Kata Kunci : Modal, Jam Kerja, Pendidikan, Produksi, Pendapatan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kata Kunci : Modal, Jam Kerja, Pendidikan, Produksi, Pendapatan"

Transkripsi

1 Judul Nama : Pengaruh Modal, Jam Kerja, dan Pendidikan Terhadap Produksi Serta Pendapatan Pengerajin Dulang Fiber di Desa Bresela Kabupaten Gianyar : Ni Made Marsy Dwitasari NIM : Abstrak Provinsi Bali adalah salah satu wilayah kepulauan yang memiliki sektor industri kecil kreatif yang terus berkembang sampai saat ini, dalam sektor industri kerajinan, Kabupaten Gianyar merupakan salah satu Kabupaten/Kota seni yang memiliki keunggulan dalam bidang industri kecil kreatif. Industri tersebut memberikan kontribusi besar pada kesejahteraan masyarakat, dan sebagai wadah untuk penyerapan tenaga kerja serta mengurangi pengangguran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis, 1) Pengaruh modal, jam kerja, dan pendidikan terhadap produksi pada kerajinan Dulang Fiber di Desa Bresela Kabupaten Gianyar. 2) Pengaruh produksi terhadap pendapatan pengerajin Dulang Fiber di Desa Bresela Kabupaten Gianyar. 3) Variabel produksi sebagai variabel intervening pengaruh modal, jam kerja, dan pendidikan terhadap pendapatan pengerajin Dulang Fiber di Desa Bresela Kabupaten Gianyar. Penelitian ini dilakukan di Desa Bresela Kecamatan Payangan Kabupaten Gianyar. Objek pada penelitian ini meliputi modal, jam kerja, pendidikan, produksi, dan pendapatan pengerajin Dulang Fiber. Penelitian ini merupakan penelitian populasi yang memakai seluruh subjek atau semua anggota populasi yaitu sebanyak 65 responden. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan dua cara yaitu wawancara dan observasi dengan menggunakan daftar pertanyaan atau kuesioner. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis jalur (path analysis). Berdasarkan hasil analisis diperoleh simpulan bahwa modal berpengaruh positif sebesar 0,474 terhadap produksi, modal mempunyai pengaruh paling besar terhadap produksi. Jam kerja berpengaruh positif sebesar 0,148 terhadap produksi. Pendidikan berpengaruh positif sebesar 0,044 terhadap produksi dan produksi berpengaruh positif sebesar 0,998 terhadap pendapatan pengerajin Dulang Fiber. Variabel produksi merupakan variabel intervening pengaruh modal, jam kerja, dan pendidikan terhadap pendapatan pengerajin Dulang Fiber. Saran dari penelitian ini agar pemerintah memberikan pelatihan-pelatihan khusus kepada para pengerajin Dulang Fiber untuk dapat meningkatkan kreativitas, dan ketrampilan para pengerajin mengenai industri kreatif. Kata Kunci : Modal, Jam Kerja, Pendidikan, Produksi, Pendapatan i

2 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Penelitian Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Sistematika Penulisan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori dan Konsep Konsep Industri Konsep Industri Kreatif Teori Pendapatan Teori Produksi Teori Modal Teori Jam Kerja Teori Pendidikan Pengaruh antar Masing-masing Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen Pengaruh Modal Terhadap Produksi Pengaruh Jam Kerja Terhadap Produksi Pengaruh Pendidikan Terhadap Produksi Pengaruh Produksi Terhadap Pendapatan Penelitian Sebelumnya ii

3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Lokasi Penelitian Objek Penelitian Identifikasi Variabel Definisi Operasional Variabel Jenis dan Sumber Data Jenis Data Sumber Data Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel Metode Pengumpulan Data Teknik Analisis Data Teknik Analisis Jalur (Path Analysys) Pengujian Variabel Produksi sebagai Variabel Intervening dengan Uji Sobel BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Kabupaten Gianyar Gambaran Umum Lokasi atau Wilayah Penelitian Kondisi Sektor Industri di Kabupaten Gianyar Karakteristik Responden Umur Pendidikan Jenis Kelamin Modal Jam Kerja Produksi Pendapatan Pengerajin Dulang Fiber Pembahasan Hasil Penelitian iii

4 4.4.1 Persamaan Stuktural I Pengaruh Modal, Jam Kerja, dan Pendidikan Terhadap Produksi Kerajinan Dulang Fiber di Desa Bresela Kabupaten Gianyar Persamaan Struktural II Pengaruh Produksi Terhadap Pendapatan Pengerajin Dulang Fiber di Desa Bresela Kabupaten Gianyar Pengujian Variabel Produksi sebagai Variabel Intervenning dengan Uji Sobel BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Saran DAFTAR RUJUKAN LAMPIRAN LAMPIRAN iv

5 DAFTAR TABEL No. Tabel Halaman 1.1 Perkembangan Industri Kecil dan Menengah Kabupaten Gianyar Tahun Rekapitulasi Data Industri Kecil dan Menengah Perkomoditi Kabupaten Gianyar Tahun Distribusi Responden Pengerajin Dulang Fiber di Desa Bresela Kabupaten Gianyar Berdasarkan Kelompok Umur Distribusi Responden Pengerajin Dulang Fiber di Desa Bresela Kabupaten Gianyar Berdasarkan Tingkat Pendidikan Distribusi Responden Pengerajin Dulang Fiber di Desa Bresela Kabupaten Gianyar Berdasarkan Jenis Kelamin Distribusi Responden Pengerajin Dulang Fiber di Desa Bresela Kabupaten Gianyar Berdasarkan Modal Distribusi Responden Pengerajin Dulang Fiber di Desa Bresela Kabupaten Gianyar Berdasarkan Jam Kerja yang digunakan Selama Satu Bulan Nilai Produksi Responden Pengerajin Dulang Fiber di Desa Bresela Kabupaten Gianyar Selama Satu Bulan Distribusi Pendapatan Responden Pengerajin Dulang Fiber di Desa Bresela Kabupaten Gianyar Selama Satu Bulan v

6 DAFTAR GAMBAR No. Gambar Halaman 1.1 Model Analisis Jalur (Path Analysis) Bahan Baku Produksi Dulang Fiber Proses Percetakan Dulang Fiber Proses Penghalusan Dulang Fiber Proses Finishing Dulang Fiber Finishing Dulang Fiber Diagram Analisis Jalur Penelitian vi

7 DAFTAR LAMPIRAN No. Lampiran Halaman 1 Kuesioner Penelitian Tabulasi Data Jumlah Produksi, Jam Kerja, Pendidikan, Produksi, Pendapatan Pengerajin Dulang Fiber di Desa Bresela Kabupaten Gianyar Analisis Jalur (Path Analysis) Hasil Uji Persamaan Struktural I Hasil Uji Persamaan Struktural II vii

8 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi merupakan serangkaian usaha kebijaksanaan pemerintah untuk mencapai suatu hasil positif yang berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Pembangunan ekonomi memiliki tujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas kesempatan kerja dengan jumlah lapangan kerja semakin meningkat dan mengarah pada pembagian pendapatan secara merata disetiap daerah (Lesmana, 2014). Proses pembangunan dan perkembangan ekonomi tidak lepas dari sektor industri, sektor ini menjadi penggerak dalam kegiatan ekonomi dan merupakan prioritas utama ekonomi tanpa mengabaikan pembangunan pada sektor lain. Industri merupakan kegiatan ekonomi yang mengelola bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi dengan nilai yang lebih tinggi dalam penggunaannya. Proses industrialisasi juga merupakan salah satu perantara untuk menuju proses pembangunan yang baik dan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan cara memperluas kesempatan kerja bagi masyarakat (Pratama, 2012). Menurut Kusumastuti (2015), sektor industri memiliki peran strategis karena pengembangan sektor industri semakin meningkat, dan berdampak besar pada pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. 1

9 Secara umum industri mempunyai empat kategori antara lain industri besar, industri menengah dan industri kecil, serta industri rumah tangga. Industri besar mempunyai tenaga kerja kisaran 100 orang atau lebih dengan menggunakan teknologi yang modern dalam proses produksinya. Industri menengah memiliki skala yang lebih kecil dari pada industri besar dengan tenaga kerja berjumlah kisaran orang, dan industri kecil yang memiliki tenaga kerja kisaran 5-19 orang, serta industri rumah tangga merupakan usaha industri yang mempunyai tenaga kerja 1 orang sampai 4 orang (Lesmana, 2014). Sektor industri setiap daerah memiliki jenis yang berbeda-beda, hal tersebut dipengaruhi oleh karakteristik dari masing-masing sumber daya yang dimiliki oleh setiap daerah. Industri kecil merupakan salah satu bentuk alternatif untuk mendukung pengembangan perekonomian daerah yang memiliki peran penting untuk meningkatkan ekonomi lokal baik pada tingkat desa/kelurahan sampai tingkat provinsi. Peranan industri kecil juga terbukti membantu pemerintah dalam program pengentasan kemiskinan dan menekan angka pengangguran dalam pemerataan dan kesempatan kerja bagi masyarakat. Pentingnya peranan industri kecil yang dapat dilihat dari berbagai hal dan dari penggunaan faktor-faktor produksi lokal sebagai input utama dalam kegiatan produksi, hasil produksi yang berupa barang atau jasa akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan lokal untuk konsumen dan produsen lokal di sektor ekonomi. Perkembangan sektor industri sangat membantu laju pertumbuhan industri, menambah peluang kerja serta meningkatkan pendapatan dan permintaan masyarakat. Sektor industri juga dapat meningkatkan dan memanfaatkan sumber 2

10 daya yang ada secara optimal, serta mampu bersaing ketingkat yang cangkupannya lebih luas (Widyana, 2013). Indonesia merupakan negara manufaktur yang memiliki keunggulan pada sektor industri, salah satunya Industri Kecil dan Menengah (IKM) yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pertumbuhan Industri Kecil dan Menengah semakin pesat dan telah mendapat perhatian lebih karena kinerja Industri Kecil dan Menengah ini sangat efisien, produktif, dan mampu bersaing di tingkat global. Kegiatan sektor industri mampu memberikan manfaat berupa tambahan pendapatan rumah tangga, kesempatan kerja, dan memberikan manfaat ekonomi untuk perkembangan domestik (Tambunan, 2002:19). Sektor Industri Kecil dan Menengah memainkan peran kunci dalam menciptakan pekerjaan terutama untuk kaum perempuan, kontribusi terhadap penerimaan pajak, ekspor dan impor, serta pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang menciptakan inovasi kewirausahaan (Agyapong, 2012). Dewasa ini sektor industri kecil sebagian besar berada di pasar seni tradisional, hal ini dikarenakan para pemilik usaha melakukan pemasaran produknya melalui pasar seni atau pasar tradisional (Federico, 2006). Perkembangan IKM memiliki potensi besar dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat. Hal ini ditunjukkan dengan keberadaan IKM yang telah mencerminkan wujud nyata kehidupan sosial dan ekonomi rakyat Indonesia dan berperan besar dalam penyediaan lapangan pekerjaan (Hastuti, 2012). Industri kerajinan merupakan industri yang banyak dilakukan oleh Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), hal ini dikarenakan potensi pasar industri 3

11 kerajinan yang luas dan beragam membuat industri kerajinan mampu terus berkembang dan bertahan pada kondisi perekonomian tidak stabil. Faktor lain yang membuat industri kerajinan menarik untuk dicermati adalah kebanyakan industri ini dilandasi dari hobi, unsur inisiatif dan kreativitas yang dimiliki masing-masing individu, serta tradisi dan budaya. Indonesia memiliki budaya yang sangat beragam, sehingga dapat menjadi tempat tumbuh dan berkembangnya industri kerajinan seni dan industri kreatif (Widyastuti, 2014). Menurut Kementerian Perdagangan Indonesia dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan, industri kreatif adalah industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan dan bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan dan lapangan pekerjaan dengan menghasilkan daya kreasi dan daya cipta yang dimiliki masing-masing individu. Industri kreatif di Indonesia mulai berkembang dan memperoleh perhatian, serta peran industri kreatif pada ekonomi Indonesia cukup signifikan. Industri kreatif di Indonesia dikelola oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Provinsi Bali adalah salah satu wilayah kepulauan yang memiliki sektor industri kecil kreatif yang terus berkembang sampai saat ini, misalnya karya seni yang dimiliki meliputi Seni Tari, Seni Musik, Seni Ukir, Seni Lukis, dan Seni Kerajinan Tangan, dalam sektor industri kerajinan Kabupaten Gianyar merupakan salah satu Kabupaten/Kota seni yang memiliki keunggulan dalam bidang industri kecil kreatif. Sektor industri kreatif tersebut memiliki potensi besar untuk meningkatkan dan mengembangkan kreativitas yang dimiliki masing-masing masyarakat pada bidang kerajinan yang mampu memberikan kontribusi besar 4

12 pada kesejahteraan dan perekonomian masyarakat. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.1 yang menjelaskan data Perkembangan Industri Kecil dan Menengah Kabupaten Gianyar Tahun Tahun Tabel 1.1 Perkembangan Industri Kecil dan Menengah Kabupaten Gianyar Tahun Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gianyar, 2015 Tabel 1.1 menunjukkan perkembangan industri kecil dan menengah Kabupaten Gianyar secara keseluruhan dari tahun mengalami peningkatan dilihat dari jumlah perusahaan, tenaga kerja, dan nilai produksi, di Kabupaten Gianyar terdapat beberapa industri kerajinan yang ditekuni oleh masyarakat setempat, lebih jelasnya hal ini dapat dilihat dari Rekapitulasi Data Industri Kecil dan Menengah Perkomoditi Kabupaten Gianyar Tahun 2015 pada Tabel 1.2. Jumlah Perusahaan (Unit) Persentase (%) Tenaga Kerja (Orang) Persentase (%) Nilai Produksi (Rp.000) Persentase (%) , , , , , , , , , , , , , , ,987 5

13 No. Tabel 1.2 Rekapitulasi Data Industri Kecil dan Menengah Perkomoditi Kabupaten Gianyar Tahun 2015 Jenis Komoditi Jumlah Perusahaan ( Unit ) Tenaga Kerja (Orang) 1. Industri Kerajinan Makanan & Minuman Industri Kerajinan Tekstil Industri Kerajinan Kayu, Bambu, dan Rotan Industri Kerajinan Logam Industri Kerajinan Lukisan Industri Kerajinan Batu Padas Industri Kerajinan Dulang Fiber Industri Kerajinan lainnya Total Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gianyar, 2015 Pada Tabel 1.2 menunjukkan data jenis komoditi Industri Kerajinan Kayu, Bambu, dan Rotan dengan jumlah perusahaan dan tenaga kerja paling banyak diantara jenis komoditi lainnya, hal ini menyebabkan bahwa usaha kerajinan tersebut sudah lama dibandingkan dengan usaha kerajinan Dulang Fiber yang di pilih sebagai objek penelitian. Industri kerajinan Dulang Fiber dipilih sebagai penelitian karena, industri kerajinan tersebut juga memiliki potensi yang dapat dikembangkan di Kabupaten Gianyar yang nantinya diharapkan mampu meningkatkan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Kabupaten Gianyar. Hal lain yang mendukung penelitian ini adalah karena industri kerajinan Dulang Fiber merupakan industri baru yang mulai diproduksi pada tahun 2003 di Desa Bresela Kecamatan Payangan Kabupaten Gianyar. Desa Bresela merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Payangan Kabupaten Gianyar. Secara administratif terbagi menjadi 3 (tiga) banjar yaitu Banjar Bresela, Banjar Triwangsa, dan Banjar Gadungan. Berdasarkan 6

14 kondisi geografis, Desa Bresela merupakan dataran tinggi dengan luas wilayah ±2,92 km 2 yang terdiri dari 541 kepala keluarga. Desa Bresela memiliki potensi dibidang kerajinan seni dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kreatif. Kerajinan seni merupakan salah satu mata pencaharian masyarakat desa setempat, sehingga mayoritas masyarakat bekerja sebagai pengerajin. Sebagian orang menganggap karya seni itu murah dan kurang dihargai, tetapi masyarakat di Desa Bresela sangat menghargai karya seni, karena menurut masyarakat setempat karya seni memiliki nilai jual tinggi. Sebelum diproduksinya kerajinan Dulang Fiber masyarakat Desa Bresela menekuni atau memproduksi kerajinan kayu berupa Tempat Lilin yang pada saat itu merupakan mayoritas utama mata pencaharian masyarakat desa setempat. Seiring perkembangan zaman minat konsumen terhadap kerajinan Tempat Lilin mulai berkurang karena kerajinan tersebut bukan merupakan kebutuhan utama bagi para konsumen. Hal ini menyebabkan pendapatan para pengerajin mengalami penurunan yang sangat drastis. Pendapatan yang menurun menjadi masalah bagi para pengerajin di Desa Bresela. Melihat perekonomian masyarakat Desa Bresela yang semakin menurun, maka salah satu pengerajin yang bernama Ngakan Made Swastawa mempunyai inisiatif dengan kreativitasnya membuat kerajinan seni baru berupa Dulang atau Wanci yang terbuat dari bahan Gypsun, namun dari segi bahan Dulang tersebut cukup berat, sehingga para konsumen mengeluh dengan Dulang yang berbahan Gypsun. Hal tersebut membuat Ngakan Made Swastawa melakukan pembaharuan dari segi bahan yang dimana saat ini beliau menggunakan bahan baku Dulang dari 7

15 Fiber, karena bahan Fiber lebih ringan dibandingkan dengan bahan Dulang dari Gypsun. Semenjak diproduksi Dulang Fiber yang lebih ringan dari bahan Gypsun dan merupakan terobosan baru yang memiliki tampilan desain sangat menarik dengan kualitas terbaik serta bahan baku yang digunakan mudah dicari, maka minat konsumen semakin meningkat terhadap Dulang Fiber dibandingkan Dulang Kayu. Industri kerajinan Dulang Fiber dapat dijadikan sebagai wadah untuk penyerapan tenaga kerja sehingga dapat mengurangi pengangguran dan dapat meningkatkan pendapatan rumah tangga, serta terdapat perubahan positif pada kondisi sosial ekonomi yang mampu mensejahterakan masyarakat khususnya pengerajin Dulang Fiber di Desa Bresela. Berdasarkan hal tersebut, maka menarik untuk diteliti lebih dalam agar dapat mengetahui pendapatan pengerajin melalui produksi kerajinan Dulang Fiber di Desa Bresela Kabupaten Gianyar. Produksi dan pendapatan pengerajin Dulang Fiber dipengaruhi oleh faktor yang mendukung diantaranya modal, jam kerja, dan pendidikan. Menurut Danendra Putra (2015), modal merupakan kebutuhan yang kompleks karena berhubungan dengan keputusan pengeluaran dalam kegiatan usaha untuk meningkatkan pendapatan dan mencapai keuntungan yang maksimal serta menentukan produktivitas perusahaan yang nantinya akan berdampak terhadap pendapatan perusahaan. Modal merupakan salah satu faktor produksi dalam suatu kegaitan usaha, tanpa adanya modal usaha tidak akan dapat berjalan, untuk dapat memenuhi kewajiban terhadap tenaga kerja pengusaha harus memberikan upah yang diperoleh dari modal untuk membayarnya. Sumber dari 8

16 modal dapat bersumber dari modal sendiri atau modal dari luar, dalam hal ini modal harus dimaksimalkan dengan baik kegunaannya (Asri, 1986:35). Modal dalam penelitian ini adalah seluruh dana awal yang digunakan pengerajin Dulang Fiber dalam proses produksi. Pada industri kerajinan Dulang Fiber, modal merupakan salah satu faktor utama dalam proses produksi, dimana pada proses pembuatan Dulang Fiber diperlukan modal yang cukup besar, maka dari itu tanpa adanya modal untuk industri kerajinan tersebut tidak akan dapat berjalan lancar. Seperti halnya para pengerajin Dulang Fiber yang menggunakan modal kecil akan menghasilkan produksi lebih sedikit, dibandingkan dengan pengerajin yang menggunakan modal besar akan memperoleh hasil produksi yang lebih banyak. Sumber peminjaman modal pengerajin Dulang Fiber seperti Bank, Koperasi, dan LPD menawarkan bunga yang cukup tinggi dan banyak persyaratan yang harus dipenuhi seperti sulitnya mengurus administrasi untuk memperoleh pinjaman, sehingga para pengerajin mengalami kesulitan dalam memperoleh modal. Hal lain, dikarenakan keuntungan yang diperoleh pengerajin tidak sebanding dengan bunga yang ditawarkan oleh pihak sumber peminjaman modal. Menurut Priyandika (2015), analisis jam kerja merupakan bagian dari teori ekonomi mikro yaitu teori penawaran tenaga kerja tentang kesediaan individu untuk bekerja dengan memperoleh penghasilan atau tidak bekerja dengan konsekuensi mengorbankan penghasilan yang seharusnya diperoleh. Pengelolaan satuan jam kerja perlu diperhatikan karena pengelolaan satuan jam yang belum maksimal akan mengakibatkan pemborosan dalam bekerja. Setiap perusahaan 9

17 atau industri perlu mengatur waktu kerja, guna menghasilkan produksi sesuai yang diharapkan dan mampu meningkatkan pendapatan. Jam kerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah lamanya waktu yang digunakan untuk menjalankan usaha kerajinan yang nantinya akan berpengaruh tehadap produksi dengan menggunakan ketentuan jam kerja adalah 1 minggu yang lalu dalam satuan satu bulan. Permasalahan jam kerja merupakan masalah klasik dalam industri kerajinan, hal ini disebabkan oleh minat konsumen dan permintaan produsen semakin meningkat, yang mengakibatkan para pengerajin kekurangan jam kerja dalam proses produksi. Menurut Mandala (2012), pendidikan memiliki peran penting dalam keberhasilan pengusaha, dimana dalam melakukan kegiatan usahanya tidak dilakukan secara amatir tetapi secara profesional, yang terkait dengan cara berfikir dan logika yang benar. Hal ini dapat disamakan dengan jenjang sekolah, apabila pengusaha atau pengerajin suatu industri memiliki pendidikan rendah maka akan mengakibatkan kendala pada teknik produksi, pengembangan produk dan proses pemasaran, yang dimana akan terjadi pula keterbelakangan teknologi yang digunakan serta akan membuat rendahnya total faktor produksi dan efisiensi dalam proses produksi. Pendidikan diyakini sangat berpengaruh terhadap tingkah laku, kecakapan, dan sikap seseorang, hal ini terkait dengan tingkat pandapatan seseorang. Secara rata-rata makin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka makin memungkinkan orang tersebut memperoleh pendapatan yang lebih tinggi (Tarigan, 2006). 10

18 Tingkat pendidikan para pengerajin rata-rata berpendidikan tinggi, tetapi beberapa pengerajin memiliki wawasan yang kurang luas sehingga menjadi permasalahan dalam melakukan pemasaran produknya, karena pemasaran tersebut masih dalam ruang lingkup kecil (lokal). Namun, terdapat juga beberapa pengerajin yang telah memiliki wawasan luas dengan melakukan pemasaran pada media sosial. Hal lain dalam permasalahan pendidikan pengerajin yaitu dalam pembuatan desain baru, karena tidak semua pengerajin mampu membuat desain baru yang dimana akan menyebabkan terjadi plagiatisme (peniruan/penjiplakan). Menurut Sukirno (2005:189), teori produksi sederhana menggambarkan hubungan antara tingkat produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan berbagai tingkat produksi suatu barang. Jumlah produk yang dihasilkan akan mampu meningkatkan keuntungan pada perusahaan dan berpengaruh pada peningkatan pendapatan tenaga kerja. Hal ini tentunya akan berimbas pada penghasilan yang diterima oleh pengerajin, maka pengerajin akan termotivasi untuk menambah produktivitas kerjanya baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Semakin banyak produk atau output yang dihasilkan maka akan berpengaruh pada peningkatan pendapatan tenaga kerja (Arifini, 2013). Produksi dalam penelitian ini adalah suatu proses yang dihasilkan oleh pengerajin Dulang Fiber berupa suatu barang yang memiliki nilai jual dengan diawali dari input kemudian menghasilkan keluaran berbentuk output (barang) yang berguna bagi kebutuhan masyarakat. Modal yang diperlukan dalam menjalankan usaha kerajinan Dulang Fiber cukup besar untuk proses produksi, 11

19 apabila modal yang digunakan untuk produksi sulit didapatkan maka produksi akan terhambat, sehingga hal ini menjadi permasalahan pada produksi. Menurut Priyandika (2015), dalam mengukur kondisi ekonomi seseorang atau rumah tangga merupakan salah satu konsep pokok yang paling sering digunakan yaitu melalui tingkat pendapatan. Pendapatan menunjukkan seluruh uang atau hasil material lainnya yang dicapai dari penggunaan kekayaan atau jasa yang diterima oleh seseorang atau rumah tangga selama jangka waktu tertentu pada kegiatan ekonomi. Pendapatan dalam penelitian ini adalah penghasilan yang diperoleh pengerajin dalam satu bulan setelah dikurangi dengan semua biaya produksi. Sesuai dengan pernyataan tersebut maka modal, jam kerja, dan pendidikan digunakan sebagai variabel bebas/independent variable. Menurut Sugiyono (2013:59), variabel bebas/independent variable adalah variabel yang mempengaruhi atau variabel yang menjadi sebab perubahan timbulnya variabel terikat, dan variabel terikat/dependent variable adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat variabel lain yang mengalami perubahan akibat variabel bebas. Variabel terikat/dependent variable dalam penelitian ini yaitu produksi dan pendapatan pengerajin Dulang Fiber. Penelitian ini juga menggunakan variabel intervening, menurut Tuckman dalam Sugiyono (2008:61) variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Variabel ini juga berperan sebagai variabel independen dan variabel dependen, dalam penelitian ini produksi digunakan sebagai variabel intervening. 12

20 Mengingat pentingnya kedudukan modal, jam kerja, dan pendidikan dalam mempengaruhi produksi dan pendapatan pengerajin Dulang Fiber di Desa Bresela, maka penulis tertarik untuk meneliti mengenai Pengaruh Modal, Jam Kerja, dan Pendidikan Terhadap Produksi Serta Pendapatan Pengerajin Dulang Fiber Di Desa Bresela Kabupaten Gianyar. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Bagaimanakah pengaruh modal, jam kerja, dan pendidikan terhadap produksi pada kerajinan Dulang Fiber di Desa Bresela Kabupaten Gianyar? 2) Bagaimanakah pengaruh produksi terhadap pendapatan pengerajin Dulang Fiber di Desa Bresela Kabupaten Gianyar? 3) Apakah variabel produksi sebagai variabel intervening pengaruh modal, jam kerja, dan pendidikan terhadap pendapatan pengerajin Dulang Fiber di Desa Bresela Kabupaten Gianyar? 1.3 Tujuan Penelitian 1) Untuk menganalisis pengaruh modal, jam kerja, dan pendidikan terhadap produksi pada kerajinan Dulang Fiber di Desa Bresela Kabupaten Gianyar. 2) Untuk menganalisis pengaruh produksi terhadap pendapatan pengerajin Dulang Fiber di Desa Bresela Kabupaten Gianyar. 13

21 3) Untuk menganalisis variabel produksi sebagai variabel intervening pengaruh modal, jam kerja, dan pendidikan terhadap pendapatan pengerajin Dulang Fiber di Desa Bresela Kabupaten Gianyar. 1.4 Kegunaan Penelitian Kegunaaan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Kegunaan Teoritis Secara teoritis penulis mengharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi penelitian selanjutnya, dan dapat mendukung jurnal dari penelitian sebelumnya, sehingga dapat menambah pengetahuan untuk membandingkan teoriteori dengan kenyataan di lapangan khususnya pada industri kerajinan Dulang Fiber, serta mampu memberikan sumbangan konseptual mengenai berbagai hal tentang pertimbangan industri kerajinan Dulang Fiber di Desa Bresela Kabupaten Gianyar. 2) Kegunaan Praktis Mengetahui adanya pengaruh modal, jam kerja, dan pendidikan terhadap produksi dan pendapatan pengerajin Dulang Fiber di Desa Bresela Kabupaten Gianyar, diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran kepada pemerintah daerah di Kabupaten Gianyar dalam membuat dan menentukan kebijakankebijakan yang sesuai dengan industri kerajinan, serta berguna sebagai masukan bagi para pengerajin Dulang Fiber agar lebih mengembangkan dan meningkatkan kualitas produksinya dengan desain dan tampilan baru. 14

22 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan pada skripsi ini disusun berdasarkan beberapa urutan per sub bab secara sistematis, sehingga antara bab satu dengan bab lainnya mempunyai hubungan/keterkaitan yang erat. Adapun penyajiannya sebagai berikut: BAB I : Pendahuluan Pada bab ini menguraikan mengenai latar belakang masalah yang dirumuskan menjadi beberapa rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, dan kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II : Kajian Pustaka Pada bab ini menguraikan mengenai kajian pustaka yang digunakan berupa teori dan konsep yang mendukung penelitian, dalam kajian pustaka dibahas mengenai konsep industri, konsep industri kreatif, teori pendapatan, teori produksi, teori modal, teori pendidikan, dan pengaruh-pengaruh antara variabel, serta terdapat penelitian sebelumnya yang dipakai acuan atau perbandingan. BAB III : Metode Penelitian Pada bab ini menguraikan desain penelitian, lokasi penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi, sampel, dan metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, serta teknik analisis data. 15

23 BAB IV : Data dan Pembahasan Hasil Pada bab ini menguraikan gambaran umum daerah atau wilayah penelitian, karakteristik responden, dan pembahasan dari hasil penelitian. BAB V : Simpulan dan Saran Pada bab ini membahas simpulan yaitu mengenai hasil dari pembahasan dan saran-saran yang akan ditujukan sebagai masukan. 16

Abstrak. Kata Kunci: tingkat upah, teknologi, produktivitas kerja, penyerapan tenaga kerja

Abstrak. Kata Kunci: tingkat upah, teknologi, produktivitas kerja, penyerapan tenaga kerja Judul : Pengaruh Tingkat Upah dan Teknologi Terhadap Produktivitas Kerja dan Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri Mebel Meja Kayu di Kota Denpasar Nama : Nashahta Ardhiaty Nurfiat NIM : 1306105077 Abstrak

Lebih terperinci

Kata Kunci: Modal, Tingkat Upah, Penyerapan Tenaga Kerja, Produksi DAFTAR ISI...

Kata Kunci: Modal, Tingkat Upah, Penyerapan Tenaga Kerja, Produksi DAFTAR ISI... Judul : Analisis Pengaruh Modal dan Tingkat Upah Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja dan Produksi Industri Kerajinan Patung Batu Padas Di Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar. Nama : Gede Herry Adie Perdana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki keunggulan sebagai negara manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan menengah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS iii KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL x DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN.. xiii

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengarahkan pendapatan secara merata. Pembangunan dewasa ini tidak bisa lepas

BAB I PENDAHULUAN. mengarahkan pendapatan secara merata. Pembangunan dewasa ini tidak bisa lepas BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan serangkaian usaha yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja dan mengarahkan pendapatan secara

Lebih terperinci

Kata Kunci: Orientasi Pasar, Inovasi Produk, Keunggulan Bersaing, Kinerja Pemasaran

Kata Kunci: Orientasi Pasar, Inovasi Produk, Keunggulan Bersaing, Kinerja Pemasaran Judul : Peran Inovasi Produk dan Keunggulan Bersaing Memediasi Pengaruh Orientasi Pasar Terhadap Kinerja Pemasaran (Studi pada IKM Mebel di Kota Denpasar) Nama : A.A. Rai Narastika NIM : 1306205182 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu upaya untuk mencapai pertumbuhan kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara untuk mengembangkan kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sakur, Kajian Faktor-Faktor yang Mendukung Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah, Spirit Publik, Solo, 2011, hal. 85.

BAB I PENDAHULUAN. Sakur, Kajian Faktor-Faktor yang Mendukung Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah, Spirit Publik, Solo, 2011, hal. 85. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi sebagai akibat adanya krisis moneter yang terjadi sejak pertengahan Juli 1997, berakibat bangkrutnya perusahaanperusahaan berskala besar tetapi

Lebih terperinci

Abstrak. Kata Kunci : Efektivitas, KUR, Kesempatan Kerja, Pendapatan.

Abstrak. Kata Kunci : Efektivitas, KUR, Kesempatan Kerja, Pendapatan. Judul : Efektivitas dan Dampak Program Kredit Usaha Rakyat Terhadap Kesempatan Kerja dan Pendapatan UMKM di Kabupaten Gianyar Nama : I Putu Arnadi Putra NIM : 1306105001 Abstrak Pada masa krisis ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesejahteraan masyarakat merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh setiap negara khususnya di Indonesia, banyak kebijaksanaan yang dibuat oleh pemerintah untuk pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor industri merupakan penggerak perekonomian suatu Negara karena

BAB I PENDAHULUAN. Sektor industri merupakan penggerak perekonomian suatu Negara karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor industri merupakan penggerak perekonomian suatu Negara karena dapat memberikan kesempatan kerja yang luas dan nilai tambah terbesar sehingga mampu menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi seperti yang disebutkan pada Undang-Undang No.25

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi seperti yang disebutkan pada Undang-Undang No.25 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor industri pada saat sekarang ini menjadi perhatian penting permerintah karena dapat mengembangkan sektor rill pertumbuhan dan pembangunan ekonomi seperti yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan potensi yang ada dalam memajukan program-program

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan potensi yang ada dalam memajukan program-program BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan industri kecil dan menengah yang berkembang di Provinsi Bali dapat meningkatkan taraf hidup serta kesejahteraan yang lebih bermutu selain itu mengingat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Bogor merupakan sebuah kota yang berada di Provinsi Jawa Barat. Kedudukan Kota Bogor yang terletak di antara wilayah Kabupaten Bogor dan dekat dengan Ibukota Negara

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. memberikan bantuan permodalan dengan menyalurkan kredit pertanian. Studi ini

Bab I. Pendahuluan. memberikan bantuan permodalan dengan menyalurkan kredit pertanian. Studi ini Bab I Pendahuluan Di setiap negara manapun masalah ketahanan pangan merupakan suatu hal yang sangat penting. Begitu juga di Indonesia, terutama dengan hal yang menyangkut padi sebagai makanan pokok mayoritas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1. A 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator kemajuan ekonomi suatu negara. Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi maka semakin baik pula perekonomian negara

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Orientasi Pasar, Inovasi Produk, Kinerja Pemasaran

ABSTRAK. Kata Kunci: Orientasi Pasar, Inovasi Produk, Kinerja Pemasaran Judul : Peran Inovasi Produk Dalam Memediasi Pengaruh Orientasi Pasar Terhadap Kinerja Pemasaran (Studi pada UKM Kerajinan Ukiran Kayu di Kecamatan Ubud Kabupaten Gianyar) Nama : Tesa Asashi NIM : 1306205056

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini peningkatan kinerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini peningkatan kinerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini peningkatan kinerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) masih dilanda berbagai hambatan dan tantangan dalam menghadapi persaingan. Hambatan dan tantangan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Orientasi Pasar, Inovasi Produk, Kinerja Pemasaran

ABSTRAK. Kata Kunci: Orientasi Pasar, Inovasi Produk, Kinerja Pemasaran Judul : Peran Inovasi Produk Memediasi Orientasi Pasar Terhadap Kinerja Pemasaran (Studi pada industri rumah makan di Kota Denpasar) Nama : Gst.Ag.Ayu Widyaningsih NIM : 1306205023 ABSTRAK Tujuan penelitian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. termasuk kegiatan rancang bangun industri dan perekayasaan industri. Industri dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA. termasuk kegiatan rancang bangun industri dan perekayasaan industri. Industri dapat II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Rumah Tangga Menurut Kartasapoetra (2000), pengertian industri adalah kegiatan ekonomiyang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi dan atau barang jadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan berhasil dalam strategi pengembangan pembangunan jika laju

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan berhasil dalam strategi pengembangan pembangunan jika laju BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan ekonomi suatu negara dewasa ini tidak dapat dipisahkan dari keadaan ekonomi luar negeri. Apalagi bila negara tersebut semakin terbuka, keterbukaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan mendapat perhatian yang cukup besar dari pemerintah industri kecil merupakan

I. PENDAHULUAN. dan mendapat perhatian yang cukup besar dari pemerintah industri kecil merupakan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri kerajinan merupakan salah satu jenis pekerjaan yang berkembang dalam kehidupan manusia. Di Indonesia industri kerajinan terus mengalami perkembangan dan mendapat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator ekonomi antara lain dengan mengetahui pendapatan nasional, pendapatan per kapita, tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah yang sedang dihadapi (Sandika, 2014). Salah satu usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah yang sedang dihadapi (Sandika, 2014). Salah satu usaha untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama pembangunan ekonomi dinegara berkembang adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Keberhasilan pencapaian kesejahteraan tersebut dapat diukur dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar. Selain itu kelompok ini terbukti tahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami transformasi dari perekonomian yang berbasis industri. Sektor industri

BAB I PENDAHULUAN. mengalami transformasi dari perekonomian yang berbasis industri. Sektor industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsep pembangunan seringkali dianggap sama dengan proses industrialisasi. Proses industrialisasi dan pembangunan industri sebenarnya merupakan salah satu jalur

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci: modal, tenaga kerja, lama usaha, jam kerja, dan pendapatan

Abstrak. Kata kunci: modal, tenaga kerja, lama usaha, jam kerja, dan pendapatan Judul : Pengaruh Modal, Tenaga Kerja, Lama Usaha, dan Jam Kerja Terhadap Pendapatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Denpasar Nama : I Gede Ariyuda Pratama NIM : 1306105026 Abstrak Program

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berdampak pada semakin meningkatnya angka pengangguran di Indonesia. Persoalan pengangguran dan kemiskinan merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. berdampak pada semakin meningkatnya angka pengangguran di Indonesia. Persoalan pengangguran dan kemiskinan merupakan salah satu I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai salah satu negara berkembang, Indonesia dihadapkan pada semakin majunya era teknologi dan ilmu pengetahuan yang semakin berkembang namun tidak dibarengi dengan

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci: Tenaga Kerja, Modal, Bahan Baku, Produksi

Abstrak. Kata kunci: Tenaga Kerja, Modal, Bahan Baku, Produksi Judul : Analisis Pengaruh Tenaga Kerja, Modal dan Bahan Baku Terhadap Produksi Industri Kerajinan Patung Kayu di Kecamatan Tegallalang Kabupaten Gianyar Nama : I Made Agustina NIM : 1306105012 Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di Indonesia, pemerintah membuat kebijakan salah satunya dengan cara mengedepankan sektor industri.

Lebih terperinci

Kata Kunci : Kredit Usaha Rakyat (KUR), Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan

Kata Kunci : Kredit Usaha Rakyat (KUR), Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan Judul :Efektivitas Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung Nama : Daniel Kadju NIM : 1206105103 Abstrak Kredit Usaha Rakyat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pengembangan Usaha Mikro dan Kecil (UMK) di Indonesia merupakan salah satu prioritas dalam pembangunan ekonomi nasional. Hal ini karena usaha tersebut merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan melakukan pembangunan baik dalam jangka pendek dan jangka

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan melakukan pembangunan baik dalam jangka pendek dan jangka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara negara di dunia bertujuan mensejahterakan penduduknya, begitu juga di Indonesia pemerintah telah berusaha maksimal agar dapat mensejahterakan penduduk.

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN...

HALAMAN PENGESAHAN... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab 1 berisikan pendahuluan yang menjelaskan latar belakang diangkatnya penelitian ini, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah serta sistematika dalam penulisan laporan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. industrialisasi dan pembangunan industri sebenarnya merupakan satu jalur

I. PENDAHULUAN. industrialisasi dan pembangunan industri sebenarnya merupakan satu jalur I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembangunan seringkali dikaitkan dengan proses industrialisasi. Proses industrialisasi dan pembangunan industri sebenarnya merupakan satu jalur kegiatan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan mempertimbangkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan persaingan pada dunia bisnis di era globalisasi ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan persaingan pada dunia bisnis di era globalisasi ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dan persaingan pada dunia bisnis di era globalisasi ini semakin tinggi, dimana persaingan antara perusahaan besar dan tidak terkecuali bagi usaha

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: non labor income, mutu sumber daya manusia, tingkat upah, lama menganggur, pengangguran terdidik

ABSTRAK. Kata kunci: non labor income, mutu sumber daya manusia, tingkat upah, lama menganggur, pengangguran terdidik Judul : Analisis Pengaruh Non Labor Income, Mutu Sumber Daya Manusia dan Tingkat Upah Terhadap Lama Menganggur Pengangguran Terdidik di Kota Denpasar Nama : Udur Yustince BR Situmorang NIM : 1206105040

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi dunia usaha termasuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) saat

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi dunia usaha termasuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) saat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aktivitas bisnis merupakan fenomena yang sangat kompleks karena mencakup berbagai bidang diantaranya hukum, ekonomi, dan politik. Perkembangan perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang disertai terjadinya perubahan struktur ekonomi. Menurut Todaro

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang disertai terjadinya perubahan struktur ekonomi. Menurut Todaro BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam proses pembangunan salah satu indikator keberhasilan pembangunan Negara berkembang ditunjukkan oleh terjadinya pertumbuhan ekonomi yang disertai terjadinya perubahan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PENGUSAHA INDUSTRI KECIL MEBEL DI KOTA SURAKARTA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PENGUSAHA INDUSTRI KECIL MEBEL DI KOTA SURAKARTA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PENGUSAHA INDUSTRI KECIL MEBEL DI KOTA SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Strata 1 Pada Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Sektor Usaha Kecil Menengah (UKM) memiliki kontribusi yang cukup. penting didalam pembangunan nasional. Kemampuannya untuk tetap bertahan

PENDAHULUAN. Sektor Usaha Kecil Menengah (UKM) memiliki kontribusi yang cukup. penting didalam pembangunan nasional. Kemampuannya untuk tetap bertahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor Usaha Kecil Menengah (UKM) memiliki kontribusi yang cukup penting didalam pembangunan nasional. Kemampuannya untuk tetap bertahan dimasa krisis ekonomi

Lebih terperinci

Abstrak. Kata Kunci :Curahan Jam Kerja, Umur, Pendidikan, Pendapatan Suami, Jumlah Tanggungan.

Abstrak. Kata Kunci :Curahan Jam Kerja, Umur, Pendidikan, Pendapatan Suami, Jumlah Tanggungan. Judul Nama : Pengaruh Umur, Tingkat Pendidikan, Pendapatan Suami, dan Jumlah Tanggungan Keluarga Terhadap Curahan Jam Kerja Pedagang Wanita di Pasar Kumbasari : Made Puspita Mega Swari NIM : 1306105063

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari atau disebut masyarakat miskin dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari atau disebut masyarakat miskin dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan masyarakat terutama masyarakat kecil dan masyarakat yang masih belum mampu untuk memenuhi kebutuhannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan sektor-sektor ekonomi di Indonesia kini sudah semakin berkembang sangat pesat, terutama pertumbuhan di sektor industri.sektor industri diyakini

Lebih terperinci

PERANAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DALAM PEMBINAAN USAHA KERAJINAN KERIPIK TEMPE DI KABUPATEN NGAWI SKRIPSI

PERANAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DALAM PEMBINAAN USAHA KERAJINAN KERIPIK TEMPE DI KABUPATEN NGAWI SKRIPSI PERANAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DALAM PEMBINAAN USAHA KERAJINAN KERIPIK TEMPE DI KABUPATEN NGAWI SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang

I. PENDAHULUAN. Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Krisis yang terjadi di Indonesia sejak tahun 1997 telah mengakibatkan

I. PENDAHULUAN. Krisis yang terjadi di Indonesia sejak tahun 1997 telah mengakibatkan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Krisis yang terjadi di Indonesia sejak tahun 1997 telah mengakibatkan kedudukan posisi pelaku sektor ekonomi berubah. Usaha besar satu persatu mengalami kemunduran, baik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara terletak pada

I. PENDAHULUAN. Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara terletak pada I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara terletak pada pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan peningkatan kesempatan kerja. Pendekatan pertumbuhan ekonomi banyak

Lebih terperinci

E- Jurnal EP Unud, 6 [5] : ISSN: ANALISIS PRODUKSI TERHADAP PENDAPATAN PENGERAJIN DULANG FIBER DI DESA BRESELA KABUPATEN GIANYAR

E- Jurnal EP Unud, 6 [5] : ISSN: ANALISIS PRODUKSI TERHADAP PENDAPATAN PENGERAJIN DULANG FIBER DI DESA BRESELA KABUPATEN GIANYAR E- Jurnal EP Unud, 6 [5] : 856-883 ISSN: 2303-0178 ANALISIS PRODUKSI TERHADAP PENDAPATAN PENGERAJIN DULANG FIBER DI DESA BRESELA KABUPATEN GIANYAR Ni Made Marsy Dwitasari 1 I Gusti Bagus Indrajaya 2 1,2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sentral dalam perekonomian Indonesia khususnya Jawa Barat. Walaupun krisis

BAB I PENDAHULUAN. sentral dalam perekonomian Indonesia khususnya Jawa Barat. Walaupun krisis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri kecil sebagai kegiatan ekonomi rakyat berskala kecil memiliki peran sentral dalam perekonomian Indonesia khususnya Jawa Barat. Walaupun krisis ekonomi

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wirausaha memiliki peran penting dalam perkembangan ekonomi suatu negara, salah satu contohnya adalah negara adidaya Amerika. Penyumbang terbesar perekonomian Amerika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan keberadaannya perlu mendapat dukungan dari semua pihak, baik dari sektor pemerintah maupun non-pemerintah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kependudukan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kependudukan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kependudukan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang sangat erat, jumlah penduduk menentukan efisiensi perekonomian dan kualitas dari tenaga kerja itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri kreatif saat ini sangat berkembang pesat dan dapat memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Industri kreatif saat ini sangat berkembang pesat dan dapat memberikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri kreatif saat ini sangat berkembang pesat dan dapat memberikan kontribusi penting bagi perekonomian negara. Industri kreatif global diperkirakan tumbuh 5% per

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa keluarga miskin dan kemiskinan pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa keluarga miskin dan kemiskinan pada umumnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidak dapat dipungkiri bahwa keluarga miskin dan kemiskinan pada umumnya masih menjadi masalah sosial yang harus dihadapi oleh masyarakat Indonesia. Oleh karena itu,

Lebih terperinci

ABSTRAK. keberhasilan koperasi, jumlah anggota, modal, kualitas SDM, partisipasi anggota

ABSTRAK. keberhasilan koperasi, jumlah anggota, modal, kualitas SDM, partisipasi anggota Judul : Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Koperasi Wanita di Kecamatan Gianyar Nama : A A Istri Agung Ratih Kirana NIM : 1306105139 ABSTRAK Koperasi Wanita didirikan dalam rangka pemberdayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan salah satu penyumbang terbesar perekonomian Indonesia. UMKM di negara berkembang seperti di Indonesia, sering dikaitkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyempit membuat petani berpikir bekerja dibidang lain yaitu industri dan

BAB I PENDAHULUAN. menyempit membuat petani berpikir bekerja dibidang lain yaitu industri dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris, akan tetapi luas tanah yang semakin menyempit membuat petani berpikir bekerja dibidang lain yaitu industri dan kerajinan rumah tangga.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator penting untuk menganalisis pembangunan ekonomi yang terjadi disuatu Negara yang diukur dari perbedaan PDB tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan masyarakat terutama masyarakat kecil dan masyarakat yang masih belum mampu untuk memenuhi kebutuhannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja harus terus diusahakan agar standar kehidupan yang layak dapat

BAB I PENDAHULUAN. kerja harus terus diusahakan agar standar kehidupan yang layak dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penciptaan tenaga kerja yang produktif merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan oleh pemerintah saat ini. Peningkatan produktivitas tenaga kerja harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat hidup yang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat hidup yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembangunan seringkali dikaitkan dengan proses industrialisasi. Proses industrialisasi dan pembangunan industri sebenarnya merupakan satu jalur kegiatan untuk

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK INDUSTRI KECIL KERUPUK

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK INDUSTRI KECIL KERUPUK IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK INDUSTRI KECIL KERUPUK 4.1. Letak Geografis, Kependudukan dan Kondisi Perekonomian Kabupaten Demak Kabupaten Demak merupakan salah satu kabupaten di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan jumlah penduduk yang sangat tinggi akan menimbulkan berbagai masalah dan hambatan bagi upaya-upaya pembangunan yang dilakukan, karena pertumbuhan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atau struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi nasional

Lebih terperinci

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA Ekonomi rakyat merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. (PDRB) di Kota Salatiga tahun Adapun teori-teori yang ditulis

BAB II LANDASAN TEORI. (PDRB) di Kota Salatiga tahun Adapun teori-teori yang ditulis BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka terdiri atas teori - teori yang menyangkut penelitian mengenai Pengaruh kesempatan kerja terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Muhammad Rizki, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Muhammad Rizki, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Usaha mikro dan usaha kecil di Indonesia merupakan salah satu sektor yang telah memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional khususnya dalam penyerapan

Lebih terperinci

Judul : Pengaruh Modal, Tenaga Kerja, Luas Lahan Dan Bantuan Pemerintah Terhadap Pendapatan Industri Rumah Tangga Pembuat Kembang Rampai

Judul : Pengaruh Modal, Tenaga Kerja, Luas Lahan Dan Bantuan Pemerintah Terhadap Pendapatan Industri Rumah Tangga Pembuat Kembang Rampai Judul : Pengaruh Modal, Tenaga Kerja, Luas Lahan Dan Bantuan Pemerintah Terhadap Pendapatan Industri Rumah Tangga Pembuat Kembang Rampai di Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung Nama : A.A. Ayusya Prabhandina

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional dan tercapai kesejahteraan masyarakat. Hal ini sejalan dengan pendapat

BAB I PENDAHULUAN. nasional dan tercapai kesejahteraan masyarakat. Hal ini sejalan dengan pendapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan suatu wilayah hakekatnya adalah serangkaian kebijakan sebagai usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan menciptakan pembangunan yang seimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, peranan Industri Kecil Menengah (IKM) dikaitkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, peranan Industri Kecil Menengah (IKM) dikaitkan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di Indonesia, peranan Industri Kecil Menengah (IKM) dikaitkan dengan upaya pemerintah untuk mengatasi pengangguran, memperluas kesempatan kerja, memerangi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian pada umumnya mengalami fluktuasi. Pertumbuhan ekonomi nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian pada umumnya mengalami fluktuasi. Pertumbuhan ekonomi nasional yang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi adalah ukuran perkembangan perekonomian suatu negara dari satu periode ke periode berikutnya. Menurut Rahardja dan Manurung (2008), perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi pada dasarnya dicerminkan oleh terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi pada dasarnya dicerminkan oleh terjadinya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi pada dasarnya dicerminkan oleh terjadinya perubahan dalam aliran-aliran baru yang menyangkut arus pendapatan dan manfaat (benefit) kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan diberbagai daerah serta menciptakan kesempatan kerja. Sasaran

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan diberbagai daerah serta menciptakan kesempatan kerja. Sasaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan suatu wilayah adalah serangkaian kebijakan sebagai usaha meningkatkan taraf hidup masyarakat, untuk menciptakan keseimbangan pembangunan diberbagai daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi dalam periode jangka panjang mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi dalam periode jangka panjang mengikuti BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi dalam periode jangka panjang mengikuti pertumbuhan pendapatan perkapita, akan membawa suatu perubahan mendasar dalam struktur ekonomi, dari ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas, namun jauh lebih

BAB I PENDAHULUAN. lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas, namun jauh lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dimensi masalah ketenagakerjaan bukan hanya sekedar keterbatasan lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas, namun jauh lebih serius dengan penyebab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. UMKM(Usaha Mikro Kecil Menengah) adalah unit usaha produktif yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. UMKM(Usaha Mikro Kecil Menengah) adalah unit usaha produktif yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang UMKM(Usaha Mikro Kecil Menengah) adalah unit usaha produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau Badan Usaha disemua sektor ekonomi (Tambunan,

Lebih terperinci

4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah

4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah 4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah Mencermati isu-isu strategis diatas maka strategi dan kebijakan pembangunan Tahun 2014 per masing-masing isu strategis adalah sebagaimana tersebut pada Tabel

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persebaran penduduk yang tidak merata, dan sebagainya. Pada Maret 2016,

BAB I PENDAHULUAN. persebaran penduduk yang tidak merata, dan sebagainya. Pada Maret 2016, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika Serikat (sumber: www.kemenkopmk.go.id).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyatnya. Pembangunan ekonomi suatu bangsa juga merupakan pilar penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. rakyatnya. Pembangunan ekonomi suatu bangsa juga merupakan pilar penting bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi adalah hal yang sangat penting dalam suatu negara, terutama dalam meningkatkan pendapatan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Pembangunan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan

I. PENDAHULUAN. bentuk investasi kredit kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Dengan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Fungsi pokok bank sebagai lembaga intermediasi sangat membantu dalam siklus aliran dana dalam perekonomian suatu negara. Sektor perbankan berperan sebagai penghimpun dana

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) adalah perusahaan yang didirikan dan. mengelola BUMD Sebagaimana yang diamanatkan dalam GBHN 1999 dan

I. PENDAHULUAN. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) adalah perusahaan yang didirikan dan. mengelola BUMD Sebagaimana yang diamanatkan dalam GBHN 1999 dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) adalah perusahaan yang didirikan dan dimiliki oleh pemerintah daerah. Kewenangan pemerintah daerah membentuk dan mengelola BUMD Sebagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketimpangan dapat diatasi dengan industri. Suatu negara dengan industri yang

BAB I PENDAHULUAN. ketimpangan dapat diatasi dengan industri. Suatu negara dengan industri yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi. Di era globalisasi ini, industri menjadi penopang dan tolak ukur kesejahteraan suatu negara. Berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mulyadi, 2014 Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mulyadi, 2014 Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada umumnya pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara sedang berkembang mempunyai tujuan untuk menciptakan pembangunan ekonomi yang hasilnya secara merata

Lebih terperinci

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN 2012-2014 Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Jakarta, 1 Februari 2012 Daftar Isi I. LATAR BELAKANG II. ISU STRATEGIS DI SEKTOR INDUSTRI III.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Ekonomi kreatif yang digerakkan oleh industri kreatif, didefinisikan sebagai industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mampu bertahan dan terus berkembang di tengah krisis, karena pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. mampu bertahan dan terus berkembang di tengah krisis, karena pada umumnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri kecil dan Menengah (IKM) memegang peranan penting bagi perekonomian Indonesia, karena sektor ini dapat mengatasi permasalahan pemerataan dalam distribusi pendapatan

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci: pemberdayaan, kesejahteraan, potensi, koperasi wanita

Abstrak. Kata kunci: pemberdayaan, kesejahteraan, potensi, koperasi wanita Judul : Peran Koperasi Wanita dalam Upaya Pemberdayaan Perempuan pada Koperasi Wanita di Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar Nama : Cyntia Putri Devanty NIM : 1306105108 Abstrak Kabupaten Gianyar sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecil merupakan bagian dari dunia usaha nasional yang. mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. kecil merupakan bagian dari dunia usaha nasional yang. mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat strategis dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha kecil merupakan bagian dari dunia usaha nasional yang mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat strategis dalam mewujudkan tujuan pembangunan nasional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam mencapai sasaran pembangunan nasional, pembangunan pada bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam mencapai sasaran pembangunan nasional, pembangunan pada bidang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam mencapai sasaran pembangunan nasional, pembangunan pada bidang industri merupakan suatu program pemerintah untuk mencapai pembangunan nasiaonal. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) 2.1.1 Pengertian UMKM Beberapa defenisi dari UMKM memiliki pengertian yang berbeda berdasarkan sumbernya (Hubeis, 2009; Tambunan, 2009)

Lebih terperinci

`BAB I PENDAHULUAN. Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil menengah (UMKM) merupakan salah

`BAB I PENDAHULUAN. Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil menengah (UMKM) merupakan salah `BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil menengah (UMKM) merupakan salah satu alternatif yang dipilih pemerintah dalam upaya mengurangi pengangguran, mengentas kemiskinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kota ataupun kabupaten untuk berlomba-lomba mengembangkan daerahnya di

BAB I PENDAHULUAN. kota ataupun kabupaten untuk berlomba-lomba mengembangkan daerahnya di BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Adanya kebijakan otonomi daerah di Indonesia, menuntut setiap daerah baik kota ataupun kabupaten untuk berlomba-lomba mengembangkan daerahnya di segala sektor. Hal ini

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR...... ABSTRAK...... DAFTAR ISI...... DAFTAR TABEL...... DAFTAR LAMPIRAN...... Halaman i ii iii iv vi vii ix

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN...

HALAMAN PENGESAHAN... Judul : Pengaruh Pembiayaan Pemerintah Di Sektor Pendidikan Dan Kesehatan Terhadap Indeks Kualitas Manusia Serta Pertumbuhan Ekonomi Pada Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2011-2015 Nama : I Gede Komang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Menurut Todaro dan

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Menurut Todaro dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Pembangunan ekononomi merupakan serangkaian usaha dan kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Menurut Todaro dan Smith (2006) pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakat mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada, dengan menjalin pola-pola kemitraan

Lebih terperinci