HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN ORISINALITAS KATA PENGANTAR ABSTRAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN ORISINALITAS KATA PENGANTAR ABSTRAK"

Transkripsi

1 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Penelitian Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Sistematika Penulisan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan teori Konsep produksi Faktor-faktor produksi Teori produksi Siklus kehidupan produk (Product Life Cycle) Perluasan produksi Skala ekonomi dan sifat produksi Industri Hubungan Antara Tenaga Kerja dengan Produksi Hubungan Antara Modal dengan Produksi Hipotesis Penelitan BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Lokasi Penelitian Objek Penelitian Identifikasi Variabel Definisi Operasional Variabel Jenis dan Sumber Data Jenis data Sumber data Metode Penentuan Populasi dan Sampel Populasi Sampel Penentuan Sampel Metode Pengumpulan Data Teknik Analisis Data... 43

2 3.9.1 Model Regresi Linear Berganda Uji Asumsi Klasik Uji Signifikansi Koefisien Regresi Menentukan Skala Ekonomi Menentukan Sifat Produksi BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian Topografi Kabupaten Klungkung Kondisi Ekonomi Kabupaten Klungkung Sejarah Kain Tenun Endek di Kabupaten Klungkung Karakteristik Responden Kelompok Jenis Kelamin Responden Kelompok Umur Responden Tingkat Pendidikan Formal Responden Deskripsi Variabel Pembahasan Penelitian Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Uji Asumsi Klasik Uji Signifikansi koefisien regresi Menentukan skala ekonomi kain tenun endek Menentukan sifat produksi kain tenun endek Pembahasan Pengaruh Tenaga Kerja dan Modal secara simultan terhadap industri Kain Tenun endek Kabupaten Klungkung Pengaruh Tenaga kerja dan modal secara parsial terhadap industri Kain Tenun Endek di Kabupaten Klungkung Skala ekonomi industri kain tenun di Kabupaten Klungkng BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Saran... 76

3 DAFTAR RUJUKAN LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR TABEL No. Tabel Halaman 1.1 Rekapitulasi Industri Rumah Tangga, Kecil dan Menengah Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Tahun Rekapitulasi Industri Kain Tenun Endek Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Berdasarkan Jumlah Unit Usaha, Tenaga Kerja, Nilai Investasi Tahun Jumlah Industri Kain Tenun Endek Menurut Kabupaten Klungkung Tahun Produksi dan Nilai Produksi Industri Kain Tenun di Kabupaten Klungkung Tahun Produktivitas Tenaga Kerja Industri Kain Tenun di Kabupaten Klungkung Tahun Jumlah Industri Kain Tenun Endek Se-Kabupaten Klungkung Tahun Jumlah Unit Usaha Kain Tenun Endek Berdasarkan Jenis Industri dan Kecamatan di Kabupaten Klungkung Tahun 2015 (Unit) Sampel Pengusaha Kain Tenun Endek di Kabupaten Klungkung Tahun 2016 Berdasarkan Jenis Industri (Unit) Karakteristik Responden Kelompok Jenis Kelamin Karakteristik Responden Kelompok Umur Karakteristik Responden Kelompok Pendidikan Formal Hasil Deskripsi Variabel Hasil Uji Analisis Skala Ekonomis Pada Industri Kain Tenun Endek

4 di Kabupaten Klungkung Hasil Uji Normalitas Perhitungan Tolerance dan Variance Inflation Factor Hasil Uji Heterokedastisitas dengan Uji Glejser Hasil Uji F... 66

5 DAFTAR GAMBAR No. Gambar Halaman 2.1 Tahapan Siklus Kehidupan Produk Hukum Kenaikan Produksi Lebih dari Sebanding terhadap Skala Hukum Kenaikan Produksi Sebanding terhadap Skala Hukum Kenaikan Produksi Kurang dari Sebanding terhadap Skala Daerah Penolakan dan Penerimaan Ho dengan uji F Daerah Penolakan dan Penerimaan H 0 dengan Uji t Untuk Variabel Tenaga Kerja (X 1 ) Daerah Penolakan dan Penerimaan H 0 dengan Uji t Untuk Variabel Modal (X 2 ) Daerah Pengujian Autokorelasi dengan uji Durbin Watson Daerah penerimaan dan penolakan Ho dengan uji F Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho untuk variabel tenaga kerja Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho untuk variabel modal... 71

6 DAFTAR LAMPIRAN No. Lampiran Hal 1 Kuisioner Tabulasi Data Penelitian Frequency Table Regression Tabel Uji F Tabel Uji t Tabel Durbin Watson (df)... 94

7 Judul : Analisis Efisiensi Skala Ekonomis Pada Industri Kain Tenun Endek di Kabupaten Klungkung Nama : Putu Eva Mastiana Putri NIM : Abstrak Pertumbuhan sektor-sektor ekonomi di Provinsi Bali sudah berkembang pesat, salah satunya pertumbuhan yang terjadi di sektor industri pengrajin kain tenun endek di Kabupaten Klungkung. Pertumbuhan sektor industri ditentukan oleh skala usaha atau skala produksi dari suatu perusahaan yang masuk dalam industri tersebut, dan biasanya semakin besar skala usaha atau skala produksinya cenderung akan menunjukkan tingkat efisiensi yang semakin baik. Tujuan penelitian (1) mengetahui pengaruh tenaga kerja dan modal, baik secara simultan maupun parsial terhadap industri kain tenun endek di Kabupaten Klungkung, (2) mengetahui skala ekonomis industri kain tenun endek di Kabupaten Klungkung, (3) mengetahui sifat produksi industri kain tenun endek di Kabupaten Klungkung. Penelitian dilakukan di Kabupaten Klungkung, meneliti industri kain tenun endek dengan populasi sebanyak 116 unit usaha yang tersebar di Kecamatan Nusa Penida, Klungkung, Banjar Angkan dan Dawan dengan teknik analisis regresi linier berganda. Sampel diambil sebanyak 54 diambil secara acak dengan menggunakan stratified random sampling. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan tenaga kerja dan modal berpengaruh signifikan secara simultan terhadap industri kain tenun endek. Tenaga kerja dan modal berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap kain tenun endek. Skala ekonomis industri kain tenun endek berada dalam kondisi decreasing return of scale. Produksi industri kain tenun endek di Kabupaten Klungkung bersifat padat karya. Disarankan dalam proses produksi mampu memperkerjakan orang yang tepat pada keahliannya dan memperhatikan modal yang digunakan dengan memperhatikan kepentingan jangka pendek dan jangka panjang secara bersamaan bisa terus ditingkatkan untuk mencapai titik efisien. Proporsi penggunaan tenaga kerja dan modal sebagai faktor produksi agar ditingkatkan secara bersamaan, dimana peningkatan output dan peningkatan input produksi dapat seimbang sehingga memperoleh keuntungan. Perlu adanya peningkatan kualitas tenaga kerja, salah satunya dengan melakukan berbagai pelatihan-pelatihan, khususnya untuk tenaga kerja yang masih muda dan belum memiliki pengalaman. Kata kunci : tenaga kerja, modal dan produksi industri, return to scale dan sifat produksi

8 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan pada hakikatnya merupakan suatu proses perubahan yang terus menerus melakukan perbaikan serta peningkatan menuju kearah tujuan yang ingin di capai. Indonesia salah satunya merupakan negara berkembang yang memiliki sasaran pembangunan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, mengejar pertumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan, serta pengentasan kemiskinan. Pembangunan di Indonesia pada saat ini menitikberatkan pada pembangunan di bidang ekonomi tanpa mengesampingkan bidang-bidang lainya. Usaha dalam mencapai tujuan tersebut di perlukan perjuangan dan peran aktif dari seluruh lapisan masyarakat (Jeffry, 2009). Memperhatikan hal ini diperlukan upaya seluruh partisipasi masyarakat dengan memanfaatkan semaksimal mungkin sumber daya yang ada sesuai dengan laju perkembangan pembangunan nasional yang bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera serta merata secara materiil dan spirituil berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka bersatu dan berkedaulatan rakyat dalam suasana yang aman, tentram, tertib dan dinamis (Agus, 2013). Usaha pemerintah terhadap pembangunan di bidang ekonomi telah dilakukan pembinaan dan pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM), usaha kecil dan menengah pada umumnya adalah usaha milik seseorang dan hanya mengandalkan modal sendiri dan juga sulitnya memperoleh pinjaman modal yang harus memenuhi persyaratan administratif dan teknis yang diminta oleh bank. Dari segi sumber daya manusia UKM juga memiliki keterbatasan yang umumnya adalah pendidikan yang rendah sehingga akan

9 berpengaruh pada perkkembangan usaha tersebut, yang terakhir adalah lemahnya jaringan usaha dan penetrasi pasar, hal ini terkait dengan pengelolaan dan juga pemasaran dari UKM yang masih terbatas sehingga masih kalah bersaing dengan industri besar yang sudah memiliki sistem jaringan dan pemasaran yang baik (Irwan. 2010). Pemerintah mengatakan usaha kecil dan menengah ini sudah jelas perlunya mendapatkan pembinaan dan pengembangan dalam sektor informal agar tetap berperan dalam mewujudkan perekonomian nasional yang semakin baik dan seimbang berdasarkan demokrasi ekonomi di Indonesia. Pemerintah telah mengupayakan perannya dalam peningkatan sumber daya manusia melalui pelatihan serta memberikan transfer pengetahuan tentang mengelola dunia usaha. Permodalan, dengan cara membantu akses permodalan. Distribusi/pemasaran, dengan memberikan bantuan informasi pasar, mengembangkan jaringan distribusi. Pembinaan dan pengembangan usaha kecil yang dilakukan dapat berupa pada bidang pemasaran, sumber daya manusia dan permodalan sampai saat ini rutin dilakukan oleh pemerintah pusat maupun daerah (Gerya, 2014). Keberadaan usaha kecil dan menengah (UKM) terbukti banyak memberikan kontribusi dalam pembangunan regional (Ratih, 2001). Penerapan kebijakan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal mendorong pemerintah daerah untuk mengembangkan usaha mikro kecil (Siregar, 2008). Sektor industri diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah perekonomian menuju kemajuan. Hal ini disebabkan karena sektor industri memiliki variasi produk yang sangat beragam dan mampu memberikan manfaat marginal yang tinggi kepada pemakainya. Program pembangunan yang dijalankan oleh pemerintah daerah saat ini salah satunya adalah menggalakan sektor industri (Irawan, 2010). Pertumbuhan sektor industri ini akan sangat dipengaruhi oleh skala usaha atau skala produksi dari suatu perusahaan yang masuk dalam industri tersebut, dan biasanya semakin besar skala usaha produksinya cenderung

10 akan menunjukan tingkat efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi atau input yang tinggi sehingga perusahaan akan berkembang lebih pesat (Chairul et al., 2013). Ardi (2005) menyatakan pembangunan ekonomi merupakan suatu proses untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat, oleh karena itu pelaksanaan pembangunan harus menjamin pembagian pendapatan yang merata bagi seluruh rakyat sesuai dengan sila ke lima Pancasila yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia yang sekaligus untuk mencegah adanya jurang antara si kaya dan si miskin. Perkembangan pembangunan daerah Bali merupakan salah satu bagian dari pembangunan nasional yang meliputi berbagai aspek kehidupan baik fisik maupun mental yang bertujuan untuk meningkatkan harkat, martabat serta memperkuat kepribadian dan jati diri masyarakat Bali lokal maupun nasional. Farok (2012) mengemukakan pembangunan sebagaimana dikonsepkan oleh para ahli ekonomi telah menciptakan perubahan penting dalam kehidupan suatu bangsa. Pembangunan telah mengantarkan negara-negara sedang berkembang memasuki tahapan modernisasi sebagai titik lompatan menuju kehidupan yang maju dan sejahtera, selanjutnya Priyonggo (2008) menyatakan hakekatnya pembangunan nasional merupakan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Salah satu indikator kemajuan pembangunan adalah pertumbuhan ekonomi (Soliha, 2008), maka untuk mencapai hal tersebut pemerintah dalam melaksanakan pembangunan akan semakin mengandalkan pada aktifitas dan peran aktif masyarakat itu sendiri agar terwujud masyarakat yang sejahtera. Pendapatan merupakan salah satu indikator untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat, sehingga pendapatan dapat mencerminkan kemajuan ekonomi suatu masyarakat (Arsyad, 1999:25).

11 Marius (2006) menyatakan bahwa perkembangan ekonomi khususnya sektor industri adalah salah satu kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam arti tingkat hidup yang lebih maju maupun taraf hidup yang lebih bermutu, sehinga diusahakan jika semakin besar kegiatan ekonomi khususnya sektor industri maka semakin luas lapangan kerja produktif bagi masyarakat. Irwan (2010) menyatakan, perkembangan saat ini yang terjadi di sektor industri, menjadikan sektor industri sebagai sektor yang diminati dan bisa berkembang dengan pesat apalagi dengan didukung oleh teknologi tepat guna yang juga terus mengalami perkembangan. Industri adalah usaha untuk memproduksi barang-barang jadi, dari bahan baku atau bahan mentah melalui suatu proses penggarapan dalam jumlah besar, sehingga barang-barang itu bisa diperoleh dengan harga satuan yang serendah mungkin tetapi tetap dengan mutu setinggi mungkin (Ardi, 2005). Jeffry (2009) menyatakan perkembangan sektor industri merupakan harapan pemerintah suatu wilayah, akan tetapi tidak dengan mengurangi kontribusi dari sektor-sektor ekonomi lainnya. Pemerintah berharap semua sektor bisa berkembang secara seimbang dan teknis mengalami perkembangan. Peran pemerintah pusat dan pemerintah daerah sangat di perlukan untuk meningkatkan sektor industri, peran pemerintah diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat. Mantra (2008:29) menyatakan industrialisasi merupakan salah satu jalan yang banyak ditempuh negara berkembang untuk memacu pertumbuhan ekonominya. Indonesia dalam hal ini Bali khsusunya termasuk dalam salah satu daerah yang menempuh jalan itu sehingga proses pembangunan di Indonesia mengalami transformasi struktural dari ekonomi yang berbasis pertanian menjadi ekonomi yang berbasis industri. Industrialisasi mulai berkembang di Indonesia sejak tahun 1966 dan pada dasawarsa 1980-an Indonesia mulai muncul sebagai kekuatan industri yang penting di antara negara

12 yang sedang berkembang. Stabilisasi dan liberalisasi ekonomi pada akhir dekade 1960-an terbukti merupakan starting point pembangunan ekonomi dan industri yang berkelanjutan (Ardi, 2005). Bali merupakan salah satu Provinsi di Indonesia yang memiliki sektor industri yang berkembang pesat diluar sektor industri migas yang tidak terlalu baik karena tidak memiliki sumber daya mineral yang banyak, sehingga pembangunan sektor industri di Bali diarahkan di bidang non migas (Mantra, 2008:112). Agus (2013) menyatakan pembangunan sektor industri di bidang non migas di Bali diarahkan pada pembangunanpembangunan industri rumah tangga kecil dan menengah. Pembangunan industri yang dimaksud tidak hanya industri besar dengan teknologi canggih saja, akan tetapi perkembangkan industri kecil dan rumah tangga yang kebanyakan berada di pedesaan. Industri kecil dan rumah tangga yang dimaksud adalah kain tenun, khususnya di daerah pedesaan, menyebabkan pengembangan dari industri kecil dan rumah tangga menjadi lebih efektif karena selain memperluas lapangan pekerjaan dan kesempatan usaha juga dapat mendorong pembangunan daerah dan pedesaan di Provinsi Bali (Mantra, 2008). Bali merupakan salah satu Provinsi di Indonesia yang memiliki sektor industri yang berkembang pesat, salah satunya adalah industri kain tenun endek di Kabupaten Klungkung. Kain endek mulai berkembang sejak abad XVIII. Meskipun kain endek telah ada sejak abad XVIII akan tetapi endek mulai berkembang pesat di Bali setelah masa kemerdekaan dengan keragaman motif yang dihasilkan lebih banyak menggambarkan flora, fauna, dan tokoh pewayangan yang sering muncul dalam mitologi-mitologi cerita Bali. Hampir seluruh Kabupaten dan Kota di Bali menghasilkan kain tenun endek, sehingga masing-masing daerah tersebut menghasilkan kain tenun endek dengan motif, corak, pewarnaan yang berbeda satu dengan yang lainnya. Perbedaan tersebut telah menyebabkan masing-masing Kabupaten/Kota di Bali menyebutnya dengan istilah yang

13 berbeda-beda, walaupun dapat dikatakan sama-sama kain endek, seperti kain endek buleleng, kain endek negara, kain endek karangasem dan kain endek klungkung yang diproduksi dengan cara menenun. Menenun merupakan sebuah proses pembelajaran yang mengandalkan ketrampilan tangan dan pengetahuan untuk mengolah bahan baku benang, serta pembuatan desain atau motif yang kemudian dijadikan selembar kain tenun endek (Suryawati. 2009). Aktivitas menenun ini masih tetap eksis dilakoni, dan merupakan mata pencaharian pokok bagi sebagaian masyarakat Kecamatan Klungkung. Jenis tenun yang dikembangkan adalah tenun ikat warna alami yang terdapat di desa Tegak, dan tenun songket di desa Gelgel. Kain tenun tradisional yang berkembang di lokasi tersebut ada dua macam, yaitu kain tenun ikat tradisional endek yang proses pembuatannya dengan menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) dimana kain di tenun dengan benang lungsi yang diproses secara manual dan membutuhkan waktu sebulan paling lama dan kain tenun songket dengan proses menenun secara tradisional alat tenun cagcag melalui proses perendaman kain terlebih dahulu, memasukan benang dalam buluh-buluh pada cagcag dilakukan selama dua hari sehingga membutuhkan waktu yang sangat lama dengan hasil kualitas kain endek yang lebih bagus. Kain tenun ikat endek dan kain tenun songket dengan pewarna alami khas kabupaten Klungkung memang merupakan bagian dari seni keindahan tenun ikat yang sudah terkenal sejak lama. Kain endek juga merupakan salah satu kain Bali yang kini amat populer di Indonesia. Kain ini ditenun dengan teknik ikat, suatu teknik tenun yang dikenal secara luas di seluruh Indonesia. Disamping berfungsi sebagai kain upacara keagamaan, kini kain endek mulai populer sebagai bahan kemeja nasional. Disamping kain tenun endek, kain songket juga amat populer dalam masyarakat Bali. Songket merupakan istilah teknik untuk menambahkan suatu pola pada suatu bahan dengan

14 mengisi benang tambahan. Benang tersebut dapat dimasukkan keseluruh bidang atau hanya menutupi bagian-bagian tertentu dari suatu kain. Pekerjaan menenun di dua lokasi yaitu di Banjar Tengah desa Tegak dan desa Gelgel Klungkung ini, telah dilakukan secara turun temurun dari nenek, ibu sampai pada anak dan cucunya. Perajin ini lebih berperanan terhadap pelestarian dan kelangsungan nilai budaya tradisional, lebih bersifat konservatif terhadap nilai warisan leluhur. Kabupaten Klungkung yang merupakan salah satu kota besar yang terkenal dengan berbagai industri rumahannya di Bali. Kabupaten Klungkung yang merupakan salah satu kota seni lengkap dengan warisan budayanya memiliki laju perkembangan industri kain tenun sebagai industri rumah tangga, kecil dan menengah mengalami pertumbuhan setiap tahunnya. Rekapitulasi industri rumah tangga kecil dan menengah di Provinsi Bali pada tahun 2015 yang disajikan pada Tabel 1.1 menunjukkan bahwa kabupaten Klungkung memiliki jumlah 398 usaha dengan tenaga kerja orang dimana nilai investasinya sebesar Rp dalam Tabel 1.1 juga menunjukkan bahwa Kabupaten Klungkung mengungguli Kabupaten Buleleng, walaupun Kabupaten Buleleng dalam hal ini memiliki jumlah usaha dan jumlah tenaga kerja lebih besar daripada kabupaten Klungkung, namun dalam nilai investasi kabupaten Klungkung unggul dengan selisih Rp dari kabupaten Buleleng, dan begitu juga dengan selisih nilai investasi dengan kabupaten Bangli, kabupaten Klungkung memiliki nilai investasi lebih unggul daripada kabupaten Bangli yang dapat dilihat melalui Tabel 1.1.

15 Tabel 1.1 Rekapitulasi Industri Rumah Tangga, Kecil dan Menengah Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Tahun 2015 No. Kabupaten Jumlah Usaha Tenaga Kerja Nilai Investasi (Unit) (orang) (Rp.000) 1. Badung Buleleng Bangli Denpasar Gianyar Jembrana Karangasem Klungkung Tabanan Provinsi Bali Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali, 2016 Perkembangan industri rumah tangga, kecil dan menengah di kabupaten Klungkung menjadikan kabupaten Klungkung sebagai satu-satunya kabupaten atau kota yang memiliki unit usaha di sektor industri rumah tangga, kecil dan menengah khususnya adalah industri kain tenun. Jumlah unit usaha, tenaga kerja, dan investasi menurut kabupaten atau kota di Provinsi Bali pada tahun 2015 terlihat dalam Tabel 1.2. Tabel 1.2 menunjukkan bahwa jumlah unit usaha di kabupaten Klungkung khususnya industri kain tenun endek sebanyak 116 unit usaha dengan jumlah tenaga kerja 539 orang serta nilai investasi sebesar Rp ,- dibandingkan dengan kabupaten/kota di Provinsi Bali pada tahun 2015 untuk Kabupaten Klungkung industri kain tenun mengalami perkembangan. Ini menandakan Kabupaten Klungkung sebagai satu-satunya yang memiliki usaha industri kain tenun terbesar dengan hasil yang terbaik dan berkualitas di Bali sehingga terkenal di mancanegara.

16 Tabel 1.2 Rekapitulasi Industri Kain Tenun Endek Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Berdasarkan Jumlah Unit Usaha, Tenaga Kerja, Nilai Investasi Tahun 2015 No. Kabupaten/Kota Jumlah Tenaga Kerja Nilai Investasi Unit Usaha (Orang) (Rp.000) 1. Jembrana Buleleng Tabanan Badung Gianyar Klungkung Karangasem Bangli Denpasar Provinsi Bali Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali, 2016 Perkembangan sektor industri di Kabupaten Klungkung berdampak pada besaran produksi yang dihasilkan, perkembangan industri kain tenun mengalami pertumbuhan yang pesat beberapa tahun belakangan ini. Industri kain tenun menjadi pilihan lain selain bidang pertanian di Kabupaten Klungkung. Jumlah unit usaha industri kain tenun berdasarkan kecamatan di Kabupaten Klungkung tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 1.3. Tabel 1.3 No Jumlah Industri Kain Tenun Endek menurut Kabupaten Klungkung Tahun 2015 Kecamatan Jumlah Unit (%) 1 Nusa Penida 15 12,9 2 Klungkung 48 41,4 3 Banjar Angkan 32 27,6 4 Dawan 21 18,1 Kab. Klungkung Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali, 2016 Tabel 1.3 menunjukkan bahwa pada tahun 2015 industri kain tenun endek telah menyebar di empat kecamatan di Kabupaten Klungkung. Data pada Tabel 1.3 menunjukkan bahwa Kecamatan Klungkung memiliki jumlah industri kain tenun endek yang lebih banyak dibandingkan dengan kecamatan yang lain. Jumlah industri kain tenun endek di Kecamatan Klungkung pada tahun 2015 sebanyak 48 industri dari 116 industri

17 kain tenun yang berada di Kabupaten Klungkung. Kecamatan Banjar Angkan berada diperingkat ke dua dengan jumlah industri kain tenun endek sebanyak 32 industri dari 116 industri kain tenun endek di Kabupaten Klungkung. Kecamatan Nusa Penida memiliki jumlah industri kain tenun endek paling sedikit yakni sebanyak 15 industri dari 116 industri kain tenun di Kabupaten Klungkung. Industri di pedesaan dikenal sebagai tambahan sumber pendapatan keluarga dan juga sebagai penunjang kegiatan pertanian yang merupakan mata pencahariaan pokok sebagian besar masyarakat pedesaan, pentingnya peran industri pedesaan yang demikian, perlu dilakukan pengembangan dalam usaha mengurangi tingkat kemiskinan di pedesaan atau dengan kata lain diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat pedesaan dengan asumsi dari (Michel, 2003) menyatakan dengan meningkatnya jumlah penduduk yang harus diikuti dengan pertambahan jumlah tenaga kerja di sektor industri, dimana sektor industri yang masih bertahan sampai sekarang cenderung semakin mengalami peningkatan, seperti industri kain endek merupakan salah satu kain Bali yang kini amat populer di Indonesia maupun mancanegara. Kain ini ditenun dengan teknik ikat, suatu teknik tenun yang dikenal secara luas di seluruh Indonesia. Disamping berfungsi sebagai kain upacara keagamaan, kini kain endek mulai populer sebagai bahan kemeja nasional. Kain songket juga amat populer dalam masyarakat Bali. Songket merupakan istilah teknik untuk menambahkan suatu pola pada suatu bahan dengan mengisi benang tambahan yaitu benang berwarna emas. Perkembangan nilai produksi kain tenun tergantung dari pada faktor-faktor yang digunakan dalam proses produksi. Dimana nilai produksi sangat dipengaruhi oleh jumlah tenaga kerja yang diserap dan modal yang digunakan oleh perusahaan itu sendiri. Pada Tabel 1.4 disajikan jumlah nilai produksi industri kain tenun di Kabupaten klungkung tahun

18 Tabel 1.4 Produksi dan Nilai Produksi Industri Kain Tenun di Kabupaten Klungkung Tahun No Tahun Produksi (Pcs) Nilai Produksi (Rp.000) Perkembangan (%) , , , , ,18 Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali, 2016 Tabel 1.4 menunjukkan jumlah produksi dan nilai produksi industri kain tenun di Kabupaten Klungkung terus mengalami peningkatan tiap tahunnya. Peningkatan jumlah produksi terjadi pada tahun 2015 menjadi pcs dan nilai produksi kain tenun tertinggi terjadi pada tahun 2013 dimana nilai produksi meningkat sebesar Rp dari tahun 2012, menjadi sebesar Rp Ini menunjukkan bahwa perkembangan produksi kain tenun endek di Kabupaten Klungkung terus mengalami peningkatan seiring dengan permintaan pasar yang mencapai Dunia Internasional saat ini seperti (Italia, Prancis, Asia, dll). Tenaga kerja adalah penentu laju pertumbuhan ekonomi suatu daerah, karena disamping akan mendorong kenaikan output secara signifikan, tenaga kerja yang berproduktivitas tinggi akan memberikan keuntungan bagi perusahaan. Setelah meningkatnya penyerapan tenaga kerja maka diharapkan terjadi peningkatan produksi yang kemudian akan mempengaruhi eksistensi kerajinan kain tenun di Kabupaten klungkung. Kenaikan produksi yang dicapai pada industri akan menambah penggunaan tenaga kerja dan berdampak terhadap produktivitas tenaga kerja. Jumlah tenaga kerja dan produktivitas tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 1.5.

19 Tabel 1.5 Produktivitas Tenaga Kerja Industri Kain Tenun di Kabupaten Klungkung Tahun No Tahun Produksi (pcs) Jumlah Tenaga Kerja (Orang) Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali, 2016 Produktivitas Tenaga Kerja (pcs) Tabel 1.5 menunjukkan bahwa jumlah tenaga kerja yang diserap oleh industri kain tenun di kabupaten Klungkung terus mengalami kenaikan tiap tahunnya. Peningkatan tenaga kerja ini tidak diiringi dengan produktivitas tenaga kerja setiap tahunnya. Dapat dijelaskan bahwa pada tahun 2015 dengan jumlah tenaga kerja tertinggi yaitu 539 orang namun pada produktivitas kerja mengalami penurunan terendah dari lima tahun terakhir yaitu pcs dalam tahun Hal ini menandakan tidak hanya tenaga kerja saja sebagai penunjang hasil produksi namun modal sebagai faktor yang terpenting dalam proses produksi dari pembelian bahan baku hingga proses penyelesaian terakhir. Perencanaan pembangunan ekonomi dalam bidang industri, salah satu cara yang digunakan adalah dengan memperhitungkan laju pertumbuhan (PDRB). PDRB adalah total nilai produksi barang dan jasa yang diproduksi di suatu wilayah (regional) tertentu dalam waktu tertentu biasanya dalam satu wilayah (khususnya Kabupaten Klungkung). Besar kecilnya angka PDRB suatu daerah dipengaruhi oleh tersedianya potensi sumber daya alam, tenaga kerja dan faktor-faktor produksi yang berhasil dimanfaatkan (Irwan, 2010). Sehingga dengan adanya berbagai keterbatasan dalam mengelola dan memanfaatkan faktor-faktor tersebut, menyebabkan besaran PDRB antara wilayah satu dengan lainnya sangat bervariasi. Seperti halnya dengan PDRB Kabupaten Klungkung

20 sebagai wilayah studi ini faktor tenaga kerja merupakan salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam kegiatan produksi. Peranan tenaga kerja akan semakin besar di dalam industri kecil yang bersifat umum, dimana ketelitian keterampilan dari pada karyawan yang menangani proses produksi mempunyai akibat langsung terhadap produksi yang dihasilkan (Ashyari 2005:55). Salah satunya adalah modal yang merupakan segala financial yang digunakan untuk awal proses produksi mulai dari bahan baku sampai gaji pegawai dll. Berdasarkan data awal yang diperoleh dari hasil wawancara dengan beberapa pengusaha kain tenun di Kabupaten Klungkung, diperoleh keterangan bahwa, modal para pengusaha kain tenun di Kabupaten Klungkung ini jumlahnya terbatas. Disisi lain jumlah permintaan kain tenun semakin meningkat pada akhir-akhir ini, Jadi pengusaha memiliki kemampuan berproduksi yang terbatas dilihat dari produksi yang tidak dapat memenuhi permintaan sesuai pesanan. Hal ini membuat para pengusaha terpaksa menerima pesanan dan bersusah payah untuk melobi pembeli demi kelangsungan produksi dan supaya produk tetap laku dipasaran. Untuk menutupi kekurangan modal akibat meningkatnya permintaan terpaksa pengusaha menunda pembayaran gaji pekerja untuk digunakan sebagai tambahan pembelian bahan baku (Gerya, 2014). Eksistensi industri kain tenun di Kabupaten Klungkung menghadapi banyak kendala yang hampir sama dengan yang dialami industri rumah tangga, kecil dan menengah lainnya dimana masalah utamanya adalah dalam kurangnya dari segi permodalan. Perkembangan industri kain tenun di Kabupaten Klungkung dengan modal kuat masih mendominasi dalam proses pemasaran dan proses produksi, persaingan usaha yang ketat, serta penggunaan tenaga kerja belum optimal, sangat berpengaruh terhadap kapasitas produksi. Dari permasalahan yang dijelaskan di atas, penelitian ini dilakukan

21 untuk mengevaluasi kinerja industri kain tenun, mengetahui skala ekonomis dan sifat produksi industri kain tenun di Kabupaten Klungkung. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan pokok permasalahan sebagai berikut. 1) Apakah tenaga kerja dan modal secara simultan berpengaruh signifikan terhadap produksi industri kain tenun endek di Kabupaten Klungkung? 2) Bagaimankah pengaruh tenaga kerja dan modal secara parsial terhadap produksi industri kain tenun endek di Kabupaten Klungkung? 3) Bagaimanakah skala ekonomi industri kain tenun endek di Kabupaten Klungkung? 4) Bagaimanakah sifat produksi industri kain tenun endek di Kabupaten Klungkung? 1.3 Tujuan penelitian Berdasarkan pada permasalahan yang ada, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah. 1) Untuk menganalisis pengaruh tenaga kerja dan modal secara simultan terhadap produksi industri kain tenun endek di Kabupaten Klungkung. 2) Untuk menganalisis pengaruh tenaga kerja dan modal secara parsial terhadap produksi industri kain tenun endek di Kabupaten Klungkung. 3) Untuk menganalisis skala ekonomi industri kain tenun endek di Kabupaten Klungkung. 4) Untuk menganalisis sifat produksi industri kain tenun endek di Kabupaten Klungkung.

22 1.4 Kegunaan penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain. 1) Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai pengaplikasian teori yang telah didapatkan selama menempuh pendidikan di perguruan tinggi terutama mengenai skala ekonomis dan pengusaha industri kerajinan kain tenun di Kabupaten Klungkung akibat adanya tenaga kerja dan modal usaha yang berbeda. 2) Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi kepada pengusaha industri kain tenun di Kabupaten Klungkung mengenai beberapa faktor tenaga kerja dan modal yang mendasari besar kecilnya hasil yang diterima pengusaha industri kain tenun sehingga diharapkan pemerintah maupun pihak yang terkait dapat mengambil kebijakan yang mampu menciptakan kesejahteraan masyarakat. 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi ini dibagi menjadi lima bab, yaitu sebagai berikut. Bab I Pendahuluan Bab ini menguraikan latar belakang masalah, tujuan dan kegunaan laporan, metode penulisan, serta sistematika penyajian. Bab II Kajian Pustaka Bab ini menguraikan teori yang mendukung pokok permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini, yaitu mengenai konsep produksi, siklus kehidupan produk, skala ekonomi, konsep industri.

23 Bab III Metode Penelitian Bab ini menguraikan mengenai objek penelitian, jenis data, metode penelitian serta teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini. Bab IV Pembahasan Bab ini menguraikan gambaran umum daerah penelitian dan pembahasan mengenai permasalahan dalam penelitian. Bab V Simpulan dan Saran Bab ini membahas mengenai simpulan yang diperoleh dari penyusunan skripsi dan saran yang dapat diberikan sehubungan dengan simpulan yang diperoleh.

BAB I PENDAHULUAN. Sektor industri merupakan penggerak perekonomian suatu Negara karena

BAB I PENDAHULUAN. Sektor industri merupakan penggerak perekonomian suatu Negara karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor industri merupakan penggerak perekonomian suatu Negara karena dapat memberikan kesempatan kerja yang luas dan nilai tambah terbesar sehingga mampu menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembagian pendapatan yang merata bagi seluruh rakyat sesuai dengan sila Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. pembagian pendapatan yang merata bagi seluruh rakyat sesuai dengan sila Pancasila BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pembangunan daerah Bali merupakan salah satu bagian dari pembangunan nasional yang meliputi berbagai aspek kehidupan baik fisik maupun mental yang

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN ORISINALITAS KATA PENGANTAR ABSTRAK

HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN ORISINALITAS KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL. i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang yang gencargencarnya melaksanakan pembangunan di segala bidang. Pembangunan nasional di Indonesia bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan masyarakat terutama masyarakat kecil dan masyarakat yang masih belum mampu untuk memenuhi kebutuhannya

Lebih terperinci

ANALISIS SKALA EKONOMIS PADA INDUSTRI KRIYA KAYU DI KABUPATEN BADUNG SKRIPSI

ANALISIS SKALA EKONOMIS PADA INDUSTRI KRIYA KAYU DI KABUPATEN BADUNG SKRIPSI ANALISIS SKALA EKONOMIS PADA INDUSTRI KRIYA KAYU DI KABUPATEN BADUNG SKRIPSI Oleh: Dewa Ayu Periadnyani NIM : 0815151013 PROGRAM EKSTENSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015 i

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan sektor-sektor ekonomi di Indonesia kini sudah semakin berkembang sangat pesat, terutama pertumbuhan di sektor industri.sektor industri diyakini

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci : Tenaga Kerja, Bahan baku, Modal, Poduksi dan Pendapatan

Abstrak. Kata kunci : Tenaga Kerja, Bahan baku, Modal, Poduksi dan Pendapatan Judul : Pengaruh Tenaga Kerja, Modal, Bahan baku, dan Produksi Pada Pendapatan Pengrajin Perak di Desa Kamasan Kecamatan Klungkung Kabupaten Klungkung Nama : Ni Putu Naomi Puspita Nata NIM : 1315151001

Lebih terperinci

Abstrak. Kata Kunci: tingkat upah, teknologi, produktivitas kerja, penyerapan tenaga kerja

Abstrak. Kata Kunci: tingkat upah, teknologi, produktivitas kerja, penyerapan tenaga kerja Judul : Pengaruh Tingkat Upah dan Teknologi Terhadap Produktivitas Kerja dan Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri Mebel Meja Kayu di Kota Denpasar Nama : Nashahta Ardhiaty Nurfiat NIM : 1306105077 Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan diberbagai daerah serta menciptakan kesempatan kerja. Sasaran

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan diberbagai daerah serta menciptakan kesempatan kerja. Sasaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan suatu wilayah adalah serangkaian kebijakan sebagai usaha meningkatkan taraf hidup masyarakat, untuk menciptakan keseimbangan pembangunan diberbagai daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari atau disebut masyarakat miskin dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari atau disebut masyarakat miskin dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan masyarakat terutama masyarakat kecil dan masyarakat yang masih belum mampu untuk memenuhi kebutuhannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesejahteraan masyarakat merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh setiap negara khususnya di Indonesia, banyak kebijaksanaan yang dibuat oleh pemerintah untuk pembangunan

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci: modal, tenaga kerja, lama usaha, jam kerja, dan pendapatan

Abstrak. Kata kunci: modal, tenaga kerja, lama usaha, jam kerja, dan pendapatan Judul : Pengaruh Modal, Tenaga Kerja, Lama Usaha, dan Jam Kerja Terhadap Pendapatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Denpasar Nama : I Gede Ariyuda Pratama NIM : 1306105026 Abstrak Program

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: non labor income, mutu sumber daya manusia, tingkat upah, lama menganggur, pengangguran terdidik

ABSTRAK. Kata kunci: non labor income, mutu sumber daya manusia, tingkat upah, lama menganggur, pengangguran terdidik Judul : Analisis Pengaruh Non Labor Income, Mutu Sumber Daya Manusia dan Tingkat Upah Terhadap Lama Menganggur Pengangguran Terdidik di Kota Denpasar Nama : Udur Yustince BR Situmorang NIM : 1206105040

Lebih terperinci

Abstrak. Kata Kunci :Curahan Jam Kerja, Umur, Pendidikan, Pendapatan Suami, Jumlah Tanggungan.

Abstrak. Kata Kunci :Curahan Jam Kerja, Umur, Pendidikan, Pendapatan Suami, Jumlah Tanggungan. Judul Nama : Pengaruh Umur, Tingkat Pendidikan, Pendapatan Suami, dan Jumlah Tanggungan Keluarga Terhadap Curahan Jam Kerja Pedagang Wanita di Pasar Kumbasari : Made Puspita Mega Swari NIM : 1306105063

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya sehari-hari dan meningkatkan perekonomian Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya sehari-hari dan meningkatkan perekonomian Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan masyarakat, terutama masyarakat kecil dan masyarakat yang belum mampu memenuhi kebutuhannya sehari-hari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini peningkatan kinerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini peningkatan kinerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini peningkatan kinerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) masih dilanda berbagai hambatan dan tantangan dalam menghadapi persaingan. Hambatan dan tantangan

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN...

HALAMAN PENGESAHAN... Judul : Pengaruh Pembiayaan Pemerintah Di Sektor Pendidikan Dan Kesehatan Terhadap Indeks Kualitas Manusia Serta Pertumbuhan Ekonomi Pada Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2011-2015 Nama : I Gede Komang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara maritim, dimana 70 persen dari luas wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara maritim, dimana 70 persen dari luas wilayah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar BelakangS Indonesia merupakan negara maritim, dimana 70 persen dari luas wilayah Indonesia terdiri dari wilayah lautan dan sebagian besar masyarakat pesisir bermata pencaharian

Lebih terperinci

Kata kunci: luas lahan, produksi, biaya usaha tani, pendapatan.

Kata kunci: luas lahan, produksi, biaya usaha tani, pendapatan. Judul : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Jeruk Pada Desa Gunung Bau Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli Nama : Anak Agung Irfan Alitawan NIM : 1306105136 Abstrak Sektor Pertanian merupakan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS iii KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL x DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN.. xiii

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia ( Sadono Sukirno, 1996:33). Pembangunan ekonomi daerah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia ( Sadono Sukirno, 1996:33). Pembangunan ekonomi daerah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi adalah suatu usaha untuk meningkatkan pendapatan perkapita dengan cara mengolah kekuatan ekonomi potensial menjadi ekonomi riil melalui

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN...

HALAMAN PENGESAHAN... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci: Tenaga Kerja, Modal, Bahan Baku, Produksi

Abstrak. Kata kunci: Tenaga Kerja, Modal, Bahan Baku, Produksi Judul : Analisis Pengaruh Tenaga Kerja, Modal dan Bahan Baku Terhadap Produksi Industri Kerajinan Patung Kayu di Kecamatan Tegallalang Kabupaten Gianyar Nama : I Made Agustina NIM : 1306105012 Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari usaha-usaha pembangunan, selain menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari usaha-usaha pembangunan, selain menciptakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari usaha-usaha pembangunan, selain menciptakan pertumbuhan GNP yang setinggi-tingginya dan penyediaan lapangan pekerjaan, juga menginginkan adanya

Lebih terperinci

Kata Kunci: PAD, Belanja Modal, DAU, IPM

Kata Kunci: PAD, Belanja Modal, DAU, IPM Judul : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Belanja Modal pada Indeks Pembangunan Manusia dengan Dana Alokasi Umum sebagai Variabel Pemoderasi Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Nama : Putu Milan Pradnyantari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat dimasa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang.

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat dimasa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan penduduk lanjut usia (lansia) diprediksikan akan meningkat cepat dimasa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang. Indonesia sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berdampak pada semakin meningkatnya angka pengangguran di Indonesia. Persoalan pengangguran dan kemiskinan merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. berdampak pada semakin meningkatnya angka pengangguran di Indonesia. Persoalan pengangguran dan kemiskinan merupakan salah satu I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai salah satu negara berkembang, Indonesia dihadapkan pada semakin majunya era teknologi dan ilmu pengetahuan yang semakin berkembang namun tidak dibarengi dengan

Lebih terperinci

Judul : Pengaruh Modal, Tenaga Kerja, Luas Lahan Dan Bantuan Pemerintah Terhadap Pendapatan Industri Rumah Tangga Pembuat Kembang Rampai

Judul : Pengaruh Modal, Tenaga Kerja, Luas Lahan Dan Bantuan Pemerintah Terhadap Pendapatan Industri Rumah Tangga Pembuat Kembang Rampai Judul : Pengaruh Modal, Tenaga Kerja, Luas Lahan Dan Bantuan Pemerintah Terhadap Pendapatan Industri Rumah Tangga Pembuat Kembang Rampai di Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung Nama : A.A. Ayusya Prabhandina

Lebih terperinci

Nama : I Gusti Ayu Made Oktavia Utami Dewi NIM : Abstrak

Nama : I Gusti Ayu Made Oktavia Utami Dewi NIM : Abstrak Judul :Analisis Pengaruh Sosial Ekonomi terhadap Tingkat Partisipasi Kerja Pedagang Perempuan di Kecamatan Bangli Kabupaten Bangli (Studi Kasus di Pasar Kidul Kecamatan Bangli) Nama : I Gusti Ayu Made

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Problema kemiskinan terus menjadi masalah besar sepanjang sejarah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Problema kemiskinan terus menjadi masalah besar sepanjang sejarah sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Problema kemiskinan terus menjadi masalah besar sepanjang sejarah sebuah negara. Dalam sebuah Negara, tidak ada persoalan yang lebih besar, selain persoalan

Lebih terperinci

metode penulisan, serta sistematika penyajian.

metode penulisan, serta sistematika penyajian. Bab ini menguraikan latar belakang masalah, tujuan dan kegunaan laporan, metode penulisan, serta sistematika penyajian. BAB II Kajian Pustaka Bab ini menguraikan teori yang mendukung pokok permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pula orang yang menganggur, maka semakin dirasakan pentingnya dunia wirausaha.

BAB I PENDAHULUAN. pula orang yang menganggur, maka semakin dirasakan pentingnya dunia wirausaha. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin maju suatu negara, semakin banyak orang yang terdidik, dan banyak pula orang yang menganggur, maka semakin dirasakan pentingnya dunia wirausaha. Pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu upaya untuk mencapai pertumbuhan kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara untuk mengembangkan kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator untuk menilai keberhasilan pembangunan

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN...

HALAMAN PENGESAHAN... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Sistematika Penulisan...

1.1 Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Sistematika Penulisan... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALISTAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

Kata Kunci: Modal, Tingkat Upah, Penyerapan Tenaga Kerja, Produksi DAFTAR ISI...

Kata Kunci: Modal, Tingkat Upah, Penyerapan Tenaga Kerja, Produksi DAFTAR ISI... Judul : Analisis Pengaruh Modal dan Tingkat Upah Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja dan Produksi Industri Kerajinan Patung Batu Padas Di Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar. Nama : Gede Herry Adie Perdana

Lebih terperinci

PENGARUH INVESTASI DAN KONSUMSI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI SUMATERA SELATAN PERIODE

PENGARUH INVESTASI DAN KONSUMSI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI SUMATERA SELATAN PERIODE PENGARUH INVESTASI DAN KONSUMSI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI SUMATERA SELATAN PERIODE 1995-2010 Fitri Suciani Jaka Pratama Tetiyeni Dwi Lestari ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Konsep Produksi 2.1.1.1 Pengertian Produksi Produksi adalah salah satu dari kegiatan ekonomi suatu perusahaan, sebab tanpa adanya proses produksi maka tidak

Lebih terperinci

I PUTU DANENDRA PUTRA NIM:

I PUTU DANENDRA PUTRA NIM: PENGARUH MODAL DAN TENAGA KERJA TERHADAP PENDAPATAN DENGAN LAMA USAHA SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA USAHA SEKTOR INFORMAL DI KECAMATAN ABIANSEMAL KABUPATEN BADUNG SKRIPSI Oleh: I PUTU DANENDRA PUTRA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu perhatian khusus terhadap pembangunan ekonomi. Perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. suatu perhatian khusus terhadap pembangunan ekonomi. Perekonomian suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam memperkuat suatu perekonomian agar dapat berkelanjutan perlu adanya suatu perhatian khusus terhadap pembangunan ekonomi. Perekonomian suatu negara sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu daerah dalam jangka panjang

BAB I PENDAHULUAN. kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu daerah dalam jangka panjang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang mengakibatkan kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu daerah dalam jangka panjang yang diikuti oleh

Lebih terperinci

Judul : Peran E-commerce Terhadap Penjualan Usaha pada Industri Pakain Jadi di Provinsi Bali Nama : I Gusti Ngurah Adi Setyawan Nim :

Judul : Peran E-commerce Terhadap Penjualan Usaha pada Industri Pakain Jadi di Provinsi Bali Nama : I Gusti Ngurah Adi Setyawan Nim : Judul : Peran E-commerce Terhadap Penjualan Usaha pada Industri Pakain Jadi di Provinsi Bali Nama : I Gusti Ngurah Adi Setyawan Nim : 1306105140 ABSTRAK Industri Pakaian Jadi di Provinsi Bali dikatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terkandung dalam analisis makro. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik

BAB I PENDAHULUAN. terkandung dalam analisis makro. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh suatu negara diukur dari perkembangan pendapatan nasional riil yang dicapai suatu negara/daerah ini terkandung

Lebih terperinci

ANALISIS SKALA EKONOMIS INDUSTRI ROTI DI KOTA DENPASAR

ANALISIS SKALA EKONOMIS INDUSTRI ROTI DI KOTA DENPASAR ANALISIS SKALA EKONOMIS INDUSTRI ROTI DI KOTA DENPASAR Oleh: A. A. Mas Yunita Wulandari NIM : 0806105089 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2012 1 ANALISIS SKALA EKONOMIS INDUSTRI ROTI DI KOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyempit membuat petani berpikir bekerja dibidang lain yaitu industri dan

BAB I PENDAHULUAN. menyempit membuat petani berpikir bekerja dibidang lain yaitu industri dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris, akan tetapi luas tanah yang semakin menyempit membuat petani berpikir bekerja dibidang lain yaitu industri dan kerajinan rumah tangga.

Lebih terperinci

Kata kunci: industri, modal, tenaga kerja, lama usaha, pendapatan.

Kata kunci: industri, modal, tenaga kerja, lama usaha, pendapatan. Judul : Pengaruh Modal, Tenaga Kerja dan Lama Usaha Terhadap Pendapatan Pengrajin Industri Kerajinan Anyaman di Desa Bona Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar Nama : Anak Agung Ratih Wulandari NIM : 1306105031

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu usaha untuk meningkatkan pembangunan ekonomi adalah pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. satu usaha untuk meningkatkan pembangunan ekonomi adalah pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara berkembang adalah untuk memperkuat perekonomian nasional, memperluas lapangan kerja, meningkatkan kesempatan kerja, pemerataan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional dan tercapai kesejahteraan masyarakat. Hal ini sejalan dengan pendapat

BAB I PENDAHULUAN. nasional dan tercapai kesejahteraan masyarakat. Hal ini sejalan dengan pendapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan suatu wilayah hakekatnya adalah serangkaian kebijakan sebagai usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan menciptakan pembangunan yang seimbang

Lebih terperinci

Kata Kunci : Modal, Jam Kerja, Pendidikan, Produksi, Pendapatan

Kata Kunci : Modal, Jam Kerja, Pendidikan, Produksi, Pendapatan Judul Nama : Pengaruh Modal, Jam Kerja, dan Pendidikan Terhadap Produksi Serta Pendapatan Pengerajin Dulang Fiber di Desa Bresela Kabupaten Gianyar : Ni Made Marsy Dwitasari NIM : 1306105119 Abstrak Provinsi

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN INDUSTRSI KECIL DI KABUPATEN GRESIK DAN KABUPATEN JOMBANG SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN INDUSTRSI KECIL DI KABUPATEN GRESIK DAN KABUPATEN JOMBANG SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN INDUSTRSI KECIL DI KABUPATEN GRESIK DAN KABUPATEN JOMBANG SKRIPSI Oleh : RUDYANSAH 0511010187 / FE / IE Kepada FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki keunggulan sebagai negara manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan menengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang akan mempercepat pemulihan ekonomi dan memperkuat ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang akan mempercepat pemulihan ekonomi dan memperkuat ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan salah satu bagian dari pembangunan nasional yang akan mempercepat pemulihan ekonomi dan memperkuat ekonomi berkelanjutan. Seluruh negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan usaha-usaha untuk meningkatkan taraf

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan usaha-usaha untuk meningkatkan taraf BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi merupakan usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup suatu bangsa yang seringkali diukur dengan tinggi rendahnya pendapatan riil per kapita.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. faktor terpenting bagi kehidupan manusia, karena memiliki tiga fungsi pokok yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. faktor terpenting bagi kehidupan manusia, karena memiliki tiga fungsi pokok yaitu : BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lingkungan hidup merupakan semua benda, daya, dan kondisi yang terdapat dalam suatu tempat atau ruang dimana manusia atau makluk hidup berada dan dapat memenuhi

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci : Struktur Pengendalian Intern, Independensi, Pengalaman Kerja, Tingkat Pendidikan dan Pelatihan Kerja

Abstrak. Kata kunci : Struktur Pengendalian Intern, Independensi, Pengalaman Kerja, Tingkat Pendidikan dan Pelatihan Kerja Judul : Pengaruh Independensi, Pengalaman Kerja, Tingkat Pendidikan Dan Pelatihan Kerja Pegawai Terhadap Efektivitas Struktur Pengendalian Intern Pemberian Kredit Pada Lembaga Perkreditan Desa Nama : Luh

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci: Kinerja Keuangan, Dana Alokasi Umum, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Belanja Modal.

Abstrak. Kata kunci: Kinerja Keuangan, Dana Alokasi Umum, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, Belanja Modal. Judul : Pengaruh Kinerja Keuangan, Dana Alokasi Umum (DAU), dan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) pada Alokasi Belanja Modal (Studi pada Kabupaten/Kota di Provinsi Bali) Nama : Ade Imron Rosadi NIM

Lebih terperinci

ABSTRAK. ketimpangan distribusi pendapatan, IPM, biaya infrastruktur, investasi, pertumbuhan ekonomi.

ABSTRAK. ketimpangan distribusi pendapatan, IPM, biaya infrastruktur, investasi, pertumbuhan ekonomi. Judul : Analisis Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Biaya Infrastruktur, dan Investasi Terhadap Ketimpangan Distribusi Pendapatan Melalui Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Bali Nama : Diah Pradnyadewi

Lebih terperinci

Kata Kunci : Kredit Usaha Rakyat (KUR), Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan

Kata Kunci : Kredit Usaha Rakyat (KUR), Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan Judul :Efektivitas Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung Nama : Daniel Kadju NIM : 1206105103 Abstrak Kredit Usaha Rakyat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan proses pembangunan yang. dilaksanakan oleh suatu daerah atau negara dalam rangka memakmurkan warga

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan proses pembangunan yang. dilaksanakan oleh suatu daerah atau negara dalam rangka memakmurkan warga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi merupakan proses pembangunan yang dilaksanakan oleh suatu daerah atau negara dalam rangka memakmurkan warga negara atau penduduk daerah

Lebih terperinci

Judul : Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur Operasional, dan Capital Adequacy Ratio

Judul : Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur Operasional, dan Capital Adequacy Ratio Judul : Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur Operasional, dan Capital Adequacy Ratio (CAR) Terhadap Kemampulabaan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kabupaten Gianyar Nama : A.A. Mirah Siswandari NIM : 1306305167

Lebih terperinci

E-Jurnal EP Unud, 3 [11] : ISSN:

E-Jurnal EP Unud, 3 [11] : ISSN: E-Jurnal EP Unud, 3 [11] : 485-491 ISSN: 2303-0178 ANALISIS SKALA EKONOMIS PADA INDUSTRI KAIN BATIK DI KOTA DENPASAR Rai Biomantara Martini Dewi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Lebih terperinci

PERANAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DALAM PEMBINAAN USAHA KERAJINAN KERIPIK TEMPE DI KABUPATEN NGAWI SKRIPSI

PERANAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DALAM PEMBINAAN USAHA KERAJINAN KERIPIK TEMPE DI KABUPATEN NGAWI SKRIPSI PERANAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DALAM PEMBINAAN USAHA KERAJINAN KERIPIK TEMPE DI KABUPATEN NGAWI SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. karena sebagian orang tua lebih memilih untuk mempekerjakan anaknya dari pada

BAB 1 PENDAHULUAN. karena sebagian orang tua lebih memilih untuk mempekerjakan anaknya dari pada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang yang masih memiliki masalah pengangguran dan kemiskinan. Telah banyak usaha yang dilakukan pemerintah untuk

Lebih terperinci

I PUTU BAYU SUPRISMA NIM

I PUTU BAYU SUPRISMA NIM PENGARUH PENGALAMAN KERJA, TINGKAT PENDIDIKAN DAN JAM KERJA TERHADAP PENDAPATAN PENGRAJIN INDUSTRI KERAJINAN BAMBU DI DESA KAYUBIHI, KECAMATAN BANGLI, KABUPATEN BANGLI Oleh : I PUTU BAYU SUPRISMA NIM :

Lebih terperinci

Kata Kunci: LPD, pertumbuhan laba, pertumbuhan aset.

Kata Kunci: LPD, pertumbuhan laba, pertumbuhan aset. Judul : Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Laba dan Dampaknya Terhadap Pertumbuhan Aset LPD di Kabupaten Gianyar Nama : Ni Made Jeny Lestari Dewi NIM : 1315351091 Abstrak Pertumbuhan

Lebih terperinci

Judul : Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengangguran, dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan di Provinsi Bali Nama : Ita Aristina NIM :

Judul : Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengangguran, dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan di Provinsi Bali Nama : Ita Aristina NIM : Judul : Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengangguran, dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan di Provinsi Bali Nama : Ita Aristina NIM : 1215151009 ABSTRAK Kemiskinan menjadi masalah besar di Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk Indonesia saat ini diperkirakan sekitar 1,2

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk Indonesia saat ini diperkirakan sekitar 1,2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertambahan penduduk Indonesia saat ini diperkirakan sekitar 1,2 persen dari jumlah penduduk atau sekitar 2,5 sampai 3 juta orang per tahun (Nehen, 2010:96).

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. industrialisasi dan pembangunan industri sebenarnya merupakan satu jalur

I. PENDAHULUAN. industrialisasi dan pembangunan industri sebenarnya merupakan satu jalur I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembangunan seringkali dikaitkan dengan proses industrialisasi. Proses industrialisasi dan pembangunan industri sebenarnya merupakan satu jalur kegiatan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci : kompetensi, kapabilitas, keunggulan kompetitif dan kinerja perusahaan.

Abstrak. Kata kunci : kompetensi, kapabilitas, keunggulan kompetitif dan kinerja perusahaan. Judul :Pengaruh Kompetensi Dan Kapabilitas Terhadap Keunggulan Kompetitif Dan Kinerja Perusahaan Pada Pondok Wisata (Villa) Di Kota Denpasar-Bali. Nama : I Putu Pratama Adiputra NIM : 1315251096 Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Melimpahnya sumber daya alam yang dimiliki oleh Indonesia menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Melimpahnya sumber daya alam yang dimiliki oleh Indonesia menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang yang kaya akan sumber daya, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusianya. Melimpahnya sumber daya alam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup pengaman perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja harus terus diusahakan agar standar kehidupan yang layak dapat

BAB I PENDAHULUAN. kerja harus terus diusahakan agar standar kehidupan yang layak dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penciptaan tenaga kerja yang produktif merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan oleh pemerintah saat ini. Peningkatan produktivitas tenaga kerja harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), jumlah penduduk Indonesia akan

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), jumlah penduduk Indonesia akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara berkembang seperti Indonesia memiliki laju pertumbuhan penduduk yang bertambah dengan pesat. Pertumbuhan penduduk Indonesia dari tahun ketahun semakin bertambah

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Anggaran, Budgetary Goal Characteristics, Self-Efficacy, Kinerja Manajerial. iii

ABSTRAK. Kata kunci: Anggaran, Budgetary Goal Characteristics, Self-Efficacy, Kinerja Manajerial. iii Judul : Pengaruh Budgetary Goal Characteristics pada Kinerja Manajerial dengan Self-Efficacy sebagai Variabel Moderasi (Studi empiris pada pemerintah Daerah Kabupaten Buleleng) Nama : Kadek Dias Prayoga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengarahkan pendapatan secara merata. Pembangunan dewasa ini tidak bisa lepas

BAB I PENDAHULUAN. mengarahkan pendapatan secara merata. Pembangunan dewasa ini tidak bisa lepas BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan serangkaian usaha yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja dan mengarahkan pendapatan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1999 yang disempurnakan dengan UU No. 12 Tahun 2008 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1999 yang disempurnakan dengan UU No. 12 Tahun 2008 tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dirubahnya sistem pemerintahan di Indonesia yang pada awalnya menganut sistem sentralisasi menjadi sistem desentralisasi atau dikenal dengan sebutan otonomi daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai upaya dirancang dan dilaksanakan oleh pemerintah daerah semata-sama

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai upaya dirancang dan dilaksanakan oleh pemerintah daerah semata-sama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu tujuan yang diharapkan oleh setiap daerah tidak terkecuali bagi kabupaten/kota yang ada di Provinsi Bali. Berbagai upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sampai tahun 2006, BPS memperkirakan hampir 17,4 persen dari total penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Sampai tahun 2006, BPS memperkirakan hampir 17,4 persen dari total penduduk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan menjadi permasalahan yang dihadapi oleh semua negara di dunia, lebih-lebih di negara yang sedang berkembang seperti halnya Indonesia. Sampai tahun

Lebih terperinci

: EFEKTIVITAS DAN DAMPAK PROGRAM SIMANTRI TERHADAP PENDAPATAN DAN KESEMPATAN KERJA RUMAH TANGGA PETANI DI KECAMATAN NUSA PENIDA KABUPATEN KLUNGKUNG

: EFEKTIVITAS DAN DAMPAK PROGRAM SIMANTRI TERHADAP PENDAPATAN DAN KESEMPATAN KERJA RUMAH TANGGA PETANI DI KECAMATAN NUSA PENIDA KABUPATEN KLUNGKUNG Judul : EFEKTIVITAS DAN DAMPAK PROGRAM SIMANTRI TERHADAP PENDAPATAN DAN KESEMPATAN KERJA RUMAH TANGGA PETANI DI KECAMATAN NUSA PENIDA KABUPATEN KLUNGKUNG Nama : Kadek Widiandita Bhuanaputra NIM : 1306105034

Lebih terperinci

PENGARUH PARIWISATA TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA SEKTOR PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN DI KABUPATEN BADUNG TAHUN

PENGARUH PARIWISATA TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA SEKTOR PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN DI KABUPATEN BADUNG TAHUN PENGARUH PARIWISATA TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA SEKTOR PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN DI KABUPATEN BADUNG TAHUN 1995-2007 Oleh : I KADEK MULIADHA DWI SAPUTRA 03.15.151.131 PROGRAM EKSTENSI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi dunia usaha termasuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) saat

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi dunia usaha termasuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) saat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aktivitas bisnis merupakan fenomena yang sangat kompleks karena mencakup berbagai bidang diantaranya hukum, ekonomi, dan politik. Perkembangan perekonomian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Judul : Pengaruh Pengendalian Intern Kredit, Likuiditas, dan Ukuran Perusahaan pada Kemampulabaan Lembaga Perkreditan Desa di Kota Denpasar Nama : Ni Wayan Jessy Janawati NIM : 1306305045 Abstrak Lembaga

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci: Evaluasi, Pemberdayaan, Efektivitas, Kesejahteraan

Abstrak. Kata kunci: Evaluasi, Pemberdayaan, Efektivitas, Kesejahteraan Judul : Evaluasi Pelaksanaan Program Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) Pada Gapoktan Di Kabupaten Tabanan : Studi Gapoktan Aseman III di Desa Megati. Nama : Gede Crisna Wijaya NIM : 1306105100

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN. viii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN. viii DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK... i ABSTRACT... KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1 1.2 Identifikasi

Lebih terperinci

ANALISIS SKALA EKONOMIS INDUSTRI KERAJINAN TAS KULIT DI KOTA DENPASAR SKRIPSI. Oleh : I GUSTI AGUNG BAGUS INDRA RAHADI NIM :

ANALISIS SKALA EKONOMIS INDUSTRI KERAJINAN TAS KULIT DI KOTA DENPASAR SKRIPSI. Oleh : I GUSTI AGUNG BAGUS INDRA RAHADI NIM : ANALISIS SKALA EKONOMIS INDUSTRI KERAJINAN TAS KULIT DI KOTA DENPASAR SKRIPSI Oleh : I GUSTI AGUNG BAGUS INDRA RAHADI NIM : 0806105033 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015 ANALISIS

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Hilman Budiman,2013

DAFTAR ISI Hilman Budiman,2013 DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Rumusan Masalah...

Lebih terperinci

: Analisis Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dalam Upaya Pelaksanaan Otonomi Daerah di Kabupaten Badung Bali. : Tyasani Taras NIM :

: Analisis Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dalam Upaya Pelaksanaan Otonomi Daerah di Kabupaten Badung Bali. : Tyasani Taras NIM : Judul Nama : Analisis Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dalam Upaya Pelaksanaan Otonomi Daerah di Kabupaten Badung Bali. : Tyasani Taras NIM : 1306205188 Abstrak Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil

BAB I PENDAHULUAN. dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan globalisasi ekonomi saat ini kian tak menentu dan sangat rentan dengan gejolak. Terutama akibat dari arus finansial global yang semakin tidak terkendali.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat kesejahteraan merupakan acuan utama yang mendeskripsikan

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat kesejahteraan merupakan acuan utama yang mendeskripsikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tingkat kesejahteraan merupakan acuan utama yang mendeskripsikan bagaimana sebuah negara berkembang. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu mistar pengukur yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 101 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini akan disimpulkan hasil penellitian yang telah dilakukan dalam penulisan skripsi yang berjudul Tenun Songket Palembang 1980-2000 (Kajian Sosial Budaya Tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Pembangunan telah mengantarkan negara-negara sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Pembangunan telah mengantarkan negara-negara sedang berkembang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Harus diakui bahwa pembangunan sebagaimana dikonsepsikan oleh para ahli ekonomi telah menciptakan perubahan penting dalam kehidupan suatu bangsa. Pembangunan

Lebih terperinci

PENGARUH MODAL, TENAGA KERJA DAN TEKNOLOGI TERHADAP PRODUKSI INDUSTRI KERAJINAN UKIRAN KAYU DI KECAMATAN UBUD. Ni Putu Sri Yuniartini

PENGARUH MODAL, TENAGA KERJA DAN TEKNOLOGI TERHADAP PRODUKSI INDUSTRI KERAJINAN UKIRAN KAYU DI KECAMATAN UBUD. Ni Putu Sri Yuniartini E-Jurnal EP Unud, 2 [2] : 95-101 ISSN: 2303-0178 PENGARUH MODAL, TENAGA KERJA DAN TEKNOLOGI TERHADAP PRODUKSI INDUSTRI KERAJINAN UKIRAN KAYU DI KECAMATAN UBUD Ni Putu Sri Yuniartini Jurusan Ekonomi Pembangunan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: kinerja individual, efektivitas penggunaan SIA, kepercayaan, kemampuan teknik personal, dukungan manajemen

ABSTRAK. Kata Kunci: kinerja individual, efektivitas penggunaan SIA, kepercayaan, kemampuan teknik personal, dukungan manajemen Judul : Pengaruh Efektivitas Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Teknologi Informasi, Kepercayaan, Kemampuan Teknik Personal dan Dukungan Manajemen Terhadap Kinerja Individual Pada Bank Perkreditan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR.. xi DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN PENGUSAHA BATIK TULIS DI DESA JETIS KECAMATAN SIDOARJO KABUPATEN SIDOARJO

PEMBERDAYAAN PENGUSAHA BATIK TULIS DI DESA JETIS KECAMATAN SIDOARJO KABUPATEN SIDOARJO PEMBERDAYAAN PENGUSAHA BATIK TULIS DI DESA JETIS KECAMATAN SIDOARJO KABUPATEN SIDOARJO SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN Veteran Jawa Timur OLEH

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR...... ABSTRAK...... DAFTAR ISI...... DAFTAR TABEL...... DAFTAR LAMPIRAN...... Halaman i ii iii iv vi vii ix

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan sesuai prioritas dan kebutuhan masing-masing daerah dengan

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan sesuai prioritas dan kebutuhan masing-masing daerah dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi Indonesia sangat tergantung pada pembangunan ekonomi daerah. Pembangunan daerah dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan sesuai prioritas dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, kebutuhan teknologi komputer sangat dibutuhkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, kebutuhan teknologi komputer sangat dibutuhkan oleh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pada era globalisasi ini, kebutuhan teknologi komputer sangat dibutuhkan oleh manusia. Hal ini berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan, yang biasanya selalu dilakukan

Lebih terperinci