Ikhtisar. Kinerja ekonomi Indonesia menunjukkan. perkembangan. yang membaik. Pada Februari,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Ikhtisar. Kinerja ekonomi Indonesia menunjukkan. perkembangan. yang membaik. Pada Februari,"

Transkripsi

1 Ikhtisar Kinerja ekonomi Indonesia menunjukkan perkembangan yang membaik. Pada Februari, perkembangan harga mencatat deflasi......, nilai tukar yang relatif stabil... Perkembangan beberapa indikator makroekonomi Indonesia sampai dengan Februari 2004 terus membaik. Pengamatan ini didukung oleh inflasi dan suku bunga yang terus turun, nilai tukar yang relatif stabil, serta uang primer yang cukup terkendali. Dengan mempertimbangkan kondisi perekonomian sampai saat ini, prospek ekonomi Indonesia pada 2004 masih sesuai dengan prakiraan awal, yaitu pertumbuhan ekonomi diperkirakan berada pada kisaran 4% - 5%, inflasi akan bergerak turun mencapai kisaran 5,5% plus minus 1%, sedangkan nilai tukar rata-rata akan berada pada kisaran Rp8.200 Rp8.700 per dolar AS. Dengan memperhatikan kondisi dan prospek perekonomian dalam negeri, kebijakan moneter yang akomodatif dan berhati-hati akan tetap diarahkan untuk menjaga kestabilan kondisi makroekonomi. Penurunan suku bunga lebih lanjut akan dilakukan secara berhati-hati dengan laju penurunan yang melambat, serta memperhatikan sasaran inflasi jangka menengah. Selanjutnya, di sisi nilai tukar, Bank Indonesia akan berupaya menjaga stabilitas nilai tukar dengan meningkatkan pemantauan dan pengawasan di bidang transaksi devisa. Perkembangan harga-harga masih mencatat penurunan. Pada Februari 2004, perkembangan harga menunjukkan deflasi 0,02% (m-t-m), lebih rendah dibandingkan inflasi sebesar 0,57% (m-t-m) pada Januari. Secara tahunan, inflasi pada Februari mencapai 4,60%, turun dibandingkan 4,82% pada Januari. Deflasi pada Februari terutama disebabkan oleh penurunan harga pada kelompok bahan makanan (-1,44%, m-t-m) dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga (-0,02%, m-t-m), sedangkan kelompok barang yang lain mencatat inflasi. Beberapa faktor yang ditengarai telah menyebabkan deflasi antara lain relatif stabilnya nilai tukar rupiah, berimbangnya sisi penawaran dan permintaan, serta membaiknya ekspektasi masyarakat terhadap inflasi sejalan dengan membaiknya kondisi perekonomian Indonesia. Nilai tukar rupiah pada Februari 2004 relatif stabil dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Secara rata-rata, nilai tukar rupiah pada Februari masih dalam kisaran Rp8.300 Rp8.500, yaitu ditutup pada Rp8.425 per dolar AS dibandingkan Rp8.386 per dolar AS pada bulan sebelumnya. Sedangkan secara point to point, nilai tukar rupiah sedikit melemah (0,07%) mencapai Rp8.447 per dolar AS dibandingkan posisi Januari. Pergerakan rupiah ini terutama dipengaruhi oleh pergerakan mata uang dunia terhadap AS, masih masuknya aliran devisa jangka pendek ke pasar keuangan dalam negeri, dan adanya sentimen positif atas perekonomian Indonesia sejalan dengan membaiknya perekonomian dalam negeri serta membaiknya peringkat surat berharga Indonesia sehingga mampu menahan laju pelemahan rupiah lebih lanjut. 1

2 Februari 2004 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan..., dan suku bunga yang masih terus turun. Uang primer kembali turun......diiringi oleh penurunan pada M1 dan M2. Secara umum, indikator perbankan terus membaik. Sampai Februari 2004, penurunan suku bunga instrumen moneter masih berlanjut dan diikuti oleh suku bunga perbankan dengan laju yang berbeda. Suku bunga SBI 1 bulan pada Februari mencapai 7,48% dibandingkan 7,86% pada Januari. Sedangkan suku bunga SBI 3 bulan turun 45 bps dari 8,15% pada Januari menjadi 7,70% pada Februari. Pengumuman target volume lelang yang sama dengan volume SBI yang jatuh tempo ditambah dengan kondisi perbankan yang masih mengalami ekses likuiditas tampaknya telah mendorong penurunan suku bunga lebih lanjut. Selanjutnya, penurunan suku bunga simpanan sejalan dengan turunnya suku bunga instrumen moneter yang lebih cepat dibandingkan penurunan suku bunga kredit telah menyebabkan selisih suku bunga simpanan dan kredit semakin besar. Posisi uang primer pada Februari 2004 kembali turun. Sampai dengan akhir Februari, uang primer mencapai Rp142,52 triliun atau lebih rendah dibandingkan posisi Januari sebesar Rp147,04 triliun. Penurunan ini terutama disebabkan oleh pola musiman, yaitu menurunnya uang kartal karena berakhirnya perayaan keagamaan dan akhir tahun. Sementara itu, berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhinya, penurunan uang primer didorong oleh kontraksi neto pada rekening rupiah pemerintah. Berdasarkan perkembangan di atas, posisi test date sementara uang primer pada Februari mencapai Rp139,8 triliun, lebih rendah dibandingkan target indikatifnya sebesar Rp144,9 triliun. Pada Januari 2004, likuiditas perekonomian menunjukkan penurunan, baik untuk M1 maupun M2 dibandingkan posisi Desember Pada Januari 2004, M1 tercatat sebesar Rp216,3 triliun, lebih rendah dibandingkan Desember 2003 sebesar Rp223,8 triliun. Sementara itu, M2 juga menunjukkan penurunan sebesar Rp8,4 triliun menjadi Rp947,3 triliun pada Januari 2004 dibandingkan bulan sebelumnya. Penurunan M2 tersebut disebabkan oleh simpanan berjangka dalam rupiah yang menurun, sementara tabungan mencatat peningkatan. Ditinjau dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, menurunnya aktiva luar negeri bersih, ekspansi rekening pemerintah dan lebih rendahnya posisi kredit rupiah mengakibatkan M2 yang lebih rendah. Sektor perbankan pada 2003 menunjukkan perkembangan yang terus membaik. Beberapa kondisi yang mencerminkan membaiknya kegiatan perbankan antara lain meningkatnya posisi dana pihak ketiga (DPK) dan permodalan bank. Perkembangan ini juga diiringi oleh meningkatnya posisi kredit dan persetujuan kredit baru. Di lain pihak, sepanjang 2003, NIM menunjukkan perkembangan yang terus membaik, namun pada akhir tahun, NIM tercatat menurun. Sementara itu, NPLs tercatat sedikit lebih tinggi, tetapi masih lebih rendah dibandingkan dengan NPLs di beberapa negara ASEAN. 2

3 Perkembangan Ekonomi, Moneter, Dan Perbankan Inflasi, Nilai Tukar, Suku Bunga, Pasar Uang, dan Pasar Modal Perkembangan harga-harga secara umum mencatat deflasi... Setelah mencatat inflasi IHK 0,57% (m-t-m) pada Januari, perkembangan harga pada Februari 2004 mengalami deflasi sebesar 0,02% (m-t-m). Secara tahunan, inflasi masih menunjukkan tren yang terus menurun dari 4,82% pada Januari menjadi 4,60% pada Februari. % y-o-y % m-t-m 16,0 3,0 14,0 2,0 12,0 10,0 1,0 8,0 0,0 6,0 y-o-y m-t-m 4,0-1,0 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt NovDes Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt NovDes Jan Feb Sumber : BPS Grafik 1. Tingkat Inflasi -1,44 Sumbangan Inflasi Transportasi & Komunikasi Kesehatan Perumahan Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau Pendidikan, Rekreasi & Olahraga Sandang -0,02 Bahan Makanan -1,50-0,50 0,50 Sumber : BPS Grafik 2. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang 0,04 0,03 0,12 0,64 0,70...karena deflasi pada kelompok bahan makanan dan pendidikan, rekreasi dan olah raga. Deflasi yang terjadi terutama disumbang oleh penurunan harga kelompok bahan makanan yang mencatat deflasi terendah yaitu sebesar 1,44% (m-t-m), dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga yang mencatat deflasi sebesar 0,02% (m-t-m). Sebaliknya, kelompok barang yang lain menunjukkan inflasi. % (y-o-y) 16,0 14,0 12,0 10,0 8,0 6,0 Headline Exclusion Rp/USD ,0 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb MarApr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Grafik 3. Inflasi Inti Tahunan Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Sumber : Bloomberg Grafik 4. Rata-rata Nilai Tukar Rupiah 3

4 Februari 2004 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Inflasi inti cenderung stabil. Rupiah relatif stabil......namun mampu ditahan oleh sentimen positif dari dalam negeri... Pada Februari 2004, inflasi inti relatif tidak berubah yaitu mencapai 5,99% (y-o-y) dibandingkan 6,02% pada bulan sebelumnya. Penurunan harga yang lebih banyak terjadi pada kelompok bahan makanan menyebabkan inflasi inti tidak banyak mengalami penurunan. Secara umum, perkembangan nilai tukar Rupiah pada Februari relatif stabil, walaupun sedikit melemah pada akhir bulan. Secara rata-rata, nilai tukar pada Februari mencapai Rp8.425/USD, sedikit melemah (0,47%) dibandingkan Januari. Secara point-to-point, nilai tukar Rupiah juga sedikit melemah dari Rp8.441/USD pada Januari menjadi Rp8.447/USD pada Februari. Melemahnya nilai tukar Rupiah diiringi oleh menurunnya volatilitas nilai tukar dari 0,76% menjadi 0,32% (Grafik 5). Pergerakan rupiah pada Februari terutama dipengaruhi oleh pergerakan mata uang dunia terutama Euro terhadap dolar AS berkaitan dengan pertemuan G7 yang membicarakan perkembangan ekonomi global dan kebijakan nilai tukar terhadap dolar AS. Selain itu, sentimen positif dari dalam negeri seperti stabilnya kondisi perekonomian Indonesia serta membaiknya peringkat surat berharga Indonesia dipercaya mampu menahan pelemahan rupiah yang lebih tajam. 5,0 4,5 4,0 3,5 3,0 2,5 2,0 1,5 1,0 0,5 Volatilitas Kurs Rp Rata-rata Volatilitas 0,0 Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Grafik 5. Volatilitas Nilai Tukar Rupiah 17,0 1 Bulan 15,0 3 Bulan 6 Bulan 13,0 12 Bulan 11,0 9,0 7,0 5,0 Jan Feb MarApr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt NovDes Jan Feb Sumber : Bloomberg dan Reuter diolah Grafik 6. Premi SWAP...sedangkan indikator risiko menunjukkan mixed signal. Yield spread antara Yankee bonds dan US T-Notes yang mencerminkan indikator resiko jangka panjang menunjukkan peningkatan dari 205 bps pada Januari menjadi 247 bps pada Februari (Grafik 7). Sementara itu, premi swap sebagai indikator resiko jangka pendek menunjukkan perkembangan yang membaik (lebih rendah) dibandingkan bulan sebelumnya. Pergerakan tersebut tercatat untuk semua tenor (Grafik 6). 4

5 Premi Risiko (bps) Nilai Tukar Rp/USD Premi Risiko 320 (yield spread) Nilai Tukar Apr Mei Mei Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Grafik 7. Premi Resiko dan Kurs Rupiah Indeks Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Sumber :Bloomberg dan CEIC diolah Grafik 8. Real Effective Exchange Rate 87,90 89,10 Indeks REER meningkat. Perkembangan deflasi di luar negeri yang lebih besar dibandingkan deflasi di dalam negeri ditambah nilai tukar rupiah yang relatif stabil telah menyebabkan indeks Real Effective Exchange Rate (REER) pada Februari meningkat menjadi 89,1 (Grafik 8). Di lain pihak, indeks Bilateral Real Exchange Rate (BRER) relatif tidak berubah. Walaupun demikian, indeks BRER ini masih menunjukkan bahwa produk ekspor Indonesia relatif masih kompetitif dilihat dari sisi harga/nilai tukar dibandingkan beberapa negara partner dagang (Grafik 9). Indeks Korea Selatan Indonesia Malaysia Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Sumber : Bloomber, diolah RRC Singapura Thailand Grafik 9. Bilateral Real Exchange Rate SBI 1 BULAN FASBI O/N JIBOR 1 Bulan 7 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Feb Grafik 10. Suku Bunga Instrumen Moneter dan Pasar Uang Suku bunga instrumen moneter masih terus turun... Suku bunga instrumen moneter sampai dengan Februari masih tercatat menurun dibandingkan bulan sebelumnya. SBI 1 bulan turun 38 bps menjadi 7,48%, sedangkan suku bunga SBI 3 bulan turun dari 8,15% pada Januari menjadi 7,70% pada Februari. Suku bunga FASBI masih berada pada level yang sama seperti bulan sebelumnya yaitu 7,75%. Kondisi likuiditas perbankan yang masih berlebih ditambah dengan pengumuman target volume lelang yang sama dengan volume SBI yang jatuh tempo ditengarai sebagai faktor yang mendorong penurunan suku bunga. 5

6 Februari 2004 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Volume PUAB (Triliun Rp) Suku Bunga (%) 3000,0 14,0 2690,7 2500,0 2534,4 2359,0 12,0 2157,9 2280,0 10,0 2000,0 1931,0 1858,4 1799,6 1678,2 1702,8 8,0 1715,2 1500,0 1651,7 1844,0 6,0 1328,2 1000,0 4,0 500,0 0,0 Volume PUAB Pagi Sk. Bunga PUAB Pagi Volume PUAB Sore Sk. Bunga PUAB Sore Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Grafik 11. Rata-rata Suku Bunga PUAB Pagi dan Sore 2,0 0, SBI 1 WA Jam Dep. 1 Dep. 1 CR Dep 1 WA Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Grafik 12. Perkembangan Suku Bunga SBI, Deposito, dan Penjaminan...diiringi oleh penurunan suku bunga PUAB......, dan suku bunga simpanan serta suku bunga kredit perbankan dalam skala yang lebih rendah. Pada Februari, rata-rata suku bunga PUAB pagi dan sore menunjukkan penurunan masing-masing 48 bps dan 26 bps menjadi 7,61% dan 5,85%. (Grafik 11). Rata-rata volume transaksi perdagangan PUAB pagi tercatat meningkat dari Rp1,9 triliun menjadi Rp2,3 triliun, sedangkan rata-rata volume transaksi perdagangan PUAB sore menunjukkan penurunan dari Rp2,5 triliun menjadi Rp2,1 triliun. Tren penurunan suku bunga juga terlihat pada suku bunga simpanan perbankan. Pada Januari 2004, suku bunga deposito 1 bulan turun dari 6,62% menjadi 6,27%, yang juga diiringi oleh penurunan suku bunga tabungan dari 5,14% menjadi 4,91% (Grafik 12). Suku bunga kredit baik untuk Kredit Modal Kerja (KMK), Kredit Investasi (KI), dan Kredit Konsumsi (KK) juga menunjukkan penurunan masingmasing sebesar 8 bps, 24 bps, dan 20 bps menjadi 14,99%, 15,44%, dan 18,49% (Grafik 13). Penurunan suku bunga kredit yang lebih lambat dibandingkan penurunan suku bunga simpanan semakin memperlebar spread di antara kedua suku bunga tersebut Kredit Modal Kerja Kredit Investasi Kredit Konsumsi 15 Jan Feb MarAprMei Jun Jul Ags Sep OktNov Des Jan Feb MarAprMei Jun Jul Ags Sep OktNovDes Jan Grafik 13. Perkembangan Suku Bunga Kredit 2,5 2,19 2,0 1,5 1,0 0,5 0,0-0,5-1,0-1,5 0,51 0,73 Covered Interest Rate Parity -0,06 1,18 0,53-0,21 1,39-0,20 0,17 0,02-0,27 0,26 Trend (Covered Interest Rate Parity) 0,26-0,19-0,02-0,47-0,76-0,57 0,16 0,02 0,63-0,38-0,97 Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Grafik 14. Covered Interest Rate Parity 0,45 0,90 6

7 Covered interest rate parity naik. Penurunan suku bunga domestik yang diiringi oleh penurunan indikator resiko mengakibatkan covered interest parity (CIP) meningkat, 0,30% menjadi 1,25% pada Februari (Grafik 14) 1. IHSG Kapitalisasi IHSG Kapitalisasi (Rp miliar) Jan Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Grafik 15. IHSG dan Kapitalisasi IHSG mencapai titik tertinggi sepanjang sejarah BEJ......diikuti volume transaksi dan nilai perdagangan yang meningkat. Perkembangan beberapa variabel makroekonomi yang membaik, ternyata juga diikuti oleh meningkatnya kinerja bursa saham Jakarta yang tercermin dari kenaikan indeks harga saham gabungan (IHSG). Selama Februari 2004, IHSG sempat mencatat titik tertinggi sepanjang sejarah BEJ yaitu mencapai 794,467 sebelum ditutup pada akhir bulan pada level 761,081. Membaiknya kinerja bursa saham juga diindikasikan oleh meningkatnya kapitalisasi pasar dari Rp501,2 triliun pada Januari menjadi Rp509,3 triliun pada Februari. Dilihat dari sisi transaksi, pada Februari 2004, rata-rata volume transaksi harian meningkat dari 2,47 miliar lembar saham menjadi 3,05 miliar lembar saham. Perkembangan ini diiringi oleh peningkatan nilai rata-rata perdagangan harian menjadi Rp1,2 triliun pada Februari 2004 dari Rp1,1 triliun pada bulan sebelumnya. Rata-rata volume transaksi net beli asing juga meningkat dari Rp91,37 miliar pada Januari menjadi Rp136,59 miliar pada Februari Aksi beli di pasar saham masih terjadi walaupun terbatas terutama untuk saham-saham pertambangan dan saham-saham lapis kedua. Uang Primer Penurunan uang primer masih berlanjut... Sampai dengan akhir Februari 2004, uang primer tercatat sebesar Rp142,52 triliun (13,17%, y-o-y), atau turun Rp4,52 triliun dari posisi akhir Januari. Berdasarkan perkembangan ini, posisi test date sementara uang beredar rata-rata sementara mencapai Rp139,8 triliun, lebih rendah dibandingkan target indikatifnya sebesar Rp144,9 triliun (Grafik 16). Dilihat dari sisi komponennya, menurunnya uang 1 Covered interest rate parity = suku bunga dalam negeri (JIBOR 1 bulan) suku bunga luar negeri (SIBOR 1 bulan) premi swap (1 bulan). 7

8 Februari 2004 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan primer terutama dipengaruhi oleh menurunnya uang kartal sebesar Rp4,53 triliun dibandingkan bulan sebelumnya. Menurunnya uang kartal sesuai dengan pola musimannya dimana uang kartal cenderung masuk kembali ke sektor perbankan setelah berakhirnya perayaan keagamaan dan akhir tahun. Triliun Rp 160,0 155,0 150,0 145,0 140,0 Target Indikatif 135,0 130,0 125,0 Aktual Test Date 120,0 115,0 Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Dec Jan Feb Grafik 16. Uang primer Triliun Rp estimasi (2) = estimasi (1) + error Aktual estimasi (1) = trend+seasonal Jan:I Febi:I Mar :I April :I Mei :I Juni :I Juli :I Ags:I Sepr:I Okt: I Nov:I Des:I Jan:I Febi:I Mar :I April :I Mei :I Juni :I Juli :I Ags:I Sepr:I Okt: I Nov:I Des:I Jan:I Febi:I Grafik 17. Pergerakan Harian Uang Kartal...yang dipengaruhi oleh kontraksi neto rekening rupiah pemerintah. Base Money Statutory reserves shortfall Reserve Money Currency - Currency outside banks - Cash in vaults Comercial Banks Positive Balance at BI of which frozen banks & banks without TPL Private sector Demand Deposits Sementara itu, dilihat dari sisi faktor yang mempengaruhinya, menurunnya uang primer pada Februari terutama disebabkan oleh kontraksi neto rekening rupiah pemerintah sebesar Rp7,52 triliun, yaitu berupa penerimaan pajak, penerbitan obligasi dalam rupiah, dan masuknya setoran BPPN yang lebih besar dibandingkan Tabel 1. Uang Primer dan Faktor yang Mempengaruhinya Januari Februari Mg I Mg II Mg III Mg IV (Miliar Rp) Perubahan Bulanan 147, , , , ,518-4, , , , , ,518-4, , , ,190 98, ,723-4,078 90,619 92,599 88,199 85,369 85,840-4,779 15,182 13,287 12,991 13,081 15, ,744 39,519 40,410 39,414 39, ,494 1,484 1,499 1,385 1, Net International reserves (USD=Rp7000) Net Domestic Assets 1. Net Claims on Central Government 2. Liquidity Support a. IBRA and IBRA Banks b. Non IBRA Banks 3. Liquidity Credit 4. Other Claims 5. Open Market Operations - SBI - FasBI 6. Net Other Items Memorandum item GWM Excess GWM Sumber : Bank Indonesia 167, , , , , ,867-21,427-25,631-29,231-26,338-5,471-3,734-6,607-10,417-3,613-11,257-7, , , , , , , , , , , ,467 7,467 7,467 7,467 7, ,650 13,681 13,652 13,659 13, ,597 2,575 2,595 2,596 2, , , , , ,425 2, , , , , ,691-9,815-32,888-28,505-22,604-32,519-20,734 12,154-74,645-74,113-74,886-75,371-74, ,811 38,460 38,762 38,354 38, , ,

9 pembayaran gaji dan kupon obligasi. Di sisi OPT terjadi ekspansi neto sebesar Rp2,34 triliun, yang disebabkan oleh lebih besarnya ekspansi FASBI yaitu sebesar Rp12,15 triliun dibandingkan kontraksi SBI sebesar Rp9,81 triliun (Tabel 1). NIR menunjukkan ekspansi, sedangkan NDA kontraksi. Perkembangan NIR pada Februari 2004 menunjukkan ekspansi dari USD24,0 miliar pada Januari menjadi USD24,1 miliar. Sementara itu, realisasi NDA juga menunjukkan kontraksi dari negatif Rp20,9 triliun pada Januari menjadi negatif Rp26,3 triliun pada Februari 2004 (Grafik 18 dan 19). Triliun Rp 30,0 20,0 10,0 0,0-10,0-20,0 NDA (adjusted target) -30,0-40,0 NDA (aktual) -50,0 Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Des Jan Feb Grafik 18. Posisi NDA (Miliar USD) 25,0 24,0 23,0 22,0 21,0 20,0 19,0 18,0 NIR (aktual) NIR (adjusted target) Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Des Jan Feb Grafik 19. Posisi NIR Likuiditas Perekonomian M1 dan M2 sedikit lebih rendah Posisi M1 dan M2 pada Januari 2004 sedikit menurun (Tabel 2). M1 mengalami penurunan dari Rp223,8 triliun pada Desember 2003 menjadi Rp216,3 triliun pada Januari 2004 (turun -3,33%, m-t-m), yang disebabkan oleh lebih rendahnya posisi uang kartal dan uang giral. Pada Januari 2004, uang kartal tumbuh 17,66% (y-o-y), sedangkan uang giral tumbuh 20,65% (y-o-y). M2 juga menunjukkan penurunan dari Rp955,7 triliun pada Desember 2003 menjadi Rp947,3 triliun pada Januari 2004 (turun -0,88%, m-t-m), dipengaruhi oleh menurunnya simpanan berjangka dalam rupiah yang tumbuh 4,47% (y-o-y) serta penurunan M1. Selanjutnya, seiring dengan perkembangan inflasi yang terus turun, M1 dan M2 riil masing-masing mencatat pertumbuhan tahunan yang positif sebesar 14,60% dan 3,44% (Grafik 20). 9

10 Februari 2004 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan % y-o-y M1 Riil M2 Riil Pertumbuhan Money Divisia M2 Pertumbuhan M2 Trend Pertumbuhan Divisia Divisia (5) 0 (10) Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep OktNov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep OktNov Des Jan Sumber : Bank Indonesia Grafik 20.Pertumbuhan M1 & M2 Riil Grafik 21. Pertumbuhan Divisia M2 dan M2... dipengaruhi oleh penurunan aktiva luar negeri bersih, ekspansi rekening pemerintah, serta lebih rendahnya kredit. Ditinjau dari faktor-faktor yang mempengaruhi likuiditas perekonomian, aktiva luar negeri bersih menunjukkan penurunan dari Rp271,8 triliun pada Desember 2003 menjadi Rp269,7 triliun pada Januari Selanjutnya, rekening pemerintah kembali mencatat ekspansi sebesar Rp6,3 triliun menjadi Rp486,2 triliun pada Januari Sementara itu, posisi kredit rupiah per Januari 2004 mengalami sedikit penurunan menjadi Rp432,7 triliun pada Januari 2004 dari Rp437,9 triliun pada Desember Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan kredit modal kerja sebesar Rp8,5 triliun, sedangkan kredit investasi dan kredit konsumsi menunjukkan peningkatan. 13,0 2,0 12,0 11,0 1,8 10,0 9,0 1,6 8,0 1,4 7,0 6,0 1,2 5,0 C/DPK (%) APU2 (M2/M0) APU1 (M1/M0) Skala Kanan 4,0 1,0 Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan 2001 Sumber : Bank Indonesia Grafik 22. APU 1, APU 2, dan rasio C/DPK Belum optimalnya proses penciptaan uang oleh sistem perbankan. Angka pengganda uang (APU) M1 nampak cenderung naik walaupun masih sangat marginal, sementara APU M2 secara umum masih cenderung turun walaupun mulai naik pada 2 bulan terakhir. Perkembangan ini diiringi dengan rasio uang kartal terhadap dana pihak ketiga yang masih cukup tinggi, mencerminkan masih belum optimalnya penciptaan uang oleh sistem perbankan (Grafik 22). Sampai dengan awal tahun 2004, pertumbuhan money divisia M2 masih lebih cepat dibandingkan pertumbuhan M2. Perkembangan ini mengindikasikan preferensi masyarakat untuk 10

11 menyimpan dananya dalam bentuk simpanan yang lebih likuid dan jangka pendek masih tinggi, yang juga mencerminkan potensi rencana konsumsi ke depan (Grafik 21). Tabel 2. Perkembangan Uang Beredar Dalam Arti Luas (dalam miliar Rp, posisi) INDIKATOR BESARAN MONETER KOMPONEN M2 M2 Rupiah M1 - Uang Kartal - Uang Giral Uang Kuasi - Uang Kuasi Rupiah = Deposito Rupiah = Tabungan Rupiah - Simpanan Valas (dalam miliar USD) FAKTOR NFA NCG Claims on Business Sector Kredit - Kredit Rupiah - Kredit Valas Lainnya NOI Memorandum Items Nilai Tukar (posisi neraca) Desember Maret Juni September Desember Posisi % y-o-y , , , , , , , , , ,86 15,71 15,44 16,30 16,39 16,44 16,82 4, , , , , , , , , Januari 2004 Sumber : Bank Indonesia Sektor Eksternal Ekspor mengalami penurunan... Mengawali tahun 2004, nilai ekspor Indonesia tercatat sebesar USD5,03 miliar, turun 3,66% dibandingkan Desember Penurunan ini terutama disebabkan oleh lebih rendahnya kinerja ekspor nonmigas yang mencatat nilai USD3,84 miliar pada Januari 2004 dari USD4,06 miliar pada Desember 2003 atau tumbuh negatif 5,44%. Kelompok barang yang menunjukkan penurunan terbesar antara lain kelompok mesin/peralatan mesin dan mesin/pesawat mekanik. Di lain pihak, ekspor migas mencatat peningkatan 2,54% dari USD1,17 miliar menjadi USD1,20 miliar yang terutama disebabkan oleh tingginya pertumbuhan ekspor hasil minyak (15,26%, m-t-m) dan gas (8,29%, m-t-m). Sementara itu, ekspor minyak mentah pada Januari 2004 tercatat sebesar USD0,47 miliar, turun 6,30% (m-t-m) yang disebabkan oleh menurunnya volume ekspor walaupun harga minyak pada Januari 2004 (USD30,97 per barel) tercatat lebih tinggi dibandingkan Desember 2003 (USD30,50 per barel). 11

12 Februari 2004 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Tabel 3. Ekspor Indonesia (Juta USD) Keterangan Total Ekspor Migas Minyak Mentah Hasil Minyak Gas Non Migas Sumber : BPS...demikian juga impor. Nilai FOB % Perubahan % Perubahan % Peran Thd Jan 2003 thd Jan 2004 total Jan Januari Desember Januari Jan - Des Des 2003 Thd Jan , , , ,5-3,66 0,74 100, , , , ,6 2,54-0,03 23,78 438,7 501,2 469, ,0-6,30 7,04 9,33 135,5 85,2 98, ,6 15,26-27,53 1,95 623,3 581,1 629, ,0 8,29 0,96 12, , , , ,9-5,44 0,99 76,22 Impor pada Januari 2004 juga tercatat lebih rendah mencapai USD2,75 miliar atau turun 2,76% dibandingkan kinerja bulan sebelumnya. Penurunan ini dipengaruhi oleh kinerja impor nonmigas yang mencatat pertumbuhan negatif 9,00% atau mencapai USD2,05 miliar. Ditinjau berdasarkan penggunaannya, penurunan impor nonmigas tersebut disebabkan oleh penurunan pada semua kelompok, terutama pada kelompok impor barang modal yang mencatat penurunan sebesar 12,04% (m-t-m) atau mencapai USD3,79 miliar. Sementara itu, impor migas mencatat pertumbuhan yang cukup tinggi yaitu sebesar 21,84% yang disumbang oleh meningkatnya impor minyak mentah dan hasil minyak. Tabel 4. Impor Indonesia (Juta USD) Total Impor Keterangan Migas Minyak Mentah Hasil Minyak Gas Non Migas Sumber : BPS Posisi pinjaman luar negeri meningkat USD435 juta... Nilai CIF % Perubahan % Perubahan % Peran Thd Jan 2004 thd Jan 2004 total Jan Januari Desember Januari Jan - Des Des 2003 Thd Jan , , , ,3-2,76 0,24 100,00 702,4 571,8 696, ,9 21,84-0,81 25,37 388,1 303,8 382, ,5 25,84-1,49 13,92 314,3 268,0 314, ,9 17,31 0,03 11, , , , , ,4-9,00 0,60 74,63 Pada Januari 2004, posisi pinjaman luar negeri Indonesia meningkat USD435 juta dibandingkan Desember 2003 mencapai USD135,29 miliar, yang terdiri dari pinjaman pemerintah sebesar USD81,09 miliar, pinjaman swasta sebesar USD52,43 miliar dan surat-surat berharga yang dimiliki oleh non-residen sebesar USD1,76 miliar. Meningkatnya posisi pinjaman luar negeri Indonesia disebabkan oleh naiknya posisi pinjaman pemerintah sebesar USD992 juta dan posisi pinjaman swasta sebesar USD231 juta dibandingkan posisi bulan sebelumnya. Di lain pihak, posisi kepemilikan surat-surat berharga oleh non-residen menunjukkan penurunan sebesar 1,95% (Tabel 5). 12

13 Pemerintah Swasta Lembaga Keuangan Bank Non Bank Bukan Lembaga Keuangan Surat-Surat Berharga Total * Angka Sementara Tabel 5. Posisi Pinjaman Luar Negeri (Juta USD) Jan Jan Sep Okt Nov Des Jan Sep Okt Nov Des ,sedangkan pembayaran bunga dan pokok tercatat lebih rendah. Pembayaran pinjaman luar negeri Indonesia pada Januari 2004 menunjukkan penurunan dibandingkan Desember Total pembayaran pinjaman luar negeri mencapai USD1,24 miliar, turun 31,29% dibandingkan bulan sebelumnya. Pembayaran cicilan pokok mencapai USD973 juta, yang terdiri dari USD456 juta untuk cicilan pokok pemerintah dan USD224 juta untuk cicilan pokok swasta. Sedangkan pembayaran bunga mencapai USD272 juta, yang terdiri dari pembayaran bunga pemerintah sebesar USD224 juta dan bunga swasta sebesar USD48 juta (Tabel 6). Keterangan Total Pembayaran Pinjaman Luar Negeri / Total External Debt Servicing - Pokok / Principal - Bunga / Interest Tabel 6. Realisasi Pembayaran Pinjaman Luar Negeri Indonesia Total 2002 (Juta USD) Total Jan Mar Jun Sep*) Des*) A. Pemerintah / Government - Pokok / Principal - Bunga / Interest B. Swasta / Private - Pokok / Principal - Bunga / Interest B.1. Lembaga Keuangan - Pokok / Principal - Bunga / Interest 1. Bank - Pokok / Principal - Bunga / Interest 2. Bukan Bank / Non Bank Institutions - Pokok / Principal - Bunga / Interest B.2. Bukan Lembaga Keuangan - Pokok / Principal - Bunga / Interest * Angka Sementara Sumber : Bank Indonesia 13

14 Februari 2004 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Sektor Riil Aktivitas perekonomian terus meningkat didukung oleh membaiknya konsumsi. Sampai dengan Februari 2004, perekonomian Indonesia terus mengalami perkembangan yang positif. Kegiatan konsumsi menunjukkan perkembangan yang meningkat seperti yang tercermin pada meningkatnya angka indeks dari berbagai hasil survei yang diambil. Perkembangan yang sama juga terlihat pada kegiatan investasi. Sementara itu, dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi terutama bersumber dari sektor industri, pertanian, dan perdagangan. Kegiatan konsumsi yang terus tumbuh tercermin pada meningkatnya indeks keyakinan konsumen berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Bank Indonesia. Begitu pula indeks ekspektasi konsumen yang menunjukkan indikasi kegiatan ekonomi yang terus meningkat (Grafik 23). Selanjutnya, survei JETRO yang merupakan survei terhadap sejumlah perusahaan industri Jepang di Indonesia juga menunjukkan perkiraan membaiknya ekspektasi permintaan di Indonesia maupun untuk tujuan ekspor sampai dengan April (Grafik 24). Indeks Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb 2001 Sumber : Bank Indonesia Indeks Keyakinan Konsumen Kondisi Ekonomi Saat Ini Ekspektasi Konsumen optimis pesimis Grafik 23. Survei Konsumen Difussion Index Inventory Harga jual Permintaan: domestik Permintaan:ekspor Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Feb-Apr Sumber : JETRO Grafik 24. Survei JETRO Kegiatan produksi sedikit meningkat... Indeks produksi pada Januari 2004 sedikit meningkat, terutama pada sektor makanan (Grafik 26). Sementara itu, indeks produksi pada sektor tekstil dan kimia relatif tidak menunjukkan perubahan yang berarti. Sejalan dengan perkembangan indeks produksinya, pemakaian kapasitas produksi di sektor tekstil dan makanan sedikit meningkat (Grafik 25). Perkembangan industri tekstil yang relatif tidak berubah ditengarai akibat semakin ketatnya tingkat persaingan dengan adanya pesaing-pesaing baru dari Cina dan Vietnam. 14

15 Total Makanan 80 Tekstil Kimia Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan**) Indeks Total Tekstil Makanan Kimia Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan**) Grafik 25. Utilisasi Kapasitas Produksi Grafik 26. Indeks Produksi Kondisi Perbankan Kinerja perbankan secara umum membaik... Perkembangan sektor perbankan selama 2003 secara umum mencatat perbaikan dibandingkan tahun sebelumnya. Posisi kredit yang terus meningkat disertai dengan peningkatan persetujuan kredit baru diharapkan dapat menjadi indikasi bahwa fungsi intermediasi perbankan akan terus pulih. Posisi dana pihak ketiga (DPK) dan permodalan bank juga mencatat kenaikan. Di lain pihak, non performing loan (NPL) relatif tidak berubah sedangkan net interest margin (NIM) menunjukkan penurunan. Keterangan Total Asset DPK Kredit* SBI NPLs : - Gross (%) - Net (%) NIM Modal Tabel 7. Kondisi Umum Perbankan Banks (Triliun Rp) Jan-03 Feb-03 Mar-03 Apr-03 Mei-03 Jun-03 Jul-03 Ags-03 Sep-03 Okt-03 Nov-03 Jan-04 Feb , , , , , , , , , , , , ,4 835,8 824,6 832,0 833,4 837,8 838,1 846,8 852,2 858,0 863,5 879,4 875,4 888,6 410,3 402,6 411,2 420,5 426,2 428,0 434,1 441,1 447,2 454,2 463,7 475,7 477,19 76,9 96,1 108,8 116,7 111,0 112,7 123,4 125,8 127,8 128,2 131,2 100,8 100,5 8,1 8,4 8,2 8,2 8,2 8,3 8,0 8,3 7,8 7,9 7,8 8,1 8,2 2,1 2,1 1,2 0,6 0,4 1,0 1,2 1,3 1,1 1,3 1,2 1,8 3,0 4,0 3,8 3,6 4,0 4,0 3,9 4,1 4,4 4,5 4,7 4,5 4,9 3,2 93,0 95,5 99,5 98,1 99,5 98,4 99,6 100,0 104,2 106,3 107,8 110,5 110,8 Sumber : Bank Indonesia...tercermin pada peningkatan dana pihak ketiga... Sampai dengan akhir tahun 2003, posisi DPK tercatat sebesar Rp888,6 triliun atau tumbuh 1,5% dibandingkan bulan sebelumnya (Tabel 7). Peningkatan ini terutama disebabkan oleh meningkatnya penghimpunan dana dalam bentuk giro dan tabungan yang masing-masing meningkat sebesar Rp7,5 triliun dan Rp13,9 triliun (Grafik 27). Selanjutnya, pada Desember 2003, persetujuan kredit baru naik 36,1% menjadi Rp25,8 triliun dibandingkan bulan sebelumnya. Namun demikian, realisasi penarikan kredit baru hanya mencapai Rp1,9 triliun yang nampaknya dipengaruhi oleh sikap para debitur yang masih menunggu penurunan suku bunga kredit lebih lanjut (Grafik 28). 15

16 Februari 2004 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Triliun Rp Total DPK (Triliun Rp) Giro Deposito Tabungan Total Jan Feb MarApr Mei Jun Jul Ags Sep Okt NovDes JanFeb MarApr Mei Jun Jul Ags Sep Okt NovDes Grafik 27. Dana Pihak Ketiga Miliar Rp Proporsi (%) Persetujuan Realisasi Proporsi Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Grafik 28. Persetujuan dan Realisasi Kredit Baru 70,0 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0 10,0 0,0..., serta peningkatan posisi kredit. Sementara itu, apabila ditinjau dari jenis kredit yang disalurkan, kredit konsumsi masih memberikan kontribusi yang cukup besar, diikuti oleh kredit investasi dan kredit modal kerja (Grafik 29). Peningkatan kredit konsumsi ini diperkirakan akan terus berlangsung seiring dengan terus tumbuhnya kegiatan konsumsi dan meningkatnya persetujuan kredit baru untuk konsumsi. Kredit Per jenis (Triliun Rp) 250,0 Modal Kerja 200,0 150,0 Investasi Total Kredit (Triliun Rp) 510 Konsumsi ,0 50,0 0,0 Channeling Total Kredit Total Adjst Mar Jun Sep Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Grafik 29. Kredit Rupiah Perbankan Namun NPL perbankan sedikit meningkat yang diiringi oleh menurunnya NIM... Perkembangan NPLs-gross pada Desember 2003 sedikit meningkat mencapai 8,2% dibandingkan 8,1% pada November, sedangkan NPL-net menunjukkan peningkatan yang cukup tinggi dari 1,8% pada November menjadi 3,0% pada Desember (Grafik 30). Walaupun demikian, apabila dibandingkan dengan beberapa negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, dan Filipina, perkembangan NPL di Indonesia masih lebih baik. Selanjutnya, NIM - yang menunjukkan pendapatan perbankan dari selisih perolehan bunga - tercatat sebesar Rp3,2 triliun, lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai Rp4,9 triliun (Grafik 31). 16

17 ...di lain pihak, permodalan tercatat lebih tinggi. Perkembangan indikator perbankan yang lain, yaitu kondisi permodalan, sampai dengan akhir tahun 2003 terus menunjukkan peningkatan, mencapai Rp110,8 triliun, naik 0,3% dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara itu, total asset pada Desember 2003 tercatat menurun mencapai Rp1.068,4 triliun dibandingkan November yang mencapai Rp1.141 triliun. 14,0 12,0 10,0 8,0 6,0 4,0 2,0 kredit (kanan) NPLs (%) (kiri) NPLs Net (%) (kiri) 0,0 0 Jan Feb MarApr Mei Jun Jul Ags Sep Okt NovDes Jan Feb MarApr Mei Jun Jul Ags Sep OktNov Des Grafik 30. Perkembangan NPL Triliun Rp Triliun Rp 5,0 4,5 4,0 3,5 3,0 2,5 2,0 3,82 3,85 4,01 3,95 3,93 3,55 3,66 3,71 3,65 3,78 3,96 4,12 3,30 3,42 3,21 3,38 3,63 3,35 4,39 4,48 4,69 4,47 4,90 Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Grafik 31. Perkembangan Posisi NIM Perbankan 3,20 17

18 Februari 2004 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Prospek Perekonomian Indonesia pada triwulan I-2004 diprakirakan tumbuh 4,2% - 4,7%...,inflasi diprakirakan akan tetap rendah sebesar 5% - 6%......sedangkan ratarata nilai tukar diperkirakan tetap stabil pada kisaran Rp8.300 Rp8.500 per dolar AS. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan I-2004 diprakirakan akan berkisar pada 4,2% - 4,7%. Pertumbuhan ini masih akan didominasi oleh konsumsi, dengan peran ekspor dan investasi yang terus meningkat. Membaiknya konsumsi tercermin pada recana konsumsi untuk 6 12 bulan mendatang dan indeks ekspektasi konsumen yang meningkat. Sementara itu, indikasi peningkatan investasi terlihat dari peningkatan permintaan baik untuk domestik maupun ekspor untuk 3 bulan ke depan. Selanjutnya, untuk keseluruhan tahun 2004, perekonomian diprakirakan akan tumbuh pada kisaran 4,0% - 5,0%. Sejalan dengan prakiraan pertumbuhan ekonomi triwulan I-2004 sebesar 4,2% - 4,7%, inflasi diprakirakan akan tetap rendah dan berada pada batas bawah prakiraan awal triwulan sebesar 5% - 6% (y-o-y). Kecenderungan penurunan inflasi ini dipengaruhi oleh nilai tukar yang relatif stabil serta ekspektasi inflasi yang terus membaik. Selain itu, kemampuan sisi penawaran untuk mengimbangi peningkatan sisi permintaan diharapkan dapat mengurangi tekanan inflasi. Untuk keseluruhan tahun 2004, inflasi diprakirakan akan berada pada kisaran 5,5% plus minus 1%. Rata-rata nilai tukar rupiah pada triwulan I-2004 diperkirakan akan bergerak pada kisaran Rp8.300/USD Rp8.500/USD. Prakiraan ini telah mempertimbangkan balance of risk yang bisa mempengaruhi pergerakan nilai tukar. Beberapa faktor tersebut antara lain faktor fundamental perekonomian yang terus membaik serta adanya potensi masuknya arus masuk modal asing yang berasal dari penerbitan surat berharga oleh korporasi dan pemerintah. 18

19 Indikator Terkini SEKTOR KEUANGAN SUKU BUNGA & SAHAM Suku bunga SBI 1 bln 1) Suku bunga SBI 3 bln 1) Suku bunga deposito 1 bln 2) Suku bunga deposito 3 bln 2) JIBOR satu minggu 2) BEJ Indeks 3) BESARAN MONETER (miliar Rp) Base Money M1(C+D) Uang Kartal (C) Uang giral (D) Broad Money (M2 = C+D+T) Uang kuasi (T) Uang kuasi (Rupiah) Deposito Tabungan Deposito (Valas) M2 - Rupiah Tagihan pada Dunia Usaha Kredit-Bank Umum Jan Feb Mar Jun JulAgs Sep Okt Nov Des Jan Feb ,69 12,24 11,40 9,53 9,10 8,91 8,66 8,48 8,49 8,31 7,86 7,48 12,94 12,68 11,97 10,18 9,18 9,06 8,75 8,43 8,38 8,34 8,15 7,7 12,64 12,35 11,90 10,31 8,95 8,17 7,67 7,47 6,98 6,62 6,27 N,a 13,49 13,15 12,90 11,55 10,65 9,58 8,58 7,96 7,58 7,14 6,68 N,a 12,71 12,30 11,72 9,81 9,25 8,99 8,69 8,56 8,63 8,35 8,16 8, N.a N.a N.a N.a N.a N.a N.a N.a N.a N.a N.a H A R G A IHK bulanan (%) y-y % IHK-makanan bulanan (%) y-y% IHK-Non makanan bulanan (%) y-y% 0,80 0,20-0,23 0,09 0,03 0,84 0,36 0,55 1,01 0,94 0,57-0,02 8,74 7,34 7,12 6,62 5,79 6,38 6,20 6,21 5,33 5,06 4,82 4,60-0,06-0,09-1,11-0,39-0,49 0,03-0,19 0,99 1,39 1,71 0,36 6,14 3,90 4,43 4,66 3,97 4,25 3,70 3,98 1,75 1,60 2,04 1,51 0,42 0,49 0,48 0,42 1,44 0,82 0,22 0,72 0,36 0,68 10,99 10,25 9,34 8,20 7,28 8,04 8,20 7,99 8,26 7,91 7,03 SEKTOR EKSTERNAL Rp/USD (akhir periode, nilai tengah) Ekspor Barang Non migas (f.o.b, juta USD) 4) Impor Barang Non migas (c & f, juta USD) 4) Net International Reserve (juta USD) N.a N.a N.a N.a INDIKATOR KUARTALAN Pertumbuhan PDB (% yoy) Konsumsi Investasi Perubahan Stok Ekspor Impor * angka sementara ** angka sangat sementara *** terdapat penyesuaian data karena adanya pemindahan kredit BBO, BTO dan kredit bermasalah ke AMU-BPPN r) revisi 1) minggu terakhir 2) rata 2 tertimbang 3) penutupan pada akhir periode 4) closed file Sumber : Bank Indonesia, kecuali data pasar modal (BAPEPAM), IHK, ekspor/impor open file dan PDB (BPS) Tw. I Tw. III Tw. IV ,45 3,65 3,97 4,35 4,12 4,64 4,75 5,01 4,26 1,09-0,41 0,68 19,95-46,84-6,14-16,14 2,90 4,04 2,76 6,48 5,45 0,01 0,76 1,78 19

Ikhtisar. Kestabilan ekonomi relatif terjaga.

Ikhtisar. Kestabilan ekonomi relatif terjaga. Ikhtisar Kestabilan ekonomi relatif terjaga. Pada April, laju inflasi masih relatif terkendali......, sementara itu nilai tukar sedikit tertekan namun masih terkendali. Perkembangan berbagai indikator

Lebih terperinci

Ikhtisar. Membaiknya kinerja ekonomi dalam negeri masih dapat dipertahankan.

Ikhtisar. Membaiknya kinerja ekonomi dalam negeri masih dapat dipertahankan. Ikhtisar Membaiknya kinerja ekonomi dalam negeri masih dapat dipertahankan. Pada Maret, laju inflasi masih relatif terkendali......, nilai tukar yang relatif stabil... Perkembangan perekonomian selama

Lebih terperinci

Ikhtisar. Indikator makroekonomi menunjukkan perkembangan yang stabil.

Ikhtisar. Indikator makroekonomi menunjukkan perkembangan yang stabil. Ikhtisar Indikator makroekonomi menunjukkan perkembangan yang stabil. Penurunan laju inflasi terus berlanjut...diikuti dengan kurs yang menguat... Perekonomian Indonesia pada Januari 2004 masih menunjukkan

Lebih terperinci

Ikhtisar. Perkembangan ekonomi masih membaik.

Ikhtisar. Perkembangan ekonomi masih membaik. Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Mei 2004 Ikhtisar Perkembangan ekonomi masih membaik. Laju inflasi Mei lebih rendah dari April......, sementara nilai tukar melemah. Suku bunga relatif stabil.

Lebih terperinci

Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Juni 2005

Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Juni 2005 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Juni IKHTISAR Pertumbuhan ekonomi masih positif. Bulan Juni mencatat inflasi. Nilai tukar rupiah melemah. Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih positif dan

Lebih terperinci

Ikhtisar. Perkembangan ekonomi ditandai oleh kenaikan kegiatan ekonomi. Laju inflasi Juli lebih rendah dari Juni...

Ikhtisar. Perkembangan ekonomi ditandai oleh kenaikan kegiatan ekonomi. Laju inflasi Juli lebih rendah dari Juni... Ikhtisar Perkembangan ekonomi ditandai oleh kenaikan kegiatan ekonomi. Laju inflasi Juli lebih rendah dari Juni......, sementara nilai tukar rupiah menguat. Suku bunga instrumen moneter relatif stabil.

Lebih terperinci

Ikhtisar. Kondisi eksternal masih kondusif dan permintaan domestik masih tinggi.

Ikhtisar. Kondisi eksternal masih kondusif dan permintaan domestik masih tinggi. Ikhtisar Kondisi eksternal masih kondusif dan permintaan domestik masih tinggi. Inflasi menunjukkan peningkatan. Nilai tukar rupiah stabil. Suku bunga instrumen moneter masih stabil. Perkembangan kondisi

Lebih terperinci

Ikhtisar. Perkembangan ekonomi secara umum masih stabil.

Ikhtisar. Perkembangan ekonomi secara umum masih stabil. Ikhtisar Perkembangan ekonomi secara umum masih stabil. Inflasi kembali mengalami penurunan......, nilai tukar rupiah menguat. Suku bunga instrumen moneter relatif stabil. Perkembangan ekonomi makro sampai

Lebih terperinci

Ikhtisar. Perekonomian tahun 2003 relatif stabil dan membaik. Inflasi Desember 2003 menurun dibanding November...

Ikhtisar. Perekonomian tahun 2003 relatif stabil dan membaik. Inflasi Desember 2003 menurun dibanding November... Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Desember Ikhtisar Perekonomian tahun relatif stabil dan membaik. Inflasi Desember menurun dibanding November......diikuti dengan kurs yang masih stabil...

Lebih terperinci

Ikhtisar. Sampai dengan akhir tahun 2004, kestabilan makroekonomi dapat terus dipertahankan. Perkembangan harga pada Desember mencatat inflasi.

Ikhtisar. Sampai dengan akhir tahun 2004, kestabilan makroekonomi dapat terus dipertahankan. Perkembangan harga pada Desember mencatat inflasi. Ikhtisar Sampai dengan akhir tahun 2004, kestabilan makroekonomi dapat terus dipertahankan. Perkembangan harga pada Desember mencatat inflasi. Nilai tukar rupiah cenderung melemah. Sampai dengan akhir

Lebih terperinci

Ikhtisar. Kondisi makro ekonomi dan moneter relatif stabil. Laju inflasi Juni lebih rendah dari Mei...

Ikhtisar. Kondisi makro ekonomi dan moneter relatif stabil. Laju inflasi Juni lebih rendah dari Mei... Ikhtisar Kondisi makro ekonomi dan moneter relatif stabil. Laju inflasi Juni lebih rendah dari Mei......, sementara nilai tukar masih mengalami tekanan. Suku bunga relatif stabil kecuali suku bunga kredit.

Lebih terperinci

Ikhtisar. Ekonomi diperkirakan tumbuh 5% (y-o-y). Perkembangan harga pada bulan Nopember mencatat inflasi.

Ikhtisar. Ekonomi diperkirakan tumbuh 5% (y-o-y). Perkembangan harga pada bulan Nopember mencatat inflasi. Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Nopember Ikhtisar Ekonomi diperkirakan tumbuh 5% (y-o-y). Perkembangan harga pada bulan Nopember mencatat inflasi. Nilai tukar rupiah tetap stabil. Perkembangan

Lebih terperinci

Ikhtisar. Perkembangan makroekonomi masih sesuai dengan proyeksi awal tahun. Perkembangan harga mencatat deflasi. Nilai tukar rupiah stabil.

Ikhtisar. Perkembangan makroekonomi masih sesuai dengan proyeksi awal tahun. Perkembangan harga mencatat deflasi. Nilai tukar rupiah stabil. Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Februari 2005 Ikhtisar Perkembangan makroekonomi masih sesuai dengan proyeksi awal tahun. Perkembangan harga mencatat deflasi. Nilai tukar rupiah stabil.

Lebih terperinci

Ikhtisar. Perkembangan ekonomi sampai dengan Januari masih tetap stabil.

Ikhtisar. Perkembangan ekonomi sampai dengan Januari masih tetap stabil. Ikhtisar Perkembangan ekonomi sampai dengan Januari masih tetap stabil. Bulan Januari mencatat inflasi. Nilai tukar rupiah stabil dan cenderung apresiasi. Sampai bulan Januari 2005, kondisi ekonomi makro

Lebih terperinci

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER 1 1 2 3 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Jan-12 Mar-12 May-12 Jul-12 Sep-12 Nov-12 Jan-13 Mar-13 May-13 Jul-13 Sep-13 Nov-13 Jan-14 Mar-14 May-14 Jul-14 Sep-14 Nov-14 Jan-15 35.0 30.0

Lebih terperinci

Ekonomi, Moneter dan Keuangan

Ekonomi, Moneter dan Keuangan Ekonomi, Moneter dan Keuangan T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r 0 I. TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER Januari 2014 T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t er 1 T i n j a u a n K e b i j a k

Lebih terperinci

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar. aruhi

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar. aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa i Posisi Uang Beredar (M2) pada i tercatat sebesar Rp3.861,7 T, atau tumbuh 13,1% (yoy), meningkat dibandingkan pertumbuhan Mei (10,5%;yoy). Berdasarkan

Lebih terperinci

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan I-2007

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan I-2007 Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan I-27 3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan I-27 Selama triwulan I-27, kondisi moneter menunjukkan tren yang semakin membaik. Perkembangan yang membaik tersebut

Lebih terperinci

1. Tinjauan Umum

1. Tinjauan Umum 1. Tinjauan Umum Perekonomian Indonesia dalam triwulan III-2005 menunjukkan kinerja yang tidak sebaik perkiraan semula, dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan lebih rendah sementara tekanan terhadap

Lebih terperinci

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan IV-2006

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan IV-2006 Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan IV-2006 3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan IV-2006 Kondisi moneter selama triwulan IV-2006 menunjukkan perkembangan yang semakin baik. Hal ini tercermin

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2004

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2004 Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran Triwulan III 2004 185 PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2004 Tim Penulis Laporan Triwulanan III 2004, Bank Indonesia

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN I-2003

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN I-2003 1 PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN I-2003 Tim Penulis Laporan triwulan I-2003, Bank Indonesia Kondisi moneter selama triwulan I-2003 tetap stabil dan terkendali meskipun belum

Lebih terperinci

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan III-2006

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan III-2006 Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan III-26 3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan III-26 Selama triwulan III-26, kondisi moneter menunjukkan ukkan perkembangan yang semakin membaik. Perkembangan

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter Agustus 2005

Tinjauan Kebijakan Moneter Agustus 2005 Tinjauan Kebijakan Moneter Agustus 2005 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Februari, Maret, Mei, Juni,

Lebih terperinci

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran 1 ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran Tim Penulis Laporan Triwulanan, Bank Indonesia I.1

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 127 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER Mei 213 T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r 1 T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r 2 Indeks 17 1 13 1 9 7 Kadin-Roy Morgan AC Nielsen BI BPS Danareksa

Lebih terperinci

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa Desember Uang beredar (M2) Desember tumbuh melambat dibanding ember. Posisi M2 tercatat sebesar Rp4.170,7 T, atau tumbuh 11,8% (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2003

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2003 1 PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2003 Tim Penulis Laporan Triwulanan III 2003, Bank Indonesia Sampai dengan triwulan III-2003, kondisi perekonomian Indonesia masih mengindikasikan

Lebih terperinci

meningkat % (yoy) Feb'15

meningkat % (yoy) Feb'15 Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa ruari Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 (Uang Beredar dalam arti luas) pada ruari meningkat. Pada ruari, posisi M2 tercatat sebesar Rp4.230,7 T,

Lebih terperinci

... BANK INDONESIA I N D O N E S I A B A N K

... BANK INDONESIA I N D O N E S I A B A N K 1 B A N K I N D O N E S I A KINERJA TRIWULAN I-2004 : EVALUASI KEBIJAKAN MONETER, PERBANKAN, DAN SISTEM PEMBAYARAN SERTA ARAH KEBIJAKAN MENDATANG Penyampaian penjelasan ini merupakan salah satu wujud dari

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 263 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi wa April Pertumbuhan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) mengalami akselerasi pada April. Posisi M2 tercatat sebesar Rp5.042,1

Lebih terperinci

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan II-2006

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan II-2006 3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan II-2006 Kondisi moneter pada triwulan II-2006 masih menunjukkan perkembangan yang relatif stabil. Hal ini tercermin dari nilai tukar yang masih menguat, inflasi

Lebih terperinci

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar. aruhi. Nov. Okt. Grafik 1. Pertumbuhan PDB, Uang Beredar, Dana dan Kredit KOMPONEN UANG BEREDAR

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar. aruhi. Nov. Okt. Grafik 1. Pertumbuhan PDB, Uang Beredar, Dana dan Kredit KOMPONEN UANG BEREDAR (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa ember Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 ( dalam arti luas) pada ember mengalami peningkatan. Posisi M2 pada ember tercatat sebesar Rp4.076,3 T, atau tumbuh

Lebih terperinci

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran,Triwulan III - 2005 135 ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2005 Tim Penulis

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter September 2005

Tinjauan Kebijakan Moneter September 2005 Tinjauan Kebijakan Moneter September 2005 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Februari, Maret, Mei, Juni,

Lebih terperinci

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi wa Juli Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 (Uang Beredar dalam arti luas) kembali melambat. Posisi M2 pada akhir Juli tercatat sebesar Rp4.383,0 T, atau

Lebih terperinci

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar Mar Apr'15 % (yoy)

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar Mar Apr'15 % (yoy) Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa il Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 (Uang Beredar dalam arti luas) pada il mengalami perlambatan. Posisi M2 akhir il sebesar Rp4.274,9 T, atau

Lebih terperinci

% (yoy) Feb'15 Mar'15*

% (yoy) Feb'15 Mar'15* Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Memen engar aruhi wa et Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 (Uang Beredar dalam arti luas) pada et mengalami peningkatan. Posisi M2 tercatat Rp4.246,3 T, tumbuh 16,3,

Lebih terperinci

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER November 2013 T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r 1 T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r 2 T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r 3 T i n j a

Lebih terperinci

Tabel Statistik. Tabel 1 Suku Bunga Pasar Uang, Deposito Berjangka, dan Kredit (Persen per Tahun) Tabel Statistik

Tabel Statistik. Tabel 1 Suku Bunga Pasar Uang, Deposito Berjangka, dan Kredit (Persen per Tahun) Tabel Statistik Tabel Statistik Tabel 1 Suku Bunga Pasar Uang, Deposito Berjangka, dan Kredit (Persen per Tahun) Periode Suku Bunga Pasar Uang Antarbank Tingkat Diskonto SBI 1 Suku Bunga Deposito Berjangka * Suku Bunga

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 2011

Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 2011 Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 211 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Januari, Februari, Maret, Mei,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN IV 2003

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN IV 2003 Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran Triwulan IV 2003 1 PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN IV 2003 Tim Penulis Laporan Triwulanan IV 2003, Bank Indonesia Sampai

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2013

Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2013 Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2013 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Januari, Februari, Maret, Mei,

Lebih terperinci

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Memen

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Memen Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Memen engar aruhi wa ember Likuiditas perekonomian M2 (uang beredar dalam arti luas) pada ember tumbuh 8,9% (yoy), lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar 9,2%

Lebih terperinci

% (yoy) Oct'15 Nov'15*

% (yoy) Oct'15 Nov'15* Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa ember Likuiditas perekonomian M2 (Uang Beredar dalam arti luas) pada ember tumbuh sebesar 9,2% (yoy). Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan bulan

Lebih terperinci

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan IV-2007

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan IV-2007 Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan IV-27 3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan IV-27 Kondisi selama triwulan IV-27 menunjukkan perkembangan makroekonomi yang semakin baik dengan stabilitas yang

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter Februari 2006

Tinjauan Kebijakan Moneter Februari 2006 Tinjauan Kebijakan Moneter Februari 2006 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Februari, Maret, Mei, Juni,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN APRIL 2002

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN APRIL 2002 REPUBLIK INDONESIA PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN APRIL 2002 Pada bulan April 2002 pemerintah berhasil menjadwal ulang cicilan pokok dan bunga utang luar negeri pemerintah dalam Paris Club

Lebih terperinci

Kondisi Perekonomian Indonesia

Kondisi Perekonomian Indonesia KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA Kondisi Perekonomian Indonesia Tim Ekonomi Kadin Indonesia 1. Kondisi perekonomian dunia dikhawatirkan akan benar-benar menuju jurang resesi jika tidak segera dilakukan

Lebih terperinci

SURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN I Triwulan I Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1%

SURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN I Triwulan I Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1% Triwulan I - 2015 SURVEI PERBANKAN Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1% Secara keseluruhan tahun 2015, optimisme responden terhadap pertumbuhan kredit semakin meningkat. Pada Triwulan

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter Desember 2008

Tinjauan Kebijakan Moneter Desember 2008 Tinjauan Kebijakan Moneter Desember 2008 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Februari, Maret, Mei, Juni,

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter November 2005

Tinjauan Kebijakan Moneter November 2005 Tinjauan Kebijakan Moneter November 2005 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Februari, Maret, Mei, Juni,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Perbankan sebagai bagian dari sistem keuangan diharapkan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Perbankan sebagai bagian dari sistem keuangan diharapkan dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem Perbankan sebagai bagian dari sistem keuangan diharapkan dapat meningkatkan perannya secara optimal sebagai lembaga intermediasi didalam momentum recovery setelah

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan II 2012 tercatat sebesar 7,25%, mengalami perlambatan dibandingkan

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 2009

Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 2009 Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 2009 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Februari, Maret, Mei, Juni,

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter November 2009

Tinjauan Kebijakan Moneter November 2009 Tinjauan Kebijakan Moneter November 2009 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Februari, Maret, Mei, Juni,

Lebih terperinci

BAB II PROSES PEMULIHAN EKONOMI TAHUN 2003

BAB II PROSES PEMULIHAN EKONOMI TAHUN 2003 BAB II PROSES PEMULIHAN EKONOMI TAHUN 23 Secara ringkas stabilitas moneter dalam tahun 23 tetap terkendali, seperti tercermin dari menguatnya nilai tukar rupiah; menurunnya laju inflasi dan suku bunga;

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Deposito

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter November 2008

Tinjauan Kebijakan Moneter November 2008 Tinjauan Kebijakan Moneter November 2008 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Februari, Maret, Mei, Juni,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN JANUARI 2002

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN JANUARI 2002 REPUBLIK INDONESIA PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN JANUARI 2002 Posisi uang primer pada akhir Januari 2002 menurun menjadi Rp 116,5 triliun atau 8,8% lebih rendah dibandingkan akhir bulan

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2009

Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2009 Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2009 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Februari, Maret, Mei, Juni,

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter Agustus 2006

Tinjauan Kebijakan Moneter Agustus 2006 Tinjauan Kebijakan Moneter Agustus 26 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Februari, Maret, Mei, Juni,

Lebih terperinci

Perkembangan Uang Beredar (M2)

Perkembangan Uang Beredar (M2) Perkembangan Uang Beredar (M2) wa ember Uang Beredar (M2) pada ember tumbuh 12,7, stabil dibanding pertumbuhan ember (12,7%;yoy). M1 tumbuh 5,4 melambat dibanding ember (8,6%;yoy), namun Uang Kuasi tumbuh

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN I 2004

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN I 2004 Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran Triwulan I 2004 1 PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN I 2004 Tim Penulis Laporan Triwulanan I 2004, Bank Indonesia Membaiknya

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN I. Ekonomi Dunia Pertumbuhan ekonomi nasional tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dunia. Sejak tahun 2004, ekonomi dunia tumbuh tinggi

Lebih terperinci

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan III-2005

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan III-2005 3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan III-2005 Laju inflasi IHK pada triwulan III-2005 mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Peningkatan tersebut terutama berasal dari kenaikan

Lebih terperinci

BAB I KONDISI EKONOMI MAKRO TAHUN 2004

BAB I KONDISI EKONOMI MAKRO TAHUN 2004 BAB I KONDISI EKONOMI MAKRO TAHUN 24 Kondisi ekonomi menjelang akhir tahun 24 dapat disimpulkan sebagai berikut. Pertama, sejak memasuki tahun 22 stabilitas moneter membaik yang tercermin dari stabil dan

Lebih terperinci

ECONOMIC & DEBT MARKET Daily Report

ECONOMIC & DEBT MARKET Daily Report 1 Februari 1 ECONOMIC & DEBT MARKET Daily Report RESEARCH Data Pasar Hari Kerja Sebelumnya Perubahan Tingkat Suku Bunga dan Kurs Acuan BI Nilai Tukar Rupiah terhadap Mata Uang Utama Dunia Keterangan Hari

Lebih terperinci

Analisa Statistik Uang Beredar (M2) dan Perkembangan Dana, Kredit serta Suku Bunga Perbankan

Analisa Statistik Uang Beredar (M2) dan Perkembangan Dana, Kredit serta Suku Bunga Perbankan Analisa Statistik Uang Beredar (M2) dan Perkembangan Dana, Kredit serta Suku Bunga Perbankan ober Uang Beredar dalam arti luas (M2) yang terdiri dari uang kartal dan dana masyarakat di perbankan, pada

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter September 2012

Tinjauan Kebijakan Moneter September 2012 Tinjauan Kebijakan Moneter September 2012 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Januari, Februari, Maret,

Lebih terperinci

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI BAB 7 OUTLOOK EKONOMI BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI Perekonomian Gorontalo pada triwulan II- diperkirakan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan I-. Kondisi ini diperkirakan didorong oleh proyeksi kenaikan

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2006

Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2006 Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2006 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Februari, Maret, Mei, Juni,

Lebih terperinci

SURVEI PERBANKAN PERBANKAN SEMAKIN OPTIMIS KREDIT 2015 TUMBUH SEBESAR 17,1%

SURVEI PERBANKAN PERBANKAN SEMAKIN OPTIMIS KREDIT 2015 TUMBUH SEBESAR 17,1% SURVEI PERBANKAN Y jg brg dia TRIWULAN I-2015 PERBANKAN SEMAKIN OPTIMIS KREDIT 2015 TUMBUH SEBESAR 17,1% Secara keseluruhan tahun 2015, optimisme responden terhadap pertumbuhan kredit semakin meningkat.

Lebih terperinci

LAPORAN KEBIJAKAN MONETER

LAPORAN KEBIJAKAN MONETER RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN KEBIJAKAN MONETER Perekonomian Indonesia triwulan IV 2013 dan Januari 2014 menunjukkan kebijakan stabilisasi Bank Indonesia dan Pemerintah sejak pertengahan tahun 2013 mulai

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 245 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 Tim Penulis

Lebih terperinci

Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 15 Jl.

Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 15 Jl. September 2014-1 Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 15 Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350 Telepon

Lebih terperinci

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH Produksi Minyak Mentah Produksi Kondensat Produksi Kendaraan Non Niaga Produksi Kendaraan Niaga Produksi Sepeda Motor Ekspor Besi Baja Ekspor Kayu Lapis Ekspor Kayu Gergajian Penjualan Minyak Diesel Penjualan

Lebih terperinci

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan I-2006

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan I-2006 Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan I-2006 3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan I-2006 Kinerja neraca pembayaran yang mencatat surplus cukup besar telah mendukung penguatan nilai tukar

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter Februari 2013

Tinjauan Kebijakan Moneter Februari 2013 Tinjauan Kebijakan Moneter Februari 2013 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Januari, Februari, Maret,

Lebih terperinci

Kinerja CARLISYA PRO MIXED

Kinerja CARLISYA PRO MIXED 29-Jan-16 NAV: 1,707.101 Total Dana Kelolaan 12,072,920,562.29 - Pasar Uang 0-90% - Deposito Syariah - Efek Pendapatan Tetap 10-90% - Syariah - Efek Ekuitas 10-90% - Ekuitas Syariah 12.37% 48.71% 38.92%

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN II 2004

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN II 2004 Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran Triwulan II 2004 1 PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN II 2004 Tim Penulis Laporan Triwulanan II 2004, Bank Indonesia Selama

Lebih terperinci

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan IV-2005

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan IV-2005 Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan IV-2 3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan IV-2 Laju inflasi IHK pada triwulan IV-2 mengalami peningkatan yang tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya.

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter Februari 2012

Tinjauan Kebijakan Moneter Februari 2012 Tinjauan Kebijakan Moneter Februari 2012 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Januari, Februari, Maret,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan perekonomian suatu negara dan tingkat kesejahteraan penduduk secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TERKINI, TANTANGAN, DAN PROSPEK EKONOMI INDONESIA

PERKEMBANGAN TERKINI, TANTANGAN, DAN PROSPEK EKONOMI INDONESIA PERKEMBANGAN TERKINI, TANTANGAN, DAN PROSPEK EKONOMI INDONESIA RINGKASAN 2 PEREKONOMIAN GLOBAL PEREKONOMIAN DOMESTIK PROSPEK DAN RISIKO KEBIJAKAN BANK INDONESIA 3 PEREKONOMIAN GLOBAL 4 PROSPEK PERTUMBUHAN

Lebih terperinci

Realisasi Asumsi Dasar Ekonomi Makro APBNP 2015

Realisasi Asumsi Dasar Ekonomi Makro APBNP 2015 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nov Des Asumsi Dasar Ekonomi Makro 2015 Asumsi Dasar Ekonomi Makro Tahun 2015 Indikator a. Pertumbuhan ekonomi (%, yoy) 5,7 4,7 *) b. Inflasi (%, yoy) 5,0 3,35

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Vol. 3 No. 3 Triwulanan Juli - September 2017 (terbit November 2017) Triwulan III 2017 ISSN xxx-xxxx e-issn xxx-xxxx KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2017 DAFTAR ISI 2 3 DAFTAR

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Obligasi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI, PROSPEK DAN RISIKO

PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI, PROSPEK DAN RISIKO PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI, PROSPEK DAN RISIKO PEREKONOMIAN GLOBAL PEREKONOMIAN DOMESTIK PROSPEK DAN RISIKO KEBIJAKAN BANK INDONESIA 2 2 PERTUMBUHAN EKONOMI DUNIA TERUS MEMBAIK SESUAI PERKIRAAN... OUTLOOK

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA AGUSTUS 2017 Vol. 3 No. 2 Triwulanan April - Jun 2017 (terbit Agustus 2017) Triwulan II 2017 ISSN 2460-490257 e-issn 2460-598212 KATA PENGANTAR RINGKASAN

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN FEBRUARI 2002

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN FEBRUARI 2002 REPUBLIK INDONESIA PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN FEBRUARI 2002 Kepercayaan masyarakat baik dalam maupun luar negeri masih relatif lemah sebagaimana yang tercermin dari survei yang dilakukan

Lebih terperinci

SURVEI KREDIT PERBANKAN

SURVEI KREDIT PERBANKAN SURVEI KREDIT PERBANKAN TRIWULAN I-2005 Permintaan kredit dan persetujuan pemberian kredit baru pada triwulan I-2005 secara indikatif memperlihatkan peningkatan, namun melambat dibandingkan triwulan sebelumnya.

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Sejak pertengahan tahun 2006, kondisi ekonomi membaik dari ketidakstabilan ekonomi tahun 2005 dan penyesuaian kebijakan fiskal dan moneter yang

Lebih terperinci

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER PANDANGAN GUBERNUR BANK INDONESIA PADA RAPAT KERJA PANITIA ANGGARAN DPR RI MENGENAI LAPORAN SEMESTER I DAN PROGNOSIS SEMESTER II APBN TA 2006 2006 Anggota Dewan yang terhormat, 1. Pertama-tama perkenankanlah

Lebih terperinci

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa Agustus 2015 Likuiditas perekonomian terakselerasi didukung pertumbuhan kredit yang disalurkan perbankan. Posisi uang beredar dalam arti luas (M2) tumbuh

Lebih terperinci

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa uari Likuiditas perekonomian M2 (uang beredar dalam arti luas) pada uari tumbuh 7,7% (yoy). Angka ini lebih rendah dari bulan sebelumnya yang tercatat

Lebih terperinci

ANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014

ANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014 ANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014 Pendahuluan Akibat dari krisis ekonomi yang dialami Indonesia tahun

Lebih terperinci

% yoy. Jan*

% yoy. Jan* Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa uari Pertumbuhan Uang Beredar (M2) uari meningkat dibanding ember. Posisi M2 tercatat sebesar Rp4.174,2 T, atau tumbuh 14,3% (yoy), lebih tinggi dibandingkan

Lebih terperinci