The Causes Refinement Agricultural Land In Kenagarian Lansek Kadok Kecamatan Rao Selatan Kabupaten Pasaman

Transkripsi

1

2 The Causes Refinement Agricultural Land In Kenagarian Lansek Kadok Pasaman By : Maryati*Drs. Dasrizal, MP **Rozana Eka Putri, S.Pd.,M.Si** Geography Education College Student of STKIP PGRI West Sumatra* Geography Education Lecturers of STKIP PGRI West Sumatra** ABSTRACT Refinement of agricultural land is the impact of the physical development of a region. One phenomenon in agricultural land use visible presence over the land (land conversion). Refinement of agricultural land can be seen from 1) a high population growth, 2) housing development in Kenagarian Lansek Kadok Pasaman District of South Rao. This study aims to get secondary data, process and analyze the data. This research is descriptive quantitative research, the type is the second data, the data retrieval from the mayor's office Nagari Lansek Kadok Pasaman District the South Rao. Results of the study include: 1) the number of years the population growth from 2010 to 2014 in Kenagarian Lansek Kadok Pasaman of South Rao Pasaman of 535 inhabitants. The number of births amounted to 618 the number of live-born inhabitants of 546 inhabitants and the number of stillbirths by 72 people, and total mortality by 89 souls outside births die. The number of in-migration of 201 inhabitants and the number of out-migration of 51 souls 2). Housing construction area under agricultural land from , covering an area of 28 hectares, with a vast percentage narrowing of agricultural land is 1.38%. The number of buildings built in agricultural areas as much as 139 houses with permanent housing as many as 79 houses, semipermanent 21 non-permanent houses 34 homes and houses on stilts 5 houses with residential construction site area under agriculture community. And the environment in residential construction beautiful, clean, and comfortable. Keywords: Narrowing of Agricultural Land. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara agraris dimana mata pencaharian mayoritas penduduknya dengan bercocok tanam. Hal ini karena Indonesia merupakan negara kepulauan memiliki potensi alam yang besar, tidak hanya dalam bidang kelautan tapi juga dalam pengolahan pertanian. Potensi pertanian Indonesia yang tinggi, salah satunya disebabkan Indonesia memiliki wilayah daratan sepertiga dari luas keseluruhan yang dilewati barisan pengunungan dunia. Sehingga Indonesia memiliki lahan yang cukup memadai untuk menjadi negara agraris. Perkembangan disektor pertanian juga tidak terlepas dari irigasi tradisional yang telah dikembangkan sejak ribuan tahun yang lampau. Warisan irigasi dengan budaya tersendiri dengan ciri-ciri yang menonjol sesuai dengan ciri-ciri kebudayaan. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika wilayah daratan Indonesia sangat subur dan sebagian besar penduduk Indonesia bermata pencaharian sebagai petani. Pertanian di Indonesia umumnya terbagi menjadi dua yaitu pertanian tanaman keras dan pertanian tanaman pangan. Pertanian tanaman keras seperti tanaman sawit, kakao dan lainnya. Sedangkan pertanian tanaman pangan seperti jagung, padi, sayur mayur, buah-buahan dan lainnya. Sumatera Barat merupakan salah satu dari sekian provinsi di Indonesia yang struktur perekonomiannya banyak ditopang oleh sektor pertanian. Hal ini terlihat dari tingkat irigasi yang baik didaerah pertanian di Sumatera Barat. Sehingga tidak heran kalau provinsi yang berpenduduk lebih dari 4,8 juta jiwa ini mampu menjadi salah satu produsen utama komoditas pertanian di pulau Sumatera, terutama sayur-sayuran dan

3 buah -buahan. Keberhasilan dalam sektor pembangunan pertanian ini disebabkan kemampuan dalam mengelola manajemen data dan informasi pertanian yang memadai, akurat, lengkap dan mutakhir. Kenyataan dilapangan menunjukkan terjadinya kecenderungan penyempitan lahan pertanian sebagai imbas dari pembangunan fisik suatu daerah. Salah satu fenomena dalam pemanfaatan lahan pertanian yang terlihat adalah adanya alih fungsi lahan (konversi lahan). Fenomena ini muncul seiring dengan bertambahnya kebutuhan dan permintaan terhadap lahan, baik dari sektor pertanian maupun dari sektor non-pertanian Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, juga mengalami penyempitan lahan pertanian. Hal tersebut dapat diketahui dari hasil data BPS, yaitu jumlah penduduk yang bekerja di Indonesia pada tahun 2011 mencapai 111,3 jiwa, dan jumlah petani mencapai 45% dari total angkatan kerja atau sekitar 42,47 juta jiwa. Lebih dari separuhnya merupakan petani gurem dan buruh tani dengan kepemilikan lahan 0,5 hektar atau mencapai 38 juta keluarga tani. Luas lahan pertanian padi pada tahun ,870 juta hektar, menyusut 0,1 % dari tahun sebelumnya berjumlah 12,883 juta hektar. Luas lahan pertanian secara keseluruhan termasuk nonpadi pada tahun 2010 diperkirakan berjumlah 19,814 juta hektar, menyusut 13 % diibanding tahun 2009 yang mencapai 19,853 juta hektar. (Sumber: BPS 2011) Penyempitan lahan pertanian tersebut disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satu faktor yang menyebabkan penyempitan lahan pertanian adalah peningkatan kebutuhan lahan, karena pertumbuhan penduduk yang tinggi. Perubahan jumlah penduduk di suatu daerah dari waktu ke waktu disebut dinamika penduduk. Dinamika penduduk dipengaruhi oleh faktor kelahiran, kematian, dan perpindahan penduduk. Disisi lain pertambahan penduduk yang terus meningkat akan memicu penurunan kapasitas daya dukung lahan pertanian. Selain itu, meningkatnya jumlah penduduk akan mempengaruhi tingkat kebutuhan akan papan, hal tersebut memicu terjadinya pembukaan lahan baru yang akan dijadikan sebagai pemukiman baru. Pembangunan pemukiman tidak hanya di lakukan didaerah yang memang layak dijadikan area pemukiman. Sebagian besar pemukiman saat ini dibangun dengan merubah lahan yang umumnya lahan pertanian menjadi lahan permukiman. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis akan melakukan penelitian tentang Faktor Penyebab Penyempitan Lahan Pertanian di Rao Selatan Kabupaten Pasaman. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Apakah pertumbuhan penduduk yang tinggi menyebabkan penyempitan lahan pertanian di Kenagarian Lansek Kadok Pasaman? 2. Apakah pembangunan perumahan menyebabkan penyempitan lahan pertanian di Kenagarian Lansek Kadok Pasaman? Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah, tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan data, informasi serta menganalisa tentang: 1. Pertumbuhan penduduk yang tinggi menyebabkan penyempitan lahan di Rao Selatan Kabupaten Pasaman. 2. Pembangunan perumahan menyebabkan penyempitan lahan pertanian di Rao Selatan Kabupaten Pasaman. METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Metode Penelitian Kuantitatif, sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono (2012: 8) yaitu : Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

4 objek yang dilihat pada penelitian ini yaitu : Pertumbuhan penduduk dan Pembangunan perumahan Instrumen dalam penelitian yang akan dilakukan ini berupa kuisioner. Instrumen ini bertujuan untuk melihat pengaruh pertumbuhan penduduk, pembangunan perumahan terhadap penyempitan lahan. Kuisioner tersebut digunakan ketika melaksanakan pengambilan data di Instansi terkait yaitu kantor Wali Nagari Lansek Kadok Pasaman. PEMBAHASAN Pertama, Pertumbuhan penduduk di Rao Selatan Kabupaten Pasaman dari tahun terjadi kelahiran sebanyak 618 jiwa, dengan jumlah kelahiran bayi hidup 546 jiwa dan jumlah kelahiran mati adalah 72 jiwa. Berdasarkan data yang di dapatkan dari hasil penelitian di Kenagarian Lansek Kadok pada tahun 2010 yaitu jiwa dan pada tahun 2014 yaitu jiwa. Dan jumlah kematian pada tahun sebanyak 89 jiwa, jumlah ini merupakan jumlah kematian anggota masyarakat diluar jumlah yang lahir mati. jumlah migrasi pada tahun sebanyak 252 jiwa.dengan jumlah migrasi masuk yaitu 201 jiwa dan jumlah migrasi keluar yaitu 51 jiwa. Berdasarkan hasil penelitian terjadi pertambahan jumlah penduduk dari tahun sebanyak jiwa jiwa = 535 jiwa. Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatan-kekuatan yang menambah dan mengurangi jumlah penduduk. Secara terus menerus penduduk akan dipengaruhi oleh jumlah bayi yang lahir (menambah jumlah penduduk), tetapi disisi lain akan dikurangi oleh jumlah kematian yang terjadi pada semua kelompok umur. Sementara itu, migrasi juga berperan dalam mempengaruhi jumlah penduduk. Imigran (pendatang) akan menambah dan Emigran (penduduk yang keluar) akan mengurangi jumlah penduduk suatu negara (Moertaningsih: 2010). Dilihat dari perspektif ekologis bahwa pertumbuhan penduduk yang cepat dapat berdampak kepada meningkatnya kepadatan penduduk, sehingga menyebabkan ketidakseimbangan mutu lingkungan secara menyeluruh. Kedua, Pembangunan perumahan di Rao Selatan Kabupaten Pasaman, dengan luas lahan pertanian tahun 2010 seluas Ha luas lahan pertanian tahun 2014 seluas Ha = 28 Ha. Data tersebut menunjukkan bahwa terjadi penyempitan lahan pertanian seluas 28 Ha dengan presentase 1,38 %. Pemilihan lokasi perumahan tersebut dilakukan oleh masyarakat itu sendiri. Hal ini menyebabkan tidak adanya aturan dalam penentuan lokasi pembangunan perumahan penduduk, dan jumlah bangunan yang di bangun di areal pertanian sebanyak 139 rumah, dengan rumah permanen sebanyak 79 rumah, rumah semi permanen 21 rumah, rumah non permanen 34 rumah dan rumah panggung 5 rumah. Kondisi lingkungan perumahan masyarakat yang dibangun di areal pertanian banyak ditumbuhi tanaman hijau berupa tanaman perkebunan masyarakat didaerah tersebut. Areal perumahan mayoritas dikelilingi oleh sawah dan kolam ikan. Sehingga kawasan lingkungan perumahan di Kenagarian Lansek Kadok masih rendah tingkat polusinya. Pembangunan pada hakekatnya adalah merubah lingkungan. Tidak ada pembangunan yang tidak merubah lingkungan. Selain sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia, disamping sandang dan pangan, perumahan dan pemukiman mempunyai fungsi yang sangat strategis sebagai pusat pendidikan keluarga, persemaian budaya, dan peningkatan kualitas generasi mendatang, termasuk perannya sebagai pengejawantahan jati diri. Menurut Sugandhy (2009: 72) persoalan perumahan dan pemukiman pada umumnya yang mendominasi penggunaan tanah dan pemanfaatan ruang wilayah peruntukannya, yaitu antara 40 % - 60 % masih dianggap sebagai beban dan merupakan kebutuhan konsumtif semata. Secara fisik lingkungan, masih banyak ditemui kawasan perumahan dan pemukiman yang telah melebihi daya tampung dan daya dukung lingkungan. Dampak dari semakin terbatas atau

5 menurunnya daya dukung lingkungan, diantaranya adalah meningkatnya pembangunan perumahan didaerah lahan pertanian. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Pertumbuhan penduduk di Kenagarian Lansek Kadok Kecamatan Rao Selatan Kabupaten Pasaman dari tahun mengalami peningkatan sebesar 535 jiwa, dimana jumlah kelahiran hidup yaitu 546 jiwa dan jumlah kelahiran mati sebesar 72 jiwa. Jumlah kematian dari tahun adalah 89 jiwa dan jumlah migrasi masuk 201 jiwa serta migrasi keluar sebesar 51 jiwa. 2. Pembangunan perumahan di Kenagarian Lansek Kadok Kecamatan Rao Selatan Kabupaten Pasaman dari tahun mengalami peningkatan seluas 28 Ha yang dibangun di areal pertanian masyarakat. Sehingga luas lahan pertanian pada tahun 2014 dikenagarian Lansek Kadok mengalami penyempitan sebesar 1,38 % dari luas lahan pertanian pada tahun Rumah yang terbangun di Kenagarian Lansek Kadok sebanyak 139 rumah dengan jenis bangunan, rumah permanen 79 rumah, semi permanen 21 rumah, non permanen 34 rumah dan rumah panggung 5 rumah, dengan lokasi perumahan dibangun diareal yang strategis dan milik masyarakat yang membangun itu sendiri. Lingkungan kawasan pembangunan perumahan sangat nyaman dan asri karena masyarakat membangun rumah di areal pertanian. b. Diharapkan kepada masyarakat untuk tetap konsisten dalam pemanfaatan lahan pertanian. 2. Saran kepada Pemerintah/instansi terkait a. Diharapkan kepada pemerintah untuk selalu memberikan arahan kepada masyarakat tentang pentingnya pengetahuan lokasi pembangunan rumah yang tepat. b. Diharapkan kepada pemerintah untuk terus dapat memberikan penyuluhan mengenai pertanian sehingga petani atau masyarakat tidak sembarangan menjadikan areal pertanian menjadi perumahan. DAFTAR PUSTAKA Aca sugandhy, dkk Prinsip Dasar Kebijakan Pembangunan Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan. Jakarta: Bumi Akasara Arikunto, S Prosedur Penelitian: Suatu pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Sugiyono Metodologi Penelitian Penddikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Moertiningsih A, Sri Dasar Dasar Demografi. Jakarta: Salema Empat Tim Penyusun.2013.Pedoman Penulisan Skripsi.Padang: STKIP SARAN 1. Saran kepada masyarakat a. Diharapkan kepada masyarakat untuk lebih mempertimbangkan letak atau lokasi pembangunan rumah selain di areal pertanian.