Gambar 10. Peta Lokasi Pengamatan di Provinsi Sulawesi Utara

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Gambar 10. Peta Lokasi Pengamatan di Provinsi Sulawesi Utara"

Transkripsi

1 HASIL DAN PEMBAHASAN Lokasi Pengamatan Lokasi pengamatan penelitian meliputi empat lokasi, yaitu Tomohon, Manado, Kabupaten Minahasa dan Amurang. Penentuan lokasi pengamatan penelitian dilakukan berdasarkan jumlah kepemilikan kuda delman yang dijadikan sumber penghidupan masyarakat setempat. Gambar 10 menyajikan peta lokasi pengamatan. Gambar 10. Peta Lokasi Pengamatan di Provinsi Sulawesi Utara Tomohon Tomohon merupakan wilayah pemekaran dari Kabupaten Minahasa berdasarkan Undang-Undang No. 10 Tahun Luas Tomohon ±114,20 km 2. Rataan suhu bulanan adalah 21,9-22,5 C dan kelembaban berkisar antara 85%-91% (Hardjono, 2004 a ). Kuda dewasa yang ada di Tomohon berjumlah 267 ekor (Pemerintah Kota Tomohon, 2009). Tomohon dikelilingi wilayah Kabupaten Minahasa secara geografis. Kota ini di bagian Utara, Selatan, Timur dan Barat berbatasan langsung dengan Kabupaten Minahasa. Tomohon terletak pada jalur sirkulasi utama yang menghubungkan antara Manado sebagai ibukota propinsi dan kota-kota lain di wilayah Kabupaten Minahasa 21

2 (Pemerintah Kota Tomohon, 2009). Tomohon-Manado berjarak 22 km, Tomohon- Bitung berjarak 55 km dan Tomohon-Tondano berjarak 15 km. Tomohon dapat dicapai secara langsung dari Manado dan dari Bitung menuju Tomohon dapat melalui Tondano atau dapat melintasi Manado. Aksesibilitas Tomohon ke kota-kota lain di Propinsi Sulawesi Utara cukup lancar melalui jalan-jalan dengan kualitas baik (Pemerintah Kota Tomohon, 2009). Tomohon terletak pada topografi dataran tinggi. Tomohon memiliki gunung berapi yaitu Gunung Mahawu (1.331 m) dan Gunung Lokon (1.579,6 m) yang masih aktif juga gunung lain yang membentang dari Utara ke Selatan wilayah Sulawesi Utara. Kondisi pegunungan menjadikan udara sejuk sampai dengan dingin di Tomohon (Hardjono, 2004 a ). Mata pencaharian utama masyarakat Tomohon adalah di bidang pertanian. Jumlah penduduk Tomohon adalah jiwa pada tahun 2002, pada luasan wilayah 114,2 km 2. Hal ini berarti bahwa rata-rata kepadatan penduduk Tomohon mencapai 692 jiwa/km 2. Kepadatan penduduk tertinggi ditemukan di kecamatan Tomohon Tengah (925 jiwa/km 2 ) dan terendah di kecamatan Tomohon Tengah (616 jiwa/km 2 ) (Hardjono, 2004 a ). Manado Manado merupakan ibu kota Propinsi Sulawesi Utara. Luas Kota Manado 159,02 km 2. Kota Manado berbatasan dengan Kecamatan Wori (Kabupaten Minahasa) dan Teluk Manado di sebelah Utara, Kecamatan Dimembe di sebelah Timur, Kecamatan Pineleng di sebelah Selatan dan Teluk Manado atau Laut Sulawesi di sebelah Barat. Jarak antara Kota Manado-Tomohon adalah 21,60 km, sedangkan jarak antara Kota Manado-Tondano adalah 35,05 km (Hardjono, 2004 b ). Kuda dewasa yang ada di Manado berjumlah 163 ekor (Dinas Kominfo, 2009). Kondisi tanah Manado tidak landai (berombak) sekitar 40% dan dataran landai sekitar 38%, sisanya tanah berbukit dan bergunung. Dua gunung ditemukan di Kecamatan Bunaken, yaitu Gunung Manado Tua (± 655 m) dan Gunung Tumpa (± 610 m) (Hardjono, 2004 b ). Survei Sosial Ekonomi Nasional (2003) melaporkan bahwa penduduk Manado berdasarkan hasil survei pada tahun 2003 berjumlah jiwa pada luasan wilayah 159,02 km 2. Hal ini berarti rata-rata kepadatan penduduk mencapai 22

3 2.524 jiwa/km 2. Hardjono (2004 b ) melaporkan bahwa kepadatan penduduk tertinggi ditemukan di Kecamatan Tuminting ( jiwa/km 2 ) dan terendah di Kecamatan Bunaken (447 jiwa/km 2 ). Mata pencaharian utama penduduk Manado adalah di bidang jasa dan perdagangan. Hal ini dapat ditunjukkan pada angka jumlah penduduk yang bekerja di lapangan usaha utama bidang jasa berjumlah orang dan di bidang perdagangan berjumlah orang (Hardjono, 2004 b ). Suhu udara pada siang hari berkisar antara 29,4-32,2 C, s dangkan pada malam hari berkisar antara 21,6-23,2 C. Manado mempunyai kelembaban udara relatif tinggi dengan rataan berkisar antara 75%-92% (Hardjono, 2004 b ). Kabupaten Minahasa Kabupaten Minahasa beribu kota di Tondano, dengan luasan wilayah menjadi kurang dari setengah luasan asal sejak tahun Beberapa bagian wilayah Kecamatan Minahasa membentuk wilayah Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Minahasa Utara dan Tomohon. Luasan wilayah Kabupaten Minahasa menjadi 872,32 km 2. Kabupaten Minahasa berbatasan dengan Kabupaten Minahasa Utara di sebelah Utara, laut Maluku dan Bitung di sebelah Timur, laut Maluku dan Kabupaten Minahasa Selatan di sebelah Selatan dan laut Sulawesi dan Manado di sebelah Barat (Hardjono, 2004 c ). Jumlah kuda dewasa yang ada di Kabupaten Minahasa adalah 3000 ekor (Minahasa, 2009). Rata-rata suhu bulanan di Kabupaten Minahasa adalah 21,9-22,6 C dengan rata-rata kelembaban bulanan 85%-91% (Hardjono, 2004 c ). Keadaan topografi Kabupaten Minahasa sebagian besar merupakan dataran yang datar sampai dengan dataran landai (bergelombang) dan sebagian yang lain bergelombang sampai dengan curam. Kabupaten Minahasa memiliki danau Tondano yang merupakan muara dari tiga sungai utama yaitu Sungai Panasen, Sungai Ranowelang dan Sungai Bowolean (Hardjono, 2004 c ). Penduduk Kabupaten Minahasa sekitar jiwa pada tahun 2002, dengan luasan wilayah 872,37 km 2 sehingga rataan kepadatan penduduk mencapai 292 jiwa/km 2. Kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Tondano Barat (640 jiwa/km 2 ) yang diikuti Kecamatan Langowan Barat (637 jiwa/km 2 ), sedangkan kepadatan penduduk terendah ditemukan di Kecamatan Kombi yaitu (98 jiwa/km 2 ) (Hardjono, 2004 c ). 23

4 Mata pencaharian utama penduduk Kabupaten Minahasa adalah bidang pertanian. Tanaman utama yang diusahakan adalah padi sawah. Tanaman pangan dan perkebunan masih menjadi andalan; padi, jagung, cengkih dan kelapa merupakan komoditi penting bagi ekonomi Kabupaten Minahasa selama empat tahun terakhir (Hardjono, 2004 c ). Amurang Kabupaten Minahasa Selatan merupakan salah satu Kabupaten di Propinsi Sulawesi Utara yang memiliki luas wilayah 1.429,7 km². Ibukota Kabupaten Minahasa Selatan adalah Amurang yang berjarak sekitar 64 km dari Manado. Luas Kabupaten Minahasa Selatan 2.266,66 km 2. Kabupaten Minahasa Selatan berbatasan di sebelah Utara dengan Kabupaten Minahasa, Laut Maluku di sebelah Timur, Kabupaten Bolaang Mongondow di sebelah Selatan dan Laut Sulawesi di sebelah Barat. Kelembaban udara berkisar antara 60%-90%, sedangkan rataan suhu bulanan 23,5 C (Hardjono, 2004 d ). Penduduk Kabupaten Minahasa Selatan berdasarkan hasil pendaftaran Pemilih dan Pendataan Penduduk Berkelanjutan (P4B) pada tahun 2003 dicatat sebanyak jiwa pada luasan wilayah 2.266,66 km 2 sehingga rataan kepadatan penduduk Minahasa Selatan mencapai 128 jiwa/km 2. Kepadatan penduduk tertinggi ditemukan di Kecamatan Ratatotok (965 jiwa/km 2 ), sedangkan kepadatan penduduk terendah di Kecamatan Touluan (71 jiwa/km 2 ). Topografi sebagian besar wilayah Kabupaten Minahasa Selatan memiliki gunung-gunung yang membentang dari Utara ke Selatan, diantaranya terdapat beberapa gunung berapi yang masih aktif seperti Gunung Soputan (± m) yang baru meletus bulan Desember Gunung di Kabupaten Minahasa Selatan berjumlah enam buah (Hardjono, 2004 d ). Sebanyak 457 orang pencari kerja di Kabupaten Minahasa Selatan tercatat pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Minahasa Selatan pada tahun 2003 (Hardjono, 2004 d ). Pengamatan Fenotipe dan Genotipe Pola Warna Bulu Kuda Sampel kuda delman yang diamati pada setiap lokasi pengamatan merupakan 10% dari jumlah keseluruhan populasi. Minahasa memiliki jumlah populasi kuda delman terbesar, sehingga sampel yang mewakili berjumlah paling 24

5 besar. Populasi kuda delman kedua terbesar ditemukan di Manado. Kedua lokasi tersebut merupakan pusat kuda delman di Sulawesi Utara karena Kabupaten Minahasa dan Manado merupakan tempat wisata dengan jumlah penduduk yang banyak. Gambar menggambarkan contoh pola warna kuda delman masingmasing di Tomohon, Manado, Kabupaten Minahasa dan Amurang. Pengamatan Fenotipe Hasil pengamatan fenotipe pola warna bulu kuda delman di Tomohon, Manado, Kabupaten Minahasa dan Amurang memperlihatkan jumlah tipe pola warna bulu yang berbeda. Kuda delman di Tomohon memiliki empat tipe pola warna bulu, sedangkan Manado lima tipe pola warna bulu. Kuda delman di Kabupaten Minahasa memiliki delapan tipe pola warna bulu, sedangkan Amurang empat tipe pola warna bulu. Keragaman pola warna bulu kuda delman tertinggi ditemukan di Kabupaten Minahasa, sedangkan terendah di Amurang dan Tomohon, seperti disajikan pada Tabel 2. Warna bay (ka-ge) mendominasi pola warna bulu kuda delman di seluruh lokasi pengamatan. Warna chestnut (kuri-ge) ditemukan nomor dua terbanyak di seluruh lokasi pengamatan. Warna white (same-ge) dan black (ao-ge) merupakan pola warna bulu kuda delman yang paling sedikit dari seluruh lokasi pengamatan. 25

6 Gambar 11. Contoh Pola Warna Bulu Kuda Delman di Tomohon (Koleksi Pribadi B. J. Takaendengan, 2010) 26

7 Gambar 12. Contoh Pola Warna Bulu Kuda Delman di Manado (Koleksi Pribadi B. J. Takaendengan, 2010) 27

8 Gambar 13. Contoh Pola Warna Bulu Kuda Delman di Kabupaten Minahasa (Koleksi Pribadi B. J. Takaendengan, 2010) 28

9 Gambar 14. Contoh Pola Warna Bulu Kuda Delman di Amurang (Koleksi Pribadi B. J. Takaendengan, 2010) 29

10 Tabel 2. Jumlah Kuda Delman Berdasarkan Karakter Genetik Eksternal di Tomohon, Manado, Kabupaten Minahasa dan Amurang Lokasi Black (Ao-ge) Bay (Kage) Fenotipe Warna Bulu (Genetik Eksternal) Baycream Chestnutcream (Same- (Kasu White Roan Chesnut (Kuri-ge) (Kawarage) (Tsuki-ge) ge) -ge) Tomohon Manado Spotted (buchi) Kabupaten Minahasa Amurang Pola warna white (same-ge) hanya ditemukan di Kabupaten Minahasa. Pola warna black (ao-ge) ditemukan di Tomohon dan Kabupaten Minahasa. Pola warna bulu black (ao-ge) paling sedikit ditemukan di Tomohon dan Kabupaten Minahasa. Pola warna yang paling sedikit ditemukan di Manado adalah pola warna bulu chestnut-cream (tsuki-ge). Pola warna yang paling sedikit ditemukan di Amurang adalah warna bulu bay-cream (kawara-ge). Nozawa et al. (1981) melaporkan hasil pengamatan pola warna bulu kuda di Sulawesi Selatan pada tahun 1979 bahwa warna bay (ka-ge) dan bay-cream (kawarage) ditemukan sebanyak 109 ekor, tetapi tidak ditemukan warna black (ao-ge). Pola warna bay (ka-ge), black (ao-ge), dan bay-cream (kawara-ge) ditemukan sebanyak 109 ekor, sedangkan chestnut (kuri-ge) dan chesnut-cream (tsuki-ge) ditemukan sebanyak 51 ekor. Pola warna black (ao-ge), bay-cream (kawara-ge), chestnutcream (tsuki-ge) dan white (same-ge) atau pseudo-albino ditemukan sebanyak 22 ekor, sedangkan bay (ka-ge) dan chestnut (kuri-ge) ditemukan sebanyak 139 ekor. Pola warna bukan roan ditemukan sebanyak 139 ekor, tetapi tidak ditemukan pola warna roan (kasu-ge). Pola warna spotted (buchi) ditemukan sebanyak dua ekor, sedangkan bukan spotted ditemukan sebanyak 137 ekor. Hasil pengujian khi-kuadrat untuk pengujian kebebasan dalam tabel kontingensi menemukan hubungan antara pola warna bulu kuda delman dan lokasi pengamatan (P<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa setiap daerah pengamatan memiliki kecenderungan terhadap pola warna bulu kuda delman tertentu. Kedekatan hubungan pola warna bulu kuda delman terhadap lokasi pengamatan dapat 30

11 ditentukan berdasarkan jarak genetik pola warna bulu di antara setiap dua lokasi pengamatan yang ditunjukkan melalui dendogram jarak genetik pola warna bulu. Pengamatan Genotipe Sebaran genotipe pola warna bulu kuda delman di empat lokasi pengamatan disajikan pada Tabel 3. Genotipe yang mendominasi pola warna kuda delman di empat lokasi pengamatan adalah ss, rr, A_ (AA dan Aa), dd dan B_ (BB dan Bb). Menurut Nozawa et al. (1981) genotipe yang sering muncul di Sulawesi Selatan adalah dd, rr, ss, A_ dan B_. Hasil pengamatan pola warna bulu kuda delman di Sulawesi Utara bersesuaian dengan hasil pengamatan kuda lokal Indonesia di Sulawesi Selatan (Nozawa et al., 1981). Perbedaan ditemukan pada urutan dominasi genotipe. Alel RR bersifat lethal. Hintz dan Vleck (1979) menyatakan bahwa anak kuda yang memiliki genotip homozigot dominan RR mati ketika di dalam rahim. Gen R dibawa kuda delman yang bergenotip Rr atau berpenambilan roan (Bowling dan Ruvinsky, 2000). Peluang kematian kuda akan meningkat bila ditemukan perkawinan antara jantan roan dan betina roan. Sosialisasi mengenai peluang kematian akibat perkawinan tersebut harus dilakukan untuk mencegah kematian; meskipun pada pengamatan ini, kuda yang memiliki warna selain roan, banyak ditemukan. Kuda delman berpola warna roan sedikit ditemukan pada lokasi pengamatan, bahkan tidak ditemukan di Tomohon dan Manado. Gen R yang ditemukan pada kuda delman Sulawesi Utara diduga berasal dari kuda luar daerah. Berdasarkan Edward (1994), kuda yang memiliki pola warna roan ditemukan pada bangsa kuda Thoroughbred. Sesuai dengan SK Dirjen Peternakan No. 105/TN 220/Kpts/DJP/Deptan/95, kuda Thoroughbred merupakan salah satu tetua dari Kuda Pacu Indonesia (KPI). Kuda Pacu Indonesia memiliki 93,75% gen kuda Thoroughbred dan 6,25% gen kuda lokal (Muladno dan Benyamin, 2003). Kuda KPI yang tidak digunakan sebagai kuda pacu kemungkinan besar karena tidak sesuai dengan kriteria kualitatif KPI, digunakan sebagai kuda delman. PP Pordasi (2000) menyatakan bahwa warna bulu kuda menurut peraturan No.11/DPP/75 Pordasi Pusat adalah hitam (black), hitam coklat (brown black), coklat (brown), jeragem (bay brown), coklat muda keemasan, kelabu (grey), bopong (creamy) dan putih. Warna 31

12 roan kemungkinan berasal dari tetua Thoroughbred. Peternakan KPI ditemukan di Tomohon dan Tompaso, Sulawesi Utara (Pemerintah Kota Tomohon, 2009). Pola warna spotted pada Tabel 3 tidak banyak ditemukan di Kabupaten Minahasa dan Manado. Kuda dengan gen S memiliki spotted berwarna putih pada pola warna bulu (Bowling dan Ruvinsky, 2000). Pemunculan spotted pada kuda delman di Sulawesi Utara juga ditemukan pada kuda lokal Indonesia di Sulawesi Selatan (Nozawa et al., 1981). Hal tersebut menunjukkan bahwa baik kuda delman di Sulawasi Utara maupun kuda lokal di Sulawesi Selatan telah dicemari bangsa kuda dari luar daerah yang memiliki pola warna spotted. Gen B dominan yang dimiliki oleh kuda delman akan memberikan penampilan pola warna bulu berwarna hitam, sedangkan genotip resesif akan berwarna chestnut (Searle, 1968). Gen B ditemukan pada pola warna bay, black, chestnut, chestnut-cream dan bay-cream; menunjukkan bahwa gen tersebut dimiliki kuda lokal Indonesia. Gen B tersebut besar kemungkinan merupakan gen asli kuda lokal Indonesia. Tabel 3. Sebaran Genotipe Warna Bulu Kuda Delman di Tomohon, Manado, Kabupaten Minahasa dan Amurang Lokasi Sebaran Genotipe A_ aa B_ bb D_ dd Rr rr S_ ss Tomohon Manado Kabupaten Minahasa Amurang Kuda dengan genotipe A_ banyak ditemukan di empat lokasi pengamatan. Kuda yang memiliki gen A berpenampilan merah kecoklatan dengan warna hitam pada bagian surai, ekor dan kaki. Gen A juga ditemukan pada kuda delman berwarna bay-cream. Dominasi gen A pada pola warna bulu kuda delman di Sulawesi Utara, seperti yang ditemukan Nozawa et al. (1981) pada kuda lokal di Sulawesi Selatan memberikan indikasi bahwa secara umum pola warna bay mendominasi pola warna kuda Indonesia. Soehardjono (1990) menyatakan bahwa 32

13 kuda Sandel merupakan kuda asli Indonesia yang memiliki warna coklat tua kemerahan dengan bulu dan kaki bagian bawah berwarna hitam. Castle (1953) menyatakan bahwa gen D dalam bentuk heterozigot berperan dalam membentuk pola warna chesnut-cream dan bay-cream. Kuda dengan genotip D masih sedikit ditemukan di lokasi pengamatan akan tetapi masih lebih banyak daripada gen S dan R. Hal ini mengindikasikan warna ini sudah dintroduksi di wilayah Sulawesi Utara. Menurut Edwards (1994) kuda Sumba asli Indonesia mempunyai warna asli dominan dun atau bopong yang mirip dengan warna baycream. Fenotipe pola warna dun atau bopong adalah garis hitam dipunggung dengan warna hitam pada surai dan ekor. Frekuensi Gen dan Jarak Genetik Frekuensi gen pola warna bulu kuda delman diperoleh berdasarkan frekuensi genotipe pada Tabel 3. Frekuensi gen disajikan pada Tabel 4 dan 5. Gen r dan gen s mempunyai nilai 1 karena gen R dan gen S tidak ditemukan di Tomohon. Gen r dan s sudah terfiksasi di daerah Tomohon. Hal ini berarti kuda roan dan tobiano tidak ditemukan di daerah tersebut. Gen r juga telah terfiksasi di Manado, frekuensi gen r di Manado ditemukan sebesar 1. Nilai frekuensi yang tinggi ditemukan pada gen r dan s di Kabupaten Minahasa. Frekuensi gen A dan B di daerah Tomohon masingmasing ditemukan hampir 0,5. Hal ini menunjukkan gen dominan dan gen resesif pada lokus sifat warna agouti dan sifat black di Tomohon hampir seimbang. Keseimbangan frekuensi kedua sifat tersebut pada tiga daerah pengamatan lainnya tidak ditemukan. Tabel 4. Frekuensi Gen Pola Warna Bulu A, a, B, b, D dan d pada Kuda Delman di Tomohon, Manado, Kabupaten Minahasa dan Amurang Lokasi Tomohon Manado Kabupaten Minahasa Amurang Frekuensi Gen A A B b D d 0,4951 0,5049 0,4756 0,5244 0,0871 0,9129 0,5991 0,4009 0,5624 0,4376 0,0660 0,9340 0,5846 0,4154 0,5473 0,4527 0,0481 0,9519 0,5670 0,4330 0,5196 0,4804 0,0194 0,

14 Tabel 5. Frekuensi Gen Pola Warna Bulu R, r, S dan s di Tomohon, Manado, Kabupaten Minahasa dan Amurang Lokasi Tomohon Manado Kabupaten Minahasa Amurang Frekuensi Gen R r S s ,0305 0,9695 0,0198 0,9802 0,0198 0,9802 0,0691 0, Hasil penelitian Nozawa et al. (1981), menunjukkan gen a memiliki nilai 0 dan gen A mempunyai nilai 1 atau gen A telah terfiksasi pada kuda lokal di Sulawesi Selatan. Sifat pola warna bulu roan dan agouti menunjukkan hal yang sama. Kuda lokal di Sulawesi Selatan memiliki warna bulu non-roan dan non-agouti yang terfiksasi. Hal yang bertentangan ditemukan pada kuda delman di Sulawesi Utara. Pengamatan kuda delman di Sulawesi Utara menunjukkan pola warna agouti dan roan. Hal tersebut kemungkinan disebabkan introduksi kuda pacu afkir ke dalam kelompok kuda delman. Kuda pacu afkir yang diduga diintroduksi berasal dari bangsa Throughbred. Kidd (1995) menyatakan bahwa bangsa Throughbred memiliki pola warna bulu yang ada di seluruh bangsa. Kedekatan hubungan kekerabatan suatu kelompok ternak dapat ditentukan berdasarkan jarak genetik. Semakin dekat jarak genetik antara dua kelompok ternak maka semakin dekat pula ketidakserupaan genetik di antara keduanya sehingga disimpulkan hubungan kekerabatan antara keduanya semakin dekat. Semakin jauh jarak genetik antara dua kelompok ternak maka semakin besar ketidakserupaan genetik antara keduanya sehingga hubungan kekerabatan antara keduanya semakin jauh. Jarak genetik antara kuda delman di Tomohon, Manado, Kabupaten Minahasa dan Amurang disajikan pada Tabel 6. Gambar 15 menyajikan dendogram jarak ketidakserupaan genetik pola warna bulu kuda delman di empat lokasi pengamatan. Kuda delman di daerah Tomohon mempunyai jarak genetik yang jauh dari daerah Manado (0,005145), yang menandakan ketidakserupaan genetik yang antara keduanya tinggi. Hal tersebut diperlihatkan dengan nilai ketidakserupaan genetik pola warna bulu sebesar 0, Kuda delman Manado dan Kabupaten Minahasa mempunyai jarak genetik yang terdekat dibandingkan daerah lain (0,00033) yang 34

15 berarti ketidakserupaan genetik antara keduanya rendah. Nilai ketidakserupaan genetik antara kedua lokasi pengamatan tersebut adalah 0, Tomohon terletak pada jalur sirkulasi utama yang menghubungkan antara Manado sebagai ibukota propinsi dan kota-kota lain di wilayah Kabupaten Minahasa. Lokasi Tomohon memungkinkan migrasi kuda delman yang berasal dari dan ke luar kota, sehingga frekuensi gen pola warna bulu kuda mengalami perubahan sampai dengan mengalami keseimbangan baru pada gen pola warna bulu. Stansfield (1983) menyatakan bahwa frekuensi gen dapat berubah setiap kali suatu populasi dimasuki imigran dari populasi lain. Kuda delman dari luar Tomohon atau kuda imigran kemungkinan dalam sejarahnya pernah didatangkan ke Tomohon. Populasi campuran pada kuda delman di Tomohon kemungkinan berakibat pada perbedaan pola warna bulu kuda delman Tomohon dengan membentuk kerumunan (cluster) baru yang berbeda dengan kuda delman yang berasal dari tiga lokasi lain. Tabel 6. Matriks Jarak Genetik Pola Warna Bulu Antara Kuda Lokal di Tomohon, Manado, Kabupaten Minahasa dan Amurang Lokasi Tomohon Manado Kabupaten Minahasa Tomohon Manado 0, Kabupaten Minahasa 0, ,00033 Amurang 0, , , Amurang Berdasarkan dendogram pada Gambar 15, kuda delman yang diamati dibedakan menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok Manado- Kabupaten Minahasa karena memiliki jarak genetik pola warna bulu yang dekat. Kuda delman Manado dan Kabupaten Minahasa membentuk kelompok yang berbeda dengan Amurang. Kedekatan genetik pola warna bulu kuda delman antara lokasi Manado dan Amurang kemungkinan lebih disebabkan jarak antara lokasi geografis yang berdekatan. Jarak geografis antara Manado-Kabupaten Minahasa (Tondano, Kawangkoan dan Langowan) sekitar 35,05 km (Pemerintah Kota Tomohon, 2009). Kelompok kedua adalah kelompok Manado-Kabupaten Minahasa dan Amurang. Amurang berjarak sekitar 64 km dari Manado yang relatif lebih jauh dibandingkan dengan jarak kelompok kuda delman Manado-Kabupaten Minahasa. Jarak geografis 35

16 yang dekat memungkinkan kedekatan genetik pola warna bulu kuda delman. Tomohon membentuk kelompok sendiri yang berbeda dengan tiga lokasi pengamatan lain. Hal ini mungkin disebabkan topografi daerah Tomohon yang berbukit dan pegunungan. Tomohon merupakan daerah yang dikelilingi empat pegunungan (Hardjono a, 2004). Menurut Ohsawa et al. (2008) variasi genetik dalam suatu populasi dapat disebabkan topografi tetapi variasi antara populasi hampir tidak dipengaruhi faktor geografis Manado Minahasa Amurang Tomohon Gambar 15. Dendogram Ketidakserupaan Genetik Warna Bulu Kuda Delman Tomohon, Manado, Kabupaten Minahasa dan Amurang Penelitian sebelumnya mengenai protein darah kuda di Sulawesi Utara yang dilakukan oleh Lisnawati (2011) menemukan, bahwa kekerabatan kuda Kabupaten Minahasa lebih dekat dengan kuda Amurang (Kabupaten Minahasa Selatan) tetapi masih berada dalam satu kelompok dengan kuda Manado. Tomohon merupakan kelompok yang berbeda dengan tiga lokasi lainnya. Hal ini sesuai dengan dendogram pada Gambar 15. Penelitian protein darah kuda di Sulawesi Utara menunjukkan hasil yang lebih akurat. 36

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penentuan Fenotipe

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penentuan Fenotipe MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian menggunakan data sekunder dan dilakukan selama satu bulan pada bulan Februari-Maret di Laboratorim Komputasi Bagian Pemuliaan dan Genetika, Departemen Ilmu

Lebih terperinci

Gambar 3. Peta Sulawesi Utara

Gambar 3. Peta Sulawesi Utara HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Lokasi Penelitian Propinsi Sulawesi Utara mencakup luas 15.272,44 km 2, berbentuk jazirah yang memanjang dari arah Barat ke Timur pada 121-127 BT dan 0 3-4 0 LU. Kedudukan

Lebih terperinci

KARAKTERISASI, KERAGAMAN POLA WARNA, CORAK TUBUH DAN GENETIK KUDA LOKAL SULAWESI UTARA

KARAKTERISASI, KERAGAMAN POLA WARNA, CORAK TUBUH DAN GENETIK KUDA LOKAL SULAWESI UTARA 35 KARAKTERISASI, KERAGAMAN POLA WARNA, CORAK TUBUH DAN GENETIK KUDA LOKAL SULAWESI UTARA Pendahuluan Populasi kuda lokal di Sulawesi Utara memiliki karakteristik baik morfologi maupun pola warna tubuh

Lebih terperinci

ANALISIS POLA WARNA BULU PADA KUDA DELMAN LOKAL DI SULAWESI UTARA SKRIPSI CINTYA ADE PUTRIANA

ANALISIS POLA WARNA BULU PADA KUDA DELMAN LOKAL DI SULAWESI UTARA SKRIPSI CINTYA ADE PUTRIANA ANALISIS POLA WARNA BULU PADA KUDA DELMAN LOKAL DI SULAWESI UTARA SKRIPSI CINTYA ADE PUTRIANA DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011 i RINGKASAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Kuda Kuda Lokal Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA Kuda Kuda Lokal Indonesia TINJAUAN PUSTAKA Kuda Kuda telah didomestikasi lebih daripada 6.000 tahun yang lalu di daerah stepa yang sekarang dikenal dengan daerah Rusia Selatan dan Ukraina. Sejak itu kuda mempunyai banyak manfaat

Lebih terperinci

PEMBAHASAN UMUM. Keadaan Umum Lokasi Penelitian

PEMBAHASAN UMUM. Keadaan Umum Lokasi Penelitian 79 PEMBAHASAN UMUM Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kuda di Sulawesi Utara telah dikenal sejak lama dimana pemanfatan ternak ini hampir dapat dijumpai di seluruh daerah sebagai ternak tunggangan, menarik

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. zoologis kuda termasuk dalam kingdom animalia, filum chordata, class mamalia,

TINJAUAN PUSTAKA. zoologis kuda termasuk dalam kingdom animalia, filum chordata, class mamalia, TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Penyebaran Kuda Kuda merupakan salah satu hewan liar yang didomestifikasi. Secara zoologis kuda termasuk dalam kingdom animalia, filum chordata, class mamalia, subclass

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN BAHAN DAN METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian inidilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan September 2016 berlokasi di Kabupaten Humbang Hasundutan, Samosir, Karodan Tapanuli Utara,

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Kondisi Geografis Luas wilayah Kota Bogor tercatat 11.850 Ha atau 0,27 persen dari luas Propinsi Jawa Barat. Secara administrasi, Kota Bogor terdiri dari 6 Kecamatan, yaitu

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Lokasi Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Lokasi Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Penelitian Ciamis, Jawa Barat Kabupaten Ciamis merupakan daerah dataran tinggi yang memiliki luasan sekitar 244.479 Ha. Secara geografis Kabupaten Ciamis terletak

Lebih terperinci

A~a n = B~b~b 1 n = C~c b ~c s ~c a ~c n = D~d n = i~i n= L~l n = o~o n = = h.

A~a n = B~b~b 1 n = C~c b ~c s ~c a ~c n = D~d n = i~i n= L~l n = o~o n = = h. Lokus o~o yang terpaut kromosom X akan memberikan tiga macam warna fenotipe yaitu oranye (a 1 ), tortoiseshell (a ) dan bukan oranye (a ) dengan jumlah a 1 + a + a = n. Frekuensi alel ditentukan dengan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Terisi secara geografis terletak pada 108 o o 17 bujur

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Terisi secara geografis terletak pada 108 o o 17 bujur IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Wilayah Penelitian Kecamatan Terisi secara geografis terletak pada 108 o 04-108 o 17 bujur timur dan 6 o 36-6 o 48 lintang selatan memiliki luas wilayah 174,22

Lebih terperinci

ES R K I R P I S P I S SI S S I TEM

ES R K I R P I S P I S SI S S I TEM 69 4. DESKRIPSI SISTEM SOSIAL EKOLOGI KAWASAN PENELITIAN 4.1 Kondisi Ekologi Lokasi studi dilakukan pada pesisir Ratatotok terletak di pantai selatan Sulawesi Utara yang termasuk dalam wilayah administrasi

Lebih terperinci

UKURAN DAN BENTUK TUBUH KUDA DELMAN LOKAL PADA POPULASI MANADO, MINAHASA, MINAHASA SELATAN DAN TOMOHON SULAWESI UTARA SKRIPSI AMUDI EBIGHANS HUTASOIT

UKURAN DAN BENTUK TUBUH KUDA DELMAN LOKAL PADA POPULASI MANADO, MINAHASA, MINAHASA SELATAN DAN TOMOHON SULAWESI UTARA SKRIPSI AMUDI EBIGHANS HUTASOIT UKURAN DAN BENTUK TUBUH KUDA DELMAN LOKAL PADA POPULASI MANADO, MINAHASA, MINAHASA SELATAN DAN TOMOHON SULAWESI UTARA SKRIPSI AMUDI EBIGHANS HUTASOIT DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA 1.1 Gambaran Umum Lokasi Penilitian Sejarah Desa Bale Luas, Batas dan Topografi Wilayah

BAB IV ANALISIS DATA 1.1 Gambaran Umum Lokasi Penilitian Sejarah Desa Bale Luas, Batas dan Topografi Wilayah BAB IV ANALISIS DATA 1.1 Gambaran Umum Lokasi Penilitian 4.1.1 Sejarah Desa Bale Desa Bale terletak diwilayah timur Indonesia tepatnya di wilayah Maluku Utara. Pada tahun 1800an kesultanan ternate berkunjung

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 39 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Letak Geografis dan Administrasi Kabupaten Deli Serdang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara dan secara geografis Kabupaten ini terletak pada 2º 57-3º

Lebih terperinci

Alel Ganda Suhardi, S.Pt.,MP

Alel Ganda Suhardi, S.Pt.,MP Alel Ganda Suhardi, S.Pt.,MP Alel Ganda Alel Merupakan bentuk alternatif suatu gen yang terdapat pada lokus ( tempat ) tertentu Alel ganda ( multiple alleles ) adalah bila dalam satu lokus terdapat lebih

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian identifikasi sifat kualitatif dan kuantitatif pada kuda Sumba

HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian identifikasi sifat kualitatif dan kuantitatif pada kuda Sumba 38 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Penelitian identifikasi sifat kualitatif dan kuantitatif pada kuda Sumba jantan dilakukan di peternak-peternak yang ada dikota Waingapu, Kabupaten

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik 4.1.1 Wilayah Administrasi Kota Bandung merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat. Kota Bandung terletak pada 6 o 49 58 hingga 6 o 58 38 Lintang Selatan dan 107 o 32 32 hingga

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI. KL 4099 Tugas Akhir. Bab 2

GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI. KL 4099 Tugas Akhir. Bab 2 Desain Pengamananan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara Bab 2 GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI Bab 2 GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang

Lebih terperinci

V. DESKRIPSI WILAYAH DAN RUMAHTANGGA PETANI USAHA TERNAK SAPI-TANAMAN. umum rumahtangga petani peternak sapi sebagai responden. Keadaan umum wilayah

V. DESKRIPSI WILAYAH DAN RUMAHTANGGA PETANI USAHA TERNAK SAPI-TANAMAN. umum rumahtangga petani peternak sapi sebagai responden. Keadaan umum wilayah V. DESKRIPSI WILAYAH DAN RUMAHTANGGA PETANI USAHA TERNAK SAPI-TANAMAN Pada bagian ini akan dibahas keadaan umum wilayah penelitian dan keadaan umum rumahtangga petani peternak sapi sebagai responden. Keadaan

Lebih terperinci

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN MINAHASA UTARA

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN MINAHASA UTARA 2.1 GEOGRAFIS, ADMINISTRATIF, DAN KONDISI FISIK 1. Geografis Kabupaten Minahasa Utara terletak pada 1 0 17 51,93 LU - 1 0 56 41,03 LU dan 124 0 40 38,39 BT - 125 0 5 15,53 BT dengan batas-batas sebagai

Lebih terperinci

KL 4099 Tugas Akhir. Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari. Bab 2 GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

KL 4099 Tugas Akhir. Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari. Bab 2 GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari Bab 2 GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI Bab GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Kota Bogor mempunyai luas wilayah km 2 atau 0.27 persen dari

V. GAMBARAN UMUM. Kota Bogor mempunyai luas wilayah km 2 atau 0.27 persen dari V. GAMBARAN UMUM 5.1. Kondisi Geografis Kota Bogor mempunyai luas wilayah 118 50 km 2 atau 0.27 persen dari luas propinsi Jawa barat. Secara geografis, Kota Bogor terletak diantara 106 derajat 43 30 BT-106

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM GENETIKA TANAMAN MATERI INTERAKSI GEN

MODUL PRAKTIKUM GENETIKA TANAMAN MATERI INTERAKSI GEN MODUL PRAKTIKUM GENETIKA TANAMAN 2015 3. MATERI INTERAKSI GEN Setiap gen memiliki pekerjaan sendiri-sendiri untuk menumbuhkan karakter tapi ada beberapa gen yang berinteraksi atau dipengaruhi oleh gen

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Tabel 2. Jumlah Kuda yang Diamati Berdasarkan Lokasi dan Jenis Kelamin

MATERI DAN METODE. Tabel 2. Jumlah Kuda yang Diamati Berdasarkan Lokasi dan Jenis Kelamin MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pemuliaan dan Genetika Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Lebih terperinci

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah 2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dengan ibukota Samarinda berdiri pada tanggal 7 Desember 1956, dengan dasar hukum Undang-Undang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 48 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Utara 1. Kondisi Geografis Kabupaten Lampung Utara merupakan salah satu dari 14 kabupaten/kota yang ada di Propinsi Lampung. Kabupaten

Lebih terperinci

GENETIKA DAN HUKUM MENDEL

GENETIKA DAN HUKUM MENDEL GENETIKA DAN HUKUM MENDEL Pengertian Gen Pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Hunt Morgan, ahli Genetika dan Embriologi Amerika Serikat (1911), yang mengatakan bahwa substansi hereditas yang dinamakan

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM LOKASI STUDI

IV. KONDISI UMUM LOKASI STUDI IV. KONDISI UMUM LOKASI STUDI 4.1. Letak Geografis Posisi geografis Wilayah Pengembangan Kawasan Agropolitan Ciwidey menurut Peta Rupa Bumi Bakorsurtanal adalah antara 107 0 31 30 BB 107 0 31 30 BT dan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Lokasi dan Topografi Kabupaten Donggala memiliki 21 kecamatan dan 278 desa, dengan luas wilayah 10 471.71 kilometerpersegi. Wilayah ini

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 6. Pewarisan Sifat pada Makhluk HidupLatihan Soal 6.2

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 6. Pewarisan Sifat pada Makhluk HidupLatihan Soal 6.2 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 6. Pewarisan Sifat pada Makhluk HidupLatihan Soal 6.2 1. Kacang Ercis biji bulat dominan terhadap biji lonjong maka genotip untuk kacang ercis biji bulat adalah... B BB dan Bb

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas 29 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat 1. Keadaan Geografis Kabupaten Lampung Barat dengan ibukota Liwa merupakan salah satu kabupaten/kota yang berada di wilayah

Lebih terperinci

4.1. Letak dan Luas Wilayah

4.1. Letak dan Luas Wilayah 4.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Lamandau merupakan salah satu Kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Kotawaringin Barat. Secara geografis Kabupaten Lamandau terletak pada 1 9-3 36 Lintang Selatan dan

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian ini meliputi wilayah Kota Palangkaraya, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Katingan, Kabupaten

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan 77 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada 104 552-105 102 BT dan 4 102-4 422 LS. Batas-batas wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat secara geografis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam Siswanto (2006) mendefinisikan sumberdaya lahan (land resource) sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dalam Siswanto (2006) mendefinisikan sumberdaya lahan (land resource) sebagai A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Sumberdaya lahan merupakan suatu sumberdaya alam yang sangat penting bagi mahluk hidup, dengan tanah yang menduduki lapisan atas permukaan bumi yang tersusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pulau Sumatera merupakan salah satu dari lima pulau terbesar yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pulau Sumatera merupakan salah satu dari lima pulau terbesar yang terdiri 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pulau Sumatera merupakan salah satu dari lima pulau terbesar yang terdiri dari sepuluh Provinsi. Salah satu provinsi yang ada di Pulau Sumatera adalah Provinsi

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai 49 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Penelitian Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara 4 0 14 sampai 4 0 55 Lintang Selatan dan diantara 103 0 22 sampai 104

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Kuda

TINJAUAN PUSTAKA Kuda TINJAUAN PUSTAKA Kuda Kuda (Equus caballus atau Equus ferus caballus) memiliki klasifikasi ilmiah yaitu kerajaan Animalia (hewan), filum Chordata (bertulang belakang), kelas Mammalia (menyusui), ordo Perissodactylater

Lebih terperinci

GEOMORFOLOGI BALI DAN NUSA TENGGARA

GEOMORFOLOGI BALI DAN NUSA TENGGARA GEOMORFOLOGI BALI DAN NUSA TENGGARA PULAU BALI 1. Letak Geografis, Batas Administrasi, dan Luas Wilayah Secara geografis Provinsi Bali terletak pada 8 3'40" - 8 50'48" Lintang Selatan dan 114 25'53" -

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

Aplikasi Kombinatorial dan Peluang Diskrit Untuk Menyelesaikan Masalah-Masalah dalam Hukum Pewarisan Mendel

Aplikasi Kombinatorial dan Peluang Diskrit Untuk Menyelesaikan Masalah-Masalah dalam Hukum Pewarisan Mendel Aplikasi Kombinatorial dan Peluang Diskrit Untuk Menyelesaikan Masalah-Masalah dalam Hukum Pewarisan Mendel Andri Rizki Aminulloh 13506033 Program Studi Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Tabel 3. Jumlah Kuda Delman yang Diamati pada Masing-masing Lokasi

MATERI DAN METODE. Tabel 3. Jumlah Kuda Delman yang Diamati pada Masing-masing Lokasi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini menggunakan data sekunder pengamatan yang dilakukan oleh Dr. Ir. Ben Juvarda Takaendengan, M.Si. Pengolahan data dilakukan di Laboratorium Pemuliaan dan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Fisiografi 1. Letak Wilayah Secara Geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 110 33 00 dan 110 13 00 Bujur Timur, 7 34 51 dan 7 47 30 Lintang Selatan. Wilayah

Lebih terperinci

Suhardi, S.Pt.,MP MONOHIBRID

Suhardi, S.Pt.,MP MONOHIBRID Suhardi, S.Pt.,MP MONOHIBRID TERMINOLOGI P individu tetua F1 keturunan pertama F2 keturunan kedua Gen D gen atau alel dominan Gen d gen atau alel resesif Alel bentuk alternatif suatu gen yang terdapat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Kondisi Umum Kabupaten Kuantan Singingi. Pembentukan Kabupaten Kuantan Singingi didasari dengan Undang-undang

II. TINJAUAN PUSTAKA Kondisi Umum Kabupaten Kuantan Singingi. Pembentukan Kabupaten Kuantan Singingi didasari dengan Undang-undang II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kondisi Umum Kabupaten Kuantan Singingi Kabupaten Kuantan Singingi adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Riau, hasil pemekaran dari Kabupaten induknya yaitu Kabupaten Indragiri

Lebih terperinci

PENGAMATAN PENYEBARAN DAN SIFAT KUALITATIF PADA TERNAK KUDA (Equuscaballus) DI SUMATERA UTARA

PENGAMATAN PENYEBARAN DAN SIFAT KUALITATIF PADA TERNAK KUDA (Equuscaballus) DI SUMATERA UTARA PENGAMATAN PENYEBARAN DAN SIFAT KUALITATIF PADA TERNAK KUDA (Equuscaballus) DI SUMATERA UTARA SKRIPSI Oleh : ABDUL GULTOM 110306041 PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM WILAYAH

KEADAAN UMUM WILAYAH 40 IV. KEADAAN UMUM WILAYAH 4.1 Biofisik Kawasan 4.1.1 Letak dan Luas Kabupaten Murung Raya memiliki luas 23.700 Km 2, secara geografis terletak di koordinat 113 o 20 115 o 55 BT dan antara 0 o 53 48 0

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dilaksanakan dari bulan Mei 2016 sampai Juni 2016.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dilaksanakan dari bulan Mei 2016 sampai Juni 2016. BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di 2 (dua) kecamatan yaitu Kecamatan Barusjahe dan Kecamatan Dolat Rayat Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara. Penelitian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu tanaman II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kedelai 2.1.1 Taksonomi dan Morfologi Tanaman kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu tanaman pangan dari famili Leguminosae yang berumur pendek. Secara

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kuda Sumba atau lebih dikenal Sandal memiliki keistimewaan memiliki daya tahan tinggi terhadap iklim tropis dan juga memiliki kecepatan lari yang baik dengan warna bulu

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Amplifikasi DNA Mikrosatelit

HASIL DAN PEMBAHASAN Amplifikasi DNA Mikrosatelit HASIL DAN PEMBAHASAN Amplifikasi DNA Mikrosatelit Amplifikasi DNA mikrosatelit pada sapi Katingan dianalisis menggunakan tiga primer yaitu ILSTS073, ILSTS030 dan HEL013. Ketiga primer tersebut dapat mengamplifikasi

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Permukiman menunjukkan tempat bermukim manusia dan bertempat tinggal menetap dan

I. PENDAHULUAN. Permukiman menunjukkan tempat bermukim manusia dan bertempat tinggal menetap dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permukiman menunjukkan tempat bermukim manusia dan bertempat tinggal menetap dan melakukan kegiatan/aktivitas sehari-harinya. Permukiman dapat diartikan sebagai

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH

KARAKTERISTIK WILAYAH III. KARAKTERISTIK WILAYAH A. Karakteristik Wilayah Studi 1. Letak Geografis Kecamatan Playen terletak pada posisi astronomi antara 7 o.53.00-8 o.00.00 Lintang Selatan dan 110 o.26.30-110 o.35.30 Bujur

Lebih terperinci

Dasar pewarisan sifat pada ternak Factor-faktor yang mempengaruhi fenotif ternak Genetika populasi

Dasar pewarisan sifat pada ternak Factor-faktor yang mempengaruhi fenotif ternak Genetika populasi Dasar pewarisan sifat pada ternak Factor-faktor yang mempengaruhi fenotif ternak Genetika populasi Apabila kita mengawinkan sapi Bali, maka anaknya yang diharapkan adalah sapi Bali bukan sapi madura. Demikian

Lebih terperinci

PENDUGAAN REPITABILITAS SIFAT KECEPATAN DAN KEMAMPUAN MEMPERTAHANKAN KECEPATAN PADA KUDA PACU SULAWESI UTARA

PENDUGAAN REPITABILITAS SIFAT KECEPATAN DAN KEMAMPUAN MEMPERTAHANKAN KECEPATAN PADA KUDA PACU SULAWESI UTARA 55 PENDUGAAN REPITABILITAS SIFAT KECEPATAN DAN KEMAMPUAN MEMPERTAHANKAN KECEPATAN PADA KUDA PACU SULAWESI UTARA Pendahuluan Kuda pacu Indonesia merupakan ternak hasil silangan antara kuda lokal Indonesia

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Kota Bandar Lampung Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah yang dijadikan sebagai pusat kegiatan pemerintahan, politik,

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

PENGUJIAN KESETIMBANGAN HARDY-WEINBERG. Tujuan : Mempelajari kesetimbangan Hardy-Weinberg dengan frekuensi alel dan gen.

PENGUJIAN KESETIMBANGAN HARDY-WEINBERG. Tujuan : Mempelajari kesetimbangan Hardy-Weinberg dengan frekuensi alel dan gen. PENGUJIAN KESETIMBANGAN HARDY-WEINBERG Tujuan : Mempelajari kesetimbangan Hardy-Weinberg dengan frekuensi alel dan gen. PENDAHULUAN Pada tahun 1908, ahli Matematika Inggris G.H. Hardy dan seorang ahli

Lebih terperinci

Problems of Hardy-Weinberg Principle

Problems of Hardy-Weinberg Principle Problems of Hardy-Weinberg Principle Priyambodo, M.Sc. staff.unila.ac.id/priyambodo staff.unila.ac.id/priyambodo Soal 1 Populasi di Kelurahan Gedung Meneng terdiri atas 2000 penduduk, yang terdiri atas

Lebih terperinci

EPISTASI DAN HIPOSTASI Luisa Diana Handoyo, M.Si.

EPISTASI DAN HIPOSTASI Luisa Diana Handoyo, M.Si. EPISTASI DAN HIPOSTASI Luisa Diana Handoyo, M.Si. Selain mengalami berbagai modifikasi fenotipe karena adanya peristiwa aksi gen tertentu, terdapat pula penyimpangan semu terhadap hukum Mendel yang tidak

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Letak dan Kondisi Penelitian Kabupaten Cirebon dengan luas wilayah 990,36 km 2 merupakan bagian dari wilayah Provinsi Jawa Barat yang terletak di bagian timur dan merupakan

Lebih terperinci

- - PEWARISAN SIFAT - - sbl5gen

- - PEWARISAN SIFAT - - sbl5gen - - PEWARISAN SIFAT - - Modul ini singkron dengan Aplikasi Android, Download melalui Play Store di HP Kamu, ketik di pencarian sbl5gen Jika Kamu kesulitan, Tanyakan ke tentor bagaimana cara downloadnya.

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MINAHASA UTARA DI PROVINSI SULAWESI UTARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MINAHASA UTARA DI PROVINSI SULAWESI UTARA www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MINAHASA UTARA DI PROVINSI SULAWESI UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN A. Letak Geografis Kabupaten Sleman Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang mulai 110⁰ 13' 00" sampai dengan 110⁰ 33' 00" Bujur Timur, dan

Lebih terperinci

Tanaman Penyerbuk Silang CROSS POLLINATED CROPS METODE PEMULIAAN TANAMAN

Tanaman Penyerbuk Silang CROSS POLLINATED CROPS METODE PEMULIAAN TANAMAN Tanaman Penyerbuk Silang CROSS POLLINATED CROPS METODE PEMULIAAN TANAMAN Dasar Genetik Tanaman Penyerbuk Silang Heterosigot dan heterogenous Satu individu dan individu lainnya genetis berbeda Keragaman

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. terutama telurnya. Telur puyuh sangat disukai karena selain bentuknya yang

PENDAHULUAN. terutama telurnya. Telur puyuh sangat disukai karena selain bentuknya yang 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puyuh merupakan ternak unggas yang cukup popular di masyarakat terutama telurnya. Telur puyuh sangat disukai karena selain bentuknya yang mungil yang cocok untuk dimasukkan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1998 TENTANG PENETAPAN KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI TERPADU MANADO-BITUNG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1998 TENTANG PENETAPAN KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI TERPADU MANADO-BITUNG KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 14 TAHUN 1998 TENTANG PENETAPAN KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI TERPADU MANADO-BITUNG PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa dalam upaya memacu dan meningkatkan kegiatan pembangunan serta

Lebih terperinci

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec BAB III KONDISI UMUM LOKASI Lokasi penelitian bertempat di Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Kota Banjarbaru, Kabupaten Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Kendari dengan Ibukotanya Kendari yang sekaligus Ibukota Propinsi

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Kendari dengan Ibukotanya Kendari yang sekaligus Ibukota Propinsi 70 V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1 Letak Geografis Kota Kendari dengan Ibukotanya Kendari yang sekaligus Ibukota Propinsi Sulawesi Tenggara, secara geografis terletak dibagian selatan garis katulistiwa

Lebih terperinci

PENDUGAAN BOBOT BADAN KUDA DELMAN BERDASARKAN BERBAGAI VARIABEL UKURAN LINEAR PERMUKAAN TUBUH MENGGUNAKAN ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA

PENDUGAAN BOBOT BADAN KUDA DELMAN BERDASARKAN BERBAGAI VARIABEL UKURAN LINEAR PERMUKAAN TUBUH MENGGUNAKAN ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA PENDUGAAN BOBOT BADAN KUDA DELMAN BERDASARKAN BERBAGAI VARIABEL UKURAN LINEAR PERMUKAAN TUBUH MENGGUNAKAN ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA SKRIPSI ESTER IKE MAHARANI S DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

Gambar 2 Peta administrasi DAS Cisadane segmen hulu.

Gambar 2 Peta administrasi DAS Cisadane segmen hulu. 25 IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak dan luas DAS Cisadane segmen Hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Cisadane secara keseluruhan terletak antara 106º17-107º BT dan 6º02-6º54 LS. DAS Cisadane segmen hulu berdasarkan

Lebih terperinci

Gambaran Umum Wilayah

Gambaran Umum Wilayah Bab 2: Gambaran Umum Wilayah 2.1 Geogrfis, Administratif dan Kondisi Fisik Kabupaten Minahasa Selatan adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Sulawesi Utara. Ibukota Kabupaten Minahasa Selatan adalah Amurang,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. IV. GAMBARAN UMUM A. Kondisi Umum Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. Luas wilayah Kabupaten Lampung Tengah sebesar 13,57 % dari Total Luas

Lebih terperinci

Pola pemukiman berdasarkan kultur penduduk

Pola pemukiman berdasarkan kultur penduduk Pola Pemukiman Terpusat Pola Pemukiman Linier Pola pemukiman berdasarkan kultur penduduk Adanya pemukiman penduduk di dataran rendah dan dataran tinggi sangat berkaitan dengan perbedaan potensi fisik dan

Lebih terperinci

Sumber

Sumber UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MINAHASA SELATAN DAN KOTA TOMOHON DI PROVINSI SULAWESI UTARA Menimbang : DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Fisik Kabupaten Lampung Timur Kabupaten Lampung Timur dibentuk berdasarkan Undang Undang Nomor 12 Tahun 1999, diresmikan pada tanggal 27 April 1999 dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sedikit berbukit. Kecamatan Tanjung Bintang merupakan daerah yang sebagian

I. PENDAHULUAN. sedikit berbukit. Kecamatan Tanjung Bintang merupakan daerah yang sebagian 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi Geografis Kecamatan Tanjung Bintang merupakan daerah dataran yang sedikit berbukit. Kecamatan Tanjung Bintang merupakan daerah yang sebagian wilayahnya dimanfaatkan

Lebih terperinci

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN Geografis dan Administratif Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru terbentuk di Provinsi Sulawesi Tengah berdasarkan Undang-Undang Nomor 51 tahun

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU

GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU 75 GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU Sumatera Barat dikenal sebagai salah satu propinsi yang masih memiliki tutupan hutan yang baik dan kaya akan sumberdaya air serta memiliki banyak sungai. Untuk kemudahan dalam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai telah dibudidayakan sejak abad ke-17 dan telah ditanam di berbagai daerah di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai telah dibudidayakan sejak abad ke-17 dan telah ditanam di berbagai daerah di II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kedelai 2.1.1 Klasifikasi tanaman kedelai Kedelai telah dibudidayakan sejak abad ke-17 dan telah ditanam di berbagai daerah di Indonesia. Daerah utama penanaman kedelai

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Lokasi Geografis

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Lokasi Geografis 33 KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Lokasi Geografis Daerah penelitian terletak di Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Kecamatan Imogiri berada di sebelah Tenggara dari Ibukota Kabupaten Bantul.

Lebih terperinci

2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik. A. Kondsi Geografis

2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik. A. Kondsi Geografis 2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik A. Kondsi Geografis Kabupaten Bolaang Mongondow adalah salah satu kabupaten di provinsi Sulawesi Utara. Ibukota Kabupaten Bolaang Mongondow adalah Lolak,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Lokal Kalimantan Tengah

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Lokal Kalimantan Tengah TINJAUAN PUSTAKA Sapi Lokal Kalimantan Tengah Berdasarkan aspek pewilayahan Kalimantan Tengah mempunyai potensi besar untuk pengembangan peternakan dilihat dari luas lahan 153.564 km 2 yang terdiri atas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. murni yang masih sedikit dan wawasan peternak masih sangat minim dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. murni yang masih sedikit dan wawasan peternak masih sangat minim dalam 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Lokal Ayam lokal di Indonesia telah lama dikembangkan oleh masyarakat Indonesia dan biasanya sering disebut dengan ayam buras. Ayam buras di Indonesia memiliki perkembangan

Lebih terperinci

III. KEADAAN UMUM LOKASI

III. KEADAAN UMUM LOKASI III. KEADAAN UMUM LOKASI Penelitian dilakukan di wilayah Jawa Timur dan berdasarkan jenis datanya terbagi menjadi 2 yaitu: data habitat dan morfometri. Data karakteristik habitat diambil di Kabupaten Nganjuk,

Lebih terperinci

XII biologi. Kelas PENYIMPANGAN HUKUM MENDEL I. Kurikulum 2006/2013. A. Pola-Pola Hereditas. Tujuan Pembelajaran

XII biologi. Kelas PENYIMPANGAN HUKUM MENDEL I. Kurikulum 2006/2013. A. Pola-Pola Hereditas. Tujuan Pembelajaran Kurikulum 2006/2013 Kelas XII biologi PENYIMPANGAN HUKUM MENDEL I Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Mengetahui jenis-jenis penyimpangan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MINAHASA UTARA DI PROVINSI SULAWESI UTARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MINAHASA UTARA DI PROVINSI SULAWESI UTARA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MINAHASA UTARA DI PROVINSI SULAWESI UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Kabupaten Kampar 4.1.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang Selatan, 100º 23' - 101º40' Bujur Timur.

Lebih terperinci

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Fenotipe morfometrik Karakteristik morfometrik ikan nilem meliputi 21 fenotipe yang diukur pada populasi ikan nilem hijau (tetua) dan keturunannya dari hasil perkawinan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Lampung Timur dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 12

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Lampung Timur dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Fisik Kabupaten Lampung Timur Kabupaten Lampung Timur dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1999, diresmikan pada tanggal 27 April 1999 dengan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas wilayah Kabupaten Kuningan secara keseluruhan mencapai 1.195,71

Lebih terperinci

III. KARAKTERISTIK AYAM KUB Sifat Kualitatif Warna Bulu, Shank dan Comb

III. KARAKTERISTIK AYAM KUB Sifat Kualitatif Warna Bulu, Shank dan Comb III. KARAKTERISTIK AYAM KUB-1 A. Sifat Kualitatif Ayam KUB-1 1. Sifat Kualitatif Warna Bulu, Shank dan Comb Sifat-sifat kualitatif ayam KUB-1 sama dengan ayam Kampung pada umumnya yaitu mempunyai warna

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keragaman Alel Protein Darah Hasil penelitian terhadap protein plasma darah didapatkan hasil elektroforesis pita protein muncul ada lima lokus, yaitu Albumin (Alb), Post albumin (Pa),

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN UTARA 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN UTARA 2015 ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.041 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah :

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan 78 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pesawaran Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan UU No.33 Tahun 2007 yang diundangkan pada tanggal 10 Agustus

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci