MODUL 1 TERMOKIMIA. A. Hukum Pertama Termodinamika. B. Kalor Reaksi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODUL 1 TERMOKIMIA. A. Hukum Pertama Termodinamika. B. Kalor Reaksi"

Transkripsi

1 MODUL 1 TERMOKIMIA Termokimia adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara energi panas dan energi kimia. Sebagai prasyarat untuk mempelajari termokimia, kita harus mengetahui tentang perbedaan kalor (Q) dan kerja (W). Kalor (Q) adalah energi yang dipindahkan melalui batas-batas sistem, sebagai akibat langsung dari perbedaan sushu yang terdapat antara sistem dan lingkungan. Besarnya kalor tergantung pada proses. Q positif bila kalor masuk ke dalam sistem, sebaliknya Q negatif bila kalor keluar dari sistem. Kerja (W) adalah setiap energi yang bukan kalor, yang dipertukarkan antara sistem dengan lingkungan. Kerja dapat berupa kerja mekanik, kerja listrik dsb. W positif bila sistem menerima kerja (lingkungan melakukan kerja terhadap sistem), sebaliknya W negatif bila sistem melakukan kerja terhadap lingkungan. A. Hukum Pertama Termodinamika Hubungan kalor dan kerja dalam suatu sistem dan lingkungan dideskripsikan sebagai berikut : sejumlah tertentu kalor dimasukkan dalam suatu sistem dari sekitarnya. Tetapi didapatkan bahwa kerja yang dilakukan oleh sistem lebih kecil dari nilai kalor yang dimasukkan, maka ada suatu energi yang tersimpan dala sistem yang besarnya sama dengan jumlah aljabar dari kalor dan kerja. Energi yang tersimpan tersebut disebut energi dalam, dirumuskan : ΔU = Q + W dimana: ΔU : perubahan energi dalam W : kerja Q : kalor B. Kalor Reaksi Kalor reaksi adalah energi yang dipindahkan dari atau ke sistem, sehingga suhu zat-zat hasil reaksi menjadi sama dengan suhu campuran zat-zat pereaksi. UNINDRA Modul Kimia Dasar II 1

2 Panas reaksi dapat diukur dalam kalorimeter dan tergantung pada kondisi reaksi yaitu: reaksi pada volume tetap (Qv) dan reaksi pada tekanan tetap (Qp). Pengukuran kalor reaksi umumnya dilakukan pada udara terbuka dengan tekanan yang dapat dianggap tetap, maka dalam kimia kebanyakan dipakai entalpi (H). Kalor reaksi = kalor yang diserap (diperlukan) atau dilepaskan (dihasilkan) dalam reaksi.= perubahan entalpi (ΔH). Apabila perubahan entalpi reaksi negatif (ΔH = - ), maka reaksi disebut reaksi eksoterm. Artinya reaksi tersebut membebaskan panas sebesar ΔH. Abila reaksi menyerap panas sebesar ΔH, maka perubahan entalpi rekasinya bernilai positif (ΔH = + ). Reaksinya disebut reaksi endoterm. Contoh : 2 H 2 (g) + O 2 (g) 2 H 2O (l) + 136,6 kkal H 1 H 2 Q H 1 = H 2 + Q H 2 H 1 ΔH = Q = Q = 136,6 kkal Disebut reaksi eksoterm (menghasilkan kalor). Biasanya dituliskan: 2 H 2 (g) + O 2 (g) 2 H 2O (l) ΔH = 136,6 kkal Reaksi kebalikannya adalah reaksi endoterm (memerlukan kalor). 2 H 2O (l) 2 H 2 (g) + O 2 (g) ΔH = + 136,6 kkal ΔH Pembentukan Standar (ΔHf 0 ) Adalah ΔH untuk membentuk 1 mol suatu senyawa dari unsur-unsur penyusunnya pada keadaan standar. C (s) + O 2 (g) CO 2 (g) ΔH = 94,1 kkal ΔH pembentukan standar CO 2 (g) = 94,1 kkal/mol. Umumnya dituliskan ΔH f 0 CO 2 (g) = 94,1 kkal/mol. Jika suatu senyawa tersusun/terbentuk bukan dari unsur-unsur penyusunnya, maka ΔH-nya tidak sama dengan ΔH pembentukan standar. CO (g) + ½ O 2 (g) CO 2 (g) ΔH = 26,4 kkal 0 ΔH f CO 2 (g) UNINDRA Modul Kimia Dasar II 2

3 CO (g) bukan unsur. Unsur-unsur penyusun CO 2 (g) pada keadaan standar adalah C (s) dan O 2 (g). ΔH Penguraian Standar (ΔH 0 d ) Adalah ΔH untuk menguraikan 1 mol suatu senyawa menjadi unsur-unsur penyusunnya pada keadaan standar. CO 2 (g) C (s) + O 2 (g) ΔH = + 94,1 kkal = ΔH penguraian standar CO 2 (g) CO 2 (g) CO (g) + ½ O 2 (g) ΔH = + 26,4 kkal ΔH penguraian standar CO 2 (g) ΔH Pembakaran Standar (ΔHc 0 ) Adalah ΔH dalam pembakaran sempurna 1 mol suatu senyawa pada keadaan standar. CH 4 (g) + 2 O 2 (g) CO 2 (g) + 2 H 2O (l) ΔH = 212,4 kkal = ΔH pembakaran CH 4 (g) CH 4 (g) + 3 / 2 O 2 (g) CO (g) + 2 H 2O (l) ΔH = 135,1 kkal ΔH pembakaran CH 4 (g) C. Hukum-hukum dalam Termokimia 1. Hukum Laplace Hukum ini dikemukakan oleh Marquis de Laplace ( ), yang berbunyi : jumlah kalor yang dilepaskan pada pembentukan suatu senyawa dari unsur-unsurnya sama dengan jumlah kalor yang diperluka untuk menguraikan senyawa itu menjadi unsur-unsurnya. ΔH reaksi ke kiri = ΔH reaksi ke kanan Sehingga: ΔH penguraian = ΔH pembentukan Pada contoh di atas, ΔH pembentukan standar CO 2 (g) = 94,1 kkal/mol. ΔH penguraian standar CO 2 (g) = ( 94,1 kkal/mol) = + 94,1 kkal/mol. UNINDRA Modul Kimia Dasar II 3

4 2. Hukum Hess Germain Hess (1840) mengemukakan: Bila suatu perubahan kimia dapat dibuat menjadi beberapa jalan/cara yang berbeda, jumlah energi keseluruhannya (total) adalah tetap, tidak bergantung pada jalan/cara yang ditempuh. ΔH reaksi hanya bergantung pada keadaan awal (sebelum reaksi) dan keadaan akhir (setelah reaksi). Contoh: A -----> Z ΔH 1 Bila reaksi dibagi menjadi beberapa jalan, misalnya: A -----> B ΔH 2 B -----> E ΔH 3 atau A -----> C ΔH 5 E -----> Z ΔH 4 C -----> Z ΔH 6 Maka perubahan entalpi total = ΔH 2 + ΔH 2 + ΔH 4 = ΔH 5 + ΔH 6 = ΔH 1 Dengan demikian hukum Hess dapat digunakan untuk menghitung ΔH reaksi-reaksi lain yang ΔH sudah diketahui. Sesuai hukum Laplace, maka : ΔH penguraian pereaksi = ΔH pembentukan pereaksi. Dalam reaksi, dianggap bahwa pereaksi terurai menjadi unsur-unsur penyusunnya. Kemudian unsur-unsur tersebut bereaksi membentuk produk reaksi. Jadi, ΔH reaksi = ΔH penguraian pereaksi + ΔH pembentukan produk = ΔH pembentukan pereaksi + ΔH pembentukan produk = ΔH f 0 pereaksi + ΔH f 0 produk = ΔH f 0 produk ΔH f 0 pereaksi (reaktan) ΔH pembentukan (ΔH 0 f ) unsur-unsur bebas adalah nol (ΔH = 0). Contohnya: N 2 (g) N 2 (g) ΔH = 0 O 2 (g) O 2 (g) ΔH = 0 C (s) C (s) ΔH = 0 UNINDRA Modul Kimia Dasar II 4

5 Contoh 1.1 Diketahui: ΔH pembentukan C 3H 8 (g) = 24,8 kkal/mol. ΔH pembentukan CO 2 (g) = 94,7 kkal/mol. ΔH pembentukan H 2O (l) = 68,3 kkal/mol. Hitunglah berapa ΔH pembakaran C 3H 8 (g)? Jawab: reaksinya adalah: C 3H 8 (g) + 5 O 2 (g) 3 CO 2 (g) + 4 H 2O (l) ΔH = [3 ΔH f 0 CO 2 (g) + 4 ΔH f 0 H 2O (l)] [ΔH f 0 C 3H 8 (g) + 5 ΔH f 0 O 2 (g)] = [3 x ( 94,7) + 4 x ( 68,3)] [( 24,8) + 5 x 0] = 532,5 kkal/mol Cara yang lain, dihitung dengan hukum Hess adalah seperti berikut: C 3H 8 (g) 3 C (s) + 4 H 2 (g) ΔH = + 24,8 kkal 3 C (s) + 3 O 2 (g) 3 CO 2 (g) ΔH = 94,7 kkal x 3 4 H 2 (g) + 2 O 2 (g) 4 H 2O (l) ΔH = 68,3 kkal x 4 + C 3H 8 (g) + 5 O 2 (g) 3 CO 2 (g) + 4 H 2O (l) ΔH = 532,5 kkal Jadi ΔH pembakaran C 3H 8 (g) = 532,5 kkal/mol. Contoh 1.2 Panas pembakaran etanol(c 2 H 5 OH) adalah -330 kkal. Bila panas pembentukan CO 2 dan H 2 O adalah -94,3 kkal dan -68,5 kkal, hitunglah panas pembentukan etanol! Jawab: Reaksi yang diketahui: a. C 2 H 5 OH + 3 O > 2 CO H 2 O ΔH = -330 kkal/mol b. C + O > CO 2 ΔH = -94,3 kkal/mol c. H 2 + ½ O > H 2 O ΔH = -94,3 kkal/mol Reaksi yang ditanya: Reaksi pembentukan etanol 2C + 3H 2 + ½ O > C 2 H 5 OH ΔH =? kkal/mol Langkah selanjutnya: UNINDRA Modul Kimia Dasar II 5

6 - reaksi a dibalik, sehingga bernilai positif - reaksi b dikalikan 2, sehingga juga harus dikalikan 2 - reaksi c dikalikan 3, sehingga juga harus dikalikan 3 Dari angkah diatas didapat persamaan reaksi: 2 CO H 2 O -----> C 2 H 5 OH + 3 O 2 ΔH = +330 kkal 2 C + 2 O > 2 CO 2 ΔH = -198,6 kkal 3 H ½ O > 3 H 2 O ΔH = -205,5 kkal + 2 C + 3 H ½ O > C 2 H 5 OH ΔH = -74,1 kkal Jadi, panas pembentukan etanol = -74,1 kkal. Contoh 1.3 Besi (III) oksida dapat diubah menjadi besi menurut reaksi : Fe 2 O Al -----> 2 Fe + Al 2 O 3 Bila diketahui: ΔH pembentukan Fe 2 O 3 = -198,9 kkal ΔH pembentukan Al 2 O 3 = -398,7 kkal Tentukan ΔH reaksi untuk 5 kg Fe 2 O 3! Jawab: Misal ΔH reaksinya = X kkal Reaksi = produk reaktan X = (2 x ΔH 0 f Fe + ΔH 0 f Al 2 O 3 ) (ΔH 0 f Fe 2 O ΔH 0 f Al) X = (0 398,7) (-198,9 + 0) kkal X = -398, ,9 kkal X = - 199,8 kkal Panas reaksi tersebut berlaku untuk 1 mol Fe 2 O 3 5 kg Fe 2 O 3 = 5000 (Mr )160 x 1 mol Fe2O3 = 31,25 mol Fe 2 O 3 Jadi untuk 5 kg Fe 2 O 3, panas reaksinya = (-199,8 x 31,25) = 6243,75 kkal. UNINDRA Modul Kimia Dasar II 6

7 D. Energi Ikatan Adalah energi yang diperlukan untuk memutuskan 1 mol ikatan senyawa dalam wujud gas pada keadaan standar menjadi atom-atom gasnya. H 2 (g) 2 H (g) ΔH = kj Energi ikatan H H = kj/mol Tabel 1.1 Energi Ikatan (kj mol -1 ) CH 4 (g) C (g) + 4 H (g) ΔH = kj H H C H C (g) + 4 H (g) ΔH = kj H (g) Energi ikatan C H = kj : 4 mol = 414 kj/mol UNINDRA Modul Kimia Dasar II 7

8 Sesuai dengan hukum Laplace, maka: ΔH pembentukan ikatan = ΔH pemutusan ikatan = Energi Ikatan Dalam reaksi gas-gas, dapat dianggap bahwa ikatan dalam pereaksi diputuskan, kemudian atom- atom gasnya akan membentuk ikatan produk reaksi. Sehingga: ΔH reaksi = ΔH pemutusan ikatan reaktan + ΔH pembentukan ikatan produk Contoh 1.4. Jika diketahui: = ΔH pemutusan ikatan reaktan ΔH pemutusan ikatan produk = Energi ikatan reaktan Energi ikatan produk. energi ikatan N N = 946 kj/mol, energi ikatan N N = 163 kj/mol, energi ikatan N H = 389 kj/mol, energi ikatan O O = 144 kj/mol, dan energi ikatan O H = 464 kj/mol, maka hitunglah berapa ΔH reaksi berikut: N 2H 4 (g) + 2 H 2O 2 (g) N 2 (g) + 4 H 2O (g) Jawab: reaksinya dapat dituliskan: H H N N + 2 H O O H (g) N N (g) + 4 H O H (g) H H (g) ΔH reaksi = [( Ei N N ) + ( 4 x Ei N H ) + ( 2 x Ei O O ) + ( 4 x Ei O H )] [( Ei N N ) + ( 8 x Ei O H )] = [(163) + (4 x 389) + (2 x 144) + (4 x 464)] [(946) + (8 x 464)] = 795 kj Contoh 1.5 Hitung untuk reaksi : CH 4(g) + 4 Cl 2(g) -----> CCl 4(g) + 4 HCl (g) UNINDRA Modul Kimia Dasar II 8

9 Jawab: ΔH pemutusan ikatan : (ΔH 1 ) 4 mol C H = 4 mol x (+ 414 kj/mol) = kj 4 mol Cl Cl = 4 mol x (+ 243 kj/mol) = kj ΔH pembentukan ikatan: (ΔH 2 ) 4 mol C Cl = 4 mol x (- 326 kj/mol) = kj 4 mol H Cl = 4 mol x (- 431 kj/mol) = kj Panas reaksi = ΔH 1 + ΔH 2 = ( ) + ( ) = 400 kj Catatan: ΔH reaksi yang dapat dihitung dengan energi ikat hanyalah reaksi di mana reaktan dan produk reaksinya semuanya berwujud gas. E. Arah Proses Berdasarkan kespontanannya, suatu proses reaksi dapat dibagi menjadi 2, yaitu: a. Proses Spontan Suatu proses yang berlangsung satu arah, sistem dan lingkungan tidak berada dalam kesetimbangan. Contoh: - air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah - spiritus terbakar b. Proses tidak spontan Suatu proses yang dapat berangsung karena ada pengaruh dari luar sistem. Sistem dan lingkungan berada pada sistem kesetimbangan. Contoh: - air membeku - memperoleh aluminium dari oksidanya Suatu reaksi kimia berlangsung spontan atau tidak spontan dapat ditentukan dengan melihat fungsi 3 keadaan yaitu: UNINDRA Modul Kimia Dasar II 9

10 Spontan jika: Tidak spontan jika: ΔH < 0 ΔH > 0 ΔS > 0 ΔS < 0 ΔG < 0 ΔG > 0 H = entalpi = energi yang dikandung dalam sistem S = entropi = derajad ketidakaturan sistem. G = energi bebas (energi yang tidak digunakan untuk kerja). ΔG = ΔH T. ΔS SOAL LATIHAN 1. Diketahui: ΔH pembentukan N 2H 4 (l) = + 50,63 kj/mol, ΔH pembentukan H 2O 2 (l) = 187,78 kj/mol, ΔH pembentukan H 2O (l) = 285,85 kj/mol. Hitunglah berapa ΔH reaksi berikut: N 2H 4 (l) + 2 H 2O 2 (l) N 2 (g) + 4 H 2O (l) 2. Diketahui: ΔH pembakaran C 6H 12O 6 (s) = 2820 kj/mol, ΔH pembakaran C 2H 5OH (l) = 1380 kj/mol. Hitunglah berapa ΔH reaksi berikut: C 6H 12O 6 (s) 2 C 2H 5OH (l) + 2 CO 2 (g) 3. Diketahui: Energi Ikat C=C = 611 kj/mol, Energi Ikat C C= 347 kj/mol, Energi Ikat C H =414 kj/mol, Energi Ikat H H = 435 kj/mol, ΔH pembentukan C 2H 6 (g) = 84,68 kj/mol, ΔHpembentukan CO 2 (g) = 393,5 kj/mol, ΔH pembakaran C 2H 6 (g) = 1559,7 kj/mol. a) Berapa ΔH reaksi berikut: C 2H 4 (g) + H 2 (g) C 2H 6 (g) b) Berapa ΔH pembentukan 2,8 gram C 2H 4 (g) c) Berapa ΔH pembakaran 2,8 gram C 2H 4 (g) UNINDRA Modul Kimia Dasar II 10

11 MODUL 2 KESETIMBANGAN KIMIA A. Keadaan Kesetimbangan Untuk memahami apa dan bagaimana kesetimbangan reaksi, coba kita cermati peristiwa reaksi dibawah ini. Jika kita hembuskan uap panas kedalam sebuah tabung yang berisi besi yang juga dipanaskan akan dihasilkan feri fero oksida atau besi magnetit, dengan persamaan reaksi : H 2 O (g) + Fe Fe 3 O 4 + H 2(g) Gambar 2.1. Pengaliran uap panas kedalam tabung yang berisi besi panas Di lain pihak, jika kita mengalirkan gas hidrogen (H 2 ) kedalam tabung yang berisi besi magnetit yang dipanaskan, maka akan dihasilkan besi dan uap panas, dengan reaksi : H 2(g) + Fe 3 O 4 Fe + H 2 O (g) Gambar 2.2. Pengaliran gas H 2 kedalam tabung yang berisi besi magnetit panas Dari kedua reaksi tersebut, masing-masing reaksi berlangsung satu arah. Bagaimana jika kedua reaksi tersebut kita kondisikan dalam satu wadah tertutup. Pada ruang tertutup, tidak memungkinkan mengambil atau menambahkan zat, panas yang dimasukan kedalam ruang dijaga agar tidak keluar dari ruang tersebut, UNINDRA Modul Kimia Dasar II 11

12 demikian pula dengan gas-gas yang dihasilkan dihasilkan dan dipergunakan kembali. Ruang dengan kondisi seperti ini dikatakan sebagai sistem tertutup. Reaksi bolak-balik dapat terjadi pada sistem tertutup. Gambar 2.3. Menghubungkan dua sistem reaksi seperti pada Gambar 1 dan Gambar 2 Dari Gambar 2.3, tampak bahwa, reaksi dapat berlangsung dalam dua arah, yaitu reaksi pembentukan magnetit dari uap panas dengan besi dan reaksi penguraian besi magnetit oleh gas hidrogen menghasilkan besi dan uap panas kembali. Reaksi semacam ini kita sebut dengan reaksi bolak-balik atau reaksi reversibel. Kedua reaksi tersebut adalah: H 2 O (g) + Fe Fe 3 O 4 + H 2(g) H 2(g) + Fe 3 O 4 Fe + H 2 O (g) Penulisan reaksi diatas tidak lazim dipergunakan, dan disederhanakan dengan memberi dua tanda panah yang berlawanan H 2 O (g) + Fe Fe 3 O 4 + H 2(g) B. Kesetimbangan Dinamis Umumnya reaksi yang ada di alam merupakan reaksi-reaksi bolak-balik (reversible), hanya sebagian kecil saja yang merupakan reaksi dalam satu arah atau reaksi berkesudahan. Pada awal proses reaksi reversibel, reaksi berlangsung ke arah pembentukan produk, setelah terbentuknya molekul produk, maka molekul tersebut mulai bereaksi kearah sebaliknya (arah penguraian). Pada saat yang sama tetap terjadi UNINDRA Modul Kimia Dasar II 12

13 reaksi pembentukan, dan pada suatu saat jumlah zat-zat yang berekasi dan hasil reaksi tetap, kondisi dikatakan sebagai keadaan kesetimbangan. Pada saat kesetimbangan, reaksi tidak berhenti, reaksi tetap berjalan baik ke arah pembentukan maupun ke arah penguraian. Namun baik zat-zat yang bereaksi maupun hasil reaksinya tetap konstan, keadaan kesetimbangan semacam ini yang dikatakan sebagai kesetimbangan dinamis. Pada saat kesetimbangan jumlah zat yang bereaksi maupun hasil reaksi tetap. Untuk memahami kondisi ini perhatikan Gambar 2.4. Pada awalnya produk belum terbentuk, ketika zat yang bereaksi mulai berkurang konsentrasinya, bersamaan dengan itu pula produk mulai terbentuk. Demikian seterusnya zat yang bereaksi terus berkurang dan produk, sampai dengan satu saat, dimana konsentrasi zat yang bereaksi maupun produk sudah tidak berubah atau tetap, maka saat tersebut telah berada dalam kesetimbangan. Gambar 2.4. Penurunan dan peningkatan konsentrasi dari zat yang berekasi dan hasil reaksi pada saat menuju kesetimbangan. Penjelesan diatas belum menjelaskan bahwa pada saat kesetimbangan reaksi tetap berjalan. Untuk hal tersebut, kita dapat mencermati grafik, pada Gambar 2.5. Pada Gambar 2.5. tampak bahwa kecepatan reaksi pembentukan (kekanan) v 1 dan kecepatan reaksi penguraian (ke kiri) v 2. Kecepatan reaksi v 1 sangat tergantung UNINDRA Modul Kimia Dasar II 13

14 pada jumlah zat yang bereaksi dan kecepatan reaksi v 2 bergantung pada konsentrasi produk. Gambar 2.5. Proses pencapaian keadaan kesetimbangan ditinjau dari kecepatan reaksi Pada awal reaksi, v 1 mempunyai nilai maksimum, sedangkan v 2 = 0 (karena produk belum ada). Dengan berkurangnya konsentrasi zat yang bereaksi maka v 1 juga semakin kecil. Sebaliknya dengan bertambahnya konsentrasi produk maka kecepatan v 2 semakin membesar. Pada saat tertentu, kecepatan reaksi pembentukan (v 1 ) menjadi sama dengan kecepatan reaksi penguraian (v 2 ). Dalam kondisi v 1 = v 2, jumlah masing masing zat tidak berubah terhadap waktu oleh karena itu tidak ada perubahan yang dapat diamati terhadap waktu atau kecepatan reaksi tetap dan keadaan ini tercapai ketika reaksi mencapai kesetimbangan. C. Jenis Reaksi Kesetimbangan Reaksi kesetimbangan dapat digolongkan berdasarkan fasa dari zat yang bereaksi dan hasil reaksinya, sehingga dikenal dua jenis reaksi kesetimbangan yaitu reaksi kesetimbangan homogen dan heterogen. UNINDRA Modul Kimia Dasar II 14

15 Reaksi kesetimbangan homogen merupakan reaksi kesetimbangan dimana semua fasa senyawa yang bereaksi sama. 1. Kesetimbangan dalam fasa gas Contoh: N 2(g) + 3 H 2(g) 2 NH 3(g) 2 SO (g) + O (g) 2 SO (g) 2. Kesetimbangan dalam fasa larutan Contoh: CH3COOH (aq) CH3COO - (aq) + H + (aq) + NH 4 OH (aq) NH 4 (aq) + OH - (aq) Reaksi kesetimbangan heterogen terjadi jika fasa dari senyawa yang bereaksi berbeda. 1. Kesetimbangan dalam sistem padat gas Contoh: CaCO 3(s) CaO (s) + CO 2 (g) 2. Kesetimbangan padat larutan Contoh: + 2- BaSO 4(s) Ba 2 (aq) + SO 4 (aq) 3. Kesetimbangan padat larutan gas Contoh: Ca(HCO 3 ) 2(aq) CaCO 3(s) + H 2 O (l) + CO 2(g) D. Tetapan Kesetimbangan Kimia Dalam sistem tertutup, dimana tekanan dan suhu dijaga, maka energi bebas Gibbs adalah nol. Dalam keadaan kesetimbangan reaksi berlangsung dalam dua arah yaitu ke arah pembentukan dan ke arah penguraian. Kita ambil contoh reaksi berikut: N H 2 2 NH 3 UNINDRA Modul Kimia Dasar II 15

16 Dari persamaan kesetimbangan di atas nampak bahwa gas nitrogen bereaksi dengan gas hidrogen membentuk gas amoniak, ditandai dengan arah reaksi ke kanan. Sedangkan reaksi ke arah kiri merupakan reaksi penguraian dari gas amoniak menjadi gas nitrogen dan gas hidrogen. Pada saat kesetimbangan, ke tiga zat ada di dalam campuran, dimana komposisi zat tidak sama atau tidak sesuai dengan persamaan reaksinya. Komposisi zat yang ada dalam kesetimbangan dicerminkan oleh harga tetapan kesetimbangan, perhatikan Gambar 2.6. Gambar 2.6 Kesetimbangan gas dari pembentukan senyawa NH 3 dari gas N 2 dan H 2 dalam sistem tertutup Reaksi umum dari kesetimbangan; a A + b B c C + d D dan berlaku energi bebas Gibbs ΔG = 0, dimana Kp = Tetapan kesetimbangan (dalam fasa gas) pc = tekanan gas C, dengan koofisien reaksi c pd = tekanan gas D dengan koofisien reaksi d UNINDRA Modul Kimia Dasar II 16

17 pa = tekanan gas A dengan koofisien reaksi a pb = tekanan gas B dengan koofisien reaksi b. Selanjutnya, Guldenberg dan Waage, mengembangkan kesetimbangan dalam fasa larutan, dan mereka menemukan bahwa dalam keadaan kesetimbangan pada suhu tetap, maka hasil kali konsentrasi zat-zat hasil reaksi dibagi dengan hasil kali konsentrasi pereaksi yang sisa dimana masing-masing konsentrasi itu dipangkatkan dengan koefisien reaksinya adalah tetap. Pernyataan ini dikenal dengan Hukum Guldberg dan Wange, dan disederhanakan ke dalam persamaan Kc = Tetapan kesetimbangan (dalam fasa gas) [C] = tekanan gas C, dengan koofisien reaksi c [D]= tekanan gas D dengan koofisien reaksi d [A] = tekanan gas A dengan koofisien reaksi a [B] = tekanan gas B dengan koofisien reaksi b Persamaan tetapan kesetimbangan di atas, dapat memberikan informasi bahwa harga K kecil menunjukan bahwa zat-zat hasil reaksi (zat C dan D) lebih sedikit dibandingkan dengan zat-zat yang bereaksi (zat A dan B). Jika kita mengukur harga K dan besarnya belum mencapai harga K pada saat kesetimbangan, berarti reaksi yang dilakukan belum mencapai kesetimbangan. Contoh 2.1 Tulis persamaan kesetimbangan untuk kesetimbangan kimia fasa ga berikut: a. 2 NOCl (g) 2 NO (g) + Cl 2(g) b. CO (g) + ½ O 2(g) CO 2(g) Jawab: a. Kp = (P NO )2 (P Cl2) (P NOCL )2 b. Kp = (P CO 2) P CO 2 P O2 1/2 UNINDRA Modul Kimia Dasar II 17

18 E. Pergeseran Kesetimbangan Dari sebuah eksperimen kesetimbangan air dan uap air dalam bejana tertutup (Gambar 2.7), diketahui bahwa penambahan beban menyebabkan adanya tambahan tekanan yang berdampak pada penurunan volume bejana. Adanya reaksi diikuti oleh sistem kesetimbangan untuk mengembalikan tekanan ke keadaan semula, yakni dengan menambah jumlah molekul yang berubah ke fasa uap. Setelah tercapai kesetimbangan yang baru, jumlah air lebih sedikit dan uap air terdapat lebih banyak. Hal ini mengindikasikan telah terjadi pergeseran kesetimbangan. Gambar 9.8. Perubahan tekanan pada kestimbangan air dan uap air dalam sistem tertutup Le Cathelier mencoba mencermati proses pergeseran kesetimbangan, dan dia menyatakan; jika suatu sistem berada dalam keadaan setimbang, dan ke dalamnya diberikan sebuah aksi, maka sistem tersebut akan memberikan reaksi. Dalam kesetimbangan reaksi tersebut dilakukan oleh sistem dengan menggeser kesetimbangan. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keadaan kesetimbangan kimia adalah perubahan konsentrasi, volume, tekanan dan suhu. 1. Pengaruh Konsentrasi Dalam keadaan kesetimbangan, jika konsentrasi salah satu zat ditingkatkan maka kesetimbangan akan bergeser kearah yang berlawanan dari zat tersebut. Untuk lebih jelasnya, kita perhatikan contoh reaksi dibawah ini: N H 2 2 NH 3 Jika dalam keadaan kesetimbangan konsentrasi gas NH 3 kita tambah. Hal ini menyebabkan reaksi peruraian NH 3 meningkat atau NH 3 berubah menjadi gas UNINDRA Modul Kimia Dasar II 18

19 N 2 dan H 2, sehingga mencapai kesetimbangan kembali. Sebaliknya jika gas NH 3 kita kurangi, akan menyebabkan gas N2 dan gas H 2 bereaksi lagi membentuk NH 3 sampai mencapai kesetimbangan. 2. Pengaruh Volume dan Tekanan Untuk reaksi dalam fasa cair perubahan volume menyebabkan perubahan konsentrasi. Peningkatan volume menyebabkan penurunan konsentrasi, ingat satuan konsentrasi zat adalah mol/l, banyaknya zat dibagi berat molekulnya di dalam 1 Liter larutan. Demikian pula reaksi dalam fasa gas, volume gas berbanding terbalik terhadap tekanan, peningkatan volume menyebabkan penurunan tekanan. Di sisi lain, tekanan berbanding lurus terhadap mol gas, seperti yang ditunjukan dalam persamaan gas ideal : dimana, p = tekanan, V = Volume N = mol gas R = tetapan gas T = Suhu dalam K Dari persamaan di atas akan tampak bahwa dengan memperkecil tekanan sama dengan memperbesar volume, dan perubahan tekanan sama dengan perubahan konsentrasi (n/v). Sedangkan untuk tekanan gas total: Dalam sistem kesetimbangan peningkatan volume gas tidak mempengaruhi kesetimbangan jika jumlah koofisien reaksi sebelum dan sesudah adalah sama. H 2(g) + I 2(g) 2 HI (g) UNINDRA Modul Kimia Dasar II 19

20 Koofisien gas H 2 dan I 2 adalah 1 (satu), total sebelah koofisien sebelah kiri adalah 2 (dua). Koofisien untuk gas HI adalah 2 (dua), sehingga koofisien sebelah kiri dan kanan tanda panah adalah sama. Peningkatan volume 2 kali lebih besar tidak memberikan perubahan terhadap rasio konsentrasi antara sebelah kanan dan sebelah kiri tanda panah, mula konsentrasi : H 2(g) + I 2(g) 2 HI (g) n/v n/v 2n/V V diperbesar n/2v n/2v 2n/2V Oleh karena rasio koefisien tetap sehingga tekananpun memiliki rasio yang tetap. Untuk lebih mudahnya perhatikan contoh soal dibawah ini: Perhitungan harga Kp untuk pembentukan asam iodida dari H 2 dan I 2, dimana komposisi konsentrasi adalah 1 mol/l, 1 mol/l dan 2 mol/l, dimana tekanan totalnya 2 atm dan Volume diperbesar menjadi 2 liter. Dalam kasus yang berbeda, jika dalam kesetimbangan koofisien sebelum dan sesudah reaksi tidak sama, maka penurunan volume dapat menyebabkan reaksi bergeser menuju koofisien yang lebih kecil dan sebaliknya jika volume diperbesar kesetimbangan akan bergerak ke arah jumlah koofisien yang lebih besar sesuai dengan persamaan reaksi di bawah ini: N H 2 2 NH 3 Jika volume diperkecil komposisi konsentrasi di sebelah kiri tanda panah menjadi lebih besar sehingga (atau konsentrasi lebih pekat), dan reaksi bergeser ke arah pembentukan gas amoniak. Demikian pula sebaliknya jika volume diperbesar, terjadi reaksi peruraian dari amoniak menghasilkan gas Nitrogen dan Hidrogen atau dengan kata lain reaksi kesetimbangan bergeser ke kiri yaitu penguraian NH 3 menjadi N 2 dan H 2. UNINDRA Modul Kimia Dasar II 20

21 3. Pengaruh Suhu Secara kualitatif pengaruh suhu dalam kesetimbangan kimia terkait langsung dengan jenis reaksi eksoterm atau reaksi endoterm. Jika pada reaksi kesetimbangan kita naikan suhunya, maka reaksi kimia akan bergeser kearah reaksi yang membutuhkan panas. Kita ambil contoh di bawah ini: CO + 2 H2 CH3OH ΔH = -22 kkal. Jika pada reaksi kesetimbangan pada pembentukan Metanol, suhu kita naikan, maka reaksi akan berubah ke arah peruraian metanol menjadi gas CO dan gas Hidrogen. Mengingat reaksi peruraian metanol membutuhkan panas atau endoterm. CH3OH CO + 2 H2 ΔH = +22 kkal Menaikan suhu, sama artinya kita meningkatkan kalor atau menambah energi ke dalam sistem, kondisi ini memaksa kalor yang diterima sistem akan dipergunakan, oleh sebab itu reaksi semakin bergerak menuju arah reaksi endoterm. SOAL LATIHAN 1. Pada suhu tertentu terdapat kesetimbangan antara 0,4 mol H 2, 0,3 mol I 2, dan 0,2 mol HI dalam wadah bervolume 2 liter. Hitunglah tetapan kesetimbangan reaksi: H 2(g) + I 2(g) 2 HI (g) 2. Reaksi N 2 O 4(g ) 2NO 2(g) Memiliki nilai K = 4,66 x 10-3, jika0,80 mol N 2 O 4 dimasukkan kedalam botol 1 liter. Hitung (a) Konsentrasi gas pada kesetimbangan (b) Konsentrasi masing-masing gas bila volume menjadi separuhnya 3. Pada suhu 454 K, Al 2 Cl 6(g) bereaksi membentuk Al 3 Cl 9(g) 3 Al 2 Cl 6(g) 2 Al 3 Cl 9(g) Dalam percobaan pada suhu ini, tekanan parsial kesetimbangan untuk Al 2 Cl 6(g) danal 3 C l9(g) berturut-turutadalah1,00 atm dan 1,02 x Hitung tetapan kesetimbangan reaksi tersebut. UNINDRA Modul Kimia Dasar II 21

22 UNINDRA Modul Kimia Dasar II 22

TERMOKIMIA. Sistem terbagi atas: 1. Sistem tersekat: Antara sistem dan lingkungan tidak dapat terjadi pertukaran energi maupun materi

TERMOKIMIA. Sistem terbagi atas: 1. Sistem tersekat: Antara sistem dan lingkungan tidak dapat terjadi pertukaran energi maupun materi TERMOKIMIA almair amrulloh 12:04:00 AM 11 IPAKimia 11 IPA Asas kekekalan energi menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, tetapi energi dapat diubah dari satu bentuk kebentuk lain

Lebih terperinci

Kesetimbangan Kimia KIM 2 A. PENDAHULUAN B. REAKSI KESETIMBANGAN. α = KESETIMBANGAN KIMIA. materi78.co.nr. setimbang

Kesetimbangan Kimia KIM 2 A. PENDAHULUAN B. REAKSI KESETIMBANGAN. α = KESETIMBANGAN KIMIA. materi78.co.nr. setimbang konsentrasi laju reaksi materi78.co.nr Kesetimbangan Kimia A. PENDAHULUAN Reaksi satu arah (irreversible) atau reaksi tidak dapat balik adalah reaksi yang terjadi pada satu arah, dan produknya tidak dapat

Lebih terperinci

Sulistyani, M.Si.

Sulistyani, M.Si. Sulistyani, M.Si. sulistyani@uny.ac.id Termokimia adalah cabang dari ilmu kimia yang mempelajari hubungan antara reaksi dengan panas. Cakupan Perubahan energi yang menyertai reaksi kimia Reaksi kimia yang

Lebih terperinci

kimia KTSP & K-13 KESETIMBANGAN KIMIA 1 K e l a s A. Reaksi Kimia Reversible dan Irreversible Tujuan Pembelajaran

kimia KTSP & K-13 KESETIMBANGAN KIMIA 1 K e l a s A. Reaksi Kimia Reversible dan Irreversible Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 kimia K e l a s XI KESETIMBANGAN KIMIA 1 Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami definisi reaksi kimia reversible dan irreversible..

Lebih terperinci

Disampaikan oleh : Dr. Sri Handayani 2013

Disampaikan oleh : Dr. Sri Handayani 2013 Disampaikan oleh : Dr. Sri Handayani 2013 PENGERTIAN Termokimia adalah cabang dari ilmu kimia yang mempelajari hubungan antara reaksi dengan panas. HAL-HAL YANG DIPELAJARI Perubahan energi yang menyertai

Lebih terperinci

KESETIMBANGAN. titik setimbang

KESETIMBANGAN. titik setimbang KESETIMBANGAN STANDART KOMPETENSI;. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang berpengaruh, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. KOMPETENSI DASAR;.. Menjelaskan kestimbangan

Lebih terperinci

Contoh Soal & Pembahasan Reaksi Kesetimbangan

Contoh Soal & Pembahasan Reaksi Kesetimbangan Soal No.1 Contoh Soal & Pembahasan Reaksi Kesetimbangan Reaksi kimia ada yang berlangsung searah (berkesudahan) dan ada yang dapat balik (bolak-balik). Jelaskan perbedaanya disertai dengan contoh-contohnya.

Lebih terperinci

A. KESEIMBANGAN DINAMIS

A. KESEIMBANGAN DINAMIS 1 Tugas Kimia IV Prakerin KESEIMBANGAN KIMIA Coba kamu perhatikan proses pendidihan air dengan panci tertutup. Pada waktu air menguap, uap air akan tertahan dalam tutup panci. Selanjutnya, uap air akan

Lebih terperinci

SOAL KIMIA 2 KELAS : XI IPA

SOAL KIMIA 2 KELAS : XI IPA SOAL KIMIA KELAS : XI IPA PETUNJUK UMUM. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan. Periksa dan bacalah soal dengan teliti sebelum Anda bekerja. Kerjakanlah soal anda pada lembar jawaban

Lebih terperinci

STOIKIOMETRI I. HUKUM DASAR ILMU KIMIA

STOIKIOMETRI I. HUKUM DASAR ILMU KIMIA STOIKIOMETRI I. HUKUM DASAR ILMU KIMIA a. Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier) Massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama. Contoh: S + O 2 SO 2 2 gr 32 gr 64 gr b. Hukum Perbandingan Tetap (Hukum

Lebih terperinci

TERMOKIMIA. STANDART KOMPETENSI; 2. Memahami perubahan energi dalam kimia dan cara pengukuran. ENTALPI DAN PERUBAHANNYA

TERMOKIMIA. STANDART KOMPETENSI; 2. Memahami perubahan energi dalam kimia dan cara pengukuran. ENTALPI DAN PERUBAHANNYA TERMOKIMIA STANDART KOMPETENSI; 2. Memahami perubahan energi dalam kimia dan cara pengukuran. ENTALPI DAN PERUBAHANNYA KOMPETENSI DASAR; 2.1. Mendeskripsikan perubahan entalpi suatu reaksi, reaksi eksoterm

Lebih terperinci

Kesetimbangan Kimia. Tim Dosen Kimia Dasar FTP

Kesetimbangan Kimia. Tim Dosen Kimia Dasar FTP Kesetimbangan Kimia Tim Dosen Kimia Dasar FTP Pengertian kesetimbangan kimia Suatu sistem dikatakan setimbang jika dua proses yang berlawanan terjadi dengan laju yang sama atau dengan kata lain tidak terjadi

Lebih terperinci

MODUL KESETIMBANGAN. Perhatikan reaksi berikut

MODUL KESETIMBANGAN. Perhatikan reaksi berikut MODUL KESETIMBANGAN Perhatikan reaksi berikut a.n 2 (g) + 3H 2 (g) 2NH 3 (g), di sebut juga reaksi... b. N 2 (g) + 3H 2 (g) 2NH 3 (g), di sebut juga reaksi... Perhatikan reaksi: Maka persamaan laju reaksi

Lebih terperinci

TERMOKIMIA. VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS

TERMOKIMIA. VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS TERMOKIMIA VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS PENGERTIAN Termokimia adalah cabang dari ilmu kimia yang mempelajari hubungan antara reaksi dengan panas. HAL-HAL YANG DIPELAJARI Perubahan

Lebih terperinci

KESETIMBANGAN KIMIA SOAL DAN PEMBAHASAN

KESETIMBANGAN KIMIA SOAL DAN PEMBAHASAN KESETIMBANGAN KIMIA SOAL DAN PEMBAHASAN 1. Suatu reaksi dikatakan mencapai kesetimbangan apabila. A. laju reaksi ke kiri sama dengan ke kanan B. jumlah koefisien reaksi ruas kiri sama dengan ruas kanan

Lebih terperinci

LEMBAR AKTIVITAS SISWA ( LAS )_ 1

LEMBAR AKTIVITAS SISWA ( LAS )_ 1 LEMBAR AKTIVITAS SISWA ( LAS )_ 1 1. Perhatikan reaksi berikut: CaCO 2 (s) CaO (s) + CO 2 (g) H = 178 KJ/mol. Jelaskan! a. Arah kesetimbangan ditambahkan CaCO 2 (s) b. Tiga kemungkinan yang dapat dilakukan

Lebih terperinci

Soal Soal Kesetimbangan Kimia. Proses Haber-Bosch merupakan proses pembentukan atau produksi ammonia berdasarkan reaksi:

Soal Soal Kesetimbangan Kimia. Proses Haber-Bosch merupakan proses pembentukan atau produksi ammonia berdasarkan reaksi: Nama : Fitria Puspita NIM : 1201760 Kelas : Pendidikan Kimia A Soal Soal Kesetimbangan Kimia SBMPTN 2014 Untuk soal no 1-3, bacalah narasi berikut. Proses Haber-Bosch merupakan proses pembentukan atau

Lebih terperinci

OAL TES SEMESTER I. I. Pilihlah jawaban yang paling tepat! a. 2d d. 3p b. 2p e. 3s c. 3d 6. Unsur X dengan nomor atom

OAL TES SEMESTER I. I. Pilihlah jawaban yang paling tepat! a. 2d d. 3p b. 2p e. 3s c. 3d 6. Unsur X dengan nomor atom KIMIA XI SMA 3 S OAL TES SEMESTER I I. Pilihlah jawaban yang paling tepat!. Elektron dengan bilangan kuantum yang tidak diizinkan n = 3, l = 0, m = 0, s = - / n = 3, l =, m =, s = / c. n = 3, l =, m =

Lebih terperinci

BAB 6. (lihat diktat kuliah KIMIA : Bab 6 dan 7)

BAB 6. (lihat diktat kuliah KIMIA : Bab 6 dan 7) BAB 6 (lihat diktat kuliah KIMIA : Bab 6 dan 7) KONSEP KESETIMBANGAN KIMIA 1. HUKUM KEKEKALAN ENERGI 2. PENGERTIAN KERJA DAN KALOR 3. PENGERTIAN SISTEM, LINGKUNGAN, DAN FUNGSI KEADAAN 4. HUKUM PERTAMA

Lebih terperinci

Kesetimbangan Kimia. Bab 4

Kesetimbangan Kimia. Bab 4 Kesetimbangan Kimia Bab 4 Standar Kompetensi 3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang memengaruhinya, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri Kompetensi

Lebih terperinci

BAB IV TERMOKIMIA A. PENGERTIAN KALOR REAKSI

BAB IV TERMOKIMIA A. PENGERTIAN KALOR REAKSI BAB IV TERMOKIMIA A. Standar Kompetensi: Memahami tentang ilmu kimia dan dasar-dasarnya serta mampu menerapkannya dalam kehidupan se-hari-hari terutama yang berhubungan langsung dengan kehidupan. B. Kompetensi

Lebih terperinci

Kesetimbangan dinamis adalah keadaan dimana dua proses yang berlawanan terjadi dengan laju yang sama, akibatnya tidak terjadi perubahan bersih dalam

Kesetimbangan dinamis adalah keadaan dimana dua proses yang berlawanan terjadi dengan laju yang sama, akibatnya tidak terjadi perubahan bersih dalam Kesetimbangan dinamis adalah keadaan dimana dua proses yang berlawanan terjadi dengan laju yang sama, akibatnya tidak terjadi perubahan bersih dalam sistem pada kesetimbangan Uap mengembun dengan laju

Lebih terperinci

Soal Pilihan Ganda Berilah tanda silang pada huruf A, B, C, D atau E di depan jawaban yang benar!

Soal Pilihan Ganda Berilah tanda silang pada huruf A, B, C, D atau E di depan jawaban yang benar! Soal Pilihan Ganda Berilah tanda silang pada huruf A, B, C, D atau E di depan jawaban yang benar!. Berikut ini adalah ciri-ciri terjadinya reaksi kesetimbangan, kecuali. reaksi reversibel B. terjadi dalam

Lebih terperinci

kimia KTSP & K-13 TERMOKIMIA I K e l a s A. HUKUM KEKEKALAN ENERGI TUJUAN PEMBELAJARAN

kimia KTSP & K-13 TERMOKIMIA I K e l a s A. HUKUM KEKEKALAN ENERGI TUJUAN PEMBELAJARAN KTSP & K-13 kimia K e l a s XI TERMOKIMIA I TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Menjelaskan hukum kekekalan energi, membedakan sistem dan

Lebih terperinci

SOAL-SOAL KESETIMBANGAN KIMIA

SOAL-SOAL KESETIMBANGAN KIMIA H=+380 kj/mol SOAL-SOAL KESETIMBANGAN KIMIA 1. Ebtanas 99 Suatu reaksi berada dalam keadaan setimbang apabila A. Reaksi ke kanan dan kiri telah berhenti B. Mol pereaksi selalu sama dengan mol hasil reaksi

Lebih terperinci

Termodinamika dan Kesetimbangan Kimia

Termodinamika dan Kesetimbangan Kimia Termodinamika dan Kesetimbangan Kimia Dalam kesetimbangan kimia terdapat 2 reaksi yaitu reaksi irreversible dan reaksi reversible. Reaksi irreversible (reaksi searah) adalah reaksi yang berlangsung searah.

Lebih terperinci

H 2 O (L) H 2 O (G) KESETIMBANGAN KIMIA. N 2 O 4 (G) 2NO 2 (G)

H 2 O (L) H 2 O (G) KESETIMBANGAN KIMIA. N 2 O 4 (G) 2NO 2 (G) H 2 O (L) H 2 O (G) KESETIMBANGAN KIMIA. N 2 O 4 (G) 2NO 2 (G) Purwanti Widhy H Kesetimbangan adalah suatu keadaan di mana tidak ada perubahan yang terlihat seiring berjalannya waktu. Kesetimbangan kimia

Lebih terperinci

H 2 O (l) H 2 O (g) Kesetimbangan kimia. N 2 O 4 (g) 2NO 2 (g)

H 2 O (l) H 2 O (g) Kesetimbangan kimia. N 2 O 4 (g) 2NO 2 (g) Purwanti Widhy H Kesetimbangan adalah suatu keadaan di mana tidak ada perubahan yang terlihat seiring berjalannya waktu. Kesetimbangan kimia tercapai jika: Laju reaksi maju dan laju reaksi balik sama besar

Lebih terperinci

A. ARTI KESETIMBANGAN B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGESERAN KESETIMBANGAN C. TETAPAN KESETIMBANGAN D. KESETIMBANGAN KIMIA DALAM INDUSTRI

A. ARTI KESETIMBANGAN B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGESERAN KESETIMBANGAN C. TETAPAN KESETIMBANGAN D. KESETIMBANGAN KIMIA DALAM INDUSTRI 4 KESETIMBANGAN KIMIA A. ARTI KESETIMBANGAN B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGESERAN KESETIMBANGAN C. TETAPAN KESETIMBANGAN D. KESETIMBANGAN KIMIA DALAM INDUSTRI Dalam kehidupan sehari-hari, sering

Lebih terperinci

BAB VI KINETIKA REAKSI KIMIA

BAB VI KINETIKA REAKSI KIMIA BANK SOAL SELEKSI MASUK PERGURUAN TINGGI BIDANG KIMIA 1 BAB VI 1. Padatan NH 4 NO 3 diaduk hingga larut selama 77 detik dalam akuades 100 ml sesuai persamaan reaksi berikut: NH 4 NO 2 (s) + H 2 O (l) NH

Lebih terperinci

1. Perhatikan struktur senyawa berikut!

1. Perhatikan struktur senyawa berikut! . Perhatikan struktur senyawa berikut! CH CH CH CH CH CH CH Jumlah atom C primer, atom C sekunder, dan atom C tersier dari senyawa di atas adalah...,, dan D.,, dan,, dan E.,, dan,, dan. Di bawah ini merupakan

Lebih terperinci

kimia KESETIMBANGAN KIMIA 2 Tujuan Pembelajaran

kimia KESETIMBANGAN KIMIA 2 Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 kimia K e l a s XI KESETIMBANGAN KIMIA 2 Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami faktor-faktor yang memengaruhi kesetimbangan.

Lebih terperinci

-Ibnu Fariz A -Akhmad Rivaldi C -Ghanang Samanata Y -Fadlan Izra -Raihan Aldo -Dimas Nur. Kelompok 6 Termokimia, Arah dan Proses

-Ibnu Fariz A -Akhmad Rivaldi C -Ghanang Samanata Y -Fadlan Izra -Raihan Aldo -Dimas Nur. Kelompok 6 Termokimia, Arah dan Proses -Ibnu Fariz A -Akhmad Rivaldi C -Ghanang Samanata Y -Fadlan Izra -Raihan Aldo -Dimas Nur Kelompok 6 Termokimia, Arah dan Proses Pendahuluan Termokimia mempelajari perubahan energi yang menyertai reaksi

Lebih terperinci

REAKSI KESETIMBANGAN Reaksi dua arah

REAKSI KESETIMBANGAN Reaksi dua arah REAKSI KIMIA REAKSI HABIS Reaksi satu arah REAKSI KESETIMBANGAN Reaksi dua arah REAKSI KIMIA REAKSI Irreversible / reaksi habis / Reaksi tidak dapat balik Reaksi satu arah REAKSI Reversible/ reaksi dapat

Lebih terperinci

2. Konfigurasi elektron dua buah unsur tidak sebenarnya:

2. Konfigurasi elektron dua buah unsur tidak sebenarnya: . Atom X memiliki elektron valensi dengan bilangan kuantum: n =, l =, m = 0, dan s =. Periode dan golongan yang mungkin untuk atom X adalah A. dan IIIB B. dan VA C. 4 dan III B D. 4 dan V B E. 5 dan III

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL 5. Pilih satu jawaban yang benar!

LEMBARAN SOAL 5. Pilih satu jawaban yang benar! LEMBARAN SOAL 5 Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA ) PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah

Lebih terperinci

TERMOKIMIA. Kalor reaksi pada pembakaran 1 mol metanol menurut reaksi adalah... CH 3 OH + O 2 CO H 2 O. Penyelesaian : H

TERMOKIMIA. Kalor reaksi pada pembakaran 1 mol metanol menurut reaksi adalah... CH 3 OH + O 2 CO H 2 O. Penyelesaian : H 1. Diketahui energi ikatan rata-rata : H - O : 111 kkal.mol -1 C - H : 99 kkal.mol -1 C - O : 85 kkal.mol -1 C = O : 173 kkal.mol -1 O = O : 119 Kkal.mol -1 TERMOKIMIA Kalor reaksi pada pembakaran 1 mol

Lebih terperinci

BANK SOAL SELEKSI MASUK PERGURUAN TINGGI BIDANG KIMIA

BANK SOAL SELEKSI MASUK PERGURUAN TINGGI BIDANG KIMIA BANK SOAL SELEKSI MASUK PERGURUAN TINGGI BIDANG KIMIA 1 BAB V 1. Polipropena merupakan senyawa polimer yang digunakan untuk membuat botol minuman dan berbagai jenis karung. Senyawa ini dibuat dari monomer

Lebih terperinci

kecuali . kecuali . kecuali

kecuali . kecuali . kecuali 1. Berikut ini adalah ciri-ciri terjadinya reaksi kesetimbangan, kecuali. A. reaksi reversibel B. terjadi dalam ruang tertutup C. laju reaksi ke kiri sama dengan laju reaksi ke kanan D. reaksinya tidak

Lebih terperinci

Siswa diingatkan tentang struktur atom, bilangan kuantum, bentuk-bentuk orbital, dan konfigurasi elektron

Siswa diingatkan tentang struktur atom, bilangan kuantum, bentuk-bentuk orbital, dan konfigurasi elektron RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NO: 1 Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : XI/1 Materi Pokok : Stuktur atom dan sistem periodik unsur Pertemuan Ke- : 1 dan 2 Alokasi Waktu : 2 x pertemuan (4 x 45 menit)

Lebih terperinci

H = H hasil reaksi H pereaksi. Larutan HCl

H = H hasil reaksi H pereaksi. Larutan HCl Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Memahami perubahan energi dalam kimia, cara pengukuran dan sifat ketidakteraturan dalam alam semesta. Menjelaskan pengertian tentang entalpi suatu zat dan perubahannya.

Lebih terperinci

BAB III KESETIMBANGAN KIMIA. AH = 92 kj

BAB III KESETIMBANGAN KIMIA. AH = 92 kj BAB III KESETIMBANGAN KIMIA Amonia (NH 3 ) merupakan salah satu zat kimia yang paling banyak diproduksi. Amonia digunakan terutama untuk membuat pupuk, yaitu urea dan ZA. Penggunaan amonia yang lain, yaitu

Lebih terperinci

HUKUM TERMODINAMIKA I

HUKUM TERMODINAMIKA I HUKUM TERMODINAMIKA I Pertemuan 3 Sistem Isotermal: Suhu-nya tetap Adiabatik: Tidak terjadi perpindahan panas antara sistem dan lingkungan Tertutup: Tidak terjadi pertukaran materi dengan lingkungan Terisolasi:

Lebih terperinci

Hukum-hukumdalam Termokimia

Hukum-hukumdalam Termokimia Hukum-hukumdalam Termokimia N A M A K E L O M P O K : A N J A S F A J A R F A N D Y A H M A D K H A L I L M U H A M M A D R E S H A T A M A A B I M A N Y U R I D W A N N U R H A F I I D H Dalam mempelajari

Lebih terperinci

BAB II KESETIMBANGAN KIMIA

BAB II KESETIMBANGAN KIMIA BAB II KESETIMBANGAN KIMIA TIU : 1. Memahami definisi kimia dan mengidentifikasi keadaan kimia. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kimia: Prinsip Le Chatelier. Memahami aplikasi kimia dalam perolehan

Lebih terperinci

MODUL KIMIA SMA IPA Kelas 11

MODUL KIMIA SMA IPA Kelas 11 SMA IPA Kelas Di sekitar kita banyak dijumpai peristiwa reaksi kimia, misalnya reaksi pembakaran kayu, pembakaran bensin, fotosintesis, perkaratan besi dan lain sebagainya. Dalam reaksi kimia, ada reaksi

Lebih terperinci

HAND OUT KIMIA XI IPA BAB IV KESETIMBANGAN KIMIA

HAND OUT KIMIA XI IPA BAB IV KESETIMBANGAN KIMIA HAND OUT KIMIA XI IPA BAB IV KESETIMBANGAN KIMIA 1 BAB IV KESETIMBANGAN KIMIA I. Standar Kompetensi 3. Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya

Lebih terperinci

Kekekalan Energi energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan

Kekekalan Energi energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan Termokimia XI IPA CO 2, mineral, panas, cahaya Kekekalan Energi energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan Manusia Fotosintesis Sayuran dan Buah Entalpi energi / kalor yang terdapat dalam suatu materi.

Lebih terperinci

KONSEP KESETIMBANGAN KIMIA

KONSEP KESETIMBANGAN KIMIA KONSEP KESETIMBANGAN KIMIA 1. 2. 3. HUKUM KEKEKALAN ENERGI PENGERTIAN KERJA DAN KALOR PENGERTIAN SISTEM, LINGKUNGAN, DAN FUNGSI KEADAAN HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA HUKUM KEDUA TERMODINAMIKA 4. 5. 6. ENERGI

Lebih terperinci

: Mempelajari kesetimbangan ion-ion dalam larutan D. Tinjauan Pustaka

: Mempelajari kesetimbangan ion-ion dalam larutan D. Tinjauan Pustaka A. Judul Praktikum : Kesetimbangan Kimia B. Hari/Tanggal Percobaan : Senin, 19 Maret 2012 jam 10.00-12.30 C. Tujuan Percobaan : Mempelajari kesetimbangan ion-ion dalam larutan D. Tinjauan Pustaka : Kesetimbangan

Lebih terperinci

MODUL III KESETIMBANGAN KIMIA

MODUL III KESETIMBANGAN KIMIA MODUL III KESETIMBANGAN KIMIA I. Petunjuk Umum 1. Kompetensi Dasar 1) Mahasiswa memahami Asas Le Chatelier 2) Mahasiswa mampu menjelaskan aplikasi reaksi kesetimbangan dalam dunia industry 3) Mahasiswa

Lebih terperinci

MODUL KESETIMBANGAN. Perhatikan reaksi berikut

MODUL KESETIMBANGAN. Perhatikan reaksi berikut MODUL KESETIMBANGAN Perhatikan reaksi berikut a.n 2 (g) + 3H 2 (g) 2NH 3 (g), di sebut juga reaksi... b. N 2 (g) + 3H 2 (g) 2NH 3 (g), di sebut juga reaksi... Perhatikan reaksi: Maka persamaan laju reaksi

Lebih terperinci

TERMOKIMIA. Hukum Hess Perubahan entalpi reaksi tetap sama, baik berlangsung dalam satu tahap maupun beberapa tahap.

TERMOKIMIA. Hukum Hess Perubahan entalpi reaksi tetap sama, baik berlangsung dalam satu tahap maupun beberapa tahap. TERMOKIMIA (Teori) Entalpi adalah jumlah total energi kalor yang terkandung dalam suatu materi Reaksi Eksoterm Menghasilkan kalor Melepas energi Perubahan entalpi negatif Reaksi Endoterm Menyerap kalor

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL 7. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA )

LEMBARAN SOAL 7. Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA ) LEMBARAN SOAL 7 Mata Pelajaran : KIMIA Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA ) PETUNJUK UMUM. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan. Periksa dan bacalah soal

Lebih terperinci

MODUL II KESETIMBANGAN KIMIA

MODUL II KESETIMBANGAN KIMIA MODUL II KESETIMBANGAN KIMIA I. Petunjuk Umum 1. Kompetensi Dasar Mahasiswa memahami konsep kesetimbangan kimia dan mampu menyelesaikan soal/masalah yang berhubungan dengan reaksi kesetimbangan. 2. Materi

Lebih terperinci

Sebutkan data pada kalor yang diserap atau dikeluarkan pada sistem reaksi!

Sebutkan data pada kalor yang diserap atau dikeluarkan pada sistem reaksi! contoh soal termokimia dan pembahasannya 1. Apa yang dimaksud dengan energi kinetik dan energi potensial? Jawab : Energi kinetik adalah energi yang terkandung di dalam materi yang bergerak, sedangkan energi

Lebih terperinci

Hubungan entalpi dengan energi yang dipindahkan sebagai kalor pada tekanan tetap kepada sistem yang tidak dapat melakukan kerja lain

Hubungan entalpi dengan energi yang dipindahkan sebagai kalor pada tekanan tetap kepada sistem yang tidak dapat melakukan kerja lain Hubungan entalpi dengan energi yang dipindahkan sebagai kalor pada tekanan tetap kepada sistem yang tidak dapat melakukan kerja lain Jika sistem mengalami perubahan, maka : ΔH = H 2 H 1 ΔH = ( U 2 + p

Lebih terperinci

SMAN 1 MATAULI PANDAN

SMAN 1 MATAULI PANDAN LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA D I S U S U N OLEH KELOMPOK IV Chaidi Reza Depari Firdanta Ginting Hadi Mulki Siregar Lazuardyas Ligardi Zulhanggari Dwitama XI IPA 1 SMAN 1 MATAULI PANDAN 2013 Percobaan II Reaksi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pemahaman siswa yang dimaksud adalah pemahaman konseptual dan pemahaman

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pemahaman siswa yang dimaksud adalah pemahaman konseptual dan pemahaman 36 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4. 1 Hasil Penelitian Tujuan utama penelitian ini adalah mendeskripsikan tingkat pemahaman siswa XI IPA SMA Negeri 2 Limboto pada materi kesetimbangan kimia. Pemahaman

Lebih terperinci

TERMODINAMIKA (II) Dr. Ifa Puspasari

TERMODINAMIKA (II) Dr. Ifa Puspasari TERMODINAMIKA (II) Dr. Ifa Puspasari PV Work Irreversible (Pressure External Constant) Kompresi ireversibel: Kerja = Gaya x Jarak perpindahan W = F x l dimana F = P ex x A W = P ex x A x l W = - P ex x

Lebih terperinci

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN. Dalam pengembangan strategi pembelajaran intertekstual pada materi

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN. Dalam pengembangan strategi pembelajaran intertekstual pada materi BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN Dalam pengembangan strategi pembelajaran intertekstual pada materi pokok kesetimbangan kimia secara garis besar penelitian terbagi dalam beberapa tahapan yaitu: Tahap pertama

Lebih terperinci

Karena volumnya adalah satu liter, maka konsentrasinya tinggal masukkan molnya masingmasing.

Karena volumnya adalah satu liter, maka konsentrasinya tinggal masukkan molnya masingmasing. Kimia Study Center - Contoh soal dan pembahasan tentang kesetimbangan kimia SMA kelas 11 IPA. Tetapan kesetimbangan berdasarkan konsentrasi dan tekanan parsial gas. Soal No. 1 Tentukan persamaan tetapan

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Kimia

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Kimia K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Kimia Persiapan UTS Semester Ganjil Doc. Name: RK13AR11KIM01UTS Doc. Version: 2016-10 halaman 1 01. Sebenarnya kimia organik dan anorganik tidaklah perlu dipisah-pisahkan,

Lebih terperinci

PERGESERAN KESETIMBANGAN KIMIA BERBASIS MATERIAL LOKAL

PERGESERAN KESETIMBANGAN KIMIA BERBASIS MATERIAL LOKAL 144 LEMBAR KERJA SISWA PRAKTIKUM PERGESERAN KESETIMBANGAN KIMIA BERBASIS MATERIAL LOKAL KELAS/KELOMPOK : KETUA KELOMPOK : ANGGOTA : UPI #PENDIDIKAN KIMIA AULIA WAHYUNINGTYAS #0706475 TUJUAN PERCOBAAN 1.

Lebih terperinci

WEEK 8,9 & 10 (Energi & Perubahan Energi) TERMOKIMIA

WEEK 8,9 & 10 (Energi & Perubahan Energi) TERMOKIMIA WEEK 8,9 & 10 (Energi & Perubahan Energi) TERMOKIMIA Binyamin Mechanical Engineering Muhammadiyah University Of Surakarta Termokimia dapat didefinisikan sebagai bagian ilmu kimia yang mempelajari dinamika

Lebih terperinci

D. H 2 S 2 O E. H 2 S 2 O 7

D. H 2 S 2 O E. H 2 S 2 O 7 1. Jika gas belerang dioksida dialirkan ke dalam larutan hidrogen sulfida, maka zat terakhir ini akan teroksidasi menjadi... A. S B. H 2 SO 3 C. H 2 SO 4 D. H 2 S 2 O E. H 2 S 2 O 7 Reaksi yang terjadi

Lebih terperinci

KAJIAN KERANGKA BERPIKIR

KAJIAN KERANGKA BERPIKIR KAJIAN Materi kimia merupakan salah satu materi essensial yang sebagian besar konsepnya bersifat invisible. Dimulai dengan reaksi searah dan dua arah, keadaan setimbang dinamis, reaksi homogen dan heterogen,

Lebih terperinci

TERMOKIMIA PENGERTIAN HAL-HAL YANG DIPELAJARI

TERMOKIMIA PENGERTIAN HAL-HAL YANG DIPELAJARI TERMOKIMIA PENGERTIAN TERMOKIMIA ilmu kimia yang mempelajari perubahan kalor atau panas suatu zat yang menyertai suatu reaksi atau proses kimia dan fisika disebut termokimia. HAL-HAL YANG DIPELAJARI Perubahan

Lebih terperinci

I. Beberapa Pengertian Dasar dan Konsep

I. Beberapa Pengertian Dasar dan Konsep BAB II ENERGETIKA I. Beberapa Pengertian Dasar dan Konsep Sistem : Bagian dari alam semesta yang menjadi pusat perhatian kita dengan batasbatas yang jelas Lingkungan : Bagian di luar sistem Antara sistem

Lebih terperinci

No Indikator Soal Valid

No Indikator Soal Valid 107 Lampiran 3 Rekapitulasi asi Instrumen TDM-TWO-TIER No Indikator Soal 1 Memahami kesetimbangan Reaksi kesetimbangan antara N 2 O 4 dengan NO 2 mengikuti persamaan kimia berikut ini : ator 1 :- dinamis

Lebih terperinci

Dengan mengalikan kedua sisi persamaan dengan T akan dihasilkan

Dengan mengalikan kedua sisi persamaan dengan T akan dihasilkan Hukum III termodinamika Hukum termodinamika terkait dengan temperature nol absolute. Hukum ini menyatakan bahwa pada saat suatu system mencapai temperature nol absolute, semua proses akan berhenti dan

Lebih terperinci

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergeseran Kesetimbangan

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergeseran Kesetimbangan Standar Kometensi Kometensi Dasar Menjelaskan kinetika dan kesetimbangan reaksi kimia serta faktor-faktor yang memengaruhinya. Menjelaskan engertian reaksi kesetimbangan. Menyelidiki faktor-faktor yang

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN KIMIA

MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN KIMIA SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN KIMIA BAB III ENERGITIKA, KINETIKA, DAN KESETIMBANGAN KIMIA Prof. Dr. Sudarmin, M.Si Dra. Woro Sumarni, M.Si Cepi Kurniawan, M.Si, Ph.D

Lebih terperinci

Oleh. Dewi Candrawati

Oleh. Dewi Candrawati 126 Lampiran 4 Oleh Dewi Candrawati 2014 127 Petunjuk Pengerjaan: 1. Tes diagnostik ini terdiri dari delapan soal pilihan ganda dua tingkat. 2. Setiap soal memiliki 4 pilihan jawaban dan 5 pilihan alasan.

Lebih terperinci

AMALDO FIRJARAHADI TANE

AMALDO FIRJARAHADI TANE DISUSUN OLEH AMALDO FIRJARAHADI TANE PEMBAHASAN UTUL UGM KIMIA 2013 Page 1 1. 2. MATERI: HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA Di soal diketahui dan ditanya: m (NH 2 ) 2 CO = 12.000 ton/tahun (pabrik) m N 2 = ton/tahun?

Lebih terperinci

AMALDO FIRJARAHADI TANE

AMALDO FIRJARAHADI TANE DISUSUN OLEH AMALDO FIRJARAHADI TANE PEMBAHASAN UTUL UGM KIMIA 2013 Page 1 1. 2. MATERI: TERMOKIMIA Pada soal diketahui dan ditanya: ΔH c C 2 H 5 OH = -1380 kj/mol ΔH d C 6 H 12 O 6 = -60 kj/mol ΔH c C

Lebih terperinci

KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI

KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI 1. Untuk membuat 500 ml larutan H 2 SO 4 0.05 M dibutuhkan larutan H 2 SO 4 5 M sebanyak ml a. 5 ml b. 10 ml c. 2.5 ml d. 15 ml e. 5.5 ml 2. Konsentrasi larutan yang

Lebih terperinci

Bab III Termokimia TUJUAN PEMBELAJARAN. Termokimia 47. Ketika batang korek api dinyalakan terjadi reaksi kimia dan pelepasan energi.

Bab III Termokimia TUJUAN PEMBELAJARAN. Termokimia 47. Ketika batang korek api dinyalakan terjadi reaksi kimia dan pelepasan energi. Bab III Termokimia Sumber: Silberberg, Chemistry: The Molecular Nature of Matter and Change Ketika batang korek api dinyalakan terjadi reaksi kimia dan pelepasan energi. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mengikuti

Lebih terperinci

KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI

KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI 1. Untuk membuat 500 ml larutan H2SO4 0.05 M dibutuhkan larutan H2SO4 5 M sebanyak ml a. 5 ml b. 10 ml c. 2.5 ml d. 15 ml e. 5.5

Lebih terperinci

MODUL I Pembuatan Larutan

MODUL I Pembuatan Larutan MODUL I Pembuatan Larutan I. Tujuan percobaan - Membuat larutan dengan metode pelarutan padatan. - Melakukan pengenceran larutan dengan konsentrasi tinggi untuk mendapatkan larutan yang diperlukan dengan

Lebih terperinci

SOAL LAJU REAKSI. Mol CaCO 3 = = 0.25 mol = 25. m Mr

SOAL LAJU REAKSI. Mol CaCO 3 = = 0.25 mol = 25. m Mr SOAL LAJU REAKSI 1. Untuk membuat 500 ml larutan H 2 SO 4 0.05 M dibutuhkan larutan H 2 SO 4 5 M sebanyak ml A. 5 ml B. 10 ml C. 2.5 ml D. 15 ml E. 5.5 ml : A Mencari volume yang dibutuhkan pada proses

Lebih terperinci

UN SMA IPA Kimia. Kode Soal 305

UN SMA IPA Kimia. Kode Soal 305 UN SMA IPA Kimia Kode Soal 305 Doc.name : UNSMAIPAKIM305 Version : 2012-12 halaman 1 1. Di antara hal-hal di bawah ini : 1. besi berpilar 2. pagar di cat 3. belerang meleleh 4. nasi jadi basi 5. bel berdering

Lebih terperinci

D kj/mol E kj/mol

D kj/mol E kj/mol 1. Dari data : 2H 2 (g) + O 2 (g) 2H 2 O (l) H = -571 kj 2Ca (s) + O 2 (g) 2CaO(s) H = -1269 kj CaO (s) + H 2 O (l) Ca(OH)2(s) H = -64 kj Dapat dihitung entalpi pembentukan Ca(OH) 2 (s) sebesar... A. -984

Lebih terperinci

BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM

BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM Kode KIM.11 Kesetimbangan Kimia BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 004 Modul Kim.11.Kesetimbangan

Lebih terperinci

A. MOLARITAS (M) B. KONSEP LAJU REAKSI C. PERSAMAAN LAJU REAKSI D. TEORI TUMBUKAN E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI

A. MOLARITAS (M) B. KONSEP LAJU REAKSI C. PERSAMAAN LAJU REAKSI D. TEORI TUMBUKAN E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI 3 LAJU REAKSI A. MOLARITAS (M) B. KONSEP LAJU REAKSI C. PERSAMAAN LAJU REAKSI D. TEORI TUMBUKAN E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI Materi dapat berubah dari bentuk yang satu ke bentuk yang

Lebih terperinci

SOAL LATIHAN CHEMISTRY OLYMPIAD CAMP 2016 (COC 2016)

SOAL LATIHAN CHEMISTRY OLYMPIAD CAMP 2016 (COC 2016) SOAL LATIHAN CHEMISTRY OLYMPIAD CAMP 2016 (COC 2016) Bagian I: Pilihan Ganda 1) Suatu atom yang mempunyai energi ionisasi pertama bernilai besar, memiliki sifat/kecenderungan : A. Afinitas elektron rendah

Lebih terperinci

1. Isilah Biodata anda dengan lengkap (di lembar Jawaban) Tulis dengan huruf cetak dan jangan disingkat!

1. Isilah Biodata anda dengan lengkap (di lembar Jawaban) Tulis dengan huruf cetak dan jangan disingkat! Petunjuk : 1. Isilah Biodata anda dengan lengkap (di lembar Jawaban) Tulis dengan huruf cetak dan jangan disingkat! 2. Soal Teori ini terdiri dari dua bagian: A. 30 soal pilihan Ganda : 60 poin B. 5 Nomor

Lebih terperinci

Waktu (t) Gambar 3.1 Grafik hubungan perubahan konsentrasi terhadap waktu

Waktu (t) Gambar 3.1 Grafik hubungan perubahan konsentrasi terhadap waktu 3 LAJU REAKSI Setelah mempelajari bab ini, kamu diharapkan mampu: Menghitung konsentrasi larutan (molaritas larutan). Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi (konsentrasi, luas permukaan,

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 PANDUAN MATERI SMA DAN MA K I M I A PROGRAM STUDI IPA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan persiapan

Lebih terperinci

PAKET UJIAN NASIONAL 17 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit

PAKET UJIAN NASIONAL 17 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit PAKET UJIAN NASIONAL 17 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit Pilihlah salah satu jawaban yang tepat! Jangan lupa Berdoa dan memulai dari yang mudah. 01. Diketahui ion X 3+ mempunyai 10 elektron dan 14 neutron.

Lebih terperinci

TUGAS LIBURAN. Dijawab dalam sebuah folio/kertas putih. Beri penjelasan secukupnya untuk materi hafalan

TUGAS LIBURAN. Dijawab dalam sebuah folio/kertas putih. Beri penjelasan secukupnya untuk materi hafalan TUGAS LIBURAN Dijawab dalam sebuah folio/kertas putih. Beri penjelasan secukupnya untuk materi hafalan LATIHAN UAN KIMIA KELAS 3 IPA By : Rachmad Junaedi Diketahui dua buah unsur yaitu : dan 1. Diagram

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Kimia Fisika. PENENTUAN PERUBAHAN ENTALPI ( Hc) DENGAN MENGGUNAKAN KALORIMETER BOM

Laporan Praktikum Kimia Fisika. PENENTUAN PERUBAHAN ENTALPI ( Hc) DENGAN MENGGUNAKAN KALORIMETER BOM Laporan Praktikum Kimia Fisika PENENTUAN PERUBAHAN ENTALPI (Hc) DENGAN MENGGUNAKAN KALORIMETER BOM 18 Maret 2014 Dosen Pembimbing : Fitri Khoerunnisa Ph.D. Disusun oleh : Dinar Khairunisa (1307218) FAKULTAS

Lebih terperinci

SKL 2 RINGKASAN MATERI. 1. Konsep mol dan Bagan Stoikiometri ( kelas X )

SKL 2 RINGKASAN MATERI. 1. Konsep mol dan Bagan Stoikiometri ( kelas X ) SKL 2 Menerapkan hukum-hukum dasar kimia untuk memecahkan masalah dalam perhitungan kimia. o Menganalisis persamaan reaksi kimia o Menyelesaikan perhitungan kimia yang berkaitan dengan hukum dasar kimia

Lebih terperinci

Kelarutan (s) dan Hasil Kali Kelarutan (Ksp)

Kelarutan (s) dan Hasil Kali Kelarutan (Ksp) Kelarutan (s) dan Hasil Kali Kelarutan (Ksp) Tim Dosen Kimia Dasar FTP UNIVERSITAS BRAWIJAYA Kelarutan (s) Kelarutan (solubility) adalah jumlah maksimum suatu zat yang dapat larut dalam suatu pelarut.

Lebih terperinci

PAPER FISIKA DASAR MODUL 8 KALORIMETER

PAPER FISIKA DASAR MODUL 8 KALORIMETER PAPER FISIKA DASAR MODUL 8 KALORIMETER Nama : Nova Nurfauziawati NPM : 240210100003 Tanggal / jam : 2 Desember 2010 / 13.00-15.00 WIB Asisten : Dicky Maulana JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN FAKULTAS

Lebih terperinci

1. Hukum Lavoisier 2. Hukum Proust 3. Hukum Dalton 4. Hukum Gay Lussac & Hipotesis Avogadro

1. Hukum Lavoisier 2. Hukum Proust 3. Hukum Dalton 4. Hukum Gay Lussac & Hipotesis Avogadro - - 1. Hukum Lavoisier 2. Hukum Proust 3. Hukum Dalton 4. Hukum Gay Lussac & Hipotesis Avogadro 1. Hukum Lavoisier (Hukum Kekekalan Massa) : Dalam sistem tertutup, massa zat sebelum dan sesudah reaksi

Lebih terperinci

OLIMPIADE KIMIA INDONESIA

OLIMPIADE KIMIA INDONESIA OLIMPIADE KIMIA INDONESIA OLIMPIADE SAINS NASIONAL SELEKSI KABUPATEN / KOTA UjianTeori Waktu 2 Jam Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Managemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat

Lebih terperinci

Kunci jawaban dan pembahasan soal laju reaksi

Kunci jawaban dan pembahasan soal laju reaksi Kunci jawaban dan pembahasan soal laju reaksi Soal nomor 1 Mencari volume yang dibutuhkan pada proses pengenceran. Rumus pengenceran V 1. M 1 = V 2. M 2 Misal volume yang dibutuhkan sebanyak x ml, maka

Lebih terperinci

AMALDO FIRJARAHADI TANE

AMALDO FIRJARAHADI TANE DISUSUN OLEH AMALDO FIRJARAHADI TANE PEMBAHASAN UTUL UGM KIMIA 2015 Page 1 1. MATERI: STOIKIOMETRI Persen massa adalah persentase massa zat terlarut dalam 100 gram massa larutan (massa pelarut + massa

Lebih terperinci

HUBUNGAN ENERGI DALAM REAKSI KIMIA

HUBUNGAN ENERGI DALAM REAKSI KIMIA HUBUNGAN ENERGI DALAM REAKSI KIMIA _KIMIA INDUSTRI_ DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA WIDHA KUSUMA NINGDYAH, ST, MT AGUSTINA EUNIKE, ST, MT, MBA ENERGI & KERJA Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja.

Lebih terperinci