BAB II KAJIAN PUSTAKA. digunakan untuk menganalisis data yang terdapat pada bab selanjutnya.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA. digunakan untuk menganalisis data yang terdapat pada bab selanjutnya."

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab ini berisi teori-teori yang berhubungan dengan penelitian yang akan digunakan untuk menganalisis data yang terdapat pada bab selanjutnya. 2.1 Morfologi O Grady (1996:132) mendefinisikan Morphology is the system of categories and rules involved in word formation and interpretation, yang berarti bahwa morfologi adalah sistem kategori dan aturan yang digunakan dalam pembentukan kata serta interpretasi kata tersebut. Hampir sama dengan pendapat di atas, Alwasilah (1993:110) menyatakan bahwa morfologi adalah bagian dari ilmu bahasa atau linguistik yang mempelajari morfem, selain itu morfologis mempelajari struktur, bentuk, dan klasifikasi katakata. Pendapat Alwasilah di atas didukung oleh Aronoff (2005:1) yang menjelaskan, Morphology is the study of form or forms. In linguistics morphology refers to the mental system involved in word formation or to the branch of linguistics that deals with words, their internal structure, and how they are formed. Dari definisi morfologi di atas dapat disimpulkan bahwa morfologi merupakan studi pembentukkan kata, sistem kategori dan aturan dalam pembentukkan kata atau merupakan cabang dari linguistik yang mempelajari struktur internal kata serta bagaimana kata-kata tersebut terbentuk. 8

2 Morfem Morfem adalah satuan morfologis yang tidak dapat dibagi lagi menjadi satuan yang lebih kecil, dalam arti kata yang ada dalam rangkaian kata kata mempunyai fungsi formal yang sama dan tidak dapat dibagi lagi. Bentuk satuan terkecil dalam linguistik di atas diartikan sebagai gabungan atau kombinasi fonem yang mengandung makna. Dengan demikian, dapat diartikan pula bahwa morfem merupakan suatu gramatikal terkecil yang mempunyai arti sesuai dengan apa yang dikemukakan Aronoff (2005:2) Morphemes often defined as the smallest linguistic pieces with a grammatical function. Sehingga morfem sering didefinisikan sebagai bagian terkecil dalam linguistik yang mempunyai fungsi gramatikal. Berdasarkan distribusinya, morfem dibagi menjadi 2 macam, yaitu morfem bebas (free morpheme) dan morfem terikat (bound morpheme) Morfem Bebas Mish (1991:490) berpendapat A free morfem is a grammatical unit that can occur by itself. However, other morfem such as affixes can be attached to it. Mish menjelaskan bahwa sebuah morfem bebas adalah sebuah unit gramatikal yang dapat berdiri sendiri. Namun, morfem-morfem lain, seperti afiks, dapat dilekatkan. Sama dengan pendapat di atas, Yule (1985:60) menyatakan bahwa morfem bebas adalah morfem yang dapat berdiri sendiri sebagai suatu kata. Begitu juga dengan Verhaar (1988:97) yang menjelaskan bahwa morfem bebas adalah bentuk yang dapat berdiri sendiri secara morfemis dan tidak membutuhkan bentuk lain

3 10 yang digabung. Sedangkan Chaer (2007:152) mengatakan bahwa morfem bebas adalah morfem yang tanpa adanya morfem lain dapat muncul dalam pertuturan. Adapun morfem bebas yang mempunyai arti sendiri dan tidak mendapat tambahan morfem terikat disebut root atau akar kata. Dengan kata lain, root merupakan satuan yang paling terkecil dan menjadi bentuk asal dari suatu kata yang kompleks. Sebuah kata dapat terbentuk dari suatu morfem bebas atau gabungan dari beberapa morfem. Satu morfem bebas dengan beberapa morfem atau satu morfem terikat dikelompokkan sebagai polymorpheme seperti unhappiness, disagreements dan lain-lain. Oleh karena itu, tidak tertutup kemungkinan bila sebuah kata juga merupakan sebuah morfem bebas (monomorpheme) seperti Kill dan buy atau berupa morfem bebas yang ditambah dengan morfem terikat -ing seperti Killing dan buying Jadi secara umum pengertian dari morfem bebas adalah sebuah unit gramatikal yang dapat berdiri sendiri dan dapat ditambahkan beberapa morfem terikat tertentu baik awalan (prefiks), sisipan (infiks), akhiran (sufiks) atau awalan dan akhiran (konfiks atau simulfiks). Menurut Yule (1985:60), terdapat 2 macam kategori dalam morfem bebas, yaitu morfem leksikal dan morfem fungsional. Kata-kata seperti, book, mother, cat, high, read tergolong ke dalam morfem leksikal sedangkan kata-kata penghubung (conjuction), preposisi (prepositions), artikel (articles) dan kata ganti (pronoun) seperti and, on, the, serta he merupakan morfem yang tergolong morfem fungsional.

4 Morfem Leksikal Morfem leksikal (content /referential morpheme) merupakan morfem bebas yang memiliki makna (semantic content) dan biasanya mengacu pada sebuah benda, kualitas, keadaan atau tindakan. Di dalam Bahasa Inggris morfemmorfem ini umumnya berbentuk kata benda (noun), verba (verbs), adjektiva (adjective), adverbia (adverb) seperti kata-kata dog, Peter, house, build, stay, happy, intelligent, quickly, always. Dalam Bahasa Inggris morfem-morfem di atas dapat membentuk kelas kata yang terbuka (open class of word) karena morfem bebas tersebut dapat ditambahkan dengan morfem terikat baik prefix maupun sufiks lainnya. Misalnya kata Un- + happy (adj.) menjadi Unhappy atau kata Happy (adj.) + - ness menjadi Happiness. Berikut adalah deskripsi tipe morfem bebas leksikal yang dikategorikan ke dalam nomina, adjektiva, verba, dan adverbia. a. Nomina Kata benda ialah kata yang berfungsi sebagai subjek, objek atau pelengkap pada pusat kalimat. Contoh: Tya is a beatiful girl. Jadi kata girl pada contoh di atas berfungsi sebagai noun karena kata a beautiful girl adalah noun phrase. b. Adjektiva Adjektiva ialah kata menerangkan atau menambahkan makna terhadap nomina (noun). Contoh: The big room.

5 12 Jadi kata big pada contoh di atas berfungsi sebagai adjective karena menerangkan room yang artinya ruangan besar. c. Verba Kata kerja ialah kata yang menyatakan tindakan atau pernyataan yang dilakukan subjek suatu kalimat. Contoh: I m going to Seattle that Saturday. Jadi kata going pada contoh diatas berfungsi sebagai progressive verb yang menerangkan subjek I m yang artinya saya pergi. d. Adverbia Adverbia ialah kata yang menerangkan atau menambahkan makna terhadap verba, ajektiva, dan adverbia. Contoh: He runs fast. Jadi kata fast pada contoh di atas berfungsi sebagai adverb karena menerangkan kata kerja runs yang berarti berlari dengan cepat Morfem Fungsional Tipe lain dari morfem bebas adalah morfem fungsinal atau gramatikal. Yule (2010: 69) menjelaskan Other types of free morphemes are called functional morphemes. Examples are and, but, when, because, on, near, above, in, the, that, it, them. This set consists largely of the functional words in the language such as articles, demonstratives, pronouns, conjunctions and prepositions. Dari penjelasan Yule di atas dapat diketahui bahwa Jenis lain dari morfem bebas adalah morfem fungsional yang tergolong ke dalam morfem ini di antaranya adalah artikel, demonstratif, kata ganti, kata penghubung dan preposisi.

6 13 Contohnya the, a, an, that, this, she, they, it, and, but, when, because, on, near, above, in. a. Artikel Dalam tata bahasa, artikel adalah jenis penentu yang mendahului kata benda. Pada dasarnya, ada dua jenis artikel dalam bahasa Inggris: artikel pasti (definite article) contoh the dan artikel tidak pasti seperti a dan an. Artikel yang pasti menentukan individu tertentu; artikel tak terbatas menunjukkan bahwa benda tersebut adalah anggota dari sebuah kelas kata. Contoh: The penalty for laughing in a courtroom is six months in jail; if it were not for this penalty, the jury would never hear the evidence. Jadi the pada contoh di atas adalah jenis penentu sebelum kata benda. Kata penalty, jury, dan evidence menggunakan the karena kata-kata tersebut merupakan artikel pasti. b. Demonstratif Sebuah penentu yang menunjuk ke suatu benda tertentu atau kata benda yang digantikannya. Ada empat demonstratif dalam bahasa Inggris: "dekat" demonstratif this (tunggal) dan these (jamak), dan "jauh" demonstratif that (tunggal) dan those (jamak). Contoh: Those are my principles, and if you don't like them... well, I have others. Jadi kata those pada contoh di atas adalah kata demonstratif karena menunjuk posisi my principles yang berada agak jauh dari pembicara.

7 14 c. Kata Ganti Sebuah kata (salah satu bagian dari parts of speech) yang mengambil tempat kata nomina, frase nomina, atau klausa nomina. Sebuah kata ganti dapat berfungsi sebagai subjek, objek, atau pelengkap dalam sebuah kalimat. Contoh: She got her looks from her father. He's a plastic surgeon. Jadi kata she, her, dan he pada contoh di atas merupakan kata ganti karena berfungsi sebagai subjek dan objek dalam suatu kalimat. d. Kata Penghubung Parts of speech (atau kelas kata) yang berfungsi untuk menghubungkan kata-kata, frase, klausa, atau kalimat. Contoh: There was a time when a fool and his money were soon parted, but now it happens to everybody. Jadi kata and dan but pada contoh di atas merupakan kata penghubung karena berfungsi sebagai penghubung antara kalimat satu dan kalimat lainnya. e. Preposisi Sebuah kata (salah satu parts of speech dan anggota dari kelas kata tertutup) yang menunjukkan hubungan antara kata benda atau kata ganti dan katakata lain dalam kalimat. Contoh: For the first few days of his life, Wilbur was allowed to live in a box near the stove in the kitchen.

8 15 Jadi kata for, of, in, dan near pada contoh di atas merupakan preposisi karena berfungsi sebagai penghubung antara kata benda atau kata ganti dan katakata lainnya dalam kalimat Morfem Terikat Menurut Payne (2011: 83) A bound morpheme is a morpheme that must be attached to some other morpheme in order to be used naturally in discourse. Dengan demikian, sebuah morfem terikat adalah morfem yang harus melekat pada beberapa morfem lain untuk digunakan secara alami dalam wacana. Sejalan dengan Payne, Caroll (2008: 106) Bound morphemes are those that are attached to free morphemes to create new words. Kalimat di atas dapat diartikan bahwa morfem terikat adalah morfem yang melekat pada morfem bebas untuk membuat kata-kata baru. Jadi morfem terikat tidak bisa berdiri sendiri, berbeda dengan morfem bebas. Morfem terikat (bound morpheme) adalah morfem yang tanpa digabung dulu dengan morfem lain tidak muncul dalam pertuturan Chaer (1994:152). Sedangkan Yule (1985:76) berpendapat bahwa terdapat dua kategori morfem terikat, yaitu derivational morpheme dan inflectional morpheme Morfem Derivasi (derivational morpheme) Menurut Kinsella (2009: 26) The derivation begins with the selection of lexical items. These lexical items are then combined, or merged, together repeatedly to from an utterance. Maksud dari penjelasan di atas adalah bahwa

9 16 derivasi dimulai dengan pemilihan jenis leksikal. Jenis-jenis leksikal kemudian digabungkan, atau digabung, bersama-sama berulang kali dari sebuah ucapan. Sedangkan Caroll (2008: 106) berpendapat derivational morphemes are involved when bound morphemes, added to free morphemes, create new words. Berbeda dengan Kinsella, Caroll berpendapat sebaliknya dikatakan bahwa morfem derivatif adalah morfem terikat yang dilekatkan pada morfem bebas, lalu membentuk kata-kata baru dan memiliki kelas kata yang berbeda dengan kelas kata dasarnya (base). Misalnya, morfem derivatif -er digunakan untuk mengubah kata kerja bake ke kata benda baker. Morfem -ly mengubah kata sifat quick menjadi kata adverbial quickly. Kata sifat happy dapat diubah menjadi kata benda dengan menambahkan akhiran -ness happiness. Akhiran umum lainnya termasuk morfem derivatif diantaranya -ism, -tion, -able, -ment dan -al Morfem Infleksi (Inflectional Morpheme) Menurut Booij (2005: 115) menyatakan bahwa Derivation creates new lexeme, and inflection serves to create different forms of the same lexeme. Maksud dari penjelasan di atas adalah bahwa derivasi menciptakan leksem baru, sedangkan infleksi berfungsi untuk menciptakan bentuk-bentuk yang berbeda dari leksem yang sama. Berkaitan dengan morfem infleksi, Manser (1991: 165) berpendapat, Inflection is the term used for the change in form that words undergo in order to denote distinctions of number, tense, gender, case etc. It is also used to describe the grammatical relation of a word to its root. Maksudnya infleksi adalah istilah yang digunakan untuk perubahan dalam bentuk kata-kata untuk menunjukkan

10 17 perbedaan jumlah, waktu, jenis kelamin, kasus dan lain-lain. Hal ini juga digunakan untuk menggambarkan hubungan gramatikal kata ke akarnya. Morfem infleksional berfungsi sebagai penanda gramatikal yang menunjukkan waktu, nomor, kepemilikan, atau perbandingan. Morfem infleksional dalam bahasa Inggris termasuk akhiran -s (atau -es), -'s (atau s'), -ed, -en, er, -est dan -ing. Setiap kali ada akhiran derivatif dan akhiran infleksional yang melekat pada kata yang sama, akhiran tersebut selalu muncul secara berurutan. Misalnya, sufiks derivatif -er dilekatkan pada kata teach menjadi teacher, kemudian kata tersebut ditambahkan sufiks infleksional -s maka akan dihasilkan kata teachers, sebuah kata polimorfem hasil dari proses afiksasi sufiks derivasi dan infleksi Afiks Afiks (imbuhan) adalah suatu suku kata (yang bukan merupakan suatu kata ). Afiks dapat ditambahkan pada kata untuk menghasilkan kata yang lainnya. Menurut Arnoff (1988:234), Affix is a bound morphem that attaches to a root or a stem to form a new lexeme (derived form) or an inflected form or stem of an existing lexeme. Afiks merupakan bagian dari bound morpheme yang melekat pada akar kata untuk membentuk leksim baru dan tidak dapat berdiri sendiri seperti kata pada umumnya. Selanjutnya Jackson (2002: 8) mendefinisikan afiks sebagai the general term for morphemes that cannot be used by themselves as simple word; they only occur bound to another morpheme. Dengan kata lain, imbuhan adalah istilah yang umum untuk morfem yang tidak bisa digunakan dengan sendiri sebagai kata sederhana; afiks-afiks tersebut hanya menjadi "pengikat" ke morfem lain. Menurut Quirk dalam

11 18 bukunya A comprehensive Grammar of The English Language (1985:1520) afiksasi terbagi menjadi dua, yaitu: 1. Prefixation; putting a prefix in front of the base; e.g.: a- (prefix) + sleep (verb) = asleep (adjective) a- (prefix) + stride (verb) = astride (adverb) a- (prefix) + loud (adjective) = aloud (adverb) be- (prefix) + witch (noun) = bewitch (verb) 2. Suffixation; putting a suffix after the base; e.g.: friend (noun) + -less (suffix) = friendless (adjective) differ (verb) + -ence (suffix) = difference (adjective) apology (noun)+ -ize (suffix) = apologize (adjective) explain (verb) + -ation (suffix)= explanation (adjective) Prefiks Prefiks adalah sebuah kata atau kelompok huruf yang melekat pada awal kata untuk menunjukkan makna yang berbeda. Calder (2000: 33) berpendapat bahwa Prefix is a part of the word that comes at the beginning to change the word s meaning. Maksudnya awalan adalah bagian dari kata yang berada di awal untuk mengubah makna kata itu sendiri. Sejalan dengan Katamba (1993: 44) A prefix is an affix attached after a root or stem or base. Maksudnya sebuah awalan adalah afiks yang melekat setelah akar atau kata dasar. Contoh: re-make, re-read, un-kind, un-tidy, in-decent, in-accurate.

12 19 Jadi pada contoh diatas, prefiks re-, un-, dan in- yang melekat pada kata tertentu berfungsi mengubah makna kata tersebut Sufiks Sufiks adalah afiks yang ditambahkan di akhir sebuah kata. Menurut Jackson (2002:12) adalah Suffixes are numerous and usually change the word class of the item they are added to. Sufiks adalah imbuhan yang dilekatkan pada akhiran kata dari suatu morfem bebas yang biasanya merubah kelas kata dari morfem yang dilekatkannya itu. Menurut Arnoff (1988:242), Suffix is an affix that is attached to the end of its base. Dengan demikian, sufiks adalah imbuhan (afiks) yang dilekatkan di akhir kata dasarnya. Berikut adalah beberapa definisi sufiks dari berbagai sumber, diantaranya: 1. A word part that is added to the end of a root word (ie, dark+ness), yaitu bagian kata yang ditambahkan pada akhir kata dasar (contoh, dark+ness). (The American Heritage Dictionary of the English Language) 2. An affix attached to the end of a base, root or stem that changes the meaning or grammatical function of the word, yaitu imbuhan yang dibubuhkan diakhir kata dasar, akar atau sitem yang dapat mengubah arti atau fungsi gramatikal dari sebuah kata. (Collins Essential English Dictionary). 3. A group of letters added to the end of word to form a new word. For example: when ful is added to the word help, a new word is formed: helpful, yaitu kumpulan kata yang ditambahkan di akhir kata untuk membentuk kata baru. Contohnya: ketika ful ditambahkan pada kata help maka sebuah kata terbentuk helpful. (

13 20 Beberapa contoh sufiks (derivasi atau infleksi) dalam bahasa Inggris, antara lain: 1. Girl + (sufiks -s ) < Girls 2. Drive + (sufiks -er ) < Driver 3. Explain + (sufiks -ation ) < Explanation 4. Comfort + (sufiks -able ) < Comfortable 5. Play + (sufiks -ful ) < Playful 6. Danger + (sufiks -ous ) < Dangerous 7. Use + (sufiks -less ) < Useless 8. Dirt + (sufiks -y ) < Dirty Penelitian ini secara khusus meneliti tentang sufiks yang tergolong infleksi dalam bahasa Inggris. Lebih jauh akan dijelaskan di sub-bab berikut ini: Sufiks Infleksi Infleksional sufiks adalah perubahan arti suatu kata yang telah dilekati sufiks hanya secara gramatikal saja, tanpa mengubah arti dari kata dasarnya ataupun merubah kelas katanya (part of speech). Menurut Bauer (1988:15), sifat yang berhubungan dengan perubahan makna dapat dikatakan bersifat infleksional. Selain itu, kelas katanya tidak mengalami perubahan, dan hanya mengalami perubahan makna yang bersifat gramatikal. Contoh: This house is big enough, but I think I need a bigger house than it. Kata big yang berarti besar, setelah ditambah sufiks er menjadi bigger, memiliki arti lebih besar (comparative). Walaupun bigger sekilas terlihat memiliki arti yang berbeda dari big namun pada dasarnya kedua kata tersebut masih memiliki arti besar dan kelas katanya pun tidak berubah yakni

14 21 sebagai kata sifat atau adjektif. Dengan kata lain, sufiks er tidak mengubah baik makna maupun kelas kata (part of speech) dari kata big tersebut. Kata big merupakan kata sifat (adjective) dan setelah dilekati sufiks er menjadi kata bigger, kata bigger tidak mengalami perubahan kelas kata dan masih tetap sebagai kata sifat (adjective) Jenis-Jenis Sufiks Infleksi dalam Bahasa Inggris Berkaitan dengan sufiks infleksional, Katamba (1993:51) membagi sufiks infleksi ke dalam 8 jenis, yaitu -s (third person), -s (plural), - s (possessive), -ed (past tense), -ing (progressive), -en (past participle), -er (comparative degree), - est (superlative degree). Berikut penjelasan masing-masing jenis di atas: a. s, -es (third person / PRES) Sufiks (e)s third person merupakan kata verb yang ditandai sufiks (e)s pada waktu sekarang (present tense). Muthmann (2002:230) menjelaskan bahwa The suffix s forms the plural of nouns are as well as the third person singular of the present tense of verbs. Maksudnya adalah akhiran -s selain membentuk kata benda jamak juga penanda orang ketiga tunggal apabila ditambahkan pada kata kerja dalam kala sekarang (present tense). Kemudian Dalton-Puffer (2000:235) menambahkan In this paper we shall argue that the third person morpheme (e)s ought to be seen as part of a wider morphophonemic picture that includes both verbal and nominal inflections. Maksud dari penjelasan di atas adalah bahwa dalam tulisan ini kita akan menyatakan bahwa orang ketiga morfem -(e)s harus dilihat sebagai bagian

15 22 dari gambaran yang lebih luas morfofonemik yang meliputi verbal dan infleksi nominal. Contoh: He makes, dimana sufiks s pada kata kerja make karena adanya orang ketiga (the third person singular present tense) tunggal He sebagai subjek kalimat tersebut. b. s, -es (plural / PLU) Bache (2000: 190) menyatakan, Number is a morphological category with the singular as the unmarked zero form and the plural as the morphologically marked s form: car/cars, girl/girls, book/books etc. Maksudnya kalimat di atas adalah bahwa jumlah merupakan kategori morfologis dengan kata tunggal sebagai bentuk kosong tanpa tanda dan jamak sebagai bentuk morfologis yang ditandai s: car/cars, girl/girls, book/books etc. Menurut Spectrum (2007: 144) A plural noun names more than one person, place, or thing. Most nouns are made plural by adding an s to the end of the word. Maksudnya adalah sebuah kata benda jamak ditandai lebih dari satu orang, satu tempat, atau satu hal. Kebanyakan kata benda jamak dibuat dengan menambahkan s ke akhir kata. Contoh: Pants, trousers, breeches, scissors, shears, bellows, spectacles, and glasses adalah contoh plural atau jamak dimana sufiks s melekat pada asal kata (base) tersebut.

16 23 c. s (possessive / POSS) Penjelasan menurut Murray (1932: 40) bahwa The possessive are those which denote possession or property. Maksudnya posesif adalah mereka yang menunjukkan kepemilikan atau yang memiliki properti. Sejalan dengan Murray, Brown (1845: 413) menyatakan bahwa The possessive case is that form or state of a noun, or pronoun, which denotes the relation of property. Maksudnya posesif adalah bentuk atau keadaan kata benda, atau kata ganti, yang menunjukkan hubungan properti. Jadi tanda huruf - s menandakan kepemilikan atas kata benda atau kata ganti. Contoh: My car is old, Mary s is new. Pada contoh di atas Mary s berarti Mary s car dan berfungsi sebagai subjek dari klausa yang ditandai sufiks s sebagai possessive. d. ed (past tense / PAST) This suffix derives adjectives with the general meaning having X, being provided with X, as in broad-minded, pig-headed, wooded. The majority of derivatives are based on compounds or phrases (empty-headed, pig-headed, airminded, fair-minded) (Plag, 2002:120). Dari pernyataan Plag di atas dapat disimpulkan bahwa sufiks ini berasal dari kata sifat yang umumnya bermakna memiliki X, disediakan oleh X contohnya seperti broad-minded, pig-headed, wooded. Sebagian besar derivatives dihasilkan dari penggabungan kata atau frasa (empty-headed, pig-headed, air-minded, fair-minded). Contoh: learn-learned, wash-washed. Pada contoh di atas menjelaskan bahwa penambahan ed pada base form regular verb mengubah bentuknya jadi simple past.

17 24 e. ing (present participle / PRES PART) This verbal inflectional suffix primarily forms present participles, which can in general also be used as adjectives in attributive positions (and as nouns, see above) (Plag, 2002:121). Maksud dari pernyataan tersebut adalah Infleksional Sufiks utamanya membentuk present participles yang mana umumnya dapat digunakan dalam kata sifat (dan juga sebagai kata benda, lihat di sebelumnya). Status gramatikal dari kata kerja yang diakhiri oleh ing pada predicative position masih belum jelas. Dalam frasa The changing water, bentuk ing ini dapat dikategorikan sebagai kata sifat. Tetapi pada frasa the water is changing dikategorikan sebagai kata kerja (sebagaimana umumnya, dalam bentuk progressive). Contoh lainnya, pada frasa the film was boring, dapat dikategorikan sebagai kata sifat karena hubungan kejadian yang ditandai oleh kata kerja tersebut lebih dikenal luar daripada kasus changing pada contoh sebelumnya. Contoh: study-studying, swim-swimming. Pada contoh di atas menjelaskan bahwa penambahan sufiks ing pada verb mengubahnya menjadi bentuk progressive/continuous. f. en (past participle / PAST PART) The Germanic suffix -en attaches to monosyllables that end in a plosive, fricative or affricate. Most bases are adjectives (e.g. blacken, broaden, quicken, ripen), but a few nouns can also be found (e.g. strengthen, lengthen) (Plag, 2002:117). Maksud dari pernyataan tersebut adalah Sufiks serapan dari Jerman en diletakkan pada kata yang memiliki satu silabel yang biasanya diakhiri dengan aplosive, fricative or affricate. Kebanyakan kata dasarnya adalah kata sifat

18 25 (contoh: blacken, broaden, quicken, ripen), namun ternyata sufiks en juga dapat ditemukan pada kata benda walaupun jumlahnya tidak banyak (contoh: strengthen, lengthen). Contoh: The chocolate which is being eaten by him is very delicious. Jadi pada contoh di atas, kata eaten merupakan past participle karena kata eat + sufiks en yang menjadikannya eaten. g. Comparative Degree / COMP Williams (2008: 182) The comparative degree is used when comparing two persons, places, things, concepts, qualities, or activities. In most cases, add er to an adjective to form the comparative. Maksudnya dari penjelasan di atas adalah tingkat komparatif digunakan ketika membandingkan dua orang, tempat, hal, konsep, kualitas, atau kegiatan. Dalam kebanyakan kasus, menambahkan er ke kata sifat untuk membentuk perbandingan. Tingkat komparatif digunakan untuk membandingkan kualitas dua orang atau hal.tingkat komparatif menunjukkan adanya tingkat yang lebih tinggi kualitas daripada positif. Hal ini digunakan ketika dua hal dibandingkan. Contoh: My brother is more patient than I am. I find running harder than swimming.

19 26 h. Superlative / SUP Williams (2008: 182) The superlative degree is used when comparing three persons, places, things, concepts, qualities, or activities. In most cases, add est to an adjective to form the superlative. If the adjective ends in e, add just r for the comparative and st for the superlative. Maksudnya adalah tingkat superlative digunakan ketika membandingkan tiga orang, tempat, hal, konsep, kualitas, atau kegiatan. Dalam kebanyakan kasus, menambahkan est ke kata sifat untuk membentuk superlatif. Jika kata sifat berakhiran e, tambahkan saja -r untuk komparatif dan st untuk superlatif. Contoh: He is the most dilligent student in my class. My brother is the fattest in our family.

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Menurut Walija (1996:4), bahasa

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Menurut Walija (1996:4), bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Menurut Walija (1996:4), bahasa merupakan alat komunikasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan bentuk pemikiran yang dapat dipahami, berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan bentuk pemikiran yang dapat dipahami, berhubungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan bentuk pemikiran yang dapat dipahami, berhubungan dengan realitas, dan memiliki bentuk dan struktur yang logis. Bahasa pada dasarnya adalah sistem

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata sintaksis berasal dari bahasa yunani sun yang bermakna dengan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata sintaksis berasal dari bahasa yunani sun yang bermakna dengan dan 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sintaksis (Syntax) Kata sintaksis berasal dari bahasa yunani sun yang bermakna dengan dan tattein yang bermakna menempatkan. Jadi sintaksis secara etimologis berarti menempatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media massa baik elektronik maupun cetak seperti novel, tabloid, koran, artikel,

BAB I PENDAHULUAN. media massa baik elektronik maupun cetak seperti novel, tabloid, koran, artikel, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini sering kali kita temukan banyak informasi yang dituliskan di berbagai media massa baik elektronik maupun cetak seperti novel, tabloid, koran, artikel,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan alat ucap manusia. Bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata.

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan alat ucap manusia. Bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi berupa sistem lambang bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia. Bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata. Kumpulan kata mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa manusia. Sebagai alat komunikasi manusia, bahasa adalah suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. bahasa manusia. Sebagai alat komunikasi manusia, bahasa adalah suatu sistem 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara populer orang sering menyatakan bahwa linguistik adalah ilmu tentang bahasa; atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya; atau lebih tepat lagi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah salah satu alat yang digunakan untuk mengekspresikan. sesuatu, baik untuk menyatakan pendapat, pengalaman atau untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah salah satu alat yang digunakan untuk mengekspresikan. sesuatu, baik untuk menyatakan pendapat, pengalaman atau untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah salah satu alat yang digunakan untuk mengekspresikan sesuatu, baik untuk menyatakan pendapat, pengalaman atau untuk mengekspresikan perasaan atau emosi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan suatu komunikasi dan kontak sosial menggunakan bahasa. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. melakukan suatu komunikasi dan kontak sosial menggunakan bahasa. Bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah aspek penting dalam interaksi antar manusia. Manusia melakukan suatu komunikasi dan kontak sosial menggunakan bahasa. Bahasa juga dipandang sebagai cermin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam bahasa Inggris terdapat kelas kata yang disebut part of speech.

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam bahasa Inggris terdapat kelas kata yang disebut part of speech. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam bahasa Inggris terdapat kelas kata yang disebut part of speech. Selain nomina, ajektiva, pronomina, verba, preposisi, konjungsi, dan interjeksi, adverbia

Lebih terperinci

BAGIAN I SUBJEK, VERB DAN OBJEK

BAGIAN I SUBJEK, VERB DAN OBJEK BAGIAN I UNIT 1 PART OF SPEECH Part of speech merupakan jenis-jenis kata dasar yang dikenal dalam dalam bahasa inggris, artinya kata-kata ini merupakan potongan-potongan puzzle yang digunakan untuk memahami

Lebih terperinci

UNIT 1 Pengertian, Jenis, dan Contoh Noun dalam Kalimat

UNIT 1 Pengertian, Jenis, dan Contoh Noun dalam Kalimat UNIT 1 Pengertian, Jenis, dan Contoh Noun dalam Kalimat Jenis dan Contoh Noun Noun merupakan salah satu part of speech ( unsur kalimat dalam bahasa Inggris) yang berupa orang atau sesuatu seperti benda,

Lebih terperinci

BAHASA INGGRIS PRESENT TENSE CHAPTER 1 CUT ITA ERLIANA,ST

BAHASA INGGRIS PRESENT TENSE CHAPTER 1 CUT ITA ERLIANA,ST BAHASA INGGRIS PRESENT TENSE CHAPTER 1 CUT ITA ERLIANA,ST 198111022008122002 DESCRIBING HABITS Topic : Daily Habits Last night i went to bed around 11.00. you know, i usually go to bed at 9.30 p.m. I do

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Morfologi Morfologi adalah cabang ilmu linguistik yang mengidentifikasi satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal.morfologi mempelajari bentuk serta fungsi perubahan-perubahan

Lebih terperinci

LINGUISTIK UMUM TATARAN LINGUISTIK (2) : MORFOLOGI

LINGUISTIK UMUM TATARAN LINGUISTIK (2) : MORFOLOGI Nama : TITIS AIZAH NIM : 1402408143 LINGUISTIK UMUM TATARAN LINGUISTIK (2) : MORFOLOGI I. MORFEM Morfem adalah bentuk terkecil berulang dan mempunyai makna yang sama. Bahasawan tradisional tidak mengenal

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Morfologi merupakan bagian dari ilmu linguistik, selain Fonetik, Fonologi,

BAB II KAJIAN TEORI. Morfologi merupakan bagian dari ilmu linguistik, selain Fonetik, Fonologi, BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Morfologi Morfologi merupakan bagian dari ilmu linguistik, selain Fonetik, Fonologi, Sintaksis, dan Semantik. Menurut Payne (1997:20-21) Morphology is the study of the internal

Lebih terperinci

PERBANDINGAN TINGKAT KOMPARATIF DAN SUPERLATIF ADJEKTIVA DALAM BAHASA INGGRIS DAN BAHASA INDONESIA (KAJIAN LINGUISTIK KONTRASTIF)

PERBANDINGAN TINGKAT KOMPARATIF DAN SUPERLATIF ADJEKTIVA DALAM BAHASA INGGRIS DAN BAHASA INDONESIA (KAJIAN LINGUISTIK KONTRASTIF) PERBANDINGAN TINGKAT KOMPARATIF DAN SUPERLATIF ADJEKTIVA DALAM BAHASA INGGRIS DAN BAHASA INDONESIA (KAJIAN LINGUISTIK KONTRASTIF) Beina Prafantya* prafantya@yahoo.co.id ABSTRACT The title of this paper

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Tinjauan Studi Terdahulu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Tinjauan Studi Terdahulu BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Studi Terdahulu Penelitian dalam bidang morfologi memang telah banyak dilakukan oleh para linguis. Hal ini membantu penelitian ini sehingga dapat membuka

Lebih terperinci

BAB VI KESALAHAN KESALAHAN SISWA DALAM MEMBUAT KALIMAT SEDERHANA

BAB VI KESALAHAN KESALAHAN SISWA DALAM MEMBUAT KALIMAT SEDERHANA 108 BAB VI KESALAHAN KESALAHAN SISWA DALAM MEMBUAT KALIMAT SEDERHANA 6.1 Kalimat Sederhana Siswa sekolah dasar dalam mempelajari bahasa Inggris selain mendengarkan, dan berbicara, siswa juga dituntut untuk

Lebih terperinci

THE MAIN CHARACTERISTICS OF WORDS USED BY SEMARANG CHINESE DESCENDANTS: A MORPHOLOGICAL STUDY

THE MAIN CHARACTERISTICS OF WORDS USED BY SEMARANG CHINESE DESCENDANTS: A MORPHOLOGICAL STUDY THE MAIN CHARACTERISTICS OF WORDS USED BY SEMARANG CHINESE DESCENDANTS: A MORPHOLOGICAL STUDY A THESIS by: Yesika Student Number : 00.80.0001 ENGLISH LETTERS STUDY PROGRAMME FACULTY OF LETTERS SOEGIJAPRANATA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain dapat berbeda bergantung pada aliran linguistik apa yang mereka anut.

BAB I PENDAHULUAN. lain dapat berbeda bergantung pada aliran linguistik apa yang mereka anut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kata merupakan salah satu unsur penting dalam pembetukan suatu bahasa salah satunya dalam suatu proses pembuatan karya tulis. Kategori kata sendiri merupakan masalah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Morfologi adalah bagian dari linguistik. Kajian morfologi meliputi seluk beluk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Morfologi adalah bagian dari linguistik. Kajian morfologi meliputi seluk beluk BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Morfologi Morfologi adalah bagian dari linguistik. Kajian morfologi meliputi seluk beluk morfem, proses morfem menjadi kata. Morfem merupakan satuan terkecil dalam morfologi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Imas Siti Nurlaela, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Imas Siti Nurlaela, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada umumnya, beberapa bahasa di dunia, dalam penggunaannya pasti mempunyai kata dasar dan kata yang terbentuk melalui suatu proses. Kata dasar tersebut

Lebih terperinci

Appendices. Appendix 1. The code of questionnaire items. hal penting dalam belajar bahasa Inggris). selalu mencarinya dalam kamus). kamus elektronik).

Appendices. Appendix 1. The code of questionnaire items. hal penting dalam belajar bahasa Inggris). selalu mencarinya dalam kamus). kamus elektronik). 73 Appendices Appendix 1. The code of questionnaire items Item Number Coding Statement 1 Q1 In my opinion have a dictionary is an important thing in learning English (Menurut saya memiliki kamus merupakan

Lebih terperinci

ABSTRAK SATUAN LINGUAL PENGISI FUNGSI PREDIKAT DALAM WACANA ADAM MALIK TETAP PAHLAWAN PADA RUBRIK TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS

ABSTRAK SATUAN LINGUAL PENGISI FUNGSI PREDIKAT DALAM WACANA ADAM MALIK TETAP PAHLAWAN PADA RUBRIK TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS ABSTRAK SATUAN LINGUAL PENGISI FUNGSI PREDIKAT DALAM WACANA ADAM MALIK TETAP PAHLAWAN PADA RUBRIK TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS EDISI SENIN 01 DESEMBER 2008 Adi Cahyono Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Lebih terperinci

Nama : Irine Linawati NIM : BAB V TATARAN LINGUISTIK (2) = MORFOLOGI

Nama : Irine Linawati NIM : BAB V TATARAN LINGUISTIK (2) = MORFOLOGI Nama : Irine Linawati NIM : 1402408306 BAB V TATARAN LINGUISTIK (2) = MORFOLOGI Fonem adalah satuan bunyi terkecil dari arus ujaran. Satuanfonem yang fungsional itu ada satuan yang lebih tinggi yang disebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih, tetapi Murcia dan Freeman (1999:83) dalam bukunya The Grammar

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih, tetapi Murcia dan Freeman (1999:83) dalam bukunya The Grammar BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pada umumnya frasa merupakan kelompok kata atau gabungan dua kata atau lebih, tetapi Murcia dan Freeman (1999:83) dalam bukunya The Grammar Book: an ESL/ EFL- Teacher

Lebih terperinci

APPENDICES. Appendix A. Data 1 (Student A)

APPENDICES. Appendix A. Data 1 (Student A) APPENDICES Appendix A Data 1 (Student A) 48 No Sentence 1. *There so many place they can visiting. *There so many place they can visiting. Tidak mengerti struktur yang sebenarnya, mengira bahwa are atau

Lebih terperinci

No Materi Kompetensi Yang Diujikan Indikator. 1 At the Classroom Memahami benda-benda Disajikan gambar, siswa bisa menyebutkan nama

No Materi Kompetensi Yang Diujikan Indikator. 1 At the Classroom Memahami benda-benda Disajikan gambar, siswa bisa menyebutkan nama Mata Pelajaran : Bahasa Inggris Kelas : I (Satu) No Materi Kompetensi Yang Diujikan Indikator 1 At the Classroom Memahami benda-benda Disajikan gambar, siswa bisa menyebutkan nama yang ada di dalam kelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keunikan tersendiri antara satu dengan yang lainnya. Keragaman berbagai bahasa

BAB I PENDAHULUAN. keunikan tersendiri antara satu dengan yang lainnya. Keragaman berbagai bahasa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap bahasa di dunia tentu saja memiliki persamaan dan perbedaan serta keunikan tersendiri antara satu dengan yang lainnya. Keragaman berbagai bahasa di dunia beserta

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN PROGRAM STUDI : DIII KOMPUTERISASI PERKANTORAN DAN KESEKRETARIATAN Semester : 1

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN PROGRAM STUDI : DIII KOMPUTERISASI PERKANTORAN DAN KESEKRETARIATAN Semester : 1 GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN PROGRAM STUDI : DIII KOMPUTERISASI PERKANTORAN DAN SEKRETARIATAN Semester : 1 MATA KULIAH : BAHASA INGGRIS I KODE MATA KULIAH / SKS : 390152037 / 2 SKS MATA KULIAH

Lebih terperinci

BAB II. yang berhubungan dengan morfologi dan teori yang berhubungan dengan. merupakan itu yang mempelajari tentang bentuk. O Grady (1997: 132)

BAB II. yang berhubungan dengan morfologi dan teori yang berhubungan dengan. merupakan itu yang mempelajari tentang bentuk. O Grady (1997: 132) BAB II KAJIAN TEORI Bab ini berisi teori-teori yang berhubungan dengan penelitian yang akan digunakan untuk menganalisis data yang terdapat pada bab selanjutnya. Teori yang terdapat pada bab ini dikelompokan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Ada banyak pengertian tentang morfologi yang diberikan oleh para ahli.

BAB II KAJIAN TEORI. Ada banyak pengertian tentang morfologi yang diberikan oleh para ahli. BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Morfologi (Morphology) Ada banyak pengertian tentang morfologi yang diberikan oleh para ahli. Aronoff (1994: 12) mengutip pendapat Bloomfield (1993: 207): By the morphology of a

Lebih terperinci

MODULE 5 LESSON 70. The following gives you an overview of affixes occurring in our small reading text. Affixated words are printed in bold.

MODULE 5 LESSON 70. The following gives you an overview of affixes occurring in our small reading text. Affixated words are printed in bold. SH-070-01 Affixation Affixation is the morphological process whereby an affix is attached to a root or stem of a word. Affixes can be attached at the beginning (prefixation), the middle (infixation) or

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi antara penutur dan mitra tutur di

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi antara penutur dan mitra tutur di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi antara penutur dan mitra tutur di dalam kehidupan sehari-hari yang memiliki maksud dan tujuan tertentu. Dalam berkomunikasi

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA Mata Kuliah : Bahasa Inggris Bisnis 2 Kode / SKS : AK012105 / 1 SKS Program Studi : Sistem Komputer Fakultas : Ilmu Komputer & Teknologi Informasi 1 Subject, Verb, Complement & Modifier. fungsi unsur.

Lebih terperinci

I. MATERI : TENSES Tenses yaitu bentuk kata kerja Bahasa Inggris yang perubahannya berkaitan dengan waktu.

I. MATERI : TENSES Tenses yaitu bentuk kata kerja Bahasa Inggris yang perubahannya berkaitan dengan waktu. I. MATERI : TENSES Tenses yaitu bentuk kata kerja Bahasa Inggris yang perubahannya berkaitan dengan waktu. Misal: Verb 1 (infinitive), Verb 2, dan Verb 3. Contoh penggunaan tenses : 1. Saya belajar di

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. morphology, diantaranya ialah Verhaar (1984), berpendapat bahwa morfologi

BAB II KAJIAN TEORI. morphology, diantaranya ialah Verhaar (1984), berpendapat bahwa morfologi 7 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Morphology Beberapa ahli bahasa mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian morphology, diantaranya ialah Verhaar (1984), berpendapat bahwa morfologi adalah bidang linguistik

Lebih terperinci

Analisis Morfologi Kelas Kata Terbuka Pada Editorial Media Cetak. Abstrak

Analisis Morfologi Kelas Kata Terbuka Pada Editorial Media Cetak. Abstrak Analisis Morfologi Kelas Kata Terbuka Pada Editorial Media Cetak Rina Ismayasari 1*, I Wayan Pastika 2, AA Putu Putra 3 123 Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Katamba (1993:3) mengatakan bahwa morphology, the study of the internal

BAB II KAJIAN TEORI. Katamba (1993:3) mengatakan bahwa morphology, the study of the internal BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Morfologi Katamba (1993:3) mengatakan bahwa morphology, the study of the internal structure of words did not emerge as a distinct sub-branch of linguistics until the nineteenth

Lebih terperinci

AFIKSASI DALAM ALBUM UP ALL NIGHT DARI ONE DIRECTION JURNAL SKRIPSI

AFIKSASI DALAM ALBUM UP ALL NIGHT DARI ONE DIRECTION JURNAL SKRIPSI AFIKSASI DALAM ALBUM UP ALL NIGHT DARI ONE DIRECTION JURNAL SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Sastra Oleh: MELLY CRISTINE MUSA 090912036 SASTRA INGGRIS S UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, menyatakan makna yang lengkap dan mengungkapkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, menyatakan makna yang lengkap dan mengungkapkan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kalimat adalah gabungan dari beberapa kata yang dapat berdiri sendiri, menyatakan makna yang lengkap dan mengungkapkan suatu maksud dari pembicara. Secara tertulis,

Lebih terperinci

MODULE 1 GRADE XI VARIATION OF EXPRESSIONS

MODULE 1 GRADE XI VARIATION OF EXPRESSIONS MODULE 1 GRADE XI VARIATION OF EXPRESSIONS Compiled by: Theresia Riya Vernalita H., S.Pd. Kompetensi Dasar 3.1 Menganalisis fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan pada ungkapan memberi saran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Morfologi adalah cabang linguistik yang mengidentifikasi satuan-satuan

BAB II KAJIAN TEORI. Morfologi adalah cabang linguistik yang mengidentifikasi satuan-satuan BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Morfologi Morfologi adalah cabang linguistik yang mengidentifikasi satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal. Morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh

Lebih terperinci

Makalah Parts of Speech

Makalah Parts of Speech Makalah Parts of Speech BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Parts of Speech dalam bahasa Inggris berarti jenis-jenis kata atau kelas-kelas kata. Disebut parts of speech karena bagian-bagian dari ucapan

Lebih terperinci

ADJECTIVES & COMPARING

ADJECTIVES & COMPARING ADJECTIVES & COMPARING EQUATIVE DEGREE: To compare two objects with similar characteristics, the pattern for the complete sentence is: Object A se~ + adjective Object B For example: Kota Jakarta sebesar

Lebih terperinci

Lesson 32: Future tense expressed by. be going to, not going to. Pelajaran 32: Bentuk akan datang yang diungkapkan dengan be. going to, not going to

Lesson 32: Future tense expressed by. be going to, not going to. Pelajaran 32: Bentuk akan datang yang diungkapkan dengan be. going to, not going to Lesson 32: Future tense expressed by be going to, not going to be verb~ing, not + be verb~ing Pelajaran 32: Bentuk akan datang yang diungkapkan dengan be going to, not going to be verb~ing, not + be verb~ing

Lebih terperinci

LESSON PLAN MEETING 1-3

LESSON PLAN MEETING 1-3 Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 85080 Website: 1 September 22 MEETING 1-3 Subject Code : B20040 Credit : 2 STANDARD OF COMPETENCE Acquiring basic grammatical structures of English

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. etimologi kata morfologi berasal dari kata morf yang berarti bentuk dan. bentuk-bentuk dan pembentukan kata.(chaer,2008:3).

BAB II LANDASAN TEORI. etimologi kata morfologi berasal dari kata morf yang berarti bentuk dan. bentuk-bentuk dan pembentukan kata.(chaer,2008:3). BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Morfologi Morfologi merupakan bagian dari ilmu bahasa atau linguistik. Secara etimologi kata morfologi berasal dari kata morf yang berarti bentuk dan kata logos yang berarti ilmu.

Lebih terperinci

BAB 5 TATARAN LINGUISTIK

BAB 5 TATARAN LINGUISTIK Nama : Wara Rahma Puri NIM : 1402408195 BAB 5 TATARAN LINGUISTIK 5. TATARAN LINGUISTIK (2): MORFOLOGI Morfem adalah satuan gramatikal terkecil yang mempunyai makna. 5.1 MORFEM Tata bahasa tradisional tidak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Kata Morfologi berasal dari kata Morphologie. Kata Morphologie berasal dari

BAB II KAJIAN TEORI. Kata Morfologi berasal dari kata Morphologie. Kata Morphologie berasal dari BAB II KAJIAN TEORI selanjutnya. Bab ini berisi teori-teori yang digunakan untuk menganalisis data pada bab 2.1 Morfologi Kata Morfologi berasal dari kata Morphologie. Kata Morphologie berasal dari bahasa

Lebih terperinci

FORMULIR No.Dokumen FM-02-AKD-0- FORMAT S A P

FORMULIR No.Dokumen FM-02-AKD-0- FORMAT S A P Halaman 1 dari 18 PERTEMUAN KE 1-2 SKS/Semester : 2 / 4 STANDAR KOMPETENSI Students are able to use the English word classes in correct and appropriate sentences or utterances for communication for various

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (2012: ) menjelaskan pengertian identitas leksikal berupa kategori kelas kata

BAB I PENDAHULUAN. (2012: ) menjelaskan pengertian identitas leksikal berupa kategori kelas kata 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses morfologis dalam suatu bahasa secara umum dibagi menjadi dua yaitu proses infleksional dan derivasional dimana pembedanya terdapat pada identitas leksikal

Lebih terperinci

ARTIKEL JURNAL LINA NOVITA SARI NPM Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata 1)

ARTIKEL JURNAL LINA NOVITA SARI NPM Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata 1) PENGGUNAAN AFIKSASI PADA SKRIPSI PERIODE WISUDA KE-52 MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT ARTIKEL JURNAL Diajukan Sebagai

Lebih terperinci

KATA-KATA TAK BERATURAN BAHASA INGGRIS PADA SISWA-SISWA RUMAH PINTAR BANTUL

KATA-KATA TAK BERATURAN BAHASA INGGRIS PADA SISWA-SISWA RUMAH PINTAR BANTUL Linguistika Akademia Vol.1, No.1, 2012: 127~138 ISSN: 2089-3884 KATA-KATA TAK BERATURAN BAHASA INGGRIS PADA SISWA-SISWA RUMAH PINTAR BANTUL Fahman Amin e-mail: fahman_amin@yahoo.com ABSTRACT The aim of

Lebih terperinci

Affixes & Derivation. Dosen Dr. Ali Mustadi, M.Pd NIP

Affixes & Derivation. Dosen Dr. Ali Mustadi, M.Pd NIP Affixes & Derivation Dosen Dr. Ali Mustadi, M.Pd NIP.19780710 200801 1 012 RUANG LINGKUP MATERI Affixes 1. Prefix 2. Sufix Derivation Pengertian Affixes Affixes berasal dari kata affix + es. Affix berarti

Lebih terperinci

A UNIFIED ANALYSIS OF KE-/-AN IN INDONESIAN. Benedict B. Dwijatmoko Sanata Dharma University Yogyakarta Indonesia b.b.dwijatmoko@gmail.

A UNIFIED ANALYSIS OF KE-/-AN IN INDONESIAN. Benedict B. Dwijatmoko Sanata Dharma University Yogyakarta Indonesia b.b.dwijatmoko@gmail. A UNIFIED ANALYSIS OF KE-/-AN IN INDONESIAN Benedict B. Dwijatmoko Sanata Dharma University Yogyakarta Indonesia b.b.dwijatmoko@gmail.com INDONESIAN PASSIVES With the Prefix di- Rumah itu akan dijual.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan sosial

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan sosial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan sosial manusia. Tidak ada manusia tanpa bahasa dan tidak ada bahasa tanpa manusia. Dua hal yang

Lebih terperinci

untuk aktif berbicara mengemukakan pendapatnya berkaitan dengan gambar yang diamatinya. 5

untuk aktif berbicara mengemukakan pendapatnya berkaitan dengan gambar yang diamatinya. 5 Halaman 150 What do you think about them a. What do you think about them Setiap kelompok bekerja sama untuk mendeskripsikan karakter dan kegiatan pada kotak-kotak yang telah disediakan dalam buku siswa.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemrosesan Bahasa Alami (Natural Language Processing) Pemrosesan bahasa alami (Natual Language Processing - NLP) merupakan salah satu bidang ilmu Kecerdasan Buatan (Artificial

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Istilah sintaksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu sun yang berarti

BAB II KAJIAN TEORI. Istilah sintaksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu sun yang berarti BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Sintaksis Istilah sintaksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu sun yang berarti dengan dan kata tattein yang berarti menempatkan. Menurut O Grady (1992:181), Syntax is the system

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nominal group merupakan salah satu jenis grup yang memiliki functional

BAB I PENDAHULUAN. Nominal group merupakan salah satu jenis grup yang memiliki functional BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nominal group merupakan salah satu jenis grup yang memiliki functional components yang lebih luas secara struktur di antara grup lainnya, sebagaimana yang

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 7LATIHAN SOAL CHAPTER 7

SMP kelas 8 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 7LATIHAN SOAL CHAPTER 7 SMP kelas 8 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 7LATIHAN SOAL CHAPTER 7 1. Grandpas Birthday What is the topic of the text? Birthday party Birthday cake Happy birthday Grandpas birthday Kunci Jawaban : D Bacaan tersebut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. digunakan untuk menganalisis data yang terdapat pada Bab III. Teori yang

BAB II KAJIAN TEORI. digunakan untuk menganalisis data yang terdapat pada Bab III. Teori yang BAB II KAJIAN TEORI Bab ini berisi teori-teori yang berhubungan dengan penelitian yang akan digunakan untuk menganalisis data yang terdapat pada Bab III. Teori yang terdapat pada bab ini dikelompokan dalam

Lebih terperinci

CHAPTER III RESULT OF THE STUDY. 1. The problems faced by the tenth grade students of SMK YP SEI. PALANGKA RAYA in using letter s/es as plural nouns

CHAPTER III RESULT OF THE STUDY. 1. The problems faced by the tenth grade students of SMK YP SEI. PALANGKA RAYA in using letter s/es as plural nouns 54 CHAPTER III RESULT OF THE STUDY A. The Result of Test 1. The problems faced by the tenth grade students of SMK YP SEI PALANGKA RAYA in using letter s/es as plural nouns Analyzing was used as the basic

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Inggris, dan Minangkabau. Pada saat fenomena interferensi muncul dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Inggris, dan Minangkabau. Pada saat fenomena interferensi muncul dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Interferensi merupakan fenomena bahasa yang muncul karena interaksi dua bahasa atau lebih, misalnya bahasa Indonesia dan bahasa Inggris atau bahasa Indonesia, Inggris,

Lebih terperinci

USM STAN 2010 (BAHASA INGGRIS) Oleh: 154 ENGLISH

USM STAN 2010 (BAHASA INGGRIS) Oleh: 154 ENGLISH JAWABAN & PEMBAHASAN STRUCTURE AND WRITTEN EXPRESSION 121. B (neither does Ita) 122. A (passes) 123. C (made) USM STAN 2010 (BAHASA INGGRIS) Oleh: 154 ENGLISH (bagi nomor seri soal yang urutan soalnya

Lebih terperinci

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran I. KOMPETENSI DASAR, MATERI, DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN A. KELAS VII Alokasi Waktu: 4 jam pelajaran/minggu Kompetensi Sikap Spiritual dan Sikap Sosial dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 10LATIHAN SOAL CHAPTER 10

SMP kelas 8 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 10LATIHAN SOAL CHAPTER 10 SMP kelas 8 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 10LATIHAN SOAL CHAPTER 10 1. Announcement This is a new school year and there are many new students around. Please be friendly and help them understand the rules of

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap bahasa di dunia memiliki keunikan tersendiri antara satu dengan lainnya. Di dalam setiap bahasa selalu terdapat pola pembentukan kata yang secara sistematis

Lebih terperinci

SMA/MA IPA kelas 10 - BAHASA INGGRIS IPA CHAPTER 11Latihan Soal 11.2

SMA/MA IPA kelas 10 - BAHASA INGGRIS IPA CHAPTER 11Latihan Soal 11.2 1. Rita :Dont leave me alone, Bondan! Bondan :What did she say, Wan? Iwan :. SMA/MA IPA kelas 10 - BAHASA INGGRIS IPA CHAPTER 11Latihan Soal 11.2 She told you that you dont leave me alone. She told you

Lebih terperinci

Passive Type 2 (Uang itu saya ambil, etc)

Passive Type 2 (Uang itu saya ambil, etc) Passive Type 2 (Uang itu saya ambil, etc) In Unit 1 we learned how make a passive sentence in this way: Uang itu diambil oleh Rina. But we can only do that if the Actor is a third person. (as with Rina

Lebih terperinci

Oleh: RIA SUSANTI A

Oleh: RIA SUSANTI A ANALISIS REDUPLIKASI DALAM WACANA BERITA OLAHRAGA PADA HARIAN KOMPAS SEBAGAI MATERI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH KARTASURA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan

Lebih terperinci

Baiq Zuhrotun Nafisah Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, FPBS IKIP Mataram

Baiq Zuhrotun Nafisah Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, FPBS IKIP Mataram e-issn: 2442-7667 p-issn: 1412-6087 Adjective Derivational Affixation in English Baiq Zuhrotun Nafisah Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, FPBS IKIP Mataram Email: baiq.nafisa@gmail.com Abstrak: Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aturan-aturan yang berlaku dalam bahasa tersebut. Sebuah kata dalam suatu bahasa dapat berupa simple word seperti table, good,

BAB I PENDAHULUAN. aturan-aturan yang berlaku dalam bahasa tersebut. Sebuah kata dalam suatu bahasa dapat berupa simple word seperti table, good, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa baik lisan maupun tulisan merupakan alat yang berfungsi untuk menyampaikan suatu ide, gagasan, pikiran, perasaan, pengalaman dan pendapat. Oleh karena itu bahasa

Lebih terperinci

KESASTRAAN MELAYU TIONGHOA DAN KEBANGSAAN INDONESIA: JILID 2 FROM KPG (KEPUSTAKAAN POPULER GRAMEDIA)

KESASTRAAN MELAYU TIONGHOA DAN KEBANGSAAN INDONESIA: JILID 2 FROM KPG (KEPUSTAKAAN POPULER GRAMEDIA) Read Online and Download Ebook KESASTRAAN MELAYU TIONGHOA DAN KEBANGSAAN INDONESIA: JILID 2 FROM KPG (KEPUSTAKAAN POPULER GRAMEDIA) DOWNLOAD EBOOK : KESASTRAAN MELAYU TIONGHOA DAN KEBANGSAAN Click link

Lebih terperinci

SILABUS KLS VII. SILABUS MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH (SMP/MTs) MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS : VII

SILABUS KLS VII. SILABUS MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH (SMP/MTs) MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS : VII SILABUS KLS VII SILABUS MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH (SMP/MTs) MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS KELAS : VII KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN JAKARTA, 2016 KOMPETENSI DASAR,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau sebuah konstruksi tata bahasa yang terdiri atas dua kata atau lebih.

BAB I PENDAHULUAN. atau sebuah konstruksi tata bahasa yang terdiri atas dua kata atau lebih. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Struktur bahasa terdiri atas beberapa tingkatan yaitu kata, frasa, klausa dan kalimat. Frasa merupakan satuan sintaksis yang satu tingkat berada di bawah satuan klausa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif; biasanya

BAB I PENDAHULUAN. Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif; biasanya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif; biasanya dalam bentuk cerita (sumber: wikipedia.com). Penulis novel disebut novelis. Kata novel

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi manusia dalam berinteraksi di lingkungan sekitar. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan kita. Hal ini harus benar-benar

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SMP/MTs Mata pelajaran Kelas / Semester Aspek / Skill Waktu : SMP : Bahasa Inggris : VII/I : Reading/Writing : 2 x 40 Menit (1 x Pertemuan) Standar Kompetensi 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada kekuatan imaginasi. Fungsi imaginative bahasa biasanya digunakan pada

BAB I PENDAHULUAN. pada kekuatan imaginasi. Fungsi imaginative bahasa biasanya digunakan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu fungsi bahasa menurut Halliday (1978:21) adalah fungsi imaginative, yaitu bahasa digunakan untuk melahirkan karya sastra yang berbasis pada kekuatan

Lebih terperinci

2. PERSONAL PRONOUNS 3. Pronouns are words like I, me (personal pronouns) or my, mine (possessive pronouns).

2. PERSONAL PRONOUNS 3. Pronouns are words like I, me (personal pronouns) or my, mine (possessive pronouns). KISI-KISI PTS GASAL BAHASA INGGRIS KELAS 7 1. SIMPLE PRESENT TENSE be Use: am with the personal pronoun II is with the personal pronouns he, she or it (or with the singular form of nouns) are with the

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PROGRAM STUDI AKUNTANSI

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PROGRAM STUDI AKUNTANSI STIE Bisma Lepisi Jl. Ks. Tubun No. 11 Tangerang 15112 Telp.:(021) 558 9161-62. Fax.:(021) 558 9163 SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PROGRAM STUDI AKUNTANSI Kode Mata Kuliah Nama Mata Kuliah Kelompok Mata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Esai merupakan karya tulis yang dibuat berdasarkan gagasan atau ide penulis.

BAB I PENDAHULUAN. Esai merupakan karya tulis yang dibuat berdasarkan gagasan atau ide penulis. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Esai merupakan karya tulis yang dibuat berdasarkan gagasan atau ide penulis. Menulis esai dalam bahasa Inggris membutuhkan kemampuan dalam memilih kata dan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menganalisis kesalahan yang dibahas pada Bab III Analisis Data berdasarkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menganalisis kesalahan yang dibahas pada Bab III Analisis Data berdasarkan BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab ini membahas teori-teori yang digunakan dalam penelitian untuk menganalisis kesalahan yang dibahas pada Bab III Analisis Data berdasarkan aspek gramatika. 2.1 Kalimat A sentence

Lebih terperinci

Pronouns Kata Ganti-Kata Ganti

Pronouns Kata Ganti-Kata Ganti Pronouns Kata Ganti-Kata Ganti Pembahasan tentang pronoun mencakup beberapa topic yaitu: Personal, possessive and reflexive pronouns Personal, possessive and reflexive pronoun menjelaskan tentang kata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk sosial yang senantiasa harus berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk sosial yang senantiasa harus berkomunikasi BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai mahluk sosial yang senantiasa harus berkomunikasi dengan sesamanya memerlukan sarana untuk menyampaikan kehendaknya. Salah satu sarana komunikasi

Lebih terperinci

PENGGUNAAN FRASA DAN KLAUSA BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN SISWA SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN FRASA DAN KLAUSA BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN SISWA SEKOLAH DASAR Penggunaan Frasa dan Klausa Bahasa Indonesia (Kunarto) 111 PENGGUNAAN FRASA DAN KLAUSA BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN SISWA SEKOLAH DASAR Kunarto UPT Dinas Pendidikan Kacamatan Deket Kabupaten Lamongan

Lebih terperinci

DERIVATION OF INDONESIAN LANGUAGE IN THREE INDONESIAN TEXTS Muklash Abrar 1 English Department, Universitas Jambi ABSTRACT

DERIVATION OF INDONESIAN LANGUAGE IN THREE INDONESIAN TEXTS Muklash Abrar 1 English Department, Universitas Jambi ABSTRACT English Department, University of Jambi Volume 1, Number 1, January 2014, pp. 59 85 ISSN : 2354967x DERIVATION OF INDONESIAN LANGUAGE IN THREE INDONESIAN TEXTS Muklash Abrar 1 English Department, Universitas

Lebih terperinci

SAWERIGADING. Volume 15 No. 2, Agustus 2009 Halaman

SAWERIGADING. Volume 15 No. 2, Agustus 2009 Halaman SAWERIGADING Volume 15 No. 2, Agustus 2009 Halaman 301 308 PENGAJARAN SUFIKSASI -KAN DAN I DALAM BAHASA INDONESIA BAGI PEBELAJAR BIPA BERBASIS KAIDAH OBJEK LANGSUNG DAN TAK LANGSUNG PADA BAHASA INGGRIS

Lebih terperinci

IDEAS CONDESCENDING WOMEN STATUS FOUND IN CAMPURSARI SONGS A THESIS

IDEAS CONDESCENDING WOMEN STATUS FOUND IN CAMPURSARI SONGS A THESIS IDEAS CONDESCENDING WOMEN STATUS FOUND IN CAMPURSARI SONGS A THESIS By Agustina Tri Heni Pujiastuti Student Number : 01.80.0047 ENGLISH LETTERS STUDY PROGRAMME FACULTY OF LETTERS SOEGIJAPRANATA CATHOLIC

Lebih terperinci

Lesson 57 : all, both, each. Pelajaran 57 : Semuanya, keduanya, tiap

Lesson 57 : all, both, each. Pelajaran 57 : Semuanya, keduanya, tiap Lesson 57 : all, both, each Pelajaran 57 : Semuanya, keduanya, tiap Reading (Membaca) All the birds flew away. (Semua burung-burung terbang) Did you eat all of the cakes? (Apakah kamu memakan semua kuenya?)

Lebih terperinci

Rahasia Cermat & Mahir Menguasai Akuntansi Keuangan Menengah (Indonesian Edition)

Rahasia Cermat & Mahir Menguasai Akuntansi Keuangan Menengah (Indonesian Edition) Rahasia Cermat & Mahir Menguasai Akuntansi Keuangan Menengah (Indonesian Edition) Hery Hery Click here if your download doesn"t start automatically Rahasia Cermat & Mahir Menguasai Akuntansi Keuangan Menengah

Lebih terperinci

APPENDICES. 2. If you use a city map, you your way. a. are not losing c. did not lose e. would not lose b. will not lose d.

APPENDICES. 2. If you use a city map, you your way. a. are not losing c. did not lose e. would not lose b. will not lose d. APPENDICES Name : Class : Date : Time : 60 minutes CONDITIONAL SENTENCES I. Choose the best answer 1. Will you come to the meeting? If you come, I a. come c. do e. too b. will d. am 2. If you use a city

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak masalah yang harus dicarikan jalan keluarnya secara sistematis. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. banyak masalah yang harus dicarikan jalan keluarnya secara sistematis. Salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembentukan kata merupakan bahasan yang sangat menarik dan mengundang banyak masalah yang harus dicarikan jalan keluarnya secara sistematis. Salah satu pembentukan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) Fakultas : Ekonomi Jurusan : Manajemen (S-1) Mata Kuliah : Bahasa Inggris Kode Mata Kuliah : Bobot : 2 SKS Semester : I (satu) SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) Deskripsi Singkat : Dalam rangka menghadapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diberikan akal dan pikiran yang sempurna oleh Tuhan. Dalam berbagai hal manusia mampu melahirkan ide-ide kreatif dengan memanfaatkan akal dan pikiran

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI KOMPUTER PROGRAM D3 BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN UNIVERSITAS GUNADARMA

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI KOMPUTER PROGRAM D3 BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN UNIVERSITAS GUNADARMA RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI KOMPUTER PROGRAM D3 BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN UNIVERSITAS GUNADARMA Tanggal Penyusunan 15/08/016 Tanggal revisi 4/0/017 Kode dan Nama MK PP04114

Lebih terperinci

Lesson 65: Causative verbs: let/make/have/get Pelajaran 65: Kata Kerja Kausatif: let/make/have/get

Lesson 65: Causative verbs: let/make/have/get Pelajaran 65: Kata Kerja Kausatif: let/make/have/get Lesson 65: Causative verbs: let/make/have/get Pelajaran 65: Kata Kerja Kausatif: let/make/have/get Reading (Membaca) Let him go to the concert. (Biarkan dia perdi ke konser.) Make him tell the truth. (Buat

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PERKULIAHAN (PERTEMUAN 1)

RENCANA PELAKSANAAN PERKULIAHAN (PERTEMUAN 1) (PERTEMUAN 1) - Menganalisis bacaan Television: How It Affect Us - Mengidentifikasi parts of speech: pronouns, verbs, adjectives, adverbs, articles, prepositions, conjunctions, interjections - Mengidentifikasi

Lebih terperinci