BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan usaha-usaha untuk meningkatkan taraf
|
|
- Teguh Gunardi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi merupakan usaha-usaha untuk meningkatkan taraf hidup suatu bangsa yang seringkali diukur dengan tinggi rendahnya pendapatan riil per kapita. Tujuan pembangunan ekonomi di samping untuk menaikkan pendapatan nasional riil juga untuk meningkatkan produktivitas. Tingkat output pada suatu saat tertentu ditentukan oleh tersedianya atau digunakannya dengan baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia, tingkat teknologi, keadaan pasar dan kerangka kehidupan ekonomi (sistem perekonomian) serta sikap dari output itu sendiri (Irawan dan Suparmoko, 2002:5). Jumlah atau besarnya penduduk umumnya dikaitkan dengan pertumbuhan pendapatan per kapita suatu negara, yang secara kasar mencerminkan kemajuan perekonomian negara tersebut (Subri, 2002:53). Penduduk memiliki dua peranan penting di dalam pembangunan ekonomi, satu dari segi permintaan dan sisi lain dari segi penawaran. Penduduk bertindak sebagai konsumen apabila dilihat dari segi permintaan dan bertindak sebagai produsen apabila dilihat dari segi penawaran (Irawan dan Suparmoko, 2002:86). Gambaran mengenai besarnya jumlah penduduk Provinsi Bali menurut hasil sensus penduduk (SP) tahun 2000 dan 2010 dapat dilihat pada Tabel 1.1 1
2 Tabel 1.1 Data Jumlah Penduduk Provinsi Bali Per Kabupaten/Kota menurut Sensus Penduduk Tahun 2000 dan 2010 Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk (Orang) Laju Pertumbuhan Penduduk (%) 1. Jembrana ,22 2. Tabanan ,13 3. Badung Gianyar ,80 5. Klungkung ,94 6. Bangli ,06 7. Karangasem ,96 8. Buleleng ,12 9. Denpasar ,01 BALI ,14 Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, 2011 Jumlah penduduk Provinsi Bali selama 10 tahun terakhir mengalami peningkatan yakni dari orang pada tahun 2000 menjadi orang pada tahun Atau, jika diperhatikan laju pertumbuhan penduduknya, terungkap bahwa angkanya mencapai 2,14 persen per tahun. Apabila ditelusuri lebih jauh menurut kabupaten/kota ditemukan bahwa laju pertumbuhan penduduk antar kabupaten/kota sangat bervariasi. Laju pertumbuhan penduduk tertinggi dijumpai di Kabupaten Badung, yang mencapai 4,62 persen per tahun. Kondisi ini erat kaitannya dengan perkembangan sektor pariwisata yang menjadi sektor unggulan di Kabupaten 2
3 Badung yang mampu memberi peluang kerja bagi pekerja setempat maupun yang berasal dari daerah lain. Posisi kedua ditinjau dari tingginya laju pertumbuhan penduduk adalah Kota Denpasar, yang besarnya mencapai 4,01 persen per tahun. Berbeda dengan Kabupaten Badung yang sangat kental dengan sektor pariwisatanya, maka Kota Denpasar memiliki ciri spesifik, selain sebagai ibukota Provinsi Bali juga menjadi pusat pemerintahan Kota Denpasar. Atribut lain yang dimiliki oleh Kota Denpasar adalah sebagai pusat pendidikan, kebudayaan, pelayanan kesehatan, perekonomian dan perdagangan. Untuk memperoleh gambaran terkait dengan penyerapan tenaga kerja di Kota Denpasar dapat dilihat pada Tabel 1.2. Informasi yang menarik dari Tabel 1.2 mengungkapkan bahwa sektor perdagangan merupakan sektor yang paling menonjol dalam penyerapan tenaga kerja. Di Kota Denpasar, persentase tenaga kerja yang diserap oleh sektor perdagangan lebih dari 40 persen, sementara yang terendah adalah sektor pertanian yakni kurang dari 1 persen. Penyerapan tenaga kerja sektor pertanian sangat rendah di Kota Denpasar adalah akibat dari semakin sempitnya lahan pertanian yang tersedia. Hal ini tampaknya berbeda dengan keadaan penyerapan tenaga kerja di Provinsi Bali. Penyerapan tenaga kerja di Provinsi Bali lebih didominasi oleh sektor pertanian, yang besarnya mencapai lebih dari 30 persen. Sementara itu, yang paling rendah daya serapnya adalah sektor listrik, gas dan air minum, yang besarnya hanya 0,18 persen (BPS Provinsi Bali, 2011). 3
4 Tabel 1.2 Persentase Tenaga Kerja Menurut Sektor Lapangan Usaha di Kota Denpasar dan Provinsi Bali Tahun 2010 Lapangan Usaha Bali Wilayah/ Daerah Denpasar 1 Pertanian 30,87 0,88 2 Penggalian 0,32 0,00 3 Industri 13,94 13,94 4 Listrik, Gas, dan Air Minum 0,18 0,09 5 Bangunan / Konstruksi 6,62 4,21 6 Perdagangan, Hotel, dan Restaurant 26,24 43,26 7 Angkutan dan Komunikasi 4,37 8,23 8 Keuangan 2,70 4,93 9 Jasa - Jasa 14,75 24,45 J u m l a h : 100,00 100,00 Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, 2011 Terpusatnya berbagai kegiatan, baik kegiatan ekonomi maupun non ekonomi akan memberikan daya tarik yang sangat kuat bagi penduduk dari kabupaten lain di Provinsi Bali maupun luar Bali untuk mengadu nasib di Kota Denpasar. Inilah salah satu faktor penarik yang menyebabkan semakin tingginya arus migrasi masuk menuju Kota Denpasar. Akibatnya jumlah penduduk dan laju pertumbuhan penduduk Kota Denpasar semakin meningkat. Selanjutnya distribusi penduduk menurut lapangan usaha per kecamatan di Kota Denpasar dapat dilihat pada Tabel 1.3 4
5 Tabel 1.3 Distribusi Penduduk Menurut Lapangan Usaha per Kecamatan di Kota Denpasar (dalam persen) Kecamatan Lapangan Usaha Denpasar Utara Denpasar Timur Denpasar Selatan Denpasar Barat 1. Pertanian 2,32 13,61 1,93-2. Peternakan 0,20 1,37 3,57-3. Perikanan - 0, Perkebunan - 0, Perdagangan 46,91 64,49 19, Industri 4,06 2,42 8,03 0,65 7. Pertambangan/Penggalian - 0,71 0,07-8. Listrik, Gas, Air minum 1,80 0,56 0,35 1,47 9. Angkutan / Komunikasi 2,62 2,03 5,14 4, Perbankan/Lembaga 1,41 3,60 3,16 1,12 Keuangan 11. Pemerintahan/Jasa -jasa 40, 68 10,36 36, Lainnya ,31 - JUMLAH % JUMLAH ORANG Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, 2011 Dari Tabel 1.3 dapat diketahui bahwa distribusi penduduk yang bekerja di sektor lapangan usaha perdagangan paling banyak terdapat di Kecamatan Denpasar Timur. Kondisi ini dilihat apabila dibandingkan dengan tiga kecamatan lainnya yang ada di Kota Denpasar. Hampir 65 persen penduduk yang bekerja, terserap di lapangan usaha perdagangan. Ini mencerminkan bahwa perdagangan merupakan lapangan usaha paling menonjol di Kecamatan Denpasar Timur. Gambaran lebih jauh tentang penyerapan tenaga kerja di lapangan usaha perdagangan di Kecamatan Denpasar Timur dapat dilihat pada Tabel
6 Tabel 1.4 Distribusi Penduduk Menurut Lapangan Usaha Perdagangan per Desa/Kelurahan di Kecamatan Denpasar Timur Tahun 2010 Desa/ Kelurahan Lapangan Usaha Perdagangan Orang % Dangin Puri Klod ,35 Sumerta Klod ,46 Kesiman ,22 Kesiman Petilan Kesiman Kertalangu ,24 Sumerta 684 6,66 Sumerta Kaja 797 7,76 Sumerta Kauh ,97 Dangin Puri 878 8,54 Penatih 522 5,08 Penatih Dangin Puri 520 5,06 JUMLAH ,00 Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011 Dari Tabel 1.4 terungkap bahwa tenaga kerja yang bekerja pada lapangan usaha perdagangan paling menonjol adalah di Desa Dangin Puri Klod yakni sebesar 13,35 persen. Sementara untuk desa/kelurahan lainnya di Kecamatan Denpasar Timur, lapangan usaha perdagangan relatif lebih rendah dan yang terendah dijumpai di Desa Penatih Dangin Puri hanya 5,06 persen. Perdagangan di pasar umumnya merupakan pekerjaan utama bagi perempuan yang telah berkeluarga menurut Boserup (1984:83). Pekerjaan ini mereka lakukan untuk menopang kehidupan keluarga apabila penghasilan suami tidak mencukupi. Banyak perempuan, terutama perempuan dari golongan bawah yang sudah lama akrab dengan berbagai lapangan pekerjaan. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan merupakan salah satu indikator status perempuan. Semakin 6
7 tinggi TPAK perempuan semakin tinggi pula status perempuan. Kasus di Indonesia, tidak bisa ditarik garis lurus demikian karena peningkatan TPAK perempuan tidak diikuti oleh peningkatan peluang kerja untuk mereka. Hal itu, ditunjukan oleh dua hal, pertama masih banyak perempuan Indonesia yang termasuk dalam kategori pekerja keluarga yang tidak dibayar (tidak mendapatkan upah). Kedua, lebih dari separuh perempuan yang bekerja terkonsentrasi dalam pekerjaan yang bergaji rendah. Walaupun pekerja laki-laki juga mengalami masalah rendahnya tingkat penghasilan dan kesejahteraan, namun kondisi pekerja perempuan jauh lebih parah (Wirartha, 2001:6). Perempuan mempunyai fungsi utama yang sangat berkaitan dengan kedudukan dan perannya, yaitu fungsi produksi dan reproduksi. Perempuan yang berfungsi sebagai faktor produksi disebut sebagai angkatan kerja perempuan, sebagian dari mereka dapat bekerja dengan memperoleh penghasilan. Perempuan disebut sebagai fungsi reproduksi terdiri dari fungsi reproduksi kodrati yang termasuk diantaranya adalah melahirkan, menyusui, dan fungsi rerproduksi non kodrati yang terdiri dari mendidik, mengasuh dan membimbing anak (Mustar, 2007 : 148). Ikut andilnya perempuan dalam ekonomi keluarga, urusan domestik seperti pekerjaan rumah tangga dan pengurusan anak terutama anak yang masih berumur balita juga mulai dilakukan bergantian dengan suami mereka, meski dalam kenyataannya perempuan masih melakukan peran ganda yaitu berdagang di sektor informal dan mengurus rumah tangga. Sektor informal memiliki karakteristik khas 7
8 yang tidak dimiliki oleh sektor formal, yaitu mudah keluar masuk pasar sehingga dapat dengan sesuka hati membuka atau menutup usahanya tanpa meminta ijin dari siapapun. Perempuan yang bekerja diluar rumah harus bisa membagi waktu antara mengurus rumah tangga dengan waktu untuk mencari nafkah. Pembagian waktu yang ada harus jelas agar tugas utama mengurus rumah tangga tidak terbengkalai, untuk itu harus ada alokasi waktu dalam bekerja (Abdullah, 2001 dalam Eka, 2009:7). 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Dari latar belakang yang diuraikan di atas maka dapat dikemukakan rumusan masalah penelitian sebagai berikut : 1) apakah pendapatan rumah tangga, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan rumah tangga, dan keberadaan anak balita berpengaruh signifikan secara simultan terhadap alokasi waktu kerja perempuan pada sektor informal perdagangan di Desa Dangin Puri Klod Kecamatan Denpasar Timur? 2) bagaimanakah pengaruh pendapatan rumah tangga, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan rumah tangga dan keberadaan anak balita secara parsial terhadap alokasi waktu kerja perempuan pada sektor informal perdagangan di Desa Dangin Puri Klod Kecamatan Denpasar Timur? 8
9 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan permasalahan di atas, yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui pengaruh pendapatan rumah tangga, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan rumah tangga dan keberadaan anak balita berpengaruh signifikan secara simultan terhadap alokasi waktu kerja perempuan pada sektor informal perdagangan di Desa Dangin Puri Klod Kecamatan Denpasar Timur. 2) Untuk mengetahui pengaruh pendapatan rumah tangga, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan rumah tangga, dan keberadaan anak balita secara parsial terhadap alokasi waktu kerja perempuan pada sektor informal perdagangan di Desa Dangin Puri Klod Kecamatan Denpasar Timur. 1.4 Kegunaan Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dikemukakan diatas, maka manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Secara teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi dan untuk menambah pengetahuan mahasiswa khususnya mahasiswa konsentrasi ekonomi kependudukan di dalam mengaplikasikan 9
10 pengetahuan yang diperoleh pada perkuliahan, hal ini terutama dikaitkan dengan alokasi waktu kerja perempuan pada sektor informal untuk meningkatkan pendapatan keluarga dalam upaya meningkatkan kesejahteraan keluarga. 2) Secara praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi para pengambil kebijakan, yaitu sebagai bahan pertimbangan dan bahan evaluasi untuk pemecahan masalah-masalah ketenagakerjaan bagi instansi terkait dalam pengembangan pekerja perempuan pada sektor informal. 1.5 Sistematika Penulisan Pembahasan penelitian ini disusun berdasarkan urutan beberapa bab secara sistematis, sehingga antara bab satu dengan bab lainnya mempunyai hubungan yang erat. Adapun penyajiannya adalah sebagai berikut. Bab I Pendahuluan Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah penelitian yang kemudian dirumuskan kedalam pokok permasalahan, tujuan, kegunaan penelitian, dan bagian akhir akan dikemukakan mengenai sistematika penulisan. Bab II Kajian Pustaka dan Rumusan Hipotesis Bab ini akan menguraikan teori dan konsep yang melandasi dan mendukung pokok masalah, hasil penelitian sebelumnya dan bagian akhir bab ini 10
11 dirumuskan beberapa hipotesis sesuai dengan masalah penelitian yang akan dipecahkan. Bab III Metode Penelitian Pada bab ini diuraikan tentang metode penelitian yang mencakup desain penelitian, lokasi penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, responden penelitian, metode penentuan sampel, metode pengumpulan data dan teknik analisis data. Bab IV Pembahasan Hasil Penelitian Bab ini merupakan bab yang sangat penting sebab berkaitan dengan pembahasan hasil penelitian. Pada pembahasan hasil penelitian akan diawali dengan gambaran umum daerah penelitian, karakteristik responden, dan hasil penelitian. Bab V Simpulan dan Saran Bab ini menguraikan mengenai simpulan penting yang dapat ditarik dari hasil pembahasan dan saran yang dapat diberikan sehubungan dengan simpulan yang diperoleh. 11
ALOKASI WAKTU PEKERJA PEREMPUAN PADA SEKTOR INFORMAL PERDAGANGAN DI DESA DANGIN PURI KLOD DENPASAR TIMUR
ALOKASI WAKTU PEKERJA PEREMPUAN PADA SEKTOR INFORMAL PERDAGANGAN DI DESA DANGIN PURI KLOD DENPASAR TIMUR Kadek Mia Komala Sari I Ketut Sudibia Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Udayana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan mengenai mikro ekonomi,sub sistem yang utama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam pembicaraan mengenai mikro ekonomi,sub sistem yang utama adalah rumah tangga. Rumah tangga merupakan produsen dan sekaligus juga konsumen. Dengan demikian
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI AGUSTUS 2011
No. 60/11/51/Th. V, 7 Nopember 2011 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI BALI AGUSTUS 2011 Berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2011, tercatat sebanyak 2.952,55 ribu penduduk usia kerja,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. antar masing-masing daerah, antar golongan pendapatan dan di seluruh aspek. kehidupan sehingga membuat stuktur ekonomi tidak kokoh.
19 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan pembangunan meliputi kenaikan pendapatan perkapita yang relatif cepat, ketersediaan kesempatan kerja yang luas, distribusi pendapatan yang merata serta kemakmuran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan proses pembangunan yang. dilaksanakan oleh suatu daerah atau negara dalam rangka memakmurkan warga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi merupakan proses pembangunan yang dilaksanakan oleh suatu daerah atau negara dalam rangka memakmurkan warga negara atau penduduk daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor-sektor lain dalam sebuah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan sektor-sektor ekonomi di Indonesia kini sudah semakin berkembang sangat pesat, terutama pertumbuhan di sektor industri.sektor industri diyakini
Lebih terperinciNama : I Gusti Ayu Made Oktavia Utami Dewi NIM : Abstrak
Judul :Analisis Pengaruh Sosial Ekonomi terhadap Tingkat Partisipasi Kerja Pedagang Perempuan di Kecamatan Bangli Kabupaten Bangli (Studi Kasus di Pasar Kidul Kecamatan Bangli) Nama : I Gusti Ayu Made
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesejahteraan masyarakat merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh setiap negara khususnya di Indonesia, banyak kebijaksanaan yang dibuat oleh pemerintah untuk pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia ( Sadono Sukirno, 1996:33). Pembangunan ekonomi daerah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi adalah suatu usaha untuk meningkatkan pendapatan perkapita dengan cara mengolah kekuatan ekonomi potensial menjadi ekonomi riil melalui
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. cepat dimasa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan penduduk lanjut usia (lansia) diprediksikan akan meningkat cepat dimasa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang. Indonesia sebagai
Lebih terperinciAbstrak. Kata Kunci :Curahan Jam Kerja, Umur, Pendidikan, Pendapatan Suami, Jumlah Tanggungan.
Judul Nama : Pengaruh Umur, Tingkat Pendidikan, Pendapatan Suami, dan Jumlah Tanggungan Keluarga Terhadap Curahan Jam Kerja Pedagang Wanita di Pasar Kumbasari : Made Puspita Mega Swari NIM : 1306105063
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduk berpengaruh positif apabila perekonomian dapat menyerap tambahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan penduduk dan tenaga kerja adalah dua hal yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan penduduk menjadi potensi terjaminnya ketersediaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu aspek penting dalam suatu kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu aspek penting dalam suatu kegiatan produksi. Jumlah SDM di Indonesia terus mengalami peningkatan sejalan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara maritim, dimana 70 persen dari luas wilayah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar BelakangS Indonesia merupakan negara maritim, dimana 70 persen dari luas wilayah Indonesia terdiri dari wilayah lautan dan sebagian besar masyarakat pesisir bermata pencaharian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan di Indonesia memiliki tujuan untuk mensejahterakan masyarakat terutama masyarakat kecil dan masyarakat yang masih belum mampu untuk memenuhi kebutuhannya
Lebih terperinciAbstrak. Kata Kunci: tingkat upah, teknologi, produktivitas kerja, penyerapan tenaga kerja
Judul : Pengaruh Tingkat Upah dan Teknologi Terhadap Produktivitas Kerja dan Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri Mebel Meja Kayu di Kota Denpasar Nama : Nashahta Ardhiaty Nurfiat NIM : 1306105077 Abstrak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemiskinan yang akurat dan tepat sasaran. Data kemiskinan yang baik dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kemiskinan merupakan salah satu persoalan mendasar yang menjadi pusat perhatian pemerintah di negara manapun. Salah satu aspek penting untuk mendukung strategi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan laju dari pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh suatu negara untuk memperkuat proses perekonomian menuju perubahan yang diupayakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembagian pendapatan yang merata bagi seluruh rakyat sesuai dengan sila Pancasila
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pembangunan daerah Bali merupakan salah satu bagian dari pembangunan nasional yang meliputi berbagai aspek kehidupan baik fisik maupun mental yang
Lebih terperinciAbstrak. Kata kunci: perempuan, bekerja, sektor publik, adat
Judul : Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Perempuan Bali untuk Bekerja di Sektor Publik (Studi Kasus di Desa Adat Kerobokan Kuta Utara Kabupaten Badung). Nama : Ni Putu Devi Ekayanti Ningsih
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS iii KATA PENGANTAR... iv
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL x DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN.. xiii
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. faktor terpenting bagi kehidupan manusia, karena memiliki tiga fungsi pokok yaitu :
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lingkungan hidup merupakan semua benda, daya, dan kondisi yang terdapat dalam suatu tempat atau ruang dimana manusia atau makluk hidup berada dan dapat memenuhi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. karena sebagian orang tua lebih memilih untuk mempekerjakan anaknya dari pada
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang yang masih memiliki masalah pengangguran dan kemiskinan. Telah banyak usaha yang dilakukan pemerintah untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu perhatian khusus terhadap pembangunan ekonomi. Perekonomian suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam memperkuat suatu perekonomian agar dapat berkelanjutan perlu adanya suatu perhatian khusus terhadap pembangunan ekonomi. Perekonomian suatu negara sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Problema kemiskinan terus menjadi masalah besar sepanjang sejarah sebuah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Problema kemiskinan terus menjadi masalah besar sepanjang sejarah sebuah negara. Dalam sebuah Negara, tidak ada persoalan yang lebih besar, selain persoalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah adanya kegiatan ekonomi subsistence, yakni sebagian besar
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu ciri perekonomian Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang adalah adanya kegiatan ekonomi subsistence, yakni sebagian besar penduduk yang berpenghasilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk Indonesia saat ini diperkirakan sekitar 1,2
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertambahan penduduk Indonesia saat ini diperkirakan sekitar 1,2 persen dari jumlah penduduk atau sekitar 2,5 sampai 3 juta orang per tahun (Nehen, 2010:96).
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: non labor income, mutu sumber daya manusia, tingkat upah, lama menganggur, pengangguran terdidik
Judul : Analisis Pengaruh Non Labor Income, Mutu Sumber Daya Manusia dan Tingkat Upah Terhadap Lama Menganggur Pengangguran Terdidik di Kota Denpasar Nama : Udur Yustince BR Situmorang NIM : 1206105040
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang maupun negara maju, meskipun telah terjadi perbaikan-perbaikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan yang mencolok masih banyak ditemukan di negara-negara berkembang maupun negara maju, meskipun telah terjadi perbaikan-perbaikan yang siginifikan selama lebih
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. berdampak pada semakin meningkatnya angka pengangguran di Indonesia. Persoalan pengangguran dan kemiskinan merupakan salah satu
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai salah satu negara berkembang, Indonesia dihadapkan pada semakin majunya era teknologi dan ilmu pengetahuan yang semakin berkembang namun tidak dibarengi dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari usaha-usaha pembangunan, selain menciptakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari usaha-usaha pembangunan, selain menciptakan pertumbuhan GNP yang setinggi-tingginya dan penyediaan lapangan pekerjaan, juga menginginkan adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa. Pembangunan telah mengantarkan negara-negara sedang berkembang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Harus diakui bahwa pembangunan sebagaimana dikonsepsikan oleh para ahli ekonomi telah menciptakan perubahan penting dalam kehidupan suatu bangsa. Pembangunan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR.. xi DAFTAR LAMPIRAN...
Lebih terperinciSeuntai Kata. Denpasar, November 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. Ir. I Gde Suarsa, M.Si.
Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kualitas hidup manusia merupakan upaya yang terus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Pembangunan kualitas hidup manusia merupakan upaya yang terus dilakukan pemerintah dalam rangka mencapai kehidupan yang lebih baik. Upaya pembanguan ini ditujukan
Lebih terperinciHALAMAN PENGESAHAN...
Judul : Pengaruh Pembiayaan Pemerintah Di Sektor Pendidikan Dan Kesehatan Terhadap Indeks Kualitas Manusia Serta Pertumbuhan Ekonomi Pada Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2011-2015 Nama : I Gede Komang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sektor industri merupakan penggerak perekonomian suatu Negara karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor industri merupakan penggerak perekonomian suatu Negara karena dapat memberikan kesempatan kerja yang luas dan nilai tambah terbesar sehingga mampu menyelesaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terkandung dalam analisis makro. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh suatu negara diukur dari perkembangan pendapatan nasional riil yang dicapai suatu negara/daerah ini terkandung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. GBHN, bahwa penduduk merupakan modal dasar pembangunan yang potensial. kualitas sumber daya manusia yang baik pula.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aspek kesehatan memegang peranan yang sangat penting dalam membangun sumber daya manusia yang handal. Karena itu dalam pembangunan jangka panjang diperlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu daerah dalam jangka panjang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang mengakibatkan kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk suatu daerah dalam jangka panjang yang diikuti oleh
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dengan besarnya jumlah penduduk yang ada. Banyaknya penduduk yang ada
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki luas wilayah yang besar. Negara yang terdiri dari banyaknya pulau ini tentunya juga memiliki jumlah daratan yang banyak. Besarnya
Lebih terperinciindikator keberhasilan kegiatan ekonomi daerah tersebut. Provinsi Bali merupakan
Pertumbuhan ekonomi di suatu daerah selalu digunakan sebagai salah satu indikator keberhasilan kegiatan ekonomi daerah tersebut. Provinsi Bali merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki tingkat
Lebih terperinciTabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)
3.14. KECAMATAN NGADIREJO 3.14.1. PDRB Kecamatan Ngadirejo Besarnya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kecamatan Ngadirejo selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.14.1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemiskinan merupakan suatu keadaan dimana seseorang berpenghasilan rendah,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemiskinan merupakan sebuah permasalahan sosial yang sangat kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan (Anggraini, 2012). Kemiskinan umumnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nasional yang akan mempercepat pemulihan ekonomi dan memperkuat ekonomi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan salah satu bagian dari pembangunan nasional yang akan mempercepat pemulihan ekonomi dan memperkuat ekonomi berkelanjutan. Seluruh negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyempit membuat petani berpikir bekerja dibidang lain yaitu industri dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris, akan tetapi luas tanah yang semakin menyempit membuat petani berpikir bekerja dibidang lain yaitu industri dan kerajinan rumah tangga.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), jumlah penduduk Indonesia akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara berkembang seperti Indonesia memiliki laju pertumbuhan penduduk yang bertambah dengan pesat. Pertumbuhan penduduk Indonesia dari tahun ketahun semakin bertambah
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan Provinsi Bali Sensus Ekonomi 2016 No. 35/05/Th. II, 24 Mei 2017 BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BALI Hasil Pendaftaran (Listing) Usaha/Perusahaan
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2013
No.29/05/63/Th XVII/06 Mei 2013 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2013 Jumlah penduduk angkatan kerja pada 2013 sebesar 1.937.493 jiwa. Jumlah tersebut mengalami peningkatan sebesar 2,65
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Sistematika Penulisan...
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALISTAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN...
Lebih terperinciTIPOLOGI WILAYAH BALI HASIL PENDATAAN POTENSI DESA (PODES) 2014
No. 17/02/51/Th. I, 16 Februari 2015 TIPOLOGI WILAYAH BALI HASIL PENDATAAN POTENSI DESA (PODES) 2014 Pendataan Potensi Desa (Podes) dilaksanakan 3 kali dalam 10 tahun. Berdasarkan hasil Podes 2014 pada
Lebih terperinciHALAMAN PENGESAHAN...
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengenai faktor-faktor yang tidak hanya berasal dari faktor demografi saja
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kependudukan adalah studi yang membahas struktur dan proses kependudukan yang terjadi di suatu wilayah yang kemudian dikaitkan dengan aspek-aspek non demografi. Struktur
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perekonomian di Bali. Sektor ini menyumbang sebesar 14,64% dari total Produk
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian memegang peran strategis dalam upaya peningkatan perekonomian di Bali. Sektor ini menyumbang sebesar 14,64% dari total Produk Domestik Regional Bruto
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerja harus terus diusahakan agar standar kehidupan yang layak dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penciptaan tenaga kerja yang produktif merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan oleh pemerintah saat ini. Peningkatan produktivitas tenaga kerja harus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini peningkatan kinerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini peningkatan kinerja Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) masih dilanda berbagai hambatan dan tantangan dalam menghadapi persaingan. Hambatan dan tantangan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN II TAHUN 2012
No. 44/08/51/Th. VI, 6 Agustus PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN II TAHUN Pertumbuhan ekonomi Bali pada Triwulan II- mencapai 2,81 persen dibandingkan Triwulan I - yang mengalami kontraksi sebesar 0,06
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pula orang yang menganggur, maka semakin dirasakan pentingnya dunia wirausaha.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin maju suatu negara, semakin banyak orang yang terdidik, dan banyak pula orang yang menganggur, maka semakin dirasakan pentingnya dunia wirausaha. Pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan diberbagai daerah serta menciptakan kesempatan kerja. Sasaran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan suatu wilayah adalah serangkaian kebijakan sebagai usaha meningkatkan taraf hidup masyarakat, untuk menciptakan keseimbangan pembangunan diberbagai daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keadaan dimana masyarakatnya sentosa dan makmur serta berkecukupan, baik dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terciptanya kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu tujuan utama berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kesejahteraan merupakan suatu keadaan dimana masyarakatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tahun 1999 yang disempurnakan dengan UU No. 12 Tahun 2008 tentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dirubahnya sistem pemerintahan di Indonesia yang pada awalnya menganut sistem sentralisasi menjadi sistem desentralisasi atau dikenal dengan sebutan otonomi daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas, namun jauh lebih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dimensi masalah ketenagakerjaan bukan hanya sekedar keterbatasan lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas, namun jauh lebih serius dengan penyebab
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
Keadaan Ketenagakerjaan Yogyakarta Agustus 2017 No. 65/11/34/Thn.XIX, 6 Nopember 2017 BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI D.I YOGYAKARTA Keadaan Ketenagakerjaan Yogyakarta Agustus 2017
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 12 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN KECAMATAN DENPASAR UTARA DI KOTA DENPASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 12 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN KECAMATAN DENPASAR UTARA DI KOTA DENPASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DENPASAR, Menimbang : a. Bahwa berhubung dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tingkat kesejahteraan merupakan acuan utama yang mendeskripsikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tingkat kesejahteraan merupakan acuan utama yang mendeskripsikan bagaimana sebuah negara berkembang. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu mistar pengukur yang
Lebih terperinciBPS PROVINSI JAWA BARAT
BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 29/05/32/Th.XIX, 5 Mei 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN PROVINSI JAWA BARAT FEBRUARI 2017 Angkatan kerja pada Februari 2017 sebanyak 22,64 juta orang, naik sekitar 0,46 juta orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan sesuai prioritas dan kebutuhan masing-masing daerah dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi Indonesia sangat tergantung pada pembangunan ekonomi daerah. Pembangunan daerah dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan sesuai prioritas dan
Lebih terperinciAnalisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /
BAB IV TINJAUAN EKONOMI 2.1 STRUKTUR EKONOMI Produk domestik regional bruto atas dasar berlaku mencerminkan kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan oleh suatu daerah. Pada tahun 2013, kabupaten Lamandau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu upaya untuk mewujutkan cita-cita bangsa yakni terciptanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan kegiatan pembangunan nasional di Indonesia, sesungguhnya merupakan salah satu upaya untuk mewujutkan cita-cita bangsa yakni terciptanya kesejahtraan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerataan pembangunan dan hasilnya. Di awal pelita, yaitu pelita I, titik berat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional Indonesia dilandaskan pada Trilogi pembangunan, yaitu stabilitas nasional yang mantap, pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pemerataan
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPRI No. 220/12/21/Th. V, 1 Desember 20 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU SAMPAI DENGAN AGUSTUS 20 TINGKAT PENGANGGURAN KEPRI SEMAKIN TURUN Jumlah angkatan
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2012
No.28/05/63/Th XVI/07 Mei 2012 KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2012 Jumlah penduduk angkatan kerja pada 2012 sebesar 1,887 juta jiwa. Jumlah tersebut mengalami peningkatan sebesar 2,55
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai jiwa (BPS, 2014). Menurut Jhingan (2003) jumlah penduduk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki jumlah penduduk sampai dengan bulan Februari 2014 ini mencapai 237.641.326 jiwa (BPS, 2014). Menurut Jhingan (2003) jumlah penduduk yang
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I TAHUN 2012
No. 26/05/51/Th. VI, 7 Mei 2012 PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I TAHUN 2012 Pada Triwulan I-2012, PDRB Bali mengalami kontraksi ( negatif) sebesar 0,06 persen dibanding Triwulan IV-2011 (quarter to
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengurus daerahnya sendiri, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Otonomi daerah adalah wewenang pemerintah daerah dalam mengatur dan mengurus daerahnya sendiri, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004. Andirfa (2009), menyatakan
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2015
No. 06/11/53/Th. XV, 5 November 2015 KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT AGUSTUS 2015 AGUSTUS 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA NTT SEBESAR 3,83 % Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) NTT Agustus 2015 mencapai
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN DI D.I. YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2017 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 2,84 PERSEN
q BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No.29/05/34/Th.XIX, 5 Mei 2017 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI D.I. YOGYAKARTA PADA FEBRUARI 2017 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 2,84 PERSEN Pada Februari 2017, Penduduk
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2016
No. 06/05/53/Th. XVI, 4 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2016 FEBRUARI 2016: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA NTT SEBESAR 3,59% Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) NTT Februari 2016 mencapai 3,59
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai orang, yang terdiri atas orang lakilaki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peluang kerja di Indonesia sangat dipengaruhi oleh laju pertumbuhan penduduk. Menurut hasil sensus penduduk pada tahun 2010 jumlah penduduk di Indonesia mencapai 237.556.363
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JANUARI 2015
No. 19/03/51/Th. IX, 2 Maret PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JANUARI Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan mencapai 301.748 orang, dengan wisman yang datang melalui bandara sebanyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki keunggulan sebagai negara manufaktur yang bertumpu pada sektor industri. Salah satunya industri kecil dan menengah
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PARIWISATA BALI MARET 2017
PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI MARET 27/05/51/Th. XI, 2 Mei Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan Maret mencapai 425.499 kunjungan, dengan wisman yang datang melalui bandara sebanyak
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PARIWISATA BALI FEBRUARI 2015
PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI FEBRUARI 2015 25/04/51/Th. IX, 1 April 2015 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan 2015 mencapai 338.991 orang, dengan wisman yang datang melalui bandara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nasional dan tercapai kesejahteraan masyarakat. Hal ini sejalan dengan pendapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan suatu wilayah hakekatnya adalah serangkaian kebijakan sebagai usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan menciptakan pembangunan yang seimbang
Lebih terperinciANALISIS PERGESERAN STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN TABANAN PROVINSI BALI SKRIPSI. Oleh: I WAYAN MARDIANA NIM.
ANALISIS PERGESERAN STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN TABANAN PROVINSI BALI SKRIPSI Oleh: I WAYAN MARDIANA NIM. 1306105035 Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sampai tahun 2006, BPS memperkirakan hampir 17,4 persen dari total penduduk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan menjadi permasalahan yang dihadapi oleh semua negara di dunia, lebih-lebih di negara yang sedang berkembang seperti halnya Indonesia. Sampai tahun
Lebih terperinciPERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I TAHUN 2013
No. 27/05/51/Th. VII, 6 Mei 2013 PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I TAHUN 2013 Pada Triwulan I-2013, PDRB Bali mengalami kontraksi (pertumbuhan negatif) sebesar 0,33 persen dibanding Triwulan IV-2012
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengurangi kemiskinan (Madris, 2010). Indikator ekonomi makro (PDRB)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi perekonomian menjadi salah satu indikator kemajuan suatu daerah. Pembangunan ekonomi daerah tidak hanya bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, melainkan
Lebih terperinciPENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang masih memegang peranan dalam peningkatan perekonomian nasional. Selain itu, sebagian besar penduduk Indonesia masih menggantungkan
Lebih terperinciINDIKATOR MAKROEKONOMI KABUPATEN PAKPAK BHARAT
L A P O R A N K A J I A N INDIKATOR MAKROEKONOMI KABUPATEN PAKPAK BHARAT K E R J A S A M A P R O D I P E R E N C A N A A N W I L A Y A H S E K O L A H P A S C A S A R A J A N A U N I V E R S I T A S S
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI 2011
39/08/51/Th. V, 1 Agustus PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JUNI Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan mencapai 245.652 orang, dengan wisman yang datang melalui bandara sebanyak 245.248
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Agustus 2017 No. 103/11/Th. XX, 06 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Agustus 2017 A. KEADAAN KETENAGAKERJAAN Agustus 2017: Tingkat
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2016
BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 28/05/32/Th. XVIII,4 Mei 2016 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA BARAT FEBRUARI 2016 FEBRUARI 2015: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 8,57 PERSEN Berdasarkan hasil Sakernas bulan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JANUARI 2016
PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI JANUARI 2016 17/03/51/Th. X, 1 Maret 2016 Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan mencapai 350.592 orang, dengan wisman yang datang melalui bandara sebanyak
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN DKI JAKARTA AGUSTUS 2017
Keadaan Ketenagakerjaan Agustus 2017 Provinsi DKI Jakarta No. 55/11/31/Th. XIX, 6 November 2017 PROVINSI DKI JAKARTA KEADAAN KETENAGAKERJAAN DKI JAKARTA AGUSTUS 2017 Tingkat P Terbuka (TPT) sebesar 7,14
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator ekonomi antara lain dengan mengetahui pendapatan nasional, pendapatan per kapita, tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia demi mencapai masyarakat yang sejahtera. Namun, mengingat Negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi merupakan usaha yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia demi mencapai masyarakat yang sejahtera. Namun, mengingat Negara Indonesia merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menunjukkan kekokohannya dengan tetap menyerap jutaan lapangan pekerjaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor Koperasi dan UKM merupakan salah satu sektor yang mampu menunjukkan kekokohannya dengan tetap menyerap jutaan lapangan pekerjaan ditengah krisis global
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PARIWISATA BALI PEBRUARI 2010
17/04/51/Th. V, 1 April PERKEMBANGAN PARIWISATA BALI PEBRUARI Kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada bulan mencapai 207.195 orang, dengan wisman yang datang melalui bandara sebanyak 201.457
Lebih terperinciKEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI DIY PADA AGUSTUS 2012 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 3,97 PERSEN
BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 04/01/34/Th.XI, 05 Januari 2009 No. 52/11/34/Th.XIV, 5 November 2012 KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI DIY PADA AGUSTUS 2012 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 3,97
Lebih terperinci