BAB II VALUE PROPOSITION

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II VALUE PROPOSITION"

Transkripsi

1 BAB II VALUE PROPOSITION A. Teori - Teori Umum Untuk membuat dan menganalisis suatu model bisnis, diperlukan beberapa pertimbangan yang dilandasi oleh berbagai sumber dari landasan teori secara umum. Beberapa landasan teori tersebut dapat diuraikan sebagai berikut di bawah ini. 2.1 Kendaraan Bermotor Pengertian Kendaraan Bermotor Kendaraan bermotor adalah setiap kendaraan yang digerakkan oleh peralatan mekanik berupa mesin selain kendaraan yang berjalan di atas rel. (PP No. 44 Tahun 1993) Jenis Jenis Kendaraan Bermotor Jenis-jenis kendaraan bermotor menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1993, yaitu: a. Sepeda motor adalah kendaraan bermotor beroda dua, atau tiga tanpa rumah - rumah baik dengan atau tanpa kereta samping. 11

2 12 b. Mobil penumpang adalah kendaraan bermotor beroda empat yang dilengkapi sebanyak - banyaknya 8 (delapan) tempat duduk, tidak termasuk tempat duduk pengemudi, baik dengan maupun tanpa perlengkapan pengangkutan bagasi. c. Mobil bus adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi lebih dari 8 (delapan) tempat duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudi, baik dengan maupun tanpa perlengkapan bagasi. d. Mobil barang adalah setiap kendaraan bermotor selain dari yang termasuk dalam sepeda motor, mobil penumpang, dan mobil bus. e. Kendaraan khusus adalah kendaraan bermotor selain dari kendaraan bermotor untuk penumpang dan kendaraan bermotor untuk barang, yang penggunaannya untuk keperluan khusus atau mengangkut barang-barang khusus. f. Kendaraan umum adalah kendaraan bermotor yang disediakan untuk dipergunakan oleh umum dengan dipungut bayaran. 2.2 Jasa Pengertian Jasa Terdapat beberapa definisi jasa yang dikemukakan oleh beberapa ahli, diantaranya adalah menurut Philip Kotler yang dikutip J. Supranto (2001, p227) yang mendefinisikan jasa sebagai berikut: Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak

3 13 kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak terwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat dikaitkan atau tidak pada suatu produk fisik. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa jasa merupakan suatu kegiatan yang tidak berwujud dan cepat hilang serta tidak dapat dimiliki Karakteristik Jasa Menurut Kotler dan Amstrong (2001, p ), perusahaan harus mempertimbangkan 4 (empat) karakteristik jasa tertentu ketika merancang program unuk pemasaran. Karakteristik tersebut, yaitu: 1. Tidak Berwujud (Intangibility) Jasa tidak bisa dilihat, dicicipi, dirasakan, didengar atau dibaui sebelum dibeli. Untuk mengurangi ketidakpastian, pembeli mencari tanda dari kualitas jasa pelayanan. Mereka mengambil kesimpulan mengenai kualitas dari tempat, orang, harga, peralatan, dan konsumsi yang dapat mereka lihat. Oleh karena itu, tugas dari penyedia jasalah yang harus membuat jasa tersebut dapat berwujud dalam memakai sedikit atau beberapa cara. 2. Ketidakterpisahan (Inseparability) Jasa tidak dapat dipisahkan dari penyedia, apakah penyedia tadi adalah orang atau mesin. Bila karyawan jasa menyediakan jasa, maka karyawan itu merupakan bagian dari jasa. Karena pelanggan

4 14 turut hadir saat jasa itu diproduksi sebagai Co producer, interaksi penyedia jasa maupun pelanggan akan mempengaruhi hasil jasa. 3. Kergaman (Variability) Kualitas jasa tergantung pada siapa yang menyediakan jasa, waktu, tempat, dan bagaimana cara mereka disediakan. Menurut Bovee, Housten, dan Thill (Tjiptono 1997, p17), ada 3 (tiga) faktor yang menyebabkan variabilitas kualitas jasa, yaitu: kerjasama atau partisipasi pelanggan selama penyampaian jasa, moral atau motivasi karyawan dalam melayani pelanggan, dan beban kerja perusahaan. 4. Tidak Tahan Lama (Perishability) Jasa tidak dapat disimpan untuk penjualan atau pemkaian yang akan datang. Tidak tahan lamanya jasa bukanlah masalah apabila permintaan selalu ada. Tapi ketika permintaan berfluktuasi, perusahaan jasa sering kali mengalami masalah sulit. Oleh karena itu perusahaan jasa sering kali merancang strategi agar lebih baik lagi menyesuaikan permintaan dengan penawaran. JASA atau PELAYANAN KETIDAKBERWUJUDAN Jasa tidak dapat dilihat, diraba, didengar ataupun dibaui sebelum dibeli KETIDAKTERPISAHKAN Jasa tidak dapat dipisahkan dari penyedia dan pelanggannya KERAGAMAN Kualitas jasa tergantung pada siapa yang menyediakan, kapan, dimana, dan bagaimana TIDAK TAHAN LAMA Jasa tidak dapat disimpan untuk penjualan atau penukaran yang akan datang Sumber : Kotler and Amstrong, 2001, p378 Gambar (Empat) Karakteristik Jasa

5 Jenis Jenis Jasa Suatu tindakan atau perbuatan yang dilakukan terhadap orang lain dikategorikan sebagai jasa, akan tetapi jasa dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu: Menurut Lovelock, jasa pada dasranya dapat dibedakan menjadi 3 macam sebagimana dikemukakan dalam (Sudarminto, 2002, p25-26) yang membedakannya adalah sebagi berikut: 1. Rented Goods Service Dalam jenis ini, konsumen menyewa dan menggunakan suatu produk berdasarkan tarif yang telah ditetapkan selama jangka waktu tertentu, konsumen hanya dapat menggunakan produk tersebut, sedangkan kepemilikannya tetap berada pada pihak perusahaan atau perorangan yang menyewakannya, contoh: perusahaan rental mobil, gedung, rumah, dan sebagainya. 2. Owned Goods Service Dalam jenis ini, produk produk yang dimiliki konsumen dikembangkan atau dirawat oleh perusahaan jasa. Jenis jasa ini juga mencakup perubahan bentuk produk (barang) yang dimiliki konsumen, contoh: Jasa perbaikan dan perawtan kendaraan bermotor, AC rumah, dan sebagainya.

6 16 3. Non Goods Service Dalam jenis ini adalah jasa personal bersifat intangible (tidak berbentuk produk fisik) ditawarkan pada para pelanggan, contoh: jasa perbankan, asuransi, ekspedisi, dan sebagainya. B. Teori - Teori Khusus yang Berhubungan dengan Topik Untuk mendapatkan sebuah peluang bisnis yang ada, diperlukan teori yang digunakan dan analisa industri dan pasar dengan menggambarkan langkah - langkah pendekatan untuk mendirikan bisnis jasa perawatan kendaraan bermotor ini. Ketika akan menjalankan sebuah bisnis baru, dibutuhkan analisa bisnis untuk dapat melihat apakah ada peluang yang dapat digunakan melalui TOWS Matrix yang hasilnya mendapatkan kelebihan, kekurangan, peluang, dan ancaman dari bisnis yang akan dijalankan. Setelah itu perlu diketahui juga pesaing dan pelanggan dari bisnis ini dengan menggunakan metode five forces porter. Dengan metode tersebut juga didapatkan bagaimana peran supplier di bisnis ini.

7 Analisis SWOT Menurut (Kurtz, 2008), SWOT analisis adalah suatu alat perencanaan strategik yang penting untuk membantu perencana untuk membandingkan kekuatan dan kelemahan internal organisasi dengan kesempatan dan ancaman dari eksternal. Menurut (Kurtz, 2008), step dari SWOT analisis dapat dilihat pada gambar 2.2 Gambar 2.2 Step SWOT Sumber: (Kurtz. 2008) Menurut (Fred David, 1997), analisa SWOT adalah adalah metode perencanaan strategis yang berfungsi untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman suatu perusahaan. Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis dan mengidentifikasikan faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.

8 18 Untuk mengembangkan strategi yang mempertimbangkan profil SWOT, juga dikenal sebagai Matriks SWOT atau TOWS ditunjukkan pada tabel 2.1 Tabel 2.1 SWOT / TOWS Matrix Strengths Weakness Opportunities S-O Strategies W-O Strategies Threats S-T Strategies W-T Strategies 1. S - O Strategi: mendapatkan peluang dari kekuatan yang ada. 2. W - O Strategi: menganalisa dan mengatasai kelemahan meraih peluang. 3. S - T Strategi: mengidentifikasi dan mengatasi ancaman dengan menggunakan kekuatan perusahaan. 4. W - T Strategi: mencegah ancaman luar karena kelemahan dari perusahaan. 2.4 PESTEL Kerangka PESTEL digunakan untuk mengidentifikasi faktor faktor lingkungan makro yang dapat mempengaruhi strategi bisnis dan menilai bagaimana faktor tersebut dapat mempengaruhi kinerja bisnis saat ini dan masa yang akan datang. Kerangka PESTEL meliputi lingkungan politik, ekonomi, sosial, teknologi, lingkungan dan hukum.

9 19 Faktor Politik Faktor Ekonomi Faktor Hukum Faktor Lingkungan Organisasi Faktor Sosial Faktor Teknologi Gambar 2.3 Kerangka PESTEL Sumber: Strategic Management formulation, implementation and control (Pearce et al, 2005, p.101) Faktor Politik Faktor politik mengacu kepada kebijakan pemerintah seperti tingkat intervensi dalam perekonomian. Menurut Pearce & Robinson (2005), faktor politik menentukan prameter hukum dan peraturan dimana perusahaan harus beroperasi. Artinya, faktor politik sangat terkait erat dengan perubahan hukum dan perubahan hukum tersebut dapat mempengaruhi perusahaan secara signifikan. Kendala perusahaan terhadap faktor politik dapat dilihat melalui hukum mengenai kaum buruh, hukum lingkungan, kebijakan pajak, pembatasan perdagangan, tarif, stabilitas politik, dan lainnya dalam melindungi pelanggan, karyawan, masyarakat umum, dan lingkungan. Sejak adanya Undang Undang tersebut, mereka cenderung mengurangi potensi keuntungan perusahaan. Akan tetapi, ada beberapa tindakan

10 20 politik yang dirancang untuk melindungi perusahaan. Contohnya: Undang Undang hak paten dan subsidi pemerintah Faktor Ekonomi Faktor faktor ekonomi memiliki dampak besar dalam bagaimana perusahaan beroperasi dan membuat keputusan. Selain itu, definisi kekuatan ekonomi oleh Wheelen & Hunger (2010) adalah kekuatan yang mengatur pertukaran materi, uang, energi, dan informasi. Karena pola konsumsi masyarakat dipengaruhi oleh daya beli dari berbagai segmen pasar yang ada. Semua perusahaan harus mempertimbangkan tingkat suku bunga di pasar, tingkat inflasi, dan pertumbuhan ekonomi Faktor Sosial Faktor sosial yang mempengaruhi sebuah perusahaan berhubungan dengan keyakinan, nilai, opini, sikap, dan gaya hidup masyarakat di lingkungan eksternal perusahaan. Lingkungan eksternal perusahaan dipengaruhi oleh kondisi budaya, ekologi, demografi, agama, pendidikan, dan etnis (Pearce & Robinson 2005). Kekuatan sosial adalah dinamis, yaitu adanya perubahan konstan yang dihasilkan oleh upaya individu untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan mereka. Oleh karena itu, pemahaman tentang perubahan sosial sangat penting dan akan membantu perushaan untuk menjadi tetap kompetitif pada situasi pasar yang akan datang.

11 Faktor Teknologi Teknologi menjadi hal yang sangat penting di masa sekarang. Dengan teknologi kita dapat mendapatkan informasisecara akurat dan tepat. Sebuah perusahaan harus dapat mengikuti perubahan teknologi yang selalu berkembang. Hal ini dimaksudkan agar bisnis yang mereka jalankan dapat didukung dengan teknologi yang relevan, sehingga menghasilkan efektifitas dan efisiensi dalam menjalankan alur bisnis Faktor Lingkungan Faktor lingkungan meliputi aspek ekologi dan lingkungan seperti: cuaca dan iklim. Perbedaan iklim sangat mempengaruhi banyak industri, terutama pada industri pariwisata, pertanian, dan asuransi. Dengan adanya perubahan cuaca yang ekstreem terjadi akibat pemanasan global, maka perusahaan saat ini dituntut untuk bertanggung jawab kepada lingkungan dan meminimalisir kerusakan yang terjadi Faktor Hukum Faktor hukum berkaitan dengan lingkungan hukum dimana perusahaan menjalankan roda bisnisnya sehari - hari. Hukum dapat mempengaruhi permintaan dan beban biaya sebuah perusahaan.

12 22 Kerangka PESTEL dapat digunakan untuk menganalisa bebagai faktor dalam lingkungan makro perusahaan. Semakin tinggi perubahan yang terjadi dan semakin besar dampak perubahan tersebut, maka semakin besar faktor yang akan dipertimbangkan dalam perencanaan perusahaan. Dalam melakukan analisis PESTEL, perusahaan dapat menciptakan strategi dengan menganalisa faktor lingkungan makro melalui beberapa pertimbangan, sehingga proses perumusan strategi dapat beradaptasi dengan faktor lingkungan masa kini dan masa depan. 2.5 Analisis Five Forces Porter Gambar 2.4 Five Forces Porter Sumber: (Recklies, 2001)

13 23 Five Force Porter diperkenalkan pertama kali oleh Michael E. Porter tahun Model analisis ini berdasarkan pandangan strategi perusahaan yang harus menemukan peluang dan ancaman dalam lingkungan luar organisasi. Porter mengidentifikasi lima kekuatan kompetitif yang membentuk setiap industri dan setiap pasar (Recklies, 2001), berikut penjabaran dari lima kekuatan kompetitif tersebut: 1. Bergaining Power of Suppliers (kekuatan pemasok). Yang dimaksud oleh pemasok disini adalah seluruh sumber daya yang dibutuhkan untuk menyediakan produk atau jasa. Hubungan yang terlalu tergantung dengan pemasok dapat mengurangi pilihan strategis untuk organisasi. Kekuatan pemasok cenderung kuat dalam kondisi seperti dibawah ini: a. Pasar didominasi oleh sedikit pemasok besar. b. Tidak ada substitusi untuk pemasok tersebut. c. Biaya untuk pindah pemasok tinggi. 2. Bargaining power of customers (kekuatan pelanggan). Kekuatan pelanggan menentukan seberapa besar pelanggan dapat memaksakan tekanan pada marjin dan volume, kekuatan pelanggan cenderung tinggi ketika: a. Pembelian dalam jumlah besar. b. Produk tidak terdiferensiasi dan dapat digantikan oleh banyak substitut. c. Perpindahan produk relatif mudah dan tidak membutuhkan biaya yang relatif tinggi.

14 24 d. Pelanggan memiliki marjin yang rendah dan sensitif terhadap harga. e. Pelanggan dapat menghasilkan produk tersebut. f. Pelanggan mengetahui biaya produksi produk. 3. Threat of new entrants (Ancaman pendatang baru). Kompetisi dalam sebuah industri akan menjadi lebih tinggi, lebih mudah bagi perusahaan lain untuk memasuki industri yang sama. Ancaman dari pendatang baru dapat bergantung pada sejauh mana hambatan untuk masuk, yaitu sebagai berikut: a. Skala ekonomi (persyaratan minimum untuk operasi yang dapat menguntungkan). b. Tingginya biaya investasi awal dan biaya tetap. c. Kesetiaan terhadap merek oleh pelanggan. d. Perlindungan terhadap properti intelektual seperti paten, lisensi, dan sebagainya. e. Kelangkaan sumber daya yang penting. f. Akses bahan mentah yang dikuasai oleh pemain yang telah ada. g. Jalur distribusi dikendalikan oleh pemain yang telah ada. h. Pemain yang telah ada memiliki hubungan yang dekat dengan pelanggan, misalnya dengan kontrak jangka panjang. i. Biaya pergantian yang tinggi bagi pelanggan. j. Tindakan hukum dan pemerintahan.

15 25 4. Threat of substitutes (Ancaman dari substitusi). Ancaman dari substitusi ada ketika tersedia produk alternatif yang lebih murah harganya atau performanya lebih baik dengan fungsi yang sama. Mereka berpotensi untuk menarik jumlah volume pasar yang cukup berarti dan dapat mengurangi volume penjualan potensial untuk pemain yang telah ada. Kategori ini dapat termasuk juga produk pelengkap (komplemen). Mirip dengan ancaman terhadap pendatang baru, ancaman dari subsitusi dapat ditentukan oleh faktor seperti: a. Kesetiaan terhadap merek oleh pelanggan. b. Hubungan yang dekat dengan pelanggan. c. Harga performa produk pengganti. d. Tren pada saat ini. e. Competitive rivalry between existing players (persaingan antara pemain yang sudah ada). Kekuatan ini menggambarkan intensitas persaingan antara pemain yang telah ada dalam suatu industri. Tekanan kompetisi yang tinggi menghasilkan penekanan pada harga, margin dan profit bagi setiap perusahaan dalam industri. Kompetisi antara pemain yang telah ada cenderung tinggi ketika: a. Terdapat banyak pemain dangan ukuran yang hampir sama. b. Para pemain memiliki strategi yang sama. c. Tidak terdapat terlalu banyak diferensiasi antar pemain dan produknya, cenderung banyak kompetisi harga.

16 26 d. Laju pertumbuhan pasar rendah. 2.6 Strategi Pemasaran Untuk dapat mendapatkan menarik perhatian atau awareness di pasar pada saat peluncuran bisnis ini, tentu dibutuhkan strategi pemasaran yang baik dan tepat. Strategi yang digunakan adalah dengan menentukan STP (Segmentation, Targeting, Positioning) dan juga menggunakan 4P (Product, Price, Promotion, Place) STP (Segmenting, Targeting, Positioning) Menurut Kotler & Keller (2009:292) Semua strategi pemasaran dibuat berdasarkan STP. Segmentation (Segmentasi), Targeting (Pembidikan), dan Positioning (Penetapan posisi). 1. Segmenting Segmentasi pasar adalah proses mengelompokan pasar keseluruhan yang heterogen menjadi kelompok-kelompok atau segmen - segmen yang memiliki kesamaan dalam hal kebutuhan, keinginan, prilaku dan respon terhadap program-program pemasaran spesifik.

17 27 2. Targeting Targeting diartikan sebagai kegiatan menentukan pasar sasaran, yaitu tindakan memilih satu atau lebih segmen untuk dilayani, Analisis targeting adalah kegiatan mengevaluasi daya tarik masing-masing segmen dan memilih segmen-segmen sasaran. 3. Positioning Istilah penentuan posisi (positioning) dipopulerkan pertama kali oleh Al Ries dan Jack Trout pada tahun Strategi positioning merupakan strategi yang berusaha menciptakan diferensiasi yang unik dalam benak pelanggan sasaran, sehingga terbentuk citra (image) produk yang lebih unggul dibandingkan pesaing. (Ali Hasan: 2008: 204) Langkah dalam strategi pemasaran harus memperhatikan keterkaitan antara Segmentasi, Targeting, Positioning berikut adalah keterkaitan strategi pemasaran: Tabel 2.2 Keterkaitan Strategi Pemasaran (Sumber: Fandy Tjiptono, 1997) Segmentasi Target Positioning Mengidentifikasi Mengevaluasi daya Mengidentifikasi variable segmentasi tarik segment yang ada. konsep positioning dengan segmentasi Memilih segment yang untuk segment yang pasar menjadi sasaran. menjadi sasaran

18 28 Mengembangkan Memilih, segment yang mengembangkan dan menguntungkan mengkomunikasikan konsep positioning yang dipilih Marketing Mix Marketing mix atau bauran pemasaran dapat didefinisikan sebagai suatu cara dalam pemasaran yang dapat dikendalikan dan digunakan perusahaan dalam merespon keinginan target pasar (Kotler, 2003). Berdasarkan definisi tersebut maka bauran pemasaran adalah kombinasi beberapa elemen untuk memperoleh pangsa pasar yang lebih besar, posisi bersaing yang kuat, dan citra positif dimata customer. Gambar 2.5 Marketing Mix

19 29 Mc Carthy dalam Kotler dan Keller (2009, 63) mengklasifikasikan marketing mix menjadi 4 variabel yang disebut dengan 4P. Keempat variabel tersebut adalah: 1. Product Menurut Kotler dan Keller (2009) produk merupakan segala sesuatu yang ditawarkan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dan memuaskan keinginan konsumen. Hal penting yang perlu diperhatikan berkaitan dengan produk, seperti kualitas, feature, daya guna, dan jaminan akan siklus dan pengembangan produk itu sendiri. 2. Price Setiap barang dan jasa yang dijual akan memiliki tingkat harga sesuai dengan kebutuhan pasar, daya beli, dan memberikan keuntungan kepada produsen. Zeithaml dan Bitner (1996, 116) menyebutkan bahwa harga sangat mempengaruhi persepsi tentang kualitas, kepuasan, dan nilai. Tingkat harga yang ditawarkan pesaing, perubahan ekonomi perlu menjadi pertimbangan dalam memutuskan suatu tingkat harga. Kotler (1997, 496) memberikan enam prosedur dalam menentukan harga: Memilih tujuan harga, menentukan permintaan, menaksir biaya, menganalisis biaya, harga, dan penawaran pesaing, memilih metode harga, dan menentukan harga akhir.

20 30 3. Promotion Menurut Kotler dan Keller (2009, 510) promosi adalah kegiatan organisasi dalam memberikan informasi ke pasar yang telah ditentukan dan meyakinkan calon konsumen untuk menggunakan produk yang ditawarkan. Promosi perlu dilakukan agar barang dan jasa dapat diterima dan terus digunakan oleh konsumen pesat. 4. Place Tempat termasuk faktor penting dalam menambah daya tarik calon customer dalam membeli produk. Fasilitas, perlengkapan, kenyaman yang akan berpengaruh kepada image yang dibangun. 2.7 Business Model Canvas Menurut Osterwalder & Pigneur (2010), dalam business canvas model terdapat elemen - elemen yang disebut the 9 building blocks.

21 31 Gambar 2.6 Business Model Canvas Customer Segments Customer segments menjelaskan tentang sekelompok orang atau organisasi yang menjadi tujuan dari perusahaan dalam menawarkan produk atau jasanya. Customer merupakan inti dari sebuah model bisnis. Disini customer memegang peranan penting karena customer merupakan kunci dalam mendatangkan revenue bagi perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus memahami betul keinginan dari customer. Tujuannya adalah agar perusahaan tidak salah sasaran dalam menawarkan produk atau jasanya.

22 32 Pengelompokan customer sangat penting dilakukan tujuannya adalah agar perusahaan dapat mengenal customer yang menjadi sasarannya. Pengelompokan customer ini biasa disebut sebagai market segments atau customer segment. Market segments adalah suatu grup customer yang memiliki kesamaan kebutuhan atau keinginan (Kotler & Keller, 2009). Terdapat 2 (dua) basis yang dilakukan untuk menggunakan customer segment, yaitu karakteristik dan tingkah laku. Parameter umum yang biasa digunakan sebagai variabel pengelompokkan antara lain, demografis, geografis, dan psikografis. 1. Demografis. Segmentasi demografis terbagi menjadi beberapa variabel, antara lain: usia, jenis kelamin, pendapatan, jenis pekerjaan, pendidikan, keturunan, ras, agama, kewarganegaraan, dan kelas sosial. Segmentasi ini cukup popular dikalangan dunia usaha karena mereka selalu terkait dengan kebutuhan dan keinginan customer (Kotler & Keller, 2012) 2. Geografis. Segmentasi geografis membagi pasar berdasarkan letak geografisnya seperti negara, provinsi, kabupaten, kota, atau lingkungannya. Perusahaan dapat beroperasi di satu daerah atau lebih. Tetapi perusahaan harus memperhatikan kebiasaan dari masyarakat di daerah yang akan di jadikan tempat berbisnis (Kotler & Keller, 2012).

23 33 3. Psikografis. Segmentasi psikografis membagi konsumen berdasarkan sifat psikologis / kepribadian, gaya hidup, atau nilai (Kotler & Keller, 2012) Value Propositions Value Propositions Building Blocks menjelaskan gabungan produk dan layanan yang memberikan nilai bagi segmen pelanggan tertentu (Osterwalder & Pigneur, 2010). Jadi value propositions merupakan keuntungan yang ditawarkan oleh perusahaan terhadap pelanggan. Berikut ini adalah elemen - elemen yang dapat menciptakan nilai. 1. Newness. Merupakan value propositions yang memuaskan kebutuhan baru, dimana sebelumnya belum pernah dirasakan pelanggan karena belum pernah ditawarkan sebelumnya. 2. Performance. Meningkatkan kinerja produk atau layanan secara tradisional telah menjadi cara yang umum dalam menciptakan nilai. 3. Customization. Menciptakan nilai dengan menyesuaikan produk dan layanan terhadap kebutuhan spesifik pelanggan individual. 4. Getting the Job Done. Nilai yang diciptakan dengan membantu pelanggan dalam menyelesaikan pekerjaannya. 5. Design. Merupakan elemen yang penting dalam menciptakan nilai suatu produk atau jasa, namun juga sulit untuk diukur. 6. Brand / Status. Pelanggan menemukan nilai dengan menggunakan sebuah brand spesifik tersebut.

24 34 7. Price. Nilai yang didapat dari harga yang lebih rendah dari produk atau jasa dengan value yang sama. Value Propositions ini memuaskan kebutuhan para pelanggan yang sensitif terhadap harga. 8. Cost Reduction. Menciptakan nilai dengan membantu pelanggan mengurangi biaya. 9. Risk Reduction. Nilai yang didapat dari pengurangan resiko yang terjadi saat membeli produk atau jasa. 10. Accessibility. Menciptakan nilai dengan membuat produk atau jasa tersedia bagi pelanggan, dimana sebelumnya kekurangan akses dalam mendapatkannya. 11. Convenience / Usability. Penciptaan nilai dengan menemukan cara penggunaan yang lebih mudah Channels Channels Building Block memaparkan bagaimana sebuah perusahaan meraih dan berkomunikasi dengan segmen pelanggan untuk menyampaikan value propositions (Osterwalder & Pigneur, 2010). Channels memiliki beberapa fungsi seperti meningkatkan awareness pelanggan mengenai produk / layanan perusahaan, membantu pelanggan menilai value propositions perusahaan, Tempat bagi pelanggan dalam membeli produk / jasa, menyampaikan value propositions kepada pelanggan, serta menyediakan post -purchase customer support. Channel memiliki 5 fase yang berbeda seperti yang dijelaskan berikut.

25 35 1. Awareness. Bagaimana meningkatkan awareness akan produk dan layanan perusahaan. 2. Evaluation. Bagaimana membantu pelanggan menilai value propositions perusahaan. 3. Purchase. Bagaimana cara agar pelanggan dapat membeli produk atau jasa secara spesifik. 4. Delivery. Bagaimana menyampaikan value propositions perusahaan kepada pelanggan. 5. After Sales. Bagaimana menyediakan layanan purna jual kepada pelanggan Customer Relationships Menurut Osterwalder & Pigneur (2010), Customer Relationship Building Blocks memaparkan tipe - tipe hubungan yang diciptakan oleh perusahaan terhadap pelanggan. Customer Relationship dapat dibedakan menjadi beberapa kategori seperti berikut. 1. Personal Assistance. Pelanggan dapat berkomunikasi langsung dengan representatif untuk mendapat bantuan saat proses penjualan atau setelah pembelian selesai. 2. Dedicated Personal Assistance. Hubungan dengan pelanggan berdasarkan dedikasi layanan representatif terhadap pelanggan individual.

26 36 3. Self - Service. Perusahaan tidak melakukan direct relationship terhadap pelanggan, perusahaan menyediakan keperluan untuk pelanggan dalam melayani dirinya sendiri. 4. Automated Services. Tipe relationship yang menggabungkan bentuk mutakhir dari self - service dengan proses otomatis. 5. Communities. Perusahaan menggunakan user community untuk lebih terlibat dengan pelanggan dan memfasilitasi hubungan sesama anggota komunitas. 6. Co - creation. Menciptakan nilai bersama dengan pelanggan Revenue Streams Menurut (Osterwalder & Pigneur 2010), Revenue Streams Building Blocks mewakili kas yang dihasilkan perusahaan dari setiap pelanggan (biaya harus dikurangi dari penghasilan untuk menghasilkan pendapatan). Revenue streams dalam usaha berbeda - beda. Beberapa cara dalam menciptakan revenue streams adalah sebagai berikut. 1. Asset Sale. Merupakan revenue stream yang berasal dari menjual hak kepemilikan menjadi produk fisik. 2. Usage Fees. Revenue stream yang dihasilkan dari penggunaan layanan, semakin banyak layanan yang digunakan maka pelanggan membayar lebih. 3. Subscription Fees. Revenue stream yang dihasilkan dari penjualan akses berkelanjutan dari sebuah layanan.

27 37 4. Lending / Renting / Leasing. Revenue stream yang diciptakan dengan memberikan seseorang hak eksklusif untuk menggunakan sebuah aset dalam jangka waktu tertentu dan membayar biaya dari jasa tersebut. 5. Licensing. Revenue stream yang dihasilkan dari memberikan pelanggan izin untuk menggunakan properti intelektual yang dilindungi dan pelanggan membayar biaya licensing sebagai gantinya. 6. Brokerage Fees. Revenue streams yang berasal dari jasa intermediasi yang dilaksanakan, atas nama dua pihak atau lebih. 7. Advertising. Revenue stream yang didapat dari biaya pengiklanan produk tertentu. Setiap revenue stream memiliki mekanisme harga yang berbeda. Tipe dari mekanisme harga dibagi 2 (dua), yaitu: 1. Fixed Menu Pricing. Menentukan harga berdasarkan variabel statis. 2. Dynamic Pricing. Harga berubah berdasarkan kondisi pasar Key Resource Key resources building blocks menjelaskan mengenai aset - aset penting yang diperlukan untuk menjalankan model bisnis (Osterwalder & Pigneur, 2010). Resource ini membantu menciptakan value propositions, menggapai pasar, menjaga hubungan dengan pelanggan serta memperoleh revenue. Key resources dapat dikategorikan sebagai berikut:

28 38 1. Physical. Kategori ini mencakup aset fisik seperti fasilitas produksi, gedung, kendaraan, mesin, sistem, sistem point - of - sales, dan jaringan distribusi. 2. Intellectual. Kategori ini mencakup resource seperti merek, proprietary knowledge, hak paten dan hak cipta, kemitraan, dan database pelanggan. 3. Human. Kategori ini adalah resource dari sumber daya manusia. 4. Financial. Kategori ini mencakup elemen - elemen seperti kas, lini kredit, atau stock option pool dalam mempekerjakan key employee Key Activites Menurut Osterwalder & Pigneur (2010), key activities building blocks merupakan hal -hal yang paling penting dilakukan oleh perusahaan untuk menjalankan model bisnis. Key activities dapat dikategorikan sebagai berikut: 1. Production. Aktivitas ini mencakup merancang, membuat, dan menyampaikan produk dalam kuantitas yang banyak dan/atau berkualitas tinggi. 2. Problem Solving. Berhubungan dengan menemukan solusi baru dalam memecahkan masalah pelanggan individual. 3. Platform / Network. Model bisnis yang dirancang dengan platform sebagai key resource didominasi oleh platform atau jaringan terkait key activities.

29 Key Partnerships Key partnerships building blocks menjelaskan jaringan supplier dan partner yang membuat model bisnis berjalan (Osterwalder & Pigneur, 2010). Perusahaan menciptakan aliansi untuk mengoptimalkan model bisnis mereka, mengurangi resiko, atau memperoleh sumber daya. Dalam menciptakan kemitraan dapat dibagi menjadi tiga jenis motivasi yaitu: 1. Optimization and Economy of Scale. Kemitraan antara buyer - supplier berfungsi untuk mengoptimalkan alokasi dari sumberdaya dan aktifitas. 2. Reduction or Risk and Uncertainty. Kemitraan dapat membantu 3. mengurangi resiko pada lingkungan kompetitif yang menggambarkan ketidakpastian. 4. Acquisition of Particular Resources and Activities Cost Structure Cost structure building block menjelaskan mengenai biaya - biaya yang dikeluarkan dalam mengoperasikan model bisnis (Osterwalder & Pigneur, 2010). Biaya -biaya yang dikeluarkan dapat dihitung setelah mengetahui apa saja key resources, key partnerships, dan key activities perusahaan. Cost Structure dapat dibedakan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu: 1. Cost driven. Model bisnis cost - driven memfokuskan pada memangkas biaya dengan metode efisiensi. Pendekatan ini membidik pada menciptakan dan menjaga cost structure tetap

30 40 minimal, menggunakan value propositions yang rendah, otomatisasi yang maksimal, dan extensive outsourcing. 2. Value driven. Fokus dari model bisnis value - driven adalah penciptaan nilai. Karakterisasi dari model bisnis ini biasanya adalah premium value propositions dan personalize - service tingkat tinggi. 2.8 Financial Report Pelaporan keuangan dasar yang harus dimiliki perusahaan dan dibutuhkan dalam business model creation adalah sebagai berikut: Balance Sheet Balance Sheet merupakan instrument dari financial statement yang menyajikan posisi dan besaran assets pada suatu periode waktu tertentu.(kimmel, Weygandt, & Kieso, 2011) Income Statement Income Statement meruapakan instrument dari financial statement yang menyajikan posisi revenues dan expenses yang menghasilkan net - income atau net - loss dari suatu perusahaan pada suatu periode waktu tertentu. (Kimmel, Weygandt, & Kieso, 2011)

31 Statement of Cash Flow Statement of Cash Flow merupakan instrument dari financial statement yang menyediakan informasi keuangan mengenai uang masuk (cash receipt) dan uang keluar (cash payment) dari suatu perusahaan pada suatu periode waktu tertentu. (Kimmel, Weygandt, & Kieso, 2011) Internal Rate of Return (IRR) Internal rate of return adalah indikator tingkat efisiensi dari suatu investasi. Suatu proyek atau investasi dapat dilakukan apabila laju pengembaliannya (rate of return) lebih besar dari pada laju pengembalian apabila melakukan investasi di tempat lain, seperti bunga deposito bank, reksadana, dan lainnya. IRR digunakan dalam menentukan apakah investasi dilaksanakan atau tidak, untuk itu biasanya digunakan acuan bahwa investasi yang dilakukan harus lebih tinggi dari Minimum acceptable rate of return atau Minimum atractive rate of return (MARR). MARR adalah laju pengembalian minimum dari suatu investasi yang berani dilakukan oleh seorang investor. Menurut Gray et al (2007) IRR merupakan discount rate yang membuat NPV sama dengan nol, tetapi tidak ada hubungannya sama sekali dengan discount rate yang dihitung berdasarkan data di luar proyek sebagai social opportunity cost of capital (SOCC) yang berlaku umum di masyarakat (bunga deposito). Untuk menghitung IRR sebelumnya

32 42 harus dicari discount rate yang menghasilkan NPV positif, kemudian dicari discount rate yang menghasilkan NPV negatif Net Present Value (NPV) Net present value merupakan selisih antara pengeluaran dan pemasukan yang telah didiskon dengan menggunakan social opportunity cost of capital sebagai diskon faktor, atau dengan kata lain merupakan arus kas yang diperkirakan pada masa yang akan datang yang didiskontokan pada saat ini. Untuk menghitung NPV diperlukan data tentang perkiraan biaya investasi, biaya operasi, dan pemeliharaan serta perkiraan manfaat/benefit dari proyek yang direncanakan. Jadi perhitungan NPV mengandalkan pada teknik arus kas yang didiskontokan. Menurut Kasmir (2003, 157) Net Present Value (NPV) atau nilai bersih sekarang merupakan perbandingan antara PV kas bersih dengan PV Investasi selama umur investasi. Sedangkan menurut Ibrahim (2003, 142) Net Present Value (NPV) merupakan net benefit yang telah di diskon dengan menggunakan social opportunity cost of capital (SOCC) sebagai discount faktor.

33 Break Event Point (BEP) Pengertian analisa break even point menurut Sigit (1993, 2) adalah suatu cara atau suatu teknik yang digunakan oleh seorang petugas atau manajer perusahaan untuk mengetahui pada volume penjualan dan volume produksi berapakah perusahaan yang bersangkutan tidak menderita kerugian dan tidak pula memperoleh laba. Menurut Schmidgall, Hayes, dan Ninemeier (2002) break event point adalah, break even analysis is a management tool that can help restaurant managers examine the relationship between various costs, revenues and sales volume. It allows to determine revenue required at any desired profit level that called Cost-Volume-Profit (CVP) analysis (P.169) yang kurang lebih memiliki arti : analisa break event adalah suatu alat manajemen yang dapat membantu manajer restoran untuk melihat hubungan antara bermacam-macam biaya, pendapatan dan volume penjualan. Melalui analisa break event, manajer juga dapat menentukan jumlah pendapatan yang diperlukan pada suatu tingkat pencapaian laba yang diinginkan yang juga biasa disebut analisis cost volume profit (CVP).

34 Financial Ratios Menurut Titman (2014), Keuangan merupakan pengajaran mengenai cara masyarakat dan perusahaan mengevaluasi suatu investasi. Cara mengevaluasi suatu investasi adalah dengan menggunakan rasio keuangan. Rasio keuangan terbagi menjadi 5 bagian utama, yaitu : 1. Liquidity Ratios Digunakan untuk mengetahui apakah suatu perusahaan dapat membayar tagihan yang mereka miliki sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Liquidity Ratio terbagi menjadi 5 bagian, yaitu : a. Current Ratio Rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Current Ratio = Current Assets Current Liabilities

35 45 b. Acid Test Ratio Rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva yang lebih lancar. Acid Test Ratio = Current Assets Inventory Current Liabilities c. Average Collection Period Rasio yang digunakan untuk mengetahui periode rata rata yang dibutuhkan suatu perusahaan untuk mengumpulkan piutang. Average Collection Period = A/R x 365 days Annual Credit Sales d. Accounts Receivable Turnover Digunakan untuk mengetahui berapa kali suatu perusahaan melakukan tagihan atas piutangnya pada suatu periode tertentu. A/R Turnover = AccountsCredit Sales A/R

36 46 e. Inventory Turnover Digunakan untuk mengetahui seberapa efisien suatu perusahaan dalam mengatur perputaran persediaan. Inventory Turnover = COGS Inventories 2. Capital Structure Ratios Digunakan untuk melihat keuangan suatu perusahaan melalui kombinasi aset dan hutang yang dimiliki. Capital Structure Ratio terbagi menjadi 2 bagian, yaitu: a. Debt Ratio Digunakan untuk mengukur sejauh mana piutang suatu perusahaan dapat ditutupi oleh aktiva Debt Ratio= Total Liabilities Total Assets b. Times Interest Earned Digunakan untuk mengetahu jaminan keuangan yang dimiliki suatu perusahaan untuk membayar piutang jangka panjang. Times Interest Earned =Net Operating Income (EBIT) Interest Expense

37 47 3. Asset Management Efficiency Ratios Digunakan untuk menjelaskan bagaimana suatu perusahaan membiayai aset mereka melalui kombinasi hutang dan equity. Asset Management Efficiency Ratios terbagi menjadi 2 bagian, yaitu : a. Total Asset Turnover Digunakan untuk mengetahui kemampuan modal yang telah diinvestasikan agar menghasilkan pendapatan. Total Asset Turnover = Sales Total Assets b. Fixed Asset Turnover Digunakan untuk mengetahui efektifitas suatu perusahaan dalam menggunakan aset tetap seperti pabrik dan peralatannya. Fixed Asset Turnover = Sales Net Plant and Equipment 4. Profitability Ratios Digunakan untuk mengetahui suatu perusahaan mendapatkan pendapatan yang sesuai dengan melalui investasi yang mereka lakukan. Profitability Ratios terbagi menjadi 5 bagian, yaitu :

38 48 a. Gross Profit Margin Digunakan untuk mengetahui laba kotor yang didapatkan dari jumlah penjualan. Gross Profit Margin = Gross Profit Sales b. Operating Profit Margin (OPM) Digunakan untuk mengetahui kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba operasi sebelum dipotong bunga dan pajak. Operating Profit Margin=Net Operating Income (EBIT) Sales c. Net Profit Margin (NPM) Digunakan untuk mengetahui laba bersih yang didapatkan suatu perusahaan dari setiap penjualan yang dilakukan. Net Profit Margin = Net Income Sales d. Operating Return on Assets (OROA) Digunakan untuk mengetahui kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. Opr. Return on Assets=Net Opr. Income (EBIT) Total Assets

39 49 e. Return of Equity (ROE) Digunakan untuk mengetahui tingkat efisiensi suatu perusahaan dalam mengelola equity untuk menghasilkan laba bersih. Return of Equity = Net Income Common Equity 5. Market Value Ratios Digunakan untuk mengetahui nilai saham dari suatu perusahaan di pasar saham. Market Value Ratios terbagi menjadi 2 bagian, yaitu : a. Price Earnings Ratio Digunakan untuk mengetahui sesuai atau tidaknya harga suatu saham perusahaan berdasarkan laba bersih yang dihasilkan perusahaan Price Earnings Ratio= Market Price per Share Earnings per Share b. Market To Book Ratio Digunakan untuk mengetahui sesuai atau tidaknya harga suatu saham perusahaan berdasarkan nilai equity perusahaan. Market To Book Ratio= MarketPrice per Share Book Value per Share

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kendaraan Bermotor 2.1.1 Pengertian Kendaraan Bermotor Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009, kendaraan bermotor adalah setiap kendaraan yang digerakkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 RUMAH Rumah adalah salah satu kebutuhan pokok manusia selain sandang dan pangan. Rumah biasanya digunakan manusia sebagai tempat berlindung dari panas matahari dan hujan. Selain

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 BUSINESS MODEL CANVAS Bisnis model menjelaskan mengenai dasar pemikiran bagaimana sebuah bisnis diciptakan, diberikan, dan ditangkap nilainya (Osterwalder & Pigneur, 2010, hal

Lebih terperinci

BAB II BUSINESS CANVAS

BAB II BUSINESS CANVAS BAB II BUSINESS CANVAS Osterwalder & Pigneur (2010) menjabarkan dalam bukunya Business Model Generation mengenai bagaimana suatu bisnis dapat berjalan dengan baik dan mampu memberikan value kepada konsumen.

Lebih terperinci

PENGANTAR BISINIS INFORMATIKA. Komang Anom Budi Utama, SKom

PENGANTAR BISINIS INFORMATIKA. Komang Anom Budi Utama, SKom PENGANTAR BISINIS INFORMATIKA Komang Anom Budi Utama, SKom komang_anom@staff.gunadarma.ac.id Business Model Canvas Alexander Osterwalder dalam bukunya Business Model Generation menciptakan sebuah framework

Lebih terperinci

Tuangkan Ide Bisnis mu di Business Model Canvas

Tuangkan Ide Bisnis mu di Business Model Canvas PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN BUSINESS MODEL CANVAS Tuangkan Ide Bisnis mu di Business Model Canvas Apa itu business model canvas [BMC]??? BMC adalah model bisnis yang memaparkan 9 elemen bisnis secara singkat

Lebih terperinci

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 23 BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 4.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 4.1.1 Studi Kelayakan Usaha Proyek atau usaha merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat (benefit) dengan menggunakan sumberdaya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI II.1 Salon Istilah salon diadaptasi dari bahasa Inggris yang bermakna ruangan atau ruang besar. Terdapat pula pengertian lain berdasar kamus saku Oxford Learner's Pocket Dictionary,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi. Kegiatan akuntansi merupakan kegiatan mencatat, menganalisa, manyajikan dan menafsirkan data

Lebih terperinci

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode tertentu. Dengan melihat laporan keuangan suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Analisis Keuangan Metode analisis keuangan yang digunakan dalam pengukuran pngembalian investasi bisnis SPBG adalah sebagai berikut : a. Sensitivity Analysis Pada perhitungan

Lebih terperinci

BAB 6 ASPEK KEUANGAN

BAB 6 ASPEK KEUANGAN BAB 6 ASPEK KEUANGAN 6.1. Kebutuhan Investasi Tahun ke-0 Dalam menjalankan usaha ini, FVN melakukan investasi awal sebesar Rp 100.000.000,- sebelum masuk ke tahun pertama. FVN perlu membeli semua kebutuhan

Lebih terperinci

Analisa Rasio Keuangan

Analisa Rasio Keuangan 1 MODUL 3 Analisa Rasio Keuangan Tujuan Pembelajaran : 1. Bagaimana analisa laporan keuangan dapat membantu menejer untuk menilai kesehatan keuangan perusahaan 2. Menghitung ratio profitabilitas, likuiditas,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Yield Management Internet telah menyebabkan banyak perusahaan untuk mempertimbangkan kembali model bisnis mereka saat ini dan mengevaluasi bagaimana untuk menangkap potensi pendapatan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Gittinger (1986) menyebutkan bahwa proyek pertanian adalah kegiatan usaha yang rumit karena menggunakan sumber-sumber

Lebih terperinci

APPLE SERVICE CENTER DI SURABAYA

APPLE SERVICE CENTER DI SURABAYA APPLE SERVICE CENTER DI SURABAYA Budi Hartono Magister Manajemen budzciamik@hotmail.com Abstrak irepair merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa yaitu jasa service produk Apple. Dalam kegiatan

Lebih terperinci

BMC Summary and Simple Example for E2

BMC Summary and Simple Example for E2 BMC Summary and Simple Example for E2 BMC adalah hasil penelitian doktoral yang dibagikan bagi para start-up baik dalam bentuk buku maupun website TOOLS TO CREATE AND ANALYZE BUSINESS MODELS Why BMC

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1. Metodologi penelitian. Business Canvassing. Ruang Lingkup Bisnis. Produk dan Layanan STP. Business Feasibility

BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1. Metodologi penelitian. Business Canvassing. Ruang Lingkup Bisnis. Produk dan Layanan STP. Business Feasibility BAB III METODOLOGI 3.1 METODE PERENCANAAN BISNIS Untuk merencanakan konsep pengembangan model bisnis dari developer rumah container ini, kami menggunakan berbagai macam perencanaan dan sistem untuk menjaga

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. 1. Identifikasi business model saat ini : dimana penulis akan malakukan

BAB 3 METODOLOGI. 1. Identifikasi business model saat ini : dimana penulis akan malakukan BAB 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Pikir Business Plan Kerangka pikir penulis untuk model bisnis ini terdiri dari delapan langkah yaitu diantaranya berupa : 1. Identifikasi business model saat ini : dimana

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. photography, wedding, bahkan ATPM yang ingin launching mobil. terbaru, kegiatan komunitas mobil dan sebagainya.

BAB VI KESIMPULAN. photography, wedding, bahkan ATPM yang ingin launching mobil. terbaru, kegiatan komunitas mobil dan sebagainya. 206 BAB VI KESIMPULAN 6.1. Kesimpulan 6.1.1. General Summary The Cars Restaurant (TCR) merupakan restoran yang tidak hanya menjual makanan dan minuman, namun konsep yang kami tawarkan yaitu desain restoran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Budget Budget adalah ungkapan kuantitatif dari rencana yang ditujukan oleh manajemen selama periode tertentu dan membantu mengkoordinasikan apa yang dibutuhkan untuk diselesaikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) : Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kantin Sekolah Kantin sekolah adalah sebuah ruangan atau bangunan yang menyediakan makanan dan minuman yang diperuntukkan bagi murid, karyawan, dan guru. Pada umumunya, selain

Lebih terperinci

Bab 9 Teori Rasio Keuangan

Bab 9 Teori Rasio Keuangan D a s a r M a n a j e m e n K e u a n g a n 123 Bab 9 Teori Rasio Keuangan Mahasiswa diharapkan dapat memahami mengenai jenis dan pembagian laporan keuangan serta mengerti tentang perhitungan tentang rasio

Lebih terperinci

BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL

BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL 3.1. Customer Segments KULTUR&CO menggunakan pendekatan niche market sebagai jenis konsumen dalam perancangan 9 building blocks yang mempunyai segmentasi dan spesialisasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Business Model Canvas Sebuah model bisnis diciptakan untuk mendeskripsikan bagaimana sebuah organisasi atau perusahaan membuat (create), memberikan (deliver) dan menciptakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian 1. Pengertian Property dan Real Estate Menurut buku Realestate Sebuah Konsep Ilmu dan Problem Pengembang di Indonesia ( Budi Santoso,2000) definisi real estate adalah

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Pemasaran Menurut Parkinson (1991), pemasaran merupakan suatu cara berpikir baru tentang bagaimana perusahaan atau suatu organisasi

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI Business Model Canvas. Bisnis model dideskripsikan sebagai alasan bagaimana sebuah organisasi

BAB 2 DASAR TEORI Business Model Canvas. Bisnis model dideskripsikan sebagai alasan bagaimana sebuah organisasi BAB 2 DASAR TEORI 2.1. Business Model Canvas Bisnis model dideskripsikan sebagai alasan bagaimana sebuah organisasi menciptakan, memberikan, dan menangkap sebuah nilai (Osterwalder & Pigneur, 2010). Pemahaman

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Simpulan rinci yang didapatkan dari perhitungan analisis rasio keuangan yang telah dilakukan sebagai salah satu dasar penilaian kinerja keuangan pada PT Ace Hardware Indonesia

Lebih terperinci

Bab 2: Analisis Laporan Keuangan

Bab 2: Analisis Laporan Keuangan Bab 2: Analisis Laporan Keuangan Pentingnya analisis laporan keuangan dan pihak pihak yang berkepentingan. Macam laporan keuangan. Analisis rasio keuangan. Keterbatasan analisis laporan keuangan. Pentingnya

Lebih terperinci

hendro 6/30/2010 PRESENTASI VIII :

hendro 6/30/2010 PRESENTASI VIII : PRESENTASI VIII : ANALISIS LAPORAN KEUANGAN KOMPONEN UTAMA : RASIO KEUANGAN INFORMASI KEUANGAN SELURUH INFORMASI YANG SECARA SIGNIFIKAN MENGANDUNG DAN MENGEDEPANKAN ASPEK-ASPEK KEUANGAN DENGAN TUJUAN UNTUK

Lebih terperinci

BAB II Landasan Teori

BAB II Landasan Teori BAB II Landasan Teori 2.1 Pemasaran 2.1.1 Kebutuhan, Keinginan dan Permintaan Pembahasan konsep pemasaran dimulai dari adanya kebutuhan manusia. Kebutuhan dasar manusia bisa dibedakan berupa fisik seperti

Lebih terperinci

Analisa Laporan keuangan

Analisa Laporan keuangan Laporan keuangan Analisa Laporan keuangan Minggu ke -2 By : Bambang Wahyudi Wicaksono Laporan keuangan diumumkan secara periodik untuk menyediakan informasi mendasar tentang kinerja keuangan suatu perusahaan,

Lebih terperinci

PENGELOLAAN KEUANGAN

PENGELOLAAN KEUANGAN PENGELOLAAN KEUANGAN SUMBER DANA YANG TERBAIK RENCANA KEUANGAN, PEMBELANJAAN PENGGUNAAN DANA YANG TERBAIK Pemilihan sumber dana SUMBER DANA KEBAIKAN KELEMAHAN Dari dalam Dapat digunakan sewaktu-waktu Tidak

Lebih terperinci

ANALISA LAPORAN KEUANGAN ERDIKHA ELIT

ANALISA LAPORAN KEUANGAN ERDIKHA ELIT ANALISA LAPORAN KEUANGAN www.mercubuana.ac.id LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

ANALISA PENERAPAN BUSINESS MODEL CANVAS PADA TOKO MOI COLLECTION

ANALISA PENERAPAN BUSINESS MODEL CANVAS PADA TOKO MOI COLLECTION AGORA Vol. 3, No. 2, (2015) 358 ANALISA PENERAPAN BUSINESS MODEL CANVAS PADA TOKO MOI COLLECTION Feliciana Priyono Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. By: Budi Setiawan

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. By: Budi Setiawan ANALISIS LAPORAN KEUANGAN By: Budi Setiawan 1 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN: Rasio Keuangan Membahas teknik-teknik yang digunakan oleh para investor dan manajer dalam menganalisis laporan keuangan Umumnya,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Strategi Pemasaran Selain perencanaan, suatu perusahaan memerlukan pemasaran yang efektif untuk mencapai sasaran dan tujuan. Pemasaran yang efektif meliputi kombinasi dari elemen-elemen

Lebih terperinci

PROGRAM MAGISTER STUDI EKONOMI MANAJEMEN

PROGRAM MAGISTER STUDI EKONOMI MANAJEMEN PROGRAM MAGISTER STUDI EKONOMI MANAJEMEN MODUL ANALISA LAPORAN KEUANGAN (THE ANALYSIS OF FINANCIAL STATEMENT ) TUJUAN 1. BAGI KREDITOR : untuk melihat kemampuan borrower pada saat ini atau prospeksnya

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Nurochman, SST,.Akt,.MT

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Nurochman, SST,.Akt,.MT ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Nurochman, SST,.Akt,.MT Laporan Keuangan Dalam PSAK No. 1 paragraf 07 dinyatakan ada lima komponen lengkap dari laporan keuangan: a. Neraca b. Laporan laba rugi c. Laporan perubahan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP. KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR ISTILAH.

DAFTAR ISI. SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP. KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR ISTILAH. DAFTAR ISI Halaman SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL. DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR ISTILAH. i ii iv vi viii x xi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. 1 1.2 Perumusan Masalah.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam dunia bisnis, tingginya tingkat persaingan membuat setiap perusahaan akan senantiasa meningkatkan kinerjanya agar dapat bertahan. Oleh karena itu, setiap perusahaan akan selalu berusaha memperoleh

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Bisnis 2.1.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Menurut Brockhouse dan Wadsworth (2010:1) studi kelayakan adalah alat yang digunakan dalam proses pengembangan bisnis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pada hakekatnya laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengukomunikasikan

Lebih terperinci

ANALISIS EKONOMI, KEUANGAN PERUSAHAAN & INVESTASI ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

ANALISIS EKONOMI, KEUANGAN PERUSAHAAN & INVESTASI ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN ANALISIS EKONOMI, KEUANGAN PERUSAHAAN & INVESTASI ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN Didukung Gedung Bursa Efek Indonesia, Tower II Lantai 1, Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53, Jakarta Selatan 12190 Telp

Lebih terperinci

MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Manajemen Keuangan ANALISIS RASIO KEUANGAN : PT. HOLCIM tbk

MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Manajemen Keuangan ANALISIS RASIO KEUANGAN : PT. HOLCIM tbk MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Manajemen Keuangan ANALISIS RASIO KEUANGAN : PT. HOLCIM tbk Disusun oleh Nama : AdhiPrasetyo NPM : 06320005872 Kelas/Nomer Absen : 2D Adm. Perpajakan / 03 DEPARTEMEN KEUANGAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Business Model Canvas Sebuah bisnis model menggambarkan pemikiran tentang bagaimana sebuah perusahaan menciptakan, mengirim, dan menangkap value. Menurut Osterwalder dan Pigneur

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan

Lebih terperinci

RASIO LAPORAN KEUANGAN

RASIO LAPORAN KEUANGAN RASIO LAPORAN KEUANGAN NERACA (BALANCED SHEET) Terdiri dari elemen pokok : Asset, Hutang, dan Modal. Pengukuran terhadap elemen-elemen Neraca biasanya menggunakan historical cost LAPORAN RUGI-LABA (INCOME

Lebih terperinci

MEET 05 FOR E LEARNING ANALISA RASIO

MEET 05 FOR E LEARNING ANALISA RASIO MEET 05 FOR E LEARNING ANALISA RASIO PENGERTIAN Rasio dapat dihitung berdasarkan financial statement yang telah tersedia yang terdiri dari : Balance sheet atau neraca, yang menunjukkan posisi finansial

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 BUSINESS MODEL CANVAS Dalam melakukan perencanaan sebuah bisnis, penting sekali diperlukan adanya bisnis model demi terwujudnya kelancaran bisnis tersebut. Menurut Osterwalder

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepentingan dan kelancaran perusahaan dalam rangka menghasilkan laba yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepentingan dan kelancaran perusahaan dalam rangka menghasilkan laba yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya Biaya merupakan unsur utama secara fisik yang harus dikorbankan demi kepentingan dan kelancaran perusahaan dalam rangka menghasilkan laba yang merupakan tujuan utama perusahaan.

Lebih terperinci

Pertemuan 4 Manajemen Keuangan

Pertemuan 4 Manajemen Keuangan MK MANAJEMEN BISNIS & KEWIRAUSAHAAN Pertemuan 4 Manajemen Keuangan Tujuan Memahami mengenai manajemen keuangan, manfaat nilai waktu uang dan dapat membuat analisis laporan keuangan Manajemen Keuangan adalah

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pembahasan mengenai kinerja keuangan PT.XYZ

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pembahasan mengenai kinerja keuangan PT.XYZ 123 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan mengenai kinerja keuangan PT.XYZ selama periode 2003 2005, penulis berkesimpulan sebagai berikut : 1. Kinerja keuangan PT.XYZ dari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Value Chain Value chain menurut Porter adalah alat bantu yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi cara menciptakan customer value lebih bagi pelanggan. Dijelaskan bahwa setiap

Lebih terperinci

Entrepreneurship and Inovation Management

Entrepreneurship and Inovation Management Modul ke: 10 Entrepreneurship and Inovation Management Berisi : SEGMENTATION TARGETING - POSITIONING Fakultas Ekonomi Dr. Tukhas Shilul Imaroh,MM Program Studi Pasca Sarjana www.mercubuana.ac.id Pengertian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Porter Strategi kompetitif merupakan suatu framework yang dapat membantu perusahaan untuk menganalisa industrinya secara keseluruhan, serta menganalisa kompetitor dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan oleh adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan oleh adanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Konsep Strategis Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan dan dalam perkembangannya konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan

Analisis Laporan Keuangan Bahan Kuliah Manajemen Keuangan Bisnis I Pertemuan IV Analisis Laporan Keuangan Dosen : Suryanto, SE., M.Si Analisis Laporan Keuangan Analisis Indeks Analisis Common Size Analisis Rasio Keuangan Analisis

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab 4 yaitu penilaian kinerja keuangan PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk yang akan dibandingkan dengan rata-rata

Lebih terperinci

BAB 11 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

BAB 11 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN BAB 11 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN A. Arti Penting Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan untuk mengetahui tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat

Lebih terperinci

ANALISA RASIO KEUANGAN 1

ANALISA RASIO KEUANGAN 1 Handout : Analisis Rasio Keuangan Dosen : Nila Firdausi Nuzula, PhD Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya ANALISA RASIO KEUANGAN 1 Sebagaimana disebutkan sebelumnya, sumber utama analisa kinerja

Lebih terperinci

Introduction to. Chapter 16. Financial Management. MultiMedia by Stephen M. Peters South-Western College Publishing

Introduction to. Chapter 16. Financial Management. MultiMedia by Stephen M. Peters South-Western College Publishing Introduction to Chapter 16 Financial Management Sasaran Pembelajaran Menjelaskan bagaimana perusahaan menggunakan akuntansi. Menjelaskan bagimana untuk menginterpretasikan laporan keuangan. Menjelaskan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Keuangan 2.1.1 Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan antara elemen satu dengan elemen lain dalam suatu laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. PT. Kimia Farma Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. PT. Kimia Farma Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1 Simpulan PT. Kimia Farma Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang bergerak di bidang industri farmasi dimana kegiatan utamanya menyediakan produk dan jasa pelayanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pesaing diantaranya MyMeal caetering, Myma s Kitchen dan La Dolce. YUMMY CATERING. Keunggulan YUMMY CATERING dibandingkan

BAB III METODE PENELITIAN. pesaing diantaranya MyMeal caetering, Myma s Kitchen dan La Dolce. YUMMY CATERING. Keunggulan YUMMY CATERING dibandingkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang diambil adalah di Semarang. Dengan beberapa pesaing diantaranya MyMeal caetering, Myma s Kitchen dan La Dolce Vita Bistro yang bergerak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tak kalah baik dari pelaku usaha pendahulunya. Hal ini mendorong para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. yang tak kalah baik dari pelaku usaha pendahulunya. Hal ini mendorong para pelaku BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Belakangan ini persaingan dalam dunia ekonomi semakin meningkat karena munculnya berbagai pelaku usaha dalam berbagai segmen industri dengan sumber daya

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

BAB II ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN BAB II ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN A. Arti Penting Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya karena ingin mengethaui tingkat profitabilitas (keuntungan)

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), proyek pada dasarnya merupakan kegiatan yang menyangkut pengeluaran modal (capital

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan suatu perusahaan memiliki peranan yang sangat penting bagi pihak manajemen perusahaan,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Disini penulis akan menyimpulkan hasil kinerja PT Telkom Tbk dan PT Indosat Tbk yang keduanya merupakan perusahaan yang terdaftar di BEJ setelah dianalisis dengan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Mayora Tbk maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil kinerja Likuiditas dilihat dari rasio

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke:  Fakultas Ekonomi dan Bisnis Manajemen Keuangan Modul ke: Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Analisa Rasio Keuangan

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun 2007-2010 Tugas Manajemen Keuangan Lanjutan Dosen: Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME Oleh: Junita Nelly Panjaitan NIM. 127019020 Kelas A Pararel

Lebih terperinci

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6 Pemasaran Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si Definisi Pemasaran Kotler dan Lane (2007): Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual III. METODE PENELITIAN Nilai tambah yang tinggi yang diperoleh melalui pengolahan cokelat menjadi berbagai produk cokelat, seperti cokelat batangan merupakan suatu peluang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Pertanyaan Penelitian Tujuan dan Kegunaan Penelitian 11

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Pertanyaan Penelitian Tujuan dan Kegunaan Penelitian 11 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. i HALAMAN PENGESAHAN ii HALAMAN PERNYATAAN iii KATA PENGANTAR iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR.. xiii INTISARI xv ABSTRACT xvi BAB I PENDAHULUAN.. 1 1.1 Latar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BISNIS BABAL AKI DENGAN SISTEM INFORMASI DAN PERLUASAN JARINGAN TUGAS AKHIR DESYANA

PENGEMBANGAN BISNIS BABAL AKI DENGAN SISTEM INFORMASI DAN PERLUASAN JARINGAN TUGAS AKHIR DESYANA PENGEMBANGAN BISNIS BABAL AKI DENGAN SISTEM INFORMASI DAN PERLUASAN JARINGAN TUGAS AKHIR DESYANA 1121001047 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS BAKRIE JAKARTA 2016 HALAMAN

Lebih terperinci

ANALISIS KEUANGAN. o o

ANALISIS KEUANGAN. o o ANALISIS KEUANGAN Analisis rasio keuangan merupakan dasar untuk menilai dan menganalisa prestasi operasi perusahaan. Analisis rasio keuangan juga dapat digunakan sebagai kerangka kerja perencanaan dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 23 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Business Model Canvas Definisi business model canvas menurut Osterwalder (2010) adalah sebuah bisnis model yang menjelaskan dasar pemikiran bagaimana sebuah bisnis diciptakan,

Lebih terperinci

CARA-CARA UNTUK MEMUDAHKAN PEMBUATAN ALTERNATIF BUDGET TAHUNAN DAN PROYEKSI KEUANGAN PROYEK

CARA-CARA UNTUK MEMUDAHKAN PEMBUATAN ALTERNATIF BUDGET TAHUNAN DAN PROYEKSI KEUANGAN PROYEK CARA-CARA UNTUK MEMUDAHKAN PEMBUATAN ALTERNATIF BUDGET TAHUNAN DAN PROYEKSI KEUANGAN PROYEK Mengapa Perlu Membuat Financial Projections 1. Adakah teman atau saudara kita yang ingin memulai bisnis, tetapi

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Bentuk Bentuk Laporan Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

Manajemen Keuangan. Bentuk Bentuk Laporan Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen Manajemen Keuangan Modul ke: Bentuk Bentuk Laporan Keuangan Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Neraca Laporan Rugi Laba

Lebih terperinci

Ade Heryana ANALISA LAPORAN KEUANGAN

Ade Heryana ANALISA LAPORAN KEUANGAN Ade Heryana ANALISA LAPORAN KEUANGAN RASIO KEUANGAN Ratio Keuangan: perhitungan matematika yang bergunauntuk: Mengevaluasi performa perusahaan Memonitor performa perusahaan selama periode tertentu (mingguan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Pengertian Investasi Kasmir dan Jakfar (2009) menyatakan bahwa investasi adalah penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang cepat dalam berbagai segi kehidupan, baik segi sosial,

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang cepat dalam berbagai segi kehidupan, baik segi sosial, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beberapa tahun terakhir terlihat banyak sekali perkembangan dan perubahan yang cepat dalam berbagai segi kehidupan, baik segi sosial, ekonomi, politik, ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan sampai sejauh mana tagihan-tagihan jangka

BAB IV PEMBAHASAN. kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan sampai sejauh mana tagihan-tagihan jangka BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Liquidity Ratios IV.1.1 Current Ratio Rasio lancar (current ratio), dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan sampai sejauh mana tagihan-tagihan

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN DEPRESIASI

LAPORAN KEUANGAN DEPRESIASI LAPORAN KEUANGAN www.mercubuana.ac.id DEPRESIASI PENGERTIAN Laporan keuangan merupakan hasil pencatatan transaksi yang terjadi pada periode tertentu yang berguna untuk evaluasi dan perencanaan. Laporan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penerapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penerapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Penerapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan usaha dalam membuka cabang baru adalah dengan melakukan penghitungan

Lebih terperinci

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain: Analisis Rasio Laporan Keuangan Perusahaan Rasio Keuangan atau Financial Ratio adalah merupakan suatu alat analisa yang digunakan oleh perusahaan untuk menilai kinerja keuangan berdasarkan data perbandingan

Lebih terperinci

ANALISA KEUANGAN Rasio Keuangan. Sumber : Syafarudin Alwi BamBang Riyanto

ANALISA KEUANGAN Rasio Keuangan. Sumber : Syafarudin Alwi BamBang Riyanto ANALISA KEUANGAN Rasio Keuangan Sumber : Syafarudin Alwi BamBang Riyanto 1 Analisa Keuangan Analisa rasio keuangan Analisa kekuatan dan kelemahan finansial 2 Analisa Ratio Keuangan Pengertian Rasio merupakan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Tim GFP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Tim GFP KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan limpahan rahmat-nya, sehingga penulis bisa menyelesaikan tesis yang berjudul Analisis dan Perumusan Strategi Marketing untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perilaku Konsumen Ada beberapa macam definisi spesifik mengenai perilaku konsumen, diantaranya sebagai berikut: Perilaku konsumen adalah aktifitas aktifitas individu

Lebih terperinci

5/15/2012. Adalah suatu metode perhitungan dan interpretasi rasio keuangan untuk menilai kinerja dan status suatu perusahaan

5/15/2012. Adalah suatu metode perhitungan dan interpretasi rasio keuangan untuk menilai kinerja dan status suatu perusahaan IE-41 Analisis dan Estimasi Biaya Adalah suatu metode perhitungan dan interpretasi rasio keuangan untuk menilai kinerja dan status suatu perusahaan Laporan keuangan memberikan informasi mengenai posisi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Laporan Keuangan dan Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan keuangan disusun setiap akhir periode sebagai

Lebih terperinci

Refining Key Resources and Partnerships week 12 (11 Mei 2016):

Refining Key Resources and Partnerships week 12 (11 Mei 2016): Refining Key Resources and Partnerships week 12 (11 Mei 2016): Learning Outcomes week 12 dan 12a Team mampu mengembangkan desain blok key partnership dan key resources BMC dengan menggunakan feedback and

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. DEFINISI KULINER Menurut Fandeli (1995, pg. 3), kuliner merupakan bagian dari pariwisata dengan daya tarik khusus dimana pariwisata ini dilakukan dengan mengunjungi objek wisata

Lebih terperinci

Financial Performance (2)

Financial Performance (2) Financial Performance (2) Modul ke: Liquidiity Ratio Solvability Ratio Activity Ratio Profitability Ratio Market Ratio Fakultas Pascasarjana Dr. Sawarni Hasibuan Program Studi Magister Teknik Industri

Lebih terperinci

Analisis Penggunaan Rasio Keuangan (BAB 1) Astried P. ANALISIS PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN

Analisis Penggunaan Rasio Keuangan (BAB 1) Astried P. ANALISIS PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN ANALISIS PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN A. ANALISIS KEUANGAN (FINANCIAL ANALYSISI) Analisis Keuangan adalah seni untuk mengubah data dari laporan keuangan ke informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan.

Lebih terperinci