HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Lama Perendaman Daging Ayam Kampung Dalam Larutan Ekstrak Nanas Terhadap ph
|
|
- Vera Setiawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Lama Perendaman Daging Ayam Kampung Dalam Larutan Ekstrak Nanas Terhadap ph Hasil penelitian pengaruh perendaman daging ayam kampung dalam larutan ekstrak nanas dengan berbagai tingkat konsentrasi dan waktu, terhadap ph daging ayam kampung tersaji pada Tabel 3. Tabel 3. Nilai ph Daging Ayam dari Berbagai Perlakuan Konsentrasi (%) Lama Perendaman (Menit) pH ,20 6,30 6,25 6,30 6,10 6,10 Ulangan 2 6,30 6,24 6,30 6,40 6,40 6,10 3 6,40 6,23 6,30 6,33 6,20 6,15 Rata Rata 6,33 6,28 6,26 6,30 6,23 6,12 Berdasarkan data pada Tabel 3, rata rata ph yang dihasilkan dari berbagai konsentrasi dan lama perendaman daging ayam kampung ke dalam ekstrak nanas berkisar antara 6,12-6,33. Selanjutnya untuk mengetahui sampai sejauh mana pengaruh esktrak nanas terhadap ph daging ayam kampung dilakukan analisis statistika melalui sidik ragam. Hasil analisis sidik ragam (Lampiran 1) menunjukkan bahwa taraf penggunaan konsentrasi ekstrak nanas sebagai perendam berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap ph daging ayam kampung, namun lama perendaman daging dalam ekstrak nanas tidak berpengaruh nyata. Uji Duncan dilakukan untuk mengetahui perbedaan antar
2 28 taraf konsentrasi ekstrak nanas sebagai perendam terhadap ph daging ayam kampung hasilnya tercantum pada Tabel 4. Tabel 4. Hasil Uji Duncan Pengaruh Tingkat Konsentrasi Ekstrak Nanas sebagai Perendam terhadap ph Daging Ayam Kampung Perlakuan Rata Rata ph Signifikansi P 3.. 6,18 a P 1.. 6,27 b P 2.. 6,32 a Keterangan: Huruf kecil yang berbeda ke arah baris signifikansi menunjukkan berbeda nyata P 1. : Perendaman dengan ekstrak nanas 5% P 2. : Perendaman dengan ekstrak nanas 10% P 3. : Perendaman dengan ekstrak nanas 15% Berdasarkan data pada Tabel 4 menunjukan bahwa rata rata nilai ph daging ayam tertinggi (6,32) pada perlakuan perendaman daging dengan konsentrasi ekstrak nanas 10%, diikuti dengan perendaman daging dengan konsentrasi ekstrak nanas 5% (6,27) satu sama lain tidak berbeda nyata, namun keduanya nyata lebih kecil (P<0,05) dibandingkan dengan perendaman ekstrak buah nanas 15% (6,18). Hal ini menunjukkan bahwa pemberian ekstrak konsentrasi 5% sudah cukup menurunkan ph daging ayam kampung. Sesuai dengan pendapat Rugayah (2009), penambahan ekstrak buah nanas 5 % sudah cukup memberikan perbedaan ph daging, diduga pada konsentrasi ekstrak nanas 5% telah terjadi pemecahan struktur molekul protein daging ayam kampung dalam perlakuan konsentrasi ekstrak buah nanas 5 %.
3 29 Pecahnya struktur molekul protein akan berpengaruh terhadap ikatan hidrogen yang disebabkan hilangnya gugus asidik. Banyaknya ikatan hidrogen berpengaruh terhadap konsentrasi OH - dalam daging, semakin meningkat kosentrasi OH - dalam daging, ph daging akan meningkat. Apabila konsentrasi ekstrak nanas ditingkatkan hingga 15% maka dengan adanya gugus hidrogen pada peptida yang merupakan molekul organik polar, sehingga akan membentuk air dengan adanya gugus OH - mengakibatkan protein jaringan ikat terhidrolisis menjadi beberapa asam amino penyusunnya, sehingga dihasilkan beberapa residu asam amino yang bersifat hidrofilik yang dapat menurunkan ph daging. Penelitian ini sesuai dengan pendapat Kumaunang dan Kamu (2011) yang menyatakan bahwa aktivitas enzim bromelin pada nanas akan menurun pada ph 6 sampai ph 7 hal ini terjadi karena lingkungan disekitar sisi aktif enzim mengalami kekurangan jumlah proton Perbedaan ph daging ayam kampung yang nyata apabila konsentrasi buah nanas yang diberikan meningkat sampai 15%, hal tersebut terjadi karena dengan semakin tingginya konsentrasi ekstrak buah nanas maka akan terjadi peningkatan keasaman pada daging ayam, sehingga ph akan menurun, oleh karena itu pemberian konsentrasi 5% sudah cukup untuk memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap perubahan ph. Sesuai dengan pendapat Utami (2010) bahwa buah nanas mengandung enzim Bromelin (enzim protease yang dapat menghidrolisa protein, peptida atau protease).
4 30 Tabel 5. Pengaruh Lama Perendaman Daging Ayam kampung dalam Berbagai Konsentrasi Esktrak nanas terhadap ph Perlakuan Rata Rata ph Signifikansi P 1. T 1 6,33 a P 1. T 2 6,28 a P 2. T 1 6,26 a P 2. T 2 6,30 a P 3. T 1 6,23 a P 3. T 2 6,12 a Keterangan: Huruf kecil yang sama ke arah vertikal pada kolom signifikansi sama menunjukkan tidak berbeda nyata P 1. T 1 :Perendaman dalam ekstrak nanas 5% selama 10 menit P 1. T 2 :Perendaman dalam ekstrak nanas 5% selama 20 menit P 2. T 1 :Perendaman dalam ekstrak nanas 10% selama 10 menit P 2. T 2 :Perendaman dalam ekstrak nanas 10% selama 20 menit P 3. T 1 :Perendaman dalam ekstrak nanas 15% selama 10 menit P 3. T 2 :Perendaman dalam ekstrak nanas 15% selama 20 menit Berdasarkan data pada Tabel 5, menunjukkan bahwa faktor lama perendaman daging ke dalam ekstrak nanas selama 10 dan 20 menit tidak memberikan perbedaan yang nyata (P>0,05) pada ph daging. Hal tersebut disebabkan karena kemampuan daging untuk menyerap dan mengikat larutan terbatas, sehingga pada saat kemampuan optimum daging ayam untuk menyerap larutan dicapai, tidak ada lagi larutan perendam yang terserap dan terikat oleh daging ayam sehingga menghasilkan ph daging ayam kampung yang sama. 4.2 Pengaruh Lama Perendaman Daging Ayam Kampung Dalam Larutan Ekstrak Nanas Terhadap Daya Ikat Air Hasil penelitian mengenai pengaruh berbagai konsentrasi dan lama perendaman daging ayam kampung dalam ekstrak nanas terhadap nilai daya ikat air daging ayam disajikan pada Tabel 6.
5 31 Tabel 6. Nilai Daya Ikat Air Daging Ayam dari Berbagai Perlakuan Lama Perendaman (Menit) Ulangan Rata Rata Konsentrasi (%) % Berdasarkan data pada Tabel 6, menunjukkan bahwa rata rata nilai daya ikat air daging ayam yang dihasilkan dari berbagai konsentrasi dan lama perendaman daging ayam kampung ke dalam ekstrak nanas berkisar antara 37,43% 58,89%. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa taraf konsentrasi dan lama perendaman daging ayam dalam ekstrak nanas berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap nilai daya ikat air daging ayam kampung (Lampiran 2). Uji Duncan dilakukan untuk mengetahui perbedaan antar taraf konsentrasi dan lama perendaman, hasilnya tercantum pada Tabel 7. Tabel 7. Hasil Uji Duncan Pengaruh Tingkat Konsentrasi Ekstrak Nanas Sebagai Perendam terhadap Daya Ikat Air Daging Ayam Kampung Perlakuan Rata Rata Daya Ikat Air Signifikansi...%... P 1. P 3. 42,61 46,44 a a P 2. 53,03 b Keterangan: Huruf kecil yang berbeda ke arah baris signifikansi menunjukkan berbeda nyata P 1. : Perendaman dengan ekstrak nanas 5% P 2.. : Perendaman dengan ekstrak nanas 10% P 3.. : Perendaman dengan ekstrak nanas 15%
6 32 Berdasarkan data pada Tabel 7 menunjukan bahwa rata rata daya ikat air daging ayam kampung terendah (42,61%) pada perlakuan perendaman daging dengan konsentrasi ekstrak nanas 5%, diikuti dengan perendaman daging pada konsentrasi ekstrak nanas 15% (46,44%) satu sama lain tidak berbeda nyata, tetapi keduanya nyata lebih rendah (P<0,05) dibandingkan dengan pemberian konsentrasi ekstrak buah nanas 10% (53,03%). Hal ini menunjukkan bahwa perendaman ekstrak buah nanas optimum pada konsentrasi 10% terhadap daya ikat air daging ayam kampung, bila konsentrasi ekstrak buah nanas ditingkatkan maka akan terjadi penurunan daya ikat air daging ayam kampung. Penurunan daya ikat air daging ayam kampung disebabkan karena enzim bromelin yang terkandung dalam ekstrak buah nanas memiliki kemampuan untuk memecah molekul-molekul protein menjadi bentuk lebih sederhana (asam amino), dengan memotong ikatan pada struktur protein jaringan ikat. Semakin banyak enzim bromelin menyebabkan lebih banyak lagi struktur daging yang renggang, sehingga akan kehilangan banyak cairan yang keluar yang menyebabkan daya ikat air akan menurun, namun pada konsentrasi 15% terjadi penurunan daya ikat air hal ini disebabkan konsentrasi yang semakin tinggi menyebabkan banyak cairan yang keluar setelah enzim bromelin menghidrolisa protein. Menurut Tilman,dkk (1989), bahwa penurunan kadar air juga dipengaruhi dengan bertambahnya umur ternak, sebaliknya kadar lemak cenderung naik sampai stadium kedewasaan tercapai. Untuk pengaruh tingkat konsentrasi ekstrak nanas terhadap daya ikat air daging ayam kampung sedangkan pengaruh lama perendaman terhadap nilai daya ikat air tercantum pada Tabel 8.
7 Tabel 8. Pengaruh Lama Perendaman Daging Ayam Kampung dalam Berbagai Konsentrasi Ekstrak Nanas terhadap Daya Ikat Air Perlakuan Rata Rata Daya Ikat Air Signifikansi...%... P 1. T 1 47,78 a P 1. T 2 37,43 b P 2. T 1 47,17 a P 2. T 2 58,89 b P 3. T 1 47,88 a P 3. T 2 45,06 b Keterangan: Huruf kecil yang sama ke arah vertikal pada kolom signifikansi sama menunjukkan tidak berbeda nyata 33 P 1. T 1 P 1. T 2 P 2. T 1 P 2. T 2 P 3. T 1 P 3. T 2 :Perendaman dalam ekstrak nanas 5% selama 10 menit :Perendaman dalam ekstrak nanas 5% selama 20 menit :Perendaman dalam ekstrak nanas 10% selama 10 menit :Perendaman dalam ekstrak nanas 10% selama 20 menit :Perendaman dalam ekstrak nanas 15% selama 10 menit :Perendaman dalam ekstrak nanas 15% selama 20 menit Berdasarkan data pada Tabel 8, faktor lama perendaman daging ke dalam ekstrak nanas 10 dan 20 menit memberikan perbedaan yang nyata (P<0,05) pada daya ikat air daging ayam kampung, dengan meningkatnya lama perendaman daging ayam kampung pada berbagai konsentrasi ekstrak nanas akan diikuti dengan penurunan daya ikat air daging ayam kampung. Hal tersebut disebabkan karena semakin meningkat lama waktu perendaman maka air yang keluar akan lebih banyak karena kemampuan untuk mengikat air bebas pada daging ayam kampung akan menurun. Menurut Abustam (2009) daya ikat air dipengaruhi sejumlah muatan positif yang dibebaskan dan terdapat surplus muatan negatif yang mengakibatkan penolakan dari miofilamen dan memberi lebih banyak ruang untuk molekul air dengan meningkatnya lama perendaman, ruang molekul air yang banyak dalam
8 34 daging akan menyebabkan air yang keluar akan banyak sehingga daya ikat air daging akan menurun. 4.3 Pengaruh Lama Perendaman Daging Ayam Kampung Dalam Larutan Ekstrak Nanas Terhadap Keempukan Hasil penelitian mengenai pengaruh berbagai konsentrasi dan lama perendaman daging ayam kampung dalam ekstrak nanas terhadap nilai keempukan daging ayam disajikan pada Tabel 9. Tabel 9. Nilai Keempukan Daging Ayam dari Berbagai Perlakuan Lama Perendaman (Menit ) Konsentrasi (%) mm/g ,00 90,12 116,45 124,60 101,00 76,40 Ulangan 2 108,80 89,20 94,00 120,20 98,00 88, ,00 91,50 112,30 119,10 101,40 76,70 Rata Rata 106,27 90,27 107,58 121,30 100,13 80,43 Berdasarkan data pada Tabel 9, rata rata nilai keempukan daging ayam yang dihasilkan dari berbagai konsentrasi dan lama perendaman daging ayam kampung ke dalam ekstrak nanas berkisar antara 80,43 121,30 (mm/g daging ayam). Hasil analisis sidik ragam (Lampiran 3) menunjukkan bahwa taraf konsentrasi dan lama perendaman daging ayam dalam ekstrak nanas berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap nilai keempukan daging ayam kampung. Uji Duncan dilakukan untuk mengetahui perbedaan antar taraf konsentrasi (Lampiran 3), hasil Uji Duncan terhadap konsentrasi disajikan pada Tabel 10.
9 Tabel 10. Hasil Uji Duncan Pengaruh Tingkat Konsentrasi Ekstrak Nanas Sebagai Perendam terhadap Keempukan Daging Ayam Kampung Perlakuan Rata Rata Keempukan Signifikansi...mm/g... P 3. 90,28 a P 1. 98,27 a P ,44 b Keterangan: Huruf kecil yang berbeda ke arah baris signifikansi menunjukkan berbeda nyata P 1.. : Perendaman dengan ekstrak nanas 5% P 2.. : Perendaman dengan ekstrak nanas 10% P 3.. : Perendaman dengan ekstrak nanas 15% 35 Berdasarkan pada Tabel 10 menunjukkan bahwa rata rata keempukan daging ayam kampung terendah (90,28 mm/g) pada perlakuan perendaman daging dengan konsentrasi ekstrak nanas 15%, diikuti dengan perendaman daging pada konsentrasi ekstrak nanas 5% (98,27mm/g), satu sama lain tidak berbeda nyata, tetapi keduanya nyata lebih rendah dibandingkan dengan pemberian konsentrasi ekstrak buah nanas 10% (115,70 mm/g). Hal ini menunjukan bahwa konsentrasi ekstrak buah nanas 10% adalah konsentrasi optimum terhadap keempukan daging ayam kampung. Bila konsentrasi ekstrak buah nanas ditingkatkan akan diikuti dengan penurunan keempukan daging ayam kampung. Enzim protease berfungsi mengempukkan daging, karena protein pada jaringan ikat akan terhidrolisis, sehingga dengan semakin meningkatnya enzim protease akan dapat meningkatkan hidrolisa protein-protein daging. Istika (2009) menyatakan bila protein (kolagen dan miofibril) terhidrolisis akan menyebabkan hilangnya ikatan antar serat dan pemecahan serat menjadi fragmen yang lebih pendek, menjadikan serat otot lebih mudah terpisah sehingga daging lebih empuk. Hal ini menunjukan bahwa perendaman ekstrak nanas 10% menyebabkan
10 36 bromelin yang diserap oleh daging ayam kampung optimum, sehingga kemampuan untuk memutus serat daging ayam kampung lebih baik dibandingkan dengan penggunaan konsentrasi 5% (P1) ataupun 15% (P3). Enzim bromelin memiliki batasan kemampuan dalam menghidrolisa protein pada jaringan ikat sebagaimana pernyataan Fogle, dkk., (1982) bahwa sampai batas tertentu konsentrasi enzim yang semakin meningkat akan menghasilkan peningkatan hidrolisis substrat. Pengaruh lama perendaman terhadap nilai daya ikat air tercantum pada Tabel 11. Tabel 11. Pengaruh Lama Perendaman Daging Ayam Kampung dalam Berbagai Konsentrasi Ekstrak Nanas terhadap Keempukan Perlakuan Rata Rata Keempukan Signifikansi...mm/g daging ayam... P 1. T 1 106,27 a P 1. T 2 90,27 b P 2. T 1 107,58 a P 2. T 2 121,30 b P 3. T 1 100,13 a P 3. T 2 80,43 b Keterangan: Huruf kecil yang sama ke arah vertikal pada kolom signifikansi sama menunjukkan tidak berbeda nyata P 1. T 1 :Perendaman dalam ekstrak nanas 5% selama 10 menit P 1. T 2 :Perendaman dalam ekstrak nanas 5% selama 20 menit P 2. T 1 :Perendaman dalam ekstrak nanas 10% selama 10 menit P 2. T 2 :Perendaman dalam ekstrak nanas 10% selama 20 menit P 3. T 1 :Perendaman dalam ekstrak nanas 15% selama 10 menit P 3. T 2 :Perendaman dalam ekstrak nanas 15% selama 20 menit Berdasarkan data pada Tabel 11, menunjukan bahwa faktor lama perendaman daging ke dalam ekstrak nanas 10 dan 20 menit memberikan perbedaan yang nyata (P<0,05) terhadap keempukan daging ayam kampung, hal ini berarti bahwa dengan meningkatnya lama perendaman daging ayam kampung
11 37 pada berbagai konsentrasi ekstrak nanas diikuti dengan penurunan keempukan daging ayam kampung. Hal tersebut menunjukan bahwa dengan meningkatnya lama perendaman akan diikuti dengan dengan banyaknya protein yang terhidrolisa, sehingga keempukan daging meningkat sesuai dengan pernyataan Bouton, dkk., (1986) bahwa dengan semakin lamanya kontak daging dengan substrat akan semakin banyak jaringan ikat yang terputus dan tentu akan meningkatkan keempukan daging
HASIL DAN PEMBAHASAN. perendam daging ayam broiler terhadap awal kebusukan disajikan pada Tabel 6.
1 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Terhadap Awal Kebusukan Daging Ayam Broiler Hasil penelitian pengaruh berbagai konsentrasi daun salam sebagai perendam daging ayam broiler terhadap awal kebusukan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Sifat Fisik Meatloaf. Hasil penelitian mengenai pengaruh berbagai konsentrasi tepung tulang
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Sifat Fisik Meatloaf 4.1.1 Daya Ikat Air Meatloaf Hasil penelitian mengenai pengaruh berbagai konsentrasi tepung tulang rawan ayam terhadap daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fosfor, besi atau mineral lain. Protein disusun dari 23 atau lebih unit yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Protein adalah senyawa organik besar, yang mengandung atom karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen. Beberapa diantaranya mengandung sulfur, fosfor, besi atau
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK BUAH NANAS (Ananas comosus L. Merr) DAN WAKTU PEMASAKAN YANG BERBEDA TERHADAP KUALITAS DAGING ITIK AFKIR
PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK BUAH NANAS (Ananas comosus L. Merr) DAN WAKTU PEMASAKAN YANG BERBEDA TERHADAP KUALITAS DAGING ITIK AFKIR Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
31 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Perlakuan Terhadap Daya Ikat Air (DIA) Daging Ayam Petelur Afkir Rata-rata hasil penelitian mengenai pengaruh berbagai konsentrasi sari buah stroberi (Fragaria
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kandungan Protein Kasar. Tabel 4. Rataan Kandungan Protein Kasar pada tiap Perlakuan
29 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kandungan Protein Kasar Rataan kandungan protein kasar asal daun singkong pada suhu pelarutan yang berbeda disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Rataan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. 1.1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Total Bakteri Daging Sapi
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Total Bakteri Daging Sapi Hasil penelitian pengaruh berbagai konsentrasi sari kulit buah naga merah sebagai perendam daging sapi terhadap total bakteri
Lebih terperinciUJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK DAGING SAPI REBUS YANG DILUNAKKAN DENGAN SARI BUAH NANAS (Ananas comosus) NASKAH PUBLIKASI
UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK DAGING SAPI REBUS YANG DILUNAKKAN DENGAN SARI BUAH NANAS (Ananas comosus) NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: DIAN WIJAYANTI A 420 100 074 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
Lebih terperinciINFLUENCE OF SOAKING DURATION AND CONCENTRATION EXTRACT PINEAPPLE ON WATER, FAT AND PROTEIN CONTENT FOR DOMESTIC CHICKEN MEAT (Gallus domesticus)
INFLUENCE OF SOAKING DURATION AND CONCENTRATION EXTRACT PINEAPPLE ON WATER, FAT AND PROTEIN CONTENT FOR DOMESTIC CHICKEN MEAT (Gallus domesticus) Rr Sutarti Wahyu Tami, Lilik Eka Radiati, and Eny Sri Widyastuti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kecukupan gizi. Unsur gizi yang dibutuhkan manusia antara lain: protein, lemak,
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kelangsungan hidup manusia sangat dipengaruhi oleh nilai atau kecukupan gizi. Unsur gizi yang dibutuhkan manusia antara lain: protein, lemak, karbohidrat, mineral, serta
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. protein yang lebih baik bagi tubuh dibandingkan sumber protein nabati karena mengandung
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daging merupakan bahan makanan hewani yang digemari oleh seluruh lapisan masyarakat karena rasanya yang lezat dan mengandung nilai gizi yang tinggi. Daging merupakan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Penelitian Masalah yang sering dihadapi oleh peternak ruminansia adalah keterbatasan penyediaan pakan baik secara kuantitatif, kualitatif, maupun kesinambungannya sepanjang
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Efektivitas Bonggol Nanas Sebagai Desinfektan Alami Terhadap Daya Hambat Milk can
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Efektivitas Bonggol Nanas Sebagai Desinfektan Alami Terhadap Daya Hambat Milk can Hasil penelitian mengenai pengaruh air, bonggol nanas, dan detergen terhadap daya hambat pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Tanaman kelapa (Cocos nucifera L) sering disebut tanaman kehidupan karena bermanfaat bagi kehidupan manusia diseluruh dunia. Hampir semua bagian tanaman
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Penambahan Pasta Tomat Terhadap Daya Ikat Air Naget Ayam. penambahan pasta tomat, disajikan pada Tabel 7.
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Penambahan Pasta Tomat Terhadap Daya Ikat Air Naget Ayam Hasil pengamatan daya ikat air naget ayam dengan tiga perlakuan penambahan pasta tomat, disajikan pada Tabel
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Protein Kasar. Kecernaan adalah bagian zat makanan dari pakan/ransum yang tidak
34 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Protein Kasar Kecernaan adalah bagian zat makanan dari pakan/ransum yang tidak diekskresikan dalam feses (Tillman, dkk., 1998). Zat
Lebih terperinciPengaruh Jenis dan Konsentrasi Larutan Perendam terhadap Rendemen Gelatin
4. PEMBAHASAN Dalam penelitian ini dilakukan proses ekstraksi gelatin dari bahan dasar berupa cakar ayam broiler. Kandungan protein dalam cakar ayam broiler dapat mencapai 22,98% (Purnomo, 1992 dalam Siregar
Lebih terperinciIV PEMBAHASAN. 4.1 Kandungan Protein Produk Limbah Udang Hasil Fermentasi Bacillus licheniformis Dilanjutkan oleh Saccharomyces cereviseae
25 IV PEMBAHASAN 4.1 Kandungan Protein Produk Limbah Udang Hasil Fermentasi Bacillus licheniformis Dilanjutkan oleh Saccharomyces cereviseae Rata-rata kandungan protein produk limbah udang hasil fermentasi
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHSAN. 4.1 Pengaruh Tingkat Peggunaan Probiotik terhadap ph
IV HASIL DAN PEMBAHSAN 4.1 Pengaruh Tingkat Peggunaan Probiotik terhadap ph Derajat keasaman (ph) merupakan salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan pada saat proses fermentasi. ph produk fermentasi
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Nilai Rendemen Kerupuk Kulit Kelinci dengan Berbagai Konsentrasi Garam
44 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Konsentrasi Garam Terhadap Rendemen Kerupuk Kulit Kelinci Hasil penelitian pengaruh konsentrasi garam terhadap rendemen kerupuk kulit kelinci tercantum pada Tabel
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka
I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesa, dan (7) Waktu
Lebih terperinciPENGARUH SUHU DAN LAMA PENGOVENAN TERHADAP KUALITAS FISIK DAN ORGANOLEPTIK DAGING AYAM KAMPUNG DENGAN PENAMBAHAN NANAS
PENGARUH SUHU DAN LAMA PENGOVENAN TERHADAP KUALITAS FISIK DAN ORGANOLEPTIK DAGING AYAM KAMPUNG DENGAN PENAMBAHAN NANAS Temperature And Roasted Duration Effect Of Domestic Chicken Meat Physical And Organoleptic
Lebih terperinciSemua perlakuan tidak menyebabkan keadaan ekstrim menghasilkan NH 3 diluar
38 tersebut maka produksi NH 3 semua perlakuan masih dalam kisaran normal. Semua perlakuan tidak menyebabkan keadaan ekstrim menghasilkan NH 3 diluar kisaran normal, oleh karena itu konsentrasi NH 3 tertinggi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu pengekspor buah nanas yang menempati posisi
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu pengekspor buah nanas yang menempati posisi ketiga dari negara-negara penghasil nanas olahan dan segar setelah negara Thailand dan Philippines.
Lebih terperinciHASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Bahan Kering. Jumlah Rata-Rata (menit)
29 IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh terhadap Kecernaan Bahan Kering Hasil penelitian nilai rataaan kecernaan bahan kering dari tiap perlakuan perendaman NaOH dan waktu perendaman biji sorgum
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3)
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Enzim merupakan suatu protein yang berfungsi sebagai biokatalisator. Katalisator didefinisikan sebagai percepatan reaksi kimia oleh beberapa senyawa dimana senyawanya
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Daya Rekat Telur Ikan Komet Daya rekat merupakan suatu lapisan pada permukaan telur yang merupakan bagian dari zona radiata luar yang mengandung polisakarida dan sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gelatin adalah biopolimer yang dihasilkan dari hidrolisis parsial jaringan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gelatin adalah biopolimer yang dihasilkan dari hidrolisis parsial jaringan kolagen yang ada pada kulit, tulang rawan, dan jaringan ikat hewan. Gelatin merupakan protein
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Hasil pengukuran Nilai OD pada Media NB. Tabel 1. Pengukuran Nilai OD pada Media NB. Waktu OD (Optical Density)
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil dan Pembahasan. 1. Hasil pengukuran Nilai OD pada Media NB Tabel 1. Pengukuran Nilai OD pada Media NB. Waktu OD (Optical Density) inkubasi D75 D92 D110a 0 0,078 0,073
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Fisik Sosis Sapi
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Fisik Sosis Sapi Nilai ph Sosis Sapi Substrat antimikroba yang diambil dari bakteri asam laktat dapat menghasilkan senyawa amonia, hidrogen peroksida, asam organik (Jack
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
21 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pertumbuhan dan Produksi Padi pada Berbagai Dosis Pemberian Terak Baja Dengan dan Tanpa Penambahan Bahan Humat Parameter yang digunakan dalam mengamati pertumbuhan tanaman
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Bahan Kering
33 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Bahan Kering Hasil penelitian mengenai pengaruh biokonversi biomassa jagung oleh mikroba Lactobacillus plantarum, Saccharomyces cereviseae,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kadar Protein Hati Broiler
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kadar Protein Hati Broiler Berdasarkan hasil penelitian, kadar protein hati broiler yang diberi probiotik selama pemeliharaan dapat dilihat pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingkat konsumsi daging kambing di Indonesia meningkat seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan penduduk serta bertambahnya pengetahuan masyarakat akan mengkonsumsi
Lebih terperinciManfaat Bromelin dari Ekstrak Buah Nanas (Ananas comosus L. Merr) dan Waktu Pemasakan untuk Meningkatkan Kualitas Daging Itik Afkir
Sains Peternakan Vol. 9 (2), September 2011: 82-87 ISSN 1693-8828 Manfaat Bromelin dari Ekstrak Buah Nanas (Ananas comosus L. Merr) dan Waktu Pemasakan untuk Meningkatkan Kualitas Daging Itik Afkir Dhiah
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Bahan Kering
30 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Bahan Kering Kecernaan adalah banyaknya zat makanan yang tidak dieksresikan di dalam feses. Bahan pakan dikatakan berkualitas apabila
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Retensi Bahan Kering Rataan konsumsi, ekskresi dan retensi bahan kering ransum ayam kampung yang diberi Azolla microphyla fermentasi (AMF) dapat di lihat pada Tabel 8.
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh: CITRA HASNA PARAMITA FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN SUMEDANG 2012
SKRIPSI Oleh: CITRA HASNA PARAMITA 200110070010 FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN SUMEDANG 2012 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Stimulasi Listrik dan Konsentrasi CaCl 2 Terhadap Keempukan Konsentrasi
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Sifat Fisik Daging Kualitas karkas dan daging dipengaruhi oleh faktor sebelum dan setelah pemotongan. Faktor sebelum pemotongan yang dapat mempengaruhi kualitas daging antara lain
Lebih terperinciKarakteristik mutu daging
Karakteristik mutu daging Oleh: Elvira Syamsir (Tulisan asli dalam Kulinologi Indonesia edisi Maret 2011) Mutu merupakan gabungan atribut produk yang dinilai secara organoleptik dan digunakan konsumen
Lebih terperinciIV HASIL DAN PEMBAHASAN
IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. KARAKTERISASI AWAL BAHAN Karakterisistik bahan baku daun gambir kering yang dilakukan meliputi pengujian terhadap proksimat bahan dan kadar katekin dalam daun gambir kering.
Lebih terperinciDAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMAKASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN...
DAFTAR ISI ABSTRAK........ KATA PENGANTAR..... UCAPAN TERIMAKASIH........ DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... i iii iv vii x xii xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang...
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Tahap 1: Uji Fisik dan Uji Kimia Bungkil Inti Sawit Bentuk Umum dan Rasio Produk Hasil Ayakan Penggilingan bungkil inti sawit menggunakan Hammer mill yang dilengkapi dengan saringan
Lebih terperinciBAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN Rataan hasil penelitian pengaruh pemberian bakteri asam laktat dalam air minum terhadap konsumsi air minum dan ransum dan rataan pengaruh pemberian bakteri asam laktat dalam
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengamatan Gejala Klinis Pengamatan gejala klinis pada benih ikan mas yang diinfeksi bakteri Aeromonas hydrophila meliputi kelainan fisik ikan, uji refleks, dan respon
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Limbah cair tahu adalah air buangan dari proses produksi tahu. Menurut
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Limbah cair tahu adalah air buangan dari proses produksi tahu. Menurut Sugiharto (1994) umumnya kandungan organik yang terdapat pada limbah cair tahu, adalah protein
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Optimasi Polifosfat 1. Pengaruh Terhadap Rendemen Rendemen dihitung berdasarkan kenaikkan berat udang setelah perendaman dibandingkan dengan berat udang sebelum perendaman yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ikan rucah merupakan ikan-ikan kecil dengan ukuran maksimum 10 cm yang ikut
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan rucah merupakan ikan-ikan kecil dengan ukuran maksimum 10 cm yang ikut tertangkap saat panen raya/ penangkapan ikan (Murtijo, 1997). Menurut Dinas Kelautan dan Perikanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyimpan cadangan makanan. Contoh umbi-umbian adalah ketela rambat,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Umbi-umbian merupakan komoditas pertanian yang tersebar luas di Indonesia. Umbi-umbian merupakan salah satu sumber utama karbohidrat. Umbi adalah akar tanaman yang telah
Lebih terperinciPENGGUNAAN ENZIM PAPAIN SEBAGAI BAHAN TENDERIZER DAGING. Oleh : Tedi Akhdiat RINGKASAN
PENGGUNAAN ENZIM PAPAIN SEBAGAI BAHAN TENDERIZER DAGING Oleh : Tedi Akhdiat RINGKASAN Daging biasanya kalau diolah memerlukan waktu yang lama dan hasil akhir dari proses pengolahan daging yang diinginkan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Perubahan Protein Kasar. Hasil penelitian pengaruh penambahan asam propionat dan formiat dengan
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Perubahan Protein Kasar Hasil penelitian pengaruh penambahan asam propionat dan formiat dengan berbagai perlakuan, terhadap perubahan kandungan protein
Lebih terperinciIV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian pengaruh nisbah C/N campuran feses sapi perah dan jerami
34 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Kandungan N-NH 4 Hasil penelitian pengaruh nisbah C/N campuran feses sapi perah dan jerami padi terhadap kandungan N vermicompost dapat dilihat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tanaman terutama hasil pertanian dan rempah-rempah. Hal ini didukung oleh
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan keanekaragaman tanaman terutama hasil pertanian dan rempah-rempah. Hal ini didukung oleh keadaan geografis
Lebih terperinciIV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Total Protein Darah Ayam Sentul
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Total Protein Darah Ayam Sentul Pengaruh tingkat energi protein dalam ransum terhadap total protein darah ayam Sentul dapat dilihat pada Tabel 6.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan determinasi tanaman.
49 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Determinasi Tanaman Bahan baku utama dalam pembuatan VC pada penelitian ini adalah buah kelapa tua dan buah nanas muda. Untuk mengetahui bahan baku
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. Kebutuhan masyarakat akan pemenuhan gizi pada masa kini. semakin tinggi seiring dengan semakin meningkatnya kesadaran
PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan masyarakat akan pemenuhan gizi pada masa kini semakin tinggi seiring dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pemenuhan gizi guna menunjang
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian Minyak daun cengkeh merupakan hasil penyulingan daun cengkeh dengan menggunakan metode penyulingan (uap /steam). Minyak daun cengkeh berbentuk cair (oil) dan
Lebih terperinciGambar 4. Grafik Peningkatan Bobot Rata-rata Benih Ikan Lele Sangkuriang
Bobot ikan (g) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Laju Pertumbuhan Pertumbuhan merupakan penambahan jumlah bobot ataupun panjang ikan dalam satu periode waktu tertentu. Pertumbuhan dapat diartikan sebagai
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Suhu Terhadap Aktivitas Enzim Protease dari Penicillium sp.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Suhu Terhadap Aktivitas Enzim Protease dari Penicillium sp. Enzim merupakan suatu protein yang memiliki aktivitas biokimia sebagai katalis suatu reaksi. Enzim sangat
Lebih terperinciHAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
49 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Kandungan Klorofil Pada Ekstrak Sebelum Pengeringan dan Bubuk Klorofil Terenkapsulasi Setelah Pengeringan Perhitungan kandungan klorofil pada ekstrak sebelum pengeringan
Lebih terperinciPENGARUH EKSTRAK BUAH NENAS (Ananas comosus l.merr) TERHADAP KUALITAS FISIK DAN ORGANOLEPTIK DAGING KUDA DENGAN LAMA PEREBUSAN YANG BERBEDA
PENGARUH EKSTRAK BUAH NENAS (Ananas comosus l.merr) TERHADAP KUALITAS FISIK DAN ORGANOLEPTIK DAGING KUDA DENGAN LAMA PEREBUSAN YANG BERBEDA Anita Mustika Ibrahim 1, Harapin Hafid 2 dan Rahim Aka 2 1\ Alumnus
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian. pedaging (Budiansyah, 2004 dalam Pratiwi, 2016).
I. PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tempe merupakan produk pangan tradisional Indonesia berbahan dasar kacang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Tempe merupakan produk pangan tradisional Indonesia berbahan dasar kacang kedelai (Glycine max) yang diolah melalui proses fermentasi oleh kapang. Secara umum,
Lebih terperinciKARAKTERISASI ENZIM PROTEASE DARI GETAH TANAMAN BIDURI (Calotropis gigantea) HASIL EKSTRAKSI MENGGUNAKAN AMONIUM SULFAT
KARAKTERISASI ENZIM PROTEASE DARI GETAH TANAMAN BIDURI (Calotropis gigantea) HASIL EKSTRAKSI MENGGUNAKAN AMONIUM SULFAT KARYA ILMIAH TERTULIS ( S K R I P S I ) Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Sebagian besar masyarakat Indonesia menyukai daging ayam karena. Sebagai sumber pangan, daging ayam mempunyai beberapa kelebihan lainnya
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagian besar masyarakat Indonesia menyukai daging ayam karena dagingnya selain rasanya enak juga merupakan bahan pangan sumber protein yang memiliki kandungan gizi lengkap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan protein hewani masyarakat dari tahun ke tahun terus meningkat sebanding dengan meningkatnya jumlah penduduk dan kesadaran akan pentingnya kebutuhan gizi.
Lebih terperinciSURYA AGRITAMA Volume 4 Nomor 1 Maret 2015
PENGARUH DOSIS DAN LAMA PERENDAMAN EKSTRAK BUAH NANAS (Ananas comosus L. Merr) TERHADAP KADAR PROTEIN DAN KUALITAS ORGANOLEPTIK DAGING PAHA AYAM PETELUR AFKIR DENGAN PENYIMPANAN DALAM REFRIGERATOR SELAMA
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang perbedaan derajat keasaman ph saliva antara sebelum
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tentang perbedaan derajat keasaman ph saliva antara sebelum dan sesudah mengunyah buah nanas (Ananas comosus) pada anak usia 8-10 tahun, telah
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kelangsungan Hidup Hasil pengamatan kelangsungan hidup larva ikan Nilem selama 15 hari dengan pemberian Artemia yang diperkaya dengan susu bubuk afkir 0,3 g/l, 0,5 g/l,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kualitas Air Kualitas hidup ikan akan sangat bergantung dari keadaan lingkunganya. Kualitas air yang baik dapat menunjang pertumbuhan, perkembangan, dan kelangsungan hidup
Lebih terperinciEKSTRAKSI GELATIN DARI LIMBAH TULANG IKAN TENGGIRI (Scomberomorus sp.) DENGAN JENIS DAN KONSENTRASI ASAM YANG BERBEDA
EKSTRAKSI GELATIN DARI LIMBAH TULANG IKAN TENGGIRI (Scomberomorus sp.) DENGAN JENIS DAN KONSENTRASI ASAM YANG BERBEDA TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Program Studi Teknologi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. baik oleh industri atau rumah tangga, sedangkan kapasitas produksi tepung terigu
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki konsumsi yang besar terhadap produk tepung terigu baik oleh industri atau rumah tangga, sedangkan kapasitas produksi tepung terigu nasional masih belum
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
28 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Tingkat Energi Protein Ransum Berbeda Terhadap Total Protein Darah Ayam KUB Rataan total protein darah ayam kampung unggul Balitbangnak (KUB) pada penelitian ini
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Protein Kasar
37 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Protein Kasar Kecernaan diartikan sebagai nutrien yang tidak diekskresikan dalam feses dimana nutrien lainnya diasumsikan diserap oleh
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PERSIAPAN BAHAN Bahan baku pada penelitian ini adalah buah kelapa segar yang masih utuh, buah kelapa terdiri dari serabut, tempurung, daging buah kelapa dan air kelapa. Sabut
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ariansah (2008), itik masih sangat populer dan banyak di manfaatkan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Daging Itik Afkir Itik afkir merupakan ternak betina yang tidak produktif bertelur lagi. Menurut Ariansah (2008), itik masih sangat populer dan banyak di manfaatkan sebagai bahan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. PENELITIAN PENDAHULUAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mengetahui kadar proksimat dari umbi talas yang belum mengalami perlakuan. Pada penelitian ini talas yang digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. ekonomi, perubahan pola hidup, peningkatan kesadaran gizi, dan perbaikan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permintaan pangan hewani (daging, telur, dan susu) dari waktu ke waktu cenderung meningkat sejalan dengan pertambahan penduduk, perkembangan ekonomi, perubahan pola hidup,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Turi (Sesbania grandiflora) merupakan tanaman asli Indonesia,yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Turi (Sesbania grandiflora) merupakan tanaman asli Indonesia,yang termasuk keluarga kacang-kacangan dari famili Papilionaceae. Kacang turi adalah salah satu jenis kacang-kacangan
Lebih terperinciJurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, April 2017, Hal Vol. 12 No. 1 ISSN :
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, April 2017, Hal 22-28 Vol. 12 No. 1 PENGARUH PEMBERIAN PAKAN DEDAK PADI TERFERMENTASI CAIRAN RUMEN TERHADAP KUALITAS FISIK DAGING AYAM Effect of Rice Bran Fermented
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kelangsungan Hidup Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelangsungan hidup dari setiap perlakuan memberikan hasil yang berbeda-beda. Tingkat kelangsungan hidup yang paling
Lebih terperinciHasil. rumen domba. efektivitas. cairan Aktifitas enzim (UI/ml/menit) , Protease. Enzim
22 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Uji Efektivitas Cairan Rumen Domba Penelitian Tahap 1 dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui volume enzim cairan rumen domba dan lama waktu inkubasi yang tepat untuk penurunan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Bobot dan Persentase Komponen Karkas Komponen karkas terdiri dari daging, tulang, dan lemak. Bobot komponen karkas dapat berubah seiring dengan laju pertumbuhan. Definisi pertumbuhan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Uji Pembedaan Segitiga Ikan Teri (Stolephorus sp.) Kering
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Uji Pembedaan Segitiga Ikan Teri (Stolephorus sp.) Kering Uji pembedaan segitiga dilakukan untuk melihat perbedaan ikan teri hasil perlakuan dengan ikan teri komersial.
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian Tahap Pertama. Tabel 6. Komposisi Kimia TDTLA Pedaging
TDTLA Pedaging HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian Tahap Pertama Penelitian tahap pertama adalah pembuatan tepung daging-tulang leher ayam yang dilakukan sebanyak satu kali proses pembuatan pada waktu yang
Lebih terperinciPENGARUH MARINASI EKSTRAK KULIT NENAS (Ananas Comocus L. Merr) PADA DAGING ITIK TEGAL BETINA AFKIR TERHADAP KUALITAS KEEMPUKAN DAN ORGANOLEPTIK
PENGARUH MARINASI EKSTRAK KULIT NENAS (Ananas Comocus L. Merr) PADA DAGING ITIK TEGAL BETINA AFKIR TERHADAP KUALITAS KEEMPUKAN DAN ORGANOLEPTIK EXTRACT MARINADE OF SHELL OF PINEAPPLE (Ananas Comocus L.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Kerbau adalah hewan tergolong memamah biak subkeluarga bovinae dan
TINJAUAN PUSTAKA Daging Kerbau Kerbau adalah hewan tergolong memamah biak subkeluarga bovinae dan mempunyaikebiasaan berendam di sungai dan lumpur. Ternak kerbau merupakan salah satu sarana produksi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L) berasal dari Amerika Tengah, pada tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia (Rukmana, 2001). Ubi jalar (Ipomoea
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Populasi ayam ras petelur di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke
1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Populasi ayam ras petelur di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2014, populasi ayam ras petelur 146.660,42 ekor dan pada tahun 2015 meningkat
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kelangsungan Hidup Berdasarkan hasil pengamatan selama 40 hari massa pemeliharaan terhadap benih ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) diketahui rata-rata tingkat kelangsungan
Lebih terperinciKARAKTERISASI ENZIM PROTEASE DARI GETAH TANAMAN BIDURI (Calotropis gigantea) HASIL EKSTRAKSI MENGGUNAKAN AMONIUM SULFAT
KARAKTERISASI ENZIM PROTEASE DARI GETAH TANAMAN BIDURI (Calotropis gigantea) HASIL EKSTRAKSI MENGGUNAKAN AMONIUM SULFAT KARYA ILMIAH TERTULIS ( S K R I P S I ) Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan
Lebih terperinciTingkat Kelangsungan Hidup
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tingkat Kelangsungan Hidup Tingkat kelangsungan hidup merupakan suatu nilai perbandingan antara jumlah organisme yang hidup di akhir pemeliharaan dengan jumlah organisme
Lebih terperinciKEGUNAAN. Merupakan polimer dari sekitar 21 jenis asam amino melalui ikatan peptida Asam amino : esensial dan non esensial
PROTEIN KEGUNAAN 1. Zat pembangun dan pengatur 2. Sumber asam amino yang mengandung unsur C, H, O dan N 3. Sumber energi Merupakan polimer dari sekitar 21 jenis asam amino melalui ikatan peptida Asam amino
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Penelitian,
I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis,
Lebih terperinciProtein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat.
PROTEIN Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat. Sebagai zat pembangun, protein merupakan bahan pembentuk jaringanjaringan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Karakterisasi Bahan Baku Karet Crepe
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakterisasi Bahan Baku 4.1.2 Karet Crepe Lateks kebun yang digunakan berasal dari kebun percobaan Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Ciomas-Bogor. Lateks kebun merupakan
Lebih terperincimenjaga kestabilan kondisi rumen dari pengaruh aktivitas fermentasi. Menurut Ensminger et al. (1990) bahwa waktu pengambilan cairan rumen berpengaruh
HASIL DAN PEMBAHASAN Derajat Keasaman (ph) Rumen Hasil analisa sidik ragam menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi (P>0,05) antara jenis ransum dengan taraf suplementasi asam fulvat. Faktor jenis ransum
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. dalam setiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Rata-rata Kadar Kolesterol Daging pada Ayam Broiler Ulangan
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Susu Sapi, Kedelai Fermentasi dan Kombinasinya Terhadap Kolesterol Daging Ayam Broiler. Hasil pengatamatan kadar kolesterol daging pada ayam broiler pada penelitian
Lebih terperinci