PENERAPAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA KEKAR DENGAN PENDEKATAN ALGORITMA GRID PADA DATA SPEKTRUM FRONTIER TRANSFORM INFRARED AULIA RIZKI FIRDAWANTI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA KEKAR DENGAN PENDEKATAN ALGORITMA GRID PADA DATA SPEKTRUM FRONTIER TRANSFORM INFRARED AULIA RIZKI FIRDAWANTI"

Transkripsi

1 PENERAPAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA KEKAR DENGAN PENDEKATAN ALGORITMA GRID PADA DATA SPEKTRUM FRONTIER TRANSFORM INFRARED AULIA RIZKI FIRDAWANTI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016

2

3 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Penerapan Analisis Komponen Utama Kekar dengan Pendekatan Algoritma Grid Pada Data Spektrum Frontier Transform Infrared adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Juni 2016 Aulia Rizki Firdawanti NIM G

4

5 ABSTRAK AULIA RIZKI FIRDAWANTI. Penerapan Analisis Komponen Utama Kekar Dengan Pendekatan Algoritma Grid Pada Data Spektrum Frontier Transform Infrared. Dibimbing oleh FARIT MOCHAMAD AFENDI dan LA ODE ABDUL RAHMAN. Analisis komponen utama (AKU) merupakan analisis peubah ganda yang digunakan dalam pereduksian data berdimensi tinggi yang dalam penelitian ini merupakan data hasil pengolahan alat frontier transform infrared (FTIR) yang memiliki jumlah peubah yang jauh lebih besar daripada jumlah amatannya. Keberadaan pencilan akan membuat analisis komponen utama (AKU) yang digunakan menjadi kurang terandalkan karena AKU klasik dibentuk berdasarkan pada matriks penduga ragam peragam yang sensitif terhadap keberadaan data pencilan. Analisis komponen utama kekar (AKU-K) dengan menggunakan algoritma grid yang merupakan pengembangan dari metode projection pursuit (PP) dapat menangani pencilan dengan lebih baik. Hasil penelitian menunjukan bahwa akar ciri dan proporsi keragaman pada komponen utama pertama ke komponen utama kedua AKU mengalami penurunan yang lebih besar dibandingkan AKU-K. Akar ciri dan proporsi keragaman yang dihasilkan AKU-K relatif lebih stabil dibandingkan dengan hasil AKU. Plot tebaran menggunakan metode AKU-K mampu menarik skor amatan pencilan pada metode AKU menjadi lebih dekat dengan skor lainnya. Analisis ragam yang dilakukan menunjukan bahwa terdapat perbedaan perlakuan pada komponen utama kedua untuk AKU. Kemudian penelusuran senyawa kimia dilakukan pada dua komponen utama pertama AKU dan AKU-K dan diperoleh kesimpulan yakni terdapat satu senyawa yang tidak teridentifikasi oleh komponen utama kedua AKU sehingga pencilan mempengaruhi struktur komponen utama kedua. Kata kunci: algoritma grid, analisis komponen utama, analisis komponen utama kekar, FTIR, pencilan.

6 ABSTRACT AULIA RIZKI FIRDAWANTI. Robust Principal Component Analysis with Grid Algorithm Approach in Spectrum of Frontier Transform Infrared Data. Supervised by FARIT MOCHAMAD AFENDI and LA ODE ABDUL RAHMAN. Principal Component Analysis (PCA) is the techniques of multivariate analysis to reduce the dimensionality of a data set in which there are a large number of interrelated variables, while retaining as much as possible of the variation present in the data set. The existence of outliers will make principal component analysis (PCA) does no longer work because PCA was formed based on the covariance matrix which is sensitive to outliers. Robust principal component analysis (RPCA) by using a grid algorithm which is the development of projection pursuit (PP) methods can handle the outliers better. The results showed that the eigen value and proportion cumulative from RPCA are relatively stable than the PCA. Scatter plot of RPCA is able to attract scores of the outliers observation on the PCA and hence it became closer with a score of others. Analysis of variance showed that there are differences in treatment on the second principal component of PCA. After that, search for chemical compounds carried on the first two principal components PCA and RPCA and conclude that there is a compound which is not identified by the second principal components of PCA. Therefore, the outliers affect the structure of the second principal components. Keywords: FTIR, grid algorithm, outliers, principal component analysis, robust principal component analysis.

7 PENERAPAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA KEKAR DENGAN PENDEKATAN ALGORITMA GRID PADA DATA SPEKTRUM FRONTIER TRANSFORM INFRARED AULIA RIZKI FIRDAWANTI Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Statistika pada Departemen Statistika DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016

8

9

10 PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkah dan rahmat-nya lah penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul Penerapan Analisis Komponen Utama Kekar dengan Pendekatan Algoritma Grid Pada Data Spektrum Frontier Transform Infrared. Karya ilmiah ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Statistika pada Departemen Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Penulisan karya ilmiah ini tidak lepas dari bimbingan dan bantuan pihakpihak tekait. Penulis menyampaikan terimakasih kepada : 1. Bapak Dr Farit Mochamad Afendi,MSi dan Bapak La Ode Abdul Rahman, MSi selaku dosen pembimbing yang telah memberikan saran dan kritik yang membangun selama penulisan karya ilmiah ini. 2. Bapak Rudi Heryanto, MSi dari Pusat Studi Biofarmaka LPPM IPB yang telah membantu penulis dalam mendapatkan data. 3. Keluarga penulis yang senantiasa mendukung dan mendoakan kelancaran studi penulis. 4. Seluruh Dosen pengajar Departemen Statistika atas ilmu yang telah diberikan. 5. Seluruh Staf Tata Usaha Departemen Statistika IPB yang membantu segala proses administrasi. 6. Adam Dwi Rahmanto yang selalu memberi semangat dan dukungan kepada penulis. 7. Herul Hidayatullah dan Mulianto Raharjo sebagai teman satu perjuangan yang selalu memberikan dukungan dan masukan. 8. Keluarga besar Statistika 49 IPB atas kebersamaan dan dukungannya selama ini. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Penulis mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan yang terdapat dalam karya ilmiah ini. Bogor, Juni 2016 Aulia Rizki Firdawanti G

11 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL vi DAFTAR GAMBAR vi DAFTAR LAMPIRAN vi PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan Penelitian 1 TINJAUAN PUSTAKA 2 Fourier Transform Infrared (FTIR) 2 Analisis Komponen Utama 3 Pencilan Peubah Ganda 3 Analisis Komponen Utama Kekar 4 METODOLOGI 5 Sumber Data 5 Prosedur Analisis Data 6 HASIL DAN PEMBAHASAN 7 Tahapan Prapemrosesan Data 7 Pendeteksian Pencilan 7 Perbandingan AKU dan AKU-K 8 Hasil Analisis Ragam untuk Uji Beda Perlakuan 9 Penelusuran Gugus Fungsi Senyawa Kimia 10 SIMPULAN 11 DAFTAR PUSTAKA 12 LAMPIRAN 13 RIWAYAT HIDUP 15

12 DAFTAR TABEL 1 Area bilangan gelombang dan gugus fungsi 2 2 Perbandingan analisis ragam skor komponen 10 3 Penelusuran gugus fungsi senyawa kimia 11 DAFTAR GAMBAR 1 Plot garis hasil spektrum FTIR 2 2 Tahapan prapemrosesan data 7 3 Proporsi keragaman AKU dan AKU-K 8 4 Akar ciri AKU dan AKU-K 8 5 Plot tebaran KU 1 dan 2 menggunakan AKU (a) dan AKU-K (b) 9 DAFTAR LAMPIRAN 1 Identifikasi pencilan 13 2 Plot garis komponen utama pertama AKU 13 3 Plot garis komponen utama kedua AKU 14 4 Plot garis komponen utama pertama AKU-K 14 5 Plot garis komponen utama kedua AKU-K 14 6 Hasil analisis ragam 14

13 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Analisis komponen utama (AKU) merupakan salah satu analisis peubah ganda yang digunakan dalam pereduksian dimensi dari segugus data sehingga diperoleh peubah baru yang tidak saling berkorelasi namun tetap mampu mempertahankan sebagian besar informasi yang terkandung pada data asal. Peubah baru ini merupakan kombinasi linier yang dipilih dari peubah asal dengan ragam paling besar dan memuat informasi paling banyak. AKU klasik akan sangat dipengaruhi oleh kehadiran pencilan karena AKU dibentuk berdasarkan pada matriks penduga ragam peragam yang juga sangat sensitif terhadap keberadaan data pencilan (Hubert et al. 2005). Barnett dan Lewis (1994) mengindikasikan bahwa sebuah pengamatan yang terpencil atau pencilan adalah pengamatan yang terlihat menyimpang dari anggota lain dimana contoh tersebut diambil. Analisis komponen utama kekar (AKU-K) dengan menggunakan projection pursuit dengan pendekatan algoritma grid yang diperkenalkan Croux C et al. pada tahun 2007 dapat menangani data yang mengandung pencilan dengan lebih baik. Algoritma grid merupakan pengembangan dari metode projection pursuit (PP) yang bertujuan untuk memaksimumkan nilai indeks proyeksi dengan mengoptimalkan nilai vektor ciri pada setiap matriks X. Algoritma grid digunakan dalam pencarian vektor ciri secara lebih cepat dan teliti sehingga solusi yang diperoleh mendekati solusi sebenarnya (Croux C et al. 2007). Data yang digunakan merupakan data hasil penelitian kimia yang dilakukan pada Bulan September 2015 di Pusat Studi Biofarmaka dengan tujuan untuk melihat ketahanan ekstrak temulawak yang baik dalam berbagai kondisi (dalam penelitian ini adalah suhu normal atau suhu awal jamu, suhu ruang, suhu 30 0 C, dan suhu 40 0 C) menggunakan alat frontier transform infrared (FTIR). Penelitian menghasilkan data berdimensi tinggi yang mengandung 26 amatan dan 1866 peubah serta 2 data pencilan. Data berdimensi tinggi adalah data dengan banyaknya variabel lebih besar daripada banyaknya observasi. FTIR merupakan salah satu teknik spektroskopi infra merah yang salah satu hasilnya berupa plot hubungan antara bilangan gelombang (cm -1 ) dengan persentase transmitan infra merah. Penyerapan infra merah pada daerah bilangan gelombang tertentu dapat digunakan untuk mengetahui gugus fungsi dari senyawa kimia yang terbentuk. Gugus fungsi mampu diidentifikasi berdasarkan sidik jari yang terdapat pada puncak atau palung pada serapan atau transmitan infra merah. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah membandingkan hasil analisis komponen utama klasik dan analisis komponen utama kekar menggunakan algoritma grid berdasarkan akar ciri, proporsi keragaman, plot tebaran dan vektor ciri pada data spektrum FTIR.

14 2 TINJAUAN PUSTAKA Fourier Transform Infrared (FTIR) Suatu senyawa kimia memiliki beberapa gugus fungsi, setiap gugus fungsi mampu menyerap gelombang elektromagnetik pada spektrum atau panjang gelombang tertentu. Prinsip inilah yang digunakan untuk identifikasi jenis atau karakter suatu senyawa kimia. Salah satu instrumen analisis (spektrofotometer) yang digunakan adalah fourier transform infrared (FTIR) yang prinsip kerjanya menggunakan spektrum inframerah. FTIR dapat digunakan untuk menganalisa senyawa organik dan anorganik. Selain itu, FTIR juga dapat digunakan untuk analisa kualitatif meliputi analisa gugus fungsi (adanya peak dari gugus fungsi spesifik) beserta polanya dan analisa kuantitatif dengan melihat kekuatan absorbsi senyawa pada panjang gelombang tertentu (Baciu et al. 2013). Penelitian ini hanya berfokus pada analisis kualitatif yakni dalam analisa gugus fungsi. Gambar 1 Plot garis hasil spektrum FTIR Tabel 1 Area bilangan gelombang dan gugus fungsi Panjang gelombang (cm -1 ) Area Keterangan gugus fungsi < Gugus C-H kelompok isoprenoid Ikatan C-O kelompok glukosida Gugus karbonil dan ikatan O-H Gugus karbonil amida dan ikatan C-C gugus fenil Gugus aromatik dan ikatan N-H Ikatan N-H dari asam amino Ikatan C-H yakni CH3 dan CH2 dari lemak dan ikatan metoksi Ikatan kimia kelompok OH yang berasal dari air, alkohol, fenol, karbohidrat dan peroksida Pengidentifikasian gugus fungsi senyawa menggunakan FTIR hanya dapat dilakukan pada peak atau pada puncak dan lembah dalam plot garis yang dihasilkan. Berdasarkan Baciu et al. pada tahun 2013, Gambar 1 menunjukkan area yang dapat

15 3 diidentifikasi gugus fungsi senyawa kimianya. Terdapat 8 area yang dapat di identifikasi oleh spektrum FTIR dengan panjang gelombang yang berbeda-beda dan mengindikasikan gugus fungsi yang berbeda pula. Tabel 2 menunjukkan nilai dari intensitas penyerapan puncak sesuai dengan 8 area bilangan gelombang dari spektrum FTIR ( cm -1 ) yang dihasilkan pada Gambar 1. Analisis Komponen Utama Jollife (2002) mendefinisikan bahwa ide sentral dari analisis komponen utama adalah untuk mereduksi dimensi dari peubah asal sehingga diperoleh peubah baru yang disebut komponen utama. Komponen tersebut tidak saling berkorelasi dan tetap mempertahankan sebagian besar informasi yang terkandung pada peubah asalnya. Hal ini dicapai dengan melakukan transformasi dari segugus data besar menjadi segugus data baru yaitu komponen utama (KU) yang tidak saling berkorelasi dan disusun sedemikian sehingga untuk k KU pertama mewakili keragaman terbesar dari keseluruhan peubah aslinya. Misalkan X 1, X 2, X p adalah peubah acak yang menyebar menurut sebaran tertentu dengan vektor nilai tengah μ dan matriks ragam peragam Σ. Komponen utama merupakan kombinasi linier terboboti dari peubah-peubah asal yang mampu menerangkan data secara maksimum. Komponen utama ke-j dari p peubah dapat dinyatakan sebagai Y j = a 1j x 1 + a 2j x a pj x p = a t x dan keragaman komponen utama ke-j adalah Var(Y j ) = λ j ; j = 1, 2,, p dengan λ 1, λ 2,, λ p adalah akar ciri yang diperoleh dari persamaan Σ λi = 0 dimana λ 1 λ 2 λ p 0. Vektor ciri a sebagai pembobot dari transformasi linear peubah asal diperoleh dari persamaan (Σ λ j I)a j = 0 ; j = 1, 2,, p dan Σ didefinisikan sebagai matriks ragam peragam X t X, λ sebagai akar ciri dari Σ dan I sebagai matriks identitas yang berukuran pxp dimana p adalah banyaknya peubah bebas dalam data. Total keragaman komponen utama adalah λ 1 + λ λ p = tr(σ) dan persentase total keragaman data yang mampu dijelaskan oleh KU ke-j λ adalah j x 100%. tr(σ) Pencilan Peubah Ganda Pencilan adalah pengamatan ekstrem dan merupakan titik data yang tidak khas dari seluruh pengamatan data (Montgomery dan Peck 1992). Barnett dan Lewis (1994) mengindikasikan bahwa sebuah pengamatan yang terpencil atau pencilan adalah pengamatan yang terlihat menyimpang dari anggota lain dimana contoh tersebut diambil. Pencilan merupakan pengamatan yang tidak mengikuti sebagian besar pola dan terletak jauh dari pusat data. Jarak mahalanobis umumnya digunakan dalam pendeteksian pencilan pada peubah ganda (Johnson dan Winchern 2007) seperti berikut: 2 d MD = (x i x ) t Σ 1 2 (x i x ) > χ p,(1 α)

16 4 dengan x dan Σ adalah vektor nilai tengah dan matriks ragam peragam. Namun jarak mahalanobis ini tidak dapat diterapkan pada data berdimensi tinggi (Filzmoser et al. 2007). Jarak mahalanobis klasik dimodifikasi menjadi jarak mahanobis kekar yang didefinisikan sebagai berikut: RD i = (x i T) t C 1 (x i T) dengan T adalah nilai tengah kekar dan C adalah matriks penduga ragam peragam kekar. Jarak lokasi dan jarak tebaran dapat dihitung dengan memberikan yang bobot berbeda. Sehingga persamaan jarak menjadi sebagai berikut: 2 χ p,0.5 d i = RD i untuk i = 1,, n med (RD 1,,RD n ) dengan med (RD 1,, RD n ) merupakan nilai median dari jarak mahalanobis kekar 2 dan χ p,0.5 merupakan nilai khi kuadrat berderajat p atau sebagai nilai pembobot. Identifikasi pencilan dilakukan dengan membandingkan jarak lokasi dan jarak tebaran dengan nilai batas ambang bawah pencilan. Suatu amatan dikatakan pencilan jika jarak lokasi dan jarak tebarannya melebihi batas ambang bawah pencilan. Batas ambang bawah pencilan dirumuskan sebagai berikut: c = med(d 1,, d n ) MAD (d 1,, d n ) dengan med(d 1,, d n ) merupakan nilai median dari jarak yang diperoleh sebelumnya dan MAD (median absolute deviation) yang didefinisikan oleh Maronna dan Zamar (2002) sebagai berikut: MAD(x 1,, x n ) = med x j med x i dengan med (x i ) adalah nilai median dari suatu data x. Analisis Komponen Utama Kekar Projection Pursuit (PP) digunakan dalam pencarian sub ruang dimensi rendah hasil dari proyeksi data berdimensi tinggi dengan cara memaksimumkan indeks proyeksi tertentu. Indeks proyeksi ini mencirikan struktur proyeksi yang akan dimaksimumkan melalui optimasi numerik terhadap parameternya. Pada AKU kekar, indeks proyeksi tersebut menjadi penduga matriks ragam peragam yang kekar. Rousseeuw dan Croux (1993) mengasumsikan bahwa terdapat n pengamatan pada p peubah x 1,, x n R p yang disimpan didalam matriks X, maka vektor ciri KU ke-k didefinisikan sebagai a k = argmax V(a t x 1,, a t x n ) dengan kendala a = 1 dan V sebagai penduga matriks ragam peragam yang kekar atau indeks proyeksi (Rousseeuw dan Croux 1993). Penduga matriks ragam peragam kekar V adalah sebagai berikut: p t C V = λ k a 1 a k dengan λ k sebagai akar ciri ke-k yang didefinisikan sebagai: λ k = V 2 (a k t x 1,, a k t x n ) Croux C et al. (2007) menjelaskan bahwa algoritma grid bertujuan untuk mencari dimensi yang memiliki kemungkinan arah maksimal dari vektor ciri dengan lebih teliti. Ide dasar dalam mencari arah maksimal dari vektor ciri adalah k=1

17 5 iterasi berulang untuk optimasi di dalam ruang dua dimensi. Matriks X dalam keadaan telah terurut sehingga S j = S(x 1j,, x nj ) untuk j = 1,, p, sehingga S(e 1 ) S(e 2 ) S(e p ) dengan e 1,, e p merupakan vektor basis kanonik. 1. Dimulai dengan a = e 1 2. Untuk i = 1,, N g Selanjutnya untuk j = 1,, p a. Maksimumkan fungsi tujuan pada dimensi yang mencakup e j dan a menggunakan pencarian grid dari fungsi θ S(cos θ a + sin θe j ) dengan sudut θ berada dalam interval [ π/(2 i ), π/(2 i )]. Sudut θ 0 merupakan sudut maksimum yang dicapai untuk seluruh titik-titik grid. b. Perbarui a cos θ 0 a + sin θ 0 e j Arah pertama a merupakan salah satu variabel yang memiliki dispersi terbesar. Selama satu iterasi, dilakukan urutan pencarian grid lebih dari p 1 dimensi, koordinat j akan memperbarui koordinat j sebelumnya dari a. Ketika iterasi kedua dimulai, titik a sudah berada pada arah yang benar, tapi masih perlu penyempurnaan dalam solusi lokal. Oleh karena itu, pencarian grid tidak akan mencari di seluruh dimensi, tetapi hanya selama dimensi berada pada interval [ π/4, π/4]. Setelah setiap iterasi dilakukan, pencarian terbatas pada interval yang lebih sempit dari sudutnya, namun nilai grid untuk setiap interval N g akan tetap konstan pada setiap iterasi. Sehingga beberapa iterasi pertama memungkinkan untuk menemukan wilayah dengan dimensi yang terdapat nilai maksimum, dan siklus berikutnya bertujuan untuk meningkatkan presisi dari solusi yang dihasilkan. METODOLOGI Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data hasil pengukuran alat fourier transform infrared (FTIR) terhadap sampel jamu berupa ekstrak temulawak dalam bentuk kapsul yang dilakukan di Laboratorium Pusat Studi Biofarmaka LPPM IPB pada bulan September Ekstrak sampel diambil sebanyak ±10 mg dan dicampur dengan KBr kemudian dijadikan kapsul. Sampel jamu disimpan dalam suhu normal atau suhu awal jamu, suhu ruang, suhu 30 0 C, dan 40 0 C dengan masing-masing suhu tujuh kali ulangan, kecuali suhu normal hanya lima kali ulangan. Setiap sampel dalam suhu berbeda diberikan penyinaran spektrum IR sebanyak 1866 kali, sehingga data yang diperoleh terdiri dari 26 amatan dan 1866 peubah. Perlakuan berupa panjang gelombang FTIR sedangkan respon berupa nilai inframerah yang diserap oleh jamu. Data yang akan dianalisis merupakan data yang telah melewati tahapan prapemrosesan data. Tahapan prapemrosesan pada penting dilakukan karena data berbentuk digital seperti hasil analisis FTIR memiliki banyak noise atau gangguan. Adapun tahapan prapemrosesan data meliputi 3 proses yakni smoothing Savitzky-

18 6 Golay, baseline, dan standar normal variate (SNV). Smoothing S-Golay yakni pemulusan untuk menangani noise pada data digital namun tetap mempertahankan bentuk dan tinggi puncak gelombang. Baseline yaitu pendekatan titik data terhadap suatu garis pangkal sebagai acuan yakni suhu awal. Standar normal variate (SNV) adalah transformasi yang bertujuan untuk menghilangkan variasi kemiringan dari spektrum disebabkan oleh pencar dan variasi ukuran partikel. Prosedur Analisis Data Analisis dalam penelitian ini dibantu dengan R i software dengan menggunakan paket rrcov dan mvoutlier dalam analisis AKU dan AKU-K. Tahapan analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Melakukan ketiga tahapan prapemrosesan data yakni smoothing Savitzky- Golay, baseline, dan standar normal variate (SNV). 2. Melakukan pendeteksian pencilan peubah ganda berdasarkan jarak mahalanobis pada lokasi dan tebarannya serta penentuan batas ambang bawah pencilan. 3. Melakukan analisis komponen utama klasik dan analisis komponen utama kekar menggunakan algoritma grid selanjutnya membandingkan kedua metode analisis berdasarkan akar ciri, vektor ciri, proporsi keragaman komponen utama pertama dan komponen utama kedua serta skor komponen dalam bentuk plot tebaran. 4. Melakukan uji beda perlakuan menggunakan analisis ragam pada komponen utama pertama dan komponen utama kedua untuk kedua metode analisis dengan model sebagai berikut (Mattjik dan Sumertajaya 2013): Y ij = μ + τ i + ε ij dengan i = 1,2,, t dan j = 1,2,, r Y ij : Pengamatan pada suhu ke-i dan ulangan ke-j μ : Rataan umum τ i : Pengaruh suhu ke-i ε ij : Pengaruh acak pada suhu ke-i ulangan ke-j dengan hipotesis sebagai berikut: H 0 τ 1 = = τ 4 = 0 (Tidak terdapat perbedaan pengaruh antar taraf suhu) H 1 Paling sedikit ada satu i dengan τ i 0 (paling sedikit terdapat satu perbedaan pengaruh antar taraf suhu) Tolak H 0 ketika nilai P yang diperoleh lebih kecil dibandingkan taraf nyata yang digunakan yakni Melakukan penyekatan pada plot garis komponen utama pertama dan komponen utama kedua untuk kedua metode analisis. Penyekatan ini berdasarkan pada nilai korelasi dari vektor ciri setiap variabel dengan komponen utama pertama dan kedua untuk kedua metode. 6. Menelusuri gugus senyawa kimia yang terkandung di dalam komponen pertama dan komponen kedua untuk kedua metode berdasarkan sekatan vektor ciri dan identifikasi gugus senyawa secara kemometrik.

19 7 HASIL DAN PEMBAHASAN Tahapan Prapemrosesan Data Gambar 2a memperlihatkan plot garis data awal hasil pengukuran alat FTIR terhadap sampel jamu berupa ekstrak temulawak dalam bentuk kapsul. Terlihat banyak noise dari hasil pengukuran ini. Oleh karena itu, dilakukan tahapan prapemrosesan data yakni Smoothing S-Golay, baseline dan standar normal variate (SNV). a. Data Awal b. Smoothing S-Golay c. Baseline d. Standar Normal Variate (SNV) Gambar 2 Tahapan prapemrosesan data Gambar 2b merupakan plot garis data setelah dilakukan Smoothing S-Golay. Plot garis pada Gambar 2b tampak lebih mulus dibandingkan pada Gambar 2a dan noise telah teratasi tanpa adanya perubahan bentuk dan tinggi puncak gelombang. Tahapan prapemrosesan selanjutnya adalah baseline. Gambar 2c memperlihatkan plot garis data yang telah dilakukan baseline. Plot garis tampak turun karena titiktitik data telah didekatkan pada suatu garis pangkal sebagai acuan yakni suhu normal jamu. Tahapan prapemrosesan terakhir yaitu standar normal variate (SNV). Gambar 2d memperlihatkan plot garis yang telah dilakukan pembakuan berdasarkan sebaran normal baku. Variasi kemiringan dari spektrum disebabkan oleh pencar dan variasi ukuran partikel tampak menghilang sehingga plot garis tampak berdekatan. Pendeteksian Pencilan Proses pendeteksian pencilan menggunakan jarak mahalanobis dihitung berdasarkan jarak lokasi dan jarak tebarannya. Suatu amatan dikatakan sebuah pencilan jika jarak lokasi dan jarak tebaran bernilai lebih dari batas ambang bawah pencilan. Batas ambang bawah untuk jarak lokasi sebesar dan batas ambang

20 8 bawah pencilan untuk jarak tebaran adalah sebesar Lampiran 1 menunjukkan bahwa terdapat 4 amatan yang memiliki jarak lokasi yang lebih dari yakni suhu 40 0 C ulangan 1 dan ulangan 2 serta suhu 30 0 C ulangan 4 dan ulangan 7. Sedangkan terdapat 2 amatan yang memiliki jarak tebaran lebih besar dari yakni suhu 30 0 C ulangan 4 dan ulangan 7. Sehingga terdapat 2 amatan sebagai pencilan yakni suhu 30 0 C ulangan 4 dan suhu 30 0 C ulangan 7 yang memiliki jarak lokasi dan jarak tebaran yang bernilai lebih dari batas ambang bawah pencilan. Proporsi pencilan pada penelitian ini sebesar 7.7%. Perbandingan AKU dan AKU-K AKU dan AKU-K menghasilkan struktur komponen utama yang relatif berbeda pada penelitian ini. Gambar 3 memperlihatkan bahwa proporsi keragaman AKU pada komponen pertama sebesar 94.8% mengalami penurunan yang lebih besar pada komponen kedua sebesar 2.9% dibandingkan komponen utama pertama AKU-K yakni 88.3% dengan komponen utama kedua AKU-K yakni 5.2%, begitupun pada proporsi keragaman komponen utama lainnya. Proporsi keragaman yang dihasilkan AKU-K relatif lebih stabil dibandingkan pada proporsi keragaman yang dihasilkan AKU. Keberadaan pencilan membuat keragaman komponen utama membesar. Proporsi Keragaman (%) Komponen Utama AKU AKU-K Akar Ciri Gambar 3 Proporsi keragaman AKU dan AKU-K Komponen Utama AKU AKU-K Gambar 4 Akar ciri AKU dan AKU-K

21 9 Akar ciri antar kedua metode relatif berbeda pada penelitian ini. Gambar 4 memperlihatkan plot garis akar ciri AKU dan AKU-K. Akar ciri pada komponen utama pertama AKU sebesar mengalami penurunan yang lebih besar pada komponen utama kedua sebesar 3.01 dibandingkan dengan komponen utama pertama AKU-K yakni dan komponen utama kedua pada AKU-K sebesar 4.22, begitupun pada akar ciri komponen utama lainnya. Akar ciri yang dihasilkan AKU-K relatif lebih stabil jika dibandingkan pada akar ciri yang dihasilkan AKU. Pencilan akan mempengaruhi keragaman akar ciri yang dihasilkan. Gambar 5 menunjukkan perbandingan plot tebaran antara komponen utama pertama dan komponen utama kedua untuk AKU dan AKU-K. Plot tebaran AKU yang ditunjukkan pada Gambar 5a memperlihatkan bahwa skor amatan pada suhu 30 0 C ulangan keempat dan suhu 30 0 C ulangan ketujuh memiliki skor yang berbeda atau menyimpang cukup jauh dari skor amatan yang lain. Plot tebaran dengan menggunakan metode AKU-K pyang ditunjukkan pada Gambar 5b memperlihatkan bahwa hanya skor amatan pada suhu 30 0 C ulangan keempat yang memiliki skor yang menyimpang cukup jauh. Hal ini menunjukan bahwa metode AKU-K mampu menarik skor amatan pada metode AKU menjadi lebih dekat dengan skor lainnya. 5 Suhu 30_4 4 Suhu_Normal4 KU2 AKU 4 Suhu_Normal2 3 Suhu_Normal4 Suhu 30_7 2 Suhu_Ruang6 Suhu 30_5 Suhu_Ruang4 1 Suhu Suhu_Ruang7 30_2 0 Suhu 30_1 Suhu_Normal3 Suhu 40_6 Suhu_Normal1 Suhu_Normal5 Suhu_Ruang1 Suhu 40_1 Suhu_Ruang5 40_3 30_3-1 Suhu_Ruang3 30_6 Suhu 40_2 Suhu 40_7 Suhu_Ruang2 Suhu Suhu 40_5 40_ KU1 AKU KU2 AKU-K Suhu_Normal2 3 Suhu_Ruang6 Suhu 30_4 Suhu_Ruang4 2 Suhu 30_5 Suhu 30_1 1 Suhu_Ruang5 Suhu_Normal3 30_2 Suhu Suhu_Ruang1 40_1 40_7 Suhu_Ruang7 0 Suhu 30_3 Suhu_Normal1 Suhu 40_6 Suhu 30_7 Suhu 40_2 Suhu_Ruang3 Suhu 30_6 40_3 Suhu 40_4 Suhu_Normal5 Suhu 40_5 Suhu_Ruang KU1 AKU-K (a) (b) Gambar 5 Plot tebaran KU 1 dan 2 menggunakan AKU (a) dan AKU-K (b) Hasil Analisis Ragam untuk Uji Beda Perlakuan Perbandingan AKU dan AKU-K dilakukan dengan uji beda perlakuan menggunakan analisis ragam untuk mengetahui kesamaan skor pada komponen utama pertama dan komponen utama kedua pada setiap perlakuan untuk kedua metode. Menurut Mattjik dan Sumertajaya tahun 2013, penggunaan analisis ragam dilakukan setelah memenuhi beberapa asumsi diantaranya asumsi kenormalan, sisaan saling bebas, dan kehomogenan ragam sisaan. Hasil pengujian kenormalan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov memperoleh nilai P lebih besar dari untuk komponen utama pertama AKU dan komponen utama pertama dan kedua AKU-K, sedangkan nilai P untuk komponen utama kedua AKU lebih kecil dari sehingga komponen utama kedua AKU dilakukan transformasi. Transformasi dilakukan dengan pengoperasian logaritma natural dari penjumlahan komponen utama kedua dengan suatu konstanta. Hasil uji Kolmogorov-Smirnov menunjukan nilai P untuk komponen

22 10 utama kedua AKU lebih besar dari Hasil pengujian kehomogenan ragam menggunakan Levene s menghasilkan nilai P sebesar dan untuk komponen utama pertama dan kedua AKU, serta dan untuk komponen utama pertama dan kedua AKU-K. Hasil pengujian autokorelasi memperoleh nilai P sebesar untuk komponen utama kedua metode dan nilai P sebesar dan untuk komponen utama kedua AKU dan AKU-K. Nilai P yang diperoleh seluruh pengujian bernilai lebih dari taraf nyata sebesar 0.05 sehingga data telah memenuhi seluruh asumsi yang diperlukan. Hasil yang diharapkan adalah menerima H 0 yakni tidak terdapat perbedaan antar taraf suhu. Hal ini berarti kualitas temulawak tetap sama dalam berbagai keadaan suhu. Analisis ragam pada Tabel 2 memperlihatkan bahwa pada skor komponen utama pertama untuk kedua metode (AKU dan AKU-K) tidak ada perbedaan perlakuan. Analisis ragam untuk skor komponen utama kedua pada AKU menunjukan bahwa pada skor komponen utama kedua terdapat perbedaan perlakuan sedangkan pada skor komponen utama kedua pada AKU-K menunjukan tidak ada perbedaan perlakuan. Hal ini memperlihatkan bahwa keberadaan pencilan akan mempengaruhi kesimpulan yang dihasilkan. Adanya perbedaan kesimpulan yang dihasilkan akan ditelusuri berdasarkan nilai vektor ciri komponen pertama dan kedua setiap metode yang akan dikaitkan dengan perbedaan jenis senyawa kimia pembentuknya. Tabel 2 Perbandingan analisis ragam skor komponen Metode Komponen utama Fhitung Nilai P AKU Pertama Kedua AKU-K Pertama Kedua Penelusuran Gugus Fungsi Senyawa Kimia Plot garis komponen utama pertama dan komponen utama kedua untuk setiap metode memiliki daerah sekatan yang berbeda yang ditunjukkan pada Lampiran 2 hingga Lampiran 5. Penyekatan ini berdasarkan pada nilai korelasi dari vektor ciri setiap variabel dengan komponen utama pertama dan kedua untuk kedua metode. Suatu variabel dapat dikatakan menerangkan suatu komponen jika memiliki korelasi yang paling tinggi dengan komponen tersebut dibandingkan dengan komponen lainnya (Mattjik dan Sumertajaya 2011). Tidak semua sekatan mampu mengidentifikasi suatu gugus fungsi senyawa. Tabel 3 menunjukkan hasil penulusuran terhadap gugus fungsi dari senyawa kimia serta kegunaannya. Komponen utama pertama pada AKU dan AKU-K memiliki area dan gugus senyawa yang sama yakni gugus C-H kelompok isoprenoid (area a), gugus karbonil dan ikatan O-H (area c) serta gugus karbonil amida dan ikatan C-C gugus fenil (area d). Penelusuran senyawa kimia ini mengacu pada Baciu et al. pada tahun Berdasarkan hasil analisis ragam pada Tabel 2, tidak ada perbedaan senyawa pada komponen pertama untuk kedua metode serta kedua metode memberikan keragaman skor yang sama, sehingga dapat dikatakan bahwa pencilan tidak mempengaruhi struktur dari komponen pertama.

23 11 Komponen utama kedua pada AKU dan AKU-K hanya memiliki 1 senyawa yang sama yakni gugus aromatik dengan ikatan N-H (area e). Ikatan N-H asam amino (area f) hanya mampu dijelaskan oleh AKU-K. Berdasarkan hasil analisis ragam pada Tabel 2, perbedaan 1 senyawa pada kelompok pertama dan kedua metode memberikan keragaman skor yang berbeda, sehingga dapat dikatakan bahwa pencilan mempengaruhi struktur komponen kedua serta keragaman skor dari kedua metode tersebut. Metode AKU AKU-K Tabel 3 Penelusuran gugus fungsi senyawa kimia Komponen Panjang Keterangan area Area utama gelombang senyawa a Gugus C-H, Kelompok Isoprenoid Gugus Karbonil, c Pertama Ikatan O-H Gugus Karbonil d amida, Ikatan C-C, Gugus Fenil Kedua e Gugus Aromatik, Ikatan N-H a Gugus C-H, Kelompok Isoprenoid Gugus Karbonil, c Pertama Ikatan O-H Gugus Karbonil d amida, Ikatan C-C, Gugus Fenil Kedua e Gugus Aromatik, Ikatan N-H f Ikatan N-H Asam Amino Kegunaan senyawa Bahan karet sintetik Belum spesifik Belum spesifik Belum spesifik Bahan karet sintetik Belum spesifik Belum spesifik Belum spesifik Asam Amino SIMPULAN Analisis komponen utama dengan menggunakan metode AKU-K menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan AKU klasik. AKU klasik dipengaruhi oleh kehadiran pencilan sehingga keberadaan pencilan akan memberikan hasil yang berbeda. Akar ciri dan proporsi keragaman AKU pada komponen pertama mengalami penurunan yang lebih besar pada komponen kedua dibandingkan AKU-K, begitupun pada akar ciri dan proporsi keragaman komponen lainnya. Akar ciri dan proporsi keragaman yang dihasilkan AKU-K relatif lebih stabil jika dibandingkan pada akar ciri yang dihasilkan AKU. Vektor ciri komponen utama dari kedua metode tersebut secara umum memberikan interpretasi yang sama Plot tebaran menggunakan metode AKU-K mampu menarik skor amatan pencilan pada metode AKU menjadi lebih dekat dengan skor lainnya. Hasil analisis ragam menunjukan bahwa keberadaan pencilan akan mempengaruhi kesimpulan yang dihasilkan. Berdasarkan penelusuran senyawa kimia, tidak ada perbedaan senyawa

24 12 pada komponen pertama untuk kedua metode dan kedua metode memberikan keragaman skor yang sama sehingga pencilan tidak mempengaruhi struktur dari komponen pertama. Sedangkan pada komponen utama kedua pada AKU memiliki satu senyawa berbeda dan memberikan keragaman skor yang berbeda, sehingga dapat dikatakan bahwa pencilan mampu mempengaruhi struktur komponen kedua serta keragaman skor dari kedua metode tersebut. DAFTAR PUSTAKA Baciu A, Ranga F, Fetea F Fingerprinting Food Supplements and Their Botanical Ingredients by CoupledUV/Vis/FTIR Spectrometry. Bulletin of UASVM Food Science and Technology. 70(1): 8-15 Barnett V, Lewis T Outliers in Statistical Data. Chichester (UK): John Wiley & Sons, Ltd. Chen H Principal Component Analysis with Missing Data and Outliers [technical report]. Piscataway (US) : Rutgers University. Croux C, Filzmoser P, Oliveira M Algorithms for projection-pursuit robust principal component analysis. Journal of Chemometrics and Intelligent Laboratory Systems.87: Filzmoser P, Maronna R, Werner M Outlier Identification in High Dimension. Computational Statistics and Data Analysis. 52: Friedman JH, Stuetzle W Projection Pursuit Regression. J Amer Statistics Association. 376: Hubert M, Rousseeuw PJ, Vanden-Branden K ROBPCA: A New Approach to Robust Principal Component Analysis. Technometrics. 47: Johnson RA, Wichern DW Applied Multivariate Statistical Analysis. 6th ed, New Jersey (US): Prentice Hall, Inc. Jolliffe IT Principal Component Analysis. 2nd ed. New York (US): Springer- Verlag. Inc. Mattjik AA, Sumertajaya I Made Perancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS dan Minitab jilid 1. Ed ke-4. Bogor: IPB Press. Mattjik AA, Sumertajaya I Made Sidik Peubah Ganda dengan Menggunakan SAS jilid 1. Bogor: IPB Press. Maronna, R., Zamar, R., Robust estimates of location and dispersion for highdimensional data sets. Technometrics. 44(4): Montgomery DC, Peck EA Introduction to Linear Regression Analysis. 2nd ed. New York (US): John Wiley & Sons. Inc. Rousseeuw P., Croux C Alternatives to the median absolute deviation. Journal of the American Statistical Association. 88(424):

25 13 LAMPIRAN Lampiran 1 Identifikasi pencilan Suhu ( 0 C) Ulangan Jarak lokasi Jarak tebaran Suhu 40 0 C Suhu 30 0 C Suhu Ruang Suhu Normal Lampiran 2 Plot garis komponen utama pertama AKU

26 14 Lampiran 3 Plot garis komponen utama kedua AKU Lampiran 4 Plot garis komponen utama pertama AKU-K Lampiran 5 Plot garis komponen utama kedua AKU-K Lampiran 6 Hasil analisis ragam Peubah respon Sumber Derajat Jumlah Kuadrat keragaman bebas kuadrat tengah Fhitung Nilai P KU 1 AKU Suhu Galat Total KU 2 AKU Suhu Galat Total KU 1 AKU-K Suhu Galat Total KU 2 AKU-K Suhu Galat Total

27 15 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bandung pada tanggal 26 Juni 1994, sebagai anak pertama dari dua bersaudara pasangan Irwan Suhenrawan dan Eti Nurhayati. Tahun 2006 penulis lulus dari SD Muhammadiyah 14 Palembang, kemudian melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 19 Palembang selama dua tahun lalu pindah ke SMP Negeri 2 Cibinong dan lulus tahun Selanjutnya, pada tahun 2012 penulis menyelesaikan pendidikannya di SMA Negeri 2 Cibinong dan pada tahun yang sama diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Undangan. Penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor dengan minor Matematika Keuangan dan Aktuaria. Selama menempuh pendidikan di Institut Pertanian Bogor, penulis menjadi asisten dosen untuk mata kuliah Metode Statistika pada tahun 2014 dan tahun Pada periode masa bakti Himpunan Profesi Mahasiswa Statistika Gamma Sigma Beta (GSB) tahun , penulis aktif sebagai anggota dalam Departemen SAINS. Penulis juga aktif dalam berbagai kegiatan kepanitiaan, diantaranya Pekan Olahraga Statistika 2013, Pesta Sains Nasional 2013, The 10 th Statistika Ria, Pesta Sains Nasional 2014, Kompetisi Statistika Junior. Penulis juga aktif dalam berbagai kompetisi statistika tingkat nasional dan ASEAN, diantaranya yaitu semifinalis Data Analysis Competition Institut Teknologi Surabaya, semifinalis National Statistics Competition Universitas Brawijaya, semifinalis 1 st Indonesia Statistics Conference and Olympiad, peserta Olimpiade Statistika Nasional Universitas Gajah Mada serta peserta Data Analysis Competition Institut Teknologi Surabaya tingkat ASEAN. Penulis juga mendapatkan beasiswa Pemerintah Provinsi Jawa Barat selama masa kuliah. Pada semester 6, penulis berkesempatan melaksanakan kegiatan praktik lapang di Pusat Studi Biofarmaka LPPM IPB, Bogor.

(α = 0.01). Jika D i > , maka x i atau pengamatan ke-i dianggap pencilan (i = 1, 2,..., 100). HASIL DAN PEMBAHASAN

(α = 0.01). Jika D i > , maka x i atau pengamatan ke-i dianggap pencilan (i = 1, 2,..., 100). HASIL DAN PEMBAHASAN 4 karena adanya perbedaan satuan pengukuran antar peubah. 1.. Memastikan tidak adanya pencilan pada data dengan mengidentifikasi adanya pencilan pada data. Pengidentifikasian pencilan dilakukan dengan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan hipotesis nolnya adalah antar peubah saling bebas. Statistik ujinya dihitung dengan persamaan berikut:

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan hipotesis nolnya adalah antar peubah saling bebas. Statistik ujinya dihitung dengan persamaan berikut: . Menyiapkan gugus data pencilan dengan membangkitkan peubah acak normal ganda dengan parameter µ yang diekstrimkan dari data contoh dan dengan matriks ragam-peragam yang sama dengan data contoh. Proses

Lebih terperinci

METODE LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS) PADA ANALISIS REGRESI DENGAN PENCILAN AMIR A DALIMUNTHE

METODE LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS) PADA ANALISIS REGRESI DENGAN PENCILAN AMIR A DALIMUNTHE METODE LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS) PADA ANALISIS REGRESI DENGAN PENCILAN AMIR A DALIMUNTHE DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 RINGKASAN

Lebih terperinci

MANAJEMEN DATA PENCILAN PADA ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA MAGRI HANDOKO

MANAJEMEN DATA PENCILAN PADA ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA MAGRI HANDOKO MANAJEMEN DATA PENCILAN PADA ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA MAGRI HANDOKO DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011 RINGKASAN MAGRI HANDOKO. Manajemen

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PENDUDUK DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN MODEL REGRESI ROBUST DENGAN ESTIMASI LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PENDUDUK DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN MODEL REGRESI ROBUST DENGAN ESTIMASI LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS) FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PENDUDUK DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN MODEL REGRESI ROBUST DENGAN ESTIMASI LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS) Yuditia Ari Prabowo, Yuliana Susanti, dan Santoso Budi Wiyono

Lebih terperinci

PERBANDINGAN REGRESI KOMPONEN UTAMA DAN ROBPCA DALAM MENGATASI MULTIKOLINEARITAS DAN PENCILAN PADA REGRESI LINEAR BERGANDA

PERBANDINGAN REGRESI KOMPONEN UTAMA DAN ROBPCA DALAM MENGATASI MULTIKOLINEARITAS DAN PENCILAN PADA REGRESI LINEAR BERGANDA E-Jurnal Matematika Vol. 2, No.4, Nopember 2013, 1-5 ISSN: 2303-1751 PERBANDINGAN REGRESI KOMPONEN UTAMA DAN ROBPCA DALAM MENGATASI MULTIKOLINEARITAS DAN PENCILAN PADA REGRESI LINEAR BERGANDA NI WAYAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Principal Component Analysis (PCA)merupakan salah satu teknik pereduksian dimensi data. Data yang direduksi saling berkorelasi satu sama lain.pca muncul sebagai solusi

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANALISIS FAKTOR KLASIK DAN KELOMPOK BAHAN MAKANAN DI JAWA TENGAH

PERBANDINGAN ANALISIS FAKTOR KLASIK DAN KELOMPOK BAHAN MAKANAN DI JAWA TENGAH PERBANDINGAN ANALISIS FAKTOR KLASIK DAN ANALISIS FAKTOR ROBUST UNTUK DATA INFLASI KELOMPOK BAHAN MAKANAN DI JAWA TENGAH SKRIPSI Oleh: ERNA PUSPITASARI NIM :24010210130059 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS

Lebih terperinci

Forum Statistika dan Komputasi, Oktober 2009 p : ISSN :

Forum Statistika dan Komputasi, Oktober 2009 p : ISSN : , Oktober 2009 p : 26-34 ISSN : 0853-8115 Vol 14 No.2 METODE PENDUGAAN MATRIKS RAGAM-PERAGAM DALAM ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA (RKU) (Variance-Covariance Matrix Estimation Method for Principal Component

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN PENANGANAN PENGARUH PENCILAN PADA ANALISIS KOMPONEN UTAMA WIDYA NINGSIH

IDENTIFIKASI DAN PENANGANAN PENGARUH PENCILAN PADA ANALISIS KOMPONEN UTAMA WIDYA NINGSIH IDENTIFIKASI DAN PENANGANAN PENGARUH PENCILAN PADA ANALISIS KOMPONEN UTAMA WIDYA NINGSIH DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 21 ABSTRAK WIDYA

Lebih terperinci

ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA

ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPONEN UTAMA DENGAN MENGGUNAKAN MATRIK VARIAN KOVARIAN YANG ROBUST

ANALISIS KOMPONEN UTAMA DENGAN MENGGUNAKAN MATRIK VARIAN KOVARIAN YANG ROBUST ANALISIS KOMPONEN UTAMA DENGAN MENGGUNAKAN MATRIK VARIAN KOVARIAN YANG ROBUST Irwan Sujatmiko, Susanti Linuwih, dan Dwi Atmono A.W. Jurusan Statistika ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya 6 Abstract. The present

Lebih terperinci

PENERAPAN BOOTSTRAP DALAM METODE MINIMUM COVARIANCE DETERMINANT (MCD) DAN LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS) PADA ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA

PENERAPAN BOOTSTRAP DALAM METODE MINIMUM COVARIANCE DETERMINANT (MCD) DAN LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS) PADA ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA PENERAPAN BOOTSTRAP DALAM METODE MINIMUM COVARIANCE DETERMINANT (MCD) DAN LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS) PADA ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA Ni Putu Iin Vinny Dayanti 1, Ni Luh Putu Suciptawati 2, Made

Lebih terperinci

KAJIAN TERHADAP TINGKAT PEMERATAAN PENDIDIKAN MENGGUNAKAN ANALISIS BIPLOT KLASIK DAN BIPLOT KEKAR

KAJIAN TERHADAP TINGKAT PEMERATAAN PENDIDIKAN MENGGUNAKAN ANALISIS BIPLOT KLASIK DAN BIPLOT KEKAR E-Jurnal Matematika Vol. 4 (2), Mei 2015, pp. 37-42 ISSN: 2303-1751 KAJIAN TERHADAP TINGKAT PEMERATAAN PENDIDIKAN MENGGUNAKAN ANALISIS BIPLOT KLASIK DAN BIPLOT KEKAR Ni Luh Ardila Kusumayanti 1, I Komang

Lebih terperinci

Penggunaan Kernel PCA Gaussian dalam Penyelesaian Plot Multivariat Non Linier. The Use of Gaussian PCA Kernel in Solving Non Linier Multivariate Plot

Penggunaan Kernel PCA Gaussian dalam Penyelesaian Plot Multivariat Non Linier. The Use of Gaussian PCA Kernel in Solving Non Linier Multivariate Plot Penggunaan Kernel PCA Gaussian dalam Penyelesaian Plot Multivariat Non Linier Bernhard M. Wongkar 1, John S. Kekenusa 2, Hanny A.H. Komalig 3 1 Program Studi Matematika, FMIPA, UNSRAT Manado, bernhard.wongkar2011@gmail.com

Lebih terperinci

PEMODELAN OTENTIKASI KOMPOSISI FITOFARMAKA TENSIGARD MENGGUNAKAN REGRESI KOMPONEN UTAMA MEYLINDA PUSRIANITA SARI

PEMODELAN OTENTIKASI KOMPOSISI FITOFARMAKA TENSIGARD MENGGUNAKAN REGRESI KOMPONEN UTAMA MEYLINDA PUSRIANITA SARI PEMODELAN OTENTIKASI KOMPOSISI FITOFARMAKA TENSIGARD MENGGUNAKAN REGRESI KOMPONEN UTAMA MEYLINDA PUSRIANITA SARI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BEBERAPA METODE PENDUGAAN JUMLAH KOMPONEN DALAM CAMPURAN SENYAWA KIMIA MURDAN ALFA SATYAWAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008

BEBERAPA METODE PENDUGAAN JUMLAH KOMPONEN DALAM CAMPURAN SENYAWA KIMIA MURDAN ALFA SATYAWAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 i BEBERAPA METODE PENDUGAAN JUMLAH KOMPONEN DALAM CAMPURAN SENYAWA KIMIA MURDAN ALFA SATYAWAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 ii PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

KAJIAN PENGARUH NOISE DALAM ANALISIS KOMPONEN UTAMA UNTUK PEUBAH-PEUBAH YANG BERKORELASI FAJRIANZA ADI NUGRAHANTO

KAJIAN PENGARUH NOISE DALAM ANALISIS KOMPONEN UTAMA UNTUK PEUBAH-PEUBAH YANG BERKORELASI FAJRIANZA ADI NUGRAHANTO KAJIAN PENGARUH NOISE DALAM ANALISIS KOMPONEN UTAMA UNTUK PEUBAH-PEUBAH YANG BERKORELASI FAJRIANZA ADI NUGRAHANTO DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS RAGAM SKOR KOMPONEN UTAMA PADA PERCOBAAN RESPONS-GANDA. Bahriddin Abapihi 1)

ANALISIS RAGAM SKOR KOMPONEN UTAMA PADA PERCOBAAN RESPONS-GANDA. Bahriddin Abapihi 1) Bahriddin Abapihi//Paradigma, Vol.15 No.1 Pebruari 2011 hlm.11 18 11 ANALISIS RAGAM SKOR KOMPONEN UTAMA PADA PERCOBAAN RESPONS-GANDA Bahriddin Abapihi 1) 1) Jurusan Matematika FMIPA, Universitas Haluoleo,

Lebih terperinci

Abstract. Abstrak. Keywords : Principal Component Analysis, Agriculture Production and Plantation

Abstract. Abstrak. Keywords : Principal Component Analysis, Agriculture Production and Plantation JdC, Vol. 3, No. 2, September, 2014 1 Penggunaan Analisis Komponen Utama Dalam Penggabungan Data Peubah Ganda pada Kasus Produksi Pertanian dan Perkebunan Di Wilayah Bolaang Mongondow Tahun 2008 1 Sunarsi

Lebih terperinci

PENERAPAN DISKRIMINAN KANONIK PADA KOMPONEN KIMIA AKTIF TANAMAN OBAT HERBAL (TEMULAWAK, BANGLE, KUNYIT) 1 ABSTRAK

PENERAPAN DISKRIMINAN KANONIK PADA KOMPONEN KIMIA AKTIF TANAMAN OBAT HERBAL (TEMULAWAK, BANGLE, KUNYIT) 1 ABSTRAK Seminar Nasional Statistika IX Institut Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 PENERAPAN DISKRIMINAN KANONIK PADA KOMPONEN KIMIA AKTIF TANAMAN OBAT HERBAL (TEMULAWAK, BANGLE, KUNYIT) 1 UTAMI DYAH

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015, Halaman Online di: ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015, Halaman 295-304 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PERBANDINGAN DISKRIMINAN KUADRATIK KLASIK DAN DISKRIMINAN KUADRATIK

Lebih terperinci

Metode Regresi Ridge dengan Iterasi HKB dalam Mengatasi Multikolinearitas

Metode Regresi Ridge dengan Iterasi HKB dalam Mengatasi Multikolinearitas Vol. 14, No. 1, 93-99, Juli 2017 Metode Regresi Ridge dengan Iterasi HKB dalam Mengatasi Multikolinearitas Nurhasanah Abstrak Regresi berganda dengan peubah bebas saling berkorelasi (multikolinearitas)

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANALISIS BIPLOT KLASIK DAN ROBUST BIPLOT PADA PEMETAAN PERGURUAN TINGGI SWASTA DI JAWA TIMUR

PERBANDINGAN ANALISIS BIPLOT KLASIK DAN ROBUST BIPLOT PADA PEMETAAN PERGURUAN TINGGI SWASTA DI JAWA TIMUR Jur. Ris. & Apl. Mat. I (207), no., xx-xx Jurnal Riset dan Aplikasi Matematika e-issn: 258-054 URL: journal.unesa.ac.id/index.php/jram PERBANDINGAN ANALISIS BIPLOT KLASIK DAN ROBUST BIPLOT PADA PEMETAAN

Lebih terperinci

, dengan. Karakteristik dari vektor peubah acak X dan Y sebagai berikut:

, dengan. Karakteristik dari vektor peubah acak X dan Y sebagai berikut: 3 TINJAUAN PUSTAKA Analisis Korelasi Kanonik Analisis korelasi kanonik (AKK) yang diperkenalkan oleh Hotelling pada tahun 1936, bertujuan untuk mengidentifikasi dan menghitung hubungan linier antara dua

Lebih terperinci

ESTIMASI REGRESI ROBUST M PADA FAKTORIAL RANCANGAN ACAK LENGKAP YANG MENGANDUNG OUTLIER

ESTIMASI REGRESI ROBUST M PADA FAKTORIAL RANCANGAN ACAK LENGKAP YANG MENGANDUNG OUTLIER ESTIMASI REGRESI ROBUST M PADA FAKTORIAL RANCANGAN ACAK LENGKAP YANG MENGANDUNG OUTLIER Siswanto 1, Raupong 2, Annisa 3 ABSTRAK Dalam statistik, melakukan suatu percobaan adalah salah satu cara untuk mendapatkan

Lebih terperinci

PEMODELAN DATA PANEL SPASIAL DENGAN DIMENSI RUANG DAN WAKTU TENDI FERDIAN DIPUTRA

PEMODELAN DATA PANEL SPASIAL DENGAN DIMENSI RUANG DAN WAKTU TENDI FERDIAN DIPUTRA PEMODELAN DATA PANEL SPASIAL DENGAN DIMENSI RUANG DAN WAKTU TENDI FERDIAN DIPUTRA DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 RINGKASAN TENDI

Lebih terperinci

KAJIAN TELBS PADA REGRESI LINIER DENGAN KASUS PENCILAN

KAJIAN TELBS PADA REGRESI LINIER DENGAN KASUS PENCILAN KAJIAN TELBS PADA REGRESI LINIER DENGAN KASUS PENCILAN Nurul Gusriani 1), Firdaniza 2), Novi Octavianti 3) 1,2,3) Departemen Matematika FMIPA Universitas Padjadjaran, Jalan Raya Bandung- Sumedang Km. 21

Lebih terperinci

S 10 Studi Simulasi Tentang Penerapan Grafik Pengendali Berdasarkan Analisis Komponen Utama (Principal Component Analysis)

S 10 Studi Simulasi Tentang Penerapan Grafik Pengendali Berdasarkan Analisis Komponen Utama (Principal Component Analysis) PROSIDING ISBN : 978 979 6353 6 3 S 0 Studi Simulasi Tentang Penerapan Grafik Pengendali Berdasarkan Analisis Komponen Utama (Principal Component Analysis) Wirayanti ), Adi Setiawan ), Bambang Susanto

Lebih terperinci

KETEPATAN PENGKLASIFIKASIAN FUNGSI DISKRIMINAN LINIER ROBUST DUA KELOMPOK DENGAN METODE FAST MINIMUM COVARIATE DETERMINANT (FAST MCD)

KETEPATAN PENGKLASIFIKASIAN FUNGSI DISKRIMINAN LINIER ROBUST DUA KELOMPOK DENGAN METODE FAST MINIMUM COVARIATE DETERMINANT (FAST MCD) KETEPATAN PENGKLASIFIKASIAN FUNGSI DISKRIMINAN LINIER ROBUST DUA KELOMPOK DENGAN METODE FAST MINIMUM COVARIATE DETERMINANT (FAST MCD) Budyanra Jurusan Statistika, Sekolah Tinggi Ilmu Statistik, Jakarta

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR TERHADAP DATA PENGGUNAAN WEB PERSONAL DOSEN ITS DAN PERBANDINGAN TERHADAP PENCAPAIAN IPK DAN LAMA STUDI MAHASISWA

ANALISIS FAKTOR TERHADAP DATA PENGGUNAAN WEB PERSONAL DOSEN ITS DAN PERBANDINGAN TERHADAP PENCAPAIAN IPK DAN LAMA STUDI MAHASISWA Seminar Nasional Statistika IX Institut Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 ANALISIS FAKTOR TERHADAP DATA PENGGUNAAN WEB PERSONAL DOSEN ITS DAN PERBANDINGAN TERHADAP PENCAPAIAN IPK DAN LAMA STUDI

Lebih terperinci

REGRESI ROBUST MM-ESTIMATOR UNTUK PENANGANAN PENCILAN PADA REGRESI LINIER BERGANDA

REGRESI ROBUST MM-ESTIMATOR UNTUK PENANGANAN PENCILAN PADA REGRESI LINIER BERGANDA REGRESI ROBUST MM-ESTIMATOR UNTUK PENANGANAN PENCILAN PADA REGRESI LINIER BERGANDA SKRIPSI Disusun Oleh : SHERLY CANDRANINGTYAS J2E 008 053 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 4. No. 2, 71-81, Agustus 2001, ISSN :

JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 4. No. 2, 71-81, Agustus 2001, ISSN : PENANGANAN MULTIKOLINEARITAS (KEKOLINEARAN GANDA) DENGAN ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA Tatik Widiharih Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Abstrak Multikolinearitas yang tinggi diantara peubah-peubah bebas,

Lebih terperinci

dianalisis dengan menggunakan

dianalisis dengan menggunakan 4 1. Eksplorasi data keluaran FTIR a. Membuat plot antara nilai absorban dan bilangan gelombang untuk setiap bahan temuan. Sumbu vertikal untuk nilai absorban dan sumbu horizontal untuk bilangan gelombang.

Lebih terperinci

Didin Astriani P, Oki Dwipurwani, Dian Cahyawati (Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya)

Didin Astriani P, Oki Dwipurwani, Dian Cahyawati (Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya) (M.2) ANALISIS BIPLOT UNTUK MENGETAHUI KARAKTERISTIK PUTUS SEKOLAH PENDIDIKAN DASAR PADA MASYARAKAT MISKIN ANTAR WILAYAH KECAMATAN DI KABUPATEN OGAN ILIR Didin Astriani P, Oki Dwipurwani, Dian Cahyawati

Lebih terperinci

PENERAPAN ANALISIS FAKTOR DAN ANALISIS DISKRIMINAN UNTUK MENENTUKAN KUALITAS PRODUK SUSU BALITA DENGAN GRAFIK KENDALI Z-MR

PENERAPAN ANALISIS FAKTOR DAN ANALISIS DISKRIMINAN UNTUK MENENTUKAN KUALITAS PRODUK SUSU BALITA DENGAN GRAFIK KENDALI Z-MR PENERAPAN ANALISIS FAKTOR DAN ANALISIS DISKRIMINAN UNTUK MENENTUKAN KUALITAS PRODUK SUSU BALITA DENGAN GRAFIK KENDALI Z-MR Inge Ratih Puspitasari, Hendro Permadi, dan Trianingsih Eni Lestari Universitas

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KORELASI KANONIK ROBUST DENGAN METODE MINIMUM COVARIANCE DETERMINAN

BAB III ANALISIS KORELASI KANONIK ROBUST DENGAN METODE MINIMUM COVARIANCE DETERMINAN BAB III ANALISIS KORELASI KANONIK ROBUST DENGAN METODE MINIMUM COVARIANCE DETERMINAN 3.1 Deteksi Pencilan Multivariat Pengidentifikasian pencilan pada kasus multivariat tidaklah mudah untuk dilakukan,

Lebih terperinci

Keywords: Factorial Experiment, CRBD, AMMI, Analysis of Variance, PCA, Biplot

Keywords: Factorial Experiment, CRBD, AMMI, Analysis of Variance, PCA, Biplot ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 529-536 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian ANALISIS VARIAN PERCOBAAN FAKTORIAL DUA FAKTOR RAKL DENGAN METODE

Lebih terperinci

ANALISIS KORELASI KANONIK PERILAKU BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMP (STUDI KASUS SISWA SMPN I SUKASARI PURWAKARTA)

ANALISIS KORELASI KANONIK PERILAKU BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMP (STUDI KASUS SISWA SMPN I SUKASARI PURWAKARTA) Prosiding Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika ISBN: 978-60-61-0-9 hal 693-703 November 016 ANALISIS KORELASI KANONIK PERILAKU BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMP (STUDI KASUS SISWA SMPN

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENGGEROMBOLAN K-MEANS DAN K-MEDOID PADA DATA YANG MENGANDUNG PENCILAN YANNE FLOWRENSIA

PERBANDINGAN PENGGEROMBOLAN K-MEANS DAN K-MEDOID PADA DATA YANG MENGANDUNG PENCILAN YANNE FLOWRENSIA PERBANDINGAN PENGGEROMBOLAN K-MEANS DAN K-MEDOID PADA DATA YANG MENGANDUNG PENCILAN YANNE FLOWRENSIA DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 010

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Eksplorasi Pada tahapan ini dilakukan plot persen transmitan (%T) dan bilangan gelombang untuk masing-masing spektrum dari 18 sampel temulawak dengan tujuan untuk mengetahui pola data.

Lebih terperinci

BAB III PEREDUKSIAN RUANG INDIVIDU DENGAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA. Analisis komponen utama adalah metode statistika multivariat yang

BAB III PEREDUKSIAN RUANG INDIVIDU DENGAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA. Analisis komponen utama adalah metode statistika multivariat yang BAB III PEREDUKSIAN RUANG INDIVIDU DENGAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA Analisis komponen utama adalah metode statistika multivariat yang bertujuan untuk mereduksi dimensi data dengan membentuk kombinasi linear

Lebih terperinci

pendekatan dalam penelitian ini dinilai cukup beralasan.

pendekatan dalam penelitian ini dinilai cukup beralasan. Tabel Hasil pendugaan model pengaruh tetap dengan Y sebagai peubah respon dan X, X dan X sebagai C -. 00 X -5 0.50 X.05 00 X 00 R 0.6 Adjusted R 0.6 Hasil pendugaan model data panel dengan Y sebagai peubah

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE MCD-BOOTSTRAP DAN LAD- BOOTSTRAP DALAM MENGATASI PENGARUH PENCILAN PADA ANALISIS REGRESI LINEAR BERGANDA

PERBANDINGAN METODE MCD-BOOTSTRAP DAN LAD- BOOTSTRAP DALAM MENGATASI PENGARUH PENCILAN PADA ANALISIS REGRESI LINEAR BERGANDA PERBANDINGAN METODE MCD-BOOTSTRAP DAN LAD- BOOTSTRAP DALAM MENGATASI PENGARUH PENCILAN PADA ANALISIS REGRESI LINEAR BERGANDA Ni Luh Putu Ratna Kumalasari 1, Ni Luh Putu Suciptawati 2,, Made Susilawati

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Absorbsi Near Infrared Sampel Tepung Ikan Absorbsi near infrared oleh 50 sampel tepung ikan dengan panjang gelombang 900 sampai 2000 nm berkisar antara 0.1 sampai 0.7. Secara grafik

Lebih terperinci

Reduksi Data Luaran GCM Stasiun Amahai Dengan Menggunakan Analisis Komponen Utama

Reduksi Data Luaran GCM Stasiun Amahai Dengan Menggunakan Analisis Komponen Utama Reduksi Data Luaran GCM Stasiun Amahai Dengan Menggunakan Analisis Komponen Utama Ferry Kondo Lembang Jurusan Matematika FMIPA UNPATTI ferrykondolembang@yahoo.co.id Abstrak Reduksi dimensi adalah bagian

Lebih terperinci

PERBANDINGAN REGRESI ROBUST PENDUGA MM DENGAN METODE RANDOM SAMPLE CONSENSUS DALAM MENANGANI PENCILAN

PERBANDINGAN REGRESI ROBUST PENDUGA MM DENGAN METODE RANDOM SAMPLE CONSENSUS DALAM MENANGANI PENCILAN E-Jurnal Matematika Vol. 3, No.2 Mei 2014, 45-52 ISSN: 2303-1751 PERBANDINGAN REGRESI ROBUST PENDUGA MM DENGAN METODE RANDOM SAMPLE CONSENSUS DALAM MENANGANI PENCILAN NI PUTU NIA IRFAGUTAMI 1, I GUSTI

Lebih terperinci

Oleh: Agus Mohamad Soleh. Departemen Statistika FMIPA IPB. Abstrak

Oleh: Agus Mohamad Soleh. Departemen Statistika FMIPA IPB. Abstrak Seminar Nasional Statistika IX Institut Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 009 Analisis Diskriminan Linier untuk Klasifikasi Komponen Obat Bahan Alam Berdasarkan Spektrum Inframerah. Studi Kasus :

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPONEN UTAMA PADA PENERAPAN APLIKASI PEMBELAJARAN METODE GLENN DOMAN

ANALISIS KOMPONEN UTAMA PADA PENERAPAN APLIKASI PEMBELAJARAN METODE GLENN DOMAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA PADA PENERAPAN APLIKASI PEMBELAJARAN METODE GLENN DOMAN Anik Rufaidah 1, Muhamad Afif Effindi 2 1 Program Studi Teknik Industri, 2 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

PENDEKATAN MODEL RATA-RATA SEBAGAI METODE ALTERNATIF DALAM PENANGANAN REGRESI BERDIMENSI TINGGI NIDA ASHMA ADILAH

PENDEKATAN MODEL RATA-RATA SEBAGAI METODE ALTERNATIF DALAM PENANGANAN REGRESI BERDIMENSI TINGGI NIDA ASHMA ADILAH PENDEKATAN MODEL RATA-RATA SEBAGAI METODE ALTERNATIF DALAM PENANGANAN REGRESI BERDIMENSI TINGGI NIDA ASHMA ADILAH DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep-konsep dasar pada QUEST dan CHAID, algoritma QUEST, algoritma

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep-konsep dasar pada QUEST dan CHAID, algoritma QUEST, algoritma BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan membahas pengertian metode klasifikasi berstruktur pohon, konsep-konsep dasar pada QUEST dan CHAID, algoritma QUEST, algoritma CHAID, keakuratan dan kesalahan dalam

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN PADA PRODUKSI JAGUNG DI JAWA TENGAH

1. PENDAHULUAN PADA PRODUKSI JAGUNG DI JAWA TENGAH MODEL REGRESI ROBUST ESTIMASI DENGAN PEMBOBOT FAIR PADA PRODUKSI JAGUNG DI JAWA TENGAH Oktaviana Wulandari, Yuliana Susanti, dan Sri Sulistijowati Handajani Program Studi Matematika FMIPA UNS ABSTRAK.

Lebih terperinci

PENANGANAN MULTIKOLINEARITAS (KEKOLINEARAN GANDA) DENGAN ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA. Tatik Widiharih Jurusan Matematika FMIPA UNDIP

PENANGANAN MULTIKOLINEARITAS (KEKOLINEARAN GANDA) DENGAN ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA. Tatik Widiharih Jurusan Matematika FMIPA UNDIP PENANGANAN MULTIKOLINEARITAS (KEKOLINEARAN GANDA) DENGAN ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA Tatik Widiharih Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Abstrak Multikolinearitas yang tinggi diantara peubah-peubah bebas,

Lebih terperinci

PRA-PEMPROSESAN DATA LUARAN GCM CSIRO-Mk3 DENGAN METODE TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT

PRA-PEMPROSESAN DATA LUARAN GCM CSIRO-Mk3 DENGAN METODE TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT TUGAS AKHIR - ST 1325 PRA-PEMPROSESAN DATA LUARAN GCM CSIRO-Mk3 DENGAN METODE TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT ANGGREINI SUPRAPTI NRP 1305 100 005 Dosen Pembimbing Dr. Sutikno, S.Si, M.Si JURUSAN STATISTIKA

Lebih terperinci

PENDUGA PENCILAN BOGOR 2013

PENDUGA PENCILAN BOGOR 2013 PERBANDINGAN PENDUGA MINIMUM COVARIANCE DETERMINANT (MCD) DENGAN MAXIMUMM LIKELIHOOD ESTIMATION (MLE) PADA ANALISIS DISKRIMINANN UNTUK DATA YANG MENGANDUNGG PENCILAN TRI HARDI PUTRA DEPARTEMEN STATISTIK

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KINERJA DIAGRAM KONTROL MULTIVARIAT UNTUK VARIABILITAS BERDASARKAN MATRIKS KOVARIANSI DAN MATRIKS KORELASI. Abstrak

PERBANDINGAN KINERJA DIAGRAM KONTROL MULTIVARIAT UNTUK VARIABILITAS BERDASARKAN MATRIKS KOVARIANSI DAN MATRIKS KORELASI. Abstrak PERBANDINGAN KINERJA DIAGRAM KONTROL MULTIVARIAT UNTUK VARIABILITAS BERDASARKAN MATRIKS KOVARIANSI DAN MATRIKS KORELASI Dwi Yuli Rakhmawati, Muhammad Mashuri 2,2) Institut Teknologi Sepuluh Nopember dwiyuli_rakhmawati@yahoo.com,

Lebih terperinci

METODE ORDINARY LEAST SQUARES DAN LEAST TRIMMED SQUARES DALAM MENGESTIMASI PARAMETER REGRESI KETIKA TERDAPAT OUTLIER

METODE ORDINARY LEAST SQUARES DAN LEAST TRIMMED SQUARES DALAM MENGESTIMASI PARAMETER REGRESI KETIKA TERDAPAT OUTLIER Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 03, No. 3 (2014), hal 163-168. METODE ORDINARY LEAST SQUARES DAN LEAST TRIMMED SQUARES DALAM MENGESTIMASI PARAMETER REGRESI KETIKA TERDAPAT OUTLIER

Lebih terperinci

STATISTIKA I. Ari Wibowo, MPd Prodi PAI Jurusan Tarbiyah STAIN Surakarta. Kode Matakuliah: PAI111, 2sks Tujuan Instruksional Umum:

STATISTIKA I. Ari Wibowo, MPd Prodi PAI Jurusan Tarbiyah STAIN Surakarta. Kode Matakuliah: PAI111, 2sks Tujuan Instruksional Umum: STATISTIKA I Ari Wibowo, MPd Prodi PAI Jurusan Tarbiyah STAIN Surakarta Kode Matakuliah: PAI111, 2sks Tujuan Instruksional Umum: Setelah mengikuti mata kuliah ini selama satu semester, mahasiswa akan dapat

Lebih terperinci

Penggunaan Analisis Faktor (Factor Analysis) dengan Aplikasi Program SPSS 11.5

Penggunaan Analisis Faktor (Factor Analysis) dengan Aplikasi Program SPSS 11.5 Penggunaan Analisis Faktor (Factor Analysis) dengan Aplikasi Program SPSS 11.5 Oleh: Muji Gunarto (mgunarto@hotmail.com) I. Pendahuluan (Landasan Teori) Analisis faktor adalah salah satu analisis yang

Lebih terperinci

Analisis Komponen Utama (Principal component analysis)

Analisis Komponen Utama (Principal component analysis) Analisis Komponen Utama (Principal component analysis) A. LANDASAN TEORI Misalkan χ merupakan matriks berukuran nxp, dengan baris-baris yang berisi observasi sebanyak n dari p-variat variabel acak X. Analisis

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Analisis Gerombol

TINJAUAN PUSTAKA Analisis Gerombol 3 TINJAUAN PUSTAKA Analisis Gerombol Analisis gerombol merupakan analisis statistika peubah ganda yang digunakan untuk menggerombolkan n buah obyek. Obyek-obyek tersebut mempunyai p buah peubah. Penggerombolannya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Model Regresi Linier Ganda

TINJAUAN PUSTAKA. Model Regresi Linier Ganda TINJAUAN PUSTAKA Model Regresi Linier Ganda Hubungan antara y dan X dalam model regresi linier umum adalah y = X ß + e () dengan y merupakan vektor pengamatan pada peubah respon (peubah tak bebas) berukuran

Lebih terperinci

KOMPARASI ANALISIS GEROMBOL (CLUSTER) DAN BIPLOT DALAM PENGELOMPOKAN

KOMPARASI ANALISIS GEROMBOL (CLUSTER) DAN BIPLOT DALAM PENGELOMPOKAN E-Jurnal Matematika Vol. 2, No.4, Nopember 2013, 17-22 ISSN: 2303-1751 KOMPARASI ANALISIS GEROMBOL (CLUSTER) DAN BIPLOT DALAM PENGELOMPOKAN I MADE ANOM ARIAWAN 1, I PUTU EKA NILA KENCANA 2, NI LUH PUTU

Lebih terperinci

MENGATASI MULTIKOLINEARITAS MENGGUNAKAN PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (PCA)

MENGATASI MULTIKOLINEARITAS MENGGUNAKAN PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (PCA) MENGATASI MULTIKOLINEARITAS MENGGUNAKAN PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (PCA) Laporan Praktikum ke-2 Disusun untuk Memenuhi Laporan Praktikum Analisis Regresi Lanjutan Oleh Nama : Faisyal Nim : 125090507111001

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE MKT, LTS, WIN, DAN THEIL PADA PENDUGAAN PARAMETER REGRESI APABILA GALATNYA MENYEBAR EKSPONENSIAL HELGA ARINA PRAMUDITYA

PERBANDINGAN METODE MKT, LTS, WIN, DAN THEIL PADA PENDUGAAN PARAMETER REGRESI APABILA GALATNYA MENYEBAR EKSPONENSIAL HELGA ARINA PRAMUDITYA PERBANDINGAN METODE MKT, LTS, WIN, DAN THEIL PADA PENDUGAAN PARAMETER REGRESI APABILA GALATNYA MENYEBAR EKSPONENSIAL HELGA ARINA PRAMUDITYA STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

PEMAKAIAN VARIABEL INDIKATOR DALAM PEMODELAN. Mike Susmikanti *

PEMAKAIAN VARIABEL INDIKATOR DALAM PEMODELAN. Mike Susmikanti * PEMAKAIAN VARIABEL INDIKATOR DALAM PEMODELAN Mike Susmikanti * ABSTRAK PEMAKAIAN VARIABEL INDIKATOR DALAM PEMODELAN. Pemodelan dalam penelitian berbagai bidang khususnya bidang industri, merupakan kebutuhan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PENCILAN DAN PETA PENCILAN PADA ANALISIS KOMPONEN UTAMA UNTUK DATA MENJULUR ANNA FAUZIYAH DEPARTEMEN STATISTIKA

IDENTIFIKASI PENCILAN DAN PETA PENCILAN PADA ANALISIS KOMPONEN UTAMA UNTUK DATA MENJULUR ANNA FAUZIYAH DEPARTEMEN STATISTIKA IDENTIFIKASI PENCILAN DAN PETA PENCILAN PADA ANALISIS KOMPONEN UTAMA UNTUK DATA MENJULUR ANNA FAUZIYAH DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

(M.6) FUZZY C-MEANS CLUSTERING DENGAN ANALISIS ROBUST

(M.6) FUZZY C-MEANS CLUSTERING DENGAN ANALISIS ROBUST (M.6) FUZZY C-MEANS CLUSTERING DENGAN ANALISIS ROBUST 1Nor Indah FitriyaNingrum, 2 Suwanda, 3 Anna Chadidjah 1Mahasiswa JurusanStatistika FMIPA UniversitasPadjadjaran 2Jurusan Statistika FMIPA Universitas

Lebih terperinci

MODEL REGRESI KANDUNGAN BATUBARA MENGGUNAKAN METODE LEAST MEDIAN OF SQUARES

MODEL REGRESI KANDUNGAN BATUBARA MENGGUNAKAN METODE LEAST MEDIAN OF SQUARES PTNBR - BATAN Bandung, 04 Juli 013 MODEL REGRESI KANDUNGAN BATUBARA MENGGUNAKAN METODE LEAST MEDIAN OF SQUARES Kankan Parmikanti 1, Endang Rusyaman 1 dan Emah Suryamah 1 1 Jurusan Matematika FMIPA Universitas

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun Oleh: Ana Kartikawati NIM. J2E009024

SKRIPSI. Disusun Oleh: Ana Kartikawati NIM. J2E009024 PERBANDINGAN ANALISIS DISKRIMINAN LINIER KLASIK DAN ANALISIS DISKRIMINAN LINIER ROBUST UNTUK PENGKLASIFIKASIAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH SKRIPSI Disusun Oleh: Ana Kartikawati

Lebih terperinci

Minggu XI ANALISIS KOMPONEN UTAMA. Utami, H

Minggu XI ANALISIS KOMPONEN UTAMA. Utami, H Minggu XI ANALISIS KOMPONEN UTAMA Utami, H Outline 1 Pendahuluan 2 Tujuan 3 Analisis Komponen Utama 4 Contoh Utami, H Minggu XIANALISIS KOMPONEN UTAMA 2 / 16 Outline 1 Pendahuluan 2 Tujuan 3 Analisis Komponen

Lebih terperinci

PENERAPAN REGRESI LINIER MULTIVARIAT PADA DISTRIBUSI UJIAN NASIONAL 2014 (Pada Studi Kasus Nilai Ujian Nasional 2014 SMP Negeri 1 Sayung)

PENERAPAN REGRESI LINIER MULTIVARIAT PADA DISTRIBUSI UJIAN NASIONAL 2014 (Pada Studi Kasus Nilai Ujian Nasional 2014 SMP Negeri 1 Sayung) ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015, Halaman 697-704 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PENERAPAN REGRESI LINIER MULTIVARIAT PADA DISTRIBUSI UJIAN NASIONAL

Lebih terperinci

REGRESI KEKAR SIMPANGAN MUTLAK TERKECIL DENGAN MODIFIKASI SIMPLEKS MUHAMMAD YUSUF DWIHARJANGGI

REGRESI KEKAR SIMPANGAN MUTLAK TERKECIL DENGAN MODIFIKASI SIMPLEKS MUHAMMAD YUSUF DWIHARJANGGI REGRESI KEKAR SIMPANGAN MUTLAK TERKECIL DENGAN MODIFIKASI SIMPLEKS MUHAMMAD YUSUF DWIHARJANGGI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 ABSTRAK

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE GENERALIZED RIDGE REGRESSION DALAM MENGATASI MASALAH MULTIKOLINEARITAS

PENERAPAN METODE GENERALIZED RIDGE REGRESSION DALAM MENGATASI MASALAH MULTIKOLINEARITAS e-jurnal Matematika Vol. 2, No. 1, Januari 2013, 54-59 PENERAPAN METODE GENERALIZED RIDGE REGRESSION DALAM MENGATASI MASALAH MULTIKOLINEARITAS NI KETUT TRI UTAMI 1, I KOMANG GDE SUKARSA 2, I PUTU EKA NILA

Lebih terperinci

METODE EKSPLORATIF UNTUK MENGUJI KESAMAAN SPEKTRUM FTIR TEMULAWAK

METODE EKSPLORATIF UNTUK MENGUJI KESAMAAN SPEKTRUM FTIR TEMULAWAK METODE EKSPLO ORATIF UNTUK MENGUJI KESAMAAN SPEKTRUM FTIR TEMULAWAK EKO WAHYU WIBOWO SEKOLAH PASCASARJANAA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini

Lebih terperinci

Transformasi Biplot Simetri Pada Pemetaan Karakteristik Kemiskinan

Transformasi Biplot Simetri Pada Pemetaan Karakteristik Kemiskinan Transformasi Biplot Simetri Pada Pemetaan Karakteristik Kemiskinan Desy Komalasari Fakultas MIPA, Universitas Mataram e-mail: Desi_its@yahoo.com Mustika Hadijati Fakultas MIPA, Universitas Mataram e-mail:

Lebih terperinci

HETEROSKEDASTISITAS DALAM ANALISIS REGRESI LINIER SKRIPSI. Oleh: YOGIE DANA INSANI NIM

HETEROSKEDASTISITAS DALAM ANALISIS REGRESI LINIER SKRIPSI. Oleh: YOGIE DANA INSANI NIM HETEROSKEDASTISITAS DALAM ANALISIS REGRESI LINIER SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Penyelesaian Program Sarjana Sains Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. satu peubah prediktor dengan satu peubah respon disebut analisis regresi linier

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. satu peubah prediktor dengan satu peubah respon disebut analisis regresi linier BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi pertama kali dikembangkan oleh Sir Francis Galton pada abad ke-19. Analisis regresi dengan satu peubah prediktor dan satu peubah

Lebih terperinci

Plot Multivariate Menggunakan Kernel Principal Component Analysis (KPCA) dengan Fungsi Power Kernel

Plot Multivariate Menggunakan Kernel Principal Component Analysis (KPCA) dengan Fungsi Power Kernel Plot Multivariate Menggunakan Kernel Principal Component Analysis (KPCA) dengan Fungsi Power Kernel Vitawati Bawotong, Hanny Komalig, Nelson Nainggolan 3 Program Studi Matematika, FMIPA, UNSRAT, vbawotong@gmail.com

Lebih terperinci

MODEL REGRESI ROBUST MENGGUNAKAN ESTIMASI S DAN ESTIMASI GS

MODEL REGRESI ROBUST MENGGUNAKAN ESTIMASI S DAN ESTIMASI GS MODEL REGRESI ROBUST MENGGUNAKAN ESTIMASI S DAN ESTIMASI GS (Studi Kasus Produksi Jagung di Indonesia) Oleh VICTOR SATRIA SAPUTERA M0112089 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : LAILI ISNA NUR KHIQMAH NIM :

SKRIPSI. Oleh : LAILI ISNA NUR KHIQMAH NIM : PERBANDINGAN DISKRIMINAN KUADRATIK KLASIK DAN DISKRIMINAN KUADRATIK ROBUST PADA KASUS PENGKLASIFIKASIAN PEMINATAN PESERTA DIDIK (Studi Kasus di SMA Negeri 1 Kendal Tahun Ajaran 2014/2015) SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

Perancangan Percobaan

Perancangan Percobaan Fakultas/Prodi Mata Kuliah/Kode : MIPA/Statistika Semester / SKS : Genap/ 3(2-2) Deskripsi Mata Kuliah Standar Kompetensi Mata Kuliah Prasyarat : Pe Percobaan/STK222 Pe Percobaan : Mata kuliah pe membahas

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Diagram kotak garis

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Diagram kotak garis TINJAUAN PUSTAKA Diagram Kotak Garis Metode diagram kotak garis atau boxplot merupakan salah satu teknik untuk memberikan gambaran tentang lokasi pemusatan data, rentangan penyebaran dan kemiringan pola

Lebih terperinci

PENENTUAN KOEFISIEN KORELASI KANONIK DAN INTERPRETASI FUNGSI KANONIK MULTIVARIAT

PENENTUAN KOEFISIEN KORELASI KANONIK DAN INTERPRETASI FUNGSI KANONIK MULTIVARIAT PENENTUAN KOEFISIEN KORELASI KANONIK DAN INTERPRETASI FUNGSI KANONIK MULTIVARIAT SKRIPSI Oleh : MUHAMAD FALIQUL ASBAH J2E 008 040 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

PENDEKATAN WINSOR PADA ANALISIS REGRESI DENGAN PENCILAN MURIH PUSPARUM

PENDEKATAN WINSOR PADA ANALISIS REGRESI DENGAN PENCILAN MURIH PUSPARUM PENDEKATAN WINSOR PADA ANALISIS REGRESI DENGAN PENCILAN MURIH PUSPARUM DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB III MINIMUM VOLUME ELLIPSOID PADA ANALISIS KOMPONEN UTAMA ROBUST. Pada bab ini akan dikaji bahasan utama yaitu pencilan dan analisis

BAB III MINIMUM VOLUME ELLIPSOID PADA ANALISIS KOMPONEN UTAMA ROBUST. Pada bab ini akan dikaji bahasan utama yaitu pencilan dan analisis BAB III MINIMUM VOLUME ELLIPSOID PADA ANALISIS KOMPONEN UTAMA ROBUST Pada bab ini akan dikaji bahasan utama yaitu pencilan dan analisis komponen utama robust sebagai konsep pendukung serta metode Minimum

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PENGGEROMBOLAN BERDASARKAN GAUSSIAN MIXTURE MODELS DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA EXPECTATION MAXIMIZATION ULA SUSILAWATI

PENERAPAN METODE PENGGEROMBOLAN BERDASARKAN GAUSSIAN MIXTURE MODELS DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA EXPECTATION MAXIMIZATION ULA SUSILAWATI PENERAPAN METODE PENGGEROMBOLAN BERDASARKAN GAUSSIAN MIXTURE MODELS DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA EXPECTATION MAXIMIZATION ULA SUSILAWATI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

Klasifikasi Kecamatan Berdasarkan Nilai Akhir SMA/MA di Kabupaten Aceh Selatan Menggunakan Analisis Diskriminan

Klasifikasi Kecamatan Berdasarkan Nilai Akhir SMA/MA di Kabupaten Aceh Selatan Menggunakan Analisis Diskriminan Statistika, Vol. 15 No. 2, 87-97 November 215 Klasifikasi Kecamatan Berdasarkan Nilai Akhir SMA/MA di Kabupaten Aceh Selatan Menggunakan Analisis Diskriminan Fitriana A.R. 1, Nurhasanah 2, Ririn Raudhatul

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Aljabar Matriks 2.1.1 Definisi Matriks Matriks adalah suatu kumpulan angka-angka yang juga sering disebut elemen-elemen yang disusun secara teratur menurut baris dan kolom sehingga

Lebih terperinci

PEMODELAN PERSENTASE BALITA GIZI BURUK DI JAWA TENGAH DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION PRINCIPAL COMPONENTS ANALYSIS (GWRPCA)

PEMODELAN PERSENTASE BALITA GIZI BURUK DI JAWA TENGAH DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION PRINCIPAL COMPONENTS ANALYSIS (GWRPCA) PEMODELAN PERSENTASE BALITA GIZI BURUK DI JAWA TENGAH DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION PRINCIPAL COMPONENTS ANALYSIS (GWRPCA) SKRIPSI Disusun Oleh : NOVIKA PRATNYANINGRUM 24010211140095

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE HOTELLING, MVE DAN WD DALAM PENDETEKSIAN PENCILAN PADA GRAFIK KENDALI ROBUST PEUBAH GANDA ADI PRANATA

PERBANDINGAN METODE HOTELLING, MVE DAN WD DALAM PENDETEKSIAN PENCILAN PADA GRAFIK KENDALI ROBUST PEUBAH GANDA ADI PRANATA PERBANDINGAN METODE HOTELLING, MVE DAN WD DALAM PENDETEKSIAN PENCILAN PADA GRAFIK KENDALI ROBUST PEUBAH GANDA ADI PRANATA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 017 PERNYATAAN MENGENAI TESIS

Lebih terperinci

Teknik Reduksi Dimensi Menggunakan Komponen Utama Data Partisi Pada Pengklasifikasian Data Berdimensi Tinggi dengan Ukuran Sampel Kecil

Teknik Reduksi Dimensi Menggunakan Komponen Utama Data Partisi Pada Pengklasifikasian Data Berdimensi Tinggi dengan Ukuran Sampel Kecil Teknik Reduksi Dimensi Menggunakan Komponen Utama Data Partisi Pada Pengklasifikasian Data Berdimensi Tinggi dengan Ukuran Sampel Kecil Ronny Susetyoko, Elly Purwantini Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI FAKTOR PENDORONG PERNIKAHAN DINI DENGAN METODE ANALISIS FAKTOR

IDENTIFIKASI FAKTOR PENDORONG PERNIKAHAN DINI DENGAN METODE ANALISIS FAKTOR Saintia Matematika Vol. 2, No. 1 (2014), pp. 1 11. IDENTIFIKASI FAKTOR PENDORONG PERNIKAHAN DINI DENGAN METODE ANALISIS FAKTOR Aswin Bahar, Gim Tarigan, Pengarapen Bangun Abstrak. Pernikahan dini merupakan

Lebih terperinci

Model Regresi Linear Produksi Padi di Indonesia dengan Estimasi-M

Model Regresi Linear Produksi Padi di Indonesia dengan Estimasi-M J. Math. and Its Appl. ISSN: 1829-605X Vol. 4, No. 1, May 2007, 39 46 Model Regresi Linear Produksi Padi di Indonesia dengan Estimasi-M Hasih Pratiwi, Yuliana Susanti, dan Monaluvy Septiningrum Jurusan

Lebih terperinci

JURNAL GAUSSIAN, Volume 2, Nomor 2, April 2013, Halaman Online di:

JURNAL GAUSSIAN, Volume 2, Nomor 2, April 2013, Halaman Online di: JURNAL GAUSSIAN, Volume, Nomor, April 013, Halaman 119-18 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PENENTUAN KOEFISIEN KORELASI KANONIK DAN INTERPRETASI FUNGSI KANONIK MULTIVARIAT Muhamad

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses pengumpulan data, peneliti sering menemukan nilai pengamatan

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses pengumpulan data, peneliti sering menemukan nilai pengamatan 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pencilan Dalam proses pengumpulan data, peneliti sering menemukan nilai pengamatan yang bervariasi (beragam). Keberagaman data ini, di satu sisi sangat dibutuhkan dalam

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE KEKAR BIWEIGHT MIDCOVARIANCE DAN MINIMUM COVARIANCE DETERMINANT DALAM ANALISIS KORELASI KANONIK FREZA RIANA

PERBANDINGAN METODE KEKAR BIWEIGHT MIDCOVARIANCE DAN MINIMUM COVARIANCE DETERMINANT DALAM ANALISIS KORELASI KANONIK FREZA RIANA PERBANDINGAN METODE KEKAR BIWEIGHT MIDCOVARIANCE DAN MINIMUM COVARIANCE DETERMINANT DALAM ANALISIS KORELASI KANONIK FREZA RIANA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 i PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

Analisis Model Regresi Linear Berganda dengan Metode Response Surface

Analisis Model Regresi Linear Berganda dengan Metode Response Surface Jurnal Gradien Vol. 10 No. 1 Januari 2014 : 957-962 Analisis Model Regresi Linear Berganda dengan Metode Response Surface * Henoh Bayu Murti, Dian Kurniasari, Widiarti Jurusan Matematika, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

Analisis Biplot untuk Pemetaan Posisi dan Karakteristik Usaha Pariwisata di Provinsi Bali

Analisis Biplot untuk Pemetaan Posisi dan Karakteristik Usaha Pariwisata di Provinsi Bali Jurnal Matematika Vol. 6 No. 1, Juni 2016. ISSN: 1693-1394 Analisis Biplot untuk Pemetaan Posisi dan Karakteristik Usaha Pariwisata di Provinsi Bali I Gusti Ayu Made Srinadi Jurusan Matematika, Fakultas

Lebih terperinci