BAB III PERCOBAAN DAN HASIL PERCOBAAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III PERCOBAAN DAN HASIL PERCOBAAN"

Transkripsi

1 BAB III PERCOBAAN DAN HASIL PERCOBAAN 3.1 Percobaan Percobaan tabling merupakan percobaan konsentrasi gravitasi berdasarkan perbedaan berat jenis dari mineral berharga dan pengotornya. Sampel bijih dipersiapkan terlebih dahulu dengan tahap preparasi dan tahap pemercontohan. Percobaan tabling meliputi alat dan bahan percobaan, tahap percobaan, dan prosedur percobaan serta data hasil percobaan Alat dan Bahan Alat-alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan konsentrasi bijih besi menggunakan meja goyang, ditunjukkan pada Tabel 3.1 Tabel 3.1 Peralatan dan Bahan Percobaan Tahap Preparasi a. Jaw crusher b. Roll crusher c. Ball mill dengan bola-bola keramik d. Ayakan getar e. Riffle f. Kertas/ Plastik g. Neraca Peralatan Tahap Percobaan a. Satu set meja goyang jenis wilfley table merk Denver, pola riffle standar b. Tiga buah selang air dengan panjang 1,5 meter c. Satu buah pompa (jet pump) d. Satu ember besar e. Satu wadah besar/drum 200 liter f. Loyang besi dan oven (pemanas) g. Stop watch dan kunci Inggris h. Spidol, kertas, dan busur derajat Bahan a. Bijih besi b. Air Bab III Percobaan dan Hasil Percobaan 43

2 3.1.2 Tahapan Percobaan Penelitian ini terdiri dari tiga tahapan proses meliputi tahapan preparasi, tahapan percobaan dan tahapan analisis Preparasi Proses preparasi adalah proses awal perlakuan pada bijih agar dapat dilanjutkan ke tahap proses berikutnya. Tahap ini terdiri dari tiga kegiatan, yaitu tahap peremukan (crushing) dan penggerusan (grinding), pengayakan (screening) dan pemercontohan (sampling). (1). Peremukan (Crushing) dan Penggerusan (Grinding) Tahap pertama dari pengecilan (reduksi) ukuran adalah proses peremukan atau crushing yang menggunakan alat jaw crusher. Produk dari jaw crusher berukuran minimal 5 cm yang terlalu besar untuk proses tabling sehingga dilakukan proses peremukan selanjutnya menggunakan roll crusher yang mereduksi ukuran bijih sampai berukuran 3 mm. Lalu bijih besi hasil produk roll crusher digerus dengan ball mill dengan umpan sebanyak maksimal 400 gram selama 20 menit. (2). Pengayakan (Screening) Produk bijih besi hasil proses penggerusan kemudian diayak untuk memperoleh ukuran fraksi butiran tertentu dengan seri ayakan yang berukuran 48 mesh, 65 mesh,100 mesh, 150 mesh dan 200 mesh. Hasil bijih besi dari proses screening kemudian ditempatkan menjadi empat fraksi ukuran butiran yang terpisah. Sementara bijih besi yang tidak Bab III Percobaan dan Hasil Percobaan 44

3 lolos ayakan pertama atau berukuran +48 mesh dilakukan proses penggerusan kembali dengan ball mill. Ayakan getar memiliki ketidakefektifan dalam proses mengayak yang terbukti masih banyaknya partikel halus yang terjebak pada ayakan di fraksi kasar. Hal ini dapat terjadi karena bentuk partikel yang bervariasi untuk mendapat gaya dorong melewati lubang ayakan dalam waktu tertentu. Selain proses pengayakan menggunakan ayakan getar dapat dilakukan manual screening atau penggunaan kuas yang disapukan pada ayakan getar tersebut. Hal ini akan memberikan gaya dorong yang cukup besar pada jumlah bijih besi yang relatif sedikit dengan waktu yang singkat. (3). Pemercontohan (Sampling) Proses preparasi selanjutnya adalah pemercontohan dengan suatu metode (Taggart,1976), yaitu metode riffling. Pemercontohan metode riffling menggunakan alat bernama riffle. Pada alat ini bijih besi dimasukkan secara manual ke alat tersebut lalu bijih tersebut akan terbagi menjadi dua bagian. Satu bagian bijih besi hasil proses pertama selanjutnya diberi perlakuan yang sama dengan proses sebelumnya. Demikian juga dengan proses kedua, ketiga, dan seterusnya hingga diperoleh berat sampel yang diinginkan. Keuntungan metode ini proses yang dilakukan relatif cepat dan homogenisasi yang lebih baik. Bab III Percobaan dan Hasil Percobaan 45

4 ` Gambar 3.1 Alat Riffling Gambar 3.2 Neraca untuk menimbang sampel bijih besi Prosedur Percobaan Sebelum percobaan dilakukan perlu dilakukan pengaturan alat agar sesuai dengan parameter-parameter yang sesuai. Variabel utama pada penelitian ini adalah frekuensi stroke dan kemiringan dek. Metode pengaturan dan pengukuran variabel tersebut pada meja goyang disertakan dalam Lampiran D dan Lampiran E. Percobaan tabling diawali dengan menghidupkan mesin meja goyang. Air dialirkan pada kotak umpan, kotak air, dan kotak saluran air. Sampel bijih besi kering dimasukkan dalam kotak umpan bersamaan air. Partikel-partikel bijih turun menuju dek terbawa air. Kemudian partikel tersebut mengalami pemisahan karena ada gaya-gaya yang bekerja pada meja goyang yang akhirnya masuk ke tempat penampungan konsentrat, midling, dan tailing secara terpisah. Bab III Percobaan dan Hasil Percobaan 46

5 Kotak penampungan konsentrat, midling, dan tailing menampung juga air yang masuk bersamaan dengan produk tabling dalam jumlah banyak. Air dari ketiga wadah itu dialirkan dengan selang kemudian ditampung dalam satu wadah besar berupa ember. Air di ember besar dipompa kembali untuk digunakan kembali dalam proses tabling. Setelah proses tabling, air pada masing-masing penampungan dibuang dengan hati-hati hingga tersisa partikel-partikel yang berada di dasar wadah penampung. Kemudian partikel-partikel tersebut dipindahkan ke nampan besi. Pada awal percobaan tabling air yang masih mengandung banyak bijih besi tidak langsung dipompa akan tetapi air tersebut melalui selang ditampung ke ember lainnya. Setelah warna air tidak kemerahan lagi di wadah penampungan, air tersebut dialirkan kembali ke wadah besar untuk dipompa kembali. Air di ember yang berwarna kemerahan dibiarkan beberapa jam agar partikel berat mengendap lalu air tersebut dibuang dan partikel tersebut dapat diambil dengan proses penyemprotan lalu ditempatkan pada nampan besi. Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi partikel yang terbuang dan kemungkinan partikel mengalami proses sirkulasi terbawa bersama air selama proses tabling. Proses pengambilan konsentrat, midling, dan tailing pada wadah penampung dilakukan dengan proses penyemprotan pada wadah tersebut. Proses ini mendorong partikel-partikel yang menempel dalam posisi sulit di launder agar mudah dipindahkan ke nampan besi. Partikel yang sudah ditempatkan pada nampan besi dibiarkan beberapa jam agar partikel tersebut mengendap dan airnya dapat dibuang. Pada produk percobaan tabling dilakukan pemanasan dalam oven pemanas dengan temperatur pemanasan sekitar 80 o C untuk menghilangkan kandungan air sehingga produk yang dihasilkan akan kering. Nampan yang berisi partikel-partikel kering diambil dari oven lalu ditimbang dengan turut menimbang berat nampan kosong sehingga diperoleh berat partikelpartikel kering pada kelompok konsentrat, midling, dan tailing. Bab III Percobaan dan Hasil Percobaan 47

6 Konsentrat Midling Tailing Gambar 3.3 Produk konsentrasi tabling Gambar 3.4 Tampak depan oven pemanas bahan bakar gas Diagram alir percobaan selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 3.8. Bab III Percobaan dan Hasil Percobaan 48

7 . Gambar 3.5 Bagian dalam oven pemanas bahan bakar gas Gambar 3.6 Meja goyang tipe wilfley table yang digunakan dalam percobaan bijih besi Bab III Percobaan dan Hasil Percobaan 49

8 Gambar 3.7 Meja goyang tipe wilfley table dengan proses air pencuci yang disirkulasi Bab III Percobaan dan Hasil Percobaan 50

9 Studi Literatur Bijih besi Crushing ( Jaw Crusher dan Roll crusher ) Grinding (Ball mill) Screening -48 # +48# Fraksi # Fraksi # Fraksi # Fraksi # Sampling Sampling Sampling Sampling Analisis Kimia dan Mineragrafi Tabling Analisis Kimia dan Mineragrafi Tabling Analisis Kimia dan Mineragrafi Tabling Analisis Kimia dan Mineragrafi Tabling Konsentrat Midling Tailing Konsentrat Midling Tailing Konsentrat Midling Tailing Konsentrat Midling Tailing Analisis Kimia Analisis Kimia Analisis Kimia Analisis Kimia Pembahasan Kesimpulan Gambar 3.8 Diagram alir percobaan Bab III Percobaan dan Hasil Percobaan 51

10 Analisis Mineragrafi dan Analisis Kimia (1). Analisis Mineragrafi Analisis mineragrafi merupakan analisis untuk menentukan komposisi dan derajat liberasi berbagai mineral dalam bijih. Analisis ini dilakukan pada tiap fraksi ukuran setelah pengambilan sampel bijih. Analisis mineragrafi dilakukan di Laboratorium Mineralogi PUSLITBANG tekmira Bandung. Proses analisis mineragrafi dilakukan dengan terlebih dahulu dilakukannya proses preparasi sampel. Sampel bijih dimounting dengan menggunakan resin kemudian diamplas dari grade kasar ke halus. Selanjutnya mounting sampel bijih dipoles agar permukaan analisis menjadi halus. Pada permukaan mounting dioleskan alumina lalu diletakkan di bawah mikroskop untuk difoto sehingga terdapat penampakan mineral tertentu. (2). Analisis Kimia Analisis kimia merupakan analisis terakhir dalam percobaan ini. Metode yang digunakan dalam analisis kimia ini adalah metode titrasi. Analisis ini digunakan untuk menentukan % Fe total dalam sampel berupa umpan dan konsentrat. Untuk melakukan analisis kimia, terlebih dahulu sampel umpan bijih dan konsentrat digerus dengan menggunakan agat atau penumbuk keramik hingga dicapai ukuran -200 mesh. Bila ukuran butiran partikel ini sudah dicapai, maka sampel umpan bijih dan konsentrat diambil 0,2 gram dengan menggunakan neraca analitik Mettler. Kemudian sampel hasil penimbangan dimasukkan dalam sebuah botol. Sampel mineral bijih dan konsentrat tersebut dilarutkan dengan larutan asam klorida HCl sebanyak 5 ml dan asam flourida (HF) sebanyak 5 ml Bab III Percobaan dan Hasil Percobaan 52

11 lalu dipanaskan dengan temperatur pemanasan o C hingga larutan sampel kembali kering. HCl berfungsi sebagai pelarut dan HF berfungsi sebagai pengikat ilmenit agar Fe dalam ilmenit tidak terbawa mineral pengotor misalnya silika. Kemudian sampel tersebut ditambahkan HCl sebanyak 5 ml lagi dan dipanaskan selama 10 menit. Selanjutnya sampel dibiarkan kembali ke temperatur kamar lalu dimasukkan ke labu ukur dengan ditambahkan aquades sampai batas volume di labu ukur sebesar 100 ml setelah itu sampel diaduk sampai larutan homogen. Sampel tersebut kemudian dipipet sebanyak 25 ml lalu dimasukkan ke elenmeyer 500 ml. Kemudian didalam elenmeyer sampel ditambahkan HCl sebanyak 5 ml dan dipanaskan kembali dengan temperatur 80 o C. Kemudian sampel direduksi dengan SnCl 2 sampai warna Fe yang direduksi yang berwarna kuning berubah menjadi jernih. Setelah sampel dibiarkan sampai temperatur kamar, sampel ditambah 3 ml asam pospat H 3 PO 4. Asam fosfat ditambahkan agar Fe yang bersifat kompleks (tidak berwarna) tidak menganggu jalannya reaksi reduksi Fe selama dititrasi. Sampel ditambah asam sulfar H 2 SO 4 sebanyak 100 ml (2 M) dan HgCl 2 sebanyak 7 ml. Tahap selanjutnya setelah sampel diberi indikator N-fenillephynylanthanill sebanyak 2 ml, sampel dititrasi dengan K 2 Cr 2 O 7 0,04 M dengan volume penitrasi tertentu sampai larutan sampel berubah dari warna hijau menjadi berwarna ungu. Data yang diperoleh berupa volume penitrasi K 2 Cr 2 O 7 yang digunakan selama metode titrasi. Bab III Percobaan dan Hasil Percobaan 53

12 Tahap-tahap reaksi kimia yang terjadi saat metode titrasi dilakukan seperti berikut ini. Tahap I Indikasi Reduksi Sn Fe Sn + 2Fe FeCl 3 + HClberlebih warna larutan kuning Setelah dimasukkan SnCl 2 larutan menjadi tidak berwarna Tahap II Titrasi Cr2O7 + 4 H + 6e 2Cr + 7H 2O Fe 2+ Fe 3+ + e Reaksi akhir Cr2O7 + 6 Fe + 14H 2Cr + 7H 2O hijau Adanya indikator mengindikasikan larutan hijau berubah menjadi ungu setelah dititrasi dengan K 2 Cr 2 O Data Hasil Percobaan Data-data percobaan mencakup data analisis mineragrafi sampel umpan, data kriteria konsentrasi, data analisis kimia, dan data kadar Fe total pada umpan dan konsentrat untuk berbagai fraksi ukuran untuk berbagai variabel. Bab III Percobaan dan Hasil Percobaan 54

13 3.2.1 Data-data Analisis Mineragrafi Analisis mineragrafi merupakan analisis penentuan komposisi mineral dan derajat liberasi suatu bijih. Data analisis komposisi mineral dan mineraloid pada sampel bijih tiap fraksi ukuran ditunjukkan pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 Komposisi mineral dan mineraloid sampel bijih tiap fraksi ukuran Mineral dan mineraloid Fraksi Ukuran (mesh) Magnetit - 1,66 0,42 - Hematit 3,86 2,44 2,47 1,67 Ilmenit 7,4 13,13 12,15 5,84 Limonit 31,28 37,33 50,56 73,64 Magnetit-hematit 38,45 23,02 13,73 7,75 Magnetit-ilmenit Gangue mineral/silika 19,01 22,42 20,67 11,1 Derajat liberasi menunjukkan derajat atau tingkat pemisahan mineral berharga dengan mineral pengotornya. Semakin besar nilai derajat liberasi maka semakin besar tingkat pemisahan mineral berharga terhadap mineral pengotornya. Data derajat liberasi sampel bijih pada tiap fraksi ukuran ditunjukkan pada Tabel 3.3 dibawah ini. Tabel 3.3 Derajat liberasi sampel bijih tiap fraksi ukuran Mineral dan mineraloid Fraksi Ukuran (mesh) Magnetit Hematit Ilmenit 91,42 93,75 96, Limonit Magnetit-hematit Magnetit-ilmenit Gangue mineral/silika 96,22 99,18 99, Bab III Percobaan dan Hasil Percobaan 55

14 3.2.2 Data-data Kriteris Kosentrasi Kriteria konsentrasi merupakan perbandingan kecepatan pengendapan mineral dan mineraloid terhadap mineral pengotor yaitu silika dalam media air. Kecepatan pengendapan partikel dipengaruhi oleh berat jenis mineral sehingga nilai KK dapat ditentukan dari persamaan (2-3). Berat jenis dan KK dari mineral dan mineraloid pada sampel bijih ditunjukkan pada Tabel 3.4 berikut ini. Tabel 3.4 Berat jenis dan nilai KK dari mineral dan mineraloid Mineral dan mineraloid Berat Jenis (gr/cm 3 ) KK Magnetit 5,17 2,53 Hematit 5,1 2,48 Ilmenit 4,7 2,24 Limonit 3,8 1,70 Magnetit-hematit 5,14 2, Data-data Analisis Kimia Umpan Bijih Besi Data analisis kimia mineral berharga dan mineral-mineral pengotornya pada berbagai fraksi ukuran untuk umpan bijih besi ditunjukkan pada Tabel 3.5 berikut ini. Tabel 3.5 Data analisis kimia umpan bijih besi No Fraksi Ukuran Fe total Al 2 O 3 SiO 2 CaO (mesh) (%) (%) (%) (%) ,81 3,74 24,32 0, ,88 5,17 30,52 0, ,62 6,35 25,96 0, ,48 4,56 22,72 0,0302 Bab III Percobaan dan Hasil Percobaan 56

15 3.2.4 Data-data Kadar Fe Total Pada Umpan dan Konsentrat Data kadar Fe total pada umpan dan konsentrat untuk berbagai fraksi ukuran untuk berbagai variabel operasi dapat ditampilkan pada Tabel 3.6. Tabel 3.6 Data-data kadar Fe total pada umpan dan konsentrat Fraksi Kemiringan Frekuensi Berat Kadar Fe Berat Kadar Fe Perolehan No. Ukuran dek stroke Feed di umpan Konsentrat di konsentrat (%) (mesh) (derajat) (rpm) (gram) (%) (gram) (%) , ,95 92, ,38 139,9 28,10 89, ,38 134,3 30,72 93, ,38 141,4 27,90 89, , ,08 96, ,38 141,2 27,72 88, ,38 140,4 30,05 95, ,38 140,5 30,54 97, ,38 137,4 26,54 82, ,25 188,9 32,98 93, ,25 187,3 33,40 94, ,25 192,1 30,68 88, ,25 195,5 33,68 99, ,25 186,7 33,10 92, ,25 186,5 33,88 95, ,25 191,2 27,55 79, ,25 190,7 33,27 95, ,25 186,7 28,36 79, ,53 186,3 32,98 88, ,53 169,5 36,00 88, ,53 175,3 34,02 86, ,53 179,9 35,53 92, ,53 179,3 33,10 85, ,53 170,3 30,36 74, ,53 163,7 36,63 86, ,53 167,6 37,96 92, ,53 164,7 36,26 86, , ,33 87, ,46 142,6 37,83 85, ,46 130,3 35,29 73, ,46 138,1 37,78 82, ,46 134,2 37,12 79, ,46 144,7 39,84 91, ,46 95,3 39,53 59, ,46 85,4 42,63 57, ,46 103,7 38,86 64,05 Bab III Percobaan dan Hasil Percobaan 57

16 Bab III Percobaan dan Hasil Percobaan 41

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Mineragrafi

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Mineragrafi BAB IV PEMBAHASAN Metode tabling adalah metode konsentrasi gravitasi yang digunakan untuk memisahkan dua atau lebih mineral berdasarkan perbedaan berat jenis dari mineral berharga dan pengotornya. Kriteria

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2005 menurut penelitian South East Asia Iron and Steel Institute, tingkat konsumsi baja per kapita di Indonesia sebesar 26,2 kg yang lebih rendah dibandingkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Preparasi dan Laboratorim

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Preparasi dan Laboratorim 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Preparasi dan Laboratorim Flotasi Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara

Lebih terperinci

STUDI KONSENTRASI BIJIH BESI LATERITIK KADAR RENDAH DENGAN METODE TABLING TUGAS AKHIR

STUDI KONSENTRASI BIJIH BESI LATERITIK KADAR RENDAH DENGAN METODE TABLING TUGAS AKHIR STUDI KONSENTRASI BIJIH BESI LATERITIK KADAR RENDAH DENGAN METODE TABLING TUGAS AKHIR Dibuat untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Teknik Metalurgi pada Program Studi Teknik Metalurgi Institut

Lebih terperinci

PROSEDUR DAN PERCOBAAN

PROSEDUR DAN PERCOBAAN BAB III PROSEDUR DAN PERCOBAAN 3.1 Prosedur Percobaan Prosedur percobaan yang dilakukan selama penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1. Gambar 3.1 Flow chart prosedur percobaan 24 25 3.1.1 Persiapan Red

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 ALAT DAN BAHAN Pada penelitian ini alat-alat yang digunakan meliputi: 1. Lemari oven. 2. Pulverizing (alat penggerus). 3. Spatula/sendok. 4. Timbangan. 5. Kaca arloji

Lebih terperinci

BAB III PERCOBAAN DAN HASIL PERCOBAAN

BAB III PERCOBAAN DAN HASIL PERCOBAAN BAB III PERCOBAAN DAN HASIL PERCOBAAN 3.1 Pengambilan Data Operasi di Lapangan Penelitian ini dilakukan berdasarkan kondisi operasi yang sesungguhnya. Oleh karena itu diperlukan pengamatan dan pengambilan

Lebih terperinci

Tabel klasifikasi United State Department of Agriculture (USDA) fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990).

Tabel klasifikasi United State Department of Agriculture (USDA) fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990). LAMPIRAN 74 Lampiran 1. Klasifikasi fraksi tanah menurut standar Internasional dan USDA. Tabel kalsifikasi internasional fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990). Fraksi Tanah Diameter (mm) Pasir 2.00-0.02

Lebih terperinci

Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian 16 Bab III Metodologi Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode titrasi redoks dengan menggunakan beberapa oksidator (K 2 Cr 2 O 7, KMnO 4 dan KBrO 3 ) dengan konsentrasi masing-masing

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. 1. Alam. (2007). Mendongkrak Baja Dalam Negeri, Majalah Tambang, Edisi April, pp. 13.

DAFTAR PUSTAKA. 1. Alam. (2007). Mendongkrak Baja Dalam Negeri, Majalah Tambang, Edisi April, pp. 13. DAFTAR PUSTAKA 1. Alam. (2007). Mendongkrak Baja Dalam Negeri, Majalah Tambang, Edisi April, pp. 13. 2. Burt, R.O. ( 1984). Gravity Concentration Technology, Elsivier, New York. 3. Chaterjee, A. (1998).

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini: Gambar 3.1 Diagram alir penelitian 22 23 3.2 Metode Penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian III.1 Tahapan Penelitian Penelitian dilakukan dalam beberapa tahap pelaksanaan yang secara umum digambarkan oleh bagan alir di bawah ini: MULAI Pengambilan sample Lumpur Sidoardjo

Lebih terperinci

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ). 3 Percobaan 3.1 Bahan dan Alat 3.1.1 Bahan Bahan yang digunakan untuk menyerap ion logam adalah zeolit alam yang diperoleh dari daerah Tasikmalaya, sedangkan ion logam yang diserap oleh zeolit adalah berasal

Lebih terperinci

BAB V DASAR-DASAR PENGOLAHAN BAHAN GALIAN

BAB V DASAR-DASAR PENGOLAHAN BAHAN GALIAN BAB V DASAR-DASAR PENGOLAHAN BAHAN GALIAN 5.1. Pengolahan Bahan Galian Pengolahan Bahan Galian (Mineral dressing) adalah pengolahan mineral dengan tujuan untuk memisahkan mineral berharga dan gangue-nya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini didahului dengan perlakuan awal bahan baku untuk mengurangi pengotor yang terkandung dalam abu batubara. Penentuan pengaruh parameter proses dilakukan dengan cara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium kimia mineral / laboratorium geoteknologi, analisis proksimat dilakukan di laboratorium instrumen Pusat Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan secara eksperimental laboratorium. B. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fakultas

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 2 tahap, yaitu :

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 2 tahap, yaitu : BAB V METODOLOGI Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 2 tahap, yaitu : Tahap I : Tahap perlakuan awal (pretreatment step) Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji nyamplung dari cangkangnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium kimia mineral Puslit Geoteknologi LIPI Bandung. Analisis proksimat dan bilangan organik dilaksanakan di laboratorium

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan tahapan isolasi selulosa dan sintesis CMC di Laboratorium Kimia Organik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g Kacang hijau (tanpa kulit) ± 1

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu: BAB V METODOLOGI Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu: Tahap : Tahap Perlakuan Awal ( Pretreatment ) Pada tahap ini, biji pepaya dibersihkan dan dioven pada suhu dan waktu sesuai variabel.

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2013 - Februari 2014.

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2013 - Februari 2014. III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2013 - Februari 2014. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN SUSKA Riau.

Lebih terperinci

MATERI DAN METOD E Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Tahap Pertama

MATERI DAN METOD E Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penelitian Tahap Pertama MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Bagian Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan, Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi, Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI 01-2891-1992) Sebanyak 1-2 g contoh ditimbang pada sebuah wadah timbang yang sudah diketahui bobotnya. Kemudian dikeringkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan metode eksperimental menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial. Sampel yang digunakan berjumlah 24, dengan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES PERLAKUAN MEKANIK GRINDING & SIZING

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES PERLAKUAN MEKANIK GRINDING & SIZING LAPORAN PRAKTIKUM PROSES PERLAKUAN MEKANIK GRINDING & SIZING Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Laporan Praktikum Proses Pemisahan & Pemurnian Dosen Pembimbing : Ir. Ahmad Rifandi, MSc 2 A TKPB Kelompok

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium 23 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium Kimia Anorganik/Fisik FMIPA Universitas Lampung. Penyiapan alga Tetraselmis sp

Lebih terperinci

BAB III BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September

BAB III BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September BAB III BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September tahun 2011 di Laboratorium Riset kimia makanan dan material, untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Produksi Kerupuk Terfortifikasi Tepung Belut Bagan alir produksi kerupuk terfortifikasi tepung belut adalah sebagai berikut : Belut 3 Kg dibersihkan dari pengotornya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Jurusan Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Jurusan Pendidikan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI. Sementara analisis dengan menggunakan instrumen dilakukan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH. Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia.

LAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH. Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia. LAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH Berikut diuraikan prosedur analisis contoh tanah menurut Institut Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia. Pengujian Kandungan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass, III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Malang. Kegiatan penelitian dimulai pada bulan Februari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph meter,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November Desember 2013 di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November Desember 2013 di BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November Desember 2013 di Laboratorium Daya dan Alat, Mesin Pertanian, dan Laboratorium Rekayasa Bioproses

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis

Lampiran 1. Prosedur Analisis L A M P I R A N 69 Lampiran 1. Prosedur Analisis A. Pengukuran Nilai COD (APHA,2005). 1. Bahan yang digunakan : a. Pembuatan pereaksi Kalium dikromat (K 2 Cr 2 O 7 ) adalah dengan melarutkan 4.193 g K

Lebih terperinci

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3. Preparasi Sampel Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3 siti_marwati@uny.ac.id Penarikan Sampel (Sampling) Tujuan sampling : mengambil sampel yang representatif untuk penyelidikan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. a. Motor diesel 4 langkah satu silinder. digunakan adalah sebagai berikut: : Motor Diesel, 1 silinder

III. METODOLOGI PENELITIAN. a. Motor diesel 4 langkah satu silinder. digunakan adalah sebagai berikut: : Motor Diesel, 1 silinder III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Penelitian 1. Alat penelitian a. Motor diesel 4 langkah satu silinder Dalam penelitian ini, mesin yang digunakan untuk pengujian adalah motor disel 4-langkah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari kulit pisang dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tahun 2011 di Laboratorium riset kimia makanan dan material untuk preparasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tahun 2011 di Laboratorium riset kimia makanan dan material untuk preparasi BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitiaan Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September tahun 2011 di Laboratorium riset kimia makanan dan material untuk preparasi

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian III.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan pada bulan januari hingga maret 2008 percobaan skala 500 mililiter di laboratorium kimia analitik Institut Teknologi Bandung. III.2

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk modifikasi elektroda pasta karbon menggunakan zeolit, serbuk kayu, serta mediator tertentu. Modifikasi tersebut diharapkan mampu menunjukkan sifat

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS METODA PREPARASI DAN ANALISIS MINERAL BUTIR. Oleh : Tim Penyusun

PEDOMAN TEKNIS METODA PREPARASI DAN ANALISIS MINERAL BUTIR. Oleh : Tim Penyusun PEDOMAN TEKNIS METODA PREPARASI DAN ANALISIS MINERAL BUTIR Oleh : Tim Penyusun I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Dalam eksplorasi suatu endapan mineral diperlukan adanya beberapa tahapan kegiatan, mulai

Lebih terperinci

Pupuk dolomit SNI

Pupuk dolomit SNI Standar Nasional Indonesia Pupuk dolomit ICS 65.080 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Syarat mutu... 1 4 Pengambilan contoh...

Lebih terperinci

LAMPIRAN C GAMBAR C.1 PEMBUATAN SELULOSA 1. PEMBERSIHAN, PENGERINGAN, DAN PREPARASI SERAT

LAMPIRAN C GAMBAR C.1 PEMBUATAN SELULOSA 1. PEMBERSIHAN, PENGERINGAN, DAN PREPARASI SERAT LAMPIRAN C GAMBAR C.1 PEMBUATAN SELULOSA 1. PEMBERSIHAN, PENGERINGAN, DAN PREPARASI SERAT a. Enceng gondok yang digunakan berasal dari sungai di kawasan Golf. Gambar 16. Enceng Gondok Dari Sungai di Kawasan

Lebih terperinci

STUDI PENINGKATAN KADAR BESI TERHADAP BIJIH BESI LATERITIK ASAL KABUPATEN TASIKMALAYA MENGGUNAKAN METODE FLOTASI KEBALIKAN

STUDI PENINGKATAN KADAR BESI TERHADAP BIJIH BESI LATERITIK ASAL KABUPATEN TASIKMALAYA MENGGUNAKAN METODE FLOTASI KEBALIKAN STUDI PENINGKATAN KADAR BESI TERHADAP BIJIH BESI LATERITIK ASAL KABUPATEN TASIKMALAYA MENGGUNAKAN METODE FLOTASI KEBALIKAN TUGAS AKHIR Dibuat untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Teknik Metalurgi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel Tanaman wortel Wortel Lampiran 2. Gambar potongan wortel Potongan wortel basah Potongan wortel kering Lampiran 3. Gambar mesin giling tepung 1 2 4 3 5 Mesin Giling

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Materi Prosedur Pembuatan MOL Tapai dan Tempe Pencampuran, Homogenisasi, dan Pemberian Aktivator

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Materi Prosedur Pembuatan MOL Tapai dan Tempe Pencampuran, Homogenisasi, dan Pemberian Aktivator MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai pembuatan pupuk cair dan karakteristik pupuk cair ini dilaksanakan dari bulan November sampai Desember 200 yang dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

DESAIN PROSES PENINGKATAN KADAR BIJIH BESI KALIMANTAN SELATAN

DESAIN PROSES PENINGKATAN KADAR BIJIH BESI KALIMANTAN SELATAN DESAIN PROSES PENINGKATAN KADAR BIJIH BESI KALIMANTAN SELATAN Nuryadi Saleh, Pramusanto, Yuhelda Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara tekmira nuryadi@tekmira.esdm.go.id S A

Lebih terperinci

Lampiran 1 Prosedur Analisis ph H2O dengan ph Meter Lampiran 2. Prosedur Penetapan NH + 4 dengan Metode Destilasi-Titrasi (ppm)=

Lampiran 1 Prosedur Analisis ph H2O dengan ph Meter Lampiran 2. Prosedur Penetapan NH + 4 dengan Metode Destilasi-Titrasi (ppm)= LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisis ph H 2 O dengan ph Meter 1. Timbang 10 gram tanah, masukkan ke dalam botol kocok. 2. Tambahkan air destilata 10 ml. 3. Kocok selama 30 menit dengan mesin pengocok.

Lebih terperinci

Lampiran 1 Bahan baku dan hasil percobaan

Lampiran 1 Bahan baku dan hasil percobaan LAMPIRAN 13 14 Lampiran 1 Bahan baku dan hasil percobaan a a. Sampel Bijih Besi Laterit dan b. Batu bara b a b a. Briket Bijih Besi Laterit dan b. Bentuk Pelet yang akan direduksi Hasil Titrasi Analisis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari bonggol nanas dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Lampung Timur, Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri

III. BAHAN DAN METODE. Lampung Timur, Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Lehan Kecamatan Bumi Agung Kabupaten Lampung Timur, Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri Lampung

Lebih terperinci

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat Bab III Metodologi Penelitian ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu isolasi selulosa dari serbuk gergaji kayu dan asetilasi selulosa hasil isolasi dengan variasi waktu. Kemudian selulosa hasil isolasi dan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. langkah 110 cc, dengan merk Yamaha Jupiter Z. Adapun spesifikasi mesin uji

METODOLOGI PENELITIAN. langkah 110 cc, dengan merk Yamaha Jupiter Z. Adapun spesifikasi mesin uji 4 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alat dan Bahan Pengujian. Spesifikasi motor bensin 4-langkah 0 cc Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor bensin 4- langkah 0 cc, dengan merk Yamaha

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011 di Laboratorium Kimia Analitik, Laboratorium Kimia Organik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan antara lain : oven, autoklap, ph meter, spatula, saringan, shaker waterbath,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan sejak bulan Februari hingga Agustus 2015. Ekstraksi hemin dan konversinya menjadi protoporfirin dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

III. METODOLOGI PENELITIAN. di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam 30 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Agustus 2011 di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap: Tahap pertama adalah pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas Teknobiologi, Universitas

Lebih terperinci

Curah Hujan (mm) Intensitas Penyinaran (cal/cm 2 )

Curah Hujan (mm) Intensitas Penyinaran (cal/cm 2 ) Bulan Lampiran 1. Data Iklim Wilayah Dramaga pada Bulan Februari hingga Mei 2011 Suhu Rata-rata ( o C) Curah Hujan (mm) Intensitas Penyinaran (cal/cm 2 ) Penguapan (mm) Kelembaban Udara (%) Februari 25.6

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Alat dan Bahan 4.1.1 Alat-Alat yang digunakan : 1. Seperangkat alat kaca 2. Neraca analitik, 3. Kolom kaca, 4. Furnace, 5. Kertas saring, 6. Piknometer 5 ml, 7. Refraktometer,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian. Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian. Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan sampel yaitu, di sekitar kampus Universitas Pendidikan Indonesia,

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian 14 BAB V METODOLOGI 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian No. Nama Alat Jumlah 1. Oven 1 2. Hydraulic Press 1 3. Kain saring 4 4. Wadah kacang kenari ketika di oven 1 5.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari kulit singkong dengan penggunaan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau atau tauge. Nata yang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei Juni 2014 di Desa Lehan Kecamatan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei Juni 2014 di Desa Lehan Kecamatan III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei Juni 2014 di Desa Lehan Kecamatan Bumi Agung Kabupaten Lampung Timur dan Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari Bulan April sampai Bulan Agustus 2013. Penelitian pengaruh penambahan edible coat kitosan sebagai anti jamur pada

Lebih terperinci

Analisis Sifat Fisika Bahan Baku Keramik: Penyusutan Total dan Pengisapan Air Pada Tanah Lempung (Clay)

Analisis Sifat Fisika Bahan Baku Keramik: Penyusutan Total dan Pengisapan Air Pada Tanah Lempung (Clay) Analisis Sifat Fisika Bahan Baku Keramik: Penyusutan Total dan Pengisapan Air Pada Tanah Lempung (Clay) Tanah liat (Clay) adalah salah satu komoditi mineral yang mempunyai arti penting dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan selama lima bulan dari bulan Mei hingga September 2011, bertempat di Laboratorium Kimia Hasil Hutan, Bengkel Teknologi Peningkatan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September 33 III. METODOLOGI PERCOBAAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September 2013 di Laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

Desikator Neraca analitik 4 desimal

Desikator Neraca analitik 4 desimal Lampiran 1. Prosedur Uji Kadar Air A. Prosedur Uji Kadar Air Bahan Anorganik (Horwitz, 2000) Haluskan sejumlah bahan sebanyak yang diperlukan agar cukup untuk analisis, atau giling sebanyak lebih dari

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 33 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Analisis kimia dilakukan di Laboratorium Tanah, dan Laboratorium Teknologi Hasil

III. BAHAN DAN METODE. Analisis kimia dilakukan di Laboratorium Tanah, dan Laboratorium Teknologi Hasil 19 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Analisis kimia dilakukan di Laboratorium Tanah, dan Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel Ca-Bentonit, Ca-Bentonit Merah muda, dan Na-Bentonit

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel Ca-Bentonit, Ca-Bentonit Merah muda, dan Na-Bentonit BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sistematika Penelitian Penelitian yang dilakukan berdasarkan skema penelitian berikut ini: Sampel Ca-Bentonit, Ca-Bentonit Merah muda, dan Na-Bentonit Sampel Ca-Bentonit,

Lebih terperinci

Penentuan Energi Ball Mill dengan Menggunakan Metode Indeks Kerja Bond. Jl. Tamansari No. 1 Bandung

Penentuan Energi Ball Mill dengan Menggunakan Metode Indeks Kerja Bond. Jl. Tamansari No. 1 Bandung Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: 2460-6499 Penentuan Energi Ball Mill dengan Menggunakan Metode Indeks Kerja Bond 1 Teja Sukmana 1 Prodi Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Islam Bandung, Jl.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen. 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat yang Digunakan Alat yang akan digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT 1. Waktu Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013 2. Tempat Laboratorium Patologi, Entomologi, & Mikrobiologi (PEM) Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan 28 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Biomassa serta Laboratorium Analisis Kimia Hasil Pertanian Jurusan Teknologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2012. Cangkang kijing lokal dibawa ke Laboratorium, kemudian analisis kadar air, protein,

Lebih terperinci

BAB II TAHAPAN UMUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN

BAB II TAHAPAN UMUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN BAB II TAHAPAN UMUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN Pengolahan Bahan Galian (Ore Dressing) pada umumnya dilakukan dalam beberapa tahapan, yaitu : preparasi, konsentrasi, dan dewatering. 2.1. PREPARASI Preparasi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. sampel dilakukan di satu blok (25 ha) dari lahan pe rkebunan kelapa sawit usia

METODOLOGI PENELITIAN. sampel dilakukan di satu blok (25 ha) dari lahan pe rkebunan kelapa sawit usia III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2014 s/d juni 2014. Lokasi penelitian dilaksanakan di perkebunan PT. Asam Jawa Kecamatan Torgamba, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015 BAB III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015 yang meliputi kegiatan di lapangan dan di laboratorium. Lokasi pengambilan

Lebih terperinci

TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL. Tujuan Praktikum Untuk pengambilan sampel yang akan digunakan untuk analisis.

TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL. Tujuan Praktikum Untuk pengambilan sampel yang akan digunakan untuk analisis. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL Untuk pengambilan sampel yang akan digunakan untuk analisis. - Sampel harus representatif atau mewakili data - Sampel harus segera diproses agar tidak terjadi kerusakan - Timbangan

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Gambar 2.1 Goetit (Pellant,1992)

BAB II TEORI DASAR. Gambar 2.1 Goetit (Pellant,1992) BAB II TEORI DASAR 2.1 Bijih Besi Bijih besi dibagi menjadi beberapa golongan diantaranya adalah golongan oksida, sulfida, dan hidroksida. Golongan oksida meliputi hematit dan magnetit sedangkan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Alat Penelitian Alat yang digunakan selama proses treatment atau perlakuan alkalisasi serat kenaf dapat dilihat pada Gambar 3.1. (a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) Gambar 3.1. Peratalatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut Lampung untuk pengambilan biomassa alga porphyridium

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk - digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk - Kompor gas - Sendok - Cetakan plastik A.2Bahan

Lebih terperinci

Bab III Metodologi. III. 2 Rancangan Eksperimen

Bab III Metodologi. III. 2 Rancangan Eksperimen 21 Bab III Metodologi Penelitian ini dirancang untuk menjawab beberapa permasalahan yang sudah penulis kemukakan di Bab I. Dalam penelitian ini digunakan 2 pendekatan, yaitu eksperimen dan telaah pustaka.

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu :

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu : 9 BAB V METODOLOGI Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu : Tahap I : Tahap perlakuan awal (pretreatment step) Pada tahap ini, dilakukan pembersihan kelapa sawit, kemudian dipanaskan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Lingkungan Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI yang beralamat di Jl. Dr. Setiabudhi No.

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di laboratorium Makanan Ternak, Jurusan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di laboratorium Makanan Ternak, Jurusan III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di laboratorium Makanan Ternak, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung dari Januari sampai dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode pendekatan Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu yaitu penelitian

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos LAMPIRA 30 Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos A. Kadar Air Bahan (AOAC 1984) Cawan alumunium kosong dimasukkan ke dalam oven selama 15 menit pada temperatur 100 o C. Cawan porselen kemudian

Lebih terperinci

BAB 3 Metode Penelitian

BAB 3 Metode Penelitian BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Diagram Alir Penelitian Penelitian dilakukan dengan mengikuti diagram alir berikut. Studi literatur Sampel uji: Sampel A: AC4B + 0 wt. % Sr + 0 wt. % Ti Sampel B: AC4B + 0.02

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian III.1 Metodologi Seperti yang telah diungkapkan pada Bab I, bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat katalis asam heterogen dari lempung jenis montmorillonite

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN komposisi tidak homogen akan memiliki perbedaan kelarutan dalam pembersihan, sehingga beberapa daerah ada yang lebih terlarut dibandingkan dengan daerah yang lainnya. Ketika oksida dihilangkan dari permukaan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang sungai Kali Pucang, Cilacap. Sampel yang diambil berupa tanaman

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan kering, Desa Gading PlayenGunungkidul Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Laporan Hasil Pengujian Residu Pestisida

Lampiran 1. Laporan Hasil Pengujian Residu Pestisida LAMPIRAN Lampiran 1. Laporan Hasil Pengujian Residu Pestisida 53 Lampiran 2. Aplikasi Dosis Herbisida Selama 1 Musim Tanam No Blok Kebun Petak Luas (Ha) Aplikasi 1 (Liter) Aplikasi 2 (Liter) Ametryn 2,4-D

Lebih terperinci

BAB III. BAHAN DAN METODE

BAB III. BAHAN DAN METODE 10 BAB III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Pelaksanaan penelitian dilakukan dari bulan Februari dan berakhir pada bulan Agustus 2011. Proses pembuatan dan pengujian arang aktif dilakukan

Lebih terperinci