Kata kunci: K3, sosio-teknikal, sistem dinamik, industri perkapalan
|
|
- Irwan Hermanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Analisis Risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada Sistem Kompleks Sosio- Teknikal dengan Pendekatan Sistem Dinamik (Studi Kasus: PT Dok dan Perkapalan Surabaya) Danang Setiawan 1, Sri Gunani Partiwi 2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Indonesia d.setiawan.i25@gmail.com 1, srigunani@ie.its.ac.id 2 Abstrak Risiko kecelakaan kerja dalam sistem kompleks sosio-teknikal dimungkinkan berkembang secara bertahap berdasarkan fungsi waktu melalui gabungan dari kesalahan-kesalahan kecil pada faktor sosial, teknis dan organisasi. Industri galangan kapal merupakan salah satu industri unggulan di Indonesia yang memiliki aktivitas kerja berat dan berisiko tinggi terhadap kecelakaan kerja. Dalam penelitian ini, evaluasi risiko dan kinerja K3 dilakukan dengan menggunakan pendekatan sistem dinamik yang memiliki keunggulan dalam mengevaluasi non-lieritas dan dinamisasi sistem. Penggunaan sistem dinamik ditujukan untuk membantu pengambil kebijakan dalam mengelola risiko dengan pertimbangan karakteristik sistem periode sekarang dan mendatang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar aktivitas PT DPS berada pada kondisi risiko menengah, dengan risiko tertinggi berada pada bagian building berth dan hull construction. Evaluasi risiko dan kinerja K3 menggunakan perspektif sistem dinamik, dapat dijabarkan dalam empat variabel keputusan dan lima variabel respon. Hasil simulasi sistem dinamik memberikan gambaran bahwa tingkat risiko dan kinerja K3 bersifat fluktuatif yang mengindikasikan bahwa implementasi K3 di sistem amatan masih kurang optimal. Sebagi upaya perbaikan dirumuskan empat skenario perbaikan. Skenario terbaik ditinjau dari tingkat risiko dan kinerja K3 adalah kombinasi antara pelatihan dan pemberian reward & punishment yang menghasilkan tingkat bahaya tertangani per bulan 14.26, safety KSA 3.07, dan tingkat kecelakaan kerja 0.17 per bulan. Namun, apabila ditinjau berdasarkan parameter biaya K3, maka kebijakan pemberian reward & punishment merupakan skenario terbaik (biaya lebih rendah 28%), namun memberikan dampak pada tingkat kecelakaan kerja yang cukup rendah (lebih rendah 37%). Kata kunci: K3, sosio-teknikal, sistem dinamik, industri perkapalan I. PENDAHULUAN Peningkatan kompleksitas sistem, memberikan pengaruh pada mulai munculnya jenis kecelakaan kerja (accident) baru sebagai hasil dari kesalahan fungsi interaksi antar komponen sistem (Leveson, 2004 dan Qureshi, 2008). Peningkatan kompleksitas sistem tidak lepas dari perkembangan teknologi dan banyaknya faktor yang dilibatkan dalam pencapaian tujuan organisasi, sebagaimana yang terjadi pada beberapa tahun terakhir. Sebagai sistem kompleks, dampak terjadinya kecelakaan tidak hanya memberikan kerugian pada pekerja dalam hal fisik dan mental, tetapi juga perusahaan dalam hal finansial, dan lingkungan kerja dalam hal kerusakan atau pencemaran. Metode evaluasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dengan prinsip rantai kejadian (event-chain) telah banyak diterapkan untuk mengevaluasi aspek K3 melalui pendetailan urutan kejadian hingga akar permasalahan. Implementasi metode berbasis rantai kejadian sangat efektif untuk mengidentifikasi celah perbaikan pada rangkaian kecelakaan kerja, namun kurang dapat menangkap dinamisasi pada sistem (Dekker, 2006). Sehingga untuk mengatasi kekurangan tersebut, para peneliti merekomendasikan untuk melihat permasalahan K3 sebagai sistem sosio-teknikal, dimana performansinya dipengaruhi oleh beberapa variabel dan atribut penunjang (Mozier dan Moffatt, 1999; Leveson, 2004; Qureshi, 2008; Mohammed dan Chinda, 2010 dan Kontogiannis, 2012). Salah satu metode yang sesuai untuk memodelkan interaksi antar elemen sistem kompleks dalam konteks sistem K3 melalui penggunaan sistem dinamik (Kontogiannis, 2012). Penggunaan model ditujukan untuk menyelidiki dan memahami konsekuensi dari keputusan sebelum diimplementasikan. Dalam kaitannya dengan risiko K3, model befungsi dalam membantu menjelaskan terjadinya kecelakaan kerja dan dapat digunakan sebagai langkah antisipasi risiko sebagai langkah preventif periode mendatang. Hal ini didasarkan pada teori yang menyatakan bahwa kecelakaan kerja secara bertahap berkembang berdasarkan fungsi waktu melalui gabungan dari kesalahan-kesalahan kecil pada faktor manusia-mesin (Perrow, 1994 dan Reason, 1990). Evaluasi risiko K3 jika dimungkinkan untuk memprediksi perilaku masa depan sistem, risiko dalam K3 akan secara efektif dapat dikelola, sehingga penggunaan model yang sesuai menjadi faktor kritis keberhasilan analisis (Dulac, 2007). Industri perkapalan yang bergerak dibidang galangan kapal memiliki aktivitas-aktivitas kerja yang berat dan berisiko tinggi terhadap kecelakaan kerja. PT Dok dan Perkapalan Surabaya (DPS) yang merupakan salah satu industri galangan kapal terbesar di Indonesia telah memiliki Keselamatan dan Kesehatan Kerja OHSAS 18001:2007. Namun, dalam kondisi aktual masih banyak ditemukan perilaku kerja tidak aman (unsafe action) yang dapat mengarah pada kejadian kecelakaan kerja (Hanum, 2012 dan Mufidah, 2012). Implementasi K3 di PT DPS masih kurang optimal tidak hanya karena banyaknya unsafe action, tetapi juga masih rendahnya komitmen manajemen. Manajemen PT DPS masih memiliki anggapan bahwa biaya K3 adalah biaya pengeluaran jangka pendek. Lebih lanjut, Hanum (2007), menyatakan bahwa risiko K3 di industri galangan kapal disebabkan oleh aspek lingkungan kerja, peralatan kerja, 1
2 kebijakan dan tingkah laku (behaviour) pekerja. Penggunaan pendekatan sistem berbasis model sistem dinamik ditujukan untuk membantu pengambil kebijakan dalam mengelola risiko (menghindari atau memindahkan risiko) dengan pertimbangan karakteristik sistem periode mendatang. Penelitian ini mengkaji permasalahan K3 yang terjadi di PT DPS menggunakan perspektif sistem dinamik. Terdapat dua perumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu: (1) bagaimana hasil evaluasi risiko dan kinerja K3 kondisi eksisting menggunakan perspektif sistem dinamik dan (2) bagaimana merumuskan skenario perbaikan sistem K3 yang sesuai dengan evaluasi karakteristik sistem dan prediksi sistem periode mendatang. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ergonomi Makro (Pendekatan Sosio-Teknikal) Sebagai ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dengan kerja, ergonomi telah berkembang dari ranah mikro ke arah makro, dengan pertimbangan aspek yang lebih luas. Pendekatan ergonomi makro berusaha menciptakan harmonisasi atau keseimbangan dalam sistem kerja secara keseluruhan (Davis & Moro, 2004). Hendrick dan Kleiner (2001), mendefinisikan ergonomi makro sebagai pendekatan sosio-teknikal dari tingkat atas ke bawah (top-down) yang diterapkan pada perancangan sistem kerja secara keseluruhan. Meskipun demikian, dalam aplikasi aktual pendekatan dapat dilakukan dari semua level organisasi, yaitu top-down, bottomup dan middle-out (Sanda, 2003). Aplikasi aktual yang terjadi, pendekatan dari kombinasi ketiga strategi sering dilakukan dengan melibatkan partisipasi karyawan pada semua level organisasi (Dewi, 2006). 2.2 Peninjauan Metode Evaluasi Kecelakaan Kerja Metode analisis kecelakaan kerja telah dikembangkan mulai tahun 1940-an oleh Heinrich (Ferry, 1988), yang mendeskripsikan kecelakaan kerja sebagai rantai kejadian diskrit (discrete event chain) berurutan. Teori tersebut melatarbelakangi pengembangan beberapa model, seperti: Failure Modes and Effects Analysis (FMEA), Fault Tree Analysis (FTA), Event Tree Analysis, dan Cause-Consequence Analysis (Leveson 1995). Penggunaan model berbasis rantai kejadian sangat sesuai untuk mengevaluasi kecelakaan kerja yang diakibatkan oleh kegagalan komponen fisik atau kesalahan manusia pada sistem yang relatif sederhana. Namun, penggunaan model tersebut memiliki keterbatasan dalam menjelaskan kecelakaan kerja sebagai hubungan sebabakibat sebagaimana yang terjadi pada akhir abad ke-20 (Hollnagel, 2004). Pada bagian berikut akan dijelaskan beberapa metode evaluasi kecelakaan kerja yang telah dikembangkan. 2.3 Sistem Sosio-Teknikal dan Sistem Dinamik Sistem didefinisikan sebagai suatu kesatuan dari berbagai komponen atau bagian yang saling berinteraksi membentuk suatu fungsi atau tujuan tertentu. Pendekatan berbasis sistem memiliki karakteristik (1) berpikir secara topdown dan (2) fokus pada integrasi sistem sosio-teknikal sebagai hubungan menyeluruh antara aspek teknis, manusia (sosial) dan organisasi (Dulac, 2007). Penerapan metode sistem dinamik ditujukan untuk sistem yang memiliki karakteristik berikut: (1) kompleksitas tinggi, meliputi tingginya tingkat ketergantungan antar komponen, (2) tingginya dinamisasi sistem, (3) melibatkan beberapa proses umpan balik, (4) melibatkan hubungan non-linier, (5) melibatkan data kualitatif dan kuantitatif. Simulasi sistem dinamik telah banyak digunakan untuk penyelesaian permasalahan pada sistem kompleks, mulai level produksi dalam perusahaan, level sistem organisasi dalam perusahaan, hingga level kebijakan publik. Penerapan metode sistem dinamik tersebut diantaranya pada: ilmu alam, permasalahan matematis, ilmu sosial, dan lain-lain. Dalam konteks Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), sistem dinamik telah diimplementasikan untuk mengevaluasi performansi K3. Implementasi tersebut diantaranya: pemodelan sistem K3 (Mozier dan Moffat, 1999), dinamisasi aspek K3 dan manajemen risiko (Dulac, 2007), safety culture di industri konstruksi (Mohamed dan Chinda, 2007), dan pola dasar kecelakaan kerja (Kontogiannis, 2012). III. METODOLOGI PENELITIAN Tahapan pengembangan model sistem dinamik dalam penelitian ini mengacu pada framework yang dirumuskan oleh Mozier dan Moffatt (1999) sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 1. Loop tertutup dalam framework pemodelan mengindikasikan bahwa jika hasil evaluasi strategi dan kalibrasi kurang sesuai, maka dapat kembali ke tahap awal. Setiap tahap pemodelan memerlukan data sebagai input model dan tahap verifikasi-validasi. Data-data tersebut diperlukan sebagai langkah pendefinisian, pemeriksaan, perubahan (revisi) dan pembandingan. Berdasarkan data yang ada, dilakukan verifikasi dan validasi untuk menguji apakah model sudah benar (tidak ada error) dan dapat merepresentasikan kondisi aktual. Gambar 1. Framework Pengembangan Model Simulasi Sistem Dinamis IV. 4.1 Identifikasi Sistem Eksisting PENGEMBANGAN MODEL SIMULASI Evaluasi risiko dan kinerja K3 dalam penelitian ini difokuskan pada stakeholder inti dalam perusahaan, yaitu: pihak manajemen dan pekerja. Bagian K3 PT DPS telah 2
3 melakukan identifikasi bahaya (hazard) dan analisis risiko sebagai upaya pencegahan terjadinya kecelakaan kerja. Analisis risiko dilakukan pada enam bagian dalam Departemen Produksi, yaitu: bengkel mesin, bengkel listrik, bengkel fasilitas dan pemeliharaan (fashar), bengkel outfitting pipa, bengkel hull construction (HC) dan building berth. Hasil analisis risiko pada ke-enam bagian menunjukkan bahwa sebagian besar aktivitas tergolong dalam risiko dengan tingkat bahaya sedang, dengan tingkat bahaya tertinggi berada pada bagian hull construction dan building berth. Aktivitas yang berisiko tinggi tersebut adalah aktivitas kerja pada ketinggian dan aktivitas kerja pada tempat terbatas. Risiko kecelakaan kerja memiliki unsur ketidakpastian yang meningkat setiap waktunya. Safety report PT DPS menunjukkan sebanyak 64 kecelakaan kerja terjadi selama tahun 2008 hingga tahun 2012, yang dapat diklasifikasikan dalam 5 (lima) tingkatan yaitu sangat ringan, ringan, sedang, berat, dan kematian. Fluktuasi kecelakaan kerja tiap tahun untuk setiap tingkat kecelakaan kerja menunjukkan adanya ketidakpastian risiko. Ketidakpastian risiko dan terjadinya kecelakaan kerja ditanggapi dengan melakukan proses investigasi oleh pihak manajemen K3 untuk mengetahui penyebab dan dampak yang ditimbulkan dari kecelakaan kerja tersebut. Hasil analisis tim manajemen K3 menunjukkan bahwa bahwa mayoritas penyebab kecelakaan kerja terjadi karena tindakan tidak aman (unsafe action) pekerja. Unsafe action yang seringkali dilakukan pekerja sehingga menyebabkan 80% dari kecelakaan kerja adalah tidak patuh dalam memakai APD, kurang memahami SOP kerja, cara kerja yang tidak baik dan meremehkan bahaya lingkungan sekitar (Hanum, 2012). Sedangkan unsafe conditon yang biasa terjadi misalnya keadaan lingkungan tempat kerja yang tidak tertata rapi seperti banyak tumpukan kayu, tidak adanya sarana turun, tidak adanya pegangan pada manhole, dan lainnya. Identifikasi kecelakaan kerja berdasarkan usia pekerja menunjukkan bahwa kecelakaan kerja paling banyak dialami pekerja dengan usia 21 sampai 40 tahun (67%). Hal tersebut menunjukkan bahwa pekerja dengan usia lebih dari 40 tahun, memiliki tingkat KSA (Knowledge, Skill and Attitude) K3 yang lebih baik dibandingkan pekerja di usia di bawah 40 tahun. Informasi distribusi kecelakaan kerja tersebut, nantinya akan dijadikan sebagai acuan dalam pembuatan model, khususnya yang berkaitan dengan faktor sosial dalam risiko dan kinerja K3. Identifikasi kecelakaan kerja berdasarkan jenis pekerja menunjukkan bahwa sebagian besar kecelakaan kerja dialami oleh pekerja subkontrak. Hal ini mengindikasikan bahwa pekerja subkontrak memiliki komitmen K3 yang lebih rendah daripada pekerja organik. Sedangkan identifikasi kecelakaan kerja berdasarkan area kerja menunjukkan bahwa sebagian besar kecelakaan kerja terjadi di area kapal. Hal ini menunjukkan bahwa, pekerjaan di area kapal memiliki tingkat bahaya dan risiko paling tinggi. 2.2 Penyusunan Model Konseptual Identifikasi variabel didapat berdasarkan karakteristik perilaku sistem K3 pada objek amatan PT Dok dan Perkapalan Surabaya. Variabel yang terdapat dalam penelitian ini didapatkan dari hasil brainstorming yang ditunjang dengan literatur berupa data penelitian terdahulu, data sekunder dan data primer. Untuk mempermudah dan memperjelas penggambaran permasalahan risiko K3 dirumuskan tiga ukuran kinerja K3, yaitu: bahaya, penanganan laporan dan investigasi kecelakaan kerja, serta pemahaman, kemampuan dan perilaku K3 (safety Knowledge Skill Attitude - KSA). Ukuran kinerja K3 tersebut merupakan representasi dari logika aktual di sistem nyata. Ketiga ukuran kinerja nantinya digunakan sebagai parameter dalam mengukur performansi K3 di objek amatan dan sebagai parameter dalam uji validitas model simulasi sistem dinamik. Berdasarkan identifikasi variabel yang telah dilakukan, selanjutnya dilakukan pengelompokan untuk variabel keputusan dan variabel respon. Variabel keputusan merupakan variabel yang dapat disesuaikan sebagai bagian dari skenario pengambilan keputusan. Sedangkan variabel respon merupakan variabel yang menunjukkan hasil dari skenario kebijakan, yang juga digunakan sebagai parameter pengukuran di dalam model simulasi sistem dinamis. Variabel keputusan terdiri dari lima variabel, yaitu: penanganan laporan kecelakaan kerja, pengawasan K3, pengendalian risiko, pelatihan K3 dan alokasi tenaga kerja. Sedangkan variabel respon terdiri dari lima variabel, yaitu: bahaya, kondisi tidak aman, tingkat kecelakaan kerja, biaya K3, komitmen kerja pekerja dan pemahaman K3. Causal loop ditujukan untuk membantu dalam memahami perilaku sistem K3 dalam perusahaan dan sebagai tools untuk komunikasi ke perusahaan. Causal loop merupakan diagram yang memudahkan pemahaman mengenai hubungan dan pola interaksi antar variabel. Model causal loop dalam penelitian ini, mengacu pada model causal loop yang dirumuskan oleh Mozier dan Moffatt (1999). Model causal loop tersebut terdiri dari 3 umban balik (feedback), yaitu satu loop penguatan (reinforcing) dan dua loop penyeimbang (balancing). Satu loop penguatan tersebut adalah loop komitmen K3, sedangkan kedua loop penyeimbang tersebut adalah loop tindakan proaktif K3 dan tindakan reaktif K3. Model causal loop Mozier dan Moffatt (1999), masih belum memasukkan faktor teknis. Faktor teknis merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja melalui pengaruh terhadap kondisi tidak aman / unsafe condition (Heinrich, 1959). Penambahan variabel unsafe condition tersebut memberikan pengaruh pada penambahan satu loop balancing (Gambar 2), sehingga secara keseluruhan terdapat tiga loop balancing dan satu loop reinforcing. Model causal loop terdiri lima variabel keputusan, yaitu: accident reporting and investigation, safety monitoring, risk control, safety training, dan staff size. Polaritas keseluruhan CLD model K3 adalah negatif (-), yang menunjukkan bahwa harapan menuju kestabilan sistem manajemen K3 di perusahaan. Model causal loop K3 Mozier dan Moffatt (1999) telah dirumuskan menggunakan structural equation modelling (SEM), sehingga tidak perlu dilakukan tahap validasi. Sedangkan penambahan unsafe condition yang berasal dari faktor teknis selaras dengan penelitian terdahulu (Heinrich, 3
4 1959). Sehingga secara keseluruhan, model causal loop tervalidasi dan representatif dengan sistem aktual. dalam sektor kecelakaan kerja dan biaya K3. Hubungan antar sektor stock/flow akan menjadi dasar dalam pembuatan model keseluruhan. Gambar 3 Hubungan Antar Sektor Model Stock/Flow Gambar 2 Model Causal Loop 2.3 Pengolahan Data Input Variabel Sistem Dinamis Forrester (1980) mengidentifikasi tiga tipe sumber data pada sistem dinamik, yaitu: sumber data mental, sumber data tertulis dan sumber data numerik. Data mental merupakan data yang berasal dari asumsi personal pembuat model yang didasarkan dari pengalaman ahli, baik Manajer Health Safety & Environment PT DPS sebagai praktisi dan akademisi. Sumber data tertulis diperoleh dari publikasi yang berkaitan dengan K3, baik oleh institusi pemerintah, praktisi maupun akademisi dalam bentuk jurnal ilmiah. Sedangkan sumber data numerik (angka) diperoleh dari database performansi K3 perusahaan, seperti: jumlah kecelakaan, jumlah dampak kecelakaan, dan lain-lain. Data historis performansi K3 PT DPS yang digunakan adalah antara tahun Stock and Flow Diagram Tujuan pembuatan stock and flow diagram adalah untuk menggambarkan interaksi antar variabel sesuai dengan logika struktur pada software pemodelan yang digunakan. Model stock/flow dijabarkan dalam 5 sektor, yaitu: sektor penanganan bahaya; sektor pemahaman, kemampuan dan perilaku K3 (Safety KSA); sektor tenaga kerja; sektor penanganan laporan kecelakaan kerja; dan sektor biaya K3. Hubungan antar sektor yang ditunjukkan pada Gambar 3, didasarkan pada causal loop sistem K3 yang telah dibuat. Untuk menyelaraskan model stock/flow yang dibuat dengan pendekatan sistem sosio-teknikal, maka dilakukan pemetaan terhadap faktor sosial, teknis dan organisasi. Faktor sosial yang menggambarkan interaksi antara manusia dengan manusia, dimodelkan pada sektor safety KSA dan tenaga kerja. Faktor teknis, yang merepresentasikan hubungan antara manusia dengan mesin, dan faktor organisasi, yang menggambarkan hubungan manusia dengan organisasi, dimodelkan dalam sektor penanganan bahaya. Sedangkan sebagai model risiko dan ukuran kinerja K3, dimodelkan Gambar 4 Model Stock/Flow Sektor Penanganan Bahaya Sektor penanganan bahaya merupakan sektor yang menunjukkan bagaimana bahaya (hazard) yang berada di lokasi kerja dilakukan penanganan. Distribusi bahaya dijadikan sebagai ukuran dalam tingkat risiko K3 di sistem amatan. Bahaya dalam model stock/flow model dibagi dalam tiga kelompok, yaitu: unregulated hazard, hazard under intermediate regulation, dan hazard under full regulation (Mozier dan Moffatt, 1999). Unregulated hazard didefinisikan sebagai bahaya yang dalam keadaan aktif dan belum menerima penanganan. Bahaya dalam kategori ini muncul akibat adanya perilaku kerja tidak aman (unsafe act), dan perlu segera dilakukan identifikasi terhadap bahaya dan kemungkinan risiko yang terjadi. Bahaya yang telah diidentifikasi selanjutnya dikelompokkan ke dalam hazard under intemediate regulation. Bahaya kategori ini masih memiliki risiko kecelakaan kerja, sehingga perlu segera dilakukan penanganan secara penuh. Bahaya yang telah 4
5 menerima penanganan penuh dikelompokkan ke dalam hazard under full regulation. 2.5 Verifikasi dan Validasi Model Verifikasi model ditujukan untuk mengetahui ada tidaknya kesalahan selama model dijalankan. Sedangkan validasi ditujukan untuk menguji apakah model dapat merepresentasikan permasalahan aktual. Verifikasi dilakukan dengan memeriksa formulasi (equations) serta memeriksa unit (satuan) variabel dari model. Berdasarkan hasil simulasi model, program sudah berjalan dengan baik tanpa error pada unit maupun formulasi. Sehingga dapat dinyatakan bahwa model simulasi telah terverifikasi. Terdapat dua metode validasi yang digunakan, yaitu metode white box dan black box. Metode white box dilakukan dengan memasukan semua variabel serta keterkaitan antar variabel di dalam model yang dikompilasi dari literatur serta kondisi eksisting di PT DPS. Sedangkan validasi dengan metode black box dilakukan dengan membandingkan nilai data aktual dengan nilai data hasil simulasi. Hasil pengujian validasi menggunakan metode uji struktur model, uji parameter model, uji kondisi ekstrim dan uji replikasi menunjukkan bahwa model simulasi tervalidasi.adapun berdasarkan hasil uji replikasi didapatkan bahwa rata-rata nilai error (MAPE) antara hasil simulasi dan aktual adalah 8.3%. 2.6 Simulasi Model Tahap simulasi model terbagi dalam dua bagian, yaitu perancangan interface model dan running simulasi model. Interface model simulasi sistem dinamis ditujukan untuk memudahkan pengguna (user) dalam merumuskan skenario perbaikan (Gambar 5). Berdasarkan hasil running simulasi, keempat kategori menunjukkan pola osilasi dan menuju pada nilai keseimbangaan (Gambar 6). Pada kondisi eksisting, jumlah hazard yang tertangani meningkat di fase awal, namun terus mengalami penurunan di fase selanjutnya. Hal ini mengindikasikan bahwa sistem terdapat permasalahan di sistem eksisting, khususnya dalam penanganan bahaya yang ada. Fluktuasi bahaya memberikan pengaruh pada fluktuasi probabilitas terjadinya kecelakaan kerja. Probabilitas kecelakaan kerja merupakan kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja untuk setiap pekerja. Sehingga, probabilitas kecelakaan kerja memiliki pola yang sama dengan tingkat kejadian kecelakaan kerja. Berdasarkan evaluasi risiko, tingkat risiko mengalami peningkatan sebagai hasil dari fluktuasi bahaya dan menurunnya tingkat safety KSA pekerja. Gambar 5 Interface Model Simulasi Gambar 6 Simulasi Kondisi Eksisting Accident Rate 2.7 Pengembangan Skenario Perbaikan Penentuan skenario perbaikan didasarkan dari perspektif pembuat model dan pihak manajemen K3 PT DPS. Perspektif pembuat model mendasarkan skenario pada kelima variabel keputusan yang terdapat dalam causal loop utama, yaitu: accident reporting and investigation, safety monitoring, risk control, safety training, dan staff size. Horizon waktu pengujian skenario adalah 10 tahun, yang terdiri dari 5 tahun kondisi eksisting dan 5 tahun periode kedepan. Alternatif skenario perbaikan dirumuskan dalam empat skenario, yaitu: penanganan bahaya K3, reward & punishment, pelatihan K3 dan kombinasi antara reward & punishment dan pelatihan K3. Skenario terbaik ditinjau dari tingkat risiko dan kinerja K3 adalah kombinasi antara pelatihan dan pemberian reward & punishment yang menghasilkan tingkat bahaya tertangani per bulan 14.26, safety KSA 3.07, dan tingkat kecelakaan kerja 0.17 per bulan. Namun, apabila ditinjau berdasarkan parameter biaya K3, maka kebijakan pemberian reward & punishment merupakan skenario dengan tingkat biaya paling rendah (lebih rendah 28%), namun memberikan dampak pada tingkat kecelakaan kerja yang cukup rendah pula (lebih rendah 37% dari skenario 4). Perbandingan skenario perbaikan ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1 Perbandingan Skenario Perbaikan Skenario Skenario Skenario Skenario Parameter Eksisting Regulated hazard 12,66 12,66 14,14 13,22 14,26 Unregulated hazard 0,63 0,63 0,14 0,45 0,10 Average KSA 2,47 2,47 2,54 3,07 3,07 Length of employment 150,00 150,00 150,00 150,00 150,00 Accident Rate (bulan) 1,12 1,12 0,27 0,62 0,17 Accident Rate (tahun) Monthly accident cost (Rp) Monthly safety cost (Rp)
6 V. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengumpulan data, pengolahan data, pemodelan dan analisis skenario perbaikan dapat dirumuskana empat kesimpula. Pertama, industri perkapalan memiliki risiko K3 tinggi terutama pada aktivitas di luar bengkel, seperti: building berth dan hull construction. Upaya antisipasi risiko tersebut dapat dilakukan melalui integrasi perlakuan baik dari pekerja melalui implementasi safe action, faktor teknis melalui implementasi safe action dan manajemen melalui implementasi safety monitoring. Kedua, faktor kritis model simulasi risiko dan kinerja K3 dapat dikategorikan dalam variabel keputusan dan variabel respon. Variabel keputusan terdiri dari penanganan laporan kecelakaan kerja, pengawasan K3, pelatihan K3 dan alokasi tenaga kerja. Sedangkan variabel respom terdiri dari unsafe condition, bahaya, tingkat kecelakaan kerja, biaya, serta pemahaman dan komitmen K3 pekerja. Ketiga, hasil simulasi kondisi eksisting menunjukkan bahwa PT DPS memiliki tingkat risiko yang fluktuatif yang dapat mengindikasikan bahwa penanganan bahaya kurang optimal. Sedangkan dari parameter kinerja K3, menunjukkan bahwa kinerja K3 yang diukur melalui: safety KSA, tingkat kecelakaan kerja dan biaya K3 menurun seiring penambahan waktu. Keempat, skenario terbaik ditinjau dari tingkat risiko dan kinerja K3 adalah kombinasi antara pelatihan dan pemberian reward & punishment yang menghasilkan tingkat bahaya tertangani per bulan 14.26, safety KSA 3.07, dan tingkat kecelakaan kerja 0.17 per bulan. Namun, apabila ditinjau berdasarkan parameter biaya K3, maka kebijakan pemberian reward & punishment merupakan skenario dengan tingkat biaya paling rendah (lebih rendah 28%), namun memberikan dampak pada tingkat kecelakaan kerja yang cukup rendah pula (lebih rendah 37% dari skenario 4). DAFTAR PUSTAKA Davis, C.H dan Moro, F.B, (2004), A Macroergonomics Perspective On Costumer Interaction Centers, The 13th Annual Conference of The International Association for Management of Technology (IAMOT), Washington DC. Dekker, S., ( 2006), The Field Guide to Understanding Human Error, Ashgate, Aldershot Dewi, L.T, (2006), Model Implementasi Integrasi Ergonomi Makro dan Mikro Pada Industri (Suatu Kajian Literatur), Seminar Nasional Ergonomi. Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta. Dulac, N. A, (2007), Framework for Dynamic Safety and Risk Management Modeling in Complex Engineering Systems, Disertasi Ph.D., Massachusetts Institute Of Technology, Massachusetts. Ferry, T. S. (1988), Modern Accident Investigation and Analysis, Second Edition, New York: J. Wiley. Forrester, JW. (1980), Industrial Dynamics, Massachusetts Institute of Technology, Massachusetts. Hanum, L. (2007), Pengukuran Tingkat Implementasi Serta Analisa Resiko K3 di PT DPS, Teknik Industri, ITS Surabaya. Hanum, N.L. (2012), Implementasi Behaviour-Based Safety pada SMK3 Guna Meningkatkan Safe Behaviour Pekerja (Studi Kasus: PT DPS), Teknik Industri, ITS Surabaya. Heinrich, H.W. (1959), Industrial Accident Prevention: a Scientific Approach, NY: McGraw-Hill. Hendrick, H.W dan Kleiner, B.M. (2001), Macroergonomics: An Introduction to Work System Design, Santa Monica: Human Factors and Ergonomics Society. Hollnagel, E. (2004), Barriers and Accident Prevention, Hampshire: Ashgate. Kontogiannis, T. (2012), Modeling patterns of breakdown (or archetypes) of human and organizational processes in accidents using system dynamics. Safety science, Vol. 50, hal Leveson, N. G, (2004), A New Accident Model for Engineering Safety Systems." Safety Science, Vol. 42, No. 4, hal Mohammed, S, dan Chinda, T, (2010), System dynamics modelling of construction safety culture, Griffith School of Engineering, Australia. Mozier, J dan Moffat, I. (1999), System Dynamic Modelling of Occupational Safety: A Case Study Approach, University of Sterling. Mufidah, I. (2012), Safety Climate Evaluation in Indonesian Ship Building Industries, Teknik Industri, ITS Surabaya. Perrow, C, (1999), Normal Accidents: Living with High-Risk Technologies, Princeton, NJ, Princeton University Press. Qureshi, Z, H, (2008), A Review of Accident Modelling Approaches for Complex Socio-Technical Systems, Defence and Systems Institute, University of South Australia. Reason, J. (1990). Human Error. Cambridge: Cambridge University Press. Sanda, M.A. (2003), Combined Micro-Ergonomics, Macroergonomics and System Study of The Application and Internalization of Waitro-Developed Best Management Practices by Research and Technology Organizations, Master s Thesis Lulea University of Technology. 6
ANALISIS RISIKO K3 PADA SISTEM KOMPLEKS SOSIO-TEKNIKAL DENGAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIK (STUDI KASUS: PT DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA)
ANALISIS RISIKO K3 PADA SISTEM KOMPLEKS SOSIO-TEKNIKAL DENGAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIK (STUDI KASUS: PT DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA) PENULIS DANANG SETIAWAN (2509100072) DOSEN PEMBIMBING DR. IR. SRI GUNANI
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kecelakaan dan Kesehatan Kerja (K3) ILO (2003) mendefinisikan K3 adalah upaya pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan para pekerja baik secara fisik, mental, dan sosial.
Lebih terperinciTidak terjadi perubahan kebijakan pada saat penelitian dilakukan RUANG LINGKUP PENELITIAN
Tidak terjadi perubahan kebijakan pada saat penelitian dilakukan RUANG LINGKUP PENELITIAN Software Vensim Simulasi Daya Saing Rantai Nilai Sistem Dinamik Pemodelan Sistem Klaster Industri Makro ergonomi
Lebih terperinciPERTIMBANGAN FAKTOR ERGONOMI DALAM PENJADWALAN TENAGA KERJA
PERTIMBANGAN FAKTOR ERGONOMI DALAM PENJADWALAN TENAGA KERJA Danang Setiawan 1), Sri Gunani Partiwi 2) dan Dyah Santhi Dewi 3) Pascasarjana Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Penelitian ini secara garis besar mencoba menjelaskan langkah-langkah dalam mengevaluasi tingkat kecelakaan kerja yang bersumber dari bahaya unsafe condition
Lebih terperinciPENENTUAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIFITAS PADA PROYEK KONSTRUKSI DENGAN SISTEM DINAMIK
PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIFITAS PADA PROYEK KONSTRUKSI DENGAN SISTEM DINAMIK Arya Nurakumala 1) Program Studi Magister Manajemen Konstruksi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember,
Lebih terperinci22/04/2013 ERGONOMI: DARI MIKRO KE MAKRO SEJARAH PERKEMBANGAN. Manusia PENGERTIAN ERGONOMI SECARA UMUM MICROERGONOMICS LATAR BELAKANG ERGONOMI MAKRO
ERGONOMI : DARI MIKRO KE MAKRO Winda Halim, ST., MT IE-402 Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi 2 Jurusan Teknik Industri Fakutas Teknik Universitas Kristen Maranatha PENGERTIAN ERGONOMI SECARA UMUM
Lebih terperinciPENILAIAN SAFETY CLIMATE PEKERJA TERHADAP STATUS KARYAWAN DAN TINGKAT PENDIDIKAN. (Studi Kasus pada Pekerja Workshop Di PT PAL Indonesia)
PENILAIAN SAFETY CLIMATE PEKERJA TERHADAP STATUS KARYAWAN DAN TINGKAT PENDIDIKAN (Studi Kasus pada Pekerja Workshop Di PT PAL Indonesia) Putri Hartaningrum *, Binti Mualifatul, Haidar Natsir Program Studi
Lebih terperinciParamita Anggraini ( ) Pembimbing : Dr.Ir. Sri Gunani Partiwi. Co Pembimbing : Prof.Dr.Ir. Budisantoso Wirjodirdjo, M.
ANALISIS EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PENDIDIKAN DALAM PENYELARASAN SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN DUNIA INDUSTRI (STUDI KASUS : SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 5 (SMKN 5) DAN INDUSTRI MANUFAKTUR) JURUSAN
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXV Program Studi MMT-ITS, Surabaya, 30 Juli 2016
STRATEGI PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI UNIVERSIDADE DA PAZ (UNPAZ)-TIMOR LESTE DENGAN MENGGUNAKAN INTEGRASI MAKRO ERGONOMI DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Jeronimo da Silva 1), Sri Gunani Partiwi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Research and Development/R&D) melalui pendekatan sistem dinamis
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development/R&D) melalui pendekatan sistem dinamis (dynamics system). Metode
Lebih terperinciEVALUASI UNSAFE ACT, UNSAFE CONDITION, DAN FAKTOR MANAJEMEN DENGAN METODE BEHAVIOR BASED SAFETY PADA PROYEK APARTEMEN. Patricia 1, David 2 and Andi 3
EVALUASI UNSAFE ACT, UNSAFE CONDITION, DAN FAKTOR MANAJEMEN DENGAN METODE BEHAVIOR BASED SAFETY PADA PROYEK APARTEMEN Patricia 1, David 2 and Andi 3 ABSTRAK : Perkembangan dunia properti menimbulkan berbagai
Lebih terperinciSkenario Kebijakan Penentuan Upah Minimum Regional (UMR) dan Dampaknya Terhadap Perkembangan Industri Padat Karya
1 Skenario Kebijakan Penentuan Upah Minimum Regional (UMR) dan Dampaknya Terhadap Perkembangan Industri Padat Karya Dewi Indiana dan Prof. Dr. Ir. Budisantoso Wirjodirdjo, M.Eng. Teknik Industri, Fakultas
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan matriks evaluasi, karakteristik dimensi struktural sistem kerja dan sistem sosioteknik dari ketiga SBU di PT. Multipanel Intermitra Mandiri terkait
Lebih terperinciPerancangan Alat Bantu Pengambilan Keputusan Berbasis Sistem Dinamik Untuk Mengevaluasi Kebutuhan Kapasitas Bandara Juanda
Sidang Tugas Akhir Perancangan Alat Bantu Pengambilan Keputusan Berbasis Sistem Dinamik Untuk Mengevaluasi Kebutuhan Kapasitas Bandara Juanda Diajukan oleh : Febru Radhianjaya 2507 100 117 Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah-Langkah Penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Langkah-Langkah Penelitian Untuk mencapai maksud dan tujuan penelitian yang telah ditetapkan kemudian disusun metodologi penelitian yang terdiri dari langkah-langkah
Lebih terperincimodel simulasi dan formulasi yang dibuat telah benar dan logis serta dapat mereprsentasikan kondisi eksisting.
Verifikasi Cek Model pada Vensim Validasi Uji Statistik model simulasi dan formulasi yang dibuat telah benar dan logis serta dapat mereprsentasikan kondisi eksisting. Skenario 1 : Peningkatan kontribusi
Lebih terperinciRancang Bangun Perangkat Lunak Reliability- Centered Maintenance untuk Gardu Induk
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 Rancang Bangun Perangkat Lunak Reliability- Centered Maintenance untuk Gardu Induk Farid Rafli Putra, Nurlita Gamayanti, dan Abdullah Alkaff Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi di industri menuntut penerapan teknologi maju dan penggunaan mesin mesin pengganti tenaga manusia yang memberikan kemudahan dalam proses produksi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. simulasi komputer yang diawali dengan membuat model operasional sistem sesuai dengan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penulisan ini dilakukan dengan menggunakan metoda System Dynamics yaitu sebuah simulasi komputer yang diawali dengan membuat model operasional sistem
Lebih terperinciIdentifikasi Bahaya Pada Pekerjaan Maintenance Kapal Menggunakan Metode HIRARC dan FTA Dengan Pendekatan Fuzzy
Identifikasi Bahaya Pada Pekerjaan Maintenance Kapal Menggunakan Metode HIRARC dan FTA Dengan Pendekatan Fuzzy di Industri Kapal Andri Kurniawan 1, Mardi Santoso 2, Mey Rohma Dhani 1 1 Program Studi Teknik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menejemen Resiko Manajemen resiko adalah suatu proses komprehensif untuk mengidentifikasi, mengevaluasi dan mengendalikan resiko yang ada dalam suatu kegiatan. Resiko
Lebih terperinciTESIS ANALISIS TINGKAT RISIKO KECELAKAAN KERJA DENGAN METODE FMEA DAN PEMODELAN SISTEM KESELAMATAN KERJA DENGAN SISTEM DINAMIK (STUDI KASUS: PROYEK GE
TESIS ANALISIS TINGKAT RISIKO KECELAKAAN KERJA DENGAN METODE FMEA DAN PEMODELAN SISTEM KESELAMATAN KERJA DENGAN SISTEM DINAMIK (STUDI KASUS: PROYEK GEDUNG X DI YOGYAKARTA) JOKO APRIYAN No. Mhs.: 15.2377/PS/MTS
Lebih terperinciOleh : Achmad Sebastian Ristianto
IDENTIFIKASI BAHAYA MENGGUNAKAN METODE HAZOP DAN FTA PADA DISTRIBUSI BAHAN BAKAR MINYAK JENIS PERTAMAX DAN PREMIUM (STUDI KASUS : PT. PERTAMINA (PERSERO) UPMS V SURABAYA) Oleh : Achmad Sebastian Ristianto
Lebih terperinciDinamika Pengembangan Subsektor Industri Makanan Dan Minuman Di Jawa Timur: Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Jumlah Tenaga Kerja
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Dinamika Pengembangan Subsektor Industri Makanan Dan Minuman Di Jawa Timur: Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Jumlah Tenaga Kerja Putri Amelia dan
Lebih terperinciTIN315 - Pemeliharaan dan Rekayasa Keandalan Materi #1 Genap 2015/2016. TIN315 - Pemeliharaan dan Rekayasa Keandalan
Materi #1 TIN315 Pemeliharaan dan Rekayasa Keandalan Pokok Bahasan 2 1. Pengenalan Disiplin Ilmu Keandalan dan Aplikasinya 2. Probabilitas 3. Pemodelan Jaringan dan Evaluasi Sistem 4. Pengantar Analisa
Lebih terperinci3. METODOLOGI PENELITIAN
20 3. METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian Pengembangan agroindustri udang merupakan hal yang sangat penting dalam siklus rantai komoditas udang. Pentingnya keberadaan agroindustri udang
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Diagram alir untuk memecahkan permasalahan di PT. Krakatau Steel yang digunakan adalah sebagai berikut : Mulai Studi Literatur
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN SAFETY MANAGEMENT TERHADAP KINERJA PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA SKRIPSI
PENGARUH PENERAPAN SAFETY MANAGEMENT TERHADAP KINERJA PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA SKRIPSI Oleh NIA TRI WIJAYANTI 04 03 01 049 6 DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA GENAP 2007/2008
Lebih terperinciAnalisa Kecelakaan Menggunakan Metode Event and Casual Factor Analysis Pada Kecelakaan Menghilangkan Waktu Kerja Studi Kasus di PT.
Analisa Kecelakaan Menggunakan Metode Event and Casual Factor Analysis Pada Kecelakaan Menghilangkan Waktu Kerja Studi Kasus di PT. Produsen Baja Mochammad Febry Wignyo Aminullah 1*, Rona Riantini 2, Mades
Lebih terperinciAnalisis Penyebab Kecelakaan Kerja Dengan Metode Human Factor Analysis and Classification System di perusahaan Fabrikator Pipa
Proceeding 1 st Conference on Safety Engineering and Its Application ISSN No. 2581 2653 Analisis Penyebab Kecelakaan Kerja Dengan Metode Human Factor Analysis and Classification System di perusahaan Fabrikator
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Indonesia memiliki potensi bahan baku industri agro, berupa buah buahan tropis yang cukup melimpah. Namun selama ini ekspor yang dilakukan masih banyak dalam bentuk buah segar
Lebih terperinciPERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTAMADYA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009
Makalah Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIV MMT-ITS PERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTAMADYA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009 ANTONIUS GATOT
Lebih terperinciPERANCANGAN MODEL PENAKSIRAN PERFORMANSI ERGONOMI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT. PAL INDONESIA
PERANCANGAN MODEL PENAKSIRAN PERFORMANSI ERGONOMI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT. PAL INDONESIA Asri Dwi Puspita, Sri Gunani Partiwi, Arief Rahman Manajemen Kinerja Strategies, Program Pasca Sarjana
Lebih terperinciDAFTAR ISI. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Identifikasi Masalah Ruang Lingkup Penelitian Data yang Diperlukan...
9 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... ii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI...iii LEMBAR PERNYATAAN... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v MOTTO... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR
Lebih terperinciPemodelan Dan Simulasi Sistem Industri Manufaktur Menggunakan Metode Simulasi Hybrid (Studi Kasus: PT. Kelola Mina Laut)
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-234 Pemodelan Dan Simulasi Sistem Industri Manufaktur Menggunakan Metode Simulasi Hybrid (Studi Kasus: PT. Kelola Mina Laut)
Lebih terperinciPERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009
PERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009 Antonius Gatot Yudo Pratomo, Aris Tjahyanto Magister Manajemen Teknologi,
Lebih terperinciPERANCANGAN STRATEGI MITIGASI RESIKO SUPPLY CHAIN DI PT ATLAS COPCO NUSANTARA DENGAN METODA HOUSE OF RISK
PERANCANGAN STRATEGI MITIGASI RESIKO SUPPLY CHAIN DI PT ATLAS COPCO NUSANTARA DENGAN METODA HOUSE OF RISK Retno Utari 1) dan Imam Baihaqi 2) 1) Program Studi Magiter Manajemen Teknologi Manajemen Proyek
Lebih terperinciESTIMASI BIAYA PROYEK KONSTRUKSI
ESTIMASI BIAYA PROYEK KONSTRUKSI 1. Pendahuluan adalah seni memperkirakan kemungkinan jumlah biaya yang diperlukan untuk suatu kegiatan yang didasarkan pada informasi yang tersedia pada waktu itu (Iman
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. faktor yaitu, unsafe action dan unsafe condition. OHSAS menyebutkan risiko
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap tempat kerja memiliki risiko terjadinya kecelakaan. Besarnya risiko yang terjadi tergantung pada jenis industri, teknologi yang digunakan serta pengendalian
Lebih terperinciModel Dinamik Perkembangan Perumahan dan Apartemen di Kota Surabaya
JURNAL TEKNIK, () 5 Model Dinamik Perkembangan Perumahan dan Apartemen di Kota Surabaya Hasyim Yusuf Asjari, Budisantoso Wirjodirdjo Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya
Lebih terperinciEvaluasi Kesesuaian Struktur Organisasi Pengelola Teknologi Informasi dengan Rencana Jangka Panjang Instansi (Studi Kasus pada Dinas XYZ)
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 A-316 Evaluasi Kesesuaian Struktur Organisasi Pengelola Teknologi Informasi dengan Rencana Jangka Panjang Instansi (Studi Kasus pada Dinas XYZ) Arief
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini, pandangan terhadap posisi sumber daya manusia di perusahaan atau organisasi sudah mulai mengalami perubahan. Tanggapan bahwa sumber daya
Lebih terperinciPERANCANGAN MODEL PENAKSIRAN PERFORMANSI ERGONOMI UNTUK MENGETAHUI KONTRIBUSI ASPEK ERGONOMI TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN
THESIS TI 092327 PERANCANGAN MODEL PENAKSIRAN PERFORMANSI ERGONOMI UNTUK MENGETAHUI KONTRIBUSI ASPEK ERGONOMI TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN (Study Case : PT. PAL INDONESIA) ASRI DWI PUSPITA 2508202204 DOSEN
Lebih terperinciEvaluasi Perbaikan Safety Behavior Pekerja dengan Metode Behavior-Based Safety
Evaluasi Perbaikan Safety Behavior Pekerja dengan Metode Behavior-Based Safety pada Usaha Kecil Menengah (Studi Kasus : UKM Logam UD Aji Batara Perkasa Mandiri Ngingas, Sidoarjo) 1 Bresti Alma Mustikaningrum,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajemen pengetahuan adalah istilah manajemen yang terbaru dan ditujukan untuk melakukan pengembangan proses kerja dan penciptaan nilai bagi operasi perusahaan secara
Lebih terperinciJenis Metode Pengembangan Perangkat Lunak
Jenis Metode Pengembangan Perangkat Lunak by webmaster - Tuesday, January 05, 2016 http://anisam.student.akademitelkom.ac.id/?p=123 Menurut IEEE, Pengembangan software (software engineering ) adalah :
Lebih terperinciBab V Perancangan Model Ensiklopedia
Bab V Perancangan Model Ensiklopedia Bab perancangan model ensiklopedia berisi pemetaan elemen dalam lingkungan kolaborasi ke dalam ensiklopedia. Pemetaan ini menghasilkan sebuah ensiklopedia lingkungan
Lebih terperinciVolume 5, No. 1, April 2012 ISSN:
STUDI KEBIJAKAN ERGONOMI MAKRO TERHADAP OUTPUT PRODUKSI MENGGUNAKAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIK (STUDI KASUS: PT. SUMBER MAS INDAH PLYWOOD, GRESIK) Amalia Faikhotul Hima 1, Mahrus Khoirul Umami 1, M. Imron
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Aktivitas kolaborasi memberikan dampak yang signifikan dalam usaha kolektif manusia. Aktivitas ini mendapatkan perhatian yang sangat besar dari sejumlah besar area
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM PENELUSURAN MATERIAL PT ALSTOM POWER ESI SURABAYA
PERANCANGAN SISTEM PENELUSURAN MATERIAL PT ALSTOM POWER ESI SURABAYA Nur Aini Rachmawati, Iwan Vanany Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Kampus
Lebih terperinciPERSEPSI PEKERJA TERHADAP SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA
PERSEPSI PEKERJA TERHADAP SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA Yohana Eko 1, Andrean Prasetya Wijaya 2, Andi 3 ABSTRAK : Budaya keselamatan kerja merupakan hal yang harus diterapkan
Lebih terperinciANALISA REWORK PADA KONSTRUKSI GEDUNG DI KABUPATEN BONDOWOSO
ANALISA REWORK PADA KONSTRUKSI GEDUNG DI KABUPATEN BONDOWOSO Kukuh Rahardjo dan I Putu Artama Wiguna Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Email: kukuhrah@gmail.com
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR PROSES PENILAIAN KESELAMATAN
BAB II TEORI DASAR PROSES PENILAIAN KESELAMATAN 2.1 PENDAHULUAN SAE ARP4761 dikeluarkan oleh SAE (Society for Automotive Engineers) International The Engineering Society for Advancing Mobility Land Sea
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL KELEMBAGAAN KLASTER INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL LAUT ABSTRAK
PENGEMBANGAN MODEL KELEMBAGAAN KLASTER INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL LAUT Nurul Hudaningsi 1), Nurhadi Siswanto 2) dan Sri Gunani Partiwi 3) 1) Program Studi Teknik Industri, Pascasarjana Teknik Industri,
Lebih terperinciANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA TINDAKAN TIDAK AMAN DAN HUMAN RELIABILITY ANALYSIS (STUDI KASUS : OPERATOR FORKLIFT
ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA TINDAKAN TIDAK AMAN DAN HUMAN RELIABILITY ANALYSIS (STUDI KASUS : OPERATOR FORKLIFT-PT. COCA COLA BOTTLING INDONESIA) Dwi Iin Novianti, Anda Iviana Juniani,
Lebih terperinciPEMBUATAN SISTEM INFORMASI PENGAWASAN DAN PELAPORAN PEKERJAAN NON RUTIN MENGGUNAKAN FORM CHECKLIST DI PERUSAHAAN PEMBANGKIT
PEMBUATAN SISTEM INFORMASI PENGAWASAN DAN PELAPORAN PEKERJAAN NON RUTIN MENGGUNAKAN FORM CHECKLIST DI PERUSAHAAN PEMBANGKIT Titan Ardyansyah 1, Wibowo Arninputranto 2, Haidar Natsir 3 Program Studi Teknik
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. 3.1 Pendahuluan Penelitian Tugas Akhir ini dilakukan dengan alur metodologi sebagai berikut pada Gambar 3.1: Identifikasi Bahaya
BAB III METODOLOGI 3.1 Pendahuluan Penelitian Tugas Akhir ini dilakukan dengan alur metodologi sebagai berikut pada Gambar 3.1: Pengumpulan Data Primer Pengamatan terhadap proses dan kondisi lingkungan
Lebih terperinciPengembangan Model Simulasi Sistem Dinamis Keseimbangan Jumlah Input - Output Mahasiswa
Pengembangan Model Simulasi Sistem Dinamis Keseimbangan Input Output Mahasiswa Yuli Dwi Astanti, Trismi Ristyowati Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional
Lebih terperinciMANAJEMEN RESIKO PROYEK PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK MYBIZ 2 DI SOFTWARE HOUSE ABC
MANAJEMEN RESIKO PROYEK PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK MYBIZ 2 DI SOFTWARE HOUSE ABC Yulianto, Aris Tjahyanto Bidang Keahlian Manajemen Teknologi Informasi Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut
Lebih terperinciRANCANGAN PEMBELAJARAN
RANCANGAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH : ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM SEMESTER: 4 KODE : KI091318 SKS: 4 JURUSAN : TEKNIK INFORMATIKA FTIF ITS PROGRAM : S1 DOSEN: KOMPETENSI UTAMA / TIU : untuk mengidentifikasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan yang banyak mengandung unsur bahaya. Hal tersebut menyebabkan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek Konstruksi Proses pembangunan proyek konstruksi pada umumnya merupakan kegiatan yang banyak mengandung unsur bahaya. Hal tersebut menyebabkan industri konstruksi mempunyai
Lebih terperinciAnalisis Gangguan Jaringan Kabel dengan Kombinasi Metode Fault Tree Analysis dan Failure Mode and Effect Analysis (Studi kasus PT.
Performa (2005) Vol. 4, No.1: 10-15 Analisis Gangguan Jaringan Kabel dengan Kombinasi Metode Fault Tree Analysis dan Failure Mode and Effect Analysis (Studi kasus PT. ABC) Donar Setyajid Carel, Yuniaristanto,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. benda. Ada tiga jenis tingkat kecelakaan berdasarkan efek yang ditimbulkan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kecelakaan Kerja Pengertian kecelakaan kerja berdasarkan Frank Bird Jr adalah kejadian yang tidak diinginkan yang terjadi dan menyebabkan kerugian pada manusia dan harta benda.
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Pada bab ini akan menyatukan hasil temuan dalam penelitian ini. Pada bagian
BAB V KESIMPULAN 5.1. Pendahuluan Pada bab ini akan menyatukan hasil temuan dalam penelitian ini. Pada bagian pertama, hasil kesimpulan dari penelitian ini. Pada bagian kedua menggambarkan keterbatasan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK
PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK pengembangan perangkat lunak (PL) dapat dianggap sebagai lingkaran pemecahan masalah. Untuk menyelesaikan masalah besar, dipecah menjadi kecil terus-menerus sampai paling kecil,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dipresentasikan metodelogi penelitian yang diuraikan menjadi tujuh sub bab yaitu fokus kajian dan tempat, diagram alir penelitian, k-chart penelitian, konseptual
Lebih terperinciDisusun Oleh Arini Ekaputri Junaedi ( ) Dosen Pembimbing Yudha Prasetyawan, S.T., M.Eng.
PERUMUSAN SKENARIO KEBIJAKAN SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN DI SURABAYA BERDASARKAN EVALUASI DAMPAK PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN LINGKUNGAN : SEBUAH PENDEKATAN SISTEM DINAMIK Disusun Oleh Arini Ekaputri
Lebih terperinciHull Inspection Module
ABSTRAK D alam sebuah Industri Galangan Kapal, mutlak di perlukan adanya sebuah Pemeliharaan dan pemeriksaan yang kontinyu pada lambung kapal. Hal ini di maksudkan untuk peningkatan performa dari kapal
Lebih terperinciSkenario Kebijakan Penentuan Upah Minimum Regional (UMR) dan Dampaknya Terhadap Perkembangan Industri Padat Karya di Kota Surabaya
Tugas Akhir- TI 9 Skenario Kebijakan Penentuan Upah Minimum Regional (UMR) dan Dampaknya Terhadap Perkembangan Industri Padat Karya di Kota Surabaya Oleh : Dewi Indiana (576) Pembimbing : Prof. Dr. Ir.
Lebih terperinciQuality Control (QC) dan Quality Assurance (QA) Mata Kuliah : Rancangan Produk Industri (2 SKS) Dosen : Kuni Zu aimah B.,S.Farm., M.Farm., Apt.
Quality Control (QC) dan Quality Assurance (QA) Mata Kuliah : Rancangan Produk Industri (2 SKS) Dosen : Kuni Zu aimah B.,S.Farm., M.Farm., Apt. Industri farmasi harus membuat obat sedemikian rupa agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pekerjaan konstruksi merupakan kegiatan yang kompleks yang melibatkan pekerja, alat dan bahan dalam jumlah besar. Proyek mempunyai karakterisitik sebagai kegiatan yang
Lebih terperinciPERANAN TEAM SOFTWARE PROCESS PADA REKAYASA PERANGKAT LUNAK
PERANAN TEAM SOFTWARE PROCESS PADA REKAYASA PERANGKAT LUNAK Suhatati Tjandra Teknik Informatika dan Komputer Sekolah Tinggi Teknik Surabaya Email: tati@stts.edu ABSTRAK Semakin berkembangnya dunia industrialisasi
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1. Metodologi Pemecahan Masalah Metodologi pemecahan masalah adalah serangkaian urutan langkah-langkah yang disusun secara sistematis untuk digunakan sebagai pedoman
Lebih terperinciPERANCANGAN ALAT UKUR HUMAN RELIABILITY ANALYSIS PADA PROSES ADMINISTRASI OBAT DI RUMAH SAKIT HAJI
PERANCANGAN ALAT UKUR HUMAN RELIABILITY ANALYSIS PADA PROSES ADMINISTRASI OBAT DI RUMAH SAKIT HAJI JOHAN ARIFIN 2508100148 DOSEN PEMBIMBING Dr. Ir. Sri Gunani Partiwi, M.T. DOSEN KO-PEMBIMBING Arief Rahman,
Lebih terperinciPENENTUAN ALOKASI JUMLAH PEKERJA MELALUI STUDI KERJA DAN SIMULASI PADA PROSES CANNERY (Studi Kasus : PT. Great Giant Pineapple, Lampung)
PENENTUAN ALOKASI JUMLAH PEKERJA MELALUI STUDI KERJA DAN SIMULASI PADA PROSES CANNERY (Studi Kasus : PT. Great Giant Pineapple, Lampung) Hanif Galih Pratama, Sri Gunani Partiwi, Dody Hartanto Jurusan Teknik
Lebih terperinciANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF PROYEK MANAJEMEN AIR DI PT X DENGAN METODE MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM)
ANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF PROYEK MANAJEMEN AIR DI PT X DENGAN METODE MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM) Ema Dwi Saputri 1) dan Putu Artama Wiguna 2) 1,2) Program Studi Magister Manajemen Teknologi
Lebih terperinciPENJAMINAN KUALITAS SOFTWARE pada SIKLUS HIDUP PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK PROTOTYPING
PENJAMINAN KUALITAS SOFTWARE pada SIKLUS HIDUP PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK PROTOTYPING M. Nasrullah (5209100704) Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Lebih terperinciDinamika Pengembangan Subsektor Industri Makanan dan Minuman Di Jawa Timur: Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Jumlah Tenaga Kerja
Dinamika Pengembangan Subsektor Industri Makanan dan Minuman Di Jawa Timur: Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Jumlah Tenaga Kerja Oleh: Putri Amelia 2508.100.020 Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Budisantoso
Lebih terperinciBab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang
1 Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Systems thinking merupakan pendekatan dengan cara pandang yang menganggap bahwa suatu problem merupakan satu kesatuan sistem dalam dunia yang luas. Prinsip systems
Lebih terperinciPRAKTEK PENILAIAN RISIKO
PRAKTEK PENILAIAN RISIKO 1; Pengantar Mengingat bahwa risiko adalah bagian integral dari pencapaian nilai strategis, maka perusahaan tidak berpikiran untuk menghilangkan risiko Sebaliknya, perusahaan ini
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Dalam penelitian untuk mendapatkan hasil sistem persediaan yang optimal, maka terdapat beberapa tahapan dalam penelitian yang perlu dilakukan, antara lain adalah: 3.1. Tahap
Lebih terperinciAnalisis Penerapan Keselamatan Kerja Menggunakan Metode Hazard Identification Risk Assessment (HIRA) Dengan Pendekatan Fault Tree Anlysis (FTA)
Analisis Penerapan Keselamatan Kerja Menggunakan Metode Hazard Identification Risk Assessment (HIRA) Dengan Pendekatan Fault Tree Anlysis (FTA) (Studi Kasus : PT Barata Indonesia, Cilegon, Banten) Ade
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Proyek konstruksi merupakan salah satu jenis proyek yang memiliki potensi risiko relatif tinggi akibat uncertain events yaitu peristiwa-peristiwa tidak pasti
Lebih terperinciReview Rekayasa Perangkat Lunak. Nisa ul Hafidhoh
Review Rekayasa Perangkat Lunak Nisa ul Hafidhoh nisa@dsn.dinus.ac.id Software Process Sekumpulan aktivitas, aksi dan tugas yang dilakukan untuk mengembangkan PL Aktivitas untuk mencapai tujuan umum (komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap tempat kerja selalu mempunyai risiko terjadinya kecelakaan. Besarnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap tempat kerja selalu mempunyai risiko terjadinya kecelakaan. Besarnya risiko yang terjadi tergantung dari jenis industri, teknologi serta upaya pengendalian risiko
Lebih terperinciPERAMALAN PRODUKSI KEDELAI MENGGUNAKAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIK
PERAMALAN PRODUKSI KEDELAI MENGGUNAKAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIK Agung Brastama Putra 1) Budi Nugroho 2) E-mail : 1) agungbp.si@upnjatim.ac.id, 2) budinug@gmail.com 1 Jurusan Sistem Informasi, Fakultas
Lebih terperinciABSTRAK Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK EVALUASI SISTEM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PROYEK RS. LIMIJATI Fadly Utama (0321054), Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil,, 2010. Konstruksi merupakan sektor industri yang
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI BEHAVIOUR BASED SAFETY DI LAPINDO BRANTAS, INC.
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI BEHAVIOUR BASED SAFETY DI LAPINDO BRANTAS, INC. Penyusun Tugas Akhir : Ardiaz Ajie Aryandika (NRP : 5207 100 042) Dosen Pembimbing : Ir. Ahmad Holil Noor Ali, M.Kom. Feby
Lebih terperinci1 Universitas Esa Unggul
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penggunaan teknologi maju sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia secara luas, namun tanpa disertai dengan pengendalian yang tepat akan
Lebih terperinciSIMULASI SISTEM DINAMIK TERHADAP ANALISIS FAKTOR PERTUMBUHAN UKM SEKTOR PERTANIAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PDRB PROVINSI JAWA TIMUR
SIMULASI SISTEM DINAMIK TERHADAP ANALISIS FAKTOR PERTUMBUHAN UKM SEKTOR PERTANIAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PROVINSI JAWA TIMUR Abstrak Umi Salama 1, Erma Suryani 2 Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciTOOLS SIMULASI INVENTORI PADA SUPERMARKET
TOOLS SIMULASI INVENTORI PADA SUPERMARKET 1) Benny Santoso 2) Liliana 3) Imelda Yapitro Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Surabaya Raya Kalirungkut Surabaya 60293 (031) 298 1395 email
Lebih terperinciPERTEMUAN 13 STRATEGI PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK
PERTEMUAN 13 STRATEGI PENGUJIAN PERANGKAT LUNAK Strategi Pengujian Strategi uji coba perangkat lunak dilakukan untuk memudahkan para perancang untuk menentukan keberhasilan system yang telah dikerjakan
Lebih terperinciDibuat Oleh : 1. Andrey ( )
Dibuat Oleh : 1. Andrey (41813120186) FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2015 Proses manajemen proyek perangkat lunak dimulai dengan beberapa aktivitas
Lebih terperinciFaktor Kecukupan Organisasi dan Time Of Day pada Pekerjaan Manual OAW Cutting dengan Menggunakan Metode CREAM di PT. Packaging Surabaya
Faktor Kecukupan Organisasi dan Time Of Day pada Pekerjaan Manual OAW Cutting dengan Menggunakan Metode CREAM di PT. Packaging Surabaya Khusnul Eka Septiana 1, Lukman Handoko 2., Vivin Setiani 3 1 Program
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA FAKTOR PEMBENTUK BUDAYA KESELAMATAN KERJA DENGAN SAFETY BEHAVIOR DI PT DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA UNIT HULL CONSTRUCTION
HUBUNGAN ANTARA FAKTOR PEMBENTUK BUDAYA KESELAMATAN KERJA DENGAN SAFETY BEHAVIOR DI PT DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA UNIT HULL CONSTRUCTION Karina Zain Suyono, Erwin Dyah Nawawinetu Departemen Kesehatan
Lebih terperinciEvaluasi dan Perbaikan pada Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan kerja (SMK3) untuk Menekan Unsafe Behavior pada Pekerja. (Studi Kasus : PT.
Evaluasi dan Perbaikan pada Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan kerja (SMK3) untuk Menekan Unsafe Behavior pada Pekerja (Studi Kasus : PT.DPS) Danis Maulana 2507.100.101 Dosen Pembimbing Ir.Sritomo
Lebih terperinciMETODE SLIM-ANP UNTUK PENILAIAN HUMAN RELIABILITY
METODE SLIM-ANP UNTUK PENILAIAN HUMAN RELIABILITY Ratna Ayu Ratriwardhani 1), Erwin Widodo 2), dan Dyah Santhi Dewi 3) 1) Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS Keputih,
Lebih terperinciBAB V ANALISA DAN INTERPRETASI
BAB V ANALISA DAN INTERPRETASI Tahap analisa dan interpretasi data ini merupakan langkah lebih lanjut dalam penelitian yang dilakukan. Pada bab ini akan dianalisa hasil-hasil yang didapatkan dari bab sebelumnya
Lebih terperinciPROBABILITAS KECELAKAAN KAPAL TENGGELAM DI WILAYAH SELAT MAKASSAR
Jurnal Riset dan Teknologi Kelautan (JRTK) Volume 14, Nomor 1, Januari - Juni 2016 PROBABILITAS KECELAKAAN KAPAL TENGGELAM DI WILAYAH SELAT MAKASSAR Haryanti Rivai Dosen Program Studi Teknik Sistem Perkapalan
Lebih terperinci