KUESIONER PENELITIAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA INDUSTRI BIOETANOL SKALA RUMAH DI SUKABUMI
|
|
- Shinta Sudjarwadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 LAMPIRAN 53
2 Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER PENELITIAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA INDUSTRI BIOETANOL SKALA RUMAH DI SUKABUMI Data Responden Nama :.. Usia :.. Berilah tanda silang pada kotak yang sesuai dengan pilihan Anda. Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan Status tingkat Pendidikan SD SMP SMU Sarjana Lainnya (.) 54
3 BAGIAN PERSIAPAN BAHAN BAKU I.A Peluang Terjadinya Kecelakaan No. Aktivitas Bahaya Potensial Peluang SS Sr Sd J SJ 1. Pencucian Terkena cipratan air pencucian 2. Pengecilan Ukuran (Pemotongan) Tergores Terpotong/ Tersayat Kebisingan (dari alat pemotong) Tersetrum (jika alat menggunakan listrik) 3. Pemasakan Terkena benda panas Lingkungan pada suhu tinggi (uap panas) Terkena bahan kimia Kebakaran / ledakan Keterangan : SS : Sangat sering, dapat terjadi kapan saja Sr : Sering, dapat terjadi secara berkala Sd : Sedang, dapat terjadi pada kondisi tertentu J : Jarang, dapat terjadi tetapi jarang SJ : Sangat jarang, memungkinkan tidak pernah terjadi 55
4 I.B. Durasi Paparan (Lamanya terkena bahaya potensial) No. Aktivitas Bahaya Potensial Peluang Tm Bk Tr Tt J 1. Pencucian Terkena cipratan air pencucian 2. Pengecilan Ukuran (Pemotongan) Tergores Terpotong/ Tersayat Kebisingan (dari alat pemotong) Tersetrum (jika alat menggunakan listrik) 3. Pemasakan Terkena benda panas Lingkungan pada suhu tinggi (uap panas) Terkena bahan kimia Kebakaran / ledakan Keterangan : Tm : Terus menerus, terkena bahaya potensial dalam waktu yang lama Bk : Berkala, terkena bahaya potensial dalam waktu singkat tetapi sering Tr : Tertentu, terkena bahaya potensial dalam waktu singkat pada kondisi tertentu Tt : Tidak tertentu, terkena bahaya potensial dalam waktu singkat dan jarang J : Jarang, memungkinkan tidak terkena bahaya potensial 56
5 I.C. Konsekuensi dari Kecelakaan No. Aktivitas Bahaya Potensial Peluang F Ma S Mi TS 1. Pencucian Terkena cipratan air pencucian 2. Pengecilan Ukuran (Pemotongan) Tergores Terpotong/ Tersayat Kebisingan (dari alat pemotong) Tersetrum (jika alat menggunakan listrik) 3. Pemasakan Terkena benda panas Lingkungan pada suhu tinggi (uap panas) Terkena bahan kimia Kebakaran / ledakan Keterangan : F : Fatal, mengakibatkan kematian dan atau kerugian finansial dalam jumlah yang tinggi Ma: Major, mengakibatkan kematian atau cacat permanen S : Sedang, mengakibatkan luka atau cacat minor Mi : Minor, mengakibatkan luka kecil dan tidak permanen TS:Tidak Signifikan, memungkinkan tidak ada konsekuensi yang terjadi 57
6 BAGIAN FERMENTASI II.A. Peluang Terjadinya Kecelakaan No. Aktivitas Bahaya Potensial Peluang SS Sr Sd J SJ 1. Fermentasi Terkena benda panas Lingkungan pada suhu tinggi (uap panas) Bahaya biologis (dari S. cerevisiae) Polusi udara (bau dari limbah) Menghirup gas CO 2 dalam waktu lama Keterangan : SS : Sangat sering, dapat terjadi kapan saja Sr : Sering, dapat terjadi secara berkala Sd : Sedang, dapat terjadi pada kondisi tertentu J : Jarang, dapat terjadi tetapi jarang SJ : Sangat jarang, memungkinkan tidak pernah terjadi 58
7 II.B. Durasi Paparan (Lamanya terkena bahaya potensial) No. Aktivitas Bahaya Potensial Paparan Tm Bk Tr Tt J 1. Fermentasi Terkena benda panas Lingkungan pada suhu tinggi (uap panas) Bahaya biologis (dari S. cerevisiae) Polusi udara (bau dari limbah) Menghirup gas CO 2 dalam waktu lama Keterangan : Tm : Terus menerus, terkena bahaya potensial dalam waktu yang lama Bk : Berkala, terkena bahaya potensial dalam waktu singkat tetapi sering Tr : Tertentu, terkena bahaya potensial dalam waktu singkat pada kondisi tertentu Tt : Tidak tertentu, terkena bahaya potensial dalam waktu singkat dan jarang J : Jarang, memungkinkan tidak terkena bahaya potensial 59
8 II.C. Konsekuensi dari Kecelakaan No. Aktivitas Bahaya Potensial Konsekuensi F Ma S Mi TS 1. Fermentasi Terkena benda panas Lingkungan pada suhu tinggi (uap panas) Bahaya biologis (dari S. cerevisiae) Polusi udara (bau dari limbah) Menghirup gas CO 2 dalam waktu lama Keterangan : F : Fatal, mengakibatkan kematian dan atau kerugian finansial dalam jumlah yang tinggi Ma: Major, mengakibatkan kematian atau cacat permanen S : Sedang, mengakibatkan luka atau cacat minor Mi : Minor, mengakibatkan luka kecil dan tidak permanen TS:Tidak Signifikan, memungkinkan tidak ada konsekuensi yang terjadi 60
9 BAGIAN DISTILASI DAN DEHIDRASI III.A. Peluang Terjadinya Kecelakaan No. Aktivitas Bahaya Potensial Peluang SS Sr Sd J SJ 1. Distilasi Terkena benda panas Lingkungan pada suhu tinggi (uap panas) Kebakaran/ ledakan Polusi udara (bau dari limbah cair) Kontak dengan limbah Terpeleset dari tangga unit distilasi 2. Dehidrasi Terkena benda panas Lingkungan pada suhu tinggi (uap panas) Keterangan : SS : Sangat sering, dapat terjadi kapan saja Sr : Sering, dapat terjadi secara berkala Sd : Sedang, dapat terjadi pada kondisi tertentu J : Jarang, dapat terjadi tetapi jarang SJ : Sangat jarang, memungkinkan tidak pernah terjadi 61
10 III.B. Durasi Paparan (Lamanya terkena bahaya potensial) No. Aktivitas Bahaya Potensial Peluang Tm Bk Tr Tt J 1. Distilasi Terkena benda panas Lingkungan pada suhu tinggi (uap panas) Kebakaran/ ledakan Polusi udara (bau dari limbah cair) Kontak dengan limbah Terpeleset dari tangga unit distilasi 2. Dehidrasi Terkena benda panas Lingkungan pada suhu tinggi (uap panas) Keterangan : Tm : Terus menerus, terkena bahaya potensial dalam waktu yang lama Bk : Berkala, terkena bahaya potensial dalam waktu singkat tetapi sering Tr : Tertentu, terkena bahaya potensial dalam waktu singkat pada kondisi tertentu Tt : Tidak tertentu, terkena bahaya potensial dalam waktu singkat dan jarang J : Jarang, memungkinkan tidak terkena bahaya potensial 62
11 III.C. Konsekuensi dari Kecelakaan No. Aktivitas Bahaya Potensial Peluang F Ma S Mi TS 1. Distilasi Terkena benda panas Lingkungan pada suhu tinggi (uap panas) Kebakaran/ ledakan Polusi udara (bau dari limbah cair) Kontak dengan limbah Terpeleset dari tangga unit distilasi 2. Dehidrasi Terkena benda panas Lingkungan pada suhu tinggi (uap panas) Keterangan : F : Fatal, mengakibatkan kematian dan atau kerugian finansial dalam jumlah yang tinggi Ma: Major, mengakibatkan kematian atau cacat permanen S : Sedang, mengakibatkan luka atau cacat minor Mi : Minor, mengakibatkan luka kecil dan tidak permanen TS:Tidak Signifikan, memungkinkan tidak ada konsekuensi yang terjadi 63
12 Lampiran 2. Pengukuran Data Resiko Paparan (E) Peluang (L) Konsekuensi (K) Nilai Resiko No. Bahaya R1 R2 R3 R4 R5 R1 R2 R3 R4 R5 R1 R2 R3 R4 R5 1 Terkena cipratan air pencucian Tergores Terpotong atau Tersayat Kebisingan (dari crusher) Tersengat aliran listrik Terkena benda panas (pemasakan) Lingkungan pada suhu tinggi (uap panas) Terkena bahan kimia Kebakaran atau ledakan (pemasakan) Terkena benda panas (fermentasi) Lingkungan pada suhu tinggi (uap panas) Bahaya biologis (dari S.cerevisae) Polusi udara (bau dari limbah) Menghirup gas CO 2 dalam waktu lama Terkena benda panas (distilasi) Lingkungan pada suhu tinggi (uap panas) Kebakaran atau ledakan (distilasi) Polusi udara (bau dari limbah cair) Kontak dengan limbah Terjatuh dari tangga unit distilasi Terkena benda panas (dehidrasi) Lingkungan pada suhu tinggi (uap panas)
13 Lampiran 3. Uji Validitas No. Bahaya Responden Responden Responden Responden Responden Nilai korelasi Terkena cipratan air pencucian Tergores Terpotong atau Tersayat Kebisingan (dari crusher) Tersengat aliran listrik Terkena benda panas (pemasakan) Lingkungan pada suhu tinggi (uap panas) Terkena bahan kimia Kebakaran atau ledakan (pemasakan) Terkena benda panas (fermentasi) Lingkungan pada suhu tinggi (uap panas) Bahaya biologis (dari S.cerevisae) Polusi udara (bau dari limbah) Menghirup gas CO 2 dalam waktu lama Terkena benda panas (distilasi) Lingkungan pada suhu tinggi (uap panas) Kebakaran atau ledakan (distilasi) Polusi udara (bau dari limbah cair) Kontak dengan limbah Terjatuh dari tangga unit distilasi Terkena benda panas (dehidrasi) Lingkungan pada suhu tinggi (uap panas) Total
14 Lampiran 4. Uji Reliabilitas Test Retest UJI RELIABILITAS TEST-RETEST RESPONDEN PENGUKURAN I PENGUKURAN II X Y Hasil Uji Reliabilitas Test Retest X Y X 2 Y 2 XY Σ r =
15 Lampiran 5. Standard Operating Procedure (SOP) Standard Operating Procedure Starting Cara Kerja : 1. Nyalakan generator dan pompa air utama. 2. Buka valve feed air menuju boiler dan pastikan valve drain boiler tertutup. 3. Nyalakan pompa air menuju boiler. 4. Alirkan air ke dalam boiler sampai penunjuk level boiler menunjukkan air dalam boiler ¾ volume total. 5. Pastikan safety valve diset pada tekanan 5 bar dan valve output uap boiler tertutup. 6. Buat api pada tungku boiler sampai tercipta bara. 7. Nyalakan blower milik boiler. 8. Buat api hingga tekanan pada pressure gauge menunjukkan 4-5 bar dan steam dari boiler siap dipakai. 4
16 Standard Operating Procedure Crushing Cara Kerja : 1. Buka valve 33, 3, 2, dan 1 lalu nyalakan pompa P7. 2. Nyalakan washer (CW) dan crusher (CR). 3. Masukkan singkong sebanyak 2500 kg. 4. Ketika jumlah lumpur singkong di receiver (RC) mencapai 1/4 buka valve 4 untuk lebih mencairkan lumpur singkong. 5. Ketika jumlah cairan lumpur sudah mencapai ½ buka valve 6 dan nyalakan pompa P1 sambil menambahkan lumpur singkong yang baru hingga jumlah di cooking tank (CT) mencapai 4000 liter. 6. Matikan pompa P1 dan tutup valve 6. 5
17 Cara Kerja : A. Cooking Standard Operating Procedure PreTreatment 1. Ketika lumpur masuk panaskan lumpur di cooking tank sampai 30 o C menggunakan steam dengan membuka valve Setelah steam masuk gerakkan pengaduk cooking tank dengan kecepatan 20 rpm. 3. Setelah semua lumpur masuk tutup valve 11 dan hentikan pengadukan. 4. Buka manhole untuk memasukkan enzim α amilase sebanyak 0,86 kg. 5. Tutup manhole dan aduk kembali sambil memberikan steam sampai bersuhu 80 o C. 6. Setelah mencapai 80 o C hentikan steam dan jaga pada suhu tersebut selama 30 menit. 7. Setelah 30 menit beri steam kembali hingga mencapai 132 o C dan matikan steam serta pertahankan pada suhu tersebut selama 30 menit. B. Saccharifying 1. Dinginkan lumpur yang sudah menjadi broth ini dengan membuka valve 5, 8, dan 9; dan nyalakan pompa P2. Broth ini akan berputar dari cooking tank ke Cooler 1 dan balik lagi ke cooking tank. 2. Setelah suhu broth menjadi o C tutup valve 8, 9 dan matikan pompa P2. 3. Buka manhole dan berikan gluco amilase sebanyak 0,54 kg lalu tutup manhole dan aduk kembali dengan menjaga pada suhu 55 o C. 6
18 Standard Operating Procedure Fermenting Cara Kerja : 1. Turunkan suhu kembali menjadi 32 o C dengan memakai Cooler Setelah menjadi 32 o C matikan valve dan pompanya. 3. Buka manhole dan berikan ragi, urea dan NPK sebanyak 1 kg, 4,34 kg, dan 0,867 kg. 4. Tutup manhole dan aduk selama menit. 5. Alirkan broth ke tangki fermentor 1 dan 2 (jika yang digunakan adalah tangki 1 dan 2) dengan membuka valve 8, 10, 12, dan 13; dan nyalakan pompa P2. 6. Tunggu selama 48 jam sebelum digunakan. 7. Saat akan digunakan broth dikirim dengan pompa P3 menuju vibrating screen (VS1) untu disaring lalu dikirim ke broth tank (BT) dengan pompa P4. 7
19 Cara Kerja : Operasi dengan air: Standard Operating Procedure Distilasi 1. Sebelum distilasi operasikan kolom distilasi dengan air. 2. Nyalakan cooler 2 (HE3) dan alirkan air ke tangki refluks dengan membuka valve Arahkan selang dari cooler 2 ke jerigen sementara untuk memeriksa laju alir dan kadar etanol sebelum dimasukkan ke buffer tank saat peralihan dari operasi dengan air ke operasi dengan broth. 4. Pastikan valve 35, 42, 53, dan 43 tertutup. 5. Masukkan air menuju check tank melalui selang air atau alat lainnya. 6. Nyalakan P5, buka penuh valve 36 dan atur valve 37, 38, dan 39 sehingga flowmeter menunjukkan kecepatan rendah sekitar 1-2 liter/menit. 7. Untuk memastikanair telah masuk ke kolom buka valve 42 dan Beri steam ke kolom mash dengan membuka valve 41 secara bertahap sehingga T3 menunjukkan suhu 100 o C ke atas. 9. Untuk memastikan uap telah sampai bagian atas kolom mash buka valve 52 dengan hati-hati. 10. Atur laju steam hingga suhu T4 menunjukkan nilai di atas 85 o C. 11. Perhatikan apakah air telah terkondensasi menuju jerigen sementara. 12. Jika sudah ada air yang terkondensasi berarti anda sudah dapat menggunakan broth untuk distilasi. Operasi dengan kolom Mash: 1. Ketika akan beralih dari air ke broth matikan air ke check tank dan buka valve Broth akan melewati preheater hingga 80 o C ketika masuk kolom mash. 3. Jika suhu di preheater belum mencapai 80 o C buka valve 54 sehingga steam tambahan akan memanaskan bahan baku hingga 80 o C. 4. Tingkatkan laju broth hingga 4,2 liter/menit. 8
20 Operasi dengan kolom Rectifier: 1. Buka valve 44 dan nyalakan P6 untuk mengirim etanol yang terkondensasi ke kolom Mash untuk didistilasi ulang. 2. Setelah suhu kolom atas Rectifier (T4) mencapai 80 o C buka penuh valve 47 dan atur valve 48 sehingga didapat laju produk 16,67 liter/jam atau di atasnya. 3. Cek konsentrasinya, jika telah mencapai 95% maka saluran dari cooler 2 dapat dialirkan ke buffer tank. 4. Jika belum 95% naikkan laju feed hingga mencapai 95%. 5. Jika suhu T4 tidak mencapai o C tambahkan steam secukupnya. 9
21 Standard Operating Procedure Memberhentikan Operasi Distilasi Cara Kerja : 1. Simpan semua etanol dalam buffer tank ke tangki produk etanol agar tidak tercampur air. 2. Ganti broth dengan air. 3. Tunggu sesaat dan T1 akan naik sampai 100 o C dan T4 sampai 90 o C. 4. Kurangi steam secara bertahap, setelah selesai matikan P5 dan P6. 5. Etanol dari cooler 2 yang kurang kadarnya disimpan di tempat tersendiri atau digabung dengan broth yang akan didistilasi. 10
22 Standard Operating Procedure Dehidrasi Cara Kerja : 1. Buka valve V4 dan V6. 2. Pastikan valve V3, V7, dan V5 tertutup. 3. Buka valve V1 (buka juga V2 untuk pengisian manual), isi dengan etanol 95% langsung dari buffer tank sebanyak ¾ volume. 4. Isi air melalui lubang L5, lalu tutup. 5. Panaskan air hingga T menunjukkan suhu 60 o C, lalu nyalakan pompa vakum. 6. Ambil sampel etanol dari tangki TS dengan membuka valve V5 dan analisis kadarnya. 7. Ketika tercapai 99,5%, buka V7 dan tutup V5. 8. Buka L1, L2, L3, dan L4 untuk mengeluarkan zeolit yang jenuh dengan zeolit yang baru. 9. Regenerasi zeolit dengan memanaskan zeolit lewat oven pada temperatur 200 o C selama 1,5 jam. 11
23 Standard Operating Procedure Shut Down Cara Kerja : 1. Jika semua alat produksi (tidak termasuk boiler dan alat distilasi) telah selesai digunakan alirkan air ke dalam washer, crusher, receiver, cooking tank, fermentor, dan broth tank hingga airnya bersih. 2. Buka valve drainnya jika ada atau alirkan ke tempat lain yang mempunyai drain seperti cooking tank dan broth tank. 3. Untuk boiler matikan blower dan tutup valve Buka valve drain boiler dan valve pada level meter boiler untuk menghilangkan air dan gas yang ada. 5. Jika masih ada abu di tungku keluarkan. 6. Matikan pompa air utama. 7. Matikan generator. 12
24 Lampiran 6. Diagram Aliran Proses Produksi Bioetanol Pencucian Pengecilan Ukuran Pemasakan Dehidrasi Distilasi Fermentasi
25 Lampiran 7. Standard Operating Procedure (SOP) berdasarkan bahaya No. Aktivitas Bahaya Standard Operating Procedure (SOP) 1. Pengecilan ukuran (Pemotongan) Terpotong atau Tersayat 2. Pemasakan Terkena benda panas Lingkungan pada suhu tinggi (uap panas) Kebakaran atau ledakan 3. Fermentasi Lingkungan pada suhu tinggi (uap panas) Bahaya biologis (dari S.cerevisae) 4. Distilasi Terkena benda panas Gunakan kayu pendorong jika akan mendorong singkong yang akan dihancurkan Jika mesin mengalami kemacetan atau kerusakan gunakan sarung tangan saat memperbaikinya. Gunakan sarung tangan pada saat pemberian enzim alpha amilase dan gluko amilase Hindari kontak langsung dengan tangki pemasakan (cooking tank) Selama proses pemasakan berlangsung kontrol suhu jangan sampai melebihi 132 C Amati juga indikator tekanan pada boiler agar tidak melebihi 4 bar. Jauhi sementara lokasi fermentasi Jauhi kontak bahan kimia dengan organ tubuh seperti mulut dan mata Gunakan sarung tangan untuk membuka dan menutup valve untuk menghindari kontak langsung dengan 3
26 Lingkungan pada suhu tinggi (uap panas) Kebakaran atau ledakan 5. Dehidrasi Terkena benda panas Lingkungan pada suhu tinggi (uap panas) suhu Gunakan pakaian lengkap selama proses berlangsung Kontrol suhu dan tekanan menggunakan indikator suhu dan tekanan Gunakan sarung tangan selama proses berlangsung Gunakan pakaian lengkap selama proses berlangsung 4
27 Lampiran 8. Gambar Boiler Industri Kecil dan Menengah Bioetanol Jampangkulon 3
28 Lampiran 9. Gambar Mesin Pencucian (Washer) dan Cooking Tank 4
29 Lampiran 10. Gambar Peralatan Dehidrasi 5
30 Lampiran 11. Gambar Peralatan Distilasi 6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Proses Produksi Bioetanol Dari Pati Jagung. Jagung dikeringkan dan dibersihkan, dan di timbang sebanyak 50 kg.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Produksi Bioetanol Dari Pati Jagung 4.1.1 Persiapan Bahan Baku Pada pembuatan bioetanol dengan bahan baku sumber pati yakni Jagung dikeringkan dan dibersihkan, dan
Lebih terperinciTeknologi Pengolahan. Bioetanol
Teknologi Pengolahan Djeni Hendra, MSi Bioetanol Pusat Litbang Hasil Hutan Badan Penelitian Pengembangan dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Yogyakarta, 11 Februari 2016 Outline I Latar
Lebih terperinciTeknologi Pengolahan Bioetanol dari Nira Aren
Teknologi Pengolahan Bioetanol dari Nira Aren Djeni Hendra, MSi. Pusat Litbang Hasil Hutan Badan Penelitian Pengembangan dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Cirebon, 5 April 2016 Outline
Lebih terperinciTeknologi Pengolahan Bioetanol dari Nira Aren
Teknologi Pengolahan Bioetanol dari Nira Aren Djeni Hendra, M.Si. Pusat Litbang Hasil Hutan Badan Penelitian Pengembangan dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Jakarta, 11-12 Mei 2016
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA INDUSTRI PENGOLAHAN TEH
Lampiran 1. Kuesioner penelitian KUESIONER PENELITIAN ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA INDUSTRI PENGOLAHAN TEH (Studi Kasus Bagian produksi PT. Sinar Inesco, Tasikmalaya) Oleh: Yeni Rohaeni
Lebih terperinci3 KARAKTERISTIK LOKASI DAN PERALATAN YANG DIGUNAKAN UNTUK PENELITIAN
44 3 KARAKTERISTIK LOKASI DAN PERALATAN YANG DIGUNAKAN UNTUK PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Industri susu adalah perusahaan penanaman modal dalam negeri (PMDN) yang mempunyai usaha di bidang industri
Lebih terperinciBUKU PETUNJUK DWP 375A - 1 -
BUKU PETUNJUK UNTUK TIPE: SP 127, SP 129A, SP 130A, SWP 100, SWP 250A, DWP 255A,DWP DWP 375A DWP 505A, DPC 260A - 1 - Pembukaan Sebelum menyalakan pompa harap membaca buku petunjuk ini terlebih dahulu
Lebih terperinciLAMPIRAN DATA PENGAMATAN
LAMPIRAN DATA PENGAMATAN 1. Data pengamatan densitas sampel Tabel 12. Data Pengamatan Densitas Sampel Sampel Densitas (gr/ml) Air 0,98 Gasoline 0,717 BE8 0,721 BE12 0,723 BE16 0,726 2. Data pengamatan
Lebih terperinciGambar 3.1. Plastik LDPE ukuran 5x5 cm
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.1.1 Waktu Penelitian Penelitian pirolisis dilakukan pada bulan Juli 2017. 3.1.2 Tempat Penelitian Pengujian pirolisis, viskositas, densitas,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. asam ataupun enzimatis untuk menghasilkan glukosa, kemudian gula
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyiapan Bahan Baku Klasifikasi etanol secara mikrobiologis dipengaruhi oleh bahan bakunya, bahan baku berupa sumber pati prosesnya lebih panjang di banding dengan berbahan
Lebih terperinciSL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah
No. Responden : KUESIONER PENELITIAN KEPATUHAN PENGGUNAAN APD, PENGETAHUAN TENTANG RISIKO PEKERJAAN KONSTRUKSI PEKERJA KONSTRUKSI DAN SIKAP TERHADAP PENGGUNAAN APD DI PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN U-RESIDENCE
Lebih terperinciNama : Nur Arifin NPM : Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : DR. C. Prapti Mahandari, ST.
KESEIMBANGAN ENERGI KALOR PADA ALAT PENYULINGAN DAUN CENGKEH MENGGUNAKAN METODE AIR DAN UAP KAPASITAS 1 Kg Nama : Nur Arifin NPM : 25411289 Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing
Lebih terperinciTUGAS PRA PERANCANGAN PABRIK KIMIA
TUGAS PRA PERANCANGAN PABRIK KIMIA TUGAS PRA PERANCANGAN PABRIK FORMALDEHID KAPASITAS 70.000 TON/TAHUN Oleh : DANY EKA PARASETIA 21030110151063 RITANINGSIH 21030110151074 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS
Lebih terperinciLAMPIRAN DATA PENGAMATAN. 1. Data volume bioetanol yang dihasilkan Tabel 13. Data Volume Bioetanol yang Dihasilkan
LAMPIRAN DATA PENGAMATAN 1. Data volume bioetanol yang dihasilkan Tabel 13. Data Volume Bioetanol yang Dihasilkan Tahapan Proses Volume Waktu Fermentasi Waktu Pre-treatment Bioetanol (hari) (menit) (ml)
Lebih terperinciTips Mencegah LPG Meledak
Tips Mencegah LPG Meledak Beberapa rekan pernah menyampaikan tips tips mencegah peledakan LPG di rumah tangga. Saya hanya mencoba mengingatkan kembali akan pentingnya kewaspadaan pengelolaan LPG di rumah
Lebih terperinci1. Bagian Utama Boiler
1. Bagian Utama Boiler Boiler atau ketel uap terdiri dari berbagai komponen yang membentuk satu kesatuan sehingga dapat menjalankan operasinya, diantaranya: 1. Furnace Komponen ini merupakan tempat pembakaran
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Diagram alir merupakan penggambaran secara singkat dari suatu proses. Diagram alir dibuat untuk memudahkan dalam memahami suatu proses. Untuk memperjelas
Lebih terperinciANALISIS RESIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA INSTALASI LAUNDRY
ANALISIS RESIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA INSTALASI LAUNDRY Pengendalian Bahaya berguna agar terjadinya incident, accident penyakit akibat hubungan kerja ditempat kerja berkurang atau tidak
Lebih terperinciadalah 70-80% angkatan kerja bergerak disektor informal. Sektor informal memiliki
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri dan produknya baik formal maupun informal mempunyai dampak positif dan negatif kepada manusia, di satu pihak akan memberikan keuntungan, tetapi di pihak
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Bahan Pirolisis Bahan yang di gunakan dalam pirolisis ini adalah kantong plastik es bening yang masuk dalam kategori LDPE (Low Density Polyethylene). Polietilena (PE)
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN
BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN Setiap melakukan penelitian dan pengujian harus melalui beberapa tahapan-tahapan yang ditujukan agar hasil penelitian dan pengujian tersebut sesuai dengan standar yang ada. Caranya
Lebih terperinciBIOETANOL DARI PATI (UBI KAYU/SINGKONG) 3/8/2012
BIOETANOL DARI PATI (UBI KAYU/SINGKONG) Ubi kayu (Manihot utilissima Pohl) merupakan tanaman pangan berupa perdu dengan nama lain ketela pohon, singkong, atau kasape. Ubi kayu berasal dari benua Amerika,
Lebih terperinciBAB III RANCANGAN PENELITIAN
BAB III RANCANGAN PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode stabilisasi dedak padi terhadap kualitas minyak dedak padi sebagai minyak pangan. Dengan demikian dapat
Lebih terperinciUNIVERSITAS GADJAH MADA PUSAT INOVASI AGROTEKNOLOGI
Halaman : 1 dari 7 INCINERATOR Pasokan sampah organik dari kampus UGM ke PIAT UGM masih terdapat sampah anorganik sekitar 20%. Dari sisa sampah anorganik yang tidak bisa diolah menggunakan pirilosis, dibakar
Lebih terperinciMulai. Identifikasi Masalah. Studi Literatur. Pengadaan Alat dan Bahan a. Pengadaan alat b. Pengadaan tetes tebu
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai bulan Juni di Laboratorium teknologi farmasi, Program Studi Farmasi, Fakultas FKIK, Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinci1.1 ISOLASI Gagal Mengisolasi
1.1 ISOLASI 1.1.1 Gagal Mengisolasi Sebuah pompa sedang dipreteli untuk perbaikan. Ketika tutupnya dibuka, minyak panas di atas temperatur nyala-otomatis, menyembur dan terbakar. Tiga orang terbunuh, dan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Juli 2015 di Laboratorium Daya dan
1 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April Juli 2015 di Laboratorium Daya dan Alat Mesin Pertanian (LDAMP) serta Laboratorium Rekayasa Sumber
Lebih terperinciBAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM
BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM Unit pendukung proses (utilitas) merupakan bagian penting penunjang proses produksi. Utilitas yang tersedia di pabrik metil tersier butil eter adalah unit
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan sesuai dengan diagram alir dibawah ini;
17 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Penelitian ini dilakukan sesuai dengan diagram alir dibawah ini; Mulai Studi Literatur Persiapan Alat dan Bahan Pengujian Tungku Gasifikasi
Lebih terperinciSMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.4
1. Cara aman membawa alat gelas adalah dengan... SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.4 Satu tangan Dua tangan Dua jari Lima jari Kunci Jawaban : B Alat-alat
Lebih terperinciMEMPELAJARI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI CV. INOTEK KIMIA UTAMA
MEMPELAJARI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI CV. INOTEK KIMIA UTAMA Disusun oleh: Muchamad Firdaus T 32411607 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA BEKASI 2015
Lebih terperinciEXECUTIVE SUMMARY TUGAS PRAPERANCANGAN PABRIK KIMIA
EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PRAPERANCANGAN PABRIK KIMIA PRAPERANCANGAN PABRIK BIOETANOL BERBAHAN BAKU NIRA BATANG SORGUM DENGAN KAPASITAS 50.000 KL/TAHUN Oleh : Galih Prihasetya Hermawan Hendrawan Laksono
Lebih terperinciErgonomic Assessment Pada Home Industri (Studi Kasus Industri Tempe)
Ergonomic Assessment Pada Home Industri (Studi Kasus Industri Tempe) Company Profile Letak : Pemilik : Pekerja : Jam Kerja : Kapasitas Produksi/hari :... kg kacang kedelai Flowchart Proses Produksi Kacang
Lebih terperinciEXECUTIVE SUMMARY TUGAS PRAPERANCANGAN PABRIK KIMIA
EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PRAPERANCANGAN PABRIK KIMIA PRAPERANCANGAN PABRIK BIOETANOL BERBAHAN BAKU NIRA BATANG SORGUM DENGAN KAPASITAS 1. KL/TAHUN Oleh : I Made Aditya Suryajaya Wulan Sari Gusniawati L2C8131
Lebih terperinciNo. kuesioner. I. Identitas Responden 1. Nama : 2. Umur : 3. Pendidikan : 4. Lama Bekerja : 5. Sumber Informasi :
No. kuesioner KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN KARYAWAN PABRIK KARET TENTANG POLUSI UDARA DI DALAM RUANGAN PABRIK DAN KELUHAN KESEHATAN DI PABRIK KARET KEBUN LIMAU MUNGKUR PTPN II TANJUNG
Lebih terperinciRUBBER CRUDE OIL PRODUCT KNOWLEDGE
PRODUCT KNOWLEDGE RUBBER CRUDE OIL Kantor: Jl. Lawu Tegalarum 418 RT 02/13, Cangakan Karanganyar, Jawa Tengah, 57722 Telepon: 0271 494253 Pabrik: Ngamban RT 01/06 Buran, Tasikmadu Karanganyar, Jawa Tengah,
Lebih terperinciNo. Responden : KUESIONER PENELITIAN
No. Responden : KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN MAHASISWA USU PENGENDARA SEPEDA MOTOR DALAM PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DI MEDAN TAHUN 2011 Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Identifikasi Potensi Bahaya Identifikasi bahaya yang dilakukan mengenai jenis potensi bahaya, risiko bahaya, dan pengendalian yang dilakukan. Setelah identifikasi bahaya dilakukan,
Lebih terperinciLampiran A : Perangkat Percobaan Kontaktor Gas Cair
Lampiran A : Perangkat Percobaan Kontaktor Gas Cair A.1 Deskripsi Perangkat Percobaan Perangkat percobaan Kontaktor Gas Cair ini diarahkan untuk pelaksanaan percobaaan yang melibatkan kontak udara-air
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Energi Biomassa, Program Studi S-1 Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. demikian upaya-upaya berorientasi pada pemenuhan kebutuhan perlindungan tenaga
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Intensitas pembangunan yang semakin meningkat, seiring oleh pemanfaatan ilmu dan teknologi di berbagai bidang yang lebih maju, telah mendorong pesatnya laju pertumbuhan
Lebih terperinciBIOETHANOL. Kelompok 12. Isma Jayanti Lilis Julianti Chika Meirina Kusuma W Fajar Maydian Seto
BIOETHANOL Kelompok 12 Isma Jayanti Lilis Julianti Chika Meirina Kusuma W Fajar Maydian Seto PENGERTIAN Bioethanol adalah ethanol yang bahan utamanya dari tumbuhan dan umumnya menggunakan proses farmentasi.
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya
BAB II DASAR TEORI 2.1 Hot and Cool Water Dispenser Hot and cool water dispenser merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengkondisikan temperatur air minum baik dingin maupun panas. Sumber airnya berasal
Lebih terperinciKuesioner Penelitian
Kuesioner Penelitian Hubungan Karakteristik Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Penerima Bantuan Iuran (PBI) Dengan Perilaku Merokok Di Wilayah Kerja Puskesmas Belawan Tahun 2015 A. KARAKTERISTIK
Lebih terperinciIII. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2009 sampai Februari
28 III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2009 sampai Februari 2010 yang bertempat di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca
Lebih terperinciBAB II DISKRIPSI PROSES. 2.1 Spesifikasi Bahan Baku, Bahan Pendukung dan Produk. Isobutanol 0,1% mol
BAB II DISKRIPSI PROSES 2.1 Spesifikasi Bahan Baku, Bahan Pendukung dan Produk 2.1.1. Spesifikasi bahan baku tert-butyl alkohol (TBA) Wujud Warna Kemurnian Impuritas : cair : jernih : 99,5% mol : H 2 O
Lebih terperincicommit to user 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tempat Kerja Didalam Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tempat Kerja Didalam Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Tempat Kerja adalah ruangan atau lapangan tertutup atau terbuka, bergerak atau
Lebih terperinciUSULAN PERBAIKAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA BERDASARKAN METODE SWIFT PADA PT KRAKATAU STEEL DIVISI WIRE ROD MILL
USULAN PERBAIKAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA BERDASARKAN METODE SWIFT PADA PT KRAKATAU STEEL DIVISI WIRE ROD MILL Retno Fitri Wulandari 36412165 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA
BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA 3.1 Metode Pengujian 3.1.1 Pengujian Dual Fuel Proses pembakaran di dalam ruang silinder pada motor diesel menggunakan sistem injeksi langsung.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. FPMIPA UPI, Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI, dan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboraturium Riset Kimia Lingkungan Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI, Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS INVENTORI Analisis inventori yang dilakukan meliputi input kebutuhan bahan baku, penggunaan alat dan energi yang dibutuhkan serta output yaitu produk dan pencemaran
Lebih terperinciLAMPIRAN C DOKUMENTASI
LAMPIRAN C DOKUMENTASI C.1 Pembuatan Reaktor Pulp 1. Penyiapan peralatan penunjang reaktor pulp Pengaduk Ternokopel Pemarut Pembaca Suhu Digital Pengatur Suhu Pemanas Motor Pengaduk Peralatan Lainnya yaitu
Lebih terperinciBAB V METODOLOGI. Penelitian dilakukan di laboratorium terdiri dari 3 tahap :
18 BAB V METODOLOGI 5.1 Rancangan Percobaan Penelitian dilakukan di laboratorium terdiri dari 3 tahap : Tahap I Tahap II Tahap III : Analisa terhadap bahan dasar : Pemasakan dengan proses soda : Analisa
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. a. Motor diesel 4 langkah satu silinder. digunakan adalah sebagai berikut: : Motor Diesel, 1 silinder
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Penelitian 1. Alat penelitian a. Motor diesel 4 langkah satu silinder Dalam penelitian ini, mesin yang digunakan untuk pengujian adalah motor disel 4-langkah
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Juli-Desember 2012 bertempat di
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Juli-Desember 2012 bertempat di empat lokasi digester biogas skala rumah tangga yang aktif beroperasi di Provinsi
Lebih terperinciPERANCANGAN PABRIK KIMIA
PERANCANGAN PABRIK KIMIA PRARANCANGAN PABRIK BIOETANOL DENGAN BAHAN BAKU JAGUNG KAPASITAS PRODUKSI 50.000 KL/TH O l e h : Dwi Cahya Rani S NIM. L2C 607 019 Rini Rarasati NIM. L2C 607 045 Rizky Ayu P NIM.
Lebih terperinciKUISIONER PENELITIAN PENGUKURAN TINGKAT KESIAPAN PTPN II KWALA MADU DALAM IMPLEMENTASI PROGRAM K3 DAN PENANGANAN HAZARD. Pengantar
KUISIONER PENELITIAN No : PENGUKURAN TINGKAT KESIAPAN PTPN II KWALA MADU DALAM IMPLEMENTASI PROGRAM K3 DAN PENANGANAN HAZARD Pengantar Kuesioner ini disusun untuk melihat dan mengetahui tingkat penerapan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Perencanaan Alat Alat pirolisator merupakan sarana pengolah limbah plastik menjadi bahan bakar minyak sebagai pengganti minyak bumi. Pada dasarnya sebelum melakukan penelitian
Lebih terperinciSL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah
No. Responden : KUESIONER PENELITIAN KEPATUHAN PENGGUNAAN APD, PENGETAHUAN TENTANG RISIKO PEKERJAAN KONSTRUKSI PEKERJA KONSTRUKSI DAN SIKAP TERHADAP PENGGUNAAN APD DI PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN U-RESIDENCE
Lebih terperinciGLOSSARY STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG JASA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA LISTRIK
GLOSSARY GLOSSARY STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG JASA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TENAGA LISTRIK Ash Handling Adalah penanganan bahan sisa pembakaran dan terutama abu dasar yang
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Pembahasan
Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1. Hasil Konstruksi Kolom Adsorpsi Berdasarkan rancangan dari kolom adsorpsi pada gambar III.1., maka berikut ini adalah gambar hasil konstruksi kolom adsorpsi : Tinggi =1,5
Lebih terperinciKAJIAN POTENSI SUMBER BIOETHANOL DARI PEMANFAATAN LIMBAH BIOMASSA SEBAGAI SUMBER ENERGY ALTERNATIF
KAJIAN POTENSI SUMBER BIOETHANOL DARI PEMANFAATAN LIMBAH BIOMASSA SEBAGAI SUMBER ENERGY ALTERNATIF S.P. Abrina Anggraini Program Studi Teknik Kimia Universitas Tribhuwana Tunggadewi ; Jl. Telaga Warna
Lebih terperinciBAB VI PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI KAYU GELONDONGAN, MEBEL DAN KAROSERI
BAB VI PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI KAYU GELONDONGAN, MEBEL DAN KAROSERI 6.1. Uraian Proses Produksi Yang dimaksud dengan industri perkayuan di sini adalah industri yang menggunakan kayu setengah jadi sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Energi (M BOE) Gambar 1.1 Pertumbuhan Konsumsi Energi [25]
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pertumbuhan populasi penduduk yang semakin meningkat mengakibatkan konsumsi energi semakin meningkat pula tetapi hal ini tidak sebanding dengan ketersediaan cadangan
Lebih terperinciGambar 3.1 Arang tempurung kelapa dan briket silinder pejal
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Energi Biomassa, Program Studi S-1 Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiayah Yogyakarta
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Aluminium Oksida dari Bauksit dengan Proses Bayer Kapasitas Ton / Tahun BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES
74 3.1. Size Reduction 1. Crusher 01 BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES Kode : SR-01 : Mengecilkan ukuran partikel 50 mm menjadi 6,25 mm : Cone Crusher Nordberg HP 500 : 2 alat (m) : 2,73 Tinggi (m)
Lebih terperinciPENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER
PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER Oleh Denni Alfiansyah 1031210146-3A JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI MALANG MALANG 2012 PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER Air yang digunakan pada proses pengolahan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ubi Kayu BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada pra rancangan pabrik ini bahan baku yang digunakan adalah ubi kayu. Ubi kayu (Manihot Esculenta Crant) termasuk dalam kelas Eupharbiaceace, dapat ditanam pada
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus hingga bulan Oktober 2014 dan
23 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Agustus hingga bulan Oktober 2014 dan bertempat di Laboratorium Daya dan Alat Mesin Pertanian, Jurusan Teknik
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Bahan dan Alat 3.1.1 Bahan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah spent bleaching earth dari proses pemurnian CPO yang diperoleh dari PT. Panca Nabati Prakarsa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Boiler merupakan salah satu unit pendukung yang penting dalam dunia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Boiler merupakan salah satu unit pendukung yang penting dalam dunia industri. Boiler berfungsi untuk menyediakan kebutuhan panas di pabrik dengan mengubah air menjadi
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Penelitian. Alat penelitian a. Sepeda Motor Dalam penelitian ini, mesin yang digunakan untuk pengujian adalah motor bensin 4-langkah 0 cc. Adapun spesifikasi
Lebih terperinciJURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA
ANALISA SISTEM KONTROL LEVEL DAN INSTRUMENTASI PADA HIGH PRESSURE HEATER PADA UNIT 1 4 DI PLTU UBP SURALAYA. Disusun Oleh : ANDREAS HAMONANGAN S (10411790) JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA
Lebih terperinciIII METODOLOGI PENELITIAN
19 III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Bahan dan Alat 3.1.1 Bahan Bahan baku utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah ubi kayu. Bahan kimia yang digunakan di dalam penelitian ini antara lain arang aktif
Lebih terperinciPENGOPERASIAN BOILER SEBAGAI PENYEDIA ENERGI PENGUAPAN PADA PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DALAM EVAPORATOR TAHUN 2012
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 202 ISSN 0852-2979 PENGOPERASIAN BOILER SEBAGAI PENYEDIA ENERGI PENGUAPAN PADA PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DALAM EVAPORATOR TAHUN 202 Heri Witono, Ahmad Nurjana
Lebih terperinciPT. BENING TUNGGAL MANDIRI GAS, OIL AND INDUSTRIAL TECHNICAL SERVICE
PEKERJAAN PIG CLEANING 1 Cek seluruh pipa - merusak pipa atau alat lain - Kerjakan sesuai prosedur dan batasan-batasannya. 2 Pasang pig launcher dan pig receiver - Terjepit. - Gunakan alat berat untuk
Lebih terperinciBalai Pendidikan dan Pelatihan Tambang Bawah Tanah. Seri Artikel Keselamatan Kelistrikan Tambang Bawah Tanah 1. LOTO (bagian 1)
Seri Artikel Keselamatan Kelistrikan Tambang Bawah Tanah 1 LOTO (bagian 1) Oleh : M. Nashiruddin Haramaini, S.T. Pekerjaan perlistrikan dan permesinan di tambang bawah tanah merupakan pekerjaan yang sarat
Lebih terperinciAlat dan Mesin Pengolahan Biodiesel dan Bioethanol
Alat dan Mesin Pengolahan Biodiesel dan Bioethanol 1 BIOENERGI Bioenergi adalah energi yang diekstrak dari biomassa. biomassa adalah bahan bakar dan bioenergi adalah energi yang terkandung dalam biomassa
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Limbah Tanaman Jagung, Bioetanol, Energi, dan Limbah KAJIAN. Penggunaan Bahan Baku, Energi, dan Analisis Dampak Lingkungan
III. MEODE PENELIIAN ahapan penelitian yang dilakukan terdiri dari, studi pustaka, observasi lapangan, penyebaran kuesioner, wawancara, serta pengolahan data. Jenis data yang digunakan pada penelitian
Lebih terperinciBIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG
MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DAN LINGKUNGAN F.45...... 01 BUKU KERJA 2011 K E M E N T E R I AN P E K E R
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Proses Pemurnian Etanol dengan Menggunakan Alat Sistem
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pemurnian Etanol dengan Menggunakan Alat Sistem Evaporator dan Destilator Ganda Proses pemurnian etanol kasar menjadi etanol teknis dan etanol absolut dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Molase Molase adalah hasil samping dari proses pembuatan gula tebu. Meningkatnya produksi gula tebu Indonesia sekitar sepuluh tahun terakhir ini tentunya akan meningkatkan
Lebih terperinci2.2.3 Persentil Konsep Perancangan dan Pengukuran Concept Scoring Hidrogen Karbon Monoksida 2-25
ABSTRAK Sepeda motor menjadi kendaraan yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia. Selain mudah dan praktis dalam penggunaannya, konsumsi bahan bakar yang lebih rendah daripada mobil membuat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Skema Oraganic Rankine Cycle Pada penelitian ini sistem Organic Rankine Cycle secara umum dibutuhkan sebuah alat uji sistem ORC yang terdiri dari pompa, boiler, turbin dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Ketika ketergantungan manusia terhadap bahan bakar tak terbarukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan energi di dunia meningkat pesat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk, sementara itu akses energi yang handal dan terjangkau merupakan
Lebih terperinciBAB IV PROSES PENGUJIAN
38 BAB IV PROSES PENGUJIAN Pengujian alat merupakan tahapan terpenting dalam membuat suatu alat, karena dengan adanya suatu pengujian kita dapat mengetahui kinerja dari alat yg kita buat, apakah dapat
Lebih terperinciBAB 4 ASPEK DAMPAK LINGKUNGAN
BAB 4 ASPEK DAMPAK LINGKUNGAN 4. 1 Aspek Dampak Lingkungan Air limbah domestik adalah air limbah yang berasal toilet, kamar mandi, pencucian pakaian, wastafel, kegiatan membersihkan lantai dan aktifitas
Lebih terperinciII. DESKRIPSI PROSES
II. DESKRIPSI PROSES A. Jenis-Jenis Proses Proses pembuatan pulp adalah pemisahan lignin untuk memperoleh serat (selulosa) dari bahan berserat. Oleh karena itu selulosa harus bersih dari lignin supaya
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Penelitian TNI
A. IDENTITAS PERSEPSIDEN LAMPIRAN Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Penelitian Nama : Umur : Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan Pekerjaan : PNS Wiraswasta/Pengusaha TNI Pensiunan Jumlah Ternak dimiliki Lainnya
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Persiapan Bahan Baku
METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Januari-Februari 2012. Penelitian ini dilakukan di Fakultas Peternakan, proses produksi biogas di Laboratorium Pengelolaan
Lebih terperinciEXECUTIVE SUMMARY. PRARANCANGAN PABRIK BIOETANOL DARI MOLASE DENGAN PROSES FERMENTASI KAPASITAS PRODUKSI kiloliter/tahun JUDUL TUGAS
EXECUTIVE SUMMARY JUDUL TUGAS PRARANCANGAN PABRIK BIOETANOL DARI MOLASE DENGAN PROSES FERMENTASI KAPASITAS PRODUKSI 11.200 kiloliter/tahun I. STRATEGI PERANCANGAN Latar Pendirian pabrik bioetanol di Indonesia
Lebih terperinciDESAIN UNIT PENGOLAHAN BIOETANOL UNTUK PETANI DI DESA NGAJUM KECAMATAN SUMBER PUCUNG KABUPATEN MALANG
DESAIN UNIT PENGOLAHAN BIOETANOL UNTUK PETANI DI DESA NGAJUM KECAMATAN SUMBER PUCUNG KABUPATEN MALANG Bambang Guritno 1), Bambang Dwi Argo 2), Rini Yulianingsih 2) Jurusan Budidaya Pertanian FTP, Universitas
Lebih terperinciRESUME PENGAWASAN K3 PESAWAT UAP DAN BEJANA TEKAN
RESUME PENGAWASAN K3 PESAWAT UAP DAN BEJANA TEKAN MATA KULIAH: STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Ditulis oleh: Yudy Surya Irawan Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang
Lebih terperinciPENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER BERSIRIP
NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER BERSIRIP Disusun oleh : SULARTO NIM : D200 08 0081 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS
BAB IV HASIL DAN ANALISIS Gambar 4.1 Lokasi PT. Indonesia Power PLTP Kamojang Sumber: Google Map Pada gambar 4.1 merupakan lokasi PT Indonesia Power Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan Kamojang terletak
Lebih terperinciPengembangan Desain dan Konstruksi Alat Produksi Gas Metana Dari Pembakaran Sampah Organik Sekam Padi
JURNAL PUBLIKASI Pengembangan Desain dan Konstruksi Alat Produksi Gas Metana Dari Pembakaran Sampah Organik Sekam Padi Disusun oleh: ARIANTO SUYATNO PUTRO D 200 090 043 JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciMEMPELAJARI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT KOMATSU INDONESIA
MEMPELAJARI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT KOMATSU INDONESIA Nama : Fidhini Nurfidiah Firanti NPM : 33413439 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Asep Mohamad Noor, MT. PENDAHULUAN
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
28 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Penelitian 1. Alat penelitian a. Motor diesel 4 langkah satu silinder Dalam penelitian ini, mesin yang digunakan untuk pengujian adalah Motor diesel 4 langkah
Lebih terperinciPENGARUH KENAIKKAN REFLUX RATIO TERHADAP KEBUTUHAN PANAS PADA KOLOM DISTILASI DENGAN DISTRIBUTED CONTROL SYSTEM (DCS)
TUGAS AKHIR PENGARUH KENAIKKAN REFLUX RATIO TERHADAP KEBUTUHAN PANAS PADA KOLOM DISTILASI DENGAN DISTRIBUTED CONTROL SYSTEM (DCS) (The Influence Of Reflux Ratio Increasment To Heat Requiry at Distilation
Lebih terperinciBAB II TEKNOLOGI PENINGKATAN KUALITAS BATUBARA
BAB II TEKNOLOGI PENINGKATAN KUALITAS BATUBARA 2.1. Peningkatan Kualitas Batubara Berdasarkan peringkatnya, batubara dapat diklasifikasikan menjadi batubara peringkat rendah (low rank coal) dan batubara
Lebih terperinci