ANALISIS PENGARUH INTENSITAS MARKETING TERHADAP PROFITABILITAS DUAL-CHANNEL SUPPLY CHAIN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PENGARUH INTENSITAS MARKETING TERHADAP PROFITABILITAS DUAL-CHANNEL SUPPLY CHAIN"

Transkripsi

1 1 ANALISIS PENGARUH INTENSITAS MARKETING TERHADAP PROFITABILITAS DUAL-CHANNEL SUPPLY CHAIN Karina Rizky Ismantia, Erwin Widodo Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Kampus ITS Sukolilo Surabaya Seiring dengan perkembangan teknologi yang saat ini ditandai dengan munculnya jaringan internet membuka peluang baru pada sistem distribusi penjualan yaitu dengan penjualan secara online disamping penjualan di toko. Dua jalur distribusi penjualan yang ada pada saat ini tersebut lebih dikenal dengan istilah dual-channel supply chain (DCSC). Dengan adanya sistem baru ini perusahaan dapat meningkatkan penjualan karena adanya penambahan jalur distribusi online. Adanya jalur distribusi online dapat menjangkau konsumen yang tidak dapat dijangkau oleh toko. Salah satu faktor yang berpengaruh pada upaya peningkatan penjualan tersebut adalah intensitas marketing. Intensitas marketing yang dilakukan pada penelitian ini hanya meliputi periklanan melalui media cetak dan elektronik. Intensitas marketing digambarkan dengan besarnya biaya periklanan yang dikeluarkan. Terdapat proporsi biaya iklan untuk media cetak karena biaya periklanan ini tidak hanya ditanggung oleh central warehouse namun sebagian ditanggung oleh retail sebagai offline channel. Faktor tersebutlah yang menjadi fokusan pada penelitian ini yang digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh intensitas marketing terhadap profitabilitas perusahaan yang menganut sistem dual-channel supply chain. Algoritma sequential quadratic programming digunakan dalam melakukan proses optimasi dalam penelitian ini yaitu untuk menentukan optimasi harga serta profit pada sistem. Kata Kunci: Dual-channel supply chain, periklanan. I. PENDAHULUAN Adanya jaringan internet ini membuka peluang baru pada sistem distribusi penjualan yaitu dengan penjualan secara online. Dua jalur distribusi penjualan yang ada pada saat ini tersebut lebih dikenal dengan istilah dualchannel supply chain (DCSC). Seperti halnya yang dikemukakan oleh Rujukan [1] bahwa dengan adanya dual channel dapat menjangkau segmen pembeli yang tidak bisa dijangkau oleh struktur tunggal. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat penjualan sebuah produk tersebut adalah intensitas marketing yang dilakukan oleh perusahaan [2]. Berdasarkan Rujukan [3] secara global peningkatan biaya tertinggi yang digunakan untuk iklan dari tahun 2011 hingga kuartal pertama pada tahun 2012 adalah iklan melalui media internet yaitu sebesar 12,1 %. Meskipun media internet memiliki intensitas marketing yang tinggi dibandingkan media yang lainnya tetapi tidak berarti konsumen akan lebih memilih online channel. Untuk itu, berdasarkan uraian di atas maka dapat diteliti sejauh mana pengaruh intensitas marketing sebuah perusahaan terhadap tingkat profitabilitas penjualan produk. Intensitas marketing di sini akan dijadikan sebagai sebuah parameter yang di masukkan ke dalam model DCSC untuk mengukur besarnya profit yang dapat dicapai pada kedua channel. II. MODEL PENELITIAN Pada penelitian ini akan dikembangkan sebuah model quadratic programming yang digunakan untuk mengoptimalkan harga central warehouse, harga offline channel dan harga online channel. Dalam merancang model pada penelitian ini model acuan yang digunakan adalah model milik rujukan [4]. Adapun fungsi permintaan untuk offline channel menjadi: DDDD = (1 + aaee cc + (1 bb)ee ee )dd mmmmmm ss PPPP PPPP (1) 1 ρρ Dimana a dan b merupakan rasio elastisitas permintaan terhadap efek periklanan melalui media cetak dan elektronik. Parameter ee cc dan ee ee adalah efek advertisement melalui media cetak dan elektronik. Pada model ini, nilai ββ tidak langsung diasumsikan bernilai 1, sehingga koefisien ββ dikembalikan ke fungsi 4.5 menjadi: DDDD = (1 + aaee cc + (1 bb)ee ee )dd mmmmmm ss ββ PPPP PPPP (2) 1 ρρ Fungsi permintaan untuk direct channel pada penelitian ini tetap mengacu pada model rujukan [4] yaitu dengan melakukan pengurangan fungsi permintaan setelah adanya direct channel (D ut ) dengan

2 2 fungsi permintaan awal tanpa direct channel (D lt ). Maka fungsi permintaan untuk direct channel menjadi: DD oo = (aaee cc+(1 bb)ee ee )dd ss mmmmmm (1 ρρ ) ββ (ρρpp ss PP oo ) ρρ(1+(1 aa)ee cc +bbee ee )(1 ρρ) (3) Fungsi tujuan dari model pada penelitian ini adalah untuk memaksimumkan profit baik untuk setiap channel maupun untuk sistem DCSC secara keseluruhan. Sehingga fungsi tujuan profitabilitas pada penelitian ini terdiri dari tiga bagian yaitu fungsi profitabilitas pada offline channel (G s ), fungsi profitabilitas warehouse sebagai direct channel (G o ), dan fungsi profitabilitas pada warehouse (G w ). Fungsi tujuan profitabilitas dibentuk berdasarkan jumlah permintaan pada setiap channel tersebut dikalikan dengan margin profit. Persamaan matematika untuk fungsi profitabilitas offline channel adalah GG SS = DD ss (PP ss PP ww ) (1 xx)aa cc GG ss = (1 + aaee cc + (1 bb)ee ee )dd mmmmmm ss ββ PPPP PPPP 1 ρρ ss PP ww ) (1 xx)aa cc (4) Persamaan matematika untuk fungsi profitabilitas warehouse sebagai direct channel menjadi : GG oo = DD oo (PP oo PP ww ) GG oo = (aaee cc+(1 bb)ee ee )dd mmmmmm ss (1 ρρ) ββ(ρρpp ss PP oo ) ρρ(1+(1 aa)ee cc +bbee ee )(1 ρρ) oo PP ww ) (5) Fungsi profitabilitas warehouse menjadi: GG ww = GG wwww + GG wwww (xxaa cc + AA ee ) GG ww = DD ss (PP ww CC uu ) + DD oo (PP ww CC uu ) (xxaa cc + AA ee ) GG ww = (1 + aaee cc + (1 bb)ee ee )dd ss mmmmmm ββ PPPP PPPP 1 ρρ ww CC uu ) + (aaee cc+(1 bb)ee ee )dd mmmmmm ss (1 ρρ) ββ(ρρpp ss PP oo ) ρρ(1+(1 aa)ee cc +bbee ee )(1 ρρ) ww CC uu ) (xxaa cc + AA ee ) (6) Dengan demikian, fungsi tujuan profitabilitas secara total merupakan penjumlah antara fungsi profitabilitas offline channel, fungsi profitabilitas warehouse sebagai online channel, dan fungsi profitabilitas warehouse yang ditulis sebagai berikut: max GG = max GG ss + GG ww,oo PP ww,pp oo,ppss PP ww,pp oo,ppss = max (GG ss + (GG ww + GG oo )) PP ww,pp oo,ppss = max PP ww,pp oo,ppss (1 + aaee cc + (1 bb)ee ee )dd ss mmmmmm ββ PPPP PPPP 1 ρρ ss PP ww ) (1 xx)aa cc + (1 + aaee cc + (1 bb)ee ee )dd ss mmmmmm ββ PPPP PPPP 1 ρρ ww CC uu ) + (aaee cc+(1 bb)ee ee )dd mmmmmm ss (1 ρρ) ββ(ρρpp ss PP oo ) ρρ(1+(1 aa )ee cc +bbee ee )(1 ρρ) ww CC uu ) (xxaa cc + AA ee ) + (aaee cc+(1 bb)ee ee )dd mmmmmm ss (1 ρρ) ββ(ρρpp ss PP oo ) ρρ(1+(1 aa )ee cc +bbee ee )(1 ρρ) oo PP ww ) (7) III. PERCOBAAN NUMERIK Untuk melakukan percobaan numeric menggunakan data yang didapatkan dari objek amatan yaitu dd ss mmmmmm =11, Cu (biaya per unit produk)=122200, Ac (biaya periklanan melalui media cetak ) = , Ae (biaya advertisement melalui media elektronik)=150000, ρ=0.89, x (proporsi biaya periklanan melalui media cetak yang dibebankan)=67%, a (rasio elastisitas permintaan terhadap efek periklanan melalui media cetak)=20%, b (rasio elastisitas permintaan terhadap efek periklanan melalui media elektonik)=80%. Dengan persamaan fungsi tujuan yang telah ditentukan sebelumnya dilakukan proses optimasi menggunakan MATLAB untuk mendapatkan harga central warehouse, harga offline channel dan harga online channel. Hasil dari percobaan numeric tersebut yaitu: Tabel 1. Hasil Percobaan Numerik Solusi Optimal No Perlakuan ρ β Ps Po Gtotal Rp 362, Rp 297, (Rp494,066.33) Rp 664, Rp 544, Rp1,304, Kombinasi ρ Rp 362, Rp 301, (Rp492,871.74) 4 dan β Rp 664, Rp 551, Rp1,305, Rp 362, Rp 304, (Rp492,189.53) Rp 664, Rp 558, Rp1,306, Rp 666, Rp 592, Rp1,310, ρ meningkat Rp 666, Rp 599, Rp1,312, Rp 667, Rp 607, Rp1,312, Berdasarkan Tabel 1. Diketahui harga optimum untuk Ps adalah Rp ,00 dan Po adalah Rp ,00. Sedangkan Pw tetap pada harga Rp ,00. IV. DISKUSI Setelah didapatkan hasil untuk kondisi yang optimum, selanjutnya dilakukan analisis untuk mengetahui pengaruh parameter terhadap output yang dihasilkan. A. Pengaruh Jumlah Proporsi Biaya Periklanan Melalui Media Cetak yang Dibebankan Pada Central Warehouse Berdasarkan hasil percobaan numerik diketahui bahwa perubahan proporsi biaya periklanan melalui media cetak yang dibebankan (x) tidak berpengaruh

3 3 pada perubahan harga di masing-masing bagian. Namun perubahan x m emiliki pengaruh pada perubahan profit di masing-masing channel. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 1. Berdasarkan Gambar 1. dapat dilihat bahwa kecencerungan profit pada offline channel semakin meningkat. Hal ini berarti semakin besar proporsi biaya periklanan melalui media cetak yang dibebankan pada central warehouse akan memberikan keuntungan pada retail sebagai offline channel. Sedangkan untuk profit central warehouse dan online channel akan cenderung mengalami penurunan. Analisis sensitivitas yang dilakukan pada rentang tersebut belum dapat menunjukkan bagaimana keputusan yang seharusnya diambil oleh pihak manajer. Untuk itu percobaan numerik terus dilakukan pada beberapa kondisi yaitu apabila proporsi biaya periklanan melalui media cetak yang dibebankan (x) seimbang antara central warehouse dengan retail (50% : 50%) da n sampai posisi proporsi biaya periklanan melalui media cetak yang dibebankan (x) b erapakah kedua channel dapat menikmati keuntungan yang positif. Gambar 1 Sensitivitas P roporsi Biaya Periklanan Melalui Media Cetak yang Dibebankan Terhadap Profit Berdasarkan kemungkinan kondisi tersebut berikut merupakan hasil rekap percobaan numerik yang dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Rekap Hasil Percobaan Numerik P roporsi Biaya Periklanan Melalui Media Cetak Yang Dibebankan (x) Treatment x Gw Go Gw,o Gs Gtotal dibebankan (x) seimbang antara central warehouse dengan retail (50% : 50%), profit pada direct channel masih mengalami kerugian namun kerugian ini berkurang apabila dibandingkan dengan kerugian pada kondisi awal yaitu sebesar Rp. 732, Sehingga manajer pada direct channel akan merasa diuntungkan apabila terjadi kondisi pembagian proporsi biaya periklanan melalui media cetak yang dibebankan (x) seimbang. Namun di sisi lain kondisi ini akan kurang menguntungkan untuk pihak retail sebagai offline channel karena meskipun keuntungannya tetap positif namun keuntungan tersebut cenderung menurun apabila dibandingkan dengan kondisi awal yaitu Rp. 2,043, Sehingga apabila tidak terjadi kooperasi atau kerja sama yang baik diantara manajer direct channel dan offline channel, maka manajer offline channel tidak setuju dengan kondisi pembagian proporsi biaya periklanan melalui media cetak yang dibebankan (x) yang seimbang. Pembahasan selanjutnya dilakukan apabila terjadi kondisi kerja sama yang baik diantara pihak direct channel dan offline channel, sampai tingkat manakah proporsi yang tepat agar keuntungan masing-masing channel positif. Berdasarkan hasil percobaan numerik yang ditunjukkan pada Tabel 5.2. terlihat bahwa pada kondisi nilai x sebesar 17% kedua channel telah dapat menikmati keuntungan yang positif namun keuntungan pada central warehouse masih negatif. Untuk itu, posisi yang lebih optimal untuk mendapatkan nilai keuntungan pada setiap channel yang positif adalah ketika nilai x sebesar 1%. Kondisi ini dapat menjadi kondisi yang optimal untuk sistem DCSC apabila tidak terjadi kompetisi diantara channel karena bagaimanapun perubahan proporsi biaya periklanan melalui media cetak yang dibebankan (x) tidak mempengaruhi B. Pengaruh Perubahan Biaya Periklanan Melalui Media Cetak Efek dari perubahan nilai Ac terhadap harga tidak terlalu terlihat secara signifikan. Namun terjadi perubahan harga yaitu pada harga online channel (Po) dan harga offline channel (Ps). Di mana semakin Ac menurun kedua harga tersebut juga ikut menurun. Namun Hal tersebut berbeda untuk efek nya terhadap profit yaitu dapat dilihat pada Gambar 2. Seimbang 50% (Rp731,376) Rp248,838 (Rp482,538) Rp1,793,377 Rp1,310,839 Keuntungan 18% direct (Rp251,376) Rp248,838 (Rp2,538) Rp1,313,377 Rp1,310,839 channel 17% positif (Rp236,376) Rp248,838 Rp12,461 Rp1,298,377 Rp1,310,839 Keuntungan 2% central (Rp11,376) Rp248,838 Rp237,461 Rp1,073,377 Rp1,310,839 warehouse 1% positif Rp3,623 Rp248,838 Rp252,461 Rp1,058,377 Rp1,310,839 Berdasarkan Tabel 2. dapat diketahui bahwa ketika proporsi biaya periklanan melalui media cetak yang

4 4 Gambar 2. Grafik Rasio Kenaikan Biaya Iklan Cetak Terhadap Profit Berdasarkan Gambar 2. terlihat bahwa peningkatan biaya iklan melalui media cetak dapat mempengaruhi peningkatan profit baik pada masing-masing channel maupun seluruh sistem secara keseluruhan. C. Pengaruh Perubahan Biaya Periklanan Melalui Media Elektronik Efek dari perubahan nilai Ae terhadap harga yaitu terjadi perubahan harga pada harga online channel (Po) dan harga offline channel (Ps). Di mana semakin Ae menurun kedua harga tersebut juga ikut menurun. Hal ini menunjukkan bahwa untuk menjaga profit masingmasing channel ketika biaya iklan elektronik meningkat maka mereka juga meningkatkan harga jual produk. Begitu pula ketika Ae menurun mereka akan menurunkan harga pula karena efek iklan yang ditimbulkan secara linear akan ikut turun. juga berkurang seiring dengan meningkatnya biaya iklan melalui media elektronik. Hal ini dikarena peningkatan beban biaya elektronik yang ditanggung oleh central warehouse akan menyebabkan peningkatan efek iklan elektronik terhadap permintaan akan meningkat pula. Sehingga sebenarnya kerugian profit pada central warehouse akan berkurang. Namun profit pada online channel juga ikut menurun seiring dengan berkurangnya biaya iklan elektronik. Sehingga kerugian pada central warehouse belum bisa ditutupi oleh profit pada online channel untuk itu profit keseluruhan central warehouse dan online channel juga mengalami penurunan. D. Pengaruh Perubahan Biaya Periklanan Melalui Media Cetak dan Elektronik Secara Simultan Efek dari perubahan nilai Ac dan Ae terhadap harga yaitu terjadi perubahan harga yaitu pada harga online channel (Po) dan harga offline channel (Ps). Di mana semakin Ac dan Ae menurun kedua harga tersebut juga ikut menurun. Gambar 4. Grafik Rasio Kenaikan Biaya Iklan Cetak dan Elektronik Terhadap Profit Gambar 3. Grafik Rasio Kenaikan Biaya Iklan Elektronik Terhadap Profit Berdasarkan Gambar 3. terlihat bahwa profit offline channel mengalami penurunan seiring dengan menurunnya biaya periklanan melalui media elektronik. Hal ini dikarenakan retail sebagai offline channel sebenarnya hanya menanggung biaya iklan melalui media cetak namun karena dampak penurunan biaya Ae menyebabkan solusi optimal harga untuk Ps ikut menurun maka profit offline channel akan menurun karena beban biaya iklan cetak yang tetap tidak mengalami perubahan sedangkan harga Ps menurun. Di sisi lain kerugian central warehouse dan online channel Berdasarkan Gambar 4. terlihat bahwa peningkatan biaya iklan melalui media cetak dan elektronik dapat mempengaruhi peningkatan profit baik pada masingmasing channel maupun seluruh sistem secara keseluruhan. Profit sistem DCSC tertinggi ketika tidak dilakukan aktivitas marketing baik melalui media cetak maupun elektronik yaitu sebesar Rp ,76. V. KESIMPULAN Dari penelitian tugas akhir yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Model hubungan antara profitabilitas dualchannel dengan variable periklanan dan harga didapatkan dengan menambahkan komponen preferensi terhadap harga, faktor efek dari periklanan, serta proporsi beban biaya periklanan yang dibebankan. 2. a. Perubahan proporsi biaya periklanan melalui media cetak yang dibebankan (x) tidak

5 5 berpengaruh pada perubahan harga di masingmasing channel. Hal ini dikarenakan proporsi biaya periklanan melalui media cetak yang dibebankan (x) tidak berpengaruh pada pembentukan fungsi permintaan. b. Perubahan besarnya biaya periklanan yang dilakukan baik secara individual maupun secara sistem juga tidak berpengaruh pada penetapan harga central warehouse (Pw). Namun hal itu berpengaruh pada penentapan harga offline channel (Ps) dan harga online channel (Po), di mana perubahan biaya periklanan baik yang melalui media cetak maupun media elektronik (Ac dan Ae) baik secara individual maupun secara simultan menyebabkan harga online channel (Po) dan harga offline channel (Ps) juga berubah. Hal ini menunjukkan bahwa untuk menjaga profit masing-masing channel ketika biaya iklan meningkat atau menurun maka mereka juga meningkatkan atau menurun harga jual produk. 3. a. Perubahan proporsi biaya periklanan melalui media cetak yang dibebankan (x) tidak mempengaruhi profit sistem secara keseluruhan. Namun perubahan proporsi biaya periklanan melalui media cetak yang dibebankan (x) berpengaruh pada profit channel secara individual yaitu semakin turun nilai proporsi biaya periklanan melalui media cetak yang dibebankan (x) maka profit pada offline channel akan semakin meningkat sedangkan profit pada direct channel akan semakin menurun. Apabila tidak terjadi kooperasi atau kerja sama yang baik diantara manajer direct channel dan offline channel, maka manajer offline channel tidak setuju dengan kondisi pembagian proporsi biaya periklanan melalui media cetak yang dibebankan (x) yang seimbang. Kondisi yang optimal ketika terjadi kerja sama yang baik adalah ketika proporsi biaya periklanan melalui media cetak yang dibebankan (x) sebesar 1%. b. Perubahan pada biaya periklanan memberikan kecenderungan yang sama yaitu ketika terjadi perubahan biaya periklanan melalui media cetak dan perubahan yang simultan untuk biaya iklan cetak dan elektronik. Kecenderungannya adalah semakin menurunnya faktor biaya periklanan semakin naik profit pada channel baik pada masing-masing channel maupun pada sistem secara keseluruhan. Namun ada kecenderungan yang berbeda untuk perubahan biaya periklanan melalui media elektronik yaitu ketika biaya periklanan melalui media elektronik semakin menurun menyebabkan profit baik pada masingmasing channel maupun sistem secara keseluruhan menurun. Sehingga apabila dilihat dari sisi biaya periklanan maka perusahaan lebih baik tidak melakulan iklan melalui media cetak karena profit sistem DCSC yang diperoleh akan lebih tinggi apabila perusahaan tidak melakukan iklan melalui media elektronik yaitu Rp ,03 berbanding dengan Rp ,87. UCAPAN TERIMA KASIH Pada penelitian ini penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberik dukungan dan membantu kelancaran hingga penelitian ini selesai. Serta tidak lupa ucapan terima kasih yang dikhususkan kepada dosen pembimbing yang telah banyak membantu dalam proses penyelesaian penelitian ini. VI. DAFTAR PUSTAKA [1] Moriarty, R., & Moran, U. (1990). Managing Hybrid Marketing Systems. Harvard Business Review, November-December. [2] Nielsen. (2010). Global Trends In Online Shopping. USA: The Nielsen Company. [3] Sutojo, S., & Kleinsteuber, F. (2002). Strategi Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT Damar Mulia Pustaka. [4] Widodo, E., Takahashi, K., Morikawa, K., Pujawan, I. N., & Santosa, B. (2011). Managing sales return in dual sales channel : its product substitution and return channel analysis. International Journal Industrial and System Engineering, 9,

6 6

Penetapan Harga pada Dual Channel Supply Chain untuk Mengatur Tingkat Proporsi Demand Antar Channel

Penetapan Harga pada Dual Channel Supply Chain untuk Mengatur Tingkat Proporsi Demand Antar Channel JURNAL TEKNIK, (2014) 1-6 1 Penetapan Harga pada Dual Channel Supply Chain untuk Mengatur Tingkat Proporsi Demand Antar Channel Putri Hensky Ani, Erwin Widodo Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi

Lebih terperinci

ANALISIS PENETAPAN DISKON DALAM DUAL CHANNEL SUPPLY CHAIN (Studi Kasus PT. INDOPROM INDONESIA Cabang Surabaya)

ANALISIS PENETAPAN DISKON DALAM DUAL CHANNEL SUPPLY CHAIN (Studi Kasus PT. INDOPROM INDONESIA Cabang Surabaya) 1 ANALISIS PENETAPAN DISKON DALAM DUAL CHANNEL SUPPLY CHAIN (Studi Kasus PT. INDOPROM INDONESIA Cabang Surabaya) Afrida Karina Savira; Erwin Widodo Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

Pengaruh Intensitas Marketing Terhadap Profitabilitas Dual Channel Supply Chain

Pengaruh Intensitas Marketing Terhadap Profitabilitas Dual Channel Supply Chain Pengaruh Intensitas Marketing Terhadap Profitabilitas Dual Channel Supply Chain Karina Rizky Ismantia 2510100100 Dosen Pembimbing: Erwin Widodo BAB I Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Manfaat Ruang

Lebih terperinci

Sidang Tugas Akhir Dela Safitri Kartikaningtyas Pembimbing : Erwin Widodo, Dr.Eng. Ko-Pembimbing : Dody Hartanto, M.T.

Sidang Tugas Akhir Dela Safitri Kartikaningtyas Pembimbing : Erwin Widodo, Dr.Eng. Ko-Pembimbing : Dody Hartanto, M.T. Sidang Tugas Akhir Dela Safitri Kartikaningtyas 2510100118 Pembimbing : Erwin Widodo, Dr.Eng. Ko-Pembimbing : Dody Hartanto, M.T. JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI

Lebih terperinci

dalam Penetapan Harga antar Channel dalam Dual Channel S upply Chain

dalam Penetapan Harga antar Channel dalam Dual Channel S upply Chain Analisis Peranan Inspeksi Sebelum Membeli dalam Penetapan Harga antar Channel dalam Dual Channel S upply Chain PENELITI : Kanya Suhita Nadia NRP : 2509.100.015 DOSEN PEMBIMBING : Erwin Widodo, Dr.Eng.

Lebih terperinci

Oleh: AFRIDA KARINA SAVIRA ( ) Dosen Pembimbing: ERWIN WIDODO, Dr. Eng. Studi Kasus: PT. Indoprom Indonesia Cabang SUrabaya

Oleh: AFRIDA KARINA SAVIRA ( ) Dosen Pembimbing: ERWIN WIDODO, Dr. Eng. Studi Kasus: PT. Indoprom Indonesia Cabang SUrabaya Oleh: AFRIDA KARINA SAVIRA (2510100149) Dosen Pembimbing: ERWIN WIDODO, Dr. Eng Studi Kasus: PT. Indoprom Indonesia Cabang SUrabaya 1 2 3 4 5 6 Pendahuluan Tinjauan Pustaka Metodologi Penelitian Pengembangan

Lebih terperinci

BAB 4 BREAK - EVEN POINT DALAM UNIT DAN DOLAR PENJUALAN

BAB 4 BREAK - EVEN POINT DALAM UNIT DAN DOLAR PENJUALAN BAB 4 BREAK - EVEN POINT DALAM UNIT DAN DOLAR PENJUALAN Biaya - volume-profit ( CVP ) analisis memperkirakan bagaimana perubahan biaya ( baik variabel dan tetap ), volume penjualan, dan harga mempengaruhi

Lebih terperinci

PENGARUH EXTENDED WARRANTY DARI RETAILER TERHADAP PERFORMANSI SUPPLY CHAIN

PENGARUH EXTENDED WARRANTY DARI RETAILER TERHADAP PERFORMANSI SUPPLY CHAIN PENGARUH EXTENDED WARRANTY DARI RETAILER TERHADAP PERFORMANSI SUPPLY CHAIN Bagus Naufal Fitroni ), Imam Baihaqi ) dan Nani Kurniati 3) 1) Program Studi Magister Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

DYNAMIC PRICING PAKET UMRAH DALAM STRUKTUR DUAL SALES CHANNEL

DYNAMIC PRICING PAKET UMRAH DALAM STRUKTUR DUAL SALES CHANNEL DYNAMIC PRICING PAKET UMRAH DALAM STRUKTUR DUAL SALES CHANNEL Ken Widyaningtyas Hutomo, Erwin Widodo Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Kampus ITS Sukolilo Surabaya

Lebih terperinci

Optimasi Multi-Objective pada Pemilihan Portofolio dengan Metode Nadir Compromise Programming

Optimasi Multi-Objective pada Pemilihan Portofolio dengan Metode Nadir Compromise Programming JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (13) 2337-35 (2301-928X Print) 1 Optimasi Multi-Objective pada Pemilihan Portofolio dengan Metode Nadir Compromise Programming Ema Rahmawati dan Subchan. Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring semakin pesatnya perkembangan teknologi informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring semakin pesatnya perkembangan teknologi informasi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring semakin pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini, dunia korespondensi bisnis pun terkena imbasnya. Dan kini seseorang dengan

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN PAIRWISE REVENUE SHARING CONTRACT DENGAN SPANNING REVENUE SHARING CONTRACT PADA MULTI ECHELON SUPPLY CHAIN

ANALISIS PERBANDINGAN PAIRWISE REVENUE SHARING CONTRACT DENGAN SPANNING REVENUE SHARING CONTRACT PADA MULTI ECHELON SUPPLY CHAIN ANALISIS PERBANDINGAN PAIRWISE REVENUE SHARING CONTRACT DENGAN SPANNING REVENUE SHARING CONTRACT PADA MULTI ECHELON SUPPLY CHAIN Rescha Dwi A. Putri 1, *), Ahmad Rusdiansyah 2) dan Naning A. Wessiani 3)

Lebih terperinci

PENINGKATAN MANFAAT GEDUNG DITINJAU DARI HARGA SEWA TERHADAP GEDUNG EKS KANTOR DEPSOS PEMERINTAH PROVINSI JAMBI

PENINGKATAN MANFAAT GEDUNG DITINJAU DARI HARGA SEWA TERHADAP GEDUNG EKS KANTOR DEPSOS PEMERINTAH PROVINSI JAMBI PENINGKATAN MANFAAT GEDUNG DITINJAU DARI HARGA SEWA TERHADAP GEDUNG EKS KANTOR DEPSOS PEMERINTAH PROVINSI JAMBI Maidison, Christiono Utomo dan Rianto B. Adihardjo Laboratorium Manajemen Konstruksi Jurusan

Lebih terperinci

OPTIMALISASI JADWAL KUNJUNGAN EKSEKUTIF PEMASARAN DENGAN GOAL PROGRAMMING

OPTIMALISASI JADWAL KUNJUNGAN EKSEKUTIF PEMASARAN DENGAN GOAL PROGRAMMING OPTIMALISASI JADWAL KUNJUNGAN EKSEKUTIF PEMASARAN DENGAN GOAL PROGRAMMING Abstrak Oleh : Sintha Yuli Puspandari 1206 100 054 Dosen Pembimbing : Drs. Sulistiyo, M.T Jurusan Matematika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

Kata Kunci : Data Envelopment Analysis, Technical Efficiency, Scale Effficiency

Kata Kunci : Data Envelopment Analysis, Technical Efficiency, Scale Effficiency PENGUKURAN EFISIENSI JASA PELAYANAN STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (Studi Kasus : SPBU G, SPBU K, SPBU S, SPBU J) Moses L. Singgih dan Viki Chandra

Lebih terperinci

PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING

PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING Akhmad Rusli 1, *), dan Udisubakti Ciptomulyono 2) 1, 2) Program

Lebih terperinci

Tugas Akhir KAJIAN PEMILIHAN STUKTUR DUA RANTAI PASOK YANG BERSAING UNTUK STRATEGI PERBAIKAN KUALITAS

Tugas Akhir KAJIAN PEMILIHAN STUKTUR DUA RANTAI PASOK YANG BERSAING UNTUK STRATEGI PERBAIKAN KUALITAS Tugas Akhir KAJIAN PEMILIHAN STUKTUR DUA RANTAI PASOK YANG BERSAING UNTUK STRATEGI PERBAIKAN KUALITAS Oleh : Ika Norma Kharismawati 1208 100 041 Dosen Pembimbing : 1. Dra. Laksmi Prita W, M.Si 2. Drs.

Lebih terperinci

Pemodelan Rencana Promosi dan Kebijakan Persediaan untuk Mendapatkan Profit Sharing Supply Chain yang Optimal

Pemodelan Rencana Promosi dan Kebijakan Persediaan untuk Mendapatkan Profit Sharing Supply Chain yang Optimal Pemodelan Rencana Promosi dan Kebijakan Persediaan untuk Mendapatkan Profit Sharing Supply Chain yang Optimal Wahyu Bagus Anshori, I Nyoman Pujawan, dan Imam Baihaqi. Teknik Industri, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

OPTIMASI TIPE RUMAH PADA PERUMAHAN SEDERHANA UNTUK KEUNTUNGAN MAKSIMAL PENGEMBANG PERUMAHAN

OPTIMASI TIPE RUMAH PADA PERUMAHAN SEDERHANA UNTUK KEUNTUNGAN MAKSIMAL PENGEMBANG PERUMAHAN OPTIMASI TIPE RUMAH PADA PERUMAHAN SEDERHANA UNTUK KEUNTUNGAN MAKSIMAL PENGEMBANG PERUMAHAN Irinda Windyanti 1, Christiono Utomo 2) dan Purwanita Setianti 3) Jurusan Arsitektur, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Telekomunikasi merupakan bagian yang penting di dalam kehidupan manusia dan tak bisa terlepas dari kehidupan sehari-hari. Handphone menjadi salah satu sarana

Lebih terperinci

PERKIRAAN SELANG KEPERCAYAAN UNTUK PARAMETER PROPORSI PADA DISTRIBUSI BINOMIAL

PERKIRAAN SELANG KEPERCAYAAN UNTUK PARAMETER PROPORSI PADA DISTRIBUSI BINOMIAL PERKIRAAN SELANG KEPERCAYAAN UNTUK PARAMETER PROPORSI PADA DISTRIBUSI BINOMIAL Jainal, Nur Salam, Dewi Sri Susanti Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lambung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. barang dan jasa-jasa dari produsen ke konsumen (Mursyid, 2006:26). Marketing

BAB 1 PENDAHULUAN. barang dan jasa-jasa dari produsen ke konsumen (Mursyid, 2006:26). Marketing BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemasaran (marketing) adalah suatu proses perpindahan barang atau jasa dari tangan produsen ke tangan konsumen. Atau dapat dikatakan pula bahwa pemasaran adalah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. glide/refleksi geser, grup simetri, frieze group, graphical user interface (GUI) dijelaskan mengenai operasi biner.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. glide/refleksi geser, grup simetri, frieze group, graphical user interface (GUI) dijelaskan mengenai operasi biner. BAB II KAJIAN PUSTAKA Secara umum, pada bab ini membahas mengenai kajian teori yang digunakan dalam penelitian yaitu, grup, transformasi, translasi, refleksi, rotasi, glide/refleksi geser, grup simetri,

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (23) -6 Pengendalian Rasio Bahan Bakar dan Udara Pada Boiler Menggunakan Metode Kontrol Optimal Linier Quadratic Regulator (LQR) Virtu Adila, Rusdhianto Effendie AK, Eka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era modern sekarang ini dengan biaya hidup yang semakin meningkat,

BAB I PENDAHULUAN. Pada era modern sekarang ini dengan biaya hidup yang semakin meningkat, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era modern sekarang ini dengan biaya hidup yang semakin meningkat, berakibat beberapa perusahaan mengalami peningkatan biaya pendistribusian produk. Pendistribusian

Lebih terperinci

Soal 1: Alinemen Horisontal Tikungan Tipe S-S

Soal 1: Alinemen Horisontal Tikungan Tipe S-S (Oct 5, 01) Soal 1: Alinemen Horisontal Tikungan Tipe S-S Suatu tikungan mempunyai data dasar sbb: Kecepatan Rencana (V R ) : 40 km/jam Kemiringan melintang maksimum (e max ) : 10 % Kemiringan melintang

Lebih terperinci

PREDIKSI PERFORMA LINEAR ENGINE BERSILINDER TUNGGAL SISTEM PEGAS HASIL MODIFIKASI DARI MESIN KONVENSIONAL YAMAHA RS 100CC

PREDIKSI PERFORMA LINEAR ENGINE BERSILINDER TUNGGAL SISTEM PEGAS HASIL MODIFIKASI DARI MESIN KONVENSIONAL YAMAHA RS 100CC PREDIKSI PERFORMA LINEAR ENGINE BERSILINDER TUNGGAL SISTEM PEGAS HASIL MODIFIKASI DARI MESIN KONVENSIONAL YAMAHA RS 100CC Fakka Kodrat Tulloh, Aguk Zuhdi Muhammad Fathallah dan Semin. Jurusan Teknik Sistem

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Produksi

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Produksi BAB 2 LANDASAN TEORI 21 Perencanaan Produksi Produksi yang dalam bahasa inggris disebut production adalah keseluruhan proses yang dilakukan untuk menghasilkan produk atau jasa Produk yang dihasilkan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1. PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman seperti sekarang dengan ilmu teknologi di dunia yang berkembang pesat maka hampir semua masyarakat mengikuti dan menggunakan teknologi yang

Lebih terperinci

PENGENALAN E-COMMERCE

PENGENALAN E-COMMERCE BAB PENGENALAN E-COMMERCE TUJUAN: 1. Praktikan mengetahui peran E-commerce dalam bisnis modern 2. Praktikan bisa mendefinisikan arti E-Commerce 3. Praktikan dapat memahami manfaat E-Commerce 1.1. Mengapa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. manusia akan kendaraan sangat penting artinya terhadap kegiatan masyarakat

I. PENDAHULUAN. manusia akan kendaraan sangat penting artinya terhadap kegiatan masyarakat I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri kendaraan bermotor merupakan salah satu industri yang sangat pesat perkembangannya di dunia termasuk di Indonesia. Ini disebabkan kebutuhan manusia akan kendaraan

Lebih terperinci

Soal 1: Alinemen Horisontal Tikungan Tipe S-C-S

Soal 1: Alinemen Horisontal Tikungan Tipe S-C-S (Oct 4, 01) Soal 1: Alinemen Horisontal Tikungan Tipe S-C-S Suatu tikungan mempunyai data dasar sbb: Kecepatan Rencana (V R ) : 40 km/jam Kemiringan melintang maksimum (e max ) : 10 % Kemiringan melintang

Lebih terperinci

BAB V ULASAN KARYA PERANCANGAN. Dalam tahap pembuatan nya terbagi menjadi 3 bagian, yaitu:

BAB V ULASAN KARYA PERANCANGAN. Dalam tahap pembuatan nya terbagi menjadi 3 bagian, yaitu: BAB V ULASAN KARYA PERANCANGAN PROSES PERANCANGAN Dalam tahap pembuatan nya terbagi menjadi 3 bagian, yaitu: a. Pra Produksi 1) Pengumpulan Data Mengumpulkan data-data yang mendukung terwujudnya karya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. aktivitas promosi Starseeker Clothing Bandung serta mangacu pada apa yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. aktivitas promosi Starseeker Clothing Bandung serta mangacu pada apa yang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan data-data dari hasil penelitian yang penulis peroleh mengenai aktivitas promosi Starseeker Clothing Bandung serta mangacu pada apa yang telah dikemukakan

Lebih terperinci

Pengembangan Model Vendor Managed Inventory dengan Mempertimbangkan Ketidakpastian Leadtime yang Memaksimasi Service Level Jonathan Rezky, Carles Sitompul Jurusan Teknik Industri, Universitas Katolik Parahyangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL YANG DIPEROLEH

BAB IV HASIL YANG DIPEROLEH BAB IV : HASIL YANG DIPEROLEH 25 BAB IV HASIL YANG DIPEROLEH Model yang telah diturunkan pada bab 3, selanjutnya akan dianalisis dengan menggunakan MATLAB 7.0 untuk mendapatkan hasil numerik. 4.1 Simulasi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh selama pengerjaan tugas akhir serta saran perbaikan yang dapat dilakukan untuk penelitian lanjutan. 5.1 Kesimpulan Dari penelitian tugas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Produk Menurut Daryanto (2011:49) produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan atau dikonsumsi dan

Lebih terperinci

PERANCANGAN KONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI PRODUK BISKUIT MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA (Studi Kasus: PT. EP)

PERANCANGAN KONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI PRODUK BISKUIT MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA (Studi Kasus: PT. EP) PERANCANGAN KONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI PRODUK BISKUIT MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA (Studi Kasus: PT. EP) Rezki Susan Ardyati dan Dida D. Damayanti Program Studi Teknik Industri Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. pengembangan sistem yang menggunakan metode SDLC (System Development

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. pengembangan sistem yang menggunakan metode SDLC (System Development BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN A. Implementasi Implementasi adalah suatu proses penerapan rancangan program yang telah dibuat kedalam sebuah pemrograman sesuai dengan rencana yang telah di rancang sebelumnya

Lebih terperinci

Jurnal Matematika Murni dan Terapan Epsilon Juni 2014 Vol. 8 No. 1 METODE KARMARKAR SEBAGAI ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH PEMROGRAMAN LINEAR

Jurnal Matematika Murni dan Terapan Epsilon Juni 2014 Vol. 8 No. 1 METODE KARMARKAR SEBAGAI ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH PEMROGRAMAN LINEAR Jurnal Matematika Murni dan Terapan Epsilon Juni 204 Vol. 8 No. METODE KARMARKAR SEBAGAI ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH PEMROGRAMAN LINEAR Bayu Prihandono, Meilyna Habibullah, Evi Noviani Program Studi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Sumanth (1984) dalam bukunya menjelaskan bahwa efisiensi berhubungan dengan seberapa baik kita menggunakan sumber daya yang ada untuk mendapatkan suatu hasil. Secara matematis efisiensi

Lebih terperinci

Pemasar dapat menawarkan lebih banyak produk dan jasa dari sebelumnya. Pemasar dapat mengumpulkan informasi mengenai konsumennya dengan lebih cepat

Pemasar dapat menawarkan lebih banyak produk dan jasa dari sebelumnya. Pemasar dapat mengumpulkan informasi mengenai konsumennya dengan lebih cepat DIGITAL MARKETING Pendahuluan Teknologi saat ini telah mulai berubah atau berkembang dari offline menjadi online Konsumen lebih aktif mencari apa yang diinginkan menggunakan media online Konsumen dapat

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PENENTUAN HARGA DINAMIS PRODUK AGRO- PERISHABLE MEMPERTIMBANGKAN PENURUNAN KUALITAS, TINGKAT PERMINTAAN, SERTA PREFERENSI PEMBELI

PENGEMBANGAN MODEL PENENTUAN HARGA DINAMIS PRODUK AGRO- PERISHABLE MEMPERTIMBANGKAN PENURUNAN KUALITAS, TINGKAT PERMINTAAN, SERTA PREFERENSI PEMBELI PENGEMBANGAN MODEL PENENTUAN HARGA DINAMIS PRODUK AGRO- PERISHABLE MEMPERTIMBANGKAN PENURUNAN KUALITAS, TINGKAT PERMINTAAN, SERTA PREFERENSI PEMBELI Putu Eka Udiyani Putri, Ahmad Rusdiansyah Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ponsel pintar. Menurut Brahima Sanou, Direktur Biro Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. ponsel pintar. Menurut Brahima Sanou, Direktur Biro Pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan persaingan antar perusahaan di era globalisasi ini semakin kuat, hal ini memicu perusahaan untuk terus memajukan strategi dan inovasinya. Persaingan bisnis

Lebih terperinci

MODEL PERSEDIAAN PEMASOK-PEMBELI DENGAN PRODUK CACAT DAN KECEPATAN PRODUKSI TERKONTROL

MODEL PERSEDIAAN PEMASOK-PEMBELI DENGAN PRODUK CACAT DAN KECEPATAN PRODUKSI TERKONTROL MODEL PERSEDIAAN PEMASOK-PEMBELI DENGAN PRODUK CACAT DAN KECEPATAN PRODUKSI TERKONTROL Nelita Putri Sejati, Wakhid Ahmad Jauhari, dan Cucuk Nur Rosyidi Jurusan Teknik Industri - Universitas Sebelas Maret

Lebih terperinci

PEMILIHAN KEBIJAKAN SISTEM PENGGANTIAN SPARE PART PADA PERUSAHAAN CONSUMER GOOD DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI

PEMILIHAN KEBIJAKAN SISTEM PENGGANTIAN SPARE PART PADA PERUSAHAAN CONSUMER GOOD DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI PEMILIHAN KEBIJAKAN SISTEM PENGGANTIAN SPARE PART PADA PERUSAHAAN CONSUMER GOOD DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI Asep dan Abdulah Shahab Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi

Lebih terperinci

PEMBAHASAN TES KEMAMPUAN DASAR SAINS DAN TEKNOLOGI SBMPTN 2013 KODE 431

PEMBAHASAN TES KEMAMPUAN DASAR SAINS DAN TEKNOLOGI SBMPTN 2013 KODE 431 PEMBAHASAN TES KEMAMPUAN DASAR SAINS DAN TEKNOLOGI SBMPTN 203 KODE 43. Persamaan lingkaran dengan pusat (,) dan menyinggung garis 3xx 4yy + 2 0 adalah Sebelum menentukan persamaan lingkarannya, kita tentukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Setiap perusahaan, baik itu perusahaan jasa ataupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaan, pengusaha akan dihadapkan pada resiko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis saat ini semakin dinamis, kompleks, dan tidak pasti

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis saat ini semakin dinamis, kompleks, dan tidak pasti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis saat ini semakin dinamis, kompleks, dan tidak pasti sehingga memacu para pengelola perusahaan untuk dapat berpikir secara kreatif, inovatif

Lebih terperinci

OPTIMASI PROGRAM LINIER PECAHAN DENGAN FUNGSI TUJUAN BERKOEFISIEN INTERVAL

OPTIMASI PROGRAM LINIER PECAHAN DENGAN FUNGSI TUJUAN BERKOEFISIEN INTERVAL Saintia Matematika Vol. XX, No. XX (XXXX), pp. 17 24. OPTIMASI PROGRAM LINIER PECAHAN DENGAN FUNGSI TUJUAN BERKOEFISIEN INTERVAL M Khahfi Zuhanda, Syawaluddin, Esther S M Nababan Abstrak. Beberapa tahun

Lebih terperinci

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., MA. Pertemuan 9:Pemanfaatan Analitik pada Aktivitas Pemasaran

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., MA. Pertemuan 9:Pemanfaatan Analitik pada Aktivitas Pemasaran Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., MA. Pemanfaatan analitik pada aktivitas pemasaran dapat mendukung proses pembuatan keputusan yang lebih baik di berbagai kanal. Dalam memacu peningkatan profit dan loyalitas

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN OBAT-OBATAN PADA INSTALASI FARMASI DI INTERNAL RUMAH SAKIT

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN OBAT-OBATAN PADA INSTALASI FARMASI DI INTERNAL RUMAH SAKIT PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN OBAT-OBATAN PADA INSTALASI FARMASI DI INTERNAL RUMAH SAKIT Prita Meilanitasari 1), Iwan Vanany 2), dan Erwin Widodo 3) 1) Logistik dan Manajemen Rantai Pasok, Jurusan Teknik

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Teori Produksi Produksi adalah suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil keluaran (output) yang berupa

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini dibahas mengenai langkah-langkah yang dilakukan untuk menguji kerja daya sisip dari citra terhadap pesan menggunakan kecocokan nilai warna terhadap pesan berbahasa

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pembahasan mengenai kinerja keuangan PT.XYZ

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pembahasan mengenai kinerja keuangan PT.XYZ 123 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan mengenai kinerja keuangan PT.XYZ selama periode 2003 2005, penulis berkesimpulan sebagai berikut : 1. Kinerja keuangan PT.XYZ dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang membayar harga barang yang dijual. Faktor offline store atau toko

BAB I PENDAHULUAN. yang membayar harga barang yang dijual. Faktor offline store atau toko BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia tidak akan lepas dari transaksi jual beli sehingga pasar-pasar semakin lama menjadi lebih besar. Jual beli adalah persetujuan saling mengikat antara penjual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya di dunia termasuk di Indonesia. Ini disebabkan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya di dunia termasuk di Indonesia. Ini disebabkan kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Industri kendaraan bermotor merupakan industri yang sangat cepat perkembangannya di dunia termasuk di Indonesia. Ini disebabkan kebutuhan manusia akan kendaraan

Lebih terperinci

MODEL PERSEDIAAN CLOSED-LOOP SUPPLY CHAIN (CLSC ) DENGAN REMAUFACTURING, REFURBISHING, DAN MANAJEMEN PRODUK KEDALUWARSA

MODEL PERSEDIAAN CLOSED-LOOP SUPPLY CHAIN (CLSC ) DENGAN REMAUFACTURING, REFURBISHING, DAN MANAJEMEN PRODUK KEDALUWARSA MODEL PERSEDIAAN CLOSED-LOOP SUPPLY CHAIN (CLSC ) DENGAN REMAUFACTURING, REFURBISHING, DAN MANAJEMEN PRODUK KEDALUWARSA Alexander Yonathan Christy, Dewi Retno Sari Saputro, dan Wakhid Ahmad Jauhari Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang sangat pesat mengakibatkan adanya peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang sangat pesat mengakibatkan adanya peningkatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang sangat pesat mengakibatkan adanya peningkatan globalisasi di bidang teknologi informasi. Dimana informasi dapat diketahui secara cepat.

Lebih terperinci

Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ.

Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ http://adamjulian.web.unej.ac.id/ A. Supply Chain Proses distribusi produk Tujuan untuk menciptakan produk yang tepat harga, tepat kuantitas, tepat kualitas, tepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menonjol dan berperan penting dalam komunikasi. Melalui internet setiap

BAB I PENDAHULUAN. menonjol dan berperan penting dalam komunikasi. Melalui internet setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini kemajuan teknologi berada pada tingkat perkembangan yang pesat. Dari teknologi yang ada, perkembangan teknologi internet yang paling menonjol dan berperan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipastikan terisolasi dari lingkungan sekitarnya.harold D. Lasswell dalam

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipastikan terisolasi dari lingkungan sekitarnya.harold D. Lasswell dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan satu hal yang wajib untuk dilakukan manusia dalam kehidupannya sehari-hari. Selama hampir dua puluh empat jam, manusia berkomunikasi dengan sesamanya

Lebih terperinci

ANALISA CO-CHANNEL INTERFERENCE RATIO (CCIR) PADA SISTEM KOMUNIKASI SELULER MENGGUNAKAN ANTENA OMNI-DIREKSIONAL PADA DAERAH URBAN DAN SUB-URBAN

ANALISA CO-CHANNEL INTERFERENCE RATIO (CCIR) PADA SISTEM KOMUNIKASI SELULER MENGGUNAKAN ANTENA OMNI-DIREKSIONAL PADA DAERAH URBAN DAN SUB-URBAN ANALISA O-HANNEL INTEFEENE ATIO (I) PADA SISTEM KOMUNIKASI SELULE MENGGUNAKAN ANTENA OMNI-DIEKSIONAL PADA DAEAH UBAN DAN SUB-UBAN Windy Transka Budy, Ari Wijayanti, Hani ah Mahmudah Jurusan Teknik Telekomunka

Lebih terperinci

PENENTUAN JALUR TERPENDEK PADA APLIKASI OJEK ONLINE GO-JEK DENGAN PROBABILISTIC NEURAL NETWORK (PNN) DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO)

PENENTUAN JALUR TERPENDEK PADA APLIKASI OJEK ONLINE GO-JEK DENGAN PROBABILISTIC NEURAL NETWORK (PNN) DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO) PENENTUAN JALUR TERPENDEK PADA APLIKASI OJEK ONLINE GO-JEK DENGAN PROBABILISTIC NEURAL NETWORK (PNN) DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION (PSO) Levina Fitri Rahmawati, Isnandar Slamet, dan Diari Indriati Program

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi yang pesat turut mempengaruhi dunia bisnis.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi yang pesat turut mempengaruhi dunia bisnis. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang pesat turut mempengaruhi dunia bisnis. Teknologi membuat kehidupan dan dunia bisnis menjadi lebih cepat dan efisien. Salah satu

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol.1, No. 1, (2013) 1-6 II. URAIAN PENELITIAN

JURNAL TEKNIK POMITS Vol.1, No. 1, (2013) 1-6 II. URAIAN PENELITIAN JURNAL TEKNIK POMITS Vol.1, No. 1, (013) 1-6 PENERAPAN METODE GOAL PROGRAMMING UNTUK PERENCANAAN PRODUKSI PADA PRODUK OLAHAN TEBU (STUDI KASUS: PG. XXX, JAWA TIMUR) Pupy Ajiningtyas, Suhud Wahyudi, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia sehari-hari. Segala interaksi yang terjadi merupakan hasil dari

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia sehari-hari. Segala interaksi yang terjadi merupakan hasil dari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi merupakan salah satu kegiatan yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia sehari-hari. Segala interaksi yang terjadi merupakan hasil dari komunikasi

Lebih terperinci

Mata Kuliah - Media Planning & Buying

Mata Kuliah - Media Planning & Buying Mata Kuliah - Media Planning & Buying Modul ke: Marketing Information System & AC Nielsen Fakultas FIKOM Ardhariksa Z, M.Med.Kom Program Studi Marketing Communication and Advertising www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

2 dan minat sehingga dituntut analisis penjualan layanan-layanan yang memudahkan konsumen untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Salah satu aspek

2 dan minat sehingga dituntut analisis penjualan layanan-layanan yang memudahkan konsumen untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Salah satu aspek 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aplikasi perangkat lunak komputer dan internet telah berkembang pesat pada dasawarsa ini, demikian pula dengan aplikasi web dan browser internet maupun intranet.

Lebih terperinci

PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN PENDEKATAN POSSIBILITY FUZZY MULTI-OBJECTIVE PROGRAMMING

PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN PENDEKATAN POSSIBILITY FUZZY MULTI-OBJECTIVE PROGRAMMING PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN PENDEKATAN POSSIBILITY FUZZY MULTI-OBJECTIVE PROGRAMMING Oleh : Heny Nurhidayanti 1206 100 059 Dosen Pembimbing : Drs. Sulistiyo, MT Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. senang menggunakan pakaian yang bermotif batik baik digunakan saat santai, kuliah

BAB I PENDAHULUAN. senang menggunakan pakaian yang bermotif batik baik digunakan saat santai, kuliah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini menuntut untuk ikut dalam arus persaingan global, terutama dalam dunia bisnis. Hal ini sejalan dengan perkembangan

Lebih terperinci

BAB IV MATERI KERJA PRAKTEK

BAB IV MATERI KERJA PRAKTEK BAB IV MATERI KERJA PRAKTEK 4.1 Perancangan Desain layout iklan interaktif Cheesy Ria Pzza Hut Praktikan ditempatkan pada bagian desain grafis (Graphic Designer) lebih tepatnya junior designer. Selama

Lebih terperinci

OPTIMALISASI JADWAL KUNJUNGAN EKSEKUTIF PEMASARAN DENGAN GOAL PROGRAMMING

OPTIMALISASI JADWAL KUNJUNGAN EKSEKUTIF PEMASARAN DENGAN GOAL PROGRAMMING OPTIMALISASI JADWAL KUNJUNGAN EKSEKUTIF PEMASARAN DENGAN GOAL PROGRAMMING Oleh : Sintha Yuli Puspandari 1206 100 054 Dosen Pembimbing : Drs. Sulistiyo, M. T Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis Cost Volume Profit a. Pengertian Analisis Cost Volume Profit Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit analysis)

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No.1, (2017) ( X Print) A 6

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No.1, (2017) ( X Print) A 6 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No.1, (2017) 2337-3520 (2301-928X Print) A 6 Perbandingan Diagram Kontrol X Shewhart dan X VSSI (Variable Sample Size and Sampling Interval) dalam Pengendalian Kualitas

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Puyuh Bintang Tiga (PPBT) yang berlokasi di Jalan KH Abdul Hamid Km 3, Desa Situ Ilir Kecamatan Cibungbulang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Loyalitas pelanggan merupakan bagian penting bagi suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Loyalitas pelanggan merupakan bagian penting bagi suatu perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Loyalitas pelanggan merupakan bagian penting bagi suatu perusahaan karena memiliki peran untuk memberikan keuntungan finansial yang terusmenerus atau keuntungan jangka

Lebih terperinci

PEMANFAATAN E-COMMERCE DALAM DUNIA BISNIS

PEMANFAATAN E-COMMERCE DALAM DUNIA BISNIS PEMANFAATAN E-COMMERCE DALAM DUNIA BISNIS Disusun oleh : Nuri Budi Hangesti (13111027) PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA 2016 DAFTAR ISI A.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR GRAFIK DAFTAR LAMPIRAN

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR GRAFIK DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISI ABSTRACT... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR GRAFIK... xiv DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2

Lebih terperinci

BAB I PERANAN PEMASARAN DALAM ABAD 21

BAB I PERANAN PEMASARAN DALAM ABAD 21 BAB I PERANAN PEMASARAN DALAM ABAD 21 Ekonomi Baru Memperhatikan apa yang konsumen miliki hari ini dan tidak mereka miliki sebelumnya : Substansi meningkatkan kekuatan pembelian. Semakin banyak pilihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan Teknologi Internet (IT). Dengan internet pelaku bisnis tidak lagi

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan Teknologi Internet (IT). Dengan internet pelaku bisnis tidak lagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan di bidang teknologi, komputer, dan telekomunikasi mendukung perkembangan Teknologi Internet (IT). Dengan internet pelaku bisnis tidak lagi mengalami

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Matriks 2.1.1 Pengertian Matriks Matriks adalah susunan segi empat siku-siku dari bilangan bilangan. Bilanganbilangan dalam susunan tersebut dinamakan entri dalam matriks (Anton,

Lebih terperinci

ABSTRACT. Key words: Just In Time, Productivity, Profit, output, input, profit margin on sales. iii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Key words: Just In Time, Productivity, Profit, output, input, profit margin on sales. iii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT Company claimed to process delivery and business on schedule in order not to disappoint all consumer. Therefore, company have to earn to improve productivity by applying Just In Time system. Yardstick

Lebih terperinci

DISUSUN OLEH : MITA PERMATA JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA JENJANG STRATA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

DISUSUN OLEH : MITA PERMATA JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA JENJANG STRATA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STRATEGI MARKETING DALAM E-BUSINESS DISUSUN OLEH : MITA PERMATA 08.11.2313 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA JENJANG STRATA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 BAB 1

Lebih terperinci

ANALISA PENETAPAN HARGA JUAL UNIT RUMAH DI PERUMAHAN TAMAN TASIK MADU INDAH, MALANG.

ANALISA PENETAPAN HARGA JUAL UNIT RUMAH DI PERUMAHAN TAMAN TASIK MADU INDAH, MALANG. MAKALAH TUGAS AKHIR ANALISA PENETAPAN HARGA JUAL UNIT RUMAH DI PERUMAHAN TAMAN TASIK MADU INDAH, MALANG. Berlin Shelina Wardani 3107100011 Dosen Pembimbing: Christiono Utomo ST.,MT.,Ph.D JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Dan Waktu Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian Adapun yang menjadi obyek penelitian adalah Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM) dan Harga Saham pada PT.

Lebih terperinci

PEMASARAN HASIL PERTANIAN: Aplikasi Penawaran dan Permintaan

PEMASARAN HASIL PERTANIAN: Aplikasi Penawaran dan Permintaan SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT PEMASARAN HASIL PERTANIAN: Aplikasi Penawaran dan Permintaan Prof. Ir. Ratya Anindita, MSc., Ph.D. Lab. Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah modem. Modem merek Huawei termasuk dalam salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah modem. Modem merek Huawei termasuk dalam salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Huawei Tech Investment sebagai salah satu perusahaan bidang teknologi informasi yang berbasis di Cina berusaha selalu inovatif untuk menjawab tantangan dunia digital.

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Pembatasan Jaminan untuk Pembiayaan Terhadap Tingkat

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Pembatasan Jaminan untuk Pembiayaan Terhadap Tingkat BAB V PEMBAHASAN A. Pengaruh Pembatasan Jaminan untuk Pembiayaan Terhadap Tingkat Profitabilitas 1. Pembatasan Jaminan untuk Pembiayaan Terhadap Tingkat Return On Investment (ROI) Berdasarkan hasil pengujian

Lebih terperinci

Menyatukan Public Relations dan Marketing dengan Social Media

Menyatukan Public Relations dan Marketing dengan Social Media Menyatukan Public Relations dan Marketing dengan Social Media Detti Apriliani Garniti Fakultas Ekonomi dan Bisnis Asean Banking Finance and Informatics Institute Perbanas Jakarta, Indonesia detti.1307@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 4 RENCANA IMPLEMENTASI

BAB 4 RENCANA IMPLEMENTASI BAB 4 RENCANA IMPLEMENTASI Dari 8 (delapan) solusi bisnis yang ada, yaitu optimasi website, peraturan pemerintah yang harus dirubah, penambahan SDM, mengurangi tekanan persaingan di industri, melakukan

Lebih terperinci

a b Penawaran : Jumlah barang yang ditawarkan pada tingkat harga tertentu

a b Penawaran : Jumlah barang yang ditawarkan pada tingkat harga tertentu G. Aplikasi Fungsi dalam Bisnis dan Ekonomi. Permintaan (Demand) dan Penawaran (Supply) Permintaan : Sejumlah barang yang diminta konsumen pada tingkat harga tertentu. Hukum Permintaan (Demand): Apabila

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Analisis Jalur

BAB 2 LANDASAN TEORI Analisis Jalur BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Analisis Jalur Analisis jalur atau yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika yaitu Sewall Wright. Menurut Sarwono (2007:1)

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data di atas, kesimpulan dari analisis strategi yang

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data di atas, kesimpulan dari analisis strategi yang BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data di atas, kesimpulan dari analisis strategi yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Secara keseluruhan industri ini kurang

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rinadya Yoghurt yang berlokasi di Bukit Asri Ciomas Blok A5 No. 9, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

TUGAS CASE CANADA GOOSE

TUGAS CASE CANADA GOOSE TUGAS CASE CANADA GOOSE Kelompok 6 : Ade Lukito Hosea Suranta Ginting Martinus Manurung Mega Nur Innama Toga Sinaga PPM SCHOOL OF MANAGEMENT 2016 I Latar Belakang Canada Goose Inc merupakan perusahaan

Lebih terperinci

Teori permainan mula-mula dikembangkan oleh ilmuan Prancis bernama Emile Borel, secara umum digunakan untuk menyelesaikan masalah yang

Teori permainan mula-mula dikembangkan oleh ilmuan Prancis bernama Emile Borel, secara umum digunakan untuk menyelesaikan masalah yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Strategi Pemasaran Strategi pemasaran adalah pola pikir pemasaran yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pemasarannya. Strategi pemasaran berisi strategi spesifik untuk pasar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Dalam setiap perusahaan berusaha untuk menghasilkan nilai yang optimal dengan biaya tertentu yang dikeluarkannya. Proses penciptaan nilai yang optimal dapat

Lebih terperinci

BAB IV PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGOLAHAN DATA 4.1 Non-Hirarki Cluster (K-Means Cluster) 4.1.1 Print Output dan Analisa Output A. Initial Cluster Center Initial Cluster Centers Cluster 1 2 Kenyamanan 2 5 Kebersihan 3 5 Luas_Parkir

Lebih terperinci