BAB I PENDAHULUAN. Melimpahnya sumber daya alam yang dimiliki oleh Indonesia menjadi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Melimpahnya sumber daya alam yang dimiliki oleh Indonesia menjadi"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang yang kaya akan sumber daya, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusianya. Melimpahnya sumber daya alam yang dimiliki oleh Indonesia menjadi keunggulan tersendiri yang dapat di manfaatkan oleh masyarakat untuk dijadikan lapangan usaha yang berujung pada terciptanya lapangan pekerjaan. Dampak dari terciptanya lapanngan kerja baru akan dapat mengurangi pengangguran yang diharapkan dapat berpengaruh pada meningkatnya kesejahteraan hidup masyarakat. Dalam rangka mewujudkan Pembangunan Nasional yang dilakukan melalui Pembangunan Nasional terpadu dan menyeluruh maka pembangunan sektor ekonomi mutlak diperlukan yaitu pembangunan ekonomi yang berimbang, dimana terdapat kemampuan dan kekuatan industri yang maju yang didukung oleh kekuatan kemajuan pertanian yang tangguh dengan sasaran untuk menaikan tingkat kehidupan dan kesejahteraan rakyat (Sujarno, 2008:3). Menurut Todaro(2000:10) pembangunan memiliki arti luas yaitu suatu proses multi dimensi yang mencakup perubahan-perubahan penting dalam struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan lembaga-lembaga nasional maupun lokal dan juga akselerasi pertumbuhan ekonomi, pengangguran, kesenjangan, dan pemberantasan kemiskinan. Pembangunan ekonomi merupakan salah satu pembangunan guna meningkatkan taraf hidup masyarakat. 1

2 Negara yang sedang berkembang sasaran pembangunan yang ingin dicapai adalah memberdayakan masyarakat dan seluruh kekuatan ekonomi nasional dengan mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan. Sebagaian besar Negaranegara sedang berkembang termasuk Indonesia merupakan Negara agraris, baik ditinjau dari persepektif ekonomi, sosial dan budayanya. Pertanian, baik itu pertanian subsistem maupun komersial merupakan aktivitas ekonomi yang utama, baik dari jumlah atau persentase angkatan kerja yang diserap maupun ditinjau dari proporsi sumbangannya terhadap GNP (Todaro, 2000:48). Pertumbuhan industri yang pesat akan merangsang sektor pertanian untuk menyediakan bahan-bahan baku bagi industri. Sektor jasapun berkembang dengan adanya industrialisasi tersebut, yang pada nantinya akan mendukung laju pertumbuhan industri. Arsyad(2004:352) menyatakan bahwa konsep pembangunan seringkali dikaitkan dengan proses industrialisasi, oleh karena seringkali pengertiannya dianggap sama. Proses industrialisasi dan pembangunan industri ini sebenarnya merupakan satu jalur kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat hidup yang lebih maju maupun taraf hidup yang lebih bermutu. Industrialisasi juga tidak terlepas dari usaha untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia dan kemampuannya memanfaatkan secara optimal suberdaya alam maupun sumberdaya lainnya. Sektor industri mempunyai peranan sebagai sektor pemimpin (leading sector). Leading sector ini maksudnya adalah dengan adanya pembangunan industri akan memacu dan mengangkat pembangunan sektor-sektor lainnya seperti sektor pertanian dan sektor jasa. 2

3 Pembangunan industri terutama industri kecil termasuk industri rumah tangga mempunyai arti penting karena mempunyai pola penyebaran geografis tersendiri dengan berbagai spesialisasi lokal desa dan kampung. Sektor industri kecil dan kerajinan rumah tangga juga memegang peranan penting bagi perkembangan ekonomi dan usaha pemerataan pendapatan, mampu dalam upaya pemecahan masalah tenaga kerja walaupun distribusinya kecil terhadap Produk Domestik Regional Bruto, namun sektor ini mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar dibandingkan sektor lainnya. Kenyataan ini memberikan gambaran bahwa industri kecil dan kerajinan rumah tangga pada hakekatnya masih bertahan dalam struktur ekonomi Indonesia bahkan dari waktu ke waktu senantiasa menunjukan tingkat perkembangan yang mengesankan. Pembangunan sektor industri di Provinsi Bali khususnya industri kecil mempunya potensi untuk dikembangkan mengingat sumber daya alam dan kreativitas masyarakat pada bidang seni ataupun kerajinan cukup memberikan pengaruh dalam peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat serta dapat pula mendukung program pembangunan daerah. Perhatian pemerintah tidak saja hanya ditujukan pada industri-industri besar dan sedang, akan tetapi perhatian yang sepadan harus pula diarahkan pada industri kecil atau industri rumah tangga/kerajinan. Dalam sektor industri terdapat distribusi aktivitas ekonomi masyarakat serta terjadi percepatan aktivitas produksi dan sektor industri juga memberi kontribusi yang sangat penting terhadap penyerapan tenaga kerja. Meningkatnya jumlah penduduk sekaligus akan menambah jumlah tenaga kerja di daerah industri pedesaan sehingga mendorong terciptanya berbagai aktivitas 3

4 ekonomi dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan hidup. Berkembangnya industri di berbagai sektor mendukung laju pertumbuhan industri, sehingga menyebabkan meluasnya peluang kerja yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan dan permintaan masyarakat (daya beli). Selain itu pembangunan industri juga dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan kemampuannya memanfaatkan sumberdaya secara optimal. Keberadan industri juga sering dikaitkan dengan peranan industri sebagai sektor pemimpin, yaitu pembangunan industri dapat memacu dan mengangkat pembangunan sektor-sektor lainnya seperti sektor perdagangan, pertanian, pengangkutan, dan komunikasi ataupun sektor jasa (Arsyad, 2004:354). Dengan adanya otonomi daerah, arah baru perkembangan industri dapat dilakukan dengan pembangunan dengan strategi yang memadukan pertumbuhan, dengan pemerataan, yang diwujudkan dengan pemberdayaan masyarakat, pemantapan otonomi, desentralisasi dan modernisasi. Kabupaten Bangli merupakan salah satu kabupaten di Bali yang lebih mengutamakan pendapatan daerah dari sektor pertanian dan pariwisata. Berkembangan sektor pariwisata di Kabupaten Bangli, berdampak pada sektor industri yang terdiri dari industri sedang, industri kecil dan industri kerajinan rumah tangga yang sangat berarti untuk dikembangkan karena perlunya usaha untuk mendukung industri pariwisata. Berikut data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Bangli atas dasar harga konstan 2000 menurut lapangan usaha tahun

5 Tabel 1.1 PDRB Dan Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bangli Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun No Lapangan Usaha PDRB (juta rupiah) Laju Pertu mbuh an (%) PDRB (juta rupiah) Laju Pertu mbuh an (%) PDRB (juta rupiah) Laju Pertu mbuh an (%) PDRB (juta rupiah) Laju Pertu mbuh an (%) 1 Pertanian ,64 5, ,12 4, ,44 0, ,44 10,24 2 Pertambangan dan Penggalian 3 Industri Pengolahan 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 1.497,67 2, ,60 1, ,39 1, ,04 1, ,37 5, ,83 5, ,63 7, ,37 8, ,05 6, ,76 5, ,92 8,78 5,156,10 13,00 5 Bangunan ,54 3, ,91 5, ,76 7, ,08-12,83 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 7 Pengangkutan dan Komunikasi 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan ,36 0, ,77 2, ,22 5, ,56 3, ,32 1, ,23 3, ,87 3, ,49 3, ,95 7, ,30 6, ,22 7, ,53 1,49 9 Jasa-Jasa ,04 5, ,11 5, ,05 5, ,80 5,77 Total PDRB ,94 4, ,43 4, ,50 4, ,42 5,71 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, 2010 Pada Tabel 1.1 dapat dilihat laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Bangli pada tahun 2006 adalah 4,25 persen dengan jumlah PDRB Kabupaten Bangli sebesar ,94 pada akhir tahun. Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bangli pada tahun 2007 adalah 4,48 persen dengan jumlah PDRB Kabupaten Bangli sebesar ,43 pada akhir tahun. Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bangli 5

6 pada tahun 2008 adalah 4,02 persen dengan jumlah PDRB Kabupaten Bangli sebesar ,50 pada akhir tahun. Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Bangli tahun 2009 adalah 5,71 persen dengan jumlah PDRB Kabupaten Bangli sebesar ,42 pada akhir tahun. Pada sektor industri pengolahan dapat dilihat bahwa laju pertumbuhan PDRB tahun 2006 adalah 5,75 persen dengan jumlah PDRB sebesar ,37 pada akhir tahun. Laju pertumbuhan PDRB tahun 2007 adalah 5,67 persen dengan jumlah PDRB sebesar ,83 pada akhir tahun. Laju pertumbuhan PDRB tahun 2008 adalah 7,48 persen dengan jumlah PDRB sebesar ,63 pada akhir tahun. Laju pertumbuhan PDRB tahun 2009 adalah 8,44 persen dengan jumlah PDRB sebesar ,37 pada akhir tahun. Suatu fenomena kontradiktif tetapi nyata. Dinamika dalam globalisasi menyebabkan spesialisasi dalam produksi harus di lakukan jika ingin menjaga atau meningkatkan posisi dalam globalisasi (Jain, 2002:3). Sejalan dengan meningkatnya tekanan penduduk dan semakin terbatasnya pekerjaan pertanian dan rendahnya upah yang didapatkannya, disatu pihak pekerjaan pengrajin terbuka peluang baginya dan menjanjikan pendapatan yang lebih baik, maka secara berangsur-angsur orang mencoba memasuki pekerjaan sebagai pengrajin (Karsidi, 1999:2). Keberadaan industri kecil dan kerajinan dalam perekonomian didukung oleh suatu kenyataan bahwa sebagaian besar industri kecil berlokasi di pedesaan. Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, Usaha Kecil dan Menengah (UKM) memiliki peran yang sangat strategis mengingat berbagai 6

7 potensi yang dimilikinya. Potensi tersebut antara lain mencakup jumlah dan penyebarannya, penyerapan tenaga kerja, penggunaan bahan baku lokal, keberadaannya di semua sektor ekonomi, dan ketahanannya terhadap krisis. Pembangunan pertanian yang belum menyentuh kehidupan masyarakat memunculkan inisiatif lokal untuk meningkatkan taraf hidup yang lebih sejahtera. Usaha yang dapat bertahan hidup hanyalah mereka yang tanggap dalam memperbaiki kualitas, efisiensi, serta mampu mengantisipasi keinginan dan kebutuhan pasar. Industri kecil mempunyai peranan yang cukup besar dalam menyokong perekonomian. Bahkan pada masa puncak krisis yang melanda Indonesia, banyak industri kecil yang mampu bertahan dalam situasi krisis tersebut. Kekuatan dari industri kecil yang mampu bertahan disebabkan karena industri kecil sangat fleksibel dan sangat cepat merespon perubahan, selain itu kebanyakan bahan baku dan sumber daya alam yang digunakan bersifat lokal (Husniati, 2006:2). Industrialisasi pedesaan merupakan salah satu pendekatan pembangunan yang bertolak pada strategi peningkatan kesempatan kerja di pedesaan untuk mengendalikan urbanisasi, industrialisasi bertujuan antara lain mendorong pertumbuhan pedesaan dengan mendeversifikasikan sumber pendapatan, meningkatkan kesempatan kerja baru, meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan usaha, mendekatkan hubungan fungsional sektor pertanian dan sektor usaha, mengendalikan urbanisasi, dan mengurang kemiskinan di pedesaan (Tambunan, 2008:3). Karakteristik industrialisasi pedesaan adalah padat karya, berbeda dengan industrialisasi perkotaan yang padat modal. Industrialisasi pedesaan 7

8 sangat terkait dengan usaha sekala kecil dan menengah sebagai pemain terbesar. Usaha kecil dan menengah terbukti mampu bertahan ketika banyak usaha besar yang gulung tikar. Ini dibuktikan ketika krisis ekonomi Indonesia tahun 1997, industri kecil relatif tidak terpengaruh. Fakta ini memposisikan peran usaha kecil di pedesaan menjadi cukup penting dalam perekonomian (Lubis, 2009:7). Pada saat usaha besar dan konglomerasi masih menata usahanya kembali atau merestrukturisasi usahanya, UKM justru terus berproduksi, bahkan sebagian mulai melakukan ekspansi. Selain itu, UKM memiliki potensi pasar yang tinggi mengingat kemampuan UKM berproduksi dengan biaya yang rendah, harga produk yang dihasilkan juga lebih rendah sehingga dapat terjangkau oleh golongan masyarakat berpenghasilan rendah (Wuri dan Hardanti, 2006:145). Konsentrasi aktivitas ekonomi secara spesial dalam suatu daerah menunjukkan bahwa industrialisasi merupakan suatu proses selektif dipandang dari dimensi geografis. Kriteria utama pembangunan adalah kenaikan pendapatan per kapita yang sebagian besar disebabkan oleh adanya industrialisasi. Dalam pembangunan ekonomi, industrialisasi sebenarnya merupakan satu jalur kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat hidup yang lebih maju maupun taraf hidup yang lebih bermutu (Darmajati, 2010:5). Salah satu langkah utama dari kebijakan pemerintah adalah pengembangan industri subsektor industri kecil, khususnya industri kecil kerajinan, sangat potensial dalam upaya penyerapan tenaga kerja, kesempatan berusaha, penyebaran dan pemerataan pembangunan di pelosok pedesaan dengan memanfaatkan potensi yang tersedia terutama potensi bahan baku. Dengan industri yang relatif kecil, 8

9 teknologi yang sederhana yang ditunjang keterampilan telah dapat menimbulkan nilai tambah untuk menunjang kehidupan ekonomi masyarakat (Susanti, 2000:4) Bali yang memiliki luas relatif kecil yaitu lebih kurang 5.636,66 km 2 atau hanya 0,29 persen dari luas Indonesia, meletakan prioritas pembangunan yang diarahkan pada pembangunan ekonomi di bidang pertanian dalam arti luas, pariwisata, dan industri kerajinan yang digerakan oleh dua basis utama yaitu sumberdaya alam dan sumberdaya manusia (Murjana, 2010:286). Data jumlah industri kerajinan bambu dan jumlah tenaga kerja menurut Kabupaten di Provinsi Bali Tahun 2010 pada Tabel 1.2. Tabel 1.2 Jumlah Industri Kerajinan Bambu dan Jumlah Tenaga Kerja menurut Kabupaten di Provinsi Bali Tahun 2010 No Kabupaten Jumlah industri (unit) JumlahTenaga Kerja (orang) 1 Jembrana Tabanan Denpasar Badung Gianyar Bangli Karangasem Klungkung Buleleng Provinsi Bali Sumber : Departemen Perindustrian Dan Perdagangan Provinsi Bali, 2010 Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa jumlah industri kerajinan bambu di Provinsi Bali berjumlah unit dengan menyerap tenaga kerja sebanyak orang. Dari sembilan kabupaten/kota di Provinsi Bali, Kabupaten Bangli merupakan salah satu kabupaten yang memiliki jumlah industri kerajinan bambu terbanyak 9

10 kedua setelah Kabupaten Buleleng. Jumlah industri kerajinan bambu di Kabupaten Bangli berjumlah 4766 dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 9883 orang. Peran dari industri kecil dan kerajinan yang cukup berarti telah memberikan gambaran tentang adanya pola hubungan yang erat antara sektor pertanian dengan sektor industri kecil khususnya di daerah pedesaan. Fenomena yang lebih jauh lagi menunjukan bahwa karena usaha pertanian inilah maka sektor industri kecil dan kerajinan rakyat pedesaan dapat tumbuh dan berkembang. Namun pada saat ini dapat dikatakan, kenyataan yang justru menampakan prospek tumbuh dan berkembangnya industri kecil ditingkat lokal yang pada mulanya hanyalah kegiatan sampingan, namun dalam proses selanjutnya semakin mampu berkembang dan mampu menciptakan kekuatan bertahan secara permanen (Yanuar, 2009:2). Data jumlah industri kerajinan bambu dan jumlah tenaga kerja menurut Kecamatan di Kabupaten Bangli Tahun 2010 pada Tabel 1.3. Tabel 1.3 Jumlah Industri Kerajinan Bambu dan Jumlah Tenaga Kerja menurut Kecamatan di Kabupaten Bangli Tahun 2010 Jumlah industri Jumlah Tenaga No Kecamatan (unit) Kerja (orang) 1 Bangli Susut Kintamani Tembuku Kabupaten Bangli Sumber : Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kabupaten Bangli,

11 Pada Tabel 1.3 dapat dilihat bahwa jumlah industri kerajinan bambu di Kabupaten Bangli berjumlah 4766 unit dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 9883 orang. Sedangkan jumlah industri kerajinan bambu di Kecamatan Bangli menduduki pringkat pertama dengan jumlah 1989 unit dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 4496 orang. Pulau Bali yang terkenal dengan sektor pariwisatanya sangat mendukung tumbuhnya berbagai industri kecil dan kerajinan. Perkembangan sektor pariwisata di Bali mempunyai efek terhadap perkembangan industri kerajinan, oleh karena itu banyak masyarakat mengeluti propesi sebagai pengrajin seperti contohnya pengrajin bambu di Desa Kayubihi. Data Jumlah Industri Kerajinan Bambu dan Jumlah Tenaga Kerja menurut Desa/Kelurahan di Kecamatan Bangli Tahun 2010 pada Tabel 1.4. Tabel 1.4 Jumlah Industri Kerajinan Bambu dan Jumlah Tenaga Kerja menurut Desa/Kelurahan di Kecamatan Bangli Tahun 2010 No Desa/Kelurahan Jumlah Industri (unit) Jumlah Tenaga Kerja (orang) 1 Kubu Kayubihi Penggotan Kecamatan Bangli Sumber : Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kabupaten Bangli, 2010 Tabel 1.4 dapat dilihat bahwa jumlah industri kerajinan bambu di Kecamatan Bangli berjumlah 1989 unit dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 4496 orang. Dari sembilan desa/kelurahan yang ada di Kecamatan Bangli, 11

12 terdapat 3 desa/kelurahan yang masyarakatnya menggeluti usaha kerajinan bambu. Dari ketiga desa/kelurahan yang ada di Kecamatan Bangli yang paling banyak terdapat jumlah usaha industri kerajinan bambu adalah Desa Kayubihi dengan jumlah 1485 unit dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 3228 orang. Di Desa Kayubihi hampir seluruh warganya berprofesi sebagai pengrajin bambu. Ini disebabkan semakin banyaknya permintaan pasar akan kerajinan yang terbuat dari bambu. Pekerjaan sebagai pengrajin pada umumnya banyak dilakukan dirumah-rumah sebagai pekerjaan pokok maupun sampingan ataupun setelah melakukan pekerjaan diluar rumah sehingga dikenal sebagai salah satu industri rumah tangga (home industry). Warga Desa Kayubihi memproduksi kerajinan bambu dengan berbagai jenis seperti krincingan, sokasi, tempat kue, dan lain-lain. Kehidupan para pengrajin di Bali selama ini sering dipandang sebagai kelompok masyarakat berpengasilan rendah. Nampaknya sebutan tersebut selalu melekat pada diri seorang yang menamakan diri pengrajin apapun bidangnya. Mungkin citra ini tidak sepenuhnya benar kalau di lihat dengan jeli fakta dilapangan. Sekarang ini tidak sedikit seorang yang disebut pengrajin menunjukkan kehidupan yang cukup baik dilihat dari kepemilikan materi dan gaya hidup mereka (Mudra, 2007:1). Kerajinan bambu dapat dikembangkan melalui teknologi yang inovatif, mempunyai jangkauan pemasaran yang luas, ramah lingkungan dan dapat juga mempromosikan budaya lokal. Sehingga dengan banyaknya industri kerajinan bambu di daerah Bali khususnya Kabupaten Bangli akan membawa dampak terhadap peningkatan pendapatan daerah dan pendapatan masyarakat. 12

13 Desa Kayubihi menduduki peringkat pertama dalam jumlah industri kerajinan bambu di Kecamatan Bangli. Industri kerajinan bambu di Kecamatan Bangli telah berdiri sejak lebih dari empat puluh lima tahun yang lalu. Data jumlah industri dan jumlah tenaga kerja di Desa Kayubihi Kecamatan Bangli Kabupaten Bangli menurut jenis industri Tahun 2010 pada Tabel 1.5 Tabel 1.5 Jumlah Industri dan Jumlah Tenaga Kerja di Desa Kayubihi Kecamatan Bangli Kabupaten Bangli menurut Jenis Industri Tahun 2010 No Jenis Industri Jumlah Industri (unit) Jumlah Tenaga Kerja (orang) 1 Kerajinan Kayu Kerajinan Bambu Pande Besi Kue Kering Sumber : Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kabupaten Bangli, 2010 Pada Tabel 1.5 dapat dilihat bahwa terdapat 4 jenis industri sebagai sektor pengerak perekonomian yang terdapat di Desa Kayubihi. Industri terbanyak yang terdapat di Desa Kayubihi adalah industri kerajinan bambu dengan jumlah 1485 unit dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 3228 orang. Secara umum, permasalahan yang dihadapi oleh pengusaha industri kecil adalah minimnya modal kerja atau modal investasi, kesulitan pemenuhan bahan baku dalam jangka panjang, keterbatasan teknologi, SDM dengan kualitas yang baik, informasi mengenai pasar dan tren, serta kesulitan dalam memasarkan produk yang dihasilkan (Tambunan, 2002:69). Permasalahan tersebut juga dihadapi oleh sebagaian besar pengrajin industri kerajinan bambu di Desa 13

14 Kayubihi, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli. Selain permasalahan tersebut terdapat juga permasalahan yang bersifat internal yang bersumber dari usaha itu sendiri yang disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan dan kesulitan mendapatkan akses dalam memasuki pasar karena keterbatasan pengetahuan mengenai jaringan pemasaran yang ada. Disamping itu terdapat juga permasalahan eksternal meliputi rendahnya responsivitas terhadap iklim usaha yang semakin kondusif dan persaingan semakin ketat. Hal yang menarik dari industri kerajinan bambu ini adalah laba yang dihasilkan diperkirakan tidak sebanding dengan kerugian yang ditimbulkan secara tidak langsung pada hutan bambu dan daerah penghasil bahan baku. Ini alasan utama keterkaitan untuk melakukan perhitungan ekonomi secara keseluruhan ditambah dengan analisis kualitatif terhadap industri kerajinan bambu di Desa Kayubihi, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli yang memiliki jumlah unit usaha kerajinan bambu terbesar. Keterpurukan akibat bom Bali juga berimbas pada industri ini sebagai akibat adanya penurunan daya beli di masyarakat. ketidaksetabilan produksi yang mengakibatkan stok menumpuk digudang atau kehabisan persediaan mengindikasikan penglolaan komponen input tidak efisien, ditambah lagi dengan minimnya penggunaan teknologi dan manajemen pemasaran serta kondisi harga yang berfluktuasi. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan pokok permasalahan sebagai berikut. 14

15 1) Apakah pengalaman kerja, tingkat pendidikan dan jam kerja secara simultan berpengaruh terhadap pendapatan pengrajin industri kerajinan bambu di Desa Kayubihi, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli. 2) Bagaimana pengaruh pengalaman kerja, tingkat pendidikan dan jam kerja secara parsial terhadap pendapatan pengrajin industri kerajinan bambu di Desa Kayubihi, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli. 3) Diantara variabel pengalaman kerja, tingkat pendidikan dan jam kerja variabel manakah yang memiliki pengaruh dominan terhadap pendapatan pengrajin industri kerajinan bambu di Desa Kayubihi, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli. 1.2 Tujuan Dan Kegunaan Penelitian Tujuan Penelitian Berdasarkan pada pokok permasalahan yang ada, maka menjadi tujuan dari penelitian ini adalah. 1) Untuk mengetahui pengaruh pengalaman kerja, tingkat pendidikan dan jam kerja secara simultan terhadap pendapatan pengrajin industri kerajinan bambu di Desa Kayubihi, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli. 2) Untuk mengetahui pengaruh pengalaman kerja, tingkat pendidikan dan jam kerja secara parsial terhadap pendapatan pengrajin industri kerajinan bambu di Desa Kayubihi, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli. 3) Untuk mengetahui variabel manakah dari pengalaman kerja, tingkat pendidikan dan jam kerja, yang memiliki pengaruh dominan terhadap 15

16 pendapatan pengrajin industri kerajinan bambu di Desa Kayubihi, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan akan memberi manfaat atau kegunaan antara lain sebagai berikut. 1) Kegunaan teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ragam penelitian dan meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap pengaplikasian teori yang telah diperoleh selama menempuh pendidikan di fakultas ekonomi. 2) Kegunaan praktis Dengan mengetahui adanya pengaruh pengalaman kerja, tingkat pendidikan dan jam kerja terhadap pendapatan pengrajin industri kerajinan bambu di Desa Kayubihi, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran kepada pemerintah daerah setempat dalam membuat dan menentukan kebijakan-kebijakan. 1.3 Sistematika Penulisan Untuk mempermudah pembahasan dalam karya tulis ini di bagi menjadi lima bab secara terinci dan sistematis. Sistematika dari masing masing bab sebagai berikut. 16

17 Bab I Pendahuluan Bab ini menguraikan menganai hal hal yang menjadi latar belakang masalah, pokok permasalahan. Pada bab ini juga membahas tujuan dan kegunaan penelitian dan sistematika penulisan. Bab II Kajian Pustaka dan Rumusan Hipotesis Bab ini menjelaskan teori-teori yang relevan dengan judul yang diangkat dalam penelitian ini, yaitu mengenai Konsep Tenaga Kerja, Industri, Pengalaman Kerja, Tingkat Pendidikan, Jam Kerja dan pendapatan pengrajin industri kerajinan bambu, hasil penelitian sebelumnya, serta rumusan hipotesis. Bab III Metode Penelitian Dalam bab ini akan membahas lokasi dan objek penelitian, identifikasi variabel dan definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, responden penelitian, metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data. Bab IV Pembahasan Hasil penelitian Pembahasan hasil penelitian menguraikan tentang gambaran umum daerah penelitian yaitu Pengrajin Industri Kerajinan Bambu Di 17

18 Desa Kayubihi, Kecamatan Bangli. Kabupaten Bangli, dan deskripsi hasil penelitian serta pembahasan dari hasil penelitian. Bab V Simpulan dan Saran Pada bab ini berisikan tentang simpulan dari hasil penelitian dan saran saran. 18

BAB I PENDAHULUAN. diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan sektor-sektor ekonomi di Indonesia kini sudah semakin berkembang sangat pesat, terutama pertumbuhan di sektor industri.sektor industri diyakini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari atau disebut masyarakat miskin dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari atau disebut masyarakat miskin dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan masyarakat terutama masyarakat kecil dan masyarakat yang masih belum mampu untuk memenuhi kebutuhannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia ( Sadono Sukirno, 1996:33). Pembangunan ekonomi daerah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia ( Sadono Sukirno, 1996:33). Pembangunan ekonomi daerah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi adalah suatu usaha untuk meningkatkan pendapatan perkapita dengan cara mengolah kekuatan ekonomi potensial menjadi ekonomi riil melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan masyarakat terutama masyarakat kecil dan masyarakat yang masih belum mampu untuk memenuhi kebutuhannya

Lebih terperinci

Abstrak. Kata Kunci: tingkat upah, teknologi, produktivitas kerja, penyerapan tenaga kerja

Abstrak. Kata Kunci: tingkat upah, teknologi, produktivitas kerja, penyerapan tenaga kerja Judul : Pengaruh Tingkat Upah dan Teknologi Terhadap Produktivitas Kerja dan Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri Mebel Meja Kayu di Kota Denpasar Nama : Nashahta Ardhiaty Nurfiat NIM : 1306105077 Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesejahteraan masyarakat merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh setiap negara khususnya di Indonesia, banyak kebijaksanaan yang dibuat oleh pemerintah untuk pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembagian pendapatan yang merata bagi seluruh rakyat sesuai dengan sila Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. pembagian pendapatan yang merata bagi seluruh rakyat sesuai dengan sila Pancasila BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pembangunan daerah Bali merupakan salah satu bagian dari pembangunan nasional yang meliputi berbagai aspek kehidupan baik fisik maupun mental yang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS iii KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL x DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN.. xiii

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor industri merupakan penggerak perekonomian suatu Negara karena

BAB I PENDAHULUAN. Sektor industri merupakan penggerak perekonomian suatu Negara karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor industri merupakan penggerak perekonomian suatu Negara karena dapat memberikan kesempatan kerja yang luas dan nilai tambah terbesar sehingga mampu menyelesaikan

Lebih terperinci

sehingga mempunyai ciri-ciri dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat yang mencakup perubahan-perubahan penting dalam struktur sosial, sikap-sikap

sehingga mempunyai ciri-ciri dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat yang mencakup perubahan-perubahan penting dalam struktur sosial, sikap-sikap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional menempatkan manusia sebagai titik sentral sehingga mempunyai ciri-ciri dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat Pembangunan mengandung makna yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator ekonomi antara lain dengan mengetahui pendapatan nasional, pendapatan per kapita, tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam proses pembangunan ekonomi, industrialisasi merupakan salah satu tahap perkembangan yang dianggap penting untuk dapat mempercepat kemajuan ekonomi suatu bangsa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami transformasi dari perekonomian yang berbasis industri. Sektor industri

BAB I PENDAHULUAN. mengalami transformasi dari perekonomian yang berbasis industri. Sektor industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsep pembangunan seringkali dianggap sama dengan proses industrialisasi. Proses industrialisasi dan pembangunan industri sebenarnya merupakan salah satu jalur

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Bogor merupakan sebuah kota yang berada di Provinsi Jawa Barat. Kedudukan Kota Bogor yang terletak di antara wilayah Kabupaten Bogor dan dekat dengan Ibukota Negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1. A 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator kemajuan ekonomi suatu negara. Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi maka semakin baik pula perekonomian negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari usaha-usaha pembangunan, selain menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari usaha-usaha pembangunan, selain menciptakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari usaha-usaha pembangunan, selain menciptakan pertumbuhan GNP yang setinggi-tingginya dan penyediaan lapangan pekerjaan, juga menginginkan adanya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan yang disesuaikan dengan potensi dan permasalahan pembangunan

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang lebih ditekankan pada pembangunan

I.PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang lebih ditekankan pada pembangunan I.PENDAHULUAN A.Latar Belakang Pembangunan di negara-negara berkembang lebih ditekankan pada pembangunan ekonomi, hal ini disebabkan karena terjadinya keterbelakangan ekonomi. Pembangunan di bidang ekonomi

Lebih terperinci

Kata Kunci: Modal, Tingkat Upah, Penyerapan Tenaga Kerja, Produksi DAFTAR ISI...

Kata Kunci: Modal, Tingkat Upah, Penyerapan Tenaga Kerja, Produksi DAFTAR ISI... Judul : Analisis Pengaruh Modal dan Tingkat Upah Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja dan Produksi Industri Kerajinan Patung Batu Padas Di Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar. Nama : Gede Herry Adie Perdana

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci: modal, tenaga kerja, lama usaha, jam kerja, dan pendapatan

Abstrak. Kata kunci: modal, tenaga kerja, lama usaha, jam kerja, dan pendapatan Judul : Pengaruh Modal, Tenaga Kerja, Lama Usaha, dan Jam Kerja Terhadap Pendapatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Denpasar Nama : I Gede Ariyuda Pratama NIM : 1306105026 Abstrak Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal. Pembangunan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal. Pembangunan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi dalam suatu negara sangat penting, karena pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal dan mandiri. Pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu daerah dalam jangka panjang

BAB I PENDAHULUAN. kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu daerah dalam jangka panjang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang mengakibatkan kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu daerah dalam jangka panjang yang diikuti oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang gencar-gencarnya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang gencar-gencarnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang gencar-gencarnya melakukan pembangunan di berbagai daerah dan di segala bidang. Pembangunan ini sendiri bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem negara kesatuan. Tuntutan desentralisasi atau otonomi yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem negara kesatuan. Tuntutan desentralisasi atau otonomi yang lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Otonomi daerah memiliki kaitan erat dengan demokratisasi pemerintahan di tingkat daerah. Agar demokrasi dapat terwujud, maka daerah harus memiliki kewenangan yang lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan pembangunan dan hasilnya. Di awal pelita, yaitu pelita I, titik berat

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan pembangunan dan hasilnya. Di awal pelita, yaitu pelita I, titik berat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional Indonesia dilandaskan pada Trilogi pembangunan, yaitu stabilitas nasional yang mantap, pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pemerataan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah adanya kegiatan ekonomi subsistence, yakni sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah adanya kegiatan ekonomi subsistence, yakni sebagian besar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu ciri perekonomian Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang adalah adanya kegiatan ekonomi subsistence, yakni sebagian besar penduduk yang berpenghasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya sehari-hari dan meningkatkan perekonomian Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya sehari-hari dan meningkatkan perekonomian Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan masyarakat, terutama masyarakat kecil dan masyarakat yang belum mampu memenuhi kebutuhannya sehari-hari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini peningkatan kinerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini peningkatan kinerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini peningkatan kinerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) masih dilanda berbagai hambatan dan tantangan dalam menghadapi persaingan. Hambatan dan tantangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan serta iklim perekonomian dunia.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan serta iklim perekonomian dunia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hakekatnya pertumbuhan ekonomi mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi suatu daerah merupakan salah satu usaha daerah untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berdampak pada semakin meningkatnya angka pengangguran di Indonesia. Persoalan pengangguran dan kemiskinan merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. berdampak pada semakin meningkatnya angka pengangguran di Indonesia. Persoalan pengangguran dan kemiskinan merupakan salah satu I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai salah satu negara berkembang, Indonesia dihadapkan pada semakin majunya era teknologi dan ilmu pengetahuan yang semakin berkembang namun tidak dibarengi dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia demi mencapai masyarakat yang sejahtera. Namun, mengingat Negara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia demi mencapai masyarakat yang sejahtera. Namun, mengingat Negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi merupakan usaha yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia demi mencapai masyarakat yang sejahtera. Namun, mengingat Negara Indonesia merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terkandung dalam analisis makro. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik

BAB I PENDAHULUAN. terkandung dalam analisis makro. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh suatu negara diukur dari perkembangan pendapatan nasional riil yang dicapai suatu negara/daerah ini terkandung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu negara ataupun daerah. Pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah dalam mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan potensi, aspirasi

BAB I PENDAHULUAN. daerah dalam mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan potensi, aspirasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan daerah merupakan bagian dari suatu perwujudan pembangunan ekonomi nasional yang bertujuan menciptakan kemandirian suatu daerah dalam mengurus rumah

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN...

HALAMAN PENGESAHAN... Judul : Pengaruh Pembiayaan Pemerintah Di Sektor Pendidikan Dan Kesehatan Terhadap Indeks Kualitas Manusia Serta Pertumbuhan Ekonomi Pada Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2011-2015 Nama : I Gede Komang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. karena sebagian orang tua lebih memilih untuk mempekerjakan anaknya dari pada

BAB 1 PENDAHULUAN. karena sebagian orang tua lebih memilih untuk mempekerjakan anaknya dari pada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang yang masih memiliki masalah pengangguran dan kemiskinan. Telah banyak usaha yang dilakukan pemerintah untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. itu pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan pendapatan perkapita serta. yang kuat bagi bangsa Indonesia untuk maju dan berkembang atas

I. PENDAHULUAN. itu pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan pendapatan perkapita serta. yang kuat bagi bangsa Indonesia untuk maju dan berkembang atas 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi adalah meningkatnya produksi total suatu daerah. Selain itu pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan pendapatan perkapita serta meningkatnya kesejahteraan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor. merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang.

I. PENDAHULUAN. Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor. merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang. Gouws (2005) menyatakan perluasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pula orang yang menganggur, maka semakin dirasakan pentingnya dunia wirausaha.

BAB I PENDAHULUAN. pula orang yang menganggur, maka semakin dirasakan pentingnya dunia wirausaha. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin maju suatu negara, semakin banyak orang yang terdidik, dan banyak pula orang yang menganggur, maka semakin dirasakan pentingnya dunia wirausaha. Pembangunan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur Provinsi Kalimantan Timur terletak pada 113 0 44-119 0 00 BT dan 4 0 24 LU-2 0 25 LS. Kalimantan Timur merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu perhatian khusus terhadap pembangunan ekonomi. Perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. suatu perhatian khusus terhadap pembangunan ekonomi. Perekonomian suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam memperkuat suatu perekonomian agar dapat berkelanjutan perlu adanya suatu perhatian khusus terhadap pembangunan ekonomi. Perekonomian suatu negara sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat hidup yang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat hidup yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembangunan seringkali dikaitkan dengan proses industrialisasi. Proses industrialisasi dan pembangunan industri sebenarnya merupakan satu jalur kegiatan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara yang kaya dengan Sumber Daya Alam dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara yang kaya dengan Sumber Daya Alam dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara yang kaya dengan Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia yang berlimpah. Sumber daya alam yang telah tersedia harus diolah oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan utama pembangunan ekonomi di negara berkembang adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan utama pembangunan ekonomi di negara berkembang adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama pembangunan ekonomi di negara berkembang adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Keberhasilan pencapaian kesejahteraan tersebut dapat diukur dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Industri pengolahan

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Industri pengolahan 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Industri menurut BPS (Badan Pusat Statistik) adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang

Lebih terperinci

Perkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia

Perkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia Perkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia Perekonomian Indonesia tahun 2004 yang diciptakan UKM berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara maritim, dimana 70 persen dari luas wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara maritim, dimana 70 persen dari luas wilayah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar BelakangS Indonesia merupakan negara maritim, dimana 70 persen dari luas wilayah Indonesia terdiri dari wilayah lautan dan sebagian besar masyarakat pesisir bermata pencaharian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. namun sektor industri adalah satu dari beberapa yang bertahan dari krisis

BAB I PENDAHULUAN. namun sektor industri adalah satu dari beberapa yang bertahan dari krisis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketika terjadi krisis ekonomi 1998, ekonomi di Indonesi sangat mengalami keterpurukan sektor-sektor pendorong ekonomi juga ikut terpuruk namun sektor industri adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki keunggulan sebagai negara manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan menengah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat melalui beberapa proses dan salah satunya adalah dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris dengan kekayaan hayati yang melimpah, hal ini memberikan keuntungan bagi Indonesia terhadap pembangunan perekonomian melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Problema kemiskinan terus menjadi masalah besar sepanjang sejarah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Problema kemiskinan terus menjadi masalah besar sepanjang sejarah sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Problema kemiskinan terus menjadi masalah besar sepanjang sejarah sebuah negara. Dalam sebuah Negara, tidak ada persoalan yang lebih besar, selain persoalan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan mendapat perhatian yang cukup besar dari pemerintah industri kecil merupakan

I. PENDAHULUAN. dan mendapat perhatian yang cukup besar dari pemerintah industri kecil merupakan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri kerajinan merupakan salah satu jenis pekerjaan yang berkembang dalam kehidupan manusia. Di Indonesia industri kerajinan terus mengalami perkembangan dan mendapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan proses pembangunan yang. dilaksanakan oleh suatu daerah atau negara dalam rangka memakmurkan warga

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan proses pembangunan yang. dilaksanakan oleh suatu daerah atau negara dalam rangka memakmurkan warga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi merupakan proses pembangunan yang dilaksanakan oleh suatu daerah atau negara dalam rangka memakmurkan warga negara atau penduduk daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang akan mempercepat pemulihan ekonomi dan memperkuat ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang akan mempercepat pemulihan ekonomi dan memperkuat ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan salah satu bagian dari pembangunan nasional yang akan mempercepat pemulihan ekonomi dan memperkuat ekonomi berkelanjutan. Seluruh negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional dan tercapai kesejahteraan masyarakat. Hal ini sejalan dengan pendapat

BAB I PENDAHULUAN. nasional dan tercapai kesejahteraan masyarakat. Hal ini sejalan dengan pendapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan suatu wilayah hakekatnya adalah serangkaian kebijakan sebagai usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan menciptakan pembangunan yang seimbang

Lebih terperinci

ABSTRAK. ketimpangan distribusi pendapatan, IPM, biaya infrastruktur, investasi, pertumbuhan ekonomi.

ABSTRAK. ketimpangan distribusi pendapatan, IPM, biaya infrastruktur, investasi, pertumbuhan ekonomi. Judul : Analisis Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Biaya Infrastruktur, dan Investasi Terhadap Ketimpangan Distribusi Pendapatan Melalui Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Bali Nama : Diah Pradnyadewi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan laju dari pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh suatu negara untuk memperkuat proses perekonomian menuju perubahan yang diupayakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam proses pembangunan, khususnya di negara-negara berkembang. Hal ini

I. PENDAHULUAN. dalam proses pembangunan, khususnya di negara-negara berkembang. Hal ini I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ketenagakerjaan merupakan salah satu aspek yang sangat menonjol dalam proses pembangunan, khususnya di negara-negara berkembang. Hal ini disebabkan masalah ketenagakerjaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat kesejahteraan merupakan acuan utama yang mendeskripsikan

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat kesejahteraan merupakan acuan utama yang mendeskripsikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tingkat kesejahteraan merupakan acuan utama yang mendeskripsikan bagaimana sebuah negara berkembang. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu mistar pengukur yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator untuk menilai keberhasilan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan

I. PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan trend ke arah zona ekonomi sebagai kota metropolitan, kondisi ini adalah sebagai wujud dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan merupakan suatu keadaan dimana seseorang berpenghasilan rendah,

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan merupakan suatu keadaan dimana seseorang berpenghasilan rendah, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemiskinan merupakan sebuah permasalahan sosial yang sangat kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan (Anggraini, 2012). Kemiskinan umumnya

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang masih memegang peranan dalam peningkatan perekonomian nasional. Selain itu, sebagian besar penduduk Indonesia masih menggantungkan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah 35 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah Provinsi Lampung adalah 3,46 juta km 2 (1,81 persen dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentuk kerja sama antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk

BAB I PENDAHULUAN. membentuk kerja sama antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana pemerintah daerah dam masyarakatnya mengelola sumber daya yang ada dan membentuk kerja sama antara pemerintah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS IIV.1 Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Ngawi saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi lima tahun ke depan perlu mendapat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki wilayah hutan yang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki wilayah hutan yang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki wilayah hutan yang cukup luas yaitu sekitar 127 juta ha. Luas hutan ini tersebar di seluruh pulau dengan luas yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sektor industri yang dipandang strategis adalah industri manufaktur.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sektor industri yang dipandang strategis adalah industri manufaktur. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor industri yang dipandang strategis adalah industri manufaktur. Industri manufaktur dipandang sebagai pendorong atau penggerak perekonomian daerah. Seperti umumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan suatu perekonomian dalam satu periode ke periode

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan suatu perekonomian dalam satu periode ke periode BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi merupakan tujuan perekonomian suatu negara dalam jangka panjang. Dalam hal ini pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dan perkembangan suatu

Lebih terperinci

Judul : Analisis Potensi Ekonomi Daerah Provinsi Bali Nama : Luh Nyoman Fajar Nur Ayu NIM : Abstrak

Judul : Analisis Potensi Ekonomi Daerah Provinsi Bali Nama : Luh Nyoman Fajar Nur Ayu NIM : Abstrak Judul : Analisis Potensi Ekonomi Daerah Provinsi Bali Nama : Luh Nyoman Fajar Nur Ayu NIM :1306105170 Abstrak Provinsi Bali menerapkan otonomi daerah dengan memperhatikan pertumbuhan ekonomi daerahnya

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan sebagai perangkat yang saling berkaitan dalam

I.PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan sebagai perangkat yang saling berkaitan dalam I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan sebagai perangkat yang saling berkaitan dalam struktur perekonomian yang diperlukan bagi terciptanya pertumbuhan yang terus menerus. Pembangunan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi masayarakat industri.

I. PENDAHULUAN. keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi masayarakat industri. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakekatnya pembangunan ekonomi mempunyai empat dimensi pokok yaitu pertumbuhan, penanggulangan kemiskinan, perubahan atau transformasi ekonomi dan keberlanjutan pembangunan

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan indikator ekonomi makro yang dapat digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan pembangunan ekonomi suatu daerah. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Majalengka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pembangunan ekonomi adalah proses yang dapat menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pembangunan ekonomi adalah proses yang dapat menyebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan ekonomi adalah proses yang dapat menyebabkan pendapatan perkapita sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki kekayaan sumberdaya ekonomi melimpah. Kekayaan sumberdaya ekonomi ini telah dimanfaatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan perhatian utama semua negara terutama

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan perhatian utama semua negara terutama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan perhatian utama semua negara terutama negara berkembang. Pembangunan ekonomi dicapai diantar anya dengan melakukan usaha-usaha untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. indikator keberhasilan pelaksanaan pembangunan yang dapat dijadikan tolok ukur

BAB I PENDAHULUAN. indikator keberhasilan pelaksanaan pembangunan yang dapat dijadikan tolok ukur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan suatu proses menuju perubahan yang diupayakan secara terus-menerus untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu indikator keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta pengentasan kemiskinan (Todaro, 1997). Salah satu indikator kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. serta pengentasan kemiskinan (Todaro, 1997). Salah satu indikator kemajuan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan dalam perspektif luas dapat dipandang sebagai suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan pada pengembangan dan peningkatan laju pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan pada pengembangan dan peningkatan laju pertumbuhan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang diarahkan pada pengembangan dan peningkatan laju pertumbuhan antar daerah. Pelaksanaan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Tanuwidjaya, 2013). Sejak tahun 1969 Pemprov Bali bersama masyarakat telah

BAB I PENDAHULUAN. (Tanuwidjaya, 2013). Sejak tahun 1969 Pemprov Bali bersama masyarakat telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan rangkaian kegiatan yang terencana menuju keadaan masyarakat ke arah kehidupan yang lebih baik daripada kondisi yang lalu (Tanuwidjaya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih bermutu. Industrialisasi juga tidak terlepas dari usaha untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. lebih bermutu. Industrialisasi juga tidak terlepas dari usaha untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan industri merupakan kegiatan untuk peningkatan kesejahteraan dalam arti tingkat hidup yang lebih maju maupun taraf hidup yang lebih bermutu. Industrialisasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. utama. Industrialisisasi dimasa sekarang tidak dapat terlepas dari usaha dalam

I. PENDAHULUAN. utama. Industrialisisasi dimasa sekarang tidak dapat terlepas dari usaha dalam I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian dewasa ini masih sering dianggap sebagai penunjang sektor industri semata. Meskipun sesungguhnya sektoral pertanian bisa berkembang lebih dari hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan pendudukyang

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan pendudukyang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan pendudukyang disertai dengan perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan masyarakatnya mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan. swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang

BAB I PENDAHULUAN. dan masyarakatnya mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan. swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang Analisis struktur perekonomian kota Depok sebelum dan sesudah otonomi daerah UNIVERSITAS SEBELAS MARET Oleh: HARRY KISWANTO NIM F0104064 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan daerah merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi menjadi prioritas utama bagi negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi menjadi prioritas utama bagi negara-negara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi menjadi prioritas utama bagi negara-negara berkembang hal ini disebabkan karena terjadinya keterbelakangan ekonomi yang mengakibatkan lambatnya

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 20 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pada awalnya ditujukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita, dengan asumsi pada saat pertumbuhan dan pendapatan perkapita tinggi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antar masing-masing daerah, antar golongan pendapatan dan di seluruh aspek. kehidupan sehingga membuat stuktur ekonomi tidak kokoh.

BAB I PENDAHULUAN. antar masing-masing daerah, antar golongan pendapatan dan di seluruh aspek. kehidupan sehingga membuat stuktur ekonomi tidak kokoh. 19 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan pembangunan meliputi kenaikan pendapatan perkapita yang relatif cepat, ketersediaan kesempatan kerja yang luas, distribusi pendapatan yang merata serta kemakmuran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan

I. PENDAHULUAN. dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan proses transformasi yang dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan. Pembangunan ekonomi dilakukan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan atas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan atas sumber daya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan atas sumber daya alam yang melimpah. Kekayaan atas sumber daya air, sumber daya lahan, sumber daya hutan, sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan usaha-usaha untuk meningkatkan taraf

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan usaha-usaha untuk meningkatkan taraf BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi merupakan usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup suatu bangsa yang seringkali diukur dengan tinggi rendahnya pendapatan riil per kapita.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana pemerintah

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana pemerintah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakat mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada, dengan menjalin pola-pola kemitraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu usaha untuk meningkatkan pembangunan ekonomi adalah pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. satu usaha untuk meningkatkan pembangunan ekonomi adalah pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara berkembang adalah untuk memperkuat perekonomian nasional, memperluas lapangan kerja, meningkatkan kesempatan kerja, pemerataan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi dunia usaha termasuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) saat

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi dunia usaha termasuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) saat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aktivitas bisnis merupakan fenomena yang sangat kompleks karena mencakup berbagai bidang diantaranya hukum, ekonomi, dan politik. Perkembangan perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional merupakan cerminan keberhasilan pembangunan. perlu dilaksanakan demi kehidupan manusia yang layak.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional merupakan cerminan keberhasilan pembangunan. perlu dilaksanakan demi kehidupan manusia yang layak. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya pembangunan adalah suatu proses perubahan yang direncanakan dan merupakan rangkaian kegiatan yang berkesinambungan, berkelanjutan dan bertahap menuju tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. institusi nasional tanpa mengesampingkan tujuan awal yaitu pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. institusi nasional tanpa mengesampingkan tujuan awal yaitu pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan adalah upaya multidimensional yang meliputi perubahan pada berbagai aspek termasuk di dalamnya struktur sosial, sikap masyarakat, serta institusi

Lebih terperinci

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah) 3.14. KECAMATAN NGADIREJO 3.14.1. PDRB Kecamatan Ngadirejo Besarnya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kecamatan Ngadirejo selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.14.1

Lebih terperinci

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA Ekonomi rakyat merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah yang sedang dihadapi (Sandika, 2014). Salah satu usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah yang sedang dihadapi (Sandika, 2014). Salah satu usaha untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama pembangunan ekonomi dinegara berkembang adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Keberhasilan pencapaian kesejahteraan tersebut dapat diukur dengan

Lebih terperinci