KARAKTERISASI, KERAGAMAN POLA WARNA, CORAK TUBUH DAN GENETIK KUDA LOKAL SULAWESI UTARA
|
|
- Hartanti Jayadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 35 KARAKTERISASI, KERAGAMAN POLA WARNA, CORAK TUBUH DAN GENETIK KUDA LOKAL SULAWESI UTARA Pendahuluan Populasi kuda lokal di Sulawesi Utara memiliki karakteristik baik morfologi maupun pola warna tubuh yang beragam. Keragaman tersebut dapat terlihat dari pola warna tubuh, corak-corak warna putih pada bagian kepala dan kaki, serta variasi warna lainnya. Keragaman dapat disebabkan oleh adanya pengaruh genetik, lingkungan ataupun pengaruh interaksi kedua komponen tersebut. Faktor yang paling berperan dalam hal ini adalah sistem pemuliaan ternak kuda seperti seleksi dan persilangan intra dan antar kelompok bangsa kuda yang ada, sedangkan pengaruh lingkungan seperti manajemen pemeliharaan, kondisi pakan dan iklim turut mempengaruhi terciptanya perbedaan antar individu dalam suatu populasi. Menurut Noor (2008), keragaman tidak cukup diukur dengan membandingkan nilai rataan populasi saja, akan tetapi lebih tepat apabila dilakukan pengukuran keragaman dan simpangan baku. Lebih lanjut ditambahkan cara paling umum yang sering dipakai untuk membandingkan keragaman dua populasi adalah dengan menggunakan koefisien keragaman (CV). Terbatasnya catatan dan hasil penelitian mengenai keragaman warna pada kuda lokal di Indonesia menyebabkan sulitnya mengidentifikasi asal-usul dan sejarah perkembangan kuda yang ada. Bowling dan Ruvinsky (2004) menyatakan, bahwa kuda merupakan hewan yang tidak banyak memberikan sumbangan dalam perkembangan ilmu genetika disebabkan keterbatasan karakteristik biologi hewan tersebut seperti hanya memproduksi anak tunggal, periode sapih yang panjang, memerlukan tempat pemeliharaan yang luas dan membutuhkan penanganan secara individual. Meskipun demikian Nosawa (1983) menyebutkan, bahwa investigasi pola warna kuda lokal tetap diperlukan dan sangat penting dilakukan untuk melihat karakteristik populasi kuda di suatu wilayah dan hubungannya dengan bangsa-bangsa kuda di wilayah lainnya di dunia. Materi Materi dan Metode Penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mencatat variasi dan pola warna kuda di kota Manado, kabupaten Minahasa, kabupaten Minahasa Selatan dan kota
2 36 Tomohon sejak Agustus 2009 sampai dengan Mei Populasi kuda lokal yang diteliti adalah kuda yang dipakai untuk menarik bendi (delman) pada setiap pemilik kuda dengan total 505 ekor kuda dewasa usia 2-7 tahun. Pengamatan, pencatatan dan dokumentasi berupa foto diambil pada setiap individu kuda berupa data warna bulu dominan, corak badan, corak kaki dan corak kepala. Pengamatan karakteristik fenotip warna dan corak badan dilakukan dengan berpedoman pada metode Searle (1978), sedangkan untuk penentuan corak kaki dan corak kepala berdasarkan pembagian warna menurut Hawcroft (1984); Bowling dan Ruvinsky (2004). Metode Sifat-sifat kualitatif berupa warna bulu, pola warna bulu, corak warna pada bagian kepala dan kaki dianalisis secara deskriptif dalam bentuk foto yang menggunakan kamera beresolusi tinggi untuk mendapatkan gambar yang berkualitas baik, tabel, grafik dan diagram berdasarkan frekuensi fenotipenya. Pola warna bulu dan corak kaki dijelaskan dalam Lampiran 4. Perhitungan frekuensi dan keragaman fenotipik sifat kualitatif dilakukan dengan menggunakan rumus Stanfield (1983) sebagai berikut: Data keragaman fenotip kemudian dianalisis frekuensi genotip dan alelnya dalam metode perhitungan frekuensi menurut Noor (2008). Analisis jarak Euclidean digunakan untuk mendapatkan gambaran stuktur pohon kekerabatan antar sub-populasi yang ada di Sulawesi Utara. Pengamatan warna bulu dilakukan dengan pembagian pola warna bulu kuda menurut Nozawa et al. (1981) yang dijelaskan pada Tabel 7. Tabel 7 Lokus warna bulu kuda Fenotipe Pola Warna Bulu Bay (Ka-ge) Black (Ao-ge) Chestnut (Kuri-ge) Bay-cream (Kawara-ge) Chestnut-cream (Tsuki-ge) Ivory white atau pseudo-albino (Same-ge) Roan (Kasu-ge) Spotted (Buchi) Sumber: Nozawa et al. (1981) Genotip A_B_dd aab_dd, aab_dd bbdd A_B_Dd bbdd DD Rr S_
3 37 Perhitungan frekuensi gen dilakukan menurut Allendrof dan Luikart (2007): (p+q) 2 =p 2 +2pq+q 2,, Jarak genetik kuda antara sub-populasi dihitung berdasarkan rumus yang disarankan oleh Nei (1987): Keterangan: D jk = jarak genetik kuda delman antara lokasi pengamatan ke-j dengan lokasi pengamatan ke-k q ij = frekuensi ke-i pada lokasi pengamatan ke-j = frekuensi ke-i pada lokasi pengamatan ke-k q ik Hasil dan Pembahasan Warna Bulu Karakter warna bulu pada populasi kuda lokal di Sulawesi Utara (Tabel 8) lebih didominasi oleh warna bay (65%) yang menurut Hawcroft (1984) dan Noor (2008), variasi warna tubuh ini ditandai mulai dari warna merah bata sampai coklat terang kekuningan dengan bulu surai, ekor dan corak bagian bawah kaki berwarna hitam. Sebaran warna tubuh ini menurut Bowling dan Ruvinsky (2004) disebabkan adanya ekspresi gen yang kebanyakan pada jenis mamalia lainnya dikenal sebagai agouti (alel A/a). Namun, gen ini secara molokuler dan homologinya masih belum stabil.
4 38 Sebaran frekuensi warna bulu kuda lokal Sulawesi Utara berdasarkan perbedaan lokasi ditampilkan dalam Tabel 8. Tabel 8 Distribusi geografi dan frekuensi fenotipik warna bulu kuda lokal Sulawesi Utara. Lokasi N Bay Black Chesnut Warna Bulu Pseudo Roan Albino Spotted B-C/ Dun C-C/ Brown Manado % Minahasa % Minsel % Tomohon % Total % Keterangan: B = fenotip bay, genotip (A-/B-/dd); Bl= fenotip hitam, genotip (aa/b-/dd) atau (aa/b-/dd); Ch= fenotip chesnut, genotip (bb/dd); BC= fenotip bay-cream atau dun, genotip (A-/B-/Dd); CC= fenotip chesnut-cream atau palomino, genotip (bb/dd); W = fenotip putih atau pseudo-albino, genotip (DD); R= fenotip roan, genotip ( Rr) atau (RR = lethal); metode Nozawa et al (1981). Warna chesnut memiliki frekuensi fenotipik kedua terbanyak dalam populasi kuda lokal yaitu sebesar 18 persen. Pola warna ini ditandai dengan mulai warna merah keemasan terang sampai coklat tua gelap atau dikenal dengan warna merah hati dimana pada bagian surai, ekor dan pergelangan kaki berwarna lebih cerah atau lebih gelap akan tetapi bukan berwarna hitam (Hawcroft 1984). Ditambahkan oleh Noor (2008) bahwa ekspresi pigmen warna tubuh kuda ini berupa pola warna yang banyak ditemukan pada ternak sapi atau kuda dengan ciri bagian tubuh didominasi warna bulu cokelat kemerahan dengan warna bulu surai dan ekor lebih muda yang menururt Bowling dan Ruvinsky (2004) disebut sebagai red factor yaitu ekspresi dari pengaruh gen resesif extension (e) yang menghilangkan warna hitam dan memunculkan warna merah. Gen warna chesnut dibentuk oleh adanya protein pada bagian membran sel melanosit yang pada keadaan resesif akan gagal dihubungkan dengan sebuah hormon yang menstimulasi sel untuk memproduksi eumelanin sehingga hanya phaeomelanin atau noeumelanin yang terbentuk. Lebih lanjut dijelaskan, bahwa gen ini masuk dalam kategori gen
5 39 terkait 2 (linked group 2) yang didalamnya termasuk kelompok gen-gen yang mencirikan pola warna roan (RN) dan spotted misalnya pola tobiano (TO) yang diatur oleh satu mitokondria dan tiga serum protein. Hasil pengamatan ini juga menunjukkan konsentrasi sebaran warna tubuh kuda lainnya seperti warna hitam, abu-abu dan totol-totol (spotted) termasuk didalamnya pola warna tobiano dengan frekuensi fenotipnya kurang dari tujuh persen. Hal ini diduga merupakan ekspresi gen yang bersifat resesip yang oleh Noor (2008) dijelaskan bahwa pada sifat-sifat yang dikontrol oleh dua atau tiga pasang gen, frekuensi genotip merupakan ekspresi ketiga alel dengan derajat dominasi tertentu. Lebih lanjut dikatakan perubahan frekuensi fenotipik dapat terjadi akibat banyak faktor seperti adanya seleksi, mutasi, isolasi dan genetik drift. Searle (1978) menjelaskan bahwa warna roan adalah bentuk ekspresi heterosigot dari gen Rr dimana dalam keadaan homosigot bersifat letal karena adanya dominasi gen warna putih yang oleh Charlier et al. (1996) disebut sebagai penyebab terjadinya kelainan genital, khususnya pada kuda betina yang dikenal dengan nama penyakit White Heifer atau penyakit Overo. Keragaman Genotip Hasil perhitungan frekuensi genotip warna bulu pada populasi kuda dari lokasi yang berbeda di Sulawesi Utara dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9 Genotipik warna bulu kuda Sulawesi Utara Sebaran Genotip Lokasi A- aa B- bb D- dd Rr rr S- ss Manado Minahasa Minsel Tomohon Total Keterangan: Genotipe RR bersifat letal Secara umum hasil ini menggambarkan adanya sebaran genotip (A-/B-/dd) untuk warna bay dan (--/bb/dd) untuk warna chesnut yang tinggi pada populasi kuda di Sulawesi Utara. Sebaran genotip pola warna roan (Rr) dan spotted (S-) terdapat dalam jumlah yang sedikit pada sub-populasi kuda di Minahasa. Hal ini juga menggambarkan bahwa kuda di kota Manado, kabupaten Minahasa, kabupaten Minahasa Selatan dan kota Tomohon didominasi oleh genotip (A-/B-/dd) dengan fenotip warna bay yang merupakan hasil produksi dari pigmen eumelanin yang dalam keadaan homosigot berwarna hitam (alel a/b/d), yaitu pada
6 40 populasi sampel tidak ditemukan warna hitam. Umumnya warna ini ditemukan hampir pada semua bangsa kuda namun bervariasi tergantung frekuensi alelnya. Searle (1978) mendeskripsikan genotip warna bulu bay adalah (A-/B-/dd), sedangkan warna hitam memiliki genotip (aa/b-/dd) atau (aa/b-/dd). Dominasi warna bay dan chesnut, menurut Noor (2008) kemungkinan disebabkan oleh adanya alel-alel yang bersifat kodominan sehingga warna hitam atau warna lainnya cenderung tidak terekspresi. Frekuensi gen warna bulu kuda Sulawesi Utara dijelaskan pada Tabel 10. Tabel 10 Frekuensi gen warna bulu kuda Sulawesi Utara Lokasi Frekuensi Gen A a B b D d R r S s Manado Minahasa Minsel Tomohon Hasil analisis frekuensi gen warna bulu (Tabel 10) menunjukkan keragaman alel dominan A dan B memiliki proporsi sebesar persen yang tersebar pada sub-populasi kuda di Manado, Minahasa, Minahasa Selatan dan Tomohon. Gen-gen resesif d, r dan s ternyata memiliki keragaman yang tinggi (90-100%), menunjukkan bahwa terdapat perbedaan dominasi frekuensi alel akibat adanya interaksi beberapa pasang gen sehingga menyebabkan terjadinya variasi pola warna yang menurut Bowling dan Ruvinsky (2004) hal ini disebabkan gen-gen yang mengontrol pola warna dasar pada kuda tidak terpaut gen dan kemungkinan ada pengaruh epistatis. Tabel 11 Matriks jarak genetik pola warna bulu antara kuda lokal di Tomohon, Manado, Kabupaten Minahasa dan Minsel Daerah Tomohon Manado Minahasa Minsel Tomohon 0.00 Manado Minahasa Minsel Berdasarkan analisis jarak genetik pola warna bulu antara sub-populasi dapat dilihat pada Tabel 11, dimana kelompok kuda di Minahasa memiliki jarak nilai terkecil terhadap
7 41 populasi di Manado, sedangkan jarak genetik lebih besar terdapat pada populasi kuda Minahasa dan Minsel. Jarak paling jauh terdapat pada populasi kuda kota Tomohon yang menjelaskan bahwa sub-populasi kuda di kota Tomohon memiliki perbedaan genetik dengan populasi daerah lainnya, namun masih terdapat sedikit pencampuran dengan populasi di tiga derah lainnya. Analisis klaster ditujukan untuk mengelompokkan sejumlah individu kedalam kelompok-kelompok berdasarkan derajat kemiripan yang paling dekat. Berdasarkan hasil analisis cluster observation dengan metode average linkage (pautan rataan) jarak Euclidean diperoleh gambaran berupa diagram pohon dari data morfologi warna bulu dan corak badan pada populasi kuda di Sulawesi Utara seperti tertera pada Gambar 10. Manado Minahasa Minahasa Selatan Tomohon Gambar 10 Dendrogram jarak Mahalanobis tingkat kesamaan pola warna bulu pada empat sub-populasi kuda lokal di Sulawesi Utara berdasarkan metode diskriminan. Pola corak warna putih pada kaki dari sub-populasi kuda di Sulawesi Utara dijelaskan dalam Tabel 12. Hasil pengamatan terhadap pola warna pada bagian kaki menunjukkan terdapat keragaman pola yang bervariasi antar sub-populasi. Walaupun frekuensi pola warna pada kaki masih didominasi warna hitam yang merupakan warna mayor, terdapat keragaman pola warna putih dengan frekuensi tipe corak warna yang relatif kecil pada populasi kuda yang diteliti. Sub-populasi kuda di Manado memiliki corak warna kaki tipe hock dan cannon. Kuda Minahasa memiliki tipe-tipe corak kaki lebih beragam yaitu selain cannon dan hock terdapat tipe fetlock dan coronet dalam frekuensi yang kecil. Terdapat dua tipe corak warna putih pada kaki yaitu pastern dan coronet pada populasi kuda di Minahasa Selatan, sedangkan di Tomohon terdapat tipe cannon, fetlock dan coronet.
8 42 Tabel 12 Frekuensi corak kaki (%) pada sub-populasi kuda di Sulawesi Utara Lokasi Pola Corak Manado (n=57) Minahasa (n=374) Minsel (n=34) Tomohon (n=40) Polos Hitam Cannon Hock Feetlock Pastern Coronet Menurut Bowling dan Ruvinsky (2004), kemungkinan terdapat aksi gen dominan alel (A) yang menyebabkan penyebaran warna bulu hitam dengan pigmen eumelanin pada titiktitik tertentu yang diduga merupakan refleksi dari perbedaan mendasar pada lingkungan setempat yaitu pada keadaan homosigot akan menghasilkan warna hitam yang menyeluruh. Hasil pengamatan pada corak putih di kepala dijelaskan pada Tabel 13. Terdapat adanya keragaman corak warna putih dengan berbagai tipe pada populasi kuda dengan berbagai bentuk dalam proporsi yang kecil. Sebanyak 3.51% corak putih bentuk stripe pada sub-populasi kuda di Kota Manado. Selain bentuk stripe terdapat pula corak berbentuk star, blaze dan snip yang dijumpai pada populasi kuda di kabupaten Minahasa. Bentuk stripe dan blaze terdapat pada kelompok kuda di Tomohon, sedangkan di Minahasa Selatan tidak ditemukan bentuk corak apapun. Tabel 13 Frekuensi corak kepala (%) pada sub-populasi kuda di Sulawesi Utara Lokasi Pola Corak Manado (n=57) Minahasa (n=293) Minsel (n=34) Tomohon (n=40) Polos Star Stripe Blaze Snip
9 43 Walaupun sebaran bentuk corak putih di kepala hanya kurang dari 10%, tetapi banyak pendapat di masyarakat yang lebih memilih atau menyenangi kuda yang memiliki corak putih di wajah karena diyakini mempunyai keunggulan dalam kecepatan. Diperlukan penelitian secara molekuler untuk menguji kebenaran pendapat masyarakat yang didasarkan pada kearifan lokal yang telah dimiliki sejak lama. Simpulan 1. Terdapat variasi pola warna bulu, corak kaki dan corak kepala pada antar sub-populasi kuda di Sulawesi Utara, dengan fenotip warna bay dan chesnut merupakan warna bulu dominan disamping terdapat warna bulu lainnya dengan frekuensi fenotip yang rendah (kurang dari tujuh persen). 2. Genotipik (A-/B-/dd) dan (--/bb/dd) memiliki penyebaran tertinggi pada alel A, b dan d dengan ekspresi bersifat kodominan sehingga memberikan konstribusi terbesar pada pembentukan keragaman warna bulu pada populasi kuda di Sulawesi Utara. 3. Terdapat bentuk corak putih pada kaki dan kepala yang bervariasi dengan frekuensi yang kecil yang diduga disebabkan adanya pengaruh gen non-linked dan ekspresi gen yang bersifat epistatis. 4. Sub-populasi kuda di Minahasa memiliki jarak genetik yang sangat dekat dengan subpopulasi kuda di kota Manado, sedangkan sub-populasi kuda di kota Tomohon adalah yang terjauh.
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penentuan Fenotipe
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian menggunakan data sekunder dan dilakukan selama satu bulan pada bulan Februari-Maret di Laboratorim Komputasi Bagian Pemuliaan dan Genetika, Departemen Ilmu
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Kuda Kuda Lokal Indonesia
TINJAUAN PUSTAKA Kuda Kuda telah didomestikasi lebih daripada 6.000 tahun yang lalu di daerah stepa yang sekarang dikenal dengan daerah Rusia Selatan dan Ukraina. Sejak itu kuda mempunyai banyak manfaat
Lebih terperinciGambar 10. Peta Lokasi Pengamatan di Provinsi Sulawesi Utara
HASIL DAN PEMBAHASAN Lokasi Pengamatan Lokasi pengamatan penelitian meliputi empat lokasi, yaitu Tomohon, Manado, Kabupaten Minahasa dan Amurang. Penentuan lokasi pengamatan penelitian dilakukan berdasarkan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN
BAHAN DAN METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian inidilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan September 2016 berlokasi di Kabupaten Humbang Hasundutan, Samosir, Karodan Tapanuli Utara,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. zoologis kuda termasuk dalam kingdom animalia, filum chordata, class mamalia,
TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Penyebaran Kuda Kuda merupakan salah satu hewan liar yang didomestifikasi. Secara zoologis kuda termasuk dalam kingdom animalia, filum chordata, class mamalia, subclass
Lebih terperinciPEMBAHASAN UMUM. Keadaan Umum Lokasi Penelitian
79 PEMBAHASAN UMUM Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kuda di Sulawesi Utara telah dikenal sejak lama dimana pemanfatan ternak ini hampir dapat dijumpai di seluruh daerah sebagai ternak tunggangan, menarik
Lebih terperinciANALISIS POLA WARNA BULU PADA KUDA DELMAN LOKAL DI SULAWESI UTARA SKRIPSI CINTYA ADE PUTRIANA
ANALISIS POLA WARNA BULU PADA KUDA DELMAN LOKAL DI SULAWESI UTARA SKRIPSI CINTYA ADE PUTRIANA DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011 i RINGKASAN
Lebih terperinciA~a n = B~b~b 1 n = C~c b ~c s ~c a ~c n = D~d n = i~i n= L~l n = o~o n = = h.
Lokus o~o yang terpaut kromosom X akan memberikan tiga macam warna fenotipe yaitu oranye (a 1 ), tortoiseshell (a ) dan bukan oranye (a ) dengan jumlah a 1 + a + a = n. Frekuensi alel ditentukan dengan
Lebih terperinciGENETIKA DASAR Perluasan Analisis Mendelian dan Interaksi Gen
GENETIKA DASAR Perluasan Analisis Mendelian dan Interaksi Gen Oleh Dr. Ir. Dirvamena Boer, M.Sc.Agr. HP 08 385 065 359 e-mail dirvamenaboer@yahoo.com Fakultas Pertanian, Universitas Haluoleo, Kendari Dipublikasi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Ayam
TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Ayam Klasifikasi bangsa ayam menurut Myers (2001) yaitu kingdom Animalia (hewan); filum Chordata (hewan bertulang belakang); kelas Aves (burung); ordo Galliformes; famili Phasianidae;
Lebih terperinciMODUL PRAKTIKUM GENETIKA TANAMAN MATERI INTERAKSI GEN
MODUL PRAKTIKUM GENETIKA TANAMAN 2015 3. MATERI INTERAKSI GEN Setiap gen memiliki pekerjaan sendiri-sendiri untuk menumbuhkan karakter tapi ada beberapa gen yang berinteraksi atau dipengaruhi oleh gen
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Lokasi Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Penelitian Ciamis, Jawa Barat Kabupaten Ciamis merupakan daerah dataran tinggi yang memiliki luasan sekitar 244.479 Ha. Secara geografis Kabupaten Ciamis terletak
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian identifikasi sifat kualitatif dan kuantitatif pada kuda Sumba
38 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Penelitian identifikasi sifat kualitatif dan kuantitatif pada kuda Sumba jantan dilakukan di peternak-peternak yang ada dikota Waingapu, Kabupaten
Lebih terperinciBeberapa pola: AKAN MENJELASKAN... Alel Ganda Gen letal Linkage Crossing over Determinasi Sex
Beberapa pola: AKAN MENJELASKAN... Alel Ganda Gen letal Linkage Crossing over Determinasi Sex *Alel Ganda *Sebuah gen memiliki alel lebih dari satu *Golongan darah : *gen I A, I B, I O *Warna Kelinci :
Lebih terperinciPENGAMATAN PENYEBARAN DAN SIFAT KUALITATIF PADA TERNAK KUDA (Equuscaballus) DI SUMATERA UTARA
PENGAMATAN PENYEBARAN DAN SIFAT KUALITATIF PADA TERNAK KUDA (Equuscaballus) DI SUMATERA UTARA SKRIPSI Oleh : ABDUL GULTOM 110306041 PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lebih terperinciSimbol untuk suatu gen
P F Fenotip Genotip Istilah Simbol untuk suatu gen Homozigot Heterozigot Pengertian Singkatan dari kata Parental, yang artinya induk Singkatan dari kata Filial, yang artinya keturunan Karakter atau sifat
Lebih terperinciALEL GANDA DAN PEWARISAN GOLONGAN DARAH
ALEL GANDA DAN PEWARISAN GOLONGAN DARAH ALEL GANDA DAN PEWARISAN GOLONGAN DARAH Alel merupakan bentuk alternatif sebuah gen yang terdapat pada lokus (tempat tertentu) atau bisa dikatakan alel adalah gen-gen
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Sapi Lokal Kalimantan Tengah
TINJAUAN PUSTAKA Sapi Lokal Kalimantan Tengah Berdasarkan aspek pewilayahan Kalimantan Tengah mempunyai potensi besar untuk pengembangan peternakan dilihat dari luas lahan 153.564 km 2 yang terdiri atas
Lebih terperinciXII biologi. Kelas PENYIMPANGAN HUKUM MENDEL I. Kurikulum 2006/2013. A. Pola-Pola Hereditas. Tujuan Pembelajaran
Kurikulum 2006/2013 Kelas XII biologi PENYIMPANGAN HUKUM MENDEL I Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Mengetahui jenis-jenis penyimpangan
Lebih terperinciDasar pewarisan sifat pada ternak Factor-faktor yang mempengaruhi fenotif ternak Genetika populasi
Dasar pewarisan sifat pada ternak Factor-faktor yang mempengaruhi fenotif ternak Genetika populasi Apabila kita mengawinkan sapi Bali, maka anaknya yang diharapkan adalah sapi Bali bukan sapi madura. Demikian
Lebih terperinciSuhardi, S.Pt.,MP MONOHIBRID
Suhardi, S.Pt.,MP MONOHIBRID TERMINOLOGI P individu tetua F1 keturunan pertama F2 keturunan kedua Gen D gen atau alel dominan Gen d gen atau alel resesif Alel bentuk alternatif suatu gen yang terdapat
Lebih terperinciRerata. Variance = Ragam. Varian/ragam (S 2 ) : Standar Deviasi : s = s 2
II. KOMPONEN VARIAN SIFAT KUANTITATIF Kuswanto, 2012 1.Statistik sifat kuantitatif Karena sifat kuantitatif akan membentuk distribusi kontinyu dari penotip, maka sifat-sifat tersebut dianalisis dengan
Lebih terperinciIII. KARAKTERISTIK AYAM KUB Sifat Kualitatif Warna Bulu, Shank dan Comb
III. KARAKTERISTIK AYAM KUB-1 A. Sifat Kualitatif Ayam KUB-1 1. Sifat Kualitatif Warna Bulu, Shank dan Comb Sifat-sifat kualitatif ayam KUB-1 sama dengan ayam Kampung pada umumnya yaitu mempunyai warna
Lebih terperinciALEL OLEH : GIRI WIARTO
ALEL OLEH : GIRI WIARTO Sejarah Singkat Dengan adanya Mutasi,sering dijumpai bahwa pada suatu lokus didapatkan lebih dari satu macam gen. Mendel tidak dapat mengetahui adanya lebih dari satu alel yang
Lebih terperinciABSTRAK. KEANEKARAGAMAN MORFOGENETIK KUCING DOMESTIK (Felis domesticus) DI WILAYAH LINGKUP KAMPUS IAIN AMBON
ABSTRAK KEANEKARAGAMAN MORFOGENETIK KUCING DOMESTIK (Felis domesticus) DI WILAYAH LINGKUP KAMPUS IAIN AMBON Nirmala Fitria Firdhausi, Dosen Prodi Pendidikan Biologi IAIN Ambon, E-mail: nirmala_firdhausi@yahoo.com
Lebih terperinciGENETIKA DAN HUKUM MENDEL
GENETIKA DAN HUKUM MENDEL Pengertian Gen Pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Hunt Morgan, ahli Genetika dan Embriologi Amerika Serikat (1911), yang mengatakan bahwa substansi hereditas yang dinamakan
Lebih terperinciAplikasi Kombinatorial dan Peluang Diskrit Untuk Menyelesaikan Masalah-Masalah dalam Hukum Pewarisan Mendel
Aplikasi Kombinatorial dan Peluang Diskrit Untuk Menyelesaikan Masalah-Masalah dalam Hukum Pewarisan Mendel Andri Rizki Aminulloh 13506033 Program Studi Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika
Lebih terperinciKONSEP-KONSEP DASAR GENETIKA
KONSEP-KONSEP DASAR GENETIKA Genetika merupakan salah satu bidang ilmu biologi yang mempelajari tentang pewarisan sifat atau karakter dari orang tua kepada anaknya. Ilmu genetika modern meliputi beberapa
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Tabel 2. Jumlah Kuda yang Diamati Berdasarkan Lokasi dan Jenis Kelamin
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pemuliaan dan Genetika Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Lebih terperinciPersilangan Monohibrid Dan Dihibrd
Persilangan Monohibrid Dan Dihibrd 1. Contoh Persilangan Monohibrid dengan Satu Sifat Beda Mendel menyilangkan tanaman kacang ercis berbunga merah galur murni (MM) dengan kacang ercis berbunga putih galur
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Sapi asli Indonesia secara genetik dan fenotipik umumnya merupakan: (1) turunan dari Banteng (Bos javanicus) yang telah didomestikasi dan dapat pula (2) berasal dari hasil
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. dibedakan dari bangsa lain meskipun masih dalam spesies. bangsa sapi memiliki keunggulan dan kekurangan yang kadang-kadang dapat
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keragaman Bangsa Sapi Lokal Bangsa (breed) adalah sekumpulan ternak yang memiliki karakteristik tertentu yang sama. Atas dasar karakteristik tersebut, suatu bangsa dapat dibedakan
Lebih terperinciLuisa Diana Handoyo, M.Si.
Luisa Diana Handoyo, M.Si. Cabang ilmu genetika yang mempelajari gen-gen dalam populasi dan menguraikan secara matematik akibat dari keturunan pada tingkat populasi. Populasi adalah suatu kelompok individu
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Amplifikasi DNA Mikrosatelit
HASIL DAN PEMBAHASAN Amplifikasi DNA Mikrosatelit Amplifikasi DNA mikrosatelit pada sapi Katingan dianalisis menggunakan tiga primer yaitu ILSTS073, ILSTS030 dan HEL013. Ketiga primer tersebut dapat mengamplifikasi
Lebih terperinciTopik 3 Analisis Genetik Hk. Mendel
Topik 3 Analisis Genetik Hk. Mendel Hukum Mendel yang sering dikonotasikan dengan hukum pewarisan didasarkan pada prinsip-prinsip segregasi (Hk.Mendel I) dan penggabungan kembali (Hk. Mendel II) gen-gen
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Paradoxurus, yaitu: (1) Paradoxurus zeylonensis, menyebar terbatas di Sri Lanka,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Musang 1. Taksonomi dan Klasifikasi Menurut Schreiber et al., (1989), terdapat empat spesies musang dari genus Paradoxurus, yaitu: (1) Paradoxurus zeylonensis, menyebar terbatas
Lebih terperinciDIKTAT PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XII IPA
DIKTAT 6 GENETIKA volume 4 PENYIMPANGAN HUKUM MENDELL A. Pendahuluan Kadang kala kita melihat bahwa hasil persilangan yang terjadi tidak lah seperti yang kita harapkan atau tidak seperti apa yang diperkirakan
Lebih terperinciA. Judul: Alel Ganda. B. Tujuan 1. Mengenal salah satu sifat manusia yang ditentukan oleh pengaruh alel ganda. dan menentukan genotipnya sendiri.
A. Judul: Alel Ganda B. Tujuan 1. Mengenal salah satu sifat manusia yang ditentukan oleh pengaruh alel ganda C. Latar belakang dan menentukan genotipnya sendiri. Sebuah gen dapat memiliki lebih dari sebuah
Lebih terperinciEPISTASI DAN HIPOSTASI Luisa Diana Handoyo, M.Si.
EPISTASI DAN HIPOSTASI Luisa Diana Handoyo, M.Si. Selain mengalami berbagai modifikasi fenotipe karena adanya peristiwa aksi gen tertentu, terdapat pula penyimpangan semu terhadap hukum Mendel yang tidak
Lebih terperinciInteraksi Gen INTRA-ALELIK lokus yang sama INTER-ALELIK lokus berbeda
6. INTERAKSI GEN Interaksi Gen Interaksi INTRA-ALELIK : Interaksi alel-alel pada lokus yang sama. Alel dominan menutupi pengaruh dari alel resesif, sebagian atau penuh Interaksi INTER-ALELIK : Interaksi
Lebih terperinciSuhardi, S.Pt.,MP. Genetika DALAM PEMULIAAN TERNAK
Suhardi, S.Pt.,MP Genetika DALAM PEMULIAAN TERNAK Arti Penting Pemuliaan Ternak BIBIT KESEHATAN LINGKUNGAN P A K A N PRODUKTIVITAS TERNAK M A N A J E M E N Problem Utama di Indonesia???? Produktivitas
Lebih terperinciKERAGAMAN DAN KARAKTERISTIK WARNA BULU DOMBA-DOMBA LOKAL (EKOR GEMUK, EKOR TIPIS, KISAR DAN GARUT) SKRIPSI LIA KARTIKA
KERAGAMAN DAN KARAKTERISTIK WARNA BULU DOMBA-DOMBA LOKAL (EKOR GEMUK, EKOR TIPIS, KISAR DAN GARUT) SKRIPSI LIA KARTIKA PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Lebih terperinciInteraksi Antar Gen-Gen. Suhardi, S.Pt.,MP Peternakan, Universitas Mulawarman Genetika
Interaksi Antar Gen-Gen Suhardi, S.Pt.,MP Peternakan, Universitas Mulawarman Genetika Interaksi gen adalah penyimpangan semu terhadap hukum Mendel yang tidak melibatkan modifikasi nisbah fenotipe, tetapi
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Tabel 3. Jumlah Kuda Delman yang Diamati pada Masing-masing Lokasi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini menggunakan data sekunder pengamatan yang dilakukan oleh Dr. Ir. Ben Juvarda Takaendengan, M.Si. Pengolahan data dilakukan di Laboratorium Pemuliaan dan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA Kondisi Umum Kabupaten Kuantan Singingi. Pembentukan Kabupaten Kuantan Singingi didasari dengan Undang-undang
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kondisi Umum Kabupaten Kuantan Singingi Kabupaten Kuantan Singingi adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Riau, hasil pemekaran dari Kabupaten induknya yaitu Kabupaten Indragiri
Lebih terperinciKARAKTERISASI MORFOMETRIK DAN ANALISIS FILOGENI PADA ENAM SUB POPULASI KAMBING LOKAL INDONESIA
KARAKTERISASI MORFOMETRIK DAN ANALISIS FILOGENI PADA ENAM SUB POPULASI KAMBING LOKAL INDONESIA Pendahuluan Berdasarkan Statistik Tahun 2010 jumlah populasi ternak kambing di Indonesia sebanyak 16 841 149
Lebih terperinciPola Warna Bulu pada Domba Garut dan Persilangannya
Pola Warna Bulu pada Domba Garut dan Persilangannya ISMETH INOUNU 1, D. AMBARAWATI 2 dan R.H. MULYONO 2 1 Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Kav E 59 Jl. Raya Pajajaran, Bogor 16151 2 Fakultas
Lebih terperinciDASAR FISIOLOGI PEWARISAN SIFAT. Suhardi, S.Pt.,MP
DASAR FISIOLOGI PEWARISAN SIFAT Suhardi, S.Pt.,MP Gene-tika Genetika: cabang biologi yg berurusan dgn hereditas dan vareasi. Hereditas adalah pewarisan watak dari induk ke keturunannya baik secara biologis
Lebih terperinciTINJAUAN GENETIKA. BY Setyo Utomo
TINJAUAN GENETIKA BY Setyo Utomo PENGERTIAN : GENETIKA BERASAL DARI BAHASA YUNANI KUNO :GENETIKOS ATAU GENETIS YANG BERARTI ASLI MERUPAKAN DISIPLIN ILMU BAGIAN BIOLOGI YANG MEMPELAJARI TENTANG SIFAT- SIFAT
Lebih terperinciPELUANG USAHA PENGEMBANGBIAKAN BURUNG LOVE BIRD
PELUANG USAHA PENGEMBANGBIAKAN BURUNG LOVE BIRD Nama : Angga Rio Pratama Kelas : S1 TI 2C NIM : 10.11.3699 Lingkungan Bisnis STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2010/2011 Peluang Usaha Pengembangbiakan Love Bird (
Lebih terperinciBIOLOGI SET 07 POLA HEREDITAS 2 DAN LATIHAN SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA A. TAUTAN/LINKAGE
07 MATERI DAN LATIHAN SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA BIOLOGI SET 07 POLA HEREDITAS 2 A. TAUTAN/LINKAGE Tautan gen merupakan salah satu penyimpangan terhadap hukum Mendel. Pada peristiwa ini, dua gen atau lebih
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. murni yang masih sedikit dan wawasan peternak masih sangat minim dalam
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Lokal Ayam lokal di Indonesia telah lama dikembangkan oleh masyarakat Indonesia dan biasanya sering disebut dengan ayam buras. Ayam buras di Indonesia memiliki perkembangan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA ACARA 2 SIMULASI HUKUM MENDEL NAMA : HEPSIE O. S. NAUK NIM : KELOMPOK : III ( TIGA )
LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA ACARA 2 SIMULASI HUKUM MENDEL NAMA : HEPSIE O. S. NAUK NIM : 1506050090 KELOMPOK : III ( TIGA ) JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG 2017
Lebih terperinciANALISIS NILAI PEMULIAAN (BREEDING VALUE) LINGKAR DADA TERNAK SAPI PO
BAB 10 ANALISIS NILAI PEMULIAAN (BREEDING VALUE) LINGKAR DADA TERNAK SAPI PO Nilai genetik dan rata-rata populasi ditentukan dengan menggunakan data kajian pada ternak sapi PO. Data fenotip yang dimaksud
Lebih terperinciAlel Ganda Suhardi, S.Pt.,MP
Alel Ganda Suhardi, S.Pt.,MP Alel Ganda Alel Merupakan bentuk alternatif suatu gen yang terdapat pada lokus ( tempat ) tertentu Alel ganda ( multiple alleles ) adalah bila dalam satu lokus terdapat lebih
Lebih terperinciPENGUJIAN KESETIMBANGAN HARDY-WEINBERG. Tujuan : Mempelajari kesetimbangan Hardy-Weinberg dengan frekuensi alel dan gen.
PENGUJIAN KESETIMBANGAN HARDY-WEINBERG Tujuan : Mempelajari kesetimbangan Hardy-Weinberg dengan frekuensi alel dan gen. PENDAHULUAN Pada tahun 1908, ahli Matematika Inggris G.H. Hardy dan seorang ahli
Lebih terperinciSIMBOL SILSILAH KELUARGA
SIMBOL SILSILAH KELUARGA Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa dapat : 1. Menjelaskan teori tentang pewarisan sifat perolehan 2. Menjelaskan Hukum Mendel I 3. Menjelaskan Hukum Mendel II GENETIKA Genetika
Lebih terperinciPENDAHULUAN. dikenal dengan sebutan sapi kacang atau sapi kacangan, sapi pekidulan, sapi
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sapi Pasundan merupakan sapi lokal di Jawa Barat yang diresmikan pada tahun 2014 oleh Menteri pertanian (mentan), sebagai rumpun baru berdasarkan SK Nomor 1051/kpts/SR.120/10/2014.
Lebih terperinciSMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 6. Pewarisan Sifat pada Makhluk HidupLatihan Soal 6.1
SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 6. Pewarisan Sifat pada Makhluk HidupLatihan Soal 6.1 1. Pasangan gen yang memiliki sifat yang sama pada kromosom homolog disebut... Kromosom Kromatin Alela Diploid Kunci Jawaban
Lebih terperinciSMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 6. Pewarisan Sifat pada Makhluk HidupLatihan Soal 6.2
SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 6. Pewarisan Sifat pada Makhluk HidupLatihan Soal 6.2 1. Kacang Ercis biji bulat dominan terhadap biji lonjong maka genotip untuk kacang ercis biji bulat adalah... B BB dan Bb
Lebih terperinciLABORATORIUM PEMULIAAN DAN BIOMETRIKA FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADAJARAN JATINANGOR 2009
ANALISIS HERITABILITAS POLA REGRESI LAPORAN PRAKTIKUM Oleh Adi Rinaldi Firman 200110070044 LABORATORIUM PEMULIAAN DAN BIOMETRIKA FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADAJARAN JATINANGOR 2009 BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN FRM/FMIPA/062-01 18 Februari 2011 1. Fakulltas/Program Studi : MIPA / Prodi Pendidikan Biologi Prodi Biologi 2. Mata Kuliah/Kode
Lebih terperinciANALISIS NILAI PEMULIAAN (BREEDING VALUE) PANJANG BADAN TERNAK SAPI PO
BAB 11 ANALISIS NILAI PEMULIAAN (BREEDING VALUE) PANJANG BADAN TERNAK SAPI PO Nilai genetik dan rata-rata populasi ditentukan dengan menggunakan data kajian pada ternak sapi PO. Data fenotip yang dimaksud
Lebih terperinciPERUBAHAN FREQUENSI GEN - AKIBAT SELEKSI. Kasus I Dominan Sempurna. Kuswanto, 2012 FP UB Malang
PERUBAHAN FREQUENSI GEN - AKIBAT SELEKSI Kasus I Dominan Sempurna Kuswanto, 2012 FP UB Malang 1.Kasus I dominan sempurna Dengan memperhitungkan gen-gen yang mengalami seleksi/tersingkir. Seleksi terhadap
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Adapun bahan yang digunakan adalah kuda yang sudah dewasa kelamin
15 Tempat dan Waktu Penelitian BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Samosir, Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Humbang Hasundutan dan Kabupaten Karo pada bulan Juli 2016 Bahan dan
Lebih terperinciKERAGAMAN POLA WARNA TUBUH, TIPE TELINGA DAN TANDUK DOMBA KURBAN DI BOGOR
KERAGAMAN POLA WARNA TUBUH, TIPE TELINGA DAN TANDUK DOMBA KURBAN DI BOGOR HENI INDRIJANI 1, ARIFAH HESTI SUKMASARI 2 dan EKO HANDIWIRAWAN 3 1 Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran, Jalan Raya Bandung-Sumedang
Lebih terperinciSifat Kualitatif Dan Kuantitatif Kuda Sumba Jantan, Sumba Timur...Fajar R
IDENTIFIKASI SIFAT KUALITATIF DAN KUANTITATIF PADA KUDA SUMBA JANTAN (Kasus Peternakan Kuda Di Kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur) IDENTIFICATION OF QUALITATIVE AND QUANTITATIVE
Lebih terperinciSTUDI FREKUENSI SIFAT KUALITATIF AYAM KAMPUNG DI DESA MENAMING KECAMATAN RAMBAH KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU
STUDI FREKUENSI SIFAT KUALITATIF AYAM KAMPUNG DI DESA MENAMING KECAMATAN RAMBAH KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU (The Study of Native Chicken Qualitative Frequency in Menaming Village Rambah Subdistrict
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai telah dibudidayakan sejak abad ke-17 dan telah ditanam di berbagai daerah di
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kedelai 2.1.1 Klasifikasi tanaman kedelai Kedelai telah dibudidayakan sejak abad ke-17 dan telah ditanam di berbagai daerah di Indonesia. Daerah utama penanaman kedelai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum Mendel II menyatakan adanya pengelompokkan gen secara bebas. Seperti telah diketahui, persilangan antara dua individu dengan satu sifat beda ( monohibrid)
Lebih terperinciPengaruh satu gen Apabila terjadi interaksi antar alel pada gen tertentu, maka genotip dapat digunakan untuk menduga penotipnya. Apabila dapat diketah
Pengaruh Faktor Genetik dan Lingkungan thd Sifat Kuantitatif Kuswanto, 2012 Pengaruh satu gen Apabila terjadi interaksi antar alel pada gen tertentu, maka genotip dapat digunakan untuk menduga penotipnya.
Lebih terperinciGambar 1.1. Variasi pada jengger ayam
Uraian Materi Variasi Genetik Terdapat variasi di antara individu-individu di dalam suatu populasi. Hal tersebut menunjukkan adanya perubahan genetis. Mutasi dapat meningkatkan frekuensi alel pada individu
Lebih terperinciALEL GANDA. Luisa Diana Handoyo, M.Si.
ALEL GANDA Luisa Diana Handoyo, M.Si. ALEL GANDA Merupakan fenomena adanya tiga atau lebih alel pada satu gen Pada umumnya satu gen memiliki dua alel alternatifnya Alel ganda dapat terjadi sebagai akibat
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Profil RAPD Keanekaragaman profil RAPD meliputi jumlah fragmen dan ukuran fragmen DNA. Hasil amplifikasi dengan menggunakan tiga primer (OPA-2, OPC- 2, dan OPC-5)
Lebih terperinciDefinisi Genetika. Genetika Sebelum Mendel. GENETIKA DASAR Pendahuluan dan Genetika Mendel
Definisi Genetika GENETIKA DASAR Pendahuluan dan Genetika Mendel Oleh: Dr. Ir. Dirvamena Boer, M.Sc.Agr. HP: 081 385 065 359 e-mail: dirvamenaboer@yahoo.com Fakultas Pertanian, Universitas Haluoleo, Kendari
Lebih terperinciPendahuluan. Pendahuluan. Mutasi Gen. GENETIKA DASAR Mutasi Gen
Pendahuluan GENETIKA DASAR Mutasi Gen Oleh: Dr. Ir. Dirvamena Boer, M.Sc.Agr. HP: 081 385 065 359 e-mail: dirvamenaboer@yahoo.com Fakultas Pertanian, Universitas Haluoleo, Kendari Dipublikasi di http://dirvamenaboer.tripod.com
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Morfologi dan Agroekologi Tanaman Kacang Panjang. Kacang panjang merupakan tanaman sayuran polong yang hasilnya dipanen
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi dan Agroekologi Tanaman Kacang Panjang Kacang panjang merupakan tanaman sayuran polong yang hasilnya dipanen dalam bentuk polong muda. Kacang panjang banyak ditanam di
Lebih terperinci( 2 ) untuk derajat kecocokan nisbah segregasi pada setiap generasi silang balik dan
PEMBAHASAN UMUM Penggabungan karakter resisten terhadap penyakit bulai dan karakter yang mengendalikan peningkatan lisin dan triptofan pada jagung merupakan hal yang sulit dilakukan. Hal ini disebabkan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Sejarah Perkembangan Kuda
7 TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Perkembangan Kuda Kuda (Equus caballus) termasuk dalam famili Equidae yang berkerabat erat dengan keledai (Equus asinus), zebra (Equus zebra) dan hemione (Equus heminus). Berdasarkan
Lebih terperinciPlease prepare your mind and ASSALAMUALAIKUM. spirit, because now, we will learn about.
Please prepare your mind and ASSALAMUALAIKUM. spirit, because now, we will learn about. Prinsip-Prinsip Hereditas By Ida Rosiana Ketika Kau bercrmin dan memperhatikan wajahmu dengan seksama, dipastikan
Lebih terperinciTanaman Penyerbuk Silang CROSS POLLINATED CROPS METODE PEMULIAAN TANAMAN
Tanaman Penyerbuk Silang CROSS POLLINATED CROPS METODE PEMULIAAN TANAMAN Dasar Genetik Tanaman Penyerbuk Silang Heterosigot dan heterogenous Satu individu dan individu lainnya genetis berbeda Keragaman
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pertumbuhan merupakan indikator terpenting dalam meningkatkan nilai
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan merupakan indikator terpenting dalam meningkatkan nilai ekonomi untuk budidaya sapi pedaging. Sapi Pesisir dan sapi Simmental merupakan salah satu jenis
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Adapun lokasi penelitian ini dilaksanakan ialah : 1. Kambing Kacang di desa Paya Bakung, desa Hamparan Perak dan desa
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Adapun lokasi penelitian ini dilaksanakan ialah : 1. Kambing Kacang di desa Paya Bakung, desa Hamparan Perak dan desa Klambir Lima Kampung, kecamatan Hamparan
Lebih terperinciI. PEMBAHASAN. Hasil Uji Kuantitatif dan Kualitatif DNA. menggunakan teknik elektroforesis gel agarosa konsentrasi 1% pada tangki berisi
I. PEMBAHASAN A. Hasil Uji Kuantitatif dan Kualitatif DNA Uji kualitatif dilakukan dengan dipilih secara acak sebanyak 14 sampel dari 27 sampel yang digunakan karena dianggap mewakili keseluruhan sampel
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. ketenangan dan akan menurunkan produksinya. Sapi Friesien Holstein pertama kali
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Friesien Holstein Sapi perah adalah jenis sapi yang dipelihara dengan tujuan untuk menghasilkan susu (Blakely dan Bade, 1992) ditambahkan pula oleh Sindoredjo (1960) bahwa
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Amplifikasi Gen GH Gen GH exon 3 pada kambing PE, Saanen, dan PESA (Persilangan PE dan Saanen) berhasil diamplifikasi menggunakan metode PCR (Polymerase Chain Reaction). Panjang fragmen
Lebih terperinciPENDAHULUAN. lebih murah dibandingkan dengan daging ternak lain seperti sapi dan domba.
1 I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Ternak unggas merupakan ternak yang sangat populer di Indonesia sebagai sumber daging. Selain cita rasanya yang disukai, ternak unggas harganya relatif lebih murah dibandingkan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) tersebar luas di Daratan Asia Tenggara, Lempeng Sunda, Kepulauan Filipina, dan daerah Wallacea Selatan. Monyet ekor panjang di Indonesia
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Fenotipe morfometrik Karakteristik morfometrik ikan nilem meliputi 21 fenotipe yang diukur pada populasi ikan nilem hijau (tetua) dan keturunannya dari hasil perkawinan
Lebih terperinciKOMBINATORIAL DALAM HUKUM PEWARISAN MENDEL
KOMBINATORIAL DALAM HUKUM PEWARISAN MENDEL Fransisca Cahyono (13509011) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132,
Lebih terperinciPENGANTAR GENETIKA DASAR HUKUM MENDEL ISTILAH DALAM GENETIKA. OLEH Dr. Hasnar Hasjim
PENGANTAR GENETIKA DASAR HUKUM MENDEL ISTILAH DALAM GENETIKA OLEH Dr. Hasnar Hasjim 1.PENGANTAR GENETIKA Genetika adalah ilmu yang mempelajari sifat keturunan yang diwariskan kepada anak cucu dan variasi
Lebih terperinciPEMBAHASAN Analisis Diskriminan terhadap Tanaman M-1
PEMBAHASAN Analisis Diskriminan terhadap Tanaman M-1 Perlakuan irradiasi sinar gamma menyebabkan tanaman mengalami gangguan pertumbuhan dan menunjukkan gejala tanaman tidak normal. Gejala ketidaknormalan
Lebih terperinciHUKUM MENDEL DAN PENYIMPANGANNYA
HUKUM MENDEL DAN PENYIMPANGANNYA Standar Kompetensi : Menerapkan Prinsip prinsip Genetika Tanaman dan Hewan Kompetensi Dasar : Menerapkan Hukum Mendel dan Penyimpangannya dalam Pewarisan Sifat TujuanPembelajaran
Lebih terperincipenampungan [ilustrasi :1], penilaian, pengenceran, penyimpanan atau pengawetan (pendinginan dan pembekuan) dan pengangkutan semen, inseminasi, pencat
Problem utama pada sub sektor peternakan saat ini adalah ketidakmampuan secara optimal menyediakan produk-produk peternakan, seperti daging, telur, dan susu untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat akan
Lebih terperinciGENETIKA (BIG100) Tempat : R122 Waktu Jam : 7 8 Pukul : Pengajar : Bambang Irawan Hari Supriandono
GENETIKA (BIG100) Tempat : R122 Waktu Jam : 7 8 Pukul : 12.30 14.20 Pengajar : Bambang Irawan Hari Supriandono ISI KONTRAK PERKULIAHAN DESKRIPSI TUJUAN STRATEGI MENGAJAR TUJUAN KOMPETENSI JUMLAH TATAP
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Terisi secara geografis terletak pada 108 o o 17 bujur
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Wilayah Penelitian Kecamatan Terisi secara geografis terletak pada 108 o 04-108 o 17 bujur timur dan 6 o 36-6 o 48 lintang selatan memiliki luas wilayah 174,22
Lebih terperinciI. TINJAUAN PUSTAKA Kondisi Umum Kabupaten Kuantan Singingi. Pembentukan kabupaten Kuantan Singingi didasari dengan Undang-undang
I. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kondisi Umum Kabupaten Kuantan Singingi Kabupaten Kuantan Singingi adalah salah satu kabupaten di Provinsi Riau, hasil pemekaran dari kabupaten induknya yaitu kabupaten Indragiri
Lebih terperinciTabel 5. Distribusi jumlah kromosom ikan manvis golden marble
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Dari hasil pengamatan dan pengukuran kromosom didapatkan hasil bahwa ada beberapa persamaan dan perbedaan untuk masing-masing varietas ikan manvis yang diamati. Data hasil pengamatan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. cukup besar, tidak hanya keanekaragaman flora tetapi juga faunanya. Hal ini
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang cukup besar, tidak hanya keanekaragaman flora tetapi juga faunanya. Hal ini dapat dilihat dari keanekaragaman
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Management of Farm Animal Genetic Resources. Tujuannya untuk melindungi dan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perserikatan Bangsa Bangsa telah mendirikan FAO Global Strategy for the Management of Farm Animal Genetic Resources. Tujuannya untuk melindungi dan mengatur pemanfaatan
Lebih terperinci