BAB IV. Analisis Hasil dan Pembahasan
|
|
- Benny Sudirman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV Analisis Hasil dan Pembahasan A. Penyajian dan Analisis Data Pada bagian ini, penulis akan melakukan analisa atas perlakuan selisih kurs serta pengungkapannya menurut Pedoman Akuntansi Keuangan Bank Indonesia (PAKBI) yang merupakan pedoman akuntansi yang digunakan sebagai dasar atau acuan untuk pencatatan transaksi dan penyusunan laporan keuangan Bank Indonesia. Oleh karena itu, penulis terlabih dahulu menjelaskan mengenai akuntansi pada Bank Indonesia serta karakteristik khusus akuntansinya. Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia yang merupakan lembaga independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas dari campur tangan pemerintah dan atau pihak lain, kecuali untuk hal hal yang di atur dalam undang undang No. 23/1999 mengenai Bank Indonesia. Dalam kapasitasnya sebagai bank sentral, Bank Indonesia mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah, salah satunya kestabilan nilai rupiah terhadap perkembangan niali tukar rupiah terhadap mata uang negara lain. Untuk mencapai tujuan tersebut, Bank Indonesia didukung oleh tiga pilar yang merupakan bidang tugasnya. Ketiga bidang tugas ini adalah menetapan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta mengatur dan mengawasi perbankan Indonesia. Ketiganya perlu diintegrasikan agar tujuan mencapai dan memelihara kestabilan niali rupiah dapat dicapai secara efektif dan efisien. Uraian mengenai tujuan, tugas dan kegiatan Bank Indonesia tersebut diatas menggambarkan dengan jelas bahwa Bank Indonesia berbeda dengan badan hukum yang lainnya, baik milik negara seperti Perum, Perjan atau Persero, maupun milik swasta yang bertujuan untuk mencari keuntungan. Oleh karena itu, kinerja Bank Indonesia seyogyanya dikaitkan dengan pencapaian tujuan Bank Indonesia. Dengan 33
2 34 demikian, maka tidak tepat apabila kinerja Bank Indonesia diukur tingkat keuntungan yang diperoleh (rentabilitas), likuiditas dan solvabilitas, sebagaimana yang digunakan untuk bidang usaha lainnya. Penilaian kinerja yang unik sebagaimana tersebut diatas memberikan corak khusus pada laporan keuangan Bank Indonesia bersumber pada sistem akuntansi keuangan Bank Indonesia. Dengan demikian, penulis akan menganalisa Laporan Keuangan Bank Indonesia untuk mengetahui bagaimana perlakuan akuntansi selisih kurs yang diterapkan oleh Bank Indonesia dan pengungkapannya dalam laporan keuangan. B. Pembahasan 1. Analisis Laporan Keuangan Bank Indonesia Dalam rangka menyajikan laporan keuangan yang dapat memenuhi kebutuhan berbagai pihak yang berkepentingan, tidak hanya diperlukan dukungan sistem informasi dan akuntansi yang efektif dan terintegrasi, namun juga tersedianya pedoman yang merupakan acuan dalam penerapan Standar Akuntansi Keuangan yang disebut Pedoman Akuntansi Keuangan Bank Indonesia (PAKBI). Laporan keuangan Bank Indonesia meliputi neraca, laporan surplus defisit, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan penjelasan atas laporan keuangan. a) Neraca. Neraca disusun dengan format yang lebih informatif yang mencerminkan kedudukan Bank Indonesia sebagai Bank Sentral. 1) Dengan neraca BI dan neraca ringkas yang disebut neraca singkat BI. 2) Pengklasifikasian pos pos dalam neraca didasarkan pada sifat dan tugas Bank Indonesia, tingkat materialitas, tingkat likuiditas dan kelaziman neraca bank sentral. 3) Dengan memperhatikan sifat organisasi dan tugas yang spesifik sebagai bank sentral, neraca BI memberikan gambaran mengenai:
3 35 uang beredar, pengelolaan cadangan devisa, pelaksanaan fungsi Lender of the last Resort dan fungsi sebagai kasir pemerintah. 4) Unsur neraca yang merupakan karakteristik khusus BI sebagai bank sentral meliputi pos pos emas, uang asing, dan hak tarik khusus disisi aktiva dan uang ekuitas. b) Laporan Surplus Defisit Laporan surplus defisit berubah nama dari nama semula yaitu laporan laba rugi, untuk memberikan gambaran bahwa BI bukan lembaga yang bersifat komersial dan lebih mencerminkan kegiatan Bank Indonesia. Laporan surplus defisit menyajikan seluruh penerimaan dan pengeluaran BI selama 1 tahun anggaran, yaitu mulai dari 1 Januari sampai dengan 31 Desember. Pengelompokkan unsur unsur dalam penerimaan dan pengeluaran menggambarkan fungsi dan tugas yang spesifik sebagai bank sentral dan tidak disajikan berdasarkan jenis penerimaan dan jenis biasa. Jumlah surplus defisit yang dihasilkan dalam suatu periode merupakan konsekuensi dari pelaksanaan tugas BI. Besarnya surplus defisit tergantung pada kondisi umum dan kebijakan yang ditempuh. Secara moneter setiap defisit merupakan suatu unsur ekspansif (menambah jumlah uang primer). Dengan demikian, defisit yang dialami akan melemahkan kemampuan BI dalam pengendalian moneter, sehingga defisit yang bersifat struktural harus dihindari. Disamping itu, perlu diingat pula bahwa meskipun surplus bersifat kontraktif, namun pembagian atau transfer surplus kepada pemerintah secara moneter bersifat ekspansif. Unsur unsur laporan surplus defisit yang merupakan karakteristik khusus BI sebagai bank sentral adalah sebagai berikut: penerimaan terdiri dari pengelolaan moneter, penyelenggaraan sistem pembayaran dan pengaturan perbankan. Sedangkan pengeluaran terdiri dari beban pengendalian moneter, beban sistem pembayaran dan beban pengaturan dan pengawasan bank.
4 36 2. Akuntansi Keuangan Bank Indonesia Ada beberapa praktek praktek akuntansi keuangan Bank Indonesia yang berbeda dengan bank umum, antara lain: a) Emas dan uang asing, pada neraca BI disajikan dalam pos tersendiri karena jumlahnya yang cukup material dan kedudukan BI sebagai pengelola devisa negara. b) Kas, uang kertas dan uang logam rupiah yang berada dalam khasanah pada neraca BI tidak disajikan sebagai salah satu komponen aktiva tetapi sebagai faktor pengurang pos uang dalam peredaran karena kedudukan BI sebagai otoritas moneter. c) Selisih kurs yang timbul karena penilaian kembali aktiva dan kewajiban valuta asing belum diakui sebagai penerimaan atau pengeluaran sampai dengan terjadi transaksi atas aktiva dan kewajiban tersebut. Hal ini disebabkan penerimaan atau pengeluaran dari hasil penilaian tersebut belum terealisir dan dari waktu ke waktu dapat berbalik, terutama karena perubahan kurs antar mata uang asing. Hal ini sejalan dengan prinsip kehati hatian (konservatisme). Selisih kurs ini ditampung dalam rekening cadangan selisih kurs. d) Cadangan tujuan merupakan sumber dana yang dapat digunakan untuk biaya penggantian dan atau pembaharuan harta tetap, pengadaan perlengkapan yang diperlukan, dan pengembangan organisasi, sumber daya manusia serta penyertaan. Dengan demikian, cadangan tujuan bukan sekedar plafon sebagaimana praktek pada badan usaha lainnya.
5 37 3. Transaksi Valuta Asing pada Bank Indonesia Transaksi valuta asing meliputi jual beli valas, pinjam meminjam dan transaksi lainnya, baik dengan pemerintah, bank bank di dalam negeri dan luar negeri maupun pihak lainnya. Transaksi ini dilakukan dalam rangka pengaturan nilai tukar rupiah dalam rangka tugas BI sehingga pemeliharaan dan pengelolaan cadangan devisa Negara. BI juga melakukan transaksi keuangan Internasional atas nama pemerintah, sehubungan dengan keanggotaan RI pada masing masing lembaga tersebut. Transaksi valuta asing dibukukan dalam rupiah dengan menggunakan kurs neraca pada saat terjadinya transaksi. Pada setiap periode waktu tertentu, termasuk akhir tahun, aktiva dan pasiva dalam valuta asing dijabarkan dalam rupiah dengan menggunakan kurs neraca pada tanggal terjadinya transaksi tersebut Uang Asing Uang asing adalah uang kertas dan uang logam dalam valuta asing yang dinyatakan sebagai alat pembayaran yang sah dari suatu negara lain, yang dimiliki oleh Bank Indonesia. Hal ini di atur dalam PSAK No. 10 mengenai transaksi dalam mata uang asing, paragraph 26 yaitu Transaksi dalam mata uang asing dibukukan dengan menggunakan kurs pada saat terjadinya transaksi. Serta pada paragraph 27 yaitu Pos aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dilaporkan ke dalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tanggal neraca Penetapan Kurs Valuta Asing Menurut Selamet Riyadi (2006:90) dalam bukunya Banking Assets and Liability Management, Foreign Exchange Rate adalah tingkat harga dimana suatu currency dapat dibeli atau dijual terhadap currency lainnya.
6 38 Berkaitan dengan tugas Bank Indonesia sebagai pengelola cadangan devisa negara dan sebagai satu satunya lembaga yang mempunyai wewenang untuk menetapkan kurs valuta asing terhadap rupiah, maka pada setiap tanggal neraca yaitu 1, 7, 15, 23 dan akhir bulan ditetapkan kurs berbagai jenis valuta. Dalam sub sistem akuntansi devisa terdapat perhitungan yang menggunakan rumus tetap dan melakukan posting secara otomatis yaitu NCP (Net Currency Position). Dengan sistem perhitungan ini, maka dihasilkan 3 jenis kurs, yaitu: a) Kurs Neraca, yaitu kurs yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan. b) Kurs Transaksi Uang Kertas Asing (UKA). c) Kurs transaksi Bank Indonesia, yaitu kurs yang digunakan dalam mencatat transaksi jual beli valas antara Bank Indonesia dengan pihak lain Penggunaan Kurs Penerapan NCP (Net Currency Position) dalam pencatatan valuta asing di Bank Indonesia meliputi pengaturan mengenai penggunaan kurs yang digunakan pada transaksi valuta asing dengan rupiah dan transaksi antara valuta asing. a) Transaksi Valuta Asing dengan Rupiah. Transaksi pembelian valuta asing dicatat dengan menggunakan kurs beli valuta asing yang bersangkutan terhadap rupiah sebagaimana terdapat pada daftar kurs transaksi, yang berlaku pada tanggal transaksi. Sedangkan transaksi penjualan valuta asing dicatat dengan menggunakan kurs jual valuta asing yang bersangkutan terhadap rupiah sebagaimana terdapat pada daftar kurs transaksi, yang berlaku pada tanggal transaksi. Pembukuan transaksi valuta asing ke dalam rekening yang bersangkutan dilakukan pada tanggal valuta atau tanggal efektif dengan
7 39 menggunakan transaksi valuta asing yang bersangkutan pada tanggal transaksi. b) Transaksi antar Valuta Asing Transaksi pembelian dan penjualan valuta asing dicatat dengan menggunakan kurs transaksi valuta asing yang terjadi pada saat transaksi. Sedangkan pembukuan transaksi valuta asing ke dalam rekening yang bersangkutan dilakukan pada tanggal valuta atau tanggal efektif dengan menggunakan kurs neraca masing masing valuta asing yang besangkutan. 4. Perlakuan Akuntansi pada Selisih kurs Selisih penjabaran mata uang asing karena perbedaan kurs valuta asing terhadap rupiah dengan menggunakan kurs neraca pada saat terjadinya transaksi, ditampung dalam rekening cadangan selisih kurs dan disajikan di neraca pada pos revaluasi kurs dan surat berharga dalam kelompok ekuitas. Hal ini didasarkan peraturan pada lampiran SE No. 4/52/INTERN tanggal 16 Desember 2002, PAKBI Perhitungan Selisih Kurs Setiap akhir hari, sistem aplikasi BIANG (Bank Indonesia Aplikasi Kostro Gabungan) menghitung besarnya penyesuaian saldo cadangan selisih kurs (exchange rate adjustment) untuk masing masing jenis mata uang. Penyesuaian saldo cadangan selisih kurs dihitung dari hasil perkalian antara nominal valuta asing (NCP) dengan kurs neraca masing masing jenis valuta yang berlaku pada hari itu dikurangi dengan saldo rupiah value sebelum penyesuaian dilakukan atau sesuai dengan formula berikut ini: CSK= NCP (KN-HPR) Dimana: CSK adalah Cadangan Salisih Kurs, yaitu akumulasi hasil penelitian kembali.
8 40 NCP adalah Net Currency Position, yaitu suatu metode penatausahaan dan pencatatan valuta asing. KN adalah Kurs Neraca, yaitu kurs tengah valuta asing pada tanggal neraca yang digunakan untuk pelaporan dan transaksi intern Bank Indonesia. HPR adalah Harga Pokok Rata rata per unit valuta asing yang merupakan hasil bagi antara rupiah cost valuta asing tertentu dengan jumlah valuta asing yang bersangkutan. Hasil penyesuaian saldo selisih kurs ini dicetak pada laporan penyesuaian saldo rekening valuta asing dengan kurs neraca Pencatatan Selisih Kurs Hasil perhitungan selisih kurs tersebut akan diposting secara otomatis oleh aplikasi BIANG (Bank Indonesia Aplikasi Kostro Gabungan) dengan jurnal sebagai berikut: 1) Apabila terjadi kenaikan kurs valuta asing terhadap rupiah (rupiah melemah), jurnalnya adalah: Debet Rekening aktiva valuta asing (xxx) Kredit Cadangan selisih kurs valuta (xxx) Debet Cadangan selisih kurs valuta (xxx) Kredit Rekening pasiva valuta asing (xxx) 2) Apabila terjadi penurunan kurs valuta asing terhadap rupiah (rupiah menguat), jurnalnya adalah: Debet Cadangan selisih kurs valuta (xxx) Kredit Rekening aktiva valuta asing (xxx) Debet Rekening pasiva valuta asing (xxx) Kredit Cadangan selisih kurs valuta (xxx)
9 41 3) Untuk valuta asing yang mempunyai saldo NCP negatif, maka hasil revaluasi (selisih kurs) langsung diakui sebagai keuntungan atau kerugian selisih kurs, jurnalnya adalah: a) Diakui sebagai keuntungan. Debet Cadangan selisih kurs valuta (xxx) Kredit Keuntungan transaksi valas (xxx) b) Diakui sebagai kerugian Debet Keuntungan transaksi valas (xxx) Kredit Cadangan selisih kurs valuta (xxx) 4.3. Pengakuan Laba / Rugi Selisih Kurs Setiap akhir hari, laba atau rugi selisih kurs transaksi valuta asing dihitung oleh program otomatisasi NCP yaitu dengan mengurangi hasil penjualan valuta asing dengan harga prolehan valuta asing berdasarkan harga pokok rata rata. Perhitungan harga pokok rata rata yang digunakan dalam perhitungan laba atau rugi selisih kurs tersebut adalah sebagai berikut: Apabila jumlah nominal valuta asing yang dijual lebih kecil dari jumlah nominal valuta asing yang dibeli pada hari itu, maka harga pokok valuta asing yang dijual menggunakan harga pokok rata rata pembelian hari itu. Dalam hal jumlah nominal valuta asing yang dijual melebihi jumlah nominal pembelian valuta asing pada hari itu, maka harga pokok valuta asing yang dijual menggunakan harga pokok rata rata pembelian pada hari itu untuk penjualan sebesar jumlah nominal pembelian valuta asing pada hari itu.
10 42 5. Hasil Revaluasi Kurs PAKBI mendefinisikan Hasil Revaluasi Kurs sebagai Akumulasi hasil penjabaran aktiva dalam valuta asing dan pasiva dalam valuta asing ke dalam rupiah karena perubahan kurs valuta asing. Jadi seluruh hasil akumulasi dari jurnal terhadap selisih kurs yang sudah dijelaskan sebelumnya, disajikan di neraca dalam pos hasil revaluasi kurs dan surat berharga dalam kelompok ekuitas. Hasil penjabaran tersebut belum diakui sebagai penerimaan atau pengeluaran dalam laporan surplus defisit tahun berjalan karena hasil penjabaran tersebut dicatat dalam kelompok ekuitas dan baru akan diakui sebagai penerimaan atau pengeluaran pada saat terjadi transaksi atas aktiva dan pasiva dalam valuta asing yang bersangkutan. 6. Pengungkapan Selisih Kurs dalam Catatan Atas Laporan Keuangan Berikut ini adalah transaksi yang berkaitan dengan valuta asing dan selisih kurs yang diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan Bank Indonesia. Transaksi valuta asing dibukukan dalam Rupiah dengan menggunakan kurs pada saat transaksi. Guna penyusunan Laporan Keuangan, aktiva dan pasiva dalam valuta asing dijabarkan dalam Rupiah dengan menggunakan kurs neraca yang berlaku pada tanggal yang bersangkutan. Selisih penjabaran tersebut dicatat dalam rekening Cadangan Selisih Kurs dan disajikan di neraca pada pos Keuntungan atau Kerugian Yang Belum Direalisasi dalam kelompok Ekuitas sampai dengan valuta asing yang bersangkutan berkurang. Bank Indonesia menggunakan metode Net Currency Position (NCP) dalam menatausahakan dan mencatat valuta asing. Dalam metode tersebut, hasil revaluasi aktiva dan pasiva valuta asing dihitung dari perkalian antara posisi netto valuta asing dengan selisih antara kurs neraca dengan harga pokok rata-rata valuta asing. Selisih kurs valuta asing pada periode 31 Desember 2008 sebesar Rp , sedangkan selisih kurs
11 43 pada periode 31 Desember 2009 sebesar (Rp ). Terjadi rugi selisih kurs sebesar (Rp ). Informasi pengungkapan selisih kurs tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1. Table Desember Desember 2008 Rp juta Rp juta a. Revaluasi harga emas b. Revaluasi SSB dalam valas c. Revaluasi SSB dalam rupiah ( ) d. Selisih kurs valuta asing ( ) Sumber: Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2009
12 44 Table 4.2 Laporan Perubahan Ekuitas Bank Indonesia Periode 1 Januari s.d 31 Desember 2009 BANK INDONESIA LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Periode 1 Januari s.d. 31 Desember 2009 (Dalam jutaan Rupiah) 31 Desember 2008 Penambahan Pengurangan 31 Desember 2009 I. Ekuitas 1. Modal Cadangan Umum Cadangan Tujuan Keuntungan atau Kerugian yang Belumm Direalisasi 5. Surplus (Defisit) ( ) ( ) Tahun Berjalan II. KEWAJIBAN MONETER (Catatan C.41) III. RASIO MODAL SEBELLUM DIKURANGI SISA SURPLUS 8,88% YANG MENJADI BAGIAN PEMERINTAH (Catatan C.41) IV. SISA SURPLUS YANG MENJADI BAGIAN PEMERINTAH 0 V. RASIO MODAL SETELAH DIKURANGI SISA SURPLUS 8,88% YANG MENJADI BAGIAN PEMERINTAH Sumber: Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2009
13 45 Berdasarkan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI), selisih kurs yang terjadi dilaporkan pada Laporan Laba / Rugi periode berjalan. Table 4.3 Laporan Laba Rugi Bank Indonesia Periode 1 Januari s.d 31 Desember 2009 BANK INDONESIA LAPORAN LABA - RUGI Periode 1 Januari s.d. 31 Desember 2009 (Dalam jutaan Rupiah) Catatan 2009 (Rp) 2008 (Rp) PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL Pendapatan Jumlah Pendapatan(lampiran ke Beban Jumlah Beban Pendapatan Bersih ( ) Pendapatan Operasional lainnya Pendapatan Transaksi Mata Uang ( ) Asing Jumlah Pendapatan Operasional ( ) Lainnya LABA (RUGI) OPERASIONAL ( ) Sumber: Data diolah penulis : 2011 Berdasarkan table 4.3 diatas, Bank Indonesia belum melaporkan selisih kurs sesuai dengan PAPI. Penulis menganalisis bahwa transaksi selisih kurs yang terjadi di Bank Indonesia, seharusnya dilaporkan atau disajikan pada Laporan Laba / Rugi pada
14 46 perkiraan Pendapatan Operasional Lainnya (lihat table 4.3). Begitu pula dengan PSAK, Selisih Kurs Mata Uang Asing disajikan atau dilaporkan dalam Pendapatan Komprehensif Lainnya (lihat table 4.4). Sedangkan pengungkapan Laba / Rugi Selisih Kurs diungkapkan dalam CALK (Catatan Atas Laporan Keuangan). Hal ini sudah sesuai dengan SAK (Standar Akuntansi Keuangan). Table 4.4 Laporan Laba Rugi Bank Indonesia Periode 1 Januari s.d 31 Desember 2009 BANK INDONESIA LAPORAN LABA - RUGI Periode 1 Januari s.d. 31 Desember 2009 (Dalam jutaan Rupiah) 2009 (Rp) 2008 (Rp) Pendapatan Beban ( ) ( ) Laba sebelum pajak ( ) Beban pajak penghasilan Laba tahun berjalan dari operasi yang dilanjutkan ( ) LABA TAHUN BERJALAN ( ) Pendapatan komprehensif lain: Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing ( ) TOTAL PENDAPATAN KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN ( ) Sumber: Data diolah penulis : 2011
BAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan Bank Pada dasarnya bank adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa yang menyangkut bidang likuid dan mengalami perputaran yang cukup tinggi, sehingga tidak
Lebih terperinciekonomi Kelas X BANK SENTRAL DAN OTORITAS JASA KEUANGAN KTSP & K-13 A. Pengertian Bank Sentral Tujuan Pembelajaran
KTSP & K-13 Kelas X ekonomi BANK SENTRAL DAN OTORITAS JASA KEUANGAN Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami fungsi serta peranan
Lebih terperinciPT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham)
NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham) AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan Bank 2.b, 4 7.079.491 4.389.630 Investasi Jangka Pendek 2.d, 5 6.150 6.150 Piutang Usaha 2.b,
Lebih terperinciKEBIJAKAN AKUNTANSI PEMBIAYAAN
LAMPIRAN XIII PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 219/PMK.05/2013 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT MENTERI KEUANGAN SALINAN KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMBIAYAAN 1. Definisi Pembiayaan (financing) adalah
Lebih terperinciM E T A D A T A INFORMASI DASAR
M E T A D A T A INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Uang Primer 2 Penyelenggara Statistik : Departemen Statistik Bank Indonesia 3 Alamat : Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 4 Contact : Divisi Statistik Moneter
Lebih terperinciAlamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 15 Jl.
September 2014-1 Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 15 Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350 Telepon
Lebih terperinciPERBANDINGAN BANK INDONESIA DENGAN BANK NEGARA LAIN DI ASEAN
PERBANDINGAN BANK INDONESIA DENGAN BANK NEGARA LAIN DI ASEAN I. BANK INDONESIA a. Sejarah Bank Indonesia Pada 1828 De Javasche Bank didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda sebagai bank sirkulasi yang
Lebih terperinciTabel 1 Neraca Pembayaran Indonesia: Ringkasan
Tabel 1 Neraca Pembayaran Indonesia: Ringkasan I. Transaksi Berjalan I. Transaksi Berjalan A. Barang 1) A. Barang 1) - Ekspor - Ekspor 1. Nonmigas 1. Barang Dagangan Umum a. Ekspor - Ekspor b. Impor 2.
Lebih terperinciM E T A D A T A INFORMASI DASAR
M E T A D A T A INFORMASI DASAR 1 Nama Data : Uang Primer 2 Penyelenggara Statistik : Departemen Statistik Bank Indonesia 3 Alamat : Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 4 Contact : Divisi Statistik Moneter
Lebih terperinciM E T A D A T A INFORMASI DASAR
M E T A D A T A INFORMASI DASAR 1 Nama Data Uang Beredar dan Faktor-Faktor yang : Mempengaruhinya 2 Penyelenggara Statistik : Departemen Statistik Bank Indonesia 3 Alamat : Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta
Lebih terperinciLAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan
LAMPIRAN IV PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA NOMOR 2.a TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan 1. Tujuan Kebijakan Akuntansi laporan arus kas adalah mengatur penyajian
Lebih terperinciDEVISA DAN KESEIMBANGAN DAN KETIDAKSEIMBANGAN NERACA PEMBAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL
DEVISA DAN KESEIMBANGAN DAN KETIDAKSEIMBANGAN NERACA PEMBAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL PENGERTIAN : DEVISA Adalah semua benda yang bisa digunakan untuk transaksi pembayaran dengan luar negeri yang diterima
Lebih terperinciKEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 5 LAPORAN ARUS KAS
LAMPIRAN BV. : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 20 TAHUN 2014 TANGGAL : 30 MEI 2014 KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 5 LAPORAN ARUS KAS A. PENDAHULUAN Tujuan 1. Tujuan Kebijakan Akuntansi Laporan
Lebih terperinciSTANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO.
LAMPIRAN V PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 00 TANGGAL 1 JUNI 00 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN-------------------------------------------------------------------------
Lebih terperinciPT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) NERACA PER 30 SEPTEMBER 2003 & 2002
PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) NERACA NO POS - POS AKTIVA 1 Kas 62.396 50.624 2 3 4 5 6 7 Penempatan pada Bank Indonesia a. Giro Bank Indonesia 999.551 989.589 b. Sertifikat Bank Indonesia - 354.232
Lebih terperinciANDRI HELMI M, A.Md., SE., MM.
ANDRI HELMI M, A.Md., SE., MM. 1. General Overview 2. Banking overview 3. Kebijakan dan Regulasi Perbankan 4. Organisasi dan struktur bank 5. Manajemen dana bank 6. Manajemen aktiva dan pasiva 7. Manajemen
Lebih terperinciSTANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS PSAP No. 0 Laporan Arus Kas 0 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan
Lebih terperinciPEDOMAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN
PEDOMAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN Lampiran II I. PEDOMAN UMUM A TANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN KEUANGAN 1 Pengurus Dana Pensiun bertanggung jawab atas laporan keuangan Dana
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN
BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum Bank Indonesia 2.1.1 Status dan Kedudukan Bank Indonesia Babak baru dalam sejarah Bank Indonesia sebagai Bank Sentral yang independen dalam melaksanakan tugas
Lebih terperinciJenis Arus dana Pembangunan. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM
Jenis Arus dana Pembangunan Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Neraca Arus Dana (NAD) adalah sistem data finansial yang secara lengkap menggambarkan penggunaan tabungan dan sumber dana lainnya untuk membiayai
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan
BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS III.1 Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan PT MMS didirikan di Jakarta berdasarkan Akta No.14 tanggal 4 Oktober 1989 dari Notaris Winnie Hadiprojo, SH., notaris
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank dalam menjalankan usahanya menghimpun dana dari masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank dalam menjalankan usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dalam berbagai alternatif investasi. Sehubungan dengan fungsi penghimpunan
Lebih terperinciSTANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS
STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DESEMBER 00 DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN --------------------------------------------------------------
Lebih terperinciLAPORAN KEUANGAN BANK
MANAJEMEN PERBANKAN LAPORAN KEUANGAN BANK 9 BAB DASAR ACUAN 1. Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan (PSAK ) Kerangka Dasar Penyusunan Penyajian Laporan Keuangan 2. PSAK 31 : Akuntansi Perbankan PSAK
Lebih terperinciLampiran 8 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001
Lampiran 8 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 PEDOMAN PENYUSUNAN NERACA Lampiran 8 No. AKTIVA 1 Kas Kas 100 2 Penempatan pada Bank Indonesia Penempatan pada Bank Indonesia
Lebih terperincitedi last 04/17 Kebijakan Akuntansi Jurnal Standar Ilustrasi
tedi last 04/17 Kebijakan Akuntansi Jurnal Standar Ilustrasi Investasi : Aset yang dimaksudkan untuk memperoleh manfaat ekonomi seperti bunga, dividen dan royalti, dan atau manfaat sosial, sehingga dapat
Lebih terperinciTransaksi Mata Uang Asing. Bab 13
Transaksi Mata Uang Asing Bab 13 Mengenal Valuta Asing Valuta asing atau biasa disebut juga dengan kata lain seperti valas, foreign exchange, forex atau juga fx adalah mata uang yang di keluarkan sebagai
Lebih terperinciGUBERNUR BANK INDONESIA,
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 6/21/PBI/2004 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING BAGI BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA,
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS
LAMPIRAN B.IV : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan miring
Lebih terperinciTabel Statistik. Tabel 1 Suku Bunga Pasar Uang, Deposito Berjangka, dan Kredit (Persen per Tahun) Tabel Statistik
Tabel Statistik Tabel 1 Suku Bunga Pasar Uang, Deposito Berjangka, dan Kredit (Persen per Tahun) Periode Suku Bunga Pasar Uang Antarbank Tingkat Diskonto SBI 1 Suku Bunga Deposito Berjangka * Suku Bunga
Lebih terperinciCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KECAMATAN ANTAPANI KOTA BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2014
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KECAMATAN ANTAPANI KOTA BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2014 Sesuai dengan Undang-undang nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-undang nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Lebih terperinciSTANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS
LAMPIRAN V PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2005 TANGGAL 13 JUNI 2005 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf
Lebih terperinci- 2 - Hal ini dirasakan sangatlah terbatas dan belum mencakup fungsi the Lender of the Last Resort yang dapat digunakan dalam kondisi darurat atau
PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 1999 TENTANG BANK INDONESIA UMUM Kesinambungan pelaksanaan pembangunan
Lebih terperinciTUGAS-TUGAS BANK INDONESIA. Mulyati, SE., M.T.I.
TUGAS-TUGAS BANK INDONESIA Mulyati, SE., M.T.I. Pendahuluan Fungsi utama Bank Sentral adalah mengatur masalah-masalah yang berhubungan dengan keuangan di suatu negara secara luas, baik dalam maupun luar
Lebih terperinciIlmu Ekonomi Bank Sentral dan Kebijakan moneter
Ilmu Ekonomi Bank Sentral dan Kebijakan moneter 1 Bank Sentral (BI di Indonesia) Bank Indonesia (BI) - Sebagai Bank Sentral berdasarkan pasal 4 ayat 1 Undangundang RI No. 23 tahun 1999 Lembaga Negara yang
Lebih terperinciANALISIS PENERAPAN SAK ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPR Ganto Nagari 1954
ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPR Ganto Nagari 1954 Immu Puteri Sari dan Dwi Nova Azana Fakultas Ekonomi UMSB Abstrak Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas
Lebih terperinciPSAK 10 PENGARUH PERUBAHAN KURS Aria Farah Mita
PSAK 10 PENGARUH PERUBAHAN KURS VALUTA ASING 2015 Aria Farah Mita RUANGLINGKUP Akuntansi untuk transaksi mata uang asing, selain beberapa transaksi derivatif yang diatur di PSAK 55 Penjabaran hasil dan
Lebih terperinciBADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
Salinan sesuai dengan aslinya BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA No: 01/01/Auditama II/GA/V/2001 LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN Kami telah mengaudit neraca, Bank Indonesia per 31 Desember 2000 dan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan
BAB II LANDASAN TEORI II.1. Penjualan II.1.1. Definisi Penjualan Penjualan secara umum memiliki pengertian kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan
Lebih terperinciGARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN BANK & LEMBAGA KEUANGAN 1. Berbeda dengan Undang undang Nomor 13 Tahun 1968 tentang Bank
GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN BANK & LEMBAGA KEUANGAN 1 V. BANK SENTRAL (BANK INDONESIA) A. Tujuan Bank Indonesia Berbeda dengan Undang undang Nomor 13 Tahun 1968 tentang Bank Sentral yang tidak merumuskan
Lebih terperincitedi last 11/16 Definisi Dan Klasifikasi Pengakuan Pengukuran Pengungkapan
tedi last 11/16 Definisi Dan Klasifikasi Pengakuan Pengukuran Pengungkapan Kewajiban : Utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah.
Lebih terperinciLAPORAN OPERASIONAL. Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Subang 60
LAPORAN OPERASIONAL Tujuan Laporan Operasional 284. Tujuan penyusunan Laporan Operasional adalah untuk melengkapi pelaporan dari siklus akuntansi berbasis akrual (full accrual accounting cycle). Sehingga
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF : : :
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 (a). Ringkasan Eksekutif - Rencana dan Langkah-Langkah Strategis (b). Ringkasan Eksekutif - Indikator Keuangan BPR dengan modal inti
Lebih terperinciS A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
Lebih terperinciSTANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO.
LAMPIRAN II.0 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 00 TANGGAL 1 JUNI 00 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS www.djpp.d DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN ------------------------------------------------------------------------
Lebih terperinciStruktur organisasi Dinas Sosial Kota Bandung ditetapkan dengan Perda nomor 13 tahun 2007 tentang Susunan Organisasi Dinas Pemerintah Kota Bandung.
III. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Struktur organisasi Dinas Sosial Kota Bandung ditetapkan dengan Perda nomor 13 tahun 2007 tentang Susunan Organisasi Dinas Pemerintah Kota Bandung. Sesuai dengan Undang-undang
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 19 /PBI/2008 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM BANK UMUM PADA BANK INDONESIA DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 19 /PBI/2008 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM BANK UMUM PADA BANK INDONESIA DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pasar modal di Indonesia, ada beberapa kelompok saham yang paling banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham tersebut
Lebih terperinciLAMPIRAN VII PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 75 TAHUN 2017 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG LAPORAN ARUS KAS A.
LAMPIRAN VII PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 75 TAHUN 2017 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG LAPORAN ARUS KAS A. PENDAHULUAN 1. Tujuan Tujuan kebijakan akuntansi ini adalah mengatur
Lebih terperinciAKUNTANSI MULTINASIONAL TRANSLASI LAPORAN KEUANGAN ENTITAS ASING MATERI AKL 1
AKUNTANSI MULTINASIONAL TRANSLASI LAPORAN KEUANGAN ENTITAS ASING MATERI AKL 1 Pada saat perusahaan multinasional Indonesia menyusun laporan keuangan untuk pelaporan kepada pemegang sahamnya, perusahaan
Lebih terperinciMATRIKS RANCANGAN POJK KPMM BPRS
MATRIKS RANCANGAN POJK KPMM BPRS BATANG TUBUH PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.03/... TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM DAN PEMENUHAN MODAL INTI MINIMUM BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1622, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Kuntansi. Utang. Pemerintah. Sistem. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 218/PMK.05/2013 TENTANG SISTEM
Lebih terperinciPetunjuk Teknis Reviu Laporan Keuangan
1 Petunjuk Teknis Reviu Laporan Keuangan Disampaikan oleh: Mohamad Hardi, Ak. MProf Acc., CA Inspektur I Kementerian Ristek Dikti Pada Rapat Koordinasi Pengawasan 2 Februari 2017 1. PELAPORAN KEUANGAN
Lebih terperinciAndri Helmi M, SE., MM. Sistem Ekonomi Indonesia
Andri Helmi M, SE., MM Sistem Ekonomi Indonesia Pemerintah bertugas menjaga stabilitas ekonomi, politik, dan sosial budaya kesejahteraan seluruh masyarakat. Siapa itu pemerintah? Bagaimana stabilitas di
Lebih terperinciBAB XV SISTEM AKUNTANSI LAPORAN KONSOLIDASIAN
BAB XV SISTEM AKUNTANSI LAPORAN KONSOLIDASIAN A. UMUM Laporan keuangan konsolidasi adalah laporan keuangan gabungan dari seluruh laporan keuangan PPKD dan laporan keuangan SKPD menjadi satu laporan keuangan
Lebih terperinciBAB VI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD
BAB VI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD A. KERANGKA HUKUM Laporan Keuangan adalah produk akhir dari proses akuntansi yang telah dilakukan. Laporan Keuangan yang disusun harus memenuhi prinsipprinsip yang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. yang membutuhkannya. Disamping itu bank dikenal sebagai tempat untuk
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Bank Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan dan sebagai tempat untuk meminjam uang bagi masyarakat
Lebih terperinciKONSOLIDASI POS-POS. Des 2005 Des 2004 Des 2005 Des 2004 AKTIVA 41,215 28,657
NERACA POS-POS KONSOLIDASI Des 2005 Des 2004 Des 2005 Des 2004 1. AKTIVA Kas 41,215 28,657 2. Penempatan pada Bank Indonesia 850,832 615,818 a. Giro Bank Indonesia 732,894 554,179 b. Sertifikat Bank Indonesia
Lebih terperinciKEBIJAKAN AKUNTANSI INVESTASI PADA PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI INVESTASI PADA PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Bentuk Investasi KEBIJAKAN AKUNTANSI INVESTASI PADA
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Dari penelitian yang sudah dilakukan mengenai Analisis Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) dapat ditarik kesimpulan sebagai
Lebih terperinciNERACA PER 31 MARET 2005 & 2004 (Dalam Jutaan Rupiah) NO POS - POS
NERACA PER 31 MARET 2005 & 2004 NO POS - POS AKTIVA 1 Kas 68.597 55.437 2 Penempatan pada Bank Indonesia a. Giro Bank Indonesia 1.410.533 982.799 b. Sertifikat Bank Indonesia 743.202 800.000 c. Lainnya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi bahwa, Undang Undang No.17 tahun 2012 tentang Perkoperasian menyatakan Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan
Lebih terperinciLAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN I.0 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR TAHUN 00 TANGGAL OKTOBER 00 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS Lampiran I.0 PSAP 0 (i) DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB VIII KEBIJAKAN AKUNTANSI INVESTASI
BAB VIII KEBIJAKAN AKUNTANSI INVESTASI A. UMUM 1. Definisi Investasi merupakan aset yang dimaksudkan untuk memperoleh manfaat ekonomik seperti bunga, dividen dan royalti, atau manfaat sosial, sehingga
Lebih terperinciLAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN
Lampiran 1a Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN Bank : JTRUST INDONESIA Tanggal : 31 Juli 2015 (dalam jutaan rupiah) POS - POS
Lebih terperinciKebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Subang 52
LAPORAN ARUS KAS Tujuan Pelaporan Arus Kas 255. Tujuan pelaporan arus kas adalah memberikan informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama satu periode akuntansi serta saldo
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1327, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Penerusan. Sistem Akuntansi. Pelaporan. Perubahan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 232 /PMK.05/2012 TENTANG PERUBAHAN
Lebih terperinciGUBERNUR KALIMANTAN BARAT
GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... iii Peraturan Gubernur
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian masih sangat bergantung pada negara lain. Teori David Ricardo menerangkan perdagangan
Lebih terperinciLAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN
Lampiran 1a Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN Bank : JTRUST INDONESIA Tanggal : 31 Agustus 2015 (dalam jutaan rupiah) POS -
Lebih terperinciIman P. Hidayat, SE., M.,Si., Ak., CA.
Iman P. Hidayat, SE., M.,Si., Ak., CA. Perusahaan yang sudah maju ada yang mempunyai kantor cabang diluar negeri. Dalam hal ini laporan konsolidasi harus berdasarkan mata uang negara tempat kantor pusat
Lebih terperinciLAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN. 7,590 h. Pemulihan atas cadangan kerugian penurunan nilai
Lampiran 2a Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN Bank : JTRUST INDONESIA Periode : 31-Jan-16 POS-POS (dalam
Lebih terperinciLAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN. 23,230 h. Pemulihan atas cadangan kerugian penurunan nilai
Lampiran 2a Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN Bank : JTRUST INDONESIA Periode : 31-Mar-16 POS-POS (dalam
Lebih terperinciLAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN
Lampiran 1a Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/3/DPNP tanggal 16 Desember 211 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN Bank Tanggal : JTRUST INDONESIA, Tbk. : 31-Jul-16 (dalam jutaan rupiah) ASET 1.
Lebih terperinciLAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN
Lampiran 2a Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN Bank : JTRUST INDONESIA Periode : 31-Oct-15 POS-POS (dalam
Lebih terperinciDalam Bahasa dan Mata Uang Apa Laporan Keuangan Disajikan?
Dalam Bahasa dan Mata Uang Apa Laporan Keuangan Disajikan? Oleh: Tarkosunaryo Paper ini bermaksud untuk menyajikan analisis penggunaan mata uang yang seharusnya digunakan oleh perusahaan dalam menyusun
Lebih terperinciLAPORAN KEUANGAN BANK
LAPORAN KEUANGAN BANK ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN DANA BANK KEGUNAAN LAPORAN KEUANGAN BANK 1. skrining awal dalam pemilihan investasi. 2. perkiraan terhadap hasil dan kondisi keuangan bank. 3. diagnosis
Lebih terperinci55,049 h. Pemulihan atas cadangan kerugian penurunan nilai
Lampiran 2a Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN Bank : JTRUST INDONESIA Periode : 31-May-17 POS-POS (dalam
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.173, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Nilai. Lindung. Swap. Transaksi. Perubahan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5920) PERATURAN BANK INDONESIA
Lebih terperinciLAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN
Lampiran 2a Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN Bank : JTRUST INDONESIA Periode : 31-Jan-17 POS-POS (dalam
Lebih terperinciTOTAL ASET ,708,580
Lampiran 1a Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN Bank Tanggal : JTRUST INDONESIA, Tbk. : 31-Jan-2018 (dalam jutaan rupiah) POS
Lebih terperinciLAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN
Lampiran 2a Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN Bank : JTRUST INDONESIA Periode : 28-Feb-17 POS-POS (dalam
Lebih terperinciTOTAL ASET ,901,863
Lampiran 1a Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN Bank Tanggal : JTRUST INDONESIA, Tbk. : 31-Mar-2018 (dalam jutaan rupiah) POS
Lebih terperinciTOTAL ASET ,610,946
Lampiran 1a Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN Bank Tanggal : JTRUST INDONESIA, Tbk. : 28-Feb-2018 (dalam jutaan rupiah) POS
Lebih terperinciLAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN
Lampiran 2a Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN Bank : JTRUST INDONESIA Periode : 30-Nov-16 POS-POS (dalam
Lebih terperinci96,876 h. Pemulihan atas cadangan kerugian penurunan nilai
Lampiran 2a Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN Bank : JTRUST INDONESIA Periode : 30-Sep-17 POS-POS (dalam
Lebih terperinci42,611 h. Pemulihan atas cadangan kerugian penurunan nilai
Lampiran 2a Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN Bank : JTRUST INDONESIA Periode : 30-Apr-17 POS-POS (dalam
Lebih terperinciTOTAL ASET ,099,545
Lampiran 1a Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN Bank Tanggal : JTRUST INDONESIA, Tbk. : 30-Apr-2018 (dalam jutaan rupiah) POS
Lebih terperinci65,104 h. Pemulihan atas cadangan kerugian penurunan nilai
Lampiran 2a Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN Bank : JTRUST INDONESIA Periode : 31-Jul-17 POS-POS (dalam
Lebih terperinciLAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN
Lampiran 1a Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN Bank Tanggal : JTRUST INDONESIA, Tbk. : 31-Dec-16 (dalam jutaan rupiah) POS -
Lebih terperinciLAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN
Lampiran 2a Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN Bank : JTRUST INDONESIA Periode : 31-Mar-17 POS-POS (dalam
Lebih terperinciLAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN
Lampiran 2a Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN Bank : JTRUST INDONESIA Periode : 31-Oct-16 POS-POS (dalam
Lebih terperinci85,243 h. Pemulihan atas cadangan kerugian penurunan nilai
Lampiran 2a Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN Bank : JTRUST INDONESIA Periode : 31-Aug-17 POS-POS (dalam
Lebih terperincih. Pemulihan atas cadangan kerugian penurunan nilai
Lampiran 2a Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN Bank : JTRUST INDONESIA Periode : 31-May-16 POS-POS (dalam
Lebih terperinci: BANK JTRUST INDONESIA, Tbk. (dalam jutaan rupiah) BANK Posisi Tgl. Laporan. POS - POS Sandi
Lampiran 1a Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN Bank Tanggal : JTRUST INDONESIA, Tbk. : 31-Dec-2017 (dalam jutaan rupiah) POS
Lebih terperinciLaporan Keuangan Triwulanan 30 September 2009
Laporan Keuangan Triwulanan 30 September 2009 Bangkok Bank Public Company Limited Jakarta Branch NERACA BANGKOK BANK PCL Per 30 September 2009 dan 2008 (dlm.jutaan rupiah) No. POS - POS 30 September 2009
Lebih terperinciLAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN
Lampiran 1a Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/3/DPNP tanggal 16 Desember 211 LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN Bank Tanggal : PT JTRUST INDONESIA Tbk. : 3-Jun-16 (dalam jutaan rupiah) POS - POS
Lebih terperinciLAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN. 30,674 h. Pemulihan atas cadangan kerugian penurunan nilai
Lampiran 2a Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN Bank : JTRUST INDONESIA Periode : 30-Apr-16 POS-POS (dalam
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/8/PBI/2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/17/PBI/2013 TENTANG TRANSAKSI SWAP LINDUNG NILAI KEPADA BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciNERACA KONSOLIDASI Tanggal 30 Juni 2002 dan 2001 ( Dalam jutaan rupiah )
No. AKTIVA POS - POS NERACA KONSOLIDASI Tanggal 30 Juni 2002 dan 2001 ( Dalam jutaan rupiah ) BANK BII KONSOLIDASI 30-Jun-02 30-Jun-01 30-Jun-02 30-Jun-01 1. Kas 481.501 552.300 481.538 552.376 2. Penempatan
Lebih terperinci