keputusan pemilihan lokasi berkaitan dengan

17 29 komitmen jangka panjang terhadap aspek-aspek yang sifatnya kapital intensif, maka perusahaan benar-benar harus mempertimbangkan dan menyeleksi lokasi yang responsif terhadap situasi ekonomi, demografi, budaya, dan persaingan di masa mendatang PROMOTION Menurut Tjiptono (2007: p ) yang dikutip oleh Selang (2013), promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran yang merupakan aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan/atau meningatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan PEOPLE Payne (2000:18), menyatakan bahwa orang atau karyawan merupakan bauran pemasaran yang memiliki peran penting, karena terlibat langsung dalam kegiatan penyampaian produk ke tangan konsumen PROCESS

18 30 Proses dibedakan dengan dua cara (Selang, 2013) yaitu: 1. Complexity, dalam hal ini berhubungan dengan langkah-langkah dan tahap dalam proses. 2. Divergence, berhubungan dengan adanya perubahan dalam langkah tahap proses. Obyek utama dari pemasaran adalah mengidentifikasikan kebutuhan dan keinginan pasar. Oleh karena itu jasa harus didesain untuk memenuhi keinginan tersebut PHYSICAL EVIDENCE Dikutip oleh Selang (2013), perusahaan melalui tenaga pemasarnya menggunakan tiga cara dalam mengelola bukti fisik yang strategis, yaitu sebagai berikut : 1. An attention-creating medium. Perusahaan jasa melakukan diferensiasi dengan pesaing dan membuat sarana fisik semenarik mungkin untuk menjaring pelanggan dari target pasarnya. 2. As a message-creating medium. Menggunakan simbol untuk mengkomunikasikan kepada audiens mengenai kekhususan kualitas dari produk jasa. 3. As effect-creating medium. Baju seragam yang berwarna, bercorak, dan desain untuk menciptakan sesuatu dari produk jasa yang ditawarkan. (Ratih,

19 : p64). Bentuk fisik di artikan oleh Zeithaml et al. (2009: p168) merupakan suatu hal yang secara nyata mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli dan menggunakan jasa yang di tawarkan (Baso, 2013) ANALISA PESAING Di dalam dunia bisnis persaingan merupakan hal yang wajar, Cravens (2003) menyatakan bahwa analisa pesaing meliputi pendefinisian arena persaingan, penganalisisan grop strategis, penggambaran dan pengevaluasian tiap pesaing utama. Analisis tersebut harus mampu menunjukan kemampuan dan kekuatan pesaing. Menurut Kotler dan Keller (2008), analisa pesaing memiliki posisi yang penting yaitu POP (Point of Parity) dan POD (Point of Difference). Analisa pesaing Wa^Port akan dijelaskan lebih detail di Bab TEORI YANG BERKAITAN DENGAN BUSINESS MODEL Business Model Creation The 9 Building Blocks & Business Model Canvas Menurut Alexander Osterwalder & Pigneur (2010: p14), model bisnis menggambarkan secara rasional bagaimana sebuah organisasi membuat, menyampaikan dan menangkap value yang ada. Semua pelaku bisnis harus

20 32 memiliki pemahaman yang sama terhadap Business Model sehingga diperlukan sebuah konsep yang dapat memberikan suatu gambaran yang standar. Konsep yang dibuat harus simple, relevan dan mudah dipahami. Di dalam Business Model Canvas terdapat 9 (sembilan) bagian penting yaitu: Gambar 2.5 The 9 Building Blocks Sumber: Hossain, Moulude (2014) Berikut adalah penjelasan tentang 9 Building Blocks: 1. Customer Segments Customer segments menjelaskan perbedaan kumpulan orang atau organisasi sebuah bisnis yang bertujuan untuk mendekati dan melayani pelanggan. Pelanggan merupakan hal yang paling penting dalam Business Model. Tanpa pelanggan, perusahaan atau bisnis tidak akan berkembang. Untuk memuaskan pelanggan, sebuah bisnis harus mengelompokkan ke segment yang berbeda seperti kebutuhan, kebiasaan atau atribut lainnya. Sebuah bisnis harus mengetahui segmen apa yang akan harus diperhatikan dan diabaikan. Business Model didesain sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

21 P ar Indirect Own Direct Value Propositions Menggambarkan sekumpulan produk dan jasa yang menciptakan value bagi segmen pelanggan tertentu. Value proposition adalah alasan utama pelanggan berpindah dari satu produk ke produk lainnya. Value proposition harus dapat memuaskan kebutuhan pelanggan. Beberapa value dapat inovatif dan berbeda dari produk yang sudah ada. Beberapa elemen yang digunakan untuk meningkatkan value pada produk yang digunakan oleh yaitu - Newness Merupakan proposisi nilai yang sama sekali baru dari kebutuhan pelanggan sebelumnya. Hal ini sering terjadi, tapi tidak selalu terkait dengan teknologi. - Accessibility Membuat produk atau layanan untuk pelanggan yang sebelumnya tidak memiliki akses mudah adalah salah satu cara untuk menciptakan nilai. Ini dapat dilakukan dari inovasi, teknologi baru, atau kombinasi keduanya 3. Channels Mendeskripsikan bagaimana komunikasi perusahaan dalam menggapai pelanggan untuk mendistribusikan barang Channel Sales Force Tabel 2.1 Type of Channel Channel Phases 1. Awareness 2. Evaluation 3. Purchase 4. Delivery 5. After Sales Web Sales Own Stores Partner Stores How do we raise awareness about our company s products and services? How do we allow customers evaluate our organization s Value How do we allow customers purchase specific How do we deliver a Value Proposition to customers? How do we provide postpurchase customer support?

22 34 a. Awareness Wholesaler Propostion? products and services? Sumber: Kottler dan Keller (2004) Bertujuan untuk meningkatkan awareness konsumen terhadap perusahaan dan pelayanan yang ditawarkan. Dengan konsep awareness yang digunakan adalah viral marketing, maka penggunaan sosial media sebagai channel utama. b. Evaluation Bertujuan untuk memberikan bantuan kepada konsumen di mana mereka dapat menyampaikan tanggapan mengenai layanan yang diberikan. Forum online dan customer service merupakan evaluasi channel yang dapat diterapkan. c. Purchase Bagaimana cara agar pelanggan dapat membeli produk atau jasa secara spesifik. d. Delivery Dipergunakan untuk menyampaikan value proposition yang ditawarkan oleh perusahaan kepada konsumer. Layanan perusahaan di bidang jasa menjadikan delivery channel penting untuk diperhatikan serta dikembangkan. e. After Sales Dipergunakan oleh perusahaan untuk memberikan bantuan kepada para konsumen yang telah membeli produk atau jasa dari perusahaan tersebut. 4. Customer Relationships

23 35 Menjelaskan tipe hubungan yang dibangun oleh perusahaan dengan masing - masing customer segments. Tujuan dari membangun relasi dengan pelanggan adalah untuk memberikan pengalaman yang baik kepada pelanggan. Beberapa kategori dalam membangun relasi dengan konsumen adalah: a. Personal Assistance Membangun relasi dengan pelanggan melaui interaksi antar manusia. Contoh: . b. Self-Service Membuat kontak langsung kepada pelanggan. Perusahaan sudah memberikan semua kebutuhan yang dibutuhkan oleh pelanggan untuk membantu diri mereka sendiri. 5. Revenue Streams Yaitu mengenai uang atau cash yang didapatkan perusahaan dari setiap segmen pelanggan yang mereka miliki. Perusahaan harus mengetahui berapa yang harus dikeluarkan dalam setiap segmen untuk mendapatkan value yang nantinya akan ditawarkan ke pasar. Ada 2 (dua) jenis Revenue Streams yaitu: a. Pendapatan transaksi yang berasal dari pembayaran konsumen biasa. b. Pendapatan berulang (recurring) yang berasal dari pembayaran konsumen langganan, atau layanan pasca - pembelian untuk konsumen. Revenue Streams Wa^Port didapatkan dari Asset Sale yaitu menjual produk yang dimiliki oleh perusahaan kepada konsumen.

24 36 Perusahaan menentukan harga dengan juga mempertimbangkan harga produk kompetitor, atau harga barang substitusi. Wa^Port menggunakan metode Perceived - value pricing, merupakan metode penentuan harga dengan berdasarkan pada harga yang dirasakan pantas oleh konsumen (Kottler dan Keller, 2012). 6. Key Resources Sumber daya dibutuhkan untuk membuat dan menawarkan value untuk mendapatkan tempat dalam suatu market. Jenis-jenis key resources sebagai berikut: a. Physical Sumber daya yang didapatkan dari fasilitas yang dimiliki oleh perusahaan seperti toko, bangunan kendaraan dan jaringan distribusi lainnya. b. Intellectual Sumber daya yang dipakai pada industri kreatif seperti fashion. c. Human Sumber daya yang berupa tenaga kerja atau manusia yang bekerja pada perusahaan. d. Financial Sumber daya yang digunakan oleh bagian keuangan seperti pembayaran secara tunai ataupun kredit. 7. Key Activities

25 37 Key Activities adalah hal penting yang harus dilakukan perusahaan untuk membuat model bisnis. 3 (tiga) kategori Key Activities: a. Production Mendesain, membuat, dan menyampaikan produk dalam kuantitas tertentu dan kualitas yang terbaik. b. Problem Solving Solusi untuk sertiap masalah baru yang dimiliki oleh pelanggan c. Platform/Network Jaringan atau sarana untuk mendukung jalannya bisnis model. 8. Key Partnership Jaringan dari para supplier dan partners yang dimiliki oleh sebuah perusahaan. Perusahaan bekerjasama untuk mengoptimalkan bisnis model yang mereka miliki mengurangi resiko dari bisnis dan juga untuk mendapat sumber daya. 3 (tiga) alasan perusahaan menjalin kemitraan, yakni: a. Optimalisasi dan skala ekonomi relasi yang terjalin antara buyer dan supplier bertujuan untuk menciptakan pengalokasian sumber daya dan juga aktivitas yang ada seoptimal mungkin. Selain itu, optimalisasi dan skala ekonomi biasa juga berlanjut hingga adanya pengurangan atau penurunan biaya dan sering juga memiliki infrasuktur yang digunakan bersamaan.

26 38 b. Mengurangi resiko dalam lingkungan persaingan yang identik dengan ketidakpastian. c. Mengakuisisi sumber daya tertentu. Kemitraan bisa juga dimotivasi guna mengakuisisi suatu sumber daya tertentu daripada mereka harus membuat atau meriset sendiri, yang tentunya memakan waktu dan biaya. 9. Cost Structure Penjelasan mengenai biaya yang dibutuhkan selama perusahaan beroperasi. 2 jenis Cost Structure, yaitu a. Cost-Driven Meminimalkan biaya produksi sekecil mungkin. b. Value-Driven Fokus dengan produk yang diciptakan. Beberapa karakteristik Cost Structure yaitu: a. Fixed costs Fixed costs atau biaya tetap merupakan biaya yang tidak berubah, berapapun jumlah produk atau jasa yang dihasilkan. Contohnya adalah gaji, biaya sewa, fasilitas pabrik, dan lain-lain. b. Variable Cost Variable cost atau biaya tidak tetap merupakan biaya yang berubah- ubah bergantung oleh jumlah produk atau jasa yang dihasilkan TEORI LAPORAN KEUANGAN

27 LAPORAN KEUANGAN Dalam membuat bisnis diperlukan laporan keuangan untuk mengetahui dan memantau perkembangan bisnis yang sedang dijalani. Laporan keuangan terdiri dari 3 bagian yaitu: 1. Laporan Laba Rugi (Income Statement) Pendapatan perusahaan yang diterima selama periode waktu tertentu biasanya seperempat tahun dari tahun penuh, biaya itu terjadi selama periode berjalan untuk memperoleh pendapatan, dan laba perusahaan yang diperoleh selama periode tersebut (Titman, S. et al. 2014). Tujuan utama laporan laba rugi yaitu mengukur tingkat keuntungan dalam periode tertentu. Hasil akhirnya adalah berupa keuntungan atau kerugian. bila perusahaan tidak membagi deviden dengan stakeholder maka seluruh hasil akhir menjadi laba ditahan. Tetapi bila perusahaan membagi dividen, maka hasil akhir tersebut dikurangi dengan dividen untuk mendapatkan nilai laba ditahan 2. Neraca (Balance Sheet) Berisi informasi tentang aset (segala sesuatu dari nilai milik perusahaan), liabilities (utang perusahaan), dan stakeholders equity (uang yang diinvestasikan oleh pemilik perusahaan) (Titman, S. et al. 2014). Neraca

28 40 digunakan untuk mengetahui kondisi perusahaan, untuk menilai apakah kondisi perusahaan dalam kondisi baik atau tidak. Aset menjelaskan aktivitas yang terjadi dalam bisnis, sedangkan liabilities dan stakeholders equity menjelaskan apa saja yang disediakan untuk mendukung bisnis. Assets = Liabilities + Stake holders Equity Sumber: Titman, S. et al. (2014) 3. Laporan arus kas (Cash Flow Statement) Melaporkan kas yang diterima dan uang tunai yang dikeluarkan oleh perusahaan selama periode waktu tertentu, biasanya dalam seperempat tahun atau satu tahun penuh (Titman, S. et al. 2014). Laporan arus kas diklasifikasikan menurut jenis kegiatan yang menyebabkan terjadinya arus kas masuk dan arus kas keluar. Pengklasifikasian transaksi berdasarkan pada kegiatan operasi, investasi dan pembiayaan. Laporan arus kas dapat memberikan informasi tentang kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba dimasa yang akan datang. Untuk melakukan pendanaan pada sebuah perusahaan dapat dilakukan melalui 2 cara yaitu - Pendanaan dilakukan melalui hutang Pendanaan dilakukan melalui hutang dilakukan dengan cara meminjam ke bank, mengikuti program pemerintah Kredit Usaha Rakyat (KUR), dan lain-lain

29 41 - Pendanaan dilakukan melalui ekuitas / modal Pendanaan dilakukan melalui modal dilakukan dengan cara menggunakan modal sendiri, saham, dan lain lain FINANCIAL RATIO Ada beberapa ratio yang akan digunakan dalam bisnis ini: 1. Net Present Value (NPV) Net Present Value adalah suatu metode yang digunakan untuk menganalisa suatu proposal investasi dengan cara membandingkan investasi awal dengan present value dari net cash flow (Warren dan Reeve, 2005). Syarat yang harus dipertimbangkan sebelum membuat keputusan yaitu: a. Jika Net Present Value lebih besar dari 0, maka proposaltersebut dapat diterima. b. Jika Net Present Value sama dengan 0, maka proposal tersebut dapat diterima dan dapat juga ditolak.

30 42 c. Jika Net Present Value lebih kecil dari 0, maka proposal tersebut ditolak. Rumus NPV Sumber: Titman, S. et al (2014) dimana: n = jumlah tahun rate = tingkat bunga Arti dari perhitungan NPV terhadap keputusan investasi yang akan dilakukan. 2. Internal Rate Ratio (IRR) Internal Rate Ratio (IRR) adalah interest rate yang akan menyebabkan nilai sekarang dari proposal pengeluaran modal untuk menyamakan nilai sekarang dari annual cash flow yang diharapkan. IRR juga didefinisikan sebagai tingkat pengembalian yang digunakan dalam Capital Budgeting. Berikut merupakan rumus IRR: Sumber: KISCL (2007) dimana: IRR dapat diterima jika nilai IRR > WACC : IRR ditolak jika nilai IRR < WACC 3. Return on Investment (ROI)

31 43 Return on Investment (ROI) adalah suatu metode yang digunakan untuk mengevaluasi efisiensi data keuangan yang digunakan untuk interest rate yang menyebabkan nilai sekarang dari proposal pengeluaran modal untuk menyamakan nilai sekarang dari annual cash flows yang diharapkan. Berikut rumus dari ROI: Sumber: Syamsuddin (2009) 4. Discounted Payback Period Menurut Jan, I. (2013), perhitungan ini lebih handal dibandingkan dengan perhitungan Payback Period biasa karena ia memperhitungkan nilai uang berdasarkan waktu. Dengan melakukan pemotongan terhadap arus kas masuk suatu proyek. Discounted Payback Period = dimana: A: Periode terakhir dengan diskon kumulatif arus kas negatif B: Nilai absolut dari akumulatif diskon arus kas pada akhir periode A C: Arus kas diskon selama periode setelah A 5. Break Even Point Menurut Bambang Riyanto (2011: p359) dalam Suhardi (2016) menyatakan bahwa: Analisa Break Even adalah suatu teknik analisa untuk mengetahui hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume

32 44 kegiatan. Menurut Kasmir (2011: p332) dalam Suhardi (2016): Analisis titik impas adalah suatu keadaan dimana perusahaan beroperasi dalam kondisi tidak memperoleh pendapatan (laba) dan tidak pula menderita kerugian. Artinya dalam kondisi ini jumlah pendapatan yang diterima sama dengan jumlah biaya yang dikeluarkan Berikut adalah cara untuk menghitung break even point: Sumber: Suhardi (2016) 5. Weighted Average Cost of Capital (WACC) Weighted Average Cost of Capital (WACC) adalah metode biaya rata-rata tertimbang dari struktur pemodalan perusahaan. Dari laporan neraca dapat diketahui financial leverage yaitu sumber dana pemodalan perusahaan yang diperoleh dari dua macam sumber yaitu hutang dan dari modal sendiri. Nilai menurut Brigham dan Houston (2006: p484): WACC = (Cost of Debt x Proportion of Debt) + (Cost of Equity x Proportion of Equity) Cost of Debt = YTM (1- Tax rate)

33 Cost of Equity = Risk Free Rate + β (return on market risk free rate) 45

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 RUMAH Rumah adalah salah satu kebutuhan pokok manusia selain sandang dan pangan. Rumah biasanya digunakan manusia sebagai tempat berlindung dari panas matahari dan hujan. Selain

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI II.1 Salon Istilah salon diadaptasi dari bahasa Inggris yang bermakna ruangan atau ruang besar. Terdapat pula pengertian lain berdasar kamus saku Oxford Learner's Pocket Dictionary,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. 1. Identifikasi business model saat ini : dimana penulis akan malakukan

BAB 3 METODOLOGI. 1. Identifikasi business model saat ini : dimana penulis akan malakukan BAB 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Pikir Business Plan Kerangka pikir penulis untuk model bisnis ini terdiri dari delapan langkah yaitu diantaranya berupa : 1. Identifikasi business model saat ini : dimana

Lebih terperinci

Tuangkan Ide Bisnis mu di Business Model Canvas

Tuangkan Ide Bisnis mu di Business Model Canvas PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN BUSINESS MODEL CANVAS Tuangkan Ide Bisnis mu di Business Model Canvas Apa itu business model canvas [BMC]??? BMC adalah model bisnis yang memaparkan 9 elemen bisnis secara singkat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Value Chain Value chain menurut Porter adalah alat bantu yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi cara menciptakan customer value lebih bagi pelanggan. Dijelaskan bahwa setiap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Analisis Keuangan Metode analisis keuangan yang digunakan dalam pengukuran pngembalian investasi bisnis SPBG adalah sebagai berikut : a. Sensitivity Analysis Pada perhitungan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 BUSINESS MODEL CANVAS Bisnis model menjelaskan mengenai dasar pemikiran bagaimana sebuah bisnis diciptakan, diberikan, dan ditangkap nilainya (Osterwalder & Pigneur, 2010, hal

Lebih terperinci

PENGANTAR BISINIS INFORMATIKA. Komang Anom Budi Utama, SKom

PENGANTAR BISINIS INFORMATIKA. Komang Anom Budi Utama, SKom PENGANTAR BISINIS INFORMATIKA Komang Anom Budi Utama, SKom komang_anom@staff.gunadarma.ac.id Business Model Canvas Alexander Osterwalder dalam bukunya Business Model Generation menciptakan sebuah framework

Lebih terperinci

BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL

BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL 3.1. Customer Segments KULTUR&CO menggunakan pendekatan niche market sebagai jenis konsumen dalam perancangan 9 building blocks yang mempunyai segmentasi dan spesialisasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Market Assessment. Marketing Strategy. Business Plan. Conclusion

BAB III METODOLOGI. Market Assessment. Marketing Strategy. Business Plan. Conclusion 40 BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pikir Market Assessment SWOT Porter s Five Forces Marketing Strategy Business Plan Conclusion Gambar 3.1 Kerangka Pikir 41 3.2. Penjelasan Kerangka Pikir Pertama-tama,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Porter Strategi kompetitif merupakan suatu framework yang dapat membantu perusahaan untuk menganalisa industrinya secara keseluruhan, serta menganalisa kompetitor dan

Lebih terperinci

APPLE SERVICE CENTER DI SURABAYA

APPLE SERVICE CENTER DI SURABAYA APPLE SERVICE CENTER DI SURABAYA Budi Hartono Magister Manajemen budzciamik@hotmail.com Abstrak irepair merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa yaitu jasa service produk Apple. Dalam kegiatan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Properti Properti berasal dari bahasa Latin yaitu proprietas atau berarti kepemilikan, dan merujuk pada satu atau lebih entitas yang dimiliki seseorang atau badan organisasi, dimana

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Gittinger (1986) menyebutkan bahwa proyek pertanian adalah kegiatan usaha yang rumit karena menggunakan sumber-sumber

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Business Model Menurut Alan Afuah business model adalah kumpulan aktivitas yang telah dilakukan sebuah perusahaan, bagaimana hal tersebut dilakukan, dan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. photography, wedding, bahkan ATPM yang ingin launching mobil. terbaru, kegiatan komunitas mobil dan sebagainya.

BAB VI KESIMPULAN. photography, wedding, bahkan ATPM yang ingin launching mobil. terbaru, kegiatan komunitas mobil dan sebagainya. 206 BAB VI KESIMPULAN 6.1. Kesimpulan 6.1.1. General Summary The Cars Restaurant (TCR) merupakan restoran yang tidak hanya menjual makanan dan minuman, namun konsep yang kami tawarkan yaitu desain restoran

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis, menurut Ward dan Peppard (2002, p462) adalah analisa

Lebih terperinci

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 23 BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 4.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 4.1.1 Studi Kelayakan Usaha Proyek atau usaha merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat (benefit) dengan menggunakan sumberdaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Stanton dalam Tambajong (2013:1293), pemasaran adalah suatu sistem dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan

Lebih terperinci

BAB 6 ASPEK KEUANGAN

BAB 6 ASPEK KEUANGAN BAB 6 ASPEK KEUANGAN 6.1. Kebutuhan Investasi Tahun ke-0 Dalam menjalankan usaha ini, FVN melakukan investasi awal sebesar Rp 100.000.000,- sebelum masuk ke tahun pertama. FVN perlu membeli semua kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Strategic Strategy dalam sebuah perusahaan terdiri dari beberapa pergerakan kompetitif dan pendekatan bisnis yang manager lakukan untuk mengembangkan bisnis, menarik dan melayani

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Salah satu produk olahan kacang adalah roti kacang. Tekstur kuenya yang lembut merupakan khas roti kacang Tebing Tinggi. Roti kacang ini terbuat dari tepung

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi. Kegiatan akuntansi merupakan kegiatan mencatat, menganalisa, manyajikan dan menafsirkan data

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Marketing Definisi Marketing menurut Kotler & Keller (2006, p. 6), adalah sebuah fungsi dari organisasi dan merupakan proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyampaikan

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN - 2 STRATEGI PEMASARAN

KEWIRAUSAHAAN - 2 STRATEGI PEMASARAN KEWIRAUSAHAAN - 2 Modul ke: STRATEGI PEMASARAN Fakultas Galih Chandra Kirana, SE.,M.Ak Program Studi www.mercubuana.ac.id 1 PEMASARAN Pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan

Lebih terperinci

PANDUAN PEMBUATAN BUSINESS PLAN

PANDUAN PEMBUATAN BUSINESS PLAN PANDUAN PEMBUATAN BUSINESS PLAN PANDUAN PEMBUATAN BUSINESS PLAN Business Plan adalah dokumen yang berisi narasi mengenai hal yang ingin dicapai sebuah perusahaan dan cara mencapainya. Secara umum, terdapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Budget Budget adalah ungkapan kuantitatif dari rencana yang ditujukan oleh manajemen selama periode tertentu dan membantu mengkoordinasikan apa yang dibutuhkan untuk diselesaikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1. Metodologi penelitian. Business Canvassing. Ruang Lingkup Bisnis. Produk dan Layanan STP. Business Feasibility

BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1. Metodologi penelitian. Business Canvassing. Ruang Lingkup Bisnis. Produk dan Layanan STP. Business Feasibility BAB III METODOLOGI 3.1 METODE PERENCANAAN BISNIS Untuk merencanakan konsep pengembangan model bisnis dari developer rumah container ini, kami menggunakan berbagai macam perencanaan dan sistem untuk menjaga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Strategic Company Strategy merupakan kombinasi dari pergerakan kompetitif dan pendekatan bisnis yang manager lakukan untuk melayani pelanggan, dapat memenangkan

Lebih terperinci

PERTEMUAN 12 STRATEGI PEMASARAN 2/13/13

PERTEMUAN 12 STRATEGI PEMASARAN 2/13/13 PERTEMUAN 12 STRATEGI PEMASARAN 2/13/13 1 PEMASARAN Pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi, dan distribusi atas ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Manajemen merupakan proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan memegang peranan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan memegang peranan cukup strategis dalam pertumbuhan Produk Domestik Bruto Nasional (PDB) Indonesia. Sektor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan oleh adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan oleh adanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Konsep Strategis Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan dan dalam perkembangannya konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan

Lebih terperinci

BAB II PROPOSISI NILAI

BAB II PROPOSISI NILAI BAB II PROPOSISI NILAI 2.1. Restoran Restoran atau rumah makan adalah jenis usaha jasa pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunan permanen yang menjual dan menyajikan makanan dan minuman untuk

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BISNIS BABAL AKI DENGAN SISTEM INFORMASI DAN PERLUASAN JARINGAN TUGAS AKHIR DESYANA

PENGEMBANGAN BISNIS BABAL AKI DENGAN SISTEM INFORMASI DAN PERLUASAN JARINGAN TUGAS AKHIR DESYANA PENGEMBANGAN BISNIS BABAL AKI DENGAN SISTEM INFORMASI DAN PERLUASAN JARINGAN TUGAS AKHIR DESYANA 1121001047 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS BAKRIE JAKARTA 2016 HALAMAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Business Model Canvas Sebuah model bisnis diciptakan untuk mendeskripsikan bagaimana sebuah organisasi atau perusahaan membuat (create), memberikan (deliver) dan menciptakan

Lebih terperinci

a. Format proposal 1) Judul Judul dibuat secara menarik dan singkat. 2) Executive summary Ringkasan Eksekutif (Maksimum 2 halaman, dengan satu spasi)

a. Format proposal 1) Judul Judul dibuat secara menarik dan singkat. 2) Executive summary Ringkasan Eksekutif (Maksimum 2 halaman, dengan satu spasi) a. Format proposal 1) Judul Judul dibuat secara menarik dan singkat. 2) Executive summary Ringkasan Eksekutif (Maksimum 2 halaman, dengan satu spasi) 1. Penjelasan ringkas tentang perusahaan (Nama, visi,

Lebih terperinci

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN BAB II MANAJEMEN PEMASARAN 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran tidak bisa dipandang sebagai cara yang sempit yaitu sebagai tugas mencari cara-cara yang benar untuk menjual produk/jasa. Pemasaran yang ahli bukan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Pertanyaan Penelitian Tujuan dan Kegunaan Penelitian 11

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Pertanyaan Penelitian Tujuan dan Kegunaan Penelitian 11 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. i HALAMAN PENGESAHAN ii HALAMAN PERNYATAAN iii KATA PENGANTAR iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR.. xiii INTISARI xv ABSTRACT xvi BAB I PENDAHULUAN.. 1 1.1 Latar

Lebih terperinci

BAB II VALUE PROPOSITION

BAB II VALUE PROPOSITION BAB II VALUE PROPOSITION 2.1 E-Business 2.1.1 Pengertian E-Business Menurut Harisno dan Pujadi (2009: 67), E-Business merupakan kegiatan berbisnis di internet, yang tidak saja pembelian, penjualan dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Pemasaran Pengertian manajemen pemasaran menurut American Marketing Association adalah perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian operasi pemasaran total, termasuk perumusan

Lebih terperinci

a. Format proposal 1) Judul Judul dibuat secara menarik dan singkat. 2) Executive summary Ringkasan Eksekutif (Maksimum 2 halaman, dengan satu spasi)

a. Format proposal 1) Judul Judul dibuat secara menarik dan singkat. 2) Executive summary Ringkasan Eksekutif (Maksimum 2 halaman, dengan satu spasi) a. Format proposal 1) Judul Judul dibuat secara menarik dan singkat. 2) Executive summary Ringkasan Eksekutif (Maksimum 2 halaman, dengan satu spasi) 1. Penjelasan ringkas tentang perusahaan (Nama, visi,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Yield Management Internet telah menyebabkan banyak perusahaan untuk mempertimbangkan kembali model bisnis mereka saat ini dan mengevaluasi bagaimana untuk menangkap potensi pendapatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 BUSINESS MODEL CANVAS Dalam melakukan perencanaan sebuah bisnis, penting sekali diperlukan adanya bisnis model demi terwujudnya kelancaran bisnis tersebut. Menurut Osterwalder

Lebih terperinci

ANALISA PENERAPAN BUSINESS MODEL CANVAS PADA TOKO MOI COLLECTION

ANALISA PENERAPAN BUSINESS MODEL CANVAS PADA TOKO MOI COLLECTION AGORA Vol. 3, No. 2, (2015) 358 ANALISA PENERAPAN BUSINESS MODEL CANVAS PADA TOKO MOI COLLECTION Feliciana Priyono Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pesaing diantaranya MyMeal caetering, Myma s Kitchen dan La Dolce. YUMMY CATERING. Keunggulan YUMMY CATERING dibandingkan

BAB III METODE PENELITIAN. pesaing diantaranya MyMeal caetering, Myma s Kitchen dan La Dolce. YUMMY CATERING. Keunggulan YUMMY CATERING dibandingkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang diambil adalah di Semarang. Dengan beberapa pesaing diantaranya MyMeal caetering, Myma s Kitchen dan La Dolce Vita Bistro yang bergerak

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. V.1 Kesimpulan Model Bisnis Distro Dista. Distro merupakan industri kreatif yang dijalankan oleh anak muda

BAB V KESIMPULAN. V.1 Kesimpulan Model Bisnis Distro Dista. Distro merupakan industri kreatif yang dijalankan oleh anak muda BAB V KESIMPULAN V.1 Kesimpulan Model Bisnis Distro Dista Distro merupakan industri kreatif yang dijalankan oleh anak muda dalam membuat dan menjual produk dengan desain yang berbeda dari yang lainnya.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kantin Sekolah Kantin sekolah adalah sebuah ruangan atau bangunan yang menyediakan makanan dan minuman yang diperuntukkan bagi murid, karyawan, dan guru. Pada umumunya, selain

Lebih terperinci

BAB II BUSINESS CANVAS

BAB II BUSINESS CANVAS BAB II BUSINESS CANVAS Osterwalder & Pigneur (2010) menjabarkan dalam bukunya Business Model Generation mengenai bagaimana suatu bisnis dapat berjalan dengan baik dan mampu memberikan value kepada konsumen.

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 126 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis mendalam tentang PT. Asuransi Wahana Tata serta melakukan perhitungan terhadap setiap aspek yang berkaitan dengan pengembangan strategi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kewirausahaan Joseph Schumpeter, memperkenalkan definisi modern dari entrepreneur (wiraswasta), yaitu: seseorang yang merusak tatanan ekonomi yang telah terbentuk, dengan cara

Lebih terperinci

bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli

bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli BAB II LANDASAN TEORI A. PEMASARAN 1. Pengertian dari Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Analisis Pasar dan Industri II.1.1. SWOT Analysis Ialah salah satu alat analisis untuk mengevaluasi kondisi internal dan eksternal berdasarkan kekuatan (strengths), kelemahan

Lebih terperinci

BAB 2. Landasan Teori

BAB 2. Landasan Teori BAB 2 Landasan Teori 2.1 Services Marketing Marketing (pemasaran) adalah mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Manajemen pemasaran (marketing management) sebagai seni dan ilmu memilih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dilakukan oleh Ayu (2011), pada perusahaan makanan dan minuman yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan data

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Economic Value Added (EVA) Economic Value Added (EVA) merupakan sebuah metode pengukuran nilai tambah ekonomis yang diciptakan perusahaan dari kegiatannya selama periode tertentu.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. DEFINISI KULINER Menurut Fandeli (1995, pg. 3), kuliner merupakan bagian dari pariwisata dengan daya tarik khusus dimana pariwisata ini dilakukan dengan mengunjungi objek wisata

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY MARKETING PLAN. Business Plan Salon Mobil ++ Kewirausahaan/Contoh Proposal Usaha/ BDS-Doc. Latar belakang. Tujuan dan Manfaat Bisnis

EXECUTIVE SUMMARY MARKETING PLAN. Business Plan Salon Mobil ++ Kewirausahaan/Contoh Proposal Usaha/ BDS-Doc. Latar belakang. Tujuan dan Manfaat Bisnis EECUTIVE SUMMARY Latar belakang Tujuan dan Manfaat Bisnis Tujuan bagi konsumen : Manfaat bagi konsumen : Tujuan bagi pihak salon mobil : Manfaat bagi pihak salon mobil : Ruang Lingkup Bisnis Nature of

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Pemasaran Menurut Parkinson (1991), pemasaran merupakan suatu cara berpikir baru tentang bagaimana perusahaan atau suatu organisasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kendaraan Bermotor 2.1.1 Pengertian Kendaraan Bermotor Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009, kendaraan bermotor adalah setiap kendaraan yang digerakkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Menurut Stanton dalam Swastha dan Irawan (2008:5), Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Pemasaran dipandang sebagai fungsi bisnis yang bertugas untuk mengenali kebutuhan dan keinginan pelanggan, menentukan pasar sasaran mana yang akan

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMASARAN Fakultas TEKNIK

PERENCANAAN PEMASARAN Fakultas TEKNIK Modul ke: PERENCANAAN PEMASARAN Fakultas TEKNIK Nanang Ruhyat Program Studi Teknik Mesin www.mercubuana.ac.id PERENCANAAN PEMASARAN Oleh: Dr. Asikum Wirataatmadja, SE, MM,. Ak Konsep Pemasaran Pemasaran

Lebih terperinci

BAB II VALUE PROPOSITION

BAB II VALUE PROPOSITION BAB II VALUE PROPOSITION A. Teori - Teori Umum Untuk membuat dan menganalisis suatu model bisnis, diperlukan beberapa pertimbangan yang dilandasi oleh berbagai sumber dari landasan teori secara umum. Beberapa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Bisnis 2.1.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Menurut Brockhouse dan Wadsworth (2010:1) studi kelayakan adalah alat yang digunakan dalam proses pengembangan bisnis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perilaku Konsumen Ada beberapa macam definisi spesifik mengenai perilaku konsumen, diantaranya sebagai berikut: Perilaku konsumen adalah aktifitas aktifitas individu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 SUSHI DAN SASHIMI 2.1.1 SUSHI Masakan Jepang ini mungkin sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia karena makanan ini sedang sangat mem-booming sekali terutama di

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI Business Model Canvas. Bisnis model dideskripsikan sebagai alasan bagaimana sebuah organisasi

BAB 2 DASAR TEORI Business Model Canvas. Bisnis model dideskripsikan sebagai alasan bagaimana sebuah organisasi BAB 2 DASAR TEORI 2.1. Business Model Canvas Bisnis model dideskripsikan sebagai alasan bagaimana sebuah organisasi menciptakan, memberikan, dan menangkap sebuah nilai (Osterwalder & Pigneur, 2010). Pemahaman

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Enterprise Resource Planning Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang didisain untuk dapat menyediakan lingkungan yang terintegrasi dan sistematis

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Strategi Menurut Robbins dan Coulter (2014:266) Strategi adalah rencana untuk bagaimana sebuah organisasi akan akan melakukan apa yang harus dilakukan dalam bisnisnya,

Lebih terperinci

BAB II Landasan Teori

BAB II Landasan Teori BAB II Landasan Teori 2.1 Pemasaran 2.1.1 Kebutuhan, Keinginan dan Permintaan Pembahasan konsep pemasaran dimulai dari adanya kebutuhan manusia. Kebutuhan dasar manusia bisa dibedakan berupa fisik seperti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bauran Pemasaran Untuk memasarkan sebuah produk, perusahaan harus menggunakan sebuah strategi agar tidak ada kesalahan dalam memasarkan produk. Perusahaan terlebih dahulu harus

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN BAB II LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Definisi Marketing Marketing atau pemasaran diartikan sebagai proses eksplorasi terhadap kebutuhan pelanggan melalui beragam pendekatan

Lebih terperinci

Entrepreneurship and Inovation Management

Entrepreneurship and Inovation Management Modul ke: 10 Entrepreneurship and Inovation Management Berisi : SEGMENTATION TARGETING - POSITIONING Fakultas Ekonomi Dr. Tukhas Shilul Imaroh,MM Program Studi Pasca Sarjana www.mercubuana.ac.id Pengertian

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Tim GFP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Tim GFP KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan limpahan rahmat-nya, sehingga penulis bisa menyelesaikan tesis yang berjudul Analisis dan Perumusan Strategi Marketing untuk

Lebih terperinci

BUSINESS MODEL CANVAS PADA UD SVASTIKA JAYA

BUSINESS MODEL CANVAS PADA UD SVASTIKA JAYA BUSINESS MODEL CANVAS PADA UD SVASTIKA JAYA Andreas Dwi Rahardjo Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya E-mail: lenzcrew7@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Real Estate Real Estate didefinisikan sebagai lahan dan semua peningkatan alami dan yang dibuat oleh manusia yang secara permanen terikat kepadanya (Sirota, 2006, p1). Perubahan-perubahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditunjukkan oleh adanya perbedaan konsep

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam suatu bentuk kesatuan dengan mempergunakan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), proyek pada dasarnya merupakan kegiatan yang menyangkut pengeluaran modal (capital

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Strategis

II. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Strategis 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Strategis Strategi menurut Hamel dan Prahalad dalam Umar (2008) didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BISNIS PADA DEPOT DAHLIA MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS

PENGEMBANGAN BISNIS PADA DEPOT DAHLIA MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS AGORA Vol. 3, No. 2 (2015) 588 PENGEMBANGAN BISNIS PADA DEPOT DAHLIA MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS Jeffrey Yosh Pradipta dan Dhyah Harjanti Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Pemasaran (Marketing Definition) Saat ini konsumen dikelilingi oleh dunia pemasaran (marketing), di rumah, di tempat kerja, di jalan, di toko, di tempat bermain, dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. teknologi, konsumen, pemasok atau supplier, dan terutama persaingan).

BAB II LANDASAN TEORI. teknologi, konsumen, pemasok atau supplier, dan terutama persaingan). BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Tingkatan Strategi Pada masa sekarang ini terminologi kata strategi sudah menjadi bagian integral dari aktivitas organisasi bisnis untuk dapat mempertahankan eksistensinya

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan

BAB II URAIAN TEORITIS. Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan berkembang. Tujuan tersebut hanya dapat dicapai melalui usaha mempertahankan dan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Menurut Kotler (2008:58), strategi pemasaran adalah logika pemasaran dimana perusahaan berharap untuk menciptakan nilai pelanggan dan mencapai hubungan yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Sebelum masuk ke perumusan, disini penulis menjelaskan kembali penggunaan beberapa analisis dalam rangka merumuskan strategi pemasaran untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB V RENCANA AKSI. bisnis mobile application platform PinjamPinjam. Penjelasan dalam bab ini

BAB V RENCANA AKSI. bisnis mobile application platform PinjamPinjam. Penjelasan dalam bab ini BAB V RENCANA AKSI Bab ini menjelaskan rencana aksi atau realisasi dari perancangan model bisnis mobile application platform PinjamPinjam. Penjelasan dalam bab ini meliputi rencana kegiatan dan waktu pelaksanaan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Objek dan lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah Ciafe yang merupakan jenis usaha yang bergerak dibidang jasa jahit dilihat dari aspek pasar dan

Lebih terperinci

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. termasuk Indonesia. Buah ini dikenal dunia sejak zaman sebelum Masehi.

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. termasuk Indonesia. Buah ini dikenal dunia sejak zaman sebelum Masehi. II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pisang Pisang (Musa paradiciaca. L) merupakan tanaman asli Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Buah ini dikenal dunia sejak zaman sebelum Masehi. Pemintaan

Lebih terperinci

BAB II. dari industri. New Entrants. Substitutes. Bargaining. Buyers. Competitive Rivalry in an Industry

BAB II. dari industri. New Entrants. Substitutes. Bargaining. Buyers. Competitive Rivalry in an Industry BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Porter Five-Forces Model Menurut Tompson, Peteraf, Gamble & Strickland (2012), Porter Five-Forces Model ini digunakan untuk menentukan besarnya tekanann kompetitif dari industri.

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data 15 III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu Pengambilan data dilakukan di PT. Mitra Bangun Cemerlang yang terletak di JL. Raya Kukun Cadas km 1,7 Kampung Pangondokan, Kelurahan Kutabaru, Kecamatan Pasar

Lebih terperinci

SISTEMATIKA BUSINESS PLAN (RENCANA BISNIS) Dr. FX. Suharto, M. Kes

SISTEMATIKA BUSINESS PLAN (RENCANA BISNIS) Dr. FX. Suharto, M. Kes SISTEMATIKA BUSINESS PLAN (RENCANA BISNIS) Dr. FX. Suharto, M. Kes Hasil yg diharapkan Setiap Kelompok terdiri dari 5-6 orang Setiap Kelompok membuat 1 (satu) Rencana Bisnis Bidang usaha yang dipilih harus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Dalam setiap perusahaan peranan ilmu manajemen sangat penting sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. asimetri informasi antara pihak manajemen dan pihak eksternal. Untuk mengurangi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. asimetri informasi antara pihak manajemen dan pihak eksternal. Untuk mengurangi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka teori 1. Teori Pensinyalan (Signalling Theory) Teori sinyal membahas mengenai dorongan perusahaan untuk memberikan informasi kepada pihak eksternal. Dorongan tersebut

Lebih terperinci

BAB V ANALISA SWOT, PEMASARAN, DAN LINGKUNGAN BISNIS

BAB V ANALISA SWOT, PEMASARAN, DAN LINGKUNGAN BISNIS 65 BAB V ANALISA SWOT, PEMASARAN, DAN LINGKUNGAN BISNIS 5.1. Analisa SWOT 5.1.1. Strength (Kekuatan) - Mempunyai ragam variasi kegunaan yang tinggi (masak, membuat roti, minum, mengobati penyakit autisme,

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II. LANDASAN TEORI 9 BAB II. LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Menurut Kotler dan Keller (2011) pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Metode Penelitian Pada penelitian ini riset yang digunakan adalah riset deskriptif. Riset deskriptif berasal dari kata to describe berarti menggambarkan bertujuan

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan)

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan) PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan) Nama Kelompok : Fadhyl Muhammad 115030407111072 Ardhya Harta S 115030407111075 Ardiansyah Permana 115030407111077 UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memasarkan barang atau jasa yang dihasilkan, baik yang datang dari dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memasarkan barang atau jasa yang dihasilkan, baik yang datang dari dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Strategi Pemasaran 2.1.1 Pengertian Strategi Pemasaran Perusahaan tidak bisa terlepas dari hambatan-hambatan dalam memasarkan barang atau jasa yang dihasilkan, baik yang datang

Lebih terperinci