Juni Seniwati * Ridwan Ahmad ** Nefilinda **

Transkripsi

1

2 Factors Affecting Public Interest in Selling Communal Land in Matobe Village Subdistrict of Sikakap Mentawai Islands, Thesis, Department of Geography Education STKIP PGRI West Sumatra, Padang 2015 Juni Seniwati * Ridwan Ahmad ** Nefilinda ** *Geography Education Departmen Of STKIP PGRI Sumatera Barat ** Lecturer at Geography Education Department Of STKIP PGRI ABSTRACT The problem in this research is interest to sell communal land. The goal of this study is to obtain information, process and analyze data of the interest to sell communal land in the Matobe village of Sikakap subdistrict Mentawai Islands. The type is correlational descriptive research. The population is people who sell land in Matobe village with total of 82 families consisting of three small village. Sample respondents were selected with a total sampling the entire community who sold land in the village Matobe totaling 82 households. The research instrument used in this study a questionnaire instrument. Accuracy of data is tested by statistical analysis such as descriptive analysis, analysis of normality, homogeneity analysis, and to test the hypothesis done by correlation and regression. Based on the correlation analysis, the results of this study are as follows: (1) there is a relationship between the issue of the earthquake and tsunami in the public interest to sell communal land because t test > t table (2,713 > 1,663), (2) there is no relationship of income to the public interest to sell communal land because t test < t table (0.630 < 1.663), (3) there is a relationship between the influence of the environment with the public interest to sell communal land beacuse t test > t table (8.898> 1.663), (4) there is a relationship between the issue of the earthquake and tsunami, income, and the environment together with the results of the public interest to sell communal land in the village of Matobe Mentawai Islands, because F test > F table ( > 2.35) in the equation Ŷ = 6, ,190 X₁+ 0,00X₂ + 0,338. Keywords: Public Interest, Issue Of The Earthquake And Tsunami, Income, Environment, PENDAHULUAN Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (rechtsstaat) sistem konstitusional. Pemerintahan yang konstitusional adalah yang didalamnya terdapat pembatasan kekuasaan dan jaminan hak asasi. Berdasarkan pasal 1 ayat 1 UUD 1945, yang berbunyi, negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk Republik. Dapat disimpulkan bahwa bentuk negara Indonesia adalah kesatuan sedangkan bentuk pemerintahannya adalah republik. Selain bentuk negara kesatuan dan bentuk pemerintahan republik, presiden republik Indonesia memegang kekuasaan sebagai kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan. Hal itu didasarkan pada pasal 4 ayat 1 yang berbunyi, Presiden republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut undang-undang dasar. Dengan demikian, sistem pemerintahan di Indonesia menganut sistem pemerintahan presidensial. Jokowi Widodo sebagai presiden Indonesia saat ini dan Jusuf Kalla sebagai wakil presiden menjanjikan program-program kesejahteraan rakyat dalam pemerintahan mereka. Salah satu program tersebut ialah program kepemilikan tanah untuk mempermudah masyarakat membuat sertifikat tanah atau kepemilikan tanah. Indonesia yang merupakan negara kepulauan yang memiliki keragaman bentuk muka bumi, baik di daratan maupun di dasar laut. Kondisi yang demikian ini ternyata mempunyai hubungan yang erat dengan aktivitas manusianya. Satu ciri utama kajian geografi adalah mengkaji saling hubungan antar unsur fisik dan unsur sosial di permukaan bumi. Aktivitas penduduk disuatu daerah sangat dipengaruhi oleh kondisi geografis terutama kondisi fisiknya. Kondisi geografi fisik tersebut meliputi kondisi iklim, topografi, jenis dan kualitas tanah serta kondisi perairan. Pemanfaatan lingkungan fisik oleh manusia pada hakikatnya tergantung pada kondisi lingkungan fisik itu sendiri dan kualitas manusianya. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat berpengaruh terhadap kegiatan manusia untuk mengelola dan memanfaatkan kondisi lingkungan fisiknya untuk kesejahteraan hidupnya.

3 Kondisi kepulauan yang di Indonesia memiliki letak geologis yang dapat terlihat dari beberapa sudut, yaitu dari sudut formasi geologinya, keadaan batuannya, dan jalur-jalur pegunungannya. Dilihat dari jalur-jalur pegunungannya, Indonesia terletak pada pertemuan dua rangkaian pegunungan muda, yakni rangkaian sirkum pasifik dan sirkum mediterania. Oleh karena itu di Indonesia terdapat banyak gunung berapi yang dapat menyuburkan tanah. Sering terjadi gempa bumi yang dapat memicu terjadinya tsunami. Mentawai merupakan salah satu kepulauan di Indonesia yang dikelilingi oleh lautan lepas. Belakangan ini, pulau Mentawai telah mengalami bencana tsunami dan gempa bumi yang telah menelan banyak korban jiwa. Meskipun kejadian gempa bumi dan tsunami terjadi di tahun yang lalu namun isu gempa bumi dan tsunami masih beredar ditengah-tengah masyarakat. Berdasarkan observasi lapangan yang telah dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa di desa Matobe Kecamatan Sikakap Kabupaten Kepulauan Mentawai banyak masyarakat yang menjual tanah ulayat. Menurut Gilarso (2002 : 15) berpandangan bahwa untuk dapat hidup layak manusia membutuhkan serta menginginkan bermacammacam hal: makanan, minuman, pakaian, rumah, obat, pendidikan dan lain-lain. Berawal dari memenuhi kebutuhan untuk pendidikan masa depan generasi penerus, orangtua sebagai pelaku utama dalam keluarga berusaha supaya dapat memenuhi kebutuhan sang anak, agar pendidikan ada dalam genggaman generasi tersebut. Masyarakat yang ada dalam lingkungan yang sama saling mempengaruhi satu sama lain baik dari sudut pandang yang positif maupun negatif. Tindakan masyarakat yang memenuhi kebutuhan pendidikan dengan cara menjual tanah ulayat merupakan sudut pandang yang positif, namun masyarakat yang ada disekitar tersebut menyalah artikan tindakan itu. Tanah merupakan kebutuhan dasar setiap manusia. Manusia beraktifitas, bermasyarakat, dan melangsungkan kehidupannya memerlukan tanah, yang hidup dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada baik di permukaan, di dalam tubuh bumi, maupun di atas permukaan bumi. Demikian pentingnya keberadaan tanah bagi kehidupan, sehingga tanah menjadi bagian dasar dari kebutuhan manusia. Tanah juga merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki nilai ekonomis dan nilai sosial yang tinggi. Tanah tidak dapat diproduksi ataupun diperbaharui seperti sumber daya alam yang lain yang dapat tergantikan. Dengan perkataan lain, akses untuk memperoleh dan memanfaatkan tanah untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia itu belum dapat dinikmati oleh setiap orang yang antara lain disebabkan karena perbedaan dalam akses modal. Berdasarkan jalan pemikiran tersebut agar tanah digunakan untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat, Undang-undang nomor 5 tahun 1960, tentang peraturan dasar pokok-pokok agraria yang biasa disebut Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) mengisyaratkan bahwa tanah itu pada tingkatan tertinggi dikuasai oleh negara sebagai organisasi seluruh rakyat. Secara konstitusional, UUD 1945 dalam pasal 33 ayat (3) menyatakan bahwa bumi, air, ruang angkasa serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Berdasarkan penjelasan diatas jelaslah bahwa tanah sebagai sumber utama bagi kehidupan manusia, yang telah dikaruniakan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Manusia hidup setiap saat selalu berhubungan dengan tanah yang dikatakan hampir semua kegiatan hidup manusia baik secara langsung maupun tidak langsung selalu memerlukan tanah, bahkan sampai pada saat manusia meninggal dunia masih memerlukan tanah untuk penguburannya. Begitu pentingnya tanah bagi kehidupan manusia, maka setiap orang akan selalu berusaha memiliki dan menguasainya. Dengan adanya hal tersebut maka dapat menimbulkan suatu tanah ulayat di dalam masyarakat. Berdasarkan peraturan menteri negara agraria/kepala badan pertanahan nasional tentang pedoman penyelesaian masalah hak ulayat masyarakat hukum adat nomor 5 tahun 1999 Tanah ulayat adalah sebidang tanah yang terdapat hak ulayat dari suatu masyarakat hukum adat tertentu. Hak ulayat adalah kewenangan yang menurut hukum adat, dimiliki oleh masyarakat hukum adat atas wilayah tertentu yang merupakan lingkungan warganya, dimana kewenangan ini memperbolehkan masyarakat untuk mengambil manfaat dari sumber daya alam, termasuk tanah, dalam wilayah tersebut bagi kelangsungan hidupnya. Setelah penduduk berhasil memiliki tanah yang menjadi keinginan selanjutnya adalah dapat menguasai tanah tersebut sepenuhya yang di perkuat oleh bukti hukum yang sah seperti adanya sertifikat. Sertifikat ini dimaksudkan supaya tidak ada pihak yang merasa dirugikan atau keberatan jika suatu waktu dapat gangguan atau gugatan atas kepemilikan tanah tersebut. Tetapi karena keinginan atau minat masyarakat yang begitu besar untuk memiliki dan menguasai tanah, di desa Matobe masyarakat justru menjual lahan atau tanah. Berdasarkan observasi tanggal 5 januari 2015 yang peneliti lakukan bahwa yang mempengaruhi minat masyarakat untuk menjual tanah ulayat di Desa Matobe adalah pengaruh isu gempa bumi dan tsunami, lingkungan, pembangunan, pendapatan, kebutuhan sehari-hari,

4 transaksi yang cepat, tingkat pendidikan, dan kondisi fisiografi. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Masyarakat Menjual Tanah Ulayat di Desa Matobe Kecamatan Sikakap Kabupaten Kepulauan Mentawai. METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional (corelational descriptive). Penelitian deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk menentukan pengetahuan yang seluas-luasnya terhadap objek penelitian suatu saat tertentu. Kata deskriptif berasal dari bahasa latin descriptivus yang mempunyai arti uraian. Penelitian deskriptif merupakan sebuah penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai status suatu variabel, gejala, atau keadaan yang ada dimana gejala itu terjadi pada saat penelitian dilakukan (Arikunto: 2007). Penelitian korelasional ini bertujuan untuk melihat pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua variabel dimana hipotesis koefisien korelasi menunjukkan hubungan signifikan atau terbukti tidaknya sebuah hipotesis (Arikunto dalam Maryeni, 2009). Suharsimi (2006: 213) menguraikan deskriptif korelasional adalah suatu penelitian yang dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam suatu populasi yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel (Y) terhadap variabel (X 1 ), (X 2 ) dan (X 3 ) serta bentuk hubungan yang terjadi, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan minat masyarakat menjual tanah ulayat (Y) terhadap isu gempa dan tsunami (X 1 ), kebutuhan masyarakat (X 2 ), dan pengaruh lingkungan (X 3 ) di Desa Matobe Kecamatan Sikakap Kabupaten Kepulauan Mentawai. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis data penelitian tujuannya untuk melihat hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Analisis tersebut melihat hubungan isu gempa dan tsunami, pendapatan, dan lingkungan secara bersama-sama maupun secara partial dengan minat masyarakat menjual tanah ulayat. Selanjutnya secara berurutan akan diuraikan melalui pembahasan sebagai berikut: Pertama, hasil pengujian hipotesis menunjukkan terdapat hubungan antara isu gempa dan tsunami dengan minat masyarakat menjual tanah ulayat di desa Matobe Kecamatan Sikakap Kabupaten Kepulauan Mentawai, karena t hitung > t tabel (2,713 > 1,663) hubungan antara kedua variabel sebesar 0,090 yang berarti kekuatannya sedang besarnya kontribusi antara isu gempa dan tsunami 66%. Hal ini berarti isu gempa dan tsunami merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi minat masyarakat menjual tanah ulayat. Hal ini sesuai dengan pernyataan Idianto (2004) mengatakan bahwa isu atau gosip merupakan berita atau informasi yang menyebar secara cepat dan tidak berdasarkan fakta atau buktibukti yang kuat. Isu gempa dan tsunami mempunyai hubungan terhadap minat masyarakat menjual tanah ulayat, semakin tersebar isu gempa dan tsunami maka semakin besar minat masyarakat menjual tanah ulayat. Kedua, hasil pengujian hipotesis menunjukkan tidak terdapat hubungan positif antara pendapatan dengan minat masyarakat menjual tanah ulayat di Desa Matobe Kecamatan Sikakap Kabupaten Kepulauan Mentawai, karena t hitung < t tabel (0,634 < 1,663), hubungan antara kedua variabel sebesar 0,071 yang berarti kekuatannya lemah. Besarnya kontribusi antara pendapatan 66%. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sheraden (2006) mengatakan pendapatan menggambarkan posisi ekonomi keluarga yang merupakan jumlah keseluruhan pendapatan atau kekayaan keluarga termasuk semua barang dan hewan peliharaan. Semakin rendah pendapatan maka faktor tersebut mempengaruhi minat masyarakat menjual tanah ulayat. Ketiga, hasil pengujian hipotesis menunjukkan terdapat hubungan antara lingkungan dengan minat masyarakat menjual tanah ulayat di Desa Matobe Kecamatan Sikakap Kabupaten Kepulauan Mentawai, karena t hitung > t tabel (8,898 > 1,663), hubungan antara kedua variabel sebesar 0,531 yang berarti kekuatannya sedang, besarnya kontribusi antara lingkungan dengan minat masyarakat menjual tanah ulayat di Desa Matobe Kecamatan Sikakap Kabupaten Kepulauan Mentawai sebesar 26,2%. Hal ini berarti lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi minat masyarakat menjual tanah ulayat. Artinya semakin tinggi pengaruh lingkungan maka akan berhubungan dengan semakin tingginya minat masyarakat menjual tanah ulayat. Keempat, penelitian ini membuktikan bahwa terdapat hubungan yang antara isu gempa dan tsunami, pendapatan, dan lingkungan secara bersama-sama dengan hasil penelitian minat masyarakat menjual tanah ulayat di Desa Matobe Kabupaten Kepulauan Mentawai, karena f hitung > F tabel (14,417> 2,35) dalam persamaan Ŷ = 6, ,190 X₁+ 0,00X₂ + 0,338 X₃, dari model persamaan regresi berganda dapat kita lihat bahwa

5 koefisien yang paling besar adalah lingkungan (X₁) yaitu sebesar 0,338, artinya lingkungan merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi minat masyarakat menjual tanah ulayat di Desa Matobe Kecamatan Sikakap Kabupaten Kepulauan Mentawai. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat hubungan antara isu gempa dan tsunami dengan minat masyarakat menjual tanah ulayat di desa Matobe Kecamatan Sikakap Kabupaten Kepulauan Mentawai karena t hitung > t tabel (2,713 > 1,663). Artinya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat setempat maka dapat dilakukan sosialisasi untuk peningkatan kesadaran masyarakat dalam mengolah tanah ulayat. Hubungan antara kedua variabel sebesar 0,090 yang berarti kekuatannya sedang besarnya kontribusi antara isu gempa dan tsunami 66%. 2. Tidak terdapat hubungan antara pendapatan dengan minat masyarakat menjual tanah ulayat di Desa Matobe Kecamatan Sikakap Kabupaten Kepulauan Mentawai karena t hitung < t tabel (0,634 < 1,663). Artinya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat setempat maka dapat dilakukan sosialisasi untuk peningkatan kesadaran masyarakat dalam mengolah tanah ulayat. Hubungan antara kedua variabel sebesar 0,071 yang berarti kekuatannya lemah. Besarnya kontribusi antara pendapatan 66%. 3. Terdapat hubungan antara lingkungan dengan minat masyarakat menjual tanah ulayat di desa Matobe Kecamatan Sikakap Kabupaten Kepulauan Mentawai karena t hitung > t tabel (8,898 > 1,663). Artinya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat setempat maka dapat dilakukan sosialisasi untuk peningkatan kesadaran masyarakat dalam mengolah tanah ulayat. Besarnya kontribusi antara lingkungan dengan minat masyarakat menjual tanah ulayat di Desa Matobe Kecamatan Sikakap Kabupaten Kepulauan Mentawai sebesar 26,2%. 4. Terdapat hubungan antara isu gempa dan tsunami, pendapatan, dan lingkungan secara bersama-sama dengan minat masyarakat menjual tanah ulayat di desa Matobe Kecamatan Sikakap Kabupaten Kepulauan Mentawai karena F hitung > F tabel (14,417> 2,35) dalam persamaan Ŷ = 6, ,190 X₁+ 0,00X₂ + 0,338 X₃. dari model persamaan regresi berganda dapat kita lihat bahwa koefisien yang paling besar adalah lingkungan (X₁) yaitu sebesar 0,338, artinya lingkungan merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi minat masyarakat menjual tanah ulayat di Desa Matobe Kecamatan Sikakap Kabupaten Kepulauan Mentawai. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat setempat maka dapat dilakukan sosialisasi untuk peningkatan kesadaran masyarakat dalam mengolah tanah ulayat. DAFTAR PUSTAKA Adji, W., Suwerli, & Suratno. (2007). Ekonomi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Erlangga. Boyd, Walker, Larréché. (2000). Manajemen Pemasaran Suatu Pendekatan Strategis Dengan Orientasi Global. Jakarta : Erlangga Dasri, Alfi., Ahmad, Ridwan., Nefilinda (2014). Kondisi Sosial Ekonomi Petani Padi Sawah di Nagari Garabahan Kecamatan Lubuk Basung Kabupaten Agam. (Online), ( S1.stkip-pgrisumbar.ac.id./index.php/geografi/articl e/view/1984, diakses 3 november 2015) Faradona, Wilia Meri., Ahmad, Ridwan., Nefilinda (2013). Studi Penerapan Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan (PPIP) di Kecamatan Koto Balingka Kabupaten Kepulauan Pasaman Barat. (Online), ( e/view/666, diakses 3 november 2015) Gilarso (2004). Pengantar Ilmu Ekonomi Makro. Yogyakarta : Kanisius Hidayat, Rahmad., Ahmad, Ridwan., Nefilinda (2013). Pengaruh Disiplin Dan Fasilitas Sekolah Terhadap Belajar Geografi Kelas XI IPS SMA N 10 Sijunjung. (Online), ( S1.stkip-pgrisumbar.ac.id./index.php/geografi/articl e/view/661/652, diakses 3 november 2015)

6 Idianto (2004). Perilaku Menyimpang Dan Pengendalian Sosial. Jakarta : Erlangga Irwandi (2010). Pergeseran Hukum Adat Dalam Pemanfaatan Tanah Ulayat Kaum Di Kecamatan Banu Hampu Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat Kotler, Philip & K.L. Kevin. (2008). Manajemen Pemasaran. Jakarta : Erlangga Riduwan (2012). Metode Dan Tekhnik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung : Alfabeta Riduwan, Sunarto. (2014). Pengantar Statistika Untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi Komunikasi, dan Bisnis. Bandung : Alfabeta Sari, Arwin. (2007). Tanah Ulayat Dan Tata Pendaftaran Tanah. Padang : Kantor Pertanahan Sasmita, Rizky. (2015). Hubungan Aktivitas Belajar Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Geografi Kelas X IPS SMA Negeri 7 Padang. Skripsi Tidak Diterbitkan: STKIP PGRI Sumatera Barat Slameto (2013). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta Sugiyono (2011). Metologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta : Salemba Humanika Sugiyono (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung : Alfabeta.