BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa untuk mencapai prestasi akademiknya, menjadi kompeten, memiliki

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa untuk mencapai prestasi akademiknya, menjadi kompeten, memiliki"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Motivasi mempengaruhi perilaku seseorang dalam mengambil keputusan untuk memulai, mengikuti dan mengakhiri suatu pembelajaran. Motivasi diakui sebagai faktor penting dalam proses pembelajaran, karena dapat membantu mahasiswa untuk mencapai prestasi akademiknya, menjadi kompeten, memiliki kepuasan dalam diri dan juga menjadi profesional yang baik. Ketertarikan pada tujuan tersebut sering dikaitkan dengan minat, misalnya ketika menentukan untuk melanjutkan pendidikan ke suatu perguruan tinggi tertentu, atau tidak melanjutkan kuliah dan memilih untuk bekerja. Ketertarikan untuk melanjutkan pendidikan biasanya dipengaruhi oleh faktor internal (dalam diri individu) maupun faktor eksternal (luar diri individu). Faktor dari dalam diri individu memicu timbulnya motivasi intrinsik sedangkan faktor dari luar diri individu atau lingkungan sekitarnya menyebabkan timbulnya motivasi ekstrinsik (Arends, 2013). Penelitian yang dilakukan oleh Newstead et al. (1996) terkait dengan alasan mahasiswa berada di universitas, jawaban yang diberi banyak dan bervariasi, kemudian dibagi menjadi tiga kategori utama yang disebut : solusi sementara, alat untuk mencapai tujuan, dan pengembangan pribadi. Vallerand et al. (1992) merancang suatu instrumen untuk menilai tiga jenis motivasi yaitu motivasi instrinsik, motivasi ekstrinsik dan amotivasi (ketiadaan motivasi). Instrumen ini ditujukan untuk mengetahui alasan seorang mahasiswa melanjutkan pendidikan ke 1

2 2 perguruan tinggi. Penelitian Artino, Rochelle and Durning (2010 ) menunjukkan bahwa motivasi belajar mempunyai hubungan dengan prestasi belajar. Motivasi yang kuat pada seorang mahasiswa bila didukung dengan strategi belajar yang tepat akan mempengaruhi pencapaian tujuan pembelajaran/ prestasi akademik yang baik. Biggs (Jones, 2002) mendefinisikan strategi belajar sebagai gabungan antara motif dan strategi yang tepat. Motif atau motivasi merupakan alasan mahasiswa untuk belajar, sedangkan strategi adalah metode yang digunakan mahasiswa untuk mencapai tujuannya atau meningkatkan motivasi belajar. Motif dan strategi ini mempunyai hubungan kongruen dan penting untuk konsepsi belajar mereka, dan pandangan mereka terhadap belajar di kemudian hari. Strategi belajar atau pendekatan belajar dibagi menjadi dua yaitu; pendekatan mendalam dan pendekatan permukaan (Malton & Saljo, 1976; Trigwell & Prosser, 1991) sedangkan Entwistle & Ramsden, (1983), Tait et al. (1998) dan Biggs et al. (2001) mengategorikan menjadi tiga yaitu: deep (pendekatan mendalam), surface (pendekatan permukaan) dan achieving (pendekatan pencapaian/pendekatan strategis). Diseth & Kobbeltvedt (2010) menemukan bukti bahwa berbagai jenis motivasi dan strategi belajar memberi efek secara langsung dan tidak langsung sebagai prediktor prestasi akademik. Prestasi akademik merupakan hasil belajar dalam bidang akademis yang merefleksikan kemampuan dan kinerja mahasiswa terhadap materi pelajaran yang bersifat multidimensi yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotor, yang diberikan oleh pendidik kepada peserta didik yang lazimnya ditunjukkan dengan

3 3 nilai. Soares et al. (2009) menyatakan bahwa strategi belajar memberikan kontribusi yang besar untuk mendapatkan prestasi belajar yang tinggi. Baik buruknya prestasi akademik mahasiswa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain: faktor dari dalam individu yang meliputi aspek jasmaniah, aspek rohaniah, dan kondisi intelektual. Faktor lingkungan yang meliputi faktor fisik maupun sosial psikologis yang berada pada lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat (Sukmadinata, 2005). Dapat dijelaskan dalam proses belajar model 3P Bigg s (1987) yang terdiri dari beberapa komponen yaitu: presage, process dan product. Komponen presage terkait dengan input yang terdiri dari karakteristik mahasiswa seperti pengetahuan awal, kemampuan, intelegensi, kepribadian, latar belakang keluarga dan situasi yang terkait dengan lingkungan pembelajaran. Komponen proses ini terkait erat dengan keterlibatan seorang mahasiswa dalam pembelajarannya karena adanya ketertarikan (motif), sehingga akan memilih strategi belajar yang sesuai baginya agar dapat mencapai tujuan, sedangkan komponen produk dapat dilihat dari hasil belajar yang diperolehnya. Ketiga komponen tersebut saling mempengaruhi dalam proses belajar, baik secara langsung maupun tidak langsung. Hasil penelitian Verkuyten, Thijs and Canatan (2001) menunjukkan bahwa motivasi berprestasi berpengaruh terhadap prestasi akademik mahasiswa. Program studi D-III Keperawatan Manokwari merupakan salah satu program studi kesehatan di Poltekkes Kemenkes Sorong yang melaksanakan proses pembelajaran dengan memperhatikan keterkaitan ketiga komponen dalam proses

4 4 belajar yang diketengahkan oleh Biggs tersebut. Harapan akhirnya akan menghasilkan tenaga keperawatan profesional pemula yang dapat memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan bagi masyarakat secara umum, dan khususnya bagi masyarakat di Papua dan Papua Barat. Kebutuhan tenaga kesehatan di Kabupaten Manokwari masih cukup banyak. Tenaga Kesehatan yang tersedia untuk menjalankan tugas pelayanan kepada masyarakat seperti tenaga dokter umum, dokter spesialis, bidan maupun perawat masih terbatas. Jumlah penduduk Kabupaten Manokwari sebanyak jiwa dan jumlah dokter sebanyak 23 orang maka, rasio dokter terhadap penduduk masih relatif besar, yaitu 1: 6.258, rasio perawat terhadap penduduk juga masih relatif rendah yaitu 1: 615. Penyebaran tenaga kesehatan masih terkonsentrasi di pusat kabupaten/kota. (Din.Kes Kab. Manokwari, 2005). Kebutuhan akan penambahan tenaga kesehatan, baik dokter maupun perawat, rasionya masih terlalu tinggi. Terlebih pada daerahdaerah yang jauh dari pusat kabupaten atau pada distrik yang tidak tersedia sarana dan prasarana kesehatan, kondisi ini akan semakin memperburuk pelayanan kepada masyarakat. Letak geografis wilayah Papua dan Papua Barat yang sulit untuk dijangkau, dengan keterbatasan transportasi akan menambah tantangan untuk pemerataan tenaga kesehatan (Din.Kes Kab. Manokwari, 2005). Di samping itu, sebagian besar dari tenaga kesehatan yang ada sekarang berasal bukan putra daerah sendiri, sehingga kemungkinan timbul perasaan kurang nyaman dan pindah tempat juga besar. Kondisi semacam inilah yang harus segera diatasi oleh pemerintah untuk memenuhi tenaga kesehatan khususnya di daerah terpencil dari segi kuantitas maupun

5 5 kualitas. Fenomena inilah yang membuat pemerintah dan institusi kesehatan kesulitan untuk menyiapkan tenaga kesehatan yang merata pada setiap daerah. Kebijakan pemerintah untuk memprioritaskan pendidikan bagi putra-putri daerah, khususnya di bidang pendidikan dan tenaga kesehatan. Tujuannya untuk memenuhi tenaga kesehatan yang nantinya menjadi ujung tombak pelayanan kesehatan bagi masyarakat di daerah terpencil, daerah pesisir dan juga perkotaan. Kebijakan ini sudah sesuai dengan UU Kesehatan RI Nomor 36 Tahun 2009, serta didukung oleh UU No. 21 Tahun 2001 pasal 59 dan 60 tentang Otonomi Khusus bagi Propinsi Papua. Kebutuhan akan tenaga kesehatan tersebut dapat dipenuhi oleh putra daerah itu sendiri lewat institusi pendidikan. Putra daerah dengan latar belakang IPA masih minim dalam jumlah, sehingga tidak dapat menjadi tenaga kesehatan, terkait dengan S.K. MenKes No.778, tahun Lulusan SMA jurusan IPA tidak semuanya mempunyai minat untuk menjadi tenaga kesehatan dan mengambil fakultas atau sekolah non kesehatan. Kebijakan yang diambil oleh Politeknik Kesehatan Papua dan Papua Barat dalam petunjuk teknis sistem penerimaan mahasiswa baru (Sipenmaru), memberi peluang bagi calon mahasiswa dari jurusan IPA dan non IPA yang berminat menjadi tenaga kesehatan (Juknis Poltekes Sorong, 2011 ). Program Studi (Prodi) D -III Keperawatan Manokwari menerima mahasiswa baru dari jurusan SMA IPA, dan non IPA (I PS dan SMK Kesehatan). Seleksi calon mahasiswa sebelumnya hanya dari SMA IPA dan SPK (Sekolah Perawat Kesehatan) bagi yang tugas belajar. Seleksi calon mahasiswa diutamakan putra daerah yang berasal dari berbagai wilayah di

6 6 Papua, dengan prioritas laki-laki karena yang berminat sedikit dan usia maksimal 24 tahun, sedangkan tugas belajar mengacu pada aturan tersendiri/khusus, kemudian dilanjutkan dengan seleksi kesehatan, yang berhasil lulus seleksi, selanjutnya dapat mengikuti proses pembelajaran menggunakan kurikulum berbasis kompetensi (Juknis Poltekkes Sorong, 2013). Mahasiswa yang berlatar belakang pendidikan jurusan non IPA, diragukan penguasaan ilmu-ilmu dasar yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan tenaga kesehatan misalnya perawat, bidan atau lainnya. Berhubungan penerimaan mahasiswa dengan latar belakang yang berbeda baik dari jurusan IPA, dan non IPA, sering menimbulkan keluhan dari beberapa staf pengajar. Sejalan dengan hasil penelitian Ali et al. (2007) pada program diploma keperawatan di Sindh India, bahwa kemampuan akademik mahasiswa dari jurusan sains dan arts berbeda. Pengetahuan awal yang dimiliki mahasiswa sangat membantu dalam pembelajarannya karena berkaitan dengan materi yang akan dipelajari. Penelitian Wijayanto (2011) menjelaskan pengaruh motivasi terhadap strategi belajar, dimana mahasiswa yang telah memiliki pengetahuan sebelumnya, akan tertarik pada suatu materi pembelajaran, dan akan mempengaruhi pendekatan belajar yang digunakan. Data yang didapat dari bagian evaluasi terjadi penurunan prestasi mahasiswa dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya terutama pada Mata Kuliah Keilmuan Keterampilan (MKK) seperti biologi fisika, anatomi fisiologi, mikrobiologi parasitologi, farmakologi, patologi dan biokimia. Mata kuliah MKK yang berada pada tahun pertama merupakan kelompok bahan kajian dan pelajaran yang ditujukan

7 7 terutama untuk memberikan landasan penguasaan ilmu dan keterampilan serta merupakan prasyarat bagi materi asuhan keperawatan. Mata kuliah Anatomi Fisiologi merupakan salah satu mata kuliah dalam MKK yang digunakan sebagai dasar pengembangan ilmu-ilmu terapan dalam asuhan keperawatan.. Penelitian Koseoglu (2013) menemukan adanya perbedaan motivasi pada tahun pertama dan kedua, serta jurusan berbeda mempengaruhi motivasi. Motivasi belajar yang tinggi perlu dipertahankan agar mahasiswa tidak kehilangan minat untuk belajar hal-hal yang baru. Mahasiswa yang mampu menyelesaikan mata kuliah Anatomi Fisiologi dengan baik maka pembelajaran selanjutnya akan berjalan dengan baik, karena telah memiliki landasan keilmuan yang diperlukan. Berdasarkan daftar nilai mahasiswa yang sudah lulus Mata Kuliah MKK, terdiri dari 59% mahasiswa berlatar belakang jurusan IPA, 28% mahasiswa berlatar belakang jurusan IPS dan 23% mahasiswa berlatar belakang SMK (Laporan Tahunan Bidang Evaluasi, 2012). Rendahnya nilai mata kuliah Anatomi Fisiologi berkorelasi dengan rendahnya penguasaan ilmu-ilmu dasar dari mahasiswa jurusan non IPA. Keadaan tersebut di atas merupakan masalah dan menjadi bahan evaluasi bagi seluruh pengajar di Prodi D-III Keperawatan Manokwari. Rendahnya nilai mata kuliah Anatomi Fisiologi dapat disebabkan oleh faktor presage, situational, motivasi dan strategi belajar (Biggs, 2003). Mahasiswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan menggunakan strategi belajar yang tepat sehingga dapat mencapai nilai/prestasi terbaik.

8 8 Penelitian ini dibutuhkan untuk melihat sejauhmana motivasi dan strategi belajar pada mahasiswa yang berasal dari jurusan yang berbeda memberikan pengaruh terhadap nilai mata kuliah Anatomi Fisiologi di Prodi D-III Keperawatan Manokwari Politeknik Kesehatan Kemenkes Sorong. I.2. Perumusan Masalah Penelitian awal ini diperlukan untuk melihat sejauhmana input mahasiswa dengan karakteristik yang berbeda, dapat diberi bantuan dalam proses pembelajaran, melalui peningkatan motivasi dan strategi belajar sehingga dapat mencapai hasil belajar yang maksimal. Pertanyaan penelitiannya adalah ; Bagaimana perbedaan motivasi, strategi belajar dan nilai mata kuliah Anatomi Fisiologi antara mahasiswa Putra Daerah IPA dan Non IPA, dan Bukan Putra Daerah IPA dan Non IPA, di Prodi D-III Keperawatan Manokwari Politeknik Kesehatan Kemenkes Sorong? I.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, tujuan dari pada penelitian ini adalah : Mengetahui motivasi mahasiswa dengan latar belakang berbeda (putra daerah IPA, non IPA, dan bukan putra daerah IPA, non IPA) di Prodi D-III Keperawatan Manokwari Politeknik Kesehatan Kemenkes Sorong Mengetahui strategi belajar mahasiswa dengan latar belakang berbeda (putra daerah IPA, non IPA dan bukan putra daerah IPA, non IPA) di Prodi D-III Keperawatan Manokwari Politeknik Kesehatan Kemenkes Sorong.

9 Mengetahui nilai mata kuliah Anatomi Fisiologi mahasiswa dengan latar belakang berbeda (putra daerah IPA, non IPA dan bukan putra daerah IPA, non IPA) di Prodi D-III Keperawatan Manokwari. Politeknik Kesehatan Kemenkes Sorong Menganalisis perbedaan motivasi, strategi belajar dan nilai MKK yang dimoderasi oleh asal daerah, asal sekolah dan nilai seleksi masuk mahasiswa. I.4. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi: I.4.1. Politeknik Kesehatan Kemenkes Sorong Prodi D-III Keperawatan Manokwari sebagai bahan evaluasi terhadap kebijakan seleksi masuk calon mahasiswa yang berlatar belakang IPA atau non IPA. I.4.2. Bagi peneliti berikutnya untuk mengembangkan sebuah program untuk meningkatkan motivasi dan strategi belajar yang tepat bagi mahasiswa khususnya Prodi D-III Keperawatan Manokwari Politeknik Kesehatan Kemenkes Sorong. I.5. Keaslian Penelitian Penelitian tentang pengaruh motivasi dan strategi belajar terhadap nilai mata kuliah Anatomi Fisiologi di Prodi D-III Keperawatan Manokwari Politeknik Kesehatan Kemenkes Sorong belum pernah dilakukan oleh peneliti lain. Penelitian sejenis yang pernah dilakukan antara lain : I.5.1. Diseth, & Kobbeltvedt (2010) dalam jurnal: A mediation analysis of achievement motives, goals, learning strategies, and academic achievement,

10 10 menyatakan hasil analisis korelasi yang dilakukan dalam penelitiannya menunjukkan adanya hubungan langsung dan tidak langsung dari berbagai jenis motivasi dan strategi pembelajaran sebagai prediktor prestasi akademik. I.5.2. Koseoglu (2013) melakukan penelitian dengan judul : An application of the self-determination theory-academic motivation of the first-year university students for two successive years, penelitian ini membandingkan motivasi mahasiswa pada jurusan seni dan sains pada tahun pertama dan kedua. Hasil penelitian menunjukkan adanya variasi dan perbedaan motivasi, pada tahun pertama, kedua, dan jurusan yang berbeda. I.5.3. Soares et al. (2009) dalam peneli tian dengan judul Academic achievement in first-year Portuguese college students: the role of academic preparation and learning strategies, untuk mengetahui hubungan antara persiapan dan strategi belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa tahun pertama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persiapan dan strategi belajar memberikan kontribusi yang besar untuk mendapatkan prestasi belajar yang tinggi. I.5.4. Artino, Rochelle and Durning (2010) melakukan penelitian dengan judul Second-year medical students motivational beliefs, emotions, and achievement dengan kesimpulan bahwa emosi berpengaruh secara negatif terhadap prestasi akademik sedangkan motivasi berpengaruh secara positif terhadap prestasi akademik. I.5.5. Verkuyten, Thijs, and Canatan (2001) melakukan penelitian dengan judul Achievement motivation and academic performance among turkish early and

11 11 young adolescents in the Netherlands untuk mengetahui hubungan motivasi dan prestasi akademik mahasiswa Turki dan Belanda. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara motivasi berprestasi dengan prestasi akademik. Persamaan dari beberapa penelitian diatas dengan yang akan dilakukan terletak pada variabel yang akan diteliti yaitu motivasi, strategi belajar dan prestasi akademik, dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif, dan instrumen AMS dan ASSIST, sedangkan perbedaannya terletak pada hipotesis penelitian ( hubungan dan pengaruh) sedangkan penelitian ini membedakan motivasi, strategi belajar dan nilai mata kuliah Anatomi Fisiologi pada karakteristik sampel yang berbeda dan tempat penelitiannya.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pembahasan hasil penelitian pada Bab IV, maka hasil penelitian ini dapat

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pembahasan hasil penelitian pada Bab IV, maka hasil penelitian ini dapat BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Hasil Penelitian Berdasarkan pembahasan hasil penelitian pada Bab IV, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan seperti berikut: 1. Perencanaan Program pada Pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus berkembang. Persaingan semakin ketat dan masyarakat dituntut untuk dapat bersaing dalam menghadapi tantangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prestasi belajar merupakan salah satu indikator paling penting dari pembelajaran dan pemahaman semua sistem pendidikan. Prestasi merupakan hasil yang dicapai seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perguruan tinggi merupakan wahana terbentuknya sumber daya manusia yang siap kerja maupun siap latih. Menurut Peraturan Pemerintah No 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, perkembangan zaman sudah semakin modern terutama pada

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, perkembangan zaman sudah semakin modern terutama pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan zaman sudah semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini yang menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kejadian menghasilkan ke kejadian yang lain (Kuhn, 1991 dalam; John W

BAB I PENDAHULUAN. kejadian menghasilkan ke kejadian yang lain (Kuhn, 1991 dalam; John W BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia tingkat pendidikan formal diawali dari Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesungguhan yang serius dalam mencapainya. Karena itu pendidikan sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. kesungguhan yang serius dalam mencapainya. Karena itu pendidikan sangatlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan unsur terpenting dalam kehidupan manusia karena melalui pendidikan manusia dapat mencapai masa depan yang baik. Adapun pendidikan bukanlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia dewasa ini. Dengan adanya pendidikan, manusia dapat mempelajari hal-hal yang ada di sekitarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai kesuksesan dalam hidupnya. Hal ini senada dengan S. C. Sri Utami

BAB I PENDAHULUAN. mencapai kesuksesan dalam hidupnya. Hal ini senada dengan S. C. Sri Utami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting saat ini dimana masyarakat dituntut menjadi SDM yang berkualitas. Hal tersebut bisa didapat salah satunya melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Prestasi

BAB I PENDAHULUAN. penting dan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Prestasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia pendidikan, prestasi belajar merupakan hal yang sangat penting dan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Prestasi belajar pada hakekatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang membatasi antar negara terasa hilang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang membatasi antar negara terasa hilang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Arus informasi mengalir cepat seolah tanpa hambatan, jarak dan ruang yang membatasi antar negara terasa hilang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di belahan

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. lebih kompetitif (http://www.depdiknas.go.id). Pemerintah Indonesia khususnya

BAB I. Pendahuluan. lebih kompetitif (http://www.depdiknas.go.id). Pemerintah Indonesia khususnya BAB I Pendahuluan 1.2 Latar Belakang Masalah Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan, maka standarisasi pendidikan nasional menjadi lebih tinggi, mutu dan daya saing bangsa menjadi lebih kompetitif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Politeknik TEDC didirikan pada tahun 2002 berdasarkan ijin. penyelenggaraan dari DIKTI No. 73/D/O/2002. Politeknik TEDC merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Politeknik TEDC didirikan pada tahun 2002 berdasarkan ijin. penyelenggaraan dari DIKTI No. 73/D/O/2002. Politeknik TEDC merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Politeknik TEDC didirikan pada tahun 2002 berdasarkan ijin penyelenggaraan dari DIKTI No. 7/D/O/2002. Politeknik TEDC merupakan lembaga pendidikan tinggi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. studi di Perguruan Tinggi. Seorang siswa tidak dapat melanjutkan ke perguruan

BAB I PENDAHULUAN. studi di Perguruan Tinggi. Seorang siswa tidak dapat melanjutkan ke perguruan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Akhir belajar di Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan awal untuk studi di Perguruan Tinggi. Seorang siswa tidak dapat melanjutkan ke perguruan tinggi apabila

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. berkembang menjadi Rumah Sakit Lee Seng Ie. Pada tanggal 1 Juni 1965 nama

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. berkembang menjadi Rumah Sakit Lee Seng Ie. Pada tanggal 1 Juni 1965 nama BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan Perkumpulan Lee Seng Ie berdiri pada tanggal 28 Desember 1924 yang berarti Perkumpulan akan kasih pertolongan pada orang sakit. Perkumpulan ini mendirikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan dasar yang dibutuhkan mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan dasar yang dibutuhkan mahasiswa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan dasar yang dibutuhkan mahasiswa untuk mendapatkan ilmu dari berbagai macam bidang serta membentuk karakter dan kepribadian.

Lebih terperinci

2015 PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING PADA PELAKSANAAN PRAKTIK PENYULUHAN KELUARGA OLEH MAHASISWA PROGRAM STUDI PKK FPTK UPI

2015 PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING PADA PELAKSANAAN PRAKTIK PENYULUHAN KELUARGA OLEH MAHASISWA PROGRAM STUDI PKK FPTK UPI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mahasiswa sebagai insan akademis yang memiliki potensi, talenta dari berbagai macam bidang ilmu keahlian dan pengetahuan dalam kehidupan bermasyarakat berada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan dari seni dan budaya manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu perubahan atau perkembangan

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini berjudul Perbandingan Hubungan Antara Dimensi-Dimensi Learning Approach Dengan Prestasi Belajar Antara Kelompok Siswa Dengan Kelompok Siswi Pada Mata Pelajaran Matematika Dan Bahasa

Lebih terperinci

KURIKULUM INSTITUSI PROGRAM DIPLOMA III GIZI JURUSAN GIZI

KURIKULUM INSTITUSI PROGRAM DIPLOMA III GIZI JURUSAN GIZI KURIKULUM INSTITUSI PROGRAM DIPLOMA III GIZI JURUSAN GIZI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN PALANGKA RAYA TAHUN 2015 Laporan Kegiatan Pilkajur Gizi 2013 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dalam masyarakat, karena dengan pendidikan, manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dalam masyarakat, karena dengan pendidikan, manusia dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kunci utama dari semua kemajuan dan perkembangan yang ada dalam masyarakat, karena dengan pendidikan, manusia dapat mewujudkan semua potensi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi a. Pengertian Minat Menurut Sardiman (2011: 76), minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi dan perdagangan bebas yang dimulai tahun 2003 melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi dan perdagangan bebas yang dimulai tahun 2003 melalui 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi dan perdagangan bebas yang dimulai tahun 2003 melalui Asean Free Trade Area (AFTA) menuntut peningkatan mutu calon pekerja di negara-negara Asean,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam arti cerdas dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa tertuang didalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam arti cerdas dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa tertuang didalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional yaitu untuk mencetak manusia yang seutuhnya dalam arti cerdas dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa tertuang didalam Undang-undang

Lebih terperinci

IBI-AIPKIND Jogyakarta, 25 Juli 2010

IBI-AIPKIND Jogyakarta, 25 Juli 2010 IBI-AIPKIND Jogyakarta, 25 Juli 2010 BAB I PENDAHULUAN BAB II PENYELENGGARAAN PENDD.KEB. BAB III JALUR DAN JENJANG PENDIDIKAN BAB IV SNPK BAB V KETENTUAN PERALIHAN BAB VI PENUTUP Salah satu kunci utama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 dalam Kemenkes (2015) adalah Program Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang akan menjadi penerus bangsa. Tidak dapat dipungkiri, seiring dengan terus

BAB I PENDAHULUAN. yang akan menjadi penerus bangsa. Tidak dapat dipungkiri, seiring dengan terus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang penting, terutama bagi generasi muda yang akan menjadi penerus bangsa. Tidak dapat dipungkiri, seiring dengan terus berkembangnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Setiap organisasi dituntut untuk dapat mengoptimalkan sumber daya manusia dan bagaimana sumber daya manusia dikelola. Pengelolaan sumber daya manusia tidak lepas dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. PISA atau Program for International Student Assessment yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. PISA atau Program for International Student Assessment yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PISA atau Program for International Student Assessment yang diselenggarakan oleh OECD (Organization for Economic Cooperation and Development) adalah sebuah program internasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal tersebut kemudian diatur

BAB I PENDAHULUAN adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal tersebut kemudian diatur BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu tujuan negara Republik Indonesia dalam Pembukaan UUD 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal tersebut kemudian diatur dalam batang tubuh UUD 1945

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI MENJADI PERAWAT DENGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA AKPER YPIB MAJALENGKA TAHUN 2015

HUBUNGAN MOTIVASI MENJADI PERAWAT DENGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA AKPER YPIB MAJALENGKA TAHUN 2015 HUBUNGAN MOTIVASI MENJADI PERAWAT DENGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA AKPER YPIB MAJALENGKA TAHUN 2015 Oleh: Deis Isyana Nur Putri ABSTRAK Motivasi dapat membuat seseorang berbuat demi mencapai tujuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan merupakan penunjang keberhasilan pelaksanaan program kesehatan nasional di Indonesia. Puskesmas berada pada tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pendidikan saat ini semakin maju dan salah satu tandanya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pendidikan saat ini semakin maju dan salah satu tandanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pendidikan saat ini semakin maju dan salah satu tandanya yaitu Pendidikan.Net work yang didukung perkembangan teknologi di DepDikNas maupun di

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana yang sangat penting dalam mencerdaskan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana yang sangat penting dalam mencerdaskan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana yang sangat penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Pada hakikatnya pendidikan merupakan suatu kesatuan proses terpadu dalam

Lebih terperinci

SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU JALUR PENELUSURAN MINAT DAN PRESTASI (PMDP) POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2017 / 2018

SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU JALUR PENELUSURAN MINAT DAN PRESTASI (PMDP) POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2017 / 2018 SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU JALUR PENELUSURAN MINAT DAN PRESTASI (PMDP) POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2017 / 2018 Memasuki tahun akademik 2017/2018 Politeknik Kesehatan Kemenkes

Lebih terperinci

SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (SIPENMARU) JALUR UJI TULIS & KELUARGA MISKIN (GAKIN) POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2016 / 2017

SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (SIPENMARU) JALUR UJI TULIS & KELUARGA MISKIN (GAKIN) POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2016 / 2017 SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (SIPENMARU) JALUR UJI TULIS & KELUARGA MISKIN (GAKIN) POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2016 / 2017 Memasuki tahun akademik baru 2016/2017 Politeknik Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang melibatkan respon-respon mental dan tingkah laku, di mana individu

BAB I PENDAHULUAN. yang melibatkan respon-respon mental dan tingkah laku, di mana individu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam rentang kehidupan manusia, manusia akan mengalami perubahan, baik perubahan dari luar maupun dari dalam. Dari dalam seperti fisik, pertumbuhan tinggi

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 2, Oktober 2012 ISSN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN METODE TIM

Jurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 2, Oktober 2012 ISSN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN METODE TIM PENELITIAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN METODE TIM TINGKAT KEPUASAN LULUSAN DIPLOMA III KEBIDANAN TERHADAP KUALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM PRAKTIK Ika Fitria Elmeida* Kualitas implementasi kurikulum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pendidikan bidan berhubungan dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pendidikan bidan berhubungan dengan perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Perkembangan pendidikan bidan berhubungan dengan perkembangan pelayanan kebidanan. Pendidikan bidan dimulai pada masa penjajahan Hindia Belanda. Pada tahun 1851 seorang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan terdapat nilai-nilai yang baik, luhur, dan pantas untuk dikembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan terdapat nilai-nilai yang baik, luhur, dan pantas untuk dikembangkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi ini, pendidikan dipandang sebagai identitas suatu negara, sehingga hampir semua negara memposisikan pendidikan sebagai indikator utama

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan tabel 4.1. menunjukkan bahwa dari 31 responden yang ada

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan tabel 4.1. menunjukkan bahwa dari 31 responden yang ada BAB V PEMBAHASAN A. Motivasi Berdasarkan tabel 4.1. menunjukkan bahwa dari 31 responden yang ada mayoritas responden memiliki skor motivasi 67-100 % dengan kategori motivasi tinggi yaitu dengan persentase

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan yang sangat luas terkait dengan kehidupan manusia. Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang amat menentukan bagi perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang amat menentukan bagi perkembangan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang amat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Kemajuan suatu kebudayaan

Lebih terperinci

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB II TINJUAN PUSTAKA BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Minat 1. Pengertian Minat yaitu suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciriciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginankeinginan atau kebutuhan-kebutuhannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Isni Agustiawati,2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Isni Agustiawati,2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan keharusan bagi manusia serta mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, baik sebagai makhluk individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini banyak tantangan yang dihadapi manusia, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini banyak tantangan yang dihadapi manusia, salah satunya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekarang ini banyak tantangan yang dihadapi manusia, salah satunya adalah tantangan pekerjaan yang menuntut kriteria-kriteria tinggi yang menimbulkan persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Hampir semua

Lebih terperinci

BAB I. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan kejuruan. yang tujuan utamanya mempersiapkan siswa menjadi tenaga kerja andal dengan

BAB I. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan kejuruan. yang tujuan utamanya mempersiapkan siswa menjadi tenaga kerja andal dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan kejuruan yang tujuan utamanya mempersiapkan siswa menjadi tenaga kerja andal dengan mengutamakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu fenomena yang harus di respon oleh perawat. Respon yang ada

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu fenomena yang harus di respon oleh perawat. Respon yang ada BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus di respon oleh perawat. Respon yang ada harus bersifat kondusif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdapat jenjang pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. terdapat jenjang pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Kejuruan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, terdapat jenjang pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yakni: SMK adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompleksitas zaman. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. kompleksitas zaman. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan salah satu modal penting dalam pembangunan bangsa Indonesia untuk dapat bertahan di tengahtengah kompleksitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perannya yang signifikan dalam mencapai kemajuan di berbagai bidang. kehidupan: sosial, ekonomi, politik, dan budaya.

BAB I PENDAHULUAN. perannya yang signifikan dalam mencapai kemajuan di berbagai bidang. kehidupan: sosial, ekonomi, politik, dan budaya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan faktor penting bagi kelangsungan kehidupan bangsa dan faktor pendukung yang memegang peranan penting di seluruh sektor kehidupan. Pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB II KETENTUAN UMUM BAB III DASAR, FUNGSI DAN TUJUAN BAB IV PRINSIP PENYELENGGARAAN PEND KEB BAB V PESERTA DIDIK BAB VI JALUR DAN

BAB I PENDAHULUAN BAB II KETENTUAN UMUM BAB III DASAR, FUNGSI DAN TUJUAN BAB IV PRINSIP PENYELENGGARAAN PEND KEB BAB V PESERTA DIDIK BAB VI JALUR DAN TIM POKJA BAB I PENDAHULUAN BAB II KETENTUAN UMUM BAB III DASAR, FUNGSI DAN TUJUAN BAB IV PRINSIP PENYELENGGARAAN PEND KEB BAB V PESERTA DIDIK BAB VI JALUR DAN JENJANG PENDIDIKAN BAB VII STANDAR NASIONAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan hal yang kompleks dan dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu model yang sering digunakan untuk menjelaskan proses belajar adalah model

Lebih terperinci

Standardisasi Pendidikan Kedokteran Menuju Pelayanan Kesehatan yang Bermutu. Fasli Jalal. Wakil Menteri Pendidikan Nasional

Standardisasi Pendidikan Kedokteran Menuju Pelayanan Kesehatan yang Bermutu. Fasli Jalal. Wakil Menteri Pendidikan Nasional Standardisasi Pendidikan Kedokteran Menuju Pelayanan Kesehatan yang Bermutu Fasli Jalal Wakil Menteri Pendidikan Nasional OVERVIEW B. SITUASI PENDIDIKAN DOKTER SAAT INI PERKEMBANGAN YANG TERJADI DI INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (dalam Norep, 2012) Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. (dalam Norep, 2012) Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Prestasi belajar merupakan hasil belajar yang dicapai setelah melalui proses kegiatan belajar mengajar, seperti yang dikemukakan oleh Djamarah (dalam Norep,

Lebih terperinci

Journal of Health (JoH) Vol.2 No.2 Juli 2015

Journal of Health (JoH) Vol.2 No.2 Juli 2015 HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA JALUR UMUM PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG Endang Astiriyani Jurusan Kebidanan POLTEKKES Kemenkes Tasikmalaya email

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. yang akan datang. Universitas Gadjah Mada (UGM) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. yang akan datang. Universitas Gadjah Mada (UGM) merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Perguruan Tinggi merupakan kelanjutan pendidikan menengah yang diselenggarakan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlaku. Definisi perawat menurut Internasional Council of

BAB I PENDAHULUAN. berlaku. Definisi perawat menurut Internasional Council of BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perawat merupakan suatu profesi dimana dalam menentukan tindakannya didasarkan pada ilmu pengetahuan serta memiliki keterampilan yang jelas dalam keahliannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia secara garis besar masih lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia secara garis besar masih lebih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia secara garis besar masih lebih banyak bersifat klasikal. Artinya, berorientasi pada kuantitas untuk dapat melayani sebanyak-banyaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan dan teknologi telah berkembang dengan pesat. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan dan teknologi telah berkembang dengan pesat. Setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengetahuan dan teknologi telah berkembang dengan pesat. Setiap orang harus mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terkini. Dengan demikian setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mada juga berperan sebagai pengemban Pancasila dan universitas pembina di

BAB I PENDAHULUAN. Mada juga berperan sebagai pengemban Pancasila dan universitas pembina di BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Universitas Gadjah Mada resmi didirikan pada tanggal 19 Desember 1949 dan merupakan universitas yang bersifat nasional. Selain itu, Universitas Gadjah Mada juga berperan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam membentuk dan meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Melalui pendidikan dapat menghasilkan

Lebih terperinci

resensi buku psikologi pendidikan

resensi buku psikologi pendidikan resensi buku psikologi pendidikan Resensi Buku oleh: charles Judul Buku Pengarang Penerbit : Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru : Muhibbin Syah : Remaja Rosdakarya (Bandung) Tahun Terbit : 2008

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN kelahiran menurut data SDKI 2012, angka yang jauh dari target MDG s

BAB I PENDAHULUAN kelahiran menurut data SDKI 2012, angka yang jauh dari target MDG s BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ujung tombak pelayanan kesehatan primer di Indonesia salah satunya adalah bidan. Peran bidan tidak terbatas dalam membantu pertolongan persalinan, tapi juga

Lebih terperinci

2015 PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN MINAT BELAJAR MAHASISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR

2015 PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN MINAT BELAJAR MAHASISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan berlangsung melalui tahaptahap berkesinambungan

Lebih terperinci

PANDUAN PELAKSANAAN SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (SIPENMARU) POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA JALUR UJIAN TULIS TAHUN AKADEMIK 2015/2016

PANDUAN PELAKSANAAN SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (SIPENMARU) POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA JALUR UJIAN TULIS TAHUN AKADEMIK 2015/2016 ` PANDUAN PELAKSANAAN SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (SIPENMARU) POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA JALUR UJIAN TULIS TAHUN AKADEMIK 2015/2016 POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA TAHUN 2015 PANDUAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar peserta didik (Syah, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar peserta didik (Syah, 2005). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar adalah serangkaian kegiatan/aktivitas yang dilakukan secara sadar oleh seseorang dan dapat mengakibatkan perubahan pada dirinya berupa perubahan pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. meningkatkan pendidikan nasional ternyata masih banyak yang harus di

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. meningkatkan pendidikan nasional ternyata masih banyak yang harus di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada ranah dunia pendidikan, keberadaan peran dan fungsi guru merupakan salah satu faktor yang sangat signifikan. Guru merupakan bagian terpenting dalam proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Karena keberhasilan pendidikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Karena keberhasilan pendidikan sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Karena keberhasilan pendidikan sebagai faktor penentu tercapainya tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen SDM perguruan tinggi sebagai bagian dari pengelolaan segenap civitas akademika. Salah satu tantangan (challenge) bagi manajer pendidikan tinggi khususnya manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembelajaran yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembelajaran yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hasil belajar dalam pembelajaran sangatlah penting karena keberhasilan pembelajaran yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar dapat dilihat dari hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai usaha atau keinginan yang dilakukan dengan sengaja dan teratur

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai usaha atau keinginan yang dilakukan dengan sengaja dan teratur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatkan mutu pendidikan disetiap jenjang pendidikan yang ada merupakan salah satu sarana untuk mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan dapat diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU JALUR PENELUSURAN MINAT DAN PRESTASI (PMDP) POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG TAHUN AKADEMIK 2012/2013

SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU JALUR PENELUSURAN MINAT DAN PRESTASI (PMDP) POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG TAHUN AKADEMIK 2012/2013 SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU JALUR PENELUSURAN MINAT DAN PRESTASI (PMDP) POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG TAHUN AKADEMIK 2012/2013 Dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan tenaga kesehatan yang bermutu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya pembangunan nasional dalam tujuan mencapai kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap warga

Lebih terperinci

HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI EMOTIONAL QUOTIENT

HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI EMOTIONAL QUOTIENT HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI DIPREDIKSI DARI EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DAN KESIAPAN BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : RESTY HERMITA NIM K4308111 FAKULTAS

Lebih terperinci

SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU PROGRAM DIPLOMA III KESEHATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG TAHUN AKADEMIK 2011/2012

SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU PROGRAM DIPLOMA III KESEHATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG TAHUN AKADEMIK 2011/2012 SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU PROGRAM DIPLOMA III KESEHATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG TAHUN AKADEMIK 2011/2012 Dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan tenaga kesehatan yang professional

Lebih terperinci

PANDUAN PELAKSANAAN SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (SIPENMARU) POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA JALUR MANDIRI ALIH JENJANG TAHUN AKADEMIK 2015/2016

PANDUAN PELAKSANAAN SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (SIPENMARU) POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA JALUR MANDIRI ALIH JENJANG TAHUN AKADEMIK 2015/2016 ` PANDUAN PELAKSANAAN SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (SIPENMARU) POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA JALUR MANDIRI ALIH JENJANG TAHUN AKADEMIK 2015/2016 POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA TAHUN 2015 PANDUAN SELEKSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, sudah seharusnya memberi dampak yang baik terhadap

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, sudah seharusnya memberi dampak yang baik terhadap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat sekarang ini, sudah seharusnya memberi dampak yang baik terhadap perkembangan sumber daya manusia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara yang paling besar jumlah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara yang paling besar jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang paling besar jumlah penduduknya. Jumlah kelahiran yang tinggi menyebabkan meningkatnya laju pertumbuhan penduduk. Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara terus menerus melakukan berbagai upaya internasional untuk

BAB I PENDAHULUAN. negara terus menerus melakukan berbagai upaya internasional untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kesehatan ibu dan anak merupakan masalah penting karena masalah tersebut merupakan salah satu indikator kesejahteraan suatu bangsa. Permasalahan kesehatan ibu

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Lembar Judul...i. Lembar Pengesahan...ii. ABSTRAK...iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI...vii. DAFTAR TABEL... xi. DAFTAR BAGAN...

DAFTAR ISI. Lembar Judul...i. Lembar Pengesahan...ii. ABSTRAK...iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI...vii. DAFTAR TABEL... xi. DAFTAR BAGAN... ABSTRAK Penelitian ini berjudul Studi Deskriptif Terhadap Learning Approach pada Siswa Kelas XI IPS SMA X Bandung pada Mata Pelajaran Ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional dalam bidang pendidikan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional dalam bidang pendidikan bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan Nasional dalam bidang pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertakwa, dan berakhlak

Lebih terperinci

PEDOMAN SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (SIPENMARU) JALUR UMUM POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TERNATE TAHUN 2017

PEDOMAN SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (SIPENMARU) JALUR UMUM POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TERNATE TAHUN 2017 PEDOMAN SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (SIPENMARU) JALUR UMUM POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TERNATE TAHUN 2017 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN TERNATE Jl. Cempaka Kelurahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bangsa. Hal ini disebabkan melalui jasa pendidikan, akan dapat dihasilkan sumber

I. PENDAHULUAN. bangsa. Hal ini disebabkan melalui jasa pendidikan, akan dapat dihasilkan sumber I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyediaan sarana jasa pendidikan mulai dari tingkat dasar, tingkat menengah dan tingkat perguruan tinggi merupakan komponen penting dalam pembangunan suatu bangsa.

Lebih terperinci

KEPUTUSAN. Nomor : HK.02.03/I/3/2/03478/2013. Tentang

KEPUTUSAN. Nomor : HK.02.03/I/3/2/03478/2013. Tentang KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN Nomor : HK.02.03/I/3/2/03478/2013 Tentang PEDOMAN PENYELENGGARAAN SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN (SIPENMARU POLTEKKES KEMENKES)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia, pembentukan pribadi manusia yang berkualitas menjadi keharusan bagi suatu bangsa jika ingin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan formal dapat ditempuh mulai dari tingkat terendah yaitu pre-school/

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan formal dapat ditempuh mulai dari tingkat terendah yaitu pre-school/ BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan berperan penting dalam kesuksesan yang akan diraih seseorang. Pendidikan formal dapat ditempuh mulai dari tingkat terendah yaitu pre-school/ PAUD,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Guru sains adalah salah satu komponen penting dalam meningkatkan mutu

I. PENDAHULUAN. Guru sains adalah salah satu komponen penting dalam meningkatkan mutu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan tantangan kehidupan global, peran dan tanggung jawab guru pada masa mendatang akan semakin kompleks. Sehingga menuntut guru untuk senantiasa melakukan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA 1 PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA Eko Yuniarto Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP Universitas Wisnuwardhana Malang E-mail: cutekiedz13@gmailcom

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia supaya mampu bersaing di era globalisasi, baik di dalam

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia supaya mampu bersaing di era globalisasi, baik di dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan tuntutan kepada semua pihak untuk selalu meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia supaya mampu bersaing

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Oleh : Fistika Sari A

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Oleh : Fistika Sari A PENGARUH LINGKUNGAN PERGAULAN REMAJA DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI PADA SISWA SMA KELAS XI IPS SMA AL-ISLAM 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Muhamad Kamaludin, Hubungan Persepsi Siswa Terhdap Kompetensi Pendagogik Guru Mata Pelajaran Alat Ukur Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Muhamad Kamaludin, Hubungan Persepsi Siswa Terhdap Kompetensi Pendagogik Guru Mata Pelajaran Alat Ukur Dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor terpenting dalam kehidupan manusia dan tidak dapat terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Selain itu, pendidikan dapat menunjang

Lebih terperinci

RATIH DEWI PUSPITASARI K

RATIH DEWI PUSPITASARI K HUBUNGAN ANTARA IQ, MOTIVASI BELAJAR DAN PEMANFAATAN SARANA PRASARANA PEMBELAJARAN DENGAN HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 SURAKARTA SKRIPSI Oleh: RATIH DEWI PUSPITASARI K4308021

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peranan guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peranan guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah sangat strategis. Walaupun perkembangan teknologi cukup pesat, sampai saat ini peranan guru sebagai pendidik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terselenggaranya pelayanan kesehatan yang berkualitas juga (Depkes, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. terselenggaranya pelayanan kesehatan yang berkualitas juga (Depkes, 2007). BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan kesehatan yang berkualitas akan mendukung terselenggaranya pelayanan kesehatan yang berkualitas juga (Depkes, 2007). Perawat merupakan salah satu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bervariasi dalam suatu proses pembelajaran. Perbedaan tersebut dapat menjadi

I. PENDAHULUAN. bervariasi dalam suatu proses pembelajaran. Perbedaan tersebut dapat menjadi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya kemampuan setiap peserta didik berbeda antara yang satu dengan lainya, hal ini dapat terlihat dari hasil belajar yang dicapai dan prestasi siswa yang

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI KESRA. Tenaga Kesehatan. Penyelenggaraan. Pengadaan. Pendayagunaan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 298) I. UMUM PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh pemerintah adalah dengan pendekatan, pemeliharaan, peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh pemerintah adalah dengan pendekatan, pemeliharaan, peningkatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mewujudkan derajat kesehatan yang optimal, diperlukan peningkatan pelayanan kesehatan yang menyeluruh, merata, terpadu dan bermutu. Upaya kesehatan yang dilakukan

Lebih terperinci