PENDAHULUAN. LatarBelakang. Menurut data Ditjennak (2012) pada tahun 2012 pemotongan tercatat

Transkripsi

1 PENDAHULUAN LatarBelakang Menurut data Ditjennak (2012) pada tahun 2012 pemotongan tercatat sebanyak sapi potong, kerbau, kambing dan domba. Dari angka itu diperkirakan produksi kulit mentah tahun 2012 ternak domba ton kulit mentah dari rata-rata berat kulit 3,2 kg. Melihat perkembangan industri kulit sejak dikeluarkannya peraturan pelarangan ekspor kulit mentah pada tahun 1971, menunjukkan perkembangan yang sangat positif (Sasmito, 2002).. Pertumbuhan pabrik penyamakan kulit di sektor hulu dari jumlah 112 pabrik pada tahun 1995 berkembang menjadi 633 pabrik pada tahun 2012 (BPS, 2013). Proses penyamakan kulit bertujuan untuk mengubah kulit mentah yang mudah rusak oleh aktifitas mikroorganisme, kimia, fisik, menjadi kulit tersamak yang lebih tahan terhadap pengaruh pengaruh tersebut. Kulit domba pada industri penyamakan kulit menghasilkan kulit tersamak yang sering digunakan sebagai bahan baku pembuatan jaket kulit dan sarung tangan golf. Kulit binatang (domba, sapi, kerbau) sebelum disamak, pada umumnya digarami dan dijemur di bawah sinar matahari. Setelah kering, kulit tersebut selanjutnya dilakukan proses penyamakan secara bertahap dengan 1

2 menggunakan bahan kimia. Proses penyamakan ini mencakup: perendaman (soaking), pengapuran (liming), pencabutan/penghilangan bulu (dehairing), penghilangan kapur (deliming), buang protein (bating), penghilangan lemak (degreasing) dan pengasaman (pickling), dan penyerutan (shaving) (Pawiroharsono, 2008). Bating adalah salah satu tahap yang penting dalam proses penyamakan kulit. Proses ini merupakan penghilangan akhir dari komponen kulit yang bukan kolagen, meliputi protein globular, elastin dan sisa struktur sel. Tujuan bating adalah untuk memperoleh karakteristik tertentu sesuai yang diinginkan pada produk kulit. Penggunaan agensia bating pertama kali menggunakan kotoran dan urine, karena terdapat enzim yang alami pada kotoran tersebut. Enzim bating dapat diperoleh dari protease pankreas (tripsin) dan mikroorganisme (bakteri dan fungi) (O flahierty et al., 1978). Enzim enzim proteolitik merupakan enzim yang berperan aktif sebagai penghancur (pemutus) rantai peptide pada protein. Khusus dalam proses penyamakan kulit enzim enzim proteolitik dipakai dalam proses bating, yaitu penghilangan protein non kolagen dan pembukaan ikatan triple helix rantai polipeptida pada kolagen supaya terjadi ikatan dengan zat penyamak sehingga kulit dapat lunak dan lemas. Enzim proteolitik yang selama ini umum digunakan dalam proses bating antara lain: oropon, pankreol bate atau enzim, merupakan produk produk impor yang 2

3 mempunyai kontribusi terhadap tingginya biaya proses (Susilowati dan Susanto, 2002). Bating agent yang umum digunakan adalah oropon, merupakan merk dagang dari TFL. Oropon merupakan enzim proteolitik yang sampai sekarang masih impor, karena sumber yang terbatas dan sulit untuk diekstrak maka penyamakan kulit membutuhkan enzim alternatif yang mudah didapat. Papain adalah enzim proteolitik tanaman untuk proteinase sistein keluarga enzim proteinase sistein di mana kemajuan besar telah dibuat untuk memahami fungsi dari papain. Papain ditemukan secara alami dalam buah pepaya (Carica papaya L.) diproduksi dari getah buah pepaya mentah (Amri and Mamboya, 2012). Enzim papain sebagai enzim proteolitik merupakan produk yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia, baik di rumah tangga maupun industri. Enzim papain mudah diekstrak dan sumbernya mudah didapat, sehingga papain dapat dijadikan sebagai alternatif bating agent pengganti oropon. Keterkaitan papain sebagai tambahan pada industri makanan, papain juga digunakan industri farmasi untuk obat, seperti untuk persiapan vaksin, atau untuk perlakuan kulit. Papain juga diaplikasikan pada kesehatan hewan seperti membunuh cacing pada sapi, dan digunakan pada penyamakan kulit, industri kertas dan bahan perekat, dan pada pembuangan limbah. Penelitian 3

4 medis menggunakan papain untuk operasi plastik pada pembelahan langitlangit mulut (Swetman, 2011). Penggunaan surfaktan pada industri penyamakan kulit yang berkembang saat ini bertujuan untuk mendukung proses osmosis enzim pada proses bating. Surfaktan merupakan suatu senyawa organik yang bersifat amphifilik yang mengandung gugus hidrofilik dan lipofilik dalam satu molekul yang sama. Perbandingan katalis non enzimatik, enzim mempunyai karakteristik spesifik dan efisiensi, tetapi sensitif terhadap kondisi lingkungan. Enzim dipengaruhi oleh konsentrasi substrat, konsentrasi enzim, temperature, ph, konsentrasi aktifator, konsentrasi inhibitor dan lain lain, sehingga kondisi lingkungan perlu dikontrol untuk perkembangan fungsi katalitik enzim dalam aplikasi enzim (Zuo et al., 2010). Surfaktan anionik adalah surfaktan yang paling sering digunakan. Surfaktan anionik termasuk alkylbenzen sulfonat (deterjen), asam lemak (sabun), lauryl sulfat (foaming agent), di-alkyl sulfosusinat (wetting agent), lignosulfonat (dispersants) dan lain lain. Surfaktan anionik meliputi sekitar 50% produksi dunia (Salager, 2002). Penelitian ini menggunakan salah satu surfaktan anionik berupa sodium dodecyl sulfate, yang pada penelitian terdahulu oleh Zuo et al., 2010, surfaktan anionik yang digunakan dengan konsentrasi 0,2% memberikan kualitas kulit terbaik. Oleh karena itu dalam penelitian ini dilakukan penambahan surfaktan anionik berupa sodium 4

5 dodecyl sulfate (SDS) 0.2% yang disertai pengadukan agar membantu kelarutan lemak sehingga mempercepat proses osmosis enzim dan dapat memberikan kualitas fisik kulit yang baik. Berdasarkan uraian tersebut, maka kajian penggunaan enzim papain dengan penambahan sodium dodecyl sulfate dalam proses bating terhadap kualitas fisik kulit domba samak krom penting untuk dilakukan. 5

6 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh level enzim papain dengan penambahan sodium dodecyl sulfate (SDS) 0,2% sebagai surfaktan anionik pada proses bating terhadap kualitas fisik kulit domba samak krom yang meliputi kekuatan tarik (Kg/cm 2 ), kemuluran (%), dan suhu kerut ( 0 C). Manfaat Penelitian Penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui pengaruh level enzim papain dengan penambahan sodium dodecyl sulfate (SDS) 0,2% pada proses bating terhadap kualitas fisik kulit domba samak krom yang tepat sehingga memperoleh kualitas kulit yang baik. Data hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi dan sumbangan data bagi perkembangan ilmu pengetahuan, meningkatkan nilai tambah produk bagi industri penyamakan kulit, dan merekomendasikan kepada industri penyamakan kulit mengenai penggunaan surfaktan dan enzim khususnya pada proses bating. 6