Ikhtisar. Perkembangan ekonomi secara umum masih stabil.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Ikhtisar. Perkembangan ekonomi secara umum masih stabil."

Transkripsi

1 Ikhtisar Perkembangan ekonomi secara umum masih stabil. Inflasi kembali mengalami penurunan......, nilai tukar rupiah menguat. Suku bunga instrumen moneter relatif stabil. Perkembangan ekonomi makro sampai dengan triwulan III-2004 relatif stabil. Pertumbuhan ekonomi (PDB) untuk keseluruhan tahun 2004 diperkirakan akan mendekati batas atas perkiraan awal yaitu pada rentang 4,5%-5% (y-o-y). Perkembangan ini seiring dengan kondisi eksternal yang kondusif dan permintaan domestik yang masih terus meningkat. Namun demikian, masih terbatasnya kapasitas ekonomi dan ketidakseimbangan pola ekspansi ekonomi yang masih didominasi oleh peningkatan konsumsi domestik akan dapat mendorong tekanan kenaikan harga serta mempengaruhi pencapaian target inflasi. Mencermati perkembangan tersebut, Bank Indonesia akan tetap melanjutkan kebijakan moneter yang cenderung ketat (tight bias). Langkah tersebut diperlukan agar pencapaian sasaran inflasi yang rendah dalam jangka menengah dapat terus dipertahankan. Dalam kerangka kebijakan tersebut, upaya penyerapan kelebihan likuiditas secara optimal akan dilanjutkan, dengan tetap memberikan fleksibilitas bagi perubahan suku bunga. Laju inflasi pada bulan September kembali mengalami penurunan dibandingkan dengan bulan Agustus. Inflasi bulan September tercatat sangat rendah, yaitu sebesar 2% (m-t-m), lebih rendah dibandingkan inflasi bulan Agustus yang tercatat 9% (m-t-m). Secara tahunan, inflasi pada bulan September juga menurun sebesar 0,40% dari 6,67% (y-o-y) menjadi 6,27% (y-o-y). Penurunan tersebut sepenuhnya dipengaruhi oleh deflasi pada kelompok bahan makanan sebesar 1,36% yang dapat mengimbangi kenaikan harga yang cukup besar pada kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar serta kelompok sandang. Nilai tukar rupiah pada bulan September menguat dan diiringi dengan volatilitasnya yang menurun. Secara point-to-point rupiah menguat 2,29% menjadi Rp9155/USD. Secara rata-rata, rupiah menguat 0,72% menjadi Rp9180/ USD. Di sisi sentimen, penguatan rupiah antara lain berkaitan dengan pelaksanaan dan hasil pemilu Presiden yang demokratis dan aman serta penjualan obligasi pemerintah yang telah memberikan ekspektasi positif pada rupiah. Sementara itu, permintaan valas tidak mengalami peningkatan yang berarti sehingga tidak memberikan tekanan kepada rupiah. Suku bunga instrumen moneter selama bulan September relatif tidak berubah seiring dengan relatif stabilnya perkembangan ekonomi dan moneter. Stance kebijakan moneter yang tight bias yang diterapkan Bank Indonesia membawa dampak minimal pada pergerakan suku bunga SBI 1 bulan. Dibandingkan bulan sebelumnya, suku bunga SBI 1 bulan hanya meningkat 2 bp pada posisi 7,39%, sedangkan suku bunga SBI 3 bulan masih tetap pada posisi 7,31%. Perkembangan tersebut diikuti oleh stabilnya suku bunga FASBI yaitu sekitar 7,0%. Sejalan dengan perkembangan suku bunga instrumen moneter tersebut, suku bunga deposito 1 dan 3 bulan selama Agustus 2004 sedikit meningkat masing-masing sebesar 2 bp dan 5 bp menjadi 6,28% dan 6,54%. Sementara itu, suku bunga kredit 1

2 September 2004 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan masih mengalami penurunan. Dalam bulan Agustus 2004, suku bunga kredit modal kerja, investasi dan konsumsi masing-masing menurun sebesar 15 bp, 13 bp dan 22 bp menjadi 13,84%, 14,45% dan 17,08%. Uang primer meningkat......demikian pula M2 dan M1. Kinerja perbankan masih positif. Posisi uang primer pada akhir September 2004 meningkat dibandingkan dengan bulan Agustus Posisi uang primer tercatat sebesar Rp175,4 triliun atau meningkat sebesar Rp2,7 triliun dibandingkan bulan Agustus. Berdasarkan pergerakan harian uang primer, posisi sementara test date rata-rata uang primer (GWM 5%) adalah sebesar Rp156,69 triliun atau tumbuh 15,7% (y-o-y). Dilihat dari sisi komponennya, peningkatan uang primer tersebut utamanya bersumber dari meningkatnya saldo positif bank di Bank Indonesia dan uang kartal di masyarakat masing-masing sebesar Rp1,7 triliun dan Rp0,9 triliun. Uang beredar (M1 dan M2) mengalami peningkatan. Posisi M2 pada akhir Agustus 2004 mengalami peningkatan sebesar 0,5% atau Rp5,1 triliun dibandingkan dengan pada bulan Juli sehingga menjadi Rp980,2 triliun. Kenaikan tersebut berasal dari peningkatan uang kuasi dan M1 masing-masing sebesar Rp4,2 triliun dan Rp0,9 trilliun. Sementara itu, posisi M1 (Narrow Money) pada akhir Agustus 2004 juga meningkat sebesar 0,4% atau Rp0,9 triliun menjadi Rp239 triliun. Peningkatan M1 tersebut terutama berasal dari kenaikan uang giral sedangkan uang kartal mengalami penurunan. Peningkatan uang giral di Bank Umum terutama terjadi pada giro milik Pemda Tk. II sebesar Rp1,2 triliun sebagai dampak realisasi dropping dana bagi hasil SDA migas triwulan II 2004 dan giro milik perorangan sebesar Rp1,1 triliun yang terkait dengan pemberian kredit dalam rupiah. Beberapa indikator perbankan selama bulan Agustus masih menunjukkan peningkatan seperti total aset, penyaluran kredit dan Dana Pihak Ketiga (DPK), sedangkan Loan to Deposit Ratio (LDR) dan modal relatif stabil. Total aset selama bulan Agustus meningkat Rp25,2 triliun menjadi Rp1208 triliun dan jumlah kredit yang disalurkan pun meningkat Rp17,3 triliun menjadi Rp547,5 triliun. Selain itu DPK perbankan bulan Agustus meningkat sebesar Rp9,8 triliun menjadi Rp919,3 triliun. Perkembangan ini menyebabkan LDR perbankan sedikit meningkat menjadi 47,9%. Modal perbankan juga sedikit meningkat yaitu sebesar Rp2,1 triliun menjadi Rp109,2 triliun. Kualitas aktiva produktif juga mengalami perbaikan seperti tercermin pada NPL-gross dan NPL-net yang mengalami penurunan masing-masing sebesar 0,3% dan 0,2% menjadi 7,1% dan 2%. Sementara itu, indikator profitabilitas NIM (Net Interest Margin) belum banyak berubah dari posisi bulan sebelumnya.. 2

3 Perkembangan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Inflasi, Nilai Tukar, Suku Bunga, Pasar Uang, dan Pasar Modal Inflasi kembali mengalami penurunan... Bulan September kembali membukukan inflasi yang sangat rendah (2%, m-tm) setelah bulan Agustus mencatat 9% (m-t-m). Dengan perkembangan tersebut, secara tahunan, inflasi pada bulan September juga mengalami penurunan sebesar 0,40% dari 6,67%(y-o-y) menjadi 6,27% (y-o-y). Sementara itu, inflasi s.d. bulan September baru mencapai 3,80%. % y-o-y % m-t-m 16,0 3,0 14,0 2,0 12,0 Transportasi & Komunikasi Kesehatan Perumahan Sumbangan Inflasi 1 1,0 Mkn Jadi, Mnm, Rokok & Temb. 8,0 6,0 y-o-y m-t-m 4,0-1,0 Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Sumber : BPS Grafik 1. Tingkat Inflasi Pendidikan, Rekreasi & Olahraga Sandang Bahan Makanan Sumber : BPS -3,00-2,00-1,00 0 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 Sumber : BPS Grafik 2. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang... terutama berasal dari deflasi kelompok bahan makanan. Penyumbang utama rendahnya inflasi bulan September adalah berasal dari kelompok bahan makanan yang mengalami deflasi sebesar -1,36% (m-t-m). Menurunnya harga kelompok bahan makanan ini dapat meminimalkan kenaikan harga secara keseluruhan di bulan September yang utamanya terjadi pada kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 2,02% (m-t-m), disusul oleh kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,45% (m-t-m) serta kelompok sandang sebesar 0,30% (m-t-m). % y-o-y 16,0 14,0 12,0 1 8,0 6,0 Headline Exclusion Rp/USD ,0 Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Grafik 3. Inflasi Inti Tahunan Sep Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Sumber : Bloomberg Grafik 4. Rata-rata Nilai Tukar Rupiah 3

4 September 2004 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Inflasi inti masih menurun. Rupiah menguat......terutama karena sentimen positif dan belum kuatnya demand valas... Inflasi inti juga menunjukkan penurunan. Inflasi inti bulan September tercatat sebesar 6,5% (y-o-y), lebih rendah 0,21% dibandingkan 6,71% (y-o-y) pada bulan Agustus. Penurunan inflasi inti ini utamanya terkait pengaruh apresiasi nilai tukar rupiah dengan volatilitas yang rendah serta mulai menurunnya dampak passthrough 1 pelemahan nilai tukar rupiah beberapa bulan lalu. Nilai tukar rupiah bulan September secara point-to-point menguat 2,29% dibandingkan bulan Agustus menjadi Rp9155/USD. Demikian pula secara rata-rata, nilai tukar rupiah menguat 0,72% menjadi Rp9180/USD dari Rp9246/USD pada bulan sebelumnya. Selain itu, volatilitas nilai tukar rupiah juga mengalami penurunan sebesar 0,86% dibandingkan 1,23% pada bulan sebelumnya menjadi 0,37% (Grafik 5). Di sisi sentimen, penguatan rupiah lebih disebabkan karena faktor positif dari hasil pemilu Presiden dan peacefull campaign. Sementara itu, dari pasar valas, penjualan obligasi pemerintah (maturity 10 tahun) senilai Rp2,5 triliun pada pertengahan September lalu telah mengurangi likuditas rupiah dan memberikan ekspektasi positif pada nilai tukar rupiah. Aksi borong saham oleh overseas investor di pasar saham sedikit mengalihkan perhatian pelaku pasar valas ke pasar saham. Selain itu, permintaan valas selama bulan September nampak belum begitu kuat sehingga tidak memberikan tekanan kepada rupiah. 5,0 4,5 4,0 3,5 3,0 Volatilitas Kurs Rp Rata-rata 2,5 Volatilitas 2,0 1,5 1,0 0,5 Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep ,0 9,0 7,0 5,0 1 Bulan 3 Bulan 3,0 6 Bulan 12 Bulan 1,0 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Grafik 5. Volatilitas Nilai Tukar Rupiah Grafik 6. Premi SWAP...didukung pula oleh kepercayaan investor yang masih positif. Sementara itu, kepercayaan investor asing terhadap prospek perekonomian Indonesia ke depan terlihat masih positif sebagaimana terlihat dari masih relatif stabilnya indikator risiko jangka panjang (premi swap 6 dan 12 bulan) sedangkan indikator risiko jangka pendek (premi swap 1 dan 3 bulan) sedikit meningkat. Premi swap 6 dan 12 bulan pada bulan September hanya meningkat masing-masing sebesar 30 dan 45 bps menjadi 4,3% dan 4,95% sedangkan premi swap 1 dan 3 bulan meningkat masing-masing sebesar 262 bps dan 107 bps menjadi 3,92% dan 4,27%. Indikasi positif juga nampak dari angka premi risiko yaitu yield spread antara Yankee Bond dengan US T-Notes, yang selama bulan September yang menurun menjadi 145,9 bp (Grafik 6 dan 7). 1 Pengaruh pergerakan nilai tukar rupiah kepada pergerakan harga-harga dalam negeri melalui barang-barang impor. 4

5 Risk Premium (bp) Rp/USD Yield Spread IDR/USD Jan Jan Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Sumber : Bloomberg Grafik 7. Premi Resiko dan Kurs Rupiah Indeks , Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Sumber : CIEC dan blomber (diolah) Grafik 8. Real Effective Exchange Rate Indeks REER dan BRER meningkat. Apresiasi nilai tukar rupiah sedikit mempengaruhi daya saing ekspor Indonesia terhadap negara-negara partner dagang seperti terlihat pada indeks Real Effective Exchange Rate (REER). Indeks REER bulan September sedikit meningkat 0,5 point dari 83,53 pada bulan Agustus menjadi 84,02 (Grafik 8). Selain itu, daya saing Indonesia dengan negara-negara tetangga yang tercermin pada indeks Bilateral Real Exchange Rate (BRER) juga menunjukkan peningkatan. Indeks BRER bulan September meningkat dari 64,69 pada bulan Agustus menjadi 65,31 (Grafik 9). Secara riil daya saing Indonesia masih paling kompetitif dibandingkan negara-negara tetangga seperti Cina, Korea dan Singapore. Indeks Korea Selatan Malaysia Indonesia RRC Singapura Thailand 50 Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Sumber : CEIC dan Bloomber (diolah) Grafik 9. Bilateral Real Exchange Rate SBI 1 Bulan FASBI O/N JIBOR 1 Bulan 6 Jan Feb Mar Apr Jun Jul Ags Sep Okt Des Jan Feb Mar Mei Jun Jul Ags Sep Grafik 10. Suku Bunga Instrumen Moneter dan Pasar Uang Suku bunga instrumen moneter belum berubah... Suku bunga instrumen moneter selama bulan September relatif tidak berubah seiring dengan relatif stabilnya perkembangan ekonomi dan moneter. Suku bunga SBI 1 bulan hanya meningkat 2 bps menjadi 7,37% dibandingkan dengan bulan sebelumnya pada 7,36%, sedangkan suku bunga SBI 3 bulan tetap pada posisi 7,31%. Stabilnya suku bunga SBI tersebut diikuti pula oleh belum berubahnya suku bunga FASBI yaitu pada level 7,0% (Grafik 10). 5

6 September 2004 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Volume Pasar Uang (Miliar Rp) Suku Bunga (%) , ,5 2534, ,7 2523, , , ,0 1972, , , ,2 1831, ,0 1799,6 1651,71702,8 1715,2 1783, , , , , , , , , , ,2 Volume PUAB Pagi Sk. Bunga PUAB Pagi 2037, ,12 Grafik 11. Rata-rata Suku Bunga PUAB Pagi dan Sore 2918,7 12,0 2752, ,4 2078, , , ,23 8,0 2062, ,3 1033,1 Volume PUAB Sore Sk. Bunga PUAB Sore 1727,3 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept ,0 4,0 2, Jam Dep. 1 SBI 1 Bulan Dep 1 WA Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Grafik 12. Perkembangan Suku Bunga SBI, Deposito, dan Penjaminan...demikian pula dengan suku bunga PUAB O/N pagi dan sore......, diikuti menurunnya suku bunga kredit, sementara suku bunga simpanan stabil. Belum berubahnya suku bunga instrumen moneter di atas juga memberikan pengaruh kepada relatif stabilnya rata-rata suku bunga PUAB O/N pagi dan sore selama bulan September. Rata-rata suku bunga PUAB O/N pagi relatif tidak berubah atau hanya meningkat 7 bp dari 6,68% pada bulan Agustus menjadi 6,75% demikian pula rata-rata suku bunga PUAB O/N sore hanya meningkat 20 bp dari 4,93% di bulan Agustus menjadi 5,12% (Grafik 11). Perkembangan ini diikuti oleh relatif rendahnya rata-rata volume transaksi perdagangan PUAB O/ N pagi dan sore. PUAB O/N pagi menurun sebesar Rp0,16 triliun dari Rp2,2 triliun pada bulan Agustus menjadi Rp2,1 triliun sedangkan PUAB O/N sore mencatat kenaikan sebesar Rp0,16 triliun dari Rp2,7 triliun pada bulan Agustus menjadi Rp2,9 triliun. Sejalan dengan perkembangan suku bunga instrumen moneter yang relatif stabil, suku bunga simpanan (deposito 1 dan 3 bulan) relatif belum berubah. Suku bunga deposito 1 dan 3 bulan relatif belum berubah atau hanya meningkat sebesar 2 bps dan 5 bps menjadi 6,28% dan 6,54% (Grafik 12). Di sisi lain, suku bunga tabungan turun 5 bps menjadi 4,35%. Sementara itu, suku bunga kredit masih mengalami penurunan. Selama bulan Agustus, suku bunga kredit konsumsi, modal kerja, dan investasi menurun masing-masing sebesar 22 bps, 15 bps, dan 11 bps menjadi 17,08%, 13,15%, dan 14,45% (Grafik 13). Penurunan yang terjadi pada suku bunga kredit yang diiringi kenaikan suku bunga deposito menyebabkan spread antara suku bunga simpanan dan suku bunga kredit semakin kecil. 6

7 Kredit Modal Kerja Kredit Investasi Kredit Konsumsi Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags 2001 Grafik 13. Perkembangan Suku Bunga Kredit 5,0 4,0 3,0 2,0 1,39 1,18 1,0 0,51 0,73 0,53-1,0-6 Covered Interest Rate Parity Trend (Covered Interest Rate Parity) -0,21 0,17 0, ,26-0,20-0,27-0,19-0,47-0,76-0,57 0,16 2 0,63-0,32-0,84 1,24 0,84 0,30 0,45 0,10-0,33-0,23 Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Grafik 14. Covered Interest Rate Parity 4,44 1,63 Covered interest rate parity masih positif. Covered interest parity (CIP) pada bulan September tercatat masih positif yaitu dari 4,44% bulan Agustus menjadi 1,63% (Grafik 14) 2. Hal tersebut utamanya disebabkan oleh masih cukup tingginya suku bunga JIBOR 1 bulan walaupun premi swap 1 bulan dan suku bunga luar negeri (SIBOR) meningkat masing-masing menjadi 3,92% dan 1,84%. Perkembangan ini menunjukkan bahwa insentif penanaman dana di dalam negeri secara riil masih menarik bagi investor dengan menjanjikan return yang masih positif. IHSG Kapitalisasi IHSG 330 Jan Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sumber : BEJ Grafik 15. IHSG dan Kapitalisasi Kapitalisasi (Rp miliar) IHSG mengalami bullish... Pasar modal dalam bulan September mengalami bullish 3. Pada tanggal 17 September 2004, terjadi pembelian saham oleh pihak asing senilai USD408 juta sehingga mendorong indeks harga saham gabungan (IHSG) mencapai titik tertinggi sepanjang sejarah yaitu 815,486. Secara point to point, IHSG bulan September meningkat sebesar 60,87 point dari 754,704 pada bulan Agustus menjadi 815,582. Hal yang sama juga nampak pada cukup besarnya peningkatan pada kapitalisasi pasar yaitu sebesar Rp41,5 triliun dari Rp514,19 triliun bulan Agustus menjadi Rp555,74 triliun (Grafik 15). Net beli investor asing di bursa terlihat meningkat sebesar Rp564,1 miliar pada saat bullish namun pada akhir bulan net beli investor sedikit menurun. 2 Covered interest rate parity = suku bunga dalam negeri (JIBOR 1 bulan) suku bunga luar negeri (SIBOR 1 bulan) premi swap (1 bulan). 3 Kenaikan indeks saham akibat aksi borong saham yang terjadi dalam waktu singkat. 7

8 September 2004 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan..diikuti pula dengan naiknya nilai perdagangan. Rata-rata nilai transaksi harian di pasar saham pada saat bullish melonjak sebesar Rp10 triliun dari Rp6,9 triliun menjadi Rp17 triliun sedangkan di akhir bulan menurun kembali menjadi Rp5,5 triliun. Perkembangan yang sama nampak pula dari rata-rata volume transaksi harian saat bullish yang sempat meningkat sebesar 12,7 miliar lembar dari 6,9 miliar lembar saham pada akhir bulan Agustus menjadi 19,6 miliar saham namun di akhir bulan rata-rata volume transaksi harian menurun menjadi 5,5 miliar saham. Uang Primer Uang primer meningkat... Posisi uang primer pada akhir September 2004 meningkat sebesar Rp2,6 triliun dibandingkan bulan sebelumnya, menjadi Rp175,35 triliun. Berdasarkan pergerakan harian uang primer, posisi sementara test date rata-rata uang primer dengan menggunakan GWM lama (5%) adalah sebesar Rp156,69 triliun atau tumbuh 15,7% (y-o-y), masih dibawah target indikatif yang ditetapkan sebesar Rp173,87 triliun. Sementara itu, bila menggunakan ketentuan GWM baru (8%), test date sementara uang primer adalah Rp171,47 triliun, masih dibawah target indikatif yang ditetapkan sebesar Rp173,8 triliun (Grafik 16). Dilihat dari sisi komponennya, peningkatan uang primer tersebut utamanya bersumber dari meningkatnya saldo positif bank di BI dan uang kartal di masyarakat masingmasing sebesar Rp1,7 triliun dan Rp0,9 triliun. Triliun Rp 175,0 165,0 155,0 145,0 135,0 125,0 115,0 Target Indikatif Aktual Test Date Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Grafik 16. Uang primer Miliar Rp estimasi (2) = estimasi (1) + error Aktual estimasi (1) = trend+seasonal Jan:I Feb:I Mar:I Apr:I Mei:I Jun:I Jul:I Ags:I Sep:I Okt:I Nov:I Des:I Jan:I Feb:I Mar:I Apr:I Mei:I Jun:I Jul:I Ags:I Sep:I Okt: I Nov:I Des:I Jan:I Feb:I Mar :I Apr:I Mei:I Jun:I Jul:I Agsl:I Sept:I Grafik 17. Pergerakan Harian Uang Kartal...terutama karena ekspansi NCG... Apabila dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, peningkatan uang primer tersebut terutama bersumber dari ekspansi tagihan bersih kepada pemerintah (net claim on central government) sebesar Rp5,1 triliun. 8

9 Uang Primer Uang kertas dan logam yang diedarkan - di masyarakat - di perbankan Giro bank pada Bank Indonesia porsi BBO & Bank tanpa TPL* Giro sektor swasta Tabel 1. Uang Primer dan Faktor yang Mempengaruhinya Ags 2004 September 2004 Mg I Mg II Mg III Mg IV (Miliar Rp) Perubahan Bulanan Cadangan Devisa Bersih (NIR) Aktiva Domestik Bersih 1. Tagihan bersih kepada pemerintah 2. Tagihan pada bank komersial a. Kredit likuiditas b. Tagihan kepada BPPN dan bank non BPPN c. Utang lainnya 3. Tagihan lainnya 4. Operasi Pasar Terbuka - SBI - FASBI 5. Lainnya Bersih (NOI) Memorandum item GWM Kelebihan GWM *TPL = Third Party Liability ,sementara NIR stabil dan NDA meningkat. NIR pada bulan September relatif stabil atau hanya menurun Rp0,6 triliun menjadi Rp165,6 triliun (Grafik 18). Sementara itu, NDA (aktiva domestik bersih) meningkat sebesar Rp3,2 triliun dari Rp6,4 triliun pada bulan Agustus menjadi Rp9,7 triliun (Grafik 19). (Miliar USD) 27,0 26,0 25,0 24,0 23,0 22,0 21,0 2 19,0 18,0 NIR (aktual) NIR (adjusted target) Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Grafik 18. Posisi NDA (Trilliun Rp) NDA (adjusted target) NDA (aktual) Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Grafik 19. Posisi NIR 9

10 September 2004 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Likuiditas Domestik Perkembangan M2 meningkat Posisi M2 pada akhir Agustus 2004 mengalami peningkatan sebesar 0,5% dari Rp5,1 triliun pada bulan Juli menjadi Rp980,2 triliun. Secara tahunan, M2 pada akhir Agustus 2004 tumbuh sebesar 8,3%, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan tahunan bulan sebelumnya, yaitu sebesar 8,1%. Peningkatan ini berasal dari naiknya uang kuasi dan M1 masing-masing sebesar Rp4,2 triliun dan Rp 0,9 triliun. Peningkatan uang kuasi berasal dari naiknya uang kuasi rupiah sebesar Rp3,8 triliun sementara uang kuasi valas hanya meningkat Rp0,4 triliun (Grafik 20). %, y-o-y (5) (10) Jan M1 Riil M2 Riil Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Grafik 20.Pertumbuhan M1 & M2 Riil 25,0 2 15,0 1 5,0 Growth Divisia M2 Growth M2 Poly. (Growth Divisia M2) -5,0 Jan Mei Sep Jan Mei Sep Jan Mei Sep Jan Mei Sep 2001 Grafik 21. Pertumbuhan Divisia dan M2...sejalan dengan peningkatan kredit rupiah kredit valas. Dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, peningkatan M2 tersebut utamanya disebabkan oleh pengharuh ekspansi tagihan perbankan pada sektor swasta (Claim on Business Sector/CBS) sebesar Rp16,4 triliun sehingga posisinya pada akhir Agustus mencapai Rp576,6 triliun. Peningkatan CBS tersebut disebabkan oleh peningkatan kredit rupiah sebesar Rp12,3 triliun dan kredit valas sebesar Rp4,5 triliun. Sementara itu, Net Foreign Assets (NFA) pada bulan Agustus 2004 menurun sebesar Rp0,4 triliun sehingga posisinya mencapai Rp264,7 triliun. Operasi keuangan pemerintah memberikan pengaruh kontraksi pada M2 sebagaimana terlihat pada penurunan Net Claims on Central Government (NCG) sebesar Rp2,2 triliun, sehingga posisinya pada akhir Agustus 2004 tercatat sebesar Rp474,4 triliun (Tabel 2). 10

11 Tabel 2. Perkembangan Uang Beredar Dalam Arti Luas (dalam miliar Rp, posisi) INDIKATOR BESARAN MONETER KOMPONEN M2 M2 Rupiah M1 - Uang Kartal - Uang Giral Uang Kuasi - Uang Kuasi Rupiah = Deposito Rupiah = Tabungan Rupiah - Simpanan Valas (dalam miliar USD) FAKTOR NFA NCG Claims on Business Sector Kredit - Kredit Rupiah - Kredit Valas Lainnya NOI Memorandum Item Nilai Tukar (posisi neraca) Des Jul Ags Sep Des Jan Mei Jun Jul Ags (%,y-o-y) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Indeks money divisia menurun. Peningkatan yang terjadi pada simpanan berjangka menyebabkan indeks money divisia selama bulan Agustus menurun walaupun secara tren masih cenderung meningkat (Grafik 21). Sementara itu, peningkatan yang terjadi pada M2 dan M1 yang lebih besar daripada uang primer menyebabkan proses penciptaan uang mengalami peningkatan seperti yang nampak dari peningkatan M1 (APU 1) dan M2 (APU 2) (Grafik 22). 13,0 2,0 12,0 C/DPK (%) APU2 (M2/M0) 11,0 APU1 (M1/M0) Skala Kanan 1,8 1 9,0 1,6 8,0 1,4 7,0 6,0 1,2 5,0 4,0 1,0 Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Grafik 22. APU 1, APU 2, dan rasio C/DPK 11

12 September 2004 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Sektor Eksternal Total ekspor meningkat... Nilai ekspor Indonesia selama bulan Agustus tercatat sebesar USD5,91 miliar atau meningkat 4,15 % dibandingkan USD5,675 miliar pada bulan Juli (Tabel 3). Peningkatan ini utamanya bersumber dari peningkatan ekspor minyak dan gas sebesar 6,8% dari USD1,23 miliar pada bulan Juli menjadi USD1,31 miliar pada bulan Agustus, sementara ekspor non migas hanya mengalami peningkatan sebesar 3,4% dari USD 4,445 miliar pada bulan Juli menjadi USD4,597 miliar pada bulan Agustus. Sementara itu, nilai ekspor non migas untuk 10 komoditas utama pada Agustus 2004 meningkat 2,09% dibandingkan dengan Juli Peningkatan tertinggi pada ekspor non migas terjadi pada biji, kerak, dan abu logam. Tabel 3. Ekspor Indonesia (Juta USD) Keterangan Total Ekspor Migas Minyak Mentah Hasil Minyak Gas Non Migas Nilai FOB % Perubahan % Perubahan % Peran Thd Ags2004 Thd Jan-Ags Jan-Ags Juli Agustus Jan-Ags Jan-Ags Jul thd , , , ,9 4,15 5, , , , ,7 6,79 7,94 23,12 486,9 509, , ,7 4,62 8,85 9,48 135,8 149, , ,3 10,24-5,43 2,56 607,7 654, , ,7 7,75 10,77 11, , , , ,2 3,42 5,10 76,88 Sumber : BPS... sedangkan total impor menurun. Nilai impor pada bulan Agustus mencapai posisi USD4,02 miliar, menurun USD9 miliar dibandingkan dengan posisi bulan Juli yaitu USD4,11 miliar (Tabel 4). Penurunan ini bersumber dari menurunnya impor non migas dan migas (minyak mentah) masing-masing sebesar USD0,11 miliar dan USD8 menjadi USD2,98 miliar dan USD0,46 miliar. Sementara itu komponen impor migas lainnya yaitu hasil minyak mengalami peningkatan sebesar USD0,11 miliar. Tabel 4. Impor Indonesia (Juta USD) Total Impor Keterangan Migas Minyak Mentah Hasil Minyak Gas Non Migas Nilai CIF % Perubahan % Perubahan % Peran Thd Ags2004 Thd Jan-Ags Jan-Ags Juli Agustus Jan-Ags Jan-Ags Jul thd , , , ,7-2,17 36, , , , ,6 2,74 41,48 24,36 545,5 462, , ,9-15,29 50,22 13,21 463,8 576, , ,1 24,28 32,84 11,13 1,9 0,4 13,2 5,6-78,95-57, , , , ,1-3,77 34,93 75,64 Sumber : BPS 12

13 Posisi pinjaman luar negeri naik USD0,18 miliar... Posisi pinjaman luar negeri Indonesia pada bulan Agustus mencapai USD132,2 miliar, meningkat USD0,18 miliar dibandingkan USD132 miliar posisi bulan Juli (Tabel 5). Peningkatan ini disebabkan oleh naiknya pinjaman LN swasta sebesar USD0,9 miliar menjadi USD52,38 miliar sedangkan pinjaman LN pemerintah relatif tetap yaitu sebesar USD77 miliar pada akhir Agustus Kenaikan pinjaman LN swasta bersumber dari pinjaman lembaga keuangan maupun pinjaman bukan lembaga keuangan yang meningkat masing-masing sebesar USD0,54 miliar dan USD0,40 miliar menjadi USD7,9 miliar dan USD44,4 miliar. Pemerintah Swasta Lembaga Keuangan Bank Non Bank Bukan Lembaga Keuangan Surat-Surat Berharga Total * Angka Sementara Tabel 5. Posisi Pinjaman Luar Negeri (Juta USD) Mar Jun Sep Des Jan Mar Jun Jul Ags*) sementara pembayaran pinjaman LN meningkat. Pembayaran pinjaman luar negeri Indonesia pada bulan Agustus meningkat USD0,1 miliar dibandingkan bulan sebelumnya, sehingga menjadi USD1,53 miliar. Peningkatan tersebut terutama berasal dari meningkatnya pembayaran pokok dan bunga pinjaman LN masing-masing sebesar USD8 miliar dan USD2 miliar menjadi USD1,2 miliar dan USD0,2 miliar. Berdasarkan pemiliknya, peningkatan tersebut disebabkan oleh meningkatnya pembayaran pinjaman LN pemerintah sebesar USD0,17 miliar menjadi USD0,8 miliar sedangkan pembayaran pinjaman LN swasta menurun sebesar USD6 miliar menjadi USD0,72 miliar (Tabel 6). 13

14 September 2004 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Tabel 6. Realisasi Pembayaran Pinjaman Luar Negeri Indonesia (Miliar USD) Total Total Keterangan 2002 Mar Sep Des 2003 Jan Mar Jun Jul Ags* Total Pembayaran Pinjaman Luar Negeri / Total External Debt Servicing - Pokok / Principal - Bunga / Interest A. Pemerintah / Government - Pokok / Principal - Bunga / Interest B. Swasta / Private - Pokok / Principal - Bunga / Interest B.1. Lembaga Keuangan - Pokok / Principal - Bunga / Interest 1. Bank - Pokok / Principal - Bunga / Interest 2. Bukan Bank / Non Bank Institutions - Pokok / Principal - Bunga / Interest B.2. Bukan Lembaga Keuangan - Pokok / Principal - Bunga / Interest * Angka Sementara Sektor Riil Pertumbuhan ekonomi masih stabil......beberapa indikator penawaran membaik. Pertumbuhan ekonomi masih stabil dan konsumsi masih menopang pertumbuhan ekonomi walaupun investasi mulai tumbuh cukup signifikan. Pertumbuhan investasi yang tinggi tersebut secara keseluruhan belum meningkatkan kapasitas ekonomi. Selain itu, ekspor tumbuh terbatas sejalan dengan masih rendahnya kapasitas dan daya saing terkait dengan belum optimalnya investasi sedangkan impor tumbuh cukup tinggi seiring dengan masih tingginya permintaan dalam negeri. Secara sektoral, pertumbuhan positif terjadi hampir di seluruh sektor. Sektor pertanian dan sektor industri pengolahan yang memiliki kontribusi terbesar dalam pertumbuhan ekonomi domestik diperkirakan tumbuh moderat sedangkan sektor transportasi, bangunan dan perdagangan diperkirakan tumbuh cukup tinggi. Keyakinan dunia usaha prospek kegiatan ekonomi ke depan juga meningkat. Hal ini tercermin dari membaiknya beberapa indikator sisi penawaran seperti meningkatnya indeks keyakinan konsumen dan indeks ekspektasi konsumen. Indeks keyakinan konsumen meningkat sebesar 2,2 point dari 98,4 bulan Agustus menjadi 100,7 bulan September demikian pula indeks ekspektasi konsumen meningkat 3,9 point dari 116,4 pada bulan Agustus menjadi 120,2 bulan September (Grafik 23). 14

15 Indeks optimis pesimis Ekspektasi Konsumen Indeks Keyakinan Konsumen Kondisi Ekonomi Saat Ini 4 Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Okt Jan Apr Jul Sep Grafik 23. Survei Konsumen Difussion Indeks Permintaan: domestik Permintaan:ekspor -50 Inventory Harga jual:domestik Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Ags-Sept Grafik 24. Survei JETRO Indeks produksi meningkat namun belum optimal. Survei pada perusahaan Jepang di Indonesia yang dilakukan oleh JETRO juga menunjukkan masih tingginya permintaan domestik dan inventory (Grafik 24). Perkembangan serupa terlihat pula dari naiknya indeks produksi dari 132,47 pada bulan Agustus menjadi 133 bulan September (Grafik 25). Walaupun beberapa indikator sisi penawaran menunjukkan perbaikan namun hal tersebut belum sepenuhnya menggunakan kapasitas produksi yang tersedia. Total utilisasi kapasitas produksi selama September menurun 1,5 point dari 47,84 pada bulan Agustus menjadi 46,34 yang utamanya bersumber dari penurunan pada utilisasi industri kertas, percetakan dan penerbitan serta industri barang dari logam (Grafik 26). indeks Indeks Total Makanan, minuman & Tembakau 40 Tekstil, pak. jadi & kulit Kimia, m. bumi, btbara, karet & plastik Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Grafik 25. Indeks Produksi Total Makanan Tekstil Kimia 0 Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Ags Grafik 26. Utilisasi Kapasitas Produksi 15

16 September 2004 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Kondisi Perbankan Total aset, kredit dan DPK masih membaik... Beberapa indikator perbankan selama bulan Agustus masih menunjukkan peningkatan khususnya total aset, penyaluran kredit dan Dana Pihak Ketiga (DPK) (Tabel 7). Sementara itu LDR dan modal relatif belum banyak berubah. Total aset selama bulan Agustus telah meningkat Rp25,2 triliun dari Rp1183 triliun pada bulan Juli menjadi Rp1208 triliun pada bulan Agustus sementara jumlah kredit yang disalurkan sampai dengan bulan Agustus juga meningkat sebesar Rp17,3 triliun menjadi Rp547,5 triliun (Grafik 28). Selain itu DPK perbankan bulan Agustus meningkat sebesar Rp9,8 triliun dari bulan Juli lalu menjadi Rp919,3 triliun (Grafik 27). Keterangan Total Asset DPK Kredit LDR (%) CAR (%) NPLs : - Gross (%) - Net (%) NIM Modal Tabel 7. Kondisi Umum Perbankan B a n k (Triliun Rp) Des-02 Jan-03 Mar-03 Mei-03 Jul-03 Sep-03 Nov-03 Des-03 Jan-04 Mar-04 Mei-04 Jun-04 Jul-04 Ags , , , , , , , , ,4 1185, ,2 835,8 834,3 838,7 844,1 856,2 866,3 877,8 902,3 889,1 881,6 895,1 912,8 909,5 919,3 410,3 402,6 420,5 428,0 441,1 454,2 475,7 477,2 475,0 485,9 513,4 528,7 530,2 547,5 38,4 37,5 39,7 39,9 40,3 42,0 43,7 43,2 40,1 43,7 45,6 46,4 46,8 47,9 23,0 23,5 24,6 22,8 22,9 19,6 20,5 19,3 23,8 23,5 21,4 20, ,0 8,1 8,4 8,2 8,3 8,3 7,9 8,1 8,2 8,2 7,8 7,8 7,6 7,40 7,1 2,1 2,1 0,6 1,0 1,3 1,3 1,8 3,0 2,8 2,7 2,4 2,1 2,2 2,0 4,0 3,8 4,0 3,9 4,4 4,7 4,9 3,2 5,2 5,7 5,3 5,4 5,4 5,3 93,0 95,5 98,1 98, ,3 110,5 110,8 117,9 120,9 119,8 108,6 107,1 109,2...sementara LDR dan modal relatif tetap. Peningkatan jumlah kredit yang disalurkan yang diimbangi pula oleh meningkatnya DPK telah membuat LDR perbankan pada bulan Agustus meningkat tipis sebesar 1,1% menjadi 47,9%. Sementara itu, modal perbankan hanya meningkat sebesar Rp2,1 triliun menjadi Rp109,2 triliun. Triliun Rp Giro Tabungan Deposito Grafik 27. Dana Pihak Ketiga Total DPK (Triliun Rp) 950 Total Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Ags Miliar Rp Proporsi (%) Persetujuan Realisasi Proporsi 0 Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Grafik 28. Persetujuan dan Realisasi Kredit Baru 16

17 Ketiga tipe kredit meningkat. Peningkatan jumlah kredit di atas, berasal dari naiknya ketiga jenis kredit yaitu kredit modal kerja, kredit konsumsi dan kredit investasi. Kredit modal kerja pada bulan Agustus meningkat sebesar Rp9,9 triliun dari Rp251,29 triliun di bulan Juli menjadi Rp261,22 triliun sementara kredit konsumsi juga meningkat sebesar Rp4,7 triliun dari Rp126,56 triliun pada bulan Juli menjadi Rp131,32 triliun. Kredit investasi di sisi lain hanya meningkat Rp2,1 triliun dari Rp110,55 triliun pada bulan Juli menjadi Rp112,71 triliun (Grafik 29). Kredit Per jenis (Triliun Rp) Modal Kerja Investasi Channeling Total Kredit Total Adjst Total Kredit (Triliun Rp) 600 Konsumsi Mar Jun Sep Des Jan Feb Mar Jun Sep Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Grafik 29. Kredit Rupiah Perbankan Ags NPL-gross dan net membaik. CAR masih stabil. NPL perbankan pada bulan Agustus 2004 masih menunjukkan perbaikan. NPL gross menurun 0,3% dari 7,4% pada bulan Juli menjadi 7,1% demikian pula NPL net menurun sebesar 0,2% dari 2,2% pada bulan Juli menjadi 2% (Grafik 30). Selain itu, posisi NIM (Net Interest Margin) perbankan bulan Agustus relatif belum banyak berubah dari posisi bulan sebelumnya atau hanya menurun 0,1% menjadi 5,3% (Grafik 31). Selanjutnya, kondisi permodalan yang ditunjukkan oleh capital adequacy ratio (CAR) pada bulan Agustus belum berubah dari bulan sebelumnya yaitu tetap pada level sekitar 21%. 14,0 12,0 1 8,0 6,0 kredit (kanan) NPLs (%) (kiri) NPLs Net (%) (kiri) 4,0 2,0 Trilion Rp Jan Mar Mei Juli Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Juli Grafik 30. Perkembangan NPL Triliun Rp 6,0 5,89 5,89 5,5 5,40 5,30 5,20 5,3 5,4 5,0 4,90 4,69 5,10 4,5 4,39 4,48 4,47 4,0 3,82 3,42 3,5 3,30 3,38 3,55 3,66 3,85 4,01 4,12 3,95 3,78 3,963,93 3,71 3,63 3,65 3,21 3,35 3,20 3,0 2,5 2,0 Jan Mar Mei Jul Okt Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Grafik 31. Perkembangan Posisi NIM Perbankan 17

18 September 2004 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Prospek PDB triwulan III-2004 diprediksikan akan mencapai 4,4%- 4,9% (y-o-y)..., inflasi IHK triwulan IV-2004 cenderung meningkat......kurs rupiah triwulan IV-2004 diperkirakan menguat. Pertumbuhan PDB sampai dengan triwulan III diperkirakan masih stabil dan berada pada kisaran 4,4%-4,9% (y-o-y) sementara untuk keseluruhan tahun 2004 diperkirakan akan berada pada batas atas perkiraan semula sebesar 4,5%-5% (y-o-y). Namun demikian, pola pertumbuhan ekonomi diramalkan masih belum berimbang yang ditandai oleh pertumbuhan yang tinggi pada konsumsi. Investasi diperkirakan mulai tumbuh cukup tinggi pada beberapa triwulan terakhir namun secara keseluruhan belum dapat meningkatkan kapasitas ekonomi. Sementara itu, ekspor diproyeksikan tumbuh terbatas sejalan dengan masih rendahnya kapasitas dan daya saing, sedangkan impor masih tumbuh cukup tinggi seiring dengan masih tingginya permintaan domestik. Dari sisi penawaran, kecuali sektor pertambangan, seluruh sektor ekonomi domestik diprakirakan masih tumbuh positif dimana sektor transportasi, bangunan dan perdagangan diperkirakan akan mencatat pertumbuhan cukup tinggi. Inflasi IHK triwulan IV-2004 diperkirakan akan cenderung meningkat. Secara umum inflasi triwulan IV-2004 akan dipengaruhi oleh ekspektasi inflasi, faktor eksternal (imported inflation) dan juga meningkatnya permintaan aggregat yang dipicu oleh faktor musiman bulan Ramadhan, perayaan hari-hari besar keagamaan dan tahun baru. Nilai tukar rupiah pada triwulan IV-2004 diperkirakan menguat terkait dengan sentimen positif terbentuknya pemerintahan baru. Dari sisi fundamental, supply valas yang bersumber dari neraca pembayaran diperkirakan meningkat. Dari sisi sentimen, faktor risiko sosial politik diperkirakan akan semakin membaik pasca Pemilu walaupun patut diwaspadai adanya faktor eksternal yaitu terus berlanjutnya tightening cycle Fedres. Faktor ini diperkirakan masih akan mewarnai pergerakan mata uang dunia termasuk rupiah. 4 Sejak akhir Mei 2004, BPS mengubah tahun dasar PDB dari tahun 1993 menjadi

19 Indikator Terkini SEKTOR KEUANGAN SUKU BUNGA & SAHAM Suku bunga SBI 1 bln 1) Suku bunga SBI 3 bln 1) Suku bunga deposito 1 bln 2) Suku bunga deposito 3 bln 2) JIBOR satu minggu 2) BEJ Indeks 3) BESARAN MONETER (miliar Rp) Base Money M1(C+D) Uang Kartal (C) Uang giral (D) Broad Money (M2 = C+D+T) Uang kuasi (T) Uang kuasi (Rupiah) Deposito Tabungan Deposito (Valas) M2 - Rupiah Tagihan pada Dunia Usaha Kredit-Bank Umum HARGA Inflasi bulanan (%) y-y % Jan Mar Jun Des Feb Mar Jun Ags Sep ,69 11,40 9,53 8,31 7,48 7,42 7,34 7,37 7,39 12,94 11,97 10,18 8,34 7,70 7,33 7,25 7,31 7,31 12,64 11,90 10,31 6,62 5,99 5,86 6,23 6,28 na 13,49 12,90 11,55 7,14 6,38 6,11 6,31 6,54 na 12,71 11,72 9,81 8,35 7,55 7,38 7,15 7,11 7, na na na na na na na na na na na 0,80-0,23 9 0,94-2 0,36 0, ,74 7,12 6,62 5,06 4,60 5,11 6,83 6,67 6,27 SEKTOR EKSTERNAL Rp/USD (akhir periode, nilai tengah) Barang Non migas (f.o.b, juta USD) 4) Impor Barang Non migas (c & f, juta USD) 4) Net International Reserve (juta USD) INDIKATOR KUARTALAN Pertumbuhan PDB (% yoy) Konsumsi Investasi Ekspor Impor na na 21,81 22,68 23,66 24,20 24,10 25,70 23,70 23,75 23,66 Tw. II Tw. IV Tw.I Tw. II *) 3,65 4,35 4,46 4,32 4,64 5,01 6,43 5,35 1,09 0,68 4,24 9,25 4,04 6,48 0,85 3,07 1 1,78 6,54 8,96 * angka BPS berdasarkan tahun dasar 2000 r) revisi 1) minggu terakhir 2) rata 2 tertimbang 3) penutupan pada akhir periode 4) closed file Sumber : Bank Indonesia, kecuali data pasar modal (BAPEPAM), IHK, ekspor/impor dan PDBdari BPSw. I 2004*) 19

Ikhtisar. Kondisi eksternal masih kondusif dan permintaan domestik masih tinggi.

Ikhtisar. Kondisi eksternal masih kondusif dan permintaan domestik masih tinggi. Ikhtisar Kondisi eksternal masih kondusif dan permintaan domestik masih tinggi. Inflasi menunjukkan peningkatan. Nilai tukar rupiah stabil. Suku bunga instrumen moneter masih stabil. Perkembangan kondisi

Lebih terperinci

Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Juni 2005

Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Juni 2005 Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Juni IKHTISAR Pertumbuhan ekonomi masih positif. Bulan Juni mencatat inflasi. Nilai tukar rupiah melemah. Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih positif dan

Lebih terperinci

Ikhtisar. Ekonomi diperkirakan tumbuh 5% (y-o-y). Perkembangan harga pada bulan Nopember mencatat inflasi.

Ikhtisar. Ekonomi diperkirakan tumbuh 5% (y-o-y). Perkembangan harga pada bulan Nopember mencatat inflasi. Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Nopember Ikhtisar Ekonomi diperkirakan tumbuh 5% (y-o-y). Perkembangan harga pada bulan Nopember mencatat inflasi. Nilai tukar rupiah tetap stabil. Perkembangan

Lebih terperinci

Ikhtisar. Perkembangan ekonomi ditandai oleh kenaikan kegiatan ekonomi. Laju inflasi Juli lebih rendah dari Juni...

Ikhtisar. Perkembangan ekonomi ditandai oleh kenaikan kegiatan ekonomi. Laju inflasi Juli lebih rendah dari Juni... Ikhtisar Perkembangan ekonomi ditandai oleh kenaikan kegiatan ekonomi. Laju inflasi Juli lebih rendah dari Juni......, sementara nilai tukar rupiah menguat. Suku bunga instrumen moneter relatif stabil.

Lebih terperinci

Ikhtisar. Sampai dengan akhir tahun 2004, kestabilan makroekonomi dapat terus dipertahankan. Perkembangan harga pada Desember mencatat inflasi.

Ikhtisar. Sampai dengan akhir tahun 2004, kestabilan makroekonomi dapat terus dipertahankan. Perkembangan harga pada Desember mencatat inflasi. Ikhtisar Sampai dengan akhir tahun 2004, kestabilan makroekonomi dapat terus dipertahankan. Perkembangan harga pada Desember mencatat inflasi. Nilai tukar rupiah cenderung melemah. Sampai dengan akhir

Lebih terperinci

Ikhtisar. Perkembangan ekonomi masih membaik.

Ikhtisar. Perkembangan ekonomi masih membaik. Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Mei 2004 Ikhtisar Perkembangan ekonomi masih membaik. Laju inflasi Mei lebih rendah dari April......, sementara nilai tukar melemah. Suku bunga relatif stabil.

Lebih terperinci

Ikhtisar. Perkembangan makroekonomi masih sesuai dengan proyeksi awal tahun. Perkembangan harga mencatat deflasi. Nilai tukar rupiah stabil.

Ikhtisar. Perkembangan makroekonomi masih sesuai dengan proyeksi awal tahun. Perkembangan harga mencatat deflasi. Nilai tukar rupiah stabil. Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Februari 2005 Ikhtisar Perkembangan makroekonomi masih sesuai dengan proyeksi awal tahun. Perkembangan harga mencatat deflasi. Nilai tukar rupiah stabil.

Lebih terperinci

Ikhtisar. Kinerja ekonomi Indonesia menunjukkan. perkembangan. yang membaik. Pada Februari,

Ikhtisar. Kinerja ekonomi Indonesia menunjukkan. perkembangan. yang membaik. Pada Februari, Ikhtisar Kinerja ekonomi Indonesia menunjukkan perkembangan yang membaik. Pada Februari, perkembangan harga mencatat deflasi......, nilai tukar yang relatif stabil... Perkembangan beberapa indikator makroekonomi

Lebih terperinci

Ikhtisar. Perkembangan ekonomi sampai dengan Januari masih tetap stabil.

Ikhtisar. Perkembangan ekonomi sampai dengan Januari masih tetap stabil. Ikhtisar Perkembangan ekonomi sampai dengan Januari masih tetap stabil. Bulan Januari mencatat inflasi. Nilai tukar rupiah stabil dan cenderung apresiasi. Sampai bulan Januari 2005, kondisi ekonomi makro

Lebih terperinci

Ikhtisar. Kondisi makro ekonomi dan moneter relatif stabil. Laju inflasi Juni lebih rendah dari Mei...

Ikhtisar. Kondisi makro ekonomi dan moneter relatif stabil. Laju inflasi Juni lebih rendah dari Mei... Ikhtisar Kondisi makro ekonomi dan moneter relatif stabil. Laju inflasi Juni lebih rendah dari Mei......, sementara nilai tukar masih mengalami tekanan. Suku bunga relatif stabil kecuali suku bunga kredit.

Lebih terperinci

Ikhtisar. Kestabilan ekonomi relatif terjaga.

Ikhtisar. Kestabilan ekonomi relatif terjaga. Ikhtisar Kestabilan ekonomi relatif terjaga. Pada April, laju inflasi masih relatif terkendali......, sementara itu nilai tukar sedikit tertekan namun masih terkendali. Perkembangan berbagai indikator

Lebih terperinci

Ikhtisar. Membaiknya kinerja ekonomi dalam negeri masih dapat dipertahankan.

Ikhtisar. Membaiknya kinerja ekonomi dalam negeri masih dapat dipertahankan. Ikhtisar Membaiknya kinerja ekonomi dalam negeri masih dapat dipertahankan. Pada Maret, laju inflasi masih relatif terkendali......, nilai tukar yang relatif stabil... Perkembangan perekonomian selama

Lebih terperinci

Ikhtisar. Indikator makroekonomi menunjukkan perkembangan yang stabil.

Ikhtisar. Indikator makroekonomi menunjukkan perkembangan yang stabil. Ikhtisar Indikator makroekonomi menunjukkan perkembangan yang stabil. Penurunan laju inflasi terus berlanjut...diikuti dengan kurs yang menguat... Perekonomian Indonesia pada Januari 2004 masih menunjukkan

Lebih terperinci

Ikhtisar. Perekonomian tahun 2003 relatif stabil dan membaik. Inflasi Desember 2003 menurun dibanding November...

Ikhtisar. Perekonomian tahun 2003 relatif stabil dan membaik. Inflasi Desember 2003 menurun dibanding November... Laporan Bulanan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan Desember Ikhtisar Perekonomian tahun relatif stabil dan membaik. Inflasi Desember menurun dibanding November......diikuti dengan kurs yang masih stabil...

Lebih terperinci

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER 1 1 2 3 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Jan-12 Mar-12 May-12 Jul-12 Sep-12 Nov-12 Jan-13 Mar-13 May-13 Jul-13 Sep-13 Nov-13 Jan-14 Mar-14 May-14 Jul-14 Sep-14 Nov-14 Jan-15 35.0 30.0

Lebih terperinci

Ekonomi, Moneter dan Keuangan

Ekonomi, Moneter dan Keuangan Ekonomi, Moneter dan Keuangan T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r 0 I. TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER Januari 2014 T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t er 1 T i n j a u a n K e b i j a k

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2004

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2004 Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran Triwulan III 2004 185 PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2004 Tim Penulis Laporan Triwulanan III 2004, Bank Indonesia

Lebih terperinci

1. Tinjauan Umum

1. Tinjauan Umum 1. Tinjauan Umum Perekonomian Indonesia dalam triwulan III-2005 menunjukkan kinerja yang tidak sebaik perkiraan semula, dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan lebih rendah sementara tekanan terhadap

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 127 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar. aruhi

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar. aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa i Posisi Uang Beredar (M2) pada i tercatat sebesar Rp3.861,7 T, atau tumbuh 13,1% (yoy), meningkat dibandingkan pertumbuhan Mei (10,5%;yoy). Berdasarkan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN I-2003

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN I-2003 1 PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN I-2003 Tim Penulis Laporan triwulan I-2003, Bank Indonesia Kondisi moneter selama triwulan I-2003 tetap stabil dan terkendali meskipun belum

Lebih terperinci

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran,Triwulan III - 2005 135 ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2005 Tim Penulis

Lebih terperinci

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER November 2013 T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r 1 T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r 2 T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r 3 T i n j a

Lebih terperinci

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran 1 ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran Tim Penulis Laporan Triwulanan, Bank Indonesia I.1

Lebih terperinci

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan I-2007

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan I-2007 Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan I-27 3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan I-27 Selama triwulan I-27, kondisi moneter menunjukkan tren yang semakin membaik. Perkembangan yang membaik tersebut

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter Agustus 2005

Tinjauan Kebijakan Moneter Agustus 2005 Tinjauan Kebijakan Moneter Agustus 2005 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Februari, Maret, Mei, Juni,

Lebih terperinci

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER Mei 213 T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r 1 T i n j a u a n K e b i j a k a n M o n e t e r 2 Indeks 17 1 13 1 9 7 Kadin-Roy Morgan AC Nielsen BI BPS Danareksa

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter September 2005

Tinjauan Kebijakan Moneter September 2005 Tinjauan Kebijakan Moneter September 2005 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Februari, Maret, Mei, Juni,

Lebih terperinci

... BANK INDONESIA I N D O N E S I A B A N K

... BANK INDONESIA I N D O N E S I A B A N K 1 B A N K I N D O N E S I A KINERJA TRIWULAN I-2004 : EVALUASI KEBIJAKAN MONETER, PERBANKAN, DAN SISTEM PEMBAYARAN SERTA ARAH KEBIJAKAN MENDATANG Penyampaian penjelasan ini merupakan salah satu wujud dari

Lebih terperinci

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan III-2006

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan III-2006 Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan III-26 3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan III-26 Selama triwulan III-26, kondisi moneter menunjukkan ukkan perkembangan yang semakin membaik. Perkembangan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2003

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2003 1 PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2003 Tim Penulis Laporan Triwulanan III 2003, Bank Indonesia Sampai dengan triwulan III-2003, kondisi perekonomian Indonesia masih mengindikasikan

Lebih terperinci

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar. aruhi. Nov. Okt. Grafik 1. Pertumbuhan PDB, Uang Beredar, Dana dan Kredit KOMPONEN UANG BEREDAR

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar. aruhi. Nov. Okt. Grafik 1. Pertumbuhan PDB, Uang Beredar, Dana dan Kredit KOMPONEN UANG BEREDAR (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa ember Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 ( dalam arti luas) pada ember mengalami peningkatan. Posisi M2 pada ember tercatat sebesar Rp4.076,3 T, atau tumbuh

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 2011

Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 2011 Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 211 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Januari, Februari, Maret, Mei,

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter November 2005

Tinjauan Kebijakan Moneter November 2005 Tinjauan Kebijakan Moneter November 2005 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Februari, Maret, Mei, Juni,

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan II 2012 tercatat sebesar 7,25%, mengalami perlambatan dibandingkan

Lebih terperinci

meningkat % (yoy) Feb'15

meningkat % (yoy) Feb'15 Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa ruari Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 (Uang Beredar dalam arti luas) pada ruari meningkat. Pada ruari, posisi M2 tercatat sebesar Rp4.230,7 T,

Lebih terperinci

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi wa Juli Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 (Uang Beredar dalam arti luas) kembali melambat. Posisi M2 pada akhir Juli tercatat sebesar Rp4.383,0 T, atau

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN II 2004

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN II 2004 Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran Triwulan II 2004 1 PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN II 2004 Tim Penulis Laporan Triwulanan II 2004, Bank Indonesia Selama

Lebih terperinci

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan IV-2006

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan IV-2006 Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan IV-2006 3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan IV-2006 Kondisi moneter selama triwulan IV-2006 menunjukkan perkembangan yang semakin baik. Hal ini tercermin

Lebih terperinci

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa Desember Uang beredar (M2) Desember tumbuh melambat dibanding ember. Posisi M2 tercatat sebesar Rp4.170,7 T, atau tumbuh 11,8% (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan

Lebih terperinci

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar Mar Apr'15 % (yoy)

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar Mar Apr'15 % (yoy) Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa il Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 (Uang Beredar dalam arti luas) pada il mengalami perlambatan. Posisi M2 akhir il sebesar Rp4.274,9 T, atau

Lebih terperinci

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Memen

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Memen Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Memen engar aruhi wa ember Likuiditas perekonomian M2 (uang beredar dalam arti luas) pada ember tumbuh 8,9% (yoy), lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar 9,2%

Lebih terperinci

Inflasi mtm sedikit meningkat, BI Rate Akan Kembali Diturunkan

Inflasi mtm sedikit meningkat, BI Rate Akan Kembali Diturunkan Inflasi mtm sedikit meningkat, BI Rate Akan Kembali Diturunkan Inflasi Akhir semester I 2009 Inflasi sebesar 0,11% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 114,10 terjadi pada penghujung Jun. Inflasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan perekonomian suatu negara dan tingkat kesejahteraan penduduk secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 263 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

Kondisi Perekonomian Indonesia

Kondisi Perekonomian Indonesia KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA Kondisi Perekonomian Indonesia Tim Ekonomi Kadin Indonesia 1. Kondisi perekonomian dunia dikhawatirkan akan benar-benar menuju jurang resesi jika tidak segera dilakukan

Lebih terperinci

% (yoy) Feb'15 Mar'15*

% (yoy) Feb'15 Mar'15* Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Memen engar aruhi wa et Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 (Uang Beredar dalam arti luas) pada et mengalami peningkatan. Posisi M2 tercatat Rp4.246,3 T, tumbuh 16,3,

Lebih terperinci

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi wa April Pertumbuhan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) mengalami akselerasi pada April. Posisi M2 tercatat sebesar Rp5.042,1

Lebih terperinci

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan II-2006

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan II-2006 3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan II-2006 Kondisi moneter pada triwulan II-2006 masih menunjukkan perkembangan yang relatif stabil. Hal ini tercermin dari nilai tukar yang masih menguat, inflasi

Lebih terperinci

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI BAB 7 OUTLOOK EKONOMI BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI Perekonomian Gorontalo pada triwulan II- diperkirakan lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan I-. Kondisi ini diperkirakan didorong oleh proyeksi kenaikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Perbankan sebagai bagian dari sistem keuangan diharapkan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Perbankan sebagai bagian dari sistem keuangan diharapkan dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem Perbankan sebagai bagian dari sistem keuangan diharapkan dapat meningkatkan perannya secara optimal sebagai lembaga intermediasi didalam momentum recovery setelah

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter Agustus 2006

Tinjauan Kebijakan Moneter Agustus 2006 Tinjauan Kebijakan Moneter Agustus 26 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Februari, Maret, Mei, Juni,

Lebih terperinci

% (yoy) Oct'15 Nov'15*

% (yoy) Oct'15 Nov'15* Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar aruhi wa ember Likuiditas perekonomian M2 (Uang Beredar dalam arti luas) pada ember tumbuh sebesar 9,2% (yoy). Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan bulan

Lebih terperinci

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan IV-2007

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan IV-2007 Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan IV-27 3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan IV-27 Kondisi selama triwulan IV-27 menunjukkan perkembangan makroekonomi yang semakin baik dengan stabilitas yang

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter November 2008

Tinjauan Kebijakan Moneter November 2008 Tinjauan Kebijakan Moneter November 2008 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Februari, Maret, Mei, Juni,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN I 2004

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN I 2004 Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran Triwulan I 2004 1 PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN I 2004 Tim Penulis Laporan Triwulanan I 2004, Bank Indonesia Membaiknya

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter Desember 2008

Tinjauan Kebijakan Moneter Desember 2008 Tinjauan Kebijakan Moneter Desember 2008 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Februari, Maret, Mei, Juni,

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2009

Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2009 Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2009 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Februari, Maret, Mei, Juni,

Lebih terperinci

SURVEI KONSUMEN. Juli Indeks optimis pesimis periode krisis ekonomi global 0.00

SURVEI KONSUMEN. Juli Indeks optimis pesimis periode krisis ekonomi global 0.00 SURVEI KONSUMEN Juli - 2010 Indeks 150.00 125.00 100.00 75.00 optimis pesimis 50.00 25.00 0.00 periode krisis ekonomi global 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 1 2 3 4 5 6 7 2007 2008 2009 2010 Indeks Keyakinan

Lebih terperinci

Kinerja CARLISYA PRO SAFE

Kinerja CARLISYA PRO SAFE 29-Jan-16 NAV: (netto) vs per December 2015 () 5.15% 6.92% Total Dana Kelolaan 395,930,218.07 10 0-100% Kinerja - Inflasi (Jan 2016) 0.51% Deskripsi Jan-16 YoY - Inflasi (YoY) 4.14% - BI Rate 7.25% Yield

Lebih terperinci

IV. KINERJA MONETER DAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kinerja Moneter dan Perekonomian Indonesia

IV. KINERJA MONETER DAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kinerja Moneter dan Perekonomian Indonesia IV. KINERJA MONETER DAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA 4.1. Kinerja Moneter dan Perekonomian Indonesia 4.1.1. Uang Primer dan Jumlah Uang Beredar Uang primer atau disebut juga high powered money menjadi sasaran

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter September 2012

Tinjauan Kebijakan Moneter September 2012 Tinjauan Kebijakan Moneter September 2012 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Januari, Februari, Maret,

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 2009

Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 2009 Tinjauan Kebijakan Moneter Juni 2009 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Februari, Maret, Mei, Juni,

Lebih terperinci

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan III-2005

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan III-2005 3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan III-2005 Laju inflasi IHK pada triwulan III-2005 mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Peningkatan tersebut terutama berasal dari kenaikan

Lebih terperinci

Tabel Statistik. Tabel 1 Suku Bunga Pasar Uang, Deposito Berjangka, dan Kredit (Persen per Tahun) Tabel Statistik

Tabel Statistik. Tabel 1 Suku Bunga Pasar Uang, Deposito Berjangka, dan Kredit (Persen per Tahun) Tabel Statistik Tabel Statistik Tabel 1 Suku Bunga Pasar Uang, Deposito Berjangka, dan Kredit (Persen per Tahun) Periode Suku Bunga Pasar Uang Antarbank Tingkat Diskonto SBI 1 Suku Bunga Deposito Berjangka * Suku Bunga

Lebih terperinci

PROSPEK EKONOMI 2016: PERSPEKTIF LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DESEMBER 2015 FAUZI ICHSAN KEPALA EKSEKUTIF

PROSPEK EKONOMI 2016: PERSPEKTIF LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DESEMBER 2015 FAUZI ICHSAN KEPALA EKSEKUTIF PROSPEK EKONOMI 216: PERSPEKTIF LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DESEMBER 215 FAUZI ICHSAN KEPALA EKSEKUTIF PERKEMBANGAN TERKINI 3Q6 3Q7 3Q8 3Q9 3Q1 3Q11 3Q12 3Q13 3Q14 3Q15 EKONOMI GLOBAL: PERTUMBUHAN EKONOMI

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN DAN PROFIL RISIKO INDUSTRI JASA KEUANGAN FEBRUARI 2015

PERKEMBANGAN DAN PROFIL RISIKO INDUSTRI JASA KEUANGAN FEBRUARI 2015 PERKEMBANGAN DAN PROFIL RISIKO INDUSTRI JASA KEUANGAN FEBRUARI 2015 Otoritas Jasa Keuangan menilai bahwa secara umum kondisi sektor jasa keuangan domestik masih terjaga, dengan stabilitas yang memadai.

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter Februari 2006

Tinjauan Kebijakan Moneter Februari 2006 Tinjauan Kebijakan Moneter Februari 2006 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Februari, Maret, Mei, Juni,

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA AGUSTUS 2017 Vol. 3 No. 2 Triwulanan April - Jun 2017 (terbit Agustus 2017) Triwulan II 2017 ISSN 2460-490257 e-issn 2460-598212 KATA PENGANTAR RINGKASAN

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan -2012 Asesmen Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2012 tercatat 8,21% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2011 yang tercatat

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2013

Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2013 Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2013 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Januari, Februari, Maret, Mei,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN APRIL 2002

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN APRIL 2002 REPUBLIK INDONESIA PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN APRIL 2002 Pada bulan April 2002 pemerintah berhasil menjadwal ulang cicilan pokok dan bunga utang luar negeri pemerintah dalam Paris Club

Lebih terperinci

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER PANDANGAN GUBERNUR BANK INDONESIA PADA RAPAT KERJA PANITIA ANGGARAN DPR RI MENGENAI LAPORAN SEMESTER I DAN PROGNOSIS SEMESTER II APBN TA 2006 2006 Anggota Dewan yang terhormat, 1. Pertama-tama perkenankanlah

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2006

Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2006 Tinjauan Kebijakan Moneter Maret 2006 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Februari, Maret, Mei, Juni,

Lebih terperinci

Tinjauan Kebijakan Moneter November 2009

Tinjauan Kebijakan Moneter November 2009 Tinjauan Kebijakan Moneter November 2009 Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) dipublikasikan secara bulanan oleh Bank Indonesia setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada setiap bulan Februari, Maret, Mei, Juni,

Lebih terperinci

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Penurunan momentum pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau di periode ini telah diperkirakan sebelumnya setelah mengalami tingkat pertumbuhan

Lebih terperinci

ANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014

ANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014 ANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014 Pendahuluan Akibat dari krisis ekonomi yang dialami Indonesia tahun

Lebih terperinci

Mempertahankan Soliditas

Mempertahankan Soliditas Hasil Kinerja Semester I 2017 Mempertahankan Soliditas Public Expose 2017 PT Bank Central Asia Tbk Jakarta, 9 Agustus 2017 Daftar Isi Tinjauan Makro Ekonomi halaman Kondisi makro ekonomi 4 Ikhtisar kinerja

Lebih terperinci

Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 15 Jl.

Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 15 Jl. September 2014-1 Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 15 Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350 Telepon

Lebih terperinci

ECONOMIC & DEBT MARKET Daily Report

ECONOMIC & DEBT MARKET Daily Report 1 Februari 1 ECONOMIC & DEBT MARKET Daily Report RESEARCH Data Pasar Hari Kerja Sebelumnya Perubahan Tingkat Suku Bunga dan Kurs Acuan BI Nilai Tukar Rupiah terhadap Mata Uang Utama Dunia Keterangan Hari

Lebih terperinci

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Di awal tahun 2009, imbas krisis finansial global terhadap perekonomian Kepulauan Riau dirasakan semakin intens. Laju pertumbuhan ekonomi memasuki zona negatif dengan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Deposito

Lebih terperinci

BAB I KONDISI EKONOMI MAKRO TAHUN 2004

BAB I KONDISI EKONOMI MAKRO TAHUN 2004 BAB I KONDISI EKONOMI MAKRO TAHUN 24 Kondisi ekonomi menjelang akhir tahun 24 dapat disimpulkan sebagai berikut. Pertama, sejak memasuki tahun 22 stabilitas moneter membaik yang tercermin dari stabil dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan tersebut muncul dari faktor internal maupun faktor eksternal. Namun saat ini, permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi makro, maka dari itu kondisi ekonomi makro yang stabil dan baik

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi makro, maka dari itu kondisi ekonomi makro yang stabil dan baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi pasar modal yang mengalami pasang surut memberikan tanda bahwa kegiatan di pasar modal memiliki hubungan yang erat dengan keadaan ekonomi makro, maka

Lebih terperinci

PDB Dunia (rhs) Jan-02 May-02 Sep-02 Jan-03 May-03 Sep-03 Jan-04 May-04 Sep-04 Jan-05 May-05 Sep-05 Jan-06 May-06 Sep-06 Jan-07 May-07 Sep-07 Jan-08 May-08 Sep-08 Jan-09 May-09 Sep-09 Jan-10 May-10 Sep-10

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI, PROSPEK DAN RISIKO

PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI, PROSPEK DAN RISIKO PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI, PROSPEK DAN RISIKO PEREKONOMIAN GLOBAL PEREKONOMIAN DOMESTIK PROSPEK DAN RISIKO KEBIJAKAN BANK INDONESIA 2 2 PERTUMBUHAN EKONOMI DUNIA TERUS MEMBAIK SESUAI PERKIRAAN... OUTLOOK

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH Perbankan Aceh PERKEMBANGAN PERBANKAN DI ACEH KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. ACEH TRIWULAN 4-2012 45 Perkembangan Perbankan Aceh Kinerja perbankan (Bank

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Investasi merupakan suatu daya tarik bagi para investor karena dengan

I. PENDAHULUAN. Investasi merupakan suatu daya tarik bagi para investor karena dengan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi merupakan suatu daya tarik bagi para investor karena dengan berinvestasi seorang investor dihadapkan pada dua hal yaitu return (imbal hasil) dan risiko. Dalam

Lebih terperinci

BAB II PROSES PEMULIHAN EKONOMI TAHUN 2003

BAB II PROSES PEMULIHAN EKONOMI TAHUN 2003 BAB II PROSES PEMULIHAN EKONOMI TAHUN 23 Secara ringkas stabilitas moneter dalam tahun 23 tetap terkendali, seperti tercermin dari menguatnya nilai tukar rupiah; menurunnya laju inflasi dan suku bunga;

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN IV 2003

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN IV 2003 Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran Triwulan IV 2003 1 PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN IV 2003 Tim Penulis Laporan Triwulanan IV 2003, Bank Indonesia Sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut UU No.10 tahun 1998 : Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makro ekonomi misalnya Produk Domestik Bruto (PDB), tingkat inflasi, Sertifikat

BAB I PENDAHULUAN. makro ekonomi misalnya Produk Domestik Bruto (PDB), tingkat inflasi, Sertifikat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di media massa seringkali kita membaca atau mendengar beberapa indikator makro ekonomi misalnya Produk Domestik Bruto (PDB), tingkat inflasi, Sertifikat Bank Indonesia,

Lebih terperinci

KONDISI TRIWULAN I I II III IV I II III IV I

KONDISI TRIWULAN I I II III IV I II III IV I SURVEI PERBANKAN Triwulan I-007 Target pemberian kredit baru pada triwulan II-007 dan tahun 007 diperkirakan masih akan meningkat Hanya 4,0% responden yang menyatakan realisasi kredit baru dalam triwulan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA Vol. 3 No. 3 Triwulanan Juli - September 2017 (terbit November 2017) Triwulan III 2017 ISSN xxx-xxxx e-issn xxx-xxxx KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA NOVEMBER 2017 DAFTAR ISI 2 3 DAFTAR

Lebih terperinci

MEDIA BRIEFING Pusat HUMAS Departemen Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Tel: /Fax:

MEDIA BRIEFING Pusat HUMAS Departemen Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Tel: /Fax: KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA MEDIA BRIEFING Pusat HUMAS Departemen Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Tel: 021-23528446/Fax: 021-23528456 www.depdag.go.id Prospek Ekspor

Lebih terperinci

Kinerja CARLISYA PRO MIXED

Kinerja CARLISYA PRO MIXED 29-Jan-16 NAV: 1,707.101 Total Dana Kelolaan 12,072,920,562.29 - Pasar Uang 0-90% - Deposito Syariah - Efek Pendapatan Tetap 10-90% - Syariah - Efek Ekuitas 10-90% - Ekuitas Syariah 12.37% 48.71% 38.92%

Lebih terperinci

Perkembangan Uang Beredar (M2)

Perkembangan Uang Beredar (M2) Perkembangan Uang Beredar (M2) wa ember Uang Beredar (M2) pada ember tumbuh 12,7, stabil dibanding pertumbuhan ember (12,7%;yoy). M1 tumbuh 5,4 melambat dibanding ember (8,6%;yoy), namun Uang Kuasi tumbuh

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 245 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 Tim Penulis

Lebih terperinci

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI TERPILIH Produksi Minyak Mentah Produksi Kondensat Produksi Kendaraan Non Niaga Produksi Kendaraan Niaga Produksi Sepeda Motor Ekspor Besi Baja Ekspor Kayu Lapis Ekspor Kayu Gergajian Penjualan Minyak Diesel Penjualan

Lebih terperinci