BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Transaksi asing / valuta asing Berdasarkan PSAK 10 (2012) valuta asing didefinisikan sebagai mata uang selain mata uang fungsional entitas, sedangankan definisi atas transasksi valuta asing menurut PSAK 10 (2012) bahwa transaksi asing adalah transaksi yang didenominasikan atau memerlukan penyelesaian dalam valuta asing, menurut beberapa ahli lainnya, dikemukakan transaksi valuta asing adalah : - Transaksi valuta asing didefinisikan A transaction with a foreign company that requires payment or receipt (settlement) in foreign currency (Debra C. Jeter (2012 : 635) - Foreign transaction are transactions between countries or between enterprises in different countries. Foreign currency transactions are transaction whose terms are stated (denominated) in a currency other than an entiry s functional currency (Flloyd A. Beams (2009 : 462)) Berdasarkan penjelasan di atas diperoleh bahwa transaksi tersebut menggunakan mata uang asing, mata uang ini bukanlah mata uang lokal yang biasanya atau umumnya digunakan dalam transaksi ekonomi di dalam suatu negara.

2 Sehingga atas nilainya tidak menggunakan nilai baku, tapi berubah secara terus menerus, sehingga untuk nilai valuta asing tersebut selalu menimbulkan selisih, baik negatif ataupun positif. Kegiatan ekonomi yang saat ini sudah menjadi bagian dari globalisasi telah bertumbuh kembang kearah yang lebih signifikan, dimana saat ini sudah memasuki tahap yang lebih serius, sehingga menimbulkan adanya transaksi dengan mata uang asing, yang dapat didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi yang terjadi dimana nilai tukar yang digunakan, dinyatakan dalam nilai mata uang lain atas nilai mata uang fungsional entitas tersebut. Transaksi atas valuta asing ini sendiri terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu: a. Spot Market Pasar spot merupakan pasar dimana terjadi transaksi jual beli yang didasarkan pada nilai tukar / kurs yang terjadi pada saat terjadi transaksi terjadi b. Forward Market Forward Market merupakan pasar dimana terjadi transaksi jual dan beli valuta asing yang yang didasarkan atas kurs forwad, yaitu kurs yang telah disepakati bersama pada saat sekarang yang akan diberlakukan pada waktu yang akan datang c. Future Market Pasar Future merupakan bentuk yang lebih spesifik dari pasar forward dimana terjadi transaksi jual beli valuta asing yang dilakukan di bursa resmi yang sudah memiliki standarisasi khusus

3 Sebagai pasar yang bergerak dalam perdagangan valuta asing pasar valas memiliki fungsi pokok, yaitu : 1. Memudahkan adanya transaksi pertukaran valuta asing, yang disertai dengan berpindahnya dana dari satu negara ke negara lain, hal ini dapat dilakukan dengan sistem clearing. 2. karena sistemnya yang memberikan kemudahan karena pembayaran serta penyerahan barang yang tidak konvensional, maka pasar valuta asing memberikan suatu perjanjian ataupun kontral jual beli dengan kredit 3. memungkinkan dilakukannya hedging, yaitu kondisi ketika dimana terdapat pihak yang melakukan jual beli valuta asing yang berbeda untuk menghilangkan / mengurangi resiko kerugian akibat perubahan kurs Pengertian Kurs Uang merupakan sebuah alat tukar yang sah yang telah diberlakukan di setiap negara, sehingga adakalanya ketika suatu mata uang negara yang satu dengan yang lain saling bertukar,

4 dan menimbulkan kerancuan nilai, sehingga munculah kurs, kurs inilah yang menjelaskan mengenai perbedaan nilai tukar mata uang fungsional dengan mata uang asing, definisi kurs menurut para ahli, yaitu : - Pengertian kurs menurut Debra C. Jeter (2012:632), exchange rate is the ration between a unit of one currency and the amount of another currency for which that unit can be exchanged at a particular time - Berdasarkan PSAK10 terdapat definisi yang menjelaskan mengenai kurs, bahwa kurs didefinisikan sebagar rasio pertukaran untuk dua mata uang Berdasarkan definisi definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kurs atau exchange rate adalah nilai tukar mata uang negara yang satu dengan mata uang yang lainnya, yang timbul karena adanya perbedaan nilai uang antas setiap negara Sistem pembayaran kurs Melihat penjelasan di atas, melalui adanya kurs (exchange rate) maka akan memunculkan perbedaan nilai atas kurs yang berlaku antar mata uang di setiap negara. Sehingga hal ini akan membuat transaksi yang terkait dengan ekonomi menjadi tidak terarah ataupun rancu terhadap nilai kurs yang digunakan. Untuk itulah dibuat sistem pembayaran kurs, untuk lebih jelasnya sistem pembayaran internasional yang digunakan adalah sebagai berikut : a. Sistem Kurs Tetap (Fixed Rate Exchange)

5 Kurs tetap adalah sistem penerapan nilai tukar dimana lembaga tertinggi suatu negara yang memegang otoritas moneter menentukan nilai tukar dalam negerinya atas mata uang lokal terhadap mata uang asing, dalam hal ini tentu saja nilai kurs yang ada pada umumnya ditetapkan oleh bank negara. b. Sistem Kurs Mengambang (Free floating rate) Sistem kurs mengambang atau yang lebih dikenal dengan floating rate adalah suatu sistem nilai tukar terhadap valuta asing dimana nilai kurs yang beredar ditetapkan berdasarkan kondisi pasar untuk mencapai posisi equilibrum c. Sistem Kurs Mengambang Terkendali (Managed Floating Exchange Rate) Sistem kurs mengembang terkendali, merupakan sistem campuran antara kedua sistem kurs tersebut, dimana kurs tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh pasar, tetapi juga ada campur tangan pemerintah melalui alat ekonomi moneter dan fiskal yang ada. Perubahan Nilai Kurs Dalam pembayaran kurs telah diketahui di atas bahwa terdapat 3 jenis sistem pembayaran dalam kurs, namun berbeda halnya dengan adanya perubahan nilai kurs.

6 Pada bagian ini perubahan nilai kurs dibagi atas beberapa jenis, perubahan kurs itu sendiri menjelaskan mengapa suatu nilai kurs dapat berubah pada setiap negara, yang bisa disebabkan karena adanya kebijakan pemerintah, pengaruh dari perubahan permintaan setiap negara akan mata uang asing untuk melakukan kegiatan transaksi ekonomi dengan negara lain. - Depresiasi, menjelaskan mengenai turunnya nilai mata uang lokal terhadap mata uang luar atau asing, yang biasanya terjadi di pasar uang yang terjadi karena kondisi pasar - Apresiasi, menjelaskan mengenai naiknnya nilai tukar mata uang lokal dengan mata uang asing - Devaluasi, merupakan kondisi turunnya nilai mata uang lokal terhadap nilai mata uang asing, yang ditentukan oleh pemerintah dengan sengaja, sehingga untuk mencegahnya pemerintah dapat menambah jumlah pembelanjaan negara - Revaluasi, merupakan kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah untuk meniakan nilai mata uang dalam negeri terhadap nilai mata uang asing Selisih Kurs Melihat dari definisi kurs yang telah dijelaskan di atas, maka tentu saja atas kurs kurs yang ada akan menimbulkan perbedaan nilai atau selisih kurs bila suatu pernyataan finansial dijabarkan dalam mata uang rupiah dari mata uang asing dengan menggunakan kurs yang berbeda. Definisi selisih kurs menurut beberapa ahli dikatakan sebagai berikut:

7 1. Menurut Mankiw (2008:386), exchange rate is the rate a which a person can trade the currency of one country fir the currency of another. 2. Menurut Beams, Anthony, Clement (2009 : 459), an exchange rate is the ratio between a unit of one currency and the amount of another currency for which that unit can be exchanged as a particular time. 3. Menurut Brigham, Erhhardt (2012:694), An exchange rate specifies the numer of units of a given currency that can be purchased for one unit of another currency. 4. Menurut Debra C. Jeter, Paul K. Chaney (2012 : 632), An exchange rate us the ratio between a unit of one currency and the amount of another currency for which that unit can be exchangeat a particular time Sehingga definisi selisih kurs berdasarkan pengertian pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa selisih kurs adalah, selisih yang timbul atas perbedaan nilai mata uang di setiap negara dengan negara lainnya yang timbul karena adanya suatu transaksi mata uang sehingga nilainya akan berubah dari nilai mata uang sebelumnya Eksposur atau Pengungkapan Nilai Tukar Mata Uang Asing Sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa ataupun produk yang bergerak secara global ataupun internasional, dikatakan memiliki eksposur jika di dalamnya terdapat kondisi dimana perubahan nilai kurs yang ada mempengaruhi aliran kas operasi di dalam laporan keuangannya. Adanya eksposur tersebut mempengaruhi nilai asset atau pun akun akun yang didenominasikan dengan menggunakan mata uang asing. Eksposur nilai tukar asing, umumnya

8 terbagi atas dua jenis, yaitu accounting dan operating (economic) exposures (Tan, Lee, 2009:323). Accounting Exposures yang dikatakan diatas, bersifat kuantitatif dan langsung mempengaruhi pada laporan laba rugi maupun neraca. Operating exposures berbeda dengan accounting exposures dimana dalam operating exposures tidak mudah diukur ataupun menngambarkan efek dari perubahan nilai tukar mata uang yang berlaku, sehingga cukup sulit untuk diidentifikasi. Operating exposures adalah gambaran ekonomi yang memberikan pengaruh kepada posisi bersaing perusahaan. Accounting exposures adalah risiko yang muncul atas adanya perubahan nilai tukar yang timbul karena perusahaan : 1. Perusahaan berpartisipasi dalam melakukan transaksi dengan menggunakan valuta asing, yang memberikan efek bahwa perusahaan memiliki kewajiban kontraktual, layaknya piutang, hutang yang tercantum dengan menggunakannomiinal mata uang asing. 2. Diharuskan menggunakan laporan keuangan mata uang asing yang kemudian diterjemahkan ke dalam mata uang fungsional, karena kegiatan usaha luar negeri baik karena ia merupakan anak perusahaan dari perusahaan asing yang berada di Indonesia, ataupun perusahaan asosiasi. Accounting exposures itu sendiri dikategorikan menjadi 2 jenis, yaitu transaction exposures dan translation exposure. Transaction exposure dalam penerapannya akan langsung disesuaikan sebagai konsekuensi dari transaksi mata uang asing dari bisnis perusahaan, dan

9 umumnya terjadi transaksi ini terjadi pada satu tanggal yang kemudian diselesaikan di kemudian hari Mata Uang Fungsional Dalam melakukan transaksi valuta asing, tentu saja mata uang yang digunakan akan ada 2 atau lebih jenis. Mata uang yang berlaku dimana suatu entitas tersebut beroperasi dikatakan mata uang fungsional, sehingga didefinisikan bahwa mata uang fungsional adalah mata uang yang digunakan di dalam kegiatan ekonomi, dimana suatu entitas tersebut beroperasi. Menurut PSAK 10 (2012:08) bahwa mata uang fungsional adalah mata uang pada lingkungan ekonomi di mana entitas beroperasi. Sehingga untuk penyajian di dalam laporan keuangan, maka semua transaksi yangdinyatakan dalam valuta asing haruslah diubah dahulu ke dalam mata uang fungsional yang berlaku di negara dimana entitas tersebut beroperasi. Hal ini merupakan hal yang umum terjadi pada negara negara maju, karena transaksi yang dimiliki selalu terkait dengan valuta asing, negara maju cenderung menguasai pasar global untuk memenangi persaingan yang terjadi di pasar lokal Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 10 Pernyataan standar akuntansi keuangan merupakan ketetapan yang dibuat oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan mengenai penerapan dan penyajian laporan keuangan di Indonesia. Pernyataan standar akuntansi keuangan itu sendiri dibuat berdasarkan adanya perkembangan

10 akuntansi secara global yang menuntut adanya perlakuan yang sesuai pada setiap aspeknya. Kemudian secara bertahap terjadi adaptasi terhadap pernyataan tersebut dengan International Financial Reporting Standards (IFRS) sehingga bisa terjadi konvergensi terhadap isi di dalamnya, untuk menyesuaikan dengan keadaan global. Standar akuntansi keuangan itu sendiri terdiri dari Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang menjadi dasar petunjuk perusahaan dalam menyusun laporan keuangan, dengan tujuan agar informasi yang diberikan dapat relevan, khususnya informasi yang terkait dengan laporan keuangan yang terkait dengan transaksi valuta asing. PSAK 10 Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing, mengadopsi segala peraturan yang terkandung dalam IAS 21 Effects of Changes in Foreign Exchange Rates, PSAK ini dibuat untuk merevisi PSAK 2009 sebelumnya mengenai : 1. PSAK 10 : Transaksi Dalam Mata Uang Asing 2. PSAK 11 : Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing 3. PSAK 52 : Mata Uang Pelaporan 4. ISAK 4 : Interpretasi atas Paragraf 20 PSAK 10 tentang Alternatif Perlakuan yang diizinkan atas Selisih Kurs Sehingga dengan dibuatnya PSAK 10 (2012) yang baru ini, akan menggantikan PSAK sebelumnya yang tertulis di atas. Sehingga PSAK 2009 yang telah dijelaskan di atas tidak lagi dipergunakan fungsinya di dalam pembuatan laporan pernyataan akuntansi.

11 Penjabaran Dalam Mata Uang Asing Dapat diketahui bahwa penggunaan mata uang di Indonesia, umumnya adalah rupiah, sehingga secara mendominasi, kegiatan transaksi yang dilakukan di Indonesia dinyatakan dalam mata uang rupiah. Menurut paragraf 39 dalam PSAK 10, mengatakan bahwa jika terdapat entitas dengan mata uang penyajian berbeda dengan mata uang fungsional entitas, maka entitas menjabarkan hasil dan posisi keuangannya ke dalam mata uang penyajian yang dilakukan dengan berdasarkan prosedur : 1. Bahwa asset dan liabilitas yang ada dalam setiap laporan posisi keuangan yang disajikan, dijabarkan menggunakan kurs penutup pada tanggal laporan posisi keuangan tersebut 2. Pendapatan dan beban yang ada pada laporan laba rugi komprehensif atau laporan laba rugi terpisah yang dijabarkan menggunakan kurs pada tanggal transaksi 3. segala selisih kurs yang dihasilkan diakui dalam pendapatan komprehensif lain Namun terhadap pernyataan tersebut, kurs yang mendekati pada tanggal transaksi, misalnya kurs rata rata untuk masa periode tersebut, sering digunakan untuk menjabarkan pos pos perndapatan dan beban, namun bila kurs berfluktuasi secara signifikan maka penggunaan kurs rata rata untuk suatu masa periode dikatakan tidak tepat. Kemudian selisih kurs yang dihasilkan dari penjabaran pendapatan dan beban dengan kurs tanggal transaksi serta asset dan liabilitas dengan kurs penutup tidak diakui dalam laba rugi, hal ini dikarenakan perubahan kurs hanya mempengaruhi baik sedikit atau tidak terhadap arus kas sekarang dan masa depan.

12 Pengungkapan dan Pengakuan awal Definisi yang dinyatakan dalam paragraph 21 PSAK no 10 mengenai transaksi valuta asing bahwa transaksi valuta asing adalah transaksi yang didenominasikan atau memerlukan penyelesaian dalam valuta asing, pengakuan awal atas transaksi dicatat dalam mata uang fungsional, serta kurs yang digunakan adalah kurs rata rata untuk sebulan, yang nantinya kurs ini dapat digunakan pada periode tersebut, namun bila terjadi perubahan kurs yang terjadi secara signifikan maka kurs tersebut tidak dapat dipakai, sehingga harus menggunakan kurs yang sesuai. Kemudian jumlah yang dicatat pada suatu pos moneter dan nonmoneter dicatat sesuai dengan PSAK yang relevan serta diukur dengan nilai wajar atau biaya historis, pos moneter Dalam PSAK 10, mengenai transaksi valuta asing, dijelaskan mengenai pengungkapan atas transaksi valuta asing tersebut, bahwa sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan nomor 10 yang menyatakan di dalam salah satu paragrafnya bahwa entitas mengungkapkan A ) jumlah selisih kurs yang diakui dalam laba rugi, kecuali untuk selisih kurs yang timbul pada instrument keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi sesuai dengan PSAK 55 : instrument keuangan : pengakuan dan pengukuran

13 B ) selisih kurs neto yang diakui dalam pendapatan komprehensif lain dan diakumulasikan dalam komponen ekuitas yang terpisah, serta rekonsiliasi selisih kurs tersebut pada awal dan akhir periode Yaitu menjelaskan bahwa suatu eksposur ataupun pengungkapan atas selisih kurs dilakukan terhadap transaksi keuangan valuta asing yang ada pada laporan laba rugi, kecuali merupakan selisih kurs yang timbul pada instrumen keuangan yang pengukuran yang dilakukan berdasarkan nilai wajar. Sehingga selisih kurs harus diungkapkan dalam pelaporan dan ditunjukan nilai selisihnya Kemudian dalam paragraph selanjutnya dikatakan jika mata uang penyajian berbeda dari mata uang fungsional, maka fakta tersebut dinyatakan bersama dengan pengungkapan tentang mata uang fungsional dan alasan untuk menggunakan mata uang penyajian yang berbeda dan jika terdapat perubahan dalam mata uang fungsional entitas pelapor maupun kegiatan usaha luar negeri yang signifikan, maka fakta dan alasan perubahan dalam mata uang fungsional tersebut diungkapkan Sehingga berdasarkan pengertian di atas, merujuk pada penyajian atas nilai transaksi dengan menggunakan mata uang fungsional dimana kegiatan transaksi tersebut berjalan dengan menyatakannya dalam mata uang lokal, sehingga sesuai penjelasan sebelumnya, atas selisih yang timbul diungkapkan dalam laporan keuangan, yang juga disesuaikan atas pos moneternya. Mengenai definisi terkait penjelasan tersebut sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan adalah :

14 - Kurs adalah rasio pertukaran untuk dua mata uang - Mata Uang Fungsional adalah mata uang pada lingkungan ekonomi utama di mana entitas beroperasi - Kurs spot adalah kurs untuk realisasi segera - Pos Moneter adalah unit mata uang yang dimiliki serta asset dan liabilitas yang akan diterima atau dibayarkan dalam jumlah unit mata yang yang tetap atau dapat ditentukan - Valuta asing mata uang selain mata uang fungsional entitas Pelaporan Transaksi Valuta Asing Ke Dalam Mata Uang Asing Fungsional Telah diketahui sebelumnya, bahwa dalam paragraph 21 PSAK 10, menjelaskan bahwa transaksi valuta asing adalah transaksi yang didenominasikan atau memerlukan penyelesaikan dalam valuta asing yang timbul ketika entitas melakukan kegiatan transaksi dengan mendenominaikan dalam valuta asing. Pada pengakuan awal, transaksi ygn didenominasikan dalam valuta asing dicatat dalam mata yang fungsional, jumlah valuta asing dihitung ke dalam mata uang fungsional dengan kurs spot antara mata uang fungsional dan valuta asing pada tanggal transaksi. Kemudian pelaporan pada Akhir Periode pelaporan, pos moneter valuta asing dijabarkan menggunakan kurs penutup, pos nonmoneter yang diukur dengan nilai wajar atau biaya histories dalam valuta asing dijabarkan menggunakan kurs pada tanggal transaksi

15 Serta pos nonmoneter yang diukur pada nilai wajar dalam valuta asing dijabarkan menggunakan kurs pada tanggal ketika nilai wajar ditentukan, pengukuran pada asset tetap biasanya dicatat berdasarkan nilai wajar atau biaya histories dan kemudian dijabarkan ke dalam mata uang fungsional. Penjelasan mengenai Pos Moneter Berdasarkan PSAK 10 Dalam pos pos neraca suatu perusahaan tertentu, biasanya akan ditemukan kewajiban ataupun asset yang akan diterima ataupun dibayarkan dalam sejumlah mata uang yang nilainya ditetapkan. Pos ini disebut dengan pos moneter, berdasarkan PSAK 10, mengenai pos moneter, pos moneter didefinisikan sebagai unit mata uang yand dimiliki serta asset dan liabilitas disesuaikan, antara pihak pihak yang akan diterima atau dibayarkan dalam jumlah unit mata uang yang tetap atau dapat ditentukan.. beberapa contoh dari pos moneter adalah kas dan setara kas. Ciri yang umum yang ditemukan, bahwa posmoneter umumnya merupakan akun yang menunjukan adanya hak untuk menerimaatau kewajiban untuk menyerahkan suatu jumlah unit mata uang yang tetap ataupun dapat ditentukan. Entitas yang mungkin memiliki pos moneter yang merupakan tagihan dari atau utang kepada kegiatan usaha luar negeri. Dalam PSAK 10 dijelaskan mengenai pos moneter merupakan pos yang penyelesainnya tidak direncanakan ataupun mungkin tidak akan terjadi di masa depan, pada hakekatnya adalah bagian dari investassi neto entitas dalam kegiatan usaha luar negeri, dan pos moneter tersebut dapat berpa piutang atau utang jangka panjang. Entitas yang memiliki pos moneter yang

16 merupakan tagihan dari atau utang kepada kegiatan usaha luar negeri dapat merupakan entitas anak mana pun dari suatu kelompok usaha tertentu. Namun perlu diketahui bahwa fitur utama pos moneter adalah hak untuk menerima ataupunkewajijban untuk menyerahkan sejumlah unit mata uang yang tetap atau dapat ditentukan sesuai dengan penjelasan PSAK 10, contohnya adalah pensiun, imbalan kerja lain yang dibayar dalam kas, provisi yand diselesaikan secara kas dan dividen kas yang diakui sebagai liabilitas Peraturan mengenai Transaksi Valuta Asing dalam IFRS, IAS 21 Ias 21 mengatur mengenai perlakuan terhadap transaksi valuta asing. Dalam IAS 21, terdapat 2 metode yang digunakan oleh IFRS, dalam mentranslasikan laporan keuangan perusahaan, yaitu : - Translasi ke dalam mata uang pelaporan (presentation currency) Yaitu melakukan penilaian ulang ke dalam mata uang yang digunakan dalam pelaporan - Translasi ke dalam mata uang fungsional (Functional currency) Yaitu melakukan penilaian uang ke dalam mata uang fungsional yang telah ditentukan sebelumnya Ifrs mendefinisikan mata uang fungsional sebagai the currency of primary economic environment in which an entity operates sehingga memiliki arti, bahwa mata uang fungsional adalah mata uang yang digunakan dalam lingkungan ekonomi dimana suatu perusahaan beroperasi

17 Berdasarkan penjelasan di dalam IAS 21, pengukuran nilai saldo diukur dengan menggunakan nilai tukar tanggal transaksi, dan nilai tukar closing rate. Tujuan dibuatnya IAS (international Accounting Standard) 21, yaitu : Entitas dapat melaksanakan kegiatan asing dalam dua cara. Mungkin melakukan transaksi dalam mata uang asing, atau memiliki operasi diluar negeri. Selain itu, suatu entitas dapat menyajikan laporan keuangan dalam mata uang asing

PERLAKUAN TRANSAKSI VALUTA ASING DI PT. XYZ

PERLAKUAN TRANSAKSI VALUTA ASING DI PT. XYZ PERLAKUAN TRANSAKSI VALUTA ASING DI PT. XYZ Arfinus Mayreno Armanto Witjaksono, SE., Ak., MM ABSTRAK Kegiatan ekonomi merupakan kegiatan yang terus mengalami perkembangan setiap tahunnya, ekonomi terus

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. lokal (Rupiah) dan mata uang asing (valuta asing). Valuta Asing (valas) atau foreign

BAB II LANDASAN TEORI. lokal (Rupiah) dan mata uang asing (valuta asing). Valuta Asing (valas) atau foreign BAB II LANDASAN TEORI II.1. Teori Valuta Asing II.1.1. Pengertian Valuta Asing Pasar uang dan pasar modal di Indonesia kini telah didenominasi oleh mata uang lokal (Rupiah) dan mata uang asing (valuta

Lebih terperinci

PENGARUH PERUBAHAN KURS VALUTA ASING LATAR BELAKANG

PENGARUH PERUBAHAN KURS VALUTA ASING LATAR BELAKANG PENGARUH PERUBAHAN KURS VALUTA ASING LATAR BELAKANG Suatu entitas dapat melakukan aktivitas yangmenyangkut valuta asing dalam dua cara. Entitas mungkin memiliki transaksi dalam mata uang asing atau memiliki

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Kebijakan Akuntansi Perusahaan Dalam Pelaksanaan pencatatan dan pelaporan keuangan perusahaan terdapat kebijakan akuntansi perusahaan yang diterapkan terhadap seluruh transaksi

Lebih terperinci

TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING

TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 10 tentang Transaksi dalam Mata Uang Asing disetujui dalam Rapat Komite Prinsip Akuntansi Indonesia pada tanggal 24 Agustus

Lebih terperinci

KONSEP dan TRANSAKSI MATA UANG ASING

KONSEP dan TRANSAKSI MATA UANG ASING MODUL 9 AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I Afrizon KONSEP dan TRANSAKSI MATA UANG ASING LATAR BELAKANG LAHIRNYA KETENTUAN AKUNTANSI UNTUK KEGIATAN BISNIS INTERNASIONAL Standar akuntansi untuk bisnis luar negeri

Lebih terperinci

PSAK 10 PENGARUH PERUBAHAN KURS Aria Farah Mita

PSAK 10 PENGARUH PERUBAHAN KURS Aria Farah Mita PSAK 10 PENGARUH PERUBAHAN KURS VALUTA ASING 2015 Aria Farah Mita RUANGLINGKUP Akuntansi untuk transaksi mata uang asing, selain beberapa transaksi derivatif yang diatur di PSAK 55 Penjabaran hasil dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. PSAK 1 tentang penyajian laporan keuangan. a. Definisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) adalah standar yang digunakan untuk pelaporan keuangan

Lebih terperinci

PERTEMUAN 13 KONSEP, TRANSAKSI DAN LAPORAN KEUANGAN MATA UANG ASING

PERTEMUAN 13 KONSEP, TRANSAKSI DAN LAPORAN KEUANGAN MATA UANG ASING PERTEMUAN 13 KONSEP, TRANSAKSI DAN LAPORAN KEUANGAN MATA UANG ASING A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian Konsep dan Transaksi mata uang asing. 2. Mahasiswa dapat menjelaskan

Lebih terperinci

MATA UANG FUNGSIONAL SEBAGAI MATA UANG PELAPORAN DAN PENCATATAN SESUAI PSAK 52

MATA UANG FUNGSIONAL SEBAGAI MATA UANG PELAPORAN DAN PENCATATAN SESUAI PSAK 52 MATA UANG FUNGSIONAL SEBAGAI MATA UANG PELAPORAN DAN PENCATATAN SESUAI PSAK 52 Yuliawati Tan Fakultas Ekonomi Universitas Surabaya Abstract : For companies which use foreign currencies repetitively in

Lebih terperinci

Dalam Bahasa dan Mata Uang Apa Laporan Keuangan Disajikan?

Dalam Bahasa dan Mata Uang Apa Laporan Keuangan Disajikan? Dalam Bahasa dan Mata Uang Apa Laporan Keuangan Disajikan? Oleh: Tarkosunaryo Paper ini bermaksud untuk menyajikan analisis penggunaan mata uang yang seharusnya digunakan oleh perusahaan dalam menyusun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan Bank Pada dasarnya bank adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa yang menyangkut bidang likuid dan mengalami perputaran yang cukup tinggi, sehingga tidak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini penulis mengemukakan teori-teori yang mengacu pada pokok

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini penulis mengemukakan teori-teori yang mengacu pada pokok 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pada bab ini penulis mengemukakan teori-teori yang mengacu pada pokok permasalahan yang diambil yaitu Hubungan Antara Selisih Kurs Terhadap Laba Bersih

Lebih terperinci

BAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi praktik penerapan konvergensi

BAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi praktik penerapan konvergensi BAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI 7.1 Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi praktik penerapan konvergensi IFRS dan membandingkan laporan keuangan PT Telkom Indonesia yang telah mengadopsi

Lebih terperinci

TRANSAKSI DENGAN MATA UANG ASING

TRANSAKSI DENGAN MATA UANG ASING TRANSAKSI DENGAN MATA UANG ASING Dasar teori Transaksi mata uang bisa terjadi langsung di pasar spot, pasar forward, atau pasar swap. Kurs pasar spot dipengaruhi berbagai faktor, termasuk juga perbedaan

Lebih terperinci

Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing

Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing PSAK 10 Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing Agenda Tujuan dan Lingkup Definisi Ringkasan Pendekatan Pelaporan Transaksi mata uang Penggunaan mata uang Pengaruh pajak Pengungkapan 2 Tujuan Bagaimana memasukkan

Lebih terperinci

Draf Eksposur ini diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia

Draf Eksposur ini diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia ISAK 33 Transaksi Valuta Asing dan Imbalan di Muka Draf Eksposur ini diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia Tanggapan atas Draf Eksposur ini diharapkan dapat diterima

Lebih terperinci

Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing

Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PSAK No. 11 IKATAN AKUNTAN INDONESIA Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 11 tentang Penjabaran Laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan masa arus globalisasi pada masa masa ini yang ditandain

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan masa arus globalisasi pada masa masa ini yang ditandain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan masa arus globalisasi pada masa masa ini yang ditandain dengan perdagangan bebas, dunia usaha telah mengalami peningkatan yang sangat luar biasa.

Lebih terperinci

AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING (PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO.10)

AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING (PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO.10) ISSN 0000-000 AKUNTANSI TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING (PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO.10) Akhmad Riduwan *) ABSTRAK Mata uang yang digunakan sebagai dasar pencatatan transaksi dan pelaporan

Lebih terperinci

BAB 3 TRANSAKSI MATA UANG ASING

BAB 3 TRANSAKSI MATA UANG ASING BAB 3 TRANSAKSI MATA UANG ASING Suatu perusahaan dapat melakukan aktivitas yang menyangkut valuta asing (foreign activities) dalam dua cara, yaitu melakukan transaksi dalam mata uang asing atau memiliki

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Kerangka Teori dan Literatur II.1.1 Pengertian PSAK Menurut PSAK No. 1, paragraf 5, Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah Pernyataan dan Interpretasi yang disusun oleh Dewan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan bebas. Perdagangan bebas merupakan suatu kegiatan jual beli produk antar negara tanpa adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. valuta asing (Foreign Currency Transactions) terjadi apabila suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. valuta asing (Foreign Currency Transactions) terjadi apabila suatu perusahaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seluruh atau sebagian transaksi valuta asing atau operasi luar negeri yang merupakan aktivitas dari perusahaan, maka transaksi atas aktivitas tersebut memerlukan

Lebih terperinci

TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING. PDF created with pdffactory Pro trial version

TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING. PDF created with pdffactory Pro trial version TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING KONSEP MATA UANG Mata uang Fungsional Mata uang Asing (Foreign currency) Mata uang lokal (Local currency) Mata uang lokal adalah mata uang yang menjadi alat transaksi dalam

Lebih terperinci

AKUNTANSI MULTINASIONAL TRANSLASI LAPORAN KEUANGAN ENTITAS ASING MATERI AKL 1

AKUNTANSI MULTINASIONAL TRANSLASI LAPORAN KEUANGAN ENTITAS ASING MATERI AKL 1 AKUNTANSI MULTINASIONAL TRANSLASI LAPORAN KEUANGAN ENTITAS ASING MATERI AKL 1 Pada saat perusahaan multinasional Indonesia menyusun laporan keuangan untuk pelaporan kepada pemegang sahamnya, perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan untuk mengambil keputusan baik secara internal maupun oleh pihak

BAB I PENDAHULUAN. keuangan untuk mengambil keputusan baik secara internal maupun oleh pihak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan rangkuman kinerja perusahaan untuk melaporkan setiap aktivitas yang dilakukan, mulai dari aktivitas operasional, investasi, dan pembiayaan.

Lebih terperinci

AKUNTANSI INTERNASIONAL

AKUNTANSI INTERNASIONAL AKUNTANSI INTERNASIONAL A. Definisi Akuntansi Internasional 1. Accounting for foreign subsidiary, akuntansi internasional hanya menyangkut proses penyusunan laporan konsolidasi dari perusahaan induk dengan

Lebih terperinci

TRANSLASI MATA UANG ASING

TRANSLASI MATA UANG ASING TRANSLASI MATA UANG ASING Konsolidasi dan akuntansi ekuitas atas anak perusahaan asing (dan afiliasi) memerlukan translasi LK menjadi setara dollar. Hal ini dilakukan sebelum akun anak perusahaan asing

Lebih terperinci

PSAK NO. 52 - MATA UANG PELAPORAN SEBUAH CONTOH PENERAPAN

PSAK NO. 52 - MATA UANG PELAPORAN SEBUAH CONTOH PENERAPAN 16 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 1, No. 1, Mei 1999 : 16-27 PSAK NO. 52 - MATA UANG PELAPORAN SEBUAH CONTOH PENERAPAN Y. Jogi Christiawan Dosen Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi Universitas Kristen

Lebih terperinci

AKUNTANSI MULTINASIONAL TRANSAKSI MATA UANG ASING MATERI AKL 1, RABU 25 DESEMBER 2013

AKUNTANSI MULTINASIONAL TRANSAKSI MATA UANG ASING MATERI AKL 1, RABU 25 DESEMBER 2013 AKUNTANSI MULTINASIONAL TRANSAKSI MATA UANG ASING MATERI AKL 1, RABU 25 DESEMBER 2013 Perusahaan yang beroperasi di pasar internasional dipengaruhi oleh resiko bisnis normal : 1. Kurangnya permintaan atas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan status penyajian akun-akun Other Comprehensif Income (OCI)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan status penyajian akun-akun Other Comprehensif Income (OCI) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Berikut adalah penelitian yang terkait dengan OCI serta pengaruhnya terhadap laporan keuangan: 1) Ahmar dan Mulyadi (2016) Pada penelitian ini, penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang didasarkan pada teori yang mendukung dengan perbandingan PSAK 1 dan IAS 1 tentang penyajian laporan keuangan.

Lebih terperinci

Transaksi Mata Uang Asing. Bab 13

Transaksi Mata Uang Asing. Bab 13 Transaksi Mata Uang Asing Bab 13 Mengenal Valuta Asing Valuta asing atau biasa disebut juga dengan kata lain seperti valas, foreign exchange, forex atau juga fx adalah mata uang yang di keluarkan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan sangat berperan penting dalam menarik investor.

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan sangat berperan penting dalam menarik investor. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan sangat berperan penting dalam menarik investor. Laporan keuangan merupakan cermin dari kondisi suatu perusahaan, sehingga investor dapat memutuskan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORTIS

BAB II URAIAN TEORTIS 23 BAB II URAIAN TEORTIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Pertiwi (2007) pada perusahaan perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI),yang berjudul pengaruh faktorfaktor

Lebih terperinci

: HERU WIDYANTO NPM : PEMBIMBING : Dr. SIGIT SUKMONO, SE,. MMSI.,

: HERU WIDYANTO NPM : PEMBIMBING : Dr. SIGIT SUKMONO, SE,. MMSI., ANALISIS PERBANDINGAN KUALITAS LABA LAPORAN KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH IMPLEMENTASI PSAK BERBASIS IFRS REVISI 2010 DAN 2015 PADA PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO, TBK NAMA : HERU WIDYANTO NPM : 23212456

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Smith dan Skousen (2000 : 286) adalah sebagai berikut : A receivable is an

BAB II LANDASAN TEORI. Smith dan Skousen (2000 : 286) adalah sebagai berikut : A receivable is an 5 BAB II LANDASAN TEORI A. PENGERTIAN PIUTANG VALUTA ASING 1. Pengertian Piutang Dalam aktivitas perusahaan jasa, tentunya tidak bisa lepas dari hutang dan piutang. Dalam bab ini penulis akan mendefinisikan

Lebih terperinci

PENGARUH PERUBAHAN NILAI TUKAR VALUTA ASING

PENGARUH PERUBAHAN NILAI TUKAR VALUTA ASING PSAK No. Oktober 0 (revisi 0) EXPOSURE DRAFT EXPOSURE DRAFT PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PENGARUH PERUBAHAN NILAI TUKAR VALUTA ASING Exposure draft ini dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PSAK NO. 10 (REVISI 2010) ATAS PERUBAHAN MATA UANG FUNGSIONAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR : STUDI KASUS PT ABC PERIODE

ANALISIS PENERAPAN PSAK NO. 10 (REVISI 2010) ATAS PERUBAHAN MATA UANG FUNGSIONAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR : STUDI KASUS PT ABC PERIODE ANALISIS PENERAPAN PSAK NO. 10 (REVISI 2010) ATAS PERUBAHAN MATA UANG FUNGSIONAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR : STUDI KASUS PT ABC PERIODE 2013-2014 Nikkie Samantha dan Dini Marina Program Studi Ekstensi

Lebih terperinci

Tinjauan Atas PSAK No.1 (Revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan dan Perbedaannya dengan PSAK No.1 (Revisi 1998)

Tinjauan Atas PSAK No.1 (Revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan dan Perbedaannya dengan PSAK No.1 (Revisi 1998) Jurnal Ilmiah ESAI Volume 6, Nomor 2, April 2012 ISSN No. 1978-6034 Tinjauan Atas PSAK No.1 (Revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan dan Perbedaannya dengan PSAK No.1 (Revisi 1998) A Review of PSAK No.

Lebih terperinci

PENJABARAN LAPORAN KEUANGAN DALAM MATA UANG ASING ( Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.11 )

PENJABARAN LAPORAN KEUANGAN DALAM MATA UANG ASING ( Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.11 ) ISSN 1411 0393 PENJABARAN LAPORAN KEUANGAN DALAM MATA UANG ASING ( Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.11 ) Akhmad Riduwan *) ABSTRAK Mata uang pelaporan (reporting currency) bagi perusahaan yang

Lebih terperinci

ANALISIS PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI PSAK HASIL ADOPSI IFRS PADA PT. MARTINA BERTO, TBK TAHUN

ANALISIS PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI PSAK HASIL ADOPSI IFRS PADA PT. MARTINA BERTO, TBK TAHUN ANALISIS PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI PSAK HASIL ADOPSI IFRS PADA PT. MARTINA BERTO, TBK TAHUN 2010-2014 Nama : Rifka Hendrawan Savitri NPM : 26212336 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Rofi ah, SE., MM LATAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan perekonomian global telah mengakibatkan kegiatan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan perekonomian global telah mengakibatkan kegiatan bisnis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian global telah mengakibatkan kegiatan bisnis berkembang melampaui batas batas negara. Kegiatan perdagangan, investasi dan permodalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. operasional rutin perusahaan, terutama aset tetap (fixed asset). Aset tetap

BAB I PENDAHULUAN. operasional rutin perusahaan, terutama aset tetap (fixed asset). Aset tetap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap organisasi memiliki sarana yang akan dicapai, baik bersifat jangka pendek maupun jangka panjang, yaitu memperoleh laba dan menaikkan nilai perusahaan.

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN INDONESIA MENUJU INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARDS

PERKEMBANGAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN INDONESIA MENUJU INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARDS PERKEMBANGAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN INDONESIA MENUJU INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARDS Standar akuntansi di Indonesia saat ini belum menggunakan secara penuh (full adoption) standar akuntansi

Lebih terperinci

PT Multi Prima Sejahtera Tbk dan Anak Perusahaan Catatan atas laporan keuangan konsolidasian (lanjutan) (Dalam Rupiah) 34. Standar akuntansi baru Terdapat beberapa standar akuntansi yang sudah diterbitkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Rerangka Teori dan Literatur 2.1.1. Pengertian Bank Pada Pasal 1 (Butir 2) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan,

Lebih terperinci

Yudhistiro Ardy Institut Bisnis Nusantara Jl. D.I. Panjaitan Kav. 24 Jakarta (021)

Yudhistiro Ardy Institut Bisnis Nusantara Jl. D.I. Panjaitan Kav. 24 Jakarta (021) INVESTIGASI PENYAJIAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN DAN KOMPONENNYA PADA INDUSTRI BARANG KONSUMSI PASCA IFRS (Studi Empiris pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode

Lebih terperinci

Laporan Laba Rugi dan Informasi Terkait

Laporan Laba Rugi dan Informasi Terkait Laporan Laba Rugi dan Informasi Terkait Laporan Laba Rugi Laporan Laba Rugi adalah laporan yang mengukur keberhasilan operasional perusahaan selama periode tertentu. Kegunaan: 1. Evaluasi dan prediksi

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPR Ganto Nagari 1954

ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPR Ganto Nagari 1954 ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPR Ganto Nagari 1954 Immu Puteri Sari dan Dwi Nova Azana Fakultas Ekonomi UMSB Abstrak Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas

Lebih terperinci

Ikatan Akuntan Indonesia. IAI Copy Right, all rights reserved

Ikatan Akuntan Indonesia. IAI Copy Right, all rights reserved Ikatan Akuntan Indonesia Tiga Pilar Akuntansi Keuangan: Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) SAK ETAP SAK Syariah SAK ETAP digunakan untuk entitas tanpa akuntabilitas publik (ETAP). ETAP adalah entitas yang

Lebih terperinci

NAMA : MELISA MARIA NPM : JURUSAN : AKUNTANSI PEMBIMBING : NOVA ANGGRAINIE, SE., MMSI

NAMA : MELISA MARIA NPM : JURUSAN : AKUNTANSI PEMBIMBING : NOVA ANGGRAINIE, SE., MMSI ANALISIS PERBANDINGAN LAPORAN KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN STANDAR PELAPORAN PSAK DAN STANDAR PELAPORAN IFRS PADA PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA, TBK. NAMA : MELISA MARIA NPM : 24212545 JURUSAN : AKUNTANSI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan oleh Ahmar. Hasil dari penelitian ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan oleh Ahmar. Hasil dari penelitian ini BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Berikut adalah penelitian yang terkait dengan OCI serta pengaruhnya terhadap laporan keuangan : 1. Ahmar dan Mulyadi (2016) Penelitian yang dilakukan oleh

Lebih terperinci

BAB 15 LAPORAN KEUANGAN MATA UANG ASING

BAB 15 LAPORAN KEUANGAN MATA UANG ASING BAB 15 LAPORAN KEUANGAN MATA UANG ASING A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian dan tujuan dibuatnya laporan keuangan mata uang asing. 2. Mahasiswa dapat menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Pengungkapan dalam Laporan Keuangan. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang mengatur industri asuransi,

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Pengungkapan dalam Laporan Keuangan. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang mengatur industri asuransi, BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Pengungkapan dalam Laporan Keuangan Seperti yang kita ketahui sebelumnya konvergensi IFRS hanya terdapat dua Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang mengatur industri

Lebih terperinci

PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN. Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren

PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN. Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren PENDAHULUAN Tujuan dari penyusunan Pedoman Akuntansi Pesantren adalah untuk memberi panduan akuntansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang, hal ini didukung dengan munculnya arus globalisasi yaitu perdagangan bebas

BAB I PENDAHULUAN. bidang, hal ini didukung dengan munculnya arus globalisasi yaitu perdagangan bebas BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Perdagangan dunia telah mengalami kemajuan yang sangat pesat di berbagai bidang, hal ini didukung dengan munculnya arus globalisasi yaitu perdagangan bebas

Lebih terperinci

AKUNTANSI MULTINASIONAL: TRANSAKSI MATA UANG DAN INSTRUMEN KEUANGAN SERTA TRANSLASI LAPORAN KEUANGAN ENTITAS ASING. Akuntansi Keuangan Lanjutan 2

AKUNTANSI MULTINASIONAL: TRANSAKSI MATA UANG DAN INSTRUMEN KEUANGAN SERTA TRANSLASI LAPORAN KEUANGAN ENTITAS ASING. Akuntansi Keuangan Lanjutan 2 AKUNTANSI MULTINASIONAL: TRANSAKSI MATA UANG DAN INSTRUMEN KEUANGAN SERTA TRANSLASI LAPORAN KEUANGAN ENTITAS ASING Akuntansi Keuangan Lanjutan 2 Jelika Wisye - 121210028 Fanny Rastiti 121210012 Monika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan pada perusahaan di masing-masing negara juga berbeda.untuk

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan pada perusahaan di masing-masing negara juga berbeda.untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Akuntansi sebagai penyedia informasi bagi pengambil keputusan dipengaruhi oleh lingkungan bisnis yang terus berubah karena adanya globalisasi. Setiap negara mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja dengan lebih efisien dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja dengan lebih efisien dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif dewasa ini, menuntut pengusaha untuk bekerja dengan lebih efisien dalam menghadapi persaingan yang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak luput dari risiko. Semua aktifitas yang dilakukan oleh perusahaan sangat

BAB I PENDAHULUAN. tidak luput dari risiko. Semua aktifitas yang dilakukan oleh perusahaan sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah salah satu contoh bidang pergerakan usaha yang tidak luput dari risiko. Semua aktifitas yang dilakukan oleh perusahaan sangat dekat dengan

Lebih terperinci

Dalam Ekonomi Hiperinflasi

Dalam Ekonomi Hiperinflasi ED PSAK No. Agustus 0 exposure draft Exposure Draft Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Pelaporan Keuangan Dalam Ekonomi Hiperinflasi Exposure draft ini dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan

Lebih terperinci

PSAK 60 (REVISI 2014) PENGUNGKAPAN INSTRUMEN KEUANGAN

PSAK 60 (REVISI 2014) PENGUNGKAPAN INSTRUMEN KEUANGAN PSAK 60 (REVISI 2014) PENGUNGKAPAN INSTRUMEN KEUANGAN 60 PSAK 60 PSAK 60 mengatur persyaratan pengungkapan dalam laporan keuangan terhadap instrumen keuangan. Sebelumnya diatur dalam PSAK 50 (revisi 2006):

Lebih terperinci

Laporan Arus Kas. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

Laporan Arus Kas. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI Laporan Arus Kas Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8 Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI 1 Agenda 1 2 Laporan Arus Kas Latihan dan Pembahasan 3

Lebih terperinci

BAB IV. Analisis Hasil dan Pembahasan

BAB IV. Analisis Hasil dan Pembahasan BAB IV Analisis Hasil dan Pembahasan A. Penyajian dan Analisis Data Pada bagian ini, penulis akan melakukan analisa atas perlakuan selisih kurs serta pengungkapannya menurut Pedoman Akuntansi Keuangan

Lebih terperinci

Konsep dan Transaksi Dalam Mata Uang Asing

Konsep dan Transaksi Dalam Mata Uang Asing Konsep dan Transaksi Dalam Mata Uang Asing Mata Uang : - Menyediakan suatu standar nilai - Media pertukaran atau alat tukar - Unit pengukuran bagi transaksi ekonomi. Pada umumnya Mata uang yang digunakan

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAPORAN KEUANGAN PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI DAN PENGELOLAAN HUTAN (DOLAPKEU PHP2H)

PEDOMAN PELAPORAN KEUANGAN PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI DAN PENGELOLAAN HUTAN (DOLAPKEU PHP2H) PEDOMAN PELAPORAN KEUANGAN PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI DAN PENGELOLAAN HUTAN (DOLAPKEU PHP2H) Pelatihan APHI 18 MEI 2011 Dwi Martani & Taufik Hidayat Staf Pengajar Departemen Akuntansi FEUI Tim Penyusun

Lebih terperinci

DENGAR PENDAPAT PUBLIK DRAF EKSPOSUR ISAK 33: TRANSAKSI VALUTA ASING DAN IMBALAN DI MUKA

DENGAR PENDAPAT PUBLIK DRAF EKSPOSUR ISAK 33: TRANSAKSI VALUTA ASING DAN IMBALAN DI MUKA DENGAR PENDAPAT PUBLIK DRAF EKSPOSUR ISAK 33: TRANSAKSI VALUTA ASING DAN IMBALAN DI MUKA DEWAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN IAI Balai Kartini, Ruang Mawar/ Kamis, 8 Juni 2017 Materi ini dipersiapkan sebagai

Lebih terperinci

Mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan Bagaimana mempertanggungjawabkan konsekuensi pajak pada periode berjalan dan mendatang:

Mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan Bagaimana mempertanggungjawabkan konsekuensi pajak pada periode berjalan dan mendatang: AGENDA Pengantar Pengertian dasar Akuntansi Pajak Penghasilan sesuai SAK 46 Implementasi Pajak Kini dan Pajak Tangguhan Penyajian Pajak Kini dan Pajak Tangguhan dalam Laporan Keuangan Komersial Aset dan

Lebih terperinci

PSAK 2 LAPORAN ARUS KAS IAS 7 - Statement of Cash Flows. Presented by: Dwi Martani

PSAK 2 LAPORAN ARUS KAS IAS 7 - Statement of Cash Flows. Presented by: Dwi Martani PSAK 2 LAPORAN ARUS KAS IAS 7 - Statement of Cash Flows Presented by: Dwi Martani LAPORAN ARUS KAS Informasi arus kas entitas berguna sebagai dasar untuk menilai kemampuan entias dalam menghasilkan kas

Lebih terperinci

Ruang Lingkup PSAK SYARIAH

Ruang Lingkup PSAK SYARIAH M. Gunawan Yasni 1 Ruang Lingkup PSAK SYARIAH Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah PSAK 101: Penyajian Laporan Keuangan Syariah PSAK 102: Akuntansi Murabahah PSAK 103: Akuntansi

Lebih terperinci

BANK ROYAL INDONESIA PERIODE : 31 MARET 2017

BANK ROYAL INDONESIA PERIODE : 31 MARET 2017 LAPORAN POSISI KEUANGAN/NERACA BULANAN BANK ROYAL INDONESIA PERIODE : 31 MARET 2017 POS - POS ASET 1. Kas 9,157 2. Penempatan pada Bank Indonesia 44,950 3. Penempatan pada bank lain 2,401 4. Tagihan spot

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan Indonesia (DSAK IAI) melakukan adopsi International Financial

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan Indonesia (DSAK IAI) melakukan adopsi International Financial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ini menguji relevansi nilai pajak tangguhan sebagai dampak perubahan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) di Indonesia. Perubahan PSAK ini terjadi

Lebih terperinci

LAPORAN ARUS KAS PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN. PSAK No. 2 (revisi 2009) 22 Desember 2009

LAPORAN ARUS KAS PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN. PSAK No. 2 (revisi 2009) 22 Desember 2009 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PSAK No. (revisi 00) PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN LAPORAN ARUS KAS Desember 00 IKATAN AKUNTAN INDONESIA PSAK No. (revisi 00) PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS - POS ASET 1. Kas 138,248 2. Penempatan pada Bank Indonesia 1,967,265 3. Penempatan pada bank lain 488,298 4. Tagihan spot dan derivatif 577 5. Surat berharga

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS - POS ASET 1. Kas 124,877 2. Penempatan pada Bank Indonesia 1,489,384 3. Penempatan pada bank lain 394,768 4. Tagihan spot dan derivatif 74,842 5. Surat berharga

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS - POS ASET 1. Kas 97,734 2. Penempatan pada Bank Indonesia 2,540,949 3. Penempatan pada bank lain 1,189,868 4. Tagihan spot dan derivatif 5,950 5. Surat berharga

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS - POS ASET 1. Kas 88,246 2. Penempatan pada Bank Indonesia 2,217,499 3. Penempatan pada bank lain 334,458 4. Tagihan spot dan derivatif 1,286 5. Surat berharga

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS - POS ASET 1. Kas 106,921 2. Penempatan pada Bank Indonesia 2,652,083 3. Penempatan pada bank lain 560,019 4. Tagihan spot dan derivatif 4,903 5. Surat berharga

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS - POS ASET 1. Kas 89,341 2. Penempatan pada Bank Indonesia 2,106,222 3. Penempatan pada bank lain 284,267 4. Tagihan spot dan derivatif 23,154 5. Surat berharga

Lebih terperinci

Laporan Publikasi PT. Bank Sulselbar LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN PT. BANK SULSELBAR PER 31 MEI 2015

Laporan Publikasi PT. Bank Sulselbar LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN PT. BANK SULSELBAR PER 31 MEI 2015 NO ASET Laporan Publikasi PT. Bank Sulselbar LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN PT. BANK SULSELBAR PER 31 MEI 2015 POS POS Mei 2015 1 Kas 494,078 2 Penempatan pada Bank Indonesia 929,578 3 Penempatan

Lebih terperinci

MENGUKUR DAN MENGANTISIPASI TRANSLASI LAPORAN KEUANGAN MATA UANG ASING

MENGUKUR DAN MENGANTISIPASI TRANSLASI LAPORAN KEUANGAN MATA UANG ASING Mengukur dan Mengantisipasi Translasi Laporan Keuangan 47 MENGUKUR DAN MENGANTISIPASI TRANSLASI LAPORAN KEUANGAN MATA UANG ASING Primsa Bangun Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Krida Wacana Abstract

Lebih terperinci

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 30 APRIL 2015. (dalam jutaan rupiah) POS - POS 30 APRIL 2015

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 30 APRIL 2015. (dalam jutaan rupiah) POS - POS 30 APRIL 2015 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 224,190 2. Penempatan pada Bank Indonesia 8,800,906 3. Penempatan pada bank lain 4,231,976 4. Tagihan spot dan derivatif 1,609,369 5. Surat

Lebih terperinci

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 MEI 2015. (dalam jutaan rupiah) POS - POS. 31 Mei 2015

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 MEI 2015. (dalam jutaan rupiah) POS - POS. 31 Mei 2015 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 237,020 2. Penempatan pada Bank Indonesia 6,908,323 3. Penempatan pada bank lain 1,921,142 4. Tagihan spot dan derivatif 1,739,857 5. Surat

Lebih terperinci

2. Derivasi Atau Perolehan Kurva BP (Neraca Pembayaran BOP)

2. Derivasi Atau Perolehan Kurva BP (Neraca Pembayaran BOP) Bahan 5 - Ekonomi Terbuka PEREKONOMIAN TERBUKA (AN OPEN ECONOMY) DAN DERIVASI KURVA BP (NERACA PEMBAYARAN) SERTA SISTEM KURS DAN SISTEM DEVISA YANG DIBERLAKUKAN 1. Transaksi Internasional Perekonomian

Lebih terperinci

PSAK 66 PENGATURAN BERSAMA

PSAK 66 PENGATURAN BERSAMA PSAK 66 PENGATURAN BERSAMA Agenda 1. 2. 3. 4. Standar Pengaturan Bersama PSAK 66 Pengaturan Bersama Ilustrasi Pengaturan Bersama Diskusi PSAK 39 Kerjasama Operasi BOT BTO Perkembangan PSAK PSAK 12 Pengendalian

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN No. ASET PT MAYAPADA INTERNASIONAL Tbk Tanggal : POS POS 1. Kas 177,104 2. Penempatan pada Bank Indonesia 7,139,704 3. Penempatan pada bank lain 33,481 4. Tagihan

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN No. ASET PT MAYAPADA INTERNASIONAL Tbk Tanggal : POS POS 1. Kas 159,876 2. Penempatan pada Bank Indonesia 7,743,450 3. Penempatan pada bank lain 47,127 4. Tagihan

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN No. ASET PT MAYAPADA INTERNASIONAL Tbk Tanggal : POS POS 1. Kas 170,301 2. Penempatan pada Bank Indonesia 7,105,704 3. Penempatan pada bank lain 42,740 4. Tagihan

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN No. ASET PT MAYAPADA INTERNASIONAL Tbk Tanggal : 31 Maret 2015 POS POS 31Mar15 1. Kas 113.419 2. Penempatan pada Bank Indonesia 6.329.117 3. Penempatan pada bank

Lebih terperinci

PSAK 1 (Penyajian Laporan Keuangan) per Efektif 1 Januari 2015

PSAK 1 (Penyajian Laporan Keuangan) per Efektif 1 Januari 2015 PSAK 1 (Penyajian Laporan Keuangan) per Efektif 1 Januari 2015 Perbedaan PSAK 1 Tahun 2013 & 2009 Perihal PSAK 1 (2013) PSAK 1 (2009) Judul laporan Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Laporan

Lebih terperinci

Asset Revaluation: The Implication on Tax, Accounting and Performance Management REVALUASI ASET. Waktu / Tempat: Balai Kartini, Senin 16 November 2015

Asset Revaluation: The Implication on Tax, Accounting and Performance Management REVALUASI ASET. Waktu / Tempat: Balai Kartini, Senin 16 November 2015 DEWAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN IKATAN AKUNTAN INDONESIA Asset Revaluation: The Implication on Tax, Accounting and Performance Management REVALUASI ASET Waktu / Tempat: Balai Kartini, Senin 16 November

Lebih terperinci

LAMPIRAN C AMANDEMEN TERHADAP PSAK LAIN. Amandemen ini merupakan amandemen yang diakibatkan dari penerbitan ED PSAK 71: Instrumen Keuangan.

LAMPIRAN C AMANDEMEN TERHADAP PSAK LAIN. Amandemen ini merupakan amandemen yang diakibatkan dari penerbitan ED PSAK 71: Instrumen Keuangan. LAMPIRAN C AMANDEMEN TERHADAP PSAK LAIN Amandemen ini merupakan amandemen yang diakibatkan dari penerbitan ED PSAK 71: Instrumen Keuangan. Kecuali ditentukan lain, entitas harus menerapkan amandemen dalam

Lebih terperinci

PT GARUDA METALINDO Tbk

PT GARUDA METALINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN INTERIM 31 MARET 2016 DAN 31 DESEMBER 2015 SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2016 DAN 2015 (MATA UANG INDONESIA) LAPORAN KEUANGAN INTERIM 31 MARET 2016

Lebih terperinci

ISAK 13 : Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha LN. Presented by: Dwi Martani ata

ISAK 13 : Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha LN. Presented by: Dwi Martani ata ISAK 13 : Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha LN Presented by: Dwi Martani ata Latar Belakang Banyak entitas pelapor memiliki investasi dalam kegiatan usaha luar negeri PSAK 10 (Revisi 2010):

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN No. ASET PT MAYAPADA INTERNASIONAL Tbk Tanggal : 31 Mei 2015 POS POS 31May15 1. Kas 107,501 2. Penempatan pada Bank Indonesia 7,558,046 3. Penempatan pada bank

Lebih terperinci

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 MARET (dalam jutaan rupiah) POS - POS. 31 Maret 2015

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 MARET (dalam jutaan rupiah) POS - POS. 31 Maret 2015 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 219,637 2. Penempatan pada Bank Indonesia 10,233,306 3. Penempatan pada bank lain 6,008,316 4. Tagihan spot dan derivatif 1,688,167 5. Surat

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN No. ASET PT MAYAPADA INTERNASIONAL Tbk Tanggal : 31 Maret 2016 POS POS 31Mar16 1. Kas 147,581 2. Penempatan pada Bank Indonesia 9,544,697 3. Penempatan pada bank

Lebih terperinci

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 MEI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 MEI 2016

PT BANK DBS INDONESIA LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN 31 MEI (dalam jutaan rupiah) POS - POS 31 MEI 2016 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN POS POS ASET 1. Kas 216,348 2. Penempatan pada Bank Indonesia 4,360,970 3. Penempatan pada bank lain 1,230,114 4. Tagihan spot dan derivatif 1,809,138 5. Surat

Lebih terperinci