ADSORPSI. Ketika permukaan zat padat terkena gas atau cairan, molekul dari gas atau larutan secara bertahap mengumpul atau memusat pada permukaan.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ADSORPSI. Ketika permukaan zat padat terkena gas atau cairan, molekul dari gas atau larutan secara bertahap mengumpul atau memusat pada permukaan."

Transkripsi

1 ADSORPSI Ketika permukaan zat padat terkena gas atau cairan, molekul dari gas atau larutan secara bertahap mengumpul atau memusat pada permukaan. Fenomena pengumpulan molekul dari gas atau cairan pada permukaan zat padat disebut adsorpsi Lapisan zat pada permukaan itu disebut adsorbate (bahan terjerap) dan zat padat permukaannya terjadi endapan disebut adsorbent.

2 Contoh Adsorpsi (1) Adsorpsi pewarna oleh arang. Jika arang yang dihaluskan dilarutkan dalam larutan encer methylene blue (pewarna organik), konsentrasi warna larutan menurun. Molekul-molekul pewarna telah diserap oleh partikel arang. (2) Adsorpsi gas oleh arang. Jika gas (SO2, Cl2, NH3) direaksikan dengan bubuk arang dalam wadah tertutup, tekanan gas akan menurun. Molekul-molekul gas berkumpul pada permukaan arang dan terserap. Adsorpsi terhadap Penyerapan Istilah 'adsorpsi' harus hati-hati dibedakan dari seperti yang terdengar istilah absorpsi'. Sementara adsorpsi menyiratkan deposisi pada permukaan saja, absorpsi menyiratkan penetrasi ke dalam padatan (Gambar 23.2). Untuk ilustrasi, krayon kapur dicelupkan ke dalam tinta adsorbsi dan ternyata ditemukan krayon kapur menjadi putih. Di sisi lain, air yang diserap oleh spons dan didistribusikan ke seluruh spons seragam. Kedua adsorpsi dan penyerapan sering terjadi berdampingan. Hal ini demikian sulit untuk membedakan antara dua proses eksperimental. Mekanisme Adsorpsi Atom atau molekul dari permukaan padat berperilaku seperti molekul permukaan cairan. Tidak dikelilingi oleh atom atau molekul dari jenis mereka. Oleh karena itu, mereka memiliki kekuatan menarik seimbang pada permukaan yang dapat menampung partikel adsorbat. Gambar 23.3 Hidrogen teradsorpsi molekuler pada platinum Gambar 23.4 Hidrogen teradsorpsi pada atom platinum

3 Atom-atom atau molekul teradsorpsi dapat terkumpul pada permukaan logam seperti platina (Pt) dengan kekuatan fisik van der Waal karena obligasi valensi sisa. Dengan demikian adsorpsi hidrogen pada platinum dapat terjadi dalam dua cara (molekuler atau atom seperti yang ditunjukkan di atas). JENIS ADSORPSI Adsorpsi gas ke permukaan padat terdiri dari dua jenis: (a) Adsorpsi Fisik Hal ini disebabkan oleh molekul gas yang berada pada permukaan padat yang disebabkan penarikan kekuatan oleh gaya Van Der Wall. Hal ini juga disebut sebagai adsorpsi Van Der Waal. Sebagai contoh, adsorpsi hidrogen atau oksigen pada arang. Contoh tersebut merupakan Adsorpsi Fisik. (b) Kimia Adsorpsi atau Chemisorption Dalam jenis adsorpsi ini, molekul gas atau atom ditangkap oleh permukaan padat yang disebabkan oleh ikatan kimia. Ikatan ini mungkin adalah kovalen atau ionik yang ada di alam. Sebagai contoh, hidrogen adalah adsorpsi dari nikel. Molekul hidrogen pertama terserap oleh pasukan van der Waal dan kemudian memisahkan. Demikian atom hidrogen terbentuk dari adsorpsi nikel. di atas. Seringkali adsorpsi adalah kombinasi dari dua jenis adsorpsi yang dinyatakan seperti ADSORPSI GAS DENGAN PADAT Adsorpsi gas oleh adsorben padat memiliki fitur karakteristik tertentu. fisik adsorpsi dan chemisorption ditemukan berbeda dalam banyak hal.

4 ( 1 ) Adsorpsi dan Luas Adsorpsi menjadi fenomena permukaan, tingkat adsorpsi tergantung pada area. Peningkatan permukaan di daerah permukaan adsorben dapat meningkatkan jumlah total gas yang terserap. Logam ( nikel, platinum ) dan zat berpori ( arang, silika gel ) menyediakan area permukaan yang besar dan terbaik pada adsorben padat. ( 2 ) Sifat Gas Jumlah gas yang diserap oleh zat padat tergantung pada sifat gas. Secara umum, gas yang memiliki suhu kritis tinggi, dia akan mudah mencair, hal itu yang menyebabkan gas mudah untuk diserap. Dengan demikian 1 g arang aktif dapat diadsorbsi dengan 380 ml sulfur dioksida (suhu kritis 157 C ), 16 ml metana ( temperatur kritis - 83 C ) dan 4,5 ml hidrogen (temperatur kritis -20 C ). Adsorpsi kimia di sisi lain, jauh lebih spesifik daripada adsorpsi fisik. Namun, tidak akan terjadi ketika ada beberapa kemungkinan tindakan kimia antara gas yang terserap dan padatannya. ( 3 ) Pemanasan dari Adsorpsi Panas adsorpsi didefinisikan sebagai energi yang dibebaskan ketika 1 gm mol gas yang teradsorpsi pada permukaan padat. Pada adsorpsi fisik, molekul gas berkonsentrasi pada permukaan padat. Jadi mirip dengan kondensasi dari gas menjadi cairan. Oleh karena itu, adsorpsi seperti kondensasi adalah proses eksotermik. Karena daya tarik antara molekul gas dan permukaan padat adalah relatif lemah yang disebabkan oleh gaya van der Waal, sehungga pemanasan adsorpsi kecil ( sekitar 5 kkal mol - 1 ). Dalam adsorpsi kimia daya tarik adalah pembentukan ikatan kimia yang benar. Oleh karena itu, kalor adsorpsi yang besar adalah 20 sampai 100 kkal mol-1. memanaskan adsorpsi besar ( 20 sampai 100 kkal mol - 1 ). ( 4 ) karakter Reversible Adsorpsi fisik adalah proses reversibel. Gas teradsorbsi ke padat dapat dihapus ( desorbed ) dalam kondisi kebalikan dari suhu dan tekanan. Dengan demikian, Gas Gas / Padat + Panas

5 Chemisorption, sebaliknya, tidak reversibel karena senyawa permukaan terbentuk. ( 5 ) Pengaruh suhu Adsorpsi fisik terjadi dengan cepat pada suhu rendah dan menurun dengan meningkatnya suhu ( Prinsip Le Chatelier ).Adsorpsi kimia, seperti kebanyakan perubahan kimia, umumnya meningkat dengan suhu. Dengan demikian suhu riseof sering dapat menyebabkan adsorpsi fisik untuk mengubah ke chemisorption. Nitrogen, misalnya, secara fisik teradsorpsi pada besi pada 190 C tetapi chemisorbed untuk membentuk nitrida pada 500 C. ( 6 ) Pengaruh tekanan Karena kesetimbangan dinamis ada antara gas yang terserap dan gas dalam kontak dengan thesolid seperti yang dinyatakan dalam ( 4 ), Prinsip Le Chatelier diterapkan. Sebenarnya telah ditemukan bahwa peningkatan tekanan menyebabkan peningkatan adsorpsi dan penurunan penyebab tekanan desorpsi. ( 7 ) Ketebalan lapisan gas Terserap Dari studi tentang isoterm berkaitan dengan jumlah gas teradsorpsi ke tekanan kesetimbangan, Langmuir menunjukkan bahwa pada tekanan rendah, bentuk gas yang terserap secara fisik hanya satu tebal lapisan molekul. Namun, atas tekanan tertentu, lapisan tebal multimolekular terbentuk. PERBANDINGAN ADSORPSI FISIK DAN ADSORPSI KIMIA ADSORPSI FISIK 1. Disebabkan oleh kekuatan antarmolekul van der Waal s ADSORPSI KIMIA 1. Disebabkan oleh pembentukan ikatan kimia. 2. Tergantung pada sifat gas. Gas yang 2. Jauh lebih spesifik daripada adsorpsi fisik. teradsorpsi mudah mencair. 3. Panas adsorpsi kecil ( sekitar 5 kkalmol -1 ) 3. Panas adsorpsi besar ( kkalmol -1 ). 4. Reversible. 4. Ireversibel.

6 5. Terjadi dengan cepat pada suhu rendah, menurun dengan meningkatnya suhu. 6. Peningkatan tekanan meningkatkan adsorpsi, penurunan tekanan menyebabkan desorpsi. 7. Bentuk lapisan multimolecular pada adsorben permukaan. 5. Meningkat dengan kenaikan suhu 6. Perubahan tekanan tidak memiliki efek seperti itu. 7. Bentuk lapisan multimolecular pada adsorben Dalam chemisorption, lapisan teradsorpsi gas merupakan salah satu molekul tebal sejak kimia combinationcan berlangsung dengan permukaan adsorben hanya secara langsung. ADSORPSI ISOTERM Adsorpsi gas pada adsorben padat dalam wadah tertutup adalah proses areversible. Gas Gas gratis teradsorpsi pada padat Besarnya terserap gas tergantung pada tekanan kesetimbangan ( P ) dan suhu. Hubungan antara tekanan kesetimbangan gas dan jumlahnya teradsorpsi pada adsorben padat pada setiap suhu konstan disebut isoterm adsorpsi. Ini dapat diberikan dalam bentuk persamaan atau kurva grafis. Freundlich Adsorpsi Isoterm Freundlich mengusulkan hubungan empiris dalam bentuk persamaan matematika. dimana w adalah massa gas teradsorpsi pada m massa adsorben pada tekanan P, k dan n adalah konstanta tergantung pada sifat gas dan adsorben dan pada suhu. hubungan ini umumnya direpresentasikan dalam bentuk kurva diperoleh dengan memplot massa gas teradsorpsi per satuan massa adsorben (w / m) terhadap tekanan kesetimbangan

7 Gambar 23.6 Isoterm Freundlich, sebidang massa gas yang terserap per satuan massa adsorben Gambar 23.7 Plot dari log terhadap log menunjukkan sedikit kelengkungan pada tekanan yang lebih tinggi. Freundlich isotermis tidak berlaku pada tekanan tinggi. Mengambil logaritma pada kedua sisi Persamaan Freundlich, kita memiliki Ini adalah persamaan untuk garis lurus. Jadi plot log (w / m) terhadap log P harus menjadi garis lurus dengan kemiringan 1 / n dan intercept log k. Namun, itu benar-benar menemukan bahwa plot garis-garis lurus pada rendah tekanan, sementara pada tekanan yang lebih tinggi mereka menunjukkan kelengkungan sedikit, terutama pada suhu rendah. ini menunjukkan bahwa persamaan Freundlich adalah perkiraan dan tidak berlaku untuk adsorpsi gas oleh padatan pada tekanan yang lebih tinggi. Isoterm adsorpsi Langmuir Langmuir (1916) yang berasal adsorpsi isoterm sederhana berdasarkan pertimbangan teoritis. itu bernama setelah dia. asumsi Langmuir membuat asumsi sebagai berikut. (1) Lapisan gas teradsorpsi pada adsorben padat adalah satu-molekul tebal. (2) Lapisan teradsorpsi seragam di seluruh adsorben.

8 (3) Tidak ada interaksi antara molekul teradsorpsi yang berdekatan. Penurunan Langmuir Isoterm Langmuir menganggap bahwa molekul gas menyerang permukaan padat dan dengan demikian teradsorpsi. beberapa molekul ini kemudian menguap cukup cepat. Sebuah keseimbangan dinamis akhirnya dibentuk antara dua proses yang bertentangan, adsorpsi dan desorpsi. Jika θ adalah sebagian kecil dari total permukaan yang ditutupi oleh molekul teradsorpsi, yang sebagian kecil dari area terbuka (1 - θ). Tingkat desorpsi ( ) sebanding dengan permukaan θ yang tertutup. Oleh karena itu, = θ dimana adalah konstanta laju untuk proses desorpsi. Laju adsorpsi ( ) sebanding dengan permukaan terbuka yang tersedia (1 - θ) dan tekanan (P) gas. = (1 θ) P mana adalah laju konstan untuk proses adsorpsi. Pada kesetimbangan laju desorpsi sama dengan laju adsorpsi. Artinya, atau atau atau dimana K adalah konstanta kesetimbangan dan disebut sebagai koefisien adsorpsi. Jumlah gas teradsorpsi per gram adsorben, x, sebanding dengan θ. Karenanya, x atau x = K

9 di mana K 'adalah sebuah konstanta baru. Persamaan (1) memberikan hubungan antara jumlah gas teradsorpsi terhadap tekanan gas pada suhu konstan dan dikenal sebagai adsorpsi isoterm Langmuir. Untuk menguji isoterm Langmuir, persamaan (1) disusun ulang sehingga di mana K'' konstan = K '/ K. Persamaan (2) adalah serupa dengan persamaan untuk garis lurus. Jadi jika P/x diplot terhadap P, kita harus mendapatkan garis lurus dengan kemiringan 1/K'' dan intercept 1/K'. Ini ditemukan pada sebagian besar kasus yang kurva yang sebenarnya adalah garis lurus. Jadi Langmuir isotherm diverifikasi. Figure 23.9 Verifikasi Langmuir isoterm untuk adsorpsi N pada mika pada 90 K Langmuir Isoterm bertahan pada tekanan rendah tetapi gagal pada tekanan tinggi P 1 P = + x K K Jika tekanan (P) sangat rendah, faktor P / K'' dapat diabaikan dan isoterm mengasumsikan bentuk x = K' P (pada tekanan rendah) Jika tekanan (P) sangat tinggi, faktor 1 / K 'dapat diabaikan dan isoterm menjadi

10 x = K'' (pada tekanan tinggi) Oleh karena itu, pada tekanan rendah, jumlah gas terserap (x) berbanding lurus dengan tekanan (P) Pada tekanan tinggi massa terserap mencapai nilai konstan K'' ketika permukaan adsorben benar-benar tertutup dengan lapisan Unimolecular gas. Pada tahap ini adsorpsi tidak tergantung pada tekanan ADSORPSI ZAT TERLARUT DARI LARUTAN Zat padat berpori atau halus dapat juga menyerap zat terlarut dari larutan. Sehingga arang aktif digunakan untuk menghilangkan kotoran berwarna dari larutan. Arang juga akan menyerap banyak zat warna. Ketika larutan asam asetat terguncang dengan arang aktif, bagian dari asam akan dihapus oleh adsorpsi dan konsentrasi larutan menurun. Sekali lagi, endapan yang diperoleh dalam analisis kualitatif sering bertindak sebagai absorben. Sebagai contoh, magnesium hidroksida bila diendapkan di hadapan magneson dye-hal membentuk biru 'danau'. Adsorpsi dari larutan umumnya mengikuti prinsip yang sama seperti digariskan untuk adsorpsi gas oleh padatan dan tunduk pada faktor yang sama. Dengan demikian, (1) Beberapa adsorben khusus menyerap zat terlarut tertentu lebih efektif daripada yang lain. (2) Peningkatan suhu menurun tingkat adsorpsi. (3) Peningkatan luas permukaan meningkatkan tingkat adsorpsi. (4) Adsorpsi zat terlarut juga melibatkan pembentukan keseimbangan antara jumlah terserap dan konsentrasi zat terlarut dalam larutan. Mekanisme yang tepat dari adsorpsi dari larutan tidak jelas. Namun ada batas untuk adsorpsi oleh suatu massa adsorben dan karenanya mungkin adsorpsi terjadi kecuali Mekanisme yang tepat dari adsorpsi larutan masih belum jelas. Bagaimanapun juga, ada sebuah batasan pada adsorpsi oleh oleh sebuah masa adsorbent yang diberikan dan karena itu bisa terjadi jika Sebuah lapisan yang tak bermolekul dibentuk. Isoterm Freundlich, menggunakan konsentrasi dari pada tekanan diatur oleh adsorpsi larutan. Yaitu, w/m= k x C 1/n dimana w= masa dari larutan yang diabsorpsi pada masa m dari absorbent.

11 C: konsentrasi keseimbangan larutan, dan k dan n adalah konstan. Dari persamaan diatas, bisa diambil log w/m= log k + 1/n log C Hal ini menyatakan bahwa sebuah alur log dari log w/m berlawanan dengan log C harus sebuah garis lurus. Validitas isoterm Freundlich telah diuji dengan membentuk nilai nilai experimen dari log w/m versus log C yang ditentukan untuk adsorpsi asam asetat pada arang yang bersuhu 25 0 C. Penerapan-penerapan Adsorpsi. Penerapan adsorpsi dapat ditemukan di laboratorium dan industry. Beberapa penerapannya seperti berikut ini: 1. Produksi vacum tinggi Jika sebuah bejana kosong dihubungkan dengan sebuah container berisi arang aktif didinginkan dengan udara cair, arang mengadsorpsi semua molekul gas yang ada dalam bejana. Ini akan menghasilkan vakum yang sangat tinggi. Proses ini digunakan dalam peralatan vakum tinggi seperti botol Dewar untuk penyimpanan udara cair atau hidrogen cair. Jel silika juga sangat berguna sebagai sebuah adsorbent dalam produksi vakum tinggi.

12 2. Masker gas Semua masker gas adalah perlengkapan perlengkapan yang terdiri dari sebuah adsorbent (arang aktif) atau sebuah seri adsorbent. Adsorbent adsorbent ini melepaskan gas gas beracun dengan adsorpsi hingga membersihkan udara untuk pernapasan. 3. Katalis heterogen Dalam katalis heterogen molekul molekul reaktan diadsorpsi pada permukaan katalis dimana mereka membentuk sebuah adsorpsi kompleks. Pembusukan ini bertujuan untuk membentuk molekul molekul yang kemudian hilang dari permukaan. 4. Penghilangan zat pewarna dari larutan Arang hewani menghilangkan warna dari larutan dengan mengadsorpsi ketidakmurnian warna. Itulah sebabnya dalam pabrik gula tebu, larutan berwarna dijernihkan dengan arang hewani atau arang aktif. 5. Proses Flotasi Busa Biji biji besi sulfida level rendah (PbS, ZnS,CU 2 S) dibebaskan dari silika dan zat zat yang berbau tanah lainnya dengan Proses Flotasi Busa. Biji halus yang telah dibagi dicampurkan dengan minyak (minyak cemara) dan diaduk dengan air berisikan detergen ( sumber busa). Ketika udara menggelembung dalam campuran ini, gelembung gelembung udara tersebut distabilkan oleh detergen. Partikel partikel mineral hasil absorpsi inidibasahi dengan minyak dan muncul ke permukaan. Zat zat yang berbau tanah dibasahi oleh air yang berada didasar. 6. analisis kromatografi Campuran jumlah kecil zat organik dapat dipisahkan dengan bantuan Kromatografi yang melibatkan prinsip-prinsip adsorpsi selektif. Campuran dilarutkan dalam pelarut yang cocok (heksana ) dan dituangkan melalui tabung berisi adsorben ( alumina ). Komponen yang paling mudah terserap dihapus di bagian atas dari tabung. Komponen berikutnya yang paling mudah terserap dihapus berikutnya, dan seterusnya. Jadi bahan ini dipisahkan menjadi ' band ' di berbagai bagian tabung. Sekarang pelarut murni dituangkan melalui tabung. Setiap komponen terlarut dalam pelarut turun secara bergantian dan dikumpulkan dalam penerima terpisah Campuran gas dapat dipisahkan dengan adsorpsi selektif gas oleh cairan ( Gas kromatografi ).

13 ION - EXCHANGE ADSORPSI Dalam beberapa tahun terakhir, banyak resin sintetis telah dibuat yang berfungsi sebagai ion - exchanger. di efek, resin memiliki satu ion teradsorpsi di atasnya. Rilis resin ion ini dan menyerap ion seperti yang lain. Proses ini disebut pertukaran ion adsorpsi. Ketika kation dipertukarkan, resin ini dikenal sebagai penukar kation. Ketika anion dipertukarkan, ini disebut sebagai anion exchanger. Penukar kationik polimer tinggi yang mengandung gugus asam seperti asam sulfonat kelompok,-so3, H. dihasilkan makro-anion telah teradsorpsi ion H +. Ketika larutan kation lain (Na +) dibiarkan mengalir di atasnya, ion H + yang ditukar dengan ion Na +. Proses ini pada kenyataannya, terdiri dari desorpsi ion H + dan adsorpsi ion Na + dengan resin. Karena pertukaran kation di atas adalah reversibel, natrium 'garam' setelah pengobatan dengan asam meregenerasi resin asli. Pertukaran anion Sebuah resin yang mengandung gugus dasar seperti kuaterner amonium hidroksida, -N + R 3 O - H, akan bertindak sebagai pertukaran anion, contohnya pertukaran ion OH- dengan Cl -. Pertukaran anion resin murni dapat dapat diregenerasi menjadi resin klorida dengan basa (ion OH - ).

14 APLIKASI DARI PERTUKARAN ION ADSORBSI Pertukaran ion adsorbsi mempunyai banyak banyak kegunaan yaitu di bidang industri dan obat. 1. Peleburan air Air keras mengandung ion Ca 2+ dan ion Mg 2+. Bentuk senyawa ini larut dengan sabun dan yang kemudian tidak berfungsi sebagai deterjen. Air keras melunak dengan melewati kolom yang dikemas dengan natrium pertukaran kation resin, R-Na +. Ion Ca 2+ dan Mg 2+ dalam air keras diganti dengan oleh ion Na Deionisasi air Air yang mempunyai kemurnian sangat tinggi dapat diperoleh dengan menghapus semua garam terlarut. Hal ini dicapai dengan menggunakan pertukaran kedua kation dan anion resin. Air dibebaskan dari semua ion (kation dan anion) disebut sebagai deionisasi atau air Demineralisasi. Air pertama melewati kolom yang berisi pertukaran kation resin, R-H +. Di sini setiap kation dalam air (katakanlah Na + ) yang dihapus oleh pertukaran untuk H +. Air ini kemudian dilewatkan melalui kolom kedua yang dikemas dengan pertukaran anion, R + OH -. Setiap anion (Cl - ) dihapus oleh pertukaran OH - untuk Cl-. Ion H + dan OH - kemudian bereaksi menghasilkan produk air. Dengan demikian air yang keluar dari kolom kedua sepenuhnya bebas dari ion, baik kation atau anion. Air lebih murni daripada air suling dan disebut konduktivitas air.

15 Dalam proses lain, yang merupakan cara yang lebih umum, air keran dilewatkan ke dalam kolom yang berisi kedua jenis resin ( pertukaran kation dan anion). Berikut kation dan anion akan dihapus secara bersamaan. Demineralisasi Air Elektrik Resin penukar ion di atas kertas atau serat dapat digunakan sebagai membran yang mana hanya kation atau anion akan lewat. Membran tersebut digunakan dalam demineralisasi listrik dan mereka bertindak sebagai saringan ionik (Gambar 23.13). Setelah penerapan arus listrik, kation bergerak melalui kation-penukar membran ke elektroda negatif. Anion bergerak dalam arah yang berlawanan melalui membran penukar anion. Dengan demikian air berada di kompartemen tengah demineral. Anion berpindah dengan arah yang berlawanan melalui membrane pertukaran anion. Kemudian air dalam pertengahan ruangan adalah demineralisasi. 3. Kegunaan Pengobatan Kelebihan garam natrium dapat dihilangkan dari cairan tubuh dengan memberi pasien menukarkan ion yang sesuai untuk dimakan. Penukaran anion basa lemah digunakan untuk memindahkan kelebihan asam atau acidity didalam perut. Pertanyaan Ujian!! 1. Definisikan atau jelaskan mengenai istilah berikut ini: a. Adsorpsi b. Adsorpsi fisika c. Adsorpsi kimia d. Freundlich Adsorpsi Isoterm e. Langmuir Adsorpsi Isoterm 2. Apa itu adsorpsi? Definisikan istilah adsorbent dan adsorbate. Berikan contoh yang sesuai. Deskripsikan fenomena adsorpsi padatan dari larutan. 3. Apa pengaruh temperature pada adsorpsi gas pada padatan? 4. Tuliskan pernyataan Langmuir Adsorpsi Isoterm dan turunkan persamaan yang berkenaan dengan itu.

16 5. Perbedaan antara adsorpsi dan absorpsi. Diskusikan faktor yang mempengaruhi adsorpsi gas pada absorben padatan. Diskusikan dengan singkat tipe adsorpsi isoterm pada pengamatan yang umum untuk adsorpsi gas pada variasi absorben pada temperature yang berbeda. 6. a. Tuliskan poin penting dari Teori Adsorpsi Langmuir b. Gambarkan adsorpsi isobar untuk adsorpsi fisika dan adsorbs kimia 7. Diskusikan Teori Adsorpsi Langmuir dan turunkan persamaan untuk Adsorpsi Langmuir Monolayer Isoterm 8. Tuliskan apa yang kamu ketahui tentang adsorpsi. Berikan 4 poin perbedaan antara adsorpsi fisika dan adsorpsi kimia. 9. Turunkan persamaan Langmuir Adsorpsi Isoterm dan pernyataan yang mendasarinya. Tunjukkan itu untuk jarak sedang dari tekanannya untuk mengubah ke Freundlich Adsorpsi Isoterm. 10. Bedakan antara adsorbs fisika dan adsorpsi kimia. Apa itu adsorpsi isobar? 11. Apa yang dimaksud adsorpsi isotermal? Menyimpulkan dari adsorpsi isotermal Langmuir 12. Bedakan antara adsorpsi fisika dan adsorpsi kimia 13. Diskusikan adsorpsi isotermal Freundlich pada gas di atas permukaan zat padat. Bagaimana menentukan tetapan dalam persamaan isotermal? Bagaimana kamu akan membuktikan bahwa adsorpsi isotermal Langmuir lebih tinggi daripada adsorpsi isotermal Freundlich? 14. Tuliskan adsorpsi isotermal Freundlich. Tuliskan juga 2 penolakan dalam teori Langmuir. 15. (a) Dalam sebuah percobaan tertentu diperlukan untuk memiliki sejumlah besar gas yang diserap pada permukaan solid. Sarankan beberapa faktor yang mungkin dapat membantu disertai penjelasan yang sesuai. (b) Apa tanda-tanda ΔH dan ΔS dalam kasus adsorpsi fisik diharapkan? Benarkan jawaban Anda. (C) Tulis catatan di chemisorption. 16. Apa yang mendalilkan adsorpsi isotermal Langmuir? Pada dasar dalil ini, diperoleh persamaan Langmuir. Bagaimana itu bisa digunakan untuk menentukan permukaan area dari adsorben? 17. a. Apa yang kamu ketahui tentang adsorpsi termal? Apa faktor yang mempengaruhi adsorpsi?

17 b. Diskusikan pengaruh suhu dan tekanan pada adsorpsi diatas permukaan zat padat 18. Tunjukkan bahwa isotermal Freundlich adalah panggilan khusus dari isotermal Langmuir 19. a. Tunjukkan diagram perbedaan tipe adsorpsi isotermal yang didapatkan untuk adsorpsi gas diatas padatan b. Diskusikan kebiasaan dari adsorpsi isotermal Langmuir sangat lemah dan tekanan tinggi 20. Apa yang mendalilkan teori Langmuir untuk adsorpsi? Persamaan adsorpsi Langmuir diperoleh dari rumus. Bagaimana persamaan yang membuktikannya? 21. a. Bedakan antara physisorption dan chemisortion b. Bagaimana hubungan adsorpsi isotermal Langmuir dengan isotermal Freundlich? Bagaimana bentuk perubahan adsorpsi isotermal ketika adsorpsi berlapis-lapis diberikan 22. Simpulkan persamaan termodinamika adsorpsi Gibbs 23. a. Berikan 2 aplikasi dari adsorpsi b. Jelaskan alasan mengapa akhirnya zat bubuk adalah adsorben yang efektif? 24. A. Bagaimana chemisorption terkenal dari physisorption pada dasar nomer lapisan adsorben? B. Bagaimana bisa isotermal adsorpsi Langmuir digunakan untuk menunjukkan observasi dekomposisi dari gas PH 3 pada tungsten 25. Adsorpsi isotermal Freundlich diperoleh dari adsorpsi isotermal Gibbs yang digunakan dalam gas 26. a. Asal persamaan isotermal Langmuir. Bagaimana isotermal ini mengartikan kinetik dari reaksi unimolekul dengan katalis permukaan zat padat? b. Jelaskan adsorpsi termal dan tulis apa penyebab itu terjadi c. Berikan catatan dari cara physisorption dan chemisorption yang terkenal daripada lainnya 27. Gambarkan tipe adsorpsi isotermal yang diperoleh dalam kotak adsorpsi unimolekular dan multimolekular 28. Apa ciri-ciri adsorpsi? Ungkapan yang diperoleh untuk adsorpsi isotermal Langmuir 29. Turunkan persamaan isoterm adsorpsi Langmuir. Tunjukkan dalam kondisi apa itu menjadi identik dengan Persamaan isoterm adsorpsi Freundlich. (Gulbarga BSc, 2004)

18 30. (A) Bedakan antara absorpsi dan adsorpsi. (B) Apakah yang dimaksud dengan isoterm adsorpsi? Berikan aplikasinya!. (Avadh BSc, 2004) ,0 g oksigen teradsorpsi pada 2,5 g bubuk logam pada 273 K dan 1 atm tekanan. Hitung volume gas teradsorpsi per gram adsorben. Answer ml (Madurai BSc, 2005) ml dari 0,3 M asam asetat dikocok dengan 0,8 g arang kayu. Konsentrasi akhir larutan setelah adsorpsi adalah 0,125 M. Hitung berat asam asetat teradsorpsi per gram karbon. Answer.1.31 g (Nagpur BSc, 2005) 33. Empat gram gas yang teradsorpsi pada 1,5 g bubuk logam pada 300 K dan 0,7 atm. Hitung volume gas pada STP yang teradsorpsi per gram adsorben. Answer m (Punjabi BSc, 2005) 34. Untuk adsorben - adsorbat sistem mematuhi adsorpsi Langmuir isoterm, a = 0,48 bar -1 dan b = 0,16 bar -1. berapa tekanan yang akan ditutupi 50% dari permukaan? Answer Bar (Agra BSc, 2006) 35. Lima gram katalis menyerap 400 cm 3 dari N 2 pada keadaan STP untuk membentuk monolayer. Berapa luas permukaan per gram jika daerah yang ditempati oleh molekul N 2 adalah 16 Å. Answer.344 m 2 g -1 (Panjab BSc, 2006) Pertanyaan pilihan ganda 1. Fenomena konsentrasi molekul gas atau cairan di permukaan padatan ini disebut (a) penyerapan (c) katalisis (b) adsorpsi (d) tidak satu pun Jawaban.

19 2. Adsorbat adalah zat (a) yang berkonsentrasi pada permukaan (b) di mana adsorpsi terjadi (c) yang menguap dari permukaan logam (d) tidak satu pun Jawaban. 3. Adsorpsi gas pada permukaan logam disebut (a) katalisis (d) penyerapan (b) oklusi (c) adsorpsi Jawaban. 4. Peningkatan adsorben meningkatkan jumlah total gas yang terserap (a) densitas (c) luas permukaan (b) Volume (d) tegangan permukaan Jawaban. 5. Suhu kritis dari gas, semakin mudah terserap (a) lebih rendah (c) menengah (b) lebih tinggi (d) tidak satu pun 6. proses adsorbsi adalah (a) eksotermik (b) endotermik (c) terkadang eksotermik, terkadang endotermik (d) tidak ada di atas Jawaban

20 7. Adsorpsi fisik adalah proses ( a) reversibel ( b ) irreversible ( c ) eksotermik ( d ) tidak satu pun Jawaban. 8. Adsorpsi fisik terjadi dengan cepat pada suhu ( a) rendah ( b ) tinggi ( c ) nol mutlak ( d ) tidak satu pun Jawaban. 9. Adsorpsi fisik umumnya dengan meningkatnya suhu ( a) berkurang ( b ) peningkatan ( c ) kadang berkurang, kadang-kadang meningkat ( d ) tidak satu pun Jawaban. 10. Chemisorption umumnya dengan suhu ( a) peningkatan ( b ) menurun ( c ) tetap sama ( d ) tidak satu pun Jawaban. 11. Multi- lapisan molekul terbentuk dalam ( a) penyerapan ( b ) adsorpsi fisik ( c ) chemisorption ( d ) adsorpsi reversibel Jawaban. 12. Hubungan antara tekanan kesetimbangan gas dan jumlahnya teradsorpsi pada adsorben padat pada temperatur konstan disebut ( a) chemisorption ( b ) isobars adsorpsi

21 ( c ) isoterm adsorpsi ( d ) tidak satu pun Jawaban. 13. Isoterm Freundlich tidak berlaku di ( a) tekanan tinggi ( b ) tekanan rendah ( c ) 273 K ( d ) suhu kamar Jawaban. 14. Pada tekanan rendah, jumlah gas yang terserap adalah sebanding dengan tekanan ( a) secara langsung ( b ) terbalik ( c ) kadang-kadang langsung, kadang-kadang terbalik ( d ) tidak satu pun Jawaban. 15. Manakah dari berikut ini yang bukan merupakan persamaan untuk isoterm Freundlich? Jawaban 16. Dalam perlindungan gas, gas-gas yang beracun dikeluarkan oleh adsorben melalui proses a. Absorpsi b. Adsorpsi c. Katalisis d. Tidak ketiganya 17. Proses flotasi buih untuk konsentrasi bijih sulfide memanfaatkan proses a. Adsorpsi b. Katalis heterogen c. Absorpsi d. Kesetimbangan

22 18. Air yang dibebaskan dari semua ion (kation dan anion) disebut a. Air berat b. Air terkonsentrasi c. Air mineral d. Air demineralisasi 19. Panas dari adsorpsi didefinisikan sebagai energi yang dibebaskan ketika gas teradsorpsi pada permukaan padat. a. 1 molekul b. 1 gram c. 1 gm mol d. 1 kg 20. Pada adsorpsi fisik, molekul gas dilakukan pada permukaan padat oleh a. Ikatan hidrogen b. Ikatan sigma c. Ikatan pi d. Gaya Van der Waal s 21. Adsorpsi hidrogen pada arang adalah a. Adsorpsi fisik b. Adsorpsi kimia c. Penyerapan d. Tidak ketiganya 22. Proses desorpsi meningkat sejalan dengan tekanan a. Penurunan b. Peningkatan c. Kadang meningkat, kadang menuru d. Tidak ketiganya 23. Adsorpsi berlangsung dengan a. Penurunan entalpi sistem b. Peningkatan entalpi sistem c. Tidak ada perubahan dalam entalpi sistem

23 d. Tidak ketiganya 24. Panas adsorpsi dalam adsorpsi fisik terletak pada kisaran a kj/mol b kj/mol c kj/mol d kj/mol 25. Dalam analisis kromatografi, prinsip yang digunakan adalah a. Absorpsi b. Adsorpsi c. Distribusi d. Evaporasi 26. Manakah yang di bawah ini yang bukan merupakan karakteristik adsorpsi fisik? a. Reversibel b. Terbentuknya lapisan multi-molekul c. ΔH-nya adalah 400 kj d. Terjadi dengan cepat pada suhu yang rendah 27. Dalam topeng gas, gas-gas beracun diserap dengan arang aktif. Arang aktif bertindak sebagai (a) bahan terserap (b) bahan penyerap (c) katalisis (d) bahan adsorpsi Jawaban. 28. Mana pernyataan yang salah? (a) adsorpsi fisika tidak dapat balik dalam air (b) adsorpsi fisika melibatkan lapisan multi-molekular (c) perkembangan energi kecil (d) adsorpsi fisika disebabkan gaya van der Waal Jawaban.

24 29. Mana dari pernyataan berikut salah (a) adsorpsi kimia dapat balik dalam alam (b) adsorpsi fisika dapat balik dalam alam (c) ΔH adsorpsi fisika kecil (d) ΔH adsorpsi kimia besar Jawaban. 30. Efisiensi penyerapan meningkat dengan kenaikan (a) viskositas (b) tegangan permukaan (c) luas tegangan (d) nomor ion Jawaban. 31. Pertukaran ion damar terbentuk dengan (a) massa molekular tinggi (b) tegangan permukaan tinggi (c) viskositas tinggi (d) luas permukaan tinggi Jawaban. 32. Air keras dibuat lembut dengan melewatkannya pada kotak kolom dengan polimer damar tinggi. Proses ini dibuat menggunakan (a) pertukaran kation (b) analisis kromatografi (c) adsorpsi beban ion vely (d) katalisis heterogen Jawaban. 33. Mana dari pernyataan berikut bukan aplikasi adsorpsi? (a) topeng gas (b) katalisis heterogen (c) proses flotasi busa

25 (d) pelunakan air dengan pendidihan Jawaban. 34. Langmuir ketika menurunkan adsorpsi isotermal tidak membuat anggapan berikut (a) lapisan penyerap gas pada permukaan padatan setebal satu molekul (b) lapisan penyerap seragam (c) tidak ada gaya tarik antara perbatasan molekul (d) gaya tarik antara molekul penyerap sangat besar Jawaban. 35. Mana dari pernyataan berikut yang salah? (a) adsorpsi kimia disebabkan oleh pembentukan ikatan (b) adsorpsi kimia spesifik di alam (c) adsorpsi kimia dapat balik (d) adsorpsi kimia meningkat dengan kenaikan suhu Jawaban. (c) 36. Sebuah proses yang dituliskan dengan persamaan R H + + Na + R Na + + H +, adalah (a) pertukaran kation (b) pertukaran anion (c) Pertukaran resin (d) analisis kromatografi 37. Suatu proses pertukaran anion dapat dituliskan dengan persamaan (a) R H + + Na + R Na + + H + (b) R OH + Cl - R Cl - + OH - (c) 2R Na + + Ca 2+ R 2 Ca Na (d) bukan semuanya

26 38. Pada sebuah proses adsorpsi terbentuk lapisan unimolekular. Yaitu (a) adsorpsi fisika (b) adsorpsi kimia (c) pertukaran ion (d) analisis kromatografi 39. Kecepatan desorpsi R d ditunjukkan oleh (dimana ϴ adalah fraksi total dari permukaan yang tertutupi oleh molekul yang teradsorpsi) (a) R d = K d ϴ (b) R d = K d ϴ 2 (c) R d = K d / ϴ (d) R d = K d / ϴ Langmuir Isotherm dapat terjadi pada tekanan rendah, namun gagal pada (a) suhu rendah (b) tekanan tingggi (c) tekanan sedang (d) bukan semuanya

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA ISOTHERM ADSORPSI Oleh : Kelompok 2 Kelas C Ewith Riska Rachma 1307113269 Masroah Tuljannah 1307113580 Michael Hutapea 1307114141 PROGRAM SARJANA STUDI TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. nm. Setelah itu, dihitung nilai efisiensi adsorpsi dan kapasitas adsorpsinya.

HASIL DAN PEMBAHASAN. nm. Setelah itu, dihitung nilai efisiensi adsorpsi dan kapasitas adsorpsinya. 5 E. ampas sagu teraktivasi basa-bentonit teraktivasi asam (25 : 75), F. ampas sagu teraktivasi basa-bentonit teraktivasi asam (50 : 50), G. ampas sagu teraktivasi basa-bentonit teraktivasi asam (75 :

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Adsorption nomenclature [4].

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Adsorption nomenclature [4]. BAB II DASAR TEORI 2.1 ADSORPSI Adsorpsi adalah fenomena fisik yang terjadi saat molekul molekul gas atau cair dikontakkan dengan suatu permukaan padatan dan sebagian dari molekul molekul tadi mengembun

Lebih terperinci

PENGANTAR ILMU KIMIA FISIK. Subtitle

PENGANTAR ILMU KIMIA FISIK. Subtitle PENGANTAR ILMU KIMIA FISIK Subtitle PENGERTIAN ZAT DAN SIFAT-SIFAT FISIK ZAT Add your first bullet point here Add your second bullet point here Add your third bullet point here PENGERTIAN ZAT Zat adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perak Nitrat Perak nitrat merupakan senyawa anorganik tidak berwarna, tidak berbau, kristal transparan dengan rumus kimia AgNO 3 dan mudah larut dalam alkohol, aseton dan air.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis proses preparasi, aktivasi dan modifikasi terhadap zeolit

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis proses preparasi, aktivasi dan modifikasi terhadap zeolit HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis proses preparasi, aktivasi dan modifikasi terhadap zeolit Penelitian ini menggunakan zeolit alam yang berasal dari Lampung dan Cikalong, Jawa Barat. Zeolit alam Lampung

Lebih terperinci

*ÄÂ ¾½ Á!" ÄÂ Â. Okki Novian / Michael Wongso / Jindrayani Nyoo /

*ÄÂ ¾½ Á! ÄÂ Â. Okki Novian / Michael Wongso / Jindrayani Nyoo / *ÄÂ ¾½ Á!" ÄÂ Â Okki Novian / 5203011009 Michael Wongso / 5203011016 Jindrayani Nyoo / 5203011021 Chemical Engineering Department of Widya Mandala Catholic University Surabaya All start is difficult Perbedaan

Lebih terperinci

MATERI DAN PERUBAHANNYA. Kimia Kesehatan Kelas X semester 1

MATERI DAN PERUBAHANNYA. Kimia Kesehatan Kelas X semester 1 MATERI DAN PERUBAHANNYA Kimia Kelas X semester 1 SKKD STANDAR KOMPETENSI Memahami konsep penulisan lambang unsur dan persamaan reaksi. KOMPETENSI DASAR Mengelompokkan sifat materi Mengelompokkan perubahan

Lebih terperinci

MODUL 1 TERMOKIMIA. A. Hukum Pertama Termodinamika. B. Kalor Reaksi

MODUL 1 TERMOKIMIA. A. Hukum Pertama Termodinamika. B. Kalor Reaksi MODUL 1 TERMOKIMIA Termokimia adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara energi panas dan energi kimia. Sebagai prasyarat untuk mempelajari termokimia, kita harus mengetahui tentang perbedaan kalor (Q)

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Adsorpsi Zat Warna

HASIL DAN PEMBAHASAN. Adsorpsi Zat Warna Adsorpsi Zat Warna Pembuatan Larutan Zat Warna Larutan stok zat warna mg/l dibuat dengan melarutkan mg serbuk Cibacron Red dalam air suling dan diencerkan hingga liter. Kemudian dibuat kurva standar dari

Lebih terperinci

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan STOIKIOMETRI Pengertian Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (persamaan kimia) Stoikiometri adalah hitungan kimia Hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB I PENDAHULUAN I.1. BAB I PENDAHULUAN I.1. Tujuan Percobaan Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui nilai konstanta dalam peristiwa adsorbsi dari larutan asam asetat oleh karbon aktif pada suhu konstan. I.2. Dasar

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Adsorpsi Adsorpsi adalah fenomena fisik yang terjadi saat molekul-molekul gas atau cair dikontakkan dengan suatu permukaan padatan dan sebagian dari molekulmolekul tadi mengembun

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL 5. Pilih satu jawaban yang benar!

LEMBARAN SOAL 5. Pilih satu jawaban yang benar! LEMBARAN SOAL 5 Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA ) PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah

Lebih terperinci

BAB IV TERMOKIMIA A. PENGERTIAN KALOR REAKSI

BAB IV TERMOKIMIA A. PENGERTIAN KALOR REAKSI BAB IV TERMOKIMIA A. Standar Kompetensi: Memahami tentang ilmu kimia dan dasar-dasarnya serta mampu menerapkannya dalam kehidupan se-hari-hari terutama yang berhubungan langsung dengan kehidupan. B. Kompetensi

Lebih terperinci

PENYISIHAN KESADAHAN dengan METODE PENUKAR ION

PENYISIHAN KESADAHAN dengan METODE PENUKAR ION PENYISIHAN KESADAHAN dengan METODE PENUKAR ION 1. Latar Belakang Kesadahan didefinisikan sebagai kemampuan air dalam mengkonsumsi sejumlah sabun secara berlebihan serta mengakibatkan pengerakan pada pemanas

Lebih terperinci

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya.

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya. 30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya. 1. Semua pernyataan berikut benar, kecuali: A. Energi kimia ialah energi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. limbah organik dengan proses anaerobic digestion. Proses anaerobic digestion

BAB I PENDAHULUAN. limbah organik dengan proses anaerobic digestion. Proses anaerobic digestion BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan energi Indonesia yang terus meningkat dan keterbatasan persediaan energi yang tak terbarukan menyebabkan pemanfaatan energi yang tak terbarukan harus diimbangi

Lebih terperinci

PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA

PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA 1 Tujuan Percobaan Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan kadar natrium karbonat dan natrium hidrogen karbonat dengan titrasi

Lebih terperinci

Jason Mandela's Lab Report

Jason Mandela's Lab Report LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK I PERCOBAAN-4 KINETIKA ADSORPSI Disusun Oleh: Nama : Jason Mandela NIM :2014/365675/PA/16132 Partner : - Dwi Ratih Purwaningsih - Krisfian Tata AP - E Devina S - Fajar Sidiq

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 7 Universitas Indonesia

BAB II DASAR TEORI. 7 Universitas Indonesia BAB II DASAR TEORI 2.1 Adsorpsi 2.1.1 Pengertian Adsorpsi Adsopsi adalah proses dimana molekul-molekul fluida menyentuh dan melekat pada permukaan padatan (Nasruddin,2005). Adsorpsi adalah fenomena fisik

Lebih terperinci

SELEKSI OLIMPIADE NASIONAL MIPA PERGURUAN TINGGI (ONMIPA-PT) 2014 TINGKAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA BIDANG KIMIA

SELEKSI OLIMPIADE NASIONAL MIPA PERGURUAN TINGGI (ONMIPA-PT) 2014 TINGKAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA BIDANG KIMIA SELEKSI OLIMPIADE NASIONAL MIPA PERGURUAN TINGGI (ONMIPA-PT) 2014 TINGKAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA BIDANG KIMIA Hari, tanggal: Rabu, 2 April 2014 Waktu: 60 menit Nama: NIM: A. PILIHAN GANDA [nilai

Lebih terperinci

BAB VI KINETIKA REAKSI KIMIA

BAB VI KINETIKA REAKSI KIMIA BANK SOAL SELEKSI MASUK PERGURUAN TINGGI BIDANG KIMIA 1 BAB VI 1. Padatan NH 4 NO 3 diaduk hingga larut selama 77 detik dalam akuades 100 ml sesuai persamaan reaksi berikut: NH 4 NO 2 (s) + H 2 O (l) NH

Lebih terperinci

2. Konfigurasi elektron dua buah unsur tidak sebenarnya:

2. Konfigurasi elektron dua buah unsur tidak sebenarnya: . Atom X memiliki elektron valensi dengan bilangan kuantum: n =, l =, m = 0, dan s =. Periode dan golongan yang mungkin untuk atom X adalah A. dan IIIB B. dan VA C. 4 dan III B D. 4 dan V B E. 5 dan III

Lebih terperinci

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 19 IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Waktu Optimal yang Diperlukan untuk Adsorpsi Ion Cr 3+ Oleh Serbuk Gergaji Kayu Albizia Data konsentrasi Cr 3+ yang teradsorpsi oleh serbuk gergaji kayu albizia

Lebih terperinci

SMP VIIa. Unsur, Senyawa, dan Campuran. Devi Diyas Sari SMP VIIa

SMP VIIa. Unsur, Senyawa, dan Campuran. Devi Diyas Sari SMP VIIa SMP VIIa Unsur, Senyawa, dan Campuran Devi Diyas Sari 08312244013 SMP VIIa PETA KONSEP Materi Zat murni Campuran Unsur Senyawa Homogen Heterogen Pendapat Jons Jacob Berzelius Lambang unsur yang sekarang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. (Balai Penelitian dan Pengembangan Industri, 1984). 3. Arang gula (sugar charcoal) didapatkan dari hasil penyulingan gula.

BAB II LANDASAN TEORI. (Balai Penelitian dan Pengembangan Industri, 1984). 3. Arang gula (sugar charcoal) didapatkan dari hasil penyulingan gula. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Arang Aktif Arang adalah bahan padat yang berpori dan merupakan hasil pembakaran dari bahan yang mengandung unsur karbon. Sebagian besar dari pori-porinya masih tertutup dengan

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI 2.1 ADSORPSI

BAB 2 DASAR TEORI 2.1 ADSORPSI BAB 2 DASAR TEORI 2.1 ADSORPSI Adsorpsi adalah suatu proses yang terjadi ketika suatu fluida (cairan maupun gas) terikat kepada suatu padatan dan akhirnya membentuk suatu film (lapisan tipis) pada permukaan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA ISOTERM ADSORBSI. I. TUJUAN Menentukan isoterm adsorbsi menurut Freundlich bagi proses adsorbsi asam asetat pada arang

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA ISOTERM ADSORBSI. I. TUJUAN Menentukan isoterm adsorbsi menurut Freundlich bagi proses adsorbsi asam asetat pada arang LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA ISOTERM ADSORBSI I. TUJUAN Menentukan isoterm adsorbsi menurut Freundlich bagi proses adsorbsi asam asetat pada arang II. DASAR TEORI Arang adalah padatan berpori hasil pembakaran

Lebih terperinci

SIMULASI UJIAN NASIONAL 2

SIMULASI UJIAN NASIONAL 2 SIMULASI UJIAN NASIONAL 2. Diketahui nomor atom dan nomor massa dari atom X adalah 29 dan 63. Jumlah proton, elektron, dan neutron dalam ion X 2+ (A) 29, 27, dan 63 (B) 29, 29, dan 34 (C) 29, 27, dan 34

Lebih terperinci

D. Tinjauan Pustaka. Menurut Farmakope Indonesia (Anonim, 1995) pernyataan kelarutan adalah zat dalam

D. Tinjauan Pustaka. Menurut Farmakope Indonesia (Anonim, 1995) pernyataan kelarutan adalah zat dalam JURNAL KELARUTAN D. Tinjauan Pustaka 1. Kelarutan Menurut Farmakope Indonesia (Anonim, 1995) pernyataan kelarutan adalah zat dalam bagian tertentu pelarut, kecuali dinyatakan lain menunjukkan bahwa 1 bagian

Lebih terperinci

Bab VI Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit

Bab VI Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit Bab VI Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit Sumber: Dokumentasi Penerbit Air laut merupakan elektrolit karena di dalamnya terdapat ion-ion seperti Na, K, Ca 2, Cl, 2, dan CO 3 2. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 POLUTAN LOGAM BERAT Pencemaran lingkungan dengan zat beracun telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir sebagai akibat dari pesatnya pertumbuhan industri [8]. Aktivitas berbagai

Lebih terperinci

Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi. atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam

Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi. atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam klorida 0,1 N. Prosedur uji disolusi dalam asam dilakukan dengan cara

Lebih terperinci

TRY OUT SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2010 TIM OLIMPIADE KIMIA INDONESIA 2011 Waktu: 150 Menit PUSAT KLINIK PENDIDIKAN INDONESIA (PKPI) bekerjasama dengan LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR SSCIntersolusi

Lebih terperinci

Disampaikan oleh : Dr. Sri Handayani 2013

Disampaikan oleh : Dr. Sri Handayani 2013 Disampaikan oleh : Dr. Sri Handayani 2013 PENGERTIAN Termokimia adalah cabang dari ilmu kimia yang mempelajari hubungan antara reaksi dengan panas. HAL-HAL YANG DIPELAJARI Perubahan energi yang menyertai

Lebih terperinci

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT DI SUSUN OLEH : NAMA : IMENG NIM : ACC 109 011 KELOMPOK : 2 ( DUA ) HARI / TANGGAL : SABTU, 28 MEI 2011

Lebih terperinci

ION EXCHANGE DASAR TEORI

ION EXCHANGE DASAR TEORI ION EXCHANGE I. TUJUAN PERCOBAAN Setelah melakukan praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat : 1. Menentukan konsentrasi ion-ion H+, Na+, Mg2+, Zn2+ dengan menggunakan resin penukar kation. 2. Pengurangan

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI NASIONAL TAHUN 2006

SOAL SELEKSI NASIONAL TAHUN 2006 SOAL SELEKSI NASIONAL TAHUN 2006 Soal 1 ( 13 poin ) KOEFISIEN REAKSI DAN LARUTAN ELEKTROLIT Koefisien reaksi merupakan langkah penting untuk mengamati proses berlangsungnya reaksi. Lengkapi koefisien reaksi-reaksi

Lebih terperinci

KIMIA TERAPAN (APPLIED CHEMISTRY) (PENDAHULUAN DAN PENGENALAN) Purwanti Widhy H, M.Pd Putri Anjarsari, S.Si.,M.Pd

KIMIA TERAPAN (APPLIED CHEMISTRY) (PENDAHULUAN DAN PENGENALAN) Purwanti Widhy H, M.Pd Putri Anjarsari, S.Si.,M.Pd KIMIA TERAPAN (APPLIED CHEMISTRY) (PENDAHULUAN DAN PENGENALAN) Purwanti Widhy H, M.Pd Putri Anjarsari, S.Si.,M.Pd KIMIA TERAPAN Penggunaan ilmu kimia dalam kehidupan sehari-hari sangat luas CAKUPAN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

TERMODINAMIKA (II) Dr. Ifa Puspasari

TERMODINAMIKA (II) Dr. Ifa Puspasari TERMODINAMIKA (II) Dr. Ifa Puspasari PV Work Irreversible (Pressure External Constant) Kompresi ireversibel: Kerja = Gaya x Jarak perpindahan W = F x l dimana F = P ex x A W = P ex x A x l W = - P ex x

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Preparasi Adsorben

HASIL DAN PEMBAHASAN. Preparasi Adsorben 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Preparasi Adsorben Perlakuan awal kaolin dan limbah padat tapioka yang dicuci dengan akuades, bertujuan untuk membersihkan pengotorpengotor yang bersifat larut dalam air. Selanjutnya

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI PATIKRAJA Jalan Adipura 3 Patikraja Telp (0281) Banyumas 53171

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI PATIKRAJA Jalan Adipura 3 Patikraja Telp (0281) Banyumas 53171 PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI PATIKRAJA Jalan Adipura 3 Patikraja Telp (0281) 6844576 Banyumas 53171 ULANGAN KENAIKAN KELAS TAHUN PELAJARAN 2010/ 2011 Mata Pelajaran : Kimia

Lebih terperinci

Kelarutan & Gejala Distribusi

Kelarutan & Gejala Distribusi PRINSIP UMUM Kelarutan & Gejala Distribusi Oleh : Lusia Oktora RKS, S.F.,M.Sc., Apt Larutan jenuh : suatu larutan dimana zat terlarut berada dalam kesetimbangan dengan fase padat (zat terlarut). Kelarutan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK VOLUM MOLAL PARSIAL. Nama : Ardian Lubis NIM : Kelompok : 6 Asisten : Yuda Anggi

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK VOLUM MOLAL PARSIAL. Nama : Ardian Lubis NIM : Kelompok : 6 Asisten : Yuda Anggi LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK VOLUM MOLAL PARSIAL Nama : Ardian Lubis NIM : 121810301028 Kelompok : 6 Asisten : Yuda Anggi LABORATORIUM KIMIA FISIK JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Magnesium klorida Salah satu kegunaan yang paling penting dari MgCl 2, selain dalam pembuatan logam magnesium, adalah pembuatan semen magnesium oksiklorida, dimana dibuat melalui

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Biogas Biogas adalah gas yang terbentuk melalui proses fermentasi bahan-bahan limbah organik, seperti kotoran ternak dan sampah organik oleh bakteri anaerob ( bakteri

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan Secara garis besar, penelitian ini terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama yaitu penentuan spektrum absorpsi dan pembuatan kurva kalibrasi dari larutan zat warna RB red F3B. Tahap

Lebih terperinci

PAKET UJIAN NASIONAL 14 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit

PAKET UJIAN NASIONAL 14 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit PAKET UJIAN NASINAL 14 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit Pilihlah salah satu jawaban yang tepat! Jangan lupa Berdoa dan memulai dari yang mudah. 1. Diketahui ion X 3+ mempunyai 10 elektron dan 14 neutron.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berputar, sehingga merupakan suatu siklus (daur ulang) yang lebih dikenal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berputar, sehingga merupakan suatu siklus (daur ulang) yang lebih dikenal BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sumber Air Keberadaan air di bumi merupakan suatu proses alam yang berlanjut dan berputar, sehingga merupakan suatu siklus (daur ulang) yang lebih dikenal dengan siklus hidrologi.

Lebih terperinci

KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI

KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI 1. Untuk membuat 500 ml larutan H 2 SO 4 0.05 M dibutuhkan larutan H 2 SO 4 5 M sebanyak ml a. 5 ml b. 10 ml c. 2.5 ml d. 15 ml e. 5.5 ml 2. Konsentrasi larutan yang

Lebih terperinci

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar LOGO Stoikiometri Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar Konsep Mol Satuan jumlah zat dalam ilmu kimia disebut mol. 1 mol zat mengandung jumlah partikel yang sama dengan jumlah partikel dalam 12 gram C 12,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Kadmium (Cd) Stuktur Kimia Zeolit

TINJAUAN PUSTAKA Kadmium (Cd) Stuktur Kimia Zeolit TINJAUAN PUSTAKA Kadmium (Cd) Unsur kadmium dengan nomor atom 48, bobot atom 112,4 g/mol, dan densitas 8.65 g/cm 3 merupakan salah satu jenis logam berat yang berbahaya, karena dalam jangka waktu panjang

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Materi 2.2 Sifat-sifat Materi

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Materi 2.2 Sifat-sifat Materi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Materi dan perubahannya merupakan objek kajian dari ilmu kimia. Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari tentang materi dan perubahannya. Ilmu kimia juga merupakan ilmu

Lebih terperinci

HASIL KALI KELARUTAN (Ksp)

HASIL KALI KELARUTAN (Ksp) LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA HASIL KALI KELARUTAN (Ksp) NAMA : YUSI ANDA RIZKY NIM : H311 08 003 KELOMPOK : II (DUA) HARI/TGL PERC. : SENIN/08 MARET 2010 ASISTEN : FITRI JUNIANTI LABORATORIUM KIMIA FISIKA

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Bentonit diperoleh dari bentonit alam komersiil. Aktivasi bentonit kimia. Aktivasi secara kimia dilakukan dengan merendam bentonit dengan menggunakan larutan HCl 0,5 M yang bertujuan

Lebih terperinci

D. 2 dan 3 E. 2 dan 5

D. 2 dan 3 E. 2 dan 5 1. Pada suhu dan tekanan sama, 40 ml P 2 tepat habis bereaksi dengan 100 ml, Q 2 menghasilkan 40 ml gas PxOy. Harga x dan y adalah... A. 1 dan 2 B. 1 dan 3 C. 1 dan 5 Kunci : E D. 2 dan 3 E. 2 dan 5 Persamaan

Lebih terperinci

PAKET UJIAN NASIONAL 17 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit

PAKET UJIAN NASIONAL 17 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit PAKET UJIAN NASIONAL 17 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit Pilihlah salah satu jawaban yang tepat! Jangan lupa Berdoa dan memulai dari yang mudah. 01. Diketahui ion X 3+ mempunyai 10 elektron dan 14 neutron.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman sekarang, manusia tidak dapat lepas dari bahan-bahan kimia, hampir disemua aspek kehidupan manusia dapat ditemukan bahan-bahan kimia. Mulai dari aspek kesehatan

Lebih terperinci

KIMIA. Sesi KIMIA UNSUR (BAGIAN IV) A. UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA. a. Sifat Umum

KIMIA. Sesi KIMIA UNSUR (BAGIAN IV) A. UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA. a. Sifat Umum KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 12 Sesi NGAN KIMIA UNSUR (BAGIAN IV) A. UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA Keteraturan sifat keperiodikan unsur dalam satu periode dapat diamati pada unsur-unsur periode

Lebih terperinci

HASIL ANALISIS KEBENARAN KONSEP PADA OBJEK PENELITIAN. Penjelasan Konsep

HASIL ANALISIS KEBENARAN KONSEP PADA OBJEK PENELITIAN. Penjelasan Konsep LAMPIRAN 7 HASIL ANALISIS KEBENARAN KONSEP PADA OBJEK PENELITIAN Keterangan kriteria kebenaran konsep Benar (B) Salah (S) Indikator Pembelajaran : Jika penjelasan konsep subjek penelitian sesuai dengan

Lebih terperinci

PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT

PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT I. Tujuan Percobaan ini yaitu: PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT Adapun tujuan yang ingin dicapai praktikan setelah melakukan percobaan 1. Memisahkan dua garam berdasarkan kelarutannya pada suhu tertentu

Lebih terperinci

KROMATOGRAFI PENUKAR ION Ion-exchange chromatography

KROMATOGRAFI PENUKAR ION Ion-exchange chromatography KROMATOGRAFI PENUKAR ION Ion-exchange chromatography Merupakan pemisahan senyawa senyawa polar dan ion berdasarkan muatan Dapat digunakan untk hampir semua molekul bermuatan termasuk proteins, nucleotides

Lebih terperinci

kimia KTSP & K-13 KESETIMBANGAN KIMIA 1 K e l a s A. Reaksi Kimia Reversible dan Irreversible Tujuan Pembelajaran

kimia KTSP & K-13 KESETIMBANGAN KIMIA 1 K e l a s A. Reaksi Kimia Reversible dan Irreversible Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 kimia K e l a s XI KESETIMBANGAN KIMIA 1 Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami definisi reaksi kimia reversible dan irreversible..

Lebih terperinci

KIMIA TERAPAN LARUTAN

KIMIA TERAPAN LARUTAN KIMIA TERAPAN LARUTAN Pokok Bahasan A. Konsentrasi Larutan B. Masalah Konsentrasi C. Sifat Elektrolit Larutan D. Sifat Koligatif Larutan E. Larutan Ideal Pengantar Larutan adalah campuran homogen atau

Lebih terperinci

BAB VI REAKSI KIMIA. Reaksi Kimia. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas IX 67

BAB VI REAKSI KIMIA. Reaksi Kimia. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas IX 67 BAB VI REAKSI KIMIA Pada bab ini akan dipelajari tentang: 1. Ciri-ciri reaksi kimia dan faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi kimia. 2. Pengelompokan materi kimia berdasarkan sifat keasamannya.

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP LARUTAN 1. KOMPOSISI LARUTAN 2. SIFAT-SIFAT ZAT TERLARUT 3. KESETIMBANGAN LARUTAN 4. SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

BAB 5 KONSEP LARUTAN 1. KOMPOSISI LARUTAN 2. SIFAT-SIFAT ZAT TERLARUT 3. KESETIMBANGAN LARUTAN 4. SIFAT KOLIGATIF LARUTAN BAB 5 KONSEP LARUTAN 1. KOMPOSISI LARUTAN 2. SIFAT-SIFAT ZAT TERLARUT 3. KESETIMBANGAN LARUTAN 4. SIFAT KOLIGATIF LARUTAN ZAT TERLARUT + PELARUT LARUTAN Komponen minor Komponen utama Sistem homogen PELARUTAN

Lebih terperinci

PETA KONSEP LAJU REAKSI. Percobaan. Waktu perubahan. Hasil reaksi. Pereaksi. Katalis. Suhu pereaksi. Konsentrasi. Luas. permukaan.

PETA KONSEP LAJU REAKSI. Percobaan. Waktu perubahan. Hasil reaksi. Pereaksi. Katalis. Suhu pereaksi. Konsentrasi. Luas. permukaan. PETA KONSEP LAJU REAKSI Berkaitan dengan ditentukan melalui Waktu perubahan Dipengaruhi oleh Percobaan dari Pereaksi Hasil reaksi Konsentrasi Luas Katalis Suhu pereaksi permukaan menentukan membentuk mengadakan

Lebih terperinci

TRY OUT UJIAN NASIONAL SMA PROGRAM IPA AKSES PRIVATE. Mata pelajaran : KIMIA Hari/Tanggal : / 2013

TRY OUT UJIAN NASIONAL SMA PROGRAM IPA AKSES PRIVATE. Mata pelajaran : KIMIA Hari/Tanggal : / 2013 TRY OUT UJIAN NASIONAL SMA PROGRAM IPA AKSES PRIVATE Mata pelajaran : KIMIA Hari/Tanggal : / 2013 Waktu : 120 Menit PETUNJUK UMUM: 1. Isikan nomor ujian, nama peserta, dan data pada Lembar Jawaban yang

Lebih terperinci

SOAL LAJU REAKSI. Mol CaCO 3 = = 0.25 mol = 25. m Mr

SOAL LAJU REAKSI. Mol CaCO 3 = = 0.25 mol = 25. m Mr SOAL LAJU REAKSI 1. Untuk membuat 500 ml larutan H 2 SO 4 0.05 M dibutuhkan larutan H 2 SO 4 5 M sebanyak ml A. 5 ml B. 10 ml C. 2.5 ml D. 15 ml E. 5.5 ml : A Mencari volume yang dibutuhkan pada proses

Lebih terperinci

BAB 4. WUJUD ZAT 1. WUJUD GAS 2. HUKUM GAS 3. HUKUM GAS IDEAL 4. GAS NYATA 5. CAIRAN DAN PADATAN 6. GAYA ANTARMOLEKUL 7. TRANSISI FASA 8.

BAB 4. WUJUD ZAT 1. WUJUD GAS 2. HUKUM GAS 3. HUKUM GAS IDEAL 4. GAS NYATA 5. CAIRAN DAN PADATAN 6. GAYA ANTARMOLEKUL 7. TRANSISI FASA 8. BAB 4. WUJUD ZAT 1. WUJUD GAS 2. HUKUM GAS 3. HUKUM GAS IDEAL 4. GAS NYATA 5. CAIRAN DAN PADATAN 6. GAYA ANTARMOLEKUL 7. TRANSISI FASA 8. DIAGRAM FASA WUJUD ZAT: GAS CAIRAN PADATAN PERMEN (sukrosa) C 12

Lebih terperinci

No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 Semester I BAB I Prodi PT Boga BAB I MATERI

No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 Semester I BAB I Prodi PT Boga BAB I MATERI No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 BAB I MATERI Materi adalah sesuatu yang menempati ruang dan mempunyai massa. Materi dapat berupa benda padat, cair, maupun gas. A. Penggolongan

Lebih terperinci

PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER

PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER Oleh Denni Alfiansyah 1031210146-3A JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI MALANG MALANG 2012 PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER Air yang digunakan pada proses pengolahan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Desorp/melepaskan

BAB II DASAR TEORI. Desorp/melepaskan BAB II DASAR TEORI 2.1 ADSORPSI Adsorpsi adalah suatu proses yang terjadi ketika suatu fluida (cairan maupun gas) terikat kepada suatu padatan dan akhirnya membentuk suatu film (lapisan tipis) pada permukaan

Lebih terperinci

Wardaya College IKATAN KIMIA STOIKIOMETRI TERMOKIMIA CHEMISTRY. Part III. Summer Olympiad Camp Kimia SMA

Wardaya College IKATAN KIMIA STOIKIOMETRI TERMOKIMIA CHEMISTRY. Part III. Summer Olympiad Camp Kimia SMA Part I IKATAN KIMIA CHEMISTRY Summer Olympiad Camp 2017 - Kimia SMA 1. Untuk menggambarkan ikatan yang terjadi dalam suatu molekul kita menggunakan struktur Lewis atau 'dot and cross' (a) Tuliskan formula

Lebih terperinci

kimia KTSP & K-13 TERMOKIMIA I K e l a s A. HUKUM KEKEKALAN ENERGI TUJUAN PEMBELAJARAN

kimia KTSP & K-13 TERMOKIMIA I K e l a s A. HUKUM KEKEKALAN ENERGI TUJUAN PEMBELAJARAN KTSP & K-13 kimia K e l a s XI TERMOKIMIA I TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Menjelaskan hukum kekekalan energi, membedakan sistem dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 13 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Molekul-molekul pada permukaan zat padat atau zat cair mempunyai gaya tarik kearah dalam, karena tidak ada gaya-gaya lain yang mengimbangi. Adanya gayagaya ini

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Preparasi Contoh

HASIL DAN PEMBAHASAN Preparasi Contoh 15 HASIL DAN PEMBAHASAN Preparasi Contoh Contoh yang diambil dari alam merupakan contoh zeolit dengan bentuk bongkahan batuan yang berukuran besar, sehingga untuk dapat dimanfaatkan harus diubah ukurannya

Lebih terperinci

GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO)

GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO) LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO) NAMA : KARMILA (H311 09 289) FEBRIANTI R LANGAN (H311 10 279) KELOMPOK : VI (ENAM) HARI / TANGGAL : JUMAT / 22 MARET

Lebih terperinci

REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK

REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK TUJUAN : Mempelajari proses saponifikasi suatu lemak dengan menggunakan kalium hidroksida dan natrium hidroksida Mempelajari perbedaan sifat sabun dan detergen A. Pre-lab

Lebih terperinci

IKATAN KIMIA DALAM BAHAN

IKATAN KIMIA DALAM BAHAN IKATAN KIMIA DALAM BAHAN Sifat Atom dan Ikatan Kimia Suatu partikel baik berupa ion bermuatan, inti atom dan elektron, dimana diantara mereka, akan membentuk ikatan kimia yang akan menurunkan energi potensial

Lebih terperinci

BAB II ZAT DAN WUJUDNYA

BAB II ZAT DAN WUJUDNYA BAB II ZAT DAN WUJUDNYA Zat adalah : Sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa. Wujud zat ada 3 macam : padat, cair, dan gas 1. MASSA JENIS ZAT ( ) Yaitu perbandingan antara massa dan volume zat

Lebih terperinci

PEMBAHASAN SOAL KIMIA KSM PROVINSI 2016 Oleh Urip Rukim (www.urip.info) JENJANG MADRASAH ALIYAH SELEKSI TINGKAT PROVINSI KOMPETISI SAINS MADRASAH

PEMBAHASAN SOAL KIMIA KSM PROVINSI 2016 Oleh Urip Rukim (www.urip.info) JENJANG MADRASAH ALIYAH SELEKSI TINGKAT PROVINSI KOMPETISI SAINS MADRASAH PEMBAHASAN SOAL KIMIA KSM PROVINSI 2016 Oleh Urip Rukim (www.urip.info) JENJANG MADRASAH ALIYAH SELEKSI TINGKAT PROVINSI KOMPETISI SAINS MADRASAH TAHUN 2016 Soal diketik ulang oleh urip rukim (www.urip.info)

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini akan dibahas tentang sintesis katalis Pt/Zr-MMT dan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini akan dibahas tentang sintesis katalis Pt/Zr-MMT dan BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini akan dibahas tentang sintesis katalis Pt/Zr-MMT dan uji aktivitas katalis Pt/Zr-MMT serta aplikasinya sebagai katalis dalam konversi sitronelal menjadi mentol

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI 39 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 PENDAHULUAN Hasil eksperimen akan ditampilkan pada bab ini. Hasil eksperimen akan didiskusikan untuk mengetahui keoptimalan arang aktif tempurung kelapa lokal pada

Lebih terperinci

KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI

KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI 1. Untuk membuat 500 ml larutan H2SO4 0.05 M dibutuhkan larutan H2SO4 5 M sebanyak ml a. 5 ml b. 10 ml c. 2.5 ml d. 15 ml e. 5.5

Lebih terperinci

Skala ph dan Penggunaan Indikator

Skala ph dan Penggunaan Indikator Skala ph dan Penggunaan Indikator NAMA : ENDRI BAMBANG SUPRAJA MANURUNG NIM : 4113111011 KELAS PRODI : DIK A : PENDIDIKAN JURUSAN : MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Resin sebagai media penukar ion mempunyai beberapa sifat dan keunggulan tertentu. Sifat-sifat resin yang baik adalah sebagai berikut:

Resin sebagai media penukar ion mempunyai beberapa sifat dan keunggulan tertentu. Sifat-sifat resin yang baik adalah sebagai berikut: DASAR TEORI Resin penukar ion ( ion exchange) yang merupakan media penukar ion sintetis pertama kali dikembangkan oleh Adam dan Holmes. Penemuan ini membuka jalan pembuatan resin hasil polimerisasi styrene

Lebih terperinci

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Kimia Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Kimia - Wardaya College

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Kimia Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Kimia - Wardaya College Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer Mata Pelajaran Kimia Tahun Ajaran 2017/2018-1. Sebuah unsur X memiliki no massa 52 dan jumlah neutron sebesar 28. Kongurasi elektron dari ion X + adalah...

Lebih terperinci

BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN

BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN BAB II : MEKANISME KOROSI dan MICHAELIS MENTEN 4 BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN Di alam bebas, kebanyakan logam ditemukan dalam keadaan tergabung secara kimia dan disebut bijih. Oleh karena keberadaan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Skema interaksi proton dengan struktur kaolin (Dudkin et al. 2004).

HASIL DAN PEMBAHASAN. Skema interaksi proton dengan struktur kaolin (Dudkin et al. 2004). 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Preparasi Adsorben Penelitian ini menggunakan campuran kaolin dan limbah padat tapioka yang kemudian dimodifikasi menggunakan surfaktan kationik dan nonionik. Mula-mula kaolin dan

Lebih terperinci

LAMPIRAN C CCT pada Materi Ikatan Ion

LAMPIRAN C CCT pada Materi Ikatan Ion LAMPIRAN C CCT pada Materi Ikatan Ion 1 IKATAN ION A. KECENDERUNGAN ATOM UNTUK STABIL Gas mulia merupakan sebutan untuk unsur golongan VIIIA. Unsur unsur ini bersifat inert (stabil). Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai Agustus 2013 di Laboratorium Riset dan Kimia Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

Kesetimbangan Kimia. Chapter 9 P N2 O 4. Kesetimbangan akan. Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi

Kesetimbangan Kimia. Chapter 9 P N2 O 4. Kesetimbangan akan. Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi Kesetimbangan adalah suatu keadaan di mana tidak ada perubahan yang terlihat seiring berjalannya waktu. Kesetimbangan kimia

Lebih terperinci

MODUL III KESETIMBANGAN KIMIA

MODUL III KESETIMBANGAN KIMIA MODUL III KESETIMBANGAN KIMIA I. Petunjuk Umum 1. Kompetensi Dasar 1) Mahasiswa memahami Asas Le Chatelier 2) Mahasiswa mampu menjelaskan aplikasi reaksi kesetimbangan dalam dunia industry 3) Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reaksi-reaksi kimia berlangsung antara dua campuran zat, bukannya antara dua zat murni. Salah satu bentuk yang umum dari campuran ialah larutan. Larutan memainkan peran

Lebih terperinci

Sulistyani, M.Si.

Sulistyani, M.Si. Sulistyani, M.Si. sulistyani@uny.ac.id Reaksi oksidasi: perubahan kimia suatu spesies (atom, unsur, molekul) melepaskan elektron. Cu Cu 2+ + 2e Reaksi reduksi: perubahan kimia suatu spesies (atom, unsur,

Lebih terperinci

MENGELOMPOKKAN SIFAT-SIFAT MATERI

MENGELOMPOKKAN SIFAT-SIFAT MATERI MENGELOMPOKKAN SIFAT-SIFAT MATERI Materi ( zat ) adalah segala sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang. Batu, kayu, daun, padi, nasi, air, udara merupakan beberapa contoh materi. Sifat Ekstensif

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap diazinon, terlebih dahulu disintesis adsorben kitosan-bentonit mengikuti prosedur yang telah teruji (Dimas,

Lebih terperinci

H 2 O (l) H 2 O (g) Kesetimbangan kimia. N 2 O 4 (g) 2NO 2 (g)

H 2 O (l) H 2 O (g) Kesetimbangan kimia. N 2 O 4 (g) 2NO 2 (g) Purwanti Widhy H Kesetimbangan adalah suatu keadaan di mana tidak ada perubahan yang terlihat seiring berjalannya waktu. Kesetimbangan kimia tercapai jika: Laju reaksi maju dan laju reaksi balik sama besar

Lebih terperinci