Abstrak. Kata kunci : Tenaga Kerja, Bahan baku, Modal, Poduksi dan Pendapatan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Abstrak. Kata kunci : Tenaga Kerja, Bahan baku, Modal, Poduksi dan Pendapatan"

Transkripsi

1 Judul : Pengaruh Tenaga Kerja, Modal, Bahan baku, dan Produksi Pada Pendapatan Pengrajin Perak di Desa Kamasan Kecamatan Klungkung Kabupaten Klungkung Nama : Ni Putu Naomi Puspita Nata NIM : Abstrak Pembangunan industri di Bali diarahkan pada pembangunan industri kecil dan kerajinan yang terkenal di Bali, salah satunya adalah industri kerajinan perak. Desa Kamasan Kabupaten Klungkung salah satu Desa di Bali yang merupakan penghasil industri kecil kerajinan perak yang sudah terkenal di manca negara. Tujuan dari penelitian ini pengaruh tenaga kerja, modal, bahan baku, dan produksi pada pendapatan pengrajin di Desa Kamasan Kecamatan Klungkung Kabupaten Klungkung. Penelitian ini dilakukan di Desa Kamasan Kecamatan Klungkung Kabupaten Klungkung, dengan menggunakan 75 pengusaha industri kerajinan perak di desa Kamasan kabupaten Klungkung melalui teknik penentuan sampel metode sensus. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner dengan wawancara pada 75 responden yang di olah melalui teknik analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan tenaga kerja, bahan baku, modal, dan produksi secara serempak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan pengrajin. Tenaga kerja, modal, dan produksi secara parsial berpengaruh positif tidak signifikan terhadap pendapatan pengrajin. Bahan baku berpengaruh positif signifikan terhadap pendapatan pengrajin. Kata kunci : Tenaga Kerja, Bahan baku, Modal, Poduksi dan Pendapatan vi

2 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL. i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Sistematika Penulisan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep Konsep produksi Faktor-faktor produksi Fungsi produksi Siklus kehidupan produk (Product Life Cycle) Perluasan produksi Konsep industri Tenaga kerja Modal Bahan Baku Pendapatan Kerangka konsep Hipotesis Penelitian...31 BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Lokasi Penelitian Objek Penelitian Identifikasi Variabel Definisi Operasional Variabel Jenis dan Sumber Data Jenis Data Sumber Data vii

3 3.7 Responden penelitian Metode penentuan sampel Populasi Sampel Metode Pengumpulan Data Teknik analisis data Regresi Linear Berganda Uji Asumsi Klasik Uji signifikansi koefisien regresi BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Daerah atau Wilayah Penelitian Deskripsi Variabel Pembahasan Hasil Analisis dan Pengujian Hipotesis Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Uji Asumsi Klasik Uji signifikansi koefisien regresi Pembahasan Keterbatasan Penelitian BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Saran DAFTAR RUJUKAN LAMPIRAN-LAMPIRAN viii

4 DAFTAR TABEL No. Tabel Halaman 1.1 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Klungkung Atas Dasar Harga Konstan 2003 Menurut Lapangan Usaha, Tahun Rekapitulasi Industri Rumah Tangga, Kecil dan Menengah di Provinsi Bali Berdasarkan Kabupaten Tahun Jenis Pengrajin, Tempat Usaha, dan Jumlah Pengrajin di Desa Kamasan tahun Nilai Produksi Industri kerajinan perak di Kabupaten Klungkung Tahun Jumlah Industri kerajinan perak di Desa Kamasan Kabupaten Klungkung Tahun Seleksi Penentuan Sampel Hasil Deskripsi Variabel Hasil Uji Pengaruh Tenaga kerja, Modal, Bahan baku dan Produksi terhadap Pendapatan Pengrajin Perak di Desa Kamasan Hasil Uji Normalitas Perhitungan Tolerance dan Variance Inflation Factor ix

5 DAFTAR GAMBAR No. Gambar Halaman 2.1 Tahapan Siklus Kehidupan Produk Gambar Kerangka Konseptual Daerah Penolakan dan Penerimaan Ho dengan uji F Daerah Penolakan dan Penerimaan H 0 dengan Uji t Untuk Variabel Tenaga Kerja (X 1 ) Daerah Penolakan dan Penerimaan H 0 dengan Uji t Untuk Variabel Modal (X 2 ) Daerah Penolakan dan Penerimaan H 0 dengan Uji t Untuk Variabel Bahan baku (X 3 ) Daerah Penolakan dan Penerimaan H 0 dengan Uji t Untuk Variabel Produksi (X 4 ) Daerah Pengujian Autokorelasi dengan uji Durbin Watson Daerah Penolakan dan Penerimaan Ho dengan uji F Daerah Penolakan dan Penerimaan H 0 dengan Uji t Untuk Variabel Tenaga Kerja (X 1 ) Daerah Penolakan dan Penerimaan H 0 dengan Uji t Untuk Variabel Modal (X 2 ) Daerah Penolakan dan Penerimaan H 0 dengan Uji t Untuk Variabel Bahan baku (X 3 ) Daerah Penolakan dan Penerimaan H 0 dengan Uji t Untuk Variabel Produksi (X 4 ) x

6 DAFTAR LAMPIRAN No. Lampiran Hal 1 Kuisioner Tabulasi Data Penelitian Frequency Table Regression Distribusi Tabel F Distribusi Tabel t Distribusi Tabel Durbin Watson xi

7 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wilayah Indonesia sejak dahulu menjadi pusat-pusat kebudayaan, peradaban, dan seni masyarakatnya. Peninggalan-peninggalan sejarah dan budayanya masih dapat disaksikan hingga sekarang ini seperti candi-candi, bangunan kraton, tata-upacara serta adat-istiadat, kesenian, dan kerajinan rakyat tradisional, yang sebagian besar masih lestari secara turun-temurun dan malahan berkembang sampai saat sekarang (Achmad, 2010). Maka dari itu, adalah tepat dan sesuai dengan akar-akar historis dan kultural, apabila kebijakan Pemerintah pusat yang lebih mendorong dan mengembangkan program unggulan sebagai pusat budaya dan tujuan wisata budaya yang didukung industri seni kerajinan rakyat. Di antara industri-industri seni kerajinan rakyat Indonesia ini, yang menjadi primadona dan memberikan identitas adalah industri seni kerajinan perak. Terkait dengan hal-hal tersebut setelah secara selintas dikupas sejarah dan profit industri seni kerajinan perak yang pada dasarnya salah satu pusat di kawasan Bali, yang dikedepankan pula peranannya sebagai pendukung pariwisata budaya, strateginya dalam menanggulangi krisis ekonomi ( ), beserta prospek dan tantangan global yang dihadapinya sampai saat ini (Arifini dan Dwi, 2015). Bali merupakan bagian dari provinsi yang ada di Indonesia yang melakukan berbagai perubahan di segala bidang, baik dari sisi politik, sosial budaya, khususnya perekonomian. Bali terkenal karena pariwisatanya yang 1

8 didukung oleh potensi sumber daya alam yang sangat bagus dan sumber daya manusianya yang sangat memadai serta memiliki kreatifitas dan keahlian yang tinggi (Ade, 2011). Banyak industri-industri mulai dikembangkan untuk memperkecil kesenjangan antar sektor lain terutama sektor pertanian. Keberadaan industri-industri ini tidak terlepas dari adanya program pemerintah yang mengupayakan keberhasilan industri kecil untuk bertahan dalam kondisi perekonomian yang sedang krisis sekalipun dengan tujuan untuk menyejahterakan serta memberikan kemakmuran yang adil dan merata kepada seluruh lapisan masyarakat seperti pemberian bantuan secara finansial maupun kemitraan. pembangunan ekonomi yang berbasiskan sektor pariwisata di kembangkan melalui pembangunan sektor-sektor industri kecil dan kerajinan (Cahya dan Bagus, 2015). Perkembangan sektor industri kerajinan di Kabupaten Klungkung yang didukung sektor kerajinan, pertanian serta sektor jasa-jasa mampu menjadikan Kabupaten Klungkung mampu bersaing dengan kabupatenkabupaten yang ada di Provinsi Bali (Sri, 2015). Sektor industri kecil di Kabupaten Klungkung mempunyai potensi untuk dikembangkan mengingat sumber daya alam lokal dan kreativitas masyarakat pada bidang seni ataupun bidang kerajinan cukup memberikan kontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat serta mendukung program pembangunan daerah (Fitria dan Martini, 2015). Perkembangan industri kecil cukup pesat sejajar dengan pesatnya perkembangan industri lainnya yang membuka peluang pasar baik lokal maupun internasional (Arifini dan Dwi, 2015). 2

9 Perkembangan sektor industri pengrajin perak dan industri lainnya di Provinsi Bali tidak terlepas dari peran masing-masing kabupaten atau kota. Salah satunya Kabupaten Klungkung yang merupakan salah satu kota besar yang terkenal dengan berbagai industri rumahannya di Bali. kabupaten Klungkung yang merupakan salah satu kota seni lengkap dengan warisan budayanya memiliki laju pertumbuhan rata-rata PDRB tahun dari sektor industri masih lebih rendah dibandingkan dua sektor lainnya. PDRB kabupaten Klungkung atas dasar harga konstan tahun 2003 menurut lapangan usaha pada tahun dapat dilihat pada Tabel 1.l. Tabel 1.1 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Klungkung Atas Dasar Harga Konstan 2003 Menurut Lapangan Usaha, Tahun (Persen) No. Lapangan Usaha Ratarata [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] 1. Pertanian 3,87 5,47 2,80 2,06 6,81 5,52 4,42 2. Pertambangan dan Penggalian 0,32 0,28 0,29 0,25 5,38 6,23 2,12 3. Industri Pengolahan 4,71 4,58 9,63 7,51 7,64 8,43 7,12 4. Listrik, Gas & Air Bersih 7,21 8,05 3,84 8,19 8,78 8,11 7,36 5. Bangunan 6,97 6,73 4,28 5,61 3,88 4,79 5,37 6. Perdagangan, Hotel & Restoran 6,73 5,23 9,92 9,99 7,35 8,25 7,91 7. Pengangkutan & Komunikasi 5,53 5,92 4,87 4,83 6,87 5,17 5,53 8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 4,84 5,15 3,67 4,01 4,10 5,11 4,48 9. Jasa-jasa 8,47 9,53 2,85 4,29 4,71 4,24 5,68 PDRB 6,40 5,66 4,68 5,21 6,18 6,20 5,56 Sumber : BPS Provinsi Bali, 2016 Tabel 1.1 menunjukkan, bahwa laju pertumbuhan dari sektor industri pada tahun 2010 pernah mengalami penurunan menjadi 4,58 persen dari tahun 2009 sebesar 0,13 persen, kemudian tahun 2011 mengalami peningkatan yang tinggi yaitu 5,05 persen menjadi 9,63 persen, ini dikarenakan dampak dari sektor tersier 3

10 yaitu perdagangan, hotel dan restoran dalam perdagangan besar dan eceran yang meningkat pertumbuhannya pada tahun 2011, dan pada tahun 2012 sektor industri mengalami penurunan lagi sebesar 2,12 persen menjadi 7,51 persen, laju pertumbuhan dari sektor industri kembali meningkat pada tahun 2013 menjadi 7,64 persen dan pada tahun 2014 sektor industri mengalami peningkatan menjadi 8,43 persen dari tahun sebelumnya, meskipun PDRB rata-rata sektor industri menempati urutan ketiga dari sembilan sektor yang ada, tetapi PDRB rata-rata sektor industri masih lebih tinggi dari rata-rata seluruh sektor yang ada pada tahun 2009 sampai Rekapitulasi industri rumah tangga, kecil dan menengah yang ada di Provinsi Bali berdasarkan Kabupaten di Provinsi Bali pada tahun 2015, terlihat pada Tabel 1.2. Tabel 1.2 Rekapitulasi Industri Rumah Tangga, Kecil dan Menengah di Provinsi Bali Berdasarkan Kabupaten Tahun 2015 No. Kabupaten Jumlah Usaha (Unit) Tenaga Kerja (orang) Nilai Investasi (Rp.000) Nilai Produksi (Rp.000) 1. Jembrana Tabanan Denpasar Badung Gianyar Bangli Karangasem Klungkung Buleleng Total Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali, 2016 Tabel 1.2 menunjukkan bahwa pada tahun 2015 Kabupaten Klungkung memiliki jumlah unit usaha di sektor industri rumah tangga, kecil dan menengah di Provinsi Bali sebanyak 397 unit usaha, dengan jumlah tenaga kerja sebanyak orang. Perkembangan industri rumah tangga, kecil dan menengah di 4

11 menjadikan kabupaten Klungkung sebagai salah satu kabupaten atau kota yang memiliki unit usaha di sektor industri rumah tangga, kecil dan menengah khususnya adalah industri kerajinan perak. Hendy et al. (2014) menyatakan sejalan dengan kemajuan-kemajuan yang dicapai di sektor industri nasional maupun pada tingkat regional, perkembangan industri kecil di Kabupaten Klungkung telah mengalami kemajuan yang cukup menggembirakan dengan terbatasnya lapangan kerja saat ini, ditambah lagi banyaknya karyawan yang mengalami PHK di berbagai perusahaan, menyebabkan banyak muncul wirausahawan baru. Bidang yang dipilih biasanya yang tidak memerlukan modal besar serta teknologi yang tidak terlalu rumit. Salah satu bidang wirausaha yang banyak dipilih antara lain usaha home industri kerajinan perak. Hal ini tercemin dalam peningkatan jumlah unit usaha dengan penyerapan tenaga kerja, nilai produksi dan nilai tambah yang dihasilkan serta semakin berkembangnya jenis dan produk industri kecil di daerah tersebut (Joanna, 2012). Industri kerajinan perak di kabupaten Klungkung di dominasi pada satu desa yang merupakan sentra dari kerajinan perak yang terdapat banyak unit usahanya (Sri dan Muhammad, 2015). Salah satu desa yang sebagian besar penduduknya sebagai pengrajin perak adalah desa Kamasan, kecamatan Klungkung, kabupaten Klungkung yang kini sedang menjalankan program dari pemerintah sebagai desa wisata, kerajinan perak yang digeluti masyarakatnya di desa kamasan terlihat pada Tabel

12 Tabel 1.3 Jenis Pengrajin, Tempat Usaha, dan Jumlah Pengrajin di Desa Kamasan tahun 2015 No. enis Pengarajin Lokasi Usaha Jumlah Pengrajin (Tenaga Kerja) 1. engrajin Perak Dan Kuningan Br. Tabanan 17 Br. Pande 13 Br. Peken 3 Br. Pande Mas 8 Br. Pande Kaler 4 Br. Sangging 8 Br. Celagi 2 Br. Kacang Dawa 1 2. engrajin Klongsong Peluru Perak Br. Tabanan 3 Br. Pande Mas 1 Br. Pande 3 Br. Sangging 1 3. engrajin Emas dan Perak Br. Sangging 6 Br. Pande Mas 5 4. engrajin Lukis Br. Sangging 32 Br. Pande 4 Br. Peken 3 Br. Pande kaler 1 Br. Siku 3 Total 118 Sumber : Kantor Desa Kamasan, 2016 Tabel 1.3 menjelaskan jumlah pengrajin perak dan kuningan di Desa Kamasan ada sebanyak 56 pengrajin, pada pengrajin klongsong peluru perak ada sebanyak 8 orang pengrajin atau tenaga kerja, pengrajin emas dan perak ada sebanyak 11 orang pengrajin atau tenaga kerja, serta pengrajin lukis ada sebanyak 43 orang pengrajin atau tenaga kerja. Sehingga dapat disimpulkan menjadi jumlah pengrajin perak, kuningan dan emas ada sebanyak 75 orang pengrajin atau tenaga kerja, dan jumlah pengrajin lukis ada sebanyak 43 orang pengrajin atau tenaga kerja sehingga jumlah seluruh pengrajin di desa Kamasan ada sebanyak 118 orang pengrajin. Melihat keterkenalan desa Kamasan dengan berbagai macam kerajinan dapat menambah pendapatan rumah tangga masyarakat sekitar, menjadi pusat 6

13 pertumbuhan perekonomian masyarakat dan dapat mendorong kemajuan perekonomian desa. Di Desa Kamasan salah satu jumlah pengrajin yang paling banyak adalah pengrajin perak. Bijih perak di lebur hingga di cetak serta diukir yang pada akhirnya menjadi sarana upacara yang digunakan masyarakat Hindu dalam melaksanakan upacara keagamaan. Kerajinan perak yang dibuat adalah sibuh, canting, saab, penastaan, dulang, bokor dan lain- lain. Keberadaan pengrajin perak kini mengalami kesulitan dalam meneruskan usahanya karena kurangnya partisipasi anak muda dalam melestarikan usaha kerajinan perak yang ada di desa Kamasan sehingga pengrajin perak hanya dilanjutkan oleh orang-orang tua saja, selain karena pengerjaannya yang rumit dan beresiko tinggi karena menggunakan alat-alat tradisional, selain itu harga bahan baku sangat tinggi dan terkadang fluktuatif sehingga jika harga bahan baku tinggi ditambah biaya produksi membuat harga jual menjadi sangat tinggi, itu membuat kebertahanan pengrajin menjadi sulit dipertahankan karena pola pikir masyarakat yang membuat masyarakat beralih mengganti sarana upacara yang mulanya terbuat dari perak menjadi kayu, kuningan, tembaga sehingga membuat pengrajin perak kesulitan dalam memasarkan produknya ataupun membuat pengrajin mengurangi jumlah peraknya dalam produksinya (Fitria dan Martini, 2015). Industri di pedesaan mempunyai arti penting dalam usaha mengurangi tingkat kemiskinan di pedesaan atau dengan kata lain diharapkan dapat meningkatkan pendapatan serta penyerapan tenaga kerja masyarakat pedesaan (Michael and Mirjam, 2009). Meningkatnya jumlah penduduk akan diikuti dengan pertambahan jumlah tenaga kerja. Salah satu kegiatan yang banyak menyerap 7

14 tenaga kerja adalah sektor industri, yang sampai sekarang masih dapat bertahan bahkan cenderung semakin mengalami peningkatan, seperti yang terdapat pada industri kerajinan perak di desa Kamasan kabupaten Klungkung merupakan salah satu kerajinan seni Bali yang kini amat populer di Indonesia (Pradipta, 2015). Secara geografi ekonomi, sebagai daerah kerajinan Desa Kamasan Kabupaten Klungkung semestinya memiliki dukungan enam komponen yaitu bahan baku, tenaga kerja, modal, teknologi, sarana transportasi, dan pasar, sehingga dapat berkembang dengan baik (Sri, 2015). Namun, keberadaan enam unsur tersebut belum semua terpenuhi. Tenaga kerja dalam kerajinan perak di Desa Kamasan Kabupaten Klungkung sebagai salah satu unsur pokok dalam mengembangkan suatu industri kerajinan ini yang belum dapat terpenuhi sampai saat ini, karena masyarakat muda memilih untuk beralih profesi dan melakukan mobilitas ke kota sehingga mempengaruhi keberlangsungan industri perak Kamasan (Nandang, 2013). Penyerapan tenaga kerja tentu saja akan meningkatkan nilai produksi, perkembangan nilai produksi industri kerajinan perak di desa Kamasan kabupaten Klungkung tergantung dari pada faktor-faktor yang digunakan dalam proses produksi. Dimana nilai produksi sangat dipengaruhi oleh bahan baku dan ketersediaan tenaga kerja yang digunakan oleh perusahaan itu sendiri. Jumlah nilai produksi industri kerajinan perak di desa Kamasan kabupaten Klungkung tahun dapat dilihat pada Tabel

15 Tabel 1.4 Nilai Produksi Industri kerajinan perak di Desa Kamasan Kabupaten Klungkung Tahun No Tahun Nilai Produksi (Rp.000) Perkembangan (%) , , , , ,3 Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali, 2016 Tabel 1.4 menunjukkan nilai produksi industri kerajinan perak di desa Kamasan kabupaten Klungkung terus mengalami peningkatan tiap tahunnya. Peningkatan nilai produksi industri kerajinan perak di desa Kamasan Kabupaten Klungkung tertinggi terjadi pada tahun 2011 dimana nilai produksi meningkat menjadi Rp dari tahun 2010 sebesar Rp atau 9,4 persen dari tahun 2010, sedangkan peningkatan nilai produksi industri kerajinan perak di Desa Kamasan Kabupaten Klungkung terendah terjadi pada tahun 2015 dimana nilai produksi meningkat menjadi Rp dari tahun sebelumnya sebesar Rp atau 4,3 persen dari tahun Perencanaan pembangunan ekonomi dalam bidang industri, untuk mengukur pertumbuhan ekonomi suatu daerah memerlukan data-data statistik sebagai dasar penentuan strategi, pengambilan keputusan dan evaluasi hasil-hasil produksi yang telah dicapai (Olusakin, 2014). Salah satu cara yang digunakan adalah dengan memperhitungkan laju pertumbuhan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto). PDRB adalah total nilai produksi barang dan jasa yang diproduksi di suatu wilayah (regional) tertentu dalam waktu tertentu biasanya 9

16 dalam satu wilayah (khususnya kabupaten Klungkung). Besar kecilnya angka PDRB suatu daerah dipengaruhi oleh tersedianya potensi sumber daya alam, teknologi, bahan baku dan tidak kalah pentingnya faktor modal yang berhasil dimanfaatkan (Paul, 2000). Pada umumnya usaha industri kecil mempunyai hambatan, seperti modal yang terbatas. Semantara itu, industri besar memiliki modal yang besar akan lebih berkembang daripada industri kecil. Modal merupakan titik kunci dari setiap industri dimana modal yang besar akan berpengaruh terhadap besarnya usaha. Tersedianya modal dalam jumlah yang besar, berkesinambungan akan memperlancar produksi yang pada akhirnya akan meningkatkan produksi serta meningkatkan jumlah pendapatan usaha yang diperoleh. Penelitian Arifini dan Dwi (2015) menyatakan bahwa modal memberikan pengaruh pada nilai produksi dan pendapatan pengrajin. Hal yang sama dinyatakan oleh Cahya dan Bagus (2015) pendapatan dan produksi akan suatu produk sangat dipengaruhi secara positif oleh ketersediaan modal. Lina (2016) menyatakan bahwa modal sebagai faktor utama memberikan pengaruh positif pada nilai produksi dan pendapatan pengrajin. Bahan baku merupakan bahan yang membentuk bagian yang menyeluruh produk jadi. Besarnya jumlah kapasitas produksi tidak terlepas dari ketersediaan bahan baku. Tersedianya bahan baku dalam jumlah yang cukup, berkesinambungan dan harga yang dapat dijangkau akan memperlancar produksi yang pada akhirnya akan meningkatkan produksi serta meningkatkan jumlah pendapatan usaha yang diperoleh. Pendapatan usah pada dasarnya merupakan 10

17 ukuran berhasil tidaknya perusahaan dalam menjalankan usahanya. Seharusnya para pengusaha menengah atas, mau bekerjasama dengan industri kecil dalam pemasok bahan baku lainnya termasuk alat-alat produksi guna memperlancar proses produksi serta meningkatkan pendapatan. Penelitian Gema dan Retno (2014) menyatakan bahwa bahan memberikan pengaruh pada produksi dan pendapatan. Hal yang sama dinyatakan oleh Pradipta (2015) pendapatan dan produksi akan suatu produk sangat dipengaruhi secara positif oleh ketersedian bahan baku. Riadila dan Kirwani (2012) menyatakan bahwa bahan baku sebagai faktor utama memberikan pengaruh positif pada nilai produksi dan pendapatan pengrajin. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut di atas satu sasaran utama dari pembangunan sektor ekonomi adalah peningkatan kesempatan tenaga kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat melalui pembangunan industri kecil. Pembangunan industri besar, industri kecil diharapkan saling melengkapi dan berkait sehingga pada masa mendatang akan menjadi industri nasional yang mampu mendukung melanjutkan sasaran pembangunan nasional (Oktan dan Sri, 2012). Keberadaan suatu industri di suatu wilayah tentu akan mempengaruhi kondisi sosial ekonomi dengan penyerapan tenaga kerja dari masyarakat sekitarnya. Penyerapan tenaga kerja merupakan jumlah tertentu dari tenaga kerja yang digunakan dalam suatu unit usaha tertentu (Riadila, 2010). Secara tidak langsung akan meningkatkan kesejahteraan dengan memberikan upah terhadap pekerjanya yang berasal dari pendapatan hasil industri tersebut. 11

18 Tenaga kerja adalah kata kunci penentu laju pertumbuhan ekonomi suatu Daerah, karena disamping akan mendorong kenaikan output secara signifikan, tenaga kerja yang berproduktivitas tinggi akan memberikan keuntungan bagi perusahaan karena produksi akan meningkat seiring dengan meningkatnya produktivitas pekerja, secara otomatis akan meningkatkan permintaan input, sehingga pada gilirannya akan meningkatkan kesempatan kerja dan kesejahteraan masyarakat sebagai konsekuensi dari meningkatnya pendapatan yang diterima masyarakat (Preetish et al., 2012). Setelah meningkatnya penyerapan tenaga kerja maka diharapkan terjadi peningkatan produksi yang kemudian akan mempengaruhi eksistensi kerajinan industri kerajinan perak di desa Kamasan kabupaten Klungkung. Perkembangan industri kerajinan perak di desa Kamasan kabupaten Klungkung menghadapi banyak kendala yang hampir sama dengan yang dialami industri rumah tangga, kecil dan menengah lainnya dimana masalah utamanya adalah dalam kurangnya dari segi tenaga kerja. Pada umunya pendapatan pekerja di pedesaan relatif kecil daripada jumlah tenaga kerja yang besar. Namun kecilnya pendapatan tersebut tidak hanya disebabkan oleh penawaran yang lebih dari permintaan, tetapi juga faktor intern pada diri pekerja tersebut, antara lain adanya produktivitas mereka rendah dan curahan waktu untuk bekerja hanya sedikit. Implikasi dari keadaan ini, jika pekerja ingin meningkatkan produktivitasnya dan menambah curahan jam kerja (Xiaowei et al., 2015). Oleh karena itu keberlangsungan produksi industri kerajinan perak dapat dipusatkan di desa Kamasan kabupaten Klungkung karena home industry 12

19 kerajinan perak paling banyak berada di Klungkung serta belum ada yang meneliti tentang produksi industri pengrajin perak. Dari permasalahan yang dijelaskan diatas, penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi produksi industri kerajinan perak di desa Kamasan kabupaten Klungkung, dengan pengaruh jumlah tenaga kerja, modal, jumlah bahan baku, dan jumlah produksi. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan pokok permasalahan sebagai berikut. 1) Apakah jumlah tenaga kerja, modal, jumlah bahan baku, dan jumlah produksi berpengaruh secara simultan terhadap pendapatan pengrajin perak di Desa Kamasan? 2) Bagaimana pengaruh jumlah tenaga kerja, modal, jumlah bahan baku, dan jumlah produksi secara parsial terhadap pendapatan pengrajin perak di desa Kamasan? 1.3 Tujuan penelitian Berdasarkan pada permasalahan yang ada, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah : 1) Untuk menganalisis pengaruh jumlah tenaga kerja, modal, jumlah bahan baku, dan jumlah produksi secara simultan terhadap pendapatan pengrajin perak di Desa Kamasan. 2) Untuk menganalisis pengaruh jumlah tenaga kerja, modal, jumlah bahan baku, dan jumlah produksi secara parsial terhadap pendapatan pengrajin perak di Desa Kamasan. 13

20 1.4 Kegunaan Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain : 1) Kegunaan Teoritis Penelitian ini mampu memberikan wawasan dan pengetahuan kepada peneliti selanjutnya mengenai tenaga kerja, modal, bahan baku, jumlah produksi dan pendapatan pengusaha industri kerajinan perak yang berbeda di desa Kamasan. 2) Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi dan menambah wawasan mahasiswa mengenai pengaplikasian teori yang telah didapatkan selama menempuh pendidikan di perguruan tinggi terutama mengenai pendapatan pengusaha industri kerajinan perak yang berbeda di Desa Kamasan. 1.5 Sistematika Penulisan Untuk mendapatkan gambaran umum mengenai skripsi ini maka penulisannya disusun berdasarkan atas beberapa bab sistematis sehingga antar bab mempunyai hubungan yang erat. Adapun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut. BAB I Pendahuluan Secara ringkas diuraikan pokok permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini meliputi latar belakang masalah, pokok permasalahan, tujuan penelitian, kegunaan penelitian. 14

21 BAB II Kajian Pustaka Bab ini berisi tentang teori-teori yang meliputi konsep produksi, faktor-faktor produksi, fungsi produksi, siklus kehidupan produk (Product Life Cycle), perluasan produksi, konsep industri, tenaga kerja, modal, bahan baku, produksi pendapatan, hubungan variabel, kerangka konseptual dan hipotesis penelitian. BAB III Metode Penelitian Bab ini memuat identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, teknik penentuan sampel, teknik pengumpulan data serta teknik analisis data. BAB IV Pembahasan Bab ini membahas gambaran umum Perusahaan dan pembahasan hasil penelitian. BAB V Simpulan dan Saran Dalam bab ini akan diuraikan simpulan dari pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya dan saran-saran yang dipandang perlu baik untuk pihak manajemen perusahaan maupun penelitian selanjutnya. 15

BAB I PENDAHULUAN. Sektor industri merupakan penggerak perekonomian suatu Negara karena

BAB I PENDAHULUAN. Sektor industri merupakan penggerak perekonomian suatu Negara karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor industri merupakan penggerak perekonomian suatu Negara karena dapat memberikan kesempatan kerja yang luas dan nilai tambah terbesar sehingga mampu menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembagian pendapatan yang merata bagi seluruh rakyat sesuai dengan sila Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. pembagian pendapatan yang merata bagi seluruh rakyat sesuai dengan sila Pancasila BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pembangunan daerah Bali merupakan salah satu bagian dari pembangunan nasional yang meliputi berbagai aspek kehidupan baik fisik maupun mental yang

Lebih terperinci

Abstrak. Kata Kunci: tingkat upah, teknologi, produktivitas kerja, penyerapan tenaga kerja

Abstrak. Kata Kunci: tingkat upah, teknologi, produktivitas kerja, penyerapan tenaga kerja Judul : Pengaruh Tingkat Upah dan Teknologi Terhadap Produktivitas Kerja dan Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri Mebel Meja Kayu di Kota Denpasar Nama : Nashahta Ardhiaty Nurfiat NIM : 1306105077 Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan masyarakat terutama masyarakat kecil dan masyarakat yang masih belum mampu untuk memenuhi kebutuhannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan sektor-sektor ekonomi di Indonesia kini sudah semakin berkembang sangat pesat, terutama pertumbuhan di sektor industri.sektor industri diyakini

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS iii KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL x DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN.. xiii

Lebih terperinci

Kata Kunci: Modal, Tingkat Upah, Penyerapan Tenaga Kerja, Produksi DAFTAR ISI...

Kata Kunci: Modal, Tingkat Upah, Penyerapan Tenaga Kerja, Produksi DAFTAR ISI... Judul : Analisis Pengaruh Modal dan Tingkat Upah Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja dan Produksi Industri Kerajinan Patung Batu Padas Di Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar. Nama : Gede Herry Adie Perdana

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci: modal, tenaga kerja, lama usaha, jam kerja, dan pendapatan

Abstrak. Kata kunci: modal, tenaga kerja, lama usaha, jam kerja, dan pendapatan Judul : Pengaruh Modal, Tenaga Kerja, Lama Usaha, dan Jam Kerja Terhadap Pendapatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Denpasar Nama : I Gede Ariyuda Pratama NIM : 1306105026 Abstrak Program

Lebih terperinci

ANALISIS SKALA EKONOMIS PADA INDUSTRI KRIYA KAYU DI KABUPATEN BADUNG SKRIPSI

ANALISIS SKALA EKONOMIS PADA INDUSTRI KRIYA KAYU DI KABUPATEN BADUNG SKRIPSI ANALISIS SKALA EKONOMIS PADA INDUSTRI KRIYA KAYU DI KABUPATEN BADUNG SKRIPSI Oleh: Dewa Ayu Periadnyani NIM : 0815151013 PROGRAM EKSTENSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015 i

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN...

HALAMAN PENGESAHAN... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN ORISINALITAS KATA PENGANTAR ABSTRAK

HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN ORISINALITAS KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL. i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesejahteraan masyarakat merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh setiap negara khususnya di Indonesia, banyak kebijaksanaan yang dibuat oleh pemerintah untuk pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari atau disebut masyarakat miskin dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari atau disebut masyarakat miskin dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan masyarakat terutama masyarakat kecil dan masyarakat yang masih belum mampu untuk memenuhi kebutuhannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia ( Sadono Sukirno, 1996:33). Pembangunan ekonomi daerah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia ( Sadono Sukirno, 1996:33). Pembangunan ekonomi daerah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi adalah suatu usaha untuk meningkatkan pendapatan perkapita dengan cara mengolah kekuatan ekonomi potensial menjadi ekonomi riil melalui

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN ORISINALITAS KATA PENGANTAR ABSTRAK

HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN ORISINALITAS KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya sehari-hari dan meningkatkan perekonomian Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya sehari-hari dan meningkatkan perekonomian Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan masyarakat, terutama masyarakat kecil dan masyarakat yang belum mampu memenuhi kebutuhannya sehari-hari

Lebih terperinci

Nama : I Gusti Ayu Made Oktavia Utami Dewi NIM : Abstrak

Nama : I Gusti Ayu Made Oktavia Utami Dewi NIM : Abstrak Judul :Analisis Pengaruh Sosial Ekonomi terhadap Tingkat Partisipasi Kerja Pedagang Perempuan di Kecamatan Bangli Kabupaten Bangli (Studi Kasus di Pasar Kidul Kecamatan Bangli) Nama : I Gusti Ayu Made

Lebih terperinci

Judul : Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengangguran, dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan di Provinsi Bali Nama : Ita Aristina NIM :

Judul : Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengangguran, dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan di Provinsi Bali Nama : Ita Aristina NIM : Judul : Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengangguran, dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan di Provinsi Bali Nama : Ita Aristina NIM : 1215151009 ABSTRAK Kemiskinan menjadi masalah besar di Provinsi

Lebih terperinci

Abstrak. Kata Kunci :Curahan Jam Kerja, Umur, Pendidikan, Pendapatan Suami, Jumlah Tanggungan.

Abstrak. Kata Kunci :Curahan Jam Kerja, Umur, Pendidikan, Pendapatan Suami, Jumlah Tanggungan. Judul Nama : Pengaruh Umur, Tingkat Pendidikan, Pendapatan Suami, dan Jumlah Tanggungan Keluarga Terhadap Curahan Jam Kerja Pedagang Wanita di Pasar Kumbasari : Made Puspita Mega Swari NIM : 1306105063

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN...

HALAMAN PENGESAHAN... Judul : Pengaruh Pembiayaan Pemerintah Di Sektor Pendidikan Dan Kesehatan Terhadap Indeks Kualitas Manusia Serta Pertumbuhan Ekonomi Pada Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2011-2015 Nama : I Gede Komang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara maritim, dimana 70 persen dari luas wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara maritim, dimana 70 persen dari luas wilayah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar BelakangS Indonesia merupakan negara maritim, dimana 70 persen dari luas wilayah Indonesia terdiri dari wilayah lautan dan sebagian besar masyarakat pesisir bermata pencaharian

Lebih terperinci

Kata kunci: industri, modal, tenaga kerja, lama usaha, pendapatan.

Kata kunci: industri, modal, tenaga kerja, lama usaha, pendapatan. Judul : Pengaruh Modal, Tenaga Kerja dan Lama Usaha Terhadap Pendapatan Pengrajin Industri Kerajinan Anyaman di Desa Bona Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar Nama : Anak Agung Ratih Wulandari NIM : 1306105031

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional dan tercapai kesejahteraan masyarakat. Hal ini sejalan dengan pendapat

BAB I PENDAHULUAN. nasional dan tercapai kesejahteraan masyarakat. Hal ini sejalan dengan pendapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan suatu wilayah hakekatnya adalah serangkaian kebijakan sebagai usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan menciptakan pembangunan yang seimbang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berdampak pada semakin meningkatnya angka pengangguran di Indonesia. Persoalan pengangguran dan kemiskinan merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. berdampak pada semakin meningkatnya angka pengangguran di Indonesia. Persoalan pengangguran dan kemiskinan merupakan salah satu I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai salah satu negara berkembang, Indonesia dihadapkan pada semakin majunya era teknologi dan ilmu pengetahuan yang semakin berkembang namun tidak dibarengi dengan

Lebih terperinci

Judul : Peran E-commerce Terhadap Penjualan Usaha pada Industri Pakain Jadi di Provinsi Bali Nama : I Gusti Ngurah Adi Setyawan Nim :

Judul : Peran E-commerce Terhadap Penjualan Usaha pada Industri Pakain Jadi di Provinsi Bali Nama : I Gusti Ngurah Adi Setyawan Nim : Judul : Peran E-commerce Terhadap Penjualan Usaha pada Industri Pakain Jadi di Provinsi Bali Nama : I Gusti Ngurah Adi Setyawan Nim : 1306105140 ABSTRAK Industri Pakaian Jadi di Provinsi Bali dikatakan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: non labor income, mutu sumber daya manusia, tingkat upah, lama menganggur, pengangguran terdidik

ABSTRAK. Kata kunci: non labor income, mutu sumber daya manusia, tingkat upah, lama menganggur, pengangguran terdidik Judul : Analisis Pengaruh Non Labor Income, Mutu Sumber Daya Manusia dan Tingkat Upah Terhadap Lama Menganggur Pengangguran Terdidik di Kota Denpasar Nama : Udur Yustince BR Situmorang NIM : 1206105040

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan merupakan suatu keadaan dimana seseorang berpenghasilan rendah,

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan merupakan suatu keadaan dimana seseorang berpenghasilan rendah, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemiskinan merupakan sebuah permasalahan sosial yang sangat kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan (Anggraini, 2012). Kemiskinan umumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyempit membuat petani berpikir bekerja dibidang lain yaitu industri dan

BAB I PENDAHULUAN. menyempit membuat petani berpikir bekerja dibidang lain yaitu industri dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris, akan tetapi luas tanah yang semakin menyempit membuat petani berpikir bekerja dibidang lain yaitu industri dan kerajinan rumah tangga.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini peningkatan kinerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini peningkatan kinerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini peningkatan kinerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) masih dilanda berbagai hambatan dan tantangan dalam menghadapi persaingan. Hambatan dan tantangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan usaha-usaha untuk meningkatkan taraf

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan usaha-usaha untuk meningkatkan taraf BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi merupakan usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup suatu bangsa yang seringkali diukur dengan tinggi rendahnya pendapatan riil per kapita.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah adanya kegiatan ekonomi subsistence, yakni sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah adanya kegiatan ekonomi subsistence, yakni sebagian besar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu ciri perekonomian Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang adalah adanya kegiatan ekonomi subsistence, yakni sebagian besar penduduk yang berpenghasilan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR...... ABSTRAK...... DAFTAR ISI...... DAFTAR TABEL...... DAFTAR LAMPIRAN...... Halaman i ii iii iv vi vii ix

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara yang kaya dengan Sumber Daya Alam dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara yang kaya dengan Sumber Daya Alam dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara yang kaya dengan Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia yang berlimpah. Sumber daya alam yang telah tersedia harus diolah oleh

Lebih terperinci

indikator keberhasilan kegiatan ekonomi daerah tersebut. Provinsi Bali merupakan

indikator keberhasilan kegiatan ekonomi daerah tersebut. Provinsi Bali merupakan Pertumbuhan ekonomi di suatu daerah selalu digunakan sebagai salah satu indikator keberhasilan kegiatan ekonomi daerah tersebut. Provinsi Bali merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan proses pembangunan yang. dilaksanakan oleh suatu daerah atau negara dalam rangka memakmurkan warga

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan proses pembangunan yang. dilaksanakan oleh suatu daerah atau negara dalam rangka memakmurkan warga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi merupakan proses pembangunan yang dilaksanakan oleh suatu daerah atau negara dalam rangka memakmurkan warga negara atau penduduk daerah

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: pertumbuhan ekonomi, inflasi, investasi, pertumbuhan ekonomi.

ABSTRAK. Kata Kunci: pertumbuhan ekonomi, inflasi, investasi, pertumbuhan ekonomi. Judul : Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi dan Investasi Terhadap Pengangguran di Provinsi Bali Tahun 1995-2014. Nama : I Nyoman Bayu Dirga NIM : 1215151004 ABSTRAK Pengangguran merupakan suatu ukuran

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci: Tenaga Kerja, Modal, Bahan Baku, Produksi

Abstrak. Kata kunci: Tenaga Kerja, Modal, Bahan Baku, Produksi Judul : Analisis Pengaruh Tenaga Kerja, Modal dan Bahan Baku Terhadap Produksi Industri Kerajinan Patung Kayu di Kecamatan Tegallalang Kabupaten Gianyar Nama : I Made Agustina NIM : 1306105012 Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Melimpahnya sumber daya alam yang dimiliki oleh Indonesia menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Melimpahnya sumber daya alam yang dimiliki oleh Indonesia menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang yang kaya akan sumber daya, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusianya. Melimpahnya sumber daya alam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari usaha-usaha pembangunan, selain menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari usaha-usaha pembangunan, selain menciptakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari usaha-usaha pembangunan, selain menciptakan pertumbuhan GNP yang setinggi-tingginya dan penyediaan lapangan pekerjaan, juga menginginkan adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan diberbagai daerah serta menciptakan kesempatan kerja. Sasaran

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan diberbagai daerah serta menciptakan kesempatan kerja. Sasaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan suatu wilayah adalah serangkaian kebijakan sebagai usaha meningkatkan taraf hidup masyarakat, untuk menciptakan keseimbangan pembangunan diberbagai daerah

Lebih terperinci

E-Jurnal EP Unud, 6[10]: ISSN:

E-Jurnal EP Unud, 6[10]: ISSN: E-Jurnal EP Unud, 6[10]: 1925-1951 ISSN: 2303-0178 PENGARUH TENAGA KERJA, MODAL, BAHAN BAKU, DAN PRODUKSI PADA PENDAPATAN PENGRAJIN PERAK DI DESA KAMASAN KABUPATEN KLUNGKUNG Ni Putu Naomi Puspita Nata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah dalam mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan potensi, aspirasi

BAB I PENDAHULUAN. daerah dalam mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan potensi, aspirasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan daerah merupakan bagian dari suatu perwujudan pembangunan ekonomi nasional yang bertujuan menciptakan kemandirian suatu daerah dalam mengurus rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator untuk menilai keberhasilan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. indikator keberhasilan pelaksanaan pembangunan yang dapat dijadikan tolok ukur

BAB I PENDAHULUAN. indikator keberhasilan pelaksanaan pembangunan yang dapat dijadikan tolok ukur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan suatu proses menuju perubahan yang diupayakan secara terus-menerus untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu indikator keberhasilan

Lebih terperinci

PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO, PENDIDIKAN DAN PENGANGGURAN TERHADAP KEMISKINAN DI PROVINSI BALI

PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO, PENDIDIKAN DAN PENGANGGURAN TERHADAP KEMISKINAN DI PROVINSI BALI PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO, PENDIDIKAN DAN PENGANGGURAN TERHADAP KEMISKINAN DI PROVINSI BALI Oleh: NI MADE MYANTI ASTRINI 0915151008 Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

PENGARUH PARIWISATA TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA SEKTOR PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN DI KABUPATEN BADUNG TAHUN

PENGARUH PARIWISATA TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA SEKTOR PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN DI KABUPATEN BADUNG TAHUN PENGARUH PARIWISATA TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA SEKTOR PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN DI KABUPATEN BADUNG TAHUN 1995-2007 Oleh : I KADEK MULIADHA DWI SAPUTRA 03.15.151.131 PROGRAM EKSTENSI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia demi mencapai masyarakat yang sejahtera. Namun, mengingat Negara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia demi mencapai masyarakat yang sejahtera. Namun, mengingat Negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi merupakan usaha yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia demi mencapai masyarakat yang sejahtera. Namun, mengingat Negara Indonesia merupakan

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN...

HALAMAN PENGESAHAN... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

Judul : Analisis Potensi Ekonomi Daerah Provinsi Bali Nama : Luh Nyoman Fajar Nur Ayu NIM : Abstrak

Judul : Analisis Potensi Ekonomi Daerah Provinsi Bali Nama : Luh Nyoman Fajar Nur Ayu NIM : Abstrak Judul : Analisis Potensi Ekonomi Daerah Provinsi Bali Nama : Luh Nyoman Fajar Nur Ayu NIM :1306105170 Abstrak Provinsi Bali menerapkan otonomi daerah dengan memperhatikan pertumbuhan ekonomi daerahnya

Lebih terperinci

PENGARUH INVESTASI DAN KONSUMSI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI SUMATERA SELATAN PERIODE

PENGARUH INVESTASI DAN KONSUMSI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI SUMATERA SELATAN PERIODE PENGARUH INVESTASI DAN KONSUMSI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI SUMATERA SELATAN PERIODE 1995-2010 Fitri Suciani Jaka Pratama Tetiyeni Dwi Lestari ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH Nilai (Rp) BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH Penyusunan kerangka ekonomi daerah dalam RKPD ditujukan untuk memberikan gambaran kondisi perekonomian daerah Kabupaten Lebak pada tahun 2006, perkiraan kondisi

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I TAHUN 2012 No. 26/05/51/Th. VI, 7 Mei 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I TAHUN 2012 Pada Triwulan I-2012, PDRB Bali mengalami kontraksi ( negatif) sebesar 0,06 persen dibanding Triwulan IV-2011 (quarter to

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam proses pembangunan, khususnya di negara-negara berkembang. Hal ini

I. PENDAHULUAN. dalam proses pembangunan, khususnya di negara-negara berkembang. Hal ini I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ketenagakerjaan merupakan salah satu aspek yang sangat menonjol dalam proses pembangunan, khususnya di negara-negara berkembang. Hal ini disebabkan masalah ketenagakerjaan

Lebih terperinci

I PUTU BAYU SUPRISMA NIM

I PUTU BAYU SUPRISMA NIM PENGARUH PENGALAMAN KERJA, TINGKAT PENDIDIKAN DAN JAM KERJA TERHADAP PENDAPATAN PENGRAJIN INDUSTRI KERAJINAN BAMBU DI DESA KAYUBIHI, KECAMATAN BANGLI, KABUPATEN BANGLI Oleh : I PUTU BAYU SUPRISMA NIM :

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR.. xi DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang akan mempercepat pemulihan ekonomi dan memperkuat ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang akan mempercepat pemulihan ekonomi dan memperkuat ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan salah satu bagian dari pembangunan nasional yang akan mempercepat pemulihan ekonomi dan memperkuat ekonomi berkelanjutan. Seluruh negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Problema kemiskinan terus menjadi masalah besar sepanjang sejarah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Problema kemiskinan terus menjadi masalah besar sepanjang sejarah sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Problema kemiskinan terus menjadi masalah besar sepanjang sejarah sebuah negara. Dalam sebuah Negara, tidak ada persoalan yang lebih besar, selain persoalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari perdagangan internasional yakni ekspor. Zakaria (2012) menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. dari perdagangan internasional yakni ekspor. Zakaria (2012) menyatakan bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara berkembang, yang tidak terlepas dari perdagangan internasional yakni ekspor. Zakaria (2012) menyatakan bahwa keterbukaan perdagangan

Lebih terperinci

Pendapatan Regional / Product Domestic Regional Bruto

Pendapatan Regional / Product Domestic Regional Bruto Kabupaten Penajam Paser Utara Dalam Angka 2011 258 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dalam bab ini disajikan data dalam bentuk tabel dan grafik dengan tujuan untuk mempermudah evaluasi terhadap data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam proses pembangunan ekonomi, industrialisasi merupakan salah satu tahap perkembangan yang dianggap penting untuk dapat mempercepat kemajuan ekonomi suatu bangsa.

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN ASING DAN KURS DOLLAR AMERIKA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN DI PROVINSI BALI

PERKEMBANGAN JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN ASING DAN KURS DOLLAR AMERIKA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN DI PROVINSI BALI PERKEMBANGAN JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN ASING DAN KURS DOLLAR AMERIKA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PENDAPATAN DI PROVINSI BALI I NYOMAN WIDHYA ASTAWA dan NI LUH PUTU BUDIARI Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1. A 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator kemajuan ekonomi suatu negara. Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi maka semakin baik pula perekonomian negara

Lebih terperinci

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah) 3.14. KECAMATAN NGADIREJO 3.14.1. PDRB Kecamatan Ngadirejo Besarnya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kecamatan Ngadirejo selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.14.1

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Bogor merupakan sebuah kota yang berada di Provinsi Jawa Barat. Kedudukan Kota Bogor yang terletak di antara wilayah Kabupaten Bogor dan dekat dengan Ibukota Negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal. Pembangunan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal. Pembangunan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi dalam suatu negara sangat penting, karena pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal dan mandiri. Pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas, namun jauh lebih

BAB I PENDAHULUAN. lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas, namun jauh lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dimensi masalah ketenagakerjaan bukan hanya sekedar keterbatasan lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas, namun jauh lebih serius dengan penyebab

Lebih terperinci

Judul : Pengaruh Modal, Tenaga Kerja, Luas Lahan Dan Bantuan Pemerintah Terhadap Pendapatan Industri Rumah Tangga Pembuat Kembang Rampai

Judul : Pengaruh Modal, Tenaga Kerja, Luas Lahan Dan Bantuan Pemerintah Terhadap Pendapatan Industri Rumah Tangga Pembuat Kembang Rampai Judul : Pengaruh Modal, Tenaga Kerja, Luas Lahan Dan Bantuan Pemerintah Terhadap Pendapatan Industri Rumah Tangga Pembuat Kembang Rampai di Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung Nama : A.A. Ayusya Prabhandina

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu daerah dalam jangka panjang

BAB I PENDAHULUAN. kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu daerah dalam jangka panjang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang mengakibatkan kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu daerah dalam jangka panjang yang diikuti oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan (4) keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan (4) keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada dasarnya pembangunan ekonomi mempunyai empat dimensi pokok yaitu: (1) pertumbuhan, (2) penanggulangan kemiskinan, (3) perubahan atau transformasi ekonomi, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antar masing-masing daerah, antar golongan pendapatan dan di seluruh aspek. kehidupan sehingga membuat stuktur ekonomi tidak kokoh.

BAB I PENDAHULUAN. antar masing-masing daerah, antar golongan pendapatan dan di seluruh aspek. kehidupan sehingga membuat stuktur ekonomi tidak kokoh. 19 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan pembangunan meliputi kenaikan pendapatan perkapita yang relatif cepat, ketersediaan kesempatan kerja yang luas, distribusi pendapatan yang merata serta kemakmuran

Lebih terperinci

Kata kunci: luas lahan, produksi, biaya usaha tani, pendapatan.

Kata kunci: luas lahan, produksi, biaya usaha tani, pendapatan. Judul : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Jeruk Pada Desa Gunung Bau Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli Nama : Anak Agung Irfan Alitawan NIM : 1306105136 Abstrak Sektor Pertanian merupakan

Lebih terperinci

Volume 11 Nomor 1 Maret 2014

Volume 11 Nomor 1 Maret 2014 Volume 11 Nomor 1 Maret 2014 ISSN 02168537 9 7 7 0 2 1 6 8 5 3 7 2 1 11 1 Hal. 1 102 Tabanan Maret 2014 Kampus : Jl. Wagimin No.8 Kediri Tabanan Bali 82171 Telp./Fax. : (0361) 9311605 PENGARUH PDRB DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tantangan, baik dari faktor internal maupun eksternal. Masalah kesenjangan dan

BAB I PENDAHULUAN. tantangan, baik dari faktor internal maupun eksternal. Masalah kesenjangan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi era otonomi daerah menghadapi berbagai tantangan, baik dari faktor internal maupun eksternal. Masalah kesenjangan dan isu globalisasi berimplikasi

Lebih terperinci

PENGARUH INFLASI, PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), DAN UPAH MINIMUM TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI PROVINSI BALI PERIODE TAHUN

PENGARUH INFLASI, PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), DAN UPAH MINIMUM TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI PROVINSI BALI PERIODE TAHUN PENGARUH INFLASI, PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), DAN UPAH MINIMUM TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI PROVINSI BALI PERIODE TAHUN 1994-2013 SKRIPSI Oleh : I GUSTI AGUNG INDRADEWA NIM : 1115151036

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan perkapita penduduk yang diikuti oleh perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara. Pembangunan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan mendapat perhatian yang cukup besar dari pemerintah industri kecil merupakan

I. PENDAHULUAN. dan mendapat perhatian yang cukup besar dari pemerintah industri kecil merupakan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri kerajinan merupakan salah satu jenis pekerjaan yang berkembang dalam kehidupan manusia. Di Indonesia industri kerajinan terus mengalami perkembangan dan mendapat

Lebih terperinci

Kata Kunci : Modal, Jam Kerja, Pendidikan, Produksi, Pendapatan

Kata Kunci : Modal, Jam Kerja, Pendidikan, Produksi, Pendapatan Judul Nama : Pengaruh Modal, Jam Kerja, dan Pendidikan Terhadap Produksi Serta Pendapatan Pengerajin Dulang Fiber di Desa Bresela Kabupaten Gianyar : Ni Made Marsy Dwitasari NIM : 1306105119 Abstrak Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan masyarakatnya, suatu negara akan melakukan pembangunan ekonomi dalam berbagai bidang baik pembangunan nasional

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi suatu wilayah dalam suatu periode tertentu. Produk Domestik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris dengan kekayaan hayati yang melimpah, hal ini memberikan keuntungan bagi Indonesia terhadap pembangunan perekonomian melalui

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat dimasa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang.

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat dimasa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan penduduk lanjut usia (lansia) diprediksikan akan meningkat cepat dimasa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang. Indonesia sebagai

Lebih terperinci

ABSTRAK. ketimpangan distribusi pendapatan, IPM, biaya infrastruktur, investasi, pertumbuhan ekonomi.

ABSTRAK. ketimpangan distribusi pendapatan, IPM, biaya infrastruktur, investasi, pertumbuhan ekonomi. Judul : Analisis Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Biaya Infrastruktur, dan Investasi Terhadap Ketimpangan Distribusi Pendapatan Melalui Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Bali Nama : Diah Pradnyadewi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Regional Bruto (PDRB) didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Regional Bruto (PDRB) didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang 9 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu indikator untuk menentukan atau menilai apakah suatu negara pembangunannya berhasil atau tidak. Produk Domestik Regional Bruto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang gencar-gencarnya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang gencar-gencarnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang gencar-gencarnya melakukan pembangunan di berbagai daerah dan di segala bidang. Pembangunan ini sendiri bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan pembangunan dan hasilnya. Di awal pelita, yaitu pelita I, titik berat

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan pembangunan dan hasilnya. Di awal pelita, yaitu pelita I, titik berat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional Indonesia dilandaskan pada Trilogi pembangunan, yaitu stabilitas nasional yang mantap, pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pemerataan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang masih memegang peranan dalam peningkatan perekonomian nasional. Selain itu, sebagian besar penduduk Indonesia masih menggantungkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. karena sebagian orang tua lebih memilih untuk mempekerjakan anaknya dari pada

BAB 1 PENDAHULUAN. karena sebagian orang tua lebih memilih untuk mempekerjakan anaknya dari pada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang yang masih memiliki masalah pengangguran dan kemiskinan. Telah banyak usaha yang dilakukan pemerintah untuk

Lebih terperinci

Program Pendampingan Wirausaha dalam Rangka Peningkatan Daya Saing UMKM di Buleleng

Program Pendampingan Wirausaha dalam Rangka Peningkatan Daya Saing UMKM di Buleleng Program Pendampingan Wirausaha dalam Rangka Peningkatan Daya Saing UMKM di Buleleng Gede Adi Yuniarta a, Naswan Suharsono b, I Putu Gede Parma c, Gede Putu Agus Jana Susila d abcd Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya

BAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan serangkaian usaha yang dilakukan suatu negara untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan bagi rakyatnya. Dalam pembangunan ekonomi Indonesia,

Lebih terperinci

sehingga mempunyai ciri-ciri dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat yang mencakup perubahan-perubahan penting dalam struktur sosial, sikap-sikap

sehingga mempunyai ciri-ciri dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat yang mencakup perubahan-perubahan penting dalam struktur sosial, sikap-sikap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional menempatkan manusia sebagai titik sentral sehingga mempunyai ciri-ciri dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat Pembangunan mengandung makna yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu usaha untuk meningkatkan pembangunan ekonomi adalah pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. satu usaha untuk meningkatkan pembangunan ekonomi adalah pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara berkembang adalah untuk memperkuat perekonomian nasional, memperluas lapangan kerja, meningkatkan kesempatan kerja, pemerataan

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN ISTRI NELAYAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENDAPATAN KELUARGA DI DESA SERANGAN

ANALISIS PENDAPATAN ISTRI NELAYAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENDAPATAN KELUARGA DI DESA SERANGAN SKRIPSI ANALISIS PENDAPATAN ISTRI NELAYAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENDAPATAN KELUARGA DI DESA SERANGAN SKRIPSI Oleh : LUH MADE RATNA PUSPITA NIM : 1206105067 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan pemerintah dapat diambil secara tepat apabila berdasar pada informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan pemerintah dapat diambil secara tepat apabila berdasar pada informasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan pemerintah dapat diambil secara tepat apabila berdasar pada informasi statistik yang akurat dan tepat waktu. Informasi tersebut selain menunjukkan perkembangan

Lebih terperinci

V. PEMBAHASAN Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa

V. PEMBAHASAN Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa 72 V. PEMBAHASAN 5.1. Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa Pulau Jawa merupakan salah satu Pulau di Indonesia yang memiliki jumlah penduduk

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Sistematika Penulisan...

1.1 Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Sistematika Penulisan... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALISTAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi seperti yang disebutkan pada Undang-Undang No.25

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi seperti yang disebutkan pada Undang-Undang No.25 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor industri pada saat sekarang ini menjadi perhatian penting permerintah karena dapat mengembangkan sektor rill pertumbuhan dan pembangunan ekonomi seperti yang

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2012

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2012 BPS KABUPATEN PADANG LAWAS PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2012 No. 01/07/1221/Th. V, 8 Juli 2013 Pertumbuhan ekonomi Padang Lawas tahun 2012 yang diukur berdasarkan kenaikan laju pertumbuhan Produk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator ekonomi antara lain dengan mengetahui pendapatan nasional, pendapatan per kapita, tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami transformasi dari perekonomian yang berbasis industri. Sektor industri

BAB I PENDAHULUAN. mengalami transformasi dari perekonomian yang berbasis industri. Sektor industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsep pembangunan seringkali dianggap sama dengan proses industrialisasi. Proses industrialisasi dan pembangunan industri sebenarnya merupakan salah satu jalur

Lebih terperinci