SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING. 1. Topik permasalahan : Upaya menurunkan kebiasaan. 2. Bidang bimbingan : Bimbingan pribadi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING. 1. Topik permasalahan : Upaya menurunkan kebiasaan. 2. Bidang bimbingan : Bimbingan pribadi"

Transkripsi

1 SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING 1. Topik permasalahan : Upaya menurunkan kebiasaan mengkonsumsi minuman keras. 2. Bidang bimbingan : Bimbingan pribadi 3. Kopetensi dasar : Mampu melakukan proses analisis perubahan tingkah laku dengan teknik dalam menurunkan kebiasaan mengkonsumsi minum-minuman keras pada remaja laki-laki di SMPN3 Kradenan. 4. Jenis layanan : Konseling kelompok Analisis Perubahan Tingkah laku 5. Fungsi layanan : Pengentasan 6. Tujuan Umum Membantu konseli mengusahakan perilaku yang dikehendakki di luar situasi konseling dan memelihara perilaku yang dikehendaki sesudah berakirnya konseling analisis perubahan tingkah laku. 7. Tujuan khusus Konseli dapat memperbaiki dan mengembangkan perilaku baru. 8. Sasaran layanan : AM, DW, EW, DN, IE, RS 9. Uraian kegiatan 1. Pembentukan Salam Menerima secara terbuka dan mengucapkan terimakasih

2 Doa Menjelaskan pengertian dan tujuan analisis perubahan tingkah laku Menjelaskan cara pelaksanaan kosneling kelompok Menjelaskan asas-asas analisis perubahan tingkah laku Perkenalan dilanjutkan dengan permaianan 2. Peralihan Menjelaskan kembali kegiatan analisis perubahan tngkh laku Tanya jawab tentang kesiapan anggota untuk kegiatan lebih lanjut Mengenali suasana kesiapan anggota secara keseluruhanuntuk memasuki kegiatan berikutnya Memberi contoh masalah pribadi yang dapat dikemukaan dan dapat dibahas dalam kegiatan analisis perubahan tingkah laku 3. Kegiatan Menjelaskan masalah pribadi yang hendak dikemukaan oleh anggota kelompok Memberikan kesempatan anggota kelompok untuk mengemukakan maslah pribadi masing-masing secara bergantian Memilih atau menetapkan masalah yang akan dibahas Rancangan perlakuan bantuan dan penerapan teknik konseling Membahas masalah terpilih secara sistematik dan tuntas Strategi pengubahan tingkah laku Memberikan teknik belief,aversion therapy, dan modeling asesmen,pemantauan dan penilaian Kesimpulan

3 Penilaian secara lisan Selingan (fleksibel).4 Pengakhiran Menjelaskan bahwa konseling kolompok akan diakhiri Menanyakan kesan-kesan anggota kelompok Membahas kegiatan lanjut Ucapan terimakasih Doa penutup Perpisahan Evaluasi tertulis 10 Tempat penyelenggaraan : Di SMPN 3 Kradenan 11Waktu/tanggal penyelenggaraan : 12. penyelenggaraan layanan : Praktikan (Yushinta Anggraeni) 13. alat/ perlengkapan : Pedoman, bahan perlakuan dan instrument pengumpulan data, lembar soal (sebagai pekerjaan rumah) 14. Evaluasi dan tindak lanjut : Meminta konseli untuk menggunakan teknik belife, aversion therapy dan modeling Salatiga, 4 Maret 2014 Yushinta. Anggraeni

4 ANGKET UNTUK MENENTUKAN APAKAH ORANG MENDERITA PENYAKIT ALKOHOLISME KEBIASAAN MENGKONSUMSI MINUMAN BERAKOHOL DISUSUN OLEH (CHAIRNS,1998) Nama : Usia : Petunjuk Pengisian Di bawah ini terdapat 35 item pertanyaan dengan 2 alternatif jawaban yaitu : Ya jika anda setuju dengan pernyataan tersebut. Tidak jika anda tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Berilah tanda cek (V) pada kolom jawaban yang telah tersedia dan jawablah sesuai dengan kondisi anda yang sebenarnya,bacalah setiap soal dengan teliti. Atas kerja sama yang baik kami ucapkan terima kasih. Tuhan memberkati No PERNYATAAN YA TIDAK 1 Apakah anda memerlukan minuman esok pagi sesudah minum semalam-malam 2 Apakah anda suka minum seorang diri 3 Apakah anda kehilangan waktu dalam pekerjaan anda karena minum 4 Apakah kebiasaan minum anda merugikan keluarga 5 Apakah anda perlu minum pada waktu tertentu setiap hari 6 Apakah anda merasa tidak tenang di dalam diri anda kecuali anda minum-minuman keras. 7 Apakah kebiasaan minum mengakibatkan anda suka marahmarah 8 Apakah kebiasaan minum menyebabkan anda melailaikan kesejahteraan keluarga anda

5 9 Apakah anda menjadi cemburu terhadap kekasih/pacar sejak anda membiasakan minum 10 Apakah kebiasaan minum mengubah kepribadian anda 11 Apakah kebiasaan minum mengakibatkan penderitaan fisik pada anda 12 Apakah minum menyebabkan anda tidak tenang 13 Apakah minum menyebabkan anda tidur 14 Apakah minum sering menyebabkan anda terburu-buru dalam memutuskan dan bertindak 15 Apakah kemampuan anda menguasai diri berkurang sejak anda minum 16 Apakah inisiatif anda menurun 17 Apakah anda kehilangan keuletan untuk mengejar suatu sasaran sejak anda minum 18 Apakah cita-cita anda berkurang 19 Apakah anda minum karena ingin bebas dari kekakuan dalam pergaulan sosial 20 Apakah anda minum dengan tujuan untuk mempertebal keyakinan akan diri sendiri 21 Apakah anda minum karena anda ingin meredakan rasa tidak mampu 22 Apakah dorongan seksual anda menurun semenjak anda minum 23 Apakah anda sering mengalami rasa tidak sukses serta benci berlebih-lebihan 24 Apakah secara umum kecemburuan anda bertambah 25 Apakah anda menunjukkan tanda-tanda kemarahan karena minum 26 Apakah efisiensi anda menurun 27 Apakah kebiasaan menyebabkan anda lebih mudah

6 tersinggung 28 Apakah anda menjadi sukar untuk di ajak bergaul 29 Apakah anda sering terjun ke dalam lingkungan yang jelek untuk minum 30 Apakah minum membahayakan kesehatan anda 31 Apakah minum mempengaruhi ketenangan batin anda 32 Apakah kebiasaan minum mengakibatkan hubungan di dalam keluarga menjadi tidak bahagia 33 Apakah minum mengganggu kelancaran studi anda 34 Apakah minum membahayakan nama baik anda 35 Apakah minum mengganggu keharmonisan anda

7 A. Pendahuluan Analisis tingkah laku oleh Goodwin (1976) didefinisikan sebagai sesuatu prosedur yang dilaksanakan secara bertahap, yang digunakan oleh guru untuk memperbaiki prestasi belajar dan tingkah laku para murid. Prosedur itu didasarkan pada prinsip-prinsip atau hukum-hukum belajar. Analisis dan pengubahan tingkah laku bertujuan untuk menciptakan suatu lingkungan yang memungkinkan guru dan murid meraih keberhasilan, dan merasakan bahwa belajar adalah suatu yang menyenagkan. Analisis tingkah laku didasarkan pada empat langkah yaitu (1) memilih satu tingkah laku yang paling perlu di ubah; (2) mengobservasi kejadiankejadian di kelas yang biasanya ada pada saat tingkah laku itu muncul; (3) merencanakan dan melaksanakan suatu strategi perubahan; dan (4) mengevaluasi strategi perubahan tingkah laku. Pengubahan tingkah laku secara umum dapat diartikan sebagai tindakan yang bertujuan untuk mengubah tingkah laku, (Bootsin, 1972). Dalam (Soekadji, 1983) berpendapat bahwa sebenarnya definisi istilah pengubahan tingkah laku yang tepat ialah untuk menerapkan prinsipprinsip proses belajar maupun prinsip-prinsip psikologis hasil eksperimen lain pada tingkah laku manusia. B. Tujuan Tujuan umum konseling dengan pendekatan analisis perubahan tingkah laku adalah sebagai pendekatan untuk mengurangi kebiasaan mengkomsumsi minuman keras dengan menggunakan teknik analisis perubahan tingkah laku.

8 Tujuan khusus konseling kelompok dengan pendekatan analisis perubahan tingkah laku adalah: 1. Agar remaja terampil melakukan teknik perubahan tingkah laku dan dapat mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari. 2. Agar remaja menguasai teknik analisis perubahan tingkah laku dan mampu mempraktekannya dalam kehidupan seharihari. 3. Agar remaja mampu melihat dan membedakan perilaku-perilaku yang pantas untuk dicontoh dan dihindari dalam melakukan teknik analisis perubahan tingkah laku 4. Agar remaja mampu membentuk pola keyakinan dan pernyataan C. Sasaran positif pada diri remaja. Sasaran pemberian layanan konseling dengan analisis perubahan tingkah laku menggunakan teknik analisis perubahan tingkah laku adalah remaja laki-laki di SMPN3 Kradenan yang mengkomsumsi minuman keras yang berjumlah 30 siswa laki-laki. D. Sistematika Kegiatan Dan Alokasi Waktu Kegiatan Konseling Kelompok analisis perubahan tingkah laku teknik belief, aversion therapy dan modeling. Konseling kelompok analisis perubahan tingkah laku dengan teknik belief, aversion therapy dan modeling dirancang dengan sistematika dan alokasi waktu sebagai berikut : NO Kegiatan Sesi Waktu 1. Konseptualisasi 1.1 Pembentukan Kelompok 1.2 Permainan menit

9 Analisisis perubahan tingkah laku 1. Teknik belief Analisis perubahan tingkah laku 2. Teknik aversion therapy 2. Analisis perubahan tingkah laku 3. Teknik modeling 3. Aplikasi dan Follow up 1.3 Pemberian informasi 1.1 Pemberian informasi 1.2 Latihan teknik belief 1.3 Evaluasi sesudah latihan 1.4 Pekerjaan rumah 1.5 Tindak lanjut (pembahasan hasil pekerjaan rumah) 1.1 Pemberian Informasi 1.2 Penggunaan media untuk penyampaian teknik aversion therapy 1.3 Latihan teknik aversion therapy 1.4 Evaluasi sesudah latihan 1.5 Pekerjaan rumah 1.6 Tindak lanjut (pembahasan hasil pekerjaan rumah) 1.1 Pemberian Informasi 1.2 Penggunaan media untuk penyampaian teknik modeling 1.3 Latihan teknik modeling 1.4 Evaluasi sesudah latihan 1.5 Pekerjaan rumah 1.6 Tindak lanjut (pembahasan hasil pekerjaan rumah) 1.1 Pengulangan teknik 1belief 1.2 Pengulangan teknik 2 aversion therapy 1.3 Pengulangan teknik 3 modeling 1.4 Diskusi kelompok terfokud (focus group discussion) Menit Menit Menit Menit

10 E. Tempat dan Karakter Kelompok 1. Tempat Tempat yang sesuai untuk pelaksanaan konseling kelompok dengan analisis perubahan tingkah laku adalah di ruangan aula atau lapangan di sekolahan. Ruang apapun yang digunakan, konselor hendaknya menata dan melengkapi ruangan tersebut sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan treatment. 2. Karakteristik kelompok Karakteristik kelompok dalam analisis perubahan tingkah laku adalah: 1) anggota tidak boleh diganti ditengah jalan; 2) jumlah anggota kelompok eksperiment dan kontrol masing-masing maksimal 30 siswa; 3) anggota kelompok relatif heterogen; 4) pertemuan mingguan, dan dalam kurun waktu maksimal dua bulan; 5) rentang waktu pertemuan menit; dan 6) menggunakan berbagai media untuk konselor dan siswa (lihat petunjuk khusus).

11 PERTEMUAN 1

12 Pertemuan 1 Sesi 1 : Pembentukan kelompok Kegiatan ini merupakan kegiatan awal pertemuan dalam pelatihan konseling kelompok. Tujuannya adalah agar terjadinya dinamika kelompok, dimana konselor dan remaja saling berkenalan satu sama lain sehingga terjalin ikatan dalam kelompok. Sesi 2 : Permainan Permainan PROFIL DIRI ( Permainan ini mengajak para peserta menggambar profil mereka sendiri untuk di-sharing-kan kepeda peserta lain) Sesi 3 : Pemberian informasi Remaja memahami bahan informasi yang diberikan peneliti yang berisi rasional, tujuan, prosedur, dan hal yang diharapkan dari remaja selama kegiatan latihan relaksasi, dan mendorong remaja untuk berperanserta dalam kegiatan-kegiatan latihan tersebut. Selanjutnya konselor berdiskusi dengan siswa untuk memahami konsep-konsep dasar tentang 1) teknik belief 2) tujuan teknik belief 3) mamfaat teknik belief

13

14 PERTEMUAN 2

15 Pertemuan 2 Sesi 3 : Pemberian informasi Remaja memahami bahan informasi yang diberikan peneliti yang berisi rasional, tujuan, prosedur, dan hal yang diharapkan dari remaja selama kegiatan latihan relaksasi, dan mendorong remaja untuk berperanserta dalam kegiatan-kegiatan latihan tersebut. Selanjutnya konselor berdiskusi dengan siswa untuk memahami konsep-konsep dasar tentang 1) teknik belief 2) tujuan teknik belief 3) mamfaat teknik belief Sesi 4 : Peragaan Teknik belife 1) Pengertian Teknik Belief Belief merupakan seperangkat keyakinan, pandangan, penilaian individu terhadap suatu peristiwa atau perilaku. Belief merupakan dasar penggerak seseorang dalam berperilaku. Belief mempunyai subyek yaitu behavioral belief, normative belief, dan control belief. Belief subyek mengenai perilaku penyalahgunaan alkohol cenderung bersifat irasional, sehingga memunculkan dampak perilaku yang tidak produktif. 2) Tujuan a. Agar siswa mampu membentuk pola keyakinan yang positif untuk tidak mengomsumsi minum-minuman keras dan pernyataan positif pada diri siswa dan dapat dilakukan dalam sehari-hari b. Membantu siswa agar berfikir positif untuk mengerti dampak mengomsumsi minuman keras.

16 c. Agar siswa mempunyai keyakinan yang positif,sehingga membentuk kepribadian yang baik tidak mengomsumsi minumminuman keras. 3) Mamfaat teknik belief a. Remaja dapat mengenali dan memahami dirinya sendiri dan memiliki keyakinan untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik b. Agar remaja mampu melakukan hal yang terbaik, baik untuk diri sendiri, orang lain, lingkungan dan Tuhan. c. Agar remaja dapat mengembangkan keyakikan dirinya untuk berfikir positif, untuk menolak ajakan yang negatif. 4) Proses teknik belief Faktor belief merupakan dasar penggerak dalam berperilaku (Machrus & Purwono,2010). Theory of planned behavior mengemukakan bahwa ada 3 faktor belief yang berpengaruh antara lain: a. Behavior belief, yaitu keyakinan tentang hasil perilaku dan evaluasi terhadap hasil perilaku dan evaluasi terhadap hasil perilaku, bahwa akan berhasil atau tidak berhasil dalam suatu tindakan. b. Normative belief, yaitu keyakinan tentang harapan normatif dari orang lain, motivasi untuk menuruti dari adanya harapan tersebut. Keyakinan ini adalah mengenai ada atau tidaknya dukungan terhadap tindakan, yang didapat dari orang tertentu ataupun masyarakat.

17 c. Control belief, yaitu keyakinan tentang hadirnya faktor yang memfasilitasi atau benghambat perilaku, serta persepsi adanya power pada faktor tersebut. Keyakinan ini Sesi 5 : Latihan-latihan Kegiatan ini berupa penugasan kepada remaja yang dipandu penetiti untuk melatihkan teknik belief dalam kelompok. Tujuannya agar remaja mampu menggunakan teknik belief secara mandiri tampa panduan peneliti. Sesi 6 : Evaluasi sesudah latihan Kegiatan ini bertujuan mengontrol kemampuan siswa dalam menguasai ketrampilan yang diajarkan. Jika tidak maka akan dilakukan evaluasi dan pengulangan ketrampilan. Sesi 7 : Pekerjaan rumah Remaja diberi tugas untuk berlatih menerapkan ketrampilan yang diperoleh latihan sesi 3 dalam kehidupan sehari-hari. Media penunjang adalah lembar pekerjaan rumah

18 PERTEMUAN 3

19 Pertemuan 3 Sesi 8 : Tindak lanjut (Pembahasan hasil pekerjaan rumah) Kegiatan ini merupakan usaha untuk memonitor pelaksanaan pekerjaan rumah yang telah diberikan peneliti. Sesi 9 : Pengulangan Teknik belief Kegiatan ini merupakan usaha untuk penguatan terhadap ketrampilan yang telah diberikan peneliti. Sesi 10 : Diskusi Pada tahap ini remaja diharapkan melakukan diskusi dan melaporkan hasilnya kepada peneliti untuk melihat kemajuan terhadap teknik yang diajarkan. Penyelesaian (konseling) masalah ke dua dengan pengulangan teknik belief

20 PERTEMUAN 4

21 Pertemuan 4 Sesi 1 : Pemberian Informasi 1. Pengertian aversion therapy : therapy ini digunakan untuk menghilangkan kebiasaan buruk. Teknik ini dimaksudkan untuk meningkatkan kepekaan konseli agar mengganti respon pada stimulus yang disenanginya dengan kebalikan stimulus tersebut. 2. Tujuan aversion therapy : a. Membantu konseli membuang respon yang lama yang merusak diri dan memperoleh perilaku baru yang mempertahankannya. b. Menghukum siswa dengan perilaku negative untuk dapat memperkuat perilaku positif. c. Memabantu siswa menghilangkan kebiasaan minum-minuman keras. 3. Proses teknik aversion therapy a. Mengaitkan anatara stimulus respon (S-R) sebaik mungkin. Namun pada perjalanannya perilaku manusia tidak hanya dipengaruhi oleh stimulus (S) saja, perlu adanya reinforment (penguatan) untuk menghasilkan respon (R). Reinfortment bisa diwujudkan melalui pemberian reward (hadiah) dan punishment (hukuman). Remaja memahami informasi yang diberikan peneliti yang berisi rasional, tujuan, prosedur, dan hal yang diharapkan dari remaja selama kegiatan latihan relaksasi, dan mendorong remaja untuk berperanserta dalam kegiatan-kegiatan latihan tersebut. Sesi 2 : Pemberian Teknik aversion therapy

22 Bentuk terapi di mana perilaku yang tidak diinginkan dipasangkan dengan gambar yang tidak menyenangkan dalam rangka untuk menghilangkan perilaku itu. Untuk merubah perilaku maladaptive seperti kebiasaan banyak minum atau banyak mengomsumsi minuman keras remaja diminta untuk membayangkan teknik ini dapat digunakan untuk merawat tingkah laku yang menyenangkan klien tapi menyimpang seperti mengomsumsi minuman keras. Sesi 3 : Latihan-latihan Kegiatan ini berupa penugasan kepada remaja yang dipandu penetiti untuk melatihkan teknik aversion therapy dalam kelompok. Tujuannya agar remaja mampu menggunakan teknik aversion therapy secara mandiri tampa panduan peneliti. Sesi 4 : Evaluasi sesudah latihan menggunakan teknik aversion therapy Kegiatan ini bertujuan mengontrol kemampuan siswa dalam menguasai ketrampilan yang diajarkan. Jika tidak maka akan dilakukan evaluasi dan pengulangan ketrampilan. Aversion therapy ini digunakan untuk melatih siswa menghinglangkan kebiasaan buruk seperti biasa nongkrong di malam hari dan bergaul dengan teman untuk mengomsumsi minum-minuman keras. Sesi 5 : Pekerjaan rumah Remaja diberi tugas untuk berlatih menerapkan ketrampilan yang diperoleh latihan sesi 5 dalam kehidupan sehari-hari. Media penunjang adalah lembar pekerjaan rumah Sesi 6 : Tindak lanjut (pemberian hasil pekerjaan rumah)

23 Kegiatan ini merupakan usaha untuk memonitor pelaksanaan pekerjaan rumah yang telah diberikan peneliti.

24 PERTEMUAN 5

25 Pertemuan 5 Sesi 1 : Pemberian Informasi 1. Pengertian modeling menurut Albert Bandura modeling adalah proses belajar. Oleh karenanya teorinya disebut teori belajar sosial, atau modeling. Prinsipnya adalah perilaku merupakan hasil interaksi resiprokal antara pengaruh tingkah laku, kognitif dan lingkungan. 2. Tujuan dari modeling : a. Membantu siswa untuk membenruk dan meningkatkan perilaku yang tidak ada atau kurang dimiliki oleh individu b. Mambantu siswa mengurangi atau menghentikan perilaku yang berlebihan (behavioral excesses). c. Membantu siswa mengurangi atau menghentikan perilaku maladative dan memelihara atau meningkatkan perilaku adaptif. 3. Proses teknik modeling a. Perhatian, harus fokus pada model b. Representasi, yaitu tingkah laku yang akan ditiru harus dikombinasi dalam ingatan. c. Peniruan tingkah laku model d. Motivasi penguatan Sesi 2 : Penggunaan media untuk proses modeling Memutarkan video tentang dampak mengkomsumsi minuman keras. Agar siswa dapat mengetahui dampak negatif dari mengkomsumsi miras. Sesi 3 : Latihan teknik modeling

26 Kegiatan ini berupa penugasan kepada remaja yang dipandu penetiti untuk melatihkan teknik modeling dalam kelompok. Tujuannya agar remaja mampu menggunakan teknik modeling secara mandiri tampa panduan peneliti. Sesi 4 : Evaluasi sesudah latihan Kegiatan ini bertujuan mengontrol kemampuan siswa dalam menguasai ketrampilan yang diajarkan. Jika tidak maka akan dilakukan evaluasi dan pengulangan ketrampilan. Sesi 5 : Pekerjaan rumah Remaja diberi tugas untuk berlatih menerapkan ketrampilan yang diperoleh latihan sesi 5 dalam kehidupan sehari-hari. Media penunjang adalah lembar pekerjaan rumah Sesi 6 : Tindak lanjut Kegiatan ini merupakan usaha untuk memonitor pelaksanaan pekerjaan rumah yang telah diberikan peneliti.

27 PERTEMUAN 6

28 Pertemuan 6 Sesi 1 : Pengulangan teknik belief Kegiatan ini merupakan usaha untuk menguatkan ketrampilan yang telah diajarkan konselor. Sesi 2 : Pengulangan teknik aversion therapy Kegiatan ini merupakan usaha untuk menguatkan ketrampilan yang telah diajarkan konselor. Sesi 3 : Pengulangan teknik modeling Kegiatan ini merupakan usaha untuk menguatkan ketrampilan yang telah diajarkan konselor. Sesi 4 : Diskusi kelompok Konselor memimpin diskusi kelompok terfokus (facus group discussion) untuk mendorong timbulnya perilaku yang menggambarkan bahwa siswa telah menguasai seluruh ketrampilan yang telah di ajarkan selama pelatihan. Media penunjang: blangko observasi, menyebarkan angket.

29 PERTEMUAN 7

30 Pertemuan 7 Sesi 1 : Pemberian informasi Definisi miras Menurut ( I.J.Cairns) Alkoholisme merupakan suatu penyakit yang serba komplex,yang sebenarnya merupakan kemajemukan dari berbagai penyakit, suatu golongan penyakit bukan satu macam saja. Alkohol adalah cairan yang bening tak berwarna. Rumus kimianya adalah C2H5OH, yang termasuk golongan carbo-hidrat. Bila dimasukkan ke dalam badan dengan cara di minum, maka ia menembuas dinding perut dan usus dengan agak cepat sampai masuk ke dalam urat-urat darah, diubah menjadi Acetal Dahyde (Cairns,1982).

31 PERTEMUAN 8 DAN PERTEMUAN 9

32 Pertemuan 8 Kegiatan ini merupakan Focus Group Discussion (FGD) untuk melihat dan mengevaluasi terhadap ketrampilan-ketrampilan yang telah diajarkan. Pertemuan 9 Penyelesaian proses konseling

33 PERMAINAN KELOMPOK

34 UJI VALIDITAS Cronbach's Alpha N of Items Item Statistics Mean Std. Deviation N VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR

35 VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR VAR

36 SURAT KETERANGAN PENELITIAN

37

38 DATA PRE TEST Tabel 4.1. Hasil Pretest Mengkonsumsi Minuman Beralkohol Pada Kelompok Eksperimen dan Kontrol Kategori NO Nama Skor Mengomsumsi Minuman Beralkohol Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol 1 AM FS DW IG EW RF BNC LTT IE MR RS TYT Rata-rata 28,67 28,67 Kategori Esperimen Kontrol 1 Kategori - - Sangat Rendah 2 Kategori - - Sedang 3 Kategori Tinggi 100% 100% Tabel 4.2. Perbandingan Hasil Pretest Kelompok Kontrol dan Eksperimen Interval Kategori Pretest Eksperimen Pretest Kontrol Frekuensi Prosentase Frekuensi Prosentase 0-11 Rendah Sedang Tinggi 6 100% 6 100% Total 6 100% 6 100% Maksimum Minimum Rata-rata 28,67 28,17

39 DATA POST TEST Tabel 4.3 Hasil PostTest Mengkonsumsi Minuman beralkohol NO Nama Skor Kategori Mengomsumsi Minuman Beralkohol Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol 1 AM FS DW IG EW RF BNC LTT IE MR RS TYT Rata-rata 19,83 27,16 Kategori Esperimen Kontrol 1 Kategori - - Sangat Rendah 2 Kategori 100% - Sedang 3 Kategori Tinggi - 100%

40 ANALISIS MAN WHITNEY Tabel 4.4 Hasil Analisis Uji Mann Whitney Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen EKSPERI Ranks MEN N Mean Rank Sum of Ranks NKA Pretest Posttest Total 12 Test Statistics b NKA Mann-Whitney U.000 Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (2-tailed).004 Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)].002 a a. Not corrected for ties.

41 EVALUASI VERBATIM KONSELING ANALISIS PERUBAHAN TINGKAH LAKU DALAM UPAYA MENURUNKAN KEBIASAAN MENGKONSUMSI MINUMAN KERAS a. Tahap Permainan Konselor memulai kegiatan ini dengan mengajak peserta melakukan doa pembukaan bersama. Tahap ini merupakan tahap perlibatan diri atau proses memasukkan diri ke dalam kelompok juga merupakan tahap dimana satu dengan yang lain diharapkan dapat saling membangun hubungan akrab, saling memahami karakter masing-masing dari anggota kelompok dan tumbuhnya sikap kerjasama satu dengan yang lainnya. Kegiatan ini diisi dengan permainan PROFIL DIRI. Setelah permainan konselor mengajak konseli mendiskusikan pengalamannya dalam permainan yang telah mereka alami. Tujuan agar peserta atau konseli menyadari apakah selama proses mereka saling terlibat, bisa saling memahami karakter masing-masing peserta. Berikut ini adalah responrespon konseli yang terjadi selama proses konseling : Subyek 1 Subyek 2 Subyek 3 Saya senang dengan permainan ini. Melalui permainan ini kita dapat menggambarkan serta menjelaskan kepribadian yang da pada diri saya dengan perumpamaan sebuah gambar benda Saya senang sekalai dengan permainan ini karena permainan ini saya bisa lebih tau secara mendalam tentang karakter saya Saya amat bangga bisa bermain permainan ini karena permainan ini

42 Subyek 4 Subyek 5 Subyek 6 sangat asyik sekali Saya tidak begitu suka permainan ini karena saya tidak bisa menggambar Saya sangat semangat untuk permainan ini karena saya dapat menggambar profi diri saya Saya tidak senang permainan ini karena saya tidak tau diri saya itu seperti apa Dari respon-respon konseli pada tahap permainan di atas, dapat disimpulkan bahwa konseli pada umumnya mereka senang dengan proses permainan ini, mereaka dapat saling telibat, menunjukkan kekerabatan satu dengan yang lainnya dan tampak antusias dalam mengikuti permainan yang diberikan. Konseli dapat belajar banyak tentang profil diri mereka masing-masing dan mengetahui karakter mereka secara mendalam. b. Kegiatan Konseling Konselor meminta salah satu seorang untuk menceritakan permasalahannya, sementara yang lainnya diminta untuk menyimak dengan seksama. Selanjutnya konselor mengajak konseli untuk mendiskusikan permaslahan yang telah di ungkapkannya, tujuannya untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi oleh salah satu anggota kelompok, diantaranya sebagai berikut : a. Kasus 1 Konseli : AM yang memiliki masalah minum-minuman keras karena faktor temanya untuk minum-minuman keras. AM tidak bisa menolak ajakan temannya karena dia takut untuk di jauhi dan tidak memiliki teman lagi.

43 Subyek 1 Subyek 2 Subyek 3 Subyek 4 Subyek 5 Subyek 6 Saya rasa masalah menolak ajakan teman adalah hal yang sangat sulit,karena saya takut untuk di jauhi. Teman-teman saya yang banyak mengajak kebetulan umurnya jauh di atas saya. Mereka sudah banyak yang kerja. Minuman keras yang di berikan kepada saya biasanya gratis, saya tidak ikut untuk membayarnya. Sebenarnya saya juga sudah ingin terlepas dari masalah ini, saya ingin mempunyai pola hidup yang sehat Masalah yang dialami AM itu pernah saya alami juga. Tetapi saya bisa memberikan penjelasan yang baik kepada teman saya untuk menolak ajakan minum. Dengan menjelaskan saya rasa teman yang mengajak minum itu dapat mengerti Semua masalah pasti ada jalan penyelesaiannya. Teman-temanmu pasti mengerti alasanmu jika memang kamu menolak untuk mengkonsumsi minuman beralkohol Saran saya AM menggunakan alasan orangtuanya yang tidak membolehi dia minum-minuman keras. Dengan alasan itu mungkin teman-temannya akan mengerti dan tidak mengajak AM lagi untuk mengkonsumsi minuman keras Saya juga pernah di posisi AM, saya juga tau bagaimana rasanya ingin menolak tetapi tidak bisa karena takut dijauhi teman-temannya Sepertinya kamu harus berbicara yang sejujurjujurnya demi kebaikanmu sendiri b. Kasus 2 : Konseli : DW mempunyai masalah sering membolos dan suka minumminuman keras karena menjadi anggota slankrs, dia sering ikut menonton konser slank dan saat konser itu dia suka minum-minuman keras. Kebiasaan minum-minuman keras sudah dia lakukan dari dulu. bahkan dia sudah sangat sulit untuk meninggalkan kebiasaan buruk tersebut. Kemudian dia juga suka membolos dan lebih menghabiskan dirinya untuk dijalanan dan menghabiskan waktu di jalanan untuk mengamen dan mengkonsumsi minum-minuman keras.

44 Subyek 1 Subyek 2 Subyek 3 Subyek 4 Subyek 5 Subyek 6 DW tidak bisa telepas dari anggota slankrsnya yang menyebakan dia terjebak minum-minuman keras. Padahal genk itu tidak memberikan hal yang positif untuk dilakukan DW tetapi malah memberikan contoh yang negatif Saya sangat senang utuk telibat menjadi anggota slankrs dan mengikuti konser-konser yang diadakan di kota-kota besar. Saat konser itu pula saya juga mengkonsumsi minum-minuman keras. Yang tidak seharusnya saya lakukan. Tetapi karena pergaulan di jalan yang saya alami saya sulit untuk menghindarinya. Saya dengan anak-anak jalanan sudah terbiasa melakukan ngamen, minumminuman keras di jalanan Berarti karena pergaulanmu di jalan yang bebas yang menyebakan kamu terjerumus minumminuman keras. Sebaiknya kalau kamu ingin berhenti tidak mengkonsumsi alkohol kamu juga harus membatasi dirimu sendiri untuk tidak hidup dijalanan lagi DW minum itu karena dibiasakan berkumpul dengan anggota genk yang tidak memberikan contoh yang positif untuk dia Kalau DW ingin berubah tidak mengkonsumsi minum-minuman keras, sebaiknya hubungan pertemanan dengan anggota genk slank s harus di batasi Menurut saya karena hidup di jalan, berkumpul dengan orang-orang yang tidak bisa memberikan hal yang positif yang menyebakan DW trjerumus c. Kasus 3 Konseli : EW yang mengalami masalah minum-minuman keras karena pengaruh lingkungan dirumahnya. Subyek 1 Subyek 2 Subyek 3 Lingkungan tempat tinggal memang menjadi salah satu faktor seseorang terjerumus ke pergaulan yang salah. Lingkungan disekitar rumah saya juga menjadi penyebab saya terpengaruh hal-hal negatif yang seharusnya tidak saya lakukan Teman-teman di kampung memang tidak hanya memberikan hal yang positif tetapi juga membuat kita melakukan hal yang negatif, jadi kita harus sepintar-pintarnya membawa diri di pergaulan itu Saya minum karena pengaruh lingkungan yang tidak mendukung saya untuk menjadi pribadi yang

45 Subyek 4 Subyek 5 Subyek 6 bai EW sebaiknya harus pintar membawa diri agar dia terbebas dari pergaulan yang salah EW harus berani menolak ajakan temannya yang selalu mengajaknya untuk minum-minuman keras Teman yang baik menurut saya adalah teman yang mendukung kita kearah yang baik dan positif, kalau kasus yang saya lihat untuk kasus EW lingkungannya memang membuat EW rusak, EW harus bisa mengendalikan diri dan membawa diri agar tidak terpengaruh ke hal negatif d. Kasus 4 : Konseli : BN yang mempunyai masalah sering mengkonsumsi minumminuman keras karena pengaruh lingkungan, di daerah rumahnya dekat pembuatan minum-minuman keras. Karena di sekitar rumahnya adalah pembuatan arak plumpungan, karena masalah itu dia gampang mengenal miras dan gampang sekali untuk mendapatkan minumminuman keras. Subyek 1 Subyek 2 Subyek 3 Subyek 4 BN seharusnya bisa membawa diri untuk tidak mencoba minum-minuman keras. Walaupun di tempat tinggalnya merupakan pembuatan arak plumpungan Saya sering mendengar dan pernah bermain di desa plumpungan. Memang benar sekali disana anakanaknya gampang sekali untuk minum arak plumpungan. Tapi ada juga yang tidak ingin merusak dirinya dengan mengkonsumsi minuman keras BN harus menghentikan kebiasaannya untuk tidak mengkonsumsi minuman keras lagi walaupun di daerahnya tinggal banyak cobaan yang harus dia temui Saya gampang terpengaruh minum-minuman keras karena ayah,ibu dan saudara-saudara saya yang tinggal di dekat rumah adalah pembuatan arak plumpungan. Dengan secara mudahnya saya bisa mencoba bahkan membiasaan diri dengan keadaan yang seperti itu untuk mengkonsumsi minuman keras

46 Subyek 5 Subyek 6 Walaupun di daerah tinggalmu berasal kamu mudah menjumpai arak plumpungan paling tidak BN bisa mengontrol diri untuk tidak ikut-ikutan membiasakan diri mengkonsumsi miras Masalah yang coba kamu hadapi BN adalah masalah mengenai kebiasaan dan menganggap minum arak plumpungan itu sebagai hal yang biasa. Kalau kamu coba untuk tidak menganggap hal yang biasa, kamu mulai dengan tidak mengkonsumsi miras masalahmu akan segera terselesaikan e. Kasus 5 : Konseli : IE yang mempunyai masalah minum-minuman keras karena pengaruh orangtua yang mengajarkan hal negatif terhadap anak, memberikan contoh yang tidak baik kepada anaknya dengan membolehkan untuk memiliki kebiasaan buruk. IE termasuk anak yang di sayang kepada orangtuanya, apa yang dia mau selalu dituruti dan tidak pernah untuk di tolak. Orangtuanya selalu memanjakan IE bukan dengan kasih sayang melainkan karena materi. Subyek 1 Subyek 2 Subyek 3 Subyek 4 Subyek 5 IE terlalu di sayang orangtuanya bahkan tindakan yang salah pun tidak pernah di bilang orangtuanya salah, oleh karena itu IE menjadi anak yang seenaknya sendiri Kalau orangtua mencontohkan hal yang tidak baik, secara tidak sengaja anak akan mencontoh kebiasaan yang tidak baik itu. Seharusnya orangtua IE mampu meluruskan IE untuk menjadi anak yang baik IE terlalu menyepelekan sesuatu dan karena didikan yang tidak pernah dimarahi ayah,ibunya yang menyebakan dia terjerumus ke hal negatif. Saat IE minum-minuman keras orangtuanya tidak pernah mengarahkan dia ke hal yang benar IE sepertinya ingin mendapatkan perhatian yang lebih tidak hanya dengan materi, tetapi cara IE melampiaskannya salah Saya anak nomer 2 dari 2 bersaudara saya memiliki kakak perempuan. Tetapi dari kecil memang saya sangat di sayang orangtua saya. Bahan tidak pernah sama sekali saya dimarahi. Saya selalu didukung

47 Subyek 6 walaupun hal yang saya lakukan itu salah Sebaiknya IE cukup menjadi orang dewasa saya, dan bijak. Harusnya dia mampu berfikir kalau orangtuanya salah mendidiknya agar dia sadar untuk tidak terjerumus lagi di pergaulan yang salah f. Kasus 6 : Konseli : RS yang memiliki masalah sering mengkonsumsi minumminuman keras karena mencontoh anyahnya dirumah yang saat di depannya minum-minuman keras, karena kebiasaan yang buruk dari ayahnya dia ikut-ikutan yang di awali dari coba-coba menjadi kebiasaan. Subyek 1 Subyek 2 Subyek 3 Subyek 4 Subyek 5 Subyek 6 RS memang anak yang cukup terkenal disekolah ini, dengan prestasinya yang buruk. Dengan kasus RS saya tau awalnya RS pasti hanya coba-coba lalu menjadi terbiasa. RS hanya cukup tidak membiasakan diri untuk mengkonsumsi minuman keras walaupun ayahnya selalu melakukan itu di depannya RS tidak sepenuhnya salah, ayahnya juga yang ikut salah untuk perilaku menyimpang RS. RS seperti ini karena pola asuh orangtua yang buruk, terutama pola asus ayah RS Walaupun orangtua RS mencontohkan hal yang buruk kepada RS sebaiknya itu tidak perlu di contoh Cobalah mengontrol diri, jangan terpengaruh kebiasaan buruk ayahmu Apa yang dialami RS pernah saya alami. Tetapi saya mencoba untuk menghindari kebiasaan buruk itu. Karena saya tau kebiasaan itu dapat merusak saya Ayah selalu minum di depan saya, bahkan membolehkan saya untuk mengkonsumsi miras. Kebiasaan buruk inilah yang menyebakan saya terjerumus ke hal negatif

BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4. 1 Izin Penelitian Pada tanggal 14 September 2013 peneliti meminta surat permohonan izin penelitian dari Dekan Falkultas dan Ilmu Pendidikan yang ditujukan kepada

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Persiapan Penelitian Sebelum melaksanakan penelitian pada tanggal 3 Maret 2012 penulis terlebih dahulu meminta surat ijin penelitian dari Fakultas Keguruan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini banyak sekali kita ditemukan kasus dimana remaja laki-laki,

BAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini banyak sekali kita ditemukan kasus dimana remaja laki-laki, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini banyak sekali kita ditemukan kasus dimana remaja laki-laki, terutama remaja laki-laki SMP,mempunyai masa depan yang suram disebabkan karena mengkonsumsi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanaan di SMP Negeri 2 Ambarawa Kabupaten Semarang. Lokasi penelitian tersebut berada di Jl.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. merupakan zat psikoaktif yang bersifat adiksi atau adiktif. Zat psikoaktif adalah

BAB II LANDASAN TEORI. merupakan zat psikoaktif yang bersifat adiksi atau adiktif. Zat psikoaktif adalah BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Minuman Berakolhol Minuman berakolhol adalah minuman yang mengandung etanol. Etanol adalah bahan psikoaktif dan konsumsinya menyebabkan penurunan kesadaran. Di berbagai negara,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Penelitian Subyek penelitian yang diambil adalah siswa kelas X-BB di SMK Islam Sudirman 1 Ambarawa tahun pelajaran 2011/2012, penulis melakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek penelitian ini adalah 12 siswa yang hasil pre-testnya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek penelitian ini adalah 12 siswa yang hasil pre-testnya BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah 12 siswa yang hasil pre-testnya menunjukkan percaya diri siswa yang rendah. Dari 12 siswa dibagi menjadi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. didapatkan 10 siswa termasuk dalam kategori sangat rendah dan rendah yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. didapatkan 10 siswa termasuk dalam kategori sangat rendah dan rendah yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Salatiga. Subjek dalam penelitian ini adalah kelas IX A dan Kelas IX B yang berjumlah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas VII G dan VII C SMP Negeri 9 Salatiga yang memiliki keterampilan sosial rendah yang masing-masing berjumlah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dtujukan kepada Kepala Sekolah SMP N 2 Pabelan. Sebelumnya, penulis telah meminta izin

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dtujukan kepada Kepala Sekolah SMP N 2 Pabelan. Sebelumnya, penulis telah meminta izin BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Izin Penelitian Mengurus izin penelitian pada tanggal 9 Mei 2014, penulis memiinta surat permohonan izin penelitian dari Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Theresiana Salatiga, dengan mengambil subjek penelitian di kelas XI. Diperoleh subjek penelitian sebanyak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB I HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian 4.1.1 Perijinan Penelitian Langkah yang harus ditempuh penulis sebelum melakukan penelitian adalah melakukan izin pra penelitian dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. sekolah. Penulis membagikan Skala kebiasaan belajar kepada respondenpada tanggal 27 Juni

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. sekolah. Penulis membagikan Skala kebiasaan belajar kepada respondenpada tanggal 27 Juni BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengumpulan Data Sebelum pengumpulan data penulis, meminta surat ijin penelitian kepada Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan untuk melakukan penelitian di SMK

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Tehnik Mesin SMK Saraswati Salatiga yang berjumlah 36 siswa. Populasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen. Penulisan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen. Penulisan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen. Penulisan eksperimen sangat sesuai untuk menguji hipotesis tertentu. Penelitian eksperimen yang digunakan

Lebih terperinci

Angket Kepercayaan Diri. Disusun oleh Lauster(Ismayanti, 2003)

Angket Kepercayaan Diri. Disusun oleh Lauster(Ismayanti, 2003) LAMPIRAN Angket Kepercayaan Diri Disusun oleh Lauster(Ismayanti, 2003) IDENTITAS Tempat/Tgl lahir : Usia : PETUNJUK PENGISIAN 1. Bacalah pertanyaan-pertanyaan pada lembar berikut, kemudian kerjakan dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. kepada Kepala Sekolah SMP Negeri 8 Salatiga. Sebelumnya penulis telah

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. kepada Kepala Sekolah SMP Negeri 8 Salatiga. Sebelumnya penulis telah BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Izin Penelitian Pada tanggal 11 September 2011 penulis meminta surat permohonan izin penelitian dari Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang ditujukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Subyek Penelitian Subyek penelitian yang diambil adalah siswa kelas XII-BB SMKN 1 Bancak tahun pelajaran 2016/2017, penulis melakukan penelitian di

Lebih terperinci

BAB III. subyek dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok

BAB III. subyek dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis penelitian Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen, disain yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan rancangan kuasi eksperimen. Dalam penelitian ini subyek

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Subjek Penelitian SMP Negeri 10 Salatiga merupakan salah satu SMP Negeri di Salatiga yang terletak di jalan argomulyo Salatiga. SMP Negeri 10 Salatiga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Dojang Taekwondo Salatiga yang berpusat di Jalan Widosari No.1 Salatiga. Jumlah populasi di Dojang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen semu. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen semu. Menurut BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen semu. Menurut Azwar (2000) penelitian eksperimental ini meniru kondisi penelitian eksperimental murni

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 4.1.Interaksi Sosial Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol. No Nama Skor Kategori Kelompok

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 4.1.Interaksi Sosial Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol. No Nama Skor Kategori Kelompok BAB IV PEMBAHASAN 1.1.Deskripsi Subjek Penelitian 1.1.1. Lokasi Penelitian Penulis memilih melakukan penelitian di SMP Negeri 02 Kaliwungu yang beralamat di desa Papringan, kecamatan Kaliwungu, kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek yang diambil adalah peserta didik kelas XI PM 2 SMK Negeri 1 Salatiga tahun pelajaran 2015/2016. Dalam penelitian ini subjek

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Negeri 2 Salatiga memberikan ijin penelitian pada penulis.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Negeri 2 Salatiga memberikan ijin penelitian pada penulis. 4.1. Persiapan Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada tanggal 4 Oktober 2011, penulis mengurus surat permohonan ijin penelitian dari Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang ditujukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilaksanakan pada tanggal 30 Mei 2013.kepada anak anak di Panti Asuhan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilaksanakan pada tanggal 30 Mei 2013.kepada anak anak di Panti Asuhan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Persiapan Penelitian Pada tanggal 29 Mei 2013 penulis meminta ijin kepada ketua Panti Asuhan AL-ITTIHAD Semowo untuk mengadakan penilitian di Panti Asuhan AL-ITTIHAD

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan model penelitian eksperimen semu yaitu dengan pemasangan subyek melalui tes awal dan tes akhir dan kelompok kontrol (Ardhana 2008).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. relevan dapat dikendalikan dan dimanipulasi. dengan hasil Pre-test skala kecemasan komunikasi interpersonal sangat tinggi,

BAB III METODE PENELITIAN. relevan dapat dikendalikan dan dimanipulasi. dengan hasil Pre-test skala kecemasan komunikasi interpersonal sangat tinggi, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen semu. Menurut Azwar (2000) penelitian eksperimental ini meniru kondisi penelitian eksperimental murni

Lebih terperinci

SATUAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK SIKLUS I

SATUAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK SIKLUS I SATUAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK SIKLUS I 1. Topik Permasalahan : Tidak mampu menolak ajakan teman 2. Bidang Bimbingan : Pribadi 3. Kompetensi Dasar : Siswa dapat menemukan masalah yang dihadapi dan belajar

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN BAB IV ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Gambaran umum kecenderungan kecanduan facebook pada siswa SMP Negri 10 salatiga kelas VIII E dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk eksperimen semu. Menurut Danim (2004), penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai sebuah studi yang objektif,

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF MENGGUNAKAN PENDEKATAN BEHAVIORAL DENGAN LATIHAN ASERTIF PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 SALATIGA

MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF MENGGUNAKAN PENDEKATAN BEHAVIORAL DENGAN LATIHAN ASERTIF PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 SALATIGA MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF MENGGUNAKAN PENDEKATAN BEHAVIORAL DENGAN LATIHAN ASERTIF PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 SALATIGA Ertik Indrawati, Setyorini dan Sumardjono Padmomartono Program Studi S1

Lebih terperinci

PERSETUJUAN MENJADI RESPONSEN. penelitian, maka saya yang bertanda tangan di bawah ini : Dengan ini saya menyatakan bersedia menjadi responden dalam

PERSETUJUAN MENJADI RESPONSEN. penelitian, maka saya yang bertanda tangan di bawah ini : Dengan ini saya menyatakan bersedia menjadi responden dalam LAMPIRAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONSEN Setelah diberikan penjelasan oleh peneliti mengenai maksud dan tujuan penelitian, maka saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Umur : Pendidikan : Jenis Kelamin

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan kepada Program Studi Bimbingan dan Konseling untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

SKRIPSI. Diajukan kepada Program Studi Bimbingan dan Konseling untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan MENGURANGI MENGKONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL PADA REMAJA LAKI-LAKI DI SMP NEGERI 3 KRADENAN DENGAN ANALISIS PERUBAHAN TINGKAH LAKU TEKNIK BELIEF DAN AVERSION THERAPY SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Nusantara Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. SMP Nusantara Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Nusantara Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. SMP Nusantara Kecamatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Subjek Penelitian Subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Nusantara Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. SMP Nusantara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Persiapan Penelitian Tanggal 5 Februari 2014, peneliti mengurus surat permohonan ijin penelitian dari Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang ditunjukan

Lebih terperinci

LAMPIRAN A ( SOAL PRE TEST DAN POST TEST ) 73

LAMPIRAN A ( SOAL PRE TEST DAN POST TEST ) 73 L A M P I R A N 72 LAMPIRAN A ( SOAL PRE TEST DAN POST TEST ) 73 Soal pre - test Nama : Kelas : Tanggal : Isilah titik titik di bawah ini! 1. Angka 24 dan 45, angka 24 lebih. dari angka 45 2. angka 100

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. memberikan ijin penelitian pada penulis. eksperimen dan kontrol yang berdasarkan jenis kelamin dan usia.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. memberikan ijin penelitian pada penulis. eksperimen dan kontrol yang berdasarkan jenis kelamin dan usia. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Persiapan Penelitian Pada tanggal 4 Januari 2013, penulis mengurus surat permohonan ijin penelitian dari Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang ditujukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen. Jenis penelitian eksperimen yang digunakan adalah desain eksperimen semu (quasi experimental design). Menurut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kedua kelompok dapat dilihat dari umur dan kategori skor skala konsep diri yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kedua kelompok dapat dilihat dari umur dan kategori skor skala konsep diri yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Subyek Penelitian Subjek penelitian ini adalah 10 siswa yang hasil pre-testnya menunjukkan konsep diri siswa yang negatif. Dari 10 siswa dibagi mejadi

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Angket Pola Asuh Orangtua. 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan 4. Kelas : 5. Pendidikan Orangtua :

LAMPIRAN 1. Angket Pola Asuh Orangtua. 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan 4. Kelas : 5. Pendidikan Orangtua : LAMPIRAN-LAMPIRAN LAMPIRAN 1 Angket Pola Asuh Orangtua I. IDENTITAS Bagian ini berisi data terkait identitas diri Anda Petunjung Pengisisan: Isilah data dibawah ini dengan tepat dan benar. Berilah tanda

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek penelitian yang diambil adalah siswa kelas XI IPS 2 dan kelas XI IPS 3 SMA Negeri 2 Cepu tahun pelajaran 2013/2014, Peneliti

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas XI SMK T & I Kristen Salatiga dengan jumlah siswa 30 siswa yang memiliki kesiapan kerja rendah. Kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen. Jenis penelitian eksperimen yang digunakan adalah desain eksperimen semu (quasi experemntal design) Desain

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. FKIP UKSW angkatan 2013 yang hasi pre-testnya menunjukkan kesadaran

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. FKIP UKSW angkatan 2013 yang hasi pre-testnya menunjukkan kesadaran BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah 18 Mahasiswa Bimbingan dan Konseling FKIP UKSW angkatan 2013 yang hasi pre-testnya menunjukkan kesadaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan pimpinan Ibu kepala sekolah Drs. Kriswinarti. Subyek penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan pimpinan Ibu kepala sekolah Drs. Kriswinarti. Subyek penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Depskripsi Subjek Penelitian Peneliti memilih tempat untuk penelitian di SMA Kristen 1 Salatiga, sekolah ini beralamatkan di kota Salatiga Jln. Osamaliki no.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen. Jenis penelitian eksperimen yang digunakan adalah desain eksperimen semu (quasi experimental design). Desain

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. perilaku disiplin belajar yangrendah. Selanjutnya 12 siswa yang memiliki perilaku

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. perilaku disiplin belajar yangrendah. Selanjutnya 12 siswa yang memiliki perilaku BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Subyek Penelitian Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah 12 siswa SMK Sudirman 02 Ambarawa yang hasil pre testnya menunjukkan bahwa siswa tersebut

Lebih terperinci

Perpustakaan Unika LAMPIRAN

Perpustakaan Unika LAMPIRAN LAMPIRAN LAMPIRAN A ALAT UKUR SKALA MANAJEMEN WAKTU Nama : Periode Penilaian : Fasilitator : Tanggal Penilaian : PETUNJUK PENGERJAAN 1. Bacalah pernyataan pada lembar berikut ini dengan cermat dan jujur.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian eksperimen yang digunakan adalah eksperimen semu. Penelitian eksperimental ini meniru kondisi penelitian eksperimental murni semirip mungkin,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Subjek Penelitian Subyek diteliti oleh penulis berjumlah 3 (tiga) siswa yaitu MD, FL dan BS. Ketiga siswa ini mempunyai nilai rata-rata cukup baik. Ketiga

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN 1.1. Gambaran Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Guru BK SMP di Kota Salatiga yang menjadi guru Bimbingan konseling SMP di Salatiga berdasarkan latar

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN. : Remaja Putri SMK Negeri 3 Pematang Siantar. : Ruang Aula SMK Negeri 3 Pematang Siantar

SATUAN ACARA PENYULUHAN. : Remaja Putri SMK Negeri 3 Pematang Siantar. : Ruang Aula SMK Negeri 3 Pematang Siantar Lampiran 1. SATUAN ACARA PENYULUHAN Topik Sasaran : Aborsi : Remaja Putri SMK Negeri 3 Pematang Siantar Hari/Tanggal : Selasa/5-5-2015 Waktu Tempat Pembicara : 60 Menit : Ruang Aula SMK Negeri 3 Pematang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk eksperimen semu / Quasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk eksperimen semu / Quasi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk eksperimen semu / Quasi Eksperimen. Penelitian eksperimental adalah penelitian yang analisisnya dimaksudkan untuk

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Instrumen Penelitian Pengembangan Media Gambar

LAMPIRAN 1. Instrumen Penelitian Pengembangan Media Gambar LAMPIRAN 1 Instrumen Penelitian Pengembangan Media Gambar 99 INSTRUMEN MEDIA GAMBAR No Aspek Yang Dinilai Ya Tidak Koreksi/ Saran 1. Media gambar busana mudah dipahami dan cukup besar untuk kelompok besar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen yang digunakan adalah desain eksperimen semu (quasi experimental

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen yang digunakan adalah desain eksperimen semu (quasi experimental BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen. Jenis penelitian eksperimen yang digunakan adalah desain eksperimen semu (quasi experimental design). Desain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu. Sugiyono (2012) menyatakan bahwa penelitian ini merupakan pengembangan dari eksperimental

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (quasi experimental design). Penelitian eksperimental ini meniru kondisi

BAB III METODE PENELITIAN. (quasi experimental design). Penelitian eksperimental ini meniru kondisi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian eksperimen semu (quasi experimental design). Penelitian eksperimental ini meniru kondisi penelitian

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Persiapan Penelitian Persiapan awal penulis adalah meminta izin kepada kepala sekolah SMA KRISTEN 1 SALATIGA secara informal untuk mengadakan penelitian serta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan eksperimen semu (Pre Experiment Design) yang tujuannya untuk memperoleh informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. XI IPS 2 yang berjumlah 34 siswa, terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 17 siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. XI IPS 2 yang berjumlah 34 siswa, terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 17 siswa BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian dilakukan di SMA N 3 Salatiga dengan subjek penelitian siswa kelas XI IPS 2 yang berjumlah 34 siswa, terdiri dari 17 siswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penulisan ini menggunakan jenis penulisan eksprerimental semu, karena bukan

BAB III METODE PENELITIAN. Penulisan ini menggunakan jenis penulisan eksprerimental semu, karena bukan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penulisan Penulisan ini menggunakan jenis penulisan eksprerimental semu, karena bukan merupakan eksperimen murni tapi seolah-olah murni. Menurut Danim (2004), penulisan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian eksperimen semu. Menurut Sugiyono (2010) penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian eksperimen semu. Menurut Sugiyono (2010) penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu. Menurut Sugiyono (2010) penelitian eksperimen adalah metode penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. belajar. Dari penelitian ini penulis memilih subjek dari suatu populasi yang dibagi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. belajar. Dari penelitian ini penulis memilih subjek dari suatu populasi yang dibagi BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Subyek Penelitian Subyek peneltian adalah siswa kelas X SMA Negeri 2 Salatiga yang mempunyai skor rendah dalam disiplin belajar yang diukur melalui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian. Dalam metode penelitian dijelaskan tentang urutan suatu penelitian yang dilakukan yaitu dengan teknik dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perencanaan dan pelaksanaan penelitian sesuai metode penelitian. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. perencanaan dan pelaksanaan penelitian sesuai metode penelitian. Metode BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian sesuai metode penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum diberikan pembelajaran dengan metode cooperative learning tipe STAD, langkah awal yang dilakukan adalah menguji instrument yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Subyek Penelitian Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah 10 siswa kelas VII A SMP Kristen 2 Salatiga yang hasil pre testnya menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

LAMPIRAN B. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN B. Universitas Sumatera Utara 108 LAMPIRAN B 109 SKALA PENELITIAN UNIERSITAS SUMATERA UTARA IDENTITAS Nama : Kelas/Sekolah : Tempat/Tanggal Lahir : Jenis Kelamin : 110 PENGANTAR Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Salam Sejahtera

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian 4.1.1 Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini penulis memilih SMA Muhammadiyah (Plus) Salatiga, beralamat Jln. KH. Ahmad Dahlan, Salatiga,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen. Eksperimen adalah suatu penelitian untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji keefektifan bimbingan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji keefektifan bimbingan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji keefektifan bimbingan kelompokteknik modeling dalam meningkatkan self efficacy yang siswa kelas Kelas XI TEI B SMKN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Lokasi Penelitian SMP Negeri 7 Salatiga merupakan tempat yang dipilih penulis untuk melakukan penelitian. Sekolah ini beralamat di jalan Setiaki No.15, Salatiga.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Lokasi penelitian bertempat di TK Al-Hidayah yang beralamatkan di Jln

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Lokasi penelitian bertempat di TK Al-Hidayah yang beralamatkan di Jln BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Lokasi penelitian bertempat di TK Al-Hidayah yang beralamatkan di Jln Jend. S. Parman Waru Sidoarjo. Penelitian dilakukan di ruang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMP Nawa Kartika, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri, yang berlokasi di Jalan Raya Solo Wonogiri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di 2 SD yaitu: SD N Secang 2 Magelang, Jln. Sukarman No. 3 Secang, kabupaten Magelang. Siswa kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Pada penelitian eksperimen, terdapat dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK

PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK Emilia Roza (Eroza82@yahoo.com) 1 Muswardi Rosra 2 Ranni Rahmayanthi Z 3 ABSTRACT The objective of this research was

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. desain Pretest-Posttest Control Group.Menurut Azwar (2012) penelitian eksperimental

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. desain Pretest-Posttest Control Group.Menurut Azwar (2012) penelitian eksperimental BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis Penelitian ini adalah penelitian eksperimental semu dengan menggunakan desain Pretest-Posttest Control Group.Menurut Azwar (2012) penelitian eksperimental

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian perbedaan metode pre-induksi hipnodonsi anak laki-laki dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian perbedaan metode pre-induksi hipnodonsi anak laki-laki dan 30 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian perbedaan metode pre-induksi hipnodonsi anak laki-laki dan perempuan usia 4-6 tahun di RSGM UMY dan jejaringnya,menggunakan desain penelitian eksperimental

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kecemasan komunikasi interpersonal yang rendah.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kecemasan komunikasi interpersonal yang rendah. 4.1 Lokasi Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian dilakukan oleh penulis di SMP N 2 Banyubiru, dengan subjek siswa kelas VIIC yang berjumlah 32 siswa terdiri dari 17 siswa laki-laki

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subjek penelitian adalah kelas X C SMA Negeri 1 Suruh yang memiliki

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subjek penelitian adalah kelas X C SMA Negeri 1 Suruh yang memiliki BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah kelas X C SMA Negeri 1 Suruh yang memiliki keterampilan sosial rendah yang berjumlah 13 orang siswa. Diantaranya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode penelitian eksperimen semu. Menurut Sugiyono. terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode penelitian eksperimen semu. Menurut Sugiyono. terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilihat dari kualifikasinya, maka penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Desain Penelitian Penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu penelitian eksperimen semu (quasi eksperimental). Sugiyono (2010) menyatakan, bahwa eksperimen

Lebih terperinci

Bab 5 PENUTUP. 1. Faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya kebencian Hd. a. Ayah Hd melakukan poligami. contoh yang baik bagi anaknya.

Bab 5 PENUTUP. 1. Faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya kebencian Hd. a. Ayah Hd melakukan poligami. contoh yang baik bagi anaknya. 78 Bab 5 PENUTUP A. Kesimpulan 1. Faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya kebencian Hd terhadap ayahnya adalah: a. Ayah Hd melakukan poligami. b. Ayahnya kurang perhatian dikala istrinya (ibu Hd

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. kelas VIII-3, VIII-7, VIII-8, VIII-10, maka diperoleh data mengenai siswa

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. kelas VIII-3, VIII-7, VIII-8, VIII-10, maka diperoleh data mengenai siswa 62 BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasil Sosiometri Setelah data yang berasal dari sosiometri yang diberikan kepada siswa kelas VIII-3, VIII-7, VIII-8, VIII-10, maka diperoleh data mengenai siswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah 16 siswa kelas XII Tata Boga 2 SMKN 1 Salatiga yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu masing-masing

Lebih terperinci

ANGKET PENELITIAN PERSEPSI SISWA TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU IPS SMP DI KECAMATAN EROMOKO KABUPATEN WONOGIRI

ANGKET PENELITIAN PERSEPSI SISWA TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU IPS SMP DI KECAMATAN EROMOKO KABUPATEN WONOGIRI 86 Lampran 1. Angket Uji Coba Instrumen ANGKET PENELITIAN PERSEPSI SISWA TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU IPS SMP DI KECAMATAN EROMOKO KABUPATEN WONOGIRI Nama Lengkap : Jenis Kelamin

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERAPI BEHAVIOR DENGAN TEKNIK MODELLING. penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Pada dasarnya komunikasi

BAB IV ANALISIS TERAPI BEHAVIOR DENGAN TEKNIK MODELLING. penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Pada dasarnya komunikasi BAB IV ANALISIS TERAPI BEHAVIOR DENGAN TEKNIK MODELLING Pada bab ke empat ini peneliti akan menguraikan analisis dari data penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Pada dasarnya komunikasi interpersonal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Data Sebaran Responden. Kelas Putra Putri Jumlah X A X B XI BHS XI IPA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Data Sebaran Responden. Kelas Putra Putri Jumlah X A X B XI BHS XI IPA BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Muhammadiyah (Plus) Salatiga, dengan responden sebanyak 76 siswa dengan rincian sebaran pada tabel

Lebih terperinci

Petujuk Pengisian Angket

Petujuk Pengisian Angket Petujuk Pengisian Angket Anda diminta untuk memberikan jawaban sesuai dengan keadaan anda sekarang. Beberapa hal yang perlu anda perhatikan sebelum mengisi angket: 1. Anda bebas menentukan pilihan yang

Lebih terperinci

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) I Kelompok Eksperimen

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) I Kelompok Eksperimen LAMPIRAN Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) I Kelompok Eksperimen Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu : SD Negeri 01 Maduretno : Matematika : V/II : 2 35 menit (1 Pertemuan)

Lebih terperinci

2. Faktor pendidikan dan sekolah

2. Faktor pendidikan dan sekolah BAB IV ANALISIS APLIKASI TERAPI LIFE MAPPING DENGAN PENDEKATAN COGNITIVE BEHAVIOR DALAM MENANGANI SISWI YANG MEMBOLOS DI SMA AL-ISLAM KRIAN SIDOARJO A. Faktor yang menyebabkan siswi sering membolos di

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan melalui praktik pembelajaran di kelas 6 SD Negeri 2 Getas Kecamatan Kradenan Kabupaten Blora, dengan jumlah siswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu. Eksperimen ini dilaksanakan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan komunikasi interpersonal melalui

Lebih terperinci

Konsep Diri Rendah di SMP Khadijah Surabaya. baik di sekolah. Konseli mempunyai kebiasaan mengompol sejak kecil sampai

Konsep Diri Rendah di SMP Khadijah Surabaya. baik di sekolah. Konseli mempunyai kebiasaan mengompol sejak kecil sampai BAB IV ANALISIS ISLAMIC COGNITIVE RESTRUCTURING DALAM MENANGANI KONSEP DIRI RENDAH SEORANG SISWA KELAS VIII DI SMP KHADIJAH SURABAYA A. Analisis Faktor-Faktor Penyebab Seorang Siswa Kelas VIII Mengalami

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 ANGKET FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PROKRASTINASI AKADEMIK SEBELUM UJI COBA

LAMPIRAN 1 ANGKET FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PROKRASTINASI AKADEMIK SEBELUM UJI COBA LAMPIRAN 92 LAMPIRAN 1 ANGKET FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PROKRASTINASI AKADEMIK SEBELUM UJI COBA 93 PENGANTAR Kepada : Yth. Siswa SMP Negeri 1 Mungkid Dengan hormat, Pada kesempatan ini perkenankanlah saya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. mengambil 7 subjek mahasiswa yang mengalami kecemasan tinggi.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. mengambil 7 subjek mahasiswa yang mengalami kecemasan tinggi. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 1.1 Gambaran Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa BK-FKIP UKSW yang sedang menyusun skripsi yaitu sebanyak 40 orang. Dari 40 mahasiswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. siswa kelas VIIC yang berjumlah 37 siswa terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 17 siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. siswa kelas VIIC yang berjumlah 37 siswa terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 17 siswa BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi subjek penelitian Penelitian dilakukan oleh penulis di SMP Negeri 4 Temanggung, dengan sebjek siswa kelas VIIC yang berjumlah 37 siswa terdiri dari

Lebih terperinci