Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume IX, Nomor 3/Maret 2015

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume IX, Nomor 3/Maret 2015"

Transkripsi

1 MARET 2015

2 Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume IX, Nomor 3/Maret 2015 Ukuran Buku : 20,5 cm x 29,0 cm Desain grafis: Sehusman, SP Penanggung Jawab: Ir. M. Tassim Billah, MSc Redaktur : Ir. Dewa Ngakan Cakrabawa, MM Penyunting/Editor: Ir. Sabarella, MSi Penulis Artikel : Ir. Efi Respati, MSi Ir. Wieta B. Komalasari, Msi Sri Wahyuningsih, S.Si Widyawati Megawati Manurung, SP Metha Herwulan Ningrum Sehusman, SP Yani Supriyati, SE Sekretaris: Heri Dwi Martono Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kanpus Kementan, Gedung D, Lantai IV, Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan, Jakarta Telp./Fax (021) , cakra@pertanian.go.id; sabarella@pertanian.go.id Website : atau

3 KATA PENGANTAR Dalam rangka menyediakan data indikator makro sektor pertanian serta hasil analisisnya, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian pada tahun 2015 kembali menerbitkan Buletin Bulanan. Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian Volume IX Nomor 3/Maret 2015 ini berisi data dan analisis deskriptif indikator ekspor dan impor komoditas pertanian bulan Nopember Desember 2014, Indeks Harga Konsumen (IHK) perkotaan dan inflasi bulan Pebruari 2015, Nilai Tukar Petani (NTP) bulan Januari - Pebruari Data ekspor-impor yang dipublikasikan telah disesuaikan dengan klasifikasi kode HS (Harmony System) berdasarkan Buku Tarif Kepabeanan Indonesia (BTKI) 2012, dan data NTP mulai bulan Nopember 2013 menggunakan tahun dasar 2012 (2012=100). Data yang disajikan dalam buletin ini bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS). Besar harapan kami bahwa Buletin ini dapat bermanfaat bagi para pengguna data baik di lingkup maupun pengguna lainnya. Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna perbaikan buletin ini di masa mendatang. Jakarta, Maret 2015 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

4 DAFTAR ISI Halaman BAB I. PENJELASAN UMUM Ekspor Impor Indeks Harga Konsumen/Inflasi Nilai Tukar Petani (NTP)... 3 BAB II. EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Sektor Pertanian Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Sub Sektor Tanaman Pangan Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Sub Sektor Hortikultura Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Sub Sektor Perkebunan Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Sub Sektor Peternakan BAB III. INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) DAN LAJU INFLASI Perkembangan IHK Gabungan 82 Kota di Indonesia Bulan Pebruari Perkembangan IHK Gabungan 82 Kota di Indonesia untuk Kelompok Bahan Makanan Andil Sub Kelompok Terhadap Inflasi Kelompok Bahan Makanan BAB IV. NILAI TUKAR PETANI (NTP) Perkembangan Indeks Harga yang Diterima (IT), Indeks Harga yang Dibayar (IB) dan Nilai Tukar Petani (NTP) Nasional dan sub sektor Januari 2014 Pebruari Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Nasional, Januari Pebruari Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Nasional Sektor Pertanian Sempit (tanpa sub sektor Perikanan) Bulan Januari - Pebruari Indeks Harga yang Diterima Petani (IT) Indeks Harga yang Dibayar Petani (IB) Nilai Tukar Petani (NTP) Perbandingan IT, IB dan NTP Antar Provinsi di Indonesia Upah Buruh Tani... 34

5 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan BAB I. PENJELASAN UMUM Buletin Bulanan edisi Volume IX Nomor 3, Maret 2015 ini menyajikan keragaan data makro sektor pertanian yang meliputi: 1. Ekspor impor komoditas pertanian bulan Nopember Desember Indeks harga konsumen (IHK) gabungan 82 Kota di Indonesia dan inflasi bulan Pebruari Nilai tukar petani nasional dan provinsi di Indonesia bulan Januari - Pebruari Ekspor Impor Data ekspor impor komoditas pertanian adalah data ekspor impor yang berasal dari kode HS 10 digit yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan sudah berstatus angka tetap. Kode HS mengacu pada klasifikasi sesuai Buku Tarif Kepabeanan Indonesia (BTKI) Cakupan kode HS komoditas pertanian merupakan kesepakatan hasil koordinasi dengan instansi terkait lingkup. Penyajian data perkembangan ekspor impor komoditas pertanian ini dititikberatkan pada kelompok komoditas baik segar maupun olahan yang mencerminkan peranan masing-masing sub sektor terhadap sektor pertanian secara keseluruhan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Data perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) dan laju inflasi/deflasi bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS). Penyajian perkembangan IHK dan laju inflasi lebih dititikberatkan pada kelompok bahan makanan yang mencerminkan peranan komoditas utama sektor pertanian dalam tingkat inflasi secara nasional. Sejak bulan Januari 2014, Indeks Harga Konsumen (IHK) dihitung berdasarkan pola konsumsi hasil Survei Biaya Hidup (SBH) di 82 kota tahun 2012 yang mencakup sekitar komoditas. IHK gabungan 82 kota ini merupakan hasil perhitungan dari Volume IX, Nomor 3/Maret

6 Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian gabungan indeks masing-masing kota yang ditimbang dengan banyaknya rumahtangga di kota bersangkutan. IHK dihitung dengan menggunakan formula Laspeyres yang dikembangkan dan dikelompokkan menjadi 7 kelompok yaitu: Bahan makanan yang terdiri dari padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya, daging dan hasil-hasilnya, ikan segar, ikan diawetkan, telur, susu dan hasil-hasilnya, sayursayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, bumbu-bumbuan, lemak dan minyak serta bahan makanan lainnya. Makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau yang terdiri dari makanan jadi, minuman yang tidak beralkohol dan tembakau dan minuman beralkohol. Perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar yang terdiri dari biaya tempat tinggal, bahan bakar, penerangan dan air, perlengkapan rumah tangga dan penyelenggaraan rumah tangga. Sandang yang terdiri dari sandang laki-laki, sandang wanita, sandang anak-anak, barang pribadi dan sandang lain. Kesehatan yang terdiri dari jasa kesehatan, obat-obatan, jasa perawatan jasmani, perawatan jasmani dan kosmetika. Pendidikan, rekreasi dan olahraga yang terdiri dari jasa pendidikan, kursuskursus/pelatihan, perlengkapan/peralatan pendidikan, rekreasi dan olahraga. Transportasi, komunikasi dan jasa keuangan yang terdiri dari transportasi, komunikasi pengiriman, sarana dan penunjang transportasi dan jasa keuangan. Laju inflasi/deflasi merupakan persentase (%) perubahan IHK bulanan diperoleh dari : l n l l n 1 Dimana : l n n 1 x l n 1 = Indeks bulan n; = Indeks bulan n-1 Persentase (%) perubahan IHK dalam satu tahun dihitung dengan menggunakan metode point to to point Volume IX, Nomor 3/Maret 2015

7 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan 1.3. Nilai Tukar Petani (NTP) Data perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS). Indeks harga yang dibayar petani (IB) disusun berdasarkan data hasil survei bulanan statistik harga konsumen di pasar pedesaan yang dilaksanakan setiap bulan. Indeks harga yang diterima petani (IT) bersumber dari hasil survei harga di tingkat produsen (farm gate) yang dilaksanakan setiap bulan. IT dan IB tersebut dihitung dengan menggunakan formula Laspeyres yang dikembangkan. NTP merupakan rasio antara IT dengan IB yang dinyatakan dalam persentase. Data NTP menggunakan tahun dasar 2007=100, dan mulai data Nopember 2013 terjadi penggantian tahun dasar menjadi 2012=100, serta penambahan rincian tanaman obat pada Indeks Harga yang Dibayar Petani sub sektor hortikultura. Persamaan NTP sebagai berikut : NTP IT IB x100% Volume IX, Nomor 3/Maret

8 Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 4 Volume IX, Nomor 3/Maret 2015

9 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan BAB II. EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN 2.1. Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Sektor Pertanian Volume ekspor komoditas pertanian pada bulan Desember 2014 dibandingkan dengan bulan Nopember 2014, mengalami peningkatan sebesar 2,4% yaitu dari 3,16 juta ton menjadi 3,24 juta ton. Peningkatan volume ekspor ini disebabkan karena meningkatnya volume ekspor sub sektor perkebunan dan peternakan, sementara sub sektor tanaman pangan dan hortikultura menurun. Seiring dengan peningkatan volume ekspor, nilai ekspor komoditas pertanian pada bulan Desember 2014 mengalami sedikit peningkatan dari US$ 2,473 milyar menjadi US$ 2,474 milyar atau naik sebesar 0,05%. Volume impor komoditas pertanian Indonesia pada bulan Desember 2014 juga mengalami peningkatan dibandingkan bulan Nopember 2014 sebesar 15,74% yakni dari 1,74 juta ton menjadi 2,02 juta ton. Begitupula, dari sisi nilai impor naik sebesar 13,49% yakni dari US$ 1,18 milyar menjadi US$ 1,34 milyar. Peningkatan nilai impor komoditas pertanian tersebut disebabkan oleh naiknya nilai semua sub sektor. Berdasarkan selisih angka ekspor dan impor, maka pada bulan Desember 2014 neraca perdagangan komoditas pertanian Indonesia mengalami surplus dari sisi volume sebesar 1,22 juta ton, demikian juga dari sisi nilai mengalami surplus sebesar US$ 1,13 milyar. Surplus nilai neraca perdagangan komoditas pertanian bulan Desember 2014 menunjukkan penurunan sebesar 12,25% dibandingkan bulan Nopember Demikian pula, dari sisi volume, mengalami penurunan surplus yaitu sebesar 14,00%. Menurunnya neraca perdagangan sub sektor pertanian ini disebabkan karena peningkatan impor yang lebih besar dibandingkan dengan peningkatan ekspornya. Perkembangan ekspor - impor komoditas pertanian Indonesia menurut sub sektor periode bulan Nopember Desember 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 2.1. Volume IX, Nomor 3/ Maret

10 Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Tabel 2.1. Ekspor-impor pertanian Indonesia menurut sub sektor, Januari - Desember 2014 No Sub Sektor Nopember Desember Pertumb. Kumulatif (%) Januari- Des thd Desember 2014 Nop 1 Tanaman Pangan Volume (Kg) - Ekspor 66,157,432 23,426, ,690,024 - Impor 1,420,886,250 1,614,477, ,169,821,042 - Neraca -1,354,728,818-1,591,050, ,802,131,018 Nilai (US$) - Ekspor 25,949,852 15,135, ,174,344 - Impor 536,710, ,311, ,658,855,836 - Neraca -510,760, ,175, ,452,681,492 2 Hortikultura Volume (Kg) - Ekspor 37,119,228 29,710, ,341,881 - Impor 100,588, ,230, ,646,485,039 - Neraca -63,469, ,520, ,213,143,158 Nilai (US$) - Ekspor 41,751,551 35,875, ,190,470 - Impor 105,722, ,860, ,632,165,852 - Neraca -63,970, ,985, ,119,975,382 3 Perkebunan Volume (Kg) - Ekspor 3,041,751,454 3,167,140, ,027,210,997 - Impor 92,411, ,188, ,232,500,488 - Neraca 2,949,340,343 3,048,951, ,794,710,509 Nilai (US$) - Ekspor 2,363,049,435 2,375,296, ,721,914,699 - Impor 228,845, ,002, ,777,185,422 - Neraca 2,134,204,119 2,136,294, ,944,729,277 4 Peternakan Volume (Kg) - Ekspor 19,634,629 20,181, ,200,353 - Impor 130,456, ,082, ,485,130,818 - Neraca -110,821, ,901, ,249,930,465 Nilai (US$) - Ekspor 42,381,520 48,136, ,662,918 - Impor 310,820, ,366, ,799,883,840 - Neraca -268,438, ,229, ,212,220,922 PERTANIAN Volume (Kg) - Ekspor 3,164,662,743 3,240,458, ,063,443,255 - Impor 1,744,342,285 2,018,979, ,533,937,387 - Neraca 1,420,320,458 1,221,479, ,529,505,868 Nilai (US$) - Ekspor 2,473,132,358 2,474,444, ,027,942,431 - Impor 1,182,098,449 1,341,541, ,868,090,950 - Neraca 1,291,033,909 1,132,903, ,159,851,481 Sumber: BPS, diolah Pusdatin Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI Volume IX, Nomor 3/ Maret 2015

11 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan 2.2. Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Komoditas Sub Sektor Tanaman Pangan Volume ekspor sub sektor tanaman pangan pada bulan Desember 2014 mencapai 23,43 ribu ton atau turun cukup siginikan sebesar 64,59% dibandingkan bulan Nopember Demikian pula, nilai ekspornya mengalami penurunan sebesar 41,67%, yakni dari US$ 25,95 juta menjadi US$ 15,14 juta. Komoditas ekspor utama sub sektor tanaman pangan sekaligus penyumbang ekspor terbesar sub sektor ini pada bulan Desember 2014 adalah gandum/meslin olahan yang mencapai US$ 3,06 juta. Komoditas berikutnya yang menyumbang nilai ekspor tanaman pangan cukup besar adalah jagung segar yang mencapai US$ 2,21 juta, kedele olahan sebesar US$ 1,48 juta, dan kacang tanah olahan sebesar US$ 1,17. Secara kumulatif, realisasi ekspor komoditas tanaman pangan periode Januari- Desember 2014 mencapai US$ 206,17 juta. Ekspor komoditas sub sektor tanaman pangan bulan Januari Desember 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 2.2. Tabel 2.2. Ekspor komoditas sub sektor tanaman pangan, Januari Desember 2014 Pertumbuhan Nopember Desember No Komoditas (%) Des thd Nop Kumulatif Jan - Des Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$) 1 Beras 107,519 88,235 43,300 61, , ,928 2 Beras olahan 155,304 50,569 4,780 12, ,509, ,982 3 Gandum, Meslin ,910 6, ,155 40,351 4 Gandum, Meslin olahan 7,554,987 3,547,723 6,121,680 3,064, ,393,711 43,891,653 5 Jagung 16,094,742 4,184,158 6,961,092 2,206, ,331,901 13,784,301 6 Jagung olahan 100,000 45,200 27,962 81, ,511,200 2,262,521 7 Kacang tanah 359, , , , ,510,158 4,351,328 8 Kacang tanah olahan 370,461 1,167, ,189 1,165, ,781,368 11,175,784 9 Kedele 896, ,469 1,218, , ,303,543 24,414, Kedele olahan 826,592 1,227,734 1,041,625 1,483, ,025,125 19,795, Kacang Hijau 32,503 84,557 14,975 81, , , Ubi jalar 828, , , , ,592,658 8,371, Ubi kayu 32,792,660 7,890,381 1,394, , ,714,697 20,403, Ubi kayu olahan 745, , , , ,785,985 15,581, Tanaman Pangan Lainnya 5,292,598 5,113,257 4,220,521 4,308, ,387,902 40,011,563 Total 66,157,432 25,949,852 23,426,654 15,135, ,690, ,174,344 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012 Perkembangan nilai impor komoditas sub sektor tanaman pangan pada bulan Desember 2014 mengalami peningkatan sebesar 15,39% dibandingkan bulan Nopember 2014, yakni dari US$ 536,71 juta menjadi US$ 619,31 juta. Demikian pula, dari sisi volume impor komoditas tanaman pangan mengalami peningkatan sebesar 13,62% yakni Volume IX, Nomor 3/ Maret

12 Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian dari 1,42 juta ton, menjadi 1,61 juta ton. Pada bulan Desember 2014, komoditas utama impor sub sektor ini adalah gandum/meslin segar sebesar US$ 170,89 juta, beras sebesar US$ 112,54 juta, kedele olahan sebesar US$ 106,08 juta, kedele segar sebesar US$ 84,85 juta, dan jagung segar sebesar US$ 75,24 juta. Realisasi impor komoditas tanaman pangan secara kumulatif pada periode Januari Desember 2014 mencapai US$ 7,66 milyar. Perkembangan impor komoditas sub sektor tanaman pangan bulan Januari Desember 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 2.3. Tabel 2.3. Impor komoditas sub sektor tanaman pangan, Januari Desember 2014 Pertumbuhan Nopember Desember No Komoditas (%) Des thd Kumulatif Jan - Des Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$) 1 Beras 177,874,569 83,577, ,421, ,537, ,284, ,145,933 2 Beras olahan 3,765 12,233 6,500 22, ,365 74,453 3 Gandum, Meslin 481,196, ,238, ,741, ,893, ,300,756,391 2,347,843,445 4 Gandum, Meslin olahan 19,685,140 12,205,647 16,834,592 10,478, ,255, ,838,656 5 Jagung 320,430,285 73,822, ,995,013 75,237, ,178,757, ,490,271 6 Jagung olahan 12,483,981 6,181,727 15,021,581 7,108, ,091,471 60,553,440 7 Kacang tanah 7,910,701 8,406,680 21,767,542 23,206, ,235, ,268,067 8 Kacang tanah olahan 72, ,149 80, , ,087,783 3,414,936 9 Kedele 28,562,450 16,681, ,896,810 84,845, ,964,080,895 1,176,407, Kedele olahan 336,879, ,685, ,206, ,075, ,800,612,775 2,191,569, Kacang Hijau 95, ,648 98, , ,631 1,041, Ubi jalar 486 1, ,876 40, Ubi kayu Ubi kayu olahan 33,996,301 15,069,245 57,794,719 25,323, ,085, ,491, Tanaman Pangan Lainnya 1,694,854 2,427,260 2,611,945 3,140, ,830, ,676,138 Total 1,420,886, ,710,256 1,614,477, ,311, ,169,821,042 7,658,855,836 Sumber : BPS, diolah Pusdatin ` Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012 Berdasarkan realisasi ekspor dan impor tersebut, maka neraca perdagangan sub sektor tanaman pangan pada bulan Desember 2014 menunjukkan posisi defisit sebesar US$ 604,18 juta atau mengalami peningkatan defisit sebesar 18,29% dibandingkan bulan Nopember Pada bulan Desember 2014, defisit neraca perdagangan terbesar terjadi pada komoditas gandum/meslin segar yang mencapai US$ 170,89 juta, disusul kemudian oleh beras sebesar US$ 112,48 juta, kedele olahan sebesar US$ 104,59 juta, kedele segar sebesar US$ 84,41 juta, dan jagung segar sebesar US$ 73,03 juta. Komoditas tanaman pangan yang mempunyai surplus neraca perdagangan adalah kacang tanah olahan, ubi jalar segar, dan ubi kayu segar, masing-masing surplus sebesar US$ 869,88 juta, US$ 627,38 ribu, dan US$ 425,96 ribu. Defisit neraca perdagangan komoditas tanaman pangan 8 Volume IX, Nomor 3/ Maret 2015

13 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan secara kumulatif dari Januari hingga Desember 2014 mencapai US$ 7,45 milyar. Neraca perdagangan komoditas sub sektor tanaman pangan periode bulan Januari Desember 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 2.4. Tabel 2.4. Neraca perdagangan komoditas sub sektor tanaman pangan, Januari Desember 2014 Pertumbuhan Nopember Desember No Komoditas (%) Des thd Nop Kumulatif Jan - Des Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$) 1 Beras -177,767,050-83,489, ,378, ,476, ,768, ,386,005 2 Beras olahan 151,539 38,336-1,720-10,005 (101) ,487, ,529 3 Gandum, Meslin -481,195, ,237, ,737, ,886, ,300,733,236-2,347,803,094 4 Gandum, Meslin olahan -12,130,153-8,657,924-10,712,912-7,413, ,861, ,947,003 5 Jagung -304,335,543-69,638, ,033,921-73,030, ,138,425, ,705,970 6 Jagung olahan -12,383,981-6,136,527-14,993,619-7,027, ,580,271-58,290,919 7 Kacang tanah -7,551,472-7,748,700-21,416,144-22,572, ,725, ,916,739 8 Kacang tanah olahan 297, , , , ,693,585 7,760,848 9 Kedele -27,665,797-16,061, ,678,340-84,406, ,922,777,352-1,151,992, Kedele olahan -336,052, ,458, ,164, ,591, ,783,587,650-2,171,774, Kacang Hijau -62,832-42,091-83,775-63, , , Ubi jalar 827, , , , ,569,782 8,330, Ubi kayu 32,792,660 7,890,381 1,394, ,963 (96) (95) 80,714,697 20,403, Ubi kayu olahan -33,250,816-14,576,741-56,958,519-24,787, ,299, ,909, Tanaman Pangan Lainnya 3,597,744 2,685,997 1,608,576 1,168, ,442,686-62,664,575 Total -1,354,728, ,760,404-1,591,050, ,175, ,802,131,018-7,452,681,492 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Komoditas Sub Sektor Hortikultura Total nilai ekspor sub sektor hortikultura pada bulan Desember 2014 adalah US$ 35,88 juta atau mengalami penurunan sebesar 14,07% dibandingkan bulan Nopember Demikian pula, dari sisi volume ekspor mengalami penurunan sebesar 19,96%, yaitu dari 37,12 ribu ton menjadi 29,71 ribu ton. Jika dilihat secara kumulatif pada periode Januari Desember 2014, total nilai ekspor sub sektor hortikultura adalah sebesar US$ 512,19 juta dan volume sebesar 433,34 juta ton. Komoditas sub sektor hortikultura yang mempunyai nilai ekspor terbesar pada bulan Desember 2014 adalah nenas sebesar US$ 16,75 juta, pisang sebesar US$ 1,84 juta serta cabe sebesar US$ 1,35 juta. Sementara jika dilihat secara kumulatif pada periode Januari Desember 2014, komoditas yang mempunyai kumulatif nilai ekspor tertinggi adalah nenas yaitu sebesar US$ 193,35 juta, komoditas lainnya adalah jahe yaitu sebesar Volume IX, Nomor 3/ Maret

14 Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian US$ 49,13 juta, cabe US$ 25,66 juta dan pisang sebesar US$ 16,18 juta. Perkembangan ekspor komoditas hortikultura periode bulan Januari Desember 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 2.5. Tabel 2.5. Ekspor komoditas sub sektor hortikultura, Januari Desember 2014 No Komoditas Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$) A. SAYURAN 1 Kentang 1) 572, , , , ,535,333 6,088,646 2 Bawang bombay 1) 99,694 92,629 64,741 71, ,555,359 2,076,387 3 Bawang merah 1) 719, , ,720 78, ,438,787 2,977,696 4 Bawang putih 1) 121, ,113 17,940 31, ,068,925 3,342,440 5 Tomat 1) 113, ,161 59,470 64, ,597,675 2,148,042 6 Bunga kol dan brokoli segar 138,600 28, ,490 95,086 7 Kubis segar 1,383, ,542 1,667, , ,817,347 5,432,871 8 Terung 136, , , , ,122,154 1,607,308 9 Kacang kapri 1) ,014 44, Jamur dan cendawan 540,244 1,123, ,580 1,206, ,684,617 12,195, Cabe 1) 1,179,781 2,618, ,228 1,350, ,125,085 25,662,270 B BUAH-BUAHAN 12 Pisang segar 2,426,577 1,439,078 3,160,256 1,841, ,264,029 16,177, Nenas 1) 16,615,164 17,669,527 15,523,833 16,752, ,315, ,351, Mangga 385, , , , ,148,614 1,800, Manggis 439, ,990 1,680, , ,081,787 6,544, Jeruk 1) 24,407 11, , , ,795,669 1,039, Anggur 1) 1,881 9,212 11,823 21, ,781 1,562, Apel 1) 10,501 15, ,280 75, Pir 1) 1, ,785 48, ,841 48, Lengkeng 1) C TANAMAN HIAS 21 Anggrek 5,505 58,169 4,290 38, , , Krisan 5,712 74,943 4,501 54, , , Tanaman hidup lainnya 249,756 1,458, ,497 1,257, ,584,734 14,871,995 D TANAMAN BIOFARMAKA 24 Jahe 427, , , , ,191,401 49,126, Turmeric (Curcuma) 930, , , , ,808,159 4,515,333 E HORTIKULTURA LAINNYA 10,589,791 13,164,686 4,078,181 10,469, ,287, ,934,662 Total 37,119,228 41,751,551 29,710,077 35,875, ,341, ,190,470 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: 1 ) wujud segar dan olahan Nopember Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012 Desember Pertumbuhan (%) Des thd Nop Kumulatif Jan - Des Nilai impor komoditas sub sektor hortikultura pada bulan Desember 2014 mengalami kenaikan sebesar 44,74% dibandingkan bulan Nopember 2014, yakni dari US$ 112,15 juta menjadi US$ 162,32 juta. Demikian pula, dari sisi volume mengalami kenaikan sebesar 51,60%, yaitu dari 104,52 ribu ton menjadi 158,44 ribu ton. Jika dilihat secara 10 Volume IX, Nomor 3/ Maret 2015

15 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan kumulatif, nilai impor komoditas hortikultura sampai dengan bulan Desember 2014 adalah sebesar US$ 1,64 milyar dengan kumulatif volume sebesar 1,65 juta ton Realisasi nilai impor yang cukup besar pada bulan Desember 2014 adalah jeruk (US$ 35,09 juta), bawang putih (US$ 29,09 juta) dan apel (US$ 28,22 juta). Sementara jika dilihat secara kumulatif pada periode Januari Desember 2014, komoditas yang mempunyai kumulatif nilai impor tertinggi adalah bawang putih yaitu sebesar US$ 364,88 juta, disusul kemudian oleh komoditas jeruk sebesar US$ 202,40 juta, apel sebesar US$ 202,01 juta dan anggur sebesar US$ 159,94 juta. Perkembangan impor komoditas sub sektor hortikultura bulan Januari Desember 2014 disajikan pada Tabel 2.6. Tabel 2.6. Impor komoditas sub sektor hortikultura, Januari Desember 2014 No Komoditas Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$) A. SAYURAN 1 Kentang 1) 8,506,646 7,090,842 12,251,014 8,958, ,966,440 82,812,405 2 Bawang bombay 1) 4,552,915 2,611,489 8,235,224 4,869, ,057,148 48,390,486 3 Bawang merah 1) 1,965, ,605 8,460,400 2,717, ,903,129 28,308,524 4 Bawang putih 1) 30,621,293 22,350,698 40,702,666 29,094, ,228, ,878,522 5 Tomat 1) 1,001,019 1,104,704 1,025,240 1,151, ,356,713 12,739,090 6 Bunga kol dan brokoli segar 105, , , , ,221,759 1,976,024 7 Kubis segar 278, , , , ,325,952 3,874,148 8 Terung Kacang kapri 1) 1,255, ,345 2,450,103 1,158, ,392,109 10,567, Jamur dan cendawan 415, , , , ,772,325 7,704, Cabe 1) 1,871,833 2,154,484 2,375,731 2,888, ,161,522 30,981,247 B BUAH-BUAHAN 13 Pisang segar , , Nenas 1) ,066 5,800 2,353 1, , , Mangga , , Manggis Jeruk 1) 4,987,059 6,194,858 28,080,765 35,095, ,391, ,399, Anggur 1) 5,151,859 16,871,826 4,446,346 15,530, ,828, ,938, Apel 1) 14,814,460 21,666,956 19,605,363 28,218, ,948, ,014, Pir 1) 5,626,028 5,306,090 6,892,428 6,217, ,540,287 78,499, Lengkeng 1) 1,225,436 1,613,077 2,826,854 3,609, ,160,350 90,471,454 C TANAMAN HIAS 24 Anggrek , , , Krisan , Tanaman hidup lainnya 439, , , , ,600,818 5,857,167 D TANAMAN BIOFARMAKA 27 Jahe 138, , , , ,763,899 2,464, Turmeric (Curcuma) 50,174 96,120 2,770 6, , ,553 E HORTIKULTURA LAINNYA 21,508,303 21,821,766 19,315,116 20,651, ,664, ,324,336 Total 104,516, ,147, ,444, ,319, ,651,479,260 1,636,833,356 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: 1 ) wujud segar dan olahan Nopember Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012 Desember Pertumbuhan (%) Des thd Nop Kumulatif Jan - Des Volume IX, Nomor 3/ Maret

16 Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Pada bulan Desember 2014, neraca perdagangan sub sektor hortikultura mengalami defisit US$ 126,44 juta dan mengalami kenaikan defisit sebesar 79,62% dibandingkan bulan Nopember Jika dilihat secara kumulatif, defisit yang terjadi sampai dengan bulan Desember adalah sebesar US$ 1,12 milyar. Komoditas yang mengalami defisit neraca perdagangan yang cukup besar di bulan Desember yakni jeruk (US$ 34,97 juta), bawang putih (US$ 29,06 juta), apel (US$ 28,22 juta). Sementara komoditas hortikultura yang mengalami surplus terbesar adalah nenas (US$ 16,75 juta) dan manggis (US$ 498,52 ribu). Secara kumulatif defisit tertinggi adalah komoditas bawang putih (US$ 361,54 juta) dan surplus tertinggi adalah nenas (US$ 192,99 juta). Perkembangan neraca perdagangan komoditas sub sektor hortikultura bulan Januari Desember 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 2.7. Tabel 2.7. Neraca perdagangan komoditas sub sektor hortikultura, Januari Desember 2014 No Komoditas Nopember Desember Pertumbuhan (%) Des thd Nop Kumulatif Jan - Des Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$) A. SAYURAN 1 Kentang 1) -7,934,110-6,619,700-11,628,654-8,500, ,431,107-76,723,759 2 Bawang bombay 1) -4,453,221-2,518,860-8,170,483-4,797, ,501,789-46,314,099 3 Bawang merah 1) -1,245,878-24,744-8,342,680-2,638, , ,464,342-25,330,828 4 Bawang putih 1) -30,499,705-22,169,585-40,684,726-29,062, ,159, ,536,082 5 Tomat 1) -887, , ,770-1,087, ,759,038-10,591,048 6 Bunga kol dan brokoli segar 32, , , , ,269-1,880,938 7 Kubis segar 1,105,106 26,032 1,459,624 40, ,491,395 1,558,723 8 Lobak Cina 1) 136, , , , ,122,154 1,607,308 9 Kacang kapri 1) -1,255, ,327-2,450,098-1,157, ,345,095-10,523, Jamur dan cendawan 125, ,362 70, , ,292 4,491, Cabe 1) -692, ,747-1,758,503-1,537, ,036,437-5,318,977 B BUAH-BUAHAN 13 Pisang segar 2,426,577 1,439,078 3,160,256 1,841, ,721,918 15,916, Nenas 1) 16,614,876 17,669,119 15,516,767 16,746, ,146, ,995, Mangga 385, , , , ,148 1,218, Manggis 439, ,990 1,680, , ,081,787 6,544, Jeruk 1) -4,962,652-6,183,104-27,946,263-34,975, ,595, ,359, Anggur 1) -5,149,978-16,862,614-4,434,523-15,508, ,609, ,375, Apel 1) -14,803,959-21,651,042-19,604,966-28,218, ,874, ,938, Pir 1) -5,624,972-5,305,837-6,871,643-6,169, ,518,446-78,450, Lengkeng 1) -1,225,436-1,613,077-2,826,854-3,609, ,160,350-90,471,454 C TANAMAN HIAS 24 Anggrek 5,281 38,757 4,290 38, , , Krisan 5,712 74,943 4,501 54, , , Tanaman hidup lainnya -189, , , , ,016,084 9,014,828 D TANAMAN BIOFARMAKA 27 Jahe 288, , ,338-29, ,427,502 46,662, Turmeric (Curcuma) 880, , , , ,564,712 4,197,780 E HORTIKULTURA LAINNYA -10,918,512-8,657,080-15,236,935-10,181, ,376, ,389,674 Total -67,397,180-70,395, ,734, ,443, ,218,137,379-1,124,642,886 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: 1 ) wujud segar dan olahan Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI Volume IX, Nomor 3/ Maret 2015

17 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan 2.4. Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Komoditas Sub Sektor Perkebunan Pada bulan Desember 2014, volume ekspor komoditas perkebunan mengalami peningkatan yaitu sebesar 4,12% dibandingkan bulan Nopember 2014 yaitu dari 3,04 juta ton menjadi 3,17 juta ton. Demikian juga dari sisi nilainya mengalami peningkatan sebesar 0,52% yakni dari US$ 2,36 milyar menjadi US$ 2,38 milyar. Pada bulan Desember 2014, komoditas yang mempunyai realisasi ekspor terbesar yakni minyak sawit mencapai US$ 1,60 milyar, disusul kemudian oleh komoditas karet sebesar US$ 319,77 juta. Komoditas andalan ekspor sub sektor perkebunan lainnya adalah kopi sebesar US$ 102,47 juta, kelapa sebesar US$ 102,27 juta, kakao sebesar US$ 100,55 juta, lada sebesar US$ 33,12 juta dan Jambu mete sebesar US$ 23,20 juta. Perkembangan ekspor sub sektor perkebunan bulan Januari - Desember 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 2.8. Tabel 2.8. Ekspor komoditas sub sektor perkebunan, Januari Desember 2014 No Komoditas Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$) 1 Kelapa 140,498,836 96,805, ,867, ,268, ,711,603,198 1,347,264,638 2 Karet 181,708, ,283, ,917, ,770, ,623,470,568 4,741,574,177 3 Minyak sawit 2,525,233,385 1,629,890,755 2,576,974,668 1,579,852, ,026,621,047 19,555,632,642 4 Kopi 31,306,123 90,974,942 34,656, ,466, ,827,677 1,039,609,487 5 Teh 4,337,196 9,220,993 5,587,155 11,130, ,398, ,583,937 6 Lada 3,603,196 35,394,774 3,434,058 33,124, ,732, ,801,845 7 Tembakau 1,785,940 14,663,556 4,277,481 17,814, ,009, ,322,940 8 Kakao 25,605, ,973,146 25,131, ,553, ,678,584 1,244,529,804 9 Kapas 3,189,925 3,911,560 2,433,514 2,724, ,081,064 46,396, Cassiavera (kayu manis) 4,356,207 8,505,599 5,477,266 10,644, ,313, ,109, Kemiri 6,106, , ,750,779 20,820, Gula tebu 63,774,889 8,351,996 75,067,335 10,234, ,891, ,558, Pinang 17,251,139 20,753,736 17,852,383 19,494, ,020, ,863, Jambu mete 11,652,927 18,819,358 15,498,851 23,179, ,842, ,404, Minyak atsiri 349,693 14,980, ,384 11,739, ,352, ,804, Gambir 1,157,450 2,405,259 1,193,680 2,511, ,173,925 30,494, Lainnya 19,834,327 28,497,022 15,425,186 27,788, ,442, ,142,121 Total 3,041,751,454 2,363,049,435 3,167,140,578 2,375,296, ,027,210,997 29,721,914,699 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Nopember Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012 Desember Pertumbuhan (%) Desember thd Nopember Kumulatif Januari - Desember Indonesia masih melakukan impor beberapa komoditas perkebunan, walaupun dalam proporsi yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan realisasi ekspornya. Impor komoditas perkebunan bulan Januari Desember 2014 mengalami peningkatan dari sisi volume sebesar 27,89%, begitu juga dari sisi nilainya meningkat sebesar 4,44%. Pada bulan Desember 2014, volume impor komoditas perkebunan mencapai 118,19 juta ton Volume IX, Nomor 3/ Maret

18 Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian atau setara dengan US$ 239,00 juta, dimana yang dominan diimpor oleh Indonesia adalah kapas, kakao dan tembakau. Realisasi impor kapas pada bulan Desember 2014 mencapai 76,94 ribu ton atau setara dengan US$ 133,96 juta, disusul kemudian oleh kakao sebesar 16,48 ribu ton atau setara dengan US$ 55,26 juta dan tembakau sebesar 4,20 ribu ton atau setara dengan US$ 28,73 juta. Perkembangan impor sub sektor perkebunan bulan Januari - Desember 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 2.9. Tabel 2.9. Impor komoditas sub sektor perkebunan, Januari Desember 2014 Pertumbuhan (%) Nopember Desember No Komoditas Desember thd Nopember Kumulatif Januari - Desember Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$) 1 Kelapa 200,936 86, ,092 93, ,708,541 1,722,630 2 Karet 2,330,989 3,187,298 2,646,368 3,588, ,328,938 47,617,011 3 Minyak sawit 456, , ,232 1,106, ,844,659 8,552,995 4 Kopi 362,110 1,757, ,811 1,031, ,006,134 46,428,732 5 Teh 779,513 1,687,792 1,217,665 2,501, ,579,376 24,297,232 6 Lada 190,325 1,842, ,161 1,203, ,026,183 48,867,236 7 Tembakau 7,482,056 44,996,732 4,198,816 28,728, ,518, ,665,722 8 Kakao 16,910,711 58,784,023 16,485,085 55,264, ,670, ,378,551 9 Kapas 57,899, ,559,472 76,944, ,957, ,790,938 1,410,613, Cassiavera (kayu manis) 16, ,547 6, , , , Kemiri 156, , , , ,171,381 2,987, Gula tebu 643, ,809 11,045,792 3,739, ,002,998 65,946, Pinang Jambu mete 350, , ,989 1,617, ,008,242 11,948, Minyak atsiri 144,427 1,857, ,324 1,331, ,376,053 39,107, Gambir Lainnya 4,487,904 4,245,393 3,846,031 4,238, ,321,955 49,353,812 Total 92,411, ,845, ,188, ,002, ,232,500,488 2,777,185,422 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012 Komoditas perkebunan merupakan komoditas andalan ekspor Indonesia, karena dari waktu ke waktu neraca perdagangan komoditas perkebunan selalu mengalami surplus. Neraca perdagangan pada bulan Desember 2014 mencapai US$ 2,14 milyar atau mengalami sedikit peningkatan surplus baik dari sisi nilai sebesar 0,10% dan volume sebesar 3,38% dibanding bulan Nopember Selama periode bulan Desember 2014, surplus neraca perdagangan yang terbesar adalah komoditas minyak sawit mencapai US$ 1,58 milyar, disusul oleh komoditas karet sebesar US$ 316,18 juta, kelapa sebesar US$ 102,17 juta, kopi sebesar US$ 101,43 juta, kakao sebesar US$ 45,29 dan lada sebesar US$ 31,92 juta. Sementara, komoditas yang mengalami defisit neraca perdagangan pada 14 Volume IX, Nomor 3/ Maret 2015

19 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan bulan Desember 2014 pada komoditas kapas, tembakau dan kemiri masing-masing sebesar US$ 131,23 juta, US$ 10,91 juta dan US$ 427,69 ribu. Neraca perdagangan sub sektor perkebunan bulan Januari Desember 2014 secara rinci disajikan pada Tabel Tabel Neraca perdagangan komoditas sub sektor perkebunan, Januari Desember 2014 No Komoditas Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$) 1 Kelapa 140,297,900 96,719, ,618, ,174, ,708,894,657 1,345,542,008 2 Karet 179,377, ,095, ,270, ,182, ,595,141,630 4,693,957,166 3 Minyak sawit 2,524,777,172 1,629,100,054 2,576,486,436 1,578,746, ,021,776,388 19,547,079,647 4 Kopi 30,944,013 89,217,802 34,394, ,434, ,821, ,180,755 5 Teh 3,557,683 7,533,201 4,369,490 8,628, ,819, ,286,705 6 Lada 3,412,871 33,552,424 3,307,897 31,921, ,706, ,934,609 7 Tembakau -5,696,116-30,333,176 78,665-10,914, ,509, ,342,782 8 Kakao 8,694,571 44,189,123 8,646,427 45,288, ,007, ,151,253 9 Kapas -54,709, ,647,912-74,511, ,232, ,709,874-1,364,216, Cassiavera (kayu manis) 4,339,700 8,315,052 5,470,316 10,472, ,168, ,412, Kemiri 5,949, , , , ,579,398 17,833, Gula tebu 63,131,692 7,970,187 64,021,543 6,494, ,888,337 47,612, Pinang 17,251,139 20,753,736 17,852,383 19,494, ,020, ,863, Jambu mete 11,302,366 18,134,461 15,101,862 21,561, ,833,787 96,455, Minyak atsiri 205,266 13,122, ,060 10,407, ,806 96,696, Gambir 1,157,450 2,405,259 1,193,680 2,511, ,173,925 30,494, Lainnya 15,346,423 24,251,629 11,579,155 23,549, ,120, ,788,309 Total 2,949,340,343 2,134,204,119 3,048,951,995 2,136,294, ,794,710,509 26,944,729,277 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Nopember Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012 Desember Pertumbuhan (%) Desember thd Kumulatif Januari - Desember 2.5. Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Komoditas Sub Sektor Peternakan Nilai ekspor sub sektor peternakan pada bulan Desember 2014 dibandingkan dengan bulan Nopember 2014 mengalami peningkatan sebesar 13,58% yakni dari US$ 42,38 juta menjadi US$ 48,14 juta. Begitu pula, dari sisi volume ekspor meningkat dari 19,63 juta ton menjadi 20,18 juta ton atau naik 2,78%. Komoditas ekspor utama sub sektor peternakan pada bulan Desember 2014 adalah komoditas kulit dan jangat yang mencapai US$ 10,89 juta, disusul kemudian oleh susu dan kepala susu US$ 7,31 juta, lemak sebesar US$ 6,26 juta dan babi hidup sebesar US$ 5,30 juta. Perkembangan ekspor komoditas sub sektor peternakan bulan Januari - Desember 2014 secara rinci disajikan pada Tabel Volume IX, Nomor 3/ Maret

20 Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Tabel Ekspor komoditas sub sektor peternakan, Januari - Desember 2014 No Komoditas Kumulatif Jan-Desember Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$) 1 Sapi hidup Kerbau hidup Babi hidup 2,341,970 4,792,060 2,631,687 5,303, ,275,177 66,106,392 4 Kambing Hidup ,750 2,750 5 Primata hidup ,190 21,200 6 Kelinci hidup , , , ,301 7 Binatang melata hidup 27, ,393 34, , ,253 2,699,446 8 Burung hidup , , , ,281 9 Daging dan jeroan lembu ,609 4, Daging biri-biri atau kambing Daging ayam Daging bebek Daging binatang melata 64,072 73, , , ,012,268 1,233, Daging kodok 235,692 1,476, ,335 2,350, ,637,370 22,521, Susu dan kepala susu 2,348,006 5,270,064 4,247,523 7,310, ,889,809 90,280, Yogurt 128, , ,259 92, ,099,219 1,873, Mentega 833,986 1,186,549 1,586,159 2,344, ,544,461 17,518, Keju dan dadih susu 70, ,580 55, , ,558 2,500, Telur unggas ,100 1, Madu alam 68, ,258 86, , ,584 1,269, Bulu babi Bulu unggas 106, , , , ,632,647 3,420, Lemak 9,187,724 7,278,020 7,738,456 6,259, ,395,647 83,198, Makanan olahan lain 3,535,775 2,278,835 2,272,612 1,473, ,804,835 27,188, Obat hewan 65,797 1,235,957 57,502 1,782, ,253 11,106, Kulit dan jangat 318,615 9,755, ,255 10,885, ,024, ,516, Wol 106,000 19,080 54,560 15, ,258 77, Lainnya 64,690 7,527,424 78,699 9,053, ,333, ,517,637 Total 19,634,629 42,381,520 20,181,299 48,136, ,200, ,662,918 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012 Nopember 2014 Desember 2014 Pertumbuhan (%) Des thd Nop Perkembangan nilai impor sub sektor peternakan bulan Desember 2014 dibandingkan bulan Nopember 2014 mengalami peningkatan sebesar 5% begitu pula dari sisi volume meningkat sebesar 1,25%. Pada bulan Desember 2014, realisasi impor komoditas peternakan mencapai 132,08 juta ton atau setara US$ 326,37 juta. Nilai impor terbesar terjadi pada komoditas sapi hidup sebesar US$ 76,14 juta, diikuti oleh susu dan kepala susu yang mencapai US$ 75,28 juta, makanan olahan lain sebesar US$ 46,51 juta, daging dan jeroan lembu sebesar US$ 38,97 juta, kulit dan jangat sebesar US$ 37 juta serta mentega sebesar US$ 29,89 juta. Perkembangan impor komoditas sub sektor peternakan bulan Januari - Desember 2014 secara rinci disajikan pada Tabel Volume IX, Nomor 3/ Maret 2015

21 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan Tabel Impor komoditas sub sektor peternakan, Januari - Desember 2014 No Komoditas Kumulatif Jan-Desember Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$) 1 Sapi hidup 28,430,329 79,915,815 26,544,376 76,135, ,509, ,228,606 2 Kerbau hidup ,512 3 Babi hidup ,592 4 Kambing hidup Primata hidup Kelinci hidup ,000 52, ,200 56,184 7 Binatang melata hidup ,167 9,699 8 Burung hidup 1,032 8,299 1,651 18, , ,571 9 Daging dan jeroan lembu 10,569,070 41,470,243 9,581,055 38,969, ,113, ,631, Daging biri-biri atau kambing 255,842 1,608, ,682 2,064, ,930,298 10,831, Daging ayam 52, ,340 30,266 80, ,123,495 2,512, Daging bebek 138, , , , ,026,758 2,036, Daging binatang melata ,000 6, Daging kodok ,545 48, , , Susu dan kepala susu 13,877,167 50,717,694 21,266,550 75,276, ,421, ,065, Yogurt 14,280 55, , , , Mentega 11,000,835 26,779,706 12,681,978 29,894, ,507, ,610, Keju dan dadih susu 2,236,277 10,688,134 1,864,555 8,314, ,554,910 96,706, Telur unggas 73, , , , ,491,242 8,064, Madu alam 77, , , , ,204,272 8,708, Bulu babi 102, ,332 72, , ,038,307 6,403, Bulu unggas 19, ,116 49,502 1,080, ,106,590 58,846, Lemak 526, , , , ,496,067 9,531, Makanan olahan lain 58,009,879 50,318,386 52,744,775 46,506, ,481, ,179, Obat hewan 100,308 3,593, ,155 4,569, ,126,520 47,408, Kulit dan jangat 4,343,089 41,154,748 3,934,308 36,996, ,659, ,812, Wol 43, , , , ,061,975 10,880, Lainnya 916,284 1,444,504 1,318,161 2,160, ,090,108 18,729,223 Total 130,456, ,820, ,082, ,366, ,485,130,818 3,799,883,840 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012 Nopember 2014 Desember 2014 Pertumbuhan (%) Des thd Nop Neraca perdagangan sub sektor peternakan pada periode bulan Nopember Desember 2014 mengalami peningkatan defisit dari sisi nilai sebesar 3,65%, begitu pula dari sisi volume mengalami peningkatan defisit sebesar 0,97%. Pada bulan Desember 2014, defisit neraca perdagangan komoditas peternakan mencapai US$ 278,23 juta. Defisit neraca perdagangan terbesar terjadi pada komoditas sapi hidup sebesar US$ 76,14 juta, disusul susu dan kepala susu yang mencapai US$ 67,97 juta, makanan olahan lain sebesar US$ 45,03 juta, daging dan jeroan lembu sebesar US$ 38,97 juta, mentega sebesar US$ 27,55 juta dan kulit dan jangat sebesar US$ 26,11 juta. Sementara, surplus neraca perdagangan tiga terbesar di bulan Desember 2014 terjadi pada komoditas babi hidup sebesar US$ 5,30 juta, lemak sebesar US$ 5,29 juta dan daging kodok sebesar US$ 2,30 juta. Neraca perdagangan sub sektor peternakan bulan Januari - Desember 2014 secara rinci disajikan pada Tabel Volume IX, Nomor 3/ Maret

22 Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Tabel Neraca perdagangan komoditas sub sektor peternakan, Januari - Desember 2014 No Komoditas Nopember 2014 Desember 2014 Pertumbuhan (%) Des thd Nop Kumulatif Jan-Desember Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$) 1 Sapi hidup -28,430,329-79,915,815-26,544,376-76,135, ,509, ,228,606 2 Kerbau hidup ,512 3 Babi hidup 2,341,970 4,792,060 2,631,687 5,303, ,275,115 66,091,800 4 Kambing hidup ,750 2,750 5 Primata hidup ,190 21,200 6 Kelinci hidup ,010-23,154-41, ,036 48,117 7 Binatang melata hidup 27, ,393 34, , ,086 2,689,747 8 Burung hidup ,390-1,083 56, , ,710 9 Daging dan jeroan lembu -10,568,979-41,470,155-9,581,030-38,969, ,110, ,627, Daging biri-biri atau kambing -255,815-1,608, ,682-2,064, ,930,199-10,831, Daging ayam -52, ,254-30,252-80, ,123,444-2,512, Daging bebek -138, , , , ,026,758-2,036, Daging binatang melata 64,072 73, , , ,004,268 1,227, Daging kodok 235,692 1,476, ,790 2,302, ,544,929 22,292, Susu dan kepala susu -11,529,161-45,447,630-17,019,027-67,965, ,531, ,784, Yogurt 114,176 61,688 99,967 83, ,051,627 1,634, Mentega -10,166,849-25,593,157-11,095,819-27,550, ,962, ,091, Keju dan dadih susu -2,166,004-10,422,554-1,809,390-8,108, ,905,352-94,205, Telur unggas -73, , , , ,490,142-8,062, Madu alam -8, , , , ,588,688-7,438, Bulu babi -102, ,332-72, , ,038,307-6,403, Bulu unggas 87, , , , ,943-55,425, Lemak 8,661,210 6,468,616 7,065,765 5,293, ,899,580 73,667, Makanan olahan lain -54,474,104-48,039,551-50,472,163-45,032, ,676, ,991, Obat hewan -34,511-2,357,913-46,653-2,787, ,267-36,302, Kulit dan jangat -4,024,474-31,399,742-3,395,053-26,111, ,635, ,296, Wol 62, ,609-51, , ,717-10,803, Lainnya -851,594 6,082,920-1,239,462 6,892, ,756, ,788,414 Total -110,821, ,438, ,901, ,229, ,249,930,465-3,212,220,922 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI Volume IX, Nomor 3/ Maret 2015

23 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian BAB III. INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) DAN LAJU INFLASI Buletin Bulanan 3.1. Perkembangan IHK Gabungan 82 Kota di Indonesia Bulan Pebruari 2015 Perkembangan harga berbagai komoditas pada bulan Pebruari 2015 secara umum menunjukkan penurunan. Berdasarkan pemantauan BPS di 82 kota pada bulan Pebruari 2015 menunjukkan terjadinya Deflasi sebesar 0,36% atau mengalami penurunan Indeks harga Konsumen (IHK) dari 118,71 pada bulan Januari 2015 menjadi 118,28 pada bulan Pebruari Kelompok penyusun IHK umum gabungan 82 kota terdiri dari 7 kelompok, yaitu: (1) bahan makanan; (2) makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau; (3) perumahan, air, listrik dan bahan bakar; (4) sandang; (5) kesehatan; (6) pendidikan, rekreasi dan olahraga; serta (7) transpor, komunikasi dan jasa keuangan. Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh indeks pengeluaran yaitu kelompok bahan makanan sebesar 1,47% dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 1,53% sebagai dampak penurunan harga BBM. Sedangkan Kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks yaitu kelompok Makanan jadi, minuman, rokok & tembakau sebesar 0,45%, kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar sebesar 0,41%, kelompok sandang sebesar 0,52%, kelompok kesehatan sebesar 0,39%, kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,14%. Kelompok IHK yang mengalami inflasi tertinggi adalah kelompok Sandang sebesar 0,52%, dan yang terendah adalah kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,14%. Untuk periode tahun ini (Januari Pebruari) 2015 atau lebih dikenal dengan istilah tingkat laju inflasi tahun kalender, secara umum terjadi Deflasi sebesar 0,61%. Tingkat deflasi tahun kalender terjadi juga pada kelompok Bahan Makanan sebesar 0,88% dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 5,51%. Sementara kelompok pengeluaran lainnya mengalami kenaikan indeks yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau sebesar 1,10%, kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar sebesar 1,22%, kelompok sandang sebesar 1,37%, kelompok kesehatan sebesar 1,05% dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,40%. Perkembangan IHK gabungan 82 kota di Indonesia pada bulan Pebruari 2015 (2012=100) secara rinci disajikan pada Tabel 3.1. Volume IX, Nomor 03/ Maret

24 Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Tabel 3.1. Indeks Harga Konsumen (IHK) Gabungan 82 kota di Indonesia, Pebruari 2015 (2012=100) No. Kelompok/ Sub Kelompok Januari IHK 2015 Februari U M U M 118,71 118,28-0,36-0,61 I BAHAN MAKANAN 127,52 125,65-1,47-0,88 Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya 119,86 123,10 2,70 4,51 Daging dan Hasil-hasilnya 122,63 121,07-1,27 2,59 Ikan Segar 128,96 129,70 0,57 2,49 Ikan Diawetkan 124,44 125,88 1,16 3,12 Telur, Susu dan Hasil-hasilnya 124,41 123,62-0,63 2,80 Sayur-sayuran 136,63 135,17-1,07-0,04 Kacang - kacangan 125,29 125,49 0,16 0,57 Buah - buahan 135,05 135,37 0,24 1,20 Bumbu - bumbuan 160,60 132,15-17,71-26,21 Lemak dan Minyak 109,62 109,32-0,27-0,16 Bahan Makanan Lainnya 116,66 117,07 0,35 0,74 II MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 119,61 120,15 0,45 1,10 Makanan Jadi 121,32 121,77 0,37 1,10 Minuman yang Tidak Beralkohol 111,55 112,02 0,42 0,89 Tembakau dan Minuman Beralkohol 122,24 123,08 0,69 1,29 III PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BAHAN BAKAR 116,48 116,96 0,41 1,22 Biaya Tempat Tinggal 111,63 111,94 0,28 0,88 Bahan Bakar, Penerangan dan Air 134,34 135,32 0,73 2,20 Perlengkapan Rumahtangga 110,90 111,25 0,32 0,99 Penyelenggaraan Rumahtangga 112,27 112,68 0,37 0,98 IV SANDANG 107,39 107,95 0,52 1,37 Sandang Laki-laki 109,71 110,08 0,34 0,87 Sandang Wanita 108,09 108,41 0,30 0,58 Sandang Anak-anak 107,97 108,25 0,26 0,53 Barang Pribadi dan Sandang Lain 103,69 104,78 1,05 2,94 V KESEHATAN 111,73 112,17 0,39 1,05 Jasa Kesehatan 109,08 109,63 0,50 1,29 Obat-obatan 109,60 109,85 0,23 0,73 Jasa Perawatan Jasmani 117,85 118,51 0,56 1,36 Perawatan Jasmani dan Kosmetika 113,94 114,32 0,33 0,90 VI PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA 110,66 110,81 0,14 0,40 Pendidikan 112,73 112,77 0,04 0,15 Kursus-kursus / Pelatihan 109,64 110,10 0,42 0,79 Perlengkapan / Peralatan Pendidikan 106,97 107,44 0,44 0,67 Rekreasi 108,81 109,03 0,20 0,83 Olahraga 107,25 107,57 0,30 0,58 VII TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN 122,13 120,26-1,53-5,51 Transpor 135,03 131,92-2,30-8,16 Komunikasi Dan Pengiriman 99,32 99,33 0,01-0,02 Sarana dan Penunjang Transpor 109,43 110,08 0,59 1,37 Jasa Keuangan 116,21 116,21 0,00 0,02 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: 1) Persentasi perubahan IHK Februari 2015 terhadap IHK bulan sebelumnya 2) Persentasi perubahan IHK Februari 2015 terhadap IHK bulan Desember 2014 Inflasi Bulan Februari ) Laju Inflasi Tahun Kalender ) 20 Volume IX, Nomor 03/Maret 2015

25 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan 3.2. Perkembangan IHK Gabungan 82 kota di Indonesia untuk Kelompok Bahan Makanan Kelompok bahan makanan bulan Pebruari 2015 mengalami Deflasi sebesar 1,47% atau terjadi penurunan indeks dari 127,52 pada bulan Januari 2015 menjadi 125,65 pada bulan Pebruari Penyusun kelompok bahan makanan terdiri dari 11 sub kelompok : (1) padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya; (2) daging dan hasilhasilnya; (3) ikan segar; (4) ikan diawetkan; (5) telur, susu dan hasil-hasilnya; (6) sayur-sayuran; (7) kacang-kacangan; (8) buah-buahan; (9) bumbu-bumbuan; (10) lemak dan minyak; serta (11) bahan makanan lainnya. Deflasi kelompok bahan makanan terjadi karena adanya penurunan dari beberapa sub kelompok indeks, dengan penurunan yang cukup besar terjadi pada sub kelompok bumbu-bumbuan mencapai 17,71% yang disebabkan turunnya harga cabe, sementara sub kelompok daging dan hasil-hasilnya mengalami penurunan sebesar 1,27%, sub kelompok telur, susu dan hasil-hasilnya sebesar 0,63%, sub kelompok sayur-sayuran sebesar 1,07%, dan sub kelompok lemak dan minyak sebesar 0,27%. Sedangkan Sub kelompok lainnya mengalami inflasi yaitu sub kelompok padi-padian,umbi-umbian dan hasilnya sebesar 2,70%, sub kelompok ikan segar sebesar 0,57%, sub kelompok ikan diawetkan sebesar 1,16%, sub kelompok kacang-kacangan sebesar 0,16%, sub kelompok buahbuahan sebesar 0,24%, dan sub kelompok bahan makanan lainnya sebesar 0,35%. Pada periode Januari Pebruari 2015 dikenal dengan istilah tingkat laju inflasi tahun kalender, kelompok bahan makanan pada bulan pebruari 2015 mengalami Deflasi sebesar 0,88%. Penurunan harga kelompok bahan makanan dipengaruhi oleh adanya penurunan di beberapa sub kelompok penyusunnya dengan penurunan yang cukup besar terjadi pada sub kelompok bumbu-bumbuan mencapai 26,21, sementara sub kelompok sayur-sayuran turun sebesar 0,04%, dan sub kelompok lemak dan minyak sebesar 0,16%. Sedangkan bahan makanan lainnya mengalami inflasi yaitu sub kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya sebesar 4,51%, sub kelompok daging dan hasil-hasilnya sebesar 2,59%, sub kelompok ikan segar sebesar 2,49%, sub kelompok ikan diawetkan sebesar 3,12%, sub kelompok telur, susu dan hasil-hasilnya sebesar 2,80%, sub kelompok kacang-kacangan sebesar 0,57%, sub kelompok buahbuahan sebesar 1,20%, dan sub kelompok bahan makanan lainnya sebesar 0,74%. Volume IX, Nomor 03/ Maret

26 Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Perkembangan IHK dan tingkat inflasi sub kelompok bahan makanan bulan Pebruari 2015 (2012=100) secara rinci disajikan pada Tabel Andil Sub Kelompok Terhadap Inflasi Kelompok Bahan Makanan Kelompok bahan makanan pada bulan Pebruari 2015 memberikan andil/sumbangan terhadap deflasi sebesar 0,3331%. Kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan deflasi terbesar yaitu sub kelompok bumbu-bumbuan mencapai 0,3846%, sementara sub kelompok daging-dagingan & hasil-hasilnya sebesar 0,0327%, sub kelompok susu, telur & hasil-hasilnya sebesar 0,0172%, sub kelompok sayur-sayuran sebesar 0,0207%, dan sub kelompok lemak dan minyak sebesar 0,0033%. Bahan makanan yang memberikan andil/sumbangan inflasi yaitu sub kelompok padi-padian, umbi-umbian & hasilnya sebesar 0,1112%, sub kelompok ikan segar sebesar 0,0044%, sub kelompok ikan diawetkan sebesar 0,0048%, sub kelompok kacang-kacangan sebesar 0,0005%, sub kelompok buah-buahan sebesar 0,0040% dan sub kelompok bahan makanan lainnya sebesar 0,0005%. Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan deflasi adalah cabai merah sebesar 0,28%, cabai rawit sebesar 0,09%, daging ayam ras sebesar 0,03%, telur ayam ras sebesar 0,02%, Tomat sayur, cabai hijau dan bawang merah masing-masing sebesar 0,01%. Sedangkan komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi yaitu beras sebesar 0,11%, mie kering instant, anggur dan bayam masing-masing sebesar 0,01%. Kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasil-hasilnya pada bulan Pebruari 2015 disusun oleh 5 (Lima) komoditas yaitu: (1) beras, (2) Ketela pohon, (3) Mie kering instant, (4) Sagu, (5) Tepung tapioka. Kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya memberikan andil/sumbangan positip terhadap inflasi umum sebesar 0,1112% yang disumbang dari komoditas beras sebesar 0,1051%, komoditas Mie kering instant sebesar 0,0058%, komoditas Sagu sebesar 0,0002% dan komoditas Tepung tapioka sebesar 0,0003%, sedangkan komoditas ketela pohon memberikan andil negatif atau menahan kenaikan harga terhadap inflasi sebesar 0,0002%. Andil sub kelompok terhadap inflasi kelompok bahan makanan dan inflasi umum bulan Pebruari 2015 secara rinci disajikan pada Tabel Volume IX, Nomor 03/Maret 2015

27 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan Tabel 3.2. Andil Sub Kelompok Terhadap Inflasi Kelompok Bahan Makanan, Pebruari 2015 No. Kelompok / Sub Kelompok Andil (%) UMUM -0,3600 BAHAN MAKANAN -0, PADI-2AN, UMBI-2AN & HASILNYA 0, BERAS 0, KETELA POHON -0, MIE KERING INSTANT 0, SAGU 0, TEPUNG TAPIOKA 0, DAGING-DAGINGAN & HASIL-HASILNYA -0, IKAN SEGAR 0, IKAN DIAWETKAN 0, SUSU, TELUR & HASIL-HASILNYA -0, SAYUR-SAYURAN -0, KACANG-KACANGAN 0, BUAH-BUAHAN 0, BUMBU-BUMBUAN -0, LEMAK & MINYAK -0, BAHAN MAKANAN LAINNYA 0,0005 Sumber : BPS Volume IX, Nomor 03/ Maret

28 Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 24 Volume IX, Nomor 03/Maret 2015

29 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan BAB IV. NILAI TUKAR PETANI (NTP) 4.1. Perkembangan Indeks Harga yang Diterima (IT), Indeks Harga yang Dibayar (IB) dan Nilai Tukar Petani Nasional dan Sub Sektor Januari 2014 Pebruari 2015 Perkembangan IT Nasional bulanan sejak bulan Januari 2014 hingga Pebruari 2015 dengan tahun dasar 2012 (2012=100)) menunjukkan pola terus mengalami peningkatan dengan rata-rata kenaikan sebesar 0,50%. Peningkatan nilai IT ini dikarenakan adanya peningkatan indeks harga jual komoditas. Demikian pula, nilai IB dari Januari 2014 hingga Pebruari 2015 juga terus mengalami peningkatan dengan rata-rata kenaikan sebesar 0,48% yang disebabkan meningkatnya indeks harga barang konsumsi rumah tangga maupun indeks harga biaya produksi dan penambahan barang modal. Peningkatan IT yang sedikit lebih besar daripada peningkatan IB menyebabkan NTP bulanan dari Januari 2014 hingga Pebruari 2015 hanya mengalami peningkatan sebesar 0,02% (Gambar 4.1.) Jan-14 Peb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nop Des-14 Jan-15 Peb-15 IT IB NTP Gambar 4.1. Perkembangan IT, IB, dan NTP Nasional, Januari Pebruari 2015 Perkembangan NTP Nasional tahun dasar 2012 (2012=100) menurut sub sektor dari bulan Januari 2014 hingga Pebruari 2015 menunjukkan pola berfluktuasi dan cenderung meningkat untuk semua sub sektor dengan rata-rata pertumbuhan sebagai berikut : NTP sub sektor tanaman pangan naik sebesar 0,17%, sub sektor hortikultura naik sebesar 0,01%, sub sektor peternakan naik sebesar 0,11% dan sub sektor perikanan naik sebesar Volume IX, Nomor 3/Maret

30 Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 0,01%, kecuali NTP sub sektor tanaman perkebunan rakyat mengalami penurunan sebesar 0,27% (Gambar 4.2) Jan-14 Peb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nop Des-14Jan-15 Peb-15 Tan Pangan Horti Bun Rakyat Nak Kan Gambar 4.2. Perkembangan NTP Nasional Menurut Sub Sektor, Januari Pebruari Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Nasional, Januari - Pebruari IT IB NTP Januari ' Pebruari' Januari '15 Pebruari'15 Gambar 4.3. Perkembangan IT, IB, dan NTP Nasional, Januari - Pebruari 2015 Perkembangan nilai tukar petani (NTP) Indonesia berdasarkan tahun dasar 2012 (2012=100), pada bulan Pebruari 2015 jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya mengalami peningkatan sebesar 0,33% yaitu dari 101,86 menjadi 102,19. Peningkatan 26 Volume IX, Nomor 3/Maret 2015

31 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan tersebut dikarenakan penurunan indeks harga yang diterima petani lebih kecil bila dibandingkan dengan penurunan indeks yang dibayar petani. Indeks harga yang diterima petani (IT) secara nasional turun sebesar 0,23% yaitu dari 119,29 turun menjadi 119,02 dan indeks yang dibayar petani (IB) mengalami penurunan dari 117,12 menjadi 116,47 atau turun sebesar 0,55%. Perkembangan IT, IB dan NTP bulan Januari Pebruari 2015 tersaji pada Gambar Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Nasional Sektor Pertanian Sempit (tanpa sub sektor Perikanan), Januari Pebruari 2015 Perkembangan nilai tukar petani (NTP) Indonesia untuk sektor pertanian sempit (tanpa sub sektor perikanan) berdasarkan tahun dasar 2012 (2012=100), Pebruari 2015 bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya mengalami peningkatan sebesar 0,31% yaitu dari 101,83 menjadi 102,15. Peningkatan tersebut dikarenakan penurunan indeks harga yang diterima petani lebih kecil bila dibandingkan penurunan indeks harga yang dibayar petani. Indeks harga yang diterima petani (IT) turun sebesar 0,24% yaitu dari 119,25 turun menjadi 118,97, sementara indeks harga yang dibayar petani (IB) mengalami penurunan sebesar 0,54% yaitu dari 117,10 menjadi 116,47. Perkembangan IT, IB dan NTP bulan Januari Pebruari 2015 sektor pertanian sempit tersaji pada Gambar 4.4. dibawah ini IT IB NTP Januari ' Pebruari' Januari '15 Pebruari'15 Gambar 4.4. Perkembangan IT, IB, dan NTP Nasional Sektor Pertanian Sempit, Januari - Pebruari 2015 Volume IX, Nomor 3/Maret

32 Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 4.4. Indeks Harga yang Diterima Petani (IT) Indeks harga yang diterima petani (IT) sub sektor tanaman pangan pada bulan Pebruari 2015 mengalami peningkatan dari 120,27 menjadi 120,55 atau naik sebesar 0,24% dibandingkan bulan sebelumnya. Peningkatan IT sub sektor tanaman pangan tersebut dipengaruhi oleh naiknya indeks harga padi sebesar 0,16% dan indeks harga palawija sebesar 0,57%. Demikian pula IT nasional sub sektor peternakan mengalami peningkatan dari 121,09 menjadi 121,33 atau naik sebesar 0,20% yang dipengaruhi dengan meningkatnya indeks harga ternak besar sebesar 0,48%, meskipun indeks harga ternak kecil mengalami penurunan sebesar 0,09%, indeks harga unggas turun sebesar 0,39% dan indeks harga hasil ternak turun sebesar 0,40%. Sebaliknya IT nasional sub sektor hortikultura bila dibandingkan dengan periode sebelumnya mengalami penurunan dari 120,28 menjadi 119,53 atau turun sebesar 0,63%. Penurunan tersebut dipengaruhi oleh turunnya indeks harga sayur-sayuran sebesar 1,97%, sementara itu indeks harga buah-buahan dan indeks harga tanaman obat naik sebesar 0,44% dan 0,17%. IT tanaman perkebunan rakyat juga mengalami penurunan yaitu dari 115,25 menjadi 114,04 atau turun sebesar 1,05%. Perkembangan indeks penyusun IT bulan Januari - Pebruari 2015 secara rinci disajikan pada Tabel Indeks Harga yang Dibayar Petani (IB) Apabila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, maka indeks harga yang dibayar petani (IB) sub sektor tanaman pangan pada bulan Pebruari 2015 mengalami penurunan sebesar 0,55% dari 118,80 menjadi 118,15. Penurunan IB sub sektor tanaman pangan tersebut dipengaruhi oleh turunnya indeks biaya konsumsi rumah tangga sebesar 0,79%, sedangkan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) naik sebesar 0,19%. IB nasional sub sektor hortikultura juga mengalami penurunan dari 117,88 menjadi 117,24 atau turun sebesar 0,54%, sebagai akibat turunnya indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0,62% dan turunnya indeks biaya konsumsi rumah tangga sebesar 0,27%. Untuk IB sub sektor tanaman perkebunan rakyat juga mengalami penurunan dari 117,57 menjadi 116,84 atau turun sebesar 0,62% yang 28 Volume IX, Nomor 3/Maret 2015

33 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan dipengaruhi oleh turunnya indeks biaya konsumsi rumah tangga sebesar 0,75% dan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) turun sebesar 0,12%. Begitu juga IB sub sektor peternakan mengalami penurunan dari 113,72 menjadi 113,19 atau turun sebesar 0,47% yang dipengaruhi oleh turunnya indeks biaya konsumsi rumah tangga sebesar 0,76% dan indeks biaya produksi penambahan barang modal (BPPBM) turun sebesar 0,18. Perkembangan indeks penyusun IB bulan Januari - Pebruari 2015 secara rinci tersaji pada Tabel Nilai Tukar Petani (NTP) Pada bulan Pebruari 2015, kenaikan IT yang lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan IB pada 3 (tiga) sub sektor, menyebabkan nilai tukar petani (NTP) mengalami peningkatan yaitu NTP sub sektor tanaman pangan mengalami peningkatan sebesar 0,79% dari 101,23 menjadi 102,03, NTP sub sektor peternakan naik sebesar 0,67% dari 106,48 menjadi 107,19 dan NTP sub sektor perikanan juga mengalami peningkatan sebesar 0,70% dari 101,89 menjadi 102,60. Sementara NTP sub sektor Hortikultura mengalami penurunan sebesar 0,09% dari 102,04 menjadi 101,95 dan NTP sub sektor tanaman perkebunan rakyat juga mengalami penurunan sebesar 0,43% dari 98,02 menjadi 97,60. Perkembangan nilai tukar petani (NTP) per sub sektor bulan Januari - Pebruari 2015 secara rinci tersaji pada Tabel 4.1. Volume IX, Nomor 3/Maret

34 Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Tabel 4.1. Perkembangan IT, IB dan NTP per Sub Sektor, Januari Pebruari 2015 (2012=100) Rincian Januari '15 Pebruari '15 Pertumbuhan (%) Tanaman Pangan A Indeks Harga yang Diterima Petani Padi Palawija B Indeks Harga yang Dibayar Petani Konsumsi Rumah Tangga BPPBM C Nilai Tukar Petani Hortikultura A Indeks Harga yang Diterima Petani Sayur-sayuran Buah-buahan Tanaman Obat B Indeks Harga yang Dibayar Petani Konsumsi Rumah Tangga BPPBM C Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat A Indeks Harga yang Diterima Petani Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) B Indeks Harga yang Dibayar Petani Konsumsi Rumah Tangga BPPBM C Nilai Tukar Petani Peternakan A Indeks Harga yang Diterima Petani Ternak Besar Ternak Kecil Unggas Hasil Ternak B Indeks Harga yang Dibayar Petani Konsumsi Rumah Tangga BPPBM C Nilai Tukar Petani Perikanan A Indeks Harga yang Diterima Petani Penangkapan Budidaya B Indeks Harga yang Dibayar Petani Konsumsi Rumah Tangga BPPBM C Nilai Tukar Petani Ikan Sumber : BPS 30 Volume IX, Nomor 3/Maret 2015

35 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan 4.7. Perbandingan IT, IB dan NTP Antar Provinsi Apabila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, indeks yang diterima petani (IT) pada bulan Pebruari 2015 mengalami peningkatan di 10 (sepuluh) provinsi. Peningkatan IT terbesar terjadi di Provinsi DKI sebesar 1,20% dari 114,91 menjadi 116,29, sedangkan peningkatan terkecil terjadi di Provinsi Bengkulu sebesar 0,04%. Penurunan IT terjadi di 23 (dua puluh tiga) provinsi, penurunan terbesar terjadi di Provinsi Sumatera Barat sebesar 1,55%, sedangkan penurunan terkecil terjadi di Provinsi Nanggroe Aceh D. sebesar 0,02%. Perkembangan IT per provinsi di Indonesia bulan Januari - Pebruari 2015 tersaji pada Tabel 4.2. Tabel 4.2. Perkembangan IT per Provinsi di Indonesia, Januari - Pebruari 2015 (2012=100) No Provinsi Januari'15 Pebruari'15 Pertumbuhan (%) 1 DKI Jakarta Kalimantan Timur Kepulauan Riau Kalimantan Barat Sulawesi Utara Nusa Tenggara Timur Kalimantan Selatan Jawa Timur Papua Bengkulu Nanggroe Aceh D Nusa Tenggara Barat Jawa Barat Papua Barat Banten Jawa Tengah Sumatera Selatan Yogyakarta Maluku Utara Gorontalo Lampung Jambi Bali Maluku Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Kalimantan Tengah Sulawesi Barat Sumatera Utara Riau Sulawesi Tenggara Bangka Belitung Sumatera Barat Sumber: BPS, diolah Pusdatin Volume IX, Nomor 3/Maret

36 Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Apabila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, terjadi peningkatan indeks yang dibayar petani (IB) pada bulan Pebruari 2015 di 3 (tiga) provinsi yaitu DKI naik sebesar 0,04%, Jawa Barat naik sebesar 0,04% dan Maluku naik sebesar 0,01%. Sementara penurunan IB terjadi di 30 (tiga puluh) provinsi, penurunan terbesar terjadi di Provinsi Sumatera Barat sebesar 1,67%, sedangkan penurunan terkecil terjadi di Provinsi Sulawesi Utara, Banten dan Maluku Utara sebesar 0,03%. Perkembangan IB per provinsi di Indonesia bulan Januari - Pebruari 2015 secara rinci tersaji pada Tabel 4.3. Tabel 4.3. Perkembangan IB per Provinsi di Indonesia, Januari - Pebruari 2015 (2012=100) No Provinsi Januari'15 Pebruari'15 Pertumbuhan (%) 1 DKI Jawa Barat Maluku Sulawesi Utara Banten Maluku Utara Papua Sulawesi Tengah Kalimantan Barat Nusa Tenggara Timur Papua Barat Bali Kalimantan Timur Sulawesi Selatan Sumatera Selatan Kepulauan Riau Lampung Jawa Timur Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Jawa Tengah Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara Nusa Tenggara Barat Yogyakarta Gorontalo Sumatera Utara Bengkulu Nanggroe Aceh D Bangka Belitung Riau Jambi Sumatera Barat Sumber: BPS, diolah Pusdatin 32 Volume IX, Nomor 3/Maret 2015

37 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan Apabila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, terjadi peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP) pada bulan Pebruari 2015 di 21 (dua puluh satu) provinsi. Peningkatan NTP terbesar terjadi di Provinsi Kalimantan Timur sebesar 1,45% dan penurunan terkecil terjadi di Provinsi Sumatera Selatan sebesar 0,06%. Penurunan NTP terjadi di 11 (sebelas) provinsi, sementara di provinsi Lampung Stabil. Pada bulan Pebruari 2015, terdapat 15 (lima belas) provinsi yang mempunyai NTP dibawah 100 (tahun dasar 2012). Perkembangan NTP per provinsi di Indonesia periode bulan Januari - Pebruari 2015 tersaji pada Tabel 4.4. Tabel 4.4. Perkembangan NTP per Provinsi di Indonesia, Januari Pebruari 2015 (2012=100) No Provinsi Januari'15 Pebruari'15 Pertumbuhan (%) 1 Kalimantan Timur Bengkulu Nanggroe Aceh D Kepulauan Riau DKI Kalimantan Selatan Jawa Timur Jambi Kalimantan Barat Nusa Tenggara Timur Nusa Tenggara Barat Sulawesi Utara Yogyakarta Gorontalo Papua Jawa Tengah Riau Papua Barat Sumatera Barat Sumatera Utara Sumatera Selatan Lampung Banten Bangka Belitung Jawa Barat Bali Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara Maluku Utara Kalimantan Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tengah Maluku Sumber: BPS, diolah Pusdatin Volume IX, Nomor 3/Maret

38 Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 4.8. Upah Buruh Tani Perkembangan upah buruh tani di Indonesia dapat dilihat dari upah nominal harian dan upah riil harian buruh tani. Upah buruh tani nasional pada tahun 2014 mulai menggunakan tahun dasar 2012 (2012=100). Rata-rata upah nominal harian buruh tani di Indonesia pada bulan Januari tahun 2014 sebesar Rp ,- per hari dan terus meningkat menjadi sebesar Rp ,- per hari pada bulan Januari 2015 atau meningkat rata-rata sebesar 0,38%, Namun demikian, setelah dikoreksi dengan faktor inflasi, sejatinya, upah riil harian buruh tani di Indonesia pada Januari 2015 mengalami penurunan rata-rata sebesar 0,26%, seperti tersaji pada Tabel 4.5 dan Gambar 4.5 dibawah ini. Tabel 4.5. Upah Nominal dan Riil Buruh Tani Nasional per hari (2012=100), Januari 2014 Januari 2015 No Jenis Upah Jan '14 Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des '14 Jan '15 (Rupiah) Rata-rata Pertumbuhan (%) 1 Upah Nominal ,38 2 Upah Riil *) ,26 Keterangan : *) Upah riil = upah nominal/indeks konsumsi rumah tangga pedesaan (2012=100) (Rp/hari) Jan '14 Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des '14 Jan '15 Upah Nominal Upah Riil *) Gambar 4.5. Perkembangan Upah Nominal dan Upah Riil Buruh Tani di Indonesia, Januari 2014 Januari Volume IX, Nomor 3/Maret 2015

39

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc. JUNI 2013 KATA PENGANTAR Dalam rangka menyediakan data indikator makro sektor pertanian serta hasil analisisnya, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian pada tahun 2013 kembali menerbitkan. Indikator

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc. JULI 2013 KATA PENGANTAR Dalam rangka menyediakan data indikator makro sektor pertanian serta hasil analisisnya, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian pada tahun 2013 kembali menerbitkan Buletin Bulanan.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc. SEPTEMBER 2013 KATA PENGANTAR Dalam rangka menyediakan data indikator makro sektor pertanian serta hasil analisisnya, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian pada tahun 2013 kembali menerbitkan Buletin

Lebih terperinci

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 3/Maret 2014

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 3/Maret 2014 MARET 2014 Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 3/Maret 2014 Ukuran Buku : 20,5 cm x 29,0 cm Desain grafis: Sehusman, SP Penanggung Jawab: Ir. M. Tassim Billah, MSc Redaktur

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc. OKTOBER 2013 KATA PENGANTAR Dalam rangka menyediakan data indikator makro sektor pertanian serta hasil analisisnya, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian pada tahun 2013 kembali menerbitkan Buletin

Lebih terperinci

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 10/Oktober 2014

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 10/Oktober 2014 OKTOBER 2014 Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 10/Oktober 2014 Ukuran Buku : 20,5 cm x 29,0 cm Desain grafis: Sehusman, SP Penanggung Jawab: Ir. M. Tassim Billah, MSc

Lebih terperinci

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 9/September 2014

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 9/September 2014 SEPTEMBER 2014 Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 9/September 2014 Ukuran Buku : 20,5 cm x 29,0 cm Desain grafis: Sehusman, SP Penanggung Jawab: Ir. M. Tassim Billah, MSc

Lebih terperinci

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 8/Agustus 2014

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 8/Agustus 2014 AGUSTSU 2014 Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 8/Agustus 2014 Ukuran Buku : 20,5 cm x 29,0 cm Desain grafis: Sehusman, SP Penanggung Jawab: Ir. M. Tassim Billah, MSc Redaktur

Lebih terperinci

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 5/Mei 2014

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 5/Mei 2014 MEI 2014 Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 5/Mei 2014 Ukuran Buku : 20,5 cm x 29,0 cm Desain grafis: Sehusman, SP Penanggung Jawab: Ir. M. Tassim Billah, MSc Redaktur

Lebih terperinci

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 6/Juni 2014

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 6/Juni 2014 JUNI 2014 Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 6/Juni 2014 Ukuran Buku : 20,5 cm x 29,0 cm Desain grafis: Sehusman, SP Penanggung Jawab: Ir. M. Tassim Billah, MSc Redaktur

Lebih terperinci

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 12/Desember 2014

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 12/Desember 2014 DESEMBER 2014 Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 12/Desember 2014 Ukuran Buku : 20,5 cm x 29,0 cm Desain grafis: Sehusman, SP Penanggung Jawab: Ir. M. Tassim Billah, MSc

Lebih terperinci

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VII, Nomor 12/Desember 2013

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VII, Nomor 12/Desember 2013 DESEMBER 2013 Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VII, Nomor 12/Desember 2013 Ukuran Buku : 20,5 cm x 29,0 cm Desain grafis: Sehusman, SP Penanggung Jawab: Ir. M. Tassim Billah, MSc

Lebih terperinci

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 4/April 2014

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 4/April 2014 APRIL 2014 Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 4/April 2014 Ukuran Buku : 20,5 cm x 29,0 cm Desain grafis: Sehusman, SP Penanggung Jawab: Ir. M. Tassim Billah, MSc Redaktur

Lebih terperinci

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN Volume VI Nomor 1 Tahun 2014 BULETIN TRIWULANAN EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN SEKRETARIAT JENDERAL - KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 Buletin Triwulanan EKSPOR IMPOR

Lebih terperinci

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN Volume VI Nomor 2 Tahun 2014 BULETIN TRIWULANAN EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN SEKRETARIAT JENDERAL - KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 Buletin Triwulanan EKSPOR IMPOR

Lebih terperinci

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN Volume VII Nomor 1 Tahun 2015 BULETIN TRIWULANAN EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN SEKRETARIAT JENDERAL - KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 Buletin Triwulanan EKSPOR IMPOR

Lebih terperinci

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN Volume VI Nomor 3 Tahun 2014 BULETIN TRIWULANAN EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN SEKRETARIAT JENDERAL - KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 Buletin Triwulanan EKSPOR IMPOR

Lebih terperinci

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN Volume VI Nomor 4 Tahun 2014 BULETIN TRIWULANAN EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN SEKRETARIAT JENDERAL - KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 Buletin Triwulanan EKSPOR IMPOR

Lebih terperinci

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN Volume V Nomor 2 Tahun 2013 BULETIN TRIWULANAN EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 Buletin Triwulanan EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

Lebih terperinci

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN Volume V Nomor 4 Tahun 2013 BULETIN TRIWULANAN EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 Buletin Triwulanan EKSPOR IMPOR

Lebih terperinci

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN Volume V Nomor 3 Tahun 2013 BULETIN TRIWULANAN EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN SEKRETARIAT JENDERAL, KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 Buletin Triwulanan EKSPOR IMPOR

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Ir. M. Tassim Billah, M.Sc.

KATA PENGANTAR. Ir. M. Tassim Billah, M.Sc. KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan pelayanan data dan informasi, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (Pusdatin) menerbitkan Buku Saku Statistik Makro Triwulanan. Buku Saku Volume V No. 4 Tahun

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS KOTA TASIKMALAYA No. 02/02/33/79/Th.XVI, 1 FEBRUARI 2013 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA TASIKMALAYA JANUARI 2013 JANUARI 2013 KOTA TASIKMALAYA INFLASI 1,15 PERSEN

Lebih terperinci

WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL

WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Deflasi Di Kabupaten Kendal Bulan Maret 2017 DEFLASI 0,43 Persen Bulan Maret 2017 di Kabupaten Kendal terjadi deflasi

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BOGOR OKTOBER PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN Inflasi Kota Bogor September sebesar 0,09 persen Inflasi pada bulan September di Kota Bogor relatif cukup rendah yakni hanya

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BEKASI No. 01/12/Th. XVII, 1 Maret 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI FEBRUARI 2016 DEFLASI 0,03 PERSEN Pada Februari 2016 di Kota Bekasi terjadi deflasi sebesar

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BEKASI No. 01/07/Th. XVII, 1 JULI 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI JUNI 2015 INFLASI 0,43 PERSEN Pada Juni 2015 di Kota Bekasi terjadi inflasi sebesar 0,43 persen

Lebih terperinci

No. 01/3307/2017, 9 Mei 2017

No. 01/3307/2017, 9 Mei 2017 No. 01/3307/2017, 9 Mei 2017 Pada bulan April 2017 Wonosobo mengalami inflasi sebesar 0,02 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 124,27. Inflasi April 2017 lebih tinggi dibandingkan Maret 2017

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI KOTA BLORA JUNI 2016 INFLASI 0,22 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI KOTA BLORA JUNI 2016 INFLASI 0,22 PERSEN PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI KOTA BLORA JUNI 2016 INFLASI PERSEN No. 07/07/33/16/Th.VIII, 11 Juli 2016 Pada bulan Juni 2016 Kota Blora terjadi inflasi persen dengan Indeks Harga Konsumen

Lebih terperinci

WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL

WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Di Kabupaten Kendal Bulan Juni 2016 INFLASI 0,38 Persen Bulan Juni 2016 di Kabupaten Kendal terjadi inflasi 0,38 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar

Lebih terperinci

BPS KABUPATEN KENDAL PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN KENDAL BULAN OKTOBER 2015 DEFLASI 0,18 PERSEN

BPS KABUPATEN KENDAL PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN KENDAL BULAN OKTOBER 2015 DEFLASI 0,18 PERSEN BPS KABUPATEN KENDAL PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN KENDAL BULAN OKTOBER 2015 DEFLASI 0,18 PERSEN Bulan Oktober 2015 di Kabupaten Kendal terjadi deflasi 0,18 persen dengan Indeks

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA BLORA JANUARI 2016 INFLASI 0,28 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA BLORA JANUARI 2016 INFLASI 0,28 PERSEN PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA BLORA JANUARI 2016 INFLASI 0,28 PERSEN No. 02/02/33/16/Th.VIII, 10 Februari 2016 Pada bulan Januari 2016 Kota Blora terjadi inflasi 0,28 persen dengan Indeks

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No. 07/1107/TH.III, 1 Agustus PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI JULI INFLASI 0,41 PERSEN Pada bulan Juli di Kota Meulaboh terjadi inflasi sebesar 0,41 persen, di Kota Banda Aceh terjadi inflasi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BEKASI No. 01/12/Th. XVII, 3 Januari 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DESEMBER 2016 INFLASI 0,27 PERSEN Pada Desember 2016 di Kota Bekasi terjadi Inflasi sebesar

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BEKASI No. 01/12/Th. XVII, 3 Oktober 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI SEPTEMBER 2016 INFLASI 0,26 PERSEN Pada September 2016 di Kota Bekasi terjadi inflasi sebesar

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA + No. 11/3373/4/06/16/Th.VIII, 6 Juni 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA BULAN MEI 2016 TERCATAT INFLASI 0,11 PERSEN Perkembangan harga kebutuhan secara umum di Kota Salatiga

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BEKASI No. 01/09/Th. XVII, 1 September 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI AGUSTUS 2015 INFLASI 0,82 PERSEN Pada 2015 di Kota Bekasi terjadi inflasi sebesar 0,82

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI SUKOHARJO BULAN FEBRUARI 2017 INFLASI 0,41 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI SUKOHARJO BULAN FEBRUARI 2017 INFLASI 0,41 PERSEN No.03/03/3311/Th.IV, 13 Maret 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI SUKOHARJO BULAN FEBRUARI 2017 INFLASI 0,41 PERSEN Bulan Februari 2017, Kabupaten Sukoharjo mengalami inflasi sebesar 0,41

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI SUKOHARJO BULAN MARET 2016 INFLASI 0,48 PERSEN No.05/04/3311/Th.III, 15 April 2016 Bulan Maret 2016, Kabupaten Sukoharjo mengalami Inflasi sebesar 0,48 persen

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BEKASI No. 03/08/Th. XVII, 3 AGUSTUS 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI JULI 2015 INFLASI 0,81 PERSEN Pada Juli 2015 di Kota Bekasi terjadi inflasi sebesar 0,81

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA KEBUMEN BULAN MARET 2015 INFLASI 0,03 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA KEBUMEN BULAN MARET 2015 INFLASI 0,03 PERSEN BPS KABUPATEN KEBUMEN No. 06/06/33/05/Th. VI, 01 April 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA KEBUMEN BULAN MARET 2015 INFLASI 0,03 PERSEN Pada Bulan Maret 2015 di Kota Kebumen terjadi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI SUKOHARJO BULAN APRIL 2016 DEFLASI 0,27 PERSEN No.06/05/3311/Th.III, 12 Mei 2016 Bulan April 2016, Kabupaten Sukoharjo mengalami deflasi sebesar 0,27 persen

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/DEFLASI KOTA BLORA FEBRUARI 2016 DEFLASI 0,25 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/DEFLASI KOTA BLORA FEBRUARI 2016 DEFLASI 0,25 PERSEN PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/DEFLASI KOTA BLORA FEBRUARI 2016 DEFLASI 0,25 PERSEN No. 03/03/33/16/Th.VIII, 10 Maret 2016 Pada bulan Februari 2016 Kota Blora terjadi deflasi 0,25 persen dengan Indeks

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA BLORA AGUSTUS 2017 DEFLASI 0,21 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA BLORA AGUSTUS 2017 DEFLASI 0,21 PERSEN PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA BLORA AGUSTUS 2017 DEFLASI 0,21 PERSEN No. 09/09/33/16/Th.IX, 7 September 2017 Pada bulan Agustus 2017 Kota Blora terjadi deflasi 0,21 persen dengan Indeks

Lebih terperinci

Pada bulan Agustus Perkembangan harga berbagai komoditas sangat bervariasi. Berdasarkan hasil pemantauan BPS Kabupaten Magelang, pada bulan Agustus te

Pada bulan Agustus Perkembangan harga berbagai komoditas sangat bervariasi. Berdasarkan hasil pemantauan BPS Kabupaten Magelang, pada bulan Agustus te BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAGELANG No.01/03/33.08/Th. III, 9 September PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN MAGELANG BULAN AGUSTUS DEFLASI 0,22 PERSEN Bulan Agustus di Kabupaten

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA MAGELANG BULAN AGUSTUS 2016 DEFLASI 0.48 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA MAGELANG BULAN AGUSTUS 2016 DEFLASI 0.48 PERSEN No.01/09/Th. III, 05 September 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA MAGELANG BULAN AGUSTUS 2016 DEFLASI 0.48 PERSEN Kota Magelang pada bulan Agustus 2016 mengalami deflasi 0,48 persen

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI PURBALINGGA BULAN AGUSTUS 2016 DEFLASI 0,26 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI PURBALINGGA BULAN AGUSTUS 2016 DEFLASI 0,26 PERSEN No. 15/08/3303/Th.I, 1 September 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI PURBALINGGA BULAN AGUSTUS 2016 DEFLASI 0,26 PERSEN di Purbalingga terjadi deflasi sebesar 0,26 persen dengan Indeks Harga

Lebih terperinci

WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL

WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Di Kabupaten Kendal Bulan Januari 2016 INFLASI 0,43 Persen Bulan Januari 2016 di Kabupaten Kendal terjadi Inflasi 0,43 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK)

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BEKASI No. 01/12/Th. XVII, 2 Oktober 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI SEPTEMBER 2017 INFLASI 0,26 PERSEN Pada September 2017 di Kota Bekasi terjadi inflasi sebesar

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS KOTA TASIKMALAYA No. 05/05/32/78/Th.XIX, 2 Mei 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI APRIL 2016 KOTA TASIKMALAYA DEFLASI 0,32 PERSEN Bulan April 2016 Kota Tasikmalaya

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA MAGELANG BULAN JANUARI 2017 INFLASI 1.23 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA MAGELANG BULAN JANUARI 2017 INFLASI 1.23 PERSEN No.01/02/Th. IV, 05 Februari 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA MAGELANG BULAN JANUARI 2017 INFLASI 1.23 PERSEN Kota Magelang pada bulan Januari 2017 mengalami inflasi 1.23 persen

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PEKALONGAN

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PEKALONGAN BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PEKALONGAN No. 4/April/3375/Tahun IV, 5 April 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN KOTA PEKALONGAN BULAN MARET KOTA PEKALONGAN INFLASI 0,28 PERSEN Pada Maret 2016, Kota Pekalongan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN KOTA PEKALONGAN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN KOTA PEKALONGAN BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PEKALONGAN No. 11/Desember/3375/Tahun V, 7 Desember 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN KOTA PEKALONGAN BULAN NOVEMBER KOTA PEKALONGAN INFLASI 0,49 PERSEN Pada November 2016,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BEKASI No. 01/11/Th. XVII, 2 November 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI OKTOBER 2015 DEFLASI 0,32 PERSEN Pada 2015 di Kota Bekasi terjadi deflasi sebesar 0,32 persen

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA + No. 01/3373/4/01/17/Th.IX, 5 Januari 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA BULAN DESEMBER 2016 INFLASI 0,20 Perkembangan harga kebutuhan secara umum di Kota Salatiga pada

Lebih terperinci

WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL

WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Di Kabupaten Kendal Bulan April 2017 INFLASI 0,16 Persen Bulan April 2017 di Kabupaten Kendal terjadi inflasi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BEKASI No. 01/12/Th. XVII, 1 Februari 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI JANUARI 2016 INFLASI 0,37 PERSEN Pada Januari 2016 di Kota Bekasi terjadi inflasi sebesar

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BEKASI No. 01/01/Th. XVII, 2 Mei 2014 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI APRIL 2014 DEFLASI 0,80 PERSEN Pada 2014 di Kota Bekasi terjadi deflasi sebesar 0,80 persen dengan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BEKASI No. 01/10/Th. XVII, 1 Oktober 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI SEPTEMBER 2015 DEFLASI 0,38 PERSEN Pada 2015 di Kota Bekasi terjadi deflasi sebesar 0,38

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BOGOR

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BOGOR BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BOGOR Januari 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN Inflasi Kota Bogor bulan Desember 2015 sebesar 1,86 persen Bulan Desember 2014 di Kota Bogor terjadi inflasi sebesar 1,86

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BEKASI No. 01/12/Th. XVII, 4 September 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI AGUSTUS 2017 DEFLASI 0,10 PERSEN Pada Agustus 2017 di Kota Bekasi terjadi deflasi sebesar

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BOGOR JUNI 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN Inflasi Kota Bogor Bulan Mei 2016 sebesar 0,37 persen Setelah pada April 2016 di Kota Bogor mengalami deflasi yang cukup rendah

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK 10.01 BERITA RESMI STATISTIK BPS KOTA BATANG No. 09/Th. XVII, September 2017 PERKEMBA NGA N INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI Di Kota Batang Bulan 2017 Deflasi 0,22 persen Pada bulan 2017 di Kota Batang terjadi

Lebih terperinci

BPS KOTA TEGAL. BULAN FEBRUARI 2014 KOTA TEGAL INFLASI 0,79 persen

BPS KOTA TEGAL. BULAN FEBRUARI 2014 KOTA TEGAL INFLASI 0,79 persen BPS KOTA TEGAL Tegal, 4 Maret BULAN FEBRUARI KOTA TEGAL INFLASI 0,79 persen - Pada bulan Februari Kota Tegal terjadi inflasi 0,79 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 108,47, sedikit lebih

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BEKASI No. 01/12/Th. XVII, 1 April 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI MARET 2017 INFLASI 0,23 PERSEN Pada Maret 2017 di Kota Bekasi terjadi Inflasi sebesar 0,23

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN BOYOLALI No. 01/33/10/Th.IV, 10 Januari 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI DI KABUPATEN BOYOLALI Bulan Desember 2016 Inflasi 0,23 persen Pada bulan Desember

Lebih terperinci

WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL

WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi Di Kabupaten Kendal Bulan Juli 2016 INFLASI 1,03 Persen Bulan Juli 2016 di Kabupaten Kendal terjadi inflasi 1,03 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI SUKOHARJO BULAN JANUARI 2016 INFLASI 0,49 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI SUKOHARJO BULAN JANUARI 2016 INFLASI 0,49 PERSEN No.03/02/3311/Th.III, 12 Februari 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI SUKOHARJO BULAN JANUARI 2016 INFLASI 0,49 PERSEN Bulan Januari 2016, Kabupaten Sukoharjo mengalami Inflasi sebesar 0,49

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK 10.01 BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN BATANG No. 02/Th. XVII, Februari 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Di Kabupaten Batang Bulan Januari 2017 1,04 persen Pada bulan Januari 2017 di

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No. 10/10/Th.III, 4 Oktober 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KUDUS BULAN SEPTEMBER 2016 INFLASI 0,04 PERSEN Pada September 2016 di Kudus terjadi inflasi sebesar 0,04 persen dengan Indeks

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA + No. 09/3373/4/05/16/Th.VIII, 10 Mei 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA BULAN APRIL 2016 DEFLASI 0,49 Perkembangan harga kebutuhan secara umum di Kota Salatiga pada bulan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI JULI 2016 INFLASI 1,08 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI JULI 2016 INFLASI 1,08 PERSEN No. 033/63/09 Th. III, 01 Agustus PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI JULI INFLASI 1,08 PERSEN Di Kota Tanjung, pada Bulan Juli mengalami inflasi sebesar 1,08 persen. Laju inflasi kumulatif Tahun

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI SUKOHARJO BULAN JULI 2016 INFLASI 0,65 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI SUKOHARJO BULAN JULI 2016 INFLASI 0,65 PERSEN No.09/08/3311/Th.III, 15 Agustus 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI SUKOHARJO BULAN JULI 2016 INFLASI 0,65 PERSEN Bulan Juli 2016, Kabupaten Sukoharjo mengalami inflasi sebesar 0,65 persen

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA KEBUMEN BULAN NOVEMBER 2016 INFLASI 0,52 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA KEBUMEN BULAN NOVEMBER 2016 INFLASI 0,52 PERSEN BPS KABUPATEN KEBUMEN No.22/12/33/05/Th. VII, 1 Desember 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA KEBUMEN BULAN NOVEMBER 2016 INFLASI 0,52 PERSEN Pada bulan November 2016 terjadi inflasi

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN BOYOLALI No. 12/33/09/Th.III, 10 November 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI DI KABUPATEN BOYOLALI Bulan November 2016 Inflasi 0,67 persen Pada bulan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No. 07/07/Th. XVIII, 01 Juli 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI JUNI 2015 INFLASI 1,44 PERSEN Pada Juni 2015, di Kota Pematangsiantar terjadi inflasi sebesar 1,44 persen dengan Indeks Harga

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA + No. 03/3373/4/02/17/Th.IX, 3 Februari 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA BULAN JANUARI 2017 INFLASI 1,09 Bulan di Kota Salatiga terjadi inflasi sebesar 1,09 persen dengan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK 1 BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN BATANG PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Di Kabupaten Batang Bulan 2016 0,42 persen No. 07/Th. XVI, Juli 2016 Pada bulan 2016 di Kabupaten Batang terjadi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA + No. 09/3373/4/05/17/Th.IX, 4 Mei 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA BULAN APRIL 2017 INFLASI 0,22 Perkembangan harga kebutuhan secara umum di Kota Salatiga pada bulan

Lebih terperinci

BPS KABUPATEN PEMALANG

BPS KABUPATEN PEMALANG BPS KABUPATEN PEMALANG No. 05/04/3327/Th.IV, 16 April 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI DI PEMALANG BULAN MARET 2016 INFLASI 0,46 PERSEN Pada di Pemalang terjadi inflasi sebesar 0,46 persen

Lebih terperinci

No. 12/12/Th.II, 5 Januari 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KUDUS BULAN DESEMBER 2015 INFLASI 0,93 PERSEN Pada Desember 2015 di Kudus terjadi inflasi sebesar 0,93 persen dengan Indeks

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK No. 04/04/3321/Th.V, 1 April PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI DI KABUPATEN DEMAK Bulan Inflasi 0,24 persen Pada bulan Kabupaten Demak terjadi inflasi

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG No.04/06/3327/2014. 5 Juni 2014 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN PEMALANG Bulan Mei 2014 Inflasi 0,04 persen Pada, Kabupaten Pemalang

Lebih terperinci

\\http:brebeskab.bps.go.id

\\http:brebeskab.bps.go.id No. 11/14/3329/Th. XIII, 5 Nopember 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Bulan Kabupaten Brebes mengalami inflasi sebesar 0,21persen Pada bulan di Kabupaten Brebes terjadi inflasi sebesar 0,21

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No. 03/03/Th. XIX, 01 Maret 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI FEBRUARI 2016 DEFLASI -0,33 PERSEN Pada Februari 2016 terjadi deflasi sebesar -0,33 persen, atau terjadi penurunan IHK dari 126,63

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI No. 09/09/Th. XIX, 01 September 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI AGUSTUS 2016 INFLASI 0,66 PERSEN Pada Agustus 2016 terjadi inflasi sebesar 0,66 persen, atau terjadi kenaikan IHK dari 128,29

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS KOTA TASIKMALAYA No. 01/09/32/78/Th.XIX, 2 Oktober 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI SEPTEMBER 2017 KOTA TASIKMALAYA INFLASI 0,24 PERSEN Bulan 2017 Kota Tasikmalaya

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA + No. 05/3373/4/03/17/Th.IX, 2 Maret 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA BULAN FEBRUARI 2017 INFLASI 0,43 Bulan di Kota Salatiga terjadi inflasi sebesar 0,43 persen dengan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA + No. 11/3373/4/06/17/Th.IX, 6 Juni 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA BULAN MEI 2017 INFLASI 0,57 Perkembangan harga kebutuhan secara umum di Kota Salatiga pada bulan di

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA + No. 13/3373/4/07/17/Th.IX, 4 Juli 2017 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA BULAN JUNI 2017 INFLASI 0,53 Perkembangan harga kebutuhan secara umum di Kota Salatiga pada bulan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BEKASI No. 01/12/Th. XVII, 1 Agustus 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI JULI 2016 INFLASI 0,26 PERSEN Pada Juli 2016 di Kota Bekasi terjadi inflasi sebesar 0,26

Lebih terperinci

No. 01/01/Th.III, 2 Februari 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KUDUS BULAN JANUARI 2016 INFLASI 0,44 PERSEN Pada Januari 2016 di Kudus terjadi inflasi sebesar 0,44 persen dengan Indeks

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BOGOR MARET 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN Kota Bogor Alami Deflasi bulan Februari 2016 sebesar 0.02 persen Setelah pada Januari 2016 di Kota Bogor mengalami inflasi

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK 10.01 BERITA RESMI STATISTIK BPS KOTA BATANG PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI Di Kota Batang Bulan 2017 0,46 persen No. 07/Th. XVII, Juli 2017 Pada bulan 2017 di Kota Batang terjadi sebesar 0,46

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI KOTA BLORA JULI 2016 INFLASI 1,03 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI KOTA BLORA JULI 2016 INFLASI 1,03 PERSEN PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI KOTA BLORA JULI 2016 INFLASI 1,03 PERSEN No. 08/08/33/16/Th.VIII, 15 Agustus 2016 Pada bulan Juli 2016 Kota Blora terjadi inflasi 1,03 persen dengan Indeks Harga

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA BLORA MARET 2017 DEFLASI 0,07 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA BLORA MARET 2017 DEFLASI 0,07 PERSEN PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA BLORA MARET 2017 DEFLASI 0,07 PERSEN No. 04/04/33/16/Th.IX, 4 April 2017 Pada bulan Maret 2017 Kota Blora terjadi deflasi 0,07 persen dengan Indeks Harga

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG No.04/01/3327/2015. 5 Januari 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN PEMALANG Bulan Desember 2014 Inflasi 1,92 persen Pada, Kabupaten

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK No.07 /07/3321/Th.VI,1 Juli PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI DI KABUPATEN DEMAK Bulan Inflasi 0,42 persen Pada bulan Kabupaten Demak terjadi inflasi

Lebih terperinci

Pada bulan Maret 2016 Perkembangan harga berbagai komoditas sangat bervariatif. Berdasarkan hasil pemantauan BPS Kabupaten Magelang, pada bulan Maret

Pada bulan Maret 2016 Perkembangan harga berbagai komoditas sangat bervariatif. Berdasarkan hasil pemantauan BPS Kabupaten Magelang, pada bulan Maret BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAGELANG No.01/03/33.08/Th. III, 11 April 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN MAGELANG BULAN MARET 2016 INFLASI 0,44 PERSEN Bulan Maret 2016 di

Lebih terperinci

KABUPATEN BANJARNEGARA

KABUPATEN BANJARNEGARA KABUPATEN BANJARNEGARA No.12/X/16. Desember BULAN NOVEMBER KOTA BANJARNEGARA MENGALAMI INFLASI 0,52 PERSEN Pada bulan November Banjarnegara terjadi inflasi sebesar 0,52 persen dengan Indeks Harga Konsumen

Lebih terperinci