Sidang Tugas Akhir. Analisa Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Berdasarkan Ketahanan Pangan Pada Rumah Tangga Nelayan di Pesisir Surabaya
|
|
- Hendri Hartono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Sidang Tugas Akhir Analisa Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Berdasarkan Ketahanan Pangan Pada Rumah Tangga Nelayan di Pesisir Surabaya Nur Silviyah Rahmi Selasa, 28 Mei 2013 Ruang Sidang Lab QC lantai 3 Dosen Pembimbing : Dra. Destri Susilaningrum, M.Si
2 Agenda : Pendahuluan Penelitian Sebelumnya Tinjauan Pustaka Metodologi Penelitian Hasil dan Pembahasan Kesimpulan Lampiran dan Daftar Pustaka slide 2
3 Pendahuluan Latar Belakang Permasalahan Tujuan Manfaat Batasan Masalah slide 3
4 Pendahuluan Latar Belakang Permasalahan Bagaimana karakterikstik rumah tangga nelayan di pesisir timur Surabaya? Tujuan Manfaat Batasan Masalah Bagaimana perilaku hidup bersih dan sehat menurut tingkat ketahanan pangan di pesisir timur Surabaya? Bagaimana pemetaan berdasarkan perilaku hidup bersih dan sehat dengan menggunakan metode chernoff face? slide 4
5 Pendahuluan Latar Belakang Permasalahan Mengkaji karakteristik rumah tangga nelayan di pesisir timur Surabaya Tujuan Manfaat Batasan Masalah Mengetahui perilaku hidup bersih dan sehat menurut tingkat ketahanan pangan di pesisir timur Surabaya Mengetahui pemetaan berdasarkan perilau hidup bersih dan sehat dengan menggunakan metode chernoff face slide 5
6 Pendahuluan Latar Belakang Permasalahan Bagi Peneliti : Dapat menerapkan ilmunya dalam mengetahui Kondisi Ketahanan Pangan dan perilaku hidup bersih dan sehat Nelayan Serta Pemetaan dengan metode Chernoff Face Tujuan Manfaat Batasan Masalah Bagi nelayan : memberikan informasi mengenai perilaku hidup bersih sehat nelayan menurut tingkat ketahanan pangan dan pemetaan dengan metode chernoff face Bagi pemerintah : memberikan saran kepada pemerintah daerah untuk memberikan program maupun kebijakan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir slide 6
7 Pendahuluan Latar Belakang Permasalahan Tujuan Manfaat Penelitian ini dilakukan di tiga kecamatan pesisir Timur Surabaya : 1. Kecamatan Bulak 2. Kecamatan Mulyorejo 3. Kecamatan Kenjeran Kecamatan yang di survei adalah kecamatan yang memiliki warga yang bermata pencaharian nelayan. Batasan Masalah slide 7
8 Penelitian Sebelumnya Besari, Saudi Imam.(2009). Pemetaan Kelurahan Berdasarkan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Nelayan Tradisional di Wilayah Kecamatan Bulak Surabaya. Statistika ITS. Surabaya Dewi Lutfiati, Dra. (2010). Penggunaan Pendekatan Visualisasi Chernoff Face Tentang Keadaan Gizi Balita di Surabaya. FKM Universitas Airlangga. Surabaya. Kusnandar, Nanang. (2002). Kajian Terhadap Karakteristik Tampilan Chernoff Face Sebagai Alat Eksplorasi Data Secara Visual. Statistika IPB. Bogor. Raciborski, Rafal. (2000). Graphical Representation Of Multivariate Data Using Chernoff Face. Departemen Of Political Science. Emory University. Atlanta. Susilaningrum, D. Dan Salamah, M. (2009). Profil Sosial-Ekonomi Keluarga Nelayan Dan Pemetaan Tingkat Ketahanan Pangan Keluarga Nelayan Tradisional Di Pesisir Pantai Surabaya. Studi kasus Pada Masyarakat Nelayan Tradisional Kecamatan Bulak Surabaya. Laporan Penelitian. Dana Hibah A3 Jurusan Statistika FMIPA-ITS.(Tidak Dipublikasikan). Surabaya. slide 8
9 Tinjauan Pustaka Statistika Deskriptif Tabel Kontingensi Chernofff Face Ketahanan Pangan statistik deskriptif adalah metode-metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian suatu gugus data sehingga memberikan informasi yang berguna. Statistik deskriptif memberikan informasi hanya mengenai data yang dimiliki dan sama sekali tidak menarik kesimpulan apapun tentang sekumpulan data yang lebih besar. (Walpole, 1995) PHBS slide 9
10 Tinjauan Pustaka Statistika Deskriptif Tabel Kontingensi Cross tabulation yaitu suatu metode statistik yang menggambarkan dua atau lebih variabel secara simultan dan hasilnya ditampilkan dalam bentuk tabel yang merefleksikan distribusi bersama dua atau lebih variabel dengan jumlah kategori yang terbatas (Agresti, 1990) Chernofff Face Ketahanan Pangan PHBS Variabel X 1 2 Variabel Y 1 2 k n12 n12 n21 n22 n 1 k n 2 k Total n 1. n 2. b Total n b1 nb2 n.1 n. 2 n bk n b. n. k n.. slide 10
11 Tinjauan Pustaka Statistika Deskriptif Tabel Kontingensi Analisis ini pertamakali diperkenalkan oleh Herman Chernoff yaitu teknik visualisasi berupa metode grafik untuk merepresentasikan data dengan banyak variabel dalam bentuk wajah kartun (Chernoff Faces) yang ditentukan lebih dari 20 parameter yaitu terdiri dari panjang hidung, kelengkungan mulut, panjang alis, besar sudut alis dan lain-lain (Dillon, 1984) Chernofff Face Ketahanan Pangan PHBS slide 11
12 Tinjauan Pustaka Statistika Deskriptif Tabel Kontingensi FAO (1996) menyatakan bahwa ketahanan pangan adalah situasi dimana semua rumah tangga mempunyai akses baik fisik maupun ekonomi untuk memperoleh pangan bagi seluruh anggota keluarganya. Setiap rumah tangga tidak beresiko kehilangan kedua akses tersebut Chernofff Face Ketahanan Pangan Kesehatan Keluarga Menurut FAO, indikator ketahanan pangan terdiri atas: 1. Kecukupan ketersediaan pangan 2. Stabilitas ketersediaan pangan tanpa fluktuasi dari musim ke musim atau dari tahun ke tahun 3. Aksesibilitas atau keterjangkauan terhadap pangan 4. Kualitas atau keamanan pangan slide 12
13 Tinjauan Pustaka Statistika Deskriptif Tabel Kontingensi Chernofff Face Ketahanan Pangan Kesehatan Keluarga Makanan Pokok Beras Jagung Makanan Pokok Beras Jagung Beras Jagung Kecukupan Ketersediaan Pangan 240 hari 365 hari < 240 hari < 365 hari Pemilikan Sarana atau Prasarana Pencari Ikan Punya Tidak Punya Persediaan pangan (hari) Kondisi 240 Cukup < 240 Tidak Cukup 365 Cukup < 365 Tidak Cukup Frekuensi Makan Anggota Rumah Tangga 3 kali Stabil Tidak Stabil < 3 kali Tidak Stabil Tidak Stabil Cara Rumah Tangga Memperoleh Bahan Pangan Akses Akses Tidak Langsung Langsung Akses Tidak Langsung Akses terhadap Stabilitas Ketersediaan Pangan RumahTangga Pangan Stabil Tidak Stabil Akses Langsung Kontinyu Tidak Kontinyu Akses Tidak Langsung Tidak Kontinyu Tidak Kontinyu Kecukupan ketersediaan pangan Stabilitas ketersediaan pangan tanpa fluktuasi dari musim ke musim atau dari tahun ke tahun Aksesibilitas atau keterjangkauan terhadap pangan Kualitas atau keamanan pangan slide 13
14 Tinjauan Pustaka Statistika Deskriptif Tabel Kontingensi Chernofff Face Ketahanan Pangan PHBS Pengertian PHBS adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang, keluarga, atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan (Depkes RI, 2008) Terdapat 10 indikator PHBS di dalam rumah tangga, yakni : 1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan 2. Memberi bayi ASI Eksklusif 3. Menimbang Balita setiap bulan 4. Menggunakan Air Bersih 5. Mencuci tangan pakai sabun 6. Gunakan Jamban Sehat 7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu 8. Makan buah dan sayur setiap hari 9. Melakukan aktifitas fisik setiap 10. Tidak merokok di dalam rumah slide 14
15 Tinjauan Pustaka Indikator pengklasifikasian sebagai berikut : Statistika Deskriptif Tabel Kontingensi Chernofff Face Ketahanan Pangan PHBS 1. Sehat pertama atau klasifikasi I yaitu bila keluarga melakukan sampai 3 indikator dari 10 indikator PHBS yang ada pada rumah tangga. 2. Sehat madya atau klasifikasi II yaitu bila keluarga melakukan 4 sampai 5 indikator dari 10 indikator PHBS yang ada pada rumah tangga. 3. Sehat purnama atau klasifikasi III yaitu bila keluarga melakukan 6 sampai 7 indikator dari 10 indikator PHBS yang ada pada rumah tangga. 4. Sehat Mandiri atau klasifikasi IV yaitu bila keluarga melakukan 8 sampai 10 indikator PHBS yang ada pada rumah tangga (Depkes RI, 2008) slide 15
16 Metodologi Penelitian Sumber Data Desain Sampling Data sekunder berasal dari Dinas Pertanian Kota Surabaya Tahun Data primer diperoleh melalui survei terhadap rumah tangga nelayan di tiga wilayah kecamatan pesisir timur Surabaya, yaitu Kecamatan Bulak, kecamatan mulyorejo dan Kecamatan Kenjeran. Survei dilaksanakan pada bulan Juli-September Variabel Penelitian Metode Analisis slide 16
17 Metodologi Penelitian Sumber Data Desain Sampling Variabel Penelitian Metode Analisis Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah Simple Random Sampling dengan rumus pada persamaan (3.1) (Mendenhall, 1986). Penggunaan metode Simple Random Sampling dikarenakan jumlah populasi pada tiga kecamatan sama atau homogen. Besarnya batas kekeliruan sampling B yang ditolerir sebesar 0,065 dan P adalah 0,5 n = NPQ dengan D = B Z ( N 1) D + PQ 1 α 2 Selanjutnya pengambilan jumlah nelayan dari masing-masing kecamatan dilakukan dengan membagi secara proporsional terhadap masing-masing kecamatan. Jumlah sampel yang diperoleh pada masing-masing kecamtan adalah sebagai berikut. 2 slide 17
18 Metodologi Penelitian Sumber Data Desain Sampling Variabel Penelitian Metode Analisis Variabel yang digunakan pada penelitian adalah meliputi : 1. variabel demografi 2. variabel ketahanan pangan 3. variabel perilaku hidupp bersih dan sehat rumah tangga. slide 18
19 Metodologi Penelitian Sumber Data Desain Sampling Variabel Penelitian Metode Analisis Variabel Demografi No. Variabel Skala/Kategori 1. Usia sekarang suami 2. Usia sekarang istri 3. Pendapatan suami 4. Pendidikan terakhir suami 5. Pendidikan terakhir istri 6. Pengeluaran konsumsi 7. Pengeluaran pendidikan 8. Partisipasi istri 9. Status Kemiskinan 10. Jumlah anggota keluarga 11. Status tempat tinggal (1) = tahun (Dewasa Dini) (2) = tahun(dewasa Madya) (3) = >60 tahun (Lanjut Usia) (1) = tahun (Dewasa Dini) (2) = tahun (Dewasa Madya) (3) = >60 tahun (Lanjut Usia) (0) = Rp (1) = > Rp (0) = < SD (1) = SD/Sederajat (0) = < SD (1) = SD/Sederajat (0) = Rp (1) = > Rp (0) = Rp (1) = > Rp (0) = Tidak Bekerja (1) = Bekerja (Penghasilan Rp ) (2) = Bekerja (Penghasilan > Rp ) (0) = Miskin (RTM) (1) = Tidak Miskin (Non RTM) (0) = 4 orang (1) = > 4 orang (0) = Bukan milik sendiri (1) = Milik sendiri slide 19
20 Metodologi Penelitian Sumber Data Desain Sampling Variabel Penelitian Metode Analisis Variabel Ketahanan Pangan No Variabel Skala/Kategori 1 Jenis Makanan Pokok a. Beras b. Jagung 2 Persediaan Makanan/Pembelian Selama Satu Tahun a. 0 s.d 239 b. 240 a. 0 s.d 364 b Frekuensi Makan Anggota Rumah Tangga Per Hari a. 2 kali b. 3 kali 4 Frekuensi Makan Nelayan Per Hari. 2 kali b. 3 kali 5 Cara Memperoleh Makanan Pokok (Beras) a. Berhutang b. Tidak Berhutang 6 Cara Memperoleh Lauk Pauk a. Tangkapan Sendiri b. Membeli 7 Protein yang Dikonsumsi 8 Makanan untuk Nelayan Melaut a. Nabati dan Hewani b. Hewani Saja c. Nabati Saja d. Tidak Ada slide 20
21 Metodologi Penelitian Variabel Kesehatan Keluarga Nelayan No Variabel Skala/Kategori Sumber Data Desain Sampling Variabel Penelitian Metode Analisis Kepemilikan Toilet a. sendiri 1 b. umum c. tidak ada 2 Tempat Buang Air Besar (Paling Sering) a. toilet b. laut 3 Jarak Septic Tank dengan Toilet kontinu 4 Jarak Rumah dengan Tempat Buang Air Besar kontinu Sumber Air Bersih a. PDAM 5 b. sumur c. mata air d. lainnya 6 Frekuensi pemeriksaan mata (dalam 1 tahun) a. Tidak pernah b. 1 kali c. 2 kali d. > 2 kali 7 Frekuensi pemeriksaan badan (dalam 1 tahun) a. Tidak pernah b. 1 kali c. 2 kali d. > 2 kali a. Tidak punya 8 Jaminan kesehatan yang dimiliki b. b. Jamkesmas c. Iuran dana sehat a. Tidak pernah 9 Frekuensi balita ditimbang (dalam 1 tahun) b. 1-7 kali c. 8 kali atau lebih slide 21
22 Metodologi Penelitian Variabel Kesehatan Keluarga Nelayan No Variabel Skala/Kategori Sumber Data Desain Sampling Variabel Penelitian Metode Analisis Kepemilikan Toilet a. sendiri 1 b. umum c. tidak ada 2 Tempat Buang Air Besar (Paling Sering) a. toilet b. laut 3 Jarak Septic Tank dengan Toilet kontinu 4 Jarak Rumah dengan Tempat Buang Air Besar kontinu Sumber Air Bersih a. PDAM 5 b. sumur c. mata air d. lainnya 6 Frekuensi pemeriksaan mata (dalam 1 tahun) a. Tidak pernah b. 1 kali c. 2 kali d. > 2 kali 7 Frekuensi pemeriksaan badan (dalam 1 tahun) a. Tidak pernah b. 1 kali c. 2 kali d. > 2 kali a. Tidak punya 8 Jaminan kesehatan yang dimiliki b. b. Jamkesmas c. Iuran dana sehat a. Tidak pernah 9 Frekuensi balita ditimbang (dalam 1 tahun) b. 1-7 kali c. 8 kali atau lebih slide 22
23 Metodologi Penelitian Sumber Data Desain Sampling Variabel Penelitian Metode Analisis 1. Menentukan status ketahanan pangan rumah tangga nelayan berdasarkan 4 indikator dari FAO. 2. Menggabungkan antara hasil kontinyuitas ketersediaan pangan dan kualitas atau keamanan pangan untuk mendapatkan status ketahanan pangan pada setiap rumah tangga nelayan. 3. Melakukan analisis deskriptif terhadap karakteristik rumah tangga nelayan meliputi usia suami, pendapatan suami, pendidikan suami, pengeluaran konsumsi, dll 4. Menentukan Status Kesehatan Keluarga Nelayan menjadi 4 Indikator (sehat pertama, sehat madya, sehat purnama dan sehat mandiri). 5. Membuat Tabel kontigensi antara kesehatan keluarga nelayan dan ketahanan Pangan. 6. Membuat Pemetaan kelurahan berdasarkan perilaku hidup bersih dan sehat dengan metode chernoff face slide 23
24 Analisis dan Pembahasan Usia Pasangan Rumah Tangga Nelayan Karakteristik RTN Analisa PHBS Pemetaan Chernoff Face Pembagian usia pada analisis ini berdasarkan psikologi perkembangan masa dewasa yang terbagi atas: a. Masa Dewasa Dini, berlangsung antara usia tahun b. Masa Dewasa Madya, berlangsung antara tahun c. Masa Lanjut Usia, berlangsung antara usia >61 tahun slide 24
25 Analisis dan Pembahasan Pendidikan Pasangan Rumah Tangga Nelayan Karakteristik RTN Analisa PHBS Pemetaan Chernoff Face Tingkat pendidikan suatu keluarga berperan penting dalam peningkatan taraf hidup suatu rumah tangga, semakin tinggi pendidikan yang telah ditempuh maka peluang mendapatkan pekerjaan dan gaji yang layak akan semakin tinggi. Mayoritas pendidikan yang telah ditempuh oleh pasangan rumah tangga nelayan adalah tingkat sekolah dasar. slide 25
26 Analisis dan Pembahasan Jumlah Anggota Keluarga dan Jumlah Anak Sekolah Karakteristik RTN Analisa PHBS Pemetaan Chernoff Face Keluarga yang mematuhi anjuran BKKBN memiliki jumlah anak dua orang, dengan total anggota keluarga empat orang. Jumlah anggota keluarga yang lebih dari 4 orang paling tinggi prosentasenya adalah Kecamatan Kenjeran sebesar 64,5%. slide 26
27 Analisis dan Pembahasan Kepemilikan Alat Tangkap Nelayan Karakteristik RTN Analisa PHBS Pemetaan Chernoff Face Rumah tangga nelayan seharusnya memiliki alat tangkap yang mendukung keberlangsungan hidup nelayan dalam melaut dan mencari nafkah. mayoritas nelayan memiliki alat tangkap untuk melaut. Kecamatan Mulyorejo memiliki prosentase sebesar 100%, Kecamatan Kenjeran dan Bulak memiliki prosentase yang sama yaitu sebesar 94%. slide 27
28 Analisis dan Pembahasan Pendapatan dan Pengeluaran Rumah Tangga nelayan Karakteristik RTN Analisa PHBS Pemetaan Chernoff Face Pemenuhan kebutuhan suatu rumah tangga umumnya menjadi tanggungjawab kepala keluarga, yaitu suami. Pendapatan yang diperoleh para kepala keluarga rumah tangga nelayan sebagian besar lebih dari Rp atau lebih dari batas UMK (Upah Minimal Kota) Surabaya. slide 28
29 Analisis dan Pembahasan Kondisi Rumah Nelayan Karakteristik RTN Analisa PHBS Pemetaan Chernoff Face terbagi menjadi dua kategori yaitu rumah permanen dan semi permanen. Rumah permanen adalah rumah yang atapnya terbuat dari beton atau genteng, dinding terbuat dari bata atau batako, lantai keramik. Rumah semi permanen adalah rumah yang tidak memenuhi salah satu atau lebih dari kriteria rumah permanen. slide 29
30 Analisis dan Pembahasan Kecukupan Ketersediaan Pangan Karakteristik RTN Analisa PHBS Pemetaan Chernoff Face Kecukupan Ketersediaan Pangan Kecamatan Cukup Tidak Cukup Kenjeran 67,75% 32,25% Bulak 78,8% 21,2% Mulyorejo 56,25% 43,75% mayoritas rumah tangga di setiap Kecamatan ketersediaan pangan yang cukup. Hal tersebut ditunjukkan bahwa di Kecamatan Kenjeran terdapat 67,75%, di Kecamatan Bulak terdapat 78,8% dan di Kecamatan Mulyorejo terdapat 56,25% rumah tangga memiliki ketersediaan yang cukup untuk makanan pokok sehari-hari. slide 30
31 Analisis dan Pembahasan Stabilitas Ketersediaan Pangan Karakteristik RTN Analisa PHBS Pemetaan Chernoff Face Kecamatan Stabilitas Ketersediaan Pangan Stabil Tidak Stabil Kenjeran 96,7% 3,3% Bulak 77,5% 22,5% Mulyorejo 100% 0% mayoritas stabilitas kesediaan pangan rumah tangga nelayan adalah stabil yaitu di Kecamatan Kenjeran sebesar 96,7% rumah tangga memiliki kondisi stabil, pada Kecamatan Bulak sebesar 77,5% dan pada Kecamatan Mulyorejo terdapat 100% rumah tangga yang memiliki kondisi stabil. slide 31
32 Analisis dan Pembahasan Aksesibilitas Pangan Karakteristik RTN Analisa PHBS Pemetaan Chernoff Face Kecamatan Aksesibilitas terhadap Pangan Akses Langsung Akses Tidak Langsung Kenjeran 96,7% 3,3% Bulak 93,4% 6,6% Mulyorejo 93,75 6,25% mayoritas rumah tangga nelayan adalah memiliki aksesibilitas pangan dengan akses langsung. Hal ini ditunjukkan dengan 96,7% rumah tangga di Kecamatan Kenjeran, 93,4% rumah tangga di Kecamatan Bulak dan 93,75% di Kecamatan Mulyorejo memiliki akses langsung dalam memperoleh pangan. slide 32
33 Analisis dan Pembahasan Kontinyuitas Pangan Karakteristik RTN Analisa PHBS Pemetaan Chernoff Face Kontinyuitas Pangan Kecamatan Kontinyu Tidak Kontinyu Kenjeran 92,7% 7,3% Bulak 87% 13% Mulyorejo 75% 25% mayoritas rumah tangga nelayan adalah memiliki aksesibilitas pangan dengan akses langsung. Hal ini ditunjukkan dengan 96,7% rumah tangga di Kecamatan Kenjeran, 93,4% rumah tangga di Kecamatan Bulak dan 93,75% di Kecamatan Mulyorejo memiliki akses langsung dalam memperoleh pangan. slide 33
34 Analisis dan Pembahasan Konsumsi Protein Rumah Tangga Nelayan Konsumsi Protein Kecamatan Protein Hewani dan Nabati/Protein Protein Nabati Saja / Karakteristik RTN Hewani Saja Tidak Sama Sekali Analisa PHBS Pemetaan Chernoff Face Kenjeran 100% 0% Bulak 98% 2% Mulyorejo 100% 0% seluruh rumah tangga di Kecamatan Kenjeran dan Mulyorejo mengkonsumsi protein yang paling tinggi yaitu protein lengkap yaitu hewani dan nabati, sedangkan di Kecamatan Bulak hanya 2% rumah tangga yang mengonsumsi protein nabati saja dan 98% lainnya mengonsumsi protein lengkap. slide 34
35 Analisis dan Pembahasan Status Ketahanan Pangan Rumah Tangga Nelayan Kecamatan Status Ketahanan Pangan Tahan Pangan Rawan Pangan Karakteristik RTN Analisa PHBS Pemetaan Chernoff Face Kenjeran 93,5% 6,5% Bulak 77,5% 22,5% Mulyorejo 81,25% 18,75% status ketahanan pangan di Kecamatan Kenjeran 93,5% tahan pangan sedangkan 6,5% rawan pangan. Di Kecamatan Bulak sebesar 77,5% tahan pangan dan 22,5% tidak tahan pangan. Dan di Kecamatan Mulyorejo sebesar 81,25% tahan pangan dan 18,75% tidak tahan pangan. slide 35
36 Analisis dan Pembahasan Klasifikasi PHBS Rumah Tangga Nelayan Kecamatan Klasifikasi Sehat Keluarga Sehat Pertama Sehat Madya Sehat Purnama Sehat Mandiri Karakteristik RTN Analisa PHBS Pemetaan Chernoff Face Kenjeran 0% 22,5% 48,5% 29% Bulak 0% 10,6% 51,6% 37,8% Mulyorejo 0% 12,5% 25% 62,5% Kecamatan Kenjeran rumah tangga dengan klasifikasi sehat purnama paling tinggi sebesar 48,5%, sehat madya sebesar 22,5%, dan sehat mandiri sebesar 29%. slide 36
37 Analisis dan Pembahasan Tabulasi Silang Ketahanan Pangan dan PHBS Klasifikasi Sehat Total Karakteristik RTN Analisa PHBS Pemetaan Chernoff Face ketahanan pangan Count Expected Count 0 20,1 77,9 61,0 159 % within ketahanan_pangan 0% 13,8% 45,9% 40,3% 100% 2 Count Expected Count 0 4,9 19,1 15,0 39 % within ketahanan_pangan 0% 7,7% 61,5% 30,8% 100% Total Count Expected Count 0 25,0 97,0 76,0 198 % within ketahanan_pangan 0% 12,6% 49,0% 38,4% 100% slide 37
38 Analisis dan Pembahasan Pengkategorian Variabel PHBS dengan Karakteristik Chernoff face Karakteristik RTN Analisa PHBS Pemetaan Chernoff Face Variabel Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan Memberi bayi ASI Eksklusif Menimbang Balita setiap bulan Menggunakan Air Bersih Mencuci tangan pakai sabun Gunakan Jamban Sehat Memberantas jentik di rumah sekali seminggu Makan buah dan sayur setiap hari Tidak merokok di dalam rumah Melakukan aktifitas fisik setiap hari Bagian Wajah Lebar Kepala Tinggi Telinga Tinggi Setengah Wajah Eksentrisiti wajah bagian atas Eksentrisiti wajah bagian bawah Panjang Hidung Posisi mulut bagian tengah Kelengkungan mulut Panjang mulut Tinggi pusat mata slide 38
39 Analisis dan Pembahasan Hasil Penampakan Chernoff Face berdasarkan PHBS Karakteristik RTN Analisa PHBS Pemetaan Chernoff Face Bulak Kenjeran Mulyorejo Perbedaan yang paling menonjol adalah pada posisi telinga. di Kecamatan Mulyorejo posisi telinga lebih rendah dibandingkan dengan Kecamatan Bulak dan Kenjeran tersebut. Artinya rumah tangga nelayan di Kecamatan Mulyorejo adalah yang paling sedikit dalam pemberian ASI. slide 39
40 Analisis dan Pembahasan Pemetaan dengan menggunakan Chernoff Face Karakteristik RTN Analisa PHBS Pemetaan Chernoff Face slide 40
41 Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Saran Karakteristik rumah tangga nelayan berdasarkan usia menunjukkan bahwa mayoritas usia suami dan istri nelayan berada pada usia dewasa dini. Pendidikan pasangan rumah tangga nelayan adalah tingkat sekolah dasar. Jumlah anggota keluarga mayoritas sebanyak 4 orang dan mayoritas nelayan sudah memiliki alat tangkap untuk melaut. Penentuan klasifikasi PHBS terbesar ada pada klasifikasi sehat purnama sebesar 48,5% dan 51,6% pada Kecamatan Kenjeran dan Bulak, sedangkan kecamatan Mulyorejo pada klasifikasi sehat mandiri sebesar 62,5%. perbedaan yang paling mencolok adalah pada pemberian ASI eksklusif yang direpresentasikan dengan tinggi telinga. slide 41
42 Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Saran Pemerintah seharusnya memberikan penyuluhan kepada ibu nelayan mengenai pentingnya pemberian ASI, khususnya jangka waktu pemberian ASI yaitu pemberian ASI eksklusif 6 bulan, pemberian ASI disertai makanan pendamping ASI (6,1-24 bulan). mengkaji ulang variabel prediktor yang akan diteliti, karena bersamaan dengan berjalannya waktu, kondisi sosial dan ekonomi dalam masyarakat nelayan dapat berubah-ubah. slide 42
43 Daftar Pustaka Anonim. (2012). Jumlah Penduduk Surabaya Januarir 2012, 12:13 WIB) Badan Pemerintah Daerah. (2011). Upah Minimum Kota Surabaya. [On-line] Available Badan Pusat Statistik. (1992). Statistik Perikanan Indonesia Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Indonesia, Jakarta. Chernoff, H. (1973). The Use of Faces to Represent Points in k-dimensional Space Graphically. Journal of American Statistical Association 68, Dinas Pertanian. ( 2011). RTP Nelayan Surabaya. Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur,Surabaya. Hosmer, D. W., and S. Lemeshow. (2000). Applied Logistic Regression, 2 nd ed. New York : Wiley. Mendenhall, Scheaaffer. (1986). Elementary Survey Sampling, 3 nd ed. Wadsworth, Inc. USA slide 43
44 Daftar Pustaka Razali, Ivan. (2004). Strategi Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Laut. Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial. Medan Suadi. (2009), Wanita Nelayan:Antara Peran Domestik dan Produktif. [On-line] Available (Tanggal akses 8 Oktober 2010, 11:20 WIB) Sudarso. (2007). Tekanan Kemiskinan Struktural Komunitas Nelayan Tradisional di Perkotaan. Masyarakat, Kebudayaan, dan Politik, Tahun XX. Surabaya. Susilaningrum, D. Dan Salamah, M. (2009). Profil Sosial-Ekonomi Keluarga Nelayan Dan Pemetaan Tingkat Ketahanan Pangan Keluarga Nelayan Tradisional Di Pesisir Pantai Surabaya. Studi kasus Pada Masyarakat Nelayan Tradisional Kecamatan Bulak Surabaya. Laporan Penelitian. Dana Hibah A3 Jurusan Statistika FMIPA-ITS.(Tidak Dipublikasikan). Surabaya. Walpole, Ronald E. (1995). Pengantar Statistika Edisi Ketiga. PT Garamedia Pustaka Utama. Jakarta slide 44
45 Terimakasih atas perhatiannya slide 45
46 Seminar Proposal Tugas Akhir Analisa Kondisi Kesehatan Nelayan Berdasarkan Ketahanan Pangan Pada Rumah Tangga Nelayan di Pesisir Surabaya Nur Silviyah Rahmi Senin, 4 Maret 2013 Ruang Sidang Gedung H lantai 2 Dosen Pembimbing : Dra. Destri Susilaningrum, M.Si
Pemetaan Kelurahan Berdasarkan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Nelayan Tradisional Di Wilayah Kecamatan Bulak Surabaya
Pemetaan Kelurahan Berdasarkan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Nelayan Tradisional Di Wilayah Kecamatan Bulak Surabaya SAUDI IMAM BESARI (1306 100 046) Dosen Pembimbing : Dra. Destri Susilaningrum, M.Si
Lebih terperinciPemetaan Kelurahan Berdasarkan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Nelayan Tradisional di Wilayah Kecamatan Bulak Surabaya
Pemetaan Kelurahan Berdasarkan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Nelayan Tradisional di Wilayah Kecamatan Bulak Surabaya Saudi Imam Besari 1) Destri Susilaningrum dan Mutiah Salamah 2) 1) Mahasiswa S1 Statistika
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RUMAH TANGGA NELAYAN BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DENGAN ANALISIS REGRESI LOGISTIK
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RUMAH TANGGA NELAYAN BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DENGAN ANALISIS REGRESI LOGISTIK Oleh: Agista Dyah Prabawati (1308 100 026) Dosen Pembimbing: Dra. Destri Susilaningrum,
Lebih terperinciPemodelan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Penderita Tuberkulosis Paru Menggunakan Regresi Logistik Biner
SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 017 Pemodelan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Penderita Tuberkulosis Paru Menggunakan Regresi Logistik Biner S - 1 Ayu Febriana Dwi Rositawati 1, Sri Pingit
Lebih terperinciPemetaan Status Ketahanan Pangan Rumah Tangga Penderita Tuberkulosis Di Wilayah Pesisir Surabaya
SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017 T - 33 Pemetaan Status Rumah Tangga Penderita Tuberkulosis Di Wilayah Pesisir Surabaya Roudhothul Lathifah 1, Destri Susilaningrum 2, Sri Pingit Wulandari
Lebih terperinciMOCH. FAUZI PEMBIMBING : MUHAMMAD SJAHID AKBAR
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peranan Ibu Rumah Tangga Nelayan Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Rumah Tangga di Kelurahan Tebul Bangkalan dengan Metode Regresi Logistik Biner MOCH. FAUZI 1307 030 056 PEMBIMBING
Lebih terperinciDosen Pembimbing : Ir. Mutiah Salamah, M. Kes Dra. Destri Susilaningrum, MSi. Oleh : Firda Velayati
Dosen Pembimbing : Ir. Mutiah Salamah, M. Kes Dra. Destri Susilaningrum, MSi Oleh : Firda Velayati 307 00 05 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Ekonomi masyarakat Pesisir Pendapatan nelayan dinaikkan Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membutuhkan perhatian khusus dan perlu penanganan sejak dini. Hal ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Status gizi kurang merupakan salah satu masalah malnutrisi yang membutuhkan perhatian khusus dan perlu penanganan sejak dini. Hal ini karena kondisi kurang gizi dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Diare adalah sebagai perubahan konsistensi feses dan perubahan frekuensi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare adalah sebagai perubahan konsistensi feses dan perubahan frekuensi buang air besar. Diare dapat juga didefinisikan bila buang air besar tiga kali atau lebih dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dalam kebijakan Indonesia sehat 2010 ( Dinkes Makassar, 2006 )
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sehat merupakan karunia Tuhan yang perlu disyukuri, karena kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dihargai. Sehat, perilaku sehat dan pelayanan kesehatan
Lebih terperinciHUBUNGAN MOTIVASI IBU BALITA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ati ul Impartina Program Studi D III Kebidanan STIKES Muhammadiyah Lamongan
HUBUNGAN MOTIVASI IBU BALITA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ati ul Impartina Program Studi D III Kebidanan STIKES Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK Masalah penyakit akibat perilaku dan perubahan
Lebih terperincisecara sosial dan ekonomis (Notoatmodjo, 2007).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sehat adalah kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia. Kepentingan kesegaran jasmani dalam pemeliharaan kesehatan tidak diragukan lagi, semakin tinggi tingkat kesehatan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. produktivitas kerja guna meningkatkan kesejahteraan keluarga. Orang bijak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sehat adalah karunia Tuhan yang perlu disyukuri, karena sehat merupakan hak asasi manusia yang harus dihargai. Sehat juga investasi untuk meningkatkan produktivitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perilaku adalah suatu tindakan atau perbuatan yang bisa kita amati bahkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku adalah suatu tindakan atau perbuatan yang bisa kita amati bahkan dapat dipelajari. Perilaku kesehatan merupakan suatu respon seseorang terhadap rangsangan
Lebih terperinciPromotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal
FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN INDIKATOR PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA RUMAH TANGGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAYAMANYA KABUPATEN POSO 1) Fitriyah G. Mursad 1) Bagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk keberhasilan pembangunan bangsa. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk mencapai Indonesia Sehat,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bahasa Indonesia berarti aman, sentosa dan makmur. Oleh karena itu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kesejahteraan Rakyat Kesejahteraan berasal dari kata sejahtera yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti aman, sentosa dan makmur. Oleh karena itu kesejahteraan berarti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan Hak Asasi Manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia, sebagaimana dimaksud dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dengan menjaga tingkat kesehatan, aktifitas masyarakat tidak terganggu dan dapat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pentingnya menjaga kesehatan bagi masyarakat adalah hal mutlak. Karena dengan menjaga tingkat kesehatan, aktifitas masyarakat tidak terganggu dan dapat terus produktif.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipelihara dan ditingkatkan. Hendrik L. Bloom dalam Notoadmojo (2007)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan adalah hak dasar manusia yang merupakan karunia tuhan yang sangat tinggi nilainya. Kesehatan merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan kualitas
Lebih terperinciBUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 27 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 27 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO, Menimbang : a. Bahwa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu, pembangunan kesehatan di arahkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu, pembangunan kesehatan di arahkan untuk mencapai Indonesia
Lebih terperinciStatistika ITS Surabaya
SEMINAR TUGAS AKHIR POLA HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI BALITA DAN FAKTOR- FAKTOR SOSIAL EKONOMI TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN KELUARGA PADA KELUARGA NELAYAN DI SURABAYA TIMUR Oleh : Rindyanita Rizky K.
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian
METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian payung berjudul Dampak Program Warung Anak Sehat (WAS) terhadap Perilaku Hygiene-Sanitasi Ibu WAS
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Promosi Kesehatan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Promosi Kesehatan 2.1.1. Pengertian Promosi Kesehatan Promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran diri oleh dan untuk masyarakat
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN POLA PANGAN HARAPAN (PPH) DI KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN SUKOHARJO
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN POLA PANGAN HARAPAN (PPH) DI KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN SUKOHARJO KARYA TULIS ILMIAH Disusun Dan Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Menyelesaikan Program
Lebih terperinciPOTRET KESEJAHTERAAN RAKYAT DI PROVINSI BALI MENGGUNAKAN METODE CHERNOFF FACES
E-Jurnal Matematika Vol. 2, No.3, Agustus 2013, 1-6 ISSN: 2303-1751 POTRET KESEJAHTERAAN RAKYAT DI PROVINSI BALI MENGGUNAKAN METODE CHERNOFF FACES I WAYAN WIDHI DIRGANTARA 1, KOMANG GDE SUKARSA 2, KOMANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia, sebagaimana dimaksud dalam
Lebih terperinciLOGO. Prof. Dra. Susanti Linuwih, M.Stat, PhD Wibawati, S.Si, M.Si
LOGO Prof. Dra. Susanti Linuwih, M.Stat, PhD Wibawati, S.Si, M.Si PENDAHULUAN 1 2 3 4 Latar Belakang Tujuan Manfaat Batasan Masalah Latar Belakang Kesempatan memperoleh pendidikan merupakan prioritas utama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berwawasan Kesehatan, yang dilandasi paradigma sehat. Paradigma sehat adalah
1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Departemen Kesehatan telah mencanangkan Gerakan Pembangunan Berwawasan Kesehatan, yang dilandasi paradigma sehat. Paradigma sehat adalah cara pandang, pola
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Salah satu misi pembangunan kesehatan di Indonesia adalah menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) seperti yang rutin
Lebih terperinciLEMBAR PRATES DAN POST-TEST PELATIHAN DENGAN METODE SIMULASI KEPADA TOKOH MASYARAKAT TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT TATANAN RUMAH TANGGA
LEMBAR PRATES DAN POST-TEST PELATIHAN DENGAN METODE SIMULASI KEPADA TOKOH MASYARAKAT TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT TATANAN RUMAH TANGGA DATA PRIBADI Nama : Jenis Kelamian : L / P Umur : tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan masalah kesehatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan masalah kesehatan yang serius terutama pada anak usia 1-5 tahun dan merupakan penyebab kematian anak di negara
Lebih terperinciPERBEDAAN PEMBERIAN PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP PHBS PADA IBU RUMAH TANGGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKALONGAN SELATAN
1 PERBEDAAN PEMBERIAN PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP PHBS PADA IBU RUMAH TANGGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKALONGAN SELATAN Sudaryanta 1, Swasti Artanti 2, Ni matul Ulya 3 Email
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian mencakup bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat. 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian Lokasi penelitian
Lebih terperinciJln. Arjuna Utara Tol Tomang Kebun Jeruk, Jakarta
UPAYA KOMUNIKASI, INFORMASI, DAN EDUKASI (KIE) DALAM PENINGKATAN PENGETAHUAN MENGENAI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) TATANAN RUMAH TANGGA PADA IBU NELAYAN DI MUARA ANGKE, JAKARTA Intan Silviana
Lebih terperinciOleh: Aulia Ihsani
Makalah Pribadi Oleh: Aulia Ihsani 07120133 Pembimbing: dr. Yuniar Lestari, M.Kes dr. Rima Semiarty, MARS Rencana pembangunan jangka panjang bidang kesehatan RI tahun 2005 2025 atau Indonesia Sehat 2025
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang setinggi-tingginya. Dengan kata lain bahwa setiap orang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masa depan yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Visi Indonesia Sehat 2010 merupakan gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu menjangkau pelayanan
Lebih terperinciLampiran 6. Universitas Sumatera Utara
Lampiran 6 LEMBAR KONSUL Nama : Herlina A.N Nasution Nim : 101121064 Judul : Pengetahuan Masyarakat Tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Lingkungan III Kelurahan Kayu Jati Kabupaten Mandailing Natal
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. sendiri. Karena masalah perubahan perilaku sangat terkait dengan promosi
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan pada umumnya, disebabkan tiga faktor yang timbul secara bersamaan, yaitu (1) adanya bibit penyakit, (2) adanya lingkungan yang memungkinkan berkembangnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perumahan dan permukiman yang dikelola dengan baik merupakan sebuah indikator kesejahteraan dan target intervensi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat (Thomson, 2001).
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus di
1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus di wujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia, sebagaimana di maksud
Lebih terperinciSTRATEGI PENCAPAIAN KETAHANAN PANGAN PADA RUMAH TANGGA MISKIN DI PROVINSI DIY. Oleh : Suhadi Purwantoro, M.Si. Jurusan Pendidikan Geografi FISE UNY
SEMINAR PROPOSAL & INSTRUMEN PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL TAHUN ANGGARAN 2009 STRATEGI PENCAPAIAN KETAHANAN PANGAN PADA RUMAH TANGGA MISKIN DI PROVINSI DIY Oleh : Suhadi Purwantoro, M.Si. Jurusan Pendidikan
Lebih terperinciPOLA PANGAN HARAPAN PADA MASYARAKAT DI KELURAHAN BANMATI KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN SUKOHARJO
POLA PANGAN HARAPAN PADA MASYARAKAT DI KELURAHAN BANMATI KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN SUKOHARJO KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Studi Diploma III (Tiga)
Lebih terperinciAnalisis Profil Sosial-Ekonomi Keluarga Nelayan di Pesisir Pantai Surabaya (Studi Kasus Pada Masyarakat Nelayan Tradisional Kecamatan Bulak Surabaya)
Seminar Nasional Statistika IX, 7 November 009 Analisis Profil Sosial-Ekonomi Keluarga Nelayan di Pesisir Pantai Surabaya (Studi Kasus Pada Masyarakat Nelayan Tradisional Kecamatan Bulak Surabaya) () Ardilliansah
Lebih terperinciTerapkan 10 Indikator PHBS Dalam Lingkungan Keluarga
Terapkan 10 Indikator PHBS Dalam Lingkungan Keluarga Surabaya, ehealth. Apakah anda merasa bahwa diri anda dan keluarga anda merupakan keluarga sehat? Mungkin mayoritas langsung menganggukkan kepala jika
Lebih terperinciKata kunci : Peran Keluarga Prasejahtera, Upaya Pencegahan ISPA pada Balita
PERAN KELUARGA PRASEJAHTERA DENGAN UPAYA PENCEGAHAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI DESA DEPOK KECAMATAN KANDEMAN KABUPATEN BATANG 7 Cipto Roso ABSTRAK Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan
Lebih terperinciPERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT KELURAHAN MOODU KECAMATAN KOTA TIMUR KOTA GORONTALO
PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT KELURAHAN MOODU KECAMATAN KOTA TIMUR KOTA GORONTALO Oleh ROSTIN GALOMAT (NIM. 841 410 062, Jurusan Ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam sistem kesehatan nasional disebutkan bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Millenium Development Goals (MDGs) adalah delapan tujuan pembangunan sebagai respons atas permasalahan global yang akan dicapai pada 2015. Delapan tujuan tersebut antara
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii ABSTRAK... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii BAB I PENDAHULUAN A.
Lebih terperinciPeningkatan Derajat Kesehatan..., Rizsanti, Diny, Putri, Gina, Farida
PENINGKATAN DERAJAT KESEHATAN MELALUI PROMOSI KESEHATAN POLA HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DI DUSUN SAWAHAN DESA PENDOWOHARJO, KECAMATAN SEWON, KABUPATEN BANTUL Rizsanti Meirina Satar 1,Diny Lidya 1, Putri
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS KESEHATAN KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA TIMUR
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS KESEHATAN KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA TIMUR Oleh AUDDIE VIENEZA M. NRP 1310030043 DOSEN PEMBIMBING Dr. Vita Ratnasari,M.Si DOSEN PENGUJI Dr. Dra. Ismaini
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai resiko tinggi akan penyakit (Maryunani, 2013). Oleh karena itu, pada masa ini anak usia sekolah dasar
Lebih terperinciLAPORAN KOMUDA BLOK 19 SURVEI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DAN PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
LAPORAN KOMUDA BLOK 19 SURVEI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DAN PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT Disusun oleh : Nama : Aswan Subakja PH NIM : 20090340045 Kelompok : 4 Dosen Pembimbing : drg.
Lebih terperinciEKO ERTANTO PEMBIMBING
UJIAN TUGAS AKHIR Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelengkapan Pemberian Imunisasi Untuk Bayi Dengan Metode Regresi Logistik (Kasus di Kelurahan Keputih Surabaya) YUDHA EKO ERTANTO 1307030054 PEMBIMBING
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau biasa juga disebut sebagai PHBS
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau biasa juga disebut sebagai PHBS adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran,
Lebih terperinciVol. 12 Nomor 1 Januari 2017 Jurnal Medika Respati ISSN :
PELAKSANAAN PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT PADA TATANAN RUMAH TANGGA DI RT07/RW03 DUSUN AMBARRUKMO, CATURTUNGGAL,DEPOK, SLEMAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Ignatius Gonggo Prihatmono 1, Irma Rahmayani 2 INTISARI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dara Sopyan, 2014
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah hak dasar manusia yang merupakan karunia Tuhan yang sangat tinggi nilainya. Karena dengan sehat kita dapat melakukan aktivitas setiap hari. Hidup
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Desain Penelitian Teknik Penarikan Contoh
METODE PENELITIAN Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional study. Cross sectional study dilakukan untuk mengidentifikasi dan menganalisis karakteristik
Lebih terperinciAnalisis dan Pembahsan. Statistika Deskriptif. Regresi Logistik Biner. Uji Independensi
Analisis dan Pembahsan Statistika Deskriptif Regresi Logistik Biner Uji Independensi H 0 : Tidak ada hubungan antara variabel prediktor dengan variabel respon H 1 : Ada hubungan antara variabel prediktor
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu permasalahan kesehatan di Indonesia adalah kematian anak usia bawah lima tahun (balita). Angka kematian balita di negara-negara berkembang khususnya Indonesia
Lebih terperinciPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ely Isnaeni, S. Kep, M. Kes
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ely Isnaeni, S. Kep, M. Kes PERILAKU MERUPAKAN PENYEBAB TERBESAR MASALAH KESEHATAN HAKIKAT PERILAKU PENGETAHUAN SIKAP TINDAKAN TAHU/ TIDAK TAHU MAU/ TIDAK MAU MAMPU/
Lebih terperinciPENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN. Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti
Prosiding Seminar Nasional Fakultas Ilmu Kesehatan ISSN 2460-4143 PENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Dalam Buku Pedoman Umum Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif (2014) Desa dan Kelurahan Siaga Aktif diartikan sebagai bentuk pengembangan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. penelitian. Kota Medan. 21 Kecamatan. 2 Kecamatan. Kec. Medan Kota Kelurahan Sitirejo (60 RT)
22 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah Cross Sectional Study. Lokasi Penelitian dilakukan di Kecamatan Medan Kota (1 kelurahan)
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN
Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH FAKTOR PREDISPOSISI DAN DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA MASYARAKAT DI DESA SIMODONG KECAMATAN SEI SUKA KABUPATEN BATU BARA 2013 No.
Lebih terperinciKematian wanita saat melahirkan dan saat 42 hari setelah melahirkan bukan dikarenakan kecelakaan
VIF Distribusi Poisson Regresi Poisson Kematian Bayi Kematian Ibu Kematian wanita saat melahirkan dan saat 42 hari setelah melahirkan bukan dikarenakan kecelakaan 1 Pendaharan terberat pada masa nifas
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT DI KELURAHAN SETIAJAYA KECAMATAN CIBEUREUM KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2013
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT DI KELURAHAN SETIAJAYA KECAMATAN CIBEUREUM KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2013 Anih Kurnia, S.Kep., Ners. Program Studi D-III Keperawatan STIKes
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Jenis penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan PHBS yang ada dimasyarakat
Lebih terperinciGERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT KOTA BOGOR
GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT KOTA BOGOR Saat ini Kota Bogor merupakan salah satu kota di Indonesia yang turut menghadapi masalah kesehatan triple burden, yaitu masih adanya penyakit infeksi, meningkatnya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Adapun lokasi dan waktu penelitian ini yakni sebagai berikut :
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Adapun lokasi dan waktu penelitian ini yakni sebagai berikut : 3.1.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini bertempat di Desa Tunas Jaya Kec Popayato
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan merupakan salah satu daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara geografis berada di pesisir
Lebih terperinciBAB 6 HASIL PENELITIAN
BAB 6 HASIL PENELITIAN Setelah melakukan pengambilan data dengan wawancara kepada responden, selanjutnya dilakukan tahapan pengolahan data. Dari data 180 responden yang diwawancara, terdapat 6 responden
Lebih terperinciProfil Sanitasi Wilayah
BAB 3 Profil Sanitasi Wilayah 3.1. Kajian Wilayah Sanitasi Wilayah kajian sanitasi Kabupaten Nias adalah desa yang menjadi area sampel studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment) yang terdiri dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nasional yang diupayakan pencapaiannya oleh pemerintah. Upaya ini sebagai langkah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perilaku hidup sehat bagian merupakan dari program kesehatan secara nasional yang diupayakan pencapaiannya oleh pemerintah. Upaya ini sebagai langkah proaktif
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG DINAS KESEHATAN PUSKESMAS SUMEDANG SELATAN Jln. Pangeran Kornel No. 48 Telp Sumedang 45313
Kabupaten Sumedang PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG DINAS KESEHATAN PUSKESMAS SUMEDANG SELATAN Jln. Pangeran Kornel No. 48 Telp 0261-202114 Sumedang 45313 Puskesmas Sumedang Selatan KERANGKA ACUAN (TERM OF
Lebih terperinciBAB V STATUS GIZI BALITA DAN LINGKUNGAN RENTAN GIZI DI DESA PECUK. A. Gambaran Status Gizi Baik Balita di Desa Pecuk
BAB V STATUS GIZI BALITA DAN LINGKUNGAN RENTAN GIZI DI DESA PECUK A. Gambaran Status Baik Balita di Desa Pecuk Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi,
Lebih terperinciMangrove dan Pesisir Vol. III No. 3/
PROFIL USAHA ISTRI NELAYAN MANGGOPOH PALAK GADANG PADANG PARIAMAN Oleh: Hasan Basri Nasution Peneliti Pusat Kajian Mangrove dan Kawasan Pesisir Universitas Bung Hatta Jl. Sumatera Ulak Karang Padang Abstrak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota yang
1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di satu atau sebagian wilayah
Lebih terperinciAPLIKASI SANITASI BERWAWASAN LINGKUNGAN SEBAGAI RENEWABLE GROUNDWATER UNTUK MEMBENTUK PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)
APLIKASI SANITASI BERWAWASAN LINGKUNGAN SEBAGAI RENEWABLE GROUNDWATER UNTUK MEMBENTUK PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Asep Kurnia Hidayat 1), Ai Sri Kosnayani 2) 1) Jurusan Teknik Sipil FT Unsil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketahanan pangan pada tingkat nasional, regional, maupun rumah tangga. Menurut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sasaran pembangunan pangan dalam GBHN 1999 adalah terwujudnya ketahanan pangan pada tingkat nasional, regional, maupun rumah tangga. Menurut Undang-Undang No. 18 Tahun
Lebih terperinciRingkasan Studi EHRA Kabupaten Malang Tahun 2016
Ringkasan Studi EHRA Studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment) atau dapat juga disebut sebagai Studi Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan, merupakan sebuah studi partisipatif di tingkat Kabupaten/Kota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan. keluarga dengan melaksanakan pembangunan yang berwawasan kesehatan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga dengan melaksanakan pembangunan yang berwawasan kesehatan, memiliki tujuan untuk meningkatkan kesadaran,
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. n = z 2 α/2.p(1-p) = (1,96) 2. 0,15 (1-0,15) = 48,9 49 d 2 0,1 2
METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini desain population survey, yaitu dengan mensurvei sebagian dari populasi balita yang ada di lokasi penelitian selama periode waktu tertentu.
Lebih terperinciPENYULUHAN DAN PRAKTIK PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT) DALAM MEWUJUDKAN MASYARAKAT DESA PEDULI SEHAT
Seri Pengabdian Masyarakat 2013 ISSN: 2089-3086 Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan Volume 2 No. 1, Januari 2013 Halaman 45-50 PENYULUHAN DAN PRAKTIK PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT) DALAM MEWUJUDKAN MASYARAKAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. laut Indonesia diperkirakan sebesar 5.8 juta km 2 dengan garis pantai terpanjang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Potensi perikanan laut Indonesia yang tersebar pada hampir semua bagian perairan laut Indonesia yang ada seperti pada perairan laut teritorial, perairan laut nusantara
Lebih terperinciKarakteristik sosial-ekonomi keluarga: Pendidikan Pekerjaan Pendapatan Besarnya keluarga. Pengetahuan, sikap, dan praktik ibu contoh.
22 Karakteristik sosial-ekonomi keluarga: Pendidikan Pekerjaan Pendapatan Besarnya keluarga Ketersediaan Pangan Pengetahuan, sikap, dan praktik ibu contoh Kondisi Lingkungan Pola Asuh Tingkat kepatuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat di Indonesia, hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya angka
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hingga saat ini penyakit Diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya angka kesakitan diare dari tahun
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah hasil dari proses pembelajaran dengan melibatkan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Definisi Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil dari proses pembelajaran dengan melibatkan indra penglihatan, pendengaran, penciuman dan pengecapkan (Setiawati,
Lebih terperinciPERBEDAAN POLA PANGAN HARAPAN DI PEDESAAN DAN PERKOTAAN KABUPATEN SUKOHARJO (Studi di Desa Banmati dan Kelurahan Jetis)
PERBEDAAN POLA PANGAN HARAPAN DI PEDESAAN DAN PERKOTAAN KABUPATEN SUKOHARJO (Studi di Desa Banmati dan Kelurahan Jetis) PENELITIAN Disusun Dan Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Menyelesaikan Studi
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI. Penelitian ini menggunakan desain studi Cross Sectional yang bertujuan
BAB 4 METODOLOGI 4.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi Cross Sectional yang bertujuan untuk melihat suatu gambaran fenomena kesehatan masyarakat pada satu titik point waktu tertentu.
Lebih terperinciANALISIS KORESPONDENSI UNTUK MENGETAHUI EFEKTIVITAS IKLAN PROVIDER TELEPON SELULER DI MEDIA TELEVISI
ANALISIS KORESPONDENSI UNTUK MENGETAHUI EFEKTIVITAS IKLAN PROVIDER TELEPON SELULER DI MEDIA TELEVISI Maya Evayani Gurning 1308 030 013 Dosen Pembimbing : Dra. Destri Susilaningrum, M.Si LATAR BELAKANG
Lebih terperinciPENANGGULANGAN GIZI BURUK MELALUI ANALISIS SIKAP DAN KEBIASAAN IBU DALAM PENGATURAN MAKANAN KELUARGA
Jurnal Gizi dan Pangan, 2011, 6(1): 84-89 Journal of Nutrition and Food, 2011, 6(1): 84-89 PENANGGULANGAN GIZI BURUK MELALUI ANALISIS SIKAP DAN KEBIASAAN IBU DALAM PENGATURAN MAKANAN KELUARGA (Preventing
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia masih memerlukan perhatian yang lebih terhadap persoalan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia masih memerlukan perhatian yang lebih terhadap persoalan pangan. Banyak kasus kurang gizi disebabkan karena rendahnya pemahaman pola konsumsi yang sehat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Derajat Kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain lingkungan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Derajat Kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan. Faktor lingkungan dan perilaku sangat mempengaruhi
Lebih terperinciVI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELUANG KERJA SUAMI DAN ISTRI DI LUAR SEKTOR PERIKANAN
VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELUANG KERJA SUAMI DAN ISTRI DI LUAR SEKTOR PERIKANAN Rumahtangga adalah basis unit kegiatan produksi dan konsumsi dimana anggota rumahtangga merupakan sumberdaya manusia
Lebih terperinciBAB V RELEVANSI DAN EFEKTIVITAS APBD
BAB V RELEVANSI DAN EFEKTIVITAS APBD 5.1. Evaluasi APBD Pendapatan Daerah yang tercermin dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) di Kota Solok diperoleh dari berbagai sumber, diantaranya berasal
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI KELUARGA UNTUK MELAKUKAN PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI DESA MANGUNHARJO JATIPURNO WONOGIRI
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI KELUARGA UNTUK MELAKUKAN PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI DESA MANGUNHARJO JATIPURNO WONOGIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Lebih terperinci