Draf Laporan Akhir. Pengolahan Emas dengan Sianidasi Skala Pilot Plant

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Draf Laporan Akhir. Pengolahan Emas dengan Sianidasi Skala Pilot Plant"

Transkripsi

1 Draf Laporan Akhir Pengolahan Emas dengan Sianidasi Skala Pilot Plant Oleh Ir. Lili Tahli Dr. Siti Rochani, M.Sc. Ir. Trisna Soenara Leni Sulistiani Abdullah Yayan Hermana PUSLITBANG TEKNOLOGI MINERAL DAN BATU BARA 2009

2 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pembangunan pilot plant pengolahan bijih emas primer di sentra percontohan pengolahan mineral terpadu Cipatat sudah berjalan mulai tahun 2007 yaitu konstruksi bangunan dan konstruksi peralatan. Konstruksi bangunan dimulai pada Tahun Anggaran 2007 dan selesai pada tahun 2008, sedangkan konstruksi peralatan mulai Tahun Anggaran 2008 diharapkan tahun 2010 seluruh konstruksi peralatan utama maupun peralatan penunjang selesai dan siap untuk dilakukan uji coba sianidasi dan CIL adsorption. Pemasangan sebagian peralatan pada tahun anggaran 2008 yaitu; tangki sianidasi dua(2) buah, tangki carbon adsorption lima(5) buah, pembuatan pondasi pompa pasir, pemasangan crucible furnace, pemasangan electromotor tangki sianidasi, pemasangan electromotor tangki carbon adsorption, pemasangan impeller tangki sianidasi dan tangki carbon adsorption, pembuatan launder dari tangki 1 sampai tangki 7 serta pembuatan anjungan kontrol. Pada Tahun Anggaran 2009 peralatan yang dipasang sesuai dengan pengadaannya yaitu; Jaw crusher, belt conveyor, cone crusher (pengadaan TA.2006), ball mill,hidrocyclone, vibrating screen, kompressor, pompa pasir dan thickener serta instalasi listrik. Tahun Anggaran 2010 direncanakan masih tahap melengkapi peralatan dan sarana penunjang serta uji coba pendahuluan. Tahun Anggaran 2011 direncanakan bisa melakukan uji pengolahan emas dengan sianidasi secara kontinyu, yang selanjutnya direncanakan akan diteruskan dengan programprogram sosialisasi dan aplikasi. Metoda pengolahan emas yang saat ini banyak tersebar diterapkan di wilayah Indonesia masih berkisar dengan metoda amalgamasi dan konsentrasi gravity, dimana dengan metoda tersebut recovery emas masih rendah berkisar antara 50 % - 80 %, disamping itu pencemaran lingkungan masih susah terkendalikan. Oleh karena itu dalam rangka mengefektifkan proses pengolahan emas akan dicoba mengembangkan metoda sianidasi dan CIL adsorption untuk tujuan ikut berperan serta dalam menangani masalah pada penambangan-penambangan emas skala kecil sampai menengah. Disamping untuk ke arah UKM juga kearah usaha pertambangan emas skala besar yaitu untuk menjembatani dalam hal penanganan permasalahan proses (throuble solving) yang timbul selama proses produksi berjalan dan bisa juga untuk uji proses bijih emas dari berbagai lokasi eksplorasi sehingga bisa dijadikan pegangan untuk 1

3 pengembangan (development) penambangannya, sehingga dengan terwujudnya pilot plant pengolahan emas bisa bermanfaat secara nyata untuk usaha- usaha pertambangan emas. Pembangunan pilot plant dengan cara sianidasi dan CIL Adsorption dikembangkan untuk pengenalan terhadap usaha-usaha pertambangan emas skala kecil dan menengah dalam rangka meningkatkan recavery dan kapasitas produksi sehingga terwujud usaha pertambangan emas yang maju dan ramah lingkungan. 1.2 Perumusan Masalah Konstruksi peralatan pilot plant pengolahan emas di Cipatat pemasangannya dilakukan secara bertahap yaitu mulai Tahun Anggaran 2008 dan direncanakan selesai tahun Hal tersebut karena ketergantungan dari pengadaan peralatannya yang dilaksanakan tiap periode Tahun Anggaran sesuai pagu anggaran yang diberikan sampai dengan tahun Peralatan yang diadakan dan dipasang pada tahun 2009 yaitu, Jaw-crusher, Belt conveyor, Ball Mill, Thickener, Hidrocyclone, dan Vibrating screen, pompa pasir, kompressor dan pemasangan instalasi listrik. Pengadaan dan pemasangan peralatan tambahan lainnya serta peralatan penunjang akan dilanjutdan pada tahun 2010 yang diharapkan pada tahun tersebut didapat seluruh perangkat peralatan yang siap pakai sampai bisa dilakukan uji proses secara kontinyu sehingga dapat terwujud juga suatu prototype pengolahan emas yang akan bisa dijadikan percontohan bagi masyarakat pertambangan emas. 1.3 Ruang Lingkup Kegiatan Pengolahan emas dengan metoda sianidasi di Pilot Plant Pengolahan Mineral Terpadu di Cipatat untuk kegiatan uji coba proses dalam rangka ikut berkiprah dalam solusi proses pada Usaha Pertambangan Skala Kecil dan Menengah, serta untuk kajian penanganan masalah (Throuble Solving) di perusahaan-perusahaan besar langkah kegiatannya meliputi: Pengadaan peralatan Pemasangan instalasi listrik Pemasangan, alat cone crusher (pengadaan TA.2006) setting dan uji operasional alat cone crusher Pemasangan peralatan dari pengadaan TA

4 -Jaw crusher -Ball Mill -Thickener -Vibrating screen -Belt conveyor -Hydrocyclone Orientasi dan pengambilan conto bijih emas di lokasi DU.239/jabar-sukabumi Karakterisasi biji emas (kimia,fisika) Uji coba sianidasi di laboratorium Pembuatan laporan. Matrik pembangunan pilot plant pengolahan emas dengan proses sianidasi dan CIL Adsorption mulai TA sampai dengan 2011, seperti terlihat pada matrik dibawah ini : Pembangunan sebagian gedung pilot plant pengolahan emas 1.4 Maksud dan Tujuan - Penyelesaian pembangun an gedung pilot plant pengolahan emas - Pemasangan sebagian peralatan : tangki sianidasi 2 buah, tangki carbon adsorption 5 buah, pembuatan pondasi pompa pasir,pemasangan crucible furnace, pemasangan electromotor tangki sianidasi, pemasangan electromotor tangki carbon adsorption, pemasangan impeller tangki sianidasi dan tangki carbon adsorption, pembuatan launder dari tangki 1 sampai tangki 7 serta pembuatan anjungan kontrol Pemasangan sebagian peralatan : Jaw crusher, belt conveyor, cone crusher (pengadaan TA.2006),ball mill, hidrocyclone,vibrating screen, kompressor, pompa pasir dan thickener instalasi listrik serta - Pemasangan sebagian peralatan : ellution coloumb, elektrowinning, cyanide detrultion, tangki reangent NaCN, pompa NaCN, pompa karbon aktif. - Setting dan individual test peralatan - Uji pendahuluan sianidasi dan CIL Adsorption Maksud dari kegiatan Tahun Anggaran 2009 yaitu melakukan kegiatan pemasangan sebagian peralatan untuk keperluan proses pengolahan emas dengan cara Sianidasi dan CIL adsorption, sampai didapat peralatan yang siap pakai, sehingga dicapai tujuan untuk mendapatkan prototype proses pengolahan emas dengan metoda sianidasi dan CIL adsorption. - Uji kontinu sianidasi dan CIL Adsorption - Sosialisasi teknologi pengolahan emas dengan cara Sianidasi dan CIL adsorption - Mempelajari kendala proses pada usahausaha pertambangan emas skala besar untuk diteliti di pilot plant. 3

5 1.5 Sasaran Sasaran dari kegiatan Tahun Anggaran 2009 adalah terpasangnya sebagian peralatan untuk keperluan pengolahan emas dengan metode sianidasi dan CIL adsorption dan menjadikan Prototype Teknologi Pengolahan Emas dengan metode Sianidasi yang mengolah bijih emas primer berkadar minimum antara 5 g/t 10 g/t, recovery emas di atas 95 %, kapasitas antara 1-2 t/jam dan ramah lingkungan, sehingga bisa untuk melakukan uji proses pengolahan emas skala pilot plant terhadap bijih emas dari berbagai lokasi yang akan bermanfaat dalam penanganan kendala maupun pengembangan pada penambangan skala kecil dan menengah bahkan untuk ikut berkiprah dalam menangani masalah-masalah yang ada di perusahaan besar bahkan data penelitian proses juga bermanfaat untuk development penambangannya. 1.6 Lokasi Penelitian Kegiatan pembangunan pilot plant pengolahan emas dengan sianidasi dilakukan di Sentra percontohan pengolahan mineral terpadu Cipatat dan sample bijih emas yang di uji pengolahannya berasal dari sekitar daerah Jawa Barat terutama yang telah dilakukan orientasi kondisi dan karakternya. Peta lokasi pembangunan pilot plant untuk penelitian pengolahan emas dapat dilihat pada Gambar

6 Gambar.1.1. Peta lokasi pembanmgunan pilot plant pengolahan emas dengan sianidasi. 5

7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan umum Teknologi pengolahan bijih emas ada berbagai metoda diantaranya proses-proses; Amalgamasi, konsentrasi gravity, flotasi, dan sianidasi atau bisa juga kombinasi dari metoda-metoda tersebut di atas. Di dalam memilih metoda pengolahan emas banyak faktor yang mempengaruhinya seperti; Jenis bijih emas, kadar emas perak, jenis dan kandungan mineral lainnya, persen liberasi, ukuran dan bentuk butiran emas dan lain sebagainya. Untuk mengetahui faktorfaktor tersebut di atas diperlukan pemeriksaan bahan baku bijih emas, selanjutnya bisa menentukan metoda apa yang akan digunakan seperti metoda sianidasi akan lebih efektip diterapkan terhadap bijih emas yang mempunyai karakter, jenis bijih oksida, kadar emas minimum antara 5 g/t- 10 g/t, ukuran butiran emas halus dan terliberasi minimum 92,0 % fraksi 200 mesh. Keuntungan dengan metoda ini adalah recovery emas dan kapasitas produksinya lebih besar dibanding metoda-metoda lainnya yang disebutkan di atas. Metoda sianidasi yang akan diterapkan di sentra percontohan pengolahan mineral terpadu Cipatat direncanakan akan melalui route peralatan; Jaw crusher, belt conveyor, cone crusher, Ball Mill, Sand pump, Hidrocyclone, Vibrating screen, tangki sianidasi, tangki adsorption, elution coulomb, electrowinning, crucible furnace dan thickener. Kegunaan dari peralatan-peralatan tersebut yaitu: a.jaw crusher Berguna untuk alat pemecah bijih emas tahap pertama yang pemecahannya berdasarkan gaya compression dan gaya impact,sehingga akan didapat ukuran bijih berkisar antara 1,5 cm 2,5 cm. b. Belt conveyor Digunakan untuk alat trasfortasi bijih emas yaitu untuk pengumpanan dari stock file ke jaw crusher, dari jaw crusher kea lat cone crusher, dari cone crusher ke Ball Mill.Prinsip kerja alat ini yaitu berupa ban bergerak berputar berdasarkan putaran pully dan roll dengan penggerak electromotor. keuntungan memakai belt conveyor adalah pengumpanan bijih relatif konstan dan kontinyu. c. Cone crusher 6

8 Adalah untuk pemecahan bijih emas tahap ke dua sampai didapat ukuran antara 0,5 cm 1,0 cm,pemecahan terjadi karena gaya gesek antara cone yang bergerak dengan cone yang diam. d. Ball Mill Alat ini berguna sebagai alat penggiling (milling) bijih emas dari fragmen kasar menjadi fragmen halus sampai dicapai liberasi butiran emas dari mineral-mineral ikutannya.umpan Ball Mill berasal dari produk cone crusher,penggilingan yang terjadi adalah akibat dari putaran Ball Mill sehingga bola-bola baja (grinding ball) yang ada di dalamnya ikut berputar dan menimbulkan gaya gesek dan gaya kikis dari grinding Ball dengan bijih emas yang diumpankan. Produk yang dihasilkan adalah material halus yang dilanjutkan dengan proses klasifikasi pada alat Hydrocyclone. e. Sand pump berguna untuk memompa material hasil giling dengan Ball Mill sebagai umpan klasifikasi pada alat Hidrocyclone. f. Hidrocyclone Adalah untuk memisahkan material kasar dan material halus hasil penggilingan dari Ball Mill dimana material kasar sebagai Under flow cyclone disirkulasikan kembali kedalam Ball Mill dan untuk produk halus sebagai Over flow cyclone Langsung di alirkan kedalam vibrating screen. e.vibrating screen Berguna untuk mengayak material halus (over flow cyclone) dengan ayakan getar sehingga didapat bijih emas dengan ukuran butiran 200 mesh langsung di alirkan ke dalam tangki sianidasi dan yang berukuran mesh dimasukkan kembali kedalam Ball Mill untuk digiling kembali. f. Tangki sianidasi Tangki ini adalah sebagai tangki pelarutan bijih emas oleh larutan sianida dengan cara pengadukan dan dalam kondisi tertentu sehingga emas dan perak akan larut dan mineral lainnya tidak larut. g. Tangki absorption Berguna sebagai tempat penyerapan emas terlarut dari larutan kaya dengan menggunakan media penyerap karbon aktif,dari proses dengan alat ini akan didapat karbon aktif yang sudah berisi logam emas(loaded carbon) yang selanjutnya diproses pada alat elution coulomb. h. Elution coulomb 7

9 Sebagai alat untuk melepas kembali emas dari dalam karbon aktif sampai didapat produk berupa larutan kaya(electrolyte) untuk untuk proses penangkapan emas pada alat electrowinning. i. Electrowinning Digunakan sebagai alat penangkap logam emas dari larutan kaya dengan arus listrik ( anoda dan katoda) dimana emas akan tertangkap pada katoda berupa cake untuk dilanjutkan dengan proses peleburan(smelting). j. Crucible furnace Digunakan sebagai alat peleburan (smelting) cake dari electrowinning sampai didapat bullion (emas + perak). k.thickener Berguna sebagai alat pengendapan slurry (over flow) dari tangki absorpsi terakhir (tangki 7),dimana material berukuran kasar(produk under flow ) yang dkeluarkan secara periodik dan disebut limbah padat sedangkan material cairnya akan mengalir kontinyu (produk over flow) dialirkan ke arah tailing treatment sebagai limbah cair untuk diturunkan (degradasi) kadar sianida-nya sampai memenuhi syarat ( di bawah ambang batas) sebelum di alirkan ke sungai bebas Teori Sianidasi Sianidasi adalah salah satu cara untuk mengekstraksi logam emas dan perak dari bijih emas, disamping cara lain yang lebih dulu dikeal, yaitu cara amalgamasi. Keunggulan cara sianidasi ini adalah dapat mengekstrak logam emas yang berkadar rendah karena kemampuannya yang lebih baik dalam penetrasi pelarut sianida melalui padatan, sehingga kontak dengan logam emas dan perak diharapkan akan lebih baik. Dalam - proses sianidasi, logam emas dan perak dilarutkan sebagai senyawa kompleks Au(CN) 2 dan Ag(CN) - 2 dalam larutan sianida. Bagan alir pengolahan emas dengan sianidasi dan CIL Adsoprtion dapat dilihat pada gambar 2.1. : BIJIH EMAS JAW CRUSHER CONE CRUSHER 8

10 BALL MILL HIDROCYCLONE under flow over flow TANGKI SIANIDASI(2 BUAH) solution TANGKI ADSORPSI(5 BUAH) Loaded carbon ELUTION COULOMB barrent carbon electrolite ELEKTROWINNING carbon regeneration FILTER cake CRUCIBLE FURNACE PRESS CARBON Dore bullion PARTING EMAS PERAK Gamabar 2.1. : Bagan alir pengolahan emas dengan cara Sianidasi dan CIL Adsorption 1. Termodinamika Sianidasi Tinjauan aspek termonidinamika dalam mempelajari suatu reaksi kimia dapat memberikan indikasi awal kespontanan reaksi kimia tersebut. Suatu reaksi kimia dapat berlangsung secara spontan bila mempunyai harga G - (perubahan energi bebas gibbs) lebih kecil dari nol (negatif). Secara umum persamaan reaksi untuk pelarutan emas dan perak dalam larutan sianida dapat ditulis sebagai berikut : 4 Au + 8 CN - + O 2 + 2H 2 O 4 Au(CN) OH... (1) G o = -96,20 kkal 4 Ag + 8 CN - + O H 2 O 4 Ag(CN) OH (2) G o = -65,62 kkal 2. Kinetika Sianidasi 9

11 Kinetika sianidasi ini dapat ditinjau dari dua hal yaitu dari segi mekanismenya serta dari segi laju reaksinya. a. Mekanisme Reaksi Reaksi pelindian merupakan reaksi heterogen padat-cair. Reaksi kimia terjadi pada antarmuka padat-cair. Reaksi ini berlangsung dalam tahap-tahap berikut: - transfer reaktan dari larutan ruah menuju antarmuka, - reaksi kimia pada antarmuka, - transfer produk reaksi dari antarmuka ke larutan ruah. Reaksi pelarutan emas dalam larutan sianida merupakan reaksi redoks. Mekanisme reaksinya dapat digambarkan dengan suatu skema sel elektrokimia, (seperti terlihat pada dambar 2.1, dengan reaksi sebagai berikut : Reaksi pada Anoda : 2Au 2Au + + 2e -... (3) 2Au CN - 2Au(CN) (4) Reaksi pada Katoda : O 2 + 2H 2 O + 2e - H 2 O 2 + 2OH -... (5) Pada daerah katodik terjadi reaksi reduksi oksigen menjadi hydrogen peroksida. Sedangkan pada daerah anodic terjadi reaksi oksida Au dan pembentukan kation kompleks emas-sianida. 10

12 Gambar 2.2. Skema Pelarutan Emas dalam Larutan Sinidasi b. Laju Reaksi Laju pelarutan dapat dikendalikan oleh laju difusi atau laju reaksi kimia. Bila laju difusi reaktan menuju antarmuka lebih cepat daripada laju reaksi kimia pada antarmuka maka laju proses keseluruhan dikendalikan oleh laju reaksi kimia antarmuka. Sebaliknya bila laju difusi lebih lambat daripada laju reaksi kimia maka laju proses keseluruhan dikendalikan oleh difusi reaktan menuju antarmuka. Persamaan untuk menyatakan laju difusi, didasarkan pada hokum Fick, dituliskan sebagai berkut: dn D ---- = --- A(C b C i )... (6) dt dimana : dn -- = laju difusi (mol/detik) dt D = koefisien difusifitas reaktan (cm 2 /detik) = tebal lapis batas Nernst (cm) 11

13 C b C i = konsentrasi reaktan dalam larutan ruah (mol/ml) = konsentrasi reaktan pada antar muka (mol/ml) Untuk proses sianidsi terdapat dua reaktan yang berdifusi pada daerah permukaan yang berbeda. Sianida berdifusi menuju daerah anodic dan oksigen berdifus menuju daerah katodik. Laju difusinya adalah : d(o 2 ) DO = A 1. {[O 2 ] b [O 2 ] i } (7) dt d(cn - ) DCN = A 2. {[CN - ] b [CN - ] i }...(8) dt Dengan asumsi laju reaksi kimia pada antar muka berlangsung jauh lebih cepat daripada laju difusi kedua reaktan, sehingga reaktan yang mencapai antar muka langsung bereaksi. Dengan demikian [O 2 ] i dan [CN - ] i = O Persamaan laju difusi kedua reaktan menjadi : d(o 2 ) DO = A 1. [O 2 ] b. (9) dt d(cn - ) DCN = A 2. [CN - ] b....(10) dt Secara stochiometri laju pelarutan emas adalah dua kali laju konsumsi oksigen dan setengah dari laju konsumsi sianida, sehingga laju pelarutan emas : d(o 2 ) DO 2 r Au = = A 1. [O 2 ] b. (11) dt d(cn - ) DCN - r Au = ½ = ½ A 2. [CN - ] b..(12) dt dalam keadaan steady state diperoleh hubungan : DO 2 DCN A 1. [O 2 ] b = ½ A 2. [CN - ] b......(13) 12

14 Bila permukaan total partikel emas yang kontak dengan larutan = A, dimana A = A1 + A2 dan A2 dapat dinyatakan sebagai A A1, maka akan diperoleh persamaan laju pelarutan emas : 2A.DCN -.DO 2.[CN - ].[O 2 ] r Au = (14) DCN -.[CN - ] + 4DO 2.[O 2 ] Dari persamaan tersebut dapat diturunkan persamaan laju pelarutan yang lebih sederhana, yaitu pada kondisi salah satu reaktan konsentrasinya rendah. Pada konsentrasi sianida sangat rendah, penyebut bagian pertama dapat diabaikan terhadap penyebut bagian kedua, sehingga diperoleh persamaan : DCN - r Au = ½ A [CN - ]....(15) Persamaan ini menjelaskan bahwa pada konsentrasi sianida yang sangat rendah, laju pelarutan emas hanya tergantung pada konsentrasi sianida. Pada Konsentrasi oksigen yang sangat rendah, penyebut bagian kedua dapat diabaikan terhadap penyebut bagian pertama, sehingga diperoleh persamaan : DO 2 r Au = 2A [O 2 ] (16) Persamaan ini menjelaskan bahwa pada konsentrasi oksigen yang sangat rendah, laju pelarutan emas hanya tergantung pada konsentrasi oksigen dalam larutan. Untuk memperoleh hubungan antara konsentrasi oksigen [O2] dengan konsentrasi sianida [CN-], dipergunakan persamaan (4), yaitu : d(o 2 ) d(cn - ) = ½ (17) dt dt DO 2 DCN - 2A [O 2 ] = ½ A [CN - ]..(18) [CN - ] A 1 DO 2 Bila diketahui : = (19) [O 2 ] A 2 DCN - DO 2 = 2, cm 2 /detik 13

15 DKCN = 1, cm 2 /detik dan sebagai pendekatan, Habashi memisalkan bahwa A1 =A2, maka batas laju pelarutan akan dicapai apabila : [CN - ] = 6 (20) [O 2 ] Berarti bahwa perbandingan konsentrasi sianida dan oksigen yang optimal secara teoritis bagi proses sianidasi adalah sekitar 6. Sedangkan dalam prakteknya berkisar antara 4,6 sampai 7,4. 3.Pengambilan Emas dari Larutan Salah satu metoda pengambilan emas dari larutan kaya yang dikenal yaitu dengan : a. Proses dengan menggunakan Karbon Aktif Karbon aktif merupakan material yang berongga ( Porous ) dan mempunyai sifat absorpsi yang baik. Emas (Au) dalam bentuk kompleks dengan Chloride dan Cyanide dapat diabsorpsi oleh karbon aktif. Recovery emas yang berasal dari larutan kaya dengan menggunakan karbon (bentuk granular) telah banyak dipakai secara industri. b. Canrbon In Leach (CIL) Karbon aktif ditambahkan pada ore slurry didalam tangki leaching dan diikuti absorpsi emas dari larutan kaya (Lihat Gambar 2.2.) 14

16 PULP LEACHED SLURRY CARBON FLOW SLURRY FLOW FRESH CARBON LOADED CARBON ADSORPTION TANK RESIDUE TANK Gambar 2.3. Skema Pengendapan Emas dan Perak Dengan Carbon In Leach 4.Faktor yang menghambat Reaksi Pelarutan Emas dan Perak dalam Larutan Sianida - Oksigen dalam larutan dikonsumsi oleh mineral lain : FeS + 2OH Fe(OH) 2 + S 2- (21) G o 25 o C = 4,53 kkal Dengan adanya oksigen, Fe(OH)2 akan teroksidasi menjadi ferrihidroksida menurut reaksi: 4Fe(OH) 2 + O 2 + H 2 O Fe(OH) 3 (22) G o 25 o C = -89,18 kkal Sementara itu ion sulfide akan teroksidasi pula menjadi thiosulfat : 2S O 2 + H 2 O S 2 O OH - (23) G o 25 o C = -186,70 kkal Reaksi-reaksi tersebut akan menyebabkan kandungn oksigen dalam larutan berkurang. - Cyanida bebas dalam larutan dikonsumsi oleh beberapa hal: 1. Terbentuknya sianida Kompleks ZnS + 4NaCN Na 2 Zn(CN) 4 + Na 2 S... (24) G o 25 o C = 7,3 kkal Fe 5 S 6 + NaCN NaCNS + 5FeS 15

17 4Cu 2 S + 22NaCN + 5O 2 + 2H 2 O NaCu(CN) 2 + 2Na 2 SO4 + 4NaCu(CN) NaOH + 2NaCNS. (25) 2PbS + 2NaCN + O 2 + H 2 O NaCNS + 2Pb(OH) 2.. (26) 2PbS + 6NaCN + O 2 + 2H 2 O NaCNS + 2Pb(CN) NaOH.. (27) 2. Terbentuknya Thiocyanat 2S CN - + O 2 + 2H 2 O CNS - + 4OH -. (28) G o 25 o C = 118,00 kkal 3. Penyerapan (Adsorpsi) oleh Mineral Lain Bijih yang mengandung besi, silica, aluminosilika dan mineral silica lain dalam larutan basa akan membentuk senyawa-senyawa yang bersifat koloid. Senyawa koloid ini mempunyai kapasitas adsorpsi yang besar terhadap cyanida. III. PROGRAM KEGIATAN Program kegiatan pada Tahun Anggaran 2009 adalah masih melaksanakan tahap pemasangan peralatan terutama peralatan dari pengadaan tahun 2009 yang lingkup kegiatannya meliputi : 1. Konstruksi peralatan 2. Pemasangan instalasi listrik 3. Orientasi dan pengambilan sample bijih emas asal Ciemas-Sukabumi 4. Karakterisasi bijih emas 16

18 5. Uji coba sianidasi pendahuluan di laboratorium 3.1. Konstruksi peralatan Tahap-tahap kegiatannya meliputi pengerjaan-pengerjaan sebagai berikut: - Pengangkutan peralatan dari tempat penyimpanan ke lokasi pilot plant pengolahan emas - Pengukuran dimensi pondasi dan penggalian persiapan pengecoran beton - Penempatan per unit peralatan pada masing-masing posisi yang sudah dipersiapkan - Persiapan bahan dan peralatan untuk pengecoran - Pengecoran beton pondasi 3.2. Pemasangan instalasi listrik -Pengadaan bahan dan peralatan -Pembuatan dan pemasangan panel distribusi -Pembuatan dudukan untuk alur kabel distribusi -Pemasangan saklar pada tiap-tiap electromotor terpasang -Penarikan dan penyambungan kabel dari panel distribusi ke tiap-tiap electromotor terpasang -Individual test tiap electromotor pada masing-masing peralatan Orientasi dan pengambilan sample bijih emas Orientasi ke lokasi penambangan emas bertujuan mendapatkan data kemungkinan bisa mendapatkan bijih emas yang karakternya memenuhi persyaratan untuk keperluan uji coba paroses sianidasi di pilot plant pengolahan emas Cipatat, dan sample yang di ambil diperlukan untuk karakterisasi. Pada Tahun anggaran 2008 sudah dilakukan orientasi ke lokasi pertambangan emas UBPE Pongkor dan pada tahun 2009 orientasi ke lokasi PT.Golden Pricindo,Ciemas- Sukabumi. Orientasi dan pengambilan sample akan dilakukan ke beberapa lokasi penambangan dengan tujuan untuk keperluan teknis yaitu akan dilakukan uji coba sianidasi terhadap bahan baku dari beberapa lokasi yang mempunyai karakter berbeda, disamping itu ada dampak non teknis yang secara tidak langsung dapat mensosialisasikan metode pengolahan emas yang telah dilakukan. Pelaksanaan kegiatan di lokasi PT.Golden Pricindo meliputi : 17

19 Pertemuan dan mengadakan pembicaraan dengan Dirut beserta staf PT.Golden Pricindo pemilik ijin Kuasa Pertambangan(KP) Peninjauan dan pengambila sample ke lokasi tambang rakyat Peninjauan dan pengambilan sample ke lokasi tambang perusahaan (tambang dalam dan tambang terbuka Peninjauan ke lokasi pengolahan dan taing pond 3.4. Karakterisasi bijih emas Terhadap sample bijih emas yang diambil dari lapangan dilakukan karakterisasi yaitu: - Analisis kadar emas dan perak - Analisis mineral - Analisis ayak dan derajat liberasi - Analisis bentuk dan ukuran butiran emas Konstruksi peralatan sudah dimulai pada Tahun anggaran 2008 dan diharapkan selesai tahun Tata letak peralatan yang dipasang sesuai dengan yang direncanakan seperti tertera pada gambar 3.1 dan gambar Uji sianidasi pendahuluan di laboratorium Uji coba sianidasi dilakukan dengan metoda bottle roll test. Sample yang di uji coba adalah sample bijih asal yang berasal dari tambang terbuka berkadar emas = 9,30 g/t dan perak = 29,00 g/t. Variabel-variabel percobaan : - Kekuatan sianida (% NaCN) : 0,10 % dan 0,15 % - Waktu kontak : 5, 10, 15, 20, 25, 30 jam Kondisi tetap percobaan : - Ukuran butir umpan : -200 mesh - Berat sample : 250 gram - Persen padatan : 25 % - ph larutan : Temperatur : temperatur kamar 18

20 Tampak Atas Gambar 3.1. Tata letak peralatan tampak atas Tampak Samping

21 Gambar.3.2. Tata letak peralatan tampak samping 1

22 IV. METODOLOGI Sebagaimana telah diutarakan pada program kegiatan bahwa pada Tahun Anggaran 2009 akan dilaksanakan empat program utama yaitu : konstruksi peralatan, pemasangan instalasi listrik, orientasi dan pengambilan sample bijih emas, serta karakterisasi bijih emas, maka dalam bab ini akan diutarakan mengenai metodologi dari empat program tersebut Konstruksi peralatan Kegiatan pemasangan peralatan pada periode ini masih periode lanjutan dari tahuntahun sebelumnya yang diharapkan pada tahun 2010 konstruksi peralatan sudah selesai seluruhnya, hal ini dilakukan secara bertahap karena disesuaikan dengan tahap-tahap pengadaan peralatannya. Konstruksi peralatan dipakai sistem rangka beton dan angkur, dimensi ukuran beton terutama kedalaman, panjang dan lebar disesuaikan dengan spesifikasi seperti : berat, dimensi dari alat yang akan dipasang, pertimbangan selanjutnya yaitu getaran operasional dari alat. Pemasangan peralatan dilakukan satu persatu secara berurutan yaitu mulai Jaw crusher, belt conveyor.1, setting cone crusher, belt conveyor.2, ball mill, vibrating screen, hidrocyclone dan Thickener. Spesifikasi peralatan yang akan dipasang dapat dilihat pada tabel 4.1 Tabel 4.1 Spesifikasi peralatan yang akan dipasang No. Peralatan spesifikasi 1 Jaw crusher Weight (t) : 0,8 0veral dimension(mm) : 896 x 745 x 935 Flat jaw : manganese steel Motor power : 5,5 KW,3 phase, V Capacity : 1-2 ton/jam Max feeding size (mm): 125 Discharge size(mm) : Ball Mill Weight (T) : 3,6 Weight of ball (T) : 1,5 Dimension model (mm): 900 x 1800 Production : 0,65-2 t/h ; Liner : rubber; Power : 18,5 Kw Speed of bucket (R/min) : 38 Size of feed opening(mm) : 20 Size of outputting feed(mm) :0,075-0,89 3 Vibrating screen Dimensi : 2 m x 1 m Jumlah deck : 3 buah(65,100,200 mesh) Frame screen: flat besi 5 mm 18

23 Vibrator : motor 5 HP,220 V,50 HZ Frame vibrating: besi kanal 80, t:3 m 4 Thickener : 200 cm, flat besi 4 mm; t : 50 cm UF : 12 cm Valve : 3 Electro motor rake : 5 HP Frame :besi siku 10 cm x 12 cm Tinggi kaki : 120 cm Reduser gear box : Belt conveyor -Panjang : 600 cm -Lebar : 40 cm -Frame : besi siku 10 cm x 12 cm -Block bearing, : 1,5 -Roll penunjang belt bawah, : 2,5 pipa besi ST 37 -Belt conveyor W400,karet lapis serat benang tebal 8 mm -Gear motor : 2 HP,220/380V, 3 phase -Roll penunjang belt atas :2,5 pipa besi -V belt type B -Pulley belt conveyor :318 x700, besi cor -Electrical 6 Kompressor - Complete unit(physical dimension) = L : 1450mm, W:650 mm, H:1150 mm, Weight:230 kg. - Compressor block (physical dimension)= L: 650mm, W=460 mm,h:550 mm, Weight : 93 kg - Tank capacity=240 liter - Motor :5,5 KW (7,5 HP) - Bore x stroke(mm) x No of cylinder: 82 x 85 x 3 - Working pressure kg/cm 2 (Psi)=8(115) - Kompressor speed(rpm)=850 - Displacement = 1145 l/min,(40,4 atm) - FAD=872 l/min,(30,8 atm) 7 Hidrocyclone - Cylinder :2,0 - Separation:15 25 mikron - Max.particle size : 2 mm; - Include :crane 8 Sand pump - Flow : 7,5 m 3 /h - Head : 10 m; Motor power :4 KW - Inlet plange :2,5 DN 32-6 bar - Outlet plange:2,0,dn32-6 bar Dengan memperhatikan spesipikasi peralatan pada tabel 4.1 maka konstruksi pondasi untuk pemasangan peralatan diubuat dengan kondisi dan ukuran-ukuran seperti ditampilkan pada tabel 4.2. Tabel.4.2. Kondisi dan ukuran konstruksi beton dudukan peralatan No. Peralatan yang akan Kondisi dan ukuran pondasi 19

24 dipasang 1 Jaw crusher Kondisi :kuat getaran dan tekanan tinggi Angkur dudukan : 4 buah(dibuat 2 blok beton) Ukuran: - Panjang (P) : 140 cm x 2 blok beton - Lebar (L) : 30 cm x 2 = 60 cm - Tinggi (T) : 100cm (dudukan 50cm, kedalaman 50 cm) - Lebar pengeluaran produk : 65 cm - Panjang angkur: 50 cm(m24)beton - Material:campuran semen,batu split, pasir dan air - Rangka : besi beton 2 Ball Mill Kondisi : Kuat getaran dan tekanan tinggi Angkur dudukan : 4 buah(dua blok beton) Ukuran : - Panjang(P) : 120 cm x 2 - Lebar (L) : 50 cm x 2 - Tinggi (T) : 100 cm x 2( dudukan 30 cm,kedalaman 70 cm) Panjang angkur : 60 cm Beton : -Material:campuran semen,batu split,pasir dan air -Rangka : besi beton 3 Vibrating screen Kondisi : Kuat getaran dan tekanan tinggi Angkur dudukan : 6 buah (enam blok beton) Ukuran : -Panjang (P) : 50 cm x 6 -Lebar (L) : 40 cm x 6 -Tinggi (T) : 60 cm x 6 (dudukan 10 cm, kedalaman 50 cm) -Panjang angkur : 40 cm Beton : - Material: campuran seman, batu split, pasir dan air - Rangka: besi beton 4 Thickener Kondisi : kuat beban berat Angkur dudukan: 4 buah(4 buah blok beton) Ukuran : -Panjang(P) : 60 cm x 4 -Lebar (L) : 60 cm x 4 -Tinggi (T) : 60 cm x 4(dudukan 10cm,kedalaman 50 cm) -Panjang angkur : 30 cm Beton : -Material:campuran semen,batu split,pasir dan air -Rangka :besi beton 5 Belt conveyor Kondisi :kuat getaran dan beban sedang Angkur dudukan :4 buah (dua blok beton) Ukuran: -Panjang (P) : 70 cm x 2 20

25 -Lebar (L) : 40 cm x 2 -Tinggi (T) : 50cm X 2(dudukan 10cm,kedalaman 40cm -Panjang angkur 40 cm -Material cor beton:semen,batu split,pasir dan air -Rangka :besi beton 6 Kompressor Kondisi : kuat getaran dan beban sedang Angkur : berupa pengencang roda kompressor Ukuran dudukan: -Panjang (P) : 145 cm -Lebar (L) : 65 cm -Tinggi (T) : 20 cm -panjang angkur : 20 cm -Material cor beton: semen, batu split, pasir dan air. 7 Hidrocyclone Kondisi : kuat beban sedang Pemasangan : dengan dua tiang besi kanal 6 cm x 3 cm Angkur : 2 buah x 2 tiang Tinggi tiang : 300 cm x 2 Ukuran dudukan: -Panjang (P) : 50 cm -Lebar (L) : 30 cm -Tinggi (T) : 20 cm -Panjang angkur:20 cm -Material cor beton:semen,batu split,pasir dan air 8 Sand pump Beton dudukan dudukan sand pump sudah dibuat pada kegiatan Tahun Anggaran Kondisi :kuat getaran dan beban sedang Angkur : 4 buah, 15 cm Ukuran dudukan: -Panjang : 40 cm -Lebar : 30 cm -Tinggi : 20 cm -Material cor beton:semen,batu split,pasir dan air Pemasangan instalasi Listrik Pemasangan instalasi listrik sebagai sumber tenaga untuk menggerakkan seluruh peralatan yang dipasang untuk keperluan pilot plant proses pengolahan emas dengan metode sianidasi dan CIL adsorption dilakukan dengan tahapan pekerjaan sebagai berikut: a. Pembuatan panel distribusi Panel distribusi tidak membeli yang sudah jadi melainkan dirakit sendiri oleh anggota tim dengan bahan-bahan : - Box panel flat besi ukuran 50 cm x 70 cm, 1 buah - NFB, 125A, 1 buah - Kabel NYY, 4 x 16, 20 meter 21

26 - NCB 3 x 10A, 13 buah - NCB 1 pas x 10A, 3 buah - Kabel fis 15 cm,2 pasang - Pilot lampu 3 pius,3 buah - Kabel fis 10 cm,2 pasang b. Pembuatan alur dudukan distribusi kabel Dudukan distribusi kabel dibuat dari besi siku dan flat baja yang di las membentuk huruf T dari panel menuju peralatan-peralatan terpasang dengan panjang 5 m x 8 m dan tinggi kaki 2,5 m, sehingga dengan terpasangnya dudukan kabel ini bisa menarik kabel dari panel ke seluruh peralatan dengan melalui jalur atas,dibuat demikian supaya aman dari air karena proses yang akan dkerjakan adalah proses basah. Bahan yang dipakai untuk dudukan kabel ini yaitu: - Flat baja 3 mm,1,2 x 2,4m, lembar - Besi siku 4 cm x 4 cm x 2 mm, 4 lengte - Pipa paralon 1 inc,10 batang - Elbow 1 inc, 20 buah - Kawat las, 5 dus - Mur baud, 30 pasang c. Pemasangan kontaktor Pemasangan kontaktor(handle saklar) 15A terhadap peralatan yang sudah dipasang diantaranya yaitu pada: - Tangki pelarutan, 2 buah - Tangki absorpsi, 5 buah - Jaw crusher, 1 buah - Cone crusher, 1 buah - Ball Mill, 1 buah - Vibrating screen,1 buah - Sand pump,1 buah - Thickener, 1 buah d. Penarikan dan pemasangan kabel Penarikan kabel untuk sambungan arus listrik dari panel distribusi ke tiap-tiap kontaktor electromotor dari peralatan yang dipasang terdiri dari kabel NYM 4 x 2,5 dan kabel NYY 4 x

27 4.3.Orientasi dan pengambilan sample Orientasi dilakukan sebagai langkah pendekatan untuk kepastian mendapatkan bahan baku bijih emas guna keperluan uji proses sianidasi yang terletak di lokasi PT. Golden Pricindo, Ciemas-Sukabumi, selain itu merupakan juga langkah sosialisasi awal teknologi pengolahan emas yang akan dilaksanakan di pilot plant pengolahan emas Cipatat. Orientasi lapangan dilakukan pada penambangan open pit milik perusahaan dan pada tiga lokasi lobang dalam tambang rakyat. Pengambilan sample dilakukan secara acak dari tiap lokasi, selanjutnya sampling sampai didapat sample yang mewakili, jumlah sample yang diambil masing-masing 50 kg total antara 200 kg-250 kg Karakterisasi bijih emas Karakterisasi terhadap bijih emas asal lokasi PT.Golden Pricindo dimulai dari langkah preparasi yaitu pengeringan, pemecahan, penggilingan dan sampling sampai didapat sample yang mewakili untuk keperluan karakterisasi yang meliputi : - Analisisis fire assay Au,Ag - Analisis kimia unsur-unsur ikutan - Analisis ayak - Analisis Mineralogi Analisis dengan metode fire assay adalah salah satu cara untuk mengetahui kadar emas dan perak dari bijih emas dengan cara peleburan dan pelarutan untuk selanjutnya dengan AAS sampai diketahui kadar emas dan perak.analisis kimia untuk mengetahui unsur-unsur ikutannya dengan metode pelarutan dan AAS. Analisa ayak untuk mengetahui distribusi berat per fraksi ukuran menggunakan ayakan berukuran 70 mesh, 100 mesh, 140 mesh, dan 200 mesh dengan cara basah.analisis mineralogi menggunakan metode mikroskopic terhadap polished section setiap sample yang akan diidentifikasi jenis-jenis mineralnya. 23

28 V. HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil kegiatan Hasil kegiatan tim pengolahan emas dengan cara sianidasi dan CIL Adsorption Tahun Anggaran 2009 akan diutarakan sesuai dengan program yang direncanakan yang secara garis besar meliputi, pemasangan peralatan, pemasangan instalasi listrik, orientasi dan pengambilan sample, karakterisasi sample bijih emas serta uji coba sianidasi pendahuluan di laboratorium. a. Pemasangan peralatan Pemasangan peralatan dilakukan dengan pengesetan dan pengecoran konstruksi rangka beton untuk pondasi setiap unit peralatan yang terdiri dari,jaw crusher, cone crusher, Belt conveyor, Ball mill, vibrating screen, hidrocyclone, pompa pasir,thickener dan kompressor. Hasil pemasangan peralatan didapat seluruh peralatan dalam kondisi terpasang untuk selanjutnya akan dilakukan individual test dari masing-masing alat. Hasil kegiatan konstruksi peralatan ditampilkan dalam bentuk gambar-gambar sebagai berikut: 24

29 Gambar 5.1. Konstruksi rangka beton dan angkur alat jaw crusher 25

30 Gambar 5.2. Konstruksi rangka beton dan angkur alat cone crusher 26

31 Gambar 5.3. Konstruksi pondasi peralatan terpasang belt conveyor 27

32 Gambar 5.4. Konstrusi rangka beton dan angkur alat Ball Mill 28

33 Gambar 5.5. Konstruksi rangka beton dan angkur alat Vibrating screen 29

34 Gambar 5.6. Konstruksi rangka beton dan angkur alat Thickener 30

35 Gambar 5.7. Konstruksi rangka beton dan angkur alat terpasang Hidrocyclone 31

36 Gambar 5.8. Konstruksi rangka beton dan angkur alat terpasang sand pump(pompa pasir) b. Pemasangan instalasi listrik Hasil pemasangan instalasi listrik yaitu penyambungan kabel dari panel distribusi ke tiaptiap kontaktor electromotor masing-masing alat ditampilkan seperti pada gambar

37 PANE L KETERANGAN Instalasi listrik Gambar 5.9. Distribusi alur kabel instalasi listrik 34

38 c. Orientasi dan pengambilan sample Hasil dari pelaksanaan orientasi yaitu hasil pertemuan dengan Direktur beserta staf PT.Golden Pricindo dan hasil orientasi langsung ke lapangan,didapat persetujuan bahwa prinsipnya pihak PT.Golden Pricindo menyetujui pengambilan bahan baku bijih emas untuk keperluan uji coba proses pengolahan emas dengan cara sianidasi dan CIL absoprtion terutama dari penambangan terbuka jalur II yang berkaitan dengan program PT.Golden Pricindo yaitu program penambangan sistim terbuka dan pengolahannya dengan metoda sianidasi. Pengambilan sample dilaksanakan pada tiga lobang rakyat kode TL-1,TL-2, TL-4 Dan satu sample dari area tambang terbuka kode TL-3. Pengambilan sample dilakukan pada masing-masing lobang tambang rakyat dan pada tambang terbuka,tiap lobang tambang rakyat dipimpin oleh kepala lobang dan tambang terbuka dikelola langsung oleh pihak PT.Golden Pricindo. Sample diambil dengan sistim tunelling secara acak pada jalur vein bijih emas yang sedang ditambang. d. Karakterisasi bijih emas karakterisasi bijih emas yang dilakukan terutama untuk mengetahui, kadar emas dan perak,distribusi berat per fraksi ukuran dan jenis-jenis mineral nya. Hasil analisis fire assay dan analisis kimia, analisis ayak dan analisis mineralogi terhadap masing-masing sample dari lobang tambang rakyat dan dari open pit jalur III dapat dilihat pada tabel 5.1, 5.2, dan deskripsi hasil analisis mineragrafi terhadap masing-masing sample. No Kode Sample Tabel 5.1. hasil analisis fire assay dan analisis kimia U N S U R (g/t, %) (g/t) % Au Ag SiO 2 Pb Cu Zn Fe S total 1. TL-1 33,00 76,80 71,80 0,0052 1,22 0,062 8,93 5,67 2. TL-2 33,00 42,00 12,64 0,99 3,94 5,21 27,60 36,70 35

39 3. TL-3 9,30 29,00 75,20 0,81 0,49 2,40 6,08 7,03 4. TL-4 70,00 123,00 74,00 0,081 1,48 0,13 11,00 4,54 Tabel 5.2. Hasil analisa ayak dari tiap penambangan No. Fraksi % Berat Kode T-1 % Berat Kode T-2 % Berat Kode T-3 % Berat Kode T Total HASIL ANALISIS MINERAGRAFI CONTOH BATUAN 1. Kode: TL-1 Contoh berupa bongkah batuan (urat kuarsa) berwarna abu-abu, sebagian telah mengalami ubahan (oksidasi) menjadi warna coklat. Mineral-mineral logam yang ditemukan : 36

40 - Pirit (FeS2) warna krem pucat, isotropik, relief tinggi, kristalin kubik, dominan sebagai mineral logam, sebagian telah mengalami ubahan menjadi limonit dan menampakan tekstur psedomorf after pyrite. - Kalkopirit (CuFeS2) warna kuning tua, isotropik, relief rendah, sebagian berikatan dengan kovelit. - Kovelit (CuS) warna biru, an-isotropik kuat, ditemukan berikatan dengan kalkopirit. - Sfalerit (ZnS) warna abu-abu kecoklatan, isotropik, berbutir halus diketemukan sebagai butiran tunggal pada mineral bukan-logam (kuarsa). 2. Kode : TL-2 Contoh berupa material lepas (pasiran) berwarna hitam, sedikit menampakkan kilap metal, sebagian besar terdiri atas butiran halus. Mineral-mineral logam yang ditemukan : - Pirit (FeS2) 75,50% w, warna krem pucat, isotropik, relief tinggi, kristalin kubik, dominan sebagai mineral logam, sebagian telah mengalami ubahan menjadi limonit dan menampakkan tekstur pseudomorf after pyrite. - Kalkopirit (CuFeS2)3,42%w, warna kuning tua, isotropik, relief rendah, sebagian berikatan dengan Kovelit. - Kovelit (CuS) 2,20%w, warna biru, an-isotropik kuat, diketemukan berikatan dengan kalkopirit. - Sfalerit (ZnS) 1,91%w, warna.warna abu-abu kecoklatan, isotropik,berbutir halus diketemukan sebagai butiran tunggal pada mineral bukan logam (kuarsa). - Galena (PbS) 0,36%w, warna putih, isotropik, relief rendah, kristalin kubik, diketemukan sebagai butiran besas. - Limonit (FeOOH) 0,46%w, warna abu-abu keruh, merupakan hasil ubahan dari pirit. - Emas (Au) warna kuning emas, ukuran 0,018mm diketemukan berikatan dengan sfalerit. Mineral-mineral bukan logam (16,15%w) yang diketemukan adalah kuarsa dan sedikit mineral lempung. 37

41 3. Kode : TL-3 Contoh berupa material lepas berwarna kuning kecoklatan, sebagian besar merupakan mineral bukan-logam. Mineral-mineral logam yang ditemukan : - Pirit (FeS2) 16,12% w, warna krem pucat, isotropik, relief tinggi, kristalin kubik, dominan sebagai mineral logam, sebagian telah mengalami ubahan menjadi limonit dan menampakkan tekstur pseudomorf after pyrite. - Kalkopirit (CuFeS2) 0,57%w, warna kuning tua, isotropik, relief rendah, sebagian berikatan dengan Kovelit. - Kovelit (CuS) 0,31%w, warna biru, an-isotropik kuat, diketemukan berikatan dengan kalkopirit. - Sfalerit (ZnS) 4,11%w, warna abu-abu kecoklatan, isotropik, berbutir halus diketemukan sebagai butiran tunggal pada mineral bukan logam (kuarsa). - Limonit (FeOOH) 0,65%w, warna abu-abu keruh, merupakan hasil ubahan dari pirit. - Emas (Au) warna kuning emas, ukuran 0,006mm diketemukan berikatan dengan limonit, ukuran 0,016 dan 0,028mm diketemukan sebagai inklusi di dalam kuarsa. Mineral-mineral bukan logam (78,24%%w) yang diketemukan adalah kuarsa dan sedikit mineral lempung. 4. Kode : TL-4 Contoh berupa bongkah batuan (urat kuarsa) berwarna abu-abu, sebagian telah mengalami ubahan (oksidasi) menjadi warna coklat. Mineral-mineral logam yang ditemukan : - Pirit (FeS 2 ), warna krem pucat, isotropik, relief tinggi, kristalin kubik, dominan sebagai mineral logam, sebagian telah mengalami ubahan menjadi limonit dan menampakkan tekstur pseudomorf after pyrite. - Kalkopirit (CuFeS 2 ), warna kuning tua, isotropik, relief rendah, sebagian berikatan dengan Kovelit dan pirit. - Kovelit (CuS), warna biru, an-isotropik kuat, diketemukan berikatan dengan kalkopirit dan pirit. 38

42 - Sfalerit (ZnS), warna abu-abu kecoklatan, isotropik, berbutir halus diketemukan sebagai butiran tunggal pada mineral bukan logam (kuarsa). - Kalkosit (CuS), warna abu-abu putih kebiruan, an-isotropik, berbutir halus. - Arsenopirit (FeAsS) warna krem terang, relief tinggi, an-isotropik, kristalin, diketemukan pada kuarsa. - Limonit (FeOOH) warna abu-abu keruh, merupakan hasil ubahan dari pirit. - Emas (Au) warna kuning emas, ukuran 0,018mm diketemukan berikatan dengan sfalerit. Dari analisis mineralgraphi terlihat butiran emas dominan berikatan dengan mineral spalerit berukuran 0,018 mm. Adapun sedikit yang berikatan dengan mineral limonit berukuran 0,016 0,028mm, inklusi didalam kuarsa. Dilihat dari butiran emas yang dominan berikatan dengan mineral spalerit, jelas keberadaan butiran emas tersebut adalah pada mineral sulfida atau mineral sulfidis. Dengan kondisi karakter bijih emas ini kalau dilakukan sianidasi langsung akan menghasilkan recovery emas yang rendah tetapi untuk meningkatkan recovery emas tersebut perlu melalui proses pemanggangan terlebih dahulu (roastting). Fotomikrograf hasil analisis mineragrafi terhadap masing-masing sample kode TL-1, TL-2, TL-3 dan TL-4, masing masing dapat dilihat pada Foto.1,foto.2,foto.3,foto.4 dan foto.5. 39

43 40

44 Waktu (jam) Konsumsi NaCN(kg/t) EKSTRAKSI (%) Au Ag 5 60,25 60,25 2, ,50 62,50 2, ,10 63,10 3, ,83 61,83 4, ,48 62,48 4, ,20 61,20 6,10 e. Hasil uji coba sianidasi sample bijih emas asal Tabel 5.3 Hasil uji coba sianidasi sample bijih emas asal dengan 0,10 % NaCN Waktu (jam) Konsumsi NaCN(kg/t) EKSTRAKSI ( %) 5 2,43 63,10 21, ,76 64,83 21, ,94 62,48 23, ,54 65,17 25, ,44 67,68 25, ,52 69,88 32,45 Au Tabel 5.4 Hasil Uji coba sianidasi sample bijih emas asal dengan 0,15 % NaCN Ag 41

45 5.2. Pembahasan Pemasangan peralatan Peralatan yang dipasang pada Tahun anggaran 2009 yaitu, jaw crusher, cone crusher, belt conveyor, ball mill, hidrocyclone, vibrating screen, dan pompa pasir telah selesai dipasang dengan sistim konstruksi rangka beton dan angkur, pemasangan peralatan disusun berdasarkan alur kontinyu seperti terlihat pada gambar Tahap-tahap pengerjaan konstruksi peralatan meliputi : - Pengukuran posisi dan dimensi pondasi tiap-tiap alat - Penggalian pondasi untuk tiap alat - Pemasangan rangka beton untuk tiap alat - Pengecoran beton untuk tiap alat - Pemasangan elektromotor untuk tiap alat - Pengujian (individual test) tiap alat - Setting peralatan 42

46 Gambar Tata letak peralatan yang dipasang pada TA

47 Kegiatan pemasangan peralatan pada tahun anggararan 2009 belum seluruhnya lengkap dan target pada TA.2010 sudah selesai seluruhnya dan diharapkan didapat peralatan yang sudah siap pakai. Peralatan yang akan diajukan pengadaannya pada TA.2010 terdiri dari : 1. Electrowinning 2. ph meter 3. Densitometer 4. Elution coulomb 5. Cyanide destructrion 6. Tangki reagent NaCN 7. Pompa reagent acn 8. Pompa karbon aktif Pemasangan instalasi listrik Pemasangan instalasi listrik yaitu mulai, panel distribusi, dudukan alur kabel, handle kontaktor dan penarikan kabel dari panel distribusi ke tiap-tiap elektromotor peralatan terpasang sudah selesai, selanjutnya yang belum dipasang adalahsambungan kabel dari panel generator set ke panel distribusi, untuk hal ini rencana akan diajukan pada pengadaan kegiatan TA Orientasi dan pengambilan sample Orientasi ke lokasi penambangan PT. Golden Pricindo yang terletak di daerah Ciemas sudah mendapat respon terhadap rencana penelitian yang akan dilakukan di pilot plant pengolahan emas Cipatat yaitu pada prinsipnya pihak perusahaan bersedia memberikan bahan baku bijih emas untuk keperluan uji coba pengolahan dengan sianidasi dan CIL absorption dimana pihak perusahaan mengharapkan mendapatkan data hasil uji cobanya untuk diaplikasikan dan dikembangkan di perusahaannya.bijih emas yang di ijinkan diambil untuk uji coba sianidasi adalah berasal dari lokasi open pit yang berkadar emas 9,30 g/t dan perak 29,00 g/t Karakterisasi sample bijih emas Hasil analisis fire assay pada tabel 5.1 menunjukkan bahwa kadar emas dan perak dari tambang rakyat (kode TL-1,TL-2,TL-3) cukup besar yaitu untuk emas berkisar antara 33,00 g/t 70,00 g/t dan perak berkisar antara 42,00 g/t 123,00 g/t, hal ini disebabkan 43

48 karena sistim menambang pada kelompok rakyat yang diambil uratnya saja (inti) sedangkan dari tambang terbuka yang dikelola langsung oleh pihak perusahaan (kode TL-3) hanya berkadar emas sebesar 9,30 g/t dan perak 29,00 g/t, hal ini dimungkinkan karena bijih emas yang tergali baru mencapai kedalaman 5,0 meter, selain itu bijih emas dari vein (urat emas) dan batuan sampingnya ditambang bersamaan sehingga jelas kadarnya akan lebih rendah dari tambang rakyat. Kadar emas dari tambang terbuka tersebut secara teknis maupun ekonomis sudah memadai untuk proses sianidasi dimana area lokasi tambang terbuka ini dialokasikan oleh perusahaan untuk area sebagai bahan baku proses sianidasi yang direncanakan dibangun pada tahun Hasil analisis kimia bahwa kadar unsur-unsur ikutan dari tambang rakyat menunjukkan bahwa kadar SiO 2 dominan cukup besar dan bervariasi berkisar antara 12,64 % - 74,00 %, unsur Pb sangat kecil berkisar antara 0,0052 % - 0,081 %, kadar Cu berkisar antara 1,22 % - 3,94 %, kadar Zn antara 0,062 % - 5,21 %, Fe antara 8,93 % - 27,60 % dan S cukup besar juga yaitu berkisar antara 4,54 % - 36,70 %. Kadar unsur ikutan dari tambang terbuka prosentasenya hampir sama dengan yang dari tambang rakyat yaitu SiO 2 75,20 %, Pb 0,81%, Cu 0,49 %, Zn 2,40 %, Fe 6,08 %, S total 7,03 %. Hasil analisis ayak dari tambang rakyat (kode TL-1, TL-2 dan TL-4) pada tabel 5.2 menunjukan distribusi ukuran paling tinggi pada fraksi kasar yaitu pada fraksi +70 mesh dengan persen berat tertinggi pada sample kode TL-1 dan TL-4 berkisar antara 74,74%- 76,65% dan terkecil pada sample kode TL-2 sebesar 26,97%, hal demikian disebabkan karena sample kode TL-1 dan TL-4 merupakan hasil penambangan dari vein yang utuh (press ore) sedangkan sample kode TL-2 merupakan bijih emas yang sudah mengalami pelapukan sehingga banyak mengandung clay material yang berbutir halus. Sample asal penambangan terbuka kode TL-3 hampir sama dominan pada fraksi kasar +70 mesh dengan persen berat sebesar 44,10%. Ukuran fraksi halus 200 pada sample bijih emas lapuk kode TL-2 persen beratnya jelas akan tinggi sebesar yaitu sebesar 43,50 % dan sample lainnya sangat rendah berkisar antara 3,09 % - 9,79 %,fraksi sedang mesh, mesh, dan mesh menunjukkan persen berat yang relatif kecil antara 3,58 % - 20,81 %. Melihat hasil analisis ayak ini bisa memilih peralatan pemecah dan penggiling yang efektif sampai dicapai kehalusan bijih emas untuk liberasi butiran emas yang memenuhi syarat untuk proses sianidasi. 44

49 Hasil analisis mineragrafi menunjukan pada semua sample kode TL-1,TL-2, TL-3 dan TL-4 pada umumnya didominasi mineral-mineral logam seperti, pirit(16,12 % - 75,50 %), kalkopirit (0,57 %-3,42 %), kovelit(0,31% - 2,20 %), spalerit(1,91%-4,11%), limonit(0,46%-0,65%) dan galena(0,36%). Emas terdapat pada sample kode TL-2, TL-3 dan TL-4, berbutir halus sampai sedang. Pada sample kode TL-2 emas berukuran butir 0,018 mm, sample TL-3 berukuran butir 0,006 mm, sample TL-4 berukuran butir 0,018 mm. Mineral-mineral bukan logam terdapat sekitar 16,15% sampai 78,24% dari semua sample yang diketemukan dominan mineral kuarsa dan sedikit mineral lempung Uji coba sianidasi sample bijih emas asal Hasil uji coba terhadap sample bijih emas asal tambang terbuka jalur II yang berkadar emas=9,30 g/t dan perak =29,00 g/t (tabel 5.3 dan 5.4), menunjukkan bahwa % ekstraksi emas dan perak paling tinggi pada kondisi 0,10 % NaCN 45

50 KESIMPULAN Dari Bab Pembahasan dapatlah diambil kesimpulan antara lain : 1. Peralatan yang dipasang pada tahap kegiatan Tahun Anggaran 2009 di pilot plant pengolahan emas- Cipatat sesuai program kegiatannya yaitu terdiri dari; Jaw crusher 1 unit, Ball Mill 1 unit, vibrating screen 1 unit, Thickener 1 unit, belt conveyor 2 unit,compressor 1 unit, hirocyclone 1 set, dan sand pump 1 unit. Pemasangan masingmasing peralatan dipakai sistim rangka beton dan angkur dimana dimensi beton disesuaikan terutama dengan beban dan getaran dari peralatan-peralatan tersebut dan pada periode ini baru dilakukan individual test dan setting peralatan tetapi belum dilakukan uji kontinyu. Pemasangan peralatan ini dilaksanakan secara bertahap mulai dari tahun 2008 yang terdiri dari peralatan, perangkat reaktor sianidasi 2 tangki dan perangkat carbon absorption 5 tangki, berikut kelengkapan dan sarana pendukungnya seperti : pemasangan electromotor dan impeller tiap tangki, pembuatan launder, serta pembuatan anjungan kontrol. Target yang direncanakan yaitu tahun 2010 diharapkan semua peralatan untuk proses pengolahan emas dengan cara sianidasi dan CIL adsorption skala pilot plant seluruhnya sudah lengkap dan siap pakai. 2. Pemasangan instalasi listrik yang sudah selesai dilaksanakan dan pada periode TA.2009 yaitu, panel distribusi, dudukan alur distribusi kabel, kabel distribusi dan handle kontaktor pada tiap-tiap alat terpasang. 3. Orientasi lapangan ke lokasi PT. Golden Pricindo adalah sebagai awal pendekatan untuk mendapatkan bahan baku bijih emas guna keperluan uji coba proses sianidasi di pilot plant pengolahahan emas Cipatat, yang secara tidak langsung program orientasi ini termanfaatkan sebagai sosialisasi awal mengenai teknologi pengolahan emas yang akan diterapkan.hasil orientasi didapat kesimpulan bahwa pada prinsipnya pihak PT. Golden Pricindo mengijinkan pengambilan bijih emas untuk keperluan penelitian terutama dari tambang terbuka yang dikelola langsung oleh perusahaan dan berkenaan juga dengan program perusahaan untuk pengolahan yang akan diterapkan metode sianidasi. Berdasarkan hasil karakterisasi bijih emas diperoleh data, kadar emas = 9,30 g/t, perak = 29,00 g/t, kadar unsur-unsur logam lainnya kecil seperti 46

51 Pb=0,81%, Cu=0,49%, Zn=2,40%, Fe=6,08%, sedangkan unsur-unsur non logam sebagai gangue mineral dominan Si0 2 =75,20% dan kadar S total kecil sebesar 7,03%. Kondisi bijih emas tersebut memenuhi syarat untuk bahan baku proses sianidasi secara teknis maupun secara ekonomis. 47

52 DAFTAR PUSTAKA 1. Arief S.Sudarsono,DR., Pengantar pengolahan dan ekstraksi bijih emas, Departemen Pertambangan ITB, Bandung Habashi,F., A Textbook of hydrometallurgy,metallurgie extractive, Quebec, Enrc Canada Bellingham, A.I., Metallurgical Testing of Auriferous Samples for Commersial Development, Gold 87, Joint Symposium, Bandung, 31 Agustus 2 September Daniels, F. and Alberty, R.A., Physical Chemestry, 3 rd edition, John Wiley and Sons, Inc., New York, Davidson, J.F., Fluidization, Academic Press Inc. Itd., London, Dorr, John, V.N., dan Bosqui, F.L., Cyianidation and Concetration of Gold and Silver Ores, second edition, Mc Graw Hill Book Company Inc., New York, Habashi, F., Principles of Extractive Metalllurgy, Vol. 1, Gordon and breach Science Publisher, Inc., New York, Habashi F., Principles of Extractive Metalllurgy, Vol. 2, Gordon and breach Science Publisher, Inc., New York, Hermawan, S., Siregar, D., Pengolahan Emas Perak Unit Pertambangan Emas Cikotok , Gold 87, Joint Symposium, Bandung, 31 Agustus 2 September Rosenqvist, T., Principles of Extractive Metallurgy, McGraw Hill, Inc., New York, Taggart,A., Handbook of Mineral Dressing, John Wiley and Sons, Inc., New York,

53 LAMPIRAN.A FOTO-FOTO KEGIATAN PEMASANGAN PERALATAN DAN INSTALASI LISTRIK Foto.1. Kegiatan pemindahan peralatan dengan forclift dan bentuk penggalian pondasi dari salah satu alat Foto.2. Bahan cor beton dan salah satu alat (cone crusher) yang sudah dipasang 44

54 Foto.3. Panel distribusi Foto.4. Dudukan kabel,elektro motor dan handle kontaktor pada tangki sianidasi 45

55 LAMPIRAN.B. FOTO-FOTO KEGIATAN ORIENTASI DAN PENGAMBILAN SAMPLE. Foto.1. Pertemuan dengan pemilik izin PT.Golden Pricindo dan penentuan lokasi pengambilan sample bijih emas yang disetujui 43

56 Foto.2. Area tambang terbuka dan tambang dalam Foto.3. Pengambilan sample pada tambang dalam dan sampling 44

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Aneka Tambang Tbk. Unit Bisnis Pertambangan Emas Pongkor (PT Antam Tbk. UBPE Pongkor) merupakan perusahaan pertambangan yang memiliki beberapa unit bisnis dan anak

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR TAHUN ANGGARAN 2010

LAPORAN AKHIR TAHUN ANGGARAN 2010 Puslitbang tekmira Jl. Jend. Sudirman No. 623 Bandung 40211 Telp : 022-6030483 Fax : 022-6003373 E-mail : Info@tekmira.esdm.go.id LAPORAN AKHIR TAHUN ANGGARAN 2010 Kelompok Teknologi Pengolahan dan Pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Aneka Tambang (Antam), Tbk. Unit Bisnis Pertambangan Emas (UBPE) Pongkor adalah salah satu industri penambangan dan pengolahan bijih emas. Lingkup kegiatannya adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Antam Tbk UBPE Pongkor adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang pertambangan dan pengolahan emas. Produk utama dari perusahaan ini

Lebih terperinci

PERCONTOHAN PENGOLAHAN EMAS DENGAN SIANIDASI DAN CIL ADSORPTION SKALA PILOT PLANT (Lanjutan)

PERCONTOHAN PENGOLAHAN EMAS DENGAN SIANIDASI DAN CIL ADSORPTION SKALA PILOT PLANT (Lanjutan) Puslitbang tekmira Jl. Jend. Sudirman No. 623 Bandung 40211 Telp : 022-6030483 Fax : 022-6003373 E-mail : Info@tekmira.esdm.go.id LAPORAN AKHIR TAHUN ANGGARAN 2011 Kelompok Teknologi Pengolahan dan Pemanfaatan

Lebih terperinci

Pabrik Pemurnian Emas Menggunakan Metode Cyanidation Agitated Tank Leached

Pabrik Pemurnian Emas Menggunakan Metode Cyanidation Agitated Tank Leached Pabrik Pemurnian Emas Menggunakan Metode Cyanidation Agitated Tank Leached Dosen Pembimbing Dosen Pembimbing Dr. Ir. Lily Pudjiastuti, MT 19580703 198502 2 001 Dr. Ir. Lily Pudjiastuti, MT 19580703 198502

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Aluminium Oksida dari Bauksit dengan Proses Bayer Kapasitas Ton / Tahun BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES

Prarancangan Pabrik Aluminium Oksida dari Bauksit dengan Proses Bayer Kapasitas Ton / Tahun BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES 74 3.1. Size Reduction 1. Crusher 01 BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES Kode : SR-01 : Mengecilkan ukuran partikel 50 mm menjadi 6,25 mm : Cone Crusher Nordberg HP 500 : 2 alat (m) : 2,73 Tinggi (m)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Preparasi dan Laboratorim

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Preparasi dan Laboratorim 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Preparasi dan Laboratorim Flotasi Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT Antam (Persero) Tbk. UBPE (Unit Bisnis Pertambangan Emas) Pongkor

BAB I PENDAHULUAN. PT Antam (Persero) Tbk. UBPE (Unit Bisnis Pertambangan Emas) Pongkor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Antam (Persero) Tbk. UBPE (Unit Bisnis Pertambangan Emas) Pongkor merupakan salah satu tambang emas bawah tanah (underground) yang terdapat di Indonesia yang terletak

Lebih terperinci

BAB III PERCOBAAN DAN HASIL PERCOBAAN

BAB III PERCOBAAN DAN HASIL PERCOBAAN BAB III PERCOBAAN DAN HASIL PERCOBAAN 3.1 Percobaan Percobaan tabling merupakan percobaan konsentrasi gravitasi berdasarkan perbedaan berat jenis dari mineral berharga dan pengotornya. Sampel bijih dipersiapkan

Lebih terperinci

PERALATAN INDUSTRI KIMIA

PERALATAN INDUSTRI KIMIA PERALATAN INDUSTRI KIMIA (SIZE REDUCTION, STORAGE, REACTOR ) Penyusun: Lely Riawati, ST., MT. Agustina Eunike, ST., MT., MBA. PERALATAN INDUSTRI KIMIA YANG DIBAHAS : I Material Handling II III Size Reduction

Lebih terperinci

KAJIAN SIANIDASI INTENSIF SISTEM CUSTOM PLANT DARI KONSENTRAT SULFIDA MARJINAL CIANJUR- SUKABUMI

KAJIAN SIANIDASI INTENSIF SISTEM CUSTOM PLANT DARI KONSENTRAT SULFIDA MARJINAL CIANJUR- SUKABUMI Puslitbang tekmira Jl. Jend. Sudirman No. 623 Bandung 40211 Telp : 022-6030483 Fax : 022-6003373 E-mail :Info@tekmira.esdm.go.id LAPORAN AKHIR TAHUN ANGGARAN 2013 Kelompok Teknologi Pengolahan dan Pemanfaatan

Lebih terperinci

PROSEDUR DAN PERCOBAAN

PROSEDUR DAN PERCOBAAN BAB III PROSEDUR DAN PERCOBAAN 3.1 Prosedur Percobaan Prosedur percobaan yang dilakukan selama penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1. Gambar 3.1 Flow chart prosedur percobaan 24 25 3.1.1 Persiapan Red

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN. II.1. Electrorefining

BAB II PEMBAHASAN. II.1. Electrorefining BAB II PEMBAHASAN II.1. Electrorefining Electrorefining adalah proses pemurnian secara elektrolisis dimana logam yangingin ditingkatkan kadarnya (logam yang masih cukup banyak mengandung pengotor)digunakan

Lebih terperinci

BAB VI DISKUSI. Dewi Prihatini ( ) 46

BAB VI DISKUSI. Dewi Prihatini ( ) 46 BAB VI DISKUSI 6.1 Evolusi Fluida Hidrotermal Alterasi hidrotermal terbentuk akibat adanya fluida hidrotermal yang berinteraksi dengan batuan yang dilewatinya pada kondisi fisika dan kimia tertentu (Pirajno,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga menjadi bisnis yang cukup bersaing dalam perusahaan perbajaan.

BAB I PENDAHULUAN. juga menjadi bisnis yang cukup bersaing dalam perusahaan perbajaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk mendistribusikan aliran fluida dari suatu tempat ketempat yang lain. Berbagi jenis pipa saat ini sudah beredar

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah metode expost facto. Ini berarti analisis dilakukan berdasarkan fakta dan data yang sudah terjadi. Dengan demikian penelitian

Lebih terperinci

BAB V DASAR-DASAR PENGOLAHAN BAHAN GALIAN

BAB V DASAR-DASAR PENGOLAHAN BAHAN GALIAN BAB V DASAR-DASAR PENGOLAHAN BAHAN GALIAN 5.1. Pengolahan Bahan Galian Pengolahan Bahan Galian (Mineral dressing) adalah pengolahan mineral dengan tujuan untuk memisahkan mineral berharga dan gangue-nya

Lebih terperinci

SiO2. Pabrik Silika dari Abu Ampas Tebu Dengan Proses Presipitasi. Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Suprapto, DEA

SiO2. Pabrik Silika dari Abu Ampas Tebu Dengan Proses Presipitasi. Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Suprapto, DEA Pabrik Silika dari Abu Ampas Tebu Dengan Proses Presipitasi SiO2 Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Suprapto, DEA 1. Akhadiyah Nur F. 2311 030 045 2. Elly Yonara 2311 030 067 Latar Belakang Kandungan Silika

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Pengolahan bahan galian (mineral dressing) adalah istilah umum yang digunakan untuk mengolah semua jenis bahan galian hasil tambang yang berupa mineral, batuan, bijih atau bahan

Lebih terperinci

HASIL KOREKSI ARITMATIKA URAIAN PEKERJAAN SELISIH

HASIL KOREKSI ARITMATIKA URAIAN PEKERJAAN SELISIH HASIL KOREKSI ARITMATIKA PROGRAM : PERENCANAAN DAN SURVEY GEOLISTRIK SUMBER AIR TANAH YANG SIAP DIKONSUMSI MASYARAKAT PEKERJAAN : PERENCANAAN DAN SURVEY GEOLISTRIK SUMBER AIR TANAH LOKASI : DESA SURYA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Baja Baja merupakan paduan yang terdiri dari unsur utama besi (Fe) dan karbon (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang tersusun dalam

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012 Oleh : Rr. Adistya Chrisafitri 3308100038 Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Nieke Karnaningroem, M.Sc. JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRASI SIANIDA TERHADAP PRODUKSI EMAS

PENGARUH KONSENTRASI SIANIDA TERHADAP PRODUKSI EMAS PENGARUH KONSENTRASI SIANIDA TERHADAP PRODUKSI EMAS Herling D. Tangkuman 1, Jemmy Abidjulu 1 dan Hendra Mukuan 1 1 Jurusan Kimia Fakultas MIPA UNSRAT Manado ABSTRACT Tangkuman, H. D., J. Abidjulu and H.

Lebih terperinci

Fasilitas Produksi Semi Permanen

Fasilitas Produksi Semi Permanen Fasilitas Produksi Semi Permanen 1. Konstruksi Kolam a) Desain dan denah - Lampiran 1a - Lampiran 1b b) Volume dan luas area kolam Panjang : 6m Lebar : 4m Tinggi : 1m Luas area : 24m 2 Volume : 24m 3 c)

Lebih terperinci

Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi. Satriananda *) ABSTRAK

Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi. Satriananda *) ABSTRAK Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi Satriananda *) ABSTRAK Air yang mengandung Besi (Fe) dapat mengganggu kesehatan, sehingga ion-ion Fe berlebihan dalam air harus disisihkan.

Lebih terperinci

LAPORAN MAGANG INDUSTRI. PT. ANEKA TAMBANG Tbk. UBPE PONGKOR PROCESS PLANT DEPARTEMENT

LAPORAN MAGANG INDUSTRI. PT. ANEKA TAMBANG Tbk. UBPE PONGKOR PROCESS PLANT DEPARTEMENT LAPORAN MAGANG INDUSTRI PT. ANEKA TAMBANG Tbk. UBPE PONGKOR PROCESS PLANT DEPARTEMENT Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan program Diploma IV Teknik Kimia Produksi

Lebih terperinci

Perbandingan Hasil Logam Emas Pada Pengolahan Bijih Emas Dengan Metode Sianida (Heap Leaching) Berdasarkan Perbedaan Ukuran Butir Umpan

Perbandingan Hasil Logam Emas Pada Pengolahan Bijih Emas Dengan Metode Sianida (Heap Leaching) Berdasarkan Perbedaan Ukuran Butir Umpan Perbandingan Hasil Logam Emas Pada Pengolahan Bijih Emas Dengan Metode Sianida (Heap Leaching) Berdasarkan Perbedaan Ukuran Butir Umpan Maharani Rindu Widara 1, Abdul Rauf 2 Mahasiswa Magister Teknik Pertambangan,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. FeO. CO Fe CO 2. Fe 3 O 4. Fe 2 O 3. Gambar 2.1. Skema arah pergerakan gas CO dan reduksi

BAB II DASAR TEORI. FeO. CO Fe CO 2. Fe 3 O 4. Fe 2 O 3. Gambar 2.1. Skema arah pergerakan gas CO dan reduksi BAB II DASAR TEORI Pengujian reduksi langsung ini didasari oleh beberapa teori yang mendukungnya. Berikut ini adalah dasar-dasar teori mengenai reduksi langsung yang mendasari penelitian ini. 2.1. ADSORPSI

Lebih terperinci

BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN

BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN BAB II : MEKANISME KOROSI dan MICHAELIS MENTEN 4 BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN Di alam bebas, kebanyakan logam ditemukan dalam keadaan tergabung secara kimia dan disebut bijih. Oleh karena keberadaan

Lebih terperinci

KAJIAN PEMANFAATAN LIMBAH PENAMBANGAN EMAS (STUDI KASUS: PEMANFAATAN TAILING DI PT. ANTAM UBPE PONGKOR)

KAJIAN PEMANFAATAN LIMBAH PENAMBANGAN EMAS (STUDI KASUS: PEMANFAATAN TAILING DI PT. ANTAM UBPE PONGKOR) UNIVERSITAS INDONESIA KAJIAN PEMANFAATAN LIMBAH PENAMBANGAN EMAS (STUDI KASUS: PEMANFAATAN TAILING DI PT. ANTAM UBPE PONGKOR) Tesis ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar MAGISTER

Lebih terperinci

Penentuan Energi Ball Mill dengan Menggunakan Metode Indeks Kerja Bond. Jl. Tamansari No. 1 Bandung

Penentuan Energi Ball Mill dengan Menggunakan Metode Indeks Kerja Bond. Jl. Tamansari No. 1 Bandung Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: 2460-6499 Penentuan Energi Ball Mill dengan Menggunakan Metode Indeks Kerja Bond 1 Teja Sukmana 1 Prodi Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Islam Bandung, Jl.

Lebih terperinci

BAB II TEKNOLOGI PENINGKATAN KUALITAS BATUBARA

BAB II TEKNOLOGI PENINGKATAN KUALITAS BATUBARA BAB II TEKNOLOGI PENINGKATAN KUALITAS BATUBARA 2.1. Peningkatan Kualitas Batubara Berdasarkan peringkatnya, batubara dapat diklasifikasikan menjadi batubara peringkat rendah (low rank coal) dan batubara

Lebih terperinci

Pabrik Silika dari Fly Ash Batu Bara dengan Proses Presipitasi

Pabrik Silika dari Fly Ash Batu Bara dengan Proses Presipitasi Pabrik Silika dari Fly Ash Batu Bara dengan Proses Presipitasi Disusun oleh : Dina Febriarista 2310 030 015 Fixalis Oktafia 2310 030 085 Dosen Pembimbing : Ir. Imam Syafril, MT 19570819 198601 1 001 Pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 ALAT DAN BAHAN Pada penelitian ini alat-alat yang digunakan meliputi: 1. Lemari oven. 2. Pulverizing (alat penggerus). 3. Spatula/sendok. 4. Timbangan. 5. Kaca arloji

Lebih terperinci

ELECTROWINNING Cu UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA CILEGON BANTEN HIDRO ELEKRO METALURGI ARDI TRI LAKSONO

ELECTROWINNING Cu UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA CILEGON BANTEN HIDRO ELEKRO METALURGI ARDI TRI LAKSONO ELECTROWINNING Cu HIDRO ELEKRO METALURGI ARDI TRI LAKSONO 3334100485 UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA CILEGON BANTEN 2013 2 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL...... 1 DAFTAR ISI... 2 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

Nama Kelompok : Adik kurniyawati putri Annisa halimatus syadi ah Alfie putri rachmasari Aprita silka harmi Arief isnanto.

Nama Kelompok : Adik kurniyawati putri Annisa halimatus syadi ah Alfie putri rachmasari Aprita silka harmi Arief isnanto. Nama Kelompok : Adik kurniyawati putri Annisa halimatus syadi ah Alfie putri rachmasari Aprita silka harmi Arief isnanto III Non Reguler JURUSAN ANALISA FARMASI DAN MAKANAN POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II

Lebih terperinci

BAB. V SPESIFIKASI PERALATAN

BAB. V SPESIFIKASI PERALATAN BAB. V SPESIFIKASI PERALATAN A. Peralatan Proses Peralatan proses pabrik Dekstrosa dengan kapasitas 60.000 ton/tahun terdiri dari: 1. Tangki Penyimpanan Manihot U. (ST-101) Tabel. 5.1 Spesifikasi Tangki

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perlakuan Awal dan Karakteristik Abu Batubara Abu batubara yang digunakan untuk penelitian ini terdiri dari 2 jenis, yaitu abu batubara hasil pembakaran di boiler tungku

Lebih terperinci

REGISTER TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN TERVERIFIKASI

REGISTER TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN TERVERIFIKASI Nomor register : 044/TRL/Reg-1/KLHK Instalasi Pengolahan Air Limbah Merk REDOX Advanced Oxydation Process () System FUNGSI ALAT REDOX adalah Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES

BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES digilib.uns.ac.id BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES 3.1. Spesifikasi Alat Utama 3.1.1 Mixer (NH 4 ) 2 SO 4 Kode : (M-01) : Tempat mencampurkan Ammonium Sulfate dengan air : Silinder vertical dengan head

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES PERLAKUAN MEKANIK GRINDING & SIZING

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES PERLAKUAN MEKANIK GRINDING & SIZING LAPORAN PRAKTIKUM PROSES PERLAKUAN MEKANIK GRINDING & SIZING Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Laporan Praktikum Proses Pemisahan & Pemurnian Dosen Pembimbing : Ir. Ahmad Rifandi, MSc 2 A TKPB Kelompok

Lebih terperinci

PENCEGAHAN KOROSI DENGAN MENGGUNAKAN INHIBITOR NATRIUM SILIKAT(Na 2 SiO 3 ) HASIL SINTESIS DARI LUMPUR LAPINDO PADA BAJA TULANGAN BETON

PENCEGAHAN KOROSI DENGAN MENGGUNAKAN INHIBITOR NATRIUM SILIKAT(Na 2 SiO 3 ) HASIL SINTESIS DARI LUMPUR LAPINDO PADA BAJA TULANGAN BETON PENCEGAHAN KOROSI DENGAN MENGGUNAKAN INHIBITOR NATRIUM SILIKAT(Na 2 SiO 3 ) HASIL SINTESIS DARI LUMPUR LAPINDO PADA BAJA TULANGAN BETON Dimas Happy Setyawan NRP. 2412105017 Dosen Pembimbing : 1. Dr.Ing.

Lebih terperinci

Bab III CUT Pilot Plant

Bab III CUT Pilot Plant Bab III CUT Pilot Plant 3.1 Sistem CUT Pilot Plant Skema proses CUT Pilot Plant secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 3.1. Pada gambar tersebut dapat dilihat bahwa sistem CUT dibagi menjadi beberapa

Lebih terperinci

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM - 2 - Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

PENGAMBILAN TEMBAGA DARI BATUAN BORNIT (Cu5FeS4) VARIASI RAPAT ARUS DAN PENGOMPLEKS EDTA SECARA ELEKTROKIMIA

PENGAMBILAN TEMBAGA DARI BATUAN BORNIT (Cu5FeS4) VARIASI RAPAT ARUS DAN PENGOMPLEKS EDTA SECARA ELEKTROKIMIA PENGAMBILAN TEMBAGA DARI BATUAN BORNIT (Cu5FeS4) VARIASI RAPAT ARUS DAN PENGOMPLEKS EDTA SECARA ELEKTROKIMIA Abdul Haris, Didik Setiyo Widodo dan Lina Yuanita Laboratorium Kimia Analitik Jurusan Kimia

Lebih terperinci

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif TUGAS 1 ELEKTROKIMIA Di kelas X, anda telah mempelajari bilangan oksidasi dan reaksi redoks. Reaksi redoks adalah reaksi reduksi dan oksidasi. Reaksi reduksi adalah reaksi penangkapan elektron atau reaksi

Lebih terperinci

BAB 3 METODA PENELITIAN

BAB 3 METODA PENELITIAN BAB 3 METODA PENELITIAN 3.1 Peralatan Yang Digunakan Penelitian dilakukan dengan menggunakan suatu reaktor berskala pilot plant. Reaktor ini mempunyai ukuran panjang 3,4 m, lebar 1,5 m, dan kedalaman air

Lebih terperinci

Study Proses Reduksi Mineral Tembaga Menggunakan Gelombang Mikro dengan Variasi Daya dan Waktu Radiasi

Study Proses Reduksi Mineral Tembaga Menggunakan Gelombang Mikro dengan Variasi Daya dan Waktu Radiasi LOGO Study Proses Reduksi Mineral Tembaga Menggunakan Gelombang Mikro dengan Variasi Daya dan Waktu Radiasi Nur Rosid Aminudin 2708 100 012 Dosen Pembimbing: Dr. Sungging Pintowantoro,ST.,MT Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1)

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1) Sudaryatno Sudirham ing Utari Mengenal Sifat-Sifat Material (1) 16-2 Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1) BAB 16 Oksidasi dan Korosi Dalam reaksi kimia di mana oksigen tertambahkan

Lebih terperinci

9/30/2015 ELEKTROKIMIA ELEKTROKIMIA ELEKTROKIMIA. Elektrokimia? Elektrokimia?

9/30/2015 ELEKTROKIMIA ELEKTROKIMIA ELEKTROKIMIA. Elektrokimia? Elektrokimia? Elektrokimia? Elektrokimia? Hukum Faraday : The amount of a substance produced or consumed in an electrolysis reaction is directly proportional to the quantity of electricity that flows through the circuit.

Lebih terperinci

TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI-112)

TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI-112) TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI112) NAMA : Tanda Tangan N I M : JURUSAN :... BERBAGAI DATA. Tetapan gas R = 0,082 L atm mol 1 K 1 = 1,987 kal mol 1 K 1 = 8,314 J mol 1 K 1 Tetapan Avogadro = 6,023 x 10

Lebih terperinci

BAB VIII UNIT DAUR ULANG DAN SPESIFIKASI TEKNIS Sistem Daur Ulang

BAB VIII UNIT DAUR ULANG DAN SPESIFIKASI TEKNIS Sistem Daur Ulang BAB VIII UNIT DAUR ULANG DAN SPESIFIKASI TEKNIS 8.1. Sistem Daur Ulang Di BTIK Magetan mempunyai dua unit IPAL yang masingmasing berkapasitas 300 m 3 /hari, jadi kapasitas total dua IPAL 600 m 3 /hari.

Lebih terperinci

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES. dalam alkohol (Faith and Keyes,1957).

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES. dalam alkohol (Faith and Keyes,1957). II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES A. Jenis-Jenis Proses Aluminium sulfat atau yang lebih dikenal dengan tawas merupakan salah satu bahan kimia yang sangat diperlukan baik dalam industri pengolahan air. Alum

Lebih terperinci

BAB 4 HASL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASL DAN PEMBAHASAN 30 BAB 4 HASL DAN PEMBAHASAN 4.1 UPAL-REK Hasil Rancangan Unit Pengolahan Air Limbah Reaktor Elektrokimia Aliran Kontinyu (UPAL - REK) adalah alat pengolah air limbah batik yang bekerja menggunakan proses

Lebih terperinci

PERANCANGAN MESIN PENGAYAK PASIR CETAK VIBRATING SCREEN PADA IKM COR DI JUWANA KABUPATEN PATI. Gondangmanis, PO Box 53, Bae, Kudus

PERANCANGAN MESIN PENGAYAK PASIR CETAK VIBRATING SCREEN PADA IKM COR DI JUWANA KABUPATEN PATI. Gondangmanis, PO Box 53, Bae, Kudus Prosiding SNATIF Ke-1 Tahun 201 4 ISBN: 978-602-1180-04-4 PERANCANGAN MESIN PENGAYAK PASIR CETAK VIBRATING SCREEN PADA IKM COR DI JUWANA KABUPATEN PATI Heru Sulistiawan 1, Sugeng Slamet 2 1 Program Studi

Lebih terperinci

Elektrokimia. Sel Volta

Elektrokimia. Sel Volta TI222 Kimia lanjut 09 / 01 47 Sel Volta Elektrokimia Sel Volta adalah sel elektrokimia yang menghasilkan arus listrik sebagai akibat terjadinya reaksi pada kedua elektroda secara spontan Misalnya : sebatang

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis. 1. Mengamati reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada reaksi elektrolisis

Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis. 1. Mengamati reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada reaksi elektrolisis 1 Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis Capaian Pembelajaran Menguasai teori aplikasi materipelajaran yang diampu secara mendalam pada sel elektrolisis Subcapaian pembelajaran: 1. Mengamati reaksi yang

Lebih terperinci

Yuniati & Agustinus / Jurnal Riset Geologi dan Pertambangan Jilid 17 No.2 ( 2007)

Yuniati & Agustinus / Jurnal Riset Geologi dan Pertambangan Jilid 17 No.2 ( 2007) Yuniati & Agustinus / Jurnal Riset Geologi dan Pertambangan Jilid 17 No.2 ( 2007) 41-50 41 Peranan Daun Babadotan (Ageratum conizoides), Nampong (Eupatorium molifolium) Dan Asipatiheur (Lantana camara)

Lebih terperinci

KIMIA ELEKTROLISIS

KIMIA ELEKTROLISIS KIMIA ELEKTROLISIS A. Tujuan Pembelajaran Mempelajari perubahan-perubahan yang terjadi pada reaksi elektrolisis larutan garam tembaga sulfat dan kalium iodida. Menuliskan reaksi reduksi yang terjadi di

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PROSES

BAB III PERANCANGAN PROSES BAB III PERANCANGAN PROSES 3.1. Uraian Proses Reaksi pembentukan C8H4O3 (phthalic anhydride) adalah reaksi heterogen fase gas dengan katalis padat, dimana terjadi reaksi oksidasi C8H10 (o-xylene) oleh

Lebih terperinci

BAB III PERCOBAAN DAN HASIL PERCOBAAN

BAB III PERCOBAAN DAN HASIL PERCOBAAN BAB III PERCOBAAN DAN HASIL PERCOBAAN 3.1 Pengambilan Data Operasi di Lapangan Penelitian ini dilakukan berdasarkan kondisi operasi yang sesungguhnya. Oleh karena itu diperlukan pengamatan dan pengambilan

Lebih terperinci

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya.

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya. BAB I PENDAHULUAN I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya. Sumber pencemaran lingkungan diantaranya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. UCAPAN TERIMAKASIH... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... vii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR GRAFIK...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. UCAPAN TERIMAKASIH... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... vii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR GRAFIK... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMAKASIH... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR GRAFIK... ix DAFTAR ISTILAH... x BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bauksit Bauksit merupakan bahan yang heterogen, yang mengandung mineral dari oksida aluminium, yaitu berupa mineral buhmit (Al 2 O 3.H 2 O) dan mineral gibsit (Al 2 O 3.3H 2

Lebih terperinci

SIDANG TUGAS AKHIR Program Studi D3 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industi ITS - Surabaya LOGO

SIDANG TUGAS AKHIR Program Studi D3 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industi ITS - Surabaya LOGO SIDANG TUGAS AKHIR Program Studi D3 Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industi ITS - Surabaya LOGO Pabrik Semen menggunakan Bahan Aditif Fly Ash dengan Proses Kering Oleh : Palupi Nisa 230 030 04 Hikmatul

Lebih terperinci

ELEKTROKIMIA Termodinamika Elektrokimia

ELEKTROKIMIA Termodinamika Elektrokimia Departemen Kimia - FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) ELEKTROKIMIA Termodinamika Elektrokimia Drs. Iqmal Tahir, M.Si. Laboratorium Kimia Fisika,, Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Repub

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Repub BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.98, 2017 KEMEN-ESDM. Nilai Tambah Mineral. Peningkatan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2017 TENTANG PENINGKATAN

Lebih terperinci

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan IV.1 Pengaruh Arus Listrik Terhadap Hasil Elektrolisis Elektrolisis merupakan reaksi yang tidak spontan. Untuk dapat berlangsungnya reaksi elektrolisis digunakan

Lebih terperinci

BAB V GEOKIMIA DAERAH PENELITIAN

BAB V GEOKIMIA DAERAH PENELITIAN BAB V GEOKIMIA DAERAH PENELITIAN 5.1 Data AAS (Atomic Absorption Spectrometry) AAS (Atomic Absorption Spectrometry) atau dikenal juga sebagai Spektrometri Serapan Atom merupakan suatu metode kimia yang

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Pendahuluan Indonesia sebagai negara berkembang dimana pembangunan di setiap wilayah di indonesia yang semakin berkembang yang semakin berkekembang pesat-nya bangunanbangunan

Lebih terperinci

UJIAN MASUK BERSAMA (UMB) Mata Pelajaran : Kimia Tanggal : 07 Juni 009 Kode Soal : 9. Penamaan yang tepat untuk : CH CH CH CH CH CH OH CH CH adalah A. -etil-5-metil-6-heksanol B.,5-dimetil-1-heptanol C.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2005 menurut penelitian South East Asia Iron and Steel Institute, tingkat konsumsi baja per kapita di Indonesia sebesar 26,2 kg yang lebih rendah dibandingkan

Lebih terperinci

Kajian Efektivitas Aerator dan Penambahan Kapur serta Slow Sand Filter dalam menurunkan kadar Besi air tanah.

Kajian Efektivitas Aerator dan Penambahan Kapur serta Slow Sand Filter dalam menurunkan kadar Besi air tanah. Kajian Efektivitas Aerator dan Penambahan Kapur serta Slow Sand Filter dalam menurunkan kadar Besi air tanah. Oleh Bambang Prayitno NRP. 3309201008. Latar belakang. Kebutuhan sehari-hari air minum penduduk

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Mineragrafi

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Mineragrafi BAB IV PEMBAHASAN Metode tabling adalah metode konsentrasi gravitasi yang digunakan untuk memisahkan dua atau lebih mineral berdasarkan perbedaan berat jenis dari mineral berharga dan pengotornya. Kriteria

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Proses adsorpsi antar partikel tersuspensi dalam kolom air terjadi karena adanya muatan listrik pada permukaan partikel tersebut. Butir lanau, lempung dan koloid asam

Lebih terperinci

UH : ELEKTROLISIS & KOROSI KODE SOAL : A

UH : ELEKTROLISIS & KOROSI KODE SOAL : A UH : ELEKTROLISIS & KOROSI KODE SOAL : A Selesaikan dengan cara!!! 1. Reduksi 1 mol ion SO 4 2- menjadi H 2S, memerlukan muatan listrik sebanyak A. 4 F D. 6 F B. 8F E. 16 F C. 20 F 2. Proses elektrolisis

Lebih terperinci

DESAIN PROSES PENINGKATAN KADAR BIJIH BESI KALIMANTAN SELATAN

DESAIN PROSES PENINGKATAN KADAR BIJIH BESI KALIMANTAN SELATAN DESAIN PROSES PENINGKATAN KADAR BIJIH BESI KALIMANTAN SELATAN Nuryadi Saleh, Pramusanto, Yuhelda Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara tekmira nuryadi@tekmira.esdm.go.id S A

Lebih terperinci

BAB II TAHAPAN UMUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN

BAB II TAHAPAN UMUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN BAB II TAHAPAN UMUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN Pengolahan Bahan Galian (Ore Dressing) pada umumnya dilakukan dalam beberapa tahapan, yaitu : preparasi, konsentrasi, dan dewatering. 2.1. PREPARASI Preparasi

Lebih terperinci

II. PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK GEDUNG SOPHIE PARIS INDONESIA

II. PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK GEDUNG SOPHIE PARIS INDONESIA II. PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK GEDUNG SOPHIE PARIS INDONESIA 2. 1 Pengumpulan Air Limbah Air limbah gedung PT. Sophie Paris Indonesia adalah air limbah domestik karyawan yang berasal dari toilet,

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pengujian air sungai, menggunakan alat uji filtrasi buatan dengan media filtrasi pasir kuarsa, zeolit dan arang batok yang dianalisis di Laboraturium Teknik Lingkungan Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air adalah kebutuhan pokok bagi semua makhluk hidup di dunia. Air dapat berbentuk padat, cair, dan gas. Air di bumi digolongkan menjadi 3 bagian pokok, yaitu air hujan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Proses penelitian dibagi menjadi dua bagian, yaitu; proses pengujian keadaan fisik bahan-bahan beton ( cth : specific gravity, absorpsi, dan kadar air ) serta preparasi benda

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Lahan merupakan sumberdaya alam strategis bagi pembangunan di sektor

TINJAUAN PUSTAKA. Lahan merupakan sumberdaya alam strategis bagi pembangunan di sektor II. TINJAUAN PUSTAKA Lahan merupakan sumberdaya alam strategis bagi pembangunan di sektor pertanian, kehutanan, perumahan, industri, pertambangan dan transportasi.di bidang pertanian, lahan merupakan sumberdaya

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Pengolahan Emas dan Recovery Precious Metal dari Endapan Porfiri dan Epitermal dengan Kapasitas 30 Ton/Tahun BAB I PENGANTAR

Prarancangan Pabrik Pengolahan Emas dan Recovery Precious Metal dari Endapan Porfiri dan Epitermal dengan Kapasitas 30 Ton/Tahun BAB I PENGANTAR BAB I PENGANTAR 1. LATAR BELAKANG Salah satu tujuan pembangunan nasional yang berwawasan lingkungan adalah terciptanya keserasian hubungan antara manusia dengan lingkungan alam sekitarnya dengan cara pembangunan

Lebih terperinci

Pemantauan Kerusakan Lahan untuk Produksi Biomassa

Pemantauan Kerusakan Lahan untuk Produksi Biomassa Pemantauan Kerusakan Lahan untuk Produksi Biomassa Rajiman A. Latar Belakang Pemanfaatan lahan memiliki tujuan utama untuk produksi biomassa. Pemanfaatan lahan yang tidak bijaksana sering menimbulkan kerusakan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.35, 2014 KEMENESDM. Peningkatan. Nilai Tambah. Mineral. Pencabutan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PENINGKATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak memadai, dan kadar air tanah yang melebihi, Permasalahan umum yang sering dijumpai dalam pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. tidak memadai, dan kadar air tanah yang melebihi, Permasalahan umum yang sering dijumpai dalam pelaksanaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan yang sering terjadi pada proyek pembangunan jalan adalah terjadinya penurunan tanah timbunan jalan, sehingga terjadi kerusakan pada aspal. Terjadinya penurunan

Lebih terperinci

3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq)

3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq) 3. ELEKTROKIMIA 1. Elektrolisis Elektrolisis adalah peristiwa penguraian elektrolit oleh arus listrik searah dengan menggunakan dua macam elektroda. Elektroda tersebut adalah katoda (elektroda yang dihubungkan

Lebih terperinci

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian Penelitian biofiltrasi ini targetnya adalah dapat meningkatkan kualitas air baku IPA Taman Kota Sehingga masuk baku mutu Pergub 582 tahun 1995 golongan B yakni

Lebih terperinci

BAB 8. ELEKTROKIMIA 8.1 REAKSI REDUKSI OKSIDASI 8.2 SEL ELEKTROKIMIA 8.3 POTENSIAL SEL, ENERGI BEBAS, DAN KESETIMBANGAN 8.4 PERSAMAAN NERNST 8

BAB 8. ELEKTROKIMIA 8.1 REAKSI REDUKSI OKSIDASI 8.2 SEL ELEKTROKIMIA 8.3 POTENSIAL SEL, ENERGI BEBAS, DAN KESETIMBANGAN 8.4 PERSAMAAN NERNST 8 BAB 8 BAB 8. ELEKTROKIMIA 8.1 REAKSI REDUKSI OKSIDASI 8.2 SEL ELEKTROKIMIA 8.3 POTENSIAL SEL, ENERGI BEBAS, DAN KESETIMBANGAN 8.4 PERSAMAAN NERNST 8.5 SEL ACCU DAN BAHAN BAKAR 8.6 KOROSI DAN PENCEGAHANNYA

Lebih terperinci

Handout. Bahan Ajar Korosi

Handout. Bahan Ajar Korosi Handout Bahan Ajar Korosi PENDAHULUAN Aplikasi lain dari prinsip elektrokimia adalah pemahaman terhadap gejala korosi pada logam dan pengendaliannya. Berdasarkan data potensial reduksi standar, diketahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Produk keramik adalah suatu produk industri yang sangat penting dan berkembang pesat pada masa sekarang ini. Hal ini disebabkan oleh pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

STONE PRODUCTION LINE

STONE PRODUCTION LINE STONE PRODUCTION LINE Pengolahan batu lini produk terdiri dari pengumpan, Rahang crusher, crusher dampak atau crusher Kerucut, bergetar layar dan poros vertikal dampak crusher dll. Didukung oleh conveyor

Lebih terperinci

INTRODUCTION. oksigen dalam bijih besi. Secara tradisional dinamakan blomery, dimana pada

INTRODUCTION. oksigen dalam bijih besi. Secara tradisional dinamakan blomery, dimana pada INTRODUCTION Prinsip dasar pemurnian besi adalah menghilangkan kandungan oksigen dalam bijih besi. Secara tradisional dinamakan blomery, dimana pada proses ini bijih besi dibakar dengan charcoal yang banyak

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PROSES

BAB III PERANCANGAN PROSES BAB III PERANCANGAN PROSES 3.1. Uraian Proses Proses pembuatan natrium nitrat dengan menggunakan bahan baku natrium klorida dan asam nitrat telah peroleh dari dengan cara studi pustaka dan melalui pertimbangan

Lebih terperinci

Proses Pengolahan dan Pemurnian Bijih Emas

Proses Pengolahan dan Pemurnian Bijih Emas Proses Pengolahan dan Pemurnian Bijih Emas Pertambangan emas pertama kali dilakukan di daerah alluvial, dengan metoda pengolahan cara gravitasi atau cara amalgamasi dengan air raksa. Sejak tahun 1860 kegiatan

Lebih terperinci

ELEKTROKIMIA DAN KOROSI (Continued) Ramadoni Syahputra

ELEKTROKIMIA DAN KOROSI (Continued) Ramadoni Syahputra ELEKTROKIMIA DAN KOROSI (Continued) Ramadoni Syahputra 3.3 KOROSI Korosi dapat didefinisikan sebagai perusakan secara bertahap atau kehancuran atau memburuknya suatu logam yang disebabkan oleh reaksi kimia

Lebih terperinci

BAB III ALAT PENGUJIAN

BAB III ALAT PENGUJIAN BAB III ALAT PENGUJIAN 3.1 RANCANGAN ALAT UJI Pada penelitian ini alat uji dirancang sendiri berdasarkan dasar teori dang pengalaman dari dosen pembimbing. Alat uji ini dirancang sebagai alat uji dengan

Lebih terperinci

Recovery logam dengan elektrolisis

Recovery logam dengan elektrolisis Recovery logam dengan elektrolisis Electrolysis Elektrolisis adalah proses dengan penggunaan arus listrik untuk memisahkan unsur unsur dari senyawanya. Elektrolisis membutuhkan biaya tinggi, dan karenanya

Lebih terperinci