Kata Kunci: Modal, Tingkat Upah, Penyerapan Tenaga Kerja, Produksi DAFTAR ISI...

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kata Kunci: Modal, Tingkat Upah, Penyerapan Tenaga Kerja, Produksi DAFTAR ISI..."

Transkripsi

1 Judul : Analisis Pengaruh Modal dan Tingkat Upah Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja dan Produksi Industri Kerajinan Patung Batu Padas Di Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar. Nama : Gede Herry Adie Perdana NIM : Abstrak Industri kerajinan memiliki peran yang sangat penting di Provinsi Bali umumnya dan di Kabupaten Gianyar khususnya dalam menyediakan kesempatan kerja bagi masyarakat. Perkembangan industri kerajinan akan dapat menurunkan tingkat pengangguran karena menyerap tenaga kerja dan menurunkan kemiskinan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis 1) pengaruh langsung modal dan tingkat upah terhadap penyerapan tenaga kerja, 2) pengaruh langsung modal, tingkat upah dan penyerapan tenaga kerja terhadap produksi, 3) pengaruh modal dan tingkat upah terhadap produksi secara tidak langsung melalui penyerapan tenaga kerja pada industi kerajinan patung batu padas di Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Gianyar dengan responden pengusaha industri kerajinan patung batu padas yang meliputi Kecamatan Sukawati. Obyek pada penelitian ini meliputi modal, tingkat upah, penyerapan tenaga kerja dan produksi. Sampel pada penelitian ini berjumlah 48 responden. Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini antara lain observasi, wawancara dan wawancara mendalam. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis jalur/path analisis dan uji sobel untuk menganalisis pengaruh tidak langsung melalui variabel intervening. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan bahwa modal dan tingkat upah berpengaruh secara langsung dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja industri kerajinan patung batu padas. Variabel modal, tingkat upah dan penyerapan tenaga kerja berpengaruh secara langsung dan signifikan terhadap produksi industri kerajinan patung batu padas di Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar. Variabel penyerapan tenaga kerja merupakan variabel mediasi antara variabel modal dan tingkat upah terhadap produksi. Saran dari penelitian ini peran pemerintah dalam memberikan kemudahan dalam permodalan sehingga memeberikan peluang kesempatan kerja dapat ditingkatkan dan mengurangi jumlah pengangguran. ii

2 Kata Kunci: Modal, Tingkat Upah, Penyerapan Tenaga Kerja, Produksi DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv v vii ix xi xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Penelitian Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Sistematika Penelitian BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep Konsep Industri Pengertian Kerajinan Konsep Tenaga Kerja dan Penyerapan Tenaga Kerja iii

3 Konsep Tenaga Kerja Konsep Penyerapan Tenaga Kerja Konsep Modal Konsep tingkat Upah Teori Produksi Hubungan antara Modal dan Produksi Hubungan antara Tingkat Upah dan Produksi Hubungan antara Modal dan Penyerapan Tenaga Kerja Hubungan antara Tingkat Upah dan Penyerapan Tenaga Kerja Hubungan antara Penyerapan Tenaga Kerja dan Produksi Hipotesis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Lokasi atau Ruang Lingkup Wilayah Penelitian Objek Penelitian Identifikasi Variabel Definisi Operasional Variabel Jenis dan Sumber Data Jenis Data Sifatnya Sumber Data Menurut Sumbernya Populasi, Sampel, dan Metode Penentuan Sampel Metode Pengumpulan Data Teknik Analisis Data Pengaruh Langsung Pengaruh Tidak Langsung Pengujian Hipotesis Antar Variabel Penelitian Pengujian Pengaruh Langsung Uji Sobel iv

4 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian Deskripsi Hasil Penelitian Karakteristik Responden Umur Responden Tingkat Pendidikan Jenis Kelamin Responden Modal Tingkat Upah Penyerapan Tenaga Kerja Produksi Pembahasan Hasil Penelitian Evaluasi Terhadap Validitas Model Nilai Kekeliruan Taksiran Estandar Nilai Koefisien Determinasi Total Pengujian Hipotesis Langsung Pengaruh Langsung Pengaruh Tidak Langsung Pembahasan hasil analisis data BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Saran-Saran DAFTAR RUJUKAN LAMPIRAN-LAMPIRAN v

5 DAFTAR TABEL No. Tabel Halaman 1.1 Distribusi Presentase PDRB Provinsi Bali Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha Tahun (%) Distribusi Presentase PDRB Kabupaten Gianyar Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha Tahun Jumlah Tenaga Kerja Industri Kerajinan Patung Batu Padas Di Kabupaten Gianyar Tahun Jumlah Industri Kerajinan Patung Batu Padas Se-Kabupaten Gianyar Tahun Jumlah Responden Industri Kerajinan Patung Batu Padas di Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar Berdasarkan Kelompok Umur Jumlah Responden Industri Kerajinan Patung Batu Padas di Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar Berdasarkan vi

6 Tingkat Pendidikan Jumlah Responden Industri Kerajinan Patung Batu Padas di Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar Berdasarkan Jenis Kelamin Jumlah Responden Industri Kerajinan Patung Batu Padas di Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar Berdasarkan Modal Jumlah Responden Industri Kerajinan Patung Batu Padas di Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar Berdasarkan Tingkat Upah Jumlah Responden Industri Kerajinan Patung Batu Padas di Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar Berdasarkan Penyerapan Tenaga Kerja Jumlah Responden Industri Kerajinan Patung Batu Padas di Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar Berdasarkan Produksi Ringkasan Jalur Koefisien Ringkasan Pengaruh Langsung, Pengaruh Tidak Langsung Dan Total Pengaruh Antar Variabel Penelitian vii

7 viii

8 DAFTAR GAMBAR No. Gambar Halaman 3.1 Model Analisis Jalur (path analysis) Diagram Hasil Analisis Jalur Penelitian ix

9 DAFTAR LAMPIRAN No. Lampiran Halaman 1. Kuesioner Penelitian Data Responden Penelitian x

10 3. Tabel Tabulasi Data Responden Hasil Uji Persamaan Struktural Hasil Uji Persamaan Struktural xi

11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan serangkain usaha yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas kesempatan kerja dan mengarahkan pembagian pendapatan secara merata. Dalam pembangunan ekonomi di Indonesia, kesempatan kerja masih menjadi masalah utama yang ada di Negara kita. Ketidak seimbangan antara pertumbuhan angkatan kerja dan perluasan penciptaan lapangan kerja akan menyebabkan peningkatan pengangguran yang ada di Indonesia. Apabila meningkatnya tingkat pengangguran akan menyebabkan pemborosan sumber daya dan potensi angkatan kerja yang ada, meningkatnya beban masyarakat merupakan sumber utama kemiskinan dan mendorong terjadinya peningkatan keresahan sosial, serta menghambat pembangunan ekonomi dalam jangka panjang (Depnakertrans, 2004). Dalam usaha percepatan pembangunan ekonomi, industrialisasi merupakan salah satu strategi yang dilakukan oleh pemerintah. Sektor industri sangat memberikan pengaruh yang banyak dalam memberikan sumbangan pada Produk Domestik Bruto (PDB) dan memberikan peluang kerja yang banyak bagi masyarakat di Indonesia. Sektor industri berasal dari berbagai input misalnya sektor industri maupun sektor pendukung lainnya. Keterkaitan antara sektor satu dengan sektor lainnya akan mempercepat pertumbuhan ekonomi (Purnomo, 2008:139). Pengembangan dalam sektor industri akan dapat menunjang pertumbuhan ekonomi dalam penyelesaian masalah pengentasan pengangguran. Industri kecil merupakan komponen utama pada pengembangan ekonomi lokal di pedesaan karena industri kecil termasuk sektor informal yang mudah dimasuki oleh tenaga kerja karena tidak memerlukan persyaratan khusus dalam penerimaan masuk kerja seperti pendidikan tinggi. Beralihnya masyarakat ke sektor ini akan 12

12 mengindikasikan terjadinya pergeseran pola ekonomi dari sektor formal menuju sektor informal untuk menyesuaikan adanya transisi ekonomi menurut Chen et al (Dalam Ningsih, 2014:2). Industri kecil memiliki peranan yang sangat penting bagi kegiatan ekonomi nasional, misalnya penciptaan kesempatan kerja, meningkatkan nilai tambah, mempercepat distribusi pendapatan, mendorong pertumbuhan ekonomi dan menjaga stabilitas nasional (Backe, 2008:247).Indonesia memilki berbagai macam industri, salah satunya industri kerajinan. Industri kerajinan merupakan perpaduan antara ketrampilan tangan dengan nilai-nilai seni serta keindahan, merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kebudayaan Indonesia. Industri kerajinan dapat dikembangkan sebagai komoditas penting yang mampu bersaing di level internasional menurut Uzliawati (Dalam Deviana 2014:813). Provinsi Bali adalah salah satu provinsi di Indonesia yang mempuyai sektor industri yang berkembang sangat pesat. Karakteristik perekonomian Provinsi Bali sangat spesifik bila dibandingkan dengan provinsi lainnya di Indonesia, dengan mengandalkan kepada pesona alam, seni, budaya dan adat istiadat yang sudah terkenal di mancanegara.faktor-faktor tersebut dapat meningkatkan pendapatan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gianyar. Provinsi Bali masih berkembang dengan sektor industri pengolahan tanpa migas dan masih berbasis sektor industri pengolahan tanpa migas, yaitu pada industri kecil dan menengah. Ini terjadi karena Provinsi Bali masih belum memiliki faktor-faktor yang mendukung industri untuk berkembang. Pembangunan sektor industri di Kabupaten Gianyar diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat. Sektor industri di daerah Kabupaten Gianyar sangat berpotensi untuk dikembangkan karena mempunyai sumber daya alam lokal yang memadai untuk mendukung proses industri dan kreativitas anak anak lokal untuk menciptakan suatu karya seni yang dinikmati banyak orang. Selain karya seni bidang kerajinan pun bisa diciptakan 13

13 oleh masyarakat lokal dengan ini kontribusi sektor industri cukup memberikan peningkatan pada kesejahteraan masyarakat serta mendukung program pembangunan daerah. Tabel 1.1 Distribusi Presentase PDRB Provinsi Bali Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha Tahun (%) Lapangan Usaha 2010 (%) 2011 (%) 2012 (%) 2013 (%) 2014 (%) Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi

14 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan Jasa jasa Produk Domestik Regional Bruto Sumber :BPS Provinsi Bali, 2016 Tabel 1.1 menunjukkan kontribusi sektor-sektor ekonomi terhadap PDRB Provinsi Bali pada tahun 2010 hingga Untuk sektor perdagangan, Hotel dan Restoran memiliki kontribusinya terhadap PDRB pada tahun 2010 sebesar 27,82 persen, mengalami penurunan pada tahun 2011 sebesar 27,78 persen dan mengalami peningkatan pada tahun 2014 sebesar 28,27 persen. Kontribusi sektor pertanian, kehutanan dan perikanan memiliki kontribusi terhadap PDRB di peringkat kedua dengan presentase pada tahun 2010 sebesar 17,17 persen, kemudian mengalami penurunan pada tahun 2012 sebesar 15,87 persen dan mengalami penurunan kembali pada tahun 2013 dan 2014 sebesar 15,20 dan 14,91 persen. Kontribusi industri pengolahan di Bali sebagai salah satu kawasan industri kreastif justru menunjukan pertumbuhan sektor industri yang menurun yang bisa kita lihat dalam tabel dalam jangka waktu lima tahun terakhir. Pada tahun 2010 kontribusi sektor industri pengolahan sebesar 7,00 persen, mengalami penurunan pada tahun 2013 kontribusinya terhadap PDRB sebesar 6,63 persen sedangkan untuk tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 6,76. Dalam hal ini penurunan dari tahun sebelumnya menunjukan bahwa pengembangan industri di Bali belum mampu memberikan kontribusi terhadap PDRB melalui sektor industri. Tabel 1.2 Distribusi Presentase PDRB Kabupaten Gianyar Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha Tahun (%) Lapangan Usaha 2010 (%) 2011 (%) 2012 (%) 2013 (%) 2014 (%) 15

15 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian 15,25 14,58 14,17 13,50 13,11 1,85 1,93 2,08 2,10 1,96 Industri Pengolahan 13,06 12,29 12,01 12,28 12,56 Listrik, Gas dan Air Bersih 0,28 0,27 0,28 0,27 0,26 Bangunan 16,24 16,25 17,47 17,42 16,95 Perdagangan, Hotel& Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 27,74 27,81 27,70 28,00 28,05 8,15 8,32 8,36 8,31 8,35 6,66 7,66 7,23 6,87 7,11 Jasa Jasa 10,78 10,88 10,72 11,24 11,62 Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber :BPS Kabupaten Gianyar, 2016 Tabel 1.2 menunjukan distribusi PDRB Kabupaten Gianyar berdasarkan harga konstan pada tahun Pada sektor industri pengolahan, Kabupaten Gianyar merupakan sektor yang dominan dalam hal sentra produksi seperti kerajinan tangan, ukiran, perak dan lain-lain (BPS,2016). Kontribusi industri pengolahan di Kabupaten Gianyar masih bersifat berfluktuatif dari tahun Kontribusi pada tahun 2010 sebesar 13,06 persen lebih tinggi dibandingkan kontribusi pada tahun 2014 sebesar 12,56 persen. Sedangkan untuk sektor pertanian, kehutanan dan perikanan kontribusina terhadap PDRB lebih besar apabila dibandingkan dengan sektor industri pengolahan. Pada tahun 2010 sebesar 15,25 persen kemudian menurun pada tahun 2011 sebesar 14,58 persen dam untuk tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 14,17 persen, dan kontribusi terendah pada tahun 2014 yaitu sebesar 13,11 persen. 16

16 Industri patung batu padas adalah industri yang menggunakan bahan baku utamanya adalah batu padas dan diolah, bahan bahan ini yang digunakan oleh pengerajin sebagai bahan dasar dalam pembuatan patung batu padas. Di tangan pengerajin yang mempunyai keahlian maka akan dikombinasikan menjadi berbagai bentuk petung batu padas dan semenarik mungkin untuk diproduksi. Dalam pencapaian hasil hasil yang akan memuaskan suatu barang, perusahaan harus mampu mengalokasikan faktor produksi sedemikian rupa, apabila itu terjadi maka hasil yang tinggi dapat dicapai oleh perusahaan. Secara umum, permasalahan yang dihadapi oleh pengusaha industri kerajinan adalah minimnya modal tenaga kerja, sumber daya manusia dengan kualitas yang baik, kesulitan dalam pemenuhan bahan baku untuk menciptakan produksi patung dalam memasarakan hasil produksi patung batu padas. Permasalahan ini masih ditemukan dalam industri kerajinan patung batu padas di Kecamatan Sukawati. Permasalahan yang bersifat internal dan eksternal masih juga dapat ditemui dalam menjalankan industri kerajinan patung batu padas di Kecamatan Sukawati, yang bersifat internal seperti rendanya tingkat pendidikan dan keterbatasan dalam modal kerja sedangkan dalam permasalahan eksternal yang sering dihadapi oleh pengerajin patung batu adas yaitu persaingan yang sangat ketat antara pengusaha industri kerajinan patung batu padas lainnya. Modal dikatakan sebagai faktor penyerapan tenaga kerja industri tersebut. Menurut Haryani (Dalam Ningsih, 2014:9) menjelaskan bahwa pada suatu industri, dengan asumsi faktor-faktor produksi yang lain konstan, maka sebagian besar modal yang ditanamkan maka permintaan tenaga kerjanya juga akan semakin besar. Dalam pembuatan batu padas memerlukan modal yang sangat besar karena untuk memenuhi bahan baku yang diperlukan dalam pembuatan kerajinan patung batu padas, karena industri patung batu padas sangat bergantung pada adanya bahan baku. Menurut Edy Safni Rosa dan Suharmiati (2008:41) proses produksi bisa berlangsung dengan cara berkesinambungan apabila kebutuhan akan bahan baku 17

17 untuk pelaksanaan proses produksi dapat terpenuhi. Untuk memenuhi kebutuhan akan bahan baku maka diperlukan suatu sistem dalam perencanaan kebutuhan persediaan bahan baku dan pengendalian persediaan bahan baku. Menurut Nusa Muktiadji dan Lukman Hidayat (2006:115) bahan baku adalah faktor utama dalam menunjang kelancaran proses produksi. Kelancaran proses produksi dengan adanya dukungan pengendalian dari persediaan bahan baku yang sangat memadai akan menghasilkan barang yang siap diolah pada waktu yang tepat dan sesuai dengan rencana produksi. Maka dari itu modal sangat diperlukan dalam pemenuhan bahan baku untuk industri patung batu padas, karena bahan baku kerajinan patung batu padas tidak hanya diperoleh dari Provinsi Bali, melainkan juga mengambil dari luar Provinsi Bali. Hal tersebut menyebabkan dibutuhkannya modal yang lebih banyak agar dapat memenuhi kebutuhan bahan baku pada industri kerajinan patung batu padas. Teori ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Adrianto (2013) menyatakan bahwa modal berpengaruh negatif terhadap penyerapan tenaga kerja. Hal ini dikarenakan modal cenderung menambah bahan baku dan intensif kepada tenaga kerja. Menurut Divianto (2014) modal mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan karena memiliki peranan penting dalam meningkatkan hasil produksi Tabel 1.3 Jumlah Tenaga Kerja Industri Kerajinan Patung Batu Padas di Kabupaten Gianyar Tahun No Tahun Jumlah Tenaga Kerja (Orang) Sumber :Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali,

18 Tabel 1.3 menunjukkan bahwa industri kerajinan patung batu padas di Kabupaten Gianyar sangat berpengaruh dalam peyerapan tenaga kerja. Dilihat dari tahun jumlah tenaga kerja dalam industri kerajinan patung batu padas mengalami peningkatan setiap tahunnya yang dimana pada tahun 2014 mengalami peningkatan sebanyak 25,8 persen atau 395 pekerja angka ini tertinggi dari tahun-tahun sebelumnya. Menurut Simanjuntak (1990:69) tenaga kerja yang digunakan berupa orang yang mampu bekerja untuk memberikan jasa/usaha dan mampu dalam melakukan kegiatan yang menghasilkan nilai ekonomis yaitu kegiatan yang menghasilkan barang/jasa untuk memenuhi kebutuhan. Industri batu padas memerlukan tenaga kerja yang mempunyai keterampilan dalam pembuatan karya seni patung batu padas. Hal tersebut dikarenakan proses pembuatan patung batu padas yang memerlukan skill khusus, sedangkan produksi dari patung batu padas harus ditingkatkan akan tetapi dengan kurangnya tenaga kerja maka penyerapan tenaga kerja yang banyak pada industri kerajinan patung batu padas sangat diperlukan untuk meningkatkan hasil produksi dari usaha patung batu padas. Penyerapan tenaga kerja yang banyak akan dapat mengatasi masalah kesenjangan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Tingginya persaingan bisnis dalam usaha industri kerajinan patung batu padas harus membuat perusahaan meningkatkan hasil usaha mereka, agar meningkatkan penjualan untuk perusahaan. Salah satunya dengan sistem upah, apabila sistem upah dilakukan dengan baik, adil dan kompetitif kepada karyawan maka dengan otomatis akan menarik minat pekerja yang potensial untuk bekerja di perusahaan selain itu upah adil, baik dan kompetitif juga akan memotivasi pekerja untuk meningkatkan kinerja mereka dalam hal bekerja menciptakan kerajinan patung batu padas. Apabila ini dilakukan maka perusahaan akan mempunyai hasil dari produksi yang baik dan menghasilkan produk dengan harga yang kompetitif agar bisa bersaing di pasar. Semakin tinggi tingkat upah maka akan memperkecil penyerapan tenaga 19

19 kerja oleh industri yang terkait dengan efisiensi biaya (Umar,2010). Artinya saat terjadi kenaikan tingkat upah maka penyerapan tenaga kerja dalam suatu industri juga akan mengalami penurunan. Kegiatan produksi sangat membutuhkan alat atau benda untuk mewujudkan dan melaksanakan kegiatan produksi suatu barang. Kegiatan produksi membutuhkan tempat untuk produksi, peralatan produksi dan tenaga kerja untuk melakukan produksi. Faktor produksi dalam proses produksi seperti benda-benda atau alat-alat yang mendukung terselenggaranya proses produksi, dengan kata lain faktor produksi adalah setiap benda atau alat yang digunakan untuk menciptakan, menghasilkan benda atau jasa. Untuk lebih terarahnya kajian ini, maka dalam penelitian ini kajian yang digunakan terhadap produksi yang diduga oleh faktor-faktor seperti modal, tingkat upah dan tenaga kerja, karena sangat memegang peranan penting dalam proses produksi, dimana modal adalah kekayaan yang dimiliki untuk dipakai sebagai proses melancarkan produksi, tingkat upah adalah kekayaan yang dimiliki untuk dipakai sebagai upah tenaga kerja yang sudah melancarkan proses produksi atau membuat suatu hasil produksi, dan tenaga kerja adalah orang yang melakukan suatu proses produksi. Diantara faktor-faktor produksi tersebut, faktor tenaga kerja mempunyai pengaruh langsung terhadap proses produksi. Menurut Siamanjuntak (1990:69) tenaga kerja yang digunakan berupa orang yang mampu bekerja atau menghasilkan suatu jasa/usaha yang mempunyai nilai ekonomis untuk memenuhi kebutuhan. Tabel 1.4 Jumlah Industri Kerajinan Patung Batu Padas Se-Kabupaten Gianyar Tahun 2015 No Kecamatan Jumlah (unit) 20

20 1 Blahbatuh 13 2 Gianyar 15 3 Payangan 9 4 Tegalalang 16 5 Tampaksiring 14 6 Sukawati 48 7 Ubud 7 Jumlah 122 Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali, 2016 Tabel 1.4 menunjukkan bahwa penyebaran pengerajin industri kerajinan patung batu padas sudah menyebar ke beberapa kecamatan yang ada di Kabupaten Gianyar. Data diatas menunjukkan bahwa Kecamatan Sukawati memiliki jumlah paling tinggi diantara kecamatankecamatan lainnya. Jumlah industri kerajinan patung batu padas di Kecamatan Sukawati pada tahun 2015 sebanyak 48 dari total 122 industri kerajinan patung batu padas yang ada di Kabupaten Gianyar. Perkembangan sektor industri juga diupayakan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh daerah masing-masing melalui pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang ada di daerah tersebut secara maksimal. Salah satunya adalah pembangunan sektor industri di daerah pedesaan, tujuannya adalah untuk pengembangan dan peningkatan industri di daerah atau industri kecil pedesaan (Erose, 2010:19). Delapan puluh persen skala industri di Indonesia berada pada industri kecil, yang pada umumnya dikembangkan masyarakat kelas ekonomi menengah dan kecil (Rejekiningsih, 2004). 1.2 Rumusan Masalah 21

21 Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut. 1) Bagaimanakah pengaruh modal dan tingkat upah secara langsung terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri kerajinan patung batu padas di Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar? 2) Bagaimanakah pengaruh modal, tingkat upah dan penyerapan tenaga kerja secara langsung terhadap produksi pada industri kerajinan patung batu padas di Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar? 3) Bagaimanakah pengaruh modal dan tingkat upah terhadap produksi secara tidak langsung melalui penyerapan tenaga kerja pada industri kerajinan patung batu padas di Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat dilihat tujuan dari penelitian ini adalah. 1) Untuk menganalisis pengaruh langsung modal dan tingkat upah terhadap penyerapan tenaga kerja pada industri kerajinan patung batu padas di Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar. 2) Untuk menganalisis pengaruh langsung modal, tingkat upah dan penyerapan tenaga kerja terhadap produksi pada industri kerajianan patung batu padas di Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar. 3) Untuk menganalisis pengaruh modal dan tingkat upah terhadap produksi secara tidak langsung melalui penyerapan tenaga kerja pada industri kerajinan patung batu padas di Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar. 1.4 Kegunaan Hasil Penelitian 22

22 Berdasarkan tujuan penelitian, maka penelitian ini dapat memberikan kegunaan sebagai berikut: 1) Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca, baik itu untuk menambah dan memperkaya bahan pustaka yang sudah ada, baik sebagai pelengkap maupun bahan perbandingan. Disamping itu penelitian ini juga diharapkan dapat menambah refrensi untuk penelitian selanjutnya. 2) Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pemerintah kabupaten Gianyar mengenai kebijakan kebijakan yang terkait tentang pengaruh modal dan tingkat upah terhadap penyerapan tenaga kerja serta dampaknya pada produksi industri kerajinan patung batu padas di Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyardan dapat meningkatan perekonomian di kalangan industri patung padas yang ada di Kabupaten Gianyar. 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dari skripsi ini disusun berdasarkan urutan beberapa bab secara sistematis, sehingga antara satu bab dengan bab yang lainnya mempunyai hubungan yang erat. Adapun penyajiannya adalah sebagai berikut. Bab I : Pendahuluan Pada bab ini dijelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan. Bab II : Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian Bab ini membahas kajian pustaka dan rumusan hipotesis. Dalam kajian pustaka dibahas mengenai konsep industri, pengertian kerajinan, konsep 23

23 tenaga kerja, konsep penyerapan tenaga kerja, konsep modal, konsep tingkat upah, teori produksi, serta hubungan-hubungan antara variabel. Bab III : Metode Penelitian Dalam bab ini diuraikan mengenai desain penelitian, lokasi dan ruang lingkup wilayah penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi, sampel dan metode pengumpulan sampel, metode pengumpulan data, serta teknik analisis data. Bab IV : Data dan Pembahasan Hasil Penelitian Dalam bab ini diuraikan gambaran umum lokasi penelitian dan pembahasan hasil penelitian. Bab V : Simpulan dan Saran Dalam bab ini dikemukakan simpulan-simpulan mengenai hasil pembahasan dan saran-saran yang akan ditujukan sebagai masukan. 24

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS iii KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL x DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN.. xiii

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesejahteraan masyarakat merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh setiap negara khususnya di Indonesia, banyak kebijaksanaan yang dibuat oleh pemerintah untuk pembangunan

Lebih terperinci

Abstrak. Kata Kunci: tingkat upah, teknologi, produktivitas kerja, penyerapan tenaga kerja

Abstrak. Kata Kunci: tingkat upah, teknologi, produktivitas kerja, penyerapan tenaga kerja Judul : Pengaruh Tingkat Upah dan Teknologi Terhadap Produktivitas Kerja dan Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri Mebel Meja Kayu di Kota Denpasar Nama : Nashahta Ardhiaty Nurfiat NIM : 1306105077 Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki keunggulan sebagai negara manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan menengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan masyarakat terutama masyarakat kecil dan masyarakat yang masih belum mampu untuk memenuhi kebutuhannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembagian pendapatan yang merata bagi seluruh rakyat sesuai dengan sila Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. pembagian pendapatan yang merata bagi seluruh rakyat sesuai dengan sila Pancasila BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pembangunan daerah Bali merupakan salah satu bagian dari pembangunan nasional yang meliputi berbagai aspek kehidupan baik fisik maupun mental yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari atau disebut masyarakat miskin dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari atau disebut masyarakat miskin dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan masyarakat terutama masyarakat kecil dan masyarakat yang masih belum mampu untuk memenuhi kebutuhannya

Lebih terperinci

Kata kunci: industri, modal, tenaga kerja, lama usaha, pendapatan.

Kata kunci: industri, modal, tenaga kerja, lama usaha, pendapatan. Judul : Pengaruh Modal, Tenaga Kerja dan Lama Usaha Terhadap Pendapatan Pengrajin Industri Kerajinan Anyaman di Desa Bona Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar Nama : Anak Agung Ratih Wulandari NIM : 1306105031

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN...

HALAMAN PENGESAHAN... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan sektor-sektor ekonomi di Indonesia kini sudah semakin berkembang sangat pesat, terutama pertumbuhan di sektor industri.sektor industri diyakini

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan sebagai perangkat yang saling berkaitan dalam

I.PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan sebagai perangkat yang saling berkaitan dalam I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan sebagai perangkat yang saling berkaitan dalam struktur perekonomian yang diperlukan bagi terciptanya pertumbuhan yang terus menerus. Pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam proses pembangunan ekonomi, industrialisasi merupakan salah satu tahap perkembangan yang dianggap penting untuk dapat mempercepat kemajuan ekonomi suatu bangsa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia ( Sadono Sukirno, 1996:33). Pembangunan ekonomi daerah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia ( Sadono Sukirno, 1996:33). Pembangunan ekonomi daerah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi adalah suatu usaha untuk meningkatkan pendapatan perkapita dengan cara mengolah kekuatan ekonomi potensial menjadi ekonomi riil melalui

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan indikator ekonomi makro yang dapat digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan pembangunan ekonomi suatu daerah. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Majalengka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor industri merupakan penggerak perekonomian suatu Negara karena

BAB I PENDAHULUAN. Sektor industri merupakan penggerak perekonomian suatu Negara karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor industri merupakan penggerak perekonomian suatu Negara karena dapat memberikan kesempatan kerja yang luas dan nilai tambah terbesar sehingga mampu menyelesaikan

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci: Tenaga Kerja, Modal, Bahan Baku, Produksi

Abstrak. Kata kunci: Tenaga Kerja, Modal, Bahan Baku, Produksi Judul : Analisis Pengaruh Tenaga Kerja, Modal dan Bahan Baku Terhadap Produksi Industri Kerajinan Patung Kayu di Kecamatan Tegallalang Kabupaten Gianyar Nama : I Made Agustina NIM : 1306105012 Abstrak

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR...... ABSTRAK...... DAFTAR ISI...... DAFTAR TABEL...... DAFTAR LAMPIRAN...... Halaman i ii iii iv vi vii ix

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1. A 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator kemajuan ekonomi suatu negara. Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi maka semakin baik pula perekonomian negara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator ekonomi antara lain dengan mengetahui pendapatan nasional, pendapatan per kapita, tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah dalam mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan potensi, aspirasi

BAB I PENDAHULUAN. daerah dalam mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan potensi, aspirasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan daerah merupakan bagian dari suatu perwujudan pembangunan ekonomi nasional yang bertujuan menciptakan kemandirian suatu daerah dalam mengurus rumah

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang lebih ditekankan pada pembangunan

I.PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang lebih ditekankan pada pembangunan I.PENDAHULUAN A.Latar Belakang Pembangunan di negara-negara berkembang lebih ditekankan pada pembangunan ekonomi, hal ini disebabkan karena terjadinya keterbelakangan ekonomi. Pembangunan di bidang ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan laju dari pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh suatu negara untuk memperkuat proses perekonomian menuju perubahan yang diupayakan

Lebih terperinci

Kata Kunci : Modal, Jam Kerja, Pendidikan, Produksi, Pendapatan

Kata Kunci : Modal, Jam Kerja, Pendidikan, Produksi, Pendapatan Judul Nama : Pengaruh Modal, Jam Kerja, dan Pendidikan Terhadap Produksi Serta Pendapatan Pengerajin Dulang Fiber di Desa Bresela Kabupaten Gianyar : Ni Made Marsy Dwitasari NIM : 1306105119 Abstrak Provinsi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Orientasi Pasar, Inovasi Produk, Kinerja Pemasaran

ABSTRAK. Kata Kunci: Orientasi Pasar, Inovasi Produk, Kinerja Pemasaran Judul : Peran Inovasi Produk Dalam Memediasi Pengaruh Orientasi Pasar Terhadap Kinerja Pemasaran (Studi pada UKM Kerajinan Ukiran Kayu di Kecamatan Ubud Kabupaten Gianyar) Nama : Tesa Asashi NIM : 1306205056

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. atau regional khususnya di bidang ekonomi. Angka-angka pendapatan regional dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. atau regional khususnya di bidang ekonomi. Angka-angka pendapatan regional dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Pembangunan ekonomi adalah serangkaian usaha dan kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja, memeratakan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR. xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii Halaman

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam proses pembangunan, khususnya di negara-negara berkembang. Hal ini

I. PENDAHULUAN. dalam proses pembangunan, khususnya di negara-negara berkembang. Hal ini I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ketenagakerjaan merupakan salah satu aspek yang sangat menonjol dalam proses pembangunan, khususnya di negara-negara berkembang. Hal ini disebabkan masalah ketenagakerjaan

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci: modal, tenaga kerja, lama usaha, jam kerja, dan pendapatan

Abstrak. Kata kunci: modal, tenaga kerja, lama usaha, jam kerja, dan pendapatan Judul : Pengaruh Modal, Tenaga Kerja, Lama Usaha, dan Jam Kerja Terhadap Pendapatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Denpasar Nama : I Gede Ariyuda Pratama NIM : 1306105026 Abstrak Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya sehari-hari dan meningkatkan perekonomian Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya sehari-hari dan meningkatkan perekonomian Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan masyarakat, terutama masyarakat kecil dan masyarakat yang belum mampu memenuhi kebutuhannya sehari-hari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan atas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan atas sumber daya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan atas sumber daya alam yang melimpah. Kekayaan atas sumber daya air, sumber daya lahan, sumber daya hutan, sumber

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Bogor merupakan sebuah kota yang berada di Provinsi Jawa Barat. Kedudukan Kota Bogor yang terletak di antara wilayah Kabupaten Bogor dan dekat dengan Ibukota Negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan serta iklim perekonomian dunia.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan serta iklim perekonomian dunia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hakekatnya pertumbuhan ekonomi mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi suatu daerah merupakan salah satu usaha daerah untuk

Lebih terperinci

Pendapatan Regional / Product Domestic Regional Bruto

Pendapatan Regional / Product Domestic Regional Bruto Kabupaten Penajam Paser Utara Dalam Angka 2011 258 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dalam bab ini disajikan data dalam bentuk tabel dan grafik dengan tujuan untuk mempermudah evaluasi terhadap data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional dan tercapai kesejahteraan masyarakat. Hal ini sejalan dengan pendapat

BAB I PENDAHULUAN. nasional dan tercapai kesejahteraan masyarakat. Hal ini sejalan dengan pendapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan suatu wilayah hakekatnya adalah serangkaian kebijakan sebagai usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan menciptakan pembangunan yang seimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional merupakan cerminan keberhasilan pembangunan. perlu dilaksanakan demi kehidupan manusia yang layak.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional merupakan cerminan keberhasilan pembangunan. perlu dilaksanakan demi kehidupan manusia yang layak. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya pembangunan adalah suatu proses perubahan yang direncanakan dan merupakan rangkaian kegiatan yang berkesinambungan, berkelanjutan dan bertahap menuju tingkat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor. merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang.

I. PENDAHULUAN. Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor. merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang. Gouws (2005) menyatakan perluasan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai suatu bangsa dan negara besar dengan pemilikan sumber daya alam yang melimpah, dalam pembangunan ekonomi yang merupakan bagian dari pembangunan nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi seperti yang disebutkan pada Undang-Undang No.25

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi seperti yang disebutkan pada Undang-Undang No.25 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor industri pada saat sekarang ini menjadi perhatian penting permerintah karena dapat mengembangkan sektor rill pertumbuhan dan pembangunan ekonomi seperti yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan perkapita penduduk yang diikuti oleh perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara. Pembangunan

Lebih terperinci

sehingga mempunyai ciri-ciri dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat yang mencakup perubahan-perubahan penting dalam struktur sosial, sikap-sikap

sehingga mempunyai ciri-ciri dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat yang mencakup perubahan-perubahan penting dalam struktur sosial, sikap-sikap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional menempatkan manusia sebagai titik sentral sehingga mempunyai ciri-ciri dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat Pembangunan mengandung makna yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih bermutu. Industrialisasi juga tidak terlepas dari usaha untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. lebih bermutu. Industrialisasi juga tidak terlepas dari usaha untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan industri merupakan kegiatan untuk peningkatan kesejahteraan dalam arti tingkat hidup yang lebih maju maupun taraf hidup yang lebih bermutu. Industrialisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam. secara langsung maupun secara tidak langsung dalam pencapaian tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam. secara langsung maupun secara tidak langsung dalam pencapaian tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian nasional, hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik secara langsung maupun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. semakin banyaknya jumlah angkatan kerja yang siap kerja tidak mampu

I. PENDAHULUAN. semakin banyaknya jumlah angkatan kerja yang siap kerja tidak mampu 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lapangan pekerjaan merupakan wahana yang sangat penting bagi para tenaga kerja untuk mengeksplorasi kemampuan diri dalam bidang tertentu. Fenomena semakin banyaknya jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami transformasi dari perekonomian yang berbasis industri. Sektor industri

BAB I PENDAHULUAN. mengalami transformasi dari perekonomian yang berbasis industri. Sektor industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsep pembangunan seringkali dianggap sama dengan proses industrialisasi. Proses industrialisasi dan pembangunan industri sebenarnya merupakan salah satu jalur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat. Sektor pertanian di Indonesia terdiri dari beberapa sub

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat. Sektor pertanian di Indonesia terdiri dari beberapa sub BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor andalan dalam pembangunan perekonomian nasional. Peranannya sebagai menyumbang pembentukan PDB penyediaan sumber devisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara yang kaya dengan Sumber Daya Alam dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara yang kaya dengan Sumber Daya Alam dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara yang kaya dengan Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia yang berlimpah. Sumber daya alam yang telah tersedia harus diolah oleh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia

I. PENDAHULUAN. Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia 1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang dan masalah Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia menjadi sebuah negara industri yang tangguh dalam jangka panjang. Hal ini mendukung Peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. namun sektor industri adalah satu dari beberapa yang bertahan dari krisis

BAB I PENDAHULUAN. namun sektor industri adalah satu dari beberapa yang bertahan dari krisis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketika terjadi krisis ekonomi 1998, ekonomi di Indonesi sangat mengalami keterpurukan sektor-sektor pendorong ekonomi juga ikut terpuruk namun sektor industri adalah

Lebih terperinci

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah) 3.14. KECAMATAN NGADIREJO 3.14.1. PDRB Kecamatan Ngadirejo Besarnya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kecamatan Ngadirejo selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.14.1

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor Industri merupakan salah satu sektor yang berperan penting dalam pembangunan nasional. Kontribusi sektor Industri terhadap pembangunan nasional setiap tahunnya

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN...

HALAMAN PENGESAHAN... Judul : Pengaruh Pembiayaan Pemerintah Di Sektor Pendidikan Dan Kesehatan Terhadap Indeks Kualitas Manusia Serta Pertumbuhan Ekonomi Pada Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2011-2015 Nama : I Gede Komang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur Provinsi Kalimantan Timur terletak pada 113 0 44-119 0 00 BT dan 4 0 24 LU-2 0 25 LS. Kalimantan Timur merupakan

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci: pemberdayaan, kesejahteraan, potensi, koperasi wanita

Abstrak. Kata kunci: pemberdayaan, kesejahteraan, potensi, koperasi wanita Judul : Peran Koperasi Wanita dalam Upaya Pemberdayaan Perempuan pada Koperasi Wanita di Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar Nama : Cyntia Putri Devanty NIM : 1306105108 Abstrak Kabupaten Gianyar sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan perhatian utama semua negara terutama

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan perhatian utama semua negara terutama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan perhatian utama semua negara terutama negara berkembang. Pembangunan ekonomi dicapai diantar anya dengan melakukan usaha-usaha untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH Nilai (Rp) BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH Penyusunan kerangka ekonomi daerah dalam RKPD ditujukan untuk memberikan gambaran kondisi perekonomian daerah Kabupaten Lebak pada tahun 2006, perkiraan kondisi

Lebih terperinci

ABSTRAK. ketimpangan distribusi pendapatan, IPM, biaya infrastruktur, investasi, pertumbuhan ekonomi.

ABSTRAK. ketimpangan distribusi pendapatan, IPM, biaya infrastruktur, investasi, pertumbuhan ekonomi. Judul : Analisis Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Biaya Infrastruktur, dan Investasi Terhadap Ketimpangan Distribusi Pendapatan Melalui Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Bali Nama : Diah Pradnyadewi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan yang disesuaikan dengan potensi dan permasalahan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecil merupakan bagian dari dunia usaha nasional yang. mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. kecil merupakan bagian dari dunia usaha nasional yang. mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat strategis dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha kecil merupakan bagian dari dunia usaha nasional yang mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat strategis dalam mewujudkan tujuan pembangunan nasional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal. Pembangunan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal. Pembangunan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi dalam suatu negara sangat penting, karena pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal dan mandiri. Pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sektor pertanian memiliki kontribusi terhadap pembangunan terutama di daerah, salah satunya di Provinsi Jawa Barat. Pembangunan ekonomi daerah erat kaitannya dengan industrialisasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Regional Bruto (PDRB) didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Regional Bruto (PDRB) didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang 9 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu indikator untuk menentukan atau menilai apakah suatu negara pembangunannya berhasil atau tidak. Produk Domestik Regional Bruto

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. itu pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan pendapatan perkapita serta. yang kuat bagi bangsa Indonesia untuk maju dan berkembang atas

I. PENDAHULUAN. itu pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan pendapatan perkapita serta. yang kuat bagi bangsa Indonesia untuk maju dan berkembang atas 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi adalah meningkatnya produksi total suatu daerah. Selain itu pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan pendapatan perkapita serta meningkatnya kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang disertai terjadinya perubahan struktur ekonomi. Menurut Todaro

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang disertai terjadinya perubahan struktur ekonomi. Menurut Todaro BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam proses pembangunan salah satu indikator keberhasilan pembangunan Negara berkembang ditunjukkan oleh terjadinya pertumbuhan ekonomi yang disertai terjadinya perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan utama pembangunan ekonomi di negara berkembang adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan utama pembangunan ekonomi di negara berkembang adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama pembangunan ekonomi di negara berkembang adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Keberhasilan pencapaian kesejahteraan tersebut dapat diukur dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu usaha untuk meningkatkan pembangunan ekonomi adalah pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. satu usaha untuk meningkatkan pembangunan ekonomi adalah pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara berkembang adalah untuk memperkuat perekonomian nasional, memperluas lapangan kerja, meningkatkan kesempatan kerja, pemerataan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan rangkuman dari Indeks Perkembangan dari berbagai sektor ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan rangkuman dari Indeks Perkembangan dari berbagai sektor ekonomi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan, khususnya dalam bidang ekonomi. Pertumbuhan tersebut merupakan rangkuman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih banyak tersedia, perusahaan semakin banyak dan semakin berkembang, taraf

BAB I PENDAHULUAN. lebih banyak tersedia, perusahaan semakin banyak dan semakin berkembang, taraf BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai serangkaian usaha dalam perekonomian untuk mengembangkan kegiatan ekonomi sehingga infrastruktur lebih banyak tersedia,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berdampak pada semakin meningkatnya angka pengangguran di Indonesia. Persoalan pengangguran dan kemiskinan merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. berdampak pada semakin meningkatnya angka pengangguran di Indonesia. Persoalan pengangguran dan kemiskinan merupakan salah satu I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai salah satu negara berkembang, Indonesia dihadapkan pada semakin majunya era teknologi dan ilmu pengetahuan yang semakin berkembang namun tidak dibarengi dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan suatu bangsa. Dalam upaya

I. PENDAHULUAN. untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan suatu bangsa. Dalam upaya 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi sangat diperlukan oleh suatu negara dalam rangka untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan suatu bangsa. Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan pemerintah dapat diambil secara tepat apabila berdasar pada informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan pemerintah dapat diambil secara tepat apabila berdasar pada informasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan pemerintah dapat diambil secara tepat apabila berdasar pada informasi statistik yang akurat dan tepat waktu. Informasi tersebut selain menunjukkan perkembangan

Lebih terperinci

Perkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia

Perkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia Perkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia Perekonomian Indonesia tahun 2004 yang diciptakan UKM berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp

Lebih terperinci

Abstrak. Kata Kunci : Efektivitas, KUR, Kesempatan Kerja, Pendapatan.

Abstrak. Kata Kunci : Efektivitas, KUR, Kesempatan Kerja, Pendapatan. Judul : Efektivitas dan Dampak Program Kredit Usaha Rakyat Terhadap Kesempatan Kerja dan Pendapatan UMKM di Kabupaten Gianyar Nama : I Putu Arnadi Putra NIM : 1306105001 Abstrak Pada masa krisis ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, terlebih dahulu kita harus menganalisa potensi pada

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, terlebih dahulu kita harus menganalisa potensi pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan daerah merupakan implementasi serta bagian integral dari pembangunan nasional. Dengan kata lain, pembangunan nasional tidak akan lepas dari peran

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atau struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Berlakang. Pembangunan daerah merupakan implementasi (pelaksaan) serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Berlakang. Pembangunan daerah merupakan implementasi (pelaksaan) serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Berlakang Pembangunan daerah merupakan implementasi (pelaksaan) serta bagian integral (seluruhnya) dari pembangunan nasional. Dengan kata lain, pembangunan nasional tidak akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris dengan kekayaan hayati yang melimpah, hal ini memberikan keuntungan bagi Indonesia terhadap pembangunan perekonomian melalui

Lebih terperinci

Kata Kunci: Orientasi Pasar, Inovasi Produk, Keunggulan Bersaing, Kinerja Pemasaran

Kata Kunci: Orientasi Pasar, Inovasi Produk, Keunggulan Bersaing, Kinerja Pemasaran Judul : Peran Inovasi Produk dan Keunggulan Bersaing Memediasi Pengaruh Orientasi Pasar Terhadap Kinerja Pemasaran (Studi pada IKM Mebel di Kota Denpasar) Nama : A.A. Rai Narastika NIM : 1306205182 ABSTRAK

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih dikenal dengan istilah otonomi daerah sebagai salah satu wujud perubahan fundamental terhadap

Lebih terperinci

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA Ekonomi rakyat merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakat mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada, dengan menjalin pola-pola kemitraan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2011

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2011 BPS KABUPATEN PADANG LAWAS PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2011 No. 01/06/1221/Th. IV, 30 Juli 2012 Pertumbuhan ekonomi Padang Lawas tahun 2011 yang diukur berdasarkan kenaikan laju pertumbuhan

Lebih terperinci

A. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk. Pertumbuhan Penduduk

A. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk. Pertumbuhan Penduduk Perspektif Kabupaten Berau selama 5 tahun ke depan didasarkan pada kondisi objektif saat ini dan masa lalu yang diprediksi menurut asumsi cetiris paribus. Prediksi dilakukan terhadap indikator-indikator

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki

I. PENDAHULUAN. Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki peran penting bagi perekonomian nasional. Berdasarkan sisi perekonomian secara makro, Jawa Barat memiliki

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan mendapat perhatian yang cukup besar dari pemerintah industri kecil merupakan

I. PENDAHULUAN. dan mendapat perhatian yang cukup besar dari pemerintah industri kecil merupakan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri kerajinan merupakan salah satu jenis pekerjaan yang berkembang dalam kehidupan manusia. Di Indonesia industri kerajinan terus mengalami perkembangan dan mendapat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dengan kata lain, perkembangannya

I. PENDAHULUAN. dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dengan kata lain, perkembangannya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi daerah merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan pemerintah daerah bersama dengan masyarakat dalam mengelola dan memanfaatkan sumber daya yang tersedia

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS IIV.1 Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Ngawi saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi lima tahun ke depan perlu mendapat

Lebih terperinci

Pemerintah Kabupaten Bantul. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir TA 2007 Kabupaten Bantul

Pemerintah Kabupaten Bantul. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir TA 2007 Kabupaten Bantul Sumber: BPS Kabupaten Bantul. 5,93% 6,67% 18,53% 13,28% PDRB Tahun 2003 Kabupaten Bantul 8,16% 0,77% 25,15% 20,33% 1,18% 1. Pertanian 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan masyarakatnya mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan. swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang

BAB I PENDAHULUAN. dan masyarakatnya mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan. swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang Analisis struktur perekonomian kota Depok sebelum dan sesudah otonomi daerah UNIVERSITAS SEBELAS MARET Oleh: HARRY KISWANTO NIM F0104064 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan daerah merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan mempertimbangkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri merupakan bagian dari rangkaian pelaksanaan. pembangunan dalam melaksanakan ketetapan Garis-Garis Besar Haluan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri merupakan bagian dari rangkaian pelaksanaan. pembangunan dalam melaksanakan ketetapan Garis-Garis Besar Haluan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan industri merupakan bagian dari rangkaian pelaksanaan pembangunan dalam melaksanakan ketetapan Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) untuk mempercepat

Lebih terperinci

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Bappenas. Bahan Konferensi Pers Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Bappenas. Bahan Konferensi Pers Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Bappenas Bahan Konferensi Pers Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Jakarta, 18 Februari 2011 PERTUMBUHAN EKONOMI 2 Rencana Pembangunan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki peranan yang penting bagi pertumbuhan pembangunan

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki peranan yang penting bagi pertumbuhan pembangunan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian sebagai penyedia dan pemenuh kebutuhan pangan di Indonesia memiliki peranan yang penting bagi pertumbuhan pembangunan perekonomian nasional. Sektor pertanian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan pada pengembangan dan peningkatan laju pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan pada pengembangan dan peningkatan laju pertumbuhan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang diarahkan pada pengembangan dan peningkatan laju pertumbuhan antar daerah. Pelaksanaan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya setiap negara di dunia memiliki tujuan utama yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya setiap negara di dunia memiliki tujuan utama yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya setiap negara di dunia memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan taraf hidup atau mensejahterakan seluruh rakyat melalui pembangunan ekonomi. Dengan kata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi ialah untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi ialah untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pemerataan pembangunan ekonomi merupakan hasil yang diharapkan oleh seluruh masyarakat bagi sebuah negara. Hal ini mengingat bahwa tujuan dari pembangunan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: non labor income, mutu sumber daya manusia, tingkat upah, lama menganggur, pengangguran terdidik

ABSTRAK. Kata kunci: non labor income, mutu sumber daya manusia, tingkat upah, lama menganggur, pengangguran terdidik Judul : Analisis Pengaruh Non Labor Income, Mutu Sumber Daya Manusia dan Tingkat Upah Terhadap Lama Menganggur Pengangguran Terdidik di Kota Denpasar Nama : Udur Yustince BR Situmorang NIM : 1206105040

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan

I. PENDAHULUAN. dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan proses transformasi yang dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan. Pembangunan ekonomi dilakukan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. permintaan tenaga kerja dan penawaran tenaga kerja di Indonesia. Indonesia

I. PENDAHULUAN. permintaan tenaga kerja dan penawaran tenaga kerja di Indonesia. Indonesia I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan penduduk yang tinggi menyebabkan ketidakseimbangan antara permintaan tenaga kerja dan penawaran tenaga kerja di Indonesia. Indonesia merupakan negara berkembang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan pemerintah dapat diambil secara tepat apabila berdasar pada informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan pemerintah dapat diambil secara tepat apabila berdasar pada informasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan pemerintah dapat diambil secara tepat apabila berdasar pada informasi statistik yang akurat dan tepat waktu. Informasi tersebut selain menunjukkan perkembangan

Lebih terperinci