MANAJEMEN KOROSI BERBASIS RISIKO PADA STRUKTUR JACKET

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MANAJEMEN KOROSI BERBASIS RISIKO PADA STRUKTUR JACKET"

Transkripsi

1 MANAJEMEN KOROSI BERBASIS RISIKO PADA STRUKTUR JACKET Elica Indahsari 1, Daniel M Rosyid 2, Yeyes Mulyadi 2 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Kelautan, FTK ITS, Surabaya 2) Staf Pengajar Jurusan Teknik Kelautan, FTK ITS, Surabaya Jurusan Teknik Kelautan Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS Keputih Sukolilo Surabaya elica_cha@yahoo.co.id Abstrak Korosi merupakan masalah yang serius dalam dunia material dan sangat merugikan karena dapat mengurangi kemampuan suatu konstruksi dalam memikul beban. Tugas akhir ini membahas mengenai taksiran prioritas resiko dan manajemen korosi pada struktur jacket. Dengan adanya bahasan ini diharapkan dapat mengetahui tingkatan resiko yang terjadi pada LD Platform milik BP Indonesia yang disebabkan oleh beberapa failure mode, antara lain : terkelupasnya coating dan sebab anoda sehingga bisa mempermudah dalam langkah perbaikan. Untuk menghitung peluang kegagalan dari masing-masing sebab digunakan metode Fault Tree Analysis (FTA), sedangkan konsekuensi di dapat dari perbandingan antara biaya perbaikan dengan biaya maintenance secara keseluruhan. Dari bahasan ini didapat besarnya peluang kejadian (occurance) untuk terkelupasnya coating sebesar 0,176 dengan konsekuensi sedangkan sebab anoda nilai occurance sebesar 0,28 dengan konsekuensi sebesar Maka di dapat Risk Priority Number pada sebab anoda sebesar dan untuk sebab terkelupasnya coating. Sehingga yang menjadi prioritas dalam perbaikan adalah kerusakan yang disebabkan karena anoda. Sistem mitigasi merupakan salah satu cara yang diterapkan dalam manajemen korosi, sistem yang digunakan menggunakan metode Failure Mode Effects and Critically Analysis (FMECA). Kata kunci : Korosi, Resiko, Failure Mode Effects and Criticaly Analysis, Fault Tree Analysis, Risk Priority Number. 1. PENDAHULUAN Korosi merupakan masalah yang serius dalam dunia material dan sangat merugikan karena dapat mengurangi kemampuan suatu konstruksi dalam memikul beban. Usia bangunan konstruksi menjadi berkurang dari waktu yang sudah direncanakan. Tidak hanya itu apabila tidak diantisipasi lebih awal maka akan mengakibatkan kerugian-kerugian yang lebih besar antara lain bisa menimbulkan kebocoran, mengakibatkan berkurangnya ketangguhan, robohnya suatu konstruksi, meledaknya suatu pipa/ bejana bertekanan dan mungkin juga dapat membuat pencemaran pada suatu produk. Kerugian korosi ini tentu saja dapat mengakibatkan biaya pemeliharaan membengkak, kapasitas produksi menurun, produksi berhenti atau total shutdown, menimbulkan kontaminasi pada produk, mengakibatkan klaim akibat delivery yang tidak tepat jadwal, pencemaran lingkungan, gangguan kesehatan dan keselamatan kerja, serta kerugian-kerugian nonwujud lainnya. Pada umunya korosi yang paling banyak terjadi adalah korosi oleh udara dan air (Fontana:1987). Dari penyebab kegagalan pada 350 industri kimia, pertambangan dan manufaktur yang paling dominan adalah berkaitan korosi. Berikut ini adalah komposisi dari penyebab kegagalan di seluruh dunia: Gambar 1. 1 Komposisi Kegagalan (Rochim:2000) Permasalahan utama yang tampak pada Gambar 1.1 adalah korosi. Untuk menangani permasalahan korosi maka perlu dilakukan suatu perangkat yang dapat memberikan suatu solusi dan terintegrasi berbagai metode pengendalian dan penanggulangan masalah korosi termasuk juga dengan memperhitungkan kepentingan perusahaan sehingga dapat memperkecil resiko. Agar resiko tidak berkembang, maka dapat di atur supaya berada dalam tingkatan yang terkendali. 1

2 Perangkat penanganan permasalahan tersebut adalah dengan menerapkan manajemen korosi. Manajemen korosi terkadang dipandang sebagai bagian organisasi yang hanya mengelola beberapa aktifitas rutin terkait desain, inspeksi dan pemeliharaan peralatan industri. Padahal sistem manajemen seharusnya dipandang sebagai sebuah metode yang memberikan keuntungan dan manfaat bagi lingkungan, keamanan, produktifitas dan kualitas (Ikhsan:2008). Manajemen resiko merupakan suatu pendekatan komprehensif yang jarang diterapkan di Indonesia oleh departemen khusus. Agar manajemen korosi dapat berjalan secara optimal dan efektif maka diperlukan suatu teknik yang dapat memberikan masukan data dan pemecahan masalah kemudian. Salah satu alternatif untuk mengoptimalkan manajemen korosi adalah Analisa Resiko. Analisa ini perlu dilakukan untuk mengetahui bagaimana kriteria resiko yang diterima apabila struktur tersebut mengalami kegagalan baik kegagalan elemen maupun kegagalan struktur dan konsekuensi yang akan terjadi. Pada dasarnya tujuan utama dari melakukan analisa resiko (risk assessment) adalah untuk mengidentifikasi bahaya yang dapat menimbulkan dampak (consequence) yang besar pada proses utama dan untuk mengembangkan usaha penyelamatan guna mencegah ataupun mengurangi efek negatif. (Yudhistira:2008). Dalam penelitian ini bermaksud untuk menyusun manajemen yang mengatur tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan korosi mulai dari segi identifikasi resiko, mitigasi dan monitoring sehingga mempermudah dalam menentukan langkah apabila terjadi hal-hal yang tidak diharapkan. Permasalahan-permasalahan korosi dalam industri minyak dan korosi banyak terjadi dari perspektif yang keliru terhadap manajemen korosi. Manajemen korosi terkadang dipandang sebagai bagian organisasi yang hanya mengelola beberapa aktifitas rutin terkait desain, inspeksi dan pemeliharaan peralatan industri. Padahal sistem manajemen seharusnya dipandang sebagai sebuah metode yang memberikan keuntungan dan manfaat bagi lingkungan, keamanan, produktifitas dan kualitas (Ikhsan:2008). 2. DASAR TEORI Korosi memiliki kontribusi yang besar sebagai penyebab adanya kegagalan. Korosi didefinisikan sebagai suatu proses penurunan mutu suatu material logam. Hal ini dapat terjadi oleh lingkungan dengan peristiwa kimia atau elektrokimia sehingga timbul kesetimbangan antara logam dengan lingkunganya (Simposium Nasional IATMI VII:2002). Korosi dapat diartikan pencernaan logam oleh keadaan sekitar. Keadaan sekitar dapat diartikan udara lembab, bahan kimia, air laut, gas dan sebagainya. Dengan korosi, logam berubah ke dalam garamnya, oksida atau hidroksida. Korosi terdapat dalam berbagai bentuk. (BJM Beumer:1985) Dalam korosi perlu diperhatikan adanya 4 komponen yang menjadi penyebab terjadinya korosi yaitu: 1. Katoda (elektroda positif) atau kation (ion positip dalam bentuk mikro) Merupakan bagian yang terkorosi dan akan melepaskan elektron-elektron dari atom-atom logam netral yang membentuk ion-ion. 2. Anoda (elektroda negatif) atau anion (ion negatip dalam bentuk mikro) Merupakan bagian yang tidak mengalami korosi walaupun menderita kerusakan. 3. Media elektrolit sebagai penghubung Istilah yang diberikan pada larutan yang bersifat menghantarkan arus listrik. Larutan ini mempunyai harga konduktivitas tertentu. 4. Hubungan listrik Antara katoda dan anoda harus ada hubungan listrik agar arus di dalam sel korosi dapat mengalir. Hubungan secar fisik tidak diperlukan jika anoda dan katoda merupakan bagian logam yang sama. Bentuk Korosi Pada dasarnya korosi memiliki bentuk yang bermacam-macam apabila dilihat dari penyebabnya tetapi apabila dilihat berdasarkan bentuknya korosi dapat dibedakan menjadi tiga macam. Berikut adalah macam dari korosi bila dilihat dari bentuknya yakni : (BJM Beumer:1985) 1. Korosi Menyeluruh (Uniform Corrosion) Korosi yang diderita pada seluruh permukaan dan mengakibatkan kehilangan metal yang merata. 2. Korosi Setempat (Local Corrosion) Bentuk korosi ini mencerna logam setempat, sehingga pada umumnya muncul bopeng-bopeng kecil dalam bahan berupa sumuran (pits) yang mungkin tersususn secara terpisah ataupun menumpuk. 3. Korosi antar garis-hablur Korosi dalam garis-hablur terjadi di sepanjang batas hablur.sebagai akibatnya hablur-hablur terlepas satu sama lain. Bentuk korosi ini sangat berbahaya karena dari luar tidak nyata. Korosi telah didefinisikan sebagai penurunan mutu logam akibat reaksi elektrokimia dengan lingkungannya. Pada kebanyakan situasi, praktis serangan ini tidak dapat dicegah tetapi hanya dapat mengendalikan sehingga struktur atau komponen tinjauan mempunyai massa yang lebih panjang. Dengan dasar pengetahuan tentang elektrokimia proses korosi yang dapat menjelaskan mekanisme dari korosi, dapat dilakukan usaha-usaha untuk pengendalian korosi. Berikut ini adalah cara-cara 2

3 yang paling penting dalam rangka mengendalikan korosi antara lain: (Trethewey:1991) Modifikasi Rancangan Modifikasi Lingkungan Pemberian Lapisan pelindung Pemilihan Bahan Proteksi katodik atau anodik Pengecatan (coating) Proses coating juga bisa dilakukan dibawah permukaan air, prose tersebut biasanya disebut Underwater Coatings. Proses ini merupakan suatu cara perawatan yang digunakan pada strukturstruktur bangunan laut, baik pada onshore ataupun offshore. Hal ini dimaksudkan agar bangunan laut dapat beroperasi secara maksimal. Perawatan yang dimaksud terutama untuk mengatasi dan mengontrol marine bioufouling/marine growth (biota laut) dan juga mengatasi pengaruh/atau efek dari air laut yaitu dalam bentuk korosi. Pelaksaan mennggunakan teknik coating atau painting pada struktur bangunan laut lebih dikarenakan alasan ekonomi dikarenakan pelaksanan yang lebih mudah dan cukup ekonomis daripada cara tradisional. Pada dasarnya underwater coatings/underwater painting merupakan teknik perawatan struktur bangunan laut dengan mengecat struktur tersebut dengan menggunakan suatu cairan yang lebih dikenal dengan Epoxy System. Gambar Pelaksanaan Underwater Coating Proteksi Katodik Suatu material akan mengalami pengkaratan apabila material tersebut berfungsi sebagai anoda dalm sel galvanik. Sedangkan material yang berfungsi sebagai katoda todak mengalami proses pengkaratan. Oleh karena itu pencegahan dapat dilakukan dengan cara menjadikan material yang akan dilindungi sebagai katoda. Pada umumnya proses korosi dimulai dengan terbentuknya ion-ion positif (anoda) dari atom bahan yang bersangkutan, yang kemudian dengan pelepasan beberapa muatan elektronnya. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan potensial antara satu bagian dengan bagian lainnya dari bahan tersebut. Hal penting yang harus dipenuhi untuk proteksi katodik adalah untuk mendapatkan situasi permukaan logam yang terlindungi, dimana tidak ada arus lokal penyebab korosi. Dalam istilah elektrokimia yang melibatkan masukan elektron pada baja, dapat menggunakan dua cara : (i) Dengan pemberian arus melalui sumber eksternal, ini disebut metode impressed current biasa disebut ICCP (Impressed Current Cathodic Protection) (ii) Dengan membentuk sel galvanik menggunakan bongkahan logam yang cocok, seperti seng, yang terhubung pada baja. Mengumpankan logam yang memiliki potensial lebih negatif dari baja untuk diserang, elektron akan melewatinya pada baja. Cara ini disebut sebagai metode anoda korban, karena logam yang diserang adalah dikorbankan untuk melindungi baja atau sering disebut SACP (Sacrificial Anodes Cathodic Protection) Keuntungan dari metode impressed current adalah : (i) Voltase tinggi yang dikendalikan dihubungkan untuk mengefisiensi perlindungan struktur-struktur besar (ii) Lebih sedikit anoda yang diperlukan (iii) Metode ini mampu memberikan kontrol yang lebih baik untuk memberikan performa yang optimal. Kerugiannya adalah : (i) Power dc. kontinyu harus tersedia (ii) Kesalahan bisa terjadi pada arah koneksi; ini bisa membuat laju korosi lebih cepat dari pada proteksinya (iii) Pengawasan level tinggi diperlukan (iv) Kontrol yang rendah bisa mengakibatkan proteksi berlebihan dan memungkinkan terjadinya masalah pada pelapisan dan baja tegangan tinggi. (v) Pada lingkungan agresif seperti di laut utara, kerusakan fisik yang akan lebih menimbulkan masalah dibandingkan dengan anoda korban. Keuntungan dari metode anoda korban adalah : (i) Dapat dipakai meskipun tidak ada tenaga / tegangan (ii) Lebih murah (iii) Lebih sedikit pengawasannya (iv) Kemudahan dalam instalasi dan anoda tambaha bisa ditambahkan bila proteksi yang sudah ada ternyata tidak cukup (v) Anoda tidak mungkin terpasang secara salah, beda halnya jika arus dipasang dengan salah arah, akan mengakibatkan penambahan korosi sebagai ganti dari proteksinya. (vi) Proteksi berlebihan tidak akan terjadi. 3

4 Kerugiannya adalah: (i) Ketersediaan arus tergantung pada luasan anoda, sehingga pada struktur yang berukuran besar akan membutuhkan banyak anoda (ii) Ada batasan untuk keberadaan voltase yang dikendalikan dan ini adalah transaksi yang menguntungakan yang lebih rendah dari sistem impressed current (iii) Permintaan akan lingkungan dengan tingkat konduktif yang tinggi bukanlah masalah dalam lingkungan laut tapi menjadi masalah di tanah. Analisa Risiko Risiko adalah bentuk ketidakpastian yang terjadi pada setiap keadaan. Secara umum risiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang dihadapi seseorang atau perusahaan dimana terdapat kemungkinan yang merugikan. Sesuatu yang tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungkan atau merugikan. Tetapi ketidakpastian yang menimbulkan kemungkinan menguntungkan dikenal dengan istilah peluang (Opportunity, sedangkan ketidak pastian yang menibulkan akibat yang merugikan dikenal dengan istilah risiko (Risk). Pada dasarnya proses dari analisa risiko ini terdiri dari empat langkah dasar antara lain (Maslun:2009) : 1. Identifikasi Bahaya 2. Perkiraan Frekuensi 3. Perkiraan Konsekuensi 4. Evaluasi Risiko Fault Tree Analysis (FTA) adalah metode yang digunakan untuk mengidentifikasi "semua sebab" yang mungkin (kegagalan komponen atau kejadian kegagalan lainnya, yang terjadi sendirian atau bersama-sama) menyebabkan kegagalan sistem, dan memberi pijakan perhitungan peluang kejadian kegagalan tersebut. Risk Priority Number Sebuah Fault Tree memperlihatkan, dalam bentuk grafis, hubungan logis antara sebuah mode kegagalan sistem (dinamakan TOP event) dan sebab-sebab kegagalan dasar (dinamakan PRIME event), dengan menggunakan simbol-simbol AND atau OR. Sebuah gerbang AND berarti bahwa semua kejadian di bawah gerbang harus terjadi agar kejadian diatas gerbang tersebut terjadi. Sebuah gerbang OR berarti bahwa salah satu saja kejadian di bawah gerbang harus terjadi agar kejadian diatas gerbang tersebut terjadi (Rosyid 2007). Metode ini digunakan untuk memprioritaskan item daripada memerlukan perencanaan kualitas tambahan atau tindakan. Ini harus dilakukan untuk seluruh proses dan desain. Setelah ini dilakukan, sangatlah mudah untuk menentukan bidang kepedulian terbesar. Modus kegagalan yang memiliki RPN tertinggi harus diberikan prioritas tertinggi untuk tindakan korektif. Ini berarti tidak selalu mode kegagalan dengan angka keparahan tertinggi yang harus ditangani terlebih dahulu. Ada pula yang angka keparahannya rendah tetapi yang terjadi lebih sering dan kurang terdeteksi. Nilai RPN menunjukkan keseriusan dari potential failure, semakin tinggi nilai RPN maka menunjukkan semakin bermasalah. Tidak ada angka acuan RPN untuk melakukan perbaikan. Segera lakukan perbaikan terhadap potential cause, alat kontrol dan efek yang diakibatkan. Severity merupakan suatu penilaian dari seberapa serius efek dari mode kegagalan potensial terhadap pelanggan Manajemen Resiko Meskipun manajemen didefinisikan berbeda-beda oleh para pakar, akan tetapi pada hakekatnya terdapat kesamaan yang menyatakan bahwa manajemen sebagai suatu proses, manajemen sebagai ilmu pengetahuan dan manajemen sebagai seni. Defisini manajemen beberapa pakar adalah sebagai berikut: Manajemen merupakan suatu proses yang menggunakan metode ilmu dan seni untuk menerapkan fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok manusia yang dilengkapi dengan sumber daya/faktor produksi untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan lebih dahulu, secara efektif dan efisien. Kerangka Kerja Manajemen Korosi Dari definisi manajemen yang diberikan oleh para pakar tersebut, manajemen mencakup tiga aspek, yakni: a) Pertama : manajemen sebagai proses b) Kedua : adanya tujuan yang telah ditetapkan c) Ketiga : mencapai tujuan secara efektif dan efisien Berikut ini adalah penjelasan mengenai tujuan daripada manajemen : a) Fungsi Perencanaan / Planning Fungsi perencanaan adalah suatu kegiatan membuat tujuan perusahaan dan diikuti dengan membuat berbagai rencana untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan tersebut. b) Fungsi Pengorganisasian / Organizing Fungsi perngorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya manusia dan sumberdaya fisik lain yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan perusahaan. 4

5 c) Fungsi Pengarahan/ Directing/ Leading Fungsi pengarahan adalah suatu fungsi kepemimpinan manajer untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja secara maksimal serta menciptakan lingkungan kerja yang sehat, dinamis, dan lain sebagainya. d) Fungsi Pengendalian/ Controling Fungsi pengendalian adalah suatu aktivitas menilai kinerja berdasarkan standar yang telah dibuat untuk kemudian dibuat perubahan atau perbaikan jika diperlukan. Kerangka kerja dari Manajemen Korosi seperti yang disebut dibawah ini. (Simposium Nasional IATMI VII:2002) 1. Database Database diperlukan untuk mengetahui kondisi dan suatu anomali dari peralatan. Database yang diperlukan diantaranya: Operational History Maintenance Metal Loss Corrosion Protection 2. Aktivitas Aktivitas yang dilakukan dalam Manajemen Korosi antara lain Corrosion Monitoring Routine Scientific Data analysis Strategy Facility, Audit and Recommendation Mechanical Cleaning Corrosion Engineering Suppor Failure Analysis Data Managemnt Corrosion Inhibition Strategy Awareness Campaign Management System 3. Kebijakan (policy) Tujuan kebijakan pada Manajemen Korosi adalah sebagai dasar penggunaan wewenang untuk aplikasi pada unit tertentu. Kebijakan tersebut akan mendasari pembuatan Strategi Manajemen Korosi (Corrosion Managemnt Strategy). Kebijakan memberikan kewenangan dan perintah untuk penanganan permasalahan yang meliputi strategi, struktur organisasi, standar performa, prosedur dan proses manajerial lainya. Pada umumnya semua perusahaan migas memiliki kebijakan dan strategi pada penanganan risiko dan bahaya, terutama bagi Departemen HS&E. Pembuatan Manajemen Korosi melibatkan banyak sekali fungsi manajemen dan teknis serta impaknya terhadap pelaksana (duty holder) dan kontraktor. Scope dalam kebijakan Manajemen Korosi meliputi: Semua manajemen penanganan terhadap risiko dan bahaya korosi. Pengggunaan sumber daya manusia secara efektif. Pengembangan struktur organisasi yang tepat. Perubahan sistem sesuai kondisi yang terjadi atau yang diinginkan 4. Pengorganisasian (organizing) Tujuan utama pengorganisasian adalah memberikan kerangka bagaiamana aplikasi strategi penanganan korosi kepada tugas dan kewajiban pelaksana organisasi perusahaan maupun kontraktor. Efektifitas kebijakan untuk pengorganisasian tergantung pada kepemimpinan (leadership), komitmen serta keterlibatan manajer dan staff senior dalam penanganan korosi. Budaya yang dikembangakan dalam proses pengorganisasian ini adalah, kontrol, komunikasi, kompetensi dan kerjasama. 5. Perencanaan dan implementasi (planning and implementation) Tujuan utama dari aktivitas Manajemen Korosi adalah untuk memastikan semua strategi telah digunakan dalam metode yang logis dan efisien termasuk kegiatan auditingnya. Perencanaan dan implementasi meliputi pengumpulan data (berhubungan dengan perlatan serta kondisinya) dan risiko korosi termasuk bagaimana mengatasinya dalam kondisi seminimal mungkin. Perencanaan adapat dibagai dalam tiga kategori, yaitu: Perencanaan Kerja (Work Planning) Perencanaan sumber daya yang menangani (Resources Planning) Methods and Procedure. 6. Pengukuran dan monitoring hasil (measuring and monitoring performance) Pengukuran dan monitoring terhadap aktivitas dan implementasi akan mempertahankan kinerja (performance) sistem operasi serta pencegahan korosi. Pertimbangan- pertimbangan yang dilakukan dalam hal ini adalah: Setting Performance Measures Responsibility Frequency Monitoring of Performance Measuring Performance Corrective Action 7. Kaji ulang hasil (reviewing performance) Tujuan utama kaji ulang adalah memastikan proses dan prosedur manajemen korosi berjalan seperti strategi yang diinginkan perusahaan. 5

6 8. Auditing Tujuan utama auditing adalah untuk memastikan manajemen korosi efisien efektif dan reliable serta proses dan prosedur yang diimplementasikan sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Auditing mempertimbangkan aspekaspek pada implementasi prosedur dan proses, kompetensi, check in place, dan compliance. Keuntungan Manajemen Korosi pada suatu perusahaan Migas adalah: 1. Mengurangi kebocoran-kebocoran. 2. Meningkatkan pengunaan fasilitas 3. Mengurangi perawatan peralatan yang tidak terjadual 4. Mengurangi penghitungan ulang biaya (deferment cost). 5. Mengakomodasi kebijakan H,S&E pada proses penanganan korosi. Manajemen risiko terbagi menjadi 3 proses antara lain (Feringa:2002) Risk Assessment Mengukur akibat yang akan disebabkan risiko Risk Mitigation Melakukan mitigasi dari hasil penilaian risiko Evaluation and assessment 3. ANALISA DAN PEMBAHASAN 3.1 Identifikasi Sebab Pengidentifikasian sebab pada permasalahan ini diasumsikan menjadi dua yakni terkelupasnya coating dan fungsi anoda yang tidak optimal. Dari kedua sebab tersebut akan di break down kembali sehingga mendapatkan trigging event atau unit sebab. Istilah tersebut digunakan untuk membedakan antara yang sebab global dengan sebab yang lebih detail. Berikut adalah tabel identifikasi penyebab korosi Tabel Identifikasi Sebab Sebab Unit Sebab (Trigging event) Dampak (Hazardous Condition) Terkelupasnya Coating Dimakan bakteri Berkurangnya ketebalan coating Hasil coating tidak Rusaknya lapisan Coating sempurna Fungsi Anoda tidak optimal Hilang dicuri Adanya luasan yang tidak terlindungi Peletakkan anoda yang tidak Berkurangnya luasan yang sesuai akan dilindungi anoda Kesalahan Pengelasan Hasil Lasan tidak sempurna 3.2 Perhitungan Frekuensi Terkelupasnya Coating Perhitungan peluang kejadian per unit yang di dapat pada tabel dibawah ini berasal pembagian antara frekuensi kejadian /tahun dibagi dengan utilitas. Dimana utilitas berasal dari jumlah hari dalam 1 tahun. Tabel 3.2 Peluang Kejadian Unit untuk Coating Penyebab Korosi erkelupasnya Coating Identifikasi Frekuensi kejadian/th Utilitas Peluang kejadian/th Peluang kejadian untuk 22 th Bakteri Coating tidak sempurna Setelah itu penulis dapat menghitung peluang kejadian sistem (occurance) dari metode FTA. Perhitungannnya sebagai berikut Probability Of Occurance = 1- ((1-peluang pada unit ke1) X (1-peluang pada unit ke2)) Probability Of Occurance = Fungsi anoda tidak optimal 1-((1-P1)*(1-P2)) 1-(( )*( )) Perhitungan peluang kejadian per unit yang di dapat pada tabel dibawah ini berasal pembagian antara frekuensi kejadian /tahun dibagi dengan utilitas. Dimana utilitas berasal dari jumlah hari dalam 1 tahun. yebab Korosi Anoda tidak fungsi dengan optimal Tabel 3.3. Peluang Kejadian Unit Identifikasi bahaya Frekuensi kejadian/ th Utilitas/th Peluang kejadian Peluang kejadian untuk 22 th Hilang dicuri Kesalahan Pengelasan Peletakkan anoda yang tidak sesuai Pada tabel 3.3 terlihat ada tiga faktor yang diidentifikasi sebagai penyebab tidak optimalnya fungsi anoda. Faktor yang paling sering terjadi adalah anoda hilang karena dicuri. Harga anoda relatif mahal, sehingga banyak yang mencoba untuk mengambilnya tanpa ijin. Menurut seorang QC dari TOTAL E&P anoda hilang bisa mencapai angka 50% dari anoda yang tepasang. Harga 100 kg anoda bisa mencapai Rp Penyebab selajutnya adalah kesalahan dalam pengelasan, hal ini bisa terjadi karena welder tidak sempurna dalam menyelesaikan pekerjaannya, atau bisa juga terjadinya cacat las ketika pemasangan anoda sehingga mengurangi kekuatan dari las tersebut sehingga jatuh. Hal ini bisa terjadi karena faktor human error, ketika anoda salah pemasangan secara otomatis luasan yang terlindungi juga akan bergeser. Ada daerah yang double perlindungan dan ada daerah yang tidak terlindungi. Hal ini merupakan hal kecil 6

7 tetapi juga berpeluang untuk mendatangkan risiko yang besar. Setelah angka untuk peluang kejadian unit dapat ditemukan maka langkah selanjutnya adalah mencari Probabilty of occurance. Perhitungan tersebut akan dilakukan dengan menggunakan metode Fault Tree Analysis (FTA). Perhitungan peluang kegagalan dengan menggunakan sistem ini menggunakan hubungan PRIME event adalah OR yang berarti salah satu saja penyebab terjadi maka kegagalan dapat terjadi. Setelah itu penulis dapat menghitung peluang kejadian sistem (occurance) dari metode pada gambar 3.1, Perhitungannnya sebagai berikut Probability of Occurence = 1- [( )( )( )] produksi platform. Probability of Occurence = 0, Perhitungan Konsekuensi Untuk perhitungan biaya penggantian anoda, data yang digunakan menggunakan referensi harga dari PT. Kartini Utama. Sehingga perhitungannya sebagai berikut Tabel 3.4 Perhitungan Biaya Penggantian Anoda Tabel 3.5 Perhitungan Biaya Perbaikan Coating Untuk menghitung nilai konsekuensi, maka diperlukan rincian biaya keseluruhan untuk biaya Dari hasil perhitungan di atas maka didapatkan nilai konsekuensi: Nilai Konsekuensi = Biaya Perbaikan Total Biaya Produksi Sehingga di dapatkan nilai konsekuensi masingmasing penyebab sebagai berikut Sebab Fungsi anoda tidak optimal = Sebab Terkelupasnya coating = Menghitung Risk Priority Number (RPN) RPN dihitung dengan mengalikan konsekuensi dengan peluang kejadian. Maka didapatkan hasil RPN untuk masing-masing sebab: Pada perhitungan di atas menggunakan pola perbandingan, karena referensi yang ada hanya proyek untuk penggantian 12 anoda. Sehingga digunakan cara tersebut untuk mendapatkan biaya penggantian dengan anoda yang diganti sebanyak 16 anoda. Jika dilihat pada tabel 4.6 maka terlihat jelas angka yang paling tinggi adalah angka yang dikeluarkan untuk divers beserta alatnya. Untuk segala aktifitas yang dilakukan dibawah permukaan air memiliki risiko yang cukup tinggi, Hal inilah yang menyebabkan biaya yang dikeluarkan tinggi. Perhitungan Perbaikan coating Untuk perhitungan biaya perbaikan coating, data yang digunakan menggunakan referensi harga dari LPPM ITS. Untuk perhitungan ini menggunakan dua cara yakni pekerjaan dengan divers dan non divers. Hal ini dikarenakan ada zona A segala pekerjaan bisa dilakukan pada waktu kondisi surut sehingga tanpa divers tetapi pada zona B dilakukan dengan menggunakan divers karena memang kondisi yang tidak memungkinkan. Sehingga perhitungannya sebagai berikut Tabel 3.6 Risk Priority Number (RPN) Sebab Peluang Kejadian Konsekuensi Risk Priority Number Fungsi Anoda tidak optimal Terkelupasnya Coating Dari table 3.6 terlihat bahwa terkelupasnya coating membutuhkan perhatian yang lebih apabila dibandingkan dengan masalah anoda. Hal ini bisa diterima karena coating adalah merupakan perlindungan awal dan merupakan dasar untuk melindungi dari korosi. Sedangkan anoda merupakan perlindungan kedua setelah anoda. 3.5 Mitigasi dan Monitoring Prosedur pelaksanaan perawatan bisa dijabarkan sebagai berikut: Pengukuran elektrik Pengukuran dan pemeriksaan elektrik penting dilakukan untuk menentukan apakah proteksi yang dipasang telah memenuhi kriteria yang ditentukan dan apakah setiap bagian sistem proteksi katodik telah bekerja dengan baik. Kondisi yang mempengaruhi proteksi dapat berubah berubah bersama waktu karena itu 7

8 diperlukan penyesuaian untuk mempertahankan proteksi. Pengukuran dan pemeriksaan secara berkala diperlukan unuk mengetahui tingkat perlindungan katodik. Survey setelah install Survey harus dilakukan setelah sistem proteksi selesai dipasang untuk melihat apakah telah memenuhi criteria proteksi an apakah bekerja dengan efektif. Survey ini meliputi pengukuran potensial struktur secara menyeluruh untuk mengetahui apaka proteksi telah dicapai. Survey tahunan Survey tahunan harus dilakukan untuk memeriksakontinuitas proteksi katodik. Pengukuran elektrik yang dilakukan pada survey ini harus meliputi pengukuran potensial struktur pada lokasi yanag sama dengan yang dipilih pada survey-survey sebelumnya. Selain survey tahunan, pemeriksaan perlu dilakukan pada waktu-waktu tertentu misalnnya setelah terjadi badai. Saran pada potensial dibawah -800mV ketika pengukuran. 3. Dari hasil analisa menunjukkan bahwa inspeksi untuk anoda dan coating perlu dilakukan minimal sekali dalam lima tahun, hal ini bertujuan untuk memperkecil resiko kegagalan yang terjadi akibat korosi dengan memeriksa secara kontinu pada sistem proteksi katodik yang diterapkan pada LD Platform. Ada beberapa hal yang dapat dijadikan saran untuk memperbaiki Tugas Akhir ini, antara lain : 1. Memperbanyak failure mode yang terjadi sehingga mengetahui resiko yang paling kritis terjadi. 2. Mengkongkritkan langkah-langkah manajemen plan berdasarkan data dari lapangan 5. DAFTAR PUSTAKA 4. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil perhitungan dan analisa maka dapat disimpulkan antara lain : 1. Peluang kegagalan untuk LD Platform sebagai berikut : a) Sebab anoda sebesar 0,28 b) Sebab terkelupasnya coating sebesar 0,176 Penyebab kegagalan tersebut terletak pada proses pekerjaan baik dari segi pemasangan maupun pengelasan. Korosi sering terjadi di zona A dan B (splash zone). Dengan prosentase sebagai berikut zona A 31.58%, zona B 36.84%, zona C 15.79% dan zona D sebesar 5.26%. Hal ini dikarenakan splash zone memiliki aerasi O 2 dan salinitas yang lebih tinggi jika dibanding dengan zona lain serta merupakan daerah perbatasan antara kondisi pasang dan surut sehingga kelembapan berubah-ubah. 2. Risk Priority Number untuk LD Platform sebagai berikut : a) Sebab Anoda sebesar 0,005 b) Sebab terkelupasnya coating sebesar 0,0005 Dari hasil analisa pada Platform ini, penggantian anoda lebih diprioritaskan daripada coating. Hal ini terlihat dari nilai RPN untuk sebab anoda lebih besar daripada RPN pada coating. Dari 104 anoda yang terpasang, sebanyak 68 anoda berada Andrews J.D., dan S.J. Dunnett "Event Tree Analysis Using Binary Decision Diagrams". google.com. Badan Klasifikasi Indonesia Report Complete Inspection LD Platform: Jakarta. Beumer Ilmu Bahan Logam Jilid 1. Bharata Karya Aksara : Jakarta. Ega "BAB 6 Manajemen Resiko. Fontana. Mars.G Corrosion Engineering Association of Corrotion Engineering (NACE) Standart. Tokyo : McGraw-Hill Book Company Gellings, P.J Introduction to Corrosion Prevention and Control. Delft, Netherlands: Delft University Press. Ikhsan, ILmi Sistem Manajemen Korosi dan Studi Aplikasinya untuk Pipa Penyalur Gas Lepas Pantai Yang Beresiko Top Of Line Corrosion. Mechanical Engineering : ITB. INDOCOR Training Sertifikasi Korosi. Indonesian Corrosion Association. Kristiansen, S MARITIME TRANSPORTATION : Safety Management and Risk Analysis. Butterworth-Heinemann. 8

9 Kusuma, Yuriadi Manajemen Pemeliharaan. Pusat Pengembangan Bahan Ajar UMB. Maslun, Muhammad Risk Assssment Unburied Subsea Pipeline Akibat Pengaruh Trawl Gear: Tugas akhir Jurusan Teknik Kelautan. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember. NACE International RP The Control of Corrotion Under Thermal Insulation and Fireproofing Material-A system Approach. Houston: Texas. NACE International RP Preparation, Imstalatition, Analysis and Interpretstion of Corrosion Coupons in Oilfield Operation. Houston: Texas. Recommended Practice Det Norske Veritas (DNV RP B401) Cathodic Protection Design. Norwegia. Rochim S Teknologi Pelapisan Untuk Perawatan. Proseding Seminar Nasional: Spray coating untuk maintenance peralatan. Divisi Metalurgi. Jurusan Teknik Pertambangan. Bandung: ITB. Rosyid, D.M Pengantar Rekayasa Keandalan; Airlangga University Press; Surabaya. Simposium Nasional IATMI VII Manajemen Korosi pada Jaringan Pipa Produksi Migas Menggunakan Analisa Manajemen Resiko: Jakarta, Supomo, Heri Korosi. Jurusan Teknik Perkapalan : ITS Surabaya. Trethewey, Kenneth R, dan John Chamberlain Korosi untuk mahasiswa saina dan rekayasawan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Thoft, CP dan Y. Murotsu Aplication of Structural Realibility Theory. Springer- Verlag. Berlin. Yudhistira Analisa Kekuatan Ultimate Struktur Jacket LWA Berbasis Resiko dengan Microsas. Tugas akhir Jurusan Teknik Kelautan. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Manajemen Korosi Berbasis Risiko pada struktur Jacket

Manajemen Korosi Berbasis Risiko pada struktur Jacket Manajemen Korosi Berbasis Risiko pada struktur Jacket Dosen Pembimbing Ir. Daniel M Rosyid, Ph.D, MRINA NIP 196107021988031003 Yeyes Mulyadi, ST, M.Sc NIP 197312072001121002 PENGERTIAN KOROSI Penurunan

Lebih terperinci

MANAJEMEN KOROSI BERBASIS RISIKO PADA PIPA PENYALUR GAS

MANAJEMEN KOROSI BERBASIS RISIKO PADA PIPA PENYALUR GAS MANAJEMEN KOROSI BERBASIS RISIKO PADA PIPA PENYALUR GAS Yomimas P Pradana 1, Daniel M Rosyid 2, Joswan J Soedjono 2 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Kelautan, FTK ITS, Surabaya 2) Staf Pengajar Jurusan Teknik

Lebih terperinci

ANALISA DESAIN SISTEM SS IMPRESSED CURRENT CATHODIC PROTECTION (ICCP) PADA OFFSHORE PIPELINE MILIK JOB PERTAMINA PETROCHINA EAST JAVA

ANALISA DESAIN SISTEM SS IMPRESSED CURRENT CATHODIC PROTECTION (ICCP) PADA OFFSHORE PIPELINE MILIK JOB PERTAMINA PETROCHINA EAST JAVA ANALISA DESAIN SISTEM SS IMPRESSED CURRENT CATHODIC PROTECTION (ICCP) PADA OFFSHORE PIPELINE MILIK JOB PERTAMINA PETROCHINA EAST JAVA OLEH : Rizky Ayu Trisnaningtyas 4306100092 DOSEN PEMBIMBING : 1. Ir.

Lebih terperinci

STRATEGI PENGENDALIAN UNTUK MEMINIMALISASI DAMPAK KOROSI. Irwan Staf Pengajar Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe ABSTRAK

STRATEGI PENGENDALIAN UNTUK MEMINIMALISASI DAMPAK KOROSI. Irwan Staf Pengajar Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe ABSTRAK STRATEGI PENGENDALIAN UNTUK MEMINIMALISASI DAMPAK KOROSI Irwan Staf Pengajar ABSTRAK Korosi merupakan proses pengrusakan bahan akibat interaksi dengan lingkungannya yang terjadi secara alamiah dan tidak

Lebih terperinci

TERSELESAIKAN H+7 P2

TERSELESAIKAN H+7 P2 TELAH TERSELESAIKAN PADA P2 Penyusunan Pendahuluan Penyusunan Dasar Teori Metodologi : - Studi Literatur - Pengumpulan Data Lapangan dan Non lapangan - Mapping Sector dan Input Data - Pembuatan Spread

Lebih terperinci

Jumlah Anoda (N) Tahanan Kabel (R2) Tahanan Total (Rt) = Ic / Io = 21,62 / 7 = 3,1. R2 = R1 + α (T2 T1) = 0, ,00393 (30-24) = 0,02426 ohm/m

Jumlah Anoda (N) Tahanan Kabel (R2) Tahanan Total (Rt) = Ic / Io = 21,62 / 7 = 3,1. R2 = R1 + α (T2 T1) = 0, ,00393 (30-24) = 0,02426 ohm/m Jumlah Anoda (N) N = Ic / Io = 21,62 / 7 = 3,1 Tahanan Kabel (R2) R2 = R1 + α (T2 T1) = 0,00068 + 0,00393 (30-24) = 0,02426 ohm/m Tahanan Total (Rt) Rt = Tahanan Anoda Rectifier + Tahanan Anoda = 1,02

Lebih terperinci

Analisa Desain Sistem Impressed Current Cathodic Protection (ICCP) pada Offshore Pipeline milik JOB Pertamina-Petrochina East Java

Analisa Desain Sistem Impressed Current Cathodic Protection (ICCP) pada Offshore Pipeline milik JOB Pertamina-Petrochina East Java Analisa Desain Sistem Impressed Current Cathodic Protection (ICCP) pada Offshore Pipeline milik JOB Pertamina-Petrochina East Java Rizky Ayu Trisnaningtyas (1), Hasan Ikhwani (2), Heri Supomo (3) 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

LAB KOROSI JPTM FPTK UPI

LAB KOROSI JPTM FPTK UPI PENDAHULUAN Salah satu potensi yang menyebabkan kegagalan komponen industri adalah korosi. Korosi adalah reaksi elektrokimia antara logam dan lingkungannya, baik secara eksternal maupun internal. Korosi

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 PENGARUH VARIASI BENTUK DAN UKURAN GORESAN PADA LAPIS LINDUNG POLIETILENA TERHADAP SISTEM PROTEKSI KATODIK ANODA TUMBAL PADUAN ALUMINIUM PADA BAJA AISI

Lebih terperinci

1 BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Korosi merupakan salah satu masalah utama dalam dunia industri. Tentunya karena korosi menyebabkan kegagalan pada material yang berujung pada kerusakan pada peralatan

Lebih terperinci

Perlindungan Lambung Kapal Laut Terhadap Korosi Dengan Sacrificial Anode. Oleh : Fahmi Endariyadi

Perlindungan Lambung Kapal Laut Terhadap Korosi Dengan Sacrificial Anode. Oleh : Fahmi Endariyadi Perlindungan Lambung Kapal Laut Terhadap Korosi Dengan Sacrificial Anode Oleh : Fahmi Endariyadi 20408326 1.1 Latar Belakang Salah satu sumber kerusakan terbesar pada pelat kapal laut adalah karena korosi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan. PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk adalah perusahaan yang bergerak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan. PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk adalah perusahaan yang bergerak BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Permasalahan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang transportasi dan distribusi gas bumi, penggunaan jaringan pipa merupakan

Lebih terperinci

ANALISA PROTEKSI KATODIK DENGAN MENGGUNAKAN ANODA TUMBAL PADA PIPA GAS BAWAH TANAH PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR DARI STASIUN KOMPRESSOR GAS KE KALTIM-2

ANALISA PROTEKSI KATODIK DENGAN MENGGUNAKAN ANODA TUMBAL PADA PIPA GAS BAWAH TANAH PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR DARI STASIUN KOMPRESSOR GAS KE KALTIM-2 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 ANALISA PROTEKSI KATODIK DENGAN MENGGUNAKAN ANODA TUMBAL PADA PIPA GAS BAWAH TANAH PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR DARI STASIUN

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN SISTEM PERLINDUNGAN KOROSI SACRIFICIAL ANODE DAN IMPRESSED CURRENT PADA STRUKTUR JACKET

STUDI PERBANDINGAN SISTEM PERLINDUNGAN KOROSI SACRIFICIAL ANODE DAN IMPRESSED CURRENT PADA STRUKTUR JACKET Jurnal Tugas Akhir STUDI PERBANDINGAN SISTEM PERLINDUNGAN KOROSI SACRIFICIAL ANODE DAN IMPRESSED CURRENT PADA STRUKTUR JACKET Iqbal Maulana Arisa Effendi 1, Imam 2 Rochani, Heri Supomo 1) Mahasiswa Jurusan

Lebih terperinci

ELEKTROKIMIA DAN KOROSI (Continued) Ramadoni Syahputra

ELEKTROKIMIA DAN KOROSI (Continued) Ramadoni Syahputra ELEKTROKIMIA DAN KOROSI (Continued) Ramadoni Syahputra 3.3 KOROSI Korosi dapat didefinisikan sebagai perusakan secara bertahap atau kehancuran atau memburuknya suatu logam yang disebabkan oleh reaksi kimia

Lebih terperinci

ANTI KOROSI BETON DI LINGKUNGAN LAUT

ANTI KOROSI BETON DI LINGKUNGAN LAUT ANTI KOROSI BETON DI LINGKUNGAN LAUT Pendahuluan : Banyak bangunan di lingkungan Unit Bisnis Pembangkitan Suralaya terkena korosi terutama konstruksi beton di bawah duck beton dermaga Oil Jetty ( SPOJ

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print) F-56

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print) F-56 JURNAL TEKNIK ITS Vol., No., () ISSN: -9 (-9 Print) F- Pengaruh Variasi Goresan Lapis Lindung dan Variasi ph Tanah terhadap Arus Proteksi Sistem Impressed Current Cathodic Protection (ICCP) pada Pipa API

Lebih terperinci

Analisa Risiko dan Langkah Mitigasi pada Offshore Pipeline

Analisa Risiko dan Langkah Mitigasi pada Offshore Pipeline JURNAL TEKNIK ITS Vol., No. (Sept. 0) ISSN: 30-97 G-80 Analisa Risiko dan Langkah Mitigasi pada Offshore Pipeline Wahyu Abdullah, Daniel M. Rosyid, dan Wahyudi Citrosiswoyo Jurusan Teknik Kelautan, Fakultas

Lebih terperinci

Dosen Pembimbing : Sutarsis,ST,M.Sc.Eng. Oleh : Sumantri Nur Rachman

Dosen Pembimbing : Sutarsis,ST,M.Sc.Eng. Oleh : Sumantri Nur Rachman Pengaruh Konsentrasi O 2 Terhadap Kebutuhan Arus Proteksi dan Umur Anoda pada sistem Impressed Current Cathodic Protection (ICCP) dengan menggunakan anoda SS 304 mesh pada Beton Bertulang Oleh : Sumantri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya perubahan metalurgi yaitu pada struktur mikro, sehingga. ketahanan terhadap laju korosi dari hasil pengelasan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya perubahan metalurgi yaitu pada struktur mikro, sehingga. ketahanan terhadap laju korosi dari hasil pengelasan tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengelasan merupakan proses penyambungan setempat dari logam dengan menggunakan energi panas. Akibat panas maka logam di sekitar lasan akan mengalami siklus termal

Lebih terperinci

Proteksi Katodik dengan Menggunakan Anoda Korban pada Struktur Baja Karbon dalam Larutan Natrium Klorida

Proteksi Katodik dengan Menggunakan Anoda Korban pada Struktur Baja Karbon dalam Larutan Natrium Klorida Proteksi Katodik dengan Menggunakan Anoda Korban pada Struktur Baja Karbon dalam Larutan Natrium Klorida Rahmat Ilham, Komalasari, Rozanna Sri Irianty Jurusan S1 Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

Perhitungan Teknis LITERATUR MULAI STUDI SELESAI. DATA LAPANGAN : -Data Onshore Pipeline -Data Lingkungan -Mapping Sector HASIL DESAIN

Perhitungan Teknis LITERATUR MULAI STUDI SELESAI. DATA LAPANGAN : -Data Onshore Pipeline -Data Lingkungan -Mapping Sector HASIL DESAIN MULAI STUDI LITERATUR DATA LAPANGAN : -Data Onshore Pipeline -Data Lingkungan -Mapping Sector DATA NON LAPANGAN : -Data Dimensi Anode -Data Harga Anode DESAIN MATERIAL ANODE DESAIN TIPE ANODE Perhitungan

Lebih terperinci

SEMINAR TUGAS AKHIR. Aisha Mei Andarini. Oleh : Dosen Pembimbing : Dr.rer.nat.Triwikantoro, M.Sc. Surabaya, 21 juli 2010

SEMINAR TUGAS AKHIR. Aisha Mei Andarini. Oleh : Dosen Pembimbing : Dr.rer.nat.Triwikantoro, M.Sc. Surabaya, 21 juli 2010 SEMINAR TUGAS AKHIR STUDI KASUS DESAIN PROTEKSI KATODIK ANODA KORBAN PADA PIPA BAWAH TANAH PDAM JARINGAN KARANG PILANG III Oleh : Aisha Mei Andarini Dosen Pembimbing : Dr.rer.nat.Triwikantoro, M.Sc Surabaya,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN PERUMUSAN MASALAH. Bagaimana pengaruh interaksi antar korosi terhadap tegangan pada pipa?

PENDAHULUAN PERUMUSAN MASALAH. Bagaimana pengaruh interaksi antar korosi terhadap tegangan pada pipa? PENDAHULUAN Korosi yang menyerang sebuah pipa akan berbeda kedalaman dan ukurannya Jarak antara korosi satu dengan yang lain juga akan mempengaruhi kondisi pipa. Dibutuhkan analisa lebih lanjut mengenai

Lebih terperinci

PENGARUH TEMPERATUR PADA COATING WRAPPING TAPE TERHADAP COATING BREAKDOWN

PENGARUH TEMPERATUR PADA COATING WRAPPING TAPE TERHADAP COATING BREAKDOWN PENGARUH TEMPERATUR PADA COATING WRAPPING TAPE TERHADAP COATING BREAKDOWN DAN CURRENT DENSITY PADA PIPA BAJA DALAM APLIKASI IMPRESSED CURRENT CATHODIC PROTECTION (ICCP) R.E.Dinar Rahmawati 1,a, Muhammad

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN LAJU KOROSI MATERIAL STAINLESS STEEL SS 316 DENGAN CARBON STEEL A 516 TERHADAP PENGARUH AMONIAK

ANALISA PERBANDINGAN LAJU KOROSI MATERIAL STAINLESS STEEL SS 316 DENGAN CARBON STEEL A 516 TERHADAP PENGARUH AMONIAK ANALISA PERBANDINGAN LAJU KOROSI MATERIAL STAINLESS STEEL SS 316 DENGAN CARBON STEEL A 516 TERHADAP PENGARUH AMONIAK * Ir. Soewefy, M.Eng, ** Indra Prasetyawan * Staff Pengajar Jurusan Teknik Perkapalan

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR PROSES PENILAIAN KESELAMATAN

BAB II TEORI DASAR PROSES PENILAIAN KESELAMATAN BAB II TEORI DASAR PROSES PENILAIAN KESELAMATAN 2.1 PENDAHULUAN SAE ARP4761 dikeluarkan oleh SAE (Society for Automotive Engineers) International The Engineering Society for Advancing Mobility Land Sea

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi permintaan konsumennya. Konsumen merupakan faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi permintaan konsumennya. Konsumen merupakan faktor yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Keberadaan perusahaan, baik perusahaan jasa maupun manufaktur adalah untuk memenuhi permintaan konsumennya. Konsumen merupakan faktor yang sangat penting

Lebih terperinci

ANALISIS DESAIN SACRIFICIAL ANODE CATHODIC PROTECTION PADA JARINGAN PIPA BAWAH LAUT

ANALISIS DESAIN SACRIFICIAL ANODE CATHODIC PROTECTION PADA JARINGAN PIPA BAWAH LAUT ANALISIS DESAIN SACRIFICIAL ANODE CATHODIC PROTECTION PADA JARINGAN PIPA BAWAH LAUT Fajar Alam Hudi 1 dan Rildova, Ph.D 2 Program Studi Teknik Kelautan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi

Lebih terperinci

4.1 INDENTIFIKASI SISTEM

4.1 INDENTIFIKASI SISTEM BAB IV ANALISIS 4.1 INDENTIFIKASI SISTEM. 4.1.1 Identifikasi Pipa Pipa gas merupakan pipa baja API 5L Grade B Schedule 40. Pipa jenis ini merupakan pipa baja dengan kadar karbon maksimal 0,28 % [15]. Pipa

Lebih terperinci

Moch. Novian Dermantoro NRP Dosen Pembimbing Ir. Muchtar Karokaro, M.Sc. NIP

Moch. Novian Dermantoro NRP Dosen Pembimbing Ir. Muchtar Karokaro, M.Sc. NIP Pengaruh Variasi Bentuk dan Ukuran Scratch Polyethylene Wrap Terhadap Proteksi Katodik Anoda Tumbal Al-Alloy pada Baja AISI 1045 di Lingkungan Air Laut Moch. Novian Dermantoro NRP. 2708100080 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

Muhammad

Muhammad Oleh: Muhammad 707 100 058 Jurusan Teknik Material dan Metalurgi Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Pembimbing: Ir. Muchtar Karokaro M.Sc Sutarsis ST, M.Sc Tinjauan Pustaka

Lebih terperinci

Tugas Akhir (MO )

Tugas Akhir (MO ) Company Logo Tugas Akhir (MO 091336) Aplikasi Metode Pipeline Integrity Management System pada Pipa Bawah Laut Maxi Yoel Renda 4306.100.019 Dosen Pembimbing : 1. Prof. Ir. Daniel M. Rosyid, Ph.D. 2. Ir.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terkait Dari topik yang akan penulis ambil untuk penelitian ini, penulis mencari beberapa penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan untuk dijadikan referensi. Diharapkan

Lebih terperinci

PENGARUH TEGANGAN DALAM (INTERNAL STRESS) TERHADAP LAJU KOROSI PADA BAUT

PENGARUH TEGANGAN DALAM (INTERNAL STRESS) TERHADAP LAJU KOROSI PADA BAUT PENGARUH TEGANGAN DALAM (INTERNAL STRESS) TERHADAP LAJU KOROSI PADA BAUT Toto Rusianto Jurusan Teknik Mesin, FTI, IST AKPRIND Yogyakarta Email: totorusianto@yahoo.com ABSTRACT Stress Corrosion Craking

Lebih terperinci

Identifikasi Bahaya Pada Pekerjaan Maintenance Kapal Menggunakan Metode HIRARC dan FTA Dengan Pendekatan Fuzzy

Identifikasi Bahaya Pada Pekerjaan Maintenance Kapal Menggunakan Metode HIRARC dan FTA Dengan Pendekatan Fuzzy Identifikasi Bahaya Pada Pekerjaan Maintenance Kapal Menggunakan Metode HIRARC dan FTA Dengan Pendekatan Fuzzy di Industri Kapal Andri Kurniawan 1, Mardi Santoso 2, Mey Rohma Dhani 1 1 Program Studi Teknik

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) G-23

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) G-23 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-23 Analisa Teknis dan Ekonomis Penggunaan ICCP (Impressed Current Cathodic Protection) Dibandingkan dengan Sacrificial Anode

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) F-78

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) F-78 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-78 Pengaruh dan Variasi Cacat Gores Lapis Lindung terhadap Kebutuhan Arus Proteksi Sistem Impressed Current Cathodic Protection

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH SALINITAS DAN TEMPERATUR AIR LAUT PADA WET UNDERWATER WELDING TERHADAP LAJU KOROSI

ANALISIS PENGARUH SALINITAS DAN TEMPERATUR AIR LAUT PADA WET UNDERWATER WELDING TERHADAP LAJU KOROSI JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, 1, (2013 ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print G-95 ANALISIS PENGARUH SALINITAS DAN TEMPERATUR AIR LAUT PADA WET UNDERWATER WELDING TERHADAP LAJU KOROSI Adrian Dwilaksono, Heri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menejemen Resiko Manajemen resiko adalah suatu proses komprehensif untuk mengidentifikasi, mengevaluasi dan mengendalikan resiko yang ada dalam suatu kegiatan. Resiko

Lebih terperinci

TIN315 - Pemeliharaan dan Rekayasa Keandalan Materi #1 Genap 2015/2016. TIN315 - Pemeliharaan dan Rekayasa Keandalan

TIN315 - Pemeliharaan dan Rekayasa Keandalan Materi #1 Genap 2015/2016. TIN315 - Pemeliharaan dan Rekayasa Keandalan Materi #1 TIN315 Pemeliharaan dan Rekayasa Keandalan Pokok Bahasan 2 1. Pengenalan Disiplin Ilmu Keandalan dan Aplikasinya 2. Probabilitas 3. Pemodelan Jaringan dan Evaluasi Sistem 4. Pengantar Analisa

Lebih terperinci

#10 MANAJEMEN RISIKO K3

#10 MANAJEMEN RISIKO K3 #10 MANAJEMEN RISIKO K3 Risiko adalah sesuatu yang berpeluang untuk terjadinya kematian, kerusakan, atau sakit yang dihasilkan karena bahaya. Selain itu Risiko adalah kondisi dimana terdapat kemungkinan

Lebih terperinci

Non Destructive Testing

Non Destructive Testing Prinsip dan Metode dari NDT dan Risk Based Inspeksi Non Destructive Testing Pengujian tak merusak (NDT) adalah aktivitas pengujian atau inspeksi terhadap suatu benda/material untuk mengetahui adanya cacat,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengenalan Korosi Korosi atau karat terjadi secara terus menerus tanpa mau berhenti. Tidak ada suatu bahanpun di dunia ini yang sanggup menghindar dari korosi. NACE mendefinisikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian ini menggambarkan langkah-langkah atau kerangka pikir yang akan dijalankan pada penelitian ini. Tujuan dari pembuatan metodologi penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB III. FAILURE MODE and EFFECT ANALYSIS

BAB III. FAILURE MODE and EFFECT ANALYSIS FMEA Pada Sepeda Motor Honda Absolute Revo Produksi Tahun 2009 39 BAB III FAILURE MODE and EFFECT ANALYSIS 3.1 Pengertian FMEA Adalah sebuah proses analisa untuk mengetahui penyebab terjadinya kegagalan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Laju Korosi Baja Karbon Pengujian analisis dilakukan untuk mengetahui prilaku korosi dan laju korosi baja karbon dalam suatu larutan. Pengujian ini dilakukan dengan

Lebih terperinci

Penilaian Risiko dan Penjadwalan Inspeksi pada Pressure Vessel Gas Separation Unit dengan Metode Risk Based Inspection pada CPPG

Penilaian Risiko dan Penjadwalan Inspeksi pada Pressure Vessel Gas Separation Unit dengan Metode Risk Based Inspection pada CPPG Penilaian Risiko dan Penjadwalan Inspeksi pada Pressure Vessel Gas Separation Unit dengan Metode Risk Based Inspection pada CPPG Aga Audi Permana 1*, Eko Julianto 2, Adi Wirawan Husodo 3 1 Program Studi

Lebih terperinci

Analisis Gangguan Jaringan Kabel dengan Kombinasi Metode Fault Tree Analysis dan Failure Mode and Effect Analysis (Studi kasus PT.

Analisis Gangguan Jaringan Kabel dengan Kombinasi Metode Fault Tree Analysis dan Failure Mode and Effect Analysis (Studi kasus PT. Performa (2005) Vol. 4, No.1: 10-15 Analisis Gangguan Jaringan Kabel dengan Kombinasi Metode Fault Tree Analysis dan Failure Mode and Effect Analysis (Studi kasus PT. ABC) Donar Setyajid Carel, Yuniaristanto,

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 93 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini akan diberikan kesimpulan serta saransaran yang diharapkan akan dapat memberikan manfaat bagi perusahaan, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dipt.

Lebih terperinci

Mahasiswa Jurusan Teknik Kelautan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember ABSTRAK

Mahasiswa Jurusan Teknik Kelautan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember ABSTRAK Studi Pengambilan Keputusan Dalam Pipeline Integrity Management Systems Pada Offshore Pipeline Pertamina Hulu Energy Offshore North West Java (PHE-ONWJ) (Ngurah Gede Santha Dharma 1), Daniel M.Rosyid 2),

Lebih terperinci

Penentuan Laju Korosi pada Suatu Material

Penentuan Laju Korosi pada Suatu Material Penentuan Laju Korosi pada Suatu Material Sarasati Istiqomah (0823320), Vina Puji Lestari (08233006), Imroatul Maghfioh (0823325), Ihfadni Nazwa (0823326), Faridhatul Khasanah (0823334), Darmawan (0823339),

Lebih terperinci

SKRIPSI PRESENTASI 3 (P3)

SKRIPSI PRESENTASI 3 (P3) SKRIPSI PRESENTASI 3 (P3) Oleh Adam Dipa Mahendra Page 1 RINGKASAN: Judul ANALISA TEKNIS DAN EKONOMIS PENGGUNAAN IMPRESSED CURRENT CATHODIC PROTECTION (ICCP) DENGAN MEMANFAATKAN TENAGA SOLAR CELL UNTUK

Lebih terperinci

DESAIN PROSES LAS PENGURANG PELUANG TERJADINYA KOROSI. Abstrak

DESAIN PROSES LAS PENGURANG PELUANG TERJADINYA KOROSI. Abstrak Seminar Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 2015-JTM Polinema 36 DESAIN PROSES LAS PENGURANG PELUANG TERJADINYA KOROSI 1 Muhammad Akhlis Rizza, 2 Agus Dani 1,2 Teknik Mesin Politeknik Negeri Malang, Jl.

Lebih terperinci

ANALISA LAJU KOROSI PENGARUH POST WELD HEAT TREATMENT TERHADAP UMUR PIPA PADA PIPA API 5L GRADE B

ANALISA LAJU KOROSI PENGARUH POST WELD HEAT TREATMENT TERHADAP UMUR PIPA PADA PIPA API 5L GRADE B ANALISA LAJU KOROSI PENGARUH POST WELD HEAT TREATMENT TERHADAP UMUR PIPA PADA PIPA API 5L GRADE B Oleh : Ikhsan Kholis *) ABSTRAK Jaringan perpipaan banyak digunakan dalam kegiatan eksplorasi minyak dan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. permukaan material terlihat bercak atau noda keputih-putihan. Bercak atau

BAB V ANALISA HASIL. permukaan material terlihat bercak atau noda keputih-putihan. Bercak atau BAB V ANALISA HASIL 5.1 Definisi Cacat a. Belang Dari hasil pengolahan data sebelumnya terlihat bahwa jenis cacat belang merupakan jenis cacat terbanyak. Jenis cacat belang merupakan jenis cacat dimana

Lebih terperinci

Kata kunci : BEM, Korosi, Beton berulang, Proteksi katodik, Anoda korban, Simulasi

Kata kunci : BEM, Korosi, Beton berulang, Proteksi katodik, Anoda korban, Simulasi Simulasi Desain Sistem Proteksi Katodik Anoda Korban pada Balok Beton Bertulang Dermaga Menggunakan Metode Elemen Batas M. Ridha a, S. Fonna b, M. R. Hidayatullah c, S. Huzni, S. Thalib Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Manajemen Proyek. Sukowo, S.Kom, MM. Sistem Informasi

Manajemen Proyek. Sukowo, S.Kom, MM. Sistem Informasi Modul ke: 09Fakultas Bambang Ilmu Komputer Manajemen Proyek Sistem Informasi Dengan semakin banyaknya pekerjaan-pekerjaan bidang TI dan karakteristik TI itu sendiri akan menciptakan adanya proyek-proyek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga menjadi bisnis yang cukup bersaing dalam perusahaan perbajaan.

BAB I PENDAHULUAN. juga menjadi bisnis yang cukup bersaing dalam perusahaan perbajaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk mendistribusikan aliran fluida dari suatu tempat ketempat yang lain. Berbagi jenis pipa saat ini sudah beredar

Lebih terperinci

BAB I PEDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk

BAB I PEDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk BAB I PEDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk mendistribusikan aliran fluida dari suatu tempat ketempat yang lain. Berbagi jenis pipa saat ini sudah beredar

Lebih terperinci

ANALISIS DATA. Universitas Indonesia. Peningkatan kualitas..., Wilson Kosasih, FT UI, 2009

ANALISIS DATA. Universitas Indonesia. Peningkatan kualitas..., Wilson Kosasih, FT UI, 2009 ANALISIS DATA 4.1 FASE ANALISA Fase ini merupakan fase mencari dan menentukan akar sebab dari suatu masalah. Kemudian, dilakukan brainstroming dengan pihak perusahaan untuk mengidentifikasi akar permasalahan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Tugas Akhir BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Dari analisis data yang diperoleh dari lapangan dan laboratorium tantang kegagalan retak pipa aliran gas di NEB#12 PetroChina International Jabung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dibandingkan jenis martensitik, dan feritik, di beberapa lingkungan korosif seperti air

BAB 1 PENDAHULUAN. dibandingkan jenis martensitik, dan feritik, di beberapa lingkungan korosif seperti air BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Baja nirkarat austenitik AISI 304, memiliki daya tahan korosi lebih baik dibandingkan jenis martensitik, dan feritik, di beberapa lingkungan korosif seperti air laut.

Lebih terperinci

PERENCANAAN MANAJEMEN RESIKO

PERENCANAAN MANAJEMEN RESIKO PERENCANAAN MANAJEMEN RESIKO 1. Pengertian Manajemen Resiko Menurut Wikipedia bahasa Indonesia menyebutkan bahwa manajemen resiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian

Lebih terperinci

APLIKASI FORMAL SAFETY ASSESSMENT (FSA) UNTUK PENILAIAN RISIKO KECELAKAAN PADA BOATLANDING FSO: STUDI KASUS FSO MT LENTERA BANGSA

APLIKASI FORMAL SAFETY ASSESSMENT (FSA) UNTUK PENILAIAN RISIKO KECELAKAAN PADA BOATLANDING FSO: STUDI KASUS FSO MT LENTERA BANGSA APLIKASI FORMAL SAFETY ASSESSMENT (FSA) UNTUK PENILAIAN RISIKO KECELAKAAN PADA BOATLANDING FSO: STUDI KASUS FSO MT LENTERA BANGSA JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN INSTITUT TEKNOLOGI

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pipa penyalur (pipeline) merupakan sarana yang banyak digunakan untuk mentransmisikan fluida pada industri minyak dan gas (migas). Penggunaannya cukup beragam, antara

Lebih terperinci

INHIBITOR KOROSI BAJA KARBON DALAM LARUTAN 1% 4 JENUH CO2

INHIBITOR KOROSI BAJA KARBON DALAM LARUTAN 1% 4 JENUH CO2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegagalan yang terjadi pada suatu material bisa disebabkan oleh beberapa faktor, salah satu penyebabnya adalah korosi. Korosi adalah suatu kerusakan yang terjadi pada

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Perawatan (Maintenance) Perawatan di suatu industri merupakan salah satu faktor yang penting dalam mendukung suatu proses produksi yang mempunyai daya saing di pasaran.

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN SISTEM PERLINDUNGAN KOROSI SACRIFICIAL ANODE DAN IMPRESSED CURRENT PADA STRUKTUR JACKET

STUDI PERBANDINGAN SISTEM PERLINDUNGAN KOROSI SACRIFICIAL ANODE DAN IMPRESSED CURRENT PADA STRUKTUR JACKET `Jurnal Tugas Akhir 1 STUDI PERBANDINGAN SISTEM PERLINDUNGAN KOROSI SACRIFICIAL ANODE DAN IMPRESSED CURRENT PADA STRUKTUR JACKET Zainab 1, Imam 2 Rochani, Heri Supomo 3 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Kelautan,

Lebih terperinci

BAB V HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Jenis Cacat Berdasarkan hasil dari diagram pareto yang telah dibuat, dapat dilihat persentase masing-masing jenis cacat, yaitu cacat Haze dengan persentase sebesar

Lebih terperinci

PT. ADIWARNA ANUGERAH ABADI PROSEDUR IDENTIFIKASI ASPEK DAN BAHAYA

PT. ADIWARNA ANUGERAH ABADI PROSEDUR IDENTIFIKASI ASPEK DAN BAHAYA PROSEDUR NO DOKUMEN : P-AAA-HSE-01 STATUS DOKUMEN : MASTER COPY NO : NOMOR REVISI : 00 TANGGAL EFEKTIF : 1 JULI 2013 DIBUAT OLEH : DIPERIKSA OLEH : DISETUJUI OLEH : HSE MANAJEMEN REPRESENTATIF DIREKTUR

Lebih terperinci

ANALISA PERAWATAN BERBASIS RESIKO PADA SISTEM PELUMAS KM. LAMBELU

ANALISA PERAWATAN BERBASIS RESIKO PADA SISTEM PELUMAS KM. LAMBELU Jurnal Riset dan Teknologi Kelautan (JRTK) Volume 14, Nomor 1, Januari - Juni 2016 ANALISA PERAWATAN BERBASIS RESIKO PADA SISTEM PELUMAS KM. LAMBELU Zulkifli A. Yusuf Dosen Program Studi Teknik Sistem

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN PENJADWALAN PERAWATAN MESIN DIVISI PIPA (STUDY KASUS DI PT. X)

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN PENJADWALAN PERAWATAN MESIN DIVISI PIPA (STUDY KASUS DI PT. X) PENJADWALAN PERAWATAN MESIN DIVISI PIPA (STUDY KASUS DI PT. X) Robert Triatmaja 1*, LM.Hadi Santosa 2, Ig.Joko Mulyono 3 1,2,3 Program Studi Teknik Industri,Fakultas Teknik Universitas Katolik Widya Mandala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam proses pembuatan komponen-komponen atau peralatan-peralatan permesinan dan industri, dibutuhkan material dengan sifat yang tinggi maupun ketahanan korosi yang

Lebih terperinci

OPTIMASI DESAIN DAN SIMULASI SISTEM PROTEKSI KATODIK ANODA KORBAN PADA WATER INJECTION PIPELINE

OPTIMASI DESAIN DAN SIMULASI SISTEM PROTEKSI KATODIK ANODA KORBAN PADA WATER INJECTION PIPELINE 1 OPTIMASI DESAIN DAN SIMULASI SISTEM PROTEKSI KATODIK ANODA KORBAN PADA WATER INJECTION PIPELINE PERTAMINA-PETROCHINA EAST JAVA TUBAN PLANT Mustika Dwi Erlinda, Budi Agung Kurniawan, dan Mas Irfan P.

Lebih terperinci

Benny Syahputra, Sarjito Joko Sisworo, Andi Trimulyono, 1) 1)

Benny Syahputra, Sarjito Joko Sisworo, Andi Trimulyono, 1) 1) Analisa Teknis & Ekonomis Perancangan Sistem Pencegahan Korosi Pada Lambung Kapal, Dengan Variasi Sistem Pencegahan Menggunakan ICCP (Impressed Current Cathodic Protection) Dibandingkan dengan SACP (Sacrificial

Lebih terperinci

Handout. Bahan Ajar Korosi

Handout. Bahan Ajar Korosi Handout Bahan Ajar Korosi PENDAHULUAN Aplikasi lain dari prinsip elektrokimia adalah pemahaman terhadap gejala korosi pada logam dan pengendaliannya. Berdasarkan data potensial reduksi standar, diketahui

Lebih terperinci

Analisa Tegangan pada Pipa yang Memiliki Korosi Sumuran Berbentuk Limas dengan Variasi Kedalaman Korosi

Analisa Tegangan pada Pipa yang Memiliki Korosi Sumuran Berbentuk Limas dengan Variasi Kedalaman Korosi 1 Analisa Tegangan pada Pipa yang Memiliki Sumuran Berbentuk Limas dengan Variasi Kedalaman Muhammad S. Sholikhin, Imam Rochani, dan Yoyok S. Hadiwidodo Jurusan Teknik Kelautan, Fakultas Teknologi Kelautan,

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PROTEKSI KATODIK (CP) ANODA KORBAN PADA PIPA BAJA (Studi Kasus Pipa PGN di PT. Nippon Sokubai Indonesia)

PERANCANGAN SISTEM PROTEKSI KATODIK (CP) ANODA KORBAN PADA PIPA BAJA (Studi Kasus Pipa PGN di PT. Nippon Sokubai Indonesia) PERANCANGAN SISTEM PROTEKSI KATODIK (CP) ANODA KORBAN PADA PIPA BAJA (Studi Kasus Pipa PGN di PT. Nippon Sokubai Indonesia) Dadang Kurnia; Bayu Prabowo Universitas Pamulang Abstract SYSTEM DESIGN CATHODIC

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PENGGUNAAN METODE IMPRESSED CURRENT CATHODIC PROTECTION PADA LOGAM BERBASIS MIKROKONTROLER

RANCANG BANGUN PENGGUNAAN METODE IMPRESSED CURRENT CATHODIC PROTECTION PADA LOGAM BERBASIS MIKROKONTROLER Jurnal Teknik Komputer Unikom Komputika olume 2, No.1-2013 RANCANG BANGUN PENGGUNAAN METODE IMPRESSED CURRENT CATHODIC PROTECTION PADA LOGAM BERBASIS MIKROKONTROLER Hidayat 1, Usep Mohamad Ishaq 2, Cecep

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam proses desain sistim proteksi katodik landasan teori merupakan hal yang paling utama terutama ketika tahap perhitungan. Desain sistim proteksi katodik pada jaringan pipa onshore

Lebih terperinci

Oleh : Afif Wiludin NRP Dosen Pembimbing : Ir. Heri Supomo, Msc.

Oleh : Afif Wiludin NRP Dosen Pembimbing : Ir. Heri Supomo, Msc. ANALISA TEKNIS DAN EKONOMIS PENGGUNAAN ICCP (IMPRESSED CURRENT CATHODIC PROTECTION) DIBANDINGKAN DENGAN SACRIFICIAL ANODE DALAM PROSES PENCEGAHAN KOROSI Oleh : Afif Wiludin NRP 4108 100 110 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

Manajemen Resiko Korosi pada Pipa Penyalur Minyak

Manajemen Resiko Korosi pada Pipa Penyalur Minyak JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Manajemen Resiko Korosi pada Pipa Penyalur Minyak Bagus Indrajaya, Daniel M. Rosyid, dan Hasan Ikhwani Jurusan Teknik Kelautan,

Lebih terperinci

ANALISA PENGGUNAAN IMPRESSED CURRENT CATHODIC PROTECTION (ICCP) PADA SISTEM PENDINGIN UTAMA UNIT 1&2 PLTU PAITON

ANALISA PENGGUNAAN IMPRESSED CURRENT CATHODIC PROTECTION (ICCP) PADA SISTEM PENDINGIN UTAMA UNIT 1&2 PLTU PAITON ANALISA PENGGUNAAN IMPRESSED CURRENT CATHODIC PROTECTION (ICCP) PADA SISTEM PENDINGIN UTAMA UNIT 1&2 PLTU PAITON Bernanda C Pramana 1) Sardono Sarwito Email : nanda_shipbuild@yahoo.com Jurusan Teknik Sistem

Lebih terperinci

Analisa Pengaruh Jenis Elektroda terhadap Laju Korosi pada Pengelasan Pipa API 5L Grade X65 dengan Media Korosi FeCl 3

Analisa Pengaruh Jenis Elektroda terhadap Laju Korosi pada Pengelasan Pipa API 5L Grade X65 dengan Media Korosi FeCl 3 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 G-124 Analisa Pengaruh Jenis Elektroda terhadap Laju Korosi pada Pengelasan Pipa API 5L Grade X65 dengan Media Korosi FeCl 3 Gita Anggaretno,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam suatu perusahaan atau industri pasti menggunakan suatu peralatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam suatu perusahaan atau industri pasti menggunakan suatu peralatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam suatu perusahaan atau industri pasti menggunakan suatu peralatan untuk mencapai suatu tujuan. Peralatan tersebut dapat berupa mesin yang bekerja sendiri

Lebih terperinci

Pertemuan <<22>> <<PENCEGAHAN KOROSI>>

Pertemuan <<22>> <<PENCEGAHAN KOROSI>> Matakuliah Tahun : Versi : / : Pertemuan 1 Learning Outcomes Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu

Lebih terperinci

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra BAHAN BAKAR KIMIA Ramadoni Syahputra 6.1 HIDROGEN 6.1.1 Pendahuluan Pada pembakaran hidrokarbon, maka unsur zat arang (Carbon, C) bersenyawa dengan unsur zat asam (Oksigen, O) membentuk karbondioksida

Lebih terperinci

Pengamatan Model Pengendalian Korosi pada Media Korosi Air Laut Salinitas 35 o / Oo menggunakan Anoda Terumpan Zap Type S-3

Pengamatan Model Pengendalian Korosi pada Media Korosi Air Laut Salinitas 35 o / Oo menggunakan Anoda Terumpan Zap Type S-3 Pengamatan Model Pengendalian Korosi pada Media Korosi Air Laut Salinitas 35 o / Oo menggunakan Anoda Terumpan Zap Type S-3 Dwisetiono Marine Engineering Department, Faculty of Marine Engineering and Science,

Lebih terperinci

Proteksi Katodik Metoda Anoda Tumbal Untuk Mengendalikan Laju Korosi

Proteksi Katodik Metoda Anoda Tumbal Untuk Mengendalikan Laju Korosi Proteksi Katodik Metoda Anoda Tumbal Untuk Mengendalikan Laju Korosi Fitri Afriani S, Komalasari, Zultiniar Laboratorium Konversi Elektrokimia Program Studi Sarjana Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

Analisis Keandalan Pada Boiler PLTU dengan Menggunakan Metode Failure Mode Effect Analysis (FMEA)

Analisis Keandalan Pada Boiler PLTU dengan Menggunakan Metode Failure Mode Effect Analysis (FMEA) Analisis Keandalan Pada Boiler PLTU dengan Menggunakan Metode Failure Mode Effect Analysis (FMEA) Weta Hary Wahyunugraha 2209100037 Teknik Sistem Pengaturan Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

Pengaruh Polutan Terhadap Karakteristik dan Laju Korosi Baja AISI 1045 dan Stainless Steel 304 di Lingkungan Muara Sungai

Pengaruh Polutan Terhadap Karakteristik dan Laju Korosi Baja AISI 1045 dan Stainless Steel 304 di Lingkungan Muara Sungai Pengaruh Polutan Terhadap Karakteristik dan Laju Korosi Baja AISI 1045 dan Stainless Steel 304 di Lingkungan Muara Sungai Muhammad Nanang Muhsinin 2708100060 Dosen Pembimbing Budi Agung Kurniawan, ST,

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN OPERASI REAKTOR NONDAYA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN OPERASI REAKTOR NONDAYA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN OPERASI REAKTOR NONDAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang :

Lebih terperinci

APLIKASI FORMAL SAFETY ASSESSMENT (FSA) UNTUK PENILAIAN RISIKO KECELAKAAN PADA HELIPAD FSO: STUDI KASUS FSO KAKAP NATUNA

APLIKASI FORMAL SAFETY ASSESSMENT (FSA) UNTUK PENILAIAN RISIKO KECELAKAAN PADA HELIPAD FSO: STUDI KASUS FSO KAKAP NATUNA APLIKASI FORMAL SAFETY ASSESSMENT (FSA) UNTUK PENILAIAN RISIKO KECELAKAAN PADA HELIPAD FSO: STUDI KASUS FSO KAKAP NATUNA JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI ABSTRAK PT Kandakawana Sakti bergerak pada bidang pengecatan yang berspesialisasi pada pengecatan body motor Honda. Penelitian ini diawali dengan masalah tingginya produk cacat yang dihasilkan dan kegagalan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. terbanyak dari Transmission Case (XCR) adalah sebagai berikut :

BAB V ANALISA HASIL. terbanyak dari Transmission Case (XCR) adalah sebagai berikut : BAB V ANALISA HASIL 5.1 Jenis Cacat Dari pengolahan data yang telah dilakukan, maka diambil 3 jenis cacat terbanyak dari Transmission Case (XCR) adalah sebagai berikut : a. Bocor (35,8%) Jenis cacat bocor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Air merupakan unsur yang vital dalam kehidupan manusia. Seseorang tidak dapat bertahan hidup tanpa air, karena itulah air merupakan salah satu penopang hidup bagi manusia.

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisa Penyebab Kegagalan Produk Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan dengan menggunakan metode Failure Mode And Effect Analysis (FMEA) didapatkan hasil

Lebih terperinci

Rectifier yang Digunakan

Rectifier yang Digunakan Rectifier yang Digunakan Tipe transformer rectifier : power supply model 58611 (Engelhard) Produsen TR : CAPAC-CP System Engelhard. Tahun pemasangan : 1983 Input TR : 440 volt AC; 3phase; 70 Hz. Perhitungan

Lebih terperinci

Korosi Suatu Material 2014

Korosi Suatu Material 2014 KOROSI SUATU MATERIAL Korosi Suatu Material 2014 Novi Tri Nugraheni (081211333009), Maya Ardiati (081211331137), Diana Ega Rani (081211331138), Firdaus Eka Setiawan (081211331147), Ratna Yulia Sari (081211332002),

Lebih terperinci