LAPORAN PRAKTIKUM KUNJUNGAN INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT SAPI DAN DOMBA DI WILAYAH GARUT
|
|
- Lanny Sugiarto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 LAPORAN PRAKTIKUM KUNJUNGAN Mata Kuliah : Pengolahan Hasil Ikutan Dosen : Ir. B. N. Polii, S.U Ternak M. Sridu Resta, S.Pt, M.Sc Tanggal : 21 Mei 2011 Irma Isnafia Arief, S.Pt. M.Si Kelompok : 6 / G2 Asisten : 1. Gilang S.P 2. Latifah H 3. Restiyana A 4. Agung H.S 5. Aan Ma ani INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT SAPI DAN DOMBA DI WILAYAH GARUT Disusun Oleh : Febri Rahayu D I Made Joni Abdi W D Siti Aminah D Martiana Kartika D D Amudi Hutasoit D Ricky Firmansyah D Danio Ardi Susilo G DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
2 PENDAHULUAN Latar Belakang Kulit merupakan salah satu hasil ikutan ternak yang dapat dimanfaatkan menjadi berbagai produk yang memiliki nilai guna dan daya jual yang tinggi. Kulit juga merupakan salah satu hasil ikutan ternak yang paling sering dijumpai, karena banyak produk-produk seperti tas, dompet, jaket, sepatu dan barang-barang lainnya yang menggunakan kulit sebagai bahan bakunya. Kulit yang biasa digunakan sebagai industri diantaranya kulit sapi, kulit domba dan kulit kambing. Namun ada juga kulit hewan lain yang biasa digunakan seperti kulit ular dan kulit buaya. Kulit hewan secara alami memiliki sifat yang berbeda-beda, baik secara fisik, kimia maupun organoleptik. Sifat dari kulit tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain umur potong, keturunan, lingkungan hidup, pemeliharaan, bangsa ternak, dan lainlain. Industri penyamakan kulit memiliki potensi yang besar dalam memanfaatkan hasil ikutan ternak. Industri penyamakan kulit terus berkembang seiring ditemukannya berbagai cara penyamakan kulit dan banyaknya pesanan dari konsumen. Keberadaan industri ini juga sedikit banyak berpengaruh terhadap perekonomian negara. Garut merupakan salah satu daerah di Indonesia yang banyak menghasilkan produk hasil olahan kulit seperti tas, jaket, sepatu, dompet dan lainnya. Tujuan Tujuan praktikum kunjungan ini yaitu agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami proses penyamakan kulit sapi dan domba mulai dari penyamakan hingga pemasaran.
3 TINJAUAN PUSTAKA Kulit Mentah SNI (1989) menyebutkan, kulit mentah adalah kulit hewan yang masih dalam keadaan segar atau kering yang belum atau yang sudah diproses pendahuluan (belum disamak) masih bersifat belum mantap. Kulit adalah salah satu organ tubuh dimana pertumbuhan dan perkembangannya tidak lepas dari pertumbuhan ternak secara keseluruhan. Berat kulit pada ternak lebih kurang 10% dari berat tubuh dan nilai kulit 10-15% dari nilai karkas. Pertumbuhan kulit dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu genetik dan lingkungan. Faktor genetik berpengaruh terhadap karakteristik struktur jaringan kulit. Faktor lingkungan berpengaruh terhadap ketebalan lapisan-lapisan kulit, dan komponen kimiawi penyusun kulit. Mutu/kualitas kulit ditentukan oleh : 1). Perlakuan sewaktu ternak masih hidup (iklim, pakan, luka goresan, bekas cambuk, cap bakar, dan penyakit), 2). Perlakuan setelah pemotongan ternak (cara pemotongan dan pengulitan), 3). Perlakuan selama pengawetan (suhu dan kelembaban ruang, sentuhan logam), 4). Perlakuan selama pengangkutan (suhu dan kelembaban, air hujan, air laut,), 5). Penyimpanan(kelembaban dan waktu) (Saleh, 2004). Secara umum kulit terdiri dari air ± 65%, lemak ± 2%, bahan mineral ± 0,5%, protein ± 33%. Protein kulit digolongkan menjadi dua yaitu protein berbentuk (fibrous protein) yang terdiri dari kolagen ± 29%, keratin ± 2% dan elastin ± 0,3% serta protein tak berbentuk (globular protein) yang terdiri dari albumin dan globulin ± 1%, serta mucin dan mucoid ± 0,7% (Purnomo, 1984). Kulit Samak Kulit sapi yang baru selesai dikuliti, hanya dapat bertahan selam 12 jam setelah pengulitan. Bila tidak segera memperoleh penanganan, kulit sapi akan terkontaminasi dengan organisme, dan membusuk. Untuk menghindari kerusakan kulit sapi, dan bisa memasarkannya sebagai bahan baku industri, kulit sapi harus diawetkan. Teknologi penyamakan kulit sebenarnya termasuk salah satu aset kebudayaan manusia yang tertua. Sejak zaman dulu orang telah menggunakan kulit hewan untuk
4 pakaian dan alat perlengkapan lainnya, namun kulit mudah sekali membusuk jika terkena air atau basah dan akan menjadi keras bila kering. Usaha untuk menjadikan kulit hewan tidak busuk bila basah dan tetap lemas bila kering, diperlukan teknologi agar daya tahan dan daya simpan kulit tersebut menjadi meningkat. Ada beberapa cara untuk meningkatkan potensi kulit sapi sebagai komoditi, antara lain: 1. Usaha pengawetan kulit sapi Proses pengawetan kulit yang sering dilakukan adalah: a). Pengeringan dan b). Penggaraman. a. Pengeringan Sebelum diawetkan kulit harus dibersihkan dari daging, lemak, noda darah dan kotoran-kotoran yang menempel. Pembersihan kulit dapat menggunakan pisau tumpul atau kikir, agar kulit tidak rusak. Kalau sudah bersih, kulit direntang dengan alat perentang dari kayu kemudian dijemur dalam keadaan terbentang. Posisi yang paling baik untuk penjemuran dengan sinar matahari adalah posisi sudut 45. Untuk menjaga kualitas kulit, penjemuran hanya dilakukan antara pukul WIB dan pukul WIB, serta diangin-anginkan antara pukul WIB pada tempat yang teduh. Setelah kulit dirasa cukup kering (kadar air 7-15%), baru dilakukan perendaman dalam larutan garam (campuran 100 liter air dengan 50 kg garam) selama 36 jam. Selama 36 jam perendaman, kepekatan larutan harus terkontrol dengan baik. Selesai perendaman dalam larutan garam, kulit sapi bisa diangkat dan dibentangkan pada lantai yang miring untuk menuntaskan air. Jangan diperas, karena akan merusak kualitas kulit. b. Penggaraman Ada dua cara penggaraman, yaitu penggaraman kering dan penggaraman basah. Penggaraman Kering: Bila penuntasan air dianggap cukup, bagian daging pada kulit ditaburu garam sebanyak 10 persen dari berat kulit sapi, dan kemudian didiamkan sampai 2-3 jam. Pekerjaan yang terakhir adalah penjemuran kulit sapi dengan alat perentang.
5 Penggaraman Basah: Bila penuntasan air dianggap cukup, kulit dibentangkan dan bagian daging pada kulit ditaburi 30 persen dari berat kulit basah. Kemudian kulit lainnya ditumpukkan dengan bagian bulu di bawah, dan bagian daging ditaburi garam dan seterusnya. Selanjutnya kulit didiamkan 24 jam, dan ditaburi lagi sebanyak 20 persen dari berat kulit, didiamkan sampai 30 hari, sampai air tuntas sempurna. Proses penjemuran dan pengeringan dianggap cukup/sudah selesai apabila : 1). Keadaan kulit tembus cahaya (transparan), 2). Keadaan kulit tegang, 3). Bagian daging dan bulu kering, dan 4). Penampang kulit kalau diketuk dengan jari berbunyi nyaring. 2. Usaha Penyamakan kulit Kulit sapi yang akan disamak, harus dicuci lebih dahulu dengan air bersih agar menjadi lunak. Selanjutnya kulit bagian daging dibersihkan dari daging, lemak, noda kotoran atau darah yang menempel. Sediakan air hangat yang bercampur soda (borax) dan sabun cuci (detergent). Ukurannya 35 liter air, 200 gram soda, dan 1500 gram sabun cuci. Campuran diaduk sampai merata, kemudian kulit direndam selama 2-3 jam. Bila sudah dianggap cukup, kulit sapi bisa segera diangkat dan dibilas dengan dengan air bersih., tetapi tidak boleh diperas. Kulit yang sudah bersih bisa dijemur sebentar, lalu kulit bagian daging dicuci dengan bensin. Ini dilakuakan untuk menghilangkan lemak yang masih menempel pada kulit tetapi tidak terlihat oleh mata. Ada dua cara penyamakan kulit yaitu penyamakan kulit dengan garam dan asam belerang, serta Penyamakan kulit dengan pasta (Saleh, 2004). Purnomo (1991) menyebutkan bahwa bahan penyamak yang biasa digunakan dalam proses penyamakan adalah bahan penyamak nabati, bahan penyamak mineral, bahan penyamak aldehid dan bahan penyamak sintetik. Tahap Pra Penyamakan Perendaman Perendaman yaitu proses yang bertujuan untuk mengembalikan kadar air yang hilang selama proses pengawetan sehingga kulit siap untuk menerima perlakuan selanjutnya (Purnomo, 1985). Perendaman juga bertujuan untuk
6 membersihkan kulit dari kotoran-kotoran, menghilangkan garam atau bahan kimia lain yang semula dipakai sebagai bahan pengawet dan melarutkan protein protein yang dapat larut untuk dibuang. Pengapuran Pengapuran adalah proses yang bertujuan untuk menghilangkan epidermis dan bulu, menghilangkan kelenjar keringat, lemak dan zat-zat yang tidak diperlukan, membuka tenunan kulit, dan untuk mempermudah terlepasnya lapisan subkutis dari lapisan kutisnya (Purnomo, 1985). Pembuangan daging dan bulu Pembuangan daging dan bulu adalah proses yang bertujuan untuk menghilangkan sisa daging yang masih melekat pada kulit dan menghilangkan bulu beserta akarnya yang masih tertinggal pada kulit, karena akan menghalangi masuknya zat penyamak ke dalam kulit sampai ke bagian tengah kulit (Purnomo, 1985). Pembuangan kapur Proses pembuangan kapur bertujuan untuk mengeluarkan kapur dari kulit (Purnomo, 1985). Pengikisan protein Pengikisan protein (bating) bertujuan untuk menghilangkan sisa-sisa bulu, akar dan pigmen, lemak yang tidak tersabunkan, syaraf kulit, sisa-sisa kapur yang masih tertinggal dan menghilangkan sedikit atau banyak zat-zat yang tidak diperlukan dengan cara menghidrolisis protein dengan menggunakan enzim. Bahan kimia yang digunakan di antaranya oropon, enzylon dan lain-lain yang mengandung enzim protease (Purnomo, 1985).
7 Pengasaman Proses pengasaman dilakukan untuk mengasamkan kulit dalam keadaan tidak bengkak, menghentikan bekerjanya bahan bating, menghilangkan flek-flek kulit dan menyesuaikan ph kulit terhadap ph bahan penyamak (Purnomo, 1985). Tahap Penyamakan Penyamakan Penyamakan dilakukan dengan bahan penyamak krom yaitu garam krom yang mengandung atom-atom krom dengan valensi 3. Garam krom ini mampu bereaksi dengan membentuk ikatan dengan asam-asam amino bebas dalam struktur kolagen yang reaktif. Ikatan silang ini akan mengubah sifat kulit mentah menjadi lebih tahan terhadap pengaruh fisik selama proses penyamakan (Purnomo, 1985). Tahap Pasca Penyamakan Netralisasi Netralisasi bertujuan untuk menetralisir asam di antara serat-serat kulit pada waktu pencucian (Purnomo, 1985). Peminyakan Proses peminyakan bertujuan untuk melicinkan serat-serat kulit sehingga kulit lebih tahan terhadap gaya tarikan atau mekanik lain, menjaga serat kulit agar tidak lengket satu dengan yang lain dan memperkecil daya serap kulit (Purnomo, 1985). Tahap Penyelesaian Tahap penyelesaian bertujuan untuk meningkatkan mutu kulit jadi terutama dari segi organoleptik yaitu kelembutan, kepadatan dan penampakan. Tahap ini meliputi proses pengeringan, pelemasan, pementangan, pengampelasan, pengecatan tutup dan pengempaan panas (Fahidin et al., 1999). Kualitas kulit jadi dipengaruhi oleh proses-proses yang dilakukan dalam industri penyamakan kulit dan mutu kulit mentah sebagai bahan dasar (Williamson et al., 1993).
8 Alat dan Bahan Alat alat yang digunakan pada praktikum kunjungan ke pabrik penyamakan kulit ke Garut yaitu wirepack, alat tulis, buku, camdig dan alat dokumentasi lain. Bahan- bahan yang digunakan yaitu kulit domba dan kulit sapi. Prosedur Praktikum kunjungan ke pabrik penyamakan kulit ke Garut dilakukan pada hari Sabtu (21-22 Mei 2011). Keberangkatan dimulai dari ATM Centre IPB dengan 3 bis yang berbeda. Perjalanan dari Bogor ke Garut menghabiskan waktu sekitar 7 jam. Praktikan dibagi menjadi 2 kelompok setelah sampai di Garut yaitu kelompok yang genap dari setiap grup praktikum mengunjungi pabrik penyamakan kulit sapi terlebih dahulu sedangkan kelompok ganjil dari setiap grup praktikum mengunjungi pabrik penyamakan kulit domba terlebih dahulu dan setelah melakukan pengamatan langsung selama 45 menit kedua kelompok ditukar tempat pengamatannya. Pengamatan di pabrik penyamakan kulit domba dimulai dengan penjelasan dari bapak pemilik pabrik tersebut. Wawancara dilakukan oleh pemilik pabrik dengan praktikan ketik sedang melakukan pengamatan langsung pada
9 Pembahasan Salah satu industri penyamakan yang terdapat di sentra penyamakan kulit Garut adalah pabrik penyamakan kulit sapi milik PT. Elang Emas Sejahtera. Industri penyamakan kulit pada PT. Elang Emas Sejahtera dirintis pada tahun Bahan baku yang digunakan ialah kulit mentah yang diperoleh dari pengumpul di Tasikmalaya dan Bahaya.. Penyamakan kulit sapi dimulai dengan perendaman kulit segar yang masuk selama 24 jam. Perendaman pertama dilakukan dengan tujuan untuk membersihkan lemak. Perendaman kedua dilakukan campuran obat-obatan yaitu Zn, kapur dan FF. Kulit yang dihasilkan dari proses tersebut agak lembab., setelah itu diangkat dan dilakukan penghilangan bulu. Kulit kemudian di masukkan ke dalam mesin splitting untuk menyamak kulit dan memisahkan kulit dengan daging. Proses selanjutnya adalah kulit dimasukkan ke dalam drum yang telah dicampur dengan bahan-bahan kimia, kemudian direndam selama 12 jam atau 1-2 hari. Kulit kemudian dimasukan dalam mesin seeming untuk proses pengeringan. Kulit dimasukan kedalam mesin saving setelah pengeringan. Mesin saving berfungsi sebagai penyerut dan penentu ketebalan kulit. Proses selanjutnya adalah pewarnaan. Pewarnaan dilakukan dengan menggunakan bahan kimia yaitu krom. Proses pewarnaan dilakukan selama 1-2 hari hingga warna terserap dalam kulit. Penjemuran dilakukan pada relocating. Proses staking dilakukan untuk tujuan penghalusan kulit. Kulit kemudian disemprot dengan proses selama 2-3 jam. Mesin embossing berfungsi mencetak kulit sesuai motif kulit pada pori-pori sesuai yang diinginkan. Proses penyamakan kulit sapi di industri ini menghasilkan 20 ton kulit yang dipasarkan di daerah Bandung, Bogor, Jakarta, dan Bali. Proses produksi pada pabrik ini berlangsung selama 1 minggu. Penanganan limbah pada perusahaan ini kurang baik meskipun sudah bekerjasama dengan asosiasi pengrajin kulit. Limbah dari pabrik ini dialirkan ke sungai sehingga menyebabkan bau yang tidak sedap di kawasan pabrik penyamakannya. gu). Harga jual kulit yang diprosuksi pada perusahaan ini adalah sebesar Rp 9.000,00 per vit. Hasil penyamakan kulit ini dapat dimanfaatkan untuk barang kerajinan. Barang kerajinan yang dapat diproduksi dari bahan dasar kulit antara lain sabuk, sepatu, jaket, sarung tangan, dll. Kulit dapat juga dimanfaatkan untuk kerupuk kulit
10 dari produk kulit yang gagal (terdapat robekan/cacat). Barang-barang kerajinan yang dihasilkan dari pengolahan kulit dapat menghasilkan produk yang bernilai ekonomis tingggi. Penyamakan Kulit Sapi Pabrik penyamakan kulit yang kami kunjungi ialah PT Elang Mas Sejahtera yang berdiri pada tahun Lokasi pabrik ini ialah di Garut tepatnya di desa Cempaka. Lokasi ini terdapat banyak industri atau pabrik penyamakan kulit dan merupakan sentra atau pusat penyamakan kulit di Garut. Pabrik ini ialah pabrik penyamakan kulit sapi. Bahan baku pabrik yang merupakan kulit mentah dipasok dari penampung kulit mentah yang berada di sekitar pabrik.pabrik ini mrmiliki 30 orang karyawan yang masing-masing memiliki spesifikasi kerja. Teknik penyamakan kulit yang dilakukan oleh pabrik ini pada dasarnya sama dengan penyamakan kulit yang dilakukan pabrik-pabrik pada umumnya. Proses awal yang dilakukan ialah kulit berbalur garam melalui proses penyerutan. Tujuan dari tahapan ini ialah membuang sisa lemak dan daging yang masih menempel pada kulit. Keberadaan lemak dan daging yang menempel ini berpengaruh terhadap proses penyamakan, sehingga perlu dipisahkan. Proses selanjutnya yaitu dilakukan pembuangan bulu. Proses ini biasanya disebut dengan pengapuran (liming).dalam proses ini, kulit ditambahkan dengan larutan kapur yang bertujuan untuk mempermudah dan mempercepat proses perontokan bulu. Proses selanjutnya ialah splitting atau pembelahan kulit. Kulit dibelah dengan menggunakan mesin belah ( Splinting Machine) untuk medapatkan kulit dengan ketebalan yang dikehendaki. Belahan kulit yang teratas disebut bagian rajah (nerf), digunakan untuk kulit atasan yang terbaik. Belahan kulit dibawahnya disebut split, yang dapat pula digunakan sebagai kulit atasan, dengan diberi nerf palsu secara dicetak dengan mesin press (Emboshing machine), pada tahap penyelesaian akhir. Selain itu kulit split juga dapat digunakan untuk kulit sol dalam, krupuk kulit, lem kayu dan sebagainya. Kulit yang telah melewati splitting kemudian di spickle selama jam. Proses selanjutnya ialah proses pengeringan kulit. Pengeringan atau seeming merupakan proses lanjutan dimana kulit dikeringkan dibawah sinar matahari, kemudian dilakukan proses shaving atau perataan kulit yang dibedakan menjadi kulit
11 yang tipis dan kulit tebal. Kulit yang diperah airnya dengan mesin atau tangan kemudian dikeringkan. Proses ini bertujuan untuk menghentikan semua reaksi kimia didalam kulit. Kadar air pada kulit menjadi 3-14%. Kulit kemudian dimasukkan kedalam bak pewarna selama jam, jemur kembali kulit. Proses selanjutnya ialah pelemasan kulit dilanjutkan dengan proses penyemprotan sebanyak kurang lebih dua hingga tiga kali. Tahap selanjutnya ialah embossingatau pencetakan sesuai kebutuhan konsumen atau pemesan. Proses packing kemudian dilakukan untuk melemaskan dan melebarkan kulit. Agar kulit lebih halus, dilakukan pengamplasan, dan tahap terakhir dari dari proses penyamakan ini ialah pengukuran dan pemotongan kulit sesuai dengan permintaan konsumen. Semua proses penyamakan kulit yang dilakukan dari awal hingga akhir membutuhkan waktu kuranbg lebih satu minggu sebelum akhirnya siap untuk dipasarkan. Kesimpulan Hasil dari kunjungan studi hasil ikutan ternak dapat di pahami oleh mahasiswa dan dapat diterapkan pada praktikum penyamakan kulit, sehingga mahasiswa menjadi terampil.
12 DAFTAR PUSTAKA Fahidin & Muslich Ilmu Teknologi Kulit. Fateta. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Purnomo, E Teknologi Penyamakan Kulit 1. Akademi Teknologi Kulit, Yogyakarta. Purnomo, E Pengetahuan Dasar Penyamakan Kulit. Akademi Teknologi Kulit, Yogyakarta. Purnomo, E Penyamakan Kulit Reptil. Kanisius, Yogyakarta. Saleh,E Dasar Pengolahan Susu Dan Hasil Ikutan Ternak. Diktat Kuliah. Program Studi Produksi Ternak. Jurusan Fakultas Pertanian.Universitas Sumatera Utara. Standar Nasioanal Indonesia Istilah dan Definisi untuk Kulit dan Cara Pengolahannya. SNI A. Departemen Perindustrian, Indonesia. Williamson, G. & W.J.A. Payne Pengantar Peternakan untuk Daerah Tropis. Terjemahan Djiwa Darmadja. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
II. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kulit Komoditas kulit digolongkan menjadi dua golongan yaitu : (1) kulit yang berasal dari binatang besar (hide) seperti kulit sapi, kulit kerbau, kulit kuda, kulit banteng, kulit
Lebih terperinciPENDAHULUAN. yaitu kerupuk berbahan baku pangan nabati (kerupuk singkong, kerupuk aci,
1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kerupuk adalah bahan cemilan bertekstur kering, memiliki rasa yang enak dan renyah sehingga dapat membangkitkan selera makan serta disukai oleh semua lapisan masyarakat.
Lebih terperincireversible yaitu kulit awetan harus dapat dikembalikan seperti keadaan semula (segar). Untari, (1999), mengemukakan bahwa mikro organisme yang ada pad
METODA PENGAWETAN KULIT BULU (FUR) KELINCI REX DENGAN CARA PENGGARAMAN KERING (DRY SALTING) ROSSUARTINI DAN R. DENNY PURNAMA Balai Penelitian Ternak, PO Box 221 Bogor 16002 RINGKASAN Berbagai metoda pengawetan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. LatarBelakang. Menurut data Ditjennak (2012) pada tahun 2012 pemotongan tercatat
PENDAHULUAN LatarBelakang Menurut data Ditjennak (2012) pada tahun 2012 pemotongan tercatat sebanyak 2.298.864 sapi potong, 175.741 kerbau, 2.790.472 kambing dan 1.299.455 domba. Dari angka itu diperkirakan
Lebih terperinciD. Teknik Penyamakan Kulit Ikan
D. Teknik Penyamakan Kulit Ikan 1. Teknik Pengawetan Kulit mentah adalah kulit yang didapat dari hewan dan sudah dilepas dari tubuhnya (Anonim, 1996a). Kulit segar yang baru lepas dari tubuh hewan mudah
Lebih terperinciPENYAMAKAN KULIT. Cara penyamakan melalui beberapa tahapan proses dan setiap tahapan harus berurutan tidak bisa di balak balik,
PENYAMAKAN KULIT Suatu kegiatan untuk mengubah kulit yang sifatnya labil menjadi kulit yang sifatnya stabil, yaitu dengan cara menghilangkan komponen-komponen yang ada didalam kulit yang tidak bermanfaat
Lebih terperinciPROSES PRODUKSI INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT
BAB III PROSES PRODUKSI INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT 3.1. Industri Penyamakan Kulit Industri penyamakan kulit adalah industri yang mengolah berbagai macam kulit mentah, kulit setengah jadi (kulit pikel, kulit
Lebih terperinciPENYAMAKAN KULIT BULU DOMBA DENGAN METODE KHROM DALAM UPAYA PEMANFAATAN HASIL SAMPING PEMOTONGAN TERNAK
PENYAMAKAN KULIT BULU DOMBA DENGAN METODE KHROM DALAM UPAYA PEMANFAATAN HASIL SAMPING PEMOTONGAN TERNAK ZULQOYAH LAYLA DAN SITI AMINAH Balai Penelitian Ternak, PO Box 221 Bogor RINGKASAN Kulit mentah diantaranya
Lebih terperinciPENYAMAKAN KULIT IKAN PARI (DASYATIS SP.) DALAM PEMBUATAN PRODUK VAS BUNGA
Volume 5 No. 3 Oktober 2017 PENYAMAKAN KULIT IKAN PARI (DASYATIS SP.) DALAM PEMBUATAN PRODUK VAS BUNGA Khaeriyah Nur, Fahrullah, Selfin Tala dan Nur Asia Ibrahim khaeryahnur@gmail.com FAKULTAS PETERNAKAN,
Lebih terperinciB. Struktur Kulit Ikan
B. Struktur Kulit Ikan 1. Struktur Kulit Kulit adalah lapisan luar tubuh hewan yang merupakan suatu kerangka luar dan tempat bulu hewan tumbuh atau tempat melekatnya sisik (Sunarto, 2001). Kulit tidak
Lebih terperinciPada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan
Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan tepat untuk mengurangi terbawanya bahan atau tanah
Lebih terperinciALUR PROSES PENYAMAKAN
PENYAMAKAN KULIT Suatu kegiatan untuk mengubah kulit yang sifatnya labil menjadi kulit yang sifatnya stabil, yaitu dengan cara menghilangkan komponen-komponen yang ada didalam kulit yang tidak bermanfaat
Lebih terperinciII. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI
II. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI 1. PENGERINGAN Pengeringan adalah suatu proses pengawetan pangan yang sudah lama dilakukan oleh manusia. Metode pengeringan ada dua,
Lebih terperinciBAB III INDUSTRI KERUPUK RAMBAK DWIJOYO DESA PENANGGULAN KECAMATAN PEGANDON KABUPATEN KENDAL
BAB III INDUSTRI KERUPUK RAMBAK DWIJOYO DESA PENANGGULAN KECAMATAN PEGANDON KABUPATEN KENDAL A. Gambaran Umum Industri Kecil dan Menengah di Desa Penanggulan Desa Penanggulan termasuk wilayah yang memiliki
Lebih terperinciPENDAHULUAN. segar mudah busuk atau rusak karena perubahan komiawi dan kontaminasi
PENDAHULUAN Latar Belakang Daging merupakan salah satu komoditi pertanian yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan protein, karena daging mengandung protein yang bermutu tinggi, yang mampu menyumbangkan
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA
PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA DKI Jakarta merupakan wilayah terpadat penduduknya di Indonesia dengan kepadatan penduduk mencapai 13,7 ribu/km2 pada tahun
Lebih terperinciPENGARUH PERENDAMAN AIR PANTAI DAN LIMBAH DETERGEN TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR DINDING PASANGAN BATA MERAH.
PENGARUH PERENDAMAN AIR PANTAI DAN LIMBAH DETERGEN TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR DINDING PASANGAN BATA MERAH Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya
2.1 Komposisi Kimia Udang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Udang merupakan salah satu produk perikanan yang istimewa, memiliki aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya lebih
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris tidak hanya terfokus pada masalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Indonesia sebagai negara agraris tidak hanya terfokus pada masalah pertanian, tapi mulai mengembangkan bidang bisnis pertanian dalam arti luas seperti peternakan.
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.
I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciBAB 11 TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan daya tahan ikan mentah serta memaksimalkan manfaat hasil tangkapan
BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi penanganan pasca panen Penanganan pasca panen dilakukan untuk memperbaiki cita rasa dan meningkatkan daya tahan ikan mentah serta memaksimalkan manfaat hasil tangkapan
Lebih terperinciNAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M ( ) R
USAHA TELUR ASIN NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M (0610963043) R. YISKA DEVIARANI S (0610963045) SHANTY MESURINGTYAS (0610963059) WIDIA NUR D (0610963067) YOLANDA KUMALASARI (0610963071) PROGRAM STUDI
Lebih terperinciMANISAN KERING JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN
MANISAN KERING JAHE 1. PENDAHULUAN Manisan biasanya dibuat dari buah. Produk ini merupakan bahan setengah kering dengan kadar air sekitar 30 %, dan kadar gula tinggi (>60%). Kondisi ini memungkinkan manisan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Tinjauan Pustaka Ikan merupakan sumber protein hewani dan juga memiliki kandungan gizi yang tinggi di antaranya
Lebih terperinciPusat Kerajinan Kulit Buaya dan Ular, Teritip 9 BAB II PROSES PRODUKSI KERAJINAN KULIT SEBAGAI OBYEK WISATA
Pusat Kerajinan Kulit Buaya dan Ular, Teritip 9 BAB II PROSES PRODUKSI KERAJINAN KULIT SEBAGAI OBYEK WISATA 2.1. Penangkaran Buaya dan ular 2.1.1. Pengertian Penangkaran buaya dan ular adalah tempat pengembangbiakan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN PROSES
(pra Rancangan Pabrik,kgrtas kgrajinan dari enceng gondok. BAB III PERANCANGAN PROSES Perancangan pabrik home industri ini menghasilkan produk kertas kerajinan yang siap dibuat untuk kerajinan yang unik.
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah Relugan GT 50, minyak biji karet dan kulit domba pikel. Relugan GT adalah nama produk BASF yang
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. kandungan gizi yang cukup baik. Suryana (2004) melaporkan data statistik
I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Maksud Penelitian, (5) Manfaat Penelitian, (6) Kerangka Pemikiran,
Lebih terperincib. Bahan pangan hewani bersifat lunak dan lembek sehingga mudah terpenetrasi oleh faktor tekanan dari luar.
pengertian Bahan Pangan Hewani dan Nabati dan pengolahannya Secara garis besar, bahan pangan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu bahan pangan asal tumbuhan (nabati) dan bahan pangan asal hewan (hewani).
Lebih terperinciMANISAN BASAH JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN
MANISAN BASAH JAHE 1. PENDAHULUAN Manisan biasanya dibuat dari buah. Produk ini merupakan bahan setengah kering dengan kadar air sekitar 30 %, dan kadar gula tinggi (>60%). Kondisi ini memungkinkan manisan
Lebih terperinciP e r u n j u k T e k n i s PENDAHULUAN
PENDAHULUAN Tanah yang terlalu sering di gunakan dalam jangka waktu yang panjang dapat mengakibatkan persediaan unsur hara di dalamnya semakin berkurang, oleh karena itu pemupukan merupakan suatu keharusan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. dan banyak tumbuh di Indonesia, diantaranya di Pulau Jawa, Madura, Sulawesi,
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Ubi Kayu Ubi kayu yang sering pula disebut singkong atau ketela pohon merupakan salah satu tanaman penghasil bahan makanan pokok di Indonesia. Tanaman ini tersebar
Lebih terperinciIKAN ASAP 1. PENDAHULUAN
IKAN ASAP 1. PENDAHULUAN Ikan merupakan bahan makanan yang banyak dikonsumsi masyarakat selain sebagai komoditi ekspor. Ikan cepat mengalami proses pembusukan dibandingkan dengan bahan makanan lain. Bakteri
Lebih terperinciKAJIAN PEMANFAATAN LEMAK AYAM RAS PEDAGING DAN MINYAK KELAPA SEBAGAI BAHAN PERMINYAKAN KULIT SAMAK KAMBING
KAJIAN PEMANFAATAN LEMAK AYAM RAS PEDAGING DAN MINYAK KELAPA SEBAGAI BAHAN PERMINYAKAN KULIT SAMAK KAMBING (Study of broiler fat and coconut oil as material fatliquoring the quality of goat tanning leather)
Lebih terperinciTUGAS AKHIR LINGKUNGAN BISNIS BISNIS RAMBAK KULIT IKAN
TUGAS AKHIR LINGKUNGAN BISNIS BISNIS RAMBAK KULIT IKAN MUHAMAD AZIS MUSLIM KELAS : 11-D3MI-01) NIM : 11.02.7919 KELOMPOK : A STMIK AMIKOM YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 ABSTRAK Karya tulis ini dibuat
Lebih terperinciTEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS
TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI Oleh : Ir. Nur Asni, MS Peneliti Madya Kelompok Peneliti dan Pengkaji Mekanisasi dan Teknologi Hasil Pertanian
Lebih terperinciTELUR ASIN 1. PENDAHULUAN
TELUR ASIN 1. PENDAHULUAN Telur adalah salah satu sumber protein hewani yang memilik rasa yang lezat, mudah dicerna, dan bergizi tinggi. Selain itu telur mudah diperoleh dan harganya murah. Telur dapat
Lebih terperinciPENGGUNAAN AIR PADA INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT Sumber Air Yang Digunakan Pada Industri Penyamakan Kulit
BAB IV PENGGUNAAN AIR PADA INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT 4.1. Sumber Air Yang Digunakan Pada Industri Penyamakan Kulit Air yang digunakan pada industri penyamakan kulit biasanya didapat dari sumber : air sungai,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kulit merupakan salah satu bagian dari makhluk hidup yang dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kulit merupakan salah satu bagian dari makhluk hidup yang dapat dimanfaatkan sebagai produk kerajinan yang memiliki nilai ekonomis tinggi, misalnya digunakan sebagai
Lebih terperinciBuletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan
PROSES PEMBUATAN TELUR ASIN SEBAGAI PELUANG USAHA Oleh : Andi Mulia, Staff Pengajar di UIN Alauddin Makassar Telur adalah salah satu sumber protein hewani yang memilik rasa yang lezat, mudah dicerna, dan
Lebih terperinciIKAN ASIN CARA PENGGARAMAN KERING
IKAN ASIN CARA PENGGARAMAN KERING 1. PENDAHULUAN Ikan merupakan bahan makanan yang banyak dikonsumsi masyarakat selain sebagai komoditi ekspor. Ikan cepat mengalami proses pembusukan dibandingkan dengan
Lebih terperinciMANISAN KERING BENGKUANG
MANISAN KERING BENGKUANG 1. PENDAHULUAN Manisan biasanya dibuat dari buah. Produk ini merupakan bahan setengah kering dengan kadar air sekitar 25%,dankadar gula di atas 60%). Kondisi ini memungkinkan manisan
Lebih terperinciAIR LIMBAH INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT
BAB VI AIR LIMBAH INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT 6.1. Karakteristik Umum Suatu industri penyamakan kulit umumnya menghasilkan limbah cair yang memiliki 9 (sembilan) kelompok pencemar yaitu : 1) Patogen, 2)
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. banyak ditemukan dan dikonsumsi yaitu ikan tongkol. Secara ilmu pengetahuaan,
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciDINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN GROBOGAN MEMILIH DAGING ASUH ( AMAN, SEHAT, UTUH, HALAL )
DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN GROBOGAN MEMILIH DAGING ASUH ( AMAN, SEHAT, UTUH, HALAL ) Diterbitkan : Bidang Keswan dan Kesmavet Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Grobogan Jl. A. Yani No.
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PKMK PEMANFAATAN LIMBAH KULIT DAN SISIK IKAN MENJADI ANEKA PRODUK KREATIF DALAM MENDUKUNG INDUSTRI KREATIF INDONESIA
LAPORAN AKHIR PKMK PEMANFAATAN LIMBAH KULIT DAN SISIK IKAN MENJADI ANEKA PRODUK KREATIF DALAM MENDUKUNG INDUSTRI KREATIF INDONESIA Bidang Kegiatan PKM Kewirausahaan Diusulkan oleh: Ketua : Silvia Handayani
Lebih terperinciMenerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan
1 Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan Pengertian Abon Abon merupakan salah satu jenis makanan awetan berasal dari daging (sapi, kerbau,
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH KULIT SPLIT INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT UNTUK GLUE DENGAN HIDROLISIS KOLAGEN
PEMANFAATAN LIMBAH KULIT SPLIT INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT UNTUK GLUE DENGAN HIDROLISIS KOLAGEN Sri Hastutiningrum Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Sains Terapan Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Cabai Merah (Capsicum annuum L.) Karakteristik awal cabai merah (Capsicum annuum L.) diketahui dengan melakukan analisis proksimat, yaitu kadar air, kadar vitamin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki potensi kelautan yang sangat besar. Secara umum, potensi sumber daya kelautan di seluruh Nusantara Indonesia mencapai
Lebih terperinci>> PENDAHULUAN >> TUJUAN >> MANFAAT
>> PENDAHULUAN Pedoman Cara Ritel Pangan yang Baik di Pasar Tradisional adalah acuan yang digunakan dalam melakukan kegiatan ritel pangan di pasar tradisional dan dalam rangka pengawasan keamanan pangan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging di Indonesia setiap tahunnya terus meningkat. Hal ini
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kebutuhan daging di Indonesia setiap tahunnya terus meningkat. Hal ini disebabkan oleh bertambahnya jumlah penduduk yang diikuti dengan meningkatnya taraf
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses pertumbuhannya yaitu berkisar antara ºc dan baik di tanam pada
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Singkong Singkong merupakan tumbuhan umbi-umbian yang dapat tumbuh di daerah tropis dengan iklim panas dan lembab. Daerah beriklim tropis dibutuhkan singkong untuk
Lebih terperinciOLEH: YULFINA HAYATI
PENGOLAHAN HASIL KEDELAI (Glycine max) OLEH: YULFINA HAYATI PENDAHULUAN Dalam usaha budidaya tanaman pangan dan tanaman perdagangan, kegiatan penanganan dan pengelolaan tanaman sangat penting diperhatikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap sebagai subsitusi
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap sebagai subsitusi bungkil kedelai dalam ransum terhadap persentase karkas, kadar lemak daging,
Lebih terperinciTanya Jawab Seputar DAGING AYAM SUMBER MAKANAN BERGIZI
Tanya Jawab Seputar DAGING AYAM SUMBER MAKANAN BERGIZI KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2012 DAFTAR ISI 1. Apa Kandungan gizi dalam Daging ayam? 2. Bagaimana ciri-ciri
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku. Penerapan sanitasi dan higiene diruang penerimaan lebih dititik beratkan pada penggunaan alat dan bahan sanitasi.
Lebih terperinciMANISAN BASAH BENGKUANG
MANISAN BASAH BENGKUANG 1. PENDAHULUAN Manisan biasanya dibuat dari buah. Produk ini merupakan bahan setengah kering dengan kadar air sekitar 25%,dankadar gula di atas 60%). Kondisi ini memungkinkan manisan
Lebih terperinciPUPUK KANDANG MK : PUPUK DAN TEKNOLOGI PEMUPUKAN SMT : GANJIL 2011/2011
PUPUK KANDANG MK : PUPUK DAN TEKNOLOGI PEMUPUKAN SMT : GANJIL 2011/2011 TUJUAN PEMBELAJARAN Memahami definisi pupuk kandang, manfaat, sumber bahan baku, proses pembuatan, dan cara aplikasinya Mempelajari
Lebih terperinciCONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN
CONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN 1. Serealia ) Pengolahan jagung : a. Pembuatan tepung jagung (tradisional) Bahan/alat : - Jagung pipilan - Alat penggiling - Ember penampung
Lebih terperinciMateri-1. PENGANTAR Manik-manik
Materi-1. PENGANTAR Manik-manik JENIS IKAN PARI DENGAN KULIT PUNGGUNG YANG MEMILIKI MANIK-MANIK DAN MUTIARA I. PENDAHULUAN A. POTENSI PERIKANAN LAUT 1. POTENSI LESTARI (MSY) = 6,4 JUTA TON/THN. 2. POTENSI
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan
Lebih terperinciTATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di
III. TATA LAKSANA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di laboratorium fakultas pertanian UMY. Pengamatan pertumbuhan tanaman bawang merah dan
Lebih terperinciTeknologi Pengolahan Kopi Cara Basah Untuk Meningkatkan Mutu Kopi Ditingkat Petani
Teknologi Pengolahan Kopi Cara Basah Untuk Meningkatkan Mutu Kopi Ditingkat Petani Oleh: Ir. Nur Asni, MS PENDAHULUAN Tanaman kopi (Coffea.sp) merupakan salah satu komoditas perkebunan andalan sebagai
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Sampel susu, air dan peralatan berasal dari tujuh peternak dari Kawasan Usaha Peternakan Rakyat (Kunak), yang berlokasi di Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor. Total sampel susu
Lebih terperinciKERUPUK UDANG ATAU IKAN
KERUPUK UDANG ATAU IKAN 1. PENDAHULUAN Ikan merupakan bahan makanan yang banyak dikonsumsi masyarakat selain sebagai komoditi ekspor. Ikan cepat mengalami proses pembusukan dibandingkan dengan bahan makanan
Lebih terperinciSISTEM KERING DAN SISTEM BASAH DALAM PROSESING BENIH KAPAS (Gossypium hirsutum L.)
SISTEM KERING DAN SISTEM BASAH DALAM PROSESING BENIH KAPAS (Gossypium hirsutum L.) Oleh : Septyan Adi Pramana, SP Pengawas Benih Tanaman Ahli Pertama Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kulit. 2.2 Proses Penyamakan (Kurst)
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kulit Kulit merupakan salah satu jenis hasil ternak yang sekarang ini telah dijadikan sebagai suatu komoditi perdagangan dengan harga yang cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat dari
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dengan nilai gizi yang tinggi dan disukai oleh anak-anak maupun orang dewasa
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Telur puyuh adalah produk utama yang dihasilkan oleh ternak puyuh dengan nilai gizi yang tinggi dan disukai oleh anak-anak maupun orang dewasa serta harga relatif murah.
Lebih terperinci4 PENGETAHUAN BAHAN DAN ALAT
4 PENGETAHUAN BAHAN DAN ALAT KRIYA TEKSTIL Kompetensi yang akan diperoleh setelah mempelajari bab ini adalah pemahaman tentang pengetahuan bahan dan alat kriya tekstil. Setelah mempelajari pengetahuan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kabupaten Lampung Barat merupakan salah satu kabupaten penghasil sayuran
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Kabupaten Lampung Barat merupakan salah satu kabupaten penghasil sayuran terbesar di Provinsi Lampung. Terdapat 4 kecamatan yang merupakan penghasil sayuran
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kulit
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kulit Kulit adalah lapisan luar tubuh binatang yang merupakan suatu kerangka luar, tempat bulu binatang itu tumbuh. Ensiklopedia Indonesia menjelaskan bahwa kulit adalah lapisan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kulit jadi merupakan kulit hewan yang disamak (diawetkan) atau kulit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kulit jadi merupakan kulit hewan yang disamak (diawetkan) atau kulit bebas bulu dan urat di bawah kulit. Pekerjaan penyamakan kulit mempergunakan air dalam jumlah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kambing Kacang yang lebih banyak sehingga ciri-ciri kambing ini lebih menyerupai
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kambing Jawarandu Kambing Jawarandu merupakan kambing hasil persilangan antara kambing Peranakan Etawa dengan kambing Kacang. Kambing ini memiliki komposisi darah kambing
Lebih terperinciKAJIAN PENGGUNAAN BAHAN PENYAMAK NABATI (MIMOSA) TERHADAP KUALITAS FISIK KULIT KAKAP MERAH TERSAMAK
KAJIAN PENGGUNAAN BAHAN PENYAMAK NABATI (MIMOSA) TERHADAP KUALITAS FISIK KULIT KAKAP MERAH TERSAMAK Oleh: Melawati Susanti 1), Latif Sahubawa 1), Iwan Yusuf 1), Abstrak Kulit ikan kakap merah mempunyai
Lebih terperinci3. METODOLOGI PENELITIAN
3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. BAHAN DAN ALAT Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain talas bentul, gula pasir, gula merah, santan, garam, mentega, tepung ketan putih. Sementara itu, alat yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penelitian Pendahuluan Pengamatan suhu alat pengering dilakukan empat kali dalam satu hari selama tiga hari dan pada pengamatan ini alat pengering belum berisi ikan (Gambar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kebutuhan protein hewani,
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kebutuhan protein hewani, mengakibatkan meningkatnya produk peternakan. Broiler merupakan produk peternakan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahan makanan pada umumnya sangat sensitif dan mudah mengalami penurunan kualitas karena faktor lingkungan, kimia, biokimia, dan mikrobiologi. Penurunan kualitas bahan
Lebih terperinciPENGAMATAN POST-MORTEM KUALITAS KULIT KAMBING DI KOTA MANADO
PENGAMATAN POST-MORTEM KUALITAS KULIT KAMBING I KOTA MANAO Merri. Rotinsulu 1, Hendra Inal 1, J. A.. Kalele 1, E.Tangkere 1 1) Jurusan Ilmu Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Unsrat Manado 95115 (E-mail:
Lebih terperinciBahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea.
Langkah 3 Penggunaan formalin: Pembunuh kuman sehingga dimanfaatkan untuk pembersih: lantai, kapal, gudang, pakaian. Pembasmi lalat dan berbagai serangga lain. Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna,
Lebih terperinciPrinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri
Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri PENANGANAN Jenis Kerusakan Bahan Pangan Kerusakan mikrobiologis Kerusakan mekanis Kerusakan fisik Kerusakan biologis Kerusakan kimia Kerusakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daging ayam merupakan salah satu daging yang memegang peranan cukup penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat, karena banyak mengandung protein dan zat-zat
Lebih terperinciPeluang Usaha Budidaya Cabai?
Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Potensinya terbuka, baik pasar bebas maupun industri. Kebutuhan cabai perkapita (2013) adalah 5 Kg/ tahun. Dengan jumlah penduduk 230 juta jiwa, maka
Lebih terperinci14 Cara Menghilangkan Komedo Secara Alami dan Terbukti Ampuh
14 Cara Menghilangkan Komedo Secara Alami dan Terbukti Ampuh Written by Rosalia in Beauty Tips Sebelum membahas lebih lanjut mengenai berbagai cara menghilangkan komedo, terlebih dahulu kita harus tahu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagian besar masyarakat. Sampai saat ini produk-produk sumber protein
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kekurangan konsumsi protein diduga sebagai salah satu penyebab gizi buruk di Indonesia. Hal ini yang diakibatkan oleh rendahnya taraf perekonomian sebagian besar masyarakat.
Lebih terperinciPENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN
PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN EFEK PENGERINGAN TERHADAP PANGAN HASIL TERNAK PERLAKUAN SEBELUM
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Industri Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran dan
Lebih terperinciPengertian 8/22/2015. Oleh Maria Etik Sulistiyani. Kerajinan
Kerajinan dari Bahan Alam Oleh Maria Etik Sulistiyani Pembuatan Produk Kerajinan dari bahan alam Tanah Liat Serat Kayu Bambu Kulit Logam Batu Rotan Kemasan Produk Berdasarkan teknik, bahan, alat, dan prodesur
Lebih terperinciTeknologi pangan adalah teknologi yang mendukung pengembangan industri pangan dan mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya mengimplementasikan
Teknologi Pangan Teknologi pangan adalah teknologi yang mendukung pengembangan industri pangan dan mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya mengimplementasikan tujuan industri untuk memenuhi permintaan
Lebih terperinciASPEK MIKROBIOLOGIS PENGEMASAN MAKANAN
ASPEK MIKROBIOLOGIS PENGEMASAN MAKANAN Anna Rakhmawati,M.Si Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY Email:anna_rakhmawati@uny.ac.id Bahan makanan merupakan salah satu kebutuhan primer manusia yang penting
Lebih terperinciPENYEDIAAN SPESIMEN AWETAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI Oleh : Satino, M.Si
PENYEDIAAN SPESIMEN AWETAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI Oleh : Satino, M.Si Penyajian spesimen objek biologi sebagai media pembelajaran Biologi dapat mengembangkan ketrampilan anak antara lain dalam
Lebih terperinciKAJIAN PERMASALAHAN SOSIAL EKONOMI DAN SOLUSI PENGELOLAAN LIMBAH PADAT TAPIOKA PADA U.D BANGKIT PRIMA DESA NANGKOD KECAMATAN KEJOBONG
39 KAJIAN PERMASALAHAN SOSIAL EKONOMI DAN SOLUSI PENGELOLAAN LIMBAH PADAT TAPIOKA PADA U.D BANGKIT PRIMA DESA NANGKOD KECAMATAN KEJOBONG Siti Liswati 1), Sulistyani Budiningsih 2), dan Dumasari 2) 1) BPK
Lebih terperinciTEKNOLOGI PENGOLAHAN BULU, RAMBUT DAN WOL
Bulu pada dasarnya merupakan suatu struktur epidermis yang membentuk penutup luar dari tubuh dengan rasio kirakira 6% dari berat hidup ternak MATA KULIAH : TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH DAN SISA HASIL TERNAK
Lebih terperinciBerikut tips mengenali dan memilih pangan yang berasal dari hewan yang memenuhi kriteria Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH).
Selama bulan puasa dan saat Lebaran tiba, sudah menjadi kebiasaan khususnya umat Islam menyajikan makanan yang bergizi serta lezat dalam cita rasa bagi keluarga. Berbagai bahan makanan disiapkan untuk
Lebih terperinciMenerapkan Teknik Pemanasan Tidak Langsung dalam Pengolahan KD 1: Melakukan Proses Pengasapan Ikan
1 P a g e Menerapkan Teknik Pemanasan Tidak Langsung dalam Pengolahan KD 1: Melakukan Proses Pengasapan Ikan Pengasapan Ikan Menurut perkiraan FAO,2 % dari hasil tangkapan ikan dunia diawetkan dengan cara
Lebih terperinciGambar 1. Struktur kulit secara makroskopis (Suardana et al., 2008)
II. TINJAUAN PUSTAKA A. KULIT Kulit adalah bagian terluar dari struktur manusia, hewan atau tumbuhan. Pada hewan atau manusia kulit adalah lapisan luar tubuh yang merupakan suatu kerangka luar, tempat
Lebih terperinciVI. PEMBUATAN PESTISIDA NABATI. Yos. F. da Lopes, SP, M.Sc & Ir. Abdul Kadir Djaelani, MP
PEMBUATAN PESTISIDA NABATI VI. PEMBUATAN PESTISIDA NABATI Yos. F. da Lopes, SP, M.Sc & Ir. Abdul Kadir Djaelani, MP MODUL-06 Department of Dryland Agriculture Management, Kupang State Agriculture Polytechnic
Lebih terperinciDalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Ekstraksi Tepung Karaginan Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : 1. Sortasi dan Penimbangan Proses sortasi ini bertujuan untuk memisahkan
Lebih terperinciKEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN MAGELANG JURUSAN PENYULUHAN PETERNAKAN 2013
KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN MAGELANG JURUSAN PENYULUHAN PETERNAKAN 2013 Dari bermacam-macam limbah pertanian yang mempunyai
Lebih terperinci