BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
|
|
- Johan Dharmawijaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan hal yang kompleks dan dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu model yang sering digunakan untuk menjelaskan proses belajar adalah model 3P (Biggs, 1987). Dalam model ini dijelaskan bahwa proses belajar merupakan interaksi dari tiga komponen yang saling mempengaruhi, yaitu masukan (presage), proses, dan keluaran (product). Komponen masukan meliputi karakteristik mahasiswa (pengetahuan sebelumnya, kemampuan akademik, kepribadian) dan karateristik lingkungan belajar (metode mengajar, beban belajar, bentuk pengajaran). Komponen proses meliputi dorongan (motives) dan strategi belajar, sedangkan komponen keluaran berupa hasil belajar baik dalam bentuk nilai ujian, indeks prestasi, dan tingkat kepuasan. Semua variabel yang terdapat dalam komponen model 3P ini saling berhubungan satu sama lain. Hal ini berarti, jika ada intervensi yang dilakukan pada salah satu variabel, akan mempengaruhi variabel lain dalam komponen yang berbeda, misalnya intervensi dilakukan pada salah satu variabel dalam komponen masukan akan mempengaruhi variabel pada komponen proses. Walaupun model ini terlihat seperti suatu tahapan proses yang memiliki hubungan garis lurus (linear), tetapi sebenarnya komponen masukan (karakteristik mahasiswa atau karakteristik lingkungan belajar) dapat langsung mempengaruhi hasil belajar yang dicapai oleh mahasiswa (komponen keluaran) (Biggs, 1987). Seorang peneliti dapat memusatkan perhatian hanya pada satu atau beberapa variabel tertentu dalam model ini (Biggs, 1979). Dalam perkembangan selanjutnya, beberapa penelitian menemukan bahwa bukan karakteristik lingkungan belajar seperti yang digambarkan dalam model 3P yang mempengaruhi mahasiswa untuk memilih strategi belajar tertentu, melainkan persepsi mahasiswa mengenai lingkungan 1
2 2 belajar (Trigwell & Prosser, 1991; Elley, 1992; Nijhuis, Segers, & Gijselaers, 2005). Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat dikatakan bahwa pemberian suatu intervensi tertentu pada lingkungan belajar tidak cukup untuk mempengaruhi mahasiswa untuk mengubah strategi belajar yang digunakan. Beberapa penelitian secara khusus telah dilakukan untuk membuktikan hubungan antara variabel-variabel pada komponen model 3P (Zhang, 2000; Dart, Burnett, Purdie, Boulton-Lewis, Campbella, & Smith, 2000; Jones, 2002; Lizzio, Wilson, & Simons, 2002). Zhang (2000) menemukan beberapa hal sebagai berikut: 1) komponen masukan (pengalaman kerja dan traveling) mempengaruhi komponen proses (strategi belajar); dan, 2) komponen proses (strategi belajar) merupakan prediktor kuat terhadap komponen keluaran (hasil belajar mahasiswa). Dart et al. (2000) menemukan bahwa komponen masukan (pandangan mahasiswa tentang belajar dan persepsi mahasiswa mengenai lingkungan belajar) memiliki hubungan dengan komponen proses (strategi belajar yang digunakan). Jones (2002) menemukan beberapa hal, yaitu: 1) persepsi mahasiswa mengenai lingkungan belajar mempengaruhi strategi belajar yang digunakan; 2) kepribadian (locus of control, sensing function, thinking function, intelligence) dan variabel demografi (umur, jenis kelamin, masa studi) merupakan prediktor terhadap strategi belajar; dan, 3) strategi belajar bukan merupakan variabel mediator terhadap kepribadian dan hasil belajar (indeks prestasi). Lizzio et al. (2002) menemukan bahwa strategi belajar bukan merupakan variabel mediator terhadap persepsi mahasiswa mengenai lingkungan belajar dan hasil belajar. Beberapa penelitian lain juga menemukan hasil yang berbeda-beda mengenai hubungan antara variabel-variabel dalam komponen model 3P, walaupun tidak secara jelas menyebutkan model ini digunakan sebagai kerangka teori. Persepsi mahasiswa yang baik mengenai lingkungan belajar mendorong mahasiswa menggunakan strategi belajar
3 3 deep approach dalam belajar (Pimparyon, Roff, McAleer, Poonchai, & Pemba, 2000). Mahasiswa yang menggunakan strategi belajar deep approach memiliki motivasi intrinsik dan persepsi mengenai lingkungan belajar (pengajaran, penilaian, kegiatan tutorial) yang baik (Entwistle & Tait, 1990). Gijbels, Van de Watering, Dochy, & Van den Boasche (2005) menemukan tidak ada hubungan antara strategi belajar dan hasil belajar, karena mahasiswa yang menggunakan strategi belajar deep approach juga memperoleh nilai ujian yang rendah sama dengan yang menggunakan strategi belajar surface approach. Pimparyon et al. (2000) menemukan bahwa persepsi mahasiswa mengenai lingkungan belajar berhubungan dengan hasil belajar dengan dimediasi oleh strategi belajar. Selain persepsi mahasiswa mengenai lingkungan belajar, motivasi belajar, dan strategi belajar, ditemukan pula beberapa faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar dalam sejumlah penelitian, seperti kepribadian mahasiswa (Lievens, Coetsier, De Fruyt, & Maeseneer, 2002), tingkat kecemasan saat ujian (Cassady & Johnson, 2002; Hancock, 2011; Rana & Mahmood, 2011), dan jenis kelamin (Chaput de Saitoge & Dunn, 2001; Blackman & Darmawan, 2004). Berdasarkan hasil-hasil penelitian di atas, baik yang menggunakan maupun yang tidak menyebutkan secara jelas model 3P sebagai kerangka teori, dapat dikatakan bahwa hubungan antara variabel dalam komponen model 3P menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Jones (2002) menyebutkan bahwa masih terdapat banyak permasalahan dari penelitian sebelumnya yang menggunakan model 3P sebagai kerangka teori. Hal ini terjadi karena adanya masalah pada rancangan penelitian yang digunakan dan konsep model 3P yang terlalu luas, sehingga menyebabkan para peneliti hanya memilih beberapa variabel yang sesuai dengan minat yang akan diteliti. Hal ini menyebabkan kesulitan untuk membandingkan hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan secara langsung, sehingga belum dapat ditarik suatu kesimpulan secara baik. Hal lain yang juga menjadi permasalahan adalah masih banyak faktor lain
4 4 yang mempengaruhi hasil belajar (komponen keluaran) berdasarkan hasil penelitian lain dan faktor tersebut belum disebutkan pada variabel dalam komponen model 3P. Berdasarkan permasalahan di atas, perlu dilakukan penelitian yang mengkaji semua variabel dalam model 3P dan variabel lain yang terbukti memiliki pengaruh terhadap proses belajar mahasiswa berdasarkan hasilhasil penelitian sebelumnya dengan menggunakan model ini sebagai kerangka teori. Untuk menguji hubungan antara variabel-variabel pada komponen model 3P, akan dilakukan satu penelitian dalam bentuk penelitian payung di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (FK UGM) Yogyakarta dan penelitian ini hanya merupakan satu bagian dari penelitian tersebut. Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (FK UGM) berdiri sejak tahun 1946 dan merupakan pelopor penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) di Indonesia. Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (FK UGM) menerapkan PBL sejak tahun 1992 dan menggunakan 100% PBL sejak tahun Sejak tahun 2007 hingga saat ini FK UGM menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) berdasarkan evaluasi internal terhadap pelaksanaan pendidikan FK UGM dan dikeluarkannya SK Mendiknas 045/2002 yang menetapkan agar setiap pendidikan yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi harus menerapkan KBK. Beberapa penelitian mengenai proses belajar di FK UGM telah dilakukan, yaitu: 1) Emilia (2003) mengenai lingkungan belajar di pendidikan klinik; 2) Dibyasakti (2009) mengenai pelaksanaan PBL; 3) Mustikarachmi, Rahayu, & Suhoyo (2009) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa melaksanakan pembelajaran dengan model PBL; 4) Jurgens, Emilia, & Widyandana (2009) mengenai motivasi dan strategi belajar mahasiswa FK UGM; 5) Aryanti (2010) mengenai pengalaman mahasiswa tahun pertama FK UGM yang menggunakan
5 5 PBL; dan, 6) Triatmojo (2013) mengenai pengalaman belajar mahasiswa dalam KBK. Dari penelitian-penelitian tersebut di atas, ditemukan beberapa permasalahan mengenai proses belajar, di antaranya: 1) mahasiswa merasa kurang nyaman dengan lingkungan belajar di klinik karena adanya persaingan antara mahasiswa senior, junior, keperawatan, dan residen (Emilia, 2003); 2) mahasiswa merasa dipekerjakan seperti bukan tenaga kesehatan di rumah sakit pendidikan karena mereka harus mengerjakan tugas residen, selain memiliki kewajiban sendiri (menulis status pasien dan melaporkan perkembangan pasien) (Emilia, 2003); 3) lebih banyak mahasiswa yang menggunakan strategi belajar surface approach (Jurgens et al., 2009; Aryanti, 2010); 4) lebih banyak mahasiswa yang memiliki motivasi ekstrinsik (ingin mendapat nilai tinggi) dalam belajar (Triatmojo, 2013); 5) diskusi tutorial dirasakan sebagai kegiatan rutinitas karena menjadi tempat untuk membahas materi kuliah (Triatmojo, 2013); 6) mahasiswa merasa kurang informasi mengenai cara mereka dinilai (Emilia, 2003); 7) sumber belajar di perpustakaan FK UGM dirasakan masih kurang (Aryanti, 2010); dan, 8) penilaian tutor yang tidak objektif dan jadwal tutorial yang sering berubah, menurunkan motivasi belajar mahasiswa (Aryanti, 2010). Berdasarkan hasil-hasil penelitian di atas, terdapat dua hasil penelitian yang melihat hubungan antara variabel-variabel dalam proses belajar, yaitu Emilia (2003) dan Jurgens et al. (2009). Emilia (2003) menemukan bahwa persepsi mahasiswa mengenai lingkungan belajar merupakan prediktor kuat terhadap hasil belajar dibandingkan dengan strategi belajar. Jurgens et al. (2009) tidak menemukan hubungan antara karakteristik mahasiswa (asal daerah dan jenis kelamin) terhadap motivasi belajar dan strategi belajar. Penelitian-penelitian yang telah dilakukan di FK UGM memang tidak secara langsung menyebutkan penggunaan model 3P sebagai kerangka teori, tetapi hasil penelitian tersebut dapat dijadikan tambahan referensi bagi penyempurnaan model ini.
6 6 Sebagian besar penelitian yang telah dilakukan di FK UGM (seperti yang disebutkan di atas) merupakan proses evaluasi terhadap lingkungan belajar. Till (2005) dan Rahayu (2006) menyebutkan bahwa lingkungan belajar dalam pendidikan kedokteran memegang peranan penting, sehingga perlu selalu dievaluasi. Lingkungan belajar menciptakan suasana belajar yang mempengaruhi perilaku dan upaya mahasiswa yang terlihat dari cara mereka memilih suatu strategi belajar tertentu (surface approach atau deep approach) yang pada akhirnya mempengaruhi hasil belajar mereka (Genn, 2001; Biggs, dikutip oleh Lizzio et al., 2002). Untuk menunjang terselenggaranya proses belajar yang efektif, diperlukan suatu lingkungan belajar yang baik untuk mendukung proses belajar tersebut. Lingkungan belajar di FK UGM secara umum dirasakan sudah baik. Hal ini dapat dikatakan berdasarkan kenyataan bahwa banyak dijumpai kegiatan belajar (baik secara kelompok maupun pribadi) oleh mahasiswa di luar jam kuliah dan cukup banyak mahasiswa yang melanjutkan kegiatan belajar di perpustakaan hingga jam tutup perpustakaan. Hal ini sama seperti yang ditemukan dari hasil wawancara dengan dua mahasiswa FK UGM (yang menjadi responden dalam preliminary study yang dilakukan) yang menyebutkan: Ehm,, kondisi lingkungannya, itu kalo aku bandingkan dengan kampus fk lain, kita sedikit di atas lah, (wawancara dengan responden pertama, 25 Juli, 2013) dari segi lingkungan belajar, lingkungan belajar di Jogja lebih kondusif dan lebih tenang (wawancara dengan responden kedua, 27 Juli, 2013) Pertanyaan yang diberikan pada saat wawancara dengan kedua responden adalah bagaimana pendapat Anda mengenai lingkungan belajar di FK UGM secara umum? Eksplorasi dari jawaban yang diberikan oleh responden dilakukan dengan menggunakan kata tanya mengapa. Namun, ada beberapa hal yang merupakan permasalahan berdasarkan hasil wawancara dengan dua responden, yaitu kehadiran dosen, penilaian
7 7 dosen yang masih subjektif, metode belajar yang masih kurang mengutamakan kegiatan belajar di masyarakat (community based education), dan tema kurikulum (khususnya tahun kedua dan ketiga). Hal tersebut disimpulkan berdasarkan pernyataan responden sebagai berikut: ada yang kuliah jam 8, jam 8 kurang 10, sudah ada di situ, ada yang ditunda setengah jam, akhirnya ditunda besoknya (wawancara dengan responden pertama, 25 Juli, 2013) kadang ada beberapa dosen yang penilaiannya kayaknya subjektif, dosen satu dengan dosen lain penilaiannya berbeda, jadi ada yang sudah melakukan sebaiknya, tapi ndak lulus, ada juga yang persiapannya kurang, tapi bisa lulus Yang perlu diperbaiki, ehm.. di sistem kurikulumnya, di blok-bloknya itu, jadi kan kalau di UGM ini, bloknya yang pertama itu tentang yang fisiologis normal, misalnya sistem pernafasan, sistem kardio, tahun kedua berdasarkan usia (anak-anak, dewasa, orang tua), tahun ketiga tentang keluhan dada, keluhan ini, kalau menurut saya lebih baik kalau misalnya dibuat e, dibuat secara lebih tersusun, jadi secara e, yang pertama ndak papa, misalnya tentang basicnya, yang kedua kalau menurut saya, lebih baik di tahun ketiga karena kita lebih baik belajar mengenai keluhannya dulu baru beda per usia, terus juga lebih baik kita belajar nanti penerapannya lebih banyak, harus lebih banyak berkunjung ke rumah sakit Sejak kuliah lebih ditingkatkan karena kalau kita hanya teori-teori saja tanpa kita melihat langsung kondisinya gimana, trus tanpa kita melihat yang tidak normalnya gimana, kita jadi mikir kan, untuk apa belajar ini penggunaannya entar di ini seperti apa? Kalau kayak yang sekarang belajar teori terus ndak ngerti apa-apa, entar penggunaannya gimana jadi agak dilupakan, pas koas juga bingung kemarin belajarnya apa trus lupa juga, jadi sama aja mengulang dua kali kalau menurut saya karena pada saat S1 belajar teori jarang bertemu langsung dengan masyarakat, dengan penerapan aplikasinya (wawancara dengan responden kedua, 27 Juli, 2013) B. Perumusan Masalah Penelitian mengenai proses belajar dengan menggunakan model 3P sebagai kerangka teori masih menimbulkan banyak permasalahan. Permasalahan ini terjadi karena konsep dalam model ini terlalu luas dan pernyataan dari Biggs (1979) sendiri bahwa peneliti dapat memusatkan perhatian hanya pada beberapa variabel dalam model ini, karena mungkin disebabkan adanya minat yang berbeda-beda dari masing-masing
8 8 peneliti. Jones (2002) secara khusus meneliti model ini dan menyebutkan bahwa masih banyak permasalahan yang perlu diteliti. Penelitian mengenai proses belajar dengan menggunakan model ini secara keseluruhan belum pernah dilakukan di Indonesia. Permasalahan lingkungan belajar (komponen masukan) berdasarkan hasil penelitian baik yang dilakukan di luar maupun di dalam FK UGM merupakan hal yang harus dievaluasi karena memiliki pengaruh yang besar terhadap semua komponen dalam proses belajar, yaitu pada komponen proses (motivasi dan strategi belajar) dan pada komponen keluaran (hasil belajar) (Pimparyon et al., 2000; Lizzio et al., 2002; Mayya & Roff, 2004). Namun, seperti yang telah disebutkan sebelumnya dalam latar belakang bahwa penelitian ini hanya merupakan bagian dari satu penelitian dalam bentuk penelitian payung yang dilakukan di FK UGM, sehingga tidak mengukur semua variabel dalam komponen model 3P secara lengkap. Berdasarkan hal tersebut, masalah yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah: Apakah ada hubungan antara persepsi mahasiswa mengenai lingkungan belajar dengan motivasi belajar, strategi belajar, dan hasil belajar (nilai ujian blok) di FK UGM? C. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui adanya hubungan antara persepsi mahasiswa mengenai lingkungan belajar, motivasi belajar, strategi belajar, dan hasil belajar. 2. Mengetahui adanya hubungan persepsi mahasiswa mengenai lingkungan belajar dan hasil belajar pada jenis kepribadian tertentu, tingkat kecemasan saat ujian dan jenis kelamin yang berbeda. 3. Mengetahui variabel mediator yang lebih kuat antara motivasi belajar dan strategi belajar terhadap persepsi mahasiswa mengenai lingkungan belajar dan hasil belajar. 4. Menjelaskan lebih lanjut mengenai hal-hal terkait dengan lingkungan belajar di FK UGM yang dirasakan mahasiswa sebagai permasalahan
9 9 yang dapat mengganggu mereka untuk belajar dengan melakukan wawancara dengan FGD. D. Manfaat Penelitian 1. Teoritis a. Menjelaskan hubungan antara variabel-variabel pada komponen model 3P (Biggs, 1987). b. Memberikan masukan untuk menyempurnakan model 3P (Biggs, 1987). 2. Praktis a. Melakukan proses evaluasi berkala terhadap lingkungan belajar di FK UGM. b. Memberikan masukan bagi FK UGM terkait hal-hal dalam lingkungan belajar yang dirasakan masih kurang baik oleh mahasiswa, sehingga perlu untuk diperbaiki. E. Keaslian Penelitian Penelitian ini merupakan replikasi sebagian dari penelitian Pimparyon et al. (2000) dan Rochmawati (2011). Pimparyon et al. (2000) meneliti hubungan antara persepsi mahasiswa mengenai lingkungan belajar, strategi belajar, dan hasil belajar pada 238 mahasiswa keperawatan di Thailand. Penelitian tersebut menggunakan dua instrumen, yaitu instrumen Medical Educational Environment Measure (MEEM) (Roff, McAleer, Harden, & Qaitani, 1996) untuk menilai persepsi mahasiswa mengenai lingkungan belajar dan instrumen Approaches to Studying Questionaire versi singkat (s-asq) oleh Richardson (1990) untuk menilai strategi belajar mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang memiliki persepsi lingkungan belajar yang kurang baik cenderung memiliki hasil belajar yang rendah dan mahasiswa yang menggunakan strategi belajar surface approach cenderung memiliki hasil belajar yang rendah.
10 10 Rochmawati (2011) meneliti hubungan antara persepsi mahasiswa mengenai lingkungan belajar, strategi belajar, dan prestasi akademik dengan sampel 250 mahasiswa dengan metode proportional stratified random sampling di Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian tersebut menggunakan dua instrumen, yaitu Dundee Ready Educational Environment Measurement (DREEM) (Roff et al.,1997) untuk mengukur persepsi mahasiswa mengenai lingkungan belajar dan Approaches and Study Skill Inventory (ASSIST) (Entwistle, 2002). Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara persepsi mahasiswa mengenai lingkungan belajar dan strategi belajar dengan prestasi akademik. Persamaan antara penelitian Pimparyon et al. (2000), Rochmawati (2011) dan penelitian ini terletak pada tujuan penelitian secara umum, yaitu : 1) untuk menilai persepsi mahasiswa mengenai lingkungan belajar; 2) untuk mengetahui apakah ada hubungan antara persepsi mahasiswa mengenai lingkungan belajar, strategi belajar, dan hasil belajar; dan, 3) kerangka teori yang digunakan pada penelitian Rochmawati (2011) adalah model 3P dari Biggs (1987). Perbedaan penelitian Pimparyon et al. (2000), Rochmawati (2011) dan penelitian ini terletak pada: 1) penelitian ini menguji hubungan variabel-variabel pada komponen model 3P yang diharapkan dapat memberikan penjelasan dan masukan untuk menyempurnakan model ini; 2) rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sequential explanatory design dan berbeda dengan Pimparyon et al. (2000) dan Rochmawati (2011) yang hanya menggunakan pendekatan kuantitatif dengan penelitian potong-lintang; 3) penelitian ini mengembangkan kerangka konsep pada penelitian Pimparyon et al. (2000) dan Rochmawati (2011), yaitu dengan menambahkan motivasi belajar sebagai variabel mediator, sehingga dapat dilihat variabel mediator (motivasi belajar atau strategi belajar) yang paling kuat terhadap persepsi mahasiswa mengenai lingkungan belajar dan hasil belajar; 4) penelitian ini
11 11 juga mengamati kepribadian mahasiswa, kecemasan saat ujian, dan jenis kelamin sebagai variabel moderator; 5) nilai ujian blok digunakan sebagai variabel terikat (criterion) pada penelitian ini dan hal ini berbeda dengan penelitian Pimparyon et al. (2000) dan Rochmawati (2011) yang menggunakan indeks prestasi mahasiswa; dan, 6) penelitian ini menggunakan wawancara dengan FGD untuk menjelaskan hal-hal terkait dengan lingkungan belajar di FK UGM yang dirasakan mahasiswa sebagai permasalahan dalam proses belajar berdasarkan hasil kuesioner DREEM (item pernyataan dengan nilai rerata < 2), sedangkan Rochmawati (2011) menggunakan metode in depth interview pada delapan mahasiswa dari dua kelompok mahasiswa (tahun masuk berbeda) yang dipilih berdasarkan indeks prestasi, yaitu mahasiswa yang memiliki indeks prestasi sangat memuaskan (IP > 3,5) dan kurang baik (IP < 2) untuk memperkaya pembahasan dalam penelitian. Dengan mengukur beberapa variabel moderator dan mediator yang mempengaruhi hasil belajar, diharapkan penelitian ini dapat menghasilkan kesimpulan yang lebih valid dibandingkan dengan penelitian Pimparyon et al. (2000) dan Rochmawati (2011).
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Situasi pembelajaran merupakan pertimbangan utama sekolah kedokteran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Situasi pembelajaran merupakan pertimbangan utama sekolah kedokteran untuk melakukan pembaharuan dan memajukan kualitas sebagai institusi pendidikan dengan memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan daya saing dalam pencarian, perolehan dan penciptaan pekerjaan. Pada
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan penyelenggaraan pendidikan oleh sebuah institusi adalah untuk menyediakan dan menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan dan daya saing dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prestasi akademik merupakan kajian yang menarik dalam berbagai penelitian pendidikan. Prestasi akademik merupakan salah satu indikator keberhasilan seseorang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Problem based learning (PBL) adalah metode belajar mengajar aktif yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Problem based learning (PBL) adalah metode belajar mengajar aktif yang telah digunakan oleh pendidik selama lebih dari 50 tahun. Pembelajaran berbasis masalah ini
Lebih terperinciGambaran Pelaksanaan Problem-Based Learning Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi
Gambaran Pelaksanaan Problem-Based Learning Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi Anggia Rohdila Sari 1, Nyimas Natasha Ayu Shafira 2 Fakultas
Lebih terperinciVALIDASI APPROACHES TO LEARNING AND STUDYING INVENTORY
VALIDASI APPROACHES TO LEARNING AND STUDYING INVENTORY DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA Michael A. Leman*, Rossi Sanusi**, Yayi Suryo Prabandari** * Mahasiswa S2 Ilmu Pendidikan
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. lebih kompetitif (http://www.depdiknas.go.id). Pemerintah Indonesia khususnya
BAB I Pendahuluan 1.2 Latar Belakang Masalah Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan, maka standarisasi pendidikan nasional menjadi lebih tinggi, mutu dan daya saing bangsa menjadi lebih kompetitif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbahaya, salah satunya medical error atau kesalahnan medis. Di satu sisi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini yang paling dibutuhkan dalam dunia kesehatan adalah kerja sama tim antar sesama profesi kesehatan. Keselamatan dan kualitas pelayanan kesehatan bergantung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (FK. UGM) menerapkan metode Problem Based Learning (PBL)
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (FK UGM) menerapkan metode Problem Based Learning (PBL) dalam proses belajar mengajar sejak tahun 2002. Metode ini merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Metode pendidikan di perguruan tinggi mulai mengalami pergeseran dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Metode pendidikan di perguruan tinggi mulai mengalami pergeseran dari TCL (Teacher Centered Learning) ke SCL (Student Centered Learning) dikarenakan a) persaingan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran merupakan salah satu faktor yang sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam pencapaian mutu pendidikan yang baik. Proses belajar yang kondusif menyebabkan
Lebih terperinciPENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran yang efektif harus didasarkan pada pemahaman tentang bagaimana mahasiswa belajar. Perkembangan teori belajar dari perspektif konstruktivisme menyebutkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak ditetapkannya Standar Pendidikan Dokter Indonesia dan Standar Kompetensi Dokter Indonesia oleh Konsil kedokteran Indonesia sebagai amanah dari Undang Undang Republik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia berdasarkan SK Mendiknas No. 323/U/2002 tentang kurikulum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penerapan Problem Based Learning (PBL) di perguruan tinggi di Indonesia berdasarkan SK Mendiknas No. 323/U/2002 tentang kurikulum perguruan tinggi dan hasil belajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Pada beberapa tahun terakhir ini terjadi inovasi. di dalam sistem pendidikan kedokteran di Indonesia,
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Pada beberapa tahun terakhir ini terjadi inovasi di dalam sistem pendidikan kedokteran di Indonesia, yang sebelumnya pembelajaran berbasis pengajar (teacher-centered
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Skills Lab merupakan tempat mahasiswa dapat. melatih keterampilan medis untuk mencapai kompetensi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Skills Lab merupakan tempat mahasiswa dapat melatih keterampilan medis untuk mencapai kompetensi yang diperlukan sebagai dokter (Kevin, 2010). Disebutkan dalam Standar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dapat berfungsi secara normal. Pada kondisi istirahat dan tidur, tubuh melakukan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidur merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh setiap orang. Setiap orang memerlukan kebutuhan istirahat dan tidur yang cukup agar tubuh dapat berfungsi secara
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
40 JURNAL KEPERAWATAN NOTOKUSUMO VOL. IV, NO. 1, AGUSTUS 2016 HUBUNGAN ANTARA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN Fika Nur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan kedokteran terdiri dua tahap, yaitu pendidikan tahap sarjana
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan kedokteran terdiri dua tahap, yaitu pendidikan tahap sarjana kedokteran dan profesi dokter (klinik). Mahasiswa Program Studi Profesi Dokter (PSPD),
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian correlative (hubungan/ asosiasi)
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian correlative (hubungan/ asosiasi) dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian korelasi ini mengkaji
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. interaksi individu dengan lingkungannya sebagai manifestasi hayati bahwa dia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku adalah aktivitas atau kegiatan manusia yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung. Perilaku manusia pada hakekatnya bentuk interaksi individu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Lingkungan Belajar a. Definisi Lingkungan Belajar Lingkungan belajar merupakan salah satu bagian dalam proses belajar untuk mencapai tujuan belajar, dimana
Lebih terperinciHUBUNGAN PRIOR KNOWLEDGE TERHADAP KEEFEKTIFAN KELOMPOK PADA METODE BELAJAR PROBLEM BASED LEARNING DI PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN STIK IMMANUEL
HUBUNGAN PRIOR KNOWLEDGE TERHADAP KEEFEKTIFAN KELOMPOK PADA METODE BELAJAR PROBLEM BASED LEARNING DI PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN STIK IMMANUEL Imelda Martina GS STIK Immanuel Abstrak Keefektifan kelompok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. didik. Belajar tidak hanya menerima informasi dari orang lain. Belajar yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar melibatkan keterampilan dan perilaku baru bagi peserta didik. Belajar tidak hanya menerima informasi dari orang lain. Belajar yang sesungguhnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan Self-Directed Learning (SDL) merupakan salah satu karakteristik yang ada pada pembelajar orang dewasa. SDL digambarkan oleh Knowles (1975, disitasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mahasiswa untuk mencapai prestasi akademiknya, menjadi kompeten, memiliki
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Motivasi mempengaruhi perilaku seseorang dalam mengambil keputusan untuk memulai, mengikuti dan mengakhiri suatu pembelajaran. Motivasi diakui sebagai faktor penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan proses penting dari perubahan. perilaku manusia dan mencakup segala sesuatu yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan proses penting dari perubahan perilaku manusia dan mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakannya (Anni, 2004). Belajar juga merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tugasnya, serta beberapa perilaku lain yang merupakan sifat-sifat kemanusiaan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Selama berabad-abad lamanya sejarah manusia telah beradaptasi dengan berbagai metode pengobatan dan perkembangannya. Salah satu hal yang konsisten dalam perjalanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang lalu (Turney, 2007). Pembelajaran anatomi berguna dalam identifikasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anatomi adalah ilmu yang mempelajari struktur tubuh manusia. Anatomi telah menjadi landasan pembelajaran kedokteran sejak ratusan tahun yang lalu (Turney, 2007).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan dasar yang dibutuhkan mahasiswa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan dasar yang dibutuhkan mahasiswa untuk mendapatkan ilmu dari berbagai macam bidang serta membentuk karakter dan kepribadian.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan kedokteran diharapkan dapat berperan serta dalam Sistem
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan globalisasi, lulusan pendidikan kedokteran diharapkan dapat berperan serta dalam Sistem Kesehatan Nasional dan mengikuti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan profesi dokter gigi meliputi pendidikan akademik dan pendidikan profesional (Konsil Kedokteran Indonesia, 2006). Sistem pembelajaran pada pendidikan klinik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jadi, yang tinggal dipindahkan ke orang lain dengan istilah transfer of knowledge.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pergeseran pembelajaran adalah pergeseran paradigma, yaitu paradigma dalam cara kita memandang pengetahuan, paradigma belajar dan pembelajaran itu sendiri. Paradigma
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan. 1. Nilai mahasiswa yang mengikuti PAL lebih tinggi dari yang tidak mengikuti
70 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Nilai mahasiswa yang mengikuti PAL lebih tinggi dari yang tidak mengikuti PAL. 2. Mahasiswa yang mengikuti PAL mempunyai persepsi yang baik tentang PAL. 3.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Pergeseran paradigma pendidikan kedokteran di Indonesia dari pembelajaran berpusat pada pendidik (teacher centered learning/tcl) kearah pembelajaran berpusat pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (Nursalam, 2008). Keperawatan dan caring adalah sesuatu yang tidak dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Caring adalah memberikan perhatian atau penghargaan kepada seorang manusia. Caring juga dapat diartikan memberikan bantuan kepada individu atau sebagai advokasi pada
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Persepsi Responden terhadap Lingkungan Pembelajaran. dan nilai konsistensi menggunakan rumus Alpha Cronbach adalah 0,735 yang
BAB V PEMBAHASAN A. Persepsi Responden terhadap Lingkungan Pembelajaran Pada penelitian ini, peneliti menggunakan kuesioner DREEM yang telah teruji validitas dan reabilitasnya dari penelitian sebelumnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang semakin pesat dewasa ini menuntut masyarakat untuk menyikapinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era informasi dewasa ini, setiap masyarakat membutuhkan informasi, baik
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Di era informasi dewasa ini, setiap masyarakat membutuhkan informasi, baik informasi yang berupa ilmu pengetahuan umum, teknologi, maupun yang lainnya. Informasi-informasi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Wilayah Penelitian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta merupakan salah satu perguruan tinggi swasta yang terletak di Jl. Ringroad
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. jenis kelamin sama, yaitu jumlah responden mahasiswa perempuan lebih
digilib.uns.ac.id BAB V PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Penelitian Pada tabel 4.1 terlihat bahwa karakteristik dari setiap angkatan menurut jenis kelamin sama, yaitu jumlah responden mahasiswa perempuan lebih
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. satu kali dalam kesempatan yang sama. 1. Populasi Sumber : Mahasiswa Fakultas Kedokteran UNS.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional dimana variabel bebas dan variabel terikat diukur satu kali dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tinggi diharapkan proses pemahaman akan menjadi lebih berkembang dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuntutan era globalisasi membuat setiap orang harus mampu untuk bersaing sesuai kompetensi yang dimiliki. Upaya pengembangan sumber daya manusia (SDM) tertuju pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (PSIK FK UMY) menggunakan
13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada buku panduan akademik PSIK tahun 2007 tercantum bahwa model pendidikan Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran dengan teman sebaya (Peer-Assisted Learning; selanjutnya disingkat PAL) sudah cukup populer dan sejak lama digunakan dalam pendidikan kedokteran. Jika
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengevaluasi lingkungan. pengertian persepsi lainnya: menerima dan menganalisis informasi (Brian Fellows)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Persepsi a. Pengertian Persepsi Secara umum, persepsi adalah proses internal kita untuk mengevaluasi lingkungan. pengertian persepsi lainnya: 1) Persepsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemberlakuan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) resmi dicanangkan oleh DIKTI tahun 2005. Dengan penerapan KBK diharapkan peserta didik dapat memperoleh seperangkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis, persepsi atau dalam bahasa Inggris perception berasal dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara etimologis, persepsi atau dalam bahasa Inggris perception berasal dari bahasa Latin perception; dari percipere, yang artinya menerima atau mengambil.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Belajar didefinisikan sebagai proses perubahan perilaku yang relatif permanen sebagai akibat dari pengalaman, dan belajar juga didefinisikan sebagai perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tutorial merupakan salah satu metode pembelajaran yang menggunakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tutorial merupakan salah satu metode pembelajaran yang menggunakan prinsip kolaborasi dalam konstruksi pengetahuan. Kolaborasi dalam kontruksi pengetahuan tersebut
Lebih terperinciLAMPIRAN. PERNYATAAN MENJADI RESPONDEN Saya yang bertandatangan di bawah ini: Nama :
LAMPIRAN Lampiran 1 PERNYATAAN MENJADI RESPONDEN Saya yang bertandatangan di bawah ini: Nama : Nim : Menyatakan bersedia untuk berpartisipasi sebagai responden penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa/mahasiswi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai kesuksesan dalam hidupnya. Hal ini senada dengan S. C. Sri Utami
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting saat ini dimana masyarakat dituntut menjadi SDM yang berkualitas. Hal tersebut bisa didapat salah satunya melalui
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Stres menjadi fenomena psikologis yang dihadapi oleh mahasiswa
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stres menjadi fenomena psikologis yang dihadapi oleh mahasiswa kedokteran setiap harinya (Reang & Bhattacharjya, 2012). Penelitian yang dilakukan pada sebuah perguruan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kedokteran dasar di Indonesia. Dari sistem konvensional berupa teacher
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan paradigma pendidikan kedokteran, menyebabkan perlu diadakan perubahan pada kurikulum pendidikan dokter khususnya kedokteran dasar di Indonesia. Dari sistem konvensional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, pemerintah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, pemerintah memprogramkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) sebagai acuan dan pedoman bagi pelaksanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan formal dapat ditempuh mulai dari tingkat terendah yaitu pre-school/
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan berperan penting dalam kesuksesan yang akan diraih seseorang. Pendidikan formal dapat ditempuh mulai dari tingkat terendah yaitu pre-school/ PAUD,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (FK UGM) merupakan Fakultas Kedokteran tertua di Indonesia yang berdiri pada tanggal 5 maret 1946. Memiliki visi dan misi
Lebih terperinciPelaksanaan Pembelajaran Mandiri Menurut Persepsi Mahasiswa Angkatan 2012 di PSPD, FKIK UNJA ABSTRAK
Pelaksanaan Pembelajaran Mandiri Menurut Persepsi Mahasiswa Angkatan 2012 di PSPD, FKIK UNJA Novvi Fitria Ayu 1, Adriani 2 dan Amelia Dwi Fitri 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Karakteristik Responden
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian Kuantitatif 1. Karakteristik Responden Pengumpulan data kuantitatif pada penelitian ini dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner SRSSDL menggunakan kuesioner
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.A.
BAB I PENDAHULUAN I.A. Latar Belakang Masalah Penggunaan multiple choice question (MCQ soal pilihan berganda) sebagai metode untuk menguji pencapaian hasil akhir belajar saat ini sudah sangat luas. Mulai
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Profil Responden Berdasarkan Variabel yang Diteliti. Pada tabel 4.1 terdapat 95 responden achiever dan 97 responden
BAB V PEMBAHASAN A. Profil Responden Berdasarkan Variabel yang Diteliti Pada tabel 4.1 terdapat 95 responden achiever dan 97 responden underachiever. Kriteria underachievement sendiri bukan merupakan suatu
Lebih terperinciPROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU SEBAGAI BENTUK STUDENT SUPPORT
PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU SEBAGAI BENTUK STUDENT SUPPORT Zulharman Staf Pengajar FK Unri Mahasiswa S2 Ilmu Pendidikan Kedokteran FK UGM PENDAHULUAN Para mahasiswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hal yang penting dalam pendidikan kedokteran. adalah keterlibatan langsung mahasiswa ke dalam situasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hal yang penting dalam pendidikan kedokteran adalah keterlibatan langsung mahasiswa ke dalam situasi klinik yang sebenarnya. Hal ini telah diaplikasikan di semua program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Problem-Based Learning (PBL) diperkenalkan pertama kali di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurikulum Problem-Based Learning (PBL) diperkenalkan pertama kali di Fakultas Kedokteran Universitas McMaster Kanada pada tahun 1969, selanjutnya banyak fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Suatu metode pembelajaran digunakan sesuai dengan. tujuan dan materi pembelajaran, serta karakteristik
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Suatu metode pembelajaran digunakan sesuai dengan tujuan dan materi pembelajaran, serta karakteristik mahasiswa maupun sumber daya yang ada. Pembelajaran merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pendidikan keterampilan klinik di Laboratorium. Keterampilan Klinik (Skills laboratory atau disingkat
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pendidikan keterampilan klinik di Laboratorium Keterampilan Klinik (Skills laboratory atau disingkat Skills lab) memiliki peran penting untuk melatih mahasiswa S1
Lebih terperinciIDENTIFIKASI PERAN STAF EDUKASI YANG DIBUTUHKAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU DALAM RANGKA PELAKSANAAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
IDENTIFIKASI PERAN STAF EDUKASI YANG DIBUTUHKAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU DALAM RANGKA PELAKSANAAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI Zulharman Staf pengajar FK Unri Mahasiswa S2 Ilmu Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Prestasi belajar merupakan hasil maksimal yang dicapai seseorang yang telah melakukan usaha belajar. Dalam belajar seseorang selalu mempunyai keinginan atau harapan
Lebih terperinciABSTRACT ABSTRAK. Keywords: perception, learning environment, learning strategies, medical student.
HUBUNGAN PERSEPSI LINGKUNGAN PEMBELAJARAN DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSTAS JAMBI Nyimas Natasha Ayu Shafira, Anwar Jusuf, Setyawati Budiningsih Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sedang terjadi dalam diri individu yang sedang belajar, tidak dapat diketahui secara langsung
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dari luar, apa yang sedang terjadi dalam diri individu yang sedang belajar, tidak dapat diketahui
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan menggunakan eksperimen semu (quasy-experiment) yang
28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Pengukuran kognitif mahasiswa merupakan penelitian kuantitatif, dengan menggunakan eksperimen semu (quasy-experiment) yang mengujicobakan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahan obat dan obat tradisional. Pekerjaan Kefarmasian harus dilakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusi atau penyaluranan obat, pengelolaan
Lebih terperinciNasution (2004) berpendapat bahwa mutu mencakup suatu usaha untuk memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. Penilaian pasien terhadap mutu pelayanan
1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini kesehatan gigi dan mulut menjadi perhatian penting karena dampaknya yang besar bagi kesehatan secara umum. Penyakit mulut memiliki dampak yang besar
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengukurannya atau observasi data variabel independen (bebas) dan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah dengan menggunakan rancangan penelitian korelasi (hubungan/asosiasi) dengan menggunakan pendekatan cross-sectional yaitu
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA MINAT DENGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN PRAKTIK DILABORATORIUM KETERAMPILAN KEPERAWATAN
HUBUNGAN ANTARA MINAT DENGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN PRAKTIK DILABORATORIUM KETERAMPILAN KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini melibatkan 70 orang responden yang merupakan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ini melibatkan 70 orang responden yang merupakan mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (FKIK UMY). Hasil penelitian
Lebih terperinciAbstrak. Universitas Kristen Maranatha
Abstrak Penelitian ini berjudul Perbandingan Hubungan Antara Dimensi-Dimensi Learning Approach Dengan Prestasi Belajar Antara Kelompok Siswa Dengan Kelompok Siswi Pada Mata Pelajaran Matematika Dan Bahasa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. korelasional menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan korelasional menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian korelasional bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memecahkan masalah (problem solving skill) serta berfokus pada mahasiswa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem PBL (Problem Based Learning) merupakan metoda pembelajaran yang meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam hal berpikir kritis dan memecahkan masalah (problem solving
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kedokteran merupakan cabang dari ilmu kesehatan. Pendidikan dokter adalah salah satu program studi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedokteran merupakan cabang dari ilmu kesehatan. Pendidikan dokter adalah salah satu program studi di fakultas kedokteran yang mempelajari tubuh manusia berdasarkan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN ANALISIS DATA PROFIL MAGISTER AKUNTANSI UKSW
IV. HASIL DAN ANALISIS DATA PROFIL MAGISTER AKUNTANSI UKSW Prodi Magister Akuntansi UKSW berdiri berdasarkan ijin operasional yang dikeluarkan oleh Ditjen Dikti Nomor 1865/D/T/2009 tertanggal 15 Oktober
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pada saat ini, tuntutan masyarakat akan kompetensi dokter semakin berkembang. Masyarakat menuntut institusi pendidikan kedokteran untuk mempersiapkan lulusannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS, 2013) melaporkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS, 2013) melaporkan bahwa terdapat negara dengan beban Human Immunodeficiency Virus (HIV) tertinggi dan kasus
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. aktif dalam proses pembelajaran. Metode PBL adalah salah satu dari beberapa
BAB V PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Penelitian Diskusi tutorial yang merupakan implementasi dari metode pembelajaran Problem Based Learning dapat memberikan mahasiswa kesempatan untuk aktif dalam proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setingkat dengan perguruan tinggi (Siswoyo, 2007). Berdasarkan Indonesian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mahasiswa adalah individu yang memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi, kecerdasan dalam berpikir, serta kerencanaan dalam bertindak dan sedang menuntut ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Stres tidak dapat dipisahkan dari setiap aspek kehidupan. Stres dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stres tidak dapat dipisahkan dari setiap aspek kehidupan. Stres dapat dialami oleh siapa saja dan memiliki implikasi negatif jika berakumulasi dalam kehidupan individu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang membatasi antar negara terasa hilang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Arus informasi mengalir cepat seolah tanpa hambatan, jarak dan ruang yang membatasi antar negara terasa hilang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di belahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah. Umpan balik yang diberikan kepada siswa didik merupakan salah satu hal
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Umpan balik yang diberikan kepada siswa didik merupakan salah satu hal yang penting di dalam pendidikan klinik, karena umpan balik tersebut akan berpengaruh
Lebih terperinciPERBEDAAN PERSEPSI LINGKUNGAN PEMBELAJARAN PADA MAHASISWA INTROVERT DAN EKSTROVERT DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNS SKRIPSI
PERBEDAAN PERSEPSI LINGKUNGAN PEMBELAJARAN PADA MAHASISWA INTROVERT DAN EKSTROVERT DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNS SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran DEWI NUR MAHARANI G0012059
Lebih terperinciRelationship Learning Environment Perception with Student Learning Outcomes Prodi Medical Education FKIK UMY UMY
Relationship Learning Environment Perception with Student Learning Outcomes Prodi Medical Education FKIK UMY Hubungan Lingkungan Pembelajaran dengan Hasil Belajar Prodi Pendidikan Dokter FKIK UMY Gita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kecemasan adalah reaksi normal terhadap situasi tertentu. Semua orang pernah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecemasan merupakan salah satu emosi yang paling dasar manusia. Kecemasan adalah reaksi normal terhadap situasi tertentu. Semua orang pernah mengalami kecemasan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pendidikan saat ini semakin maju dan salah satu tandanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pendidikan saat ini semakin maju dan salah satu tandanya yaitu Pendidikan.Net work yang didukung perkembangan teknologi di DepDikNas maupun di
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Metode pembelajaran PiTBL berdampak positif terhadap nilai student
130 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1. Kesimpulan 1. Metode pembelajaran PiTBL berdampak positif terhadap nilai student engagement, dibuktikan dengan nilai rata-rata student engagement di tiap minggu pembelajaran
Lebih terperinciBAB I BAB I PENDAHULUAN
BAB I BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyusunan jadwal mata kuliah Universitas Sebelas Maret selama ini dilakukan dengan Sistem Generate Jadwal UNS, namun berdasarkan surat keputusan konsil kedokteran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Metode Pembelajaran Metode pembelajaran di pendidikan kedokteran terdiri dari : a. Outcome-based curriculum Pembelajaran metode outcome-based curriculum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Praktik klinik dalam keperawatanadalah kesempatan kepada semua. yang sesungguhnya(emilia, 2008). Pembelajaran klinik tidak hanya
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Praktik klinik dalam keperawatanadalah kesempatan kepada semua mahasiswa untuk menerjemahkan pengetahuan teoritis ke dalam tindakan yang sesungguhnya(emilia, 2008).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mahasiswa keperawatan. Hal ini sesuai dengan Brinkley et al., (2010)
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan berpikir kritis merupakan hal yang penting pada mahasiswa keperawatan. Hal ini sesuai dengan Brinkley et al., (2010) yang mengungkapkan bahwa kemampuan dalam
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui learning approach yang dominan digunakan oleh siswa middle school tingkat 6, 7, dan 8 di Bandung International School. Sesuai maksud dan tujuan penelitian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manajemen waktu dapat dilakukan dengan metode Problem Based. pendekatan SCL adalah metode pembelajaran dengan Problem Based
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Student center learning (SCL) atau pembelajaran yang berfokus pada peserta didik merupakan model pembelajaran yang menempatkan peserta didik sebagai pusat dari proses
Lebih terperinci