AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING (PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO.10)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING (PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO.10)"

Transkripsi

1 ISSN AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING (PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO.10) Akhmad Riduwan *) ABSTRAK Mata uang yang digunakan sebagai dasar pencatatan transaksi dan pelaporan informasi keuangan bagi perusahaan di Indonesia adalah Rupiah. Transaksi keuangan yang dinyatakan dalam mata uang asing (selain Rupiah) harus dijabarkan terlebih dahulu ke mata uang Rupiah sesuai dengan ketentuan PSAK No.10. Artikel ini terutama menjelaskan secara ringkas tentang akuntansi untuk transaksi dalam mata uang asing yang meliputi penentuan kurs yang digunakan serta pengakuan selisih kurs dalam laporan keuangan. Artikel ini juga menjelaskan secara ringkas tentang transaksi Hedge yang berupa forward contract dan swap. Kata-kata kunci : PSAK No.10, Mata Uang Asing, Selisih Kurs 1. PENDAHULUAN Transaksi-transaksi keuangan bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia harus dibukukan dengan menggunakan satuan mata uang Rupiah, sehingga mata uang yang harus dijadikan sebagai dasar pelaporan (reporting currency) bagi perusahaan-perusahaan tersebut adalah mata uang Rupiah. Meskipun demikian, dalam praktik sehari-hari, aktivi-tas perusahaan seringkali menyangkut mata uang asing (foreign currency). Aktivitas peru-sahaan yang dimak-sud dapat berupa: (1) melakukan transaksi dalam mata uang asing, atau (2) memiliki kegiatan usaha luar negeri (foreign activities) Agar transaksi dalam mata uang asing dapat dimasukkan dalam laporan keuangan perusa-haan, transaksi tersebut harus terlebih dahulu dicatat dengan menggunakan satuan mata uang Rupiah. Demikian pula, agar kegiatan usaha luar negeri dapat dimasukkan (digabung atau dikonsolidasikan) dalam laporan keuangan perusahaan, maka laporan keuangan kegiatan luar negeri tersebut harus dijabarkan dulu ke dalam mata uang Rupiah. *) Drs. Akhmad Riduwan, Ak., adalah dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya Akuntansi Transaksi Dalam Mata Uang Asing (Akhmad Riduwan) 1

2 Tulisan ini terutama menjelaskan secara ringkas tentang akuntansi untuk transaksi dalam mata uang asing yang meliputi penentuan kurs yang digunakan serta pengakuan selisih kurs dalam laporan keuangan. Sedangkan masalah penjabaran laporan keuangan kegiatan usaha luar negeri akan diuraikan dalam tulisan lain secara terpisah. 2. TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING Transaksi dalam mata uang asing, dalam konteks ini, adalah suatu transaksi yang nilainya didenominasi (dinyatakan) dalam mata uang asing, atau suatu transaksi yang memerlukan pe-nyelesaian dalam mata uang asing. Transaksi ini meliputi : (a) transaksi meminjam dan meminjamkan dana yang memerlukan penyelesaian dalam mata uang asing. (b) transaksi membeli atau menjual barang dan jasa yang harganya didenominasi dalam mata uang asing. (c) perusahaan menjadi suatu pihak dalam suatu perjanjian yang berkaitan dengan valuta asing, misalnya untuk tujuan hedging. (d) transaksi memperoleh atau melepaskan aktiva, yang nilainya didenominasi dalam mata uang asing. 3. PENJABARAN TRANSAKSI DAN POS-POS DALAM MATA UANG ASING Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.10 Tentang Transaksi Dalam Mata Uang Asing mengatur penjabaran transaksi dan pos-pos dalam mata uang asing sebagai berikut : (1) Transaksi dalam mata uang asing harus dibukukan -- dalam mata uang Rupiah -- dengan menggunakan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi (spot rate). (2) Pos-pos dalam valuta asing yang saldonya terbawa ke tanggal neraca, terutama pos ak-tiva dan kewajiban moneter 1, harus dijabarkan kembali ke dalam mata uang Rupiah de-ngan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal neraca. 1 Pos Moneter adalah pos-pos yang memerlukan penyelesaian dalam jumlah yang sudah pasti, misalnya pos utang dan piutang. 2 Ekuitas Vol.3 No.1 Maret 1999 : 1-14

3 (3) Laba-rugi yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing karena adanya perbedaan kurs, atau selisih penjabaran pos-pos moneter dalam valuta asing pada tanggal neraca tersebut di atas, diakui sebagai laba/rugi selisih kurs dan dilaporkan sebagai pendapatan atau beban pada laporan laba-rugi periode berjalan. Contoh 1 : Transaksi Meminjam Dana (a) 1 Juli 1998 PT A meminjam dana dari Bank BNI sebesar USD 10,000. Spot rate pada tanggal ini adalah Rp / USD. Kas dalam valuta asing - USD... Rp Utang bank dalam valuta asing - USD... Rp (b) 1 Agustus 1998 PT A meminjam dana lagi dari Bank BNI sebesar USD 20,000. Spot rate pada tanggal ini adalah Rp / USD. Kas dalam valuta asing - USD... Rp Utang bank dalam valuta asing - USD Rp (c) 1 September 1998 PT A menjual valuta asing yang dimilikinya, sebesar USD 6,000 kepada sebuah money changer. Spot rate USD 1 = Rp Kas... Rp Kas dalam valuta asing - USD... Rp Laba/rugi karena perbedaan kurs pada transaksi penjualan USD ini tidak diakui, karena sulit untuk menentukan kurs historis (historical rate) atau kurs rata-rata (average rate) dari USD yang dijual tersebut. Sebagai konsekuensinya, laba/rugi selisih kurs akan diakui secara ku-mulatif pada tanggal neraca. (d) 1 Oktober 1998 PT A melunasi sebagian pinjamannya kepada Bank BNI sebesar USD 2,000 dan Bank BCA sebesar USD 4,000. Pembayaran dilakukan dengan menggunakan USD. Spot rate adalah Rp / USD. Utang bank dalam valuta asing - USD... Rp Kas dalam valuta asing - USD... Rp Akuntansi Transaksi Dalam Mata Uang Asing (Akhmad Riduwan) 3

4 Dengan pertimbangan untuk kepraktisan dan kemudahan pencatatan, laba/rugi selisih kurs dalam transaksi ini juga tidak diakui. Secara kumulatif, laba/rugi selisih kurs akan dihitung dan diakui pada tanggal neraca. (e) 31 Desember 1998 PT A akan menyusun laporan keuangan. Pos-pos moneter dalam valuta asing disesuaikan/ dijabarkan kembali berdasarkan kurs (exhange rate) pada tanggal neraca. Exchange rate USD 1 = Rp Penjabaran kembali pos-pos dalam valuta asing pada tanggal 31 Desember 1998 adalah sebagai berikut : a. Kas Dalam Valuta Asing - USD : Per buku : USD 18, Rp Exchange rate : USD Rp Selisih kurs (laba)... Rp b. Utang Bank Dalam Valuta Asing - USD : Per buku : USD 24, Rp Exchange rate : USD Rp Selisih kurs (rugi)... Rp Total selisih kurs (rugi) Rp Jurnal penyesuaian tanggal 31 Desember 1998 adalah sbb.: Kas dalam valuta asing - USD... Rp Laba/rugi selisih kurs Utang bank dalam valuta asing - USD. Rp Dalam neraca tanggal 31 Desember 1998, akun Kas Dalam Valuta Asing - USD menun-jukkan jumlah Rp , dan Utang Bank Dalam Valuta Asing - USD menunjuk-kan jumlah Rp Sedangkan akun Laba/Rugi Selisih Kurs yang bersaldo debit sebesar Rp , harus dilaporkan sebagai beban dalam laporan labarugi tahun Bila ayat-ayat jurnal tersebut di atas di-posting ke dalam buku besar, maka buku besar akan tampak sebagai berikut : 4 Ekuitas Vol.3 No.1 Maret 1999 : 1-14

5 Kas Dalam Valuta Asing - USD (a). USD 10,000 Rp (c). USD 6,000 Rp (b). USD 20, (d). USD 6, (e). Penyesuaian kurs Utang Bank Dalam Valuta Asing - USD (d). USD 6,000 Rp (a). USD 10,000 Rp (b). USD 20, (e). Penyesuaian kurs Kas (c). Penjualan USD 6,000 Rp Laba/Rugi Selisih Kurs (e). Selisih penjabaran kurs Rp Contoh 2 : Transaksi Pembelian Barang (a) 1 Oktober 1998 PT A membeli barang dagangan secara kredit dari USA, dengan harga USD 10,000. Spot rate USD 1 = Rp Pembelian... Rp Utang dagang dalam valuta asing - USD Rp (b) 1 Nopember 1998 PT A melunasi utang dagangnya sebesar USD 8,000 melalui Bank BNI dengan mengeluarkan sejumlah Rupiah.. Spot rate USD 1 = Rp Utang dagang dalam valuta asing - USD... Rp Kas... Rp Ayat jurnal di atas tidak membukukan selisih kurs yang terjadi karena adanya perbedaan antara kurs pada saat timbulnya utang (historical rate) dengan kurs pada saat penyelesaian utang (spot rate). Akuntansi Transaksi Dalam Mata Uang Asing (Akhmad Riduwan) 5

6 Karena historical rate atas utang dapat ditentukan/diketahui dengan jelas, selisih kurs ter-sebut sebenarnya dapat dibukukan. Jika hal ini dikehendaki, maka ayat jurnal (alternatif) untuk mencatat pelunasan utang dagang tersebut adalah sebagai berikut : Utang dagang dalam valuta asing - USD... Rp Laba/rugi selisih kurs Kas... Rp (c) 31 Desember 1998 PT A akan menyusun laporan keuangan. Pos-pos moneter dalam valuta asing dijabarkan kembali berdasarkan kurs (exchange rate) pada tanggal neraca. Exchange rate Rp / USD. Bila transaksi tanggal 1 Nopember 1998 dicatat dengan cara 1 seperti tersebut di atas, maka penjabaran akun Utang dagang dalam valuta asing - USD pada tanggal 31 Desember 1998 adalah sbb.: Per buku : USD 2, Rp Exchange rate : USD Rp Selisih kurs (rugi)... Rp Ayat jurnal penyesuaian yang harus dibuat adalah : Laba/rugi selisih kurs... Rp Utang dagang dalam valuta asing - USD Rp Sedangkan bila transaksi tanggal 1 Nopember 1998 dicatat dengan cara 2, maka penjabaran akun Utang dagang dalam valuta asing - USD pada tanggal 31 Desember 1998 adalah sbb.: Per buku : USD 2, Rp Exchange rate : USD Rp Selisih kurs (rugi)... Rp Ayat jurnal penyesuaian yang harus dibuat adalah : Laba/rugi selisih kurs... Rp Utang dagang dalam valuta asing - USD Rp Ekuitas Vol.3 No.1 Maret 1999 : 1-14

7 Saldo laba/rugi selisih kurs pada cara 2 ini adalah Rp (sama dengan cara 1). Bedanya, total laba/rugi selisih kurs pada cara 2 ini diperoleh dari dua pencatatan, yaitu pencatatan pada tanggal 1 Nopember sebesar Rp , dan penyesuaian pada tanggal 31 Desember sebesar Rp Contoh 3 : Transaksi Penjualan Barang (a) 1 Oktober 1998 PT A menjual barang dagangan secara kredit ke USA, dengan harga USD 10,000. Spot rate USD 1 = Rp Piutang dagang dalam valuta asing - USD... Rp Penjualan... Rp (b) 1 Nopember 1998 PT A menerima pelunasan piutang dagangnya sebesar USD 8,000 (dalam bentuk USD). Spot rate USD 1 = Rp Kas dalam valuta asing - USD... Rp Piutang dagang dalam valuta asing - USD Rp Ayat jurnal di atas tidak membukukan selisih kurs yang terjadi karena adanya perbedaan antara kurs pada saat timbulnya piutang (historical rate) dengan kurs pada saat penyelesaian piutang (spot rate). Karena historical rate atas piutang dapat ditentukan/diketahui dengan jelas, selisih kurs tersebut sebenarnya dapat dibukukan. Jika hal ini dikehendaki, maka ayat jurnal (alternatif) untuk mencatat penerimaan piutang dagang tersebut adalah sebagai berikut : Kas dalam valuta asing - USD... Rp Piutang dagang dalam valuta asing - USD Rp Laba/rugi selisih kurs (c) 31 Desember 1998 PT A akan menyusun laporan keuangan. Pos-pos moneter dalam valuta asing dijabarkan kembali berdasarkan kurs (exchange rate) pada tanggal neraca. Exchange rate Rp / USD. Akuntansi Transaksi Dalam Mata Uang Asing (Akhmad Riduwan) 7

8 Bila transaksi tanggal 1 Nopember 1998 dicatat dengan cara 1 seperti tersebut di atas, maka penjabaran pos-pos moneter dalam valuta asing pada tanggal 31 Desember 1998 adalah sbb.: Kas dalam valuta asing - USD: Per buku : USD 8, Rp Exchange rate : USD Rp Selisih kurs (laba)... Rp Piutang dagang dalam valuta asing - USD: Per buku : USD 2, Rp Exchange rate : USD Rp Selisih kurs (laba)... Rp Total selisih kurs (laba)... Rp Ayat jurnal penyesuaian yang harus dibuat adalah : Kas dalam valuta asing - USD... Rp Piutang dagang dalam valuta asing - USD Laba/rugi selisih kurs... Rp Sedangkan bila transaksi tanggal 1 Nopember 1998 dicatat dengan cara 2, maka penjabaran pos-pos moneter dalam valuta asing pada tanggal 31 Desember 1998 adalah sbb.: Kas dalam valuta asing - USD: Per buku : USD 8, Rp Exchange rate : USD Rp Selisih kurs (laba)... Rp Piutang dagang dalam valuta asing - USD: Per buku : USD 2, Rp Exchange rate : USD Rp Selisih kurs (laba)... Rp Total selisih kurs (laba)... Rp Ekuitas Vol.3 No.1 Maret 1999 : 1-14

9 Ayat jurnal penyesuaian yang harus dibuat adalah : Kas dalam valuta asing - USD... Rp Piutang dagang dalam valuta asing - USD Laba/rugi selisih kurs... Rp Saldo akun laba/rugi selisih kurs pada cara 2 ini adalah Rp (sama dengan cara 1). Bedanya, total laba/rugi selisih kurs pada cara 2 ini diperoleh dari dua pencatatan, yaitu pencatatan pada tanggal 1 Nopember sebesar Rp , dan penyesuaian pada tanggal 31 Desember sebesar Rp TRANSAKSI HEDGE Transaksi dalam valuta asing, terutama yang berkaitan dengan penyelesaian kewajiban, sa-ngat terbuka kemungkinannya untuk menghadapi risiko kerugian, apabila nilai tukar Rupiah terhadap suatu mata uang asing cenderung mengalami penurunan. Untuk mengurangi atau menghindari risiko kerugian ini, perusahaan dapat melakukan hedging. Hedging adalah tindakan yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengurangi atau menghin-dari risiko kerugian akibat fluktuasi kurs valuta asing. Hedging dapat dilakukan dengan cara: (1) Forward Contract, dan (2) SWAP. Forward Contract Forward Contract adalah perjanjian untuk melakukan transaksi pembelian atau penjualan suatu mata uang asing dengan menggunakan forward rate. Forward rate adalah kurs yang ditetapkan sekarang, tetapi diberlakukan untuk waktu yang akan datang. Contoh : PT A memerlukan dana untuk membayar utang pembelian bahan baku dari USA senilai USD 50,000 pada 120 hari yang akan datang. Spot rate saat ini adalah Rp 8.000/USD. Karena tidak memiliki jumlah USD yang cukup pada saat ini, atau tidak memiliki Rupiah yang cukup untuk memperoleh USD saat ini, dan PT A memperkirakan bahwa Rupiah akan mengalami depresiasi terhadap USD, maka PT A melakukan forward contract dengan suatu bank atau forex dealer untuk jangka waktu 120 hari. Forward rate adalah Rp 8.200/USD. Pada waktu jatuh tempo yang telah ditentukan (120 hari kemudian), PT A akan memperoleh USD 50,000 dengan membayar sebesar Rp Dengan cara ini, PT A terhindar dari kerugian selisih kurs yang lebih besar, terutama jika Rupiah mengalami depresiasi sehingga future spot rate (misalnya Rp 8.500/USD) lebih tinggi dari forward rate yang disepakati (dalam contoh ini Rp 8.200/USD). Akuntansi Transaksi Dalam Mata Uang Asing (Akhmad Riduwan) 9

10 Dalam transaksi hedge melalui forward contract ini, terdapat premi (premium) sebesar Rp yang dibayar oleh PT A, yaitu selisih antara nilai USD berdasarkan spot rate (Rp ) dengan nilai USD berdasarkan forward rate (Rp ). Swap Swap adalah transaksi pertukaran valuta asing melalui: (1) pembelian tunai dengan spot rate yang diikuti kontrak penjualan kembali dengan forward rate; atau sebaliknya, (2) penjualan tunai dengan spot rate yang diikuti kontrak pembelian kembali dengan forward rate. Secara umum, transaksi swap merupakan kombinasi antara transaksi spot dan transaksi forward, karena transaksi swap merupakan suatu transaksi pembelian atau penjualan valuta asing dengan spot rate yang diikuti dengan kontrak pembelian atau penjualan valuta asing yang sama dengan forward rate. Tujuan dari swap pada hakikatnya sama dengan forward contract, yaitu untuk mengindari atau mengurangi risiko kerugian akibat fluktuasi kurs valuta asing. Contoh: PT A mendapat pinjaman dana dari Bank sebesar USD 50,000 untuk jangka waktu 180 hari. Dana tersebut kemudian dikonversikan ke dalam Rupiah dengan spot rate Rp 8.000/USD, sehingga memperoleh Rupiah dari Bank sebanyak Rp Untuk menghindari risiko kerugian atau memproteksi open position utangnya selama 180 hari, yaitu pem-bayaran utang yang lebih besar dalam Rupiah bila USD mengalami apresiasi, maka PT A dapat melakukan transaksi swap. Maksudnya, pada saat yang bersamaan, PTA melakukan forward contract dengan Bank, jangka waktu 180 hari, untuk membeli kembali USD tersebut dengan forward rate, misalnya Rp 8.200/USD. Dengan melakukan swap ini, PT A akan terhindar dari risiko kerugian dari depresiasi Rupiah terhadap USD di kemudian hari, di mana future spot rate lebih tinggi (misalnya Rp 8.500/USD) dari forward rate yang telah disepakati (dalam contoh ini Rp 8.200/USD). 5. AKUNTANSI TRANSAKSI HEDGE PSAK No.10 mengatur perlakuan akuntansi transaksi valuta berjangka yang dilakukan untuk tujuan hedging utang sebagai berikut : (1) Selisih antara spot rate dengan forward rate harus dicatat sebagai diskonto atau premium yang harus diamortisasi selama jangka waktu kontrak valuta berjangka. 10 Ekuitas Vol.3 No.1 Maret 1999 : 1-14

11 (2) Setiap akhir periode harus dihitung selisih kurs untuk utang dalam valuta asing (yang diproteksi melalui hedging), forward receivable maupun forward payable dalam mata uang asing. Selisih kurs yang timbul sebagai akibat perbedaan kurs tanggal neraca dengan kurs pada saat terjadinya transaksi (spot rate), diakui sebagai keuntungan atau kerugian kurs periode berjalan. (3) Dalam neraca, forward receivable atau forward payable, serta diskonto atau premi yang belum diamortisasi yang timbul dari kontrak berjangka yang berhubungan, harus dijadikan satu di bagian aktiva atau kewajiban, tergantung pada posisi neto dari seluruh pos tersebut. Contoh 4 : Transaksi Forward Contract. (a) 1 Nopember 1998 PT A membeli barang dagangan secara kredit dari USA dengan harga USD 10,000 yang harus dibayar tanggal 1 Februari Spot rate Rp 6.000/USD. Pembelian... Rp Utang dagang dalam valuta asing - USD Rp Pada saat yang sama, untuk mengurangi/menghindari risiko kerugian akibat fluktuasi kurs USD, PT A melakukan forward contract dengan Bank BNI untuk membeli USD 10,000 jangka waktu 90 hari. Forward rate Rp 6.300/USD. Piutang forward contract Bank BNI - USD Rp Premi forward contract ditangguhkan Utang forward contract Bank BNI... Rp Premi forward contract sebesar Rp tersebut di atas harus diamortisasi selama jangka waktu kontrak, yaitu selama 90 hari atau 3 bulan. (b) 31 Desember 1998 PT A akan menyusun laporan keuangan. Pos-pos moneter dalam valuta asing dijabarkan kembali berdasarkan kurs tanggal neraca. Amortisasi premi forward contract harus diper-hitungkan. Kurs tanggal neraca (exchange rate) Rp 6.100/USD. Laba/rugi selisih kurs... Rp Utang dagang dalam valuta asing - USD Rp ( Mencatat kerugian selisih kurs utang dagang dalam valuta asing sebesar USD 10,000. Perubahan kurs dari Rp menjadi Rp 6.100/USD ) Akuntansi Transaksi Dalam Mata Uang Asing (Akhmad Riduwan) 11

12 Biaya premi forward contract... Rp Premi forward contract ditangguhkan Rp ( Mencatat amortisasi premi forward contract : 2/3 x Rp ) Piutang forward contract Bank BNI - USD. Rp Laba/rugi selisih kurs... Rp ( Mencatat laba selisih kurs atas piutang forward contract sebesar USD 10,000. Perubahan kurs dari Rp menjadi Rp 6.100/USD ) Dari ayat-ayat jurnal di atas, diketahui bahwa tidak ada laba/rugi selisih kurs yang harus dilaporkan dalam laporan laba-rugi tahun berjalan, karena akun ini bersaldo nol. Rugi selisih kurs sebesar Rp akibat penjabaran utang dagang telah diimbangi dengan laba selisih kurs dalam jumlah yang sama dari penjabaran piutang forward contract. Akun biaya premi forward contract yang berjumlah Rp harus disajikan dalam laporan laba-rugi tahun berjalan sebagai biaya lain-lain di luar usaha, bukan sebagai bagian dari pos luar biasa. Sedangkan forward receivable, forward payable, dan premi forward contract disajikan dalam Neraca 31 Desember 1998 sebesar jumlah neto dari pos-pos ter-sebut, yang dihitung sebagai berikut : Debit : Piutang forward contract Bank BNI - USD... Rp Premi forward contract ditangguhkan Rp Kredit : Utang forward contract Bank BNI Kredit (neto) : Utang forward contract Bank BNI... Rp Karena jumlah netonya adalah utang forward contact Rp , maka penyajiannya dalam neraca tanggal 31 Desember 1998 adalah sebagai berikut : Kewajiban lain-lain : Utang forward contract Bank BNI... Rp (c) 1 Februari 1999 PT A memperoleh USD 10,000 dari Bank BNI sesuai kontrak, yang kemudian digunakan untuk melunasi seluruh utang dagangnya. Spot rate tanggal ini Rp 6.400/USD. 12 Ekuitas Vol.3 No.1 Maret 1999 : 1-14

13 Utang forward contract Bank BNI... Rp Kas ( Mencatat pembayaran utang forward contract sebesar Rp ) Kas dalam valuta asing - USD... Rp Piutang forward contract Bank BNI - USD Rp Laba/rugi selisih kurs ( Mencatat penerimaan USD Rp dan mencatat selisih kurs antara spot rate dengan forward rate) Biaya premi forward contract... Rp Premi forward contract ditangguhkan Rp ( Mencatat amortisasi premi forward contract : 1/3 x Rp ) Utang dagang dalam valuta asing - USD... Rp Laba/rugi selisih kurs Kas dalam valuta asing - USD... Rp ( Mencatat pembayaran utang dagang USD Rp dan mencatat selisih kurs) Selanjutnya, contoh tentang akuntansi transaksi swap tidak diberikan di sini, karena trans-aksi swap pada hakikatnya adalah kombinasi/campuran antara transaksi spot dan trans-aksi forward, sehingga prosedur akuntansinya tidak berbeda dengan prosedur akuntansi un-tuk transaksi spot dan forward sebagaimana telah dijelaskan di muka. 5. PERLAKUAN ALTERNATIF YANG DIIJINKAN Telah disebutkan di muka bahwa laba/rugi selisih kurs, baik yang timbul dari transaksi mata uang asing maupun yang timbul karena penjabaran pos-pos moneter dalam valuta asing pada tanggal neraca, harus dilaporkan sebagai pendapatan atau beban dalam laporan laba-rugi tahun berjalan. Dalam keadaan yang tidak normal (keadaan luar biasa), PSAK No.10 mengijinkan perusahaan untuk mengunakan perlakuan alternatif atas selisih kurs tersebut. Perlakuan alternatif yang diijinkan tersebut adalah sebagai berikut : (1) Selisih kurs dapat disebabkan oleh suatu devaluasi atau depresiasi Rupiah yang luar biasa. Jika perusahaan membeli aktiva dengan menimbulkan utang yang harus dibayar dengan valuta asing, maka devaluasi atau depresiasi tersebut menimbulkan rugi selisih kurs yang sangat besar dan kemungkinan kewajiban tidak dapat Akuntansi Transaksi Dalam Mata Uang Asing (Akhmad Riduwan) 13

14 diselesaikan. Hal ini dapat terjadi jika perusahaan tidak melakukan transaksi hedging. Dalam keadaan ini, selisih kurs tersebut dapat dimasukkan dalam nilai tercatat aktiva atau dikapitalisasi sebagai biaya perolehan (cost), dengan syarat : (a) nilai tercatat atau biaya perolehan aktiva yang telah disesuaikan itu tidak melebihi nilai terendah antara biaya pengganti (replacement cost) dan jumlah yang dapat diperoleh kembali (amount recoverable) jika aktiva tersebut dijual, (b) perolehan aktiva tersebut baru saja dilaku-kan. (Catatan : PSAK No.10 tidak memberikan penjelasan lebih lanjut tentang pengertian istilah baru saja dilakukan ) (2) Jika utang dalam valuta asing yang timbul karena pembelian aktiva tersebut di atas di-proteksi dengan fasilitas hedging, maka selisih kurs sebagaimana dimaksud di atas tidak boleh dikapitalisasi sebagai biaya perolehan aktiva. 6. PENGUNGKAPAN YANG PENTING Perusahaan harus mengungkapkan dampak atas pos-pos moneter dalam mata uang asing se-hubungan dengan suatu perubahan kurs yang terjadi setelah tanggal neraca jika perubahan tersebut sedemikian besar, sehingga bila tidak diungkapkan akan mempengaruhi ke-mampuan pembaca laporan keuangan untuk membuat evaluasi dan keputusan yang tepat. 7. DAFTAR PUSTAKA Beams, Floyd A., Advanced Accounting, Sixth Edition, Prentice Hall Inc., Upper Sadle River, New jersey, Boastman, James R., Charles H. Griffin, Don W. Vickrey dan Thomas H. Williams, Advanced Accounting, Seventh Edition, Richard D. Irwin Inc., Fischer, Paul M., Williams J. Taylor dan J. Arthur Leer, Advanced Accounting, Third Edition, South Western Publishing Co., Cicinnati, Ohio, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.10, Akuntansi Transaksi Dalam Mata Uang Asing, Ikatan Akuntan Indonesia, Ekuitas Vol.3 No.1 Maret 1999 : 1-14

TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING

TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 10 tentang Transaksi dalam Mata Uang Asing disetujui dalam Rapat Komite Prinsip Akuntansi Indonesia pada tanggal 24 Agustus

Lebih terperinci

PENJABARAN LAPORAN KEUANGAN DALAM MATA UANG ASING ( Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.11 )

PENJABARAN LAPORAN KEUANGAN DALAM MATA UANG ASING ( Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.11 ) ISSN 1411 0393 PENJABARAN LAPORAN KEUANGAN DALAM MATA UANG ASING ( Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.11 ) Akhmad Riduwan *) ABSTRAK Mata uang pelaporan (reporting currency) bagi perusahaan yang

Lebih terperinci

AKUNTANSI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH

AKUNTANSI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH ISSN 0000-0000 AKUNTANSI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH Akhmad Riduwan *) ABSTRAK Di samping Pajak Penghasilan (PPh) -- yang sudah pasti dikenakan pada setiap perusahaan

Lebih terperinci

PENGARUH PERUBAHAN KURS VALUTA ASING LATAR BELAKANG

PENGARUH PERUBAHAN KURS VALUTA ASING LATAR BELAKANG PENGARUH PERUBAHAN KURS VALUTA ASING LATAR BELAKANG Suatu entitas dapat melakukan aktivitas yangmenyangkut valuta asing dalam dua cara. Entitas mungkin memiliki transaksi dalam mata uang asing atau memiliki

Lebih terperinci

PENERAPAN PSAK NO.52 DALAM PERUBAHAN MATA UANG PENCATATAN DAN PELAPORAN 1

PENERAPAN PSAK NO.52 DALAM PERUBAHAN MATA UANG PENCATATAN DAN PELAPORAN 1 ISSN 1411-0393 PENERAPAN PSAK NO.52 DALAM PERUBAHAN MATA UANG PENCATATAN DAN PELAPORAN 1 Akhmad Riduwan *) ABSTRACT As from January 1, 2000, business companies in Indonesia are permitted to issue financial

Lebih terperinci

PENERAPAN PSAK NO.4 SERTA RELEVANSI PSAK NO. 15 DAN 22 DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI

PENERAPAN PSAK NO.4 SERTA RELEVANSI PSAK NO. 15 DAN 22 DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI ISSN 0000-0000 PENERAPAN PSAK NO.4 SERTA RELEVANSI PSAK NO. 15 DAN 22 DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Akhmad Riduwan *) ABSTRAK Penyusunan laporan keuangan konsolidasi diatur dalam Pernyataan

Lebih terperinci

PSAK NO. 52 - MATA UANG PELAPORAN SEBUAH CONTOH PENERAPAN

PSAK NO. 52 - MATA UANG PELAPORAN SEBUAH CONTOH PENERAPAN 16 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 1, No. 1, Mei 1999 : 16-27 PSAK NO. 52 - MATA UANG PELAPORAN SEBUAH CONTOH PENERAPAN Y. Jogi Christiawan Dosen Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi Universitas Kristen

Lebih terperinci

BAB 3 TRANSAKSI MATA UANG ASING

BAB 3 TRANSAKSI MATA UANG ASING BAB 3 TRANSAKSI MATA UANG ASING Suatu perusahaan dapat melakukan aktivitas yang menyangkut valuta asing (foreign activities) dalam dua cara, yaitu melakukan transaksi dalam mata uang asing atau memiliki

Lebih terperinci

TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING. PDF created with pdffactory Pro trial version

TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING. PDF created with pdffactory Pro trial version TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING KONSEP MATA UANG Mata uang Fungsional Mata uang Asing (Foreign currency) Mata uang lokal (Local currency) Mata uang lokal adalah mata uang yang menjadi alat transaksi dalam

Lebih terperinci

KONSEP dan TRANSAKSI MATA UANG ASING

KONSEP dan TRANSAKSI MATA UANG ASING MODUL 9 AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I Afrizon KONSEP dan TRANSAKSI MATA UANG ASING LATAR BELAKANG LAHIRNYA KETENTUAN AKUNTANSI UNTUK KEGIATAN BISNIS INTERNASIONAL Standar akuntansi untuk bisnis luar negeri

Lebih terperinci

Oleh: Sujana, Saefudin Zuhdi dan Purwitayani. Dosen Tetap Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan Bogor ABSTRACT

Oleh: Sujana, Saefudin Zuhdi dan Purwitayani. Dosen Tetap Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan Bogor ABSTRACT JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 6 No. 1, April 2006 : 36-40 TEKNIK ANALISIS FORWARD CONTRACT HEDGING DENGAN MONEY MARKET HEDGING DALAM MEMINIMALISASI TINGKAT RISIKO KERUGIAN Studi Kasus Pada PT Elang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan bebas. Perdagangan bebas merupakan suatu kegiatan jual beli produk antar negara tanpa adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. valuta asing (Foreign Currency Transactions) terjadi apabila suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. valuta asing (Foreign Currency Transactions) terjadi apabila suatu perusahaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seluruh atau sebagian transaksi valuta asing atau operasi luar negeri yang merupakan aktivitas dari perusahaan, maka transaksi atas aktivitas tersebut memerlukan

Lebih terperinci

PSAK 10 PENGARUH PERUBAHAN KURS Aria Farah Mita

PSAK 10 PENGARUH PERUBAHAN KURS Aria Farah Mita PSAK 10 PENGARUH PERUBAHAN KURS VALUTA ASING 2015 Aria Farah Mita RUANGLINGKUP Akuntansi untuk transaksi mata uang asing, selain beberapa transaksi derivatif yang diatur di PSAK 55 Penjabaran hasil dan

Lebih terperinci

AKUNTANSI INTERNASIONAL

AKUNTANSI INTERNASIONAL AKUNTANSI INTERNASIONAL A. Definisi Akuntansi Internasional 1. Accounting for foreign subsidiary, akuntansi internasional hanya menyangkut proses penyusunan laporan konsolidasi dari perusahaan induk dengan

Lebih terperinci

Chapter 8 FINANCIAL RISK MANAGEMENT. By MAHSINA, SE, MSI

Chapter 8 FINANCIAL RISK MANAGEMENT. By MAHSINA, SE, MSI Chapter 8 FINANCIAL RISK MANAGEMENT By MAHSINA, SE, MSI Email: sisin@suryasoft.com Mahsina_se@hotmail.com TUJUAN UTAMA MANAJEMEN RESIKO KEUANGAN Meminimalkan Potensi kerugian yang timbul dari perubahan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN TEKNIK HEDGING CONTRACT FORWARD UNTUK MENGURANGI KERUGIAN SELISIH KURS VALAS ATAS HASIL PENJUALAN EKSPOR

ANALISIS PENGGUNAAN TEKNIK HEDGING CONTRACT FORWARD UNTUK MENGURANGI KERUGIAN SELISIH KURS VALAS ATAS HASIL PENJUALAN EKSPOR ANALISIS PENGGUNAAN TEKNIK HEDGING CONTRACT FORWARD UNTUK MENGURANGI KERUGIAN SELISIH KURS VALAS ATAS HASIL PENJUALAN EKSPOR Jevi Enggawati Moch. Dzulkirom A.R Raden Rustam Hidayat Fakultas Ilmu Administrasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Smith dan Skousen (2000 : 286) adalah sebagai berikut : A receivable is an

BAB II LANDASAN TEORI. Smith dan Skousen (2000 : 286) adalah sebagai berikut : A receivable is an 5 BAB II LANDASAN TEORI A. PENGERTIAN PIUTANG VALUTA ASING 1. Pengertian Piutang Dalam aktivitas perusahaan jasa, tentunya tidak bisa lepas dari hutang dan piutang. Dalam bab ini penulis akan mendefinisikan

Lebih terperinci

MATA UANG FUNGSIONAL SEBAGAI MATA UANG PELAPORAN DAN PENCATATAN SESUAI PSAK 52

MATA UANG FUNGSIONAL SEBAGAI MATA UANG PELAPORAN DAN PENCATATAN SESUAI PSAK 52 MATA UANG FUNGSIONAL SEBAGAI MATA UANG PELAPORAN DAN PENCATATAN SESUAI PSAK 52 Yuliawati Tan Fakultas Ekonomi Universitas Surabaya Abstract : For companies which use foreign currencies repetitively in

Lebih terperinci

TRANSLASI MATA UANG ASING

TRANSLASI MATA UANG ASING TRANSLASI MATA UANG ASING Konsolidasi dan akuntansi ekuitas atas anak perusahaan asing (dan afiliasi) memerlukan translasi LK menjadi setara dollar. Hal ini dilakukan sebelum akun anak perusahaan asing

Lebih terperinci

AKUNTANSI MULTINASIONAL TRANSLASI LAPORAN KEUANGAN ENTITAS ASING MATERI AKL 1

AKUNTANSI MULTINASIONAL TRANSLASI LAPORAN KEUANGAN ENTITAS ASING MATERI AKL 1 AKUNTANSI MULTINASIONAL TRANSLASI LAPORAN KEUANGAN ENTITAS ASING MATERI AKL 1 Pada saat perusahaan multinasional Indonesia menyusun laporan keuangan untuk pelaporan kepada pemegang sahamnya, perusahaan

Lebih terperinci

Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing

Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PSAK No. 11 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 11 tentang Penjabaran Laporan

Lebih terperinci

AKUNTANSI MULTINASIONAL TRANSAKSI MATA UANG ASING MATERI AKL 1, RABU 25 DESEMBER 2013

AKUNTANSI MULTINASIONAL TRANSAKSI MATA UANG ASING MATERI AKL 1, RABU 25 DESEMBER 2013 AKUNTANSI MULTINASIONAL TRANSAKSI MATA UANG ASING MATERI AKL 1, RABU 25 DESEMBER 2013 Perusahaan yang beroperasi di pasar internasional dipengaruhi oleh resiko bisnis normal : 1. Kurangnya permintaan atas

Lebih terperinci

PENERAPAN PSAK No.15 UNTUK INVESTASI PADA PERUSAHAAN ASOSIASI

PENERAPAN PSAK No.15 UNTUK INVESTASI PADA PERUSAHAAN ASOSIASI ISSN 1411-0393 PENERAPAN PSAK No.15 UNTUK INVESTASI PADA PERUSAHAAN ASOSIASI Akhmad Riduwan *) ABSTRAK Investasi saham berhak suara perusahaan lain (perusahaan investi) dalam jumlah min - mal 20% dan tidak

Lebih terperinci

Silabus. EKA 4021 Akuntansi Keuangan Lanjutan II. Program Studi: Strata 1 (S-1) Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Silabus. EKA 4021 Akuntansi Keuangan Lanjutan II. Program Studi: Strata 1 (S-1) Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Silabus EKA 4021 Akuntansi Keuangan Lanjutan II Program Studi: Strata 1 (S-1) Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Institut Keuangan Perbankan dan Informatika Asia Perbanas Jalan Perbanas, Karet Kuningan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan Bank Pada dasarnya bank adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa yang menyangkut bidang likuid dan mengalami perputaran yang cukup tinggi, sehingga tidak

Lebih terperinci

FOREIGN CURRENCIES TRANSLATIONS

FOREIGN CURRENCIES TRANSLATIONS Chapter 6 Part 1 FOREIGN CURRENCIES TRANSLATIONS TRANSLASI VALUTA ASING By MAHSINA, SE, MSI Email: sisin@suryasoft.com Mahsina_se@hotmail.com Mata Uang Asing atau Valuta Asing (Foreign Currency) adalah

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Kebijakan Akuntansi Perusahaan Dalam Pelaksanaan pencatatan dan pelaporan keuangan perusahaan terdapat kebijakan akuntansi perusahaan yang diterapkan terhadap seluruh transaksi

Lebih terperinci

Iman P. Hidayat, SE., M.,Si., Ak., CA.

Iman P. Hidayat, SE., M.,Si., Ak., CA. Iman P. Hidayat, SE., M.,Si., Ak., CA. Perusahaan yang sudah maju ada yang mempunyai kantor cabang diluar negeri. Dalam hal ini laporan konsolidasi harus berdasarkan mata uang negara tempat kantor pusat

Lebih terperinci

PERTEMUAN 13 KONSEP, TRANSAKSI DAN LAPORAN KEUANGAN MATA UANG ASING

PERTEMUAN 13 KONSEP, TRANSAKSI DAN LAPORAN KEUANGAN MATA UANG ASING PERTEMUAN 13 KONSEP, TRANSAKSI DAN LAPORAN KEUANGAN MATA UANG ASING A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian Konsep dan Transaksi mata uang asing. 2. Mahasiswa dapat menjelaskan

Lebih terperinci

Laporan Arus Kas. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

Laporan Arus Kas. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI Laporan Arus Kas Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8 Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI 1 Agenda 1 2 Laporan Arus Kas Latihan dan Pembahasan 3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak luput dari risiko. Semua aktifitas yang dilakukan oleh perusahaan sangat

BAB I PENDAHULUAN. tidak luput dari risiko. Semua aktifitas yang dilakukan oleh perusahaan sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah salah satu contoh bidang pergerakan usaha yang tidak luput dari risiko. Semua aktifitas yang dilakukan oleh perusahaan sangat dekat dengan

Lebih terperinci

TRANSAKSI DENGAN MATA UANG ASING

TRANSAKSI DENGAN MATA UANG ASING TRANSAKSI DENGAN MATA UANG ASING Dasar teori Transaksi mata uang bisa terjadi langsung di pasar spot, pasar forward, atau pasar swap. Kurs pasar spot dipengaruhi berbagai faktor, termasuk juga perbedaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Transaksi asing / valuta asing Berdasarkan PSAK 10 (2012) valuta asing didefinisikan sebagai mata uang selain mata uang fungsional entitas, sedangankan definisi atas

Lebih terperinci

KEWAJIBAN Utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah 2

KEWAJIBAN Utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah 2 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN MODUL PSAP NO. 09 AKUNTANSI KEWAJIBAN Juli 2006 1 KEWAJIBAN Utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memfasilitasi investor untuk berinvestasi, untuk mendapatkan pengembalian yang

BAB I PENDAHULUAN. memfasilitasi investor untuk berinvestasi, untuk mendapatkan pengembalian yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Dalam era persaingan global setiap negara ingin bersaing secara internasional, sehingga dalam hal ini kebijakan yang berbeda diterapkan untuk memfasilitasi investor

Lebih terperinci

KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 10 AKUNTANSI KEWAJIBAN

KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 10 AKUNTANSI KEWAJIBAN LAMPIRAN B.X : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 10 AKUNTANSI KEWAJIBAN Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja dengan lebih efisien dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja dengan lebih efisien dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif dewasa ini, menuntut pengusaha untuk bekerja dengan lebih efisien dalam menghadapi persaingan yang semakin

Lebih terperinci

Penerjemah: Drs. Iman Daryanto, Ak. [http://www.artikelakuntansi.com]

Penerjemah: Drs. Iman Daryanto, Ak. [http://www.artikelakuntansi.com] Penerjemah: Drs. Iman Daryanto, Ak [http://www.artikelakuntansi.com] 1. Persamaan akuntansi dasar adalah Aktiva = Kewajiban + Untuk setiap transaksi pada no.2 sampai 13 dibawah ini, menunjukkan dua (atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PIUTANG USAHA 1. Pengertian Piutang Transaksi paling umum yang menciptakan piutang adalah penjualan barang dagang atau jasa secara kredit. Dalam arti luas piutang digunakan untuk

Lebih terperinci

Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing

Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing PSAK 10 Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing Agenda Tujuan dan Lingkup Definisi Ringkasan Pendekatan Pelaporan Transaksi mata uang Penggunaan mata uang Pengaruh pajak Pengungkapan 2 Tujuan Bagaimana memasukkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan BAB II LANDASAN TEORI II.1. Penjualan II.1.1. Definisi Penjualan Penjualan secara umum memiliki pengertian kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan

Lebih terperinci

PAPARAN TRANSAKSI PAPARAN TRANSAKSI

PAPARAN TRANSAKSI PAPARAN TRANSAKSI PAPARAN TRANSAKSI PAPARAN TRANSAKSI BERBAGAI TIPE PAPARAN VALUTA ASING Paparan Transaksi Mengukur perubahan dalam nilai kewajiban keuangan yang jatuh tempo yang terjadi sebelum perubahan dalam nilai tukar

Lebih terperinci

PERTEMUAN 14 KONSEP, TRANSAKSI DAN LAPORAN KEUANGAN MATA UANG ASING

PERTEMUAN 14 KONSEP, TRANSAKSI DAN LAPORAN KEUANGAN MATA UANG ASING PERTEMUAN 14 KONSEP, TRANSAKSI DAN LAPORAN KEUANGAN MATA UANG ASING A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Mahasiswa dapat menjelaskan masalah-masalah yang timbul akibat nilai kurs mata uang yang menyatakan hubungan

Lebih terperinci

SIKLUS (PROSES) AKUNTANSI KEUANGAN

SIKLUS (PROSES) AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1 Dr. Bandi, M.Si., Ak 10/4/2009 Bandi, 2009 1 Materi 3 LIKUIDASI 10/4/2009 Bandi, 2009 2 SIKLUS (PROSES) AKUNTANSI KEUANGAN Penjurnalan penutupan Bukti Bk Jurnal Bk Besar BB

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Perbedaan keunggulan masing-masing negara dalam bidang tertentu diharapkan

II. LANDASAN TEORI. Perbedaan keunggulan masing-masing negara dalam bidang tertentu diharapkan 11 II. LANDASAN TEORI 2.1 PERDAGANGAN INTERNASIONAL 2.1.1 Definisi Perdagangan Internasional Pada umumnya perbedaan wilayah, kekhasan corak, ragam budaya suatu negara dengan negara yang lain menyebabkan

Lebih terperinci

Konsep dan Transaksi Dalam Mata Uang Asing

Konsep dan Transaksi Dalam Mata Uang Asing Konsep dan Transaksi Dalam Mata Uang Asing Mata Uang : - Menyediakan suatu standar nilai - Media pertukaran atau alat tukar - Unit pengukuran bagi transaksi ekonomi. Pada umumnya Mata uang yang digunakan

Lebih terperinci

PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP PENJUALAN SECARA KREDIT DALAM MATA UANG ASING PADA PT MJK

PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP PENJUALAN SECARA KREDIT DALAM MATA UANG ASING PADA PT MJK PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP PENJUALAN SECARA KREDIT DALAM MATA UANG ASING PADA PT MJK TUGAS AKHIR Disusun untuk memenuhi syarat kelulusan Program Diploma III Oleh: ELVIANA SUSANTI 3111101082 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

Transaksi Mata Uang Asing. Bab 13

Transaksi Mata Uang Asing. Bab 13 Transaksi Mata Uang Asing Bab 13 Mengenal Valuta Asing Valuta asing atau biasa disebut juga dengan kata lain seperti valas, foreign exchange, forex atau juga fx adalah mata uang yang di keluarkan sebagai

Lebih terperinci

PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) NERACA PER 30 SEPTEMBER 2003 & 2002

PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) NERACA PER 30 SEPTEMBER 2003 & 2002 PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) NERACA NO POS - POS AKTIVA 1 Kas 62.396 50.624 2 3 4 5 6 7 Penempatan pada Bank Indonesia a. Giro Bank Indonesia 999.551 989.589 b. Sertifikat Bank Indonesia - 354.232

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGISIAN LAPORAN PROFIL MATURITAS

PEDOMAN PENGISIAN LAPORAN PROFIL MATURITAS - 7 - PEDOMAN PENGISIAN LAPORAN PROFIL MATURITAS UMUM 1. Laporan Profil Maturitas menyajikan pos-pos aset, kewajiban, dan rekening administratif yang dipetakan dalam skala waktu. Pemetaaan dilakukan berdasarkan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGISIAN LAPORAN PROFIL MATURITAS

PEDOMAN PENGISIAN LAPORAN PROFIL MATURITAS PEDOMAN PENGISIAN LAPORAN PROFIL MATURITAS UMUM A. Laporan Profil Maturitas menyajikan pos-pos aset, kewajiban, dan rekening administratif yang dipetakan ke dalam skala waktu. Pemetaaan dilakukan berdasarkan

Lebih terperinci

JUMLAH AKTIVA

JUMLAH AKTIVA NERACA 31 DESEMBER 2007 AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan bank 3 866.121.482 3.038.748.917 Piutang usaha - bersih Hubungan istimewa 2b, 2c, 4, 5, 8 2.635.991.416 328.548.410 Pihak ketiga - setelah dikurangi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan masa arus globalisasi pada masa masa ini yang ditandain

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan masa arus globalisasi pada masa masa ini yang ditandain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan masa arus globalisasi pada masa masa ini yang ditandain dengan perdagangan bebas, dunia usaha telah mengalami peningkatan yang sangat luar biasa.

Lebih terperinci

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1 AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1 Dr. Bandi, M.Si., Ak 10/13/2014 Bandi, 2014 1 Materi 3 LIKUIDASI 10/13/2014 Bandi, 2014 2 SIKLUS (PROSES) AKUNTANSI KEUANGAN Penjurnalanpenutupan Bukti Bk Jurnal Bk Besar

Lebih terperinci

PSAK 21 Akuntansi Ekuitas (Accounting for Equity)

PSAK 21 Akuntansi Ekuitas (Accounting for Equity) PSAK 21 Akuntansi Ekuitas (Accounting for Equity) Akuntansi Ekuitas 9. Ekuitas sebagai bagian hak pemilik dalam perusahaan harus dilaporkan sedemikian rupa seingga memberikan informasi mengenai sumbernya

Lebih terperinci

tedi last 11/16 Definisi Dan Klasifikasi Pengakuan Pengukuran Pengungkapan

tedi last 11/16 Definisi Dan Klasifikasi Pengakuan Pengukuran Pengungkapan tedi last 11/16 Definisi Dan Klasifikasi Pengakuan Pengukuran Pengungkapan Kewajiban : Utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, termasuk di dalam perdagangan internasional. Pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, termasuk di dalam perdagangan internasional. Pemenuhan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era perdagangan bebas saat ini telah meningkatkan interaksi antara Negara berbagai bidang, termasuk di dalam perdagangan internasional. Pemenuhan kebutuhan

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/ 8 / PBI/ 2013 TENTANG TRANSAKSI LINDUNG NILAI KEPADA BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/ 8 / PBI/ 2013 TENTANG TRANSAKSI LINDUNG NILAI KEPADA BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/ 8 / PBI/ 2013 TENTANG TRANSAKSI LINDUNG NILAI KEPADA BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa tujuan Bank Indonesia adalah

Lebih terperinci

PELAPORAN INFORMASI KEUANGAN MENURUT SEGMEN

PELAPORAN INFORMASI KEUANGAN MENURUT SEGMEN ISSN 1411-0393 PELAPORAN INFORMASI KEUANGAN MENURUT SEGMEN Akhmad Riduwan *) ABSTRAK Consolidated financial statements does not wholly provide complete information of the company s activities with many

Lebih terperinci

SIKLUS (PROSES) AKUNTANSI KEUANGAN

SIKLUS (PROSES) AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1 Dr. Bandi, M.Si., Ak 1 Materi 4 LIKUIDASI BERANGSUR 2 SIKLUS (PROSES) AKUNTANSI KEUANGAN Penjurnalan penutupan Bukti Kesepakatan skt unt likuidasi: Realisasi >1x Bk Jurnal

Lebih terperinci

BAB 11 FOREX EXPOSURE (FE) Dapat diartikan sebagai suatu resiko yang akan dihadapi oleh perusahaan sebagai akibat perubahan atau fluktuasi kurs valas.

BAB 11 FOREX EXPOSURE (FE) Dapat diartikan sebagai suatu resiko yang akan dihadapi oleh perusahaan sebagai akibat perubahan atau fluktuasi kurs valas. BAB 11 FOREX EXPOSURE (FE) Dapat diartikan sebagai suatu resiko yang akan dihadapi oleh perusahaan sebagai akibat perubahan atau fluktuasi kurs valas. Secara umum, pengaruh fluktuasi kurs valas terhadap

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS PSAP No. 0 Laporan Arus Kas 0 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan

Lebih terperinci

PERLAKUAN AKUNTANSI SELISIH KURS

PERLAKUAN AKUNTANSI SELISIH KURS 113 PERLAKUAN AKUNTANSI SELISIH KURS Haris Wibisono Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Widya Mandala Madiun ABSTRACT This literature study aims (1) to evaluate the accounting

Lebih terperinci

PERHITUNGAN KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM. PT BANK BALI Tbk ( Induk Perusahaan ) Per 31 Maret 2002 dan 2001.

PERHITUNGAN KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM. PT BANK BALI Tbk ( Induk Perusahaan ) Per 31 Maret 2002 dan 2001. A. MODAL INTI PERHITUNGAN KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM I. KOMPONEN MODAL 1. Modal Disetor 2. Cadangan Tambahan Modal ( Disclosed Reserves ) a. Agio Saham b. Disagio ( -/- ) c. Modal Sumbangan d.

Lebih terperinci

AKUNTANSI KEWAJIBAN I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan

AKUNTANSI KEWAJIBAN I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan LAMPIRAN XI PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA NOMOR 2.a TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI AKUNTANSI KEWAJIBAN I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan 1. Tujuan Kebijakan Akuntansi ini adalah mengatur perlakuan akuntansi

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 09 KEWAJIBAN

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 09 KEWAJIBAN LAMPIRAN XI PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2005 TANGGAL 13 JUNI 2005 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 09 KEWAJIBAN Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. lokal (Rupiah) dan mata uang asing (valuta asing). Valuta Asing (valas) atau foreign

BAB II LANDASAN TEORI. lokal (Rupiah) dan mata uang asing (valuta asing). Valuta Asing (valas) atau foreign BAB II LANDASAN TEORI II.1. Teori Valuta Asing II.1.1. Pengertian Valuta Asing Pasar uang dan pasar modal di Indonesia kini telah didenominasi oleh mata uang lokal (Rupiah) dan mata uang asing (valuta

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DESEMBER 00 DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN --------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

BAB 7 PENYESUAIAN DAN KOREKSI AKUN

BAB 7 PENYESUAIAN DAN KOREKSI AKUN BAB 7 PENYESUAIAN DAN KOREKSI AKUN A. Kebutuhan Penyesuaian Penentuan besarnya pendapatan dan beban yang harus dilaporkan pada akhir periode akuntansi bisa mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan para

Lebih terperinci

ANALISIS KEBIJAKAN HEDGING (LINDUNG NILAI) SEBAGAI STRATEGI MANAJEMEN RESIKO HUTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH

ANALISIS KEBIJAKAN HEDGING (LINDUNG NILAI) SEBAGAI STRATEGI MANAJEMEN RESIKO HUTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH ANALISIS KEBIJAKAN HEDGING (LINDUNG NILAI) SEBAGAI STRATEGI MANAJEMEN RESIKO HUTANG LUAR NEGERI PEMERINTAH Alfiah Kusumaningrum Mahasiswi Diploma IV Akuntansi Kurikulum Khusus STAN Tahun 2015 Kelas 7C

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berurusan dengan pasar domestik (Winarto, 2008:45). Mata uang tiap negara

BAB I PENDAHULUAN. berurusan dengan pasar domestik (Winarto, 2008:45). Mata uang tiap negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transaksi perusahaan dengan perusahaan internasional tidak hanya dilakukan secara tunai, akibatnya timbul hutang maupun piutang dalam bentuk mata uang asing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi seperti saat ini, hampir semua komponen tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi seperti saat ini, hampir semua komponen tidak dapat BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi seperti saat ini, hampir semua komponen tidak dapat terlepas dari masalah internasional, yang ditandai antara lain dengan: adanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen risiko merupakan suatu usaha untuk mengetahui, menganalisa serta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen risiko merupakan suatu usaha untuk mengetahui, menganalisa serta 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Risiko Manajemen risiko merupakan suatu usaha untuk mengetahui, menganalisa serta mengendalikan risiko dalam setiap kegiatan perusahaan dengan tujuan

Lebih terperinci

Lampiran 8 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001

Lampiran 8 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 Lampiran 8 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 PEDOMAN PENYUSUNAN NERACA Lampiran 8 No. AKTIVA 1 Kas Kas 100 2 Penempatan pada Bank Indonesia Penempatan pada Bank Indonesia

Lebih terperinci

Jurnal NeO-Bis Volume 7, No. 1, Juni 2013

Jurnal NeO-Bis Volume 7, No. 1, Juni 2013 Volume 7, No. 1, Juni 2013 ANALISIS PERLAKUAN PIUTANG USAHA UNTUK FOREIGN EXCHANGE DALAM UPAYA FOREIGN EXCHANGE EXPOSURE SERTA DAMPAKNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BINTANG TATA BAHARI SURABAYA

Lebih terperinci

AKUNTANSI MULTINASIONAL: TRANSAKSI MATA UANG DAN INSTRUMEN KEUANGAN SERTA TRANSLASI LAPORAN KEUANGAN ENTITAS ASING. Akuntansi Keuangan Lanjutan 2

AKUNTANSI MULTINASIONAL: TRANSAKSI MATA UANG DAN INSTRUMEN KEUANGAN SERTA TRANSLASI LAPORAN KEUANGAN ENTITAS ASING. Akuntansi Keuangan Lanjutan 2 AKUNTANSI MULTINASIONAL: TRANSAKSI MATA UANG DAN INSTRUMEN KEUANGAN SERTA TRANSLASI LAPORAN KEUANGAN ENTITAS ASING Akuntansi Keuangan Lanjutan 2 Jelika Wisye - 121210028 Fanny Rastiti 121210012 Monika

Lebih terperinci

AKUNTANSI KEWAJIBAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 09 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

AKUNTANSI KEWAJIBAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 09 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN I. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR TAHUN 0 TANGGAL OKTOBER 0 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 AKUNTANSI KEWAJIBAN Lampiran I. PSAP 0 (i) DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu sebab krisis ekonomi Indonesia yang berkepanjangan adalah tidak stabilnya nilai kurs rupiah. Nilai kurs merupakan salah satu indikator perekonomian

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS LAMPIRAN B.IV : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan miring

Lebih terperinci

Judul : Analisis Forward Contract Hedging dan Open Position dalam Menghadapi Eksposur Valuta Asing (Studi pada CV Bali Cipta Sarana)

Judul : Analisis Forward Contract Hedging dan Open Position dalam Menghadapi Eksposur Valuta Asing (Studi pada CV Bali Cipta Sarana) Judul : Analisis Forward Contract Hedging dan Open Position dalam Menghadapi Eksposur Valuta Asing (Studi pada CV Bali Cipta Sarana) Nama : Ni Putu Era Larasati NIM : 1306205054 ABSTRAK Perdagangan internasional

Lebih terperinci

SIKLUS (PROSES) AKUNTANSI KEUANGAN

SIKLUS (PROSES) AKUNTANSI KEUANGAN AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1 Dr. Bandi, M.Si., Ak 10/21/2010 Bandi, 2009 1 Materi 4 LIKUIDASI BERANGSUR 2 SIKLUS (PROSES) AKUNTANSI KEUANGAN Penjurnalan penutupan Bukti Kesepakatan skt unt likuidasi:

Lebih terperinci

KEWAJIBAN & MODAL. Dwi Martani. 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 1

KEWAJIBAN & MODAL. Dwi Martani. 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 1 KEWAJIBAN & MODAL Dwi Martani 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 1 Kewajiban dan Modal PSAK 1 Kewajiban Lancar dan Jangka Panjang PSAK 57 Kewajiban diestimasi, kewajiban kontijensi dan Aktiva kontijensi

Lebih terperinci

BAB 16 LAPORAN KEUANGAN MATA UANG ASING

BAB 16 LAPORAN KEUANGAN MATA UANG ASING BAB 16 LAPORAN KEUANGAN MATA UANG ASING A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Mahasiswa dapat menjelaskan perbedaan laporan keuangan mata uang asing dengan laporan keuangan biasa tanpa adanya unsur mata uang asing.

Lebih terperinci

Akuntansi Instrumen Derivatif Tentang Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran. Oleh: Ida Farida

Akuntansi Instrumen Derivatif Tentang Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran. Oleh: Ida Farida Abstract Akuntansi Instrumen Derivatif Tentang Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran. Oleh: Ida Farida Makalah ini memberikan penjelasan secara deskriptif mengenai PSAK 55 (Revisi 2006) tentang

Lebih terperinci

LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan

LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan LAMPIRAN IV PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA NOMOR 2.a TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan 1. Tujuan Kebijakan Akuntansi laporan arus kas adalah mengatur penyajian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis terhadap Laporan Arus Kas dan Penyajiannya berdasarkan Metode Tidak Langsung a. Telah diketahui bahwa laporan arus kas merupakan bagian yang tidak terpisahkan

Lebih terperinci

Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing

Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing Perbedaan pasar uang dan pasar modal yaitu: 1. Instrumen yang diperjualbelikan pasar modal yang diperjualbelikan adalah adalah surat-surat berharga jangka panjang seperti

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 99 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan 1. Setelah dicabutnya PSAK No. 31 tentang Akuntansi Perbankan, PT. Bank Tabungan Negara (Persero) mulai tanggal 1 Januari 2012 dalam menyajikan aset keuangan dan

Lebih terperinci

AKUNTANSI KEWAJIBAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 09 LAMPIRAN XI

AKUNTANSI KEWAJIBAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 09 LAMPIRAN XI LAMPIRAN XI PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 00 TANGGAL JUNI 00 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 0 AKUNTANSI KEWAJIBAN DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN-------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I. Modul ke: 06FEB. LAPORAN ARUS KAS Sumber : Dwi Martani. Fakultas. Fitri Indriawati, SE., M.Si

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I. Modul ke: 06FEB. LAPORAN ARUS KAS Sumber : Dwi Martani. Fakultas. Fitri Indriawati, SE., M.Si Modul ke: AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I Fakultas 06FEB LAPORAN ARUS KAS Sumber : Dwi Martani Program Studi S1 Akuntansi Fitri Indriawati, SE., M.Si Laporan Arus Kas PSAK 2 Informasi arus kas entitas berguna

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KECAMATAN ANTAPANI KOTA BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2014

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KECAMATAN ANTAPANI KOTA BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2014 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KECAMATAN ANTAPANI KOTA BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2014 Sesuai dengan Undang-undang nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-undang nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

PEDOMAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN PEDOMAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN Lampiran II I. PEDOMAN UMUM A TANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN KEUANGAN 1 Pengurus Dana Pensiun bertanggung jawab atas laporan keuangan Dana

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO.

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. LAMPIRAN II.0 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 00 TANGGAL 1 JUNI 00 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS www.djpp.d DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN ------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

Investasi - Bonds. Pertemuan ke 6

Investasi - Bonds. Pertemuan ke 6 Investasi - Bonds Pertemuan ke 6 Agenda 1 2 3 3 4 4 5 Aset Keuangan Investasi di Instrumen Utang Investasi di Instrumen Ekuitas Latihan dan Pembahasan 2 Mahasiswa mampu : Tujuan Pemelajaran 1. Menjelaskan

Lebih terperinci

NERACA BULANAN Tanggal : 31 Maret 2015

NERACA BULANAN Tanggal : 31 Maret 2015 NERACA BULANAN Tanggal : 31 Maret 2015 No. POS - POS (dalam jutaan rupiah) Posisi Tgl. Laporan ASET 1. Kas 10,645 2. Penempatan pada Bank Indonesia 291,694 3. Penempatan pada bank lain 5,851 4. Tagihan

Lebih terperinci

BAB IV. Analisis Hasil dan Pembahasan

BAB IV. Analisis Hasil dan Pembahasan BAB IV Analisis Hasil dan Pembahasan A. Penyajian dan Analisis Data Pada bagian ini, penulis akan melakukan analisa atas perlakuan selisih kurs serta pengungkapannya menurut Pedoman Akuntansi Keuangan

Lebih terperinci

PT TEMPO SCAN PACIFIC Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT TEMPO SCAN PACIFIC Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Ekshibit A NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) A S E T ASET LANCAR Kas dan setara kas 2c,2p,3,25 1,349,564,406,813 1,205,030,845,882 Investasi jangka

Lebih terperinci

DAFTAR ISTILAH DAN PENUTUP. Istilah yang digunakan dalam Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Bungo termuat dalam daftar sebagai berikut :

DAFTAR ISTILAH DAN PENUTUP. Istilah yang digunakan dalam Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Bungo termuat dalam daftar sebagai berikut : Lampiran IV Peraturan Bupati Bungo Nomor 20 Tahun 2014 Tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Bungo DAFTAR ISTILAH DAN PENUTUP I. DAFTAR ISTILAH Istilah yang digunakan dalam Kebijakan Akuntansi

Lebih terperinci

PSAK 2 LAPORAN ARUS KAS IAS 7 - Statement of Cash Flows. Presented by: Dwi Martani

PSAK 2 LAPORAN ARUS KAS IAS 7 - Statement of Cash Flows. Presented by: Dwi Martani PSAK 2 LAPORAN ARUS KAS IAS 7 - Statement of Cash Flows Presented by: Dwi Martani LAPORAN ARUS KAS Informasi arus kas entitas berguna sebagai dasar untuk menilai kemampuan entias dalam menghasilkan kas

Lebih terperinci