KARAKTERISTIK PENDERITA MENINGOENSEFALITIS RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN ABSTRACT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KARAKTERISTIK PENDERITA MENINGOENSEFALITIS RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN ABSTRACT"

Transkripsi

1 KARAKTERISTIK PENDERITA MENINGOENSEFALITIS RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN Ristari Malau 1, Sori Muda Sarumpaet 2, Jemadi 2 1 Mahasiswi Peminatan Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara 2 Staf Pengajar Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara ABSTRACT Meningoencephalitis is one of infection disease still become a problem in developing country. The number of patients with meningoencephalitis were hospitalized in Santa Elisabeth Medan in was 120 patients. The purpose of this descriptive study with case series design is to analyse the characteristic of the patient with meningoencephalitis were hospitalized in Santa Elisabeth Medan in The population for this study was 120 patients. Data analysed by using Chi-square, Mann-whitney, Kruskal Wallis. The highest proportion of patient with meningoencephalitis in the age group 0-5 years old 53,4%, male 28,4% and female 25,0%; ethnic Batak 77,5%, Christian 57,5%; doesn t work 56,6%; from out of Medan 53,3%; somnolen 25,8%; fever of age <5 years 96,6%; fever of age 5 years 90,2%; letarghy 72,5%; the average length of treatment was 5,72 days; The result of Chi-Square, there were no significant differences between the arrival condition by their home (p=0,493); the average length of treatment significance was more length in compos mentis arrival condition compared with incompos mentis arrival condition (p=0,021), the average length of treatment significance was more length for home healthy/home treatment than back home by own request, death patient, and leave of hospital (p=0,000) It is suggested that the management of Santa Elisabeth Hospital Medan to complete the filling out patient s status card by including home treatment, and to mother who has child 0-<5 years old suggested to give an imunnization to their child, and immediately checked out when have the symptons of fever, convulsions and letarghy. Key words: Meningoencephalitis, the characteristics of patients PENDAHULUAN Upaya kesehatan terus dikembangkan dan sarana diagnostik dan terapi terus mengalami kemajuan, namun angka kejadian infeksi masih terus merupakan tantangan bidang kesehatan. 1 Sekitar 25% dari semua jumlah kematian di seluruh dunia disebabkan oleh penyakit menular. 2 Di negara sedang berkembang maupun di negara maju, penyakit infeksi masih merupakan masalah medis yang sangat penting oleh karena angka kematiannya masih cukup tinggi, di antara penyakit infeksi yang amat berbahaya adalah infeksi Susunan Saraf Pusat (SSP) seperti meningoensefalitis. 3 Menurut WHO (1996) bahwa di klinik Bucharest, Rumania telah terjadi peningkatan kasus meningoensefalitis sejak bulan Agustus tahun 1996 dan terdapat 281 kasus virus meningitis yang terjadi dari 1 Agustus sampai 2 September, dengan usia rata-rata pasien adalah 47 tahun dan 53% dari pasien dengan usia di atas 50 tahun. 4 Di Amerika Serikat tahun 2001 terdapat 66 kasus dengan penyebab Virus West Nile (64 orang di antaranya dengan infeksi meningoensefalitis sedangkan 2 orang dengan gejala demam West Nile yang ringan). Di antara 64 orang dengan penyebab West Nile Virus tersebut

2 dengan usia rata-rata 68 tahun dengan interval umur 9-90 tahun. Di New York terdapat 13 kasus meningoensefalitis dengan penyebab West Nile Virus, 12 kasus di New Jersey dan 12 kasus di Florida. 5 Hasil surveilens tahun 2006 dari 6 sentinel laboratorium di Cambodia, terdapat 47 dari 275 (17,1%) kasus meningoensefalitis dengan penyebab adalah Ensefalitis Jepang. 6 Centers for Diaseases Control and Prevention (CDC) melaporkan bahwa pada tahun di Amerika Serikat dilaporkan 33 kasus Primary Amebic Meningoencephalitis (PAM) dan merupakan penyebab kematian pada 23 orang pada tahun dan 6 orang di tahun Di Mozambique pada tanggal 13 Juli tahun 2009 terdapat 103 kasus meningoensefalitis dan 14 kematian (CFR=13,6%). 8 WHO (2011) melaporkan bahwa Case Fatality Rate (CFR) dari meningoensefalitis di Asia yang disebabkan oleh Togavirus adalah sekitar 20%. 9 Di Indonesia, Meningitis/Ensefalitis merupakan penyebab kematian pada semua umur dengan urutan ke 17 (0,8%) setelah malaria. Meningitis/Ensefalitis merupakan penyakit menular pada semua umur dengan proporsi 3,2%. Sedangkan proporsi Meningitis/Ensefalitis merupakan penyebab kematian bayi pada umur 29 hari-11 bulan dengan urutan ketiga yaitu (9,3%) setelah diare (31,4%) dan pneumoni (23,8%). Proporsi Meningitis/Ensefalitis penyebab kematian pada umur 1-4 tahun yaitu (8,8%) dan merupakan urutan ke-4 setelah Necroticans Entero Colitis (NEC) yaitu (10,7%). 10 Berdasarkan penelitian Febriani, N., di RSUP Dr. Kariadi Semarang pada tahun pada penderita HIV dengan jenis penyakit saraf yang diderita yaitu Ensefalitis CMV sebanyak 6 kasus (9%), Meningitis TB sebanyak 5 kasus (7,50%), Meningoensefalitis sebanyak 2 kasus (2,90%), Meningitis kriptokokal sebanyak 1 kasus (1,50%). Faktor yang pertama adalah infeksi dari HIV sendiri yang menyerang sistem kekebalan tubuh juga berdampak pada sistem saraf dan dapat mengakibatkan kelainan pada saraf, selain itu, faktor dari infeksi oportunistik yang terdiri dari berbagai macam kuman, virus, jamur, dan parasit. 11 Pada tahun dari hasil penelitian Dameria (2002) di Rumah Sakit Umum Pirngadi Medan ditemukan 104 kasus meningitis pada anak dan 27 kasus (CFR=26%) mengalami kematian. 12 Penelitian yang dilakukan oleh Erika, S. di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan pada tahun terdapat 116 kasus meningitis pada anak dan 26 kasus mengalami kematian (CFR=22,4%). Penderita paling banyak yaitu usia <6 tahun 73 orang (62,9%). 13 Penelitian yang dilakukan oleh Delima Sitorus di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun tercatat 130 kasus meningitis dan 37 mengalami kematian (CFR=28.46%); jumlah penderita meningitis purulenta 32 kasus (24,6%), sedangkan penderita meningitis serosa 98 kasus (75,4%), dan penderita yang paling banyak yaitu usia 0- <6 tahun sebanyak 58 kasus (44,6%). 14 Penelitian yang dilakukan oleh Mesranti, M., di RSUP H. Adam Malik Medan pada tahun terdapat 148 kasus meningitis dan 71 kasus mengalami kematian (CFR=48%); jumlah penderita meningitis purulenta 63 kasus (42,6%), sedangkan penderita meningitis serosa 85 kasus (57,4%), dan penderita paling banyak yaitu usia 0-<5 tahun sebanyak 56 kasus (37,8%). 15 Menurut penelitian Lidia, Cindy di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun terdapat 119 kasus meningitis dengan 60 kasus mengalami kematian (CFR=50,4%) dan proporsi penderita yang meninggal dunia lebih tinggi pada meningitis serosa yaitu 38 kasus (63,3%). 16 Berdasarkan data pada survei pendahuluan di Rumah Sakit Santa

3 Elisabet Medan, pada tahun terdapat 120 kasus meningoensefalitis. Berdasarkan uraian latar belakang, maka perlu dilakukan penelitian tentang Karakteristik Penderita Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun Perumusan Masalah dalam penelitian ini yaitu belum diketahui karakteristik penderita meningoensefalitis yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui karakteristik penderita meningoensefalitis yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth tahun Penelitian ini bermanfaat sebagai informasi dan masukan bagi pihak Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tentang karakteristik penderita meningoensefalitis, sebagai sarana untuk menambah wawasan penulis mengenai meningoensefalitis dan penerapan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan di FKM USU Medan, sebagai referensi bagi peneliti lain yang ingin meneliti tentang penyakit meningoensefalitis. Metode Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan desain case series.penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan. Pemilihan lokasi penelitian ini atas dasar pertimbangan bahwa belum pernah dilakukan penelitian mengenai karakteristik penderita meningoensefalitis rawat inap pada tahun , adanya kasus meningoensefalitis serta tersedianya datadata yang dibutuhkan. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Desember Juli Populasi dalam penelitian ini adalah semua data penderita meningoensefalitis yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan pada tahun yaitu 120 kasus. Sampel adalah semua data penderita Meningoensefalitis yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan pada tahun Besar sampel adalah jumlah seluruh populasi. Data yang dikumpulkan adalah data sekunder dari bagian rekam medik Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun Selanjutnya dilakukan pencatatan dan tabulasi dari kartu status semua penderita meningoensefalitis yang dirawat inap pada tahun tersebut sesuai dengan variabel yang diteliti. Data yang dikumpulkan diolah dengan komputer dan dianalisa secara statistik deskriptif dengan bantuan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) menggunakan uji Chi- Square, Mann Whitney, dan Kruskal- Wallis. Kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan proporsi, diagram pie dan diagram bar. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa Deskriptif Tabel 1. Distribusi Proporsi Penderita Inap Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun Umur Jenis Kelamin Jumlah (Tahun) Laki-laki Perempuan f % f % f % , , , , , ,3 > , , ,3 Jumlah 65 54, , Berdasarkan tabel 1. dapat dilihat bahwa proporsi penderita meningoensefalitis lebih tinggi pada kelompok umur 0-5 tahun dengan jenis kelamin laki-laki 28,4% dan perempuan 100

4 25,0%. Meningoensefalitis dapat terjadi pada semua kelompok umur tetapi sering terjadi pada usia <5 tahun. Hal ini karena daya tahan tubuh yang rendah sehingga rentan terhadap pengaruh lingkungan dan penyakit infeksi. 17,18 Insiden meningoensefalitis lebih banyak ditemui pada laki-laki yaitu sekitar 3-5 kali lebih banyak dari pada perempuan. 19 Tabel 2. Distribusi Proporsi Penderita Inap Berdasarkan Sosiodemografi di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun No. Sosiodemografi f % 1. Suku Batak Jawa Melayu Minang Aceh Dll (India, Nias, dan Chinese) ,5 15,8 1,7 0, ,7 2,5 2. Agama Islam Kristen Protestan Kristen Katolik Hindu Budha ,2 57,5 10, ,7 0,8 3. Pekerjaan Tidak bekerja Pelajar/Mahasiswa Pegawai Negeri Sipil (PNS)/TNI/Polri ,6 28,3 1,7 4,2 Pegawai Swasta 11 9,2 Wiraswasta (Petani,Nelayan, Pedagang, Supir) 5. Tempat Tinggal Kota Medan Luar Kota Medan ,7 53,3 Dari tabel dapat dilihat bahwa, suku tertinggi yaitu Batak 77,5%, proporsi pada suku lain-lain 2,5% diantaranya suku India, Nias, dan Chinese. Tingginya proporsi penderita meningoensefalitis yaitu pada suku Batak menunjukkan penderita meningoensefalitis yang datang berobat dan dirawat di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan kebanyakan suku Batak 77,5%. proporsi agama tertinggi adalah agama Kristen Protestan 57,5% dan terendah agama Budha 0,8%. Hal ini hanya menunjukkan penderita meningoensefalitis yang datang berobat dan dirawat di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan kebanyakan beragama Kristen Protestan 57,5%. berdasarkan pekerjaan, yang tertinggi adalah tidak bekerja 56,6% dan terendah yaitu PNS/TNI/POLRI 1,7%. Hal ini disebabkan tingginya proporsi penderita pada usia bayi dan balita karena pada kelompok tersebut penderita tidak bekerja dan ibu rumah tangga ada 6 orang yang dimasukkan dalam kategori ini. berdasarkan tempat tinggal tertinggi adalah di luar kota Medan 53,3% sedangkan yang berasal dari kota Medan 46,7%. Hal ini menunjukkan masyarakat memanfaatkan Rumah Sakit Santa Elisabeth yang mempunyai fasilitas lengkap untuk menegakkan diagnosa penyakit sehingga penderita yang berasal dari luar Kota Medan banyak yang berobat ke Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan dan beberapa pasien dirujuk dari rumah sakit di daerah asalnya.

5 Tabel 3. Distribusi Proporsi Penderita Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Datang di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun No. Keadaan f % Sewaktu Datang 1. Compos mentis 19 15,8 2. Apatis 17 14,2 3. Delirium 5 4,2 4. Somnolen 31 25,8 5. Sopor 23 19,2 6. Coma 25 20,8 Dari tabel dapat dilihat bahwa, proporsi penderita yang datang berobat lebih banyak datang dalam keadaan somnolen 25,8%, coma 20,8% dan yang sadar 15,8%. Penderita banyak datang berobat dalam keadaan tidak sadar menunjukkan penderita mencari pengobatan sudah dalam keadaan parah, dapat disebabkan gejala meningoensefalitis tidak spesifik tetapi mirip dengan sakit flu biasa sehingga terlambat didiagnosa dan terlambat mendapat pengobatan yang tepat Tabel 4. Distribusi Proporsi Penderita Meningoensefalitis Berdasarkan Gejala Subjektif Pada Umur <5 Tahun di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun Gejala Subjektif (n=59) f % Demam 57 96,6 Kejang 54 91,5 Nafsu Makan Berkurang 48 81,4 Muntah Batuk 32 54,2 Gangguan Pernafasan Mual 0 0,0 Sakit Kepala 0 0,0 Dapat dilihat bahwa proporsi gejala subjektif pada kelompok umur <5 tahun yaitu demam 96,6%, kejang 91,5%, nafsu makan berkurang 81,4%, muntah 64,4%, batuk 54,2%, dan gangguan pernafasan 49,2%. Tabel 5. Distribusi Proporsi Penderita Meningoensefalitis Berdasarkan Gejala Subjektif Pada Umur 5 Tahun di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun Gejala Subjektif (n=61) f % Demam 55 90,2 Kejang 49 80,3 Nafsu makan berkurang 47 77,0 Muntah 46 75,4 Batuk 44 72,1 Gangguan pernafasan 44 72,1 Mual 36 59,0 Sakit Kepala 31 50,8 Proporsi gejala subjektif pada kelompok umur 5 tahun demam 90,2%, nyeri kepala 80,3%, nafsu makan berkurang 77,0%, muntah 75,4%, kejang 72,1%, mual 72,1% dan batuk 59,0% gangguan pernafasan 50,8%. Sensitivitas gejala subjektif tertinggi yaitu demam 90,2% yang berarti dari 100 penderita meningoensefalitis yang berumur 5 tahun terdapat 90 orang mengalami demam. Meningoensefalitis biasanya ditandai dengan gejala panas tinggi, mual, muntah, gangguan pernafasan, kejang, nafsu makan berkurang, minum sangat berkurang, konstipasi, diare, nyeri kepala, kekakuan leher, perubahan kesadaran. 20 Tabel 6. Distribusi Proporsi Penderita Meningoensefalitis Berdasarkan Gejala Objektif di Rumah Sakit Santa

6 Elisabeth Medan Tahun Gejala Objektif (n=120) f % Letargi 87 72,5 Tonus otot lemah dan 82 68,3 kaku Kaku kuduk 62 51,7 Sianosis 17 14,2 Dehidrasi 12 10,0 Dapat dilihat bahwa sensitivitas gejala objektif pada penderita meningoensefalitis yang tertinggi yaitu letargi 72,5% yang berarti dari 100 orang penderita meningoensefalitis terdapat 73 orang yang mengalami letargi. Pada keadaan lanjut tingkat kesadaran klien biasanya berkisar pada tingkat letargi, stupor, dan semikomatosa. 21 Tabel 7. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Meningoensefalitis Rawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun Lama Rawatan Rata-rata Mean 5,72 SD 5,041 95% Confidence 4,81 6,63 Interval Minimum 1 Maximum 26 Dari tabel dilihat bahwa, lama rawatan rata-rata penderita meningoensefalitis yang rawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan adalah 5,72 hari (6 hari), SD (Standar Deviasi) 5,041 hari dengan lama rawatan minimum 1 hari dan maksimum adalah 26 hari. Berobat Jalan Pulang Atas 16 13,3 Permintaan Sendiri Pulang Meninggal Dunia 39 32,5 Pindah Rumah 11 9,2 Sakit Dari tabel dilihat bahwa, penderita meningoensefalitis lebih banyak yang pulang sembuh/berobat jalan dengan proporsi 45,0% dan yang paling rendah yaitu pindah rumah sakit 9,2%. Penderita yang sembuh/berobat jalan berarti kondisi kesehatannya sudah membaik dan akan melanjutkan pengobatan setelah keluar dari rumah sakit untuk pemulihan kondisi penderita, Penderita yang meninggal menunjukkan penderita atau keluarga mencari pertolongan pengobatan sudah dalam keadaan parah karena gejalanya seperti flu biasa sehingga terlambat didiagnosa dan mendapat pengobatan yang cepat dan tepat. Penderita yang pulang atas permintaan sendiri, menghentikan pengobatan di rumah sakit dapat disebabkan karena alasan tidak puas dengan pelayanan rumah sakit, mau berobat kampung, dan sudah menganggap bahwa pelayanan apapun tidak akan dapat menolong dan menyembuhkan penderita. Prognosis meningoensefalitis bergantung pada kecepatan dan ketepatan pertolongan, lamanya gejala atau sakit sebelum dirawat. 22,18 Tabel 8. Distribusi Proporsi Penderita Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun Keadaan f % Sewaktu Pulang Pulang Sembuh/Pulang 54 45,0

7 antara proporsi keadaan sewaktu datang berdasarkan tempat tinggal. Analisa Statistik Tabel 9. Distribusi Proporsi Keadaan Sewaktu Datang Penderita Inap Berdasarkan Tempat Tinggal di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun Tem- Keadaan Sewaktu Jumlah pat Datang Ting- Com- In compos gal pos mentis mentis Kota Medan Luar Kota Medan f % f % f % 7 12, , , , , ,0 Dari tabel dilihat bahwa, proporsi penderita yang berasal dari Kota Medan, datang dalam keadaan yang sadar 12,5% sedangkan yang incompos mentis 87,5%. Pada penderita yang berasal dari luar kota Medan datang dalam keadaan sadar 18,8% dan yang incompos mentis 81,2%. Penderita yang datang dalam keadaan tidak sadar lebih sulit untuk diberikan pengobatan yang cepat daripada penderita yang datang dalam keadaan sadar. Infeksi memiliki angka mortalitas 15-20% dengan pengobatan dan 70-80% tanpa pengobatan. 23 Dari hasil analisa statistik dengan uji chi-square diperoleh p=0,493. Hal ini berarti tidak ada perbedaan bermakna Tabel 10. Lama Rawatan Rata-Rata Penderita Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Datang di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun Keadaan Lama Rawatan Rata- Sewaktu Rata (Hari) Datang n mean SD Compos mentis 19 7,89 5,206 Incompos mentis 101 5,31 4,929 Dari seluruh penderita meningoensefalitis terdapat 19 penderita yang keadaan sewaktu datang compos mentis dengan lama rawatan rata-rata 8 hari. Sebanyak 101 penderita meningoensefalitis yang keadaan sewaktu datang incompos mentis memiliki lama rawatan rata-rata 5 hari. hasil analisa statistik dengan Mann-whitney diperoleh nilai p= 0,021, artinya ada perbedaan bermakna lama rawatan rata-rata berdasarkan keadaan sewaktu datang. Prognosis bergantung pada gejala atau sakit sebelum dirawat, penderita yang datang dengan keadaan yang sudah parah akan memperburuk kondisi penderita. 18 Tabel 11. Lama Rawatan Rata-Rata Penderita Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun Keadaan Lama Rawatan

8 Sewaktu Rata-Rata (Hari) Pulang n Mean SD Pulang 54 8,50 5,251 Sembuh/berobat jalan PAPS 16 3,38 3,793 Meninggal 39 3,00 2,800 Pindah rumah 11 5,09 5,009 sakit Dari seluruh penderita meningoensefalitis terdapat 54 penderita yang sembuh/berobat jalan dengan lama rawatan rata-rata 9 hari. Hasil analisa statistik menggunakan uji Kruskal Walis diperoleh p=0,000 berarti secara statistik ada perbedaan bermakna lama rawatan rata-rata berdasarkan keadaan sewaktu pulang. Lama rawatan rata-rata penderita meningoensefalitis yang sembuh/berobat jalan secara bermakna lebih lama daripada pulang atas permintaan sendiri, pulang meninggal, dan pindah rumah sakit. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Proporsi penderita meningoensefalitis berdasarkan umur dan jenis kelamin tertinggi pada kelompok umur 0-5 tahun 53,4%, proporsi laki-laki 28,4% dan perempuan 25,0%. 2. Karakteristik penderita meningoensefalitis berdasarkan sosiodemografi tertinggi pada suku Batak 77,5%, agama Kristen Protestan 57,5%, tidak bekerja 56,6%, tempat tinggal di luar kota Medan 53,3%. 3. Proporsi penderita datang dalam keadaan somnolen 25,8%. 4. Proporsi gejala subjektif tertinggi demam pada usia <5 tahun 96,6% dan pada usia 5 tahun 90,2%. 5. Proporsi gejala objektif tertinggi adalah letargi 72,5%. 6. Lama rawatan rata-rata penderita meningoensefalitis yang dirawat inap adalah 5,72 (6 hari) 7. Proporsi penderita berdasarkan keadaan sewaktu pulang yang tertinggi yaitu pulang sembuh/berobat jalan 45,0%. 8. Tidak ada perbedaan bermakna antara proporsi keadaan sewaktu datang berdasarkan tempat tinggal. (p>0,05) 9. Lama rawatan rata rata pada penderita yang datang dalam keadaan compos mentis secara bermakna lebih lama dari pada datang dalam keadaan incompos mentis (p<0,05) 10. Lama rawatan rata-rata penderita meningoensefalitis yang sembuh/pulang berobat jalan lebih lama daripada pindah rumah sakit, pulang atas permintaan sendiri, dan pulang meninggal dunia (p=0,000) Saran 1. Diharapkan kepada pihak rumah sakit agar melengkapi data penderita seperti pulang berobat jalan. 2. Melihat pada penelitian ini banyak penderita meningoensefalitis pada usia balita dan sekolah maka diharapkan kepada pihak rumah sakit agar menyarankan kepada ibu yang memiliki anak pada usia tersebut untuk melakukan pencegahan sedini mungkin seperti mengikuti paket imunisasi dasar lengkap dan imunisasi meningitis, serta segera memeriksakan diri apabila terdapat gejala demam, kejang, sakit kepala, dan letargi (penurunan kesadaran), serta perbaikan status gizi, dan lingkungan yang bersih. DAFTAR PUSTAKA 1. Nelwan, R. H. H, dan Rustadi Sosrosumiharjo Up-Date Ilmu Penyakit Infeksi. FKUI, Jakarta. 2. Warlow, Charles The Lancet Handbook of Treatment in Neurology. Elsevier, USA.

9 3. Ritarwan, Kiking Diagnosis dan Penatalaksanaan Meningitis Otogenik. Suplemen Majalah Kedokteran Nusantara. Vol. 39. No. 3, FK- USU/RSUP H. Adam Malik Medan Medan. 4. WHO (1996). Global Alert and Respons (GAR). hhtp:// 96_09_02a/en/. 5. CDC Morbidity and Mortality Weekly Report, Vol. 51. No. 23. United States. F/wk/mm5123.pdf. 6. Touch, Souk, dkk The Rationale for Integrated Chilhood Meningoencephalitis Surveillance: A Case Study From Cambodia. Bulletin of the World Health Organization. Vol. 87. No. 4: Chandra, Subhas Parija Naegleria Infection. /article/ clinical 8. EHA/AFRO team Weekly Emergency Situation Update. Vol. 2. No WHO Tickborne. Encephalitis. accine/tick_borne_encephalitis/ en/ 10. Balitbangkes Departemen Kesehatan RI Riskesdas /files/laporannasional%20risk esdas% pdf 11. Febriani, N Pola Penyakit Saraf Pada Penderita HIV/AIDS di RSUP. Dr. Kariadi Semarang. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang. 12. Magdalena, Dameria Distribusi Frekuensi Penderita Meningitis Anak yang Dirawat Inap di RSU Pirngadi Medan Tahun Skripsi FKM USU, Medan. 13. Erika, S Karakteristik Penderita Meningitis Anak Yang Dirawat Inap di RS Santa Elisabeth Medan Tahun Skripsi FKM USU, Medan. 14. Sitorus, D Karakteristik Penderita Meningitis Rawat Inap di RS Santa Elisabeth Medan Tahun Skripsi FKM USU, Medan. 15. Mesranti, M Karakteristik Penderita Meningitis Rawat Inap DI RSUP H. Adam Malik Medan Tahun Skripsi FKM USU, Medan. 16. Lydia, Cindi Karakteristik Penderita Meningitis Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun Skripsi FKM USU Medan. 17. Mardjono, M. dan Priguna Sidharta Neurologi Klinis Dasar. Dian Rakyat, Jakarta. 18. Harsono Buku Ajar Neurologi Klinis. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. 19. Harsono Kapita Selekta Neurologi. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. 20. Tidy, Colin, Encephalitis and Meningoencephalitis. /EncephalitisandMeningoencep halitis.htm 21. Muttagin Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan. Salemba Medika, Jakarta. 22. Beaglehole,R.,dkk Dasar- Dasar Epidemiologi. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

10 23. Setijowati, Herning, Satiti Retno Pudijati. Herpes Simpleks Encephalitis. Berkala Ilmu Kedokteran. Vol 40. No.1. FK Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak setiap orang dan investasi untuk keberhasilan pembangunan suatu negara. 1 Oleh karena itu, dilaksanakan pembangunan kesehatan yang diarahkan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENDERITA TUBERKULOSIS PARU PADA BALITA YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT VITA INSANI PEMATANGSIANTAR TAHUN

KARAKTERISTIK PENDERITA TUBERKULOSIS PARU PADA BALITA YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT VITA INSANI PEMATANGSIANTAR TAHUN KARAKTERISTIK PENDERITA TUBERKULOSIS PARU PADA BALITA YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT VITA INSANI PEMATANGSIANTAR TAHUN 2010- Isri Rezta Prianty 1, Sori Muda 2, Rasmaliah 2 1 Mahasiswa Departemen Epidemiologi

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENDERITA MENINGITIS ANAK YANG DI RAWAT INAP DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN SKRIPSI. Oleh : SHINTA NIM.

KARAKTERISTIK PENDERITA MENINGITIS ANAK YANG DI RAWAT INAP DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN SKRIPSI. Oleh : SHINTA NIM. KARAKTERISTIK PENDERITA MENINGITIS ANAK YANG DI RAWAT INAP DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Oleh : SHINTA NIM. 061000110 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK BAYI PENDERITA GASTROENTERITIS YANG DIRAWAT INAP DI RSUD PURI HUSADA TEMBILAHAN TAHUN

KARAKTERISTIK BAYI PENDERITA GASTROENTERITIS YANG DIRAWAT INAP DI RSUD PURI HUSADA TEMBILAHAN TAHUN KARAKTERISTIK BAYI PENDERITA GASTROENTERITIS YANG DIRAWAT INAP DI RSUD PURI HUSADA TEMBILAHAN TAHUN 2011-2012 Rivando Fernandus 1 ; Sori Muda Sarumpaet 2 ; Hiswani 2. 1 Mahasiswa Departemen Epidemiologi

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RS SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN SKRIPSI

KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RS SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN SKRIPSI KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RS SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2009-2013 SKRIPSI OLEH RIRIN GULTOM NIM. 081000049 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit hati di Indonesia umumnya masih tergolong tinggi. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit hati di Indonesia umumnya masih tergolong tinggi. Berdasarkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit hati di Indonesia umumnya masih tergolong tinggi. Berdasarkan laporan, penderita penyakit dalam yang dirawat di beberapa rumah sakit sentra pendidikan, umumnya

Lebih terperinci

Keywords: Characteristics, Malaria Parasites Positive, RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu

Keywords: Characteristics, Malaria Parasites Positive, RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu KARAKTERISTIK PENDERITA MALARIA DENGAN PARASIT POSITIF YANG DIRAWAT INAP DI RSUD DR. M. YUNUS KOTA BENGKULU TAHUN 2012 Dwi Putri 1, Sori Muda 2, Hiswani 2 1 Mahasiswa Departemen Epidemiologi FKM USU 2

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (P2ISPA) adalah bagian dari pembangunan kesehatan dan upaya pencegahan serta

BAB 1 PENDAHULUAN. (P2ISPA) adalah bagian dari pembangunan kesehatan dan upaya pencegahan serta BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan nasional Indonesia bertujuan membangun manusia Indonesia seutuhnya dan seluruh masyarakat Indonesia dalam mencapai masyarakat yang adil dan makmur. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negara agraris yang sedang berkembang menjadi negara industri membawa

BAB 1 PENDAHULUAN. negara agraris yang sedang berkembang menjadi negara industri membawa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelaksanaan pembangunan nasional yang menimbulkan perubahan dari suatu negara agraris yang sedang berkembang menjadi negara industri membawa kecenderungan baru dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. saat menghadapi berbagai ancaman bagi kelangsungan hidupnya seperti kesakitan. dan kematian akibat berbagai masalah kesehatan.

BAB 1 PENDAHULUAN. saat menghadapi berbagai ancaman bagi kelangsungan hidupnya seperti kesakitan. dan kematian akibat berbagai masalah kesehatan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berbagai upaya pembangunan di bidang kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kelangsungan hidup bayi dan anak. Bayi menjadi fokus dalam setiap program kesehatan karena

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal melalui

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENDERITA PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA MEDAN TAHUN SKRIPSI.

KARAKTERISTIK PENDERITA PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA MEDAN TAHUN SKRIPSI. KARAKTERISTIK PENDERITA PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA MEDAN TAHUN 2010-2011 SKRIPSI Oleh : YESSY OKTORINA NIM. 051000161 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER PAYUDARA YANG DIRAWAT INAP DI RSUD Dr. PIRNGADI MEDAN TAHUN OLEH NOURMA Y LUMBAN GAOL

KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER PAYUDARA YANG DIRAWAT INAP DI RSUD Dr. PIRNGADI MEDAN TAHUN OLEH NOURMA Y LUMBAN GAOL SKRIPSI KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER PAYUDARA YANG DIRAWAT INAP DI RSUD Dr. PIRNGADI MEDAN TAHUN 2007 2008 OLEH NOURMA Y LUMBAN GAOL 051000106 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduknya memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan serta

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduknya memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan serta BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa, dan negara yang ditandai dengan penduduknya

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENDERITA MALARIA DENGAN PARASIT POSITIF YANG DIRAWAT INAP DI RSD KOLONEL ABUNDJANI BANGKO KABUPATEN MERANGIN PROVINSI JAMBI TAHUN 2009

KARAKTERISTIK PENDERITA MALARIA DENGAN PARASIT POSITIF YANG DIRAWAT INAP DI RSD KOLONEL ABUNDJANI BANGKO KABUPATEN MERANGIN PROVINSI JAMBI TAHUN 2009 KARAKTERISTIK PENDERITA MALARIA DENGAN PARASIT POSITIF YANG DIRAWAT INAP DI RSD KOLONEL ABUNDJANI BANGKO KABUPATEN MERANGIN PROVINSI JAMBI TAHUN 2009 SKRIPSI Oleh : VERARICA SILALAHI NIM. 061000152 FAKULTAS

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENDERITA HEPATITIS B RAWAT INAP DI RSUD RANTAU PRAPAT KABUPATEN LABUHAN BATU TAHUN SKRIPSI

KARAKTERISTIK PENDERITA HEPATITIS B RAWAT INAP DI RSUD RANTAU PRAPAT KABUPATEN LABUHAN BATU TAHUN SKRIPSI KARAKTERISTIK PENDERITA HEPATITIS B RAWAT INAP DI RSUD RANTAU PRAPAT KABUPATEN LABUHAN BATU TAHUN 2006-2009 SKRIPSI Oleh : ELIZABETH LOLOAN PANGGABEAN NIM. 061000033 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PROFIL PENDERITA INFEKSI SISTEM SARAF PUSAT PADA ANAK DI RSUP. H. ADAM MALIK TAHUN 2012

PROFIL PENDERITA INFEKSI SISTEM SARAF PUSAT PADA ANAK DI RSUP. H. ADAM MALIK TAHUN 2012 PROFIL PENDERITA INFEKSI SISTEM SARAF PUSAT PADA ANAK DI RSUP. H. ADAM MALIK TAHUN 2012 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran Oleh: ANUOSHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular atau NCD (Non-Communicable Disease) yang ditakuti karena

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular atau NCD (Non-Communicable Disease) yang ditakuti karena 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker telah menjadi masalah kesehatan serius bagi negara, disebabkan insidennya semakin meningkat. Penyakit ini termasuk salah satu jenis penyakit tidak menular

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENDERITA GAGAL GINJAL RAWAT INAP DI RS HAJI MEDAN TAHUN 2009 SKRIPSI. Oleh : JULIANTI AISYAH NIM

KARAKTERISTIK PENDERITA GAGAL GINJAL RAWAT INAP DI RS HAJI MEDAN TAHUN 2009 SKRIPSI. Oleh : JULIANTI AISYAH NIM KARAKTERISTIK PENDERITA GAGAL GINJAL RAWAT INAP DI RS HAJI MEDAN TAHUN 2009 SKRIPSI Oleh : JULIANTI AISYAH NIM. 061000134 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011 KARAKTERISTIK

Lebih terperinci

GAMBARAN KLINIS PASIEN GASTROENTERITIS DEWASA YANG DIRAWAT INAP DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN PERIODE JUNI DESEMBER 2013 OLEH :

GAMBARAN KLINIS PASIEN GASTROENTERITIS DEWASA YANG DIRAWAT INAP DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN PERIODE JUNI DESEMBER 2013 OLEH : GAMBARAN KLINIS PASIEN GASTROENTERITIS DEWASA YANG DIRAWAT INAP DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN PERIODE JUNI 2013 - DESEMBER 2013 OLEH : LUSIA A TARIGAN 110100243 NIM FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang setinggitingginya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup manusia dan derajat kesehatan masyarakat dalam aspek pencegahan,

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup manusia dan derajat kesehatan masyarakat dalam aspek pencegahan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan nasional Indonesia bertujuan membangun manusia Indonesia seutuhnya dan seluruh masyarakat Indonesia dalam mencapai masyarakat yang adil dan makmur. Pembangunan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER PAYUDARA YANG DIRAWAT INAP DI RS St. ELISABETH MEDAN TAHUN

KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER PAYUDARA YANG DIRAWAT INAP DI RS St. ELISABETH MEDAN TAHUN KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER PAYUDARA YANG DIRAWAT INAP DI RS St. ELISABETH MEDAN TAHUN 2011-2013 Lestari Estaria Sinaga 1, Sori Muda 2, Rasmaliah 2 1 Mahasiswa Departemen Epidemiologi FKM USU 2 Dosen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menular yang banyak menyebabkan kematian. Masalah tersebut menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. menular yang banyak menyebabkan kematian. Masalah tersebut menjadi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejarah epidemiologi bermula dengan penanganan masalah penyakit menular yang banyak menyebabkan kematian. Masalah tersebut menjadi permasalahan kesehatan baik dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang merajarela dan banyak menelan korban. Namun demikian, perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang merajarela dan banyak menelan korban. Namun demikian, perkembangan 21 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejarah epidemiologi bermula dengan penanganan masalah penyakit menular yang merajarela dan banyak menelan korban. Namun demikian, perkembangan sosioekonomi dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan perseorangan dan upaya kesehatan masyarakat. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan perseorangan dan upaya kesehatan masyarakat. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan Republik Indonesia No.32 Tahun 2009 adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELLITUS YANG DIRAWAT INAP DI RSUD. DR. DJASAMEN SARAGIH PEMATANGSIANTAR TAHUN SKRIPSI.

KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELLITUS YANG DIRAWAT INAP DI RSUD. DR. DJASAMEN SARAGIH PEMATANGSIANTAR TAHUN SKRIPSI. KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELLITUS YANG DIRAWAT INAP DI RSUD. DR. DJASAMEN SARAGIH PEMATANGSIANTAR TAHUN 2004-2008 SKRIPSI Oleh : MERY K. SINAGA 051000066 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS

Lebih terperinci

diantaranya telah meninggal dunia dengan Case Fatality Rate (CFR) 26,8%. Penyakit

diantaranya telah meninggal dunia dengan Case Fatality Rate (CFR) 26,8%. Penyakit BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal melalui

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENDERITA SIROSIS HATI YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA MEDAN TAHUN SKRIPSI. Oleh: ARDA SARIANI MALAU

KARAKTERISTIK PENDERITA SIROSIS HATI YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA MEDAN TAHUN SKRIPSI. Oleh: ARDA SARIANI MALAU KARAKTERISTIK PENDERITA SIROSIS HATI YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA MEDAN TAHUN 2006-2010 SKRIPSI Oleh: ARDA SARIANI MALAU NIM 071000140 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

ABSTRAK KELAINAN SISTEM SARAF PUSAT PADA PASIEN HIV/AIDS YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2007 DESEMBER 2008

ABSTRAK KELAINAN SISTEM SARAF PUSAT PADA PASIEN HIV/AIDS YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2007 DESEMBER 2008 ABSTRAK KELAINAN SISTEM SARAF PUSAT PADA PASIEN HIV/AIDS YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2007 DESEMBER 2008 Fransiska, 2009 Pembimbing I : Hana Ratnawati, dr., M.Kes.

Lebih terperinci

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Karakteristik Pasien PPOK Eksaserbasi Akut

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Karakteristik Pasien PPOK Eksaserbasi Akut BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Pada penelitian ini kerangka konsep mengenai karakteristik pasien PPOK eksaserbasi akut akan diuraikan berdasarkan variabel katagorik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. atau lebih dikenal dengan istilah Millenium Development Goals (MDGs) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. atau lebih dikenal dengan istilah Millenium Development Goals (MDGs) yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan upaya seluruh potensi bangsa Indonesia, bagi masyarakat, swasta maupun pemerintah untuk mencapai tujuan akhirnya yaitu kesejahteraan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DENGAN KOMPLIKASI YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN SKRIPSI

KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DENGAN KOMPLIKASI YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN SKRIPSI 1 KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DENGAN KOMPLIKASI YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2012-2013 SKRIPSI OLEH: ELLYS TAMPUBOLON NIM. 111000185 FAKULTAS KESEHATAN

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENDERITA NYERI PUNGGUNG BAWAH (NPB) YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN SKRIPSI.

KARAKTERISTIK PENDERITA NYERI PUNGGUNG BAWAH (NPB) YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN SKRIPSI. KARAKTERISTIK PENDERITA NYERI PUNGGUNG BAWAH (NPB) YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2004-2009 SKRIPSI Oleh : NENCYATI BR GINTING NIM. 051000032 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis tidak dikategorikan ke dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis tidak dikategorikan ke dalam BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pneumonia merupakan penyakit infeksi saluran napas bawah akut pada parenkim paru. Pneumonia disebabkan oleh mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur, dan parasit (PDPI,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit infeksi sistem saraf pusat masih. merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit infeksi sistem saraf pusat masih. merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksi sistem saraf pusat masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama di negara-negara berkembang (Yoes, 1996). Infeksi pada sistem saraf pusat

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) YANG RAWAT INAP DI RSUD LUBUK PAKAM TAHUN 2011 SKRIPSI. Oleh : KHOIRUN TAMIMI HSB NIM.

KARAKTERISTIK PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) YANG RAWAT INAP DI RSUD LUBUK PAKAM TAHUN 2011 SKRIPSI. Oleh : KHOIRUN TAMIMI HSB NIM. KARAKTERISTIK PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) YANG RAWAT INAP DI RSUD LUBUK PAKAM TAHUN 2011 SKRIPSI Oleh : KHOIRUN TAMIMI HSB NIM. 071000180 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan struktur masyarakat agraris ke masyarakat industri banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan struktur masyarakat agraris ke masyarakat industri banyak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan struktur masyarakat agraris ke masyarakat industri banyak memberi andil terhadap perubahan fertilitas, gaya hidup, dan sosial ekonomi yang memacu semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis sebagian besar bakteri ini menyerang

BAB I PENDAHULUAN. oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis sebagian besar bakteri ini menyerang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Penyakit Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis sebagian besar bakteri ini menyerang bagian paru, namun tak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dan masih sering timbul sebagai KLB yang menyebabkan kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dan masih sering timbul sebagai KLB yang menyebabkan kematian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit menular masih menjadi masalah utama kesehatan masyarakat di Indonesia dan masih sering timbul sebagai KLB yang menyebabkan kematian penderitanya. Departemen

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENDERITA HIPERTENSI RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MEDAN TAHUN SKRIPSI. Oleh : NENNY TRIPENA NIM.

KARAKTERISTIK PENDERITA HIPERTENSI RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MEDAN TAHUN SKRIPSI. Oleh : NENNY TRIPENA NIM. KARAKTERISTIK PENDERITA HIPERTENSI RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MEDAN TAHUN 2008-2010 SKRIPSI Oleh : NENNY TRIPENA NIM. 081000297 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menduduki urutan ke 10 dari urutan prevalensi penyakit. Inflamasi yang terjadi pada sistem saraf pusat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menduduki urutan ke 10 dari urutan prevalensi penyakit. Inflamasi yang terjadi pada sistem saraf pusat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia, infeksi susunan saraf pusat menduduki urutan ke 10 dari urutan prevalensi penyakit (Saharso dan Hidayati, 2000). Inflamasi yang terjadi pada sistem

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit menular dan penyakit tidak menular atau degeneratif.penyakit Tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit menular dan penyakit tidak menular atau degeneratif.penyakit Tidak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah kesehatan yang dihadapi pada saat sekarang ini adalah masalah penyakit menular dan penyakit tidak menular atau degeneratif.penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang dapat dilakukan adalah pengendalian penyakit tidak menular. 2

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang dapat dilakukan adalah pengendalian penyakit tidak menular. 2 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat dicapai melalui penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan dengan menghimpun seluruh potensi bangsa. 1 Secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kenaikan harga bahan bakar minyak, sepeda motor menjadi alat transportasi

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kenaikan harga bahan bakar minyak, sepeda motor menjadi alat transportasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak Indonesia dilanda krisis moneter pada tahun 1997, kemudian dipicu dengan kenaikan harga bahan bakar minyak, sepeda motor menjadi alat transportasi sehari-hari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular yang lebih dikenal dengan sebutan transisi epidemiologi. 1

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular yang lebih dikenal dengan sebutan transisi epidemiologi. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sedang mengalami beban ganda dalam menghadapi masalah penyakit, yang mana penyakit menular dan penyakit tidak menular keduanya menjadi masalah kesehatan.

Lebih terperinci

PREVALENSI DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) PADA PASIEN ANAK DI RSUP H ADAM MALIK MEDAN DARI JANUARI HINGGA DESEMBER 2009 KARYA TULIS ILMIAH.

PREVALENSI DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) PADA PASIEN ANAK DI RSUP H ADAM MALIK MEDAN DARI JANUARI HINGGA DESEMBER 2009 KARYA TULIS ILMIAH. PREVALENSI DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) PADA PASIEN ANAK DI RSUP H ADAM MALIK MEDAN DARI JANUARI HINGGA DESEMBER 2009 KARYA TULIS ILMIAH Oleh : FATHIRAH AINA BT. ZUBIR NIM : 070100405 FAKULTAS KEDOKTERAN

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENDERITA MENINGITIS ANAK YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN

KARAKTERISTIK PENDERITA MENINGITIS ANAK YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN KARAKTERISTIK PENDERITA MENINGITIS ANAK YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 21-214 Rolentina Simanullang 1, Sori Muda Sarumpaet 2, Rasmaliah 2 1 Mahasiswa Peminatan FKM USU 2 Staff

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu diselenggarakan pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu diselenggarakan pembangunan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu diselenggarakan pembangunan kesehatan secara menyeluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Infeksi sistem saraf pusat merupakan penyakit. yang menjadi perhatian dunia dan penyebab yang penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Infeksi sistem saraf pusat merupakan penyakit. yang menjadi perhatian dunia dan penyebab yang penting BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi sistem saraf pusat merupakan penyakit yang menjadi perhatian dunia dan penyebab yang penting dalam morbiditas dan mortalitas (Krcmery, 2007 cited in Michiori

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENDERITA HEPATITIS B RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT TINGKAT II PUTRI HIJAU KESDAM I/BUKIT BARISAN MEDAN TAHUN

KARAKTERISTIK PENDERITA HEPATITIS B RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT TINGKAT II PUTRI HIJAU KESDAM I/BUKIT BARISAN MEDAN TAHUN KARAKTERISTIK PENDERITA HEPATITIS B RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT TINGKAT II PUTRI HIJAU KESDAM I/BUKIT BARISAN MEDAN TAHUN 2010-2013 Sri Rezeki 1, Sori Muda 2, Rasmaliah 2 1 Mahasiswa Departemen Epidemiologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stroke Menurut World Health Organization (WHO) (2001) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. Stroke Menurut World Health Organization (WHO) (2001) seperti yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke Menurut World Health Organization (WHO) (2001) seperti yang dikutip Junaidi (2011) adalah suatu sindrom klinis dengan gejala berupa gangguan, fungsi otak secara

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER SERVIKS YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ARIFIN ACHMAD PEKANBARU TAHUN

KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER SERVIKS YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ARIFIN ACHMAD PEKANBARU TAHUN KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER SERVIKS YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ARIFIN ACHMAD PEKANBARU TAHUN 20-203 Khairun Nikmah Hasibuan, Rasmaliah 2, Jemadi 2 Mahasiswa Departemen Epidemiologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired immune deficiency syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired immune deficiency syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Acquired immune deficiency syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala akibat penurunan sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh infeksi human immunodeficiency virus

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. membungkus jaringan otak (araknoid dan piameter) dan sumsum tulang belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. membungkus jaringan otak (araknoid dan piameter) dan sumsum tulang belakang 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningitis merupakan reaksi peradangan yang terjadi pada lapisan yang membungkus jaringan otak (araknoid dan piameter) dan sumsum tulang belakang yang disebabkan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENDERITA CEDERA KEPALA AKIBAT KECELAKAAN LALU LINTAS DARAT RAWAT INAP DI RSUD DR. H. KUMPULAN PANE TEBING TINGGI TAHUN

KARAKTERISTIK PENDERITA CEDERA KEPALA AKIBAT KECELAKAAN LALU LINTAS DARAT RAWAT INAP DI RSUD DR. H. KUMPULAN PANE TEBING TINGGI TAHUN KARAKTERISTIK PENDERITA CEDERA KEPALA AKIBAT KECELAKAAN LALU LINTAS DARAT RAWAT INAP DI RSUD DR. H. KUMPULAN PANE TEBING TINGGI TAHUN 2010-2011 CHARACTERISTIC OF PATIENTS WITH HEAD INJURY DUE TO TRAFFIC

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. prevalensi penyakit infeksi (penyakit menular), sedangkan penyakit non infeksi

BAB 1 PENDAHULUAN. prevalensi penyakit infeksi (penyakit menular), sedangkan penyakit non infeksi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Transisi epidemiologi bermula dari suatu perubahan yang kompleks dalam pola kesehatan dan pola penyakit utama penyebab kematian dimana terjadi penurunan prevalensi

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH. Analisis Deskriptif Angka Kematian Balita di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Tahun 2012

ARTIKEL ILMIAH. Analisis Deskriptif Angka Kematian Balita di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Tahun 2012 ARTIKEL ILMIAH Analisis Deskriptif Angka Kematian Balita di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Tahun 2012 KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam mencapai gelar Dimploma III

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan Angka Kematian Balita (AKABA/AKBAL). Angka kematian bayi dan balita

BAB I PENDAHULUAN. dan Angka Kematian Balita (AKABA/AKBAL). Angka kematian bayi dan balita 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelangsungan Hidup anak ditunjukkan dengan Angka Kematian bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA/AKBAL). Angka kematian bayi dan balita Indonesia adalah tertinggi

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PASIEN DISPEPSIA YANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM SUNDARI MEDAN TAHUN 2008 SKRIPSI. Oleh : SUCI HERAYANI HRP NIM.

KARAKTERISTIK PASIEN DISPEPSIA YANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM SUNDARI MEDAN TAHUN 2008 SKRIPSI. Oleh : SUCI HERAYANI HRP NIM. KARAKTERISTIK PASIEN DISPEPSIA YANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM SUNDARI MEDAN TAHUN 2008 SKRIPSI Oleh : SUCI HERAYANI HRP NIM. 061000273 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makan, berkurangnya

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makan, berkurangnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengaruh globalisasi di segala bidang, perkembangan teknologi, dan industri telah banyak menbawa perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat serta situasi lingkungannya,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalaminya. Akan tetapi usia tidak selalu menjadi faktor penentu dalam perolehan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalaminya. Akan tetapi usia tidak selalu menjadi faktor penentu dalam perolehan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit kronis umumnya terjadi pada mereka yang telah cukup lama untuk mengalaminya. Akan tetapi usia tidak selalu menjadi faktor penentu dalam perolehan penyakit

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MEROKOK DENGAN TERJADINYA KANKER PARU DI DEPARTEMEN PULMONOLOGI FK USU/RSUP H.ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2014

HUBUNGAN ANTARA MEROKOK DENGAN TERJADINYA KANKER PARU DI DEPARTEMEN PULMONOLOGI FK USU/RSUP H.ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2014 HUBUNGAN ANTARA MEROKOK DENGAN TERJADINYA KANKER PARU DI DEPARTEMEN PULMONOLOGI FK USU/RSUP H.ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2014 Oleh: VINOTH VISWASNATHAN 110100518 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK BAYI YANG MENDERITA PENYAKIT HIRCSHSPRUNG DI RSUP H. ADAM MALIK KOTA MEDAN TAHUN SKRIPSI. Oleh : SISKA VERAWATI NIM.

KARAKTERISTIK BAYI YANG MENDERITA PENYAKIT HIRCSHSPRUNG DI RSUP H. ADAM MALIK KOTA MEDAN TAHUN SKRIPSI. Oleh : SISKA VERAWATI NIM. KARAKTERISTIK BAYI YANG MENDERITA PENYAKIT HIRCSHSPRUNG DI RSUP H. ADAM MALIK KOTA MEDAN TAHUN 2010-2012 SKRIPSI Oleh : SISKA VERAWATI NIM. 091000106 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENDERITA TRAUMA KAPITIS YANG DILAKUKAN TINDAKAN CRANIOTOMY DI RS UMUM MATERNA MEDAN TAHUN SKRIPSI. Oleh :

KARAKTERISTIK PENDERITA TRAUMA KAPITIS YANG DILAKUKAN TINDAKAN CRANIOTOMY DI RS UMUM MATERNA MEDAN TAHUN SKRIPSI. Oleh : KARAKTERISTIK PENDERITA TRAUMA KAPITIS YANG DILAKUKAN TINDAKAN CRANIOTOMY DI RS UMUM MATERNA MEDAN TAHUN 2008-2009 SKRIPSI Oleh : FRIDA. M.R. SIAHAAN NIM. 081000251 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat secara menyeluruh. Pemberantasan penyakit. berperanan penting dalam menurunkan angka kesakitan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat secara menyeluruh. Pemberantasan penyakit. berperanan penting dalam menurunkan angka kesakitan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional yang dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan serta ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN INFEKSI MALARIA DI RSUD TOBELO KABUPATEN HALMAHERA UTARA PROVINSI MALUKU UTARA PERIODE JANUARI DESEMBER 2012

ABSTRAK GAMBARAN INFEKSI MALARIA DI RSUD TOBELO KABUPATEN HALMAHERA UTARA PROVINSI MALUKU UTARA PERIODE JANUARI DESEMBER 2012 ABSTRAK GAMBARAN INFEKSI MALARIA DI RSUD TOBELO KABUPATEN HALMAHERA UTARA PROVINSI MALUKU UTARA PERIODE JANUARI DESEMBER 2012 Nugraheni M. Letelay, 2013. Pembimbing I : dr. Ellya Rosa Delima, M.Kes Latar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan sehingga mampu meningkatkan rata-rata usia harapan hidup.

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan sehingga mampu meningkatkan rata-rata usia harapan hidup. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Indonesia sudah mengalami banyak kemajuan terutama di bidang kesehatan sehingga mampu meningkatkan rata-rata usia harapan hidup. Peningkatan pelayanan kesehatan ini

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENDERITA TRAUMA KAPITIS RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT HAJI MEDAN TAHUN 2009 SKRIPSI. Oleh : IRA MARTI AYU NIM.

KARAKTERISTIK PENDERITA TRAUMA KAPITIS RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT HAJI MEDAN TAHUN 2009 SKRIPSI. Oleh : IRA MARTI AYU NIM. KARAKTERISTIK PENDERITA TRAUMA KAPITIS RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT HAJI MEDAN TAHUN 2009 SKRIPSI Oleh : IRA MARTI AYU NIM. 061000126 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010 KARAKTERISTIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan obat didefinisikan oleh World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan obat didefinisikan oleh World Health Organization (WHO) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan obat didefinisikan oleh World Health Organization (WHO) sebagai pemasaran, distribusi, resep, dan penggunaan obat-obatan dalam masyarakat, dengan penekanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD) merupakan penyebab utama

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD) merupakan penyebab utama BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD) merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian diseluruh dunia. Prevalensi PJPD di 13 Negara Eropa yaitu Australia (laki-laki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (noncommunicable diseases)seperti penyakit jantung,

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (noncommunicable diseases)seperti penyakit jantung, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya arus globalisasi di segala bidang berupa perkembangan teknologi dan industri telah banyak membuat perubahan pada pola hidup masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam mempertahankan hidup. Hati termasuk organ intestinal terbesar

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam mempertahankan hidup. Hati termasuk organ intestinal terbesar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam tubuh manusia, hati merupakan salah satu organ yang berperan penting dalam mempertahankan hidup. Hati termasuk organ intestinal terbesar dengan berat antara 1,2-1,8

Lebih terperinci

DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) 1. Incidence Rate dan Case Fatality Rate Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus

DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) 1. Incidence Rate dan Case Fatality Rate Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) 1. Incidence Rate dan Case Fatality Rate Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang tergolong Arthropod-Borne Virus, genus Flavivirus,

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENDERITA SIROSIS HATI RAWAT INAP DI RSUD DR PIRNGADI MEDAN TAHUN

KARAKTERISTIK PENDERITA SIROSIS HATI RAWAT INAP DI RSUD DR PIRNGADI MEDAN TAHUN KARAKTERISTIK PENDERITA SIROSIS HATI RAWAT INAP DI RSUD DR PIRNGADI MEDAN TAHUN 2010-2011 Stiphany 1, Hiswani 2, Jemadi 2 1. Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara 2. Dosen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proportional Mortality Ratio (PMR) masing-masing sebesar 17-18%. 1

BAB I PENDAHULUAN. Proportional Mortality Ratio (PMR) masing-masing sebesar 17-18%. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gastroenteritis hingga saat ini masih merupakan salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian hampir di seluruh daerah geografis di dunia dan semua kelompok usia

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK BALITA PENDERITA PNEUMONIA DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2013

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK BALITA PENDERITA PNEUMONIA DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2013 ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK BALITA PENDERITA PNEUMONIA DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2013 Melianti Mairi, 2014. Pembimbing 1 : dr. Dani, M.Kes Pembimbing 2 : dr. Budi Widyarto, M.H Pneumonia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Flaviviridae dan ditularkan melalui vektor nyamuk. Penyakit ini termasuk nomor dua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Flaviviridae dan ditularkan melalui vektor nyamuk. Penyakit ini termasuk nomor dua 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi dengue disebabkan oleh virus dengue yang tergolong dalam famili Flaviviridae dan ditularkan melalui vektor nyamuk. Penyakit ini termasuk nomor dua paling sering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus di kalangan masyarakat. Menurut World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus di kalangan masyarakat. Menurut World Health Organization BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) paru merupakan salah satu penyakit yang mendapat perhatian khusus di kalangan masyarakat. Menurut World Health Organization (WHO) 2013, lebih dari

Lebih terperinci

GAMBARAN FAKTOR RISIKO PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK. Oleh : YULI MARLINA

GAMBARAN FAKTOR RISIKO PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK. Oleh : YULI MARLINA GAMBARAN FAKTOR RISIKO PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2010 Oleh : YULI MARLINA 080100034 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011 GAMBARAN FAKTOR RISIKO

Lebih terperinci

INAP DI RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2015 SKRIPSI OLEH JENIKA ROMIAN HUTAURUK NIM :

INAP DI RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2015 SKRIPSI OLEH JENIKA ROMIAN HUTAURUK NIM : GAMBARAN BATITA PENDERITA PNEUMONIA YANG DIRAWAT INAP DI RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2015 SKRIPSI OLEH JENIKA ROMIAN HUTAURUK NIM : 121000294 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 12 BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah : Umur Jenis kelamin Suku Pekerjaan

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014 ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE Evan Anggalimanto, 2015 Pembimbing 1 : Dani, dr., M.Kes Pembimbing 2 : dr Rokihyati.Sp.P.D

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI DENGANBERATBADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSU Dr.PIRNGADI MEDANTAHUN SKRIPSI.

KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI DENGANBERATBADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSU Dr.PIRNGADI MEDANTAHUN SKRIPSI. KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI DENGANBERATBADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSU Dr.PIRNGADI MEDANTAHUN 2012-2013 SKRIPSI Oleh : ERIKA DESI C. PARDEDE NIM. 101000051 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kasus. Kematian yang paling banyak terdapat pada usia tahun yaitu

BAB I PENDAHULUAN. kasus. Kematian yang paling banyak terdapat pada usia tahun yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit hati (liver) merupakan salah satu penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan, baik di negara maju maupun di negara yang sedang berkembang. Kerusakan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebut infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). ISPA merupakan

BAB I PENDAHULUAN. disebut infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). ISPA merupakan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit saluran pernapasan akut yang mengenai saluran pernapasan atas atau bawah, biasanya menular, yang disebabkan oleh agen infeksius disebut infeksi saluran pernapasan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENDERITA DM RAWAT INAP DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN PERIODE 1 JANUARI 2009 s.d. 31 DESEMBER Oleh: RONY SIBUEA

KARAKTERISTIK PENDERITA DM RAWAT INAP DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN PERIODE 1 JANUARI 2009 s.d. 31 DESEMBER Oleh: RONY SIBUEA KARAKTERISTIK PENDERITA DM RAWAT INAP DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN PERIODE 1 JANUARI 2009 s.d. 31 DESEMBER 2009 Oleh: RONY SIBUEA 070100171 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010 KARAKTERISTIK

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENDERITA PENYAKIT JANTUNG REMATIK PADA ANAK DI RSUP HAJI ADAM MALIK, MEDAN TAHUN

KARAKTERISTIK PENDERITA PENYAKIT JANTUNG REMATIK PADA ANAK DI RSUP HAJI ADAM MALIK, MEDAN TAHUN KARAKTERISTIK PENDERITA PENYAKIT JANTUNG REMATIK PADA ANAK DI RSUP HAJI ADAM MALIK, MEDAN TAHUN 2007-2009 Oleh : AZIZI BIN AZIZAN 070100390 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010 KARAKTERISTIK

Lebih terperinci

Keyword : pulmonary tuberculosis smear positive, characteristic of patient

Keyword : pulmonary tuberculosis smear positive, characteristic of patient KARAKTERISTIK PENDERITA TUBERKULOSIS PARU BTA POSITIF DAN HASIL PENGOBATANNYA DI POLI PARU RSUD DELI SERDANG TAHUN 2011-2012 Tri Hartini 1, Sori Muda Sarumpaet 2, Rasmaliah 2 1 Mahasiswa Departemen Epidemiologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting di Indonesia. ISPA dapat diklasifikasikan menjadi infeksi saluran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya.

BAB 1 PENDAHULUAN. orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan Kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker paru merupakan penyebab kematian terbanyak di dunia akibat kanker, baik pada pria maupun wanita di dunia. Di seluruh dunia, kematian akibat kanker paru sendiri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat PTM mengalami peningkatan dari 42% menjadi 60%. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat PTM mengalami peningkatan dari 42% menjadi 60%. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Tidak Menular (PTM) sudah menjadi penyebab kematian yang lebih umum bila dibandingkan dengan penyakit akibat infeksi di negara sedang berkembang. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh infeksi saluran napas disusul oleh infeksi saluran cerna. 1. Menurut World Health Organization (WHO) 2014, demam tifoid

BAB I PENDAHULUAN. oleh infeksi saluran napas disusul oleh infeksi saluran cerna. 1. Menurut World Health Organization (WHO) 2014, demam tifoid BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar tidak saja di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia. Selain virus sebagai penyebabnya,

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENDERITA NYERI PUNGGUNG BAWAH (NPB) YANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DR. PIRNGADI MEDAN TAHUN SKRIPSI.

KARAKTERISTIK PENDERITA NYERI PUNGGUNG BAWAH (NPB) YANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DR. PIRNGADI MEDAN TAHUN SKRIPSI. KARAKTERISTIK PENDERITA NYERI PUNGGUNG BAWAH (NPB) YANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DR. PIRNGADI MEDAN TAHUN 2009-2010 SKRIPSI Oleh : HALIMAH 071000175 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENDERITA TIFUS ABDOMINALIS DENGAN PEMERIKSAAN TEST WIDAL RAWAT INAP DI RSU Dr. FERDINAND LUMBAN TOBING SIBOLGA JANUARI 2010 JULI 2012

KARAKTERISTIK PENDERITA TIFUS ABDOMINALIS DENGAN PEMERIKSAAN TEST WIDAL RAWAT INAP DI RSU Dr. FERDINAND LUMBAN TOBING SIBOLGA JANUARI 2010 JULI 2012 KARAKTERISTIK PENDERITA TIFUS ABDOMINALIS DENGAN PEMERIKSAAN TEST WIDAL RAWAT INAP DI RSU Dr. FERDINAND LUMBAN TOBING SIBOLGA JANUARI 2010 JULI 2012 SKRIPSI Oleh : ALISTA BR SIMANJUNTAK 081000099 FAKULTAS

Lebih terperinci

GAMBARAN KLINIS PASIEN SIROSIS HATI: STUDI KASUS DI RSUP DR KARIADI SEMARANG PERIODE LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN KLINIS PASIEN SIROSIS HATI: STUDI KASUS DI RSUP DR KARIADI SEMARANG PERIODE LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN KLINIS PASIEN SIROSIS HATI: STUDI KASUS DI RSUP DR KARIADI SEMARANG PERIODE 2010-2012 LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya berfokus kepada pengelolaan obat (drug oriented)

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya berfokus kepada pengelolaan obat (drug oriented) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan kefarmasian merupakan salah satu kunci pokok suksesnya sistem kesehatan. Pelayanan kefarmasian telah mengalami perubahan yang semula hanya berfokus kepada

Lebih terperinci