HASIL DAN PEMBAHASAN
|
|
- Suryadi Yohanes Sudjarwadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 HASIL DAN PEMBAHASAN Eksplorasi Pada tahapan ini dilakukan plot persen transmitan (%T) dan bilangan gelombang untuk masing-masing spektrum dari 18 sampel temulawak dengan tujuan untuk mengetahui pola data. Pola spektrum untuk masing-masing sampel temulawak disajikan pada Gambar 3. Gambar 3. Spektrum FTIR Temulawak Dari gambar grafik spektrum FTIR senyawa aktif temulawak di atas memperlihatkan pola yang relatif sama untuk puncak-puncak/lembah yang terjadi setiap spektrum pada selang tertentu. Puncak-puncak/lembah yang cukup jelas terjadi pada selang cm -1, cm -1, cm -1, cm -1 dan cm -1. Sesuai dengan tabel 1, puncak-puncak/lembah tersebut merupakan daerah identifikasi yang terdapat ikatan-ikatan kimia yaitu ikatan hidrogen O-H, C-H alkana, aromatik C=C-, R-O-Ar, dan Karbonil. 18
2 Gambar 4. Spektrum FTIR Kunyit Gambar 5. Spektrum FTIR Jahe. 19
3 Gambar 4 merupakan gambar sampel spektrum kunyit dan Gambar 5 merupakan gambar spectrum FTIR jahe. Jika gambar sampel spektrum kunyit (Gambar 4) dibandingkan dengan gambar sampel spektrum temulawak (Gambar 3) secara kasat mata dapat dilihat perbedaannya, tetapi jika gambar spektrum jahe (Gambar 5) dibandingkan dengan gambar spektrum temulawak (Gambar 3) secara kasat mata sulit untuk dibedakan, karena spektrum jahe dan spektrum temulawak terlihat mirip antara satu dengan yang lain. Jika ada satu sampel spektrum jahe masuk dalam kelompok sampel spektrum temulawak maka akan sulit untuk mengidentifikasi mana spektrum jahenya, begitupun sebaliknya jika ada satu sampel spektrum temulawak yang masuk dalam kelompok spektrum jahe akan kesulitan juga mengidentifikasi yang mana spektrum temulawaknya. Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan suatu metode klasifikasi tertentu untuk mengurangi kesalahan identifikasi spektrum secara visual. Pemulusan dan Pereduksian data dengan Transformasi Wavelet Diskret Pada tahapan ini dilakukan pereduksian awal jumlah titik spektrum FTIR dari 1866 titik menjadi 1024 titik dengan memperhatikan daerah identifikasi. Hal ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat metode Wavelet yaitu 2 M titik, berarti dalam hal ini jumlah titik yang digunakan adalah Titik-titik yang telah terpilih kemudian ditransformasi dengan metode wavelet diskret. Transformasi wavelet diskret tidak hanya membuat spektrum sampel lebih halus/mulus tetapi juga mereduksi dimensi datanya. Pada penelitian ini jumlah titik awal sebanyak 1024 titik kemudian direduksi menjadi beberapa titik yaitu 512, 256, 128, 64 dan 32 titik. Adapun gambar spektrum temulawak hasil transformasi wavelet diskret pada berbagai reduksi titik disajikan pada Gambar 6. 20
4 (a) Reduksi 1024 titik (b) Reduksi 512 titik (c) Reduksi 256 titik (d) Reduksi 128 titik (e) Reduksi 64 titik (f) Reduksi 32 titik Gambar 6. Spektrum FTIR Temulawak pada berbagai titik reduksi 21
5 Gambar 6a merupakan gambar spektrum temulawak untuk 1024 titik. Pemilihan titik-titik pada Gambar 6a berdasarkan daerah identifikasi IR kurkuminoid (Tabel 1). Jika dibandingkan dengan Gambar 3, dapat di lihat perbedaannya pada ujung kanan dan kiri masing-masing spektrum. Bilangan gelombang pada Gambar 5 dimulai dari 3600 cm -1 sampai 1000 cm -1, sementara pada Gambar 3 bilangan gelombang di mulai dari 4000 cm -1 sampai 400 cm -1. Secara umum pola spektrum temulawak pada Gambar 6 sebelum dan setelah transformasi wavelet diskret masih sama dengan pola spektrum asalnya pada Gambar 3. Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa penggunaan transformasi wavelet diskret untuk memuluskan dan mereduksi data tidak mengubah pola asalnya. 22
6 Analisis Komponen Utama Pada tahap ini data pengamatan asli baik untuk sampel spektrum temulawak, jahe dan kunyit maupun, dilihat plot tebarannya berdasarkan skorskor yang diperoleh pada komponen utama pertama dan komponen utama kedua dengan persentase kumulatif keragaman sebesar 91.1%. Plot skor komponen utama pertama dan kedua disajikan pada Gambar 7. Gambar 7. Plot Skor komponen utama pertama dan kedua sampel asli Gambar 7 adalah tebaran data berdasarkan skor komponen utama pertama dan skor komponen utama kedua. Tampak bahwa sampel-sampel spektrum temulawak, jahe dan kunyit membentuk kelompok-kelompok tersendiri. Dari Gambar 7 diketahui pula bahwa kelompok antara temulawak dan jahe posisinya berdekatan, bahkan terdapat sampel temulawak (TL2) masuk dalam kelompok jahe dan beberapa sampel jahe (Jh8, Jh14 dan Jh17) masuk dalam kelompok temulawak, sedangkan sampel kunyit membentuk kelompok yang posisinya relatif jauh dari kelompok lain. 23
7 Kedekatan posisi kelompok sampel temulawak dan jahe mengindikasikan adanya kemiripan spektrum, oleh sebab itu dimungkinkan pada suatu saat terjadi kesalahan identifikasi yaitu spekrum temulawak teridentifikasi sebagai spektrum jahe atau sebaliknya spektrum jahe teridentifikasi sebagai spektrum temulawak. Oleh karena itu perlu adanya metode klasifikasi tertentu untuk mengurangi kesalahan idenifikasi spektrum secara visual. (a) Reduksi 1024 titik (b) Reduksi 512 titik (c) Reduksi 256 titik (d) Reduksi 128 titik (e) Reduksi 64 titik (f) Reduksi 32 titik Gambar 8. Plot skor komponen utama pertama dan kedua pada berbagai titik reduksi 24
8 Berdasarkan Gambar 8 dari poin a sampai f, terlihat bahwa pengelompokan sampel spektrum dengan menggunakan jumlah titik reduksi yang berbeda-beda menunjukan adanya pola yang cenderung sama. Jika diperhatikan lebih jauh sampel jahe Jh8, Jh14 dan Jh17 selalu berada di kelompok temulawak untuk berbagai titik reduksi. Demikian juga halnya dengan sampel temulawak TL2 selalu berada di kelompok jahe. Hal ini mengindikasikan bahwa pereduksian titik menggunakan transformasi wavelet diskret tidak merubah stabilitas pengelompokan. Analisis Diskriminan Pada tahap ini baik data pengamatan asli maupun data yang telah ditransformasi wavelet diskret untuk semua sampel spektrum temulawak, jahe dan kunyit, dilihat pengelompokannya menggunakan analisis diskriminan. Hasil analisis diskriminan disajikan pada Tabel 3 dan Tabel 4. Tabel 3. Proporsi pengelompokan pada berbagai titik reduksi Spektrum Temulawak Jahe Kunyit Reduksi titik Tabel 4. Hasil klasifikasi sampel spektrum temulawak, jahe dan kunyit. Hasil Klasifikasi % Salah Populasi Temulawak Jahe Kunyit Klasifikasi Temulawak % Seharusnya Jahe % Kunyit % Total 0% Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa besarnya proporsi pengelompokan pada berbagai titik reduksi menghasilkan proporsi yang sama. Besarnya proporsi 25
9 ini sebanding dengan jumlah sampel pada masing-masing spektrum. Proporsi spektrum temulawak sebesar , sedangkan spektrum jahe dan spektrum kunyit Tabel 4 adalah hasil klasifikasi sampel spektrum temulawak, jahe dan kunyit dengan menggunakan analisis diskriminan. Berdasarkan tabel tersebut diperoleh bahwa dengan menggunakan analisis diskriminan tidak ditemukan adanya kesalahan klasifikasi untuk berbagai titik reduksi. Semua sampel spektrum temulawak teridentifikasi sebagai spektrum temulawak, begitupun dengan sampel spektrum jahe dan kunyit masing-masing teridentifikasi sebagai spektrum jahe dan kunyit. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa spektrum FTIR besifat unik, sehingga dapat digunakan untuk pengklasifikasian. Pendeteksian Titik Balik Pada tahapan ini, data yang telah di transformasi wavelet diskret di deteksi titik balik antara satu dan yang lainnya. Pendeteksian titik balik dilakukan dengan bantuan makro program R, dimana listing program selengkapnya dapat di lihat pada lampiran. Pendeteksian titik balik pada penelitian ini dengan memisalkan satu sampel spektrum sebagai spektrum standar temulawak, kemudian dengan sampel standar ini menguji sampel lain apakah sama atau tidak dengan sampel standar. Hasil pendeteksian titik balik dari masing-masing sampel temulawak dapat dilihat pada Tabel 5. 26
10 Tabel 5. Hasil pendeteksian titik balik spektrum temulawak pada berbagai titik reduksi transformasi wavelet diskret Kode Sampel Jumlah titik reduksi transformasi wavelet diskret TL TL TL TL TL TL TL TL TL TL TL TL TL TL TL TL TL TL Rata-rata Keterangan : persentase 0.00 tidak dilibatkan dalam penghitungan rata-rata. Tabel 5 merupakan persentase sampel temulawak yang teridentifikasi sebagai temulawak berdasarkan data spektrumnya untuk berbagai macam titik reduksi. Dari tabel tersebut angka 0.00 menunjukan bahwa sampel temulawak yang bersesuaian tidak digunakan sebagai sampel standar. Hal ini dikarenakan pada sampel tersebut ada daerah identifikasi yang tidak memiliki titik balik. Dari Tabel 5 dapat diketahui pula bahwa dengan menjadikan masingmasing sampel temulawak sebagai standar maka diperoleh rata-rata persentase sebagai berikut : pada reduksi hingga 32 titik diperoleh persentase sampel temulawak teridentifikasi sebesar 83.33%, sedangkan pada reduksi hingga 64 titik diperoleh persentase sampel temulawak teridentifikasi sebesar 94.44% dan pada reduksi hingga 128, 256 dan 512 diperoleh persentase sampel temulawak 27
11 teridentifikasi sebesar 100%. Hal ini menunjukan bahwa agar metode titik balik dapat digunakan untuk mengidentifikasi sampel temulawak maka jumlah reduksi titik dengan menggunakan metode wavelet diskret minimal 128 titik. Dari beberapa ulasan di atas diperoleh bahwa pereduksian data hingga minimal 128 titik memberikan persentase ketepatan identifikasi spektrum FTIR yang maksimal. ketepatan identifikasi spektrum FTIR dapat disajikan pada Gambar 9. Perentase Jumlah Titik Reduksi Gambar 9. ketepatan identifikasi spektrum FTIR Selain mendeteksi sampel spektrum temulawak, dilakukan pula pendeteksian untuk sampel spektrum lain. Dalam hal ini digunakan sampel spektrum jahe. Digunakannnya sampel spektrum jahe dengan alasan karena berdasarkan plot komponen utama posisi populasi jahe dan temulawak berdekatan. Hasil pendeteksian titik balik spektrum jahe disajikan pada Tabel 6. 28
12 Tabel 6. Hasil pendeteksian titik balik spektrum Jahe pada berbagai titik reduksi transformasi wavelet diskret Kode Sampel Jumlah titik reduksi transformasi wavelet diskret JH JH JH JH JH JH JH JH JH JH JH JH JH JH JH JH JH JH JH JH Rata-rata Tabel 6 merupakan persentase sampel jahe yang teridentifikasi sebagai sampel temulawak berdasarkan data spektrumnya pada berbagai macam titik reduksi. Dari tabel tersebut diketahui bahwa tidak ada satupun sampel jahe yang teridentifikasi sebagai sampel temulawak. Hal ini mengindikasikan bahwa penggunaan metode titik balik yang dikombinasikan dengan transformasi wavelet diskret dapat digunakan untuk menguji kesamaan spektrum FTIR. Selain mendeteksi sampel spektrum jahe, pada penelitian ini dilakukan juga pendeteksian titik balik pada sampel spektrum kunyit. Digunakannya sampel spektrum kunyit karena secara taksonomi antara kunyit dan temulawak saling 29
13 berdekatan. Adapun hasil pendeteksian titik balik spektrum kunyit disajikan pada Tabel 7. Tabel 7. Hasil pendeteksian titik balik spektrum Kunyit pada berbagai titik reduksi transformasi wavelet diskret Kode Sampel Jumlah titik reduksi transformasi wavelet diskret CL CL CL CL CL CL CL CL CL CL CL CL CL CL CL CL CL CL CL CL CL CL CL CL Rata-rata Tabel 7 merupakan persentase sampel kunyit yang teridentifikasi sebagai sampel temulawak berdasarkan data spektrumnya pada berbagai titik reduksi. Dari tabel tersebut diketahui bahwa pada titik reduksi 64, 128, 256 dan 512 semua sampel spektrum kunyit teridentifikasi sebagai sampel temulawak, sedangkan 30
14 pada titik reduksi 32 ada beberapa sampel kunyit yang tidak teridentifikasi sebagai sampel temulawak. Banyaknya sampel kunyit yang teridentifikasi sebagai sampel temulawak dikarenakan kunyit dan temulawak sama-sama mengandung senyawa kurkuminoid. Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengujian kesamaan spektrum dengan menggunakan metode titik balik yang dikombinasikan transformasi wavelet diskret dapat digunakan pada sampel spektrum yang dari sisi taksonominya tidak berdekatan (genus). 31
DATA DAN METODE. Temulawak Jahe Kunyit Kode Keterangan Kode Keterangan Kode Keterangan. No
DATA DAN METODE Data Data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang dikumpulkan oleh tim Hibah Pascasarjana tahun 2003-2005 kerjasama Departemen Statistika dengan Pusat Studi Biofarmaka,
Lebih terperincidianalisis dengan menggunakan
4 1. Eksplorasi data keluaran FTIR a. Membuat plot antara nilai absorban dan bilangan gelombang untuk setiap bahan temuan. Sumbu vertikal untuk nilai absorban dan sumbu horizontal untuk bilangan gelombang.
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Eksplorasi Pola Spektrum
konsentrasi. Konsentrasi kafein terbagi menjadi 6 konsentrasi, sehingga dari masing-masing komponen diperoleh 24 kombinasi konsentrasi. c. Campuran senyawa tiga komponen, yaitu Vitamin B1, Vitamin B6,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
19 HASIL DAN PEMBAHASAN Koreksi Pencaran Multiplikatif Data persen transmitan diperoleh dari pengukuran dengan menggunakan FTIR pada 1866 bilangan gelombang yang berkisar antara 4000 400 cm -1. Grafik
Lebih terperinciMETODE EKSPLORATIF UNTUK MENGUJI KESAMAAN SPEKTRUM FTIR TEMULAWAK
METODE EKSPLO ORATIF UNTUK MENGUJI KESAMAAN SPEKTRUM FTIR TEMULAWAK EKO WAHYU WIBOWO SEKOLAH PASCASARJANAA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini
Lebih terperinciMETODE EKSPLORATIF UNTUK MENGUJI KESAMAAN SPEKTRUM FTIR TEMULAWAK
METODE EKSPLO ORATIF UNTUK MENGUJI KESAMAAN SPEKTRUM FTIR TEMULAWAK EKO WAHYU WIBOWO SEKOLAH PASCASARJANAA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini
Lebih terperinciBAB III PEMAMPATAN DATA KELUARAN Fourier Tansform Infrared (FTIR) MENGGUNAKAN PENDEKATAN REGRESI TERPENGGAL (Segmented Regression)
n W B ˆ ( 1) + = nw (.) W adalah within sequence variance dan B adalah between sequence variance. Konvergensi diperoleh bila ˆ
Lebih terperinciPENERAPAN DISKRIMINAN KANONIK PADA KOMPONEN KIMIA AKTIF TANAMAN OBAT HERBAL (TEMULAWAK, BANGLE, KUNYIT) 1 ABSTRAK
Seminar Nasional Statistika IX Institut Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 PENERAPAN DISKRIMINAN KANONIK PADA KOMPONEN KIMIA AKTIF TANAMAN OBAT HERBAL (TEMULAWAK, BANGLE, KUNYIT) 1 UTAMI DYAH
Lebih terperinciGambar 5 Spektrum IR EVA water -based A-760 (a), DA-101 (b). : standar; :non-standar. Bilangan Gelombang (cm -1 )
5 HIL D PEMH nalisis pektrum I Pola spektrum FTI sel utuh sampel biologis maupun non-biologis merupakan pola spektrum sidik jari hasil serapan vibrasi dari seluruh penyusun sel tersebut, seperti protein,
Lebih terperinciOleh: Agus Mohamad Soleh. Departemen Statistika FMIPA IPB. Abstrak
Seminar Nasional Statistika IX Institut Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 009 Analisis Diskriminan Linier untuk Klasifikasi Komponen Obat Bahan Alam Berdasarkan Spektrum Inframerah. Studi Kasus :
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pelarut dengan penambahan selulosa diasetat dari serat nanas. Hasil pencampuran
37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sampel plastik layak santap dibuat dari pencampuran pati tapioka dan pelarut dengan penambahan selulosa diasetat dari serat nanas. Hasil pencampuran ini diperoleh 6 sampel
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Struktur kurkuminoid
R 1 O OH TINJAUAN PUSTAKA Senyawa Aktif pada Rimpang Temulawak Menurut Sinambela (1985), komposisi rimpang temulawak dapat di bagi menjadi dua fraksi utama yaitu zat warna kurkuminoid dan minyak atsiri.
Lebih terperinciPENDEKATAN MODEL RATA-RATA SEBAGAI METODE ALTERNATIF DALAM PENANGANAN REGRESI BERDIMENSI TINGGI NIDA ASHMA ADILAH
PENDEKATAN MODEL RATA-RATA SEBAGAI METODE ALTERNATIF DALAM PENANGANAN REGRESI BERDIMENSI TINGGI NIDA ASHMA ADILAH DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN
Lebih terperinciHasil dan Pembahasan
Bab 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Polimer Benzilkitosan Somorin (1978), pernah melakukan sintesis polimer benzilkitin tanpa pemanasan. Agen pembenzilasi yang digunakan adalah benzilklorida. Adapun
Lebih terperinciPENGEMBANGAN BAGAN KENDALI MUTU UNTUK KOMPOSISI. simplex-lattice adalah (q+ m-1)!/(m!(q-1)!) (Cornell 1990).
Lalu bagan Shewhart dapat dibentuk dengan rumus sebagai berikut: simplex-lattice adalah (q+ m-1)!/(m!(q-1)!) (Cornell 1990). p = Rata-rata proporsi produk cacat n = Ukuran contoh yang diambil UCL = Batas
Lebih terperinciSenyawa 1 C7H8O2 Spektrum IR senyawa C7H8O2. Spektrum 13 C NMR senyawa C7H8O2
Senyawa 1 C7H8O2 Spektrum IR senyawa C7H8O2 Spektrum 1 H NMR senyawa C7H8O2 Spektrum 13 C NMR senyawa C7H8O2 Jawaban : Harga DBE = ½ (2C + 2 - H - X + N) = ½ (2.7 + 2-8 - 0 + 0) = ½ (16-8) = 4 Data spektrum
Lebih terperinciPENERAPAN METODE TRANSFORMASI WAVELET DISKRET DAN PARTIAL LEAST SQUARE DISCRIMINANT ANALYSIS
PENERAPAN METODE TRANSFORMASI WAVELET DISKRET DAN PARTIAL LEAST SQUARE DISCRIMINANT ANALYSIS (PLSDA) UNTUK KLASIFIKASI KOMPONEN OBAT BAHAN ALAM (Studi Kasus: Obat Bahan Alam/ Fitofarmaka Penurun Tekanan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada pembuatan dispersi padat dengan berbagai perbandingan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Pembuatan Serbuk Dispersi Padat Pada pembuatan dispersi padat dengan berbagai perbandingan dihasilkan serbuk putih dengan tingkat kekerasan yang berbeda-beda. Semakin
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
22 HASIL DAN PEMBAHASAN Data spektra campuran senyawa dianalisis menggunakan beberapa metode statistika, yaitu Plot Korelasi, Plot Jarak Euclid, Analisis Komponen Utama (AKU), dan Metode Kemungkinan Maksimum
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
59 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENDAHULUAN Pada bab IV ini akan menjelaskan kajian dari efek fotoinisiator yang akan mempengaruhi beberapa parameter seperti waktu pemolimeran, kelarutan poly tetrahydrofurfuryl
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5 Komposisi poliblen PGA dengan PLA (b) Komposisi PGA (%) PLA (%)
Tabel 5 Komposisi poliblen PGA dengan PLA (b) Komposisi PGA PLA A1 A2 A3 A4 65 80 95 35 05 Pembuatan PCL/PGA/PLA Metode blending antara PCL, PGA, dan PLA didasarkan pada metode Broz et al. (03) yang disiapkan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. sol-gel, dan mempelajari aktivitas katalitik Fe 3 O 4 untuk reaksi konversi gas
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengantar Penelitian ini pada intinya dilakukan dengan dua tujuan utama, yakni mempelajari pembuatan katalis Fe 3 O 4 dari substrat Fe 2 O 3 dengan metode solgel, dan mempelajari
Lebih terperinci4 Hasil dan Pembahasan
4 Hasil dan Pembahasan Penelitian yang dilakukan terhadap kayu akar dari Artocarpus elasticus telah berhasil mengisolasi dua senyawa flavon terprenilasi yaitu artokarpin (8) dan sikloartokarpin (13). Penentuan
Lebih terperinciSpektrometer massa A. Garis besar tentang apa yang terjadi dalam alat spektrometer massa Ionisasi Percepatan Pembelokan Pendeteksian
Spektrometer massa A. Garis besar tentang apa yang terjadi dalam alat spektrometer massa Atom dapat dibelokkan dalam sebuah medan magnet (dengan anggapan atom tersebut diubah menjadi ion terlebih dahulu).
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
6 BAB 2 LANDASAN TEORI Kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan (meeting the needs of customers) (Gasperz, 2006). Pengendalian kualitas secara statistik dengan
Lebih terperinciBAB IV PENYAJIAN DATA
BAB IV PENYAJIAN DATA Setiap peneliti harus dapat menyajikan data yang telah diperoleh, baik yang diperoleh melalui observasi, wawancara, angket, tes maupun dokumentasi. Prinsip dasar penyajian data adalah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Pengolahan Citra adalah pemrosesan citra, khususnya dengan menggunakan
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Citra Citra adalah gambar pada bidang dwimatra (dua dimensi). Ditinjau dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi menerus dan intensitas cahaya pada bidang dwimatra
Lebih terperinci4. Hasil dan Pembahasan
4. Hasil dan Pembahasan 4.1. Sintesis Polistiren Sintesis polistiren yang diinginkan pada penelitian ini adalah polistiren yang memiliki derajat polimerisasi (DPn) sebesar 500. Derajat polimerisasi ini
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sifatsifat Fisik Perubahan warna, suhu, dan pengurangan volume selama proses pengomposan disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Perubahan Warna, Bau, Suhu, dan Pengurangan Volume
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN. dimana besar nilainya bisa sama panjang dengan panjang keseluruhan atau
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tabel Ukuran Tubuh Ikan Acoustical length adalah panjang target dalam akustik pada sebuah target, dimana besar nilainya bisa sama panjang dengan panjang keseluruhan atau panjang
Lebih terperinciMetode Statistika STK211/ 3(2-3)
Metode Statistika STK211/ 3(2-3) Pertemuan II Statistika Deskripsi dan Eksplorasi Septian Rahardiantoro - STK IPB 1 Misalkan diketahui data sebagai berikut Data 1 No Jenis Kelamin Tinggi Berat Agama 1
Lebih terperincidengan panjang a. Ukuran kristal dapat ditentukan dengan menggunakan Persamaan Debye Scherrer. Dilanjutkan dengan sintering pada suhu
6 Dilanjutkan dengan sintering pada suhu 900⁰C dengan waktu penahanannya 5 jam. Timbang massa sampel setelah proses sintering, lalu sampel dikarakterisasi dengan menggunakan XRD dan FTIR. Metode wise drop
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tumbuhan yang akan diteliti dideterminasi di Jurusan Pendidikan Biologi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Determinasi Tumbuhan Tumbuhan yang akan diteliti dideterminasi di Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI Bandung untuk mengetahui dan memastikan famili dan spesies tumbuhan
Lebih terperinciBab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab IV asil Penelitian dan Pembahasan IV.1 Isolasi Kitin dari Limbah Udang Sampel limbah udang kering diproses dalam beberapa tahap yaitu penghilangan protein, penghilangan mineral, dan deasetilasi untuk
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Pembahasan
Bab IV Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Polistirena Polistirena disintesis melalui polimerisasi adisi radikal bebas dari monomer stirena dan benzoil peroksida (BP) sebagai inisiator. Polimerisasi dilakukan
Lebih terperinciMetode Statistika (STK211)
Ilustrasi Quiz: Apa Jenis Data Kita? (coret yang salah) Survei Kemampuan Bayar Pelanggan Listrik (studi kasus Kelurahan Sukamakmur). Mengetahui gambaran kemampuan bayar pelanggan listrik masyarakat. Menentukan
Lebih terperinciANALISIS STATISTIKA. Pertemuan 2 Statistika Dasar (Basic Statistics)
ANALISIS STATISTIKA Pertemuan Statistika Dasar (Basic Statistics) Statistika Deskripsi dan Eksplorasi Merupakan teknik penyajian dan peringkasan data sehingga menjadi informasi yang mudah dipahami. Tehnik
Lebih terperinci2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Spektrofotometri Inframerah
2 Tinjauan Pustaka 2.1 Spektrofotometri Inframerah Spektrofotometri inframerah (IR) merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk menganalisa senyawa kimia. Spektra inframerah suatu senyawa dapat
Lebih terperinci4 Pembahasan. 4.1 Sintesis Resasetofenon
4 Pembahasan 4.1 Sintesis Resasetofenon O HO H 3 C HO ZnCl 2 CH 3 O Gambar 4. 1 Sintesis resasetofenon Pada sintesis resasetofenon dilakukan pengeringan katalis ZnCl 2 terlebih dahulu. Katalis ZnCl 2 merupakan
Lebih terperinci4 PEMBAHASAN. (-)-epikatekin (5, 7, 3, 4 -tetrahidroksiflavan-3-ol) (73). Penentuan struktur senyawa tersebut
4 PEMBAHASAN Penelitian yang telah dilakukan terhadap fraksi non-alkaloid kulit batang Litsea javanica, berhasil mengisolasi 4 senyawa, satu diantaranya adalah senyawa murni yaitu (-)-epikatekin (5, 7,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap diazinon, terlebih dahulu disintesis adsorben kitosan-bentonit mengikuti prosedur yang telah teruji (Dimas,
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. PENELITIAN PENDAHULUAN 4.1.1. Analisis Kandungan Senyawa Kimia Pada tahap ini dilakukan analisis proksimat terhadap kandungan kimia yang terdapat dalam temulawak kering yang
Lebih terperinciAnalisis Peubah Ganda
Analisis Peubah Ganda Analisis Komponen Utama Dr. Ir. I Made Sumertajaya, M.Si Pengamatan Peubah Ganda - memerlukan sumberdaya lebih, dalam analisis - informasi tumpang tindih pada beberapa peubah Apa
Lebih terperinciPEMODELAN OTENTIKASI KOMPOSISI FITOFARMAKA TENSIGARD MENGGUNAKAN REGRESI KOMPONEN UTAMA MEYLINDA PUSRIANITA SARI
PEMODELAN OTENTIKASI KOMPOSISI FITOFARMAKA TENSIGARD MENGGUNAKAN REGRESI KOMPONEN UTAMA MEYLINDA PUSRIANITA SARI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Lebih terperinciTabel 3.1 Efisiensi proses kalsinasi cangkang telur ayam pada suhu 1000 o C selama 5 jam Massa cangkang telur ayam. Sesudah kalsinasi (g)
22 HASIL PENELITIAN Kalsinasi cangkang telur ayam dan bebek perlu dilakukan sebelum cangkang telur digunakan sebagai prekursor Ca. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, kombinasi suhu
Lebih terperinciKarakterisasi Asap Cair dari Daun dan Kulit Buah Pisang (Musa paradisiacal) SKRIPSI. Angga Nugraha
Karakterisasi Asap Cair dari Daun dan Kulit Buah Pisang (Musa paradisiacal) SKRIPSI Angga Nugraha 10504015 PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2009
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari penelitian ini telah berhasil diisolasi senyawa flavonoid murni dari kayu akar
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Isolasi Senyawa Fenolik Dari penelitian ini telah berhasil diisolasi senyawa flavonoid murni dari kayu akar tumbuhan kenangkan yang diperoleh dari Desa Keputran Sukoharjo Kabupaten
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN IV.1 Artonin E (36)
BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Artonin E (36) Artonin E (36) diperoleh berupa padatan yang berwarna kuning dengan titik leleh 242-245 o C. Artonin E (36) merupakan komponen utama senyawa metabolit sekunder yang
Lebih terperinciBAB III PEREDUKSIAN RUANG INDIVIDU DENGAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA. Analisis komponen utama adalah metode statistika multivariat yang
BAB III PEREDUKSIAN RUANG INDIVIDU DENGAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA Analisis komponen utama adalah metode statistika multivariat yang bertujuan untuk mereduksi dimensi data dengan membentuk kombinasi linear
Lebih terperinciPENERAPAN DISKRIMINAN KERNEL PADA KOMPONEN KIMIA AKTIF TANAMAN OBAT HERBAL (KUNYIT, TEMULAWAK, DAN BANGLE) TRI WAHYU SEPTIANINGRUM
PENERAPAN DISKRIMINAN KERNEL PADA KOMPONEN KIMIA AKTIF TANAMAN OBAT HERBAL (KUNYIT, TEMULAWAK, DAN BANGLE) TRI WAHYU SEPTIANINGRUM DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS METEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI
1 I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Perusahaan merupakan salah satu bagian penting dari sektor perekonomian suatu negara Apabila kondisi perekonomian suatu negara sedang membaik dan diikuti dengan perkembangan
Lebih terperinciSpektroskopi IR Dalam Penentuan Struktur Molekul Organik Posted by ferry
Spektroskopi IR Dalam Penentuan Struktur Molekul Organik 08.30 Posted by ferry Spektrofotometri inframerah lebih banyak digunakan untuk identifikasi suatu senyawa melalui gugus fungsinya. Untuk keperluan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. M yang berupa cairan berwarna hijau jernih (Gambar 4.1.(a)) ke permukaan Al 2 O 3
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sintesis Katalis Katalis Ni/Al 2 3 diperoleh setelah mengimpregnasikan Ni(N 3 ) 2.6H 2 0,2 M yang berupa cairan berwarna hijau jernih (Gambar 4.1.(a)) ke permukaan Al 2
Lebih terperinciPROBABILITAS &STATISTIK. Oleh: Kholistianingsih, S.T., M.Eng.
PROBABILITAS &STATISTIK ke-1 Oleh: Kholistianingsih, S.T., M.Eng. KONTRAK PEMBELAJARAN UAS : 35% UTS : 35% TUGAS : 20% KEHADIRAN :10% SEMUA KOMPONEN HARUS ADA KEHADIRAN 0 NILAI MAKS D PEUBAH DAN GRAFIK
Lebih terperinciBAB IV KAJIAN SIMULASI: PENDEKATAN BAYES PADA DATA n<<p DAN TERDAPAT KEKOLINEARAN-GANDA
BAB IV KAJIAN SIMULASI: PENDEKATAN BAYES PADA DATA n
Lebih terperinci4 HASIL DAN PEMBAHASAN
14 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan glukosamin hidroklorida (GlcN HCl) pada penelitian ini dilakukan melalui proses hidrolisis pada autoklaf bertekanan 1 atm. Berbeda dengan proses hidrolisis glukosamin
Lebih terperinciMetode Statistika STK211/ 3(2-3)
Metode Statistika STK211/ 3(2-3) Pertemuan II Statistika Deskripsi dan Eksplorasi Septian Rahardiantoro - STK IPB 1 Misalkan diketahui data sebagai berikut Data 1 No Jenis Kelamin Tinggi Berat Agama 1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penentuan lokasi gangguan hubung singkat pada saluran transmisi sudah lama menjadi salah satu perhatian utama dari industri tenaga listrik. Metode penentuan lokasi
Lebih terperinciPENERAPAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA KEKAR DENGAN PENDEKATAN ALGORITMA GRID PADA DATA SPEKTRUM FRONTIER TRANSFORM INFRARED AULIA RIZKI FIRDAWANTI
PENERAPAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA KEKAR DENGAN PENDEKATAN ALGORITMA GRID PADA DATA SPEKTRUM FRONTIER TRANSFORM INFRARED AULIA RIZKI FIRDAWANTI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. percampuran natrium alginat-kitosan-kurkumin dengan magnetic stirrer sampai
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan absorbent dressing sponge dimulai dengan tahap percampuran natrium alginat-kitosan-kurkumin dengan magnetic stirrer sampai penghilangan air dengan proses lyophilizer.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode freeze drying kemudian dilakukan variasi waktu perendaman SBF yaitu 0
37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini sampel komposit hidroksiapatit-gelatin dibuat menggunakan metode freeze drying kemudian dilakukan variasi waktu perendaman SBF yaitu 0 hari, 1 hari, 7 hari
Lebih terperinciPENERAPAN GROUP LEAST ABSOLUTE SHRINKAGE AND SELECTION OPERATOR SEBAGAI METODE ALTERNATIF DALAM MENANGANI DATA BERDIMENSI TINGGI HAIFA MARDHOTILLAH
PENERAPAN GROUP LEAST ABSOLUTE SHRINKAGE AND SELECTION OPERATOR SEBAGAI METODE ALTERNATIF DALAM MENANGANI DATA BERDIMENSI TINGGI HAIFA MARDHOTILLAH DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinci: Purnomo Satria NIM : PENDISKRIPSIAN DATA
Nama : Purnomo Satria PENDISKRIPSIAN DATA NIM : 1133467162 1. Pendahuluan Dalam suatu penelitian kadang-kadang seorang peneliti menemui kesulitan dalam menyajikan sejumlah besar data statistik dalam bentuk
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berupa hasil perhitungan statistik yang datanya diperoleh dari responden. Hasil
49 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Dalam bab ini dibahas mengenai hasil penelitian yang dilaksanakan, yaitu berupa hasil perhitungan statistik yang datanya diperoleh dari responden.
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan dan Ekstraksi Sampel Uji Aktivitas dan Pemilihan Ekstrak Terbaik Buah Andaliman
17 HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan dan Ekstraksi Sampel Sebanyak 5 kg buah segar tanaman andaliman asal Medan diperoleh dari Pasar Senen, Jakarta. Hasil identifikasi yang dilakukan oleh Pusat Penelitian
Lebih terperinciSTK 211 Metode statistika. Materi 2 Statistika Deskriptif
STK 211 Metode statistika Materi 2 Statistika Deskriptif 1 Statistika Deskriptif Merupakan teknik penyajian dan peringkasan data sehingga menjadi informasi yang mudah dipahami Penyajian data dapat dilakukan
Lebih terperinciBilangan gelombang (Wave number), cm-1. Gambar 1. Spektrum FTIR lignin Figure 1. Spectrum of lignin FTIR
Transmisi (Transmitance), % Kajian struktur arang dari... (Gustan Pari, Kurnia Sofyan, Wasrin Syafii, Buchari & Hiroyuki Yamamoto) Bilangan gelombang (Wave number), cm-1 Gambar 1. Spektrum FTIR lignin
Lebih terperinci4. Hasil dan Pembahasan
4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Pembuatan Asap Cair Asap cair dari kecubung dibuat dengan teknik pirolisis, yaitu dekomposisi secara kimia bahan organik melalui proses pemanasan tanpa atau sedikit oksigen
Lebih terperinciV. INTERPRETASI DAN ANALISIS
V. INTERPRETASI DAN ANALISIS 5.1.Penentuan Jenis Sesar Dengan Metode Gradien Interpretasi struktur geologi bawah permukaan berdasarkan anomali gayaberat akan memberikan hasil yang beragam. Oleh karena
Lebih terperinciDENGAN PENDEKATAN BEN6URAIAN SEBARAN CAMPURAN NORMAL GANIJA PADA DATA MSS LANDSAT
DENGAN PENDEKATAN BEN6URAIAN SEBARAN CAMPURAN NORMAL GANIJA PADA DATA MSS LANDSAT % Oleh FAKULTAS PASCASARJANA INGTLTUT PERTANIIAN BOGOR 1991 R I N G K C I S A N ANIK DJURAIDAH. Simulasi Analisis Gerombol
Lebih terperinciDENGAN PENDEKATAN BEN6URAIAN SEBARAN CAMPURAN NORMAL GANIJA PADA DATA MSS LANDSAT
DENGAN PENDEKATAN BEN6URAIAN SEBARAN CAMPURAN NORMAL GANIJA PADA DATA MSS LANDSAT % Oleh FAKULTAS PASCASARJANA INGTLTUT PERTANIIAN BOGOR 1991 R I N G K C I S A N ANIK DJURAIDAH. Simulasi Analisis Gerombol
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. (a) (b) Gambar 4 Twin trough chamber (a) dan flat bottom chamber (b)
6 pengembang yang masih segar. Pelat dideteksi dengan UV 366 nm. Stabilitas Analat pada Pelat dan dalam Larutan. Ekstrak ditotolkan pada pelat 10 x 10 cm. Ekstrak dibuat sebanyak tiga buah. Ekstrak satu
Lebih terperinciMuhammad Arif Rahman https://arifelzainblog.lecture.ub.ac.id/
Muhammad Arif Rahman arifelzain@ub.ac.id Populasi Keseluruhan objek penelitian atau keseluruhan elemen yang akan diteliti. Sampel Sebagian dari populasi Representatif dapat memberi gambaran yang tepat
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Pembahasan
Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Mensintesis Senyawa rganotimah Sebanyak 50 mmol atau 2 ekivalen senyawa maltol, C 6 H 6 3 (Mr=126) ditambahkan dalam 50 mmol atau 2 ekivalen larutan natrium hidroksida,
Lebih terperinciBab 2 LANDASAN TEORI
17 Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Aljabar Matriks 2.1.1 Definisi Matriks Matriks adalah suatu kumpulan angka-angka yang juga sering disebut elemen-elemen yang disusun secara teratur menurut baris dan kolom sehingga
Lebih terperinciAnalisis Komponen Utama (Principal component analysis)
Analisis Komponen Utama (Principal component analysis) A. LANDASAN TEORI Misalkan χ merupakan matriks berukuran nxp, dengan baris-baris yang berisi observasi sebanyak n dari p-variat variabel acak X. Analisis
Lebih terperinci4. Hasil dan Pembahasan
4. asil dan Pembahasan 4.1 Analisis asil Sintesis Pada penelitian ini aldehida didintesis dengan metode reduksi asam karboksilat menggunakan reduktor ab 4 / 2 dalam TF. 4.1.1 Sintesis istidinal dan Fenilalaninal
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
58 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Data Pengambilan data dilakukan dengan spesifikasi yang telah ditentukan sebagai berikut: Pengujian : Sembilan kecepatan motor (1000 RPM, 1200 RPM, 1400 RPM,
Lebih terperinci3 PEWILAYAHAN CURAH HUJAN
3 PEWILAYAHAN CURAH HUJAN Pendahuluan Daerah prakiraan musim (DPM) merupakan daerah dengan tipe hujan yang memiliki perbedaan yang jelas antara periode musim kemarau dan musim hujan berdasarkan pola hujan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk merubah karakter permukaan bentonit dari hidrofilik menjadi hidrofobik, sehingga dapat meningkatkan kinerja kitosan-bentonit
Lebih terperinciForum Statistika dan Komputasi, April 2011 p : 1-7 ISSN :
, April 2011 p : 1-7 ISSN : 0853-8115 Vol 16 No.1 JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN ALGORITMA GENETIKA DALAM PEMODELAN KALIBRASI (STUDI KASUS : TANAMAN OBAT TEMULAWAK) (Artificial Neural Network and Genetic Algorithm
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Analisis Struktur Desain Kegiatan Laboratorium () Analisis struktur yang dimaksud pada penelitian ini adalah analisis keberadaan dan kualitas dari lima
Lebih terperinci4 Hasil dan pembahasan
4 Hasil dan pembahasan 4.1 Sintesis dan Pemurnian Polistiren Pada percobaan ini, polistiren dihasilkan dari polimerisasi adisi melalui reaksi radikal dengan inisiator benzoil peroksida (BPO). Sintesis
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo,
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyiapan Sampel Sampel daging buah sirsak (Anonna Muricata Linn) yang diambil didesa Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo, terlebih
Lebih terperinci4 Hasil dan Pembahasan
4 Hasil dan Pembahasan Pada penelitian ini tiga metabolit sekunder telah berhasil diisolasi dari kulit akar A. rotunda (Hout) Panzer. Ketiga senyawa tersebut diidentifikasi sebagai artoindonesianin L (35),
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL PERCBAAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk membuat, mengisolasi dan mengkarakterisasi derivat akrilamida. Penelitian diawali dengan mereaksikan akrilamida dengan anilin sulfat.
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
13 HASIL DAN PEMBAHASAN Ekstraksi dan Fraksinasi Sampel buah mahkota dewa yang digunakan pada penelitian ini diperoleh dari kebun percobaan Pusat Studi Biofarmaka, Institut Pertanian Bogor dalam bentuk
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Langkah pertama dalam pengambilan data ialah melakukan pengukuran
43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Hasil Baseline (A-1) Langkah pertama dalam pengambilan data ialah melakukan pengukuran kemampuan matematika dasar khususnya dalam penjumlahan
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Pembahasan
19 Bab IV Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Biodiesel Minyak jelantah semula bewarna coklat pekat, berbau amis dan bercampur dengan partikel sisa penggorengan. Sebanyak empat liter minyak jelantah mula-mula
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
19 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penyiapan Lemak Sapi dan Lemak Babi Sebanyak 250 gram jaringan lemak sapi dan babi yang diperoleh dari pasar tradisional Purwokerto,dicuci dan dipotong kecil-kecil untuk
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi
2 dikeringkan pada suhu 105 C. Setelah 6 jam, sampel diambil dan didinginkan dalam eksikator, lalu ditimbang. Hal ini dilakukan beberapa kali sampai diperoleh bobot yang konstan (b). Kadar air sampel ditentukan
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 DATA PENELITIAN
LAMPIRAN 1 DATA PENELITIAN 1.1 BILANGAN IODIN ADSORBEN BIJI ASAM JAWA Dari modifikasi adsorben biji asam jawa yang dilakukan dengan memvariasikan rasio adsorben : asam nitrat (b/v) sebesar 1:1, 1:2, dan
Lebih terperinci4 Hasil dan Pembahasan
4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis PSDVB-PAR Senyawa 4-(2 Piridilazo) Resorsinol merupakan senyawa yang telah lazim digunakan sebagai indikator logam pada analisis kimia karena kemampuannya membentuk
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 DESKRIPSI UMUM Dalam bagian bab 4 (empat) ini akan dilakukan analisis dan pembahasan terhadap permasalahan yang telah dibahas pada bab 3 (tiga) di atas. Analisis akan
Lebih terperinciPokok Bahasan: MODUL PERKULIAHAN STATISTIKA BISNIS. Distribusi Frekuensi, Penyajian Data Histogram, Polygon dan Kurva Ogive.
MODUL PERKULIAHAN STATISTIKA BISNIS Pokok Bahasan: Distribusi Frekuensi, Penyajian Data Histogram, Polygon dan Kurva Ogive Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi dan Bisnis Akuntansi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini dikembangkan sensor infra red untuk mendeteksi sisa umur pelumas. Beberapa sumber sinar sensor yang digunakan adalah lampu LED near infra red komersial,
Lebih terperinci4 Hasil dan Pembahasan
4 Hasil dan Pembahasan Reaktor-separator terintegraasi yang dikembangkan dan dikombinasikan dengan teknik analisis injeksi alir dan spektrofotometri serapan atom uap dingin (FIA-CV-AAS) telah dikaji untuk
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV.l. Hasil IV.Ll. Hasil Sintesis No Nama Senyawa 1. 2'-hidroksi calkon 0 Rendemen (%) Titik Leleh Rf Spektrum 43 86-87 0,44 (eterheksana Spektrum UV A^fjnm (A): 314,4; 221,8;
Lebih terperinci4. Hasil dan Pembahasan
4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Isolasi Kitin dan Kitosan Isolasi kitin dan kitosan yang dilakukan pada penelitian ini mengikuti metode isolasi kitin dan kitosan dari kulit udang yaitu meliputi tahap deproteinasi,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1. Uji fitokimia daun tumbulian Tabernaenwntana sphaerocarpa Bl Berdasarkan hasil uji fitokimia, tumbuhan Tabemaemontana sphaerocarpa Bl mengandung senyawa dari
Lebih terperinci