BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAHAN DAN METODE PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAHAN DAN METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian inidilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan September 2016 berlokasi di Kabupaten Humbang Hasundutan, Samosir, Karodan Tapanuli Utara, Sumatera Utara karena di 4 kabupaten tersebut memiliki populasi kuda terbanyak di wilayah Sumatera Utara. Bahan dan Alat Penelitian Bahan Adapun bahan yang digunakan adalah kuda yang sudah dewasa kelamin dan dewasa tubuh sebanyak 231 ekor (Kab. Karo sebanyak 60 ekor, Kab. Humbang Hasudutan sebanyak 77 ekor, Kab. Tapanuli Utara sebanyak 52 ekor dan Kab. Samosir sebanyak 42 ekor). No Kabupaten Kecamatan Desa Jumlah (Ekor) 1 Karo Berastagi Berastagi 32 Berastagi Gundaling I 7 Merdeka Jaranguda 15 Merdeka Merdeka 6 2 Humbang Hasundutan Dolok sanggul Sirisirisi 43 Dolok sanggul Saitnihuta 17 Pollung DolokNabolon 11 Parlilitan Sihassima 6 3 Tapanuli Utara Siborong-borong Silait-lait 26 Siborong-borong Pasar Siborong-borong 14 Siborong-borong Siaro 7 Parmonangan Hutajulu 5 4 Samosir Pangururan Parbaba 14 Pangururan Parmonangan 9 Simanindo Tanjungan 11 Ronggurnihuta Paraduan 8

2 Alat Alat yang digunakan dalam panelitian ini adalah alat tulis, kamera dan lembar wawancara (kuisioner)yang telah dipersiapkan sebelumnya. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei. Teknik untuk menentukan ternak yang digunakan simple random sampling adalah suatu tipe sampling probabilitas, di mana peneliti dalam memilih sampel dengan memberikan kesempatan yang sama kepada semua anggota populasi yang telah dewasa kelamin dan dewasa tubuh untuk ditetapkan sebagai anggota sampel.data diolah menggunakan analisis deskriptif : warna dan tanda wajah (Sudjana, 2002). Parameter yang diamati Sifat Kualitatif 1. Warna Pengamatan dilakukan dengan melihat sifat fisik yang tampak berdasarkan warna bulu digolongkan menjadi 3, yakni: hitam, chesnut dan grey. Hitam (bay): Kuda dengan warna bay adalah kuda yang memiliki surai, ekor dan kaki berwarna hitam. Warna dasar bay terdiri atas tiga macam yaitu bay terang atau light bay yaitu coklat kemerahan atau coklat; bay cerah atau bright bay yaitu warna chesnut dan bay gelap atau dark bay yang cenderung berwarna coklat gelap (Brown dan Sarah, 1994). Chesnut:Chesnut merupakan warna coklat kemerahan pada bulu dan yang juga menjadi warna pada ekor dan surai (Vogel, 1995).Chesnut

3 merupakan bagian dari pigmen merah, seperti ditemukan pada kuda berwarna sorrel, palomino dan red duns. Grey: Warna abu-abu pada kuda dapat ditemukan pada tipe kuda poni sampai dengan kuda berat.kuda grey memiliki warna mulai dari putih sampai dengan abu-abu gelap seiring dengan pertambahan umur. 2. Tanda wajah Pengamatan yang dilakukan dengan melihat tanda pada wajah ternak yang diamati (Snipe, Blaze, Stripe, Bald Face dan Star). Snipe: Snip itu tanda putihnya hanya ada pada bagian hidung. Blaze:Blaze bentuk tanda putihnya sama seperti Stripe akan tetapi garisnya lebih lebar dari garis Stripe. Stripe:Stripe memiliki bentuk tanda putih di wajah seperti garis kecil dari kening sampai hidung. White Face: Tanda putih jenis white face memiliki tanda warna putih diseluruh wajah kuda. Star: tanda putih pada wajah yang berbetuk bercak putih seperti bintang yang terdapat pada bagian kening kuda.

4 Analisa Data Analisis data pengamatan fenotipe kuda yang diamati disajikan dalam bentuk gambar. Setiap kuda memiliki informasi lengkap tentang fenotipe. Setiap ekor gambar kuda diberi nomor identitas. Frekuensi fenotipe setiap warna bulu yang diamati pada setiap jenis kuda dihitung menggunakan metode Minkema (1993): Frekuensi fenotipe = Jumlah individu kuda dengan fenotip tertentu Total individu kuda yang diamati

5 HASIL DAN PEMBAHASAN Peta Sebaran Populasi Kuda bedasarkan kabupaten Kabupaten karo Peta 1. Peta Sebaran Kuda di Kab. Karo Dari peta geografis Kabupaten Karo didapat sebaran kuda dewasa sebanyak 60 ekor. Di Kabupaten Karo, sebaran kuda terdapat di beberapa desa yaitu di desa Berastagi sebanyak 32 ekor, desa gundaling I sebanyak 7 ekor,desa Jaranguda sebanyak 15 ekor dan di desa Merdeka sebanyak 6 ekor.

6 Kabupaten Humbang Hasudutan Peta 2. Peta Sebaran Kuda di Kab. Humbang Hasundutan Dari peta geografis Kabupaten humbanghasundutan didapat sebaran kuda dewasa sebanyak 77 ekor. Di Kabupaten Humbanghasundutan, sebaran kuda terdapat di beberapa desa yaitu di desa sirisirisi sebanyak 43 ekor, desa sait nihuta I sebanyak 17 ekor, desa dolok nabolon sebanyak 11 ekor dan di desa sihassima sebanyak 6 ekor.

7 Kabupaten Tapanuli Utara Gambar 3. Peta Geografis Sebaran Kuda di Kab. Tapanuli Utara Dari peta geografis Kabupaten tapanuli utara didapat sebaran kuda dewasa sebanyak 52 ekor. Di Kabupaten tapanuli utara, sebaran kuda terdapat di beberapa desa yaitu di desa silait-lait sebanyak 26 ekor, desa pasar siborong-borong sebanyak 14 ekor,desa siaro sebanyak 7 ekor dan di desa hutajulu sebanyak 5 ekor.

8 Kabupaten Samosir Peta 4. Peta Geografis Seberan Kuda di Kab. Samosir Dari peta geografis Kabupaten samosir didapat sebaran kuda dewasa sebanyak 42 ekor. Di Kabupaten samosir sebaran kuda terdapat di beberapa desa yaitu di desa parbaba sebanyak 14 ekor, desa parmonangan sebanyak 9 ekor,desa parmonangan sebanyak 11 ekor dan di desa paraduan sebanyak 8 ekor.

9 Warna Kuda Warna Kuda di Kabupaten Karo Populasi kuda di Kabupaten Karo yang diamati saat penelitian sebanyak 60 ekor dan menunjukan warna yangberagam. Warna tubuh dominan pada kuda di Kabupaten Karo adalah Hitam, Chesnut dan Grey. Penyebaran warna tubuh kuda di Kabupaten Karo dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Warna kuda di Kabupaten Karo Kelompok warna Warna tubuh Proporsi (%) Jumlah (%) Hitam Merah 15,00 31,67 Cerah 3,33 Gelap 13,33 Chesnut Merah 38,33 51,67 Kuning 3,33 Pudar 10,00 Grey Abu-abu 3,33 16,67 Putih 13,33 Hasil penelitian menunjukan bahwa variasi dari warna kuda di Kabupaten Karo yaitu chesnut (coklat) merah sebesar (38,33%) diikuti berturut-turut hitam merah, (15,00%), hitam gelap dan grey puti (13,33%), coklat pudar (10,00%) dan diikuti hitam cerah, coklat kuning dan gey abu-abu sebesar (3,33%). Warna kuda yang digolongkan ke dalam warna yang hitam adalah hitam merah, hitam cerah dan hitam gelap sebesar 31,67%, sedangkan warna chesnut adalah merah, kuning, pudar sebesar 51,67% dari keseluruhan populasi sampel penelitian dan 16,67% dari kuda di Kabupaten Karo menunjukan warna yang grey adalah abu-abu dan putih. Hal ini sesuai dengan pernyataan Vogel (1995) yang menyatakan bahwa chesnut merupakan warna coklat kemerahan pada bulu dan yang juga menjadi warna pada ekor dan surai. Pigmen hitam yang mengendalikan sifat warna black, brown dan bay bersifat dominan terhadap pigmen merah. Chesnut merupakan

10 bagian dari pigmen merah, seperti ditemukan pada kuda berwarna sorrel, palomino dan red duns. Dijelaskan oleh Bowling dan Ruvinsky (2000) bahwa warna chesnut dikendalikan lokus Extension (E) yang dapat ditempati dua alel, yaitu E untuk sifat eumelanin dan e untuk sifat phaeomelanin. Warna Kuda di Kabupaten Humbang Hasundutan Populasi kuda di Kabupaten Humbang Hasundutan yang diamati saat penelitian sebanyak 77 ekor dan menunjukan warna yang beragam. Warna tubuh dominan pada kuda di Kabupaten Humbang Hasundutan adalah Hitam, Chesnut dan Grey. Penyebaran warna tubuh kuda di Kabupaten Humbang Hasundutan dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Warna kuda di Kabupaten Humbang Hasundutan Kelompok warna Warna tubuh Proporsi (%) Jumlah (%) Hitam Merah 10,39 31,17 Cerah 9,09 Gelap 11,69 Chesnut Merah 33,77 51,95 Kuning 9,09 Pudar 9,09 Grey Abu-abu 10,39 16,88 Putih 6,49 Hasil penelitian menunjukan bahwa variasi dari warna kuda di Kabupaten Humbang Hasundutan yaitu coklat merah sebesar 33,77% diikuti berturut-turut hitam gelap (11,69%), hitam merah dan abu-abu (10,39%), hitam cerah, coklat kuning dan coklat pudar (9,09) dan putih (6,49%). Warna kuda yang di golongkan ke dalam warna yang hitam adalah hitam merah, hitam cerah dan hitam gelap sebesar 31,17%, sedangkan warna chesnut adalah merah, kuning, pudar sebesar 51,95% dari keseluruhan populasi sampel penelitian dan 16,88 % dari kuda di

11 Kabupaten Humbang Hasundutan menunjukan warna yang grey adalah abu-abu dan putih. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bowling dan Ruvinsky (2000) yang menyatakan bahwa secara genetik maka warna tubuh kuda mengikuti perilaku gen bagi sifat kualitatif dimana merah (chestnut) resesif terhadap hitam (black) yang dikontrol oleh gen warna merah, yang berpasangan dengan gen lain untuk membentuk variasi lain apakah totol atau abu-abu.warna dasar dari kuda adalah chestnut, bay, brown dan hitam, serta dimodifikasi karena ada gen lain yang mengontrol sehingga munculwarna-warna: black, darkbay, lightbay, liverchestnut, chesnut, dun, strawberry roan, palomin,piebald, skewbald, oddcolourd, blue roan, dapple grey, fleabitten grey, grey dan albino.warna putih pada kaki akan dikatagorikan sebagai berikut: warna putih dari kuku sampai mendekati lutut (long sock), lebih rendah dari lutut (short sock), hanya di daerah sendi kaki (white pastern), lebih rendah lagi (short white pastern) dan hanya sestrip diatas kuku (coronet). Warna Kuda di Kabupaten Tapanuli Utara Populasi kuda di Kabupaten Tapanuli Utara yang diamati saat penelitian sebanyak 52 ekor dan menunjukan warna yang beragam. Warna tubuh dominan pada kuda di Kabupaten Tapanuli Utara adalah Hitam, Chesnut dan Grey. Penyebaran warna tubuh kuda di Kabupaten Tapanuli Utara dapat dilihat pada Tabel 7.

12 Tabel 7. Warna kuda di Kabupaten Tapanuli Utara Kelompok warna Warna Tubuh Proporsi (%) Jumlah (%) Hitam Merah 19,23 36,54 Cerah 7,69 Gelap 9,62 Chesnut Merah 30,77 46,15 Kuning 3,85 Pudar 11,54 Grey Abu-abu 7,69 17,31 Putih 9,62 Hasil penelitian menunjukan bahwa variasi dari warna kuda di Kabupaten Tapanuli Utara yaitu coklat merah sebesar 30,77% diikuti berturut-turut hitam merah (19,23%), hitam gelap dan putih (9,62%), abu-abu dan hitam cerah (7,69%) dan coklat kuning (3,85%). Warna kuda yang di golongkan ke dalam warna yang hitam adalah hitam merah, hitam cerah dan hitam gelap sebesar 36,54%, sedangkan warna chesnut adalah merah, kuning, pudar sebesar 46,15% dari keseluruhan populasi sampel penelitian dan 17,31% dari kuda di Kabupaten Tapanuli Utara menunjukan warna yang grey adalah abu-abu dan putih. Hal ini sesuai dengan pernyataan Brown dan Sarah (1994), yang menyatakan bahwa kuda dengan warna bay adalah kuda yang memiliki surai, ekor dan kaki berwarna hitam. Warna dasar bay terdiri atas tiga macam yaitu bay terang atau light bay yaitu coklat kemerahan atau coklat; bay cerah atau bright bay yaitu warna chesnut dan bay gelap atau dark bayyang cenderung berwarna coklat gelap. Menurut Bowling dan Ruvinsky (2000), bay adalah pigmen hitam yang menyebar dan membentuk pola pada surai, ekor dan kaki pada bagian lutut ke bawah. Lokus yang mengatur warna ini adalah agouti. Warna bay atau black dikendalikan lokus

13 agouti (A) yang dapat ditempati dua alel yaitu A untuk sifat bay dan a untuk sifat black. Warna Kuda di Kabupaten Samosir Populasi kuda di Kabupaten Samosir yang diamati saat penelitian sebanyak 42 ekor dan menunjukan warna yang beragam. Warna tubuh dominan pada kuda di Kabupaten Samosir adalah Hitam, Chesnut dan Grey. Penyebaran warna tubuh kuda di Kabupaten Samosir dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Warna kuda di Kabupaten Samosir. Kelompok warna Warna tubuh Proporsi (%) Jumlah (%) Hitam Merah 14,29 40,48 Cerah 11,90 Gelap 14,29 Chesnut Merah 19,05 45,24 Kuning 14,29 Pudar 11,90 Grey Abu-abu 7,14 14,29 Putih 7,14 Hasil penelitian menunjukan bahwa variasi dari warna kuda di Kabupaten Samosir yaitu coklat merah sebesar 19,05% diikuti berturut-turut hitam merah, hitam gelap dan coklat kuning (14,29%), hitam cerah dan coklat pudar (11,90%), dan warna abu-abu dan putih (7,14%). Warna kuda yang di golongkan ke dalam warna yang hitam adalah hitam merah, hitam cerah dan hitam gelap sebesar 40,48%, sedangkan warna chesnut adalah merah, kuning, pudar sebesar 45,24% dari keseluruhan populasi sampel penelitian dan 14,29% dari kuda di Kabupaten Samosir menunjukan warna yang grey adalah abu-abu dan putih. Hal ini sesuai dengan pernyataan Edwards (1994) menyatakan bahwa kuda lokal Indonesia (termasuk kuda Sumba) digolongkan kedalam kuda poni. Roberts (1994), menyatakan seluruh kuda poni (termasuk kuda Sumba didalamnya) telah

14 beradaptasi secara fisik dan merubah gaya hidup mereka untuk bertahan pada kondisi tempat mereka hidup. Jenis jenis kuda lokal Indonesia antara lain KudaKuda Priangan, Kuda Jawa, Kuda Padang dan Kuda Batak. Keragaman Tanda Wajah Keragaman Tanda Wajah Kuda di Kabupaten Karo Populasi kuda di Kabupaten Karo yang diamati saat penelitian sebanyak 60 ekor, menunjukan bahwa tanda wajah yang beragam. Tanda wajah dominan pada kuda di Kabupaten Karo adalah snipe, blaze, stripe, white face dan star. Penyebaran tanda wajah kuda di Kabupaten Karo dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Tanda wajah kuda di Kabupaten Karo Tanda wajah Jumlah populasi (ekor) Persentase (%) Snipe Blaze ,00 5,00 Stripe White face ,33 16,67 Star 9 15,00 Hasil penelitian menunjukan bahwa variasi dari tanda wajah di Kabupaten Karo yaitu stripe (53,33%) diikuti berturut-turut white face (16,67%), star (15,00%), snipe (10,00%) dan blaze (5,00%). Hal ini sesuai dengan pernyataan Bowling dan Ruvinsky (2000)yang menyatakan bahwa kuda memiliki warna yang bermacam-macam dan memiliki tanda yang istimewa, biasanya kuda dibedakan dari warna sebelum membedakan bangsa atau jenis kelamin.kuda yang memiliki warna yang sama, dapat dibedakan dengan yang lain dengan tanda putih yang membentuk pola yang berbeda, dapat saja berbentuk warna putih memanjang (stripe) pada dahi, agak lebar putihnya (blaze), hampir meluas menutup hidung

15 dan sekitar mata (white face) atau hanya berbentuk semacam bintang pada dahi (star) dan pada moncong diantara kedua lubang hidung (snip). Keragaman Tanda Wajah Kuda di Humbang Hasundutan Populasi kuda di Kabupaten Humbang Hasundutan yang diamati saat penelitian sebanyak 77 ekor, menunjukan bahwa tanda wajah yang beragam. Tanda wajah dominan pada kuda di Kabupaten Humbang Hasundutan adalah snipe, blaze, stripe, white face dan star.penyebaran tanda wajah kuda di Kabupaten humbang hasundutan dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Tanda wajah kuda di Humbang Hasundutan Tanda wajah Jumlah populasi (ekor) Persentase (%) Snipe Blaze 5 8 6,49 10,39 Stripe White face ,84 11,69 Star 12 15,58 Hasil penelitian menunjukan bahwa variasi dari tanda wajah di Kabupaten Humbang Hasundutan yaitu stripe (55,84%) diikuti berturut-turut star (15,58%), white face (11,69%), blaze (10,39%) dan snipe (6,49%). Hal ini sesuai dengan pernyataan Noor (2008) yang menyatakan bahwa secara genetik maka warna tubuh kuda mengikuti perilaku gen bagi sifat kualitatif dimana merah (chestnut) resesif terhadap hitam (black) yang dikontrol oleh gen warna merah, yang berpasangan dengan gen lain untuk membentuk variasi lain apakah totol, atau abu-abu.warna dasar dari kuda adalah chestnut, bay, brown dan hitam, serta dimodifikasi karena ada gen lain yang mengontrol sehingga muncul warnawarna:black, darkbay, lightbay, liverchestnut, chesnut, dun,strawberry roan,

16 palomin, pie bald, skewbald, odd-colourd, blue roan, dapple grey, fleabitten grey, grey dan albino. Keragaman Tanda Wajah Kuda di Tapanuli Utara Populasi kuda di Kabupaten Tapanuli Utarayang diamati saat penelitian sebanyak 52 ekor, menunjukan bahwa tanda wajah yang beragam. Tanda wajah dominan pada kuda di Kabupaten Tapanuli Utara adalah snipe, blaze, stripe, white face dan star. Penyebaran tanda wajah kuda di Kabupaten Tapanuli Utaradapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Tanda wajah kuda di Kabupaten Tapanuli Utara Tanda wajah Jumlah populasi (ekor) Persentase (%) Snipe Blaze ,00 9,62 Stripe White face ,08 11,54 Star 3 5,77 Hasil penelitian menunjukan bahwa variasi dari tanda wajah di Kabupaten Tapanuli Utara yaitu stripe (48,08%) diikuti berturut-turut snipe (25,00%), white face (11,54%),blaze (9,62%) dan Star (5,77%). Hal ini sesuai pernyataan Eckstrom (2002) yang menyatakan bahwa cream merupakan warna dilusi pada kuda berwarna gelap dan bulu berwarna keemasan seperti pada kuda palomino dan bucksin. Kuda palomino memiliki warna surai dan ekor berwarna putih, sedangkan buckskin memiliki warna hitam pada surai, ekor dan kaki. Contoh lain warna cream adalah cremello dan perlino. Kuda cremello memiliki kulit berwarna merah muda, mata biru dan bulu berwarna gading (ivory). Kuda perlino memiliki warna yang sama kecuali pada bagian surai dan ekor yang berwarna lebih gelap

17 daripada warna bulu badan. Pigmen eumelanin dan phameomelanin pada kuda dengan homozigot dominan CcrCcr akan didilusikan menjadi warna gading (ivory) yang dikenal dengan warna cremello dan perlino. Gen cream ini banyak ditemukan, tapi tidak semua bangsa kuda memiliki gen ini. Gen cream merupakan sifat dominan yang tidak optimal. Kuda yang memiliki gen CC mempunyai pigmen warna yang terekspresi dengan sempurna. kuda yang memiliki gen Ccr merupakan dilusi tunggal yang menghasilkan warna palomino, buckskin, atau smoky black. Pigmen merah didilusikan menjadi warna emas dengan warna cream pada surai dan ekor. Kuda yang memiliki gen Ccr Ccr merupakan dilusi ganda (double dilution) yang menghasilkan warna cremello dan perlino. Keragaman Tanda Wajah Kuda di Samosir Populasi kuda di Kabupaten Samosir yang diamati saat penelitian sebanyak 42 ekor, menunjukan bahwa tanda wajah yang beragam. Tanda wajah dominan pada kuda di Kabupaten Samosir adalah snipe, blaze, stripe, white face dan star. Penyebaran tanda wajah kuda di Kabupaten Samosir dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Tanda wajah kuda di Kabupaten Samosir Tanda wajah Jumlah populasi (ekor) Persentase (%) Snipe Blaze 2 5 4,76 11,90 Stripe White face ,52 7,14 Star 7 16,67 Hasil penelitian menunjukan bahwa variasi dari tanda wajah di Kabupaten Samosir yaitu stripe (59,52%) diikuti berturut-turut star (16,67%), blaze (11,90%),white face (7,14%) dan Snipe (4,76%). Hal ini sesuai pernyataan Nozawa et al. (1981) yang menyatakan bahwa pola putih pada kuda ditemukan

18 dalam bentuk bintik putih atau satu areal campuran putih. Bintik putih dapat melebar yang meliputi areal campuran bulu putih dan berwarna (roan) atau dapat juga tampil sebagai bintik-bintik putih yang terpisah yang meluas atau dibatasi pada suatu areal. Warna kuda seperti demikian ditemukan pada kuda tobiano, overo, leopard spotting atau kuda berbulu pola totol seperti macam. Pola warna spotted (buchi) dipengaruhi oleh lokus S dan genotip warna spotted adalah putih. Rekapitulasi Hasil Penelitian Untuk melihat hasil penelitian terhadap keragaman warna kuda dan tanda wajah pada kuda maka dilakukan rekapitulasi hasil penelitian yang dapat dilihat pada Tabel 13 dan Tabel 14. Tabel 13. Rekapitulasi hasil penelitian keragaman warna kuda (%) Warna (%) Kab Hitam Cokelat Grey Me Ce Ge Me Ku Pu Aa Pt Karo 15,00 3,33 13,33 38,33 3,33 10,00 3,33 13,33 Humbahas 10, ,69 33,77 9,09 9,09 10,39 6,49 Taput 19,23 7,69 9,62 30,77 3,85 11,54 7,69 9,62 Samosir 14,29 11,90 14,29 19,05 14,29 11,90 7,14 7,14 Total 58,91 22,92 48,93 121,92 30,56 42,53 28,55 36,58 Rataan 14,73 7,64 12,23 30,48 7,64 10,63 7,14 9,15 Keterangan: Me = Merah, Ce = Cerah, Ge = Gelap, Ku = Kuning, Pu = Pudar, Aa = Abu-abu dan Pt = Putih

19 Tabel 14. Rekapitulasi hasil penelitian keragaman tanda wajah kuda (%) Kabupaten Tanda Wajah (%) Snipe Blaze Strike White Face Star Karo 10,00 5,00 53,33 16,67 15,00 Humbahas 6,49 10,39 55,84 11,69 15,58 Taput 25,00 9,62 48,08 11,54 5,77 Samosir 4,76 11,90 59,52 7,14 16,67 Total 46,25 36,61 216,77 47,04 53,02 Rataan 11,56 9,23 54,19 11,76 13,26 Berdasarkan hasil rekapitulasi dilihat bahwa rataan warna kuda tertinggi pada Kabupaten Karo, Humbang Hasundutan, Tapunuli Utara dan Samosir, terdapat pada coklat merah sebesar 27,86% sedangkan bahwa rataan terendah terdapat pada abu-abu sebesar 7,14%. Dan pada rataan tanda wajah tertinggi strike sebesar 54,95% pada Kabupaten Karo, Humbang Hasundutan, Tapunuli Utara dan Samosir, sedangkan yang rataan terendah blaze sebesar 7,47%.

20 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Penyebaran kuda di Sumatera Utara umumnya warna tubuh coklat kemerahan sebesar (30,48%) diikuti berturut-turut hitam merah (14,73%), hitam gelap (12,23%), coklat pudar (10,63%), putih (9,15%), coklat kuning dan hitam cerah (7,64%), dan abu-abu (7,14%). Sedangkan tanda wajah kuda di Sumatera Utara umumnya strike sebesar 54,19%, diikuti berturut-turut star (13,26%), white face (11,76%), snipe (11,56%) dan blaze (9,23%). Saran Sebaiknya dilakukan penyuluhan untuk memberikan informasi bahwa kuda di Sumatera Utara dipertahankan sebagai keragaman kuda di Sumatera Utara dan berpotensi untuk dikembangkan serta dilestarikan sebagai upaya meningkatkan kesejahterakan masyarakat Indonesia.

TINJAUAN PUSTAKA. zoologis kuda termasuk dalam kingdom animalia, filum chordata, class mamalia,

TINJAUAN PUSTAKA. zoologis kuda termasuk dalam kingdom animalia, filum chordata, class mamalia, TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Penyebaran Kuda Kuda merupakan salah satu hewan liar yang didomestifikasi. Secara zoologis kuda termasuk dalam kingdom animalia, filum chordata, class mamalia, subclass

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Kuda Kuda Lokal Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA Kuda Kuda Lokal Indonesia TINJAUAN PUSTAKA Kuda Kuda telah didomestikasi lebih daripada 6.000 tahun yang lalu di daerah stepa yang sekarang dikenal dengan daerah Rusia Selatan dan Ukraina. Sejak itu kuda mempunyai banyak manfaat

Lebih terperinci

KARAKTERISASI, KERAGAMAN POLA WARNA, CORAK TUBUH DAN GENETIK KUDA LOKAL SULAWESI UTARA

KARAKTERISASI, KERAGAMAN POLA WARNA, CORAK TUBUH DAN GENETIK KUDA LOKAL SULAWESI UTARA 35 KARAKTERISASI, KERAGAMAN POLA WARNA, CORAK TUBUH DAN GENETIK KUDA LOKAL SULAWESI UTARA Pendahuluan Populasi kuda lokal di Sulawesi Utara memiliki karakteristik baik morfologi maupun pola warna tubuh

Lebih terperinci

PENGAMATAN PENYEBARAN DAN SIFAT KUALITATIF PADA TERNAK KUDA (Equuscaballus) DI SUMATERA UTARA

PENGAMATAN PENYEBARAN DAN SIFAT KUALITATIF PADA TERNAK KUDA (Equuscaballus) DI SUMATERA UTARA PENGAMATAN PENYEBARAN DAN SIFAT KUALITATIF PADA TERNAK KUDA (Equuscaballus) DI SUMATERA UTARA SKRIPSI Oleh : ABDUL GULTOM 110306041 PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan yang digunakan adalah kuda yang sudah dewasa kelamin

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan yang digunakan adalah kuda yang sudah dewasa kelamin 15 Tempat dan Waktu Penelitian BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Samosir, Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Humbang Hasundutan dan Kabupaten Karo pada bulan Juli 2016 Bahan dan

Lebih terperinci

ANALISIS POLA WARNA BULU PADA KUDA DELMAN LOKAL DI SULAWESI UTARA SKRIPSI CINTYA ADE PUTRIANA

ANALISIS POLA WARNA BULU PADA KUDA DELMAN LOKAL DI SULAWESI UTARA SKRIPSI CINTYA ADE PUTRIANA ANALISIS POLA WARNA BULU PADA KUDA DELMAN LOKAL DI SULAWESI UTARA SKRIPSI CINTYA ADE PUTRIANA DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011 i RINGKASAN

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian identifikasi sifat kualitatif dan kuantitatif pada kuda Sumba

HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian identifikasi sifat kualitatif dan kuantitatif pada kuda Sumba 38 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Penelitian identifikasi sifat kualitatif dan kuantitatif pada kuda Sumba jantan dilakukan di peternak-peternak yang ada dikota Waingapu, Kabupaten

Lebih terperinci

Gambar 10. Peta Lokasi Pengamatan di Provinsi Sulawesi Utara

Gambar 10. Peta Lokasi Pengamatan di Provinsi Sulawesi Utara HASIL DAN PEMBAHASAN Lokasi Pengamatan Lokasi pengamatan penelitian meliputi empat lokasi, yaitu Tomohon, Manado, Kabupaten Minahasa dan Amurang. Penentuan lokasi pengamatan penelitian dilakukan berdasarkan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penentuan Fenotipe

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penentuan Fenotipe MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian menggunakan data sekunder dan dilakukan selama satu bulan pada bulan Februari-Maret di Laboratorim Komputasi Bagian Pemuliaan dan Genetika, Departemen Ilmu

Lebih terperinci

Sifat Kualitatif Dan Kuantitatif Kuda Sumba Jantan, Sumba Timur...Fajar R

Sifat Kualitatif Dan Kuantitatif Kuda Sumba Jantan, Sumba Timur...Fajar R IDENTIFIKASI SIFAT KUALITATIF DAN KUANTITATIF PADA KUDA SUMBA JANTAN (Kasus Peternakan Kuda Di Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur) IDENTIFICATION OF QUALITATIVE AND QUANTITATIVE

Lebih terperinci

A~a n = B~b~b 1 n = C~c b ~c s ~c a ~c n = D~d n = i~i n= L~l n = o~o n = = h.

A~a n = B~b~b 1 n = C~c b ~c s ~c a ~c n = D~d n = i~i n= L~l n = o~o n = = h. Lokus o~o yang terpaut kromosom X akan memberikan tiga macam warna fenotipe yaitu oranye (a 1 ), tortoiseshell (a ) dan bukan oranye (a ) dengan jumlah a 1 + a + a = n. Frekuensi alel ditentukan dengan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Kondisi Umum Kabupaten Kuantan Singingi. Pembentukan Kabupaten Kuantan Singingi didasari dengan Undang-undang

II. TINJAUAN PUSTAKA Kondisi Umum Kabupaten Kuantan Singingi. Pembentukan Kabupaten Kuantan Singingi didasari dengan Undang-undang II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kondisi Umum Kabupaten Kuantan Singingi Kabupaten Kuantan Singingi adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Riau, hasil pemekaran dari Kabupaten induknya yaitu Kabupaten Indragiri

Lebih terperinci

PEMBAHASAN UMUM. Keadaan Umum Lokasi Penelitian

PEMBAHASAN UMUM. Keadaan Umum Lokasi Penelitian 79 PEMBAHASAN UMUM Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kuda di Sulawesi Utara telah dikenal sejak lama dimana pemanfatan ternak ini hampir dapat dijumpai di seluruh daerah sebagai ternak tunggangan, menarik

Lebih terperinci

KERAGAMAN SIFAT KUALITATIF ITIK LOKAL DI USAHA PEMBIBITAN ER DI KOTO BARU PAYOBASUNG KECAMATAN PAYAKUMBUH TIMUR KOTA PAYAKUMBUH SKRIPSI

KERAGAMAN SIFAT KUALITATIF ITIK LOKAL DI USAHA PEMBIBITAN ER DI KOTO BARU PAYOBASUNG KECAMATAN PAYAKUMBUH TIMUR KOTA PAYAKUMBUH SKRIPSI KERAGAMAN SIFAT KUALITATIF ITIK LOKAL DI USAHA PEMBIBITAN ER DI KOTO BARU PAYOBASUNG KECAMATAN PAYAKUMBUH TIMUR KOTA PAYAKUMBUH SKRIPSI Oleh: CHARLLY CHARMINI ARSIH 0910611005 Diajukan Sebagai Salah Satu

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA Kondisi Umum Kabupaten Kuantan Singingi. Pembentukan kabupaten Kuantan Singingi didasari dengan Undang-undang

I. TINJAUAN PUSTAKA Kondisi Umum Kabupaten Kuantan Singingi. Pembentukan kabupaten Kuantan Singingi didasari dengan Undang-undang I. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kondisi Umum Kabupaten Kuantan Singingi Kabupaten Kuantan Singingi adalah salah satu kabupaten di Provinsi Riau, hasil pemekaran dari kabupaten induknya yaitu kabupaten Indragiri

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kuda Sumba atau lebih dikenal Sandal memiliki keistimewaan memiliki daya tahan tinggi terhadap iklim tropis dan juga memiliki kecepatan lari yang baik dengan warna bulu

Lebih terperinci

ABSTRAK. KEANEKARAGAMAN MORFOGENETIK KUCING DOMESTIK (Felis domesticus) DI WILAYAH LINGKUP KAMPUS IAIN AMBON

ABSTRAK. KEANEKARAGAMAN MORFOGENETIK KUCING DOMESTIK (Felis domesticus) DI WILAYAH LINGKUP KAMPUS IAIN AMBON ABSTRAK KEANEKARAGAMAN MORFOGENETIK KUCING DOMESTIK (Felis domesticus) DI WILAYAH LINGKUP KAMPUS IAIN AMBON Nirmala Fitria Firdhausi, Dosen Prodi Pendidikan Biologi IAIN Ambon, E-mail: nirmala_firdhausi@yahoo.com

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Ayam

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Ayam TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Ayam Klasifikasi bangsa ayam menurut Myers (2001) yaitu kingdom Animalia (hewan); filum Chordata (hewan bertulang belakang); kelas Aves (burung); ordo Galliformes; famili Phasianidae;

Lebih terperinci

Lampiran 1. Luas Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara Berdasarkan Kecamatan

Lampiran 1. Luas Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara Berdasarkan Kecamatan Lampiran 1. Luas Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara Berdasarkan Kecamatan No. Kecamatan Luas Wilayah Jumlah Desa/ (km 2 ) Kelurahan 1. Parmonangan 257,35 14 2. Adian Koting 502,90 14 3. Sipoholon 189,20

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Kuda ( Equus Caballus Penyebaran Kuda

TINJAUAN PUSTAKA Kuda ( Equus Caballus Penyebaran Kuda TINJAUAN PUSTAKA Kuda (Equus Caballus) Kuda telah didomestikasi sekitar 6.000 tahun yang lalu di area padang rumput luas yang kini dikenal sebagai Rusia Selatan dan Ukraina. Sejak saat itu, kuda memiliki

Lebih terperinci

KERAGAMAN DAN KARAKTERISTIK WARNA BULU DOMBA-DOMBA LOKAL (EKOR GEMUK, EKOR TIPIS, KISAR DAN GARUT) SKRIPSI LIA KARTIKA

KERAGAMAN DAN KARAKTERISTIK WARNA BULU DOMBA-DOMBA LOKAL (EKOR GEMUK, EKOR TIPIS, KISAR DAN GARUT) SKRIPSI LIA KARTIKA KERAGAMAN DAN KARAKTERISTIK WARNA BULU DOMBA-DOMBA LOKAL (EKOR GEMUK, EKOR TIPIS, KISAR DAN GARUT) SKRIPSI LIA KARTIKA PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. lebih murah dibandingkan dengan daging ternak lain seperti sapi dan domba.

PENDAHULUAN. lebih murah dibandingkan dengan daging ternak lain seperti sapi dan domba. 1 I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Ternak unggas merupakan ternak yang sangat populer di Indonesia sebagai sumber daging. Selain cita rasanya yang disukai, ternak unggas harganya relatif lebih murah dibandingkan

Lebih terperinci

Alel Ganda Suhardi, S.Pt.,MP

Alel Ganda Suhardi, S.Pt.,MP Alel Ganda Suhardi, S.Pt.,MP Alel Ganda Alel Merupakan bentuk alternatif suatu gen yang terdapat pada lokus ( tempat ) tertentu Alel ganda ( multiple alleles ) adalah bila dalam satu lokus terdapat lebih

Lebih terperinci

GENETIKA DASAR Perluasan Analisis Mendelian dan Interaksi Gen

GENETIKA DASAR Perluasan Analisis Mendelian dan Interaksi Gen GENETIKA DASAR Perluasan Analisis Mendelian dan Interaksi Gen Oleh Dr. Ir. Dirvamena Boer, M.Sc.Agr. HP 08 385 065 359 e-mail dirvamenaboer@yahoo.com Fakultas Pertanian, Universitas Haluoleo, Kendari Dipublikasi

Lebih terperinci

Suhardi, S.Pt.,MP MONOHIBRID

Suhardi, S.Pt.,MP MONOHIBRID Suhardi, S.Pt.,MP MONOHIBRID TERMINOLOGI P individu tetua F1 keturunan pertama F2 keturunan kedua Gen D gen atau alel dominan Gen d gen atau alel resesif Alel bentuk alternatif suatu gen yang terdapat

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 6. Pewarisan Sifat pada Makhluk HidupLatihan Soal 6.2

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 6. Pewarisan Sifat pada Makhluk HidupLatihan Soal 6.2 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 6. Pewarisan Sifat pada Makhluk HidupLatihan Soal 6.2 1. Kacang Ercis biji bulat dominan terhadap biji lonjong maka genotip untuk kacang ercis biji bulat adalah... B BB dan Bb

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Lokasi Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Lokasi Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Penelitian Ciamis, Jawa Barat Kabupaten Ciamis merupakan daerah dataran tinggi yang memiliki luasan sekitar 244.479 Ha. Secara geografis Kabupaten Ciamis terletak

Lebih terperinci

EPISTASI DAN HIPOSTASI Luisa Diana Handoyo, M.Si.

EPISTASI DAN HIPOSTASI Luisa Diana Handoyo, M.Si. EPISTASI DAN HIPOSTASI Luisa Diana Handoyo, M.Si. Selain mengalami berbagai modifikasi fenotipe karena adanya peristiwa aksi gen tertentu, terdapat pula penyimpangan semu terhadap hukum Mendel yang tidak

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dibedakan dari bangsa lain meskipun masih dalam spesies. bangsa sapi memiliki keunggulan dan kekurangan yang kadang-kadang dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA. dibedakan dari bangsa lain meskipun masih dalam spesies. bangsa sapi memiliki keunggulan dan kekurangan yang kadang-kadang dapat II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keragaman Bangsa Sapi Lokal Bangsa (breed) adalah sekumpulan ternak yang memiliki karakteristik tertentu yang sama. Atas dasar karakteristik tersebut, suatu bangsa dapat dibedakan

Lebih terperinci

Pola Warna Bulu pada Domba Garut dan Persilangannya

Pola Warna Bulu pada Domba Garut dan Persilangannya Pola Warna Bulu pada Domba Garut dan Persilangannya ISMETH INOUNU 1, D. AMBARAWATI 2 dan R.H. MULYONO 2 1 Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Kav E 59 Jl. Raya Pajajaran, Bogor 16151 2 Fakultas

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. dijadikan sebagai simbol status sosial pada kebudayaan tertentu. Seiring

I PENDAHULUAN. dijadikan sebagai simbol status sosial pada kebudayaan tertentu. Seiring 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kuda Equus caballus telah dikenal banyak orang sebagai hewan yang memiliki banyak fungsi. Hubungan kuda dengan manusia sangat erat kaitannya seperti peranan kuda sebagai

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Domba

TINJAUAN PUSTAKA Domba TINJAUAN PUSTAKA Domba Pada awal sebelum terjadinya proses domestikasi, domba masih hidup liar di pegunungan dan diburu untuk diambil dagingnya. Domba yang sekarang menyebar di seluruh dunia ini sebenarnya

Lebih terperinci

Dasar pewarisan sifat pada ternak Factor-faktor yang mempengaruhi fenotif ternak Genetika populasi

Dasar pewarisan sifat pada ternak Factor-faktor yang mempengaruhi fenotif ternak Genetika populasi Dasar pewarisan sifat pada ternak Factor-faktor yang mempengaruhi fenotif ternak Genetika populasi Apabila kita mengawinkan sapi Bali, maka anaknya yang diharapkan adalah sapi Bali bukan sapi madura. Demikian

Lebih terperinci

Luisa Diana Handoyo, M.Si.

Luisa Diana Handoyo, M.Si. Luisa Diana Handoyo, M.Si. Cabang ilmu genetika yang mempelajari gen-gen dalam populasi dan menguraikan secara matematik akibat dari keturunan pada tingkat populasi. Populasi adalah suatu kelompok individu

Lebih terperinci

Beberapa pola: AKAN MENJELASKAN... Alel Ganda Gen letal Linkage Crossing over Determinasi Sex

Beberapa pola: AKAN MENJELASKAN... Alel Ganda Gen letal Linkage Crossing over Determinasi Sex Beberapa pola: AKAN MENJELASKAN... Alel Ganda Gen letal Linkage Crossing over Determinasi Sex *Alel Ganda *Sebuah gen memiliki alel lebih dari satu *Golongan darah : *gen I A, I B, I O *Warna Kelinci :

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM GENETIKA TANAMAN MATERI INTERAKSI GEN

MODUL PRAKTIKUM GENETIKA TANAMAN MATERI INTERAKSI GEN MODUL PRAKTIKUM GENETIKA TANAMAN 2015 3. MATERI INTERAKSI GEN Setiap gen memiliki pekerjaan sendiri-sendiri untuk menumbuhkan karakter tapi ada beberapa gen yang berinteraksi atau dipengaruhi oleh gen

Lebih terperinci

Interaksi Antar Gen-Gen. Suhardi, S.Pt.,MP Peternakan, Universitas Mulawarman Genetika

Interaksi Antar Gen-Gen. Suhardi, S.Pt.,MP Peternakan, Universitas Mulawarman Genetika Interaksi Antar Gen-Gen Suhardi, S.Pt.,MP Peternakan, Universitas Mulawarman Genetika Interaksi gen adalah penyimpangan semu terhadap hukum Mendel yang tidak melibatkan modifikasi nisbah fenotipe, tetapi

Lebih terperinci

ALEL GANDA DAN PEWARISAN GOLONGAN DARAH

ALEL GANDA DAN PEWARISAN GOLONGAN DARAH ALEL GANDA DAN PEWARISAN GOLONGAN DARAH ALEL GANDA DAN PEWARISAN GOLONGAN DARAH Alel merupakan bentuk alternatif sebuah gen yang terdapat pada lokus (tempat tertentu) atau bisa dikatakan alel adalah gen-gen

Lebih terperinci

Warna Warni Love Bird di Indonesia ( Dalam tahap Penyempurnaan )

Warna Warni Love Bird di Indonesia ( Dalam tahap Penyempurnaan ) Warna Warni Love Bird di Indonesia ( Dalam tahap Penyempurnaan ) Dewasa ini Peternak di Indonesia yang masih memiliki warna wildcolour dalam arti galur murni dari 9 spesies Love Bird yang ada di alam bebas

Lebih terperinci

GENETIKA (BIG100) Tempat : R122 Waktu Jam : 7 8 Pukul : Pengajar : Bambang Irawan Hari Supriandono

GENETIKA (BIG100) Tempat : R122 Waktu Jam : 7 8 Pukul : Pengajar : Bambang Irawan Hari Supriandono GENETIKA (BIG100) Tempat : R122 Waktu Jam : 7 8 Pukul : 12.30 14.20 Pengajar : Bambang Irawan Hari Supriandono ISI KONTRAK PERKULIAHAN DESKRIPSI TUJUAN STRATEGI MENGAJAR TUJUAN KOMPETENSI JUMLAH TATAP

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ketenangan dan akan menurunkan produksinya. Sapi Friesien Holstein pertama kali

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ketenangan dan akan menurunkan produksinya. Sapi Friesien Holstein pertama kali 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Friesien Holstein Sapi perah adalah jenis sapi yang dipelihara dengan tujuan untuk menghasilkan susu (Blakely dan Bade, 1992) ditambahkan pula oleh Sindoredjo (1960) bahwa

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian dimulai bulan November 2009 sampai dengan bulan Mei 2010. Kondisi curah hujan selama penelitian berlangsung berada pada interval 42.9 mm sampai dengan 460.7

Lebih terperinci

XII biologi. Kelas PENYIMPANGAN HUKUM MENDEL I. Kurikulum 2006/2013. A. Pola-Pola Hereditas. Tujuan Pembelajaran

XII biologi. Kelas PENYIMPANGAN HUKUM MENDEL I. Kurikulum 2006/2013. A. Pola-Pola Hereditas. Tujuan Pembelajaran Kurikulum 2006/2013 Kelas XII biologi PENYIMPANGAN HUKUM MENDEL I Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Mengetahui jenis-jenis penyimpangan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. yang cukup besar dan memiliki daya tahan tubuh yang kuat. Seiring dengan

PENDAHULUAN. yang cukup besar dan memiliki daya tahan tubuh yang kuat. Seiring dengan 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sudah sejak lama kuda dikenal dan dimanfaatkan oleh manusia, zaman dahulu kuda digunakan untuk alat transportasi karena kuda mempunyai tenaga yang cukup besar dan memiliki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. murni yang masih sedikit dan wawasan peternak masih sangat minim dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. murni yang masih sedikit dan wawasan peternak masih sangat minim dalam 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Lokal Ayam lokal di Indonesia telah lama dikembangkan oleh masyarakat Indonesia dan biasanya sering disebut dengan ayam buras. Ayam buras di Indonesia memiliki perkembangan

Lebih terperinci

STUDI FREKUENSI SIFAT KUALITATIF AYAM KAMPUNG DI DESA MENAMING KECAMATAN RAMBAH KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU

STUDI FREKUENSI SIFAT KUALITATIF AYAM KAMPUNG DI DESA MENAMING KECAMATAN RAMBAH KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU STUDI FREKUENSI SIFAT KUALITATIF AYAM KAMPUNG DI DESA MENAMING KECAMATAN RAMBAH KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU (The Study of Native Chicken Qualitative Frequency in Menaming Village Rambah Subdistrict

Lebih terperinci

Gambar 1.1. Variasi pada jengger ayam

Gambar 1.1. Variasi pada jengger ayam Uraian Materi Variasi Genetik Terdapat variasi di antara individu-individu di dalam suatu populasi. Hal tersebut menunjukkan adanya perubahan genetis. Mutasi dapat meningkatkan frekuensi alel pada individu

Lebih terperinci

DIKTAT PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XII IPA

DIKTAT PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XII IPA DIKTAT 6 GENETIKA volume 4 PENYIMPANGAN HUKUM MENDELL A. Pendahuluan Kadang kala kita melihat bahwa hasil persilangan yang terjadi tidak lah seperti yang kita harapkan atau tidak seperti apa yang diperkirakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu tanaman II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kedelai 2.1.1 Taksonomi dan Morfologi Tanaman kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu tanaman pangan dari famili Leguminosae yang berumur pendek. Secara

Lebih terperinci

Simbol untuk suatu gen

Simbol untuk suatu gen P F Fenotip Genotip Istilah Simbol untuk suatu gen Homozigot Heterozigot Pengertian Singkatan dari kata Parental, yang artinya induk Singkatan dari kata Filial, yang artinya keturunan Karakter atau sifat

Lebih terperinci

rssn Volume 35 (1) Februari 2O11 BULETIN PETERNAI(AN Bulletin of Animal Science

rssn Volume 35 (1) Februari 2O11 BULETIN PETERNAI(AN Bulletin of Animal Science rssn 01264400 Volume 35 (1) Februari 2O11 BULETIN PETERNAI(AN Bulletin of Animal Science Buletin Peternakan Vol. 35(1): 1116, Februari 2011 ISSN 01264400 PERUBAHAN FENOTIP SAPI PERANAKAN ONGOLE, SIMPO,

Lebih terperinci

GENETIKA. Agus Joko Sungkono, S.Pd SMPN 1 MEJAYAN KABUPATEN MADIUN. ajs

GENETIKA. Agus Joko Sungkono, S.Pd SMPN 1 MEJAYAN KABUPATEN MADIUN. ajs GENETIKA Agus Joko Sungkono, S.Pd SMPN 1 MEJAYAN KABUPATEN MADIUN BAGAIMANA DENGAN GOLONGAN TUMBUHAN? Indikator : 1. Mesdeskripsikan materi genetis yang bertanggungjawab dalam pewarisan sifat 2. Membedakan

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan sapi perah FH laktasi dengan total 100 ekor yaitu

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan sapi perah FH laktasi dengan total 100 ekor yaitu III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian Penelitian ini menggunakan sapi perah FH laktasi dengan total 100 ekor yaitu 23 ekor laktasi 1, 37 ekor laktasi 2, 25 ekor laktasi 3, dan 15 ekor laktasi

Lebih terperinci

Aplikasi Kombinatorial dan Peluang Diskrit Untuk Menyelesaikan Masalah-Masalah dalam Hukum Pewarisan Mendel

Aplikasi Kombinatorial dan Peluang Diskrit Untuk Menyelesaikan Masalah-Masalah dalam Hukum Pewarisan Mendel Aplikasi Kombinatorial dan Peluang Diskrit Untuk Menyelesaikan Masalah-Masalah dalam Hukum Pewarisan Mendel Andri Rizki Aminulloh 13506033 Program Studi Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA IMITASI PERBANDINGAN GENETIS PERCOBAAN MENDEL O L E H. Yulia (F ) Kelompok : Brown

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA IMITASI PERBANDINGAN GENETIS PERCOBAAN MENDEL O L E H. Yulia (F ) Kelompok : Brown LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA IMITASI PERBANDINGAN GENETIS PERCOBAAN MENDEL O L E H Yulia (F05109031) Kelompok : Brown PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Paradoxurus, yaitu: (1) Paradoxurus zeylonensis, menyebar terbatas di Sri Lanka,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Paradoxurus, yaitu: (1) Paradoxurus zeylonensis, menyebar terbatas di Sri Lanka, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Musang 1. Taksonomi dan Klasifikasi Menurut Schreiber et al., (1989), terdapat empat spesies musang dari genus Paradoxurus, yaitu: (1) Paradoxurus zeylonensis, menyebar terbatas

Lebih terperinci

Interaksi Gen INTRA-ALELIK lokus yang sama INTER-ALELIK lokus berbeda

Interaksi Gen INTRA-ALELIK lokus yang sama INTER-ALELIK lokus berbeda 6. INTERAKSI GEN Interaksi Gen Interaksi INTRA-ALELIK : Interaksi alel-alel pada lokus yang sama. Alel dominan menutupi pengaruh dari alel resesif, sebagian atau penuh Interaksi INTER-ALELIK : Interaksi

Lebih terperinci

PEWARISAN POLA WARNA MUKA PADA DOMBA GARUT DI PETERNAKAN TERNAK DOMBA SEHAT (TDS) KECAMATAN CARINGIN KABUPATEN BOGOR. SKRIPSI Ardhana Surya Saputra

PEWARISAN POLA WARNA MUKA PADA DOMBA GARUT DI PETERNAKAN TERNAK DOMBA SEHAT (TDS) KECAMATAN CARINGIN KABUPATEN BOGOR. SKRIPSI Ardhana Surya Saputra PEWARISAN POLA WARNA MUKA PADA DOMBA GARUT DI PETERNAKAN TERNAK DOMBA SEHAT (TDS) KECAMATAN CARINGIN KABUPATEN BOGOR SKRIPSI Ardhana Surya Saputra PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN

Lebih terperinci

KERAGAMAN POLA WARNA TUBUH, TIPE TELINGA DAN TANDUK DOMBA KURBAN DI BOGOR

KERAGAMAN POLA WARNA TUBUH, TIPE TELINGA DAN TANDUK DOMBA KURBAN DI BOGOR KERAGAMAN POLA WARNA TUBUH, TIPE TELINGA DAN TANDUK DOMBA KURBAN DI BOGOR HENI INDRIJANI 1, ARIFAH HESTI SUKMASARI 2 dan EKO HANDIWIRAWAN 3 1 Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran, Jalan Raya Bandung-Sumedang

Lebih terperinci

BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 19 3.1 Luas dan Lokasi BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Kabupaten Humbang Hasundutan mempunyai luas wilayah seluas 2.335,33 km 2 (atau 233.533 ha). Terletak pada 2 o l'-2 o 28' Lintang Utara dan

Lebih terperinci

KONSEP-KONSEP DASAR GENETIKA

KONSEP-KONSEP DASAR GENETIKA KONSEP-KONSEP DASAR GENETIKA Genetika merupakan salah satu bidang ilmu biologi yang mempelajari tentang pewarisan sifat atau karakter dari orang tua kepada anaknya. Ilmu genetika modern meliputi beberapa

Lebih terperinci

PELUANG USAHA PENGEMBANGBIAKAN BURUNG LOVE BIRD

PELUANG USAHA PENGEMBANGBIAKAN BURUNG LOVE BIRD PELUANG USAHA PENGEMBANGBIAKAN BURUNG LOVE BIRD Nama : Angga Rio Pratama Kelas : S1 TI 2C NIM : 10.11.3699 Lingkungan Bisnis STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2010/2011 Peluang Usaha Pengembangbiakan Love Bird (

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Kuda

TINJAUAN PUSTAKA Kuda TINJAUAN PUSTAKA Kuda Kuda (Equus caballus atau Equus ferus caballus) memiliki klasifikasi ilmiah yaitu kerajaan Animalia (hewan), filum Chordata (bertulang belakang), kelas Mammalia (menyusui), ordo Perissodactylater

Lebih terperinci

KOMBINATORIAL DALAM HUKUM PEWARISAN MENDEL

KOMBINATORIAL DALAM HUKUM PEWARISAN MENDEL KOMBINATORIAL DALAM HUKUM PEWARISAN MENDEL Fransisca Cahyono (13509011) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132,

Lebih terperinci

Rerata. Variance = Ragam. Varian/ragam (S 2 ) : Standar Deviasi : s = s 2

Rerata. Variance = Ragam. Varian/ragam (S 2 ) : Standar Deviasi : s = s 2 II. KOMPONEN VARIAN SIFAT KUANTITATIF Kuswanto, 2012 1.Statistik sifat kuantitatif Karena sifat kuantitatif akan membentuk distribusi kontinyu dari penotip, maka sifat-sifat tersebut dianalisis dengan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. bagian selatan atau pesisir selatan Kabupaten Garut. Kecamatan Pameungpeuk,

HASIL DAN PEMBAHASAN. bagian selatan atau pesisir selatan Kabupaten Garut. Kecamatan Pameungpeuk, IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Pameungpeuk merupakan salah satu daerah yang berada di bagian selatan atau pesisir selatan Kabupaten Garut. Kecamatan Pameungpeuk, secara

Lebih terperinci

Karakteristik Sifat Kualitatif Domba Di Ex Upt Pir Nak Barumun Kecamatan Aek Nabara Barumun Kabupaten Padanglawas. Aisyah Nurmi

Karakteristik Sifat Kualitatif Domba Di Ex Upt Pir Nak Barumun Kecamatan Aek Nabara Barumun Kabupaten Padanglawas. Aisyah Nurmi JURNAL PETERNAKAN VOLUME : 01 NO : 01 TAHUN 2017 ISSN : 25483129 1 Karakteristik Sifat Kualitatif Domba Di Ex Upt Pir Nak Barumun Kecamatan Aek Nabara Barumun Kabupaten Padanglawas Aisyah Nurmi Dosen Program

Lebih terperinci

Persilangan Monohibrid Dan Dihibrd

Persilangan Monohibrid Dan Dihibrd Persilangan Monohibrid Dan Dihibrd 1. Contoh Persilangan Monohibrid dengan Satu Sifat Beda Mendel menyilangkan tanaman kacang ercis berbunga merah galur murni (MM) dengan kacang ercis berbunga putih galur

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. berkuku genap dan termasuk sub-famili Caprinae dari famili Bovidae. Semua

KAJIAN KEPUSTAKAAN. berkuku genap dan termasuk sub-famili Caprinae dari famili Bovidae. Semua 6 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Klasifikasi Domba Berdasarkan taksonominya, domba merupakan hewan ruminansia yang berkuku genap dan termasuk sub-famili Caprinae dari famili Bovidae. Semua domba termasuk kedalam

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 6. Pewarisan Sifat pada Makhluk HidupLatihan Soal 6.1

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 6. Pewarisan Sifat pada Makhluk HidupLatihan Soal 6.1 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 6. Pewarisan Sifat pada Makhluk HidupLatihan Soal 6.1 1. Pasangan gen yang memiliki sifat yang sama pada kromosom homolog disebut... Kromosom Kromatin Alela Diploid Kunci Jawaban

Lebih terperinci

4.1 Bentuk Wajah Oval dan koreksinya Make-up style untuk bentuk wajah oval yaitu : Shading : Berbeda dengan karakter wajah yang lain, teknik shading

4.1 Bentuk Wajah Oval dan koreksinya Make-up style untuk bentuk wajah oval yaitu : Shading : Berbeda dengan karakter wajah yang lain, teknik shading 4.1 Bentuk Wajah Oval dan koreksinya Make-up style untuk bentuk wajah oval yaitu : Shading : Berbeda dengan karakter wajah yang lain, teknik shading yang dilakukan mengambil bagian atas kening dan daerah

Lebih terperinci

KERAGAMAN DAN KARAKTERISTIK WARNA BULU DOMBA-DOMBA LOKAL (EKOR GEMUK, EKOR TIPIS, KISAR DAN GARUT) SKRIPSI LIA KARTIKA

KERAGAMAN DAN KARAKTERISTIK WARNA BULU DOMBA-DOMBA LOKAL (EKOR GEMUK, EKOR TIPIS, KISAR DAN GARUT) SKRIPSI LIA KARTIKA KERAGAMAN DAN KARAKTERISTIK WARNA BULU DOMBA-DOMBA LOKAL (EKOR GEMUK, EKOR TIPIS, KISAR DAN GARUT) SKRIPSI LIA KARTIKA PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

GENETIKA DAN HUKUM MENDEL

GENETIKA DAN HUKUM MENDEL GENETIKA DAN HUKUM MENDEL Pengertian Gen Pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Hunt Morgan, ahli Genetika dan Embriologi Amerika Serikat (1911), yang mengatakan bahwa substansi hereditas yang dinamakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Ayam Arab

TINJAUAN PUSTAKA Ayam Arab TINJAUAN PUSTAKA Ayam Arab Berbagai alasan muncul berkaitan dengan asal-usul penamaan ayam Arab. Beberapa sumber mengatakan bahwa asal mula disebut ayam Arab karena awalnya dibawa dari kepulangan ibadah

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Adapun lokasi penelitian ini dilaksanakan ialah : 1. Kambing Kacang di desa Paya Bakung, desa Hamparan Perak dan desa

BAHAN DAN METODE. Adapun lokasi penelitian ini dilaksanakan ialah : 1. Kambing Kacang di desa Paya Bakung, desa Hamparan Perak dan desa BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Adapun lokasi penelitian ini dilaksanakan ialah : 1. Kambing Kacang di desa Paya Bakung, desa Hamparan Perak dan desa Klambir Lima Kampung, kecamatan Hamparan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan sumberdaya genetik

PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan sumberdaya genetik 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan sumberdaya genetik ternak tinggi, namun sumber daya genetik tersebut belum dimanfaatkan dengan optimal. Salah satu sumberdaya

Lebih terperinci

PENGUJIAN KESETIMBANGAN HARDY-WEINBERG. Tujuan : Mempelajari kesetimbangan Hardy-Weinberg dengan frekuensi alel dan gen.

PENGUJIAN KESETIMBANGAN HARDY-WEINBERG. Tujuan : Mempelajari kesetimbangan Hardy-Weinberg dengan frekuensi alel dan gen. PENGUJIAN KESETIMBANGAN HARDY-WEINBERG Tujuan : Mempelajari kesetimbangan Hardy-Weinberg dengan frekuensi alel dan gen. PENDAHULUAN Pada tahun 1908, ahli Matematika Inggris G.H. Hardy dan seorang ahli

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Sapi asli Indonesia secara genetik dan fenotipik umumnya merupakan: (1) turunan dari Banteng (Bos javanicus) yang telah didomestikasi dan dapat pula (2) berasal dari hasil

Lebih terperinci

LAPORAN SEMENTARA ILMU PRODUKSI TERNAK POTONG PENGENALAN BANGSA-BANGSA TERNAK

LAPORAN SEMENTARA ILMU PRODUKSI TERNAK POTONG PENGENALAN BANGSA-BANGSA TERNAK LAPORAN SEMENTARA ILMU PRODUKSI TERNAK POTONG PENGENALAN BANGSA-BANGSA TERNAK 1. Lokasi :... 2. Bangsa Sapi 1 :... 3. Identitas : (Kalung/No. Sapi/Nama Pemilik...) *) 4. Jenis Kelamin : ( / ) *) 5. Pengenalan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kambing merupakan hewan-hewan pertama yang didomestikasi. oleh manusia. Diperkirakan pada mulanya pemburu-pemburu membawa

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kambing merupakan hewan-hewan pertama yang didomestikasi. oleh manusia. Diperkirakan pada mulanya pemburu-pemburu membawa PENDAHULUAN Latar Belakang Kambing merupakan hewan-hewan pertama yang didomestikasi oleh manusia. Diperkirakan pada mulanya pemburu-pemburu membawa pulang anak kambing dari hasil buruannya. Anak-anak kambing

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Puyuh adalah spesies atau subspecies dari genus Coturnix yang tersebar di

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Puyuh adalah spesies atau subspecies dari genus Coturnix yang tersebar di 6 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 1.1 Puyuh (Coturnix coturnix japonica) Puyuh adalah spesies atau subspecies dari genus Coturnix yang tersebar di seluruh daratan, kecuali Amerika. Awalnya puyuh merupakan ternak

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. cara diburu di hutan-hutan pedalaman. Puyuh liar biasanya hidup di semak-semak

PENDAHULUAN. cara diburu di hutan-hutan pedalaman. Puyuh liar biasanya hidup di semak-semak 1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Burung puyuh adalah salah satu jenis burung yang hidup secara liar dan keberadaannya di alam bebas dan terbuka. Burung ini biasanya ditemukan dengan cara diburu di hutan-hutan

Lebih terperinci

Keragaman Kucing Domestik(felis domesticus) berdasarkan Morfogenetik

Keragaman Kucing Domestik(felis domesticus) berdasarkan Morfogenetik Volume 1 Nomor 1 Jurnal Peternakan Sriwijaya (JPS) Desember 212 Keragaman Kucing Domestik(felis domesticus) berdasarkan Morfogenetik Harini Nurcahya Mariandayani Fakultas Biologi Universitas Nasional Jakarta

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Lokal Kalimantan Tengah

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Lokal Kalimantan Tengah TINJAUAN PUSTAKA Sapi Lokal Kalimantan Tengah Berdasarkan aspek pewilayahan Kalimantan Tengah mempunyai potensi besar untuk pengembangan peternakan dilihat dari luas lahan 153.564 km 2 yang terdiri atas

Lebih terperinci

EVALUASI KOEFISIEN DAN LAJU INBREEDING PADAA KUDA MILITER DI DETASEMEN KAVALERI BERKUDA (DENKAVKUD) PARONGPONG, BANDUNG

EVALUASI KOEFISIEN DAN LAJU INBREEDING PADAA KUDA MILITER DI DETASEMEN KAVALERI BERKUDA (DENKAVKUD) PARONGPONG, BANDUNG EVALUASI KOEFISIEN DAN LAJU INBREEDING PADAA KUDA MILITER DI DETASEMEN KAVALERI BERKUDA (DENKAVKUD) PARONGPONG, BANDUNG SKRIPSI DIAN DINARWATI DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS

Lebih terperinci

III. KARAKTERISTIK AYAM KUB Sifat Kualitatif Warna Bulu, Shank dan Comb

III. KARAKTERISTIK AYAM KUB Sifat Kualitatif Warna Bulu, Shank dan Comb III. KARAKTERISTIK AYAM KUB-1 A. Sifat Kualitatif Ayam KUB-1 1. Sifat Kualitatif Warna Bulu, Shank dan Comb Sifat-sifat kualitatif ayam KUB-1 sama dengan ayam Kampung pada umumnya yaitu mempunyai warna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecamatan yang berbeda bisa ditemukan hal-hal yang menunjukkan bahasa itu

BAB I PENDAHULUAN. kecamatan yang berbeda bisa ditemukan hal-hal yang menunjukkan bahasa itu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ilmu fonologi adalah suatu kajian bahasa dalam hal bunyi ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bunyi ujaran yang dimaksud adalah bentukan fonem-fonem yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerbau. Terdapat dua jenis kerbau yaitu kerbau liar atau African Buffalo (Syncerus)

BAB I PENDAHULUAN. kerbau. Terdapat dua jenis kerbau yaitu kerbau liar atau African Buffalo (Syncerus) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki keanekaragaman hayati sangat melimpah. Salah satu dari keanekaragaman hayati di Indonesia adalah kerbau. Terdapat

Lebih terperinci

Warna bulu sayap. Warna bulu paha. Warna bulu punggung. Coklat putih Coklat putih Coklat putih. Hitam. Hitam putih. Hitam putih. Coklat hitam putih

Warna bulu sayap. Warna bulu paha. Warna bulu punggung. Coklat putih Coklat putih Coklat putih. Hitam. Hitam putih. Hitam putih. Coklat hitam putih LAMPIRAN 58 Lampiran 1. Data Hasil Pengamatan Kalkun Jantan Dan Kalkun Betina Tabel 16. Hasil Pengamatan Kalkun Jantan Jenis Kalkun No Kalkun keseluruhuan dada ekor punggung sayap paha paruh kepala mata

Lebih terperinci

Lampiran. Universitas Sumatera Utara

Lampiran. Universitas Sumatera Utara Lampiran Lampiran 1. Titik Posisi ground check dan data titik lapangan Tabel 1. Titik Posisi ground check No LU BT Peta Kondisi Lapangan keterangan 1 2 15'6.67" 98 53'24.24" 2 2 14'49.28" 98 53'26.28"

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kosmetik memiliki sejarah panjang dalam kehidupan manusia. Berdasarkan hasil penggalian arkeologi, diketahui bahwa kosmetik telah

BAB I PENDAHULUAN. Kosmetik memiliki sejarah panjang dalam kehidupan manusia. Berdasarkan hasil penggalian arkeologi, diketahui bahwa kosmetik telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kosmetik memiliki sejarah panjang dalam kehidupan manusia. Berdasarkan hasil penggalian arkeologi, diketahui bahwa kosmetik telah digunakan oleh manusia yang hidup

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menurut Pane (1991) meliputi bobot badan kg, panjang badan

TINJAUAN PUSTAKA. menurut Pane (1991) meliputi bobot badan kg, panjang badan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Bali Sapi bali adalah sapi lokal Indonesia keturunan banteng yang telah didomestikasi. Sapi bali banyak berkembang di Indonesia khususnya di pulau bali dan kemudian menyebar

Lebih terperinci

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Alat Percobaan Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah puyuh Malon betina dewasaumur 4-5 bulan. Jumlah puyuh Malon yang dijadikan sampel sebanyak

Lebih terperinci

SIMBOL SILSILAH KELUARGA

SIMBOL SILSILAH KELUARGA SIMBOL SILSILAH KELUARGA Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa dapat : 1. Menjelaskan teori tentang pewarisan sifat perolehan 2. Menjelaskan Hukum Mendel I 3. Menjelaskan Hukum Mendel II GENETIKA Genetika

Lebih terperinci

Definisi Genetika. Genetika Sebelum Mendel. GENETIKA DASAR Pendahuluan dan Genetika Mendel

Definisi Genetika. Genetika Sebelum Mendel. GENETIKA DASAR Pendahuluan dan Genetika Mendel Definisi Genetika GENETIKA DASAR Pendahuluan dan Genetika Mendel Oleh: Dr. Ir. Dirvamena Boer, M.Sc.Agr. HP: 081 385 065 359 e-mail: dirvamenaboer@yahoo.com Fakultas Pertanian, Universitas Haluoleo, Kendari

Lebih terperinci

Kolokium Rina Rodiana G

Kolokium Rina Rodiana G Kolokium Rina Rodiana G34080063 Rina Rodiana, Dyah Perwitasari, dan Achmad Farajallah. 2011. Morfogenetik Kucing di Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah. Kolokium disampaikan tanggal

Lebih terperinci

Tabel 4.1. Komponen dan Simbol-Simbol dalam Kelistrikan. No Nama Simbol Keterangan Meter analog. 1 Baterai Sumber arus

Tabel 4.1. Komponen dan Simbol-Simbol dalam Kelistrikan. No Nama Simbol Keterangan Meter analog. 1 Baterai Sumber arus BAB 4 RANGKAIAN LISTRIK DAN PERBAIKANNYA 4.1. Pendahuluan Rangkaian listrik merupakan satu sistem yang terdiri dari beberapa komponen kelistrikan dan kabel-kabel penghantar yang menghubungkan satu komponen

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI SIFAT KUALITATIF DAN KUANTITATIF PUYUH MALON BETINA DEWASA

IDENTIFIKASI SIFAT KUALITATIF DAN KUANTITATIF PUYUH MALON BETINA DEWASA IDENTIFIKASI SIFAT KUALITATIF DAN KUANTITATIF PUYUH MALON BETINA DEWASA IDENTIFICATION OF QUALITATIVE AND QUANTITATIVE TRAITS ON ADULT FEMALE MALON QUAIL Oktafan Pasadena*, Endang Sudjana**, Iwan Setiawan**

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Bali

TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Bali TINJAUAN PUSTAKA Sapi Bali Sapi bali merupakan salah satu ternak asli dari Indonesia. Sapi bali adalah bangsa sapi yang dominan dikembangkan di bagian Timur Indonesia dan beberapa provinsi di Indonesia

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, pada bulan Mei-Juli 2013 di

III.METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, pada bulan Mei-Juli 2013 di III.METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, pada bulan Mei-Juli 2013 di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang. 3.2 Materi Materi penelitian adalah ternak domba

Lebih terperinci