LAPORAN AKHIR TAHUN ANGGARAN 2010

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN AKHIR TAHUN ANGGARAN 2010"

Transkripsi

1 Puslitbang tekmira Jl. Jend. Sudirman No. 623 Bandung Telp : Fax : Info@tekmira.esdm.go.id LAPORAN AKHIR TAHUN ANGGARAN 2010 Kelompok Teknologi Pengolahan dan Pemanfaatan Mineral PENELITIAN PENGOLAHAN EMAS DENGAN SIANIDASI DAN CIL ADSORPTION SKALA PILOT PLANT (TAHAP MELENGKAPI SARANA PENUNJANG, SETTING PERATAN,PENGAMBILAN BAHAN BAKU,UJI COBA PENDAHULUAN DAN PEMASANGAN PERALATAN TAMBAHAN) Oleh : Lili Tahli, Siti Rochani, Nuryadi Saleh, Siti Naeni, Abdullah, Leni Sulistiani, Fifit Fitria, Yayan Sofyan, Pipih Hanapiah PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI MINERAL DAN BATUBARA tekmira 2010

2 I. PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang Dalam rangka menunjang terwujudnya prototipe pengolahan emas dengan sianidasi dan CIL adsorption di Sentra Percontohan Pengolahan Mineral Cipatat, pelaksanaan kegiatannya dilakukan secara bertahap sejak 2007 berupa pelaksanaan konstruksi bangunan. Pada 2008 dan 2009 merupakan pelaksanaan konstruksi peralatan, sedangkan di 2010 berupa setting individu peralatan terpasang dan setting sesuai aliran material, pengadaan bahan baku bijih emas dan karakterisasi serta uji sianidasi pendahuluan secara batch, pembuatan dan pemasangan peralatan penunjang serta pemasangan peralatan tambahan dari pengadaan TA Pada 2011 direncanakan masih melengkapi alat ellution column dan bila semua peralatan yang direncanakan sudah lengkap langsung akan dilaksanakan uji proses sianidasi dan CIL adsorption secara kontinu. Rencana ke depannya akan dilanjutkan dengan program-program sosialisasi teknologi pengolahan emas dan aplikasi proses. Peralatan yang dipasang pada TA.2010 yaitu peralatan yang sangat menunjang untuk kelancaran proses sianidasi dan CIL adsorption. Peralatan tersebut adalah electrowinning, cyanide destruction, tangki reagen NaCN, ph meter, densitometer dan pompa karbon aktif. Pengambilan bahan baku bijih emas untuk keperluan uji coba sianidasi tahap pendahuluan diambil dari lokasi PT. Golden Pricindo, Ciemas-Sukabumi yang berkadar rata-rata Au = 8,15 g/t, Ag= 16,70 g/t. Uji coba sianidasi tahap pendahuluan yang dilakukan secara batch menghasilkan % ekstraksi tertinggi untuk Au = 82,17 % dan Ag = 45,28 %. Perolehan tersebut dihasilkan dari kondisi % padata = 25%, NaCN = 0,10 %, ph = 10,5, waktu kontak = 30 jam, ukuran feed = -200 mesh. Kondisi proses sianidasi yang dicapai selanjutnya akan diterapkan pada uji proses sianidasi dan CIL adsorption cara kontinu yang direncanakan dilaksanakan pada Tahun Anggaran Hasil seluruh kegiatan ini akan disosialisasikan terhadap masyarakat tambang terutama perusahaan-perusahaan skala kecil dan menengah dalam rangka menjembatani usaha peningkatan recovery dan kapasitas produksinya, sedangkan untuk perusahaan skala besar 1

3 bisa bermanfaat untuk penelitian dalam rangka penanganan problem proses serta bisa juga untuk rencana development penambangannya. Metoda pengolahan emas yang saat ini banyak tersebar diterapkan di wilayah Indonesia masih berkisar dengan metoda amalgamasi dan konsentrasi gravity, dimana dengan metoda tersebut recovery emas masih rendah berkisar antara 50 % - 80 %, disamping itu pencemaran lingkungan masih susah terkendalikan. Oleh karena itu dalam rangka mengefektifkan proses pengolahan emas akan dicoba mengembangkan metoda sianidasi dan CIL adsorption untuk tujuan ikut berperan serta dalam menangani masalah pada penambangan-penambangan emas skala kecil sampai menengah. Di samping untuk ke arah UKM juga usaha pertambangan emas skala besar yaitu untuk menjembatani dalam hal penanganan permasalahan proses (throuble solving) yang timbul selama proses produksi berjalan dan bisa juga untuk uji proses bijih emas dari berbagai lokasi eksplorasi sehingga bisa dijadikan pegangan untuk pengembangan (development) penambangannya, sehingga dengan terwujudnya pilot plant pengolahan emas bisa bermanfaat secara nyata untuk usaha- usaha pertambangan emas. Pembangunan pilot plant dengan cara sianidasi dan CIL Adsorption dikembangkan untuk pengenalan terhadap usaha-usaha pertambangan emas skala kecil dan menengah dalam rangka meningkatkan recovery dan kapasitas produksi sehingga terwujud usaha pertambangan emas yang maju dan ramah lingkungan Perumusan Masalah Pembangunan pilot plant pengolahan emas dengan sianidasi dan CIL adsorption yang dilaksanakan secara bertahap mulai dari pembangunan fisik gedung pada 2007, pengadaan dan pemasangan peralatan serta sarana dan prasarana penunjang sampai dengan 2010, secara keseluruhan peralatan yang diperlukan untuk proses sianidasi kontinu belum lengkap dan baru bisa dilakukan uji tahap pendahuluan secara batch. Ditargetkan pada 2011 seluruh perangkat peralatan sudah lengkap sesuai dengan yang direncanakan serta bisa melakukan pengujian-pengujian proses sianidasi dan CIL adsorption secara kontinu. 2

4 1.3.Ruang Lingkup Kegiatan Ruang lingkup kegiatan pembangunan pilot plant pengolahan emas dengan cara sianidasi dan CIL adsorption di Sentra Percontohan Pengolahan Mineral di Cipatat Tahun Anggaran 2010 meliputi: - pembuatan dan pemasangan peralatan pendukung; - setting individu peralatan dan setting peralatan sesuai aliran material; - pengadaan bahan baku dan karakterisasi bijih emas; - uji coba proses sianidasi pendahuluan secara batch; - pemasangan peralatan tambahan dari pengadaan Tahun Anggaran 2010; - pembuatan laporan. Matriks pembangunan pilot plant pengolahan emas dengan proses sianidasi dan CIL adsorption mulai TA sampai dengan 2011 seperti terlihat pada tabel 1.1. Tabel 1.1. : Matriks pembangunan pilot plant pengolahan emas Pembangunan sebagian gedung pilot plant pengolahan emas - Penyelesaian pembangun an gedung pilot plant pengolahan emas - Pemasangan sebagian peralatan : tangki sianidasi 2 buah, tangki carbon adsorption 5 buah, pembuatan fondasi pompa pasir, pemasangan crucible furnace, pemasangan electromotor tangki sianidasi, pemasangan electromotor tangki carbon adsorption, pemasangan impeller tangki sianidasi dan tangki carbon adsorption, pembuatan launder dari tangki 1 sampai tangki 7 serta pembuatan anjungan kontrol Pemasangan sebagian peralatan : jaw crusher, belt conveyor, cone crusher (pengadaan TA.2006), ball mill, hidrocyclone, vibrating screen, kompressor, pompa pasir dan thickener serta instalasi listrik - Pemasangan peralatan tambahan: elektrowinning, cyanide dectrution, tangki reangen NaCN, pompa NaCN, pompa karbon aktif - Pembuatan dan pemasangan peralatan penunjang: corong produk jaw crusher, launder produk screen, screen ball mill, sump ball mill, dudukan panel ball mill dan cone crusher, pipa aliran material dari sump ke hidrocyclone dan tangki sianidasi. - setting per individu peralatan. - setting peralatan sesuai aliran material. - pengambilan bahan baku bijih emas dan karakterisasi. - uji sianidasi tahap pendahuluan secara batch - Pemasanganperalatan tambahan ellution column - Uji Kontinu sianidasi dan CIL adsorption - Sosialisasi teknologi pengolahan emas dengan cara sianidasi dan CIL adsorption - Mempelajari kendala proses pada usahausaha pertambangan emas skala besar untuk diteliti di pilot plant. 3

5 1.4. Maksud dan Tujuan Maksud kegiatan Tahun Anggaran 2010 yaitu melakukan kegiatan pemasangan peralatan tambahan,pembuatan peralatan penunjang berikut sarana lainnya, melaksanakan pengadaan bahan baku bijih emas dan karakterisasi serta melaksanakan uji sianidasi tahap pendahuluan secara batch. Sampai didapat peralatan yang siap pakai dan data awal hasil uji sianidasi untuk dapat dilanjutkan pada periode tahun berikutnya untuk dilakukan uji sianidasi dan CIL adsorption secara kontinu. Tujuannya adalah mendapatkan percontohan proses pengolahan emas dengan metoda sianidasi dan CIL adsorption Sasaran Sasaran kegiatan Tahun Anggaran 2010 adalah terpasangnya sebagian peralatan untuk keperluan pengolahan emas dengan metode sianidasi dan CIL adsorption sebagai prototipe teknologi pengolahan emas metode sianidasi yang mengolah bijih emas primer berkadar minimum antara 5 10 g/t untuk mencapai recovery emas di atas 95 % dengan kapasitas antara 1-2 t/jam dan ramah lingkungan. Diharapkan percontohan ini bisa untuk uji proses pengolahan emas skala pilot plant terhadap bijih emas berbagai lokasi yang akan bermanfaat dalam penanganan kendala maupun pengembangan pada penambangan skala kecil dan menengah bahkan dapat berpartisipasi dalam menangani masalah-masalah yang ada di perusahaan besar. Data penelitian proses juga bermanfaat untuk development penambangannya Lokasi Penelitian Lokasi kegiatan pembangunan pilot plant pengolahan emas dengan sianidasi dilakukan di Sentra Percontohan Pengolahan Mineral Cipatat sedangkan contoh bijih emas berasal dari lokasi penambangan PT. Golden Pricindo, Ciemas Jawa Barat. Peta lokasi pilot plant untuk penelitian pengolahan emas dapat dilihat pada Gambar

6 Gambar.1.1. Peta lokasi pilot plant Cipatat II. TINJAUAN PUSTAKA 5

7 2.1. Tinjauan umum Cebakan bijih emas saat ini di wilayah Indonesia pada umumnya sudah berkadar rendah antara 5-10 g/t. Cebakan berkadar tinggi berada pada lokasi-lokasi tertentu dan memerlukan sistim penambangan yang selektif. Pengolahan bijih emas kadar rendah dan berukuran halus perlu memilih metode proses yang tepat seperti flotasi atau sianidasi. Apabila bijih emas berkadar tinggi serta berukuran kasar bisa memakai metode proses yang sederhana seperti amalgamasi, konsentrasi gravity atau secara keseluruhan bisa memakai kombinasi mrtodemetode tersebut di atas. Di dalam memilih metode pengolahan emas banyak faktor yang mempengaruhinya seperti jenis bijih emas, kadar emas dan perak terkandung, jenis dan kandungan mineral lainnya, persen liberasi, ukuran dan bentuk butiran emas dan lain sebagainya. Untuk mengetahui faktor-faktor tersebut di atas diperlukan pemeriksaan bahan baku bijih emas. Dari data yang didapat selanjutnya bisa menentukan metode apa yang akan digunakan. Metode sianidasi misalnya akan lebih efektif diterapkan terhadap bijih emas jenis bijih oksida dengan kadar minimum antara 5-10 g/t, berukuran dan terliberasi minimum 92,0 % fraksi 200 mesh. Keuntungan dengan metode ini adalah recovery emas dan kapasitas produksinya lebih besar dibanding metoda-metoda lainnya. Metode sianidasi yang akan diterapkan di Sentra Percontohan Pengolahan Mineral Cipatat direncanakan akan melalui rute peralatan jaw crusher, belt conveyor, cone crusher, belt conveyor, vibrating screen, ball mill, sand pump, hidrocyclone, tangki sianidasi, tangki adsorption, elution coulomb, electrowinning, crucible furnace, thickener dan cyanide destructrion. Peralatan tambahan dan penunjang yang dipasang terdiri atas electrowinning, cyanide destruction, tangki reagen NaCN, pompa reagen NaCN, pompa karbon aktif, ph meter, densitometer, launder jaw crusher dan vibrating screen, screen ball mill, sump ball mill, dudukan 6

8 panel ball mill dan cone crusher serta pipa aliran material. Kegunaan peralatanperalatan tersebut yaitu: a. Electrowinning Kegunaan alat ini adalah untuk menangkap logam emas dan perak dari larutan kaya dengan media arus listrik (anoda dan katoda). Emas yang tertangkap pada katoda berupa cake untuk dilanjutkan ke proses peleburan. b. Cyanide destruction Berguna sebagai alat penghancur sianida (CN _ ) dari tailing sianidasi setelah melalui proses tailing treatment pada alat thickener, sehingga sianida yang terdapat pada limbah cair (overflow thickener) dapat dihancurkan dengan penambahan beberapa jenis reagen kimia sampai didapat limbah cair dengan kandungan sianida relatif kecil. Limbah cair tersebut di alirkan ke decant pond untuk di-treatment kembali sampai didapat limbah cair yang memenuhi syarat untuk dilepas ke sungai bebas. c. Tangki reagen NaCN Akan digunakan sebagai pelarut natrium sianida (NaCN) untuk konsumsi proses sianidasi. d. Pompa reagen NaCN Untuk mengalirkan natrium sianida dari tangki reagen ke tangki pelarutan pada dosis tertentu. e. Pompa karbon aktif Pompa ini dipasang pada tiap tangki adsorpsi yaitu pada tangki 7, 6, 5, 4, 3 (dapat dilihat pada gambar 3.1.), sehingga bisa mengalirkan karbon aktif dari tangki 7 sampai tangki 3 yang akan berlawanan arah dengan aliran slurry dari tangki 3 ke tangki 7 (counter current), selanjutnya slurry dari tangki 3 dipompa ke alat vibrating screen sampai terpisah antara karbon aktif (loaded carbon) dengan slurry. f. ph meter 7

9 Alat untuk mengukur ph larutan selama proses sianidasi berlangsung, pengukuran ph dilakukan secara periodik satu jam sekali untuk mendapatkan kondisi ph yang stabil antara g. Densitometer Untuk mengukur densitas dari larutan selama proses sianidasi yang diukur setiap satu jam sekali. h. Launder jaw crusher Sarana penunjang sebagai alat untuk mengalirkan material (talang) produk jaw crusher melalui belt conveyor untuk umpan pada alat pemecah tahap dua cone crusher. i. Launder vibrating screen Sarana penunjang untuk mangalirkan material produk screen 10 mesh ke dalam ball mill untuk proses giling. j. Screen ball mill Sarana penunjang untuk mengayak langsung produk giling dari ball mill, yang lolos ayakan langsung tertampung sump dan yang tertahan ayakan dimasukkan kembali(sirkulasi) ke dalam ball mill. k. Sump ball mill Sarana penunjang untuk manampung atau sebagai tandon material produk giling ball mill lolos ayakan untuk dialirkan ke alat lainnya. l. Dudukan panel ball mill dan cone crusher Dudukan panel ini dibuat supaya panel listrik dalam posisi aman yang bahannya dari besi siku, panel listrik untuk ball mill dan cone crusher sebagai sarana sumber penggerak alat ball mill dan cone crusher. m. Pipa aliran material Sarana pipa untuk mengalirkan material produk ball mill berupa slurry dengan % padatan antara % dari sump ball mill yang dipompa dan dialirkan melalui 8

10 pipa pada alat hidrocyclone, over hidrocyclone ke dalam tangki pelarutan dan underflow-nya di kembalikan lagi ke dalam ball mill Teori Untuk membantu pemahaman teori proses dari rangkaian pengolahan bijih emas dengan sianidasi dan CIL adsorption yang akan diterapkan di Sentra Percontohan Pengolahan Mineral Cipatat akan diutarakan mengenai prinsip-prinsip: - sianidasi; - carbon in leach (CIL); - adsorpsi; - desorpsi. a. Sianidasi Menurut Habashi 1), pengolahan bijih emas dengan cara sianidasi adalah salah satu cara untuk mengekstraksi logam emas dan perak dengan metode pelarutan. Keunggulan cara sianidasi ini adalah dapat mengekstraksi logam emas yang berkadar rendah karena kemampuannya yang lebih baik dalam penetrasi pelarut sianida melalui padatan, sehingga kontak dengan logam emas dan perak diharapkan akan lebih baik. Dalam proses sianidasi, logam emas dan perak dilarutkan sebagai senyawa kompleks Au(CN)2 - dan Ag(CN)2 - dalam larutan sianida. Tinjauan aspek termodinamika dalam mempelajari suatu reaksi kimia dapat memberikan indikasi awal kespontanan reaksi kimia tersebut. Suatu reaksi kimia dapat berlangsung secara spontan bila mempunyai harga G - (perubahan energi bebas gibbs) lebih kecil dari nol (negatif). Secara umum persamaan reaksi untuk pelarutan emas dan perak dalam larutan sianida dapat ditulis sebagai berikut : 4 Au + 8 CN - + O2 + 2H2O 4 Au(CN) OH... (1) G o = -96,20 kkal 4 Ag + 8 CN - + O2 + 2 H2O 4 Ag(CN) OH.. (2) G o = -65,62 kkal 9

11 Reaksi pelarutan emas dalam larutan sianida merupakan reaksi redoks. Mekanisme reaksinya dapat digambarkan dengan suatu skema sel elektrokimia, (gambar 2.1) dengan reaksi sebagai berikut : Reaksi pada anoda : 2Au 2Au + + 2e -... (3) 2Au CN - 2Au(CN) (4) Reaksi pada katoda : O2 + 2H2O + 2e - H2O2 + 2OH -... (5) Pada daerah katodik terjadi reaksi reduksi oksigen menjadi hidrogen peroksida, sedangkan pada daerah anodik terjadi reaksi oksida Au dan pembentukan kation kompleks emas-sianida. Gambar 2.1. Skema pelarutan emas dalam larutan sinidasi b. Carbon In Leach ( CIL) Salah satu metode pengambilan emas dari larutan kaya yang cukup dikenal yaitu proses dengan menggunakan karbon aktif. Karbon aktif merupakan material yang berongga (Porus) dan mempunyai sifat absorpsi yang baik. Emas (Au) 10

12 dalam bentuk kompleks dengan klorida dan sianida dapat diabsorpsi oleh karbon aktif. Menurut Muir 6,7) dari larutan yang mempunyai konsentrasi emas rendah (10 ppm) karbon aktif mampu menyerap emas sebanyak 9,995 ppm selama waktu 24 jam. Selain emas dan perak karbon aktif juga menyerap ion-ion yang lain tetapi tidak sebanyak emas dan perak. Recovery emas yang berasal dari larutan kaya dengan menggunakan karbon (bentuk granular) telah banyak dipakai secara industri seperti pada carbon in leach karbon aktif ditambahkan pada ore slurry di dalam tangki leaching dan diikuti absorpsi emas dari larutan kaya (Lihat Gambar 2.2.) Gambar 2.2 Skema ekstraksi emas dan perak dengan carbon in leach Dalam proses ini sianidasi dan adsorpsi berlangsung secara bersama-sama di dalam tangki yang sama pula yaitu tangki pachuca. Masing-masing tangki 11

13 dilengkapi sebuah sistem pengangkat verticalair lift dan sebuah saluran (launder) beserta pengayak yang terletak di antara masing-masing tangki. Pada awal operasinya lumpur yang berasal dari sirkulasi penggerusan, setelah mengalami pengkondisian awal dimasukkan ke dalam tangki pertama dan tangki ke dua, sedangkan lima tangki yang lain digunakan untuk proses adsorpsi yang diisi karbon aktif melalui tangki tujuh mengalir menuju tangi enam, lima, empat dan tangki tiga menggunakan fasilitas pompa pada tiap tangki sehingga terjadi aliran berlawanan antara aliran lumpur (slurry) dengan aliran karbon aktif (counter current). Di dalam tangki pertama dan kedua terjadi proses sianidasi, selanjutnya lumpur mengalir secara gravitasi ke dalam tangki tiga, empat, lima, enam dan tangki tujuh. Di dalam tangki tiga, empat, lima, enam dan tujuh ini terjadi proses sianidasi dan adsorption secara bersama-sama. Kemudian setelah sianidasi dan adsorpsinya berlangsung beberapa lama, lumpur dan karbon aktif dari tangki tiga dipompa dan dipisahkan dengan screen. Lumpurnya dialirkan ke arah thickener yang sudah merupakan lumpur miskin untuk dipisah sebagai limbah cair dan limbah padat untuk selanjutnya dilakukan degradasi sianida, sedangkan karbon aktifnya dialirkan ke ellution column untuk proses penangkapan logam emas dari larutan kaya dengan alat electrowining sampai didapat cake yang akan dilebur menjadi bullion. Karbon aktif di aktifasi kembali (regenarasi) menjadi press carbon untuk digunakan kembali pada proses sianidasi. c. Adsorpsi Emas dan perak yang dapat di adsorpsi berbentuk ion Au(CN)2 - dan Ag(CN)2 -. Terjadinya adsorpsi dimulai dengan adanya kontak antara permukaan karbon aktif dengan ion emas-perak. Mekanisme adsorpsi ion Au(CN)2 - atau ion Ag(CN)2 - pada permukaan karbon aktif sampai saat ini belum ada teori yang dapat menjelaskan secara pasti, karena sifat kimia permukaan karbon aktif sampai saat ini masih belum jelas. Namun demikian ada beberapa teori yang diketahui dan yang berhubungan dengan adsorpsi suatu molekul atau ion pada permukaan karbon aktif, walaupun satu dengan lainnya masih saling bertentangan. Teori-teori tersebut antara lain: - Teori Adsorpsi Fisik 12

14 Teori ini menerangkan adsorpsi suatu zat pada permukaan karbon aktif dipengaruhi oleh gaya Van der Waals dan zat yang diadsorpsi berupa suatu molekul. Proses adsorpsi zat organik dari suatu larutan pada permukaan karbon aktif juga mengikuti teori ini. Menurut Smisek (8) adsorpsi ion Ag(CN)2 - dari larutan pada karbon aktif juga bersifat adsorpsi fisik. Ag(CN)2 - yang menempel pada permukaan karbon aktif membentuk suatu lapisan tunggal (monolayer). - Teori Kompleks Kimia Jika terhadap karbon aktif ditambahkan hidrogen pada temperatur antara C pada permukaan karbon aktif akan terbentuk asam karbonat (H2CO3) sehingga permukaan karbon aktif menjadi bersifat asam. Adsorpsi disebabkan oleh netralisasi senyawa asam karbonat yang terdapat pada permukaan karbon aktif menjadi H + dan ion karbonat (HCO3 - ). Ion H + yang melekat pada permukaan karbon aktif bereaksi dengan Au(CN)2 - membentuk HAu(CN)2, sedangkan ion-ion bikarbonat bereaksi dengan ion-ion alkali membentuk NaHCO3 yang masuk kedalam larutan. - Teori Mekanisme Elektrokimia Di dalam proses sianidasi dimasukan oksigen. Apabila oksigen kontak dengan suspensi cair dari karbon, maka air akan direduksi menjadi senyawa hidroksida dan peroksida : O2 + 2 H2O + 2e H2O2 + 2 OH- Selama elektron dipasok oleh karbon, permukaan karbon aktif akan bermuatan positif. Agar permukaan karbon mempunyai muatan yang tetap netral, Au(CN)2 yang ada didalam larutan diadsorpsi oleh karbon aktif. Di antara ke tiga teori di atas, teori mekanisme elektrokimia yang diperkenalkan Muir 6,7) merupakan teori yang paling mendekati. Menurut Muir 6,7) adsorpsi Au(CN)2 - pada permukaan karbon aktif disebabkan oleh dua gaya utama yaitu gaya kimia dan gaya elektrostatis. Gaya kimia terjadi di daerah antarmuka larutan dan karbon aktif, sedangkan gaya elektrostatis terjadi di daerah antarmuka yang diselimuti ion-ion sebagai hasil interaksi antara muatan listrik 13

15 dari ion yang menempel di permukaan karbon aktif dengan ion yang ada pada larutan ruah. d. Desorpsi Emas dan Perak Desorpsi adalah pelepasan molekul atau ion dari permukaan suatu adsorben. Ion yang akan dilepaskan ialah Au(CN)2 - dan Ag(CN)2 - yang terserap pada permukaan karbon aktif. Pelepasannya dilakukan dengan cara mengontakkan karbon aktif yang telah bermuatan emas-perak tersebut dengan suatu larutan tertentu. Larutan itu disebut sebagai larutan pendesorpsi, yang pada umumnya mengandung senyawa NaOH dan NaCN dengan komposisi tertentu. Pengontakkannya dilakukan di dalam suatu kolom yang berisi karbon aktif. Sampai saat ini dikenal beberapa macam proses desorpsi yaitu : - Zadra atmosfer; - tekanan tinggi; - alkohol; - Anglo-Amerika. Proses Desorpsi Zadra Atmosfer Proses ini pertama kali ditemukan oleh Zadra pada Larutan pendesorpsi yang digunakan mempunyai komposisi 0,1% berat NaCN, 1% berat NaOH, dengan suhu antara o C. Karena prosesnya dilakukan pada tekanan atmosfer, maka disebut proses desorpsi Zadra atmosfer. Proses Desorpsi Tekanan Tinggi Larutan pendesorpsi yang digunakan mempunyai komposisi optimal pada 0,1% berat NaCN dan 1% berat NaOH. Larutan ini dikontakkan dengan karbon aktif pada suhu 160 o C dan tekanan 4 kg/cm2 (50 psi). Menurut Dahya dan King (1), pengaruh tekanan dan temperatur yang tinggi dalam proses ini adalah memperkecil ukuran tempat desorpsi serta mengurangi jumlah reagen yang 14

16 dibutuhkan. Meskipun demikian, tekanan dan temperatur yang tinggi ini menyulitkan pengoperasiannya. Proses Desorpsi Alkohol Proses ini pertama kali ditemukan oleh Heinen dan dipublikasikan oleh Biro Pertambangan Amerika Serikat (U.S. Bureau of Mines) pada tahun Larutan pendesorpsi yang digunakan mempunyai komposisi yang sama dengan larutan yang digunakan dalam proses desorpsi Zadra atmosfer,akan tetapi disini ditambahkan 20 % volume alkohol dan suhu operasi sekitar 80 o C. Proses desorpsi Aglo-Amerika Proses ini pertama kali dikembangkan oleh Davidson di laboratorium Anglo- Amerika (Anglo American Research Laboratorium) Johanesburg. Prosesnya dimulai dengan merendam karbon aktif sampai setengah bagian dari kolomnya dengan larutan yang mempunyai komposisi 5 % berat NaOH, 1 % berat NaCN selama setengah sampai satu jam, kemudian dibilas dengan air panas dengan debit aliran 3 volume kolom per jam dan dioperasikan pada kondisi temperatur 110 o C serta tekanan sekitar 200 kn/m 2. Selain ke empat proses tersebut di atas dikenal juga cara desorpsi lainnya seperti proses Murdoch dan Duval yang merupakan hasil pengembangan ke empat proses di atas. Dalam industri pengolahan bijih emas dan perak proses desorpsi yang digunakan sering tidak mengikuti cara-cara seperti di atas misalnya untuk proses Zadra atmosfer dioperasikan bukan pada tekanan atmosfer tetapi pada tekanan 100 kn/m 2.. Sebagai gambaran kondisi operasi beberapa proses desorpsi yang banyak digunakan dalam ekstraksi logam emas dan perak dapat dilihat pada Table 2.1. TABEL 2.1 BEBERAPA PROSEDUR KONDISI OPERASI DESORPSI KONTINU Laju alir Tekanan(kPa (v.k/jam) Prosedur Peredaman Larutan pendesorpsi Suhu( o C) Zadra AARL tanpa 5%NaOH, 1%NaCN 1 % NaOH,0,1 % NaCN a i r 40%AN/H2O,1%NaCN,0 85,95, ) ,2 Waktu(jam) ,8 6,2 15

17 Murdock Duval v.k = volume kolom AN =acetonitrile 80% AN/H2O tanpa,2%naoh 10-20% etanol/h2o 1% NaOH, 0,2%NaCN , III. PROGRAM KEGIATAN Program kegiatan Tahun Anggaran 2010 masih melaksanakan tahap pemasangan peralatan tambahan terutama peralatan dari pengadaan tahun 2010 dan uji sianidasi secara batch yang lingkup kegiatannya meliputi : - pembuatan dan pemasangan peralatan penunjang; - setting individu peralatan; - setting peralatan sesuai aliran material; - pemasangan panel cone crusher dan Ball mill; - pengadaan bahan baku dan karakterisasi bijih emas ; - uji proses tahap pendahuluan skala batch; - pemasangan peralatan tambahan Pembuatan dan pemasangan peralatan penunjang - pembuatan disain peralatan penunjang; - pengadaan bahan; - pembuatan peralatan penunjang; - pemasangan dan setting peralatan penunjang Setting individu peralatan - penyempurnaan beton dudukan per unit alat; - pemasangan baud-baud pengencang dudukan alat ; - pemasangan aksesoris kelengkapan tiap alat; - pemeriksaan panel-panel dan saklar tiap alat; 16

18 - pemberian pelumas (olie dan stempet) tiap-tiap alat; - uji individu peralatan Setting peralatan sesuai aliran material - setting aliran alat belt conveyor.1 dengan alat jaw crusher; - setting aliran alat belt conveyor. 2 dengan alat cone crusher; - setting aliran alat vibrating screen dengan alat ball mill; - setting aliran alat sump ball mill dengan alat pompa pasir; - setting aliran alat pompa pasir dengan alat hidrocyclone; - setting aliran alat hidrocyclone dengan alat tangki sianidasi; - pengujian peralatan dan aliran material Pemasangan Panel Listrik Alat Cone Crusher dan Panel Ball Mill Panel listrik alat cone crusher dan ball mill berukuran besar yang perlu dipasang tersendiri dan pada posisi yang aman, tahapan pekerjaannya: - pengadaan bahan; - penentuan tempat pemasangan panel; - pembuatan beton dudukan panel; - pemasangan panel; - uji coba fungsi panel sebagai penggerak alat cone crusher dan ball mill Pengadaan Bahan Baku dan Karakterisasi Bijih Emas Pengambilan bahan baku bijih emas dilakukan untuk ketersediaan bahan baku keperluan uji proses sianidasi yang meliputi : - pertemuan dengan pemilik KP PT. Golden Pricindo Ciemas; - penentuan lokasi pengambilan bijih emas; - penggalian dan pengambilan bahan baku bijih emas; 17

19 - sortir dan pemecahan bijih emas; - pengepakan dan pengangkutan bahan baku bijih emas ke pilot plant Cipatat; - karakterisasi bijih emas untuk mengetahui kadar asal bijih emas Uji coba Sianidasi Tahap Pendahuluan di Pilot Plant Uji coba sianidasi tahap pendahuluan baru bisa dilakukan dengan cara batch dan akan dilanjukan dengan cara kontinu pada 2011, kegiatannya meliputi: - pengadaan bahan kimia; - penentuan variabel kondisi proses; - pengujian proses sianidasi; - analisis produk; - perhitungan persen ekstraksi Pemasangan Peralatan Tambahan Tahap-tahap kegiatannya meliputi pengerjaan-pengerjaan sebagai berikut: - pengangkutan peralatan dari tempat penyimpanan ke area pilot plant ; - persiapan bahan dan peralatan; - penempatan peralatan pada posisi yang sudah direncanakan; - pemasangan peralatan pada posisi yang sudah ditentukan; - setting per unit peralatan. 18

20 IV. METODOLOGI Pemasangan rangkaian peralatan untuk pilot plant pengolahan emas dengan cara sianidasi dan CIL adsorption di lokasi Cipatat seperti terlihat pada bagan alir proses Gambar 4.1 dan tata letak peralatan Gambar 4.2. Dengan melihat bagan alir dan tata letak peralatan ini, akan terlihat posisi peralatan yang dipasang tahun Pembuatan dan Pemasangan Peralatan Penunjang Pembuatan peralatan penunjang sangat diperlukan untuk melengkapi sarana alat tersebut sehingga dapat dioperasikan sebagaimana mestinya. Peralatan penunjang yang dibuat terdiri atas: corongan aliran produk jaw crusher dan vibrating screen, screen dan sump ball mill, dudukan hidrocyclone, pipa aliran over flow hidrocyclone menuju tangki sianidasi dan under flow cyclone yang menuju ke ball mill. Bahan untuk peralatan ini terdiri plat besi, ayakan 10 mesh, besi siku dan besi pipa serta elektroda las. Pembuatannya tidak ada metoda khusus tetapi secara umum yaitu dengan pengukuran, pemotongan bahan, pengelasan, penghalusan serta pengecatan, ukurannya harus sama persis sehingga waktu pemasangannya sesuai dengan yang dikehendaki.

21 Gambar 4.2. Tata letak peralatan (tampak atas)

22 BIJIH EMAS JAW CRUSHER CONE CRUSHER BALL MILL HIDROCYCLONE over flow TANGKI SIANIDASI(2 BUAH) solution TANGKI ADSORPSI(5 BUAH) Loaded carbon ELLUTION COLUMN electrolite ELEKTROWINNING FILTER cake CRUCIBLE FURNACE Dore bullion PARTING under flow barrent carbon carbon regeneration PRESS CARBON EMAS PERAK Gamabar 4.1. : Bagan alir pengolahan emas dengan cara Sianidasi dan CIL Adsorption 4.2. Setting Individu Peralatan dan Setting Peralatan Sesuai Aliran Material 21

23 Setting individu peralatan memakai metode yang secara umum biasa digunakan yaitu, pengecekan beton dudukan alat, pemasangan baud-baud pengencang, pemasangan kelengkapan dan asesories alat, penarikan kabel dari kontaktor alat ke panel distribusi dan uji coba kinerja alat. Setting peralatan sesuai aliran material dikerjakan dengan cara-cara pengukuran posisi unit peralatan satu dengan yang lainnya, sinkronisasi kerja tiap unit alat, uji coba menjalankan seluruh unit peralatan yang dipasang, uji coba pengumpanan material mulai alat belt conveyor.1 ke alat jaw crusher. Alirannya diteruskan secara kontinu ke alatalat berikutnya yaitu belt conveyor.2, cone crusher, vibrating screen, ball mill, sump ball mill, pompa pasir, hidrocyclone sampai ke tangki sianidasi, selanjutnya dalam beberapa periode waktu dilakukan pengamatan sinkronisasi aliran material dari masing-masing per alatan. Sinkronisasi aliran material dari seluruh rangkaian peralatan yang digunakan di dalam proses sianidasi dan CIL adsorption ini sangat penting karena operasional semua peralatan yang dipakai kapasisitasnya harus sama sehingga akan dicapai proses kontinu Pemasangan Panel Listrik Alat Cone Crusher dan Ball Mill Panel cone crusher dan ball mill dimensi maupun power-nya cukup besar, panel cone crusher dibuat dua kaki dari besi siku tinggi 1,0 m yang masing-masing dibuat dudukan cor beton berukuran 50 cm x 50 cm x 20 cm dengan power 29,0 Kw dan ukuran panel ball mill 90 cm x 75 cm x 70 cm dengan power 18,5 Kw. Pada kondisi tersebut perlu pemasangan dan penyimpanan terpisah dengan panel distribusi tetapi dengan posisi mendekati alatnya untuk mempermudah operasionalnya. Tahap kegiatannya melalui pengukuran dudukan panel, pengecoran dudukan panel, peletakkan panel pada posisi yang tepat, setting panel, penarikan kabel dari panel distribusi ke panel-panel alat tersebut dilanjutkan dengan uji coba saklar dengan pergerakan alat Pengadaan dan Karakterisasi Bahan Baku Bijih Emas 22

24 Pengadaan bahan baku bijih emas untuk keperluan uji coba sianidasi tahap pendahuluan berasal dari penambangan terbuka jalur II dan III di lokasi KP PT.Golden Pricindo-Ciemas. Bahan baku diambil sebanyak 4,5 ton dengan kadar emas rata-rata 8,15 g/t. Pengambilannya dilakukan dengan cara pengupasan lapisan penutup, penggalian, pengambilan, pemecahan, pengarungan dan pengangkutan, menggunakan, back hoe, cangkul, linggis, palu, pahat. Packingnya menggunakan karung untuk mempermudah muat dan bongkar ke dalam truk. Karakterisasi yang dilaksanakan hanya untuk mengetahui besarnya kadar emas dan perak saja menggunakan metode analisis fire assay Uji coba Sianidasi Tahap Pendahuluan Uji coba sianidasi tahap pendahuluan yang dilakukan di pilot plant Sentra Percontohan Pengolahan Mineral Cipatat dilakukan dengan cara mengkombinasikan operasional proses crushing dan milling yang semi kontinu dalam waktu tertentu, sampai penuhnya dua buah tangki sianidasi secara paralel. Proses sianidasi pada masing-masing tangki dilakukan dengan cara batch, karena sarana untuk proses sianidasi dan CIL adsorption secara kontinu belum lengkap. Pengadaan alat tersebut direncanakan pada Tahun Anggaran 2011 terutama alat lambada screen, bucket karbon aktif dan ellution column. Belt conveyor.1, jaw crusher, belt conveyor.2, cone crusher, vibrating screen, ball mill, pompa pasir, hidrocyclone dan tangki sianidasi sudah bisa dioperasikan secara kontinu, sedangkan belt conveyor 3, tangki carbon adsorption dan cyanide destruction kondisinya belum siap untuk dipakai proses kontinu. Belum lengkapnya kondisi rangkaian seluruh peralatan yang diperlukan, uji coba sianidasi hanya bisa dilakukan dengan cara batch. Uji coba tersebut dilakukan pada kondisi: - cyanide strength = 0,10 %; - waktu kontak = 15, 20,25 dan 30 jam (variasi); - ukuran butiran umpan = -200 mesh (92 %); - persen padatan = 25 %; - ph =10,5; 23

25 - temperatur = temperatur kamar; - volume tangki =1,8 m 3 x 0,8 = 1,44 m 3 ; - jumlah umpan = 1,44 x 0,25 x 1,5=0,54 ton; = 540 kg Pemasangan Peralatan Tambahan Pemasangan peralatan tambahan yang perlu konstruksi dari pengadaan Tahun Anggaran 2010 terdiri atas: electrowinning, cyanide destruction, tangki reagen NaCN, pompa reagen NaCN dan pompa karbon aktif, sedangkan untuk ph meter dan densitometer tidak dipasang dengan konstruksi khusus. Peralatan electrowinning, cyanide destruction dan tangki reagen NaCN dipasang sesuai dimensi masing-masing peralatan dan dudukannya sistim beton angkur dengan kondisi beton disesuaikan dengan beban peralatan yang mau dipakai. Pompa reagen NaCN dipasang pada tangki reagen dan pompa karbon aktif dipasang pada tangki adsorpsi karbon yaitu tangki nomor.3,4,5,6 dan 7. Data peralatan peralatan yang dipasang dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Data peralatan yang dipasang memakai dudukan beton No. Peralatan Spesifikasi Volume 1 Electrowinning Length : 425 mm Diameter : 200 mm 1 Unit Current capacity : 25 amps Anoda : DSA Katoda : Carbon Felt Standard material : Polypropylene Metal loading capacity per cathode: - emas : 25 kg - perak : 2,9 kg - platinum : 6,0 kg - paladium : 3,3 kg - tembaga : 2,5 kg 2 Cyanide destruction Tangki reagen 3 buah, ukuran : 24

26 - Diameter : 50,0 cm - Tinggi : 60,0 cm - Motor impeller: 1 hp - Bahan : Flat SS 3 mm - Outlet : 0,25 Tangki mixing 1 buah, ukuran : - Diameter : 100 cm - Tinggi : 180 cm - Impeller : 5 hp - ahan : Flat SS 3 mm - Valve outlet : 1,5 3 Tangki reagen NaCN - Tinggi : 100 cm - Diameter : 120 cm - Bahan : Flat SS 3 mm - Rpm : Voltase : 220/380, 3 fase 4 Belt conveyor - Block bearing dia Roll penunjang belt bawah dia 2.5 pipa besi ST - Belt conveyor, karet lapis benang tebal 8 mm - Gear motor 2 Hp, 220/380 V, 3 phase - Roll penunjang belt atas dia 2.5, pipa besi - V belt type B - Pulley belt conveyor dia 318 x 700, besi cor - Electrical, lebar 40 cm, panjang 350 cm 5 Pompa reagen NaCN PUMP : - Diameter : 1 - Max head :13 m - Max flow : 0,30 m 3 /min - Weight : 20 kg - Height : 220 mm - Pump dia : 260 mm - Power : 0,37 KW Phase : 1 HP - Volt : volt 6 Pompa karbon aktif PUMP : - Disch. Dia.2, 50 KW - Max head : 20 m - Max flow : 0,30 m 3 - Weight : 31 kg - Height : 290 mm - Pump dia : 325 mm 1 Unit 1 Unit 1 Unit (pemasangan tidak memakai konstruksi dudukan beton) 1 Unit (Pemasangan tidak memakai konstruksi dudukan beton) Motor : - Power : 1.5 KW - Phase : 1 phase - Volt : V Dengan memperhatikan data spesifikasi peralatan pada Tabel 4.1, maka konstruksi fondasi untuk pemasangan peralatan dibuat dengan mengacu kepada kondisi seperti pada Tabel

27 Tabel.4.2. Kondisi dan ukuran konstruksi beton dudukan peralatan No. Peralatan yang akan Kondisi dan ukuran pondasi dipasang 1 Electrowinning Kondisi :kuat getaran dan tekanan rendah Angkur dudukan : 4 buah Ukuran: - Panjang (P) : 450 mm x 2 blok beton - Lebar (L) : 250 mm - Tinggi (T) : 50 cm - Panjang angkur: 20 cm(m24)beton - Material:campuran semen, batu split, pasir dan air - Rangka : besi beton 2 Cyanide destruction Kondisi : Kuat getaran dan tekanan rendah Angkur dudukan : 4 buahukuran : - Panjang (P) : 150 cm - Lebar (L) : 50 cm x 2 - Tinggi (T ) : 40 cm - Panjang angkur :30 cm Beton : - Material:campuran semen, batu split,pasir dan air - Rangka : besi beton 3 Tangki reagen NaCN Kondisi : Kuat getaran dan tekanan rendah Angkur dudukan : 4 buah Ukuran : - Panjang (P) : 40 cm - Lebar (L) : 40 cm - Tinggi (T) : 50 cm - Panjang angkur : 30 cm Beton : - Material: campuran semen, batu split, pasir dan air - Rangka: besi beton 4 Belt conveyor Kondisi :kuat getaran dan beban sedang Angkur dudukan :4 buah (dua blok beton) Ukuran: -Panjang (P) : 70 cm x 2 -Lebar (L) : 40 cm x 2 -Tinggi (T) : 50cm X 2(dudukan 10cm,kedalaman 40cm -Panjang angkur 40 cm -Material cor beton:semen,batu split,pasir dan air -Rangka :besi beton V. HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN 27

28 5.1. Hasil Kegiatan Pembuatan dan Pemasangan Peralatan Penunjang Peralatan penunjang dibuat untuk melengkapi sarana tambahan dari peralatan yang sudah dipasang sehingga akan dicapai aliran material yang betul dari alat satu ke alat yang lainnya seperti, corong untuk aliran feeder dan produk jaw crusher ke arah belt conveyor, launder produk screen ke arah ball mil, screen dan sump ball mil, dudukan panel ball mil dan cone crusher, pipa aliran material mulai dari sump ke hidrocyclone ke tangki pelarutan dan aliran sirkulasi under flow hidrocyclone ke arah ball mil. Hasil kegiatan ini didapat sarana penunjang berupa: a. corong feeder dan corong produk jaw crusher Corong feeder berukuran, 55 cm x 40 cm sedangkan corong pengeluaran produk berukuran 35 cm x 45 cm berbahan plat baja 3 mm dibuat sedemikian rupa sehingga bentuknya memenuhi syarat sesuai keperluannya dan pembuatannya dikerjakan oleh personal petugas dengan cara pengelasan. Hasil pembuatan dan pemasangan sarana ini dapat dilihat pada Foto.5.1. Foto 5.1. Corong feeder jaw crusher terpasang yang disetel dengan belt conveyor.1 28

29 Foto Corong pengeluaran produk jaw crusher dengan penyetelan belt conveyor.2 b. Launder produk vibrating screen ke arah ball mil Launder berukuran 50 cm x 25 cm x 10 cm bahan plat baja 3 mm dikerjakan oleh personal petugas dengan pengelasan. Hasil pembuatan dapat dilihat foto.5.3. Launder Foto.5.3. Pembuatan dan pemasangan Launder produk vibrating screen 10 mesh c. Screen dan sump ball mill Screen ball mil dibuat dari screen berukuran -10 mesh dengan cara di roll yang diberi penguat frame yang disesuaikan dengan diameter over flow ball mil. Pemasangannya dilakukan dengan pengencangan mur-baud screen yang dibuat 29

30 terhadap body over flow ball mil. Hasil pembuatan dan pemasangan alat penunjang dapat dilihat pada Foto.5.4. Foto 5.4. Pembuatan dan pemasangan screen dan sump ball mil d. Dudukan panel ball mil dan dudukan panel cone crusher Dudukan panel listrik ball mill dibuat dari cor beton dan angkur. Dimensi ukuran dudukan panel ball mil 90 cm x 75 cm x 70 cm. Dudukan panel cone crusher dibuat dua kaki dari besi siku tinggi 1,0 m. Tiap kaki dicor beton masing-masing berukuran 50 cm x 50 cm x 20 cm. Hasil pembuatan dudukan dan pemasangan panel masing-masing dapat dilihat pada Foto 5.5 dan Foto 5.6. Foto.5.5. Pembuatan dudukan dan pemasangan panel listrik ball mil 30

31 Foto 5.6. Pembuatan dudukan dan pemasangan panel listrik cone crusher e. Pembuatan dan pemasangan pipa dan launder aliran material produk giling ball mill Pipa aliran material produk giling ball mil dibuat dari pipa galvanis 2,0 dan dari talang fiber glass yang dipotong dan dibentuk sedemikian rupa sehingga sesuai dengan yang dikehendaki. Alur pemasangannya melalui rute sump ball mil - pompa pasir, pompa pasir-hidrocyclone, hidrocyclone-tangki sianidasi dan ke vibrating scren untuk sirkulasi giling ke dalam ball mil. Hasil pembuatan dan pemasangan pipa dapat dilihat pada Foto. 5.7, 5.8 dan 5.9. Foto.5.7. Pembuatan pipa aliran material dari sump ball mill ke pompa pasir 31

32 Foto.5.8. Pembuatan dan pemasangan pipa aliran material dari pompa passir ke hidrocyclone Foto.5.9. Pembuatan dan pemasangan aliran material under flow cyclone ke vibrating screen Setting individu peralatan Setting individu peralatan adalah untuk penyempurnaan dudukan, kelengkapan aksesoris, saklar serta pemberian pelumas peralatan sampai didapat unit-unit peralatan yang siap pakai. Hasil kegiatan ini masing-masing dapat dilihat pada Foto 5.10, 5.11 dan

33 Foto Penyempurnaan beton dan pengencangan baud salah satu alat ball mil Foto Pemasangan aksesori vibrating screen, ball mil dan pemeriksaan panel Foto Setting dan pelumasan gir ball mill Setting Peralatan Sesuai Aliran Material Setting peralatan yang sesuai aliran material mulai belt conveyor.1 - jaw crusher, belt conveyor.2 - cone crusher, vibrating screen - ball mil - sump ball mil - pompa 33

34 pasir hidrocyclone - tangki sianidasi. dapat dilihat pada Foto 5.13, 5.14 dan Hasil setting peralatan masing-masing Foto Setting belt conveyor.-jaw crusher-belt conveyor.2-cone crusher dan vibrating screen Foto Setting vibrating screen-ball mil-hidrocyclone-tangki sianidasi Pengadaan Bahan Baku dan Karakterisasi Bijih Emas a. Pengadaan Bahan Baku Bijih Emas Pengadaan bahan baku bijih emas diambil dari lokasi yang telah dilakukan orientasi dan pengambilan contoh pada Tahun Anggaran 2009 yaitu dari lokasi 34

35 PT. Golden Pricindo Ciemas. Pengambilan bijih emas dengan cara penggalian pada penambangan terbuka jalur II dan jalur III dihasilkan bijih emas berukuran bongkah sampai kecil sebanyak 117 karung atau sebanyak kurang lebih 4,5 ton. Selanjutnya dilakukan pengangkutan dari lokasi penambangan ke area base camp memakai kendaraan pick up dan dilanjutkan pengangkutan ke lokasi pilot plant pengolahan emas di Cipatat Bandung menggunakan kendaraan truk. Langkah pengambilan bahan baku bijih emas dapat dilihat pada Foto.5.15, 5.16, Foto Penambangan terbuka tempat pengambilan bijih emas dan jenis bijih emas yang diambil Foto Pengangkutan bijih emas dengan pick up dan truk 35

36 Foto Penurunan bijih emas dari truk dan hasil persiapan bijih emas untuk uji coba di Cipattat b. Karakterisasi Bijih Emas Karakterisasi bijih emas yang dilaksakan adalah untuk mengetahui kadar emas dan perak saja dengan cara fire assay, hal ini perlu dilakukan untuk perhitungan persen ekstraksi pada uji sianidasi. Hasil analisis dapat dilihat pada Tabel. 5.1 Tabel 5.1 Hasil analisis kadar emas dan perak dari bijih emas asal Ciemas No Kode vein Au(g/t) Ag (g/t) keterangan 1 OP U1 5,25 20,01 Vein open pit jalur.1 2 OP U2 10,16 14,10 Vein 0pen pit jalur.2 3 OP U3 9,04 16,00 Vein open pit jalur.3 komposit 8,15 16, Uji Coba Siandasi Tahap Pendahuluan Secara Batch Uji coba sianidasi dilakukan pada variabel tetap yang terdiri dari cyanide strength, ukuran butiran bjih, % padatan, ph,temperatur dan pada variabel berubah waktu kontak. Kondisi-kondisi tersebut adalah : - cyanide strength = 0,10 %; 36

37 - waktu kontak = 15, 20,25 dan 30 jam (variasi); - ukuran butiran umpan = -200 mesh (92 %); - persen padatan = 25 %; - ph =10,5; - temperatur = temperatur kamar; - volume tangki =1,8 m 3 x 0,8 = 1,44 m 3 ; - jumlah umpan = 1,44 x 0,25 x 1,5=0,54 ton; = 540 kg. Pelaksanaan uji coba sianidasi hanya sampai didapat loaded carbon dan langsung di analisis untuk dihitung persen ekstraksinya. Kondisi pelaksanaan uji coba di Pilot Plant Cipatat masing - masing dapat dilihat pada Foto.5.18, 5.19 dan Hasil uji sianidasi dengan kondisi tersebut di atas masing-masing dapat dilihat pada Tabel 5.2 dan grafik Gambar 5.1 Tabel 5.2 Hasil uji coba sianidasi contoh bijih emas asal dengan 0,10 % NaCN Waktu (jam) Konsumsi NaCN(kg/t) EKSTRAKSI ( %) Au Ag 15 2,92 58,10 21, ,92 64,83 31, ,92 70,48 43, ,92 82,17 45,28 Ekstraksi (%) %Au % Ag Waktu Kontak (jam) 37

38 Gambar 5.1. Grafik % ekstraksi emas dan perak waktu kontak Foto 5.18 : Feeding pemecahan dan pengayakan Foto Kondisi proses sianidasi dan pengayakan loaded carbon Pemasangan Peralatan Tambahan Pemasangan peralatan tambahan dari pengadaan Tahun Anggaran 2010 yang sudah selesai dipasang yaitu belt conveyor dan tangki reagen sianida. Alat electrowinning belum bisa dilakukan pemasangannya masih menunggu teknisi dari agen dan proses pengujian. Pemasangan cyanide destruction dan pompa karbon aktif juga masih memerlukan bahan-bahan konstruksi besi siku dan plat besi yang cukup banyak yang akan dianggarkan pada tahun anggaran

39 Peralatan densitometer dan ph meter tidak perlu dipasang dengan konstruksi karena kedua alat tersebut sifatnya portable. Hasil pemasangan peralatan masing-masing dapat dilihat pada Foto 5.20 dan Foto Pemasangan belt conveyor, panjang 3,5 meter Foto Pemasangan tangki reagen NaCN berikut setting electromotor-nya 39

40 Foto Penempatan posisi alat cyanide destruction 5.2. Pembahasan Pembuatan dan pemasangan peralatan penunjang berupa, corong feeder dan corong pengeluaran produk jaw crusher, launder produk vibrating screen, screen dan sump ball mill, dudukan hidrocyclone, pipa aliran material, dan dudukan panel cone crusher dan ball mill sudah selesai dilaksanakan, akan tetapi distribusi aliran kabel listrik ada perubahan yang disesuaikan dengan penambahan dua buah panel penggerak cone crusher dan ball mill. Perubahan instalasi listrik dapat dilihat pada Gambar

41 Gambar.5.2. Perubahan distribusi instalasi listrik 42

42 Pelaksanaan uji coba sianidasi tahap pendahuluan cara batch dilakukan dalam 4 percobaan dengan variabel waktu berubah sudah bisa dilaksanakan sampai didapat looded carbon. Persen ekstraksi tertinggi yaitu Au (emas) : 82,17% dan Ag (perak) : 45,28%. Seperti terlihat pada Table 5.2 dan gambar Grafik 5.1 ternyata persen ekstraski tersebut didapat pada variable waktu 30 jam. Hal tersebut menunjukan bahwa waktu optimal untuk pelarutan berpengaruh langsung pada persen ekstraksi logam emas dan perak. Persen ekstraksi masih dapat ditingkatkan apabila seluruh peralatan sudah siap. Apabila sudah ada alat elution columb, logam emas akan bisa dilepaskan untuk dialirkan pada alat eletrowinning sampai didapat cake. Cake selanjutnya dilebur pada alat crucible furnace sampai didapat produk bullion (emas+perak). Proses akhir dari keseluruhan aliran prosesnya adalah parting yaitu memisahkan antara logam emas dan perak. Pemasangan peralatan tambahan yang sudah dilaksanakan yaitu, belt conveyor, tangki reagen sianida serta penempatan dan setting alat cyanide destruction yang masih memerlukan bahan besi siku dan besi flat untuk perakitannya berikut pompa-pompa reagent sianida dan pompa karbon aktif, alat electrowinning belum terpasang masih menunggu teknisi dari agen dan proses pengujian KESIMPULAN 43

43 1. Setting individu peralatan dan uji coba tiap individu peralatan menunjukkan peralatan terpasang sudah dapat dipakai untuk operasional uji proses sianidasi. 2. Peralatan yang diset sesuai aliran material sudah dicoba dioperasikan dan berjalan sesuai dengan kondisi yang direncanakan sehingga sudah siap untuk operasional uji proses sianidasi dan CIL adsorption secara kontinu. 3. Uji coba pendahuluan secara bacth diperoleh % ekstraksi tertinggi yaitu untuk Au (emas) : 82,17% dan Ag (Perak) : 45,28%. Persen ekstraksi tersebut didapat pada kondisi : cyanide strength = 0,10 %, waktu kontak = 15, 20, 25 dan 30 jam (variasi), ukuran butiran umpan = -200mesh (92%), persen padatan = 25 %, ph =10,5, temperatur = suhu kamar. 4. Degradasi sianida selama uji coba tahap pendahuluan cara batch dilakukan dengan cara dozing hidrogen peroksida bersamaan dengan larutan CuSO4 dan CaO pada akhir proses. Ke dalam aliran slurry di bawah screen waktu dilakukan penyaringan loaded carbon serta di lokasi parit pengeluaran sebelum masuk ke dalam tailing pond. Selanjutnya dilakukan pengukuran kadar sianida di dalam tailing pond sampai 0,02 ppm. Selama proses berjalan terus menerus dilakukan pemantauan kadar sianida di dalam tailing pond. 5. Pemasangan peralatan belt conveyor, tangki reagen sianida penempatan dan setting alat cyanide destruction sudah selesai dilaksanakan, akan tetapi karena proses pengadaan dan pengujian peralatannya baru selesai pada awal bulan Desember 2010 masih diperlukan waktu dan bahan untuk perakitan peralatan cyanide destruction, pompa karbon aktif dan pompa reagen sianida. 44

44 DAFTAR PUSTAKA 1. Dahay & King; Development in Carbon In Pulp Technology for Gold Recovery, C.I.M Bulletin, September Habashi,F., A Textbook of hydrometallurgy,metallurgie extractive, Quebec, Enrc Canada Dorr, John, V.N., dan Bosqui, F.L., Cyianidation and Concetration of Gold and Silver Ores, second edition, Mc Graw Hill Book Company Inc., New York, Griffin,A.F., Carbon Desorption Process Development at Micron Research(Western Australia), The Australian I.M.M Pert and Kargoorlie Branches and Murdoc University, Carbon In Pulp Seminar, Habashi, F., Principles of Extractive Metalllurgy, Vol. 1, Gordon and breach Science Publisher, Inc., New York, Habashi F., Principles of Extractive Metalllurgy, Vol. 2, Gordon and breach Science Publisher, Inc., New York, Muir,D.M, et.al., Solvent effect on the activity and Free energies of Transfer of CN -, Ag(CN)2-, Au(CN)2- in ethanol-water and Acetonitrile-water Mixture, Australian J.Chem., 1985,p Muir,D.M, et.al., Elution of Gold from Carbon by The Micron Solvent Destilation Procedure,Hidrometallurgy,Vol.14 (1985,Elsevier Sci.Pub.,Amsterdam,p Taggart,A., Handbook of Mineral Dressing, John Wiley and Sons, Inc., New York, Smisek, M. ; Activated carbon,manufacture Properties & application, Elsevier Publ.Comp.,New York,

PERCONTOHAN PENGOLAHAN EMAS DENGAN SIANIDASI DAN CIL ADSORPTION SKALA PILOT PLANT (Lanjutan)

PERCONTOHAN PENGOLAHAN EMAS DENGAN SIANIDASI DAN CIL ADSORPTION SKALA PILOT PLANT (Lanjutan) Puslitbang tekmira Jl. Jend. Sudirman No. 623 Bandung 40211 Telp : 022-6030483 Fax : 022-6003373 E-mail : Info@tekmira.esdm.go.id LAPORAN AKHIR TAHUN ANGGARAN 2011 Kelompok Teknologi Pengolahan dan Pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Aneka Tambang Tbk. Unit Bisnis Pertambangan Emas Pongkor (PT Antam Tbk. UBPE Pongkor) merupakan perusahaan pertambangan yang memiliki beberapa unit bisnis dan anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Aneka Tambang (Antam), Tbk. Unit Bisnis Pertambangan Emas (UBPE) Pongkor adalah salah satu industri penambangan dan pengolahan bijih emas. Lingkup kegiatannya adalah

Lebih terperinci

Draf Laporan Akhir. Pengolahan Emas dengan Sianidasi Skala Pilot Plant

Draf Laporan Akhir. Pengolahan Emas dengan Sianidasi Skala Pilot Plant Draf Laporan Akhir Pengolahan Emas dengan Sianidasi Skala Pilot Plant Oleh Ir. Lili Tahli Dr. Siti Rochani, M.Sc. Ir. Trisna Soenara Leni Sulistiani Abdullah Yayan Hermana PUSLITBANG TEKNOLOGI MINERAL

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Antam Tbk UBPE Pongkor adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang pertambangan dan pengolahan emas. Produk utama dari perusahaan ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT Antam (Persero) Tbk. UBPE (Unit Bisnis Pertambangan Emas) Pongkor

BAB I PENDAHULUAN. PT Antam (Persero) Tbk. UBPE (Unit Bisnis Pertambangan Emas) Pongkor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Antam (Persero) Tbk. UBPE (Unit Bisnis Pertambangan Emas) Pongkor merupakan salah satu tambang emas bawah tanah (underground) yang terdapat di Indonesia yang terletak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga menjadi bisnis yang cukup bersaing dalam perusahaan perbajaan.

BAB I PENDAHULUAN. juga menjadi bisnis yang cukup bersaing dalam perusahaan perbajaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk mendistribusikan aliran fluida dari suatu tempat ketempat yang lain. Berbagi jenis pipa saat ini sudah beredar

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Aluminium Oksida dari Bauksit dengan Proses Bayer Kapasitas Ton / Tahun BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES

Prarancangan Pabrik Aluminium Oksida dari Bauksit dengan Proses Bayer Kapasitas Ton / Tahun BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES 74 3.1. Size Reduction 1. Crusher 01 BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES Kode : SR-01 : Mengecilkan ukuran partikel 50 mm menjadi 6,25 mm : Cone Crusher Nordberg HP 500 : 2 alat (m) : 2,73 Tinggi (m)

Lebih terperinci

ELEKTROKIMIA DAN KOROSI (Continued) Ramadoni Syahputra

ELEKTROKIMIA DAN KOROSI (Continued) Ramadoni Syahputra ELEKTROKIMIA DAN KOROSI (Continued) Ramadoni Syahputra 3.3 KOROSI Korosi dapat didefinisikan sebagai perusakan secara bertahap atau kehancuran atau memburuknya suatu logam yang disebabkan oleh reaksi kimia

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Pengolahan bahan galian (mineral dressing) adalah istilah umum yang digunakan untuk mengolah semua jenis bahan galian hasil tambang yang berupa mineral, batuan, bijih atau bahan

Lebih terperinci

LAPORAN MAGANG INDUSTRI. PT. ANEKA TAMBANG Tbk. UBPE PONGKOR PROCESS PLANT DEPARTEMENT

LAPORAN MAGANG INDUSTRI. PT. ANEKA TAMBANG Tbk. UBPE PONGKOR PROCESS PLANT DEPARTEMENT LAPORAN MAGANG INDUSTRI PT. ANEKA TAMBANG Tbk. UBPE PONGKOR PROCESS PLANT DEPARTEMENT Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan program Diploma IV Teknik Kimia Produksi

Lebih terperinci

Penentuan Energi Ball Mill dengan Menggunakan Metode Indeks Kerja Bond. Jl. Tamansari No. 1 Bandung

Penentuan Energi Ball Mill dengan Menggunakan Metode Indeks Kerja Bond. Jl. Tamansari No. 1 Bandung Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: 2460-6499 Penentuan Energi Ball Mill dengan Menggunakan Metode Indeks Kerja Bond 1 Teja Sukmana 1 Prodi Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Islam Bandung, Jl.

Lebih terperinci

Fasilitas Produksi Semi Permanen

Fasilitas Produksi Semi Permanen Fasilitas Produksi Semi Permanen 1. Konstruksi Kolam a) Desain dan denah - Lampiran 1a - Lampiran 1b b) Volume dan luas area kolam Panjang : 6m Lebar : 4m Tinggi : 1m Luas area : 24m 2 Volume : 24m 3 c)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Preparasi dan Laboratorim

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Preparasi dan Laboratorim 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Preparasi dan Laboratorim Flotasi Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara

Lebih terperinci

BAB III PERCOBAAN DAN HASIL PERCOBAAN

BAB III PERCOBAAN DAN HASIL PERCOBAAN BAB III PERCOBAAN DAN HASIL PERCOBAAN 3.1 Percobaan Percobaan tabling merupakan percobaan konsentrasi gravitasi berdasarkan perbedaan berat jenis dari mineral berharga dan pengotornya. Sampel bijih dipersiapkan

Lebih terperinci

PROSEDUR DAN PERCOBAAN

PROSEDUR DAN PERCOBAAN BAB III PROSEDUR DAN PERCOBAAN 3.1 Prosedur Percobaan Prosedur percobaan yang dilakukan selama penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1. Gambar 3.1 Flow chart prosedur percobaan 24 25 3.1.1 Persiapan Red

Lebih terperinci

BAB I PEDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk

BAB I PEDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk BAB I PEDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk mendistribusikan aliran fluida dari suatu tempat ketempat yang lain. Berbagi jenis pipa saat ini sudah beredar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya perubahan metalurgi yaitu pada struktur mikro, sehingga. ketahanan terhadap laju korosi dari hasil pengelasan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya perubahan metalurgi yaitu pada struktur mikro, sehingga. ketahanan terhadap laju korosi dari hasil pengelasan tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengelasan merupakan proses penyambungan setempat dari logam dengan menggunakan energi panas. Akibat panas maka logam di sekitar lasan akan mengalami siklus termal

Lebih terperinci

BAB V DASAR-DASAR PENGOLAHAN BAHAN GALIAN

BAB V DASAR-DASAR PENGOLAHAN BAHAN GALIAN BAB V DASAR-DASAR PENGOLAHAN BAHAN GALIAN 5.1. Pengolahan Bahan Galian Pengolahan Bahan Galian (Mineral dressing) adalah pengolahan mineral dengan tujuan untuk memisahkan mineral berharga dan gangue-nya

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PROSES

BAB III PERANCANGAN PROSES BAB III PERANCANGAN PROSES 3.1. Uraian Proses Proses pembuatan natrium nitrat dengan menggunakan bahan baku natrium klorida dan asam nitrat telah peroleh dari dengan cara studi pustaka dan melalui pertimbangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penyamakan kulit dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Mini

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penyamakan kulit dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Mini 43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Proses elektrokoagulasi terhadap sampel air limbah penyamakan kulit dilakukan dengan bertahap, yaitu pengukuran treatment pada sampel air limbah penyamakan kulit dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 ALAT DAN BAHAN Pada penelitian ini alat-alat yang digunakan meliputi: 1. Lemari oven. 2. Pulverizing (alat penggerus). 3. Spatula/sendok. 4. Timbangan. 5. Kaca arloji

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Proses adsorpsi antar partikel tersuspensi dalam kolom air terjadi karena adanya muatan listrik pada permukaan partikel tersebut. Butir lanau, lempung dan koloid asam

Lebih terperinci

SiO2. Pabrik Silika dari Abu Ampas Tebu Dengan Proses Presipitasi. Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Suprapto, DEA

SiO2. Pabrik Silika dari Abu Ampas Tebu Dengan Proses Presipitasi. Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Suprapto, DEA Pabrik Silika dari Abu Ampas Tebu Dengan Proses Presipitasi SiO2 Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Suprapto, DEA 1. Akhadiyah Nur F. 2311 030 045 2. Elly Yonara 2311 030 067 Latar Belakang Kandungan Silika

Lebih terperinci

TUGAS MANAJEMEN LABORATORIUM PENANGANAN LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN LUMPUR AKTIF DAN LUMPUR AKTIF

TUGAS MANAJEMEN LABORATORIUM PENANGANAN LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN LUMPUR AKTIF DAN LUMPUR AKTIF TUGAS MANAJEMEN LABORATORIUM PENANGANAN LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN LUMPUR AKTIF DAN LUMPUR AKTIF DISUSUN OLEH RIZKIKA WIDIANTI 1413100100 DOSEN PENGAMPU Dr. Djoko Hartanto, M.Si JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB III UJI MATERIAL

BAB III UJI MATERIAL BAB III UJI MATERIAL 3.1. Uraian Umum Eksperimen dalam analisa merupakan suatu langkah eksak dalam pembuktian suatu ketentuan maupun menentukan sesuatu yang baru. Dalam ilmu pengetahuan dibidang teknik

Lebih terperinci

ELECTROWINNING Cu UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA CILEGON BANTEN HIDRO ELEKRO METALURGI ARDI TRI LAKSONO

ELECTROWINNING Cu UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA CILEGON BANTEN HIDRO ELEKRO METALURGI ARDI TRI LAKSONO ELECTROWINNING Cu HIDRO ELEKRO METALURGI ARDI TRI LAKSONO 3334100485 UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA CILEGON BANTEN 2013 2 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL...... 1 DAFTAR ISI... 2 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PENUNTUN PRAKTIKUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II

PENUNTUN PRAKTIKUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II PENUNTUN PRAKTIKUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA II NAMA MAHASISWA : STAMBUK : KELOMPOK / KLS : LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Lebih terperinci

KIMIA ELEKTROLISIS

KIMIA ELEKTROLISIS KIMIA ELEKTROLISIS A. Tujuan Pembelajaran Mempelajari perubahan-perubahan yang terjadi pada reaksi elektrolisis larutan garam tembaga sulfat dan kalium iodida. Menuliskan reaksi reduksi yang terjadi di

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Sodium Tetra Silikat (Waterglass) dari Sodium Karbonat dan Pasir Silika Kapasitas Ton per Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Sodium Tetra Silikat (Waterglass) dari Sodium Karbonat dan Pasir Silika Kapasitas Ton per Tahun BAB I PENDAHULUAN Prarancangan Pabrik Sodium Tetra Silikat (Waterglass) dari Sodium Karbonat dan Pasir Silika BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sampai saat ini situasi perekonomian di Indonesia belum mengalami kemajuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Korosi Baja Karbon dalam Lingkungan Elektrolit Jenuh Udara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Korosi Baja Karbon dalam Lingkungan Elektrolit Jenuh Udara BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Korosi Baja Karbon dalam Lingkungan Elektrolit Jenuh Udara Untuk mengetahui laju korosi baja karbon dalam lingkungan elektrolit jenuh udara, maka dilakukan uji korosi dengan

Lebih terperinci

Pengaruh Perlakuan Amalgamasi Terhadap Tingkat Perolehan Emas dan Kehilangan Merkuri

Pengaruh Perlakuan Amalgamasi Terhadap Tingkat Perolehan Emas dan Kehilangan Merkuri Makalah Teknis Pengaruh Perlakuan Amalgamasi Terhadap Tingkat Perolehan Emas dan Kehilangan Merkuri Widodo a a UPT Loka Uji Teknik Penambangan Jampang Kulon-LIPI ABSTRACT The gold ore as the result from

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. UCAPAN TERIMAKASIH... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... vii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR GRAFIK...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. UCAPAN TERIMAKASIH... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... vii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR GRAFIK... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMAKASIH... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR GRAFIK... ix DAFTAR ISTILAH... x BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Baja Baja merupakan paduan yang terdiri dari unsur utama besi (Fe) dan karbon (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang tersusun dalam

Lebih terperinci

II. PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK GEDUNG SOPHIE PARIS INDONESIA

II. PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK GEDUNG SOPHIE PARIS INDONESIA II. PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK GEDUNG SOPHIE PARIS INDONESIA 2. 1 Pengumpulan Air Limbah Air limbah gedung PT. Sophie Paris Indonesia adalah air limbah domestik karyawan yang berasal dari toilet,

Lebih terperinci

TATA CARA PELAKSANAAN BETON ASPAL CAMPURAN DINGIN DENGAN ASPAL EMULSI UNTUK PERKERASAN JALAN

TATA CARA PELAKSANAAN BETON ASPAL CAMPURAN DINGIN DENGAN ASPAL EMULSI UNTUK PERKERASAN JALAN TATA CARA PELAKSANAAN BETON ASPAL CAMPURAN DINGIN DENGAN ASPAL EMULSI UNTUK PERKERASAN JALAN BAB I DESKRIPSI 1.1. Maksud dan Tujuan 1.1.1. Maksud Tata cara ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan proses pembuatan adalah proses untuk mencapai suatu hasil. Proses pembuatan sand filter rotary machine dikerjakan dalam beberapa tahap, mulai

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1)

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1) Sudaryatno Sudirham ing Utari Mengenal Sifat-Sifat Material (1) 16-2 Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1) BAB 16 Oksidasi dan Korosi Dalam reaksi kimia di mana oksigen tertambahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang terjadi saat ini menyebabkan konsumsi masyarakat terhadap barang-barang elekronik seperti handphone, komputer dan laptop semakin meningkat.

Lebih terperinci

BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN

BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN BAB II : MEKANISME KOROSI dan MICHAELIS MENTEN 4 BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN Di alam bebas, kebanyakan logam ditemukan dalam keadaan tergabung secara kimia dan disebut bijih. Oleh karena keberadaan

Lebih terperinci

BAB 4 HASL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASL DAN PEMBAHASAN 30 BAB 4 HASL DAN PEMBAHASAN 4.1 UPAL-REK Hasil Rancangan Unit Pengolahan Air Limbah Reaktor Elektrokimia Aliran Kontinyu (UPAL - REK) adalah alat pengolah air limbah batik yang bekerja menggunakan proses

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN. II.1. Electrorefining

BAB II PEMBAHASAN. II.1. Electrorefining BAB II PEMBAHASAN II.1. Electrorefining Electrorefining adalah proses pemurnian secara elektrolisis dimana logam yangingin ditingkatkan kadarnya (logam yang masih cukup banyak mengandung pengotor)digunakan

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012 Oleh : Rr. Adistya Chrisafitri 3308100038 Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Nieke Karnaningroem, M.Sc. JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012

Lebih terperinci

APLIKASI REAKSI REDOKS DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI Oleh : Wiwik Suhartiningsih Kelas : X-4

APLIKASI REAKSI REDOKS DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI Oleh : Wiwik Suhartiningsih Kelas : X-4 APLIKASI REAKSI REDOKS DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI Oleh : Wiwik Suhartiningsih Kelas : X-4 A. DESKRIPSI Anda tentu pernah mengalami kekecewaan, karena barang yang anda miliki rusak karena berkarat. Sepeda,

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRASI SIANIDA TERHADAP PRODUKSI EMAS

PENGARUH KONSENTRASI SIANIDA TERHADAP PRODUKSI EMAS PENGARUH KONSENTRASI SIANIDA TERHADAP PRODUKSI EMAS Herling D. Tangkuman 1, Jemmy Abidjulu 1 dan Hendra Mukuan 1 1 Jurusan Kimia Fakultas MIPA UNSRAT Manado ABSTRACT Tangkuman, H. D., J. Abidjulu and H.

Lebih terperinci

Abstrak. 1. Pendahuluan. 2. Penelitian

Abstrak. 1. Pendahuluan. 2. Penelitian Perancangan Tangki Pemisah Limbah Cair Fasa Minyak (Cumene) Dari Limbah Cair Untuk Dimanfaatkan Sebagai Bahan Bakar Boiler: Studi Kasus di D-Plant PT. NMC Abdul Wahid dan Deni Purnama Jurusan Teknik Gas

Lebih terperinci

BAB II TEKNOLOGI PENINGKATAN KUALITAS BATUBARA

BAB II TEKNOLOGI PENINGKATAN KUALITAS BATUBARA BAB II TEKNOLOGI PENINGKATAN KUALITAS BATUBARA 2.1. Peningkatan Kualitas Batubara Berdasarkan peringkatnya, batubara dapat diklasifikasikan menjadi batubara peringkat rendah (low rank coal) dan batubara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI Diagram Alir Tugas Akhir. Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Pengecoran Alumunium. Skala Laboratorium.

BAB III METODOLOGI Diagram Alir Tugas Akhir. Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Pengecoran Alumunium. Skala Laboratorium. BAB III METODOLOGI 3.1. Diagram Alir Tugas Akhir Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Pengecoran Alumunium Skala Laboratorium. Gambar 3.1. Diagram Alir Tugas Akhir 3.2. Alat dan Dalam rancang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI 39 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 PENDAHULUAN Hasil eksperimen akan ditampilkan pada bab ini. Hasil eksperimen akan didiskusikan untuk mengetahui keoptimalan arang aktif tempurung kelapa lokal pada

Lebih terperinci

BAB VIII UNIT DAUR ULANG DAN SPESIFIKASI TEKNIS Sistem Daur Ulang

BAB VIII UNIT DAUR ULANG DAN SPESIFIKASI TEKNIS Sistem Daur Ulang BAB VIII UNIT DAUR ULANG DAN SPESIFIKASI TEKNIS 8.1. Sistem Daur Ulang Di BTIK Magetan mempunyai dua unit IPAL yang masingmasing berkapasitas 300 m 3 /hari, jadi kapasitas total dua IPAL 600 m 3 /hari.

Lebih terperinci

STUDI KINERJA BEBERAPA RUST REMOVER

STUDI KINERJA BEBERAPA RUST REMOVER STUDI KINERJA BEBERAPA RUST REMOVER Ferry Budhi Susetyo Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta e-mail : fbudhi@unj.ac.id Abstrak Rust remover akan menghilangkan seluruh karat

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Peralatan Penelitian Bahan-bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini antara lain bubuk magnesium oksida dari Merck, bubuk hidromagnesit hasil sintesis penelitian

Lebih terperinci

Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi. Satriananda *) ABSTRAK

Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi. Satriananda *) ABSTRAK Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi Satriananda *) ABSTRAK Air yang mengandung Besi (Fe) dapat mengganggu kesehatan, sehingga ion-ion Fe berlebihan dalam air harus disisihkan.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI 3.1 Penelitian Secara Umum

BAB 3 METODOLOGI 3.1 Penelitian Secara Umum BAB 3 METODOLOGI 3.1 Penelitian Secara Umum Dalam bab ini menjelaskan cara penelitian yang dilakukan untuk menaikkan kualitas air hujan dengan batu kapur, baru kapur yang dipanaskan 400 C, karbon aktif

Lebih terperinci

BAB III PERCOBAAN DAN HASIL PERCOBAAN

BAB III PERCOBAAN DAN HASIL PERCOBAAN BAB III PERCOBAAN DAN HASIL PERCOBAAN 3.1 Pengambilan Data Operasi di Lapangan Penelitian ini dilakukan berdasarkan kondisi operasi yang sesungguhnya. Oleh karena itu diperlukan pengamatan dan pengambilan

Lebih terperinci

Handout. Bahan Ajar Korosi

Handout. Bahan Ajar Korosi Handout Bahan Ajar Korosi PENDAHULUAN Aplikasi lain dari prinsip elektrokimia adalah pemahaman terhadap gejala korosi pada logam dan pengendaliannya. Berdasarkan data potensial reduksi standar, diketahui

Lebih terperinci

PERALATAN INDUSTRI KIMIA

PERALATAN INDUSTRI KIMIA PERALATAN INDUSTRI KIMIA (SIZE REDUCTION, STORAGE, REACTOR ) Penyusun: Lely Riawati, ST., MT. Agustina Eunike, ST., MT., MBA. PERALATAN INDUSTRI KIMIA YANG DIBAHAS : I Material Handling II III Size Reduction

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perak Nitrat Perak nitrat merupakan senyawa anorganik tidak berwarna, tidak berbau, kristal transparan dengan rumus kimia AgNO 3 dan mudah larut dalam alkohol, aseton dan air.

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH DEBU PELEBURAN BIJIH BESI (DEBU SPONS) SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN PADA MORTAR

PEMANFAATAN LIMBAH DEBU PELEBURAN BIJIH BESI (DEBU SPONS) SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN PADA MORTAR POLI-TEKNOLOGI VOL.11 NO.1, JANUARI 2012 PEMANFAATAN LIMBAH DEBU PELEBURAN BIJIH BESI (DEBU SPONS) SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN PADA MORTAR Amalia dan Broto AB Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri

Lebih terperinci

SUMARY EXECUTIVE OPTIMASI TEKNOLOGI AKTIVASI PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI BATUBARA

SUMARY EXECUTIVE OPTIMASI TEKNOLOGI AKTIVASI PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI BATUBARA SUMARY EXECUTIVE OPTIMASI TEKNOLOGI AKTIVASI PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI BATUBARA Oleh : Ika Monika Nining Sudini Ningrum Bambang Margono Fahmi Sulistiyo Dedi Yaskuri Astuti Rahayu Tati Hernawati PUSLITBANG

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES PERLAKUAN MEKANIK GRINDING & SIZING

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES PERLAKUAN MEKANIK GRINDING & SIZING LAPORAN PRAKTIKUM PROSES PERLAKUAN MEKANIK GRINDING & SIZING Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Laporan Praktikum Proses Pemisahan & Pemurnian Dosen Pembimbing : Ir. Ahmad Rifandi, MSc 2 A TKPB Kelompok

Lebih terperinci

PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER

PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER Oleh Denni Alfiansyah 1031210146-3A JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI MALANG MALANG 2012 PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER Air yang digunakan pada proses pengolahan

Lebih terperinci

BAB III PROSES MANUFAKTUR. yang dilakukan dalam proses manufaktur mesin pembuat tepung ini adalah : Mulai. Pengumpulan data.

BAB III PROSES MANUFAKTUR. yang dilakukan dalam proses manufaktur mesin pembuat tepung ini adalah : Mulai. Pengumpulan data. BAB III PROSES MANUFAKTUR 3.1. Metode Proses Manufaktur Proses yang dilakukan untuk pembuatan mesin pembuat tepung ini berkaitan dengan proses manufaktur dari mesin tersebut. Proses manufaktur merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Alumina banyak digunakan dalam berbagai aplikasi seperti digunakan sebagai. bahan refraktori dan bahan dalam bidang otomotif.

I. PENDAHULUAN. Alumina banyak digunakan dalam berbagai aplikasi seperti digunakan sebagai. bahan refraktori dan bahan dalam bidang otomotif. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alumina banyak digunakan dalam berbagai aplikasi seperti digunakan sebagai bahan refraktori dan bahan dalam bidang otomotif. Hal ini karena alumina memiliki sifat fisis

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PRODUKSI DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pembuatan Proses pengerjaan adalah tahapan-tahapan yang dilakukan untuk membuat komponen-komponen pada mesin pemotong umbi. Pengerjaan yang dominan dalam

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah metode expost facto. Ini berarti analisis dilakukan berdasarkan fakta dan data yang sudah terjadi. Dengan demikian penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI Diagram Alir Tugas Akhir. Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Peleburan Alumunium. Skala Laboratorium.

BAB III METODOLOGI Diagram Alir Tugas Akhir. Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Peleburan Alumunium. Skala Laboratorium. BAB III METODOLOGI 3.1. Diagram Alir Tugas Akhir Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Peleburan Alumunium Skala Laboratorium. Gambar 3.1. Diagram Alir Tugas Akhir 27 3.2. Alat dan Dalam rancang

Lebih terperinci

LAPIS PONDASI AGREGAT SEMEN (CEMENT TREATED BASE / CTB)

LAPIS PONDASI AGREGAT SEMEN (CEMENT TREATED BASE / CTB) BAB V LAPIS PONDASI AGREGAT SEMEN (CEMENT TREATED BASE / CTB) 5.1. UMUM a. Lapis Pondasi Agregat Semen (Cement Treated Base / CTB) adalah Lapis Pondasi Agregat Kelas A atau Kelas B atau Kelas C yang diberi

Lebih terperinci

PROSES UBC. Gambar 1. Bagan Air Proses UBC

PROSES UBC. Gambar 1. Bagan Air Proses UBC Penulis: Datin Fatia Umar dan Bukin Daulay Batubara merupakan energi yang cukup andal untuk menambah pasokan bahan bakar minyak mengingat cadangannya yang cukup besar. Dalam perkembangannya, batubara diharapkan

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah proses untuk mencapai suatu hasil. Proses pembuatan sand filter rotary machine dikerjakan dalam beberapa tahap, mulai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Korosi dapat didefinisikan sebagai penurunan mutu suatu logam akibat reaksi elektrokimia dengan lingkungannya, yang melibatkan pergerakan ion logam ke dalam larutan

Lebih terperinci

Pabrik Pemurnian Emas Menggunakan Metode Cyanidation Agitated Tank Leached

Pabrik Pemurnian Emas Menggunakan Metode Cyanidation Agitated Tank Leached Pabrik Pemurnian Emas Menggunakan Metode Cyanidation Agitated Tank Leached Dosen Pembimbing Dosen Pembimbing Dr. Ir. Lily Pudjiastuti, MT 19580703 198502 2 001 Dr. Ir. Lily Pudjiastuti, MT 19580703 198502

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. penambal, adukan encer (grout) dan lain sebagainya. 1. Jenis I, yaitu semen portland untuk penggunaan umum yang tidak

BAB III LANDASAN TEORI. penambal, adukan encer (grout) dan lain sebagainya. 1. Jenis I, yaitu semen portland untuk penggunaan umum yang tidak BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Semen Semen merupakan bahan yang bersifat hidrolis yang jika dicampur dengan air akan berubah menjadi bahan yang mempunyai sifat perekat. Penggunaannya antara lain untuk pembuatan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KARBON AKTIF SEBAGAI PENYERAP ION SIANIDA

PENGGUNAAN KARBON AKTIF SEBAGAI PENYERAP ION SIANIDA PENGGUNAAN KARBON AKTIF SEBAGAI PENYERAP ION SIANIDA SELINAWATI T. DARMUTJI DAN RETNO DAMAYANTI Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara Jalan Jenderal Sudirman No 623 Bandung 4211,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses

BAB II LANDASAN TEORI. Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gas HHO Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses elektrolisis air. Elektrolisis air akan menghasilkan gas hidrogen dan gas oksigen, dengan

Lebih terperinci

DAFTAR STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BIDANG BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL

DAFTAR STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BIDANG BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL DAFTAR (SNI) BIDANG BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL No. Judul Standar Nomor Standar Ruang Lingkup D Pemukiman (Cipta Karya) 4. Air Bersih/ Air Minum 1. Metode Pengujian Meter Air Bersih (Ukuran

Lebih terperinci

Moch. Novian Dermantoro NRP Dosen Pembimbing Ir. Muchtar Karokaro, M.Sc. NIP

Moch. Novian Dermantoro NRP Dosen Pembimbing Ir. Muchtar Karokaro, M.Sc. NIP Pengaruh Variasi Bentuk dan Ukuran Scratch Polyethylene Wrap Terhadap Proteksi Katodik Anoda Tumbal Al-Alloy pada Baja AISI 1045 di Lingkungan Air Laut Moch. Novian Dermantoro NRP. 2708100080 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Hasil Uji Korosi Dari pengujian yang telah dilakukan maka diperoleh hasil berupa data hasil perhitungan weight loss, laju korosi dan efisiensi inhibitor dalam Tabel

Lebih terperinci

BAB 5 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH FASILITAS LAYANAN KESEHATAN SKALA KECIL

BAB 5 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH FASILITAS LAYANAN KESEHATAN SKALA KECIL BAB 5 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH FASILITAS LAYANAN KESEHATAN SKALA KECIL 5.1 Masalah Air Limbah Layanan Kesehatan Air limbah yang berasal dari unit layanan kesehatan misalnya air limbah rumah sakit,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Mulai tahap perencanaan hingga tahap analisis, penelitian dilaksanakan berdasarkan sumber yang berkaitan dengan topik yang dipilih, yaitu penelitian tentang agregat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Diagram konsumsi energi final per jenis (Sumber: Outlook energi Indonesia, 2013)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Diagram konsumsi energi final per jenis (Sumber: Outlook energi Indonesia, 2013) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Hingga kini kita tidak bisa terlepas akan pentingnya energi. Energi merupakan hal yang vital bagi kelangsungan hidup manusia. Energi pertama kali dicetuskan oleh

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Manajemen pelaksanaan dilakukan dalam rangka menjamin kelancaran

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Manajemen pelaksanaan dilakukan dalam rangka menjamin kelancaran BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Uraian Umum Manajemen pelaksanaan dilakukan dalam rangka menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan proyek yang akan berlangsung. Manajemen pelaksanaan bukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Tinjauan Umum Pelaksanaan penelitian ini dimulai dari tahap perencanaan, teknis pelaksanaan, dan pada tahap analisa hasil, tidak terlepas dari peraturan-peraturan maupun referensi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Mortar Menurut SNI 03-6825-2002 mortar didefinisikan sebagai campuran material yang terdiri dari agregat halus (pasir), bahan perekat (tanah liat, kapur, semen portland) dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Absorpsi dan stripper adalah alat yang digunakan untuk memisahkan satu komponen atau lebih dari campurannya menggunakan prinsip perbedaan kelarutan. Solut adalah komponen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencuci pakaian, untuk tempat pembuangan kotoran (tinja), sehingga badan air

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencuci pakaian, untuk tempat pembuangan kotoran (tinja), sehingga badan air 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pencemaran air minum oleh virus, bakteri patogen, dan parasit lainnya, atau oleh zat kimia, dapat terjadi pada sumber air bakunya, ataupun terjadi pada saat pengaliran air olahan

Lebih terperinci

PENGAMBILAN TEMBAGA DARI BATUAN BORNIT (Cu5FeS4) VARIASI RAPAT ARUS DAN PENGOMPLEKS EDTA SECARA ELEKTROKIMIA

PENGAMBILAN TEMBAGA DARI BATUAN BORNIT (Cu5FeS4) VARIASI RAPAT ARUS DAN PENGOMPLEKS EDTA SECARA ELEKTROKIMIA PENGAMBILAN TEMBAGA DARI BATUAN BORNIT (Cu5FeS4) VARIASI RAPAT ARUS DAN PENGOMPLEKS EDTA SECARA ELEKTROKIMIA Abdul Haris, Didik Setiyo Widodo dan Lina Yuanita Laboratorium Kimia Analitik Jurusan Kimia

Lebih terperinci

LOGO. Studi Penggunaan Ferrolite sebagai Campuran Media Filter untuk Penurunan Fe dan Mn Pada Air Sumur. I Made Indra Maha Putra

LOGO. Studi Penggunaan Ferrolite sebagai Campuran Media Filter untuk Penurunan Fe dan Mn Pada Air Sumur. I Made Indra Maha Putra LOGO I Made Indra Maha Putra 3308100041 Pembimbing : Alfan Purnomo, S.T.,M.T. Studi Penggunaan Ferrolite sebagai Campuran Media Filter untuk Penurunan Fe dan Mn Pada Air Sumur Sidang Lisan Tugas Akhir

Lebih terperinci

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM Unit pendukung proses (utilitas) merupakan bagian penting penunjang proses produksi. Utilitas yang tersedia di pabrik metil tersier butil eter adalah unit

Lebih terperinci

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra BAHAN BAKAR KIMIA Ramadoni Syahputra 6.1 HIDROGEN 6.1.1 Pendahuluan Pada pembakaran hidrokarbon, maka unsur zat arang (Carbon, C) bersenyawa dengan unsur zat asam (Oksigen, O) membentuk karbondioksida

Lebih terperinci

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM 52 BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM Unit pendukung proses (utilitas) merupakan bagian penting penunjang proses produksi. Utilitas yang tersedia di pabrik PEA adalah unit pengadaan air, unit

Lebih terperinci

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS 13.1. Pendahuluan Tepung beras merupakan bahan baku makanan yang sangat luas sekali penggunaannya. Tepung beras dipakai sebagai bahan pembuat roti, mie dan

Lebih terperinci

ANALISA KOMPOSIT ARANG KAYU DAN ARANG SEKAM PADI PADA REKAYASA FILTER AIR

ANALISA KOMPOSIT ARANG KAYU DAN ARANG SEKAM PADI PADA REKAYASA FILTER AIR NASKAH PUBLIKASI ANALISA KOMPOSIT ARANG KAYU DAN ARANG SEKAM PADI PADA REKAYASA FILTER AIR Tugas Akhir ini disusun Guna Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana S1 pada Jurusan Teknik Mesin

Lebih terperinci

a. Pengertian leaching

a. Pengertian leaching a. Pengertian leaching Leaching adalah peristiwa pelarutan terarah dari satu atau lebih senyawaan dari suatu campuran padatan dengan cara mengontakkan dengan pelarut cair. Pelarut akan melarutkan sebagian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Mortar Mortar didefinisikan sebagai campuran material yang terdiri dari agregat halus (pasir), bahan perekat (tanah liat, kapur, semen portland) dan air dengan komposisi tertentu

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. a. Motor diesel 4 langkah satu silinder. digunakan adalah sebagai berikut: : Motor Diesel, 1 silinder

III. METODOLOGI PENELITIAN. a. Motor diesel 4 langkah satu silinder. digunakan adalah sebagai berikut: : Motor Diesel, 1 silinder III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Penelitian 1. Alat penelitian a. Motor diesel 4 langkah satu silinder Dalam penelitian ini, mesin yang digunakan untuk pengujian adalah motor disel 4-langkah

Lebih terperinci

REGISTER TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN TERVERIFIKASI

REGISTER TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN TERVERIFIKASI Nomor register : 044/TRL/Reg-1/KLHK Instalasi Pengolahan Air Limbah Merk REDOX Advanced Oxydation Process () System FUNGSI ALAT REDOX adalah Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Baja Baja adalah salah satu dari bahan konstruksi yang paling penting. Sifatsifatnya yang terutama penting dalam penggunaan konstruksi adalah kekuatannya yang tinggi, dibandingkan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Proses perancangan mesin peniris minyak pada kacang seperti terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa

Lebih terperinci

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan IV.1 Pengaruh Arus Listrik Terhadap Hasil Elektrolisis Elektrolisis merupakan reaksi yang tidak spontan. Untuk dapat berlangsungnya reaksi elektrolisis digunakan

Lebih terperinci