KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc."

Transkripsi

1 JULI 2013

2 KATA PENGANTAR Dalam rangka menyediakan data indikator makro sektor pertanian serta hasil analisisnya, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian pada tahun 2013 kembali menerbitkan Buletin Bulanan. Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian Volume VII Nomor 7/Juli 2013 ini berisi data dan analisis deskriptif indikator ekspor dan impor komoditas pertanian bulan Maret April 2013, Indeks Harga Konsumen (IHK) perkotaan dan inflasi bulan Juni 2013, Nilai Tukar Petani (NTP) bulan Mei Juni Data ekspor-impor yang dipublikasikan telah disesuaikan dengan klasifikasi kode HS (Harmony System) berdasarkan Buku Tarif Kepabeanan Indonesia (BTKI) Data yang disajikan dalam buletin ini bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS). Besar harapan kami bahwa Buletin ini dapat bermanfaat bagi para pengguna data baik di lingkup maupun pengguna lainnya. Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna perbaikan buletin ini di masa mendatang. Jakarta, Juli 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

3 DAFTAR ISI Halaman BAB I. PENJELASAN UMUM Ekspor Impor Indeks Harga Konsumen/Inflasi Nilai Tukar Petani (NTP)...3 BAB II. EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Sektor Pertanian Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Sub Sektor Tanaman Pangan Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Sub Sektor Hortikultura Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Sub Sektor Perkebunan Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Sub Sektor Peternakan BAB III. INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) DAN LAJU INFLASI Perkembangan IHK Gabungan 66 Kota di Indonesia Bulan Juni Perkembangan IHK Gabungan 66 Kota di Indonesia untuk Kelompok Bahan Makanan Andil Sub Kelompok Terhadap Inflasi Kelompok Bahan Makanan BAB IV. NILAI TUKAR PETANI (NTP) Perkembangan Indeks Harga yang Diterima (IT), Indeks Harga yang Dibayar (IB) dan Nilai Tukar Petani (NTP) Nasional dan Sub Sektor 2010 Juni Perkembangan Nilai Tukar Petani Nasional Bulan Mei dan Juni Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Nasional Sektor Pertanian Sempit (tanpa sub sektor Perikanan) Bulan Mei Juni Indeks Harga yang Diterima Petani (IT) Indeks Harga yang Dibayar Petani (IB) Nilai Tukar Petani (NTP) Perbandingan IT, IB dan NTP Antar Provinsi di Indonesia Upah Buruh Tani... 35

4 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan BAB I. PENJELASAN UMUM Buletin Bulanan edisi Volume VII Nomor 7, Juli 2013 ini menyajikan keragaan data makro sektor pertanian yang meliputi: 1. Ekspor impor komoditas pertanian bulan Maret April Indeks harga konsumen (IHK) gabungan 66 Kota di Indonesia dan inflasi bulan Juni Nilai tukar petani nasional dan beberapa provinsi di Indonesia bulan Mei Juni Ekspor Impor Data ekspor impor komoditas pertanian adalah data ekspor impor yang berasal dari kode HS 10 digit yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan sudah berstatus angka tetap. Kode HS mengacu pada klasifikasi sesuai Buku Tarif Kepabeanan Indonesia (BTKI) Cakupan kode HS komoditas pertanian merupakan kesepakatan hasil koordinasi dengan instansi terkait lingkup. Penyajian data perkembangan ekspor impor komoditas pertanian ini dititikberatkan pada kelompok komoditas baik segar maupun olahan yang mencerminkan peranan masing-masing sub sektor terhadap sektor pertanian secara keseluruhan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Data perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) dan laju inflasi/deflasi bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS). Penyajian perkembangan IHK dan laju inflasi lebih dititikberatkan pada kelompok bahan makanan yang mencerminkan peranan komoditas utama sektor pertanian dalam tingkat inflasi secara nasional. Sejak bulan Juni 2008, Indeks Harga Konsumen (IHK) dihitung berdasarkan pola konsumsi hasil Survei Biaya Hidup (SBH) di 66 kota tahun 2007 yang mencakup sekitar komoditas. IHK gabungan 66 kota ini merupakan hasil perhitungan dari Volume VII, Nomor 7/Juli

5 Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian gabungan indeks masing-masing kota yang ditimbang dengan banyaknya rumahtangga di kota bersangkutan. IHK dihitung dengan menggunakan formula Laspeyres yang dikembangkan dan dikelompokkan menjadi 7 kelompok yaitu: Bahan makanan yang terdiri dari padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya, daging dan hasil-hasilnya, ikan segar, ikan diawetkan, telur, susu dan hasil-hasilnya, sayursayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, bumbu-bumbuan, lemak dan minyak serta bahan makanan lainnya. Makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau yang terdiri dari makanan jadi, minuman yang tidak beralkohol dan tembakau dan minuman beralkohol. Perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar yang terdiri dari biaya tempat tinggal, bahan bakar, penerangan dan air, perlengkapan rumah tangga dan penyelenggaraan rumah tangga. Sandang yang terdiri dari sandang laki-laki, sandang wanita, sandang anak-anak, barang pribadi dan sandang lain. Kesehatan yang terdiri dari jasa kesehatan, obat-obatan, jasa perawatan jasmani, perawatan jasmani dan kosmetika. Pendidikan, rekreasi dan olahraga yang terdiri dari jasa pendidikan, kursuskursus/pelatihan, perlengkapan/peralatan pendidikan, rekreasi dan olahraga. Transportasi, komunikasi dan jasa keuangan yang terdiri dari transportasi, komunikasi pengiriman, sarana dan penunjang transportasi dan jasa keuangan. Persentase (%) perubahan IHK (Laju inflasi/deflasi) bulanan diperoleh dari : ln ln 1 x 100 ln 1 Dimana : In = Indeks bulan n; In-1 = Indeks bulan n-1 Persentase (%) perubahan IHK dalam satu tahun dihitung dengan menggunakan metode point to to point. 2 Volume VII, Nomor 7/Juli 2013

6 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan 1.3. Nilai Tukar Petani (NTP) Data perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS). Indeks harga yang dibayar petani (IB) disusun berdasarkan data hasil survei bulanan statistik harga konsumen di pasar pedesaan yang dilaksanakan setiap bulan. Indeks harga yang diterima petani (IT) bersumber dari hasil survei harga di tingkat produsen (farm gate) yang dilaksanakan setiap bulan. IT dan IB tersebut dihitung dengan menggunakan formula Laspeyres yang dikembangkan. NTP merupakan rasio antara IT dengan IB yang dinyatakan dalam persentase. NTP IT IB x100% Volume VII, Nomor 7/Juli

7 Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 4 Volume VII, Nomor 7/Juli 2013

8 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan BAB II. EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN 2.1. Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Sektor Pertanian Volume ekspor komoditas pertanian pada bulan April 2013 dibandingkan dengan bulan Maret 2013, mengalami peningkatan sebesar 3,59% yaitu dari 2,32 juta ton menjadi 2,40 juta ton. Peningkatan volume ekspor ini disebabkan karena meningkatnya volume ekspor sub sektor tanaman pangan, peternakan, dan perkebunan. Seiring dengan peningkatan volume ekspor, nilai ekspor komoditas pertanian pada bulan April 2013 juga mengalami peningkatan dari US$ 2,33 milyar menjadi US$ 2,38 milyar atau naik sebesar 1,89%. Volume impor komoditas pertanian Indonesia pada bulan April 2013 juga mengalami peningkatan cukup signifikan dibandingkan bulan Maret 2013 sebesar 65,09% yakni dari 1,01 juta ton menjadi 1,67 juta ton. Demikian pula dari sisi nilai impor meningkat cukup signifikan sebesar 58,96% yakni dari US$ 777,09 juta menjadi US$ 1,24 milyar. Peningkatan volume impor komoditas pertanian tersebut disebabkan oleh meningkatnya impor semua sub sektor di atas 20%. Demikian juga halnya dengan nilai impornya. Berdasarkan selisih angka ekspor dan impor, maka pada bulan April 2013 neraca perdagangan komoditas pertanian Indonesia mengalami surplus dari sisi volume sebesar 732,32 ribu ton, demikian juga dari sisi nilai mengalami surplus sebesar US$ 1,14 milyar. Namun surplus nilai neraca perdagangan komoditas pertanian bulan April 2013 menunjukkan penurunan sebesar 26,65% dibandingkan bulan Maret Demikian juga dari sisi volume, mengalami penurunan surplus sebesar 43,93%. Penurunan surplus neraca perdagangan sektor pertanian ini sangat dipengaruhi oleh naiknya defisit neraca perdagangan sub sektor hortikultura. Perkembangan ekspor - impor komoditas pertanian Indonesia menurut sub sektor periode bulan Maret April 2013 secara rinci disajikan pada Tabel 2.1. Volume VII, Nomor 7/Juli

9 Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Tabel 2.1. Ekspor-impor pertanian Indonesia menurut sub sektor, Maret April 2013 No Sub Sektor Maret April Pertumbuhan (%) Apr thd Mar Kumulatif Januari-April 1 Tanaman Pangan Volume (Kg) - Ekspor 13,633,905 17,987, ,597,800 - Impor 765,459,212 1,259,440, ,883,808,151 - Neraca -751,825,307-1,241,452, ,829,210,351 Nilai (US$) - Ekspor 9,763,480 11,171, ,773,228 - Impor 343,276, ,263, ,688,765,370 - Neraca -333,513, ,092, ,645,992,142 2 Hortikultura Volume (Kg) - Ekspor 27,777,364 22,005, ,645,608 - Impor 80,231, ,789, ,807,961 - Neraca -52,453, ,783, ,162,353 Nilai (US$) - Ekspor 35,159,162 30,695, ,913,585 - Impor 69,461, ,073, ,601,127 - Neraca -34,302, ,377, ,687,542 3 Perkebunan Volume (Kg) - Ekspor 2,258,175,840 2,341,521, ,879,808,498 - Impor 84,255, ,929, ,932,454 - Neraca 2,173,920,608 2,205,591, ,365,876,044 Nilai (US$) - Ekspor 2,241,220,037 2,288,895, ,961,317,639 - Impor 166,597, ,399, ,856,701 - Neraca 2,074,622,995 2,020,495, ,080,460,938 4 Peternakan Volume (Kg) - Ekspor 15,461,268 16,549, ,016,968 - Impor 79,022,701 98,580, ,282,434 - Neraca -63,561,433-82,031, ,265,466 Nilai (US$) - Ekspor 45,235,440 44,580, ,634,161 - Impor 197,755, ,521, ,010,175 - Neraca -152,520, ,941, ,376,014 PERTANIAN Volume (Kg) - Ekspor 2,315,048,377 2,398,063, ,095,068,874 - Impor 1,008,968,147 1,665,740, ,186,831,000 - Neraca 1,306,080, ,323, ,908,237,874 Nilai (US$) - Ekspor 2,331,378,119 2,375,342, ,304,638,613 - Impor 777,090,611 1,235,257, ,761,233,373 - Neraca 1,554,287,508 1,140,084, ,543,405,240 Sumber: BPS, diolah Pusdatin Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI Volume VII, Nomor 7/Juli 2013

10 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan 2.2. Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Komoditas Sub Sektor Tanaman Pangan Volume ekspor sub sektor tanaman pangan pada bulan April 2013 mencapai 17,99 ribu ton atau naik 31,93% dibandingkan bulan Maret Demikian pula nilai ekspor komoditas sub sektor tanaman pangan mengalami peningkatan sebesar 14,42%, yakni dari US$ 9,76 juta menjadi US$ 11,17 juta. Komoditas ekspor utama sub sektor tanaman pangan sekaligus penyumbang ekspor terbesar sub sektor ini pada bulan April 2013 adalah gandum/meslin olahan yang mencapai US 3,31 juta. Komoditas berikutnya yang menyumbang nilai ekspor tanaman pangan cukup besar adalah ubi kayu olahan yang mencapai US$ 3,26 juta, serta kedele olahan sebesar US$ 1,07 juta. Ekspor komoditas sub sektor tanaman pangan bulan Maret April 2013 secara rinci disajikan pada Tabel 2.2. Tabel 2.2. Ekspor komoditas sub sektor tanaman pangan, Maret April 2013 Pertumbuhan (%) Maret April No Komoditas Apr thd Mar Kumulatif Jan - Apr Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$) 1 Beras 40,800 63, , ,052 1, , ,361 2 Beras olahan 9,915 9,087 26,189 32, ,936 62,555 3 Gandum, Meslin 684 2,025 1,184 4, ,158 18,621 4 Gandum, Meslin olahan 5,396,594 3,100,471 5,606,771 3,308, ,935,401 9,071,075 5 Jagung 888, , , , ,069,371 8,327,163 6 Jagung olahan 1,023, ,523 2,246, , ,239,470 1,855,653 7 Kacang tanah 2,591 2, , ,723 7, , , ,396 8 Kacang tanah olahan 250, , , , ,333,897 3,312,064 9 Kedele 49,775 35,422 27,008 21, , , Kedele olahan 1,220,887 1,760, ,087 1,065, ,736,488 5,271, Ubi jalar 763, , , , ,887,216 2,471, Ubi kayu 137, ,434 80,261 97, ,208,813 1,213, Ubi kayu olahan 3,839,500 1,787,960 6,945,501 3,259, ,629,851 5,609, Tanaman Pangan Lainnya 10,280 63, ,034 4,162,208 Total 13,633,905 9,763,480 17,987,822 11,171, ,597,800 42,773,228 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012 Perkembangan nilai impor komoditas sub sektor tanaman pangan pada bulan April 2013 mengalami peningkatan sebesar 66,71% dibandingkan bulan Maret 2013, yakni dari US$ 343,28 juta menjadi US$ 572,26 juta. Demikian pula dari sisi volume impor komoditas tanaman pangan mengalami peningkatan sebesar 64,53% yakni dari 765,46 ribu ton, menjadi 1,26 juta ton. Pada bulan April 2013, komoditas utama impor sub sektor ini adalah gandum/meslin segar yang mencapai US$ 272,39 juta, kedele segar sebesar US$ Volume VII, Nomor 7/Juli

11 Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 166,92 juta dan jagung segar sebesar US$ 46,77 juta. Perkembangan impor komoditas sub sektor tanaman pangan bulan Maret April 2013 secara rinci disajikan pada Tabel 2.3. Tabel 2.3. Impor komoditas sub sektor tanaman pangan, Maret April 2013 Pertumbuhan (%) Apr Maret April No Komoditas thd Mar Kumulatif Jan - Apr Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$) 1 Beras 33,389,268 21,208,351 53,245,361 27,374, ,514,394 90,071,546 2 Beras olahan 0 0 5,000 16, ,523 22,032 3 Gandum, Meslin 433,260, ,353, ,579, ,386, ,019,077, ,544,588 4 Gandum, Meslin olahan 15,751,548 12,504,622 27,528,887 19,458, ,782,543 66,866,419 5 Jagung 133,055,301 41,511, ,982,444 46,771, ,346, ,762,044 6 Jagung olahan 4,706,062 2,503,814 3,480,557 2,015, ,292,740 10,463,242 7 Kacang tanah 23,232,262 26,783,827 18,899,797 22,738, ,096,455 98,531,464 8 Kacang tanah olahan 169, , , , ,991 1,293,639 9 Kedele 106,807,606 66,020, ,190, ,920, ,116, ,867, Kedele olahan 1,298,424 1,894,411 2,083,028 2,566, ,406,270 8,865, Ubi jalar ,865 18, Ubi kayu Ubi kayu olahan 13,615,121 6,288,640 23,174,887 10,793, ,970,683 44,065, Tanaman Pangan Lainnya 173, , , , ,750 3,393,864 Total 765,459, ,276,485 1,259,440, ,263, ,883,808,151 1,688,765,370 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012 Berdasarkan realisasi ekspor dan impor tersebut, maka neraca perdagangan sub sektor tanaman pangan pada bulan April 2013 menunjukkan posisi defisit sebesar US$ 561,09 juta dan mengalami kenaikan defisit sebesar 68,24% dibandingkan bulan Maret Pada bulan April 2013, defisit neraca perdagangan terbesar terjadi pada komoditas gandum/meslin segar yang mencapai US$ 272,38 juta, disusul kemudian oleh kedele segar dengan defisit neraca perdagangan sebesar US$ 166,90 juta dan jagung segar sebesar US$ 46,35 juta. Neraca perdagangan komoditas sub sektor tanaman pangan periode bulan Maret April 2013 secara rinci disajikan pada Tabel Volume VII, Nomor 7/Juli 2013

12 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan Tabel 2.4. Neraca perdagangan komoditas sub sektor tanaman pangan, Maret April 2013 Pertumbuhan (%) Pebruari Maret No Komoditas Mar thd Peb Kumulatif Jan - Mar Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$) 1 Beras -33,348,468-21,144,781-52,780,772-27,081, ,875,125-89,534,185 2 Beras olahan 9,915 9,087 21,189 16, ,413 40,523 3 Gandum, Meslin -433,259, ,351, ,577, ,381, ,019,072, ,525,967 4 Gandum, Meslin olahan -10,354,954-9,404,151-21,922,116-16,150, ,847,142-57,795,344 5 Jagung -132,167,063-40,588, ,379,418-46,350, ,277, ,434,881 6 Jagung olahan -3,682,862-2,019,291-1,234,472-1,077, ,053,270-8,607,589 7 Kacang tanah -23,229,671-26,781,679-18,711,347-22,528, ,657,299-97,914,068 8 Kacang tanah olahan 81, , , , ,906 2,018,425 9 Kedele -106,757,831-65,985, ,163, ,899, ,749, ,623, Kedele olahan -77, ,373-1,357,941-1,501, ,669,782-3,594, Ubi jalar 763, , , , ,874,351 2,452, Ubi kayu 137, ,434 80,261 97,345 (42) ,208,813 1,213, Ubi kayu olahan -9,775,621-4,500,680-16,229,386-7,534, ,340,832-38,455, Tanaman Pangan Lainnya -163, , , , , ,344 Total -751,825, ,513,005-1,241,452, ,092, ,829,210,351-1,645,992,142 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Komoditas Sub Sektor Hortikultura Total nilai ekspor sub sektor hortikultura pada bulan April 2013 adalah US$ 30,70 juta atau mengalami penurunan sebesar 12,69% dibandingkan bulan Maret Demikian pula, dari sisi volume ekspor mengalami penurunan sebesar 20,78%, yaitu dari 27,78 ribu ton menjadi 22,01 ribu ton. Komoditas sub sektor hortikultura yang mempunyai nilai ekspor terbesar pada bulan April 2013 adalah nenas sebesar US$ 10,26 juta, cabe sebesar US$ 3,09 juta, anggur sebesar US$ 1,25 juta, serta jamur dan cendawan sebesar US$ 1,24 juta. Perkembangan ekspor komoditas hortikultura periode bulan Maret April 2013 secara rinci disajikan pada Tabel 2.5. Volume VII, Nomor 7/Juli

13 Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Tabel 2.5. Ekspor komoditas sub sektor hortikultura, Maret April 2013 Pertumbuhan (%) Maret April No Komoditas Apr thd Mar Kumulatif Jan - Apr Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$) A. SAYURAN 1 Kentang 1) 451, , , , ,802,266 1,141,664 2 Bawang bombay 1) 176, , , , , ,921 3 Bawang merah 1) Bawang putih 1) 112, , , , , ,801 5 Tomat 1) 210, , , , ,148,028 1,271,016 6 Bunga kol dan brokoli segar Kubis segar 1,830, ,130 1,632, , ,525,926 2,483,824 8 Terung 177, , , , , ,087 9 Kacang kapri segar dan beku 3,450 5,048 5,745 2, ,517 67, Jamur dan cendawan 468, , ,862 1,237, ,020,455 4,128, Cabe 1) 1,472,699 3,011,296 1,561,508 3,091, ,686,104 10,401,859 B BUAH-BUAHAN 13 Pisang segar 445, , , , ,346, , Nenas 1) 13,094,860 12,271,694 11,312,659 10,259, ,227,469 40,559, Mangga 3,815 1,647 2, ,430 26, Manggis 3,602,527 2,782, , , ,041,938 3,941, Jeruk 1) 486, , , , , , Anggur 1) 49,935 1,580,349 45,745 1,247, ,407 5,931, Apel 1) 25,798 21,249 1,094 2, ,797 24, Pir 1) ,466 43, ,466 43, Lengkeng 1) ,142 3,213 C TANAMAN HIAS 24 Anggrek 4,501 41,602 7,117 68, , , Krisan 1,161 22,124 2,079 32, , , Tanaman hidup lainnya 229,673 1,095, ,764 1,124, ,386,422 4,966,099 D TANAMAN BIOFARMAKA 27 Jahe 182, , , , , , Turmeric (Curcuma) 56, ,232 30,851 38, , ,237 E HORTIKULTURA LAINNYA 4,687,259 10,814,524 3,789,419 10,895, ,700,198 42,075,756 Total 27,777,364 35,159,162 22,005,055 30,695, ,645, ,913,585 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: 1 ) wujud segar dan olahan Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012 Nilai impor komoditas sub sektor hortikultura pada bulan April 2013 mengalami peningkatan sebesar 129,01% dibandingkan bulan Maret 2013, yakni dari US$ 69,46 juta menjadi US$ 159,07 juta. Demikian pula dari sisi volume mengalami peningkatan sebesar 114,12%, yaitu dari 80,23 ribu ton menjadi 171,79 ribu ton. Realisasi nilai impor yang cukup besar pada bulan April 2013 adalah bawang putih (US$ 31,70 juta), jeruk (US$ 26,75 juta), pir (US$ 13,72 juta), apel (US$ 10,69 juta), anggur (US$ 2,27 juta) dan kentang (US$ 10,07 juta). Perkembangan impor komoditas sub sektor hortikultura bulan Maret - April 2013 disajikan pada Tabel Volume VII, Nomor 7/Juli 2013

14 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Tabel 2.6. Impor komoditas sub sektor hortikultura, Maret April 2013 Buletin Bulanan Pertumbuhan (%) Maret April No Komoditas Apr thd Mar Kumulatif Jan - Apr Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$) A. SAYURAN 1 Kentang 1) 9,224,978 8,245,205 12,722,622 10,070, ,259,250 29,788,419 2 Bawang bombay 1) 2,076,862 2,006,363 3,498,654 2,395, ,337,321 8,109,074 3 Bawang merah 1) 6,068,800 2,661,240 15,004,330 7,125, ,976,590 12,733,107 4 Bawang putih 1) 25,418,788 17,415,560 43,686,053 31,698, ,481,563 80,411,529 5 Tomat 1) 738, ,959 1,096, , ,452,801 3,499,851 6 Bunga kol dan brokoli segar ,679 6,797 7 Kubis segar 41,702 45,551 42,504 52, , ,235 8 Terung Kacang kapri segar dan beku 962, ,107 1,988, , ,451,829 3,245, Jamur dan cendawan 405, , , , ,756,657 2,180, Cabe 1) 1,119,082 1,459,150 2,251,990 2,881, ,729,666 6,697,036 B BUAH-BUAHAN 13 Pisang segar ,400 89, Nenas 1) 3,317 3,134 34,798 41, , ,435 69, Mangga Manggis Jeruk 1) 538, ,666 19,785,706 26,749,854 3, , ,884,499 50,105, Anggur 1) 1,031,421 2,267,401 2,454,730 6,623, ,918,118 19,035, Apel 1) 986,299 1,275,266 8,331,238 10,693, ,709,326 34,300, Pir 1) 7,080,550 6,158,761 15,893,416 13,719, ,773,142 40,363, Lengkeng 1) 0 0 2,579,245 3,030, ,530,419 11,098,241 C TANAMAN HIAS 24 Anggrek , , Krisan 1,008 22, ,008 22, Tanaman hidup lainnya 458, , , , ,420,693 2,277,969 D TANAMAN BIOFARMAKA 27 Jahe 285, ,911 1,217,365 1,088, ,614,123 3,130, Turmeric (Curcuma) 5,537 6,591 17,460 45, , ,401 E HORTIKULTURA LAINNYA 23,783,251 24,285,666 40,017,411 39,691, ,247, ,038,267 Total 80,231,002 69,461, ,789, ,073, ,807, ,601,127 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: 1 ) wujud segar dan olahan Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012 Pada bulan April 2013, neraca perdagangan sub sektor hortikultura mengalami defisit sebesar US$ 128,38 juta dan mengalami kenaikan defisit sebesar 274,25% dibandingkan bulan Maret Komoditas yang mengalami defisit neraca perdagangan yang cukup besar yakni bawang putih (US$ 31,38 juta), jeruk (US$ 26,58juta), pir (US$ 13,68 juta). Sedangkan komoditas hortikultura yang mengalami surplus terbesar adalah nenas (US$ 10,22 juta) dan tanaman hidup lainnya (US$ 576,8 ribu). Perkembangan neraca perdagangan komoditas sub sektor hortikultura bulan Maret April 2013 secara rinci disajikan pada Tabel 2.7. Volume VII, Nomor 7/Juli

15 Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Tabel 2.7. Neraca perdagangan komoditas sub sektor hortikultura, Maret April 2013 Pertumbuhan (%) Apr Maret April No Komoditas thd Mar Kumulatif Jan - Apr Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$) A. SAYURAN 1 Kentang 1) -8,773,279-7,982,541-12,240,450-9,751, ,456,984-28,646,755 2 Bawang bombay 1) -1,900,125-1,838,882-3,360,833-2,227, ,811,420-7,649,153 3 Bawang merah 1) -6,068,455-2,661,103-15,004,330-7,125, ,976,045-12,732,592 4 Bawang putih 1) -25,306,418-17,210,551-43,474,400-31,379, ,021,186-79,597,728 5 Tomat 1) -527, , , , ,304,773-2,228,835 6 Bunga kol dan brokoli segar ,480-6,645 7 Kubis segar 1,788, ,579 1,590, , ,369,304 2,290,589 8 Lobak Cina 1) 177, , , , , ,087 9 Kacang kapri segar dan beku -959, ,059-1,982, , ,365,312-3,177, Jamur dan cendawan 63, ,938 31, , ,798 1,947, Cabe 1) 353,617 1,552, , , ,043,562 3,704,823 B BUAH-BUAHAN Pisang segar 445, , , , ,340, , Nenas 1) 13,091,543 12,268,560 11,277,861 10,218, ,172,034 40,490, Mangga 3,815 1,647 2, ,430 26, Manggis 3,602,527 2,782, , , ,041,938 3,941, Jeruk 1) -51, ,409-19,368,520-26,575,909 37, , ,885,726-49,376, Anggur 1) -981, ,052-2,408,985-5,376, ,711,711-13,103, Apel 1) -960,501-1,254,017-8,330,144-10,690, ,681,529-34,275, Pir 1) -7,080,550-6,158,761-15,859,950-13,676, ,739,676-40,320, Lengkeng 1) 0 0-2,579,245-3,030, ,528,277-11,095,028 C TANAMAN HIAS Anggrek 4,501 41,602 6,726 54, , , Krisan ,079 32,776 1, , , , Tanaman hidup lainnya -228, , , , ,034,271 2,688,130 D TANAMAN BIOFARMAKA Jahe -103, ,504-1,028, , ,890,761-2,397, Turmeric (Curcuma) 51, ,641 13,391-7, , ,836 E HORTIKULTURA LAINNYA -19,095,992-13,471,142-36,227,992-28,796, ,547,780-75,962,511 Total -52,453,638-34,302, ,783, ,377, ,162, ,687,542 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: 1 ) wujud segar dan olahan Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Komoditas Sub Sektor Perkebunan Selama bulan Maret April 2013, volume ekspor komoditas perkebunan mengalami peningkatan sebesar 3,69% yaitu dari 2,26 juta ton menjadi 2,34 juta ton. Demikian juga dari sisi nilainya mengalami peningkatan sebesar 2,13% yakni dari US$ 2,24 milyar menjadi US$ 2,29 milyar. Peningkatan volume ekspor pada periode ini dipengaruhi oleh meningkatnya volume ekspor minyak sawit, kopi, kakao, pinang, lada, jamu mete, dan minyak atsiri. Komoditas yang mempunyai realisasi ekspor terbesar yakni minyak sawit mencapai US$ 1,31 milyar pada bulan April 2013, disusul kemudian oleh komoditas karet sebesar US$ 638,1 juta. Komoditas andalan ekspor sub sektor perkebunan lainnya adalah kopi sebesar US$ 92,32 juta, kakao sebesar US$ 77,42 juta, dan kelapa sebesar US$ 12 Volume VII, Nomor 7/Juli 2013

16 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan 59,19 juta. Perkembangan ekspor sub sektor perkebunan bulan Maret April 2013 secara rinci disajikan pada Tabel 2.8. Tabel 2.8. Ekspor komoditas sub sektor perkebunan, Maret April 2013 Pertumbuhan (%) Maret April No Komoditas Apr thd Mar Kumulatif Jan - Apr Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$) 1 Kelapa 116,147,946 73,193, ,774,249 59,190, ,548, ,644,391 2 Karet 229,728, ,635, ,518, ,099, ,312,235 2,490,529,738 3 Minyak sawit 1,749,958,199 1,179,277,955 1,880,766,216 1,310,827, ,945,767,834 6,032,656,580 4 Kopi 31,029,614 80,929,862 36,184,167 92,319, ,538, ,173,908 5 Teh 6,292,434 14,612,955 5,992,454 13,827, ,501,163 57,730,632 6 Lada 1,727,090 12,696,464 2,179,715 16,057, ,488,305 67,871,043 7 Tembakau 4,777,451 22,059,861 3,377,146 19,748, ,711,150 78,992,836 8 Kakao 35,037,425 94,015,020 28,721,415 77,424, ,793, ,859,133 9 Kapas 2,636,609 4,208,746 3,096,067 4,664, ,463,470 16,809, Cassiavera (kayu manis) 4,364,041 5,690,292 4,300,317 5,811, ,596,394 21,407, Kemiri 6,019, ,204 54, , ,991,438 4,060, Gula tebu 17,022,517 2,051,865 11,410,871 1,471, ,318,785 6,577, Pinang 14,978,943 11,666,917 20,470,598 15,676, ,376,412 58,854, Jambu mete 1,219,377 4,132,799 1,520,906 5,031, ,570,738 25,837, Minyak atsiri 199,224 7,064, ,790 8,452, ,024 32,064, Gambir 1,246,689 2,921, ,383 2,008, ,178,526 12,065, Lainnya 35,790,861 39,688,730 7,008,098 17,913, ,775,098 94,182,320 Total 2,258,175,840 2,241,220,037 2,341,521,342 2,288,895, ,879,808,498 9,961,317,639 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012 Indonesia masih melakukan impor beberapa komoditas perkebunan, walaupun dalam proporsi yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan realisasi ekspornya. Impor komoditas perkebunan bulan Maret April 2013 mengalami peningkatan dari sisi volume sebesar 61,33%, demikian pula dari sisi nilai meningkat sebesar 61,11%. Pada bulan April 2013, volume impor komoditas perkebunan mencapai 135,93 ribu ton atau setara dengan US$ 268,40 juta, dimana yang dominan diimpor oleh Indonesia adalah kapas, tembakau, dan kakao. Realisasi impor kapas pada bulan April 2013 mencapai 73,87 ribu ton atau setara dengan US$ 142,85 juta, disusul kemudian oleh tembakau sebesar 11,94 ribu ton atau setara dengan US$ 59,22 juta, dan kakao sebesar 6,37 ribu ton atau setara dengan US$ 21,05 juta. Perkembangan impor sub sektor perkebunan bulan Maret April 2013 secara rinci disajikan pada Tabel 2.9. Volume VII, Nomor 7/Juli

17 Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Tabel 2.9. Impor komoditas sub sektor perkebunan, Maret April 2013 Pertumbuhan (%) Maret April No Komoditas Apr thd Mar Kumulatif Jan - Apr Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$) 1 Kelapa 260, , ,831 37, , ,574 2 Karet 2,487,510 5,829,599 1,700,106 3,840, ,203,695 18,775,503 3 Minyak sawit 8,642,909 5,206,277 12,360,496 8,580, ,910,538 18,977,436 4 Kopi 2,873,531 5,930,725 3,659,860 8,271, ,418,951 19,460,789 5 Teh 1,336,875 2,205,787 2,474,379 3,370, ,911,755 11,283,735 6 Lada 24, ,841 31,563 1,203, ,945 1,986,586 7 Tembakau 4,308,062 18,850,409 11,943,968 59,216, ,899, ,447,799 8 Kakao 4,319,522 16,037,552 6,372,449 21,049, ,406,159 72,404,481 9 Kapas 54,182, ,725,210 73,870, ,850, ,620, ,267, Cassiavera (kayu manis) 6,757 22,714 85, , , , Kemiri 37,375 39,974 32, , , , Gula tebu 1,505,443 1,082,496 19,134,243 10,984, ,846,588 54,948, Pinang 48,001 38, ,003 38, Jambu mete 227, , ,366 1,304, ,004 3,279, Minyak atsiri 162,620 2,771, ,711 2,584, ,953 9,198, Gambir Lainnya 3,830,831 5,518,725 3,694,763 4,626, ,004,962 19,227,797 Total 84,255, ,597, ,929, ,399, ,932, ,856,701 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012 Komoditas perkebunan merupakan komoditas andalan ekspor Indonesia, karena dari waktu ke waktu neraca perdagangan komoditas perkebunan hampir selalu mengalami surplus. Surplus neraca perdagangan pada bulan April 2013 mengalami penurunan dari sisi nilai sebesar 2,61%, sebaliknya volume meningkat sebesar 1,46%. Selama periode bulan April 2013, surplus neraca perdagangan yang terbesar adalah komoditas minyak sawit mencapai US$ 1,30 milyar, disusul oleh komoditas karet sebesar US$ 634,26 juta, kopi sebesar US$ 84,05 juta, kelapa sebesar US$ 59,15 juta dan kakao sebesar US$ 56,38 juta. Sementara, komoditas yang mengalami defisit neraca perdagangan pada bulan April 2013 adalah komoditas kapas mencapai US$ 138,19 juta, tembakau sebesar US$ 39,48 juta, dan gula tebu sebesar US$ 9,51 juta. Neraca perdagangan sub sektor perkebunan bulan Maret April 2013 secara rinci disajikan pada Tabel Volume VII, Nomor 7/Juli 2013

18 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan Tabel Neraca perdagangan komoditas sub sektor perkebunan, Maret April 2013 Pertumbuhan (%) Apr Maret April No Komoditas thd Mar Kumulatif Jan - Apr Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$) 1 Kelapa 115,887,565 72,946, ,658,418 59,153, ,664, ,075,817 2 Karet 227,240, ,805, ,818, ,259, ,108,540 2,471,754,235 3 Minyak sawit 1,741,315,290 1,174,071,678 1,868,405,720 1,302,246, ,918,857,296 6,013,679,144 4 Kopi 28,156,083 74,999,137 32,524,307 84,048, ,119, ,713,119 5 Teh 4,955,559 12,407,168 3,518,075 10,456, ,589,408 46,446,897 6 Lada 1,702,243 12,488,623 2,148,152 14,853, ,356,360 65,884,457 7 Tembakau 469,389 3,209,452-8,566,822-39,467,826-1, , ,188, ,454,963 8 Kakao 30,717,903 77,977,468 22,348,966 56,375, ,386, ,454,652 9 Kapas -51,546,273-97,516,464-70,774, ,185, ,156, ,458, Cassiavera (kayu manis) 4,357,284 5,667,578 4,214,617 5,549, ,421,353 20,911, Kemiri 5,982, ,230 22, , ,875,999 3,565, Gula tebu 15,517, ,369-7,723,372-9,512, , ,527,803-48,371, Pinang 14,930,942 11,628,315 20,470,598 15,676, ,328,409 58,816, Jambu mete 991,691 3,250,944 1,241,540 3,727, ,791,734 22,558, Minyak atsiri 36,604 4,292,894 67,079 5,868, ,071 22,865, Gambir 1,246,689 2,921, ,383 2,008, ,178,526 12,065, Lainnya 31,960,030 34,170,005 3,313,335 13,287, ,770,136 74,954,523 Total 2,173,920,608 2,074,622,995 2,205,591,959 2,020,495, ,365,876,044 9,080,460,938 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Komoditas Sub Sektor Peternakan Volume ekspor sub sektor peternakan pada bulan April 2013 dibandingkan dengan bulan Maret 2013 mengalami peningkatan sebesar 7,04% yakni dari 15,46 ribu ton menjadi 16,55 ribu ton. Sebaliknya dari sisi nilai ekspor turun dari US$ 45,24 juta menjadi US$ 44,58 juta atau turun 1,45%. Komoditas ekspor utama sub sektor peternakan pada bulan April 2013 adalah komoditas kulit dan jangat yang mencapai US$ 10,31 juta, disusul kemudian oleh babi hidup sebesar US$ 6,04 juta, lemak sebesar US$ 6,14 juta, serta susu dan kepala susu sebesar US$ 5,88 juta. Perkembangan ekspor komoditas sub sektor peternakan bulan Maret April 2013 secara rinci disajikan pada Tabel Volume VII, Nomor 7/Juli

19 Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Tabel Ekspor komoditas sub sektor peternakan, Maret April 2013 Pertumbuhan (%) Maret April No Komoditas Apr thd Mar Kumulatif Jan - Apr Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$) 1 Sapi hidup Kerbau hidup Babi hidup 2,944,215 5,668,409 3,116,892 6,042, ,452,820 16,289,688 4 Primata hidup 4 2, ,400 5 Kelinci hidup 212 9, , ,293 33,216 6 Binatang melata hidup 42, ,683 9,825 88, , ,960 7 Burung hidup 23 5, , ,000 8 Daging dan jeroan lembu Daging biri-biri atau kambing Daging ayam , Daging bebek Daging binatang melata 95, ,172 31,508 49, , , Daging kodok 228,093 1,232, ,804 1,569, ,071 4,693, Susu dan kepala susu 2,808,933 5,389,784 3,013,325 5,882, ,597,460 24,355, Yogurt 72,480 64, ,726 91, , , Mentega 1,324,977 2,017,691 1,026,337 1,242, ,746,285 6,255, Keju dan dadih susu 52, ,409 61, , , , Telur unggas , , Madu alam 30, , , , Bulu babi Bulu unggas 150, , , , ,251 1,335, Lemak 5,911,126 4,879,990 7,109,262 6,135, ,050,111 24,259, Makanan olahan lain 678, , , , ,478,721 2,928, Obat hewan 61, ,292 66,336 1,059, ,738 3,143, Kulit dan jangat 748,882 12,154, ,008 10,307, ,138,685 43,587, Wol 133, , , , , , Lainnya 177,007 10,979,599 58,834 10,715, ,369 48,131,849 Total 15,461,268 45,235,440 16,549,639 44,580, ,016, ,634,161 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012 Perkembangan volume impor sub sektor peternakan bulan April 2013 dibandingkan bulan Maret 2013 mengalami peningkatan sebesar 24,75%, demikian juga dari sisi nilai naik sebesar 19,10%. Pada bulan April 2013, realisasi impor komoditas peternakan mencapai 98,58 ribu ton atau setara US$ 235,52 juta. Nilai impor terbesar terjadi pada komoditas susu dan kepala susu yang mencapai US$ 66,08 juta, diikuti oleh makanan olahan lain sebesar US$ 28,83 juta, kulit dan jangat sebesar US$ 32,47 juta, mentega sebesar US$ 23,71 juta, serta daging dan jeroan lembu sebesar US$ 18,34 juta. Perkembangan impor komoditas sub sektor peternakan bulan Maret April 2013 secara rinci disajikan pada Tabel Volume VII, Nomor 7/Juli 2013

20 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan Tabel Impor komoditas sub sektor peternakan, Maret April 2013 Pertumbuhan (%) Maret April No Komoditas Apr thd Mar Kumulatif Jan - Apr Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$) 1 Sapi hidup 2,995,988 8,554,241 5,270,034 14,687, ,076,540 52,008,058 2 Kerbau hidup ,000 1,048, ,740 1,750,363 3 Babi hidup Primata hidup Kelinci hidup 85 3, ,540 6 Binatang melata hidup 110 1, ,750 7 Burung hidup ,020 3,085 96, , ,606 8 Daging dan jeroan lembu 3,407,537 16,206,972 3,792,362 18,341, ,579,202 49,110,956 9 Daging biri-biri atau kambing 81, , ,214 1,112, ,588 2,383, Daging ayam 49, ,256 20,850 65, , , Daging bebek 43, ,778 94, , , , Daging binatang melata Daging kodok Susu dan kepala susu 18,513,871 67,890,491 17,754,158 66,083, ,195, ,162, Yogurt 11,250 13, , ,976 39, Mentega 9,780,140 23,711,175 12,867,639 30,631, ,911,858 97,417, Keju dan dadih susu 2,110,942 8,827,585 1,717,746 7,785, ,979,212 29,379, Telur unggas 94, , , , ,223 2,360, Madu alam 122, , , , ,459 2,535, Bulu babi 68, , , , ,924 3,047, Bulu unggas 240,818 1,486, ,875 7,971, ,427,682 12,882, Lemak 380, , , , ,445 2,207, Makanan olahan lain 36,530,735 28,828,267 50,147,160 39,325, ,828, ,168, Obat hewan 72,486 4,548,177 81,251 4,670, ,723 17,667, Kulit dan jangat 3,973,756 32,471,757 4,413,789 37,625, ,997, ,476, Wol 105,338 1,336, ,738 1,657, ,036 4,738, Lainnya 439, , ,866 1,394, ,044,467 3,481,559 Total 79,022, ,755,658 98,580, ,521, ,282, ,010,175 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012 Neraca perdagangan sub sektor peternakan pada periode bulan Maret April 2013 mengalami peningkatan defisit dari sisi volume sebesar 29,06%, dan dari sisi nilai mengalami peningkatan defisit sebesar 25,19%. Defisit neraca perdagangan terbesar terjadi pada komoditas susu dan kepala susu yang mencapai US$ 60,2 juta, disusul makanan olahan lain sebesar US$ 38,58 juta, mentega sebesar US$ 29,39 juta serta kulit dan jangat sebesar US$ 27,32 juta. Sementara, surplus neraca perdagangan terbesar di bulan April 2013 dialami komoditas babi hidup sebesar US$ 6,04 juta dan lemak sebesar US$ 5,88 juta, dan daging kodok sebesar US$ 1,57 juta. Neraca perdagangan komoditas sub sektor peternakan bulan Maret April 2013 secara rinci disajikan pada Tabel Volume VII, Nomor 7/Juli

21 Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Tabel Neraca perdagangan komoditas sub sektor peternakan, Maret April 2013 Pertumbuhan (%) Maret April No Komoditas Apr thd Mar Kumulatif Jan - Apr Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$) 1 Sapi hidup -2,995,988-8,554,241-5,270,034-14,687, ,076,540-52,008,058 2 Kerbau hidup ,000-1,048, ,740-1,750,363 3 Babi hidup 2,944,215 5,668,409 3,116,892 6,042, ,452,820 16,289,688 4 Primata hidup 4 2, ,400 5 Kelinci hidup 127 6, , ,188 28,676 6 Binatang melata hidup 42, ,402 9,825 88, , ,210 7 Burung hidup ,920-3,065-91, , ,606 8 Daging dan jeroan lembu -3,407,497-16,206,931-3,792,252-18,341, ,578,802-49,110,745 9 Daging biri-biri atau kambing -81, , ,213-1,112, ,581-2,383, Daging ayam -49, ,256-20,850-65, , , Daging bebek -43, ,778-94, , , , Daging binatang melata 95, ,172 31,508 49, , , Daging kodok 228,093 1,232, ,804 1,569, ,071 4,693, Susu dan kepala susu -15,704,938-62,500,707-14,740,833-60,200, ,597, ,807, Yogurt 61,230 51, ,381 88, , , Mentega -8,455,163-21,693,484-11,841,302-29,389, ,165,573-91,162, Keju dan dadih susu -2,058,592-8,637,176-1,655,754-7,567, ,776,170-28,635, Telur unggas -94, , , , ,823-2,357, Madu alam -91, , , , ,856-1,709, Bulu babi -68, , , , ,924-3,047, Bulu unggas -89,949-1,170, ,839-7,724, ,431-11,547, Lemak 5,530,457 3,960,133 6,983,032 5,875, ,137,666 22,052, Makanan olahan lain -35,851,985-28,230,956-49,390,150-38,583, ,349, ,239, Obat hewan -10,509-3,883,885-14,915-3,611, ,985-14,523, Kulit dan jangat -3,224,874-20,317,564-3,774,781-27,318, ,859,287-75,889, Wol 27,662-1,182,692-5,238-1,487, ,020-4,193, Lainnya -262,498 10,412, ,032 9,321, ,586,098 44,650,290 Total -63,561, ,520,218-82,031, ,941, ,265, ,376,014 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI Volume VII, Nomor 7/Juli 2013

22 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan BAB III. INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) DAN LAJU INFLASI 3.1. Perkembangan IHK Gabungan 66 Kota di Indonesia Bulan Juni 2013 Dibandingkan bulan lalu secara umum perkembangan IHK gabungan 66 kota pada bulan Juni 2013 mengalami kenaikan, yaitu dari 138,60 menjadi 140,03 atau terjadi Inflasi sebesar 1,03%. Kelompok penyusun IHK umum gabungan 66 kota terdiri dari 7 kelompok, yaitu: (1) bahan makanan; (2) makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau; (3) perumahan, air, listrik dan bahan bakar; (4) sandang; (5) kesehatan; (6) pendidikan, rekreasi dan olahraga; serta (7) transportasi, komunikasi dan jasa keuangan. Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks beberapa kelompok penyusun antara lain kelompok bahan makanan sebesar 1,17%, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami kenaikan sebesar 0,67%, kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar mengalami kenaikan sebesar 0,21%, kelompok kesehatan mengalami kenaikan sebesar 0,23%, kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga mengalami peningkatan sebesar 0,04% dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan mengalami kenaikan sebesar 3,80%. Sedangkan kelompok sandang mengalami deflasi atau penurunan sebesar 0,29% Apabila dilihat selama periode tahun ini (Juni 2013 terhadap Desember 2012), lebih dikenal dengan istilah inflasi tahun kalender terjadi inflasi umum sebesar 3,35%. Inflasi terjadi pula di hampir semua kelompok penyusun IHK, yaitu kelompok bahan makanan dengan laju inflasi sebesar 7,19%, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 2,68%, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 2,99%, kelompok kesehatan sebesar 1,79%, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,61%, dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 3,94%. Sedangkan kelompok sandang pada bulan Juni masih mengalami deflasi atau penurunan harga sebesar 3,64%. Apabila dilihat dari perubahan dari tahun ke tahun ( Juni 2013 terhadap Juni 2012) secara umum naik sebesar 5,90%. Kelompok bahan makanan tersebut diikuti dengan kenaikan atau inflasi kelompok bahan makanan sebesar 10,70%, Kelompok bahan makanan jadi, minuman, rokok & tembakau sebesar 5,79%, kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar sebesar 4,55%, kelompok kesehatan sebesar Volume VII, Nomor 7/Juli

23 Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 3,26%, kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 4,34% dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 5,48%. Sedangkan kelompok sandang juga mengalami penurunan atau deflasi sebesar 0,14%. Perkembangan IHK gabungan 66 kota di Indonesia pada bulan Juni 2013 secara rinci disajikan pada Tabel 3.1. Tabel 3.1. Indeks Harga Konsumen (IHK) Gabungan 66 kota di Indonesia, Juni 2013 IHK 2013 Perubahan (%) No. Kelompok/ Sub Kelompok Tahun Satu bulan Kalender Tahun ke tahun Mei JUNI (Juni thd (Juni '13 thd (Juni '13 thd Mei '13) Des '12) Juni '12) U M U M I BAHAN MAKANAN Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya Daging dan Hasil-hasilnya Ikan Segar Ikan Diawetkan Telur, Susu dan Hasil-hasilnya Sayur-sayuran Kacang - kacangan Buah - buahan Bumbu - bumbuan Lemak dan Minyak Bahan Makanan Lainnya II MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU Makanan Jadi Minuman yang Tidak Beralkohol Tembakau dan Minuman Beralkohol III PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BAHAN BAKAR Biaya Tempat Tinggal Bahan Bakar, Penerangan dan Air Perlengkapan Rumahtangga Penyelenggaraan Rumahtangga IV SANDANG Sandang Laki-laki Sandang Wanita Sandang Anak-anak Barang Pribadi dan Sandang Lain V KESEHATAN Jasa Kesehatan Obat-obatan Jasa Perawatan Jasmani Perawatan Jasmani dan Kosmetika VI PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA Pendidikan Kursus-kursus / Pelatihan Perlengkapan / Peralatan Pendidikan Rekreasi Olahraga VII TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN Transpor Komunikasi Dan Pengiriman Sarana dan Penunjang Transpor Jasa Keuangan Sumber : BPS, diolah Pusdatin. 20 Volume VII, Nomor 7/Juli 2013

24 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan 3.2. Perkembangan IHK Gabungan 66 kota di Indonesia untuk Kelompok Bahan Makanan Penyusun IHK kelompok bahan makanan pada bulan Juni 2013 terdiri dari sub kelompok : (1) padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya; (2) daging dan hasil-hasilnya; (3) ikan segar; (4) ikan diawetkan; (5) telur, susu dan hasil-hasilnya; (6) sayur-sayuran; (7) kacang-kacangan; (8) buah-buahan; (9) bumbu-bumbuan; (10) lemak dan minyak; serta (11) bahan makanan lainnya. Perkembangan IHK kelompok bahan makanan pada bulan Juni 2013 mengalami kenaikan atau inflasi dibandingkan pada bulan lalu sebesar 1,17% yaitu dari 171,04 menjadi 173,04. Kenaikan bahan makanan tersebut di ikuti pula dengan kenaikan beberapa Sub kelompok bahan makanan diantaranya sub kelompok Padipadian, umbi-umbian dan hasilnya sebesar 0,77%, sub kelompok daging dan hasil-hasilnya sebesar 3,50%, sub kelompok ikan segar sebesar 0,51%, sub kelompok ikan di awetkan sebesar 1,22%, sub kelompok telur, susu dan hasil-hasilnya sebesar 2,75%, sub kelompok sayur-sayuran sebesar 3,56%, sub kelompok kacang-kacangan sebesar 0,22%, sub kelompok bumbu-bumbuan sebesar 0,23%, sub kelompok lemak dan minyak sebesar 0,17%. Sedangkan yang mengalami penurunan atau deflasi adalah sub kelompok buahbuahan sebesar 1,88% dan sub kelompok bahan makanan lainnya sebesar 0,30%. Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada bulan Juni 2013 antara lain : bensin, tarif angkutan dalam kota, daging ayam ras, cabai merah, telur ayam ras, beras, petai, cabai rawit, mie kering instant, daging sapi, ikan segar, ikan diawetkan, bayam, jengkol, kacang panjang, kentang, wortel, alpukat. Sedangkan yang mengalami Penurunan harga adalah bawang merah, bawang putih, emas perhiasan, jeruk, sawi hijau dan apel. Apabila dilihat selama periode tahun ini (Juni 2013 Desember 2012), lebih dikenal dengan istilah inflasi tahun kalender, terjadi inflasi pada kelompok bahan makanan sebesar 7,19% Hampir semua sub kelompok bahan makanan mengalami kenaikan harga atau inflasi, kecuali sub kelompok lemak dan minyak yang mengalami deflasi sebesar 0,15%. Besarnya inflasi pada sub kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya sebesar 0,43%, sub kelompok daging dan hasil-hasilnya sebesar 6,23%, sub kelompok ikan segar sebesar 3,25%, sub kelompok ikan di awetkan sebesar 7,72%, sub kelompok telur,susu dan hasil-hasilnya sebesar 4,59%, sub kelompok sayur-sayuran sebesar 13,01%, sub kelompok kacang-kacangan sebesar 0,79%, sub kelompok buah-buahan sebesar 13,25%, sub kelompok bumbu-bumbuan sebesar 39,41% dan sub kelompok bahan makanan lainnya sebesar 3,49%. Tingkat inflasi year on year (Juni 2013 terhadap Juni Volume VII, Nomor 7/Juli

25 Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 2012) untuk kelompok bahan makanan sebesar 10,7%. Perkembangan IHK dan tingkat inflasi sub kelompok bahan makanan bulan Juni 2013 secara rinci disajikan pada Tabel Andil Sub Kelompok Terhadap Inflasi Kelompok Bahan Makanan Pada bulan Juni 2013, sub kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasil-hasilnya disusun oleh 4 (empat) komoditi yaitu: (1) beras, (2) beras jagung, (3) ketela pohon, (4) mie kering instan. Sub kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya memberikan andil positip terhadap inflasi sebesar 0,0507% yang disumbang dari andil komoditas beras sebesar 0,0413%, beras jagung sebesar 0,0001%, ketela pohon sebesar 0,0002% dan mie kering instant sebesar 0,0091%. Penyusun IHK Kelompok bahan makanan pada bulan Juni 2013 mengalami kenaikan/inflasi sebesar 1,17% terhadap bulan sebelumnya, Kelompok bahan makanan tersebut memberikan andil/sumbangan positif sebesar 0,2963%. Kenaikan bahan makanan tersebut diikuti pula dengan kelompok bahan makanan yang lain diantaranya kelompok daging-dagingan & hasil-hasilnya sebesar 0,1074%, kelompok ikan segar sebesar 0,0108%, kelompok Ikan diawetkan sebesar 0,0095%, kelompok susu, telur & hasil-hasilnya sebesar 0,0605%, kelompok sayur-sayuran sebesar 0,0768, kelompok kacang-kacangan sebesar 0,0035%, kelompok bumbu-bumbuan sebesar 0,0172% dan kelompok lemak dan minyak sebesar 0,0024%. Sedangkan bahan makanan yang memberikan andil negatif/deflasi adalah kelompok buah-buahan sebesar 0,0417%, dan bahan makanan lainnya sebesar 0,0008%,. Andil sub kelompok terhadap inflasi kelompok bahan makanan dan inflasi umum bulan Juni 2013 secara rinci disajikan pada Tabel Volume VII, Nomor 7/Juli 2013

26 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan Tabel 3.2. Andil Sub Kelompok Terhadap Inflasi Kelompok Bahan Makanan, Juni 2013 No. Kelompok / Sub Kelompok Andil (%) UMUM BAHAN MAKANAN PADI-2AN, UMBI-2AN & HASILNYA BERAS BERAS JAGUNG KETELA POHON MIE KERING INSTANT DAGING-DAGINGAN & HASIL-HASILNYA IKAN SEGAR IKAN DIAWETKAN SUSU, TELUR & HASIL-HASILNYA SAYUR-SAYURAN KACANG-KACAANGAN BUAH-BUAHAN BUMBU-BUMBUAN LEMAK & MINYAK BAHAN MAKANAN LAINNYA Sumber : BPS Volume VII, Nomor 7/Juli

27 Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 24 Volume VII, Nomor 7/Juli 2013

28 Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nop Des Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nop Des Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nop Des Jan Peb Mar Apr Mei Juni Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan BAB IV. NILAI TUKAR PETANI (NTP) 4.1. Perkembangan Indeks Harga yang Diterima (IT), Indeks Harga yang Dibayar (IB) dan Nilai Tukar Petani (NTP) Nasional dan Sub Sektor 2010 Juni 2013 Perkembangan IT Nasional bulanan sejak tahun 2010 hingga bulan Juni 2013 (tahun dasar=2007) menunjukkan pola terus mengalami peningkatan dengan rata-rata sebesar 0,50%. Peningkatan nilai IT ini dikarenakan adanya peningkatan indeks harga jual komoditas. Namun demikian, nilai IB dari tahun 2010 hingga Juni 2013 juga terus mengalami peningkatan dengan rata-rata sebesar 0,40% yang disebabkan meningkatnya indeks harga barang konsumsi rumah tangga maupun indeks harga biaya produksi dan penambahan barang modal. Peningkatan kedua nilai komponen penyusun NTP yang senantiasa beriringan tersebut menyebabkan NTP bulanan dari tahun 2010 hingga Juni 2013 tersebut relatif stagnan, atau hanya naik 0,10% (Gambar 4.1.) IT IB NTP Gambar 4.1. Perkembangan IT, IB, dan NTP Nasional, Juni 2013 Perkembangan NTP Nasional (tahun dasar=2007) menurut sub sektor dari tahun 2010 hingga Juni 2013 menunjukkan pola berfluktuasi namun cenderung meningkat untuk NTP sub sektor tanaman pangan, hortikultura, tanaman perkebunan rakyat dan perikanan Volume VII, Nomor 7/Juli

29 Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian dengan rata-rata peningkatan masing-masing sebesar 0,18%, 0,10%, 0,01% dan 0,01%, sementara NTP sub sektor peternakan cenderung menurun sebesar 0,001%. Dari ke-lima NTP tersebut, NTP hortikultura mempunyai pencapaian nilai tertinggi, sedangkan NTP terendah pada sub sektor peternakan (Gambar 4.2.). Gambar 4.2. Perkembangan NTP Nasional Menurut Sub Sektor, Juni Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Nasional, Mei dan Juni 2013 Perkembangan nilai tukar petani (NTP) Indonesia berdasarkan tahun dasar 2007, pada bulan Juni 2013 jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya mengalami peningkatan sebesar 0,32% yaitu dari 104,95 menjadi 105,28. Peningkatan tersebut dikarenakan meningkatnya indeks harga yang diterima petani lebih besar dibandingkan dengan peningkatan biaya yang dikeluarkan. Indeks harga yang diterima petani (IT) secara nasional meningkat sebesar 0,81% yaitu dari 151,44 naik menjadi 152,67. Demikian juga indeks yang dibayar petani (IB) mengalami peningkatan dari 144,29 menjadi 145,01 atau naik sebesar 0,49%. Perkembangan IT, IB dan NTP bulan Mei - Juni 2013 tersaji pada Gambar Volume VII, Nomor 7/Juli 2013

30 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan Gambar 4.3. Perkembangan IT, IB, dan NTP Nasional, Mei - Juni Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Nasional Sektor Pertanian Sempit (tanpa sub sektor Perikanan) Bulan Mei - Juni 2013 Perkembangan nilai tukar petani (NTP) Indonesia untuk sektor pertanian sempit (tanpa sub sektor perikanan) berdasarkan tahun dasar 2007, pada bulan Juni 2013 bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya mengalami peningkatan sebesar 0,35% yaitu dari 104,91 menjadi 105,27. Peningkatan tersebut dikarenakan peningkatan indeks harga yang diterima petani lebih besar dibandingkan dengan peningkatan indeks harga yang dibayar petani. Indeks harga yang diterima petani (IT) meningkat sebesar 0,85% yaitu dari 152,14 naik menjadi 153,43. Demikian juga indeks harga yang dibayar petani (IB) mengalami peningkatan sebesar 0,50% dari 145,02 menjadi 145,74. Perkembangan IT, IB dan NTP bulan Mei - Juni 2013 sektor pertanian sempit tersaji pada Gambar 4.4. Volume VII, Nomor 7/Juli

31 Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Gambar 4.4. Perkembangan IT, IB, dan NTP Nasional Sektor Pertanian Sempit, Mei - Juni Indeks Harga yang Diterima Petani (IT) Indeks harga yang diterima petani (IT) sub sektor tanaman pangan mengalami peningkatan dari 153,41 menjadi 155,07 atau naik sebesar 1,08% pada bulan Juni 2013 dibandingkan bulan sebelumnya. Peningkatan IT sub sektor tanaman pangan dipengaruhi oleh naiknya indeks harga padi sebesar 1,23% dan indeks harga palawija naik sebesar 0,77%. IT nasional sub sektor hortikultura juga mengalami peningkatan yaitu dari 157,77 menjadi 159,05 atau naik sebesar 0,81%. Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh naiknya indeks harga sayur-sayuran sebesar 1,14% dan indeks harga buah-buahan naik sebesar 0,59%. Untuk IT tanaman perkebunan rakyat juga mengalami peningkatan yaitu dari 150,31 menjadi 150,64 atau naik sebesar 0,22%. Selama bulan Juni 2013, IT sub sektor peternakan juga mengalami peningkatan dari 141,91 menjadi 142,93 atau naik sebesar 0,71%. Peningkatan IT sub sektor peternakan dipengaruhi oleh naiknya indeks harga ternak besar sebesar 0,70%, indeks harga ternak kecil naik sebesar 0,38%, indeks harga unggas naik sebesar 0,77% dan indeks hasil ternak naik sebesar 0,80%. 28 Volume VII, Nomor 7/Juli 2013

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc. JUNI 2013 KATA PENGANTAR Dalam rangka menyediakan data indikator makro sektor pertanian serta hasil analisisnya, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian pada tahun 2013 kembali menerbitkan. Indikator

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc. SEPTEMBER 2013 KATA PENGANTAR Dalam rangka menyediakan data indikator makro sektor pertanian serta hasil analisisnya, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian pada tahun 2013 kembali menerbitkan Buletin

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc. OKTOBER 2013 KATA PENGANTAR Dalam rangka menyediakan data indikator makro sektor pertanian serta hasil analisisnya, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian pada tahun 2013 kembali menerbitkan Buletin

Lebih terperinci

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 6/Juni 2014

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 6/Juni 2014 JUNI 2014 Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 6/Juni 2014 Ukuran Buku : 20,5 cm x 29,0 cm Desain grafis: Sehusman, SP Penanggung Jawab: Ir. M. Tassim Billah, MSc Redaktur

Lebih terperinci

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 9/September 2014

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 9/September 2014 SEPTEMBER 2014 Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 9/September 2014 Ukuran Buku : 20,5 cm x 29,0 cm Desain grafis: Sehusman, SP Penanggung Jawab: Ir. M. Tassim Billah, MSc

Lebih terperinci

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 8/Agustus 2014

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 8/Agustus 2014 AGUSTSU 2014 Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 8/Agustus 2014 Ukuran Buku : 20,5 cm x 29,0 cm Desain grafis: Sehusman, SP Penanggung Jawab: Ir. M. Tassim Billah, MSc Redaktur

Lebih terperinci

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 5/Mei 2014

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 5/Mei 2014 MEI 2014 Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 5/Mei 2014 Ukuran Buku : 20,5 cm x 29,0 cm Desain grafis: Sehusman, SP Penanggung Jawab: Ir. M. Tassim Billah, MSc Redaktur

Lebih terperinci

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 3/Maret 2014

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 3/Maret 2014 MARET 2014 Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 3/Maret 2014 Ukuran Buku : 20,5 cm x 29,0 cm Desain grafis: Sehusman, SP Penanggung Jawab: Ir. M. Tassim Billah, MSc Redaktur

Lebih terperinci

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 10/Oktober 2014

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 10/Oktober 2014 OKTOBER 2014 Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 10/Oktober 2014 Ukuran Buku : 20,5 cm x 29,0 cm Desain grafis: Sehusman, SP Penanggung Jawab: Ir. M. Tassim Billah, MSc

Lebih terperinci

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume IX, Nomor 3/Maret 2015

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume IX, Nomor 3/Maret 2015 MARET 2015 Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume IX, Nomor 3/Maret 2015 Ukuran Buku : 20,5 cm x 29,0 cm Desain grafis: Sehusman, SP Penanggung Jawab: Ir. M. Tassim Billah, MSc Redaktur

Lebih terperinci

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 4/April 2014

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 4/April 2014 APRIL 2014 Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 4/April 2014 Ukuran Buku : 20,5 cm x 29,0 cm Desain grafis: Sehusman, SP Penanggung Jawab: Ir. M. Tassim Billah, MSc Redaktur

Lebih terperinci

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 12/Desember 2014

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 12/Desember 2014 DESEMBER 2014 Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 12/Desember 2014 Ukuran Buku : 20,5 cm x 29,0 cm Desain grafis: Sehusman, SP Penanggung Jawab: Ir. M. Tassim Billah, MSc

Lebih terperinci

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VII, Nomor 12/Desember 2013

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VII, Nomor 12/Desember 2013 DESEMBER 2013 Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VII, Nomor 12/Desember 2013 Ukuran Buku : 20,5 cm x 29,0 cm Desain grafis: Sehusman, SP Penanggung Jawab: Ir. M. Tassim Billah, MSc

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Ir. M. Tassim Billah, M.Sc.

KATA PENGANTAR. Ir. M. Tassim Billah, M.Sc. KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan pelayanan data dan informasi, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (Pusdatin) menerbitkan Buku Saku Statistik Makro Triwulanan. Buku Saku Volume V No. 4 Tahun

Lebih terperinci

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN Volume VI Nomor 1 Tahun 2014 BULETIN TRIWULANAN EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN SEKRETARIAT JENDERAL - KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 Buletin Triwulanan EKSPOR IMPOR

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS KOTA TASIKMALAYA No. 02/02/33/79/Th.XVI, 1 FEBRUARI 2013 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA TASIKMALAYA JANUARI 2013 JANUARI 2013 KOTA TASIKMALAYA INFLASI 1,15 PERSEN

Lebih terperinci

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN Volume V Nomor 4 Tahun 2013 BULETIN TRIWULANAN EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 Buletin Triwulanan EKSPOR IMPOR

Lebih terperinci

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN Volume V Nomor 2 Tahun 2013 BULETIN TRIWULANAN EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 Buletin Triwulanan EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

Lebih terperinci

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN Volume V Nomor 3 Tahun 2013 BULETIN TRIWULANAN EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN SEKRETARIAT JENDERAL, KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 Buletin Triwulanan EKSPOR IMPOR

Lebih terperinci

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN Volume VI Nomor 2 Tahun 2014 BULETIN TRIWULANAN EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN SEKRETARIAT JENDERAL - KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 Buletin Triwulanan EKSPOR IMPOR

Lebih terperinci

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN Volume VII Nomor 1 Tahun 2015 BULETIN TRIWULANAN EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN SEKRETARIAT JENDERAL - KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 Buletin Triwulanan EKSPOR IMPOR

Lebih terperinci

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN Volume VI Nomor 3 Tahun 2014 BULETIN TRIWULANAN EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN SEKRETARIAT JENDERAL - KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 Buletin Triwulanan EKSPOR IMPOR

Lebih terperinci

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN Volume VI Nomor 4 Tahun 2014 BULETIN TRIWULANAN EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN SEKRETARIAT JENDERAL - KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 Buletin Triwulanan EKSPOR IMPOR

Lebih terperinci

No. 01/3307/2017, 9 Mei 2017

No. 01/3307/2017, 9 Mei 2017 No. 01/3307/2017, 9 Mei 2017 Pada bulan April 2017 Wonosobo mengalami inflasi sebesar 0,02 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 124,27. Inflasi April 2017 lebih tinggi dibandingkan Maret 2017

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No. 07/1107/TH.III, 1 Agustus PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI JULI INFLASI 0,41 PERSEN Pada bulan Juli di Kota Meulaboh terjadi inflasi sebesar 0,41 persen, di Kota Banda Aceh terjadi inflasi

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BOGOR OKTOBER PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN Inflasi Kota Bogor September sebesar 0,09 persen Inflasi pada bulan September di Kota Bogor relatif cukup rendah yakni hanya

Lebih terperinci

BPS KABUPATEN KENDAL PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN KENDAL BULAN OKTOBER 2015 DEFLASI 0,18 PERSEN

BPS KABUPATEN KENDAL PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN KENDAL BULAN OKTOBER 2015 DEFLASI 0,18 PERSEN BPS KABUPATEN KENDAL PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN KENDAL BULAN OKTOBER 2015 DEFLASI 0,18 PERSEN Bulan Oktober 2015 di Kabupaten Kendal terjadi deflasi 0,18 persen dengan Indeks

Lebih terperinci

WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL

WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Deflasi Di Kabupaten Kendal Bulan Maret 2017 DEFLASI 0,43 Persen Bulan Maret 2017 di Kabupaten Kendal terjadi deflasi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA KEBUMEN BULAN MARET 2015 INFLASI 0,03 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA KEBUMEN BULAN MARET 2015 INFLASI 0,03 PERSEN BPS KABUPATEN KEBUMEN No. 06/06/33/05/Th. VI, 01 April 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA KEBUMEN BULAN MARET 2015 INFLASI 0,03 PERSEN Pada Bulan Maret 2015 di Kota Kebumen terjadi

Lebih terperinci

WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL

WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Di Kabupaten Kendal Bulan Juni 2016 INFLASI 0,38 Persen Bulan Juni 2016 di Kabupaten Kendal terjadi inflasi 0,38 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI KOTA BLORA JUNI 2016 INFLASI 0,22 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI KOTA BLORA JUNI 2016 INFLASI 0,22 PERSEN PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI KOTA BLORA JUNI 2016 INFLASI PERSEN No. 07/07/33/16/Th.VIII, 11 Juli 2016 Pada bulan Juni 2016 Kota Blora terjadi inflasi persen dengan Indeks Harga Konsumen

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA + No. 11/3373/4/06/16/Th.VIII, 6 Juni 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA BULAN MEI 2016 TERCATAT INFLASI 0,11 PERSEN Perkembangan harga kebutuhan secara umum di Kota Salatiga

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA BLORA JANUARI 2016 INFLASI 0,28 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA BLORA JANUARI 2016 INFLASI 0,28 PERSEN PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA BLORA JANUARI 2016 INFLASI 0,28 PERSEN No. 02/02/33/16/Th.VIII, 10 Februari 2016 Pada bulan Januari 2016 Kota Blora terjadi inflasi 0,28 persen dengan Indeks

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BOGOR

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BOGOR BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BOGOR Januari 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN Inflasi Kota Bogor bulan Desember 2015 sebesar 1,86 persen Bulan Desember 2014 di Kota Bogor terjadi inflasi sebesar 1,86

Lebih terperinci

WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL

WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Di Kabupaten Kendal Bulan Januari 2016 INFLASI 0,43 Persen Bulan Januari 2016 di Kabupaten Kendal terjadi Inflasi 0,43 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK)

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA MAGELANG BULAN AGUSTUS 2016 DEFLASI 0.48 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA MAGELANG BULAN AGUSTUS 2016 DEFLASI 0.48 PERSEN No.01/09/Th. III, 05 September 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA MAGELANG BULAN AGUSTUS 2016 DEFLASI 0.48 PERSEN Kota Magelang pada bulan Agustus 2016 mengalami deflasi 0,48 persen

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BEKASI No. 01/12/Th. XVII, 1 Maret 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI FEBRUARI 2016 DEFLASI 0,03 PERSEN Pada Februari 2016 di Kota Bekasi terjadi deflasi sebesar

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BOGOR MARET 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN Kota Bogor Alami Deflasi bulan Februari 2016 sebesar 0.02 persen Setelah pada Januari 2016 di Kota Bogor mengalami inflasi

Lebih terperinci

BPS KOTA TEGAL. BULAN FEBRUARI 2014 KOTA TEGAL INFLASI 0,79 persen

BPS KOTA TEGAL. BULAN FEBRUARI 2014 KOTA TEGAL INFLASI 0,79 persen BPS KOTA TEGAL Tegal, 4 Maret BULAN FEBRUARI KOTA TEGAL INFLASI 0,79 persen - Pada bulan Februari Kota Tegal terjadi inflasi 0,79 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 108,47, sedikit lebih

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN BOYOLALI No. 01/33/10/Th.IV, 10 Januari 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI DI KABUPATEN BOYOLALI Bulan Desember 2016 Inflasi 0,23 persen Pada bulan Desember

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA MAGELANG BULAN JANUARI 2017 INFLASI 1.23 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA MAGELANG BULAN JANUARI 2017 INFLASI 1.23 PERSEN No.01/02/Th. IV, 05 Februari 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA MAGELANG BULAN JANUARI 2017 INFLASI 1.23 PERSEN Kota Magelang pada bulan Januari 2017 mengalami inflasi 1.23 persen

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI PURBALINGGA BULAN AGUSTUS 2016 DEFLASI 0,26 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI PURBALINGGA BULAN AGUSTUS 2016 DEFLASI 0,26 PERSEN No. 15/08/3303/Th.I, 1 September 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI PURBALINGGA BULAN AGUSTUS 2016 DEFLASI 0,26 PERSEN di Purbalingga terjadi deflasi sebesar 0,26 persen dengan Indeks Harga

Lebih terperinci

BPS KABUPATEN PEMALANG

BPS KABUPATEN PEMALANG BPS KABUPATEN PEMALANG No. 05/04/3327/Th.IV, 16 April 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI DI PEMALANG BULAN MARET 2016 INFLASI 0,46 PERSEN Pada di Pemalang terjadi inflasi sebesar 0,46 persen

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BOGOR JUNI 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN Inflasi Kota Bogor Bulan Mei 2016 sebesar 0,37 persen Setelah pada April 2016 di Kota Bogor mengalami deflasi yang cukup rendah

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS KOTA TASIKMALAYA No. 05/05/32/78/Th.XIX, 2 Mei 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI APRIL 2016 KOTA TASIKMALAYA DEFLASI 0,32 PERSEN Bulan April 2016 Kota Tasikmalaya

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA + No. 09/3373/4/05/16/Th.VIII, 10 Mei 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA BULAN APRIL 2016 DEFLASI 0,49 Perkembangan harga kebutuhan secara umum di Kota Salatiga pada bulan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA BLORA AGUSTUS 2017 DEFLASI 0,21 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA BLORA AGUSTUS 2017 DEFLASI 0,21 PERSEN PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA BLORA AGUSTUS 2017 DEFLASI 0,21 PERSEN No. 09/09/33/16/Th.IX, 7 September 2017 Pada bulan Agustus 2017 Kota Blora terjadi deflasi 0,21 persen dengan Indeks

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI SUKOHARJO BULAN FEBRUARI 2017 INFLASI 0,41 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI SUKOHARJO BULAN FEBRUARI 2017 INFLASI 0,41 PERSEN No.03/03/3311/Th.IV, 13 Maret 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI SUKOHARJO BULAN FEBRUARI 2017 INFLASI 0,41 PERSEN Bulan Februari 2017, Kabupaten Sukoharjo mengalami inflasi sebesar 0,41

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/DEFLASI KOTA BLORA FEBRUARI 2016 DEFLASI 0,25 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/DEFLASI KOTA BLORA FEBRUARI 2016 DEFLASI 0,25 PERSEN PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/DEFLASI KOTA BLORA FEBRUARI 2016 DEFLASI 0,25 PERSEN No. 03/03/33/16/Th.VIII, 10 Maret 2016 Pada bulan Februari 2016 Kota Blora terjadi deflasi 0,25 persen dengan Indeks

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS KOTA TASIKMALAYA No. 01/09/32/78/Th.XIX, 2 Oktober 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI SEPTEMBER 2017 KOTA TASIKMALAYA INFLASI 0,24 PERSEN Bulan 2017 Kota Tasikmalaya

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BPS PROVINSI ACEH No. 18/05/TH.XIX, 2 Mei PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Pada bulan di Kota Banda Aceh terjadi deflasi sebesar 1,09 persen, Kota Lhokseumawe deflasi sebesar 0,39 persen, dan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BPS PROVINSI ACEH No. 15/04/TH.XIX, 1 April PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Pada bulan di Kota Banda Aceh terjadi deflasi sebesar 0,26 persen, Kota Lhokseumawe deflasi sebesar 0,19 persen, dan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI SUKOHARJO BULAN MARET 2016 INFLASI 0,48 PERSEN No.05/04/3311/Th.III, 15 April 2016 Bulan Maret 2016, Kabupaten Sukoharjo mengalami Inflasi sebesar 0,48 persen

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI SUKOHARJO BULAN APRIL 2016 DEFLASI 0,27 PERSEN No.06/05/3311/Th.III, 12 Mei 2016 Bulan April 2016, Kabupaten Sukoharjo mengalami deflasi sebesar 0,27 persen

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BEKASI No. 01/07/Th. XVII, 1 JULI 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI JUNI 2015 INFLASI 0,43 PERSEN Pada Juni 2015 di Kota Bekasi terjadi inflasi sebesar 0,43 persen

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEX HARGA KONSUMEN/INFLASI JUNI 2016 INFLASI 0,97 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEX HARGA KONSUMEN/INFLASI JUNI 2016 INFLASI 0,97 PERSEN No. 032/63/09 Th. III, 1 Juli 2016 PERKEMBANGAN INDEX HARGA KONSUMEN/INFLASI JUNI 2016 INFLASI 0,97 PERSEN Di Kota Tanjung, pada Bulan Juni 2016 mengalami inflasi sebesar 0,97 persen. Laju inflasi kumulatif

Lebih terperinci

WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL

WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Di Kabupaten Kendal Bulan Juli 2016 INFLASI 1,03 Persen Bulan Juli 2016 di Kabupaten Kendal terjadi inflasi 1,03 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN BOYOLALI No. 12/33/09/Th.III, 10 November 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI DI KABUPATEN BOYOLALI Bulan November 2016 Inflasi 0,67 persen Pada bulan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI JEPARA BULAN MARET 2017 DEFLASI 0,06 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI JEPARA BULAN MARET 2017 DEFLASI 0,06 PERSEN No. 03/04/IHK/10 April 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI JEPARA BULAN MARET 2017 DEFLASI 0,06 PERSEN Bulan Maret 2017 di Jepara, terjadi deflasi sebesar 0,06 persen dengan Indeks Harga

Lebih terperinci

Pada bulan Agustus Perkembangan harga berbagai komoditas sangat bervariasi. Berdasarkan hasil pemantauan BPS Kabupaten Magelang, pada bulan Agustus te

Pada bulan Agustus Perkembangan harga berbagai komoditas sangat bervariasi. Berdasarkan hasil pemantauan BPS Kabupaten Magelang, pada bulan Agustus te BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAGELANG No.01/03/33.08/Th. III, 9 September PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN MAGELANG BULAN AGUSTUS DEFLASI 0,22 PERSEN Bulan Agustus di Kabupaten

Lebih terperinci

WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL

WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Di Kabupaten Kendal Bulan April 2017 INFLASI 0,16 Persen Bulan April 2017 di Kabupaten Kendal terjadi inflasi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BPS PROVINSI ACEH No. 11/03/TH.XIX, 1 Maret PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Pada bulan di Kota Banda Aceh terjadi inflasi sebesar 0,02 persen, Kota Lhokseumawe deflasi sebesar 0,13 persen, dan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No. 09/09/Th. XIX, 01 September 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI AGUSTUS 2016 INFLASI 0,66 PERSEN Pada Agustus 2016 terjadi inflasi sebesar 0,66 persen, atau terjadi kenaikan IHK dari 128,29

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BPS PROVINSI SULAWESI BARAT a No. 38/07/76/Th. IX, 1 Juli 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI JUNI 2015 MAMUJU INFLASI 0,95 PERSEN Berdasarkan hasil Survei Harga Konsumen 82 kota di Indonesia

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN KOTA PEKALONGAN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN KOTA PEKALONGAN BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PEKALONGAN No. 11/Desember/3375/Tahun V, 7 Desember 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN KOTA PEKALONGAN BULAN NOVEMBER KOTA PEKALONGAN INFLASI 0,49 PERSEN Pada November 2016,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BPS PROVINSI SULAWESI BARAT a No. 06/02/76/Th. X, 1 Februari 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI JANUARI 2016 MAMUJU DEFLASI -0,06 PERSEN Berdasarkan hasil Survei Harga Konsumen 82 kota di

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BEKASI No. 03/08/Th. XVII, 3 AGUSTUS 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI JULI 2015 INFLASI 0,81 PERSEN Pada Juli 2015 di Kota Bekasi terjadi inflasi sebesar 0,81

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BEKASI No. 01/12/Th. XVII, 3 Januari 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DESEMBER 2016 INFLASI 0,27 PERSEN Pada Desember 2016 di Kota Bekasi terjadi Inflasi sebesar

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI SUKOHARJO BULAN JULI 2016 INFLASI 0,65 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI SUKOHARJO BULAN JULI 2016 INFLASI 0,65 PERSEN No.09/08/3311/Th.III, 15 Agustus 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI SUKOHARJO BULAN JULI 2016 INFLASI 0,65 PERSEN Bulan Juli 2016, Kabupaten Sukoharjo mengalami inflasi sebesar 0,65 persen

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BPS PROVINSI SULAWESI BARAT a No. 01/01/76/Th. X, 4 Januari 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DESEMBER 2015 MAMUJU INFLASI 1,70 PERSEN Berdasarkan hasil Survei Harga Konsumen 82 kota di Indonesia

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BEKASI No. 01/12/Th. XVII, 2 Oktober 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI SEPTEMBER 2017 INFLASI 0,26 PERSEN Pada September 2017 di Kota Bekasi terjadi inflasi sebesar

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA + No. 13/3373/4/07/16/Th.VIII, 11 Juli 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA BULAN JUNI 2016 INFLASI 0,41 Bertepatan dengan Bulan Ramadhan 1437 H, perkembangan harga kebutuhan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BEKASI No. 01/12/Th. XVII, 3 Oktober 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI SEPTEMBER 2016 INFLASI 0,26 PERSEN Pada September 2016 di Kota Bekasi terjadi inflasi sebesar

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No. 07/07/Th. XVIII, 01 Juli 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI JUNI 2015 INFLASI 1,44 PERSEN Pada Juni 2015, di Kota Pematangsiantar terjadi inflasi sebesar 1,44 persen dengan Indeks Harga

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA KEBUMEN BULAN NOVEMBER 2016 INFLASI 0,52 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA KEBUMEN BULAN NOVEMBER 2016 INFLASI 0,52 PERSEN BPS KABUPATEN KEBUMEN No.22/12/33/05/Th. VII, 1 Desember 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA KEBUMEN BULAN NOVEMBER 2016 INFLASI 0,52 PERSEN Pada bulan November 2016 terjadi inflasi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA + No. 09/3373/4/05/17/Th.IX, 4 Mei 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA BULAN APRIL 2017 INFLASI 0,22 Perkembangan harga kebutuhan secara umum di Kota Salatiga pada bulan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BEKASI No. 01/09/Th. XVII, 1 September 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI AGUSTUS 2015 INFLASI 0,82 PERSEN Pada 2015 di Kota Bekasi terjadi inflasi sebesar 0,82

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BOGOR PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN INFLASI KOTA BOGOR APRIL SEBESAR 0,07 PERSEN MEI Kota Bogor masih mengalami kenaikan harga sehingga secara umum masih terjadi kenaikan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BOGOR. PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN Inflasi Kota Bogor Februari 2017 sebesar 0,34 persen

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BOGOR. PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN Inflasi Kota Bogor Februari 2017 sebesar 0,34 persen BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BOGOR MARET 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN Inflasi Kota Bogor Februari 2017 sebesar 0,34 persen Februari 2017 Kota Bogor masih mengalami kenaikan harga sehingga secara

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI MARET DEFLASI 0,06 PERSEN Pada bulan Maret di Kota Meulaboh terjadi deflasi sebesar 0,06 persen, di Kota Banda Aceh terjadi deflasi sebesar 0,15 persen dan di

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA + No. 19/3373/4/10/16/Th.VIII, 5 Oktober 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA BULAN SEPTEMBER 2016 INFLASI 0,10 Perkembangan harga kebutuhan secara umum di Kota Salatiga pada

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS KOTA TASIKMALAYA No. 03/03/32/78/Th.XIX, 1 Maret 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI FEBRUARI 2016 KOTA TASIKMALAYA DEFLASI 0,31 PERSEN Bulan Februari 2016 Kota Tasikmalaya

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI DI KOTA SRAGEN Bulan Januari 2017 Inflasi 1,10 persen

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI DI KOTA SRAGEN Bulan Januari 2017 Inflasi 1,10 persen KERJASAMA BPS DAN BAPPEDA KABUPATEN SRAGEN No. 01/II/2017, 3 Februari 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI DI KOTA SRAGEN Inflasi 1,10 persen di Kota Sragen terjadi inflasi sebesar 1,10 persen

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BEKASI No. 01/11/Th. XVII, 2 November 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI OKTOBER 2015 DEFLASI 0,32 PERSEN Pada 2015 di Kota Bekasi terjadi deflasi sebesar 0,32 persen

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI SUKOHARJO BULAN JANUARI 2016 INFLASI 0,49 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI SUKOHARJO BULAN JANUARI 2016 INFLASI 0,49 PERSEN No.03/02/3311/Th.III, 12 Februari 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI SUKOHARJO BULAN JANUARI 2016 INFLASI 0,49 PERSEN Bulan Januari 2016, Kabupaten Sukoharjo mengalami Inflasi sebesar 0,49

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA KEBUMEN BULAN JUNI 2016 INFLASI 0,51 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA KEBUMEN BULAN JUNI 2016 INFLASI 0,51 PERSEN BPS KABUPATEN KEBUMEN No. 12/07/33/05/Th. VII, 01 Juli 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA KEBUMEN BULAN JUNI 2016 INFLASI 0,51 PERSEN Pada bulan Juni 2016 di Kota Kebumen terjadi inflasi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA + No. 07/3373/4/04/16/Th.VIII, 5 April 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA BULAN MARET 2016 INFLASI 0,37 Perkembangan harga kebutuhan secara umum di Kota Salatiga pada bulan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BEKASI No. 01/12/Th. XVII, 1 Februari 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI JANUARI 2016 INFLASI 0,37 PERSEN Pada Januari 2016 di Kota Bekasi terjadi inflasi sebesar

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI NOVEMBER 2016 INFLASI 0,38 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI NOVEMBER 2016 INFLASI 0,38 PERSEN BPS KABUPATEN GROBOGAN No. 3315.035/12/2016, 14 Desember 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI NOVEMBER 2016 INFLASI 0,38 PERSEN Pada November 2016 terjadi inflasi sebesar 0,38

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PEKALONGAN

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PEKALONGAN BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PEKALONGAN No. 4/April/3375/Tahun IV, 5 April 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN KOTA PEKALONGAN BULAN MARET KOTA PEKALONGAN INFLASI 0,28 PERSEN Pada Maret 2016, Kota Pekalongan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BEKASI No. 01/10/Th. XVII, 1 Oktober 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI SEPTEMBER 2015 DEFLASI 0,38 PERSEN Pada 2015 di Kota Bekasi terjadi deflasi sebesar 0,38

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BEKASI No. 01/12/Th. XVII, 4 September 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI AGUSTUS 2017 DEFLASI 0,10 PERSEN Pada Agustus 2017 di Kota Bekasi terjadi deflasi sebesar

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI JEPARA BULAN APRIL 2017 INFLASI 0,55 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI JEPARA BULAN APRIL 2017 INFLASI 0,55 PERSEN No. 04/05/IHK/10 Mei 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI JEPARA BULAN APRIL 2017 INFLASI 0,55 PERSEN Bulan April 2017 di Jepara, terjadi inflasi sebesar 0,55 persen dengan Indeks Harga Konsumen

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BOGOR

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BOGOR BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BOGOR Maret 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN Inflasi/Deflasi Kota Bogor bulan Februari 2015 sebesar 0.14 persen Bulan Februari 2015 di Kota Bogor terjadi inflasi sebesar

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BEKASI No. 01/01/Th. XVII, 2 Mei 2014 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI APRIL 2014 DEFLASI 0,80 PERSEN Pada 2014 di Kota Bekasi terjadi deflasi sebesar 0,80 persen dengan

Lebih terperinci

Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Oktober 2017 Di Provinsi Sulawesi Barat

Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Oktober 2017 Di Provinsi Sulawesi Barat BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI BARAT Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Oktober 2017 Di Provinsi Sulawesi Barat Oktober 2017, Mamuju Deflasi 0,48 persen. Berdasarkan hasil Survei Harga

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA + No. 03/3373/4/02/17/Th.IX, 3 Februari 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA BULAN JANUARI 2017 INFLASI 1,09 Bulan di Kota Salatiga terjadi inflasi sebesar 1,09 persen dengan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI KOTA BLORA JULI 2016 INFLASI 1,03 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI KOTA BLORA JULI 2016 INFLASI 1,03 PERSEN PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI KOTA BLORA JULI 2016 INFLASI 1,03 PERSEN No. 08/08/33/16/Th.VIII, 15 Agustus 2016 Pada bulan Juli 2016 Kota Blora terjadi inflasi 1,03 persen dengan Indeks Harga

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA + No. 01/3373/4/01/17/Th.IX, 5 Januari 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA BULAN DESEMBER 2016 INFLASI 0,20 Perkembangan harga kebutuhan secara umum di Kota Salatiga pada

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI MEI 2016 INFLASI 0,18 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI MEI 2016 INFLASI 0,18 PERSEN BPS KABUPATEN GROBOGAN No. 3315.029/06/2016, 21 Juni 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI MEI 2016 INFLASI 0,18 PERSEN Pada Mei 2016 terjadi inflasi sebesar 0,18 persen dengan

Lebih terperinci