Ikhtisar. Perkembangan ekonomi ditandai oleh kenaikan kegiatan ekonomi. Laju inflasi Juli lebih rendah dari Juni...

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Ikhtisar. Perkembangan ekonomi ditandai oleh kenaikan kegiatan ekonomi. Laju inflasi Juli lebih rendah dari Juni..."

Transkripsi

1 Ikhtisar Perkembangan ekonomi ditandai oleh kenaikan kegiatan ekonomi. Laju inflasi Juli lebih rendah dari Juni......, sementara nilai tukar rupiah menguat. Suku bunga instrumen moneter relatif stabil. Secara umum, perkembangan ekonomi dan moneter sampai dengan akhir Juli 2004 ditandai oleh peningkatan kegiatan ekonomi. Di sisi permintaan, peningkatan tersebut terutama didorong oleh kegiatan konsumsi seiring dengan meningkatnya pendapatan masyarakat, tersedianya alternatif sumber pembiayaan, dan suku bunga yang relatif rendah. Peningkatan kegiatan ekonomi tersebut mulai mendorong tekanan terhadap tingkat harga. Peningkatan inflasi juga disebabkan oleh depresiasi nilai tukar dan kenaikan administered prices yang juga telah mendorong meningkatnya ekspektasi inflasi masyarakat. Mengantisipasi perkembangan tekanan inflasi ke depan, Bank Indonesia akan tetap melanjutkan kebijakan moneter yang cenderung ketat (tight bias) agar sasaran inflasi jangka menengah sebesar 6-7% tetap dapat dipertahankan. Dalam kerangka kebijakan tersebut, Bank Indonesia akan berupaya menyerap kelebihan likuiditas secara optimal, dengan tidak menutup kemungkinan adanya kenaikan suku bunga. Secara umum, perkembangan harga pada bulan Juli mencatat inflasi. Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan Juli 2004 mengalami kenaikan (inflasi) sebesar 0,39% (m-t-m). Inflasi pada Juli 2004 tersebut tercatat lebih rendah jika dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya (0,48%), namun jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan inflasi pada bulan Juli 2003 (3%). Semua kelompok barang dan jasa mengalami kenaikan harga utamanya disebabkan oleh inflasi pada kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga (1,00%), kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar (0,51%), dan kelompok bahan makanan (0,43%). Nilai tukar rupiah pada bulan Juli menguat walaupun volatilitasnya sedikit meningkat. Secara point-to-point, rupiah menguat 2,87% dibandingkan posisi akhir Juni menjadi Rp9.130/USD sedangkan secara rata-rata, rupiah menguat 3,7% menjadi Rp9.032/USD. Sementara itu, volatilitas nilai tukar rupiah mengalami peningkatan mencapai 1,1% dibandingkan 0,18% pada bulan Juni. Faktor positif yang mendorong penguatan rupiah di bulan Juli antara lain faktor eksternal yaitu melemahnya dolar AS terhadap Yen dan terhadap mata uang regional serta faktor kepercayaan investor terhadap Indonesia yang mulai pulih. Suku bunga instrumen moneter dalam bulan Juli relatif stabil. Suku bunga SBI 1 bulan tidak berubah dibandingkan dengan bulan sebelumnya yaitu masih tetap sebesar 7,34%, sedangkan suku bunga 3 bulan hanya meningkat sebesar 4 bps dibandingkan bulan sebelumnya sehingga menjadi 7,29%. Kondisi tersebut juga diikuti oleh tidak berubahnya suku bunga FASBI dan relatif stabilnya suku bunga simpanan seperti tercermin dari relatif tetapnya suku bunga tabungan yaitu 4,45% atau hanya turun sebesar 2 bps dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara itu, suku bunga kredit mengalami penurunan dimana penurunan terbesar terjadi pada kredit konsumsi dan modal kerja. 1

2 Juli 2004 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Uang primer meningkat......diikuti pula dengan peningkatan M1 dan M2. Kinerja perbankan terus mengalami perbaikan. Posisi uang primer pada akhir Juli 2004 meningkat sebesar Rp8 triliun dibandingkan bulan sebelumnya menjadi Rp174,5 triliun. Berdasarkan pergerakan harian uang primer, posisi sementara test date rata-rata uang primer mencapai Rp168 triliun (tumbuh 29,6%, y-o-y). Dilihat dari sisi komponennya, kenaikan uang primer tersebut utamanya bersumber dari meningkatnya saldo positif bank di Bank Indonesia sebesar Rp19,7 triliun dan hal ini sesuai dengan pola musimannya. Sejalan dengan itu, M2 pada bulan Juni menunjukkan peningkatan sebesar Rp22,2 triliun menjadi Rp975,16 triliun yang terutama disebabkan oleh meningkatnya simpanan rupiah (deposito dan tabungan rupiah). Hal ini disinyalir merupakan pola musiman uang beredar paska kenaikan uang kartal untuk kebutuhan liburan sekolah dan tahun ajaran baru. Sementara itu, M1 juga relatif meningkat dari bulan sebelumnya menjadi Rp233,7 triliun. Secara umum beberapa indikator kinerja perbankan pada bulan Juni menunjukkan perbaikan daripada bulan sebelumnya. Fungsi intermediasi perbankan nasional secara bertahap terus menunjukkan perbaikan. Posisi kredit perbankan meningkat sebesar Rp15,3 triliun menjadi Rp528,7 triliun. dan secara kumulatif, sampai dengan Juni 2004, total kredit baru perbankan mencapai Rp31,9 triliun. Di sisi penawaran, kenaikan ini disebabkan oleh peningkatan dana pihak ketiga (DPK) sedangkan di sisi permintaan, kenaikan ini didorong oleh relatif rendahnya tingkat suku kredit perbankan. Selain itu, kualitas kredit perbankan menunjukkan perbaikan, sebagaimana terlihat dari penurunan rasio non performing loan (NPL) gross maupun NPL net masing-masing menjadi 7,6% dan 2,4% dan aspek permodalan industri perbankan yang masih memadai. 2

3 Perkembangan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Inflasi, Nilai Tukar, Suku Bunga, Pasar Uang, dan Pasar Modal Inflasi bulan Juli lebih rendah dari bulan Juni... Perkembangan harga selama Juli 2004 mencatat inflasi sebesar 0,39% (m-t-m), lebih rendah dibandingkan inflasi Juni sebesar 0,48% (m-t-m). Sementara itu, inflasi secara tahunan pada bulan Juli tercatat sebesar 7,20% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya (6,83%/y-o-y). Kenaikan harga ini terutama disebabkan oleh meningkatnya permintaan domestik disamping pengaruh masih lemahnya nilai tukar serta kenaikan administered price (tarif telepon dan gas elpiji). Faktor nilai tukar dan administered price tersebut selain memberikan tekanan terhadap inflasi, secara langsung juga mendorong kenaikan ekspektasi inflasi masyarakat. % y-o-y % m-t-m 16,0 3,0 14,0 2,0 12,0 Transportasi & Komunikasi Kesehatan Perumahan Sumbangan Inflasi 1 1,0 8,0 6,0 y-o-y m-t-m 4,0-1,0 Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sumber : BPS Grafik 1. Tingkat Inflasi Sumber : BPS Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau Pendidikan, Rekreasi & Olahraga Sandang Bahan Makanan -1,00 0 1,00 2,00 3,00 4,00 Grafik 2. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang... terutama berasal dari kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga. Pada bulan Juli, semua kelompok barang dan jasa mencatat inflasi. Kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga mencatat kenaikan harga tertinggi sebesar 1% (m-t-m) diikuti oleh kelompok perumahan sebesar 0,53% (m-t-m) dan bahan makanan sebesa 0,43% (m-t-m). Kenaikan inflasi pada kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga diperkirakan terkait dengan liburan sekolah dan tahun ajaran baru. % y-o-y 16,0 14,0 12,0 1 8,0 6,0 Headline Exclusion Rp/USD ,0 Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Grafik 3. Inflasi Inti Tahunan Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sumber : Bloomberg Grafik 4. Rata-rata Nilai Tukar Rupiah 3

4 Juli 2004 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Inflasi inti meningkat. Rupiah menguat......terutama disebabkan oleh faktor eksternal... Inflasi inti pada bulan Juli meningkat dari 6,95 (y-o-y) pada bulan Juni menjadi 7,21% (y-o-y). Peningkatan inflasi inti tersebut utamanya disebabkan oleh meningkatnya permintaan dalam negeri. Kenaikan permintaan dalam negeri khususnya terjadi untuk komoditi non makanan sebagaimana dikonfirmasi oleh meningkatnya inflasi harga aset. Peningkatan ini, antara lain terkait dengan relatif rendahnya suku bunga simpanan (deposito) sehingga mendorong penyesuaian portfolio aset masyarakat termasuk dalam bentuk aset properti. Nilai tukar rupiah pada bulan Juli secara point-to-point menguat 2,87% menjadi Rp9.130/USD dibandingkan posisi akhir Juni. Demikian pula secara rata-rata, nilai tukar rupiah menguat 3,7% menjadi Rp9.032/USD dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara itu, volatilitas nilai tukar rupiah mengalami peningkatan mencapai 1,1% dibandingkan 0,18% pada bulan Juni (Grafik 5). Nilai tukar rupiah di bulan Juli sempat menguat dari awal bulan hingga pekan ketiga bulan Juli yang didorong oleh faktor eksternal yaitu melemahnya dolar AS terhadap Yen Jepang serta mata uang regional sebagai akibat memburuknya data ekonomi Amerika. Selain itu, kepercayaan investor terhadap perekonomian Indonesia juga semakin membaik sebagaimana ditunjukkan oleh ketertarikan investor untuk membeli obligasi pemerintah juga mendorong penguatan tersebut. Hal ini tercermin dari menurunnya premi swap (1 dan 3 bulan) dan menurunnya Yield Spread antara Yankee Bond dengan US T-Notes (Grafik 6 dan 7). 5,0 4,5 4,0 3,5 3,0 2,5 2,0 1,5 1,0 0,5 Rata-rata Volatilitas Volatilitas Kurs Rp Sep Okt NovDes Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt NovDes Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Sumber : Bloomberg, diolah Grafik 5. Volatilitas Nilai Tukar Rupiah 12,0 11,0 1 9,0 8,0 7,0 6,0 5,0 1 Bulan 3 Bulan 6 Bulan 12 Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Grafik 6. Premi SWAP...namun tertahan oleh permintaan valas domestik. Namun setelah itu, rupiah terkoreksi sebagai akibat cukup tingginya permintaan valas dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan impor seiring dengan masih tingginya harga minyak dunia. Sementara itu, supply valas dalam negeri masih terbatas. Selain itu, adanya ekspektasi kenaikan kembali suku bunga Fed Fund dan optimisme perbaikan ekonomi Amerika 1 mampu memberi keyakinan kepada pasar sehingga akhirnya mendorong penjualan rupiah. 1 Seiring dengan pernyataan Gubernur Bank Sentral AS soal keyakinannya terhadap proyeksi ekonomi AS. 4

5 Premi Resiko (bp) Rp/USD Yield Spread IDR/USD Jan Jan Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Source : Bloomberg Grafik 7. Premi Resiko dan Kurs Rupiah Indeks , Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sumber : CIEC dan blomber (diolah) Grafik 8. Real Effective Exchange Rate Indeks REER dan BRER meningkat. Penguatan yang terjadi pada nilai tukar rupiah, ditengarai sebagai penyebab utama meningkatnya indeks Real Effective Exchange Rate (REER) pada bulan Juli. Indeks REER meningkat dari 79,79 pada bulan Juni menjadi 87,45 atau naik sebesar 5,34 point (Grafik 8). Hal tersebut juga diikuti oleh kenaikan indeks Bilateral Real Exchange Rate (BRER) dimana indeks BRER meningkat dari 63,36 pada bulan Juni menjadi 65,29 pada bulan Juli (Grafik 9). Namun demikian, hal ini masih menjadikan Indonesia secara riil masih kompetitif dibandingkan dengan beberapa negara pesaing ekspor Indonesia. Indeks Korea Selatan Malaysia Indonesia RRC Singapura Thailand 50 Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sumber : CEIC dan Bloomber (diolah) Grafik 9. Bilateral Real Exchange Rate SBI 1 Bulan FASBI O/N JIBOR 1 Bulan 6 Jan Feb Mar Apr Jun Jul Ags Sep Okt Des Jan Feb Mar Mei Jun Jul Grafik 10. Suku Bunga Instrumen Moneter dan Pasar Uang Suku bunga instrumen moneter masih relatif stabil... Untuk tetap menjaga momen pertumbuhan ekonomi yang telah dicapai terutama menjaga kestabilan moneter maka suku bunga instrumen moneter dalam bulan Juli belum banyak berubah atau relatif tetap. Suku bunga SBI 1 bulan relatif tetap 7,34% sedangkan suku bunga SBI 3 bulan hanya meningkat sebesar 4 bps menjadi 7,29% dibandingkan 7,25% pada bulan sebelumnya. Hal ini juga diikuti oleh tidak berubahnya suku bunga FASBI bulan Juni yaitu pada level 7,0% (Grafik 10). 5

6 Juli 2004 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Volume PUAB (Miliar Rp) Suku Bunga (%) , ,5 2534,4 2690,7 2523, , ,9 1931,0 1972, , , ,2 1831, ,0 1799,6 1651,71702,8 1715,2 1783, , , , , , , , , , ,2 100 Grafik 11. Rata-rata Suku Bunga PUAB Pagi dan Sore 2037, , ,4 2078, ,23 8,0 2062, ,3 1033,1 50 Volume PUAB Pagi Volume PUAB Sore 2,0 Sk. Bunga PUAB Pagi Sk. Bunga PUAB Sore Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul ,3 12,0 6,0 4, Jam Dep. 1 SBI 1 Bulan Dep 1 WA Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Grafik 12. Perkembangan Suku Bunga SBI, Deposito, dan Penjaminan...diikuti turunnya suku bunga PUAB O/N pagi sedangkan PUAB O/N sore meningkat......, suku bunga kredit menurun sementara suku bunga simpanan meningkat. Relatif stabilnya suku bunga instrumen moneter di atas menyebabkan rata-rata suku bunga PUAB O/N pagi pada bulan Juli menurun dari 7,05% pada bulan Juni menjadi 6,84%. Sementara itu, PUAB O/N sore meningkat dari 4,64% di bulan Juni menjadi 4,97% (Grafik 11). Perkembangan ini diikuti pula oleh relatif rendahnya rata-rata volume transaksi perdagangan PUAB O/N pagi yang hanya mencatat kenaikan sebesar Rp0,5 triliun dari Rp1,7 triliun pada bulan Juni menjadi Rp2,2 triliun. Sementara itu, rata-rata volume transaksi perdagangan PUAB O/N sore relatif tidak berubah yaitu hanya menurun Rp0,1 triliun dari Rp2,1 triliun pada bulan Juni menjadi Rp2 triliun. Relatif stabilnya suku bunga instrumen moneter pada bulan Juni pada bulan Juli masih diikuti oleh penurunan suku bunga kredit, sedangkan suku bunga simpanan perbankan (deposito 1 dan 3 bulan) sedikit meningkat. Selama bulan Juni, suku bunga kredit konsumsi dan modal kerja menurun sebesar 17 bps menjadi masingmasing sebesar 17,51% dan 14,10% sementara suku bunga kredit investasi juga menurun 14 bps menjadi 14,64% (Grafik 13). Suku bunga tabungan relatif tetap atau hanya menurun 2 bps menjadi 4,47%. Sementara itu, suku bunga deposito 1 bulan dan 3 bulan sedikit meningkat yaitu masing-sebesar 5 bps dan 14 bps hingga menjadi 6,23% dan 6,31% (Grafik 12). Penurunan yang terjadi pada suku bunga kredit yang diiringi kenaikan suku bunga deposito menyebabkan spread antara suku bunga simpanan dan suku bunga kredit menyempit. 6

7 Kredit Modal Kerja Kredit Investasi Kredit Konsumsi 14 Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun 2001 Grafik 13. Perkembangan Suku Bunga Kredit 2,5 2,19 2,0 1,5 1,0 0,5-0,5-1,0-1,5 0,73 0,51-6 1,18 0,53 1,39 0,17 2 0,26-0,21-0,20-0,27 Covered Interest Rate Parity Trend (Covered Interest Rate Parity) -0,19-0,47 0, ,76-0,57 0,16 2 0,63-0,32-0,84 1,24 0,84 0,45 0,30 0,10-0,33-0,23 Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Grafik 14. Covered Interest Rate Parity Covered interest rate parity meningkat. Penurunan premi swap sebagai akibat dari membaiknya ekspektasi pelaku pasar terhadap rupiah dan masih cenderung naiknya suku bunga SIBOR sebagai dampak faktor eksternal yang lebih besar dari penurunan suku bunga domestik (JIBOR) pada posisi 7,38%, menyebabkan covered interest parity (CIP) pada bulan Juli semakin membaik dari negatif 0,33% pada bulan Juni menjadi negatif 0,23% (Grafik 14) 2. IHSG Kapitalisasi IHSG Kapitalisasi (Rp miliar) Jan Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Sumber : BEJ Grafik 15. IHSG dan Kapitalisasi IHSG membaik... Kinerja pasar modal mengalami peningkatan pada bulan Juli, sebagaimana terlihat dari meningkatnya indeks harga saham gabungan (IHSG) dan tingkat kapitalisasi pasar (Grafik 15). Indeks harga saham gabungan (IHSG) meningkat sebesar 25, 18 point dari level 729,81 pada akhir bulan Juni menjadi 756,98 pada akhir Juli. Hal yang sama juga terlihat dari kenaikan kapitalisasi pasar sebesar Rp18,8 triliun dari Rp495,8 triliun pada bulan Juni menjadi Rp514,6 triliun pada akhir bulan Juli. Meningkatnya aktivitas di pasar modal tersebut, disinyalir oleh semakin pulihnya kepercayaan investor asing terhadap perekonomian Indonesia sebagaimana tercermin dari meningkatnya net beli investor asing di bulan Juli yang relatif meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. Net beli asing pada bulan Juli meningkat sebesar Rp36 miliar dari Rp108 miliar pada bulan Juni menjadi Rp144 miliar pada bulan Juli. 2 Covered interest rate parity = suku bunga dalam negeri (JIBOR 1 bulan) suku bunga luar negeri (SIBOR 1 bulan) premi swap (1 bulan). 7

8 Juli 2004 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan...namun volume dan nilai perdagangan belum meningkat. Namun demikian, rata-rata volume transaksi harian menurun sebesar 0,7 miliar lembar dari 1,9 miliar lembar saham pada bulan Juni menjadi 1,1 miliar saham di bulan Juli. Kondisi tersebut diikuti pula oleh rata-rata nilai transaksi harian yang mencatat penurunan sebesar Rp7 triliun dari Rp1,3 triliun pada bulan Juni menjadi Rp0,6 triliun pada bulan Juli. Uang Primer Uang primer meningkat... Posisi uang primer pada akhir Juli 2004 meningkat sebesar Rp8 triliun dibandingkan bulan sebelumnya menjadi Rp174,5 triliun. Berdasarkan pergerakan harian uang primer, posisi sementara test date rata-rata uang primer mencapai Rp168 triliun (tumbuh 29,6%, y-o-y) (Grafik 16). Dilihat dari sisi komponennya, kenaikan uang primer tersebut utamanya bersumber dari meningkatnya saldo positif bank di Bank Indonesia sebesar Rp19,7 triliun sesuai dengan pola musimannya (Grafik 17). Triliun Rp 165,0 155,0 Target Indikatif 145,0 Aktual Test Date 135,0 125,0 115,0 Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Jul miliar Rp estimasi (2) = estimasi (1) + error Aktual estimasi (1) = trend+seasonal Jan:I Feb:I Mar:I Apr:I Mei:I Jun:I Jul:I Ags:I Sep:I Okt:I Nov:I Des:I Jan:I Feb:I Mar:I Apr:I Mei:I Jun:I Jul:I Ags:I Sep:I Okt: I Nov:I Des:I Jan:I Feb:I Mar :I Apr:I Mei:I Jun:I Jul:I Grafik 16. Uang primer Grafik 17. Pergerakan Harian Uang Kartal...terutama karena ekspansi OPT... Apabila dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, peningkatan uang primer terutama bersumber dari ekspansi OPT sebesar Rp19,8 triliun (Tabel 1). Ekspansi tersebut berasal dari ekspansi SBI sebesar Rp6,3 triliun demikian pula FASBI mengalami ekspansi sebesar Rp10,5 triliun. 8

9 Base Money Statutory reserves shortfall Reserve Money Currency - Currency outside banks - Cash in vaults Comercial Banks Positive Balance at BI of which frozen banks & banks without TPL Private sector Demand Deposits Tabel 1. Uang Primer dan Faktor yang Mempengaruhinya* Juni Juli Mg I Mg II Mg III Mg IV (Miliar Rp) Perubahan Bulanan Net International reserves Net Domestic Assets 1. Net Claims on Central Government 2. Claims to Commercial Bank a. Liquidity Credit b. Claims to IBRA and IBRA bank c. Other loans d. Giv t bond to cover banks restructure e. Special SBPU discount 3. Other Claims 4. Open Market Operations - SBI - Deposit Facility 5. Net Other Items Memorandum item GWM Excess GWM *Format baru sejak Juni ,sementara NIR stabil dan NDA ekspansif. NIR pada bulan Juli relatif stabil pada posisi Rp23,6 triliun (Grafik 18). Sementara itu, NDA mencatat ekspansi dari negatif Rp10,4 triliun pada bulan Juni menjadi positif Rp9,1 triliun pada bulan Juli yang utamanya disebabkan oleh ekspansi OPT (Grafik 19). (Miliar USD) 27,0 26,0 25,0 24,0 23,0 22,0 21,0 2 19,0 NIR (aktual) NIR (adjusted target) 18,0 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Feb Mar Apr Mei Jun Jul Grafik 18. Posisi NDA (trilion Rp) NDA (adjusted target) NDA (aktual) Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Feb Mar Apr Mei Jun Jul Grafik 19. Posisi NIR 9

10 Juli 2004 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Likuiditas domestik M2 dan M1 menunjukkan peningkatan M2 pada bulan Juni menunjukkan peningkatan sebesar Rp22,2 triliun menjadi Rp975,16 triliun dibandingkan Rp952,96 triliun pada Mei yang terutama disebabkan oleh meningkatnya simpanan rupiah (deposito dan tabungan rupiah) sebesar masing-masing Rp6 triliun dan Rp6,7 triliun (Tabel 2). Kenaikan M2 yang dimotori oleh simpanan rupiah tersebut disinyalir merupakan pola musiman uang beredar paska kenaikan uang kartal untuk kebutuhan liburan sekolah dan tahun ajaran baru. Sementara itu, pada bulan Juni, M1 juga relatif meningkat dari bulan sebelumnya yaitu dari posisi Rp223,7 triliun menjadi Rp233,7 triliun. Peningkatan komponen M2 yang lebih besar daripada komponen M1 dengan tingkat inflasi Juni sebesar 0,48% (m-t-m) menyebabkan pertumbuhan M1 riil dan M2 riil mengalami kenaikan (Grafik 20). %, y-o-y M1 Riil M2 Riil 25,0 2 15,0 1 5,0 (5) (10) Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Grafik 20.Pertumbuhan M1 & M2 Riil -5,0 Growth Divisia M2 Growth M2 Poly. (Growth Divisia M2) Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Feb Apr Jun 2001 Grafik 21. Pertumbuhan Divisia dan M2...sejalan dengan meningkatnya kredit rupiah. Dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, peningkatan M2 lebih disebabkan meningkatnya posisi kredit rupiah sebesar 3,7% menjadi menjadi Rp376 triliun dari Rp362,5 triliun (Tabel 2). Sementara itu kredit valas relatif tidak berubah dari posisi bulan sebelumnya. 10

11 Tabel 2. Perkembangan Uang Beredar Dalam Arti Luas (dalam miliar Rp, posisi) INDIKATOR BESARAN MONETER Des Jun Sep Des Jan Apr Mei Jun (%,y-o-y) KOMPONEN M2 M2 Rupiah M1 - Uang Kartal - Uang Giral Uang Kuasi - Uang Kuasi Rupiah = Deposito Rupiah = Tabungan Rupiah - Simpanan Valas (dalam miliar USD) FAKTOR NFA NCG Claims on Business Sector Kredit - Kredit Rupiah - Kredit Valas Lainnya NOI Memorandum Item Nilai Tukar (posisi neraca) , , , , , , , , , , , , , , , , , , Indeks money divisia meningkat. Seperti bulan sebelumnya, simpanan jangka pendek masih diminati masyarakat seperti yang nampak dari naiknya indeks money divisia selama bulan Juni dan trend yang cenderung meningkat. Meningkatnya pertumbuhan money divisia yang diikuti pula dengan naiknya M2 membuat spread di antara keduanya relatif tidak berubah dibanding periode sebelumnya (Grafik 21). Kenaikan pada base money yang lebih tinggi daripada M2 dan M1 menyebabkan proses penciptaan uang mengalami penurunan seperti yang nampak dari penurunan M1 (APU 1) dan M2 (APU 2) (Grafik 22). 13,0 12,0 11,0 1 9,0 8,0 7,0 6,0 5,0 4,0 C/DPK (%) APU2 (M2/M0) APU1 (M1/M0) Skala Kanan Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Grafik 22. APU 1, APU 2, dan rasio C/DPK 2,0 1,8 1,6 1,4 1,2 1,0 11

12 Juli 2004 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Sektor Eksternal Total ekspor meningkat... Ekspor Indonesia pada bulan Juni mencapai USD5,6 miliar, sedikit lebih tinggi dibandingkan ekspor bulan sebelumnya sebesar USD5,5 miliar (Tabel 3). Kenaikan ini utamanya bersumber dari meningkatnya ekspor non migas dan migas masingmasing sebesar 4,5% dan 0,6% menjadi USD4,3 miliar dan Rp1,35 miliar. Kenaikan ekspor non migas tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan ekspor kertas/ karton sebesar USD0,9 miliar sementara ekspor mesin-mesin/pesawat mekanik menurun sebesar USD0,17 miliar. Sementara itu, kenaikan ekspor migas utamanya disumbangkan oleh ekspor gas yang meningkat menjadi USD0,63 miliar dari bulan sebelumnya sebesar USD0,56 miliar. Tabel 3. Ekspor Indonesia (Juta USD) Keterangan Total Ekspor Migas Minyak Mentah Hasil Minyak Gas Non Migas Nilai FOB % Perubahan % Peran thd % Perubahan Jun 2004 thd total Semester I Semester I Mei Juni Semester I Semester II Mei thd , , , ,8 3, , , , , ,9 0,58 23,61 6,29 597,5 548,5 2,804,6 3,090,4-8,20 9,84 10,19 179,1 170,2 872,6 816,9-4,97 2,60-6,38 568,1 633,8 3,299,6 3,508,6 11,56 11,17 6, , , , ,9 4,54 76,39 2,21 Sumber : BPS... demikian pula total impor. Sementara itu, impor pada bulan Juni meningkat 10% (m-t-m) menjadi USD3,5 miliar, utamanya bersumber dari naiknya impor non migas sebesar 12,3% (m-t-m) mencapai USD2,7 miliar sedangkan impor migas meningkat 2,9% (m-t-m) mencapai USD0,82 miliar. Kenaikan impor non migas ini utamanya berasal dari naiknya impor mesin dan pesawat mekanik senilai USD2,6 miliar atau 17,18% dari total impor. Sementara itu, impor migas terutama disumbangkan oleh impor hasil minyak senilai USD0,42 miliar. Tabel 4. Impor Indonesia (Juta USD) Total Impor Keterangan Migas Minyak Mentah Hasil Minyak Gas Non Migas Nilai CIF % Perubahan % Perubahan % Peran Thd Jun 2004 Thd Semester I total Semester Mei Juni Semester I Semester II Mei thd 2003 I , , , , , ,3 823,6 3,617,1 4,936,4 2,91 36,47 24,22 404,8 397,4 1,867,3 2,763,5-1,83 47,99 13,56 395,5 425,8 1,747,5 2,169,6 7,66 24,15 10,65 0,4 2,3 3,3 0 43, , , , ,1 12,36 24,50 75,78 Sumber : BPS 12

13 Posisi pinjaman luar negeri turun USD0,9 miliar... Posisi pinjaman luar negeri Indonesia pada bulan Juni mencapai USD133,1 miliar, menurun dibandingkan posisi bulan Juni USD134 miliar (Tabel 5). Penurunan ini disebabkan oleh turunnya pinjaman LN swasta sebesar USD0,33 miliar menjadi USD52 miliar demikian pula pinjaman LN pemerintah mengalami penurunan USD0,38 miliar menjadi USD78,6 miliar. Penurunan pinjaman LN swasta tersebut utamanya bersumber dari penurunan pinjaman lembaga keuangan khususnya bank sebesar USD0,16 miliar menjadi USD3,7 miliar. Sedangkan penurunan pinjaman LN pemerintah lebih disebabkan karena adjustment nilai tukar. Pemerintah Swasta Lembaga Keuangan Bank Non Bank Bukan Lembaga Keuangan Surat-Surat Berharga Total * Angka Sementara Tabel 5. Posisi Pinjaman Luar Negeri (Juta USD) Mar Jun Sep Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun*) sementara pembayaran pinjaman LN meningkat. Pembayaran pinjaman luar negeri Indonesia pada bulan Juni meningkat USD0,55 miliar dibandingkan bulan sebelumnya menjadi USD2,7 miliar. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh meningkatnya pembayaran pokok pinjaman LN sebesar USD0,2 miliar dibandingkan bulan sebelumnya menjadi USD2,1 miliar demikian pula pembayaran bunga meningkat sebesar USD0,3 miliar menjadi USD0,57 miliar. Berdasarkan pemiliknya, peningkatan tersebut disebabkan karena meningkatnya pembayaran pinjaman LN pemerintah sebesar USD0,57 miliar menjadi USD1,14 sementara pembayaran pinjaman LN swasta relatif tidak berubah dari bulan sebelumnya (Tabel 6). 13

14 Juli 2004 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Keterangan Total Pembayaran Pinjaman Luar Negeri / Total External Debt Servicing - Pokok / Principal - Bunga / Interest Tabel 6. Realisasi Pembayaran Pinjaman Luar Negeri Indonesia Total Total Mar Sep Des (Miliar USD) Jan Feb Mar Apr* Mei* Jun* A. Pemerintah / Government - Pokok / Principal - Bunga / Interest B. Swasta / Private - Pokok / Principal - Bunga / Interest B.1. Lembaga Keuangan - Pokok / Principal - Bunga / Interest 1. Bank - Pokok / Principal - Bunga / Interest 2. Bukan Bank / Non Bank Institutions - Pokok / Principal - Bunga / Interest B.2. Bukan Lembaga Keuangan - Pokok / Principal - Bunga / Interest * Angka Sementara Sektor Riil Pertumbuhan ekonomi masih didukung oleh konsumsi......seperti yang tercermin dari beberapa hasil survei. Pertumbuhan ekonomi masih didominasi oleh sektor konsumsi. Hal ini ditandai oleh peningkatan utilisasi kapasitas di sektor-sektor yang terkait dengan konsumsi domestik. Sementara itu, pertumbuhan investasi dan ekspor terus tumbuh walaupun masih relatif terbatas. Secara sektoral, pertumbuhan positif terjadi di seluruh sektor. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor bangunan. Indikasi peningkatan konsumsi ditunjukkan oleh naiknya indeks keyakinan konsumen dari 92,4 pada bulan Juni menjadi 98,4 pada bulan Juli (Grafik 23). Selain itu, indeks ekspektasi konsumen juga meningkat dari 110,2 pada bulan Juni menjadi 118 pada bulan Juli. Hal ini juga dikonfirmasi oleh hasil survei JETRO yang menunjukkan peningkatan permintaan domestik sejalan dengan meningkatnya permintaan inventori (Grafik 24). 14

15 Indeks optimis pesimis Ekspektasi Konsumen Indeks Keyakinan Konsumen Kondisi Ekonomi Saat Ini 4 Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Grafik 23. Survei Konsumen Difussion Index Permintaan: domestik Inventory Grafik 24. Survei JETRO Permintaan:ekspor Harga jual:domestik Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Jul-Sep Indeks produksi sedikit meningkat. Indeks produksi pada bulan Juni 2004 terlihat stabil sebagaimana terlihat dari indeks kelompok bahan makanan, minuman dan tembakau (yang memiliki bobot terbesar) masih relatif stabil dari 112,1 di bulan Mei menjadi 112,47 di bulan Juni. Namun demikian, peningkatan indeks produksi tersebut belum memanfaatkan kapasitas produksi secara optimal sebagaimana terlihat dari menurunnya total indeks utilisasi kapasitas produksi (Grafik 25 dan 26). indeks Indeks Total Tekstil, pak. jadi & kulit Makanan, minuman & Tembakau Kimia, m. bumi, btbara, karet & plastik Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Grafik 25. Indeks Produksi Total Makanan Tekstil Kimia 0 Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Grafik 26. Utilisasi Kapasitas Produksi 15

16 Juli 2004 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Kondisi Perbankan Kinerja perbankan membaik. Secara umum beberapa indikator kinerja perbankan pada bulan Juni menunjukkan perbaikan daripada bulan sebelumnya, seperti yang tercermin dari total aset, DPK dan kredit. Total aset perbankan mengalami peningkatan sebesar Rp6,3 triliun dari Rp1179 triliun pada bulan Mei menjadi Rp1185 triliun pada bulan Juni. Hal yang sama terjadi pada DPK perbankan yang pada bulan Juni meningkat sebesar Rp17,7 triliun dari Rp895 triliun di bulan Mei menjadi Rp912,8 triliun pada bulan Juni. Selain itu, total kredit perbankan juga menunjukkan peningkatan sebesar Rp15,3 triliun dari Rp513,4 triliun di bulan Mei menjadi Rp528,7 triliun di bulan Juni (Tabel 7). Tabel 7. Kondisi Umum Perbankan (Triliun Rp) Keterangan Total Asset DPK Kredit LDR (%) CAR (%) NPLs : - Gross (%) - Net (%) NIM Modal B a n k Des-02 Jan-03 Mar-03 Mei-03 Jul-03 Sep-03 Nov-03 Des-03 Jan-04 Mar-04 Apr-04 Mei-04 Jun , , , , , , , , ,2 1179,4 1185,7 835,8 834,3 838,7 844,1 856,2 866,3 877,8 902,3 889,1 881,6 875,3 895,1 912,8 410,3 402,6 420,5 428,0 441,1 454,2 475,7 477,2 475,0 485,9 496,1 513,4 528,7 38,4 37,5 39,7 39,9 40,3 42,0 43,7 43,2 40,1 43,7 44,9 45,6 46,4 23,0 23,5 24,6 22,8 22,9 19,6 20,5 19,3 23,8 23,5 22,5 21,4 20,9 8,1 8,4 8,2 8,3 8,3 7,9 8,1 8,2 8,2 7,8 7,7 7,8 7,60 2,1 2,1 0,6 1,0 1,3 1,3 1,8 3,0 2,8 2,7 2,1 2,4 2,1 4,0 3,8 4,0 3,9 4,4 4,7 4,9 3,2 5,2 5,7 5,9 5,3 5,4 93,0 95,5 98,1 98, ,3 110,5 110,8 117,9 120,9 120,7 119,8 108,6 Kredit masih didominasi kredit modal kerja. Berdasarkan jumlah kredit yang disalurkan, kredit modal kerja menempati urutan pertama yaitu Rp257,5 triliun, disusul kredit investasi Rp111 triliun, sedangkan kredit konsumsi menurun menjadi Rp122,9 triliun (Grafik 29). Sektor perbankan selama beberapa bulan terakhir cenderung meningkatkan jumlah penyaluran kredit modal kerja dan investasi dan menurunkan kredit konsumsi. Triliun Rp Total DPK (Triliun Rp) Giro Tabungan Deposito Total Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Miliar Rp Proporsi (%) 35, , , ,000 0 Persetujuan Realisasi Proporsi Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Grafik 27. Dana Pihak Ketiga Grafik 28. Persetujuan dan Realisasi Kredit Baru 16

17 Kredit Per jenis (Triliun Rp) Modal Kerja Investasi Channeling Total Kredit Total Adjst Total Kredit (Triliun Rp) 570 Konsumsi Mar Jun Sep Des Jan Feb Mar Jun Sep Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Grafik 29. Kredit Rupiah Perbankan NPL-gross dan net sedikit menurun. CAR dan permodalan menurun. Pada bulan Juni 2004, NPL-gross dan NPL-net sedikit menurun masing-masing sebesar 0,2% dan 0,3% menjadi 7,6% dan 2,1% (Grafik 30). Sementara itu, NIM (Net Interest Margin) perbankan meningkat seiring dengan mulai melebarnya spread antara suku bunga dana dan suku bunga kredit (Grafik 31). Selanjutnya, kondisi permodalan yang ditunjukkan oleh capital adequacy ratio (CAR) pada bulan Juni juga sedikit menurun sebesar 0,5% menjadi 20,9% dari posisi bulan sebelumnya di 21,4%. Demikian pula posisi permodalan menurun dari bulan sebelumnya menjadi Rp108,6 triliun. trilion Rp 14, , , ,0 kredit (kanan) NPLs (%) (kiri) NPLs Net (%) (kiri) 200 4,0 2, Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Grafik 30. Perkembangan NPL Triliun Rp 6,0 5,5 5,20 5,0 4,90 4,69 4,39 4,48 5,10 4,5 3,85 3,663,82 4,01 4,47 3,95 4,0 3,71 3,63 3,93 4,12 3,5 3,30 3,65 3,78 3,20 3,0 3,21 3,42 3,55 3,96 3,35 3,38 2,5 2,0 5,89 5,89 5,40 5,3 Feb Apr Jun Ags Oct Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Grafik 31. Perkembangan Posisi NIM Perbankan 17

18 Juli 2004 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Prospek Proyeksi PDB 2004 masih pada 4,5% -5%..., inflasi IHK tahun 2004 diprakirakan akan berada pada proyeksi batas atas awal tahun......, dan nilai tukar rupiah diprakirakan masih sesuai dengan proyeksi awal tahun. Proyeksi PDB tahun diperkirakan akan mencapai batas atas pada kisaran 4,5%-5% (y-o-y). Sumber utama petumbuhan PDB masih pada konsumsi, namun demikian peranan investasi diperkirakan akan semakin meningkat sehingga meningkatkan kontribusinya dalam PDB. Hal ini diindikasikan oleh mulai meningkatnya nilai persetujuan PMDN dan leading indikator investasi serta didukung pula oleh kredit perbankan dan pembiayaan dari pasar modal. Di sisi penawaran, seluruh sektor ekonomi diprakirakan masih tumbuh membaik, dimana pertumbuhan tertinggi diperkirakan masih terjadi pada sektor pengangkutan, perdagangan dan bangunan. Namun demikian kontributor utama masih besumber dari sektor industri pengolahan dan pertanian. Tekanan terhadap inflasi IHK dan inflasi inti pada 2004 diperkirakan meningkat, namun dengan berbagai upaya yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan pemerintah, inflasi pada tahun 2004 diperkirakan akan berada pada batas atas proyeksi awal tahun. Peningkatan ini sebagai dampak dari masih relatif melemahnya rupiah, meningkatnya ekspektasi inflasi dan adanya kebijakan pembatasan impor pemerintah untuk komoditi bahan makanan seperti beras dan gula serta masih tingginya harga minyak untuk bahan baku industri. Sementara itu, tekana inflasi yang bersumber dari administered price diprakirakan minimal. Nilai tukar rupiah pada 2004 masih akan berada pada kisaran proyeksi awal tahun. Dari sisi fundamental, diperkirakan masih terdapat demand valas khususnya seiring dengan meningkatnya kinerja ekspor dan impor namun demand ini diprakirakan masih dapat dipenuhi oleh sisi supply. Dari sisi non-fundamental, terdapat pengaruh dari ekspektasi penguatan dolar AS serta masih tingginya risiko ketidakpastian berkaitan dengan situasi politik di dalam negeri. Namun demikian, langkah kebijakan BI untuk menjaga pergerakan nilai rupiah diperkirakan dapat mengarahkan ekspektasi pasar terhadap nilai tukar ke depan. 3 Sejak akhir Mei 2004, BPS mengubah tahun dasar PDB dari tahun 1993 menjadi

19 Indikator Terkini SEKTOR KEUANGAN SUKU BUNGA & SAHAM Suku bunga SBI 1 bln 1) Suku bunga SBI 3 bln 1) Suku bunga deposito 1 bln 2) Suku bunga deposito 3 bln 2) JIBOR satu minggu 2) BEJ Indeks 3) BESARAN MONETER (miliar Rp) Base Money M1(C+D) Uang Kartal (C) Uang giral (D) Broad Money (M2 = C+D+T) Uang kuasi (T) Uang kuasi (Rupiah) Deposito Tabungan Deposito (Valas) M2 - Rupiah Tagihan pada Dunia Usaha Kredit-Bank Umum HARGA Inflasi bulanan (%) y-y % Jan Mar Jun Des Feb Mar Apr Mei Jun Jul ,69 11,40 9,53 8,31 7,48 7,42 7,33 7,32 7,34 7,34 12,94 11,97 10,18 8,34 7,70 7,33 7,25 7,24 7,25 7,29 12,64 11,90 10,31 6,62 5,99 5,86 5,86 6,16 6,23 na 13,49 12,90 11,55 7,14 6,38 6,11 6,01 6,17 6,31 na 12,71 11,72 9,81 8,35 7,55 7,38 7,2 7,18 7,15 7, , na na na na na na na na na na na 0,80-0,23 9 0,94-2 0,36 0,97 0,88 0,48 0,39 8,74 7,12 6,62 5,06 4,60 5,11 5,92 6,47 6,83 7,2 SEKTOR EKSTERNAL Rp/USD (akhir periode, nilai tengah) Barang Non migas (f.o.b, juta USD) 4) Impor Barang Non migas (c & f, juta USD) 4) Net International Reserve (juta USD) INDIKATOR KUARTALAN Pertumbuhan PDB (% yoy) Konsumsi Investasi Ekspor Impor , na ,1 2593,8 2421, ,00 na 21,81 22,68 23,66 24,20 24,10 25,70 25,00 25,00 23,70 23,63 Tw. II Tw. IV Tw. I *) 3,65 4,35 4,46 4,64 5,01 6,43 1,09 0,68 4,24 4,04 6,48 0,85 1 1,78 6,54 * angka BPS berdasarkan tahun dasar 2000 r) revisi 1) minggu terakhir 2) rata 2 tertimbang 3) penutupan pada akhir periode 4) closed file Sumber : Bank Indonesia, kecuali data pasar modal (BAPEPAM), IHK, ekspor/impor dan PDBdari BPSw. I 2004*) 19

Ikhtisar. Perkembangan ekonomi masih membaik.

Ikhtisar. Perkembangan ekonomi masih membaik. Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Mei 2004 Ikhtisar Perkembangan ekonomi masih membaik. Laju inflasi Mei lebih rendah dari April......, sementara nilai tukar melemah. Suku bunga relatif stabil.

Lebih terperinci

Ikhtisar. Perkembangan ekonomi secara umum masih stabil.

Ikhtisar. Perkembangan ekonomi secara umum masih stabil. Ikhtisar Perkembangan ekonomi secara umum masih stabil. Inflasi kembali mengalami penurunan......, nilai tukar rupiah menguat. Suku bunga instrumen moneter relatif stabil. Perkembangan ekonomi makro sampai

Lebih terperinci

Ikhtisar. Kestabilan ekonomi relatif terjaga.

Ikhtisar. Kestabilan ekonomi relatif terjaga. Ikhtisar Kestabilan ekonomi relatif terjaga. Pada April, laju inflasi masih relatif terkendali......, sementara itu nilai tukar sedikit tertekan namun masih terkendali. Perkembangan berbagai indikator

Lebih terperinci

Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Juni 2005

Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Juni 2005 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Juni IKHTISAR Pertumbuhan ekonomi masih positif. Bulan Juni mencatat inflasi. Nilai tukar rupiah melemah. Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih positif dan

Lebih terperinci

Ikhtisar. Kondisi eksternal masih kondusif dan permintaan domestik masih tinggi.

Ikhtisar. Kondisi eksternal masih kondusif dan permintaan domestik masih tinggi. Ikhtisar Kondisi eksternal masih kondusif dan permintaan domestik masih tinggi. Inflasi menunjukkan peningkatan. Nilai tukar rupiah stabil. Suku bunga instrumen moneter masih stabil. Perkembangan kondisi

Lebih terperinci

Ikhtisar. Kinerja ekonomi Indonesia menunjukkan. perkembangan. yang membaik. Pada Februari,

Ikhtisar. Kinerja ekonomi Indonesia menunjukkan. perkembangan. yang membaik. Pada Februari, Ikhtisar Kinerja ekonomi Indonesia menunjukkan perkembangan yang membaik. Pada Februari, perkembangan harga mencatat deflasi......, nilai tukar yang relatif stabil... Perkembangan beberapa indikator makroekonomi

Lebih terperinci

Ikhtisar. Kondisi makro ekonomi dan moneter relatif stabil. Laju inflasi Juni lebih rendah dari Mei...

Ikhtisar. Kondisi makro ekonomi dan moneter relatif stabil. Laju inflasi Juni lebih rendah dari Mei... Ikhtisar Kondisi makro ekonomi dan moneter relatif stabil. Laju inflasi Juni lebih rendah dari Mei......, sementara nilai tukar masih mengalami tekanan. Suku bunga relatif stabil kecuali suku bunga kredit.

Lebih terperinci

Ikhtisar. Sampai dengan akhir tahun 2004, kestabilan makroekonomi dapat terus dipertahankan. Perkembangan harga pada Desember mencatat inflasi.

Ikhtisar. Sampai dengan akhir tahun 2004, kestabilan makroekonomi dapat terus dipertahankan. Perkembangan harga pada Desember mencatat inflasi. Ikhtisar Sampai dengan akhir tahun 2004, kestabilan makroekonomi dapat terus dipertahankan. Perkembangan harga pada Desember mencatat inflasi. Nilai tukar rupiah cenderung melemah. Sampai dengan akhir

Lebih terperinci

Ikhtisar. Ekonomi diperkirakan tumbuh 5% (y-o-y). Perkembangan harga pada bulan Nopember mencatat inflasi.

Ikhtisar. Ekonomi diperkirakan tumbuh 5% (y-o-y). Perkembangan harga pada bulan Nopember mencatat inflasi. Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Nopember Ikhtisar Ekonomi diperkirakan tumbuh 5% (y-o-y). Perkembangan harga pada bulan Nopember mencatat inflasi. Nilai tukar rupiah tetap stabil. Perkembangan

Lebih terperinci

Ikhtisar. Membaiknya kinerja ekonomi dalam negeri masih dapat dipertahankan.

Ikhtisar. Membaiknya kinerja ekonomi dalam negeri masih dapat dipertahankan. Ikhtisar Membaiknya kinerja ekonomi dalam negeri masih dapat dipertahankan. Pada Maret, laju inflasi masih relatif terkendali......, nilai tukar yang relatif stabil... Perkembangan perekonomian selama

Lebih terperinci

Ikhtisar. Indikator makroekonomi menunjukkan perkembangan yang stabil.

Ikhtisar. Indikator makroekonomi menunjukkan perkembangan yang stabil. Ikhtisar Indikator makroekonomi menunjukkan perkembangan yang stabil. Penurunan laju inflasi terus berlanjut...diikuti dengan kurs yang menguat... Perekonomian Indonesia pada Januari 2004 masih menunjukkan

Lebih terperinci

Ikhtisar. Perkembangan makroekonomi masih sesuai dengan proyeksi awal tahun. Perkembangan harga mencatat deflasi. Nilai tukar rupiah stabil.

Ikhtisar. Perkembangan makroekonomi masih sesuai dengan proyeksi awal tahun. Perkembangan harga mencatat deflasi. Nilai tukar rupiah stabil. Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Februari 2005 Ikhtisar Perkembangan makroekonomi masih sesuai dengan proyeksi awal tahun. Perkembangan harga mencatat deflasi. Nilai tukar rupiah stabil.

Lebih terperinci

Ikhtisar. Perkembangan ekonomi sampai dengan Januari masih tetap stabil.

Ikhtisar. Perkembangan ekonomi sampai dengan Januari masih tetap stabil. Ikhtisar Perkembangan ekonomi sampai dengan Januari masih tetap stabil. Bulan Januari mencatat inflasi. Nilai tukar rupiah stabil dan cenderung apresiasi. Sampai bulan Januari 2005, kondisi ekonomi makro

Lebih terperinci

Ikhtisar. Perekonomian tahun 2003 relatif stabil dan membaik. Inflasi Desember 2003 menurun dibanding November...

Ikhtisar. Perekonomian tahun 2003 relatif stabil dan membaik. Inflasi Desember 2003 menurun dibanding November... Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Desember Ikhtisar Perekonomian tahun relatif stabil dan membaik. Inflasi Desember menurun dibanding November......diikuti dengan kurs yang masih stabil...

Lebih terperinci

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER 1 1 2 3 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Jan-12 Mar-12 May-12 Jul-12 Sep-12 Nov-12 Jan-13 Mar-13 May-13 Jul-13 Sep-13 Nov-13 Jan-14 Mar-14 May-14 Jul-14 Sep-14 Nov-14 Jan-15 35.0 30.0

Lebih terperinci

1. Tinjauan Umum

1. Tinjauan Umum 1. Tinjauan Umum Perekonomian Indonesia dalam triwulan III-2005 menunjukkan kinerja yang tidak sebaik perkiraan semula, dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan lebih rendah sementara tekanan terhadap

Lebih terperinci

Ekonomi, Moneter dan Keuangan

Ekonomi, Moneter dan Keuangan Ekonomi, Moneter dan Keuangan T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r 0 I. TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER Januari 2014 T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t er 1 T i n j a u a n K e b i j a k

Lebih terperinci

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar. aruhi

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar. aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa i Posisi Uang Beredar (M2) pada i tercatat sebesar Rp3.861,7 T, atau tumbuh 13,1% (yoy), meningkat dibandingkan pertumbuhan Mei (10,5%;yoy). Berdasarkan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN I-2003

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN I-2003 1 PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN I-2003 Tim Penulis Laporan triwulan I-2003, Bank Indonesia Kondisi moneter selama triwulan I-2003 tetap stabil dan terkendali meskipun belum

Lebih terperinci

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran,Triwulan III - 2005 135 ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2005 Tim Penulis

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2003

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2003 1 PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2003 Tim Penulis Laporan Triwulanan III 2003, Bank Indonesia Sampai dengan triwulan III-2003, kondisi perekonomian Indonesia masih mengindikasikan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2004

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2004 Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran Triwulan III 2004 185 PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2004 Tim Penulis Laporan Triwulanan III 2004, Bank Indonesia

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter Agustus 2005

Tinjauan Kebijakan Moneter Agustus 2005 Tinjauan Kebijakan Moneter Agustus 2005 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Februari, Maret, Mei, Juni,

Lebih terperinci

... BANK INDONESIA I N D O N E S I A B A N K

... BANK INDONESIA I N D O N E S I A B A N K 1 B A N K I N D O N E S I A KINERJA TRIWULAN I-2004 : EVALUASI KEBIJAKAN MONETER, PERBANKAN, DAN SISTEM PEMBAYARAN SERTA ARAH KEBIJAKAN MENDATANG Penyampaian penjelasan ini merupakan salah satu wujud dari

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 127 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar. aruhi. Nov. Okt. Grafik 1. Pertumbuhan PDB, Uang Beredar, Dana dan Kredit KOMPONEN UANG BEREDAR

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar. aruhi. Nov. Okt. Grafik 1. Pertumbuhan PDB, Uang Beredar, Dana dan Kredit KOMPONEN UANG BEREDAR (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa ember Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 ( dalam arti luas) pada ember mengalami peningkatan. Posisi M2 pada ember tercatat sebesar Rp4.076,3 T, atau tumbuh

Lebih terperinci

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan I-2007

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan I-2007 Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan I-27 3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan I-27 Selama triwulan I-27, kondisi moneter menunjukkan tren yang semakin membaik. Perkembangan yang membaik tersebut

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter September 2005

Tinjauan Kebijakan Moneter September 2005 Tinjauan Kebijakan Moneter September 2005 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Februari, Maret, Mei, Juni,

Lebih terperinci

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran 1 ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran Tim Penulis Laporan Triwulanan, Bank Indonesia I.1

Lebih terperinci

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER Mei 213 T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r 1 T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r 2 Indeks 17 1 13 1 9 7 Kadin-Roy Morgan AC Nielsen BI BPS Danareksa

Lebih terperinci

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa Desember Uang beredar (M2) Desember tumbuh melambat dibanding ember. Posisi M2 tercatat sebesar Rp4.170,7 T, atau tumbuh 11,8% (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan

Lebih terperinci

% (yoy) Feb'15 Mar'15*

% (yoy) Feb'15 Mar'15* Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Memen engar aruhi wa et Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 (Uang Beredar dalam arti luas) pada et mengalami peningkatan. Posisi M2 tercatat Rp4.246,3 T, tumbuh 16,3,

Lebih terperinci

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan III-2006

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan III-2006 Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan III-26 3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan III-26 Selama triwulan III-26, kondisi moneter menunjukkan ukkan perkembangan yang semakin membaik. Perkembangan

Lebih terperinci

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Memen

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Memen Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Memen engar aruhi wa ember Likuiditas perekonomian M2 (uang beredar dalam arti luas) pada ember tumbuh 8,9% (yoy), lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar 9,2%

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan II 2012 tercatat sebesar 7,25%, mengalami perlambatan dibandingkan

Lebih terperinci

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER November 2013 T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r 1 T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r 2 T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r 3 T i n j a

Lebih terperinci

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan IV-2006

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan IV-2006 Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan IV-2006 3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan IV-2006 Kondisi moneter selama triwulan IV-2006 menunjukkan perkembangan yang semakin baik. Hal ini tercermin

Lebih terperinci

meningkat % (yoy) Feb'15

meningkat % (yoy) Feb'15 Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa ruari Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 (Uang Beredar dalam arti luas) pada ruari meningkat. Pada ruari, posisi M2 tercatat sebesar Rp4.230,7 T,

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter November 2005

Tinjauan Kebijakan Moneter November 2005 Tinjauan Kebijakan Moneter November 2005 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Februari, Maret, Mei, Juni,

Lebih terperinci

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi wa Juli Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 (Uang Beredar dalam arti luas) kembali melambat. Posisi M2 pada akhir Juli tercatat sebesar Rp4.383,0 T, atau

Lebih terperinci

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi wa April Pertumbuhan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) mengalami akselerasi pada April. Posisi M2 tercatat sebesar Rp5.042,1

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 2011

Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 2011 Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 211 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Januari, Februari, Maret, Mei,

Lebih terperinci

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI BAB 7 OUTLOOK EKONOMI BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI Perekonomian Gorontalo pada triwulan II- diperkirakan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan I-. Kondisi ini diperkirakan didorong oleh proyeksi kenaikan

Lebih terperinci

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar Mar Apr'15 % (yoy)

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar Mar Apr'15 % (yoy) Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa il Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 (Uang Beredar dalam arti luas) pada il mengalami perlambatan. Posisi M2 akhir il sebesar Rp4.274,9 T, atau

Lebih terperinci

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan II-2006

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan II-2006 3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan II-2006 Kondisi moneter pada triwulan II-2006 masih menunjukkan perkembangan yang relatif stabil. Hal ini tercermin dari nilai tukar yang masih menguat, inflasi

Lebih terperinci

Kondisi Perekonomian Indonesia

Kondisi Perekonomian Indonesia KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA Kondisi Perekonomian Indonesia Tim Ekonomi Kadin Indonesia 1. Kondisi perekonomian dunia dikhawatirkan akan benar-benar menuju jurang resesi jika tidak segera dilakukan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN I 2004

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN I 2004 Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran Triwulan I 2004 1 PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN I 2004 Tim Penulis Laporan Triwulanan I 2004, Bank Indonesia Membaiknya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Perbankan sebagai bagian dari sistem keuangan diharapkan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Perbankan sebagai bagian dari sistem keuangan diharapkan dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem Perbankan sebagai bagian dari sistem keuangan diharapkan dapat meningkatkan perannya secara optimal sebagai lembaga intermediasi didalam momentum recovery setelah

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 263 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA AGUSTUS 2017 Vol. 3 No. 2 Triwulanan April - Jun 2017 (terbit Agustus 2017) Triwulan II 2017 ISSN 2460-490257 e-issn 2460-598212 KATA PENGANTAR RINGKASAN

Lebih terperinci

Tabel Statistik. Tabel 1 Suku Bunga Pasar Uang, Deposito Berjangka, dan Kredit (Persen per Tahun) Tabel Statistik

Tabel Statistik. Tabel 1 Suku Bunga Pasar Uang, Deposito Berjangka, dan Kredit (Persen per Tahun) Tabel Statistik Tabel Statistik Tabel 1 Suku Bunga Pasar Uang, Deposito Berjangka, dan Kredit (Persen per Tahun) Periode Suku Bunga Pasar Uang Antarbank Tingkat Diskonto SBI 1 Suku Bunga Deposito Berjangka * Suku Bunga

Lebih terperinci

% (yoy) Oct'15 Nov'15*

% (yoy) Oct'15 Nov'15* Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa ember Likuiditas perekonomian M2 (Uang Beredar dalam arti luas) pada ember tumbuh sebesar 9,2% (yoy). Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan bulan

Lebih terperinci

Inflasi mtm sedikit meningkat, BI Rate Akan Kembali Diturunkan

Inflasi mtm sedikit meningkat, BI Rate Akan Kembali Diturunkan Inflasi mtm sedikit meningkat, BI Rate Akan Kembali Diturunkan Inflasi Akhir semester I 2009 Inflasi sebesar 0,11% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 114,10 terjadi pada penghujung Jun. Inflasi

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter November 2008

Tinjauan Kebijakan Moneter November 2008 Tinjauan Kebijakan Moneter November 2008 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Februari, Maret, Mei, Juni,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN II 2004

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN II 2004 Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran Triwulan II 2004 1 PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN II 2004 Tim Penulis Laporan Triwulanan II 2004, Bank Indonesia Selama

Lebih terperinci

BAB I KONDISI EKONOMI MAKRO TAHUN 2004

BAB I KONDISI EKONOMI MAKRO TAHUN 2004 BAB I KONDISI EKONOMI MAKRO TAHUN 24 Kondisi ekonomi menjelang akhir tahun 24 dapat disimpulkan sebagai berikut. Pertama, sejak memasuki tahun 22 stabilitas moneter membaik yang tercermin dari stabil dan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN JANUARI 2002

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN JANUARI 2002 REPUBLIK INDONESIA PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN JANUARI 2002 Posisi uang primer pada akhir Januari 2002 menurun menjadi Rp 116,5 triliun atau 8,8% lebih rendah dibandingkan akhir bulan

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter September 2012

Tinjauan Kebijakan Moneter September 2012 Tinjauan Kebijakan Moneter September 2012 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Januari, Februari, Maret,

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan -2012 Asesmen Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2012 tercatat 8,21% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2011 yang tercatat

Lebih terperinci

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan III-2005

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan III-2005 3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan III-2005 Laju inflasi IHK pada triwulan III-2005 mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Peningkatan tersebut terutama berasal dari kenaikan

Lebih terperinci

BAB II PROSES PEMULIHAN EKONOMI TAHUN 2003

BAB II PROSES PEMULIHAN EKONOMI TAHUN 2003 BAB II PROSES PEMULIHAN EKONOMI TAHUN 23 Secara ringkas stabilitas moneter dalam tahun 23 tetap terkendali, seperti tercermin dari menguatnya nilai tukar rupiah; menurunnya laju inflasi dan suku bunga;

Lebih terperinci

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Penurunan momentum pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau di periode ini telah diperkirakan sebelumnya setelah mengalami tingkat pertumbuhan

Lebih terperinci

PDB Dunia (rhs) Jan-02 May-02 Sep-02 Jan-03 May-03 Sep-03 Jan-04 May-04 Sep-04 Jan-05 May-05 Sep-05 Jan-06 May-06 Sep-06 Jan-07 May-07 Sep-07 Jan-08 May-08 Sep-08 Jan-09 May-09 Sep-09 Jan-10 May-10 Sep-10

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 2009

Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 2009 Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 2009 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Februari, Maret, Mei, Juni,

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2013

Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2013 Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2013 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Januari, Februari, Maret, Mei,

Lebih terperinci

ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007

ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007 ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Makro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007 Nomor. 02/ A/B.AN/VII/2007 Perkembangan Ekonomi Tahun 2007 Pada APBN 2007 Pemerintah telah menyampaikan indikator-indikator

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter Februari 2006

Tinjauan Kebijakan Moneter Februari 2006 Tinjauan Kebijakan Moneter Februari 2006 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Februari, Maret, Mei, Juni,

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter Agustus 2006

Tinjauan Kebijakan Moneter Agustus 2006 Tinjauan Kebijakan Moneter Agustus 26 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Februari, Maret, Mei, Juni,

Lebih terperinci

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan IV-2007

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan IV-2007 Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan IV-27 3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan IV-27 Kondisi selama triwulan IV-27 menunjukkan perkembangan makroekonomi yang semakin baik dengan stabilitas yang

Lebih terperinci

PROSPEK EKONOMI 2016: PERSPEKTIF LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DESEMBER 2015 FAUZI ICHSAN KEPALA EKSEKUTIF

PROSPEK EKONOMI 2016: PERSPEKTIF LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DESEMBER 2015 FAUZI ICHSAN KEPALA EKSEKUTIF PROSPEK EKONOMI 216: PERSPEKTIF LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DESEMBER 215 FAUZI ICHSAN KEPALA EKSEKUTIF PERKEMBANGAN TERKINI 3Q6 3Q7 3Q8 3Q9 3Q1 3Q11 3Q12 3Q13 3Q14 3Q15 EKONOMI GLOBAL: PERTUMBUHAN EKONOMI

Lebih terperinci

SURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN I Triwulan I Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1%

SURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN I Triwulan I Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1% Triwulan I - 2015 SURVEI PERBANKAN Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1% Secara keseluruhan tahun 2015, optimisme responden terhadap pertumbuhan kredit semakin meningkat. Pada Triwulan

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter Desember 2008

Tinjauan Kebijakan Moneter Desember 2008 Tinjauan Kebijakan Moneter Desember 2008 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Februari, Maret, Mei, Juni,

Lebih terperinci

SURVEI KONSUMEN. September 2006

SURVEI KONSUMEN. September 2006 SURVEI KONSUMEN SURVEI KONSUMEN September 2006 Indeks keyakinan konsumen menunjukkan trend membaik dan pada bulan September 2006 meningkat 3,0 poin. Tingkat harga pada enam bulan mendatang cenderung menurun,

Lebih terperinci

LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001

LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001 REPUBLIK INDONESIA LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001 Dalam tahun 2000 pemulihan ekonomi terus berlangsung. Namun memasuki tahun

Lebih terperinci

SURVEI KONSUMEN. Juli Indeks optimis pesimis periode krisis ekonomi global 0.00

SURVEI KONSUMEN. Juli Indeks optimis pesimis periode krisis ekonomi global 0.00 SURVEI KONSUMEN Juli - 2010 Indeks 150.00 125.00 100.00 75.00 optimis pesimis 50.00 25.00 0.00 periode krisis ekonomi global 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 1 2 3 4 5 6 7 2007 2008 2009 2010 Indeks Keyakinan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TERKINI, TANTANGAN, DAN PROSPEK EKONOMI INDONESIA

PERKEMBANGAN TERKINI, TANTANGAN, DAN PROSPEK EKONOMI INDONESIA PERKEMBANGAN TERKINI, TANTANGAN, DAN PROSPEK EKONOMI INDONESIA RINGKASAN 2 PEREKONOMIAN GLOBAL PEREKONOMIAN DOMESTIK PROSPEK DAN RISIKO KEBIJAKAN BANK INDONESIA 3 PEREKONOMIAN GLOBAL 4 PROSPEK PERTUMBUHAN

Lebih terperinci

Februari 2017 RESEARCH TEAM

Februari 2017 RESEARCH TEAM RESEARCH TEAM RINGKASAN Ekonomi Indonesia tumbuh 4,94% yoy pada kuartal keempat 2016. Angka ini lebih rendah dibandingkan PDB pada kuartal sebelumnya yaitu sebesar 5,02% (yoy). Pada kuartal terakhir ini,

Lebih terperinci

Mempertahankan Soliditas

Mempertahankan Soliditas Hasil Kinerja Semester I 2017 Mempertahankan Soliditas Public Expose 2017 PT Bank Central Asia Tbk Jakarta, 9 Agustus 2017 Daftar Isi Tinjauan Makro Ekonomi halaman Kondisi makro ekonomi 4 Ikhtisar kinerja

Lebih terperinci

DAMPAK KRISIS EKONOMI GLOBAL TERHADAP KONDISI PERBANKAN DAN SEKTOR RIIL DI WILAYAH KERJA KBI KUPANG

DAMPAK KRISIS EKONOMI GLOBAL TERHADAP KONDISI PERBANKAN DAN SEKTOR RIIL DI WILAYAH KERJA KBI KUPANG DAMPAK KRISIS EKONOMI GLOBAL TERHADAP KONDISI PERBANKAN DAN SEKTOR RIIL DI WILAYAH KERJA KBI KUPANG Latar Belakang Krisis ekonomi yang terjadi di Amerika Serikat, ternyata berdampak kepada negara-negara

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN DAN PROFIL RISIKO INDUSTRI JASA KEUANGAN FEBRUARI 2015

PERKEMBANGAN DAN PROFIL RISIKO INDUSTRI JASA KEUANGAN FEBRUARI 2015 PERKEMBANGAN DAN PROFIL RISIKO INDUSTRI JASA KEUANGAN FEBRUARI 2015 Otoritas Jasa Keuangan menilai bahwa secara umum kondisi sektor jasa keuangan domestik masih terjaga, dengan stabilitas yang memadai.

Lebih terperinci

% yoy. Jan*

% yoy. Jan* Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa uari Pertumbuhan Uang Beredar (M2) uari meningkat dibanding ember. Posisi M2 tercatat sebesar Rp4.174,2 T, atau tumbuh 14,3% (yoy), lebih tinggi dibandingkan

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter November 2009

Tinjauan Kebijakan Moneter November 2009 Tinjauan Kebijakan Moneter November 2009 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Februari, Maret, Mei, Juni,

Lebih terperinci

Juni 2017 RESEARCH TEAM

Juni 2017 RESEARCH TEAM RESEARCH TEAM RINGKASAN Ekonomi Indonesia kuartal pertama 2017 tumbuh 5,01% yoy. Angka ini lebih tinggi dibandingkan PDB pada kuartal keempat 2016 sebesar 4,94%(yoy) dan kuartal ketiga 2016 sebesar 4,92%

Lebih terperinci

Kinerja CARLISYA PRO MIXED

Kinerja CARLISYA PRO MIXED 29-Jan-16 NAV: 1,707.101 Total Dana Kelolaan 12,072,920,562.29 - Pasar Uang 0-90% - Deposito Syariah - Efek Pendapatan Tetap 10-90% - Syariah - Efek Ekuitas 10-90% - Ekuitas Syariah 12.37% 48.71% 38.92%

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2006

Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2006 Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2006 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Februari, Maret, Mei, Juni,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN IV 2003

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN IV 2003 Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran Triwulan IV 2003 1 PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN IV 2003 Tim Penulis Laporan Triwulanan IV 2003, Bank Indonesia Sampai

Lebih terperinci

ECONOMIC & DEBT MARKET Daily Report

ECONOMIC & DEBT MARKET Daily Report 1 Februari 1 ECONOMIC & DEBT MARKET Daily Report RESEARCH Data Pasar Hari Kerja Sebelumnya Perubahan Tingkat Suku Bunga dan Kurs Acuan BI Nilai Tukar Rupiah terhadap Mata Uang Utama Dunia Keterangan Hari

Lebih terperinci

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014 Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III 2014 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ...Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakan

Lebih terperinci

SURVEI KONSUMEN. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) terus membaik Harga secara umum diekspektasikan tetap akan meningkat

SURVEI KONSUMEN. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) terus membaik Harga secara umum diekspektasikan tetap akan meningkat SURVEI KONSUMEN SURVEI KONSUMEN Januari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) terus membaik Harga secara umum diekspektasikan tetap akan meningkat Konsumen kembali optimis terhadap membaiknya kondisi ekonomi

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter Februari 2012

Tinjauan Kebijakan Moneter Februari 2012 Tinjauan Kebijakan Moneter Februari 2012 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Januari, Februari, Maret,

Lebih terperinci

Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 15 Jl.

Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 15 Jl. September 2014-1 Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 15 Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350 Telepon

Lebih terperinci

ANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014

ANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014 ANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014 Pendahuluan Akibat dari krisis ekonomi yang dialami Indonesia tahun

Lebih terperinci

Analisa Statistik Uang Beredar (M2) dan Perkembangan Dana, Kredit serta Suku Bunga Perbankan

Analisa Statistik Uang Beredar (M2) dan Perkembangan Dana, Kredit serta Suku Bunga Perbankan Analisa Statistik Uang Beredar (M2) dan Perkembangan Dana, Kredit serta Suku Bunga Perbankan ober Uang Beredar dalam arti luas (M2) yang terdiri dari uang kartal dan dana masyarakat di perbankan, pada

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Vol. 3 No. 3 Triwulanan Juli - September 2017 (terbit November 2017) Triwulan III 2017 ISSN xxx-xxxx e-issn xxx-xxxx KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2017 DAFTAR ISI 2 3 DAFTAR

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter Februari 2013

Tinjauan Kebijakan Moneter Februari 2013 Tinjauan Kebijakan Moneter Februari 2013 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Januari, Februari, Maret,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN APRIL 2002

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN APRIL 2002 REPUBLIK INDONESIA PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN APRIL 2002 Pada bulan April 2002 pemerintah berhasil menjadwal ulang cicilan pokok dan bunga utang luar negeri pemerintah dalam Paris Club

Lebih terperinci

Kinerja CARLISYA PRO SAFE

Kinerja CARLISYA PRO SAFE 29-Jan-16 NAV: (netto) vs per December 2015 () 5.15% 6.92% Total Dana Kelolaan 395,930,218.07 10 0-100% Kinerja - Inflasi (Jan 2016) 0.51% Deskripsi Jan-16 YoY - Inflasi (YoY) 4.14% - BI Rate 7.25% Yield

Lebih terperinci

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan IV-2005

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan IV-2005 Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan IV-2 3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan IV-2 Laju inflasi IHK pada triwulan IV-2 mengalami peningkatan yang tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya.

Lebih terperinci

LAPORAN KEBIJAKAN MONETER

LAPORAN KEBIJAKAN MONETER LAPORAN KEBIJAKAN MONETER Triwulan III 2013 L a p o r a n K e b i j a k a n M o n e t e r 1 L a p o r a n K e b i j a k a n M o n e t e r 2 L a p o r a n K e b i j a k a n M o n e t e r 3 L a p o r a n

Lebih terperinci

KONDISI TRIWULAN I I II III IV I II III IV I

KONDISI TRIWULAN I I II III IV I II III IV I SURVEI PERBANKAN Triwulan I-007 Target pemberian kredit baru pada triwulan II-007 dan tahun 007 diperkirakan masih akan meningkat Hanya 4,0% responden yang menyatakan realisasi kredit baru dalam triwulan

Lebih terperinci