Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang"

Transkripsi

1 1 Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Systems thinking merupakan pendekatan dengan cara pandang yang menganggap bahwa suatu problem merupakan satu kesatuan sistem dalam dunia yang luas. Prinsip systems thinking adalah tidak memecah problem menjadi bagianbagiannya karena dapat menghasilkan kondisi yang berbeda dari problem yang sebenarnya dihadapi. Karakteristik lain pendekatan systems thinking adalah melakukan investigasi dan penilaian terhadap problem dengan cara sistemik, dimana penilaian problem dan fungsi solusi dianggap sebagai sistem pembelajaran dengan sistem sebagai lensa dalam melihat problem. Dengan demikian, systems thinking merupakan bentuk sederhana pendekatan sistem yang memiliki banyak kelebihan dan bukan sesuatu yang rumit (Edson, 2008). Sebagai sebuah pendekatan, systems thinking dianggap mampu menangani problem yang kompleks. Pernyataan tersebut didukung dengan berbagai penelitian yang menunjukkan keberhasilan penerapan systems thinking menangani problem dalam organisasi seperti pada Ford Motor Company (Seligman, 2005). Dalam artikel tersebut dideskripsikan pengalaman Departemen TI pada Ford yang telah berhasil memanfaatkan systems thinking untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Namun pada disiplin ilmu Sistem Informasi (SI), dalam salah satu penelitian dinyatakan bahwa systems thinking is currently under-emphasized in a field that is ostentsibly about system (Alter, 2004). Systems thinking dianggap terlalu abstrak dan sangat jarang digunakan dalam mendeskripsikan komponen, batasan, input, output, dan lingkungan suatu sistem. Berbagai disiplin ilmu dalam SI lebih menekankan pada tool thinking dan mengesampingkan systems thinking, padahal systems thinking dapat mengurangi kemungkinan munculnya kegagalan dalam proyek SI. Oleh karena itu, bahasan pada penelitian akan mengangkat topik mengenai pendekatan systems thinking yang dimanfaatkan pada salah satu bentuk SI yang berperan sebagai pendukung pembuatan keputusan.

2 2 Berdasarkan teori pembuatan keputusan, keputusan seringkali diartikan sebagai respon terhadap pilihan. Sedangkan pembuatan keputusan itu sendiri merupakan proses yang melibatkan beragam aktivitas, dimana sebagian besar berkaitan dengan penanganan informasi (McNurlin dan Sprague, 2006). Suatu keputusan yang baik akan menghasilkan pencapaian tujuan. Oleh sebab itu, hal terpenting dari dukungan SI adalah kemampuan dalam menyediakan informasi yang benar di saat yang tepat untuk para pengambil keputusan. Adapun salah satu bentuk dukungan SI yang ditawarkan adalah Sistem Pendukung Pembuatan Keputusan (SPPK), yaitu suatu bentuk sistem informasi berbasis komputer yang menggabungkan model dan data dalam rangka memecahkan problem semi terstruktur dan beberapa problem yang tidak terstruktur, dengan melibatkan peran user secara intensif (Turban, 2008). Seiring dengan meluasnya pemanfaatan komputer dan Internet, tidaklah sulit untuk menyatakan bahwa SPPK telah mencapai masa kejayaannya (Alter, 2007). Namun, hal tersebut tidak mengurangi makna dari SPPK itu sendiri pada masa kini, terbukti dengan berlanjutnya berbagai penelitian dari para peneliti dan praktisi mengenai pembuatan keputusan dalam organisasi serta berkembangnya tools dan metode seperti OLAP, expert systems, dan intelligent agents. Sumber peningkatan pendukung pembuatan keputusan agar lebih baik tidak hanya mencakup aspek teknologi, bisa saja berasal dari aspek informasi, layanan, dan lain sebagainya. Penggunaan istilah SPPK dalam penelitian ini dianggap lebih sesuai dibandingkan dengan sistem pendukung keputusan atau yang lebih dikenal sebagai Decision Support System (DSS), karena memberikan perspektif yang lebih luas dengan mempertimbangkan cara pandang profesional bisnis dalam proses pembuatan keputusan. Pada awal kemunculannya, SPPK berfokus pada pemanfaatan komputer secara interaktif pada pembuatan keputusan semi terstruktur. Namun, perubahan lingkungan seringkali mempengaruhi problem yang dihadapi, dengan semakin besarnya unsur ketidakpastian dalam kemunculan problem maupun kemungkinan solusinya. Bahkan Ho dan Sculli (1994) menyatakan dalam penelitiannya bahwa

3 3 SPPK akan memiliki desain dan arsitektur yang semakin kompleks dikarenakan semakin tidak terstrukturnya keputusan dalam organisasi. Kondisi tersebut menuntut penyesuaian dalam mengembangkan SPPK agar tetap dapat memenuhi kebutuhan informasi organisasi. Dengan berbagai kelebihan yang ditawarkan oleh systems thinking, diduga bahwa kompleksitas dalam mengembangkan SPPK tersebut dapat disederhanakan. Sebelum melangkah lebih jauh, sebaiknya terdapat gambaran awal yang dapat mendeskripsikan seperti apakah yang dimaksud dengan kompleksitas itu sendiri. Menurut Ashby (Daellenbach dan McNickle, 2005), salah satu pemikir dalam systems thinking modern, kompleksitas adalah kuantitas informasi yang dibutuhkan untuk mendeskripsikan sesuatu. Hal tersebut mencakup jumlah komponen yang terlibat beserta keterhubungannya dalam menyusun sesuatu, sebagai holistic. Sehingga secara sederhana dapat dikatakan bahwa sesuatu yang terdiri dari banyak elemen, memiliki banyak keterhubungan, dinamis serta berada pada lingkungan yang terus berubah, menunjukkan kompleksitas yang tinggi. Terkait dengan kompleksitas pembuatan keputusan organisasi, maka dapat dikatakan bahwa pembuatan keputusan akan lebih kompleks jika melibatkan lebih banyak informasi kuantitatif dan kualitatif, serta tingginya unsur ketidakpastian yang terlibat dalam pertimbangan keputusan. Soft Systems Methodology (SSM) sebagai salah satu metodologi systems thinking merupakan bagian dari konsep systems thinking yang digunakan pada penelitian. SSM tersebut sesuai untuk diterapkan pada situasi dimana para stakeholder memiliki ketertarikan yang serupa namun menggunakan cara pandang yang menekankan dan merinci hal berbeda, tanpa mengubah substansinya. Sehingga metodologi ini dianggap tepat untuk mengakomodasi pandangan para stakeholder. SSM akan digunakan dalam rangka memperjelas situasi problem yang dihadapi, khususnya pada pembahasan ini akan berada dalam domain situasi kompleks pembuatan keputusan.

4 4 Selain itu, systems thinking juga menawarkan analytical tool framework yang dapat mempermudah pemahaman mengenai kesisteman (systems view) dengan melibatkan 3 aspek, yaitu sintesis, analisis, dan inquiry. Tool tersebut dinamakan Conceptagon. Menurut Edson (2008), Conceptagon tersebut berisi pemahaman yang lengkap mengenai sistem, situasi problem, dan kemungkinan solusi. Terkait dengan penelitian, cara pandang kesisteman yang holistic tersebut akan digunakan untuk analisis kebutuhan SPPK. Diharapkan usulan kerangka kerja analisis kebutuhan SPPK yang dihasilkan dari penelitian dapat membantu dalam mengidentifikasi kebutuhan SPPK sesuai dengan kebutuhan informasi organisasi. I.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, ditemukan belum adanya pendekatan dalam bentuk kerangka kerja yang digunakan untuk melakukan analisis kebutuhan SPPK pada situasi kompleks pembuatan keputusan. Dengan demikian, dapat dinyatakan beberapa pertanyaan penelitian (research questions) terkait dengan rumusan masalah tersebut, yaitu: a) Apa yang menjadi karakteristik kompleksitas pembuatan keputusan? b) Bagaimana cara SSM menstrukturkan situasi kompleks pembuatan keputusan? c) Bagaimana memanfaatkan Conceptagon Analytical Tools untuk melakukan analisis terhadap SPPK? d) Bagaimana kerangka kerja analisis kebutuhan SPPK dan cara menerapkannya? I.3 Tujuan Dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian yang telah didefinisikan, dapat dirumuskan beberapa tujuan dari penelitian, diantaranya: a) Mendefinisikan karakteristik kompleksitas pembuatan keputusan b) Melakukan analisis terhadap cara SSM dalam menstrukturkan situasi kompleks. c) Melakukan analisis SPPK dengan memanfaatkan Conceptagon Analytical Tools. d) Mengusulkan dan menerapkan kerangka kerja analisis kebutuhan SPPK.

5 5 I.4 Batasan Masalah Permasalahan yang dibahas dalam penelitian memiliki batasan-batasan diantaranya: a) SPPK yang dimaksudkan pada penelitian ini bertujuan untuk membantu pembuatan keputusan pada organisasi, bukan individu. b) Penelitian ini tidak mencakup pembahasan mengenai pembuatan keputusan dari aspek psikologis ataupun perspektif pribadi stakeholder. c) Kerangka kerja analisis kebutuhan SPPK akan dicoba diterapkan sesuai dengan skenario yang didefinisikan. d) Pembahasan pada penelitian tidak menekankan pada penerapan teknologi implementasi SPPK seperti artificial intelligence, data mining dan lain sebagainya. I.5 Kegunaan Hasil Hasil penelitian adalah berupa usulan kerangka kerja analisis kebutuhan SPPK yang dikembangkan dengan memanfaatkan SSM dan Conceptagon Analytical Tools. Kerangka kerja analisis kebutuhan SPPK diharapkan dapat menyumbangkan body of knowledge dalam menangani situasi kompleks pembuatan keputusan hingga mendefinisikan kebutuhan SPPK yang berkenaan dengan problem. Kerangka kerja analisis kebutuhan SPPK dapat dimanfaatkan oleh para stakeholder dalam menstrukturkan kompleksitas proses pembuatan keputusan dan juga para analis dalam mengidentifikasi kontribusi SPPK dan spesifikasinya berdasarkan cara pandang yang sistemik. I.6 Metodologi Bahasan pada penelitian menekankan pada identifikasi kompleksitas pembuatan keputusan serta pengembangan kerangka kerja analisis kebutuhan SPPK untuk situasi kompleks tersebut dengan memanfaatkan SSM dan Conceptagon Analytical Tools. Adapun jenis penelitian yang dilakukan adalah kualitatif, yang pada dasarnya bersifat interpretive dengan context-dependent, berarti bahwa penelitian didasarkan pada hasil interpretasi peneliti dengan memperhatikan konteks pengamatannya. Proses dan makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan

6 6 dalam penelitian kualitatif. Adapun observasi dilakukan tanpa partisipan, atau dikenal dengan non-participant observation. Sedangkan teknik pengumpulan data atau empirical materials menggunakan archival research dengan jenis analisis (modes of analysis) yang berkaitan dengan analisis tekstual, yaitu content analysis yang mengasumsikan bahwa pemahaman sesuatu terbentuk pada konteksnya (Myers, 1997). I.6.1 Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian bersumber dari kumpulan studi yang pernah dilakukan oleh pihak lain. Sebagian besar sumber yang digunakan dalam penelitian bertemakan teori pembuatan keputusan dan sistem pendukung keputusan sebagai objek yang diteliti, systems thinking sebagai pendekatan untuk memandang objek sebagai sesuatu yang holistic, serta berbagai penelitian mengenai kompleksitas. Data berupa penelitian-penelitian yang membahas mengenai kompleksitas diperlukan untuk melakukan analisis dalam rangka mendefinisikan karakteristik umum kompleksitas. Dalam proses pembuatan keputusan, kompleksitas dapat berada pada sistem yang diamati, faktor yang terlibat dalam pembuatan keputusan ataupun pada dampak yang diakibatkan dari pembuatan keputusan. Pendefinisian kompleksitas yang dimaksudkan pada penelitian perlu didefinisikan di awal karena beragam pemahaman mengenai kompleksitas dapat menimbulkan persepsi yang berbeda. Data selanjutnya yang diperlukan adalah berbagai penelitian yang membahas pendekatan systems thinking dalam menangani problem. Sumber yang digunakan berasal dari jurnal-jurnal, buku pedoman, serta artikel untuk mendapatkan sari dari penelitian yang telah dilakukan, khususnya mengenai cara SSM dan Conceptagon digunakan dalam menangani problem. Terakhir, data yang dibutuhkan adalah berbagai penelitian mengenai pembuatan keputusan dan SPPK. Domain penelitian mengenai keputusan bersifat lintas

7 7 disiplin ilmu, karena banyaknya topik mengenai keputusan yang berasal dari ilmu manajemen, sistem informasi, dan lain sebagainya. Dari berbagai penelitian tersebut, dilakukan analisis terhadap sumber-sumber yang membahas mengenai SPPK dengan mencakup seluruh konsep yang dimiliki oleh Conceptagon Analytical Tools. Dengan demikian, diharapkan dapat menghasilkan analisis kebutuhan SPPK secara menyeluruh. I.6.2 Kerangka Kerja Penelitian Dalam rangka memudahkan pencapaian tujuan penelitian, diberikan suatu kerangka yang memperlihatkan guidelines penelitian sehingga terdapat acuan yang jelas dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang diberikan pada rumusan masalah. Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan dijawab dengan melaksanakan observasi. Adapun penelitian yang dilakukan termasuk kategori Design Science Research (DSR), dimana terdapat usaha untuk mengembangkan sesuatu yang baru dan diperlukan cara berpikir yang kreatif (Vaishnavi dan Kuechler., 2008). Design science research memiliki suatu kerangka yang terdiri atas 5 tahapan, yaitu awareness of problem, suggestion, development, evaluation, dan conclusion (Hevner, 2004). Kerangka tersebut kemudian dimodifikasi dan dirancang untuk melaksanakan penelitian, yang ditunjukkan pada Gambar I.1. Adapun hasil dari penelitian adalah berupa kerangka kerja, sebagai representasi dari suatu model. Menurut Hevner (2004), suatu IT artifact digunakan untuk menangani problem, yang terdiri atas: construct untuk memikirkan (to think) problem yang dinyatakan dalam bentuk vocabulary dan simbol, models untuk merepresentasikan dan mengeksplorasi problem dalam bentuk abstrak dan representasi, methods untuk menganalisis dan optimasi problem berupa algoritma dan practice, serta instantiations untuk menunjukkan bagaimana pengaruhnya pada problem yang dinyatakan dalam implementasi. Pendefinisian masing-masing IT artifact dilakukan dengan mengikuti kerangka kerja.

8 8 TAHAPAN PENELITIAN Pembuatan keputusan - Proses pembuatan keputusan - SPPK PENGKAJIAN PUSTAKA Systems thinking - Systems view - Conceptagon Analytical Tools - SSM Kompleksitas - Complex systems - Kasus sistem kompleks METODE YANG DILAKUKAN Library research ANALISIS Content Analysis Case Study Karakteristik kompleksitas Karakteristik situasi kompleks pembuatan keputusan Soft Systems Methodology Situasi kompleks pembuatan keputusan Pemetaan SSM dan Conceptagon Analytical Tools pada proses analisis kebutuhan SPPK Structuring Kompleksitas Pembuatan Keputusan Conceptagon Analytical Tools Analisis kebutuhan SPPK Construct Kerangka Kerja Frameworks and conceptual model methodology PERANCANGAN KERANGKA KERJA ANALISIS KEBUTUHAN SPPK Model dan Method Kerangka Kerja Skenario PENERAPAN KERANGKA KERJA Kasus: Perencanaan Transportasi Instantiation Kerangka Kerja PEMBUATAN KESIMPULAN DESIGN SCIENCE RESEARCH Gambar I.1 Kerangka kerja penelitian

9 9 Berdasarkan Gambar I.1, penelitian dilakukan melewati 5 tahapan dengan menggunakan metode/teknik sesuai dengan tujuan dari setiap tahap tersebut, beberapa metode tersebut adalah: a) penelitian kepustakaan (library research), dilakukan berdasarkan tinjauan terhadap literatur ataupun penelitian terdahulu yang menunjang tercapainya tujuan penelitian ini. b) frameworks and conceptual model, yaitu penelitian yang mengarah pada pengembangan kerangka kerja analisis kebutuhan SPPK. c) skenario dengan studi kasus, dilakukan untuk memperlihatkan penerapan usulan kerangka kerja analisis kebutuhan SPPK yang dihasilkan. Sedangkan penjelasan dari kelima tahapan pada kerangka kerja penelitian, yaitu: Pertama, mengkaji penelitian yang sudah ada dan dianggap dapat mendukung penelitian yang dilakukan. Pada tahapan ini dipaparkan berbagai penelitian mengenai kompleksitas, teori umum pembuatan keputusan dan SPPK, serta berbagai penelitian mengenai systems thinking, terutama SSM dan Conceptagon Analytical Tools. Tahapan ini disertai dengan latar belakang dan rumusan masalah akan mewakili awareness of problem dari DSR. Kedua, tahap analisis terbagi menjadi 3 tema analisis yaitu analisis yang bertujuan untuk menentukan karakteristik kompleksitas pembuatan keputusan, analisis kapabilitas SSM dalam menstrukturkan problem, dan analisis kebutuhan SPPK dengan memanfaatkan Conceptagon Analytical Tools. Tahapan ini akan menjawab pertanyaan penelitian (a), (b), dan (c) dengan menerapkan library research. Tahap analisis dilaksanakan dengan menjalankan analisis teoretis dan analisis kasus. Adapun skema pelaksanaan analisis diberikan pada Gambar I.2. Hasil pada tahapan ini berupa construct, karena akan memunculkan kebutuhan pengembangan kerangka kerja. Jika dikembalikan pada DSR, tahap tersebut merupakan suggestion.

10 10 Gambar I.2 Skema analisis Ketiga, merancang kerangka kerja analisis kebutuhan SPPK atau merupakan development pada DSR. Tahap ini dilakukan dengan menggunakan metode frameworks and conceptual model. Rancangan kerangka kerja akan menjawab sebagian pertanyaan penelitian (d) dengan menunjukkan model dalam bentuk kerangka kerja yang dibangun berdasarkan construct yang telah didefinisikan, beserta method untuk menjalankannya. Keempat, mencoba menerapkan kerangka kerja tersebut untuk menganalisis kebutuhan SPPK pada kasus yang dapat menunjukkan kompleksitas situasi pembuatan keputusan. Contoh penerapan tersebut dianggap sebagai instantiation kerangka kerja analisis kebutuhan SPPK, sekaligus sebagai evaluation pada DSR.

11 11 Dengan demikian, hasil dari tahapan penerapan kerangka kerja akan melengkapi jawaban terhadap pertanyaan penelitian (d). Terakhir, membuat kesimpulan berdasarkan keseluruhan proses penelitian dan juga mendefinisikan peluang penelitian selanjutnya. I.7 Sistematika Laporan penelitian tersusun atas enam bab, mencakup: Bab I Berisi tentang uraian latar belakang, rumusan, tujuan, dan batasan masalah, serta kegunaan hasil, dilengkapi dengan metodologi yang digunakan, dan sistematika penulisan laporan. Bab II Kajian pustaka berisi penelitian-penelitian mengenai teori pembuatan keputusan dan sistem pendukung pembuatan keputusan, pendekatan yang digunakan untuk melakukan analisis problem yaitu systems thinking, serta penelitian mengenai kompleksitas. Beberapa konsep systems thinking yang digunakan adalah pengertian sistem, cara pandang kesisteman termasuk multiple perspectives dan Conceptagon Analytical Tools, SSM, serta contoh penerapan systems thinking. Bab III Berisi analisis teoretis mengenai kompleksitas dengan maksud mendefinisikan karakteristik umum kompleksitas, identifikasi pemanfaatan SSM dalam menstrukturkan proses pembuatan keputusan, serta analisis kebutuhan SPPK dengan Conceptagon Analytical Tools. Hasil analisis teoretis digunakan pada tahap selanjutnya, yaitu analisis kasus dan perancangan kerangka kerja. Bab IV Berisi analisis kasus perencanaan transportasi untuk penanganan kemacetan, untuk mendefinisikan karakteristik kompleksitas berdasarkan kesesuaian karakteristik umum dan temuan pada kasus, juga memperjelas cara SSM dalam menangani kompleksitas pembuatan keputusan pada kasus, serta mengidentifikasi kebutuhan SPPK spesifik dengan Conceptagon Analytical Tools.

12 12 Bab V Berisi kebutuhan kerangka kerja kebutuhan SPPK yang dirancang serta komponen yang sesuai untuk memenuhinya, dan model kerangka kerja analisis kebutuhan SPPK yang diusulkan untuk menangani situasi kompleks pembuatan keputusan. Kerangka kerja dibangun dari construct yang dihasilkan pada tahapan analisis. Kerangka kerja analisis kebutuhan SPPK dikontribusikan sebagai alat bantu dalam mendeskripsikan SPPK yang dapat mendukung aktivitas pada proses pembuatan keputusan dalam situasi kompleks. Pada bab ini juga diberikan contoh penggunaan kerangka kerja (instantiation) berdasarkan skenario. Bab VI Berisi kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan dan saran untuk pengembangan selanjutnya.

Bab V Perancangan Kerangka Kerja Analisis Kebutuhan SPPK

Bab V Perancangan Kerangka Kerja Analisis Kebutuhan SPPK 79 Bab V Perancangan Kerangka Kerja Analisis Kebutuhan SPPK Kerangka kerja merupakan perwujudan dari sebuah model, dengan maksud memberikan panduan terhadap pengerjaan sesuatu. Pada penelitian ini, kerangka

Lebih terperinci

Bab IV Analisis Kasus Perencanaan Transportasi untuk Penanganan Kemacetan

Bab IV Analisis Kasus Perencanaan Transportasi untuk Penanganan Kemacetan 57 Bab IV Analisis Kasus Perencanaan Transportasi untuk Penanganan Kemacetan Proses analisis kasus dimaksudkan untuk memperjelas penelitian berdasarkan kenyataan (reality) dengan maksud menerapkan hasil

Lebih terperinci

Bab III Analisis Teoretis

Bab III Analisis Teoretis 33 Bab III Analisis Teoretis Seperti yang telah dijelaskan pada subbab I.6 mengenai metodologi, pelaksanaan analisis pada penelitian dibagi menjadi dua jenis, yaitu analisis teoretis dan analisis kasus.

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Aktivitas kolaborasi memberikan dampak yang signifikan dalam usaha kolektif manusia. Aktivitas ini mendapatkan perhatian yang sangat besar dari sejumlah besar area

Lebih terperinci

(Studi Kasus : Perencanaan Transportasi untuk Penanganan Kemacetan) TESIS

(Studi Kasus : Perencanaan Transportasi untuk Penanganan Kemacetan) TESIS PEMBANGUNAN KERANGKA KERJA ANALISIS KEBUTUHAN SISTEM PENDUKUNG PEMBUATAN KEPUTUSAN DENGAN MEMANFAATKAN SOFT SYSTEMS METHODOLOGY DAN CONCEPTAGON ANALYTICAL TOOLS (Studi Kasus : Perencanaan Transportasi

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Basis data adalah Kumpulan data yang menggambarkan entitas-entitas beserta relasi-relasinya dari suatu organisasi, yang diorganisir dan disimpan dalam suatu

Lebih terperinci

Bab II Kajian Pustaka

Bab II Kajian Pustaka 13 Bab II Kajian Pustaka II.1 Pembuatan Keputusan Keputusan merupakan penilaian atas pendapat terhadap persoalan yang dipertimbangkan atau tindakan atas pencapaian kesimpulan (www.answers.com). Sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PERSYARATAN PRODUK

BAB I PERSYARATAN PRODUK BAB I PERSYARATAN PRODUK I.1 Pendahuluan Pesatnya perkembangan teknologi dewasa ini membuat banyak pihak merasakan manfaat yang luar biasa. Bukan hanya sebagai pelengkap kebutuhan manusia, namun keberadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (intelligent system) adalah sistem yang dibangun dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. (intelligent system) adalah sistem yang dibangun dengan menggunakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecerdasan buatan atau artificial intelligence merupakan bagian dari ilmu komputer yang membuat agar mesin (komputer) dapat melakukan pekerjaan seperti dan sebaik yang

Lebih terperinci

Decision Support System. by: Ahmad Syauqi Ahsan

Decision Support System. by: Ahmad Syauqi Ahsan 15 Decision Support System by: Ahmad Syauqi Ahsan Kenapa Manajer butuh bantuan IT? 2 Alternatif penyelesaian yang harus dipertimbangkan semakin banyak dan selalu bertambah. Keputusan-keputusan harus dibuat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini berisi penjelasan mengenai pandangan awal persoalan yang terjadi dalam penulisan laporan tugas akhir, berisi latar belakang, identifikasi masalah, tujuan tugas akhir, lingkup

Lebih terperinci

Bab IV Perancangan IV.1 Objek Perancangan

Bab IV Perancangan IV.1 Objek Perancangan 53 Bab IV Perancangan Pada bagian ini akan dipaparkan mengenai langkah-langkah perancangan kerangka kerja yang dilakukan dalam penelitian ini. Esensi dari penelitian ini yaitu membangun artifak yang meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. STMIK merupakan salah satu perguruan tinggi swasta di bawah naungan

BAB I PENDAHULUAN. STMIK merupakan salah satu perguruan tinggi swasta di bawah naungan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang STMIK merupakan salah satu perguruan tinggi swasta di bawah naungan instansi swasta yang juga memiliki peran penting dalam pencapaian tujuan pendidikan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN N. Tri Suswanto Saptadi Informatics Engineering Faculty of Information Technology Konsep SPK SPK atau DSS (Decision Support System): suatu sistem berbasis komputer inter-aktif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cara berpikir manusia yang disebut sebagai artificial intelligence atau lebih

BAB I PENDAHULUAN. cara berpikir manusia yang disebut sebagai artificial intelligence atau lebih BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan zaman tidak luput dari perkembangan teknologi informasi, Semakin pesatnya perkembangan teknologi informasi saat ini sangat mempengaruhi pola pikir dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk. (Adira Finance) merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pembiayaan segala merek otomotif terutama sepeda motor. Seperti diketahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I-1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Knowledge management (KM) dapat dijelaskan sebagai langkah-langkah sistematik untuk mengelola pengetahuan dalam organisasi untuk menciptakan nilai dan meningkatkan

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagian besar aplikasi atau sistem informasi dibangun tanpa integrasi dengan sistem pakar atau sistem cerdas yang dapat membantu dalam pengolahan data dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi yang ada,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi yang ada, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi yang ada, khususnya di dalam dunia teknik informatika, penting bagi pelaku industri yang berkecimpung di dunia

Lebih terperinci

*) Sumber: 1. Wikipedia.com 2. Burstein and Holsaple ; (2008)Handbook on Decision Support System 1

*) Sumber: 1. Wikipedia.com 2. Burstein and Holsaple ; (2008)Handbook on Decision Support System 1 Sistem Pendukung keputusan (Decission i Support System)* Dipresntasikan oleh: Mahendra A.N., M.Sc. *) Sumber: 1. Wikipedia.com 2. Burstein and Holsaple ; (2008)Handbook on Decision Support System 1 Definisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beredarnya iklan penawaran kepemilikan kendaraan sepeda motor yang cukup menarik dengan menawarkan berbagai syarat kemudahan pembayaran membuat bagi sebagian orang

Lebih terperinci

INTRODUCTION TO DECISION ANALYSIS

INTRODUCTION TO DECISION ANALYSIS INTRODUCTION TO DECISION ANALYSIS ANALISA KEPUTUSAN Permasalahan yang kompleks: hard decision perlu hard thinking Analisa keputusan memberikan struktur dan pedoman untuk berpikir secara sistematis dalam

Lebih terperinci

Research Model in Information Systems

Research Model in Information Systems Research Model in Information Systems Oleh: Prashant Palvia, Vishal Midha, Praveen Pinjani CAIS Vol 17 hal 1042-1063, 2006 Kelompok : 276 Nama : Imairi Eitiveni, Nur Asyiah NPM : 1205000452, 120500069x

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya layanan yang diberikan dan semakin bertambahnya pelanggan yang menggunakan layanan TI, menuntut PT. BSI untuk meningkatkan layanan purna jualnya

Lebih terperinci

MANAGEMENT INFORMATION SYSTEMS RESEARCH : WHAT S THERE IN A METHODOLOGY

MANAGEMENT INFORMATION SYSTEMS RESEARCH : WHAT S THERE IN A METHODOLOGY MANAGEMENT INFORMATION SYSTEMS RESEARCH : WHAT S THERE IN A METHODOLOGY Oleh Prashant Palvia, En Mao, A. F Salam dan Khalid S. Soliman Communications of the Association for Information Systems (CAIS) Volume

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang dengan sangat cepat dan pesat, terutama pada bidang teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang dengan sangat cepat dan pesat, terutama pada bidang teknologi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi yang semakin maju ini, ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan sangat cepat dan pesat, terutama pada bidang teknologi informasi. Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan komputer dewasa ini telah mengalami banyak perubahan yang sangat pesat, seiring dengan kebutuhan manusia yang semakin banyak dan kompleks. Komputer yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah knapsack adalah permasalahan optimasi yang mendasar. Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masalah knapsack adalah permasalahan optimasi yang mendasar. Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah knapsack adalah permasalahan optimasi yang mendasar. Masalah ini merupakan permasalahan algoritma yang sudah dikenal dengan luas. Dalam kehidupan sehari-hari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibuat menjadi sistem pakar. Gangguan-gangguan kesehatan ini

BAB I PENDAHULUAN. dibuat menjadi sistem pakar. Gangguan-gangguan kesehatan ini BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Aplikasi yang terkait dengan gangguan kesehatan yang biasa dialami oleh masyarakat khususnya pada penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk dapat dibuat menjadi sistem

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DECISION SUPPORT SYSTEMS (DSS) Sistem pendukung keputusan kelompok (DSS) adalah sistem berbasis komputer yang interaktif, yang membantu pengambil keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bagi perusahaan yang bergerak dalam industri manufaktur, sistem informasi produksi yang efektif merupakan suatu keharusan dan tidak lepas dari persoalan persediaan

Lebih terperinci

EXPERT SYSTEM DENGAN BEBERAPA KNOWLEDGE UNTUK DIAGNOSA DINI PENYAKIT-PENYAKIT HEWAN TERNAK DAN UNGGAS

EXPERT SYSTEM DENGAN BEBERAPA KNOWLEDGE UNTUK DIAGNOSA DINI PENYAKIT-PENYAKIT HEWAN TERNAK DAN UNGGAS EXPERT SYSTEM DENGAN BEBERAPA KNOWLEDGE UNTUK DIAGNOSA DINI PENYAKIT-PENYAKIT HEWAN TERNAK DAN UNGGAS Agus Sasmito Aribowo Teknik Informatika. UPN Veteran Yogyakarta Jl. Babarsari no 2 Tambakbayan 55281

Lebih terperinci

I R A P R A S E T Y A N I N G R U M

I R A P R A S E T Y A N I N G R U M I R A P R A S E T Y A N I N G R U M 1 Pengertian SPK 1. Menurut Turban (1990) dan Turban & Aronson (2001), SPK adalah suatu sistem interaktif berbasis komputer yg dapat membantu pengambil keputusan dalam

Lebih terperinci

Sistem Pengambilan Keputusan, Pemodelan dan Pendukung. Tri, 2017

Sistem Pengambilan Keputusan, Pemodelan dan Pendukung. Tri, 2017 Sistem Pengambilan Keputusan, Pemodelan dan Pendukung Tri, 2017 Outline Pengambilan keputusan. Pendekatan sistem. Jenis Keputusan Fase Pengambilan Keputusan Simon. Model Pengambilan Keputusan 2-2 Pengambilan

Lebih terperinci

Pengenalan Kecerdasan Buatan (KB)

Pengenalan Kecerdasan Buatan (KB) Pengenalan Kecerdasan Buatan (KB) Pengertian Kecerdasan Buatan VS Kecerdasan Alami Komputasi KB VS Komputasi Konvensional Sejarah KB Lingkup KB Soft Computing Referensi Luger & Stubblefield - bab 1 Sri

Lebih terperinci

ARTIFICIAL INTELLIGENCE / AI (Kecerdasan Buatan)

ARTIFICIAL INTELLIGENCE / AI (Kecerdasan Buatan) ARTIFICIAL INTELLIGENCE / AI (Kecerdasan Buatan) Definisi : - Awalnya komputer difungsikan sebagai alat hitung. - Seiring dengan perkembangan jaman, komputer diharapkan dapat diberdayakan untuk mengerjakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan diderita. Setiap orang wajib menjaga kesehatannya masing-masing, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. akan diderita. Setiap orang wajib menjaga kesehatannya masing-masing, tetapi BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Suatu gejala penyakit dapat merupakan indikasi dari suatu penyakit yang akan diderita. Setiap orang wajib menjaga kesehatannya masing-masing, tetapi pada kenyataannya

Lebih terperinci

Part 2. Management Support System (MSS)

Part 2. Management Support System (MSS) Part 2. Management Support System (MSS) Pendahuluan Teknologi Management Support System ( MSS ) dapat diintegrasikan dengan CBIS. Dimana teknologi Management Support System ( MSS ) adalah interaktif sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan teknologi informasi saat ini sangat berdampak

BAB I PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan teknologi informasi saat ini sangat berdampak BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan zaman tidak luput dari perkembangan teknologi informasi. Semakin pesatnya perkembangan teknologi informasi saat ini sangat berdampak pada pola pikir dan

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dewasa ini sudah merambah ke berbagai aspek kehidupan. Kemudahan yang mampu diberikan untuk meringankan beban pekerjaan manusia membuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hardisk merupakan ruang simpan utama dalam sebuah komputer. Bukan hanya dokumen, tapi juga gambar, musik, dan video. Program-program komputer, sistem operasi semuanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. legal di bawah Direktorat Jenderal Perdagangan dalam Negri Departemen

BAB I PENDAHULUAN. legal di bawah Direktorat Jenderal Perdagangan dalam Negri Departemen 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Direktorat Metrologi adalah intansi yang menangani kegiatan Metrologi legal di bawah Direktorat Jenderal Perdagangan dalam Negri Departemen Perindustrian

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan. Oleh: Ade Sarah H., M.Kom

Sistem Pendukung Keputusan. Oleh: Ade Sarah H., M.Kom Sistem Pendukung Keputusan Oleh: Ade Sarah H., M.Kom Topik Defenisi Sistem Defenisi Pembuatan Keputusan Tahap pembuatan keputusan Pendekatan untuk pembuatan keputusan Pengertian Sistem Pendukung Keputusan

Lebih terperinci

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #10 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS)

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #10 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #10 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu menjelaskan tahapan, komponen, penyimpanan, dan tatakelola arsitektur TOGAF dalam rangka pengembangan dokumen

Lebih terperinci

P4 Terminologi, Framework & Tujuan. A. Sidiq P. Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta

P4 Terminologi, Framework & Tujuan. A. Sidiq P. Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta P4 Terminologi, Framework & Tujuan A. Sidiq P. Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta Tugas Mohon untuk dipahami dan dipelajari untuk perkuliahan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang 1 Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Pengetahuan merupakan aset utama yang dimiliki organisasi dan melekat pada setiap individunya. Pengetahuan adalah sumber yang sangat bernilai bagi organisasi karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Masalah Teknologi Informasi dan Konsep Avatar sebagai Solusi

BAB I PENDAHULUAN Masalah Teknologi Informasi dan Konsep Avatar sebagai Solusi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Masalah Teknologi Informasi dan Konsep Avatar sebagai Solusi Konsep teknologi informasi khususnya Internet telah menyediakan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Perangkat lunak diartikan sebagai kumpulan instruksi yang membentuk suatu program komputer yang apabila dijalankan akan memberikan hasil

Lebih terperinci

P9 Perancangan SPK. SQ Fakultas Teknologi Informasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta

P9 Perancangan SPK. SQ  Fakultas Teknologi Informasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta P9 Perancangan SPK SQ http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id Fakultas Teknologi Informasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta Teknik Perancangan DSS 2 Teknik Perancangan DSS 1.Perancangan dengan cara cepat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Definisi sistem dapat dibagi menjadi dua pendekatan yaitu pendekatan secara prosedur dan pendekatan secara komponen. Berdasarkan pendekatan prosedur, sistem didefinisikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini berisi penjelasan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian tugas akhir, lingkup penelitian tugas

BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini berisi penjelasan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian tugas akhir, lingkup penelitian tugas BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini berisi penjelasan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian tugas akhir, lingkup penelitian tugas akhir, metodologi penelitian tugas akhir, serta sistematika

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN KERUSAKAN PADA PERANGKAT MONITOR DENGAN METODE FORWARD CHAINING OLEH :

TUGAS AKHIR APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN KERUSAKAN PADA PERANGKAT MONITOR DENGAN METODE FORWARD CHAINING OLEH : TUGAS AKHIR APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN KERUSAKAN PADA PERANGKAT MONITOR DENGAN METODE FORWARD CHAINING OLEH : HANDOKO NIM : 04105018 PROGRAM STUDI SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Internet saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat mendasar bagi masyarakat modern untuk menunjang setiap aktifitasnya. Dengan adanya internet maka pertukaran

Lebih terperinci

Universitas Putra Indonesia YPTK Padang Fakulas Ilmu Komputer Program Studi Teknik Informatika. Knowledge Discovery in Databases (KDD)

Universitas Putra Indonesia YPTK Padang Fakulas Ilmu Komputer Program Studi Teknik Informatika. Knowledge Discovery in Databases (KDD) Universitas Putra Indonesia YPTK Padang Fakulas Ilmu Komputer Program Studi Teknik Informatika Knowledge Discovery in Databases (KDD) Knowledge Discovery in Databases (KDD) Definisi Knowledge Discovery

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan berkembangnya dunia usaha yang semakin pesat, maka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan berkembangnya dunia usaha yang semakin pesat, maka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan berkembangnya dunia usaha yang semakin pesat, maka sudah semestinya setiap organisasi perusahaan mempersiapkan sebuah sistem yang baik agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Aturan-aturan asosiasi semakin luas dipergunakan di berbagai bidang dan sektor. Selain digunakan dalam Bussiness Intelligent, seiring perkembangan pesat

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN. Sistem Informasi Pariwisata

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN. Sistem Informasi Pariwisata SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN Sistem Informasi Pariwisata SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN Proses pengambilan keputusan merupakan hal yang menjadi bagian penting di dalam suatu organisasi atau perusahaan. Pengambilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Persaingan yang semakin kompetitif dalam dunia pendidikan terutama bagi Akademi yang dikelola oleh masyarakat (Swasta), menuntut pihak pengelola untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pemilihan Supplier Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan kegiatan strategis terutama apabila supplier tersebut memasok item yang kritis atau akan digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada awal diciptakannya, komputer difungsikan sebagai alat hitung atau mengolah data yang ada untuk menghasilkan informasi dalam pengambilan keputusan. Seiring dengan

Lebih terperinci

DECISION SUPPORT SYSTEM (DSS) 2005 PRENTICE HALL, DECISION SUPPORT SYSTEMS AND INTELLIGENT SYSTEMS, 7TH EDITION, TURBAN, ARONSON, AND LIANG

DECISION SUPPORT SYSTEM (DSS) 2005 PRENTICE HALL, DECISION SUPPORT SYSTEMS AND INTELLIGENT SYSTEMS, 7TH EDITION, TURBAN, ARONSON, AND LIANG DECISION SUPPORT SYSTEM (DSS) FAJRIAN NUR ADNAN, MCS 1 Materi Perkuliahan UTS UAS GAMBARAN UMUM DSS DAN AI PENGEMBANGAN SPK PERAN TEKNOLOGI TERHADAP MANAJERIAL GSS (SPK KELOMPOK) KONSEP DASAR SPK SI PERUSAHAAN

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI Ref: 1. Analysis & Design of Information System, James A Senn. 2. Modern Systems Analysis and Design, 3/e, Jeffrey A. Hoffer, Joey F. George Joseph S. Valacich.

Lebih terperinci

BAB V PERANCANGAN MOXIE

BAB V PERANCANGAN MOXIE BAB V PERANCANGAN MOXIE Bab ini berisi penjabaran dari hasil perancangan Moxie. Pembahasan pada bab ini mencakup perancangan arsitektur dan model skenario untuk Moxie. Model skenario merupakan produk dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Membangun sebuah perangkat lunak merupakan sebuah proses yang rumit, dan pada 25 tahun terakhir, para peneliti telah mengidentifikasi aktivitas-aktivitas yang

Lebih terperinci

Ila Fitrotin Rosyidah 1, Agus Winarno, M.Kom 2 Mahasiswa Jurusan Sistem Informasi 1, Dosen Pembimbing 2 Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

Ila Fitrotin Rosyidah 1, Agus Winarno, M.Kom 2 Mahasiswa Jurusan Sistem Informasi 1, Dosen Pembimbing 2 Universitas Dian Nuswantoro Semarang. SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN KARYAWAN PADA KBM JLPL UNIT I JAWA TENGAH DENGAN METODE Fuzzy MADM (Multiple Attribute Decission Making) MENGGUNAKAN SAW(Simple Additive Weighting) Ila Fitrotin Rosyidah

Lebih terperinci

Sistem Pakar Dasar. Ari Fadli

Sistem Pakar Dasar. Ari Fadli Sistem Pakar Dasar Ari Fadli fadli.te.unsoed@gmail http://fadli84.wordpress.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Skripsi merupakan istilah yang digunakan untuk mengilustrasikan suatu karya

BAB I PENDAHULUAN. Skripsi merupakan istilah yang digunakan untuk mengilustrasikan suatu karya BAB I 1.1. Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN Skripsi merupakan istilah yang digunakan untuk mengilustrasikan suatu karya ilmiah berupa paparan tulisan hasil penelitian sarjana S1 yang membahas suatu permasalahanan

Lebih terperinci

Kegagalan dalam Pengembangan maupun Penerapan Sistem Informasi di Organisasi (Merujuk Pendapat Rosemary Cafasso)

Kegagalan dalam Pengembangan maupun Penerapan Sistem Informasi di Organisasi (Merujuk Pendapat Rosemary Cafasso) Kegagalan dalam Pengembangan maupun Penerapan Sistem Informasi di Organisasi (Merujuk Pendapat Rosemary Cafasso) Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi pada setiap kegiatan penyelenggaraan organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan teknologi informasi saat ini sangat berdampak

BAB I PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan teknologi informasi saat ini sangat berdampak BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Perkembangan zaman tidak luput dari perkembangan teknologi informasi. Semakin pesatnya perkembangan teknologi informasi saat ini sangat berdampak pada pola pikir dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan adalah pengembangan model (Research and Development). Dalam penelitian ilmiah faktor metodologi memegang peranan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang cukup besar dalam arus informasi yang beredar dalam dunia ini. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. yang cukup besar dalam arus informasi yang beredar dalam dunia ini. Hal ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan jaman, kemajuan teknologi memegang peranan yang cukup besar dalam arus informasi yang beredar dalam dunia ini. Hal ini disebabkan karena

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. E-learning adalah pembelajaran jarak jauh (distance learning) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. E-learning adalah pembelajaran jarak jauh (distance learning) yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah E-learning adalah pembelajaran jarak jauh (distance learning) yang memanfaatkan teknologi komputer, e-learning memungkinkan pembelajar untuk dapat belajar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi merupakan salah satu bentuk cara untuk mendapatkan income atau keuntungan yang dapat dikatakan dihasilkan dengan cukup cepat. Kegiatan ini memiliki berbagai

Lebih terperinci

P5 Tingkatan dan Karakteristik SPK. A. Sidiq P. Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta

P5 Tingkatan dan Karakteristik SPK. A. Sidiq P. Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta P5 Tingkatan dan Karakteristik SPK A. Sidiq P. Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta Tingkatan DSS Berdasarkan Teknologi 2 Tingkatan Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi yang semakin cepat dan persaingan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi yang semakin cepat dan persaingan yang semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi yang semakin cepat dan persaingan yang semakin global saat ini, menuntut setiap individu masyarakat untuk mampu mengembangkan

Lebih terperinci

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN Pertemuan ke-1 PERTEMUAN - 1 BAB 1 SISTEM PENDUKUNG MANAJEMEN : (MSS) SEBUAH TINJAUAN 1-2 Tujuan Pembelajaran Memahami bagaimana manajemen menggunakan teknologi komputer. Mempelajari

Lebih terperinci

Apa itu Penelitian Kualitatif???

Apa itu Penelitian Kualitatif??? Apa itu Penelitian Kualitatif??? Definisi Jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya (Strauss & Corbin, 1990) Penelitian kualitatif:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengambilan keputusan berkaitan dengan ketidakpastian dari hasil keputusan yang diambil. Untuk mengurangi faktor ketidakpastian tersebut, keputusan membutuhkan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang. Laboratorium Data Mining Center (DMC), merupakan salah satu laboratorium Institut Teknologi Telkom Fakultas Informatika. Kegiatan yang dijalankan oleh lab ini antara

Lebih terperinci

Ringkasan Chapter 12 Developing Business/ IT Solution

Ringkasan Chapter 12 Developing Business/ IT Solution TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Dosen : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc Ringkasan Chapter 12 Developing Business/ IT Solution Oleh : Shelly Atriani Iskandar P056121981.50 KELAS R50 PROGRAM PASCA SARJANA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman dan kompleksnya kehidupan, maka manusia menginginkan tersedianya informasi yang tepat dan akurat dalam mengambil keputusan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penting dalam berbagai bidang, terutama dalam bidang bisnis. Salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. penting dalam berbagai bidang, terutama dalam bidang bisnis. Salah satu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin pesat memberikan pengaruh penting dalam berbagai bidang, terutama dalam bidang bisnis. Salah satu bentuk penerapan teknologi yang

Lebih terperinci

10. Berikut ini adalah proses-proses pada pemodelan, Kecuali? a. Trial and error dengan sistem Simulasi. b. Optimisasi c. Heuristic.

10. Berikut ini adalah proses-proses pada pemodelan, Kecuali? a. Trial and error dengan sistem Simulasi. b. Optimisasi c. Heuristic. Kisi Kisi UTS SPK : 1. Dibawah ini merupakan devinisi dari manager, Kecuali? a. proses dalam mengatur pemakaian sumber daya yang ada (man, money, material, time, space, dsb) untuk mendapatkan keluaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang cepat dan akurat menjadi sesuatu yang berharga bagi perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang cepat dan akurat menjadi sesuatu yang berharga bagi perusahaan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat, kebutuhan informasi yang cepat dan akurat menjadi sesuatu yang berharga bagi perusahaan. Informasi tersebut menghasilkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era golobalisasi saat ini modernisasi terjadi pada segala aspek kehidupan, demikian pula juga halnya dengan teknologi yang berkembang begitu pesat. dengan perkembangan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI. Oleh Iwan Sidharta, MM NFORMASI

SISTEM INFORMASI. Oleh Iwan Sidharta, MM NFORMASI SISTEM INFORMASI Oleh Iwan Sidharta, MM NFORMASI Jenis-jenis Keputusan Menurut Herbert A. Simon, ahli manajemen pemenang Nobel dari Carnegie-Mellon University, keputusan berada pada suatu rangkaian kesatuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Pemberdayaan Masyarakat dibawah Kementerian Pekerjaan Umum. Penelitian ini

BAB III METODOLOGI. Pemberdayaan Masyarakat dibawah Kementerian Pekerjaan Umum. Penelitian ini BAB III METODOLOGI Penelitian ini akan membahas tentang pengembangan dan implementasi sistem pendukung keputusan pada proyek infrastruktur perdesaan dalam Program Pemberdayaan Masyarakat dibawah Kementerian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Seorang Database Designer sering kali diharuskan untuk membuat model schema

BAB 1 PENDAHULUAN. Seorang Database Designer sering kali diharuskan untuk membuat model schema 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seorang Database Designer sering kali diharuskan untuk membuat model schema dari model konseptual yang ditangkap dari analisa lingkungan basis data yang akan berjalan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komputasi dan komunikasi untuk melakukan tugas-tugas informasi sehingga arus

BAB I PENDAHULUAN. komputasi dan komunikasi untuk melakukan tugas-tugas informasi sehingga arus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi informasi merupakan teknologi yang menggabungkan antara komputasi dan komunikasi untuk melakukan tugas-tugas informasi sehingga arus informasi dapat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. beragam konteks. Cultural Studies, istilah ini diciptakan oleh Richard

I. PENDAHULUAN. beragam konteks. Cultural Studies, istilah ini diciptakan oleh Richard I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cultural Studies atau kajian budaya adalah studi kebudayaan atas praktek signifikasi representasi, dengan mengeksplorasi pembentukan makna pada beragam konteks. Cultural

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan peradaban manusia dewasa ini, seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan peradaban manusia dewasa ini, seiring dengan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Pesatnya perkembangan peradaban manusia dewasa ini, seiring dengan penemuan dan pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang informasi dan komunikasi yang

Lebih terperinci

Sistem Penunjang Keputusan Penerimaan Dosen dengan Metode Analytic Hierarchy Process

Sistem Penunjang Keputusan Penerimaan Dosen dengan Metode Analytic Hierarchy Process Sistem Penunjang Keputusan Penerimaan Dosen dengan Metode Analytic Hierarchy Process Joko Dwi Raharjo 1, Andriyan Darmadi 2 1 Dosen STMIK Bina Sarana Global, 2 Mahasiswa STMIK Bina Sarana Global Email

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang, identifikasi masalah, tujuan, lingkup tugas akhir, metodologi pengerjaan tugas akhir,

BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang, identifikasi masalah, tujuan, lingkup tugas akhir, metodologi pengerjaan tugas akhir, BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang, identifikasi masalah, tujuan, lingkup tugas akhir, metodologi pengerjaan tugas akhir, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Universitas

Lebih terperinci

MENINGKATKAN MUTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN UNTUK PERUSAHAAN DIGITAL

MENINGKATKAN MUTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN UNTUK PERUSAHAAN DIGITAL MENINGKATKAN MUTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN UNTUK PERUSAHAAN DIGITAL PENDAHULUAN Salah satu kegiatan manajemen yang penting adalah memahami sistem sepenuhnya untuk mengambil keputusan-keputusan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. PENDAHULUAN Pada bab ini segala langkah, dasar pemikiran yang menyertai langkah penelitian, dan metode penelitian yng dilakukan hingga alat ukur yang digunakan dalam melakukan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. mengumpulkan (input), memanipulasi (process), menyimpan, dan menghasilkan

BAB III LANDASAN TEORI. mengumpulkan (input), memanipulasi (process), menyimpan, dan menghasilkan BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Informasi Ialah sebuah set elemen atau komponen terhubung satu sama lain yang mengumpulkan (input), memanipulasi (process), menyimpan, dan menghasilkan (output) data dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk melakukan pengaturan lalu lintas pada persimpangan jalan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk melakukan pengaturan lalu lintas pada persimpangan jalan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk melakukan pengaturan lalu lintas pada persimpangan jalan difungsikan Traffic Light atau yang lebih dikenal oleh masyarakat Indonesia sebagai lampu lalu lintas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan menjelaskan mengenai dasar awal pada pembuatan laporan tugas akhir. Dasar awal tersebut terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, maksud dan tujuan dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi selalu dituntut untuk dapat memenuhi berbagai kebutuhan di segala bidang kehidupan yang semakin lama semakin meningkat dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendukung keputusan (SPK) menggunakan CBIS (Computer Based Information

BAB I PENDAHULUAN. pendukung keputusan (SPK) menggunakan CBIS (Computer Based Information BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sistem pendukung keputusan (SPK) biasanya dibangun untuk mendukung solusi atas suatu masalah atau untuk suatu peluang. Aplikasi sistem pendukung keputusan (SPK) digunakan

Lebih terperinci