dianalisis dengan menggunakan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "dianalisis dengan menggunakan"

Transkripsi

1 4 1. Eksplorasi data keluaran FTIR a. Membuat plot antara nilai absorban dan bilangan gelombang untuk setiap bahan temuan. Sumbu vertikal untuk nilai absorban dan sumbu horizontal untuk bilangan gelombang. Nilai absorban dari bawah ke atas untuk nilai dari kecil ke besar, sedangkan sumbu horisontal dari kiri ke kanan untuk bilangan gelombang dari besar ke kecil. b. Menentukan korelasi masing-masing komponen data spektrum FTIR dari ketiga kelompok tanaman herbal tersebut. 2. Pereduksian dimensi sekumpulan peubah asal menjadi peubah baru yang berdimensi lebih kecil menggunakan analisis komponen utama. Dengan peubah asal seluruh informasi bilangan gelombang dan bilangan gelombang padaa daerah sidik jari. Peubah asal n X p direduksi menjadi peubah baru yang berdimensi lebih kecil ny q dengan q banyaknya komponen utama yang digunakan. 3. Pemodelan yaitu menyusun fungsi diskriminan kanonik. Model 1: Berdasarkan seluruh informasi bilangan gelombang Model 2 : Berdasarkan informasi bilangan gelombang pada daerah sidik jari 4. Validasi model yaitu pengujian tingkat keberhasilan penempatan data dalam kelompok. Tingkat keakuratan pendugaan model dapat dilihat dari jumlah pengamatan yang telah berhasil diklasifikasikan ke dalam kelompok yang sebenarnya. Langkah awal evaluasi pengamatan baru (data uji) yaitu dengan cara mengalikan pengamatan FTIR nx p dengan koefisien komponen utama p V q. Sehingga akan diperoleh Y yang berukuran nxq, dimana n adalah jumlah pengamatan dan q merupakan jumlah komponen utama yang digunakan. 5. Menentukan model terbaik, dengan membandingkan kedua model yang telah terbentuk. Absorban dianalisis dengan menggunakan FTIR sehingga diperoleh data berupa nilai absorban dan bilangan gelombang. Grafik spektrum FTIR tidak memiliki pola tertentu dan bersifat fluktuatif. Plot dari data spektrum FTIR temulawak dapat dilihat pada Gambar 2. Data spektrum FTIR yang digunakan berada pada kisaran bilangan gelombang antara cm -1 sampai cm -1. Bilangan gelombang pada plot datanya dari kiri ke kanan adalah untuk bilangan gelombang dari besar ke kecil dan nilai absorban dari bawah ke atas untuk nilai dari kecil ke besar. Contoh CX-37 yang berasal dari kabupaten Wonogiri kecamatan Ngadirejo cenderung memiliki nilai absorban yang paling rendah dibandingkan contoh lainnya pada setiap bilangan gelombang. Secara keseluruhan nilai absorban setiap contoh pada kisaran bilangan gelombang cm -1 sampai dengan cm -1 relatif stabil. Dua puluh dua contoh temulawak yang digunakan pada penelitian ini mengalami peningkatan nilai absorban dimulai pada bilangan gelombang cm -1, kemudian nilai absorban mengalami penurunan sampai dengann bilangan gelombang cm -1. Grafik spektrum FTIR temulawak pada bilangann gelombang cm cm - -1 berbentuk stalagmit pada puncaknya dan nilai absorban pada bilangan gelombang cm -1 sampai cm -1 mengalami penurunan yang relatif stabil. Grafik spektrum FTIR temulawak berbentuk stalagmit terjadi kembali pada kisaran bilangann gelombang antara cm -1 hingga cm -1. Daerah pada kisaran bilangan gelombang ini merupakan daerah sidik jari. HASIL DAN PEMBAHASAN Eksplorasi Data Keluaran FTIR Objek amatan dalam penelitian ini terdiri dari 67 buah contoh yangg terdiri dari 22 contoh temulawak, 21 contoh bangle, dan 24 contoh kunyit. Setelah contoh tersebut diekstraksi dalam larutan metanol kemudian Gambar 2 Bilangan Gelombang (cm -1 Plot data spektrum temulawak 1 ) FTIR untuk

2 5 Dari hasil output FTIR tanaman herbal bangle (Lampiran 3) diketahui bahwa contoh ZC-60 mengalami keganjilan pada kisaran bilangan gelombang antara cm -1 dan cm -1. Nilai absorban pada bilangan gelombang tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan 20 contoh lainnya. Keganjilan yang menimpa contoh asal kabupaten Sukabumi kecamatan Gunung Geulis tersebut mungkin disebabkan oleh adanya sesepora cemaran (Harborne, 1987). Plot spektrum FTIR kunyit (Lampiran 4) tidak menunjukkan adanya keganjilan seperti halnya plot spektrum FTIR bangle. Spektrum FTIR memiliki korelasi nilai absorban yang sangat tinggi antar bilangan gelombang. Nilai korelasi terbesar mencapai kisaran 1, salah satunya terjadi antara nilai absorban pada bilangan gelombang cm -1 dan 3994,34 cm -1. Analisis Komponen Utama Karakteristik output spektrum FTIR memiliki korelasi nilai absorban yang sangat tinggi antar bilangan gelombang sehingga sebelum melakukan analisis diskriminan kanonik data tersebut dianalisis terlebih dahulu menggunakan AKU. Dalam penelitian ini, penentuan banyaknya komponen utama yang akan digunakan dalam analisis selanjutnya berdasarkan pada persentase kumulatif proporsi keragaman total yang mampu dijelaskan. Informasi Seluruh Bilangan Gelombang Berdasarkan hasil analisis komponen utama yang dilakukan pada data seluruh informasi bilangan gelombang yaitu sebanyak 1866 bilangan gelombang, diketahui bahwa komponen utama pertama mampu menerangkan keragaman data sebesar 44.89% dan komponen utama kedua mampu menerangkan keragaman data sebesar 26.27% (Lampiran 5 dan Lampiran 7). Agar sebagian besar informasi dapat diketahui, maka diharapkan 99.99% keragaman data dapat dijelaskan oleh komponen utama. Sehingga banyaknya komponen utama yang sebaiknya digunakan yaitu 42 komponen utama pertama. Informasi Bilangan Gelombang pada Daerah Sidik Jari Data informasi bilangan gelombang pada daerah sidik jari yaitu sebanyak 706 bilangan gelombang juga dianalisis menggunakan AKU. Scree plot pada Lampiran 6 dan hasil AKU (Lampiran 8) menunjukkan bahwa 99.99% keragaman data dapat dijelaskan oleh 37 komponen utama pertama. Enam ratus enam puluh sembilan komponen utama berikutnya hanya menjelaskan 0.01% dari seluruh keragaman data. Sehingga 37 komponen utama pertama ini akan digunakan sebagai dasar analisis diskriminan kanonik. Analisis Diskriminan Kanonik Analisis diskriminan kanonik yang akan dilakukan berdasarkan skor komponen utama hasil analisis komponen utama yang dilakukan sebelumnya. Model 1 menggunakan skor 42 komponen utama pertama sedangkan model 2 menggunakan skor 37 komponen utama pertama. Informasi Seluruh Bilangan Gelombang Hasil analisis diskriminan kanonik model 1 yang menggunakan skor 42 komponen utama menghasilkan dua fungsi diskriminan kanonik. Akar ciri dan statistik uji V-Barlett dari diskriminan kanonik pada kedua fungsi diskriminan yang terbentuk, dapat dilihat pada Tabel 2. Akar ciri pertama dan akar ciri kedua menerangkan keragaman data masingmasing 97.87% dan 2.13%, hal tersebut menjelaskan bahwa sebagian besar keragaman antar kelompok terfokus pada fungsi diskriminan kanonik pertama. Tabel 2 Akar ciri diskriminan kanonik model 1 Akar Ciri Keragaman Kumul si atif db Hipotesis nol yang menyatakan bahwa tidak diperlukan fungsi diskriminan 1 untuk membedakan keragaman antar kelompok tanaman herbal ditolak pada taraf α=0.01, demikian pula dengan hipotesis nol yang menyatakan bahwa fungsi diskriminan 2 tidak diperlukan untuk membedakan keragaman kelompok. Kedua fungsi diskriminan kanonik tersebut akan membentuk ruang diskriminan berdimensi dua yang dapat menerangkan seluruh keragaman antar kelompok. Fungsi diskriminan kanonik 1 dan fungsi diskriminan kanonik 2 tidak dapat diabaikan dalam membedakan keragaman antar kelompok tanaman herbal tersebut. Koefisien-koefisien fungsi diskriminan kanonik 1 dan 2 untuk model 1 dapat dilihat pada Lampiran 9.

3 6 T : Temulawak B : Bangle K : Kunyit * : Centroid Temulawak # : Centroid : Centroid Kunyit Gambar 3 Plot sebaran data model 1 Melalui persamaan 7 akan dihasilkan skor-skor diskriminan. Skor-skor diskriminan beserta centroid-centroid kelompok tanaman herbal disajikan pada Lampiran 10. Dengan menggunakan skorskor diskriminan, pengamatan akan diplot terhadap sumbu diskriminan. Plot sebaran data dapat dilihat pada Gambar 3. Kedua fungsi diskriminan kanonik yang terbentuk sudah baik dalam memisahkan individu pada masing-masing kelompok. Gambar 3 menunjukkan bahwa centroid kelompok temulawak berdekatan dengan centroid kelompok kunyit, nilai kuadrat jarak mahalonobisnya sebesar Centroid kelompok bangle memiliki jarak yang cukup jauh dari centroid kedua kelompok lainnya, terbukti dari besarnya nilai kuadrat jarak mahalonobis antara centroid kelompok bangle dan kunyit yaitu sebesar dan kuadrat jarak mahalonobis antara centroid kelompok bangle dan temulawak sebesar Pada penelitian ini juga dilakukan pemodelan fungsi diskriminan kanonik menggunakan jumlah komponen utama yang berbeda-beda. Pemilihan jumlah komponen utama yang digunakan dilihat dari persentase kumulatif proporsi keragaman total yang mampu dijelaskan, antara lain pada persentase kumulatif proporsi keragaman total sebesar 80.34% (3 komponen utama), 95.12% (7 komponen utama), 97.36% (10 komponen utama), dan 98.32% (12 komponen utama). Analisis diskriminan yang dilakukan pada setiap jumlah komponen utama yang berbeda-beda menghasilkan masing-masing dua fungsi diskriminan kanonik. Pada tabel 3 yaitu akar ciri diskriminan kanonik dan hasil statistik uji V-Barlett menunjukkan bahwa kedua fungsi diskriminan kanonik yang terbentuk dari 3, 7, 10, dan 12 komponen utama tidak dapat diabaikan dalam membedakan keragaman antar kelompok pada taraf α=0.01. Tabel 3 Jumlah Komponen Utama Akar ciri diskriminan kanonik berdasarkan seluruh informasi bilangan gelombang Akar Ciri Derajat Bebas , , , , Sedangkan berdasarkan plot sebaran data pada Lampiran 11 dapat diketahui bahwa fungsi diskriminan kanonik yang terbentuk telah mampu memisahkan

4 7 individu pada masing-masing kelompok, walaupun masih banyak pengamatan yang jatuh jauh dari centroidnya. Semakin besar jumlah komponen utama yang digunakan pada pembentukan fungsi diskriminan kanonik, maka semakin jelas pula batas yang memisahkan individu pada masingmasing kelompok. Fungsi diskriminan kanonik berdasarkan 42 komponen utama lebih baik dalam memisahkan individu pada masing-masing kelompok jika dibandingkan dengan fungsi diskriminan kanonik yang terbentuk dari 3, 7, 10, dan 12 komponen utama. Dikatakan demikian karena fungsi diskriminan kanonik berdasarkan 42 komponen utama mampu memisahkan individu pada masing-masing kelompok secara lebih jelas. Informasi Bilangan Gelombang pada Daerah Sidik Jari Berdasarkan analisis diskriminan kanonik menggunakan 37 skor komponen utama ini terbentuk dua fungsi diskriminan kanonik. Koefisien-koefisien fungsi diskriminan kanonik 1 dan 2 untuk model 2 dapat dilihat pada Lampiran 12. Akar ciri pertama menerangkan 76.58% keragaman antar kelompok sedangkan akar ciri kedua menerangkan 23.42% keragaman antar kelompok (Tabel 4). Walaupun sebagian besar keragaman antar kelompok masih terfokus pada fungsi diskriminan kanonik 1, namun peran serta fungsi diskriminan kanonik 2 juga tidak dapat diabaikan dalam membedakan keragaman antar kelompok. uji V-Barlett pada taraf α=0.01 menunjukkan bahwa hipotesis nol yang menyatakan bahwa fungsi diskriminan 1 dan fungsi diskriminan 2 dapat diabaikan dalam membedakan keragaman antar kelompok tanaman herbal tersebut ditolak (Tabel 4). Dengan kata lain, kedua fungsi diskriminan yang terbentuk dapat digunakan untuk menerangkan seluruh keragaman antar kelompok. Kedua fungsi diskriminan tersebut tidak dapat diabaikan dalam membedakan keragaman antar kelompok. Tabel 4 Akar ciri diskriminan kanonik model 2 Akar Ciri Keragaman si latif Db Kumu Lampiran 13 menyajikan skor-skor diskriminan yang dihasilkan berdasarkan persamaan 7 dan centroid-centroid kelompok tanaman herbal. Kedua fungsi diskriminan yang dibentuk berdasarkan informasi bilangan gelombang pada daerah sidik jari juga memiliki kemampuan yang baik dalam memisahkan setiap kelompok tanaman herbal (Gambar 4). T : Temulawak B : Bangle K : Kunyit * : Centroid Temulawak # : Centroid : Centroid Kunyit Gambar 4 Plot sebaran data model 2

5 8 Berdasarkan Gambar 4 yang merupakan plot sebaran data pengamatan ketiga kelompok telah terlihat adanya pemisahan kelompok ditunjukkan oleh perbedaan centroid ketiga kelompok. Dari plot sebaran data tersebut diketahui bahwa ketiga centroid kelompok tanaman herbal tersebut memiliki jarak yang cukup jauh. Jarak antar centroid kelompok dapat dilihat pada Lampiran 14. Tabel 5 Jumlah Komponen Utama Akar ciri diskriminan kanonik berdasarkan bilangan gelombang daerah sidik jari Akar Ciri Derajat Bebas 7, , , , , , , , , , , , , , , , Pada bilangan gelombang daerah sidik jari juga dilakukan pemodelan fungsi diskriminan kanonik dengan menggunakan 3, 7, 8, dan 10 komponen utama. Analisis diskriminan yang dilakukan pada setiap jumlah komponen utama yang berbedabeda menghasilkan masing-masing dua fungsi diskriminan kanonik. Hasil statistik uji V-Barlett (Tabel 5) menunjukkan bahwa kedua fungsi diskriminan kanonik yang terbentuk dari 3, 7, 8, dan 10 komponen utama tidak dapat diabaikan dalam membedakan keragaman antar kelompok pada taraf α=0.01.fungsi diskriminan kanonik berdasarkan 37 komponen utama mampu memisahkan individu pada masing-masing kelompok secara lebih jelas jika dibandingkan dengan fungsi diskriminan kanonik yang terbentuk dari 3, 7, 8, dan 10 komponen utama. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 15. Validasi Model Untuk melihat kemampuan fungsi diskriminan dalam menempatkan pengamatan ke kelompok dengan benar dapat dilihat dari jumlah keberhasilan fungsi diskriminan tersebut dalam mengklasifikasikan pengamatan ke dalam kelompok yang sebenarnya. Pada tahapan validasi digunakan 20% dari total keseluruhan contoh yang digunakan. Informasi Seluruh Bilangan Gelombang Berdasarkan fungsi diskriminan yang terbentuk diketahui bahwa dari 4 pengamatan kelompok temulawak, hanya satu pengamatan yang telah sesuai diklasifikasikan ke dalam kelompok temulawak. Pengklasifikasian seluruh contoh pengamatan kelompok kunyit telah sesuai dan 2 dari 3 pengamatan kelompok bangle telah diklasifikasikan secara tepat. Secara keseluruhan penempatan pengamatan yang sesuai ke dalam kelompok yang sebenarnya sudah cukup baik. Tabel 6 yang merupakan tabel hasil klasifikasi model 1 menunjukkan bahwa dari total 12 pengamatan, 8 diantaranya telah diklasifikasikan secara tepat. Tabel 6 Hasil klasifikasi model 1 Kelompok berdasarkan Fs. Kelompok Diskriminan Awal Temulawalnyit Bang- Ku- Total Temulawak Bangle Kunyit Total T : Temulawak B : Bangle K : Kunyit * : Centroid Temulawak # : Centroid : Centroid Kunyit Gambar 5 Plot sebaran data uji model 1 Kesalahan pengelompokkan paling banyak terjadi pada kelompok tanaman herbal temulawak dan bangle. Tiga pengamatan temulawak dan satu pengamatan bangle diklasifikasikan secara salah ke dalam kelompok kunyit. Hal tersebut membuktikan bahwa antara kelompok tanaman herbal tersebut memiliki karekteristik yang hampir sama (Gambar 5). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahardjo dan Rostiana (2005) mengungkapkan bahwa temulawak dan kunyit memiliki kandungan komponen kimia yang hampir sama kandungan yaitu protein, pati, kurkuminoid, dan minyak atsiri., namun persentase komposisinya berbeda.

6 9 Temulawak Leaf unit = 1.0 Bangle Kunyit Leaf unit = 1.0 Leaf unit = (10) (6) (5) Gambar 6 Diagram dahan daun kadar kurkuminoid ekstrak data training tanaman obat herbal Ketiga tanaman herbal tersebut mengandung kurkuminoid, namun kadar kurkuminoid ekstraknyaa berbeda antara satu dengan yang lainnya. Diantara ketiga tanaman herbal tersebut, kadar kandungan kurkuminoid ekstrak terbesar dimiliki oleh kunyit yaitu sebesar 33%. Sedangkan bangle memiliki kadar kandungan kurkuminoid ekstrak yang paling rendah jika dibandingkan dengan kunyit dan temulawak, rata-rataa kandungan kurkuminoid ekstrak yang dimiliki tananaman obat herbal bangle yaitu sebesar 6.24% (Rohaeti et al., 2009). Ada beberapa pengamatan data training yang kadar kurkuminoid ekstraknya jauh lebih besar dan jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan rata-rata kandungan kurkuminoid ekstrak pada masing-masing kelompok tanaman herbal(gambar 6). Pada data uji juga ditemukan adanya data yang serupa, antara lain CX-39, ZC-28, dan CL-5. Hal ini mengidentifikasikan bahwa data tersebut merupakan pencilan. Adanya pengamatan seperti itu pada data uji dapat menyebabkan kesalahan pengklasifikasian pada tahap validasi model. Kemampuan fungsi diskriminan dalam menempatkan pengamatan ke dalam kelompok dengan benar oleh model 1 yang dibentuk berdasarkan 42 skor komponen utama tersebut sama besarnya dengan kemampuan fungsi diskriminan yang terbentuk dari 3, 7, 10, dan 12 skor komponen utama. Delapan dari 12 pengamatan data uji telah diklasifikasikan secara tepat ke dalam kelompok yang sebenarnya. Hasil validasi modelnya dapat dilihat pada Gambar 7. Klasifikasi Gambar 7 Keberhasilan pengklasifikasian fungsi diskriminan kanonik berdasarkan seluruh informasi bilangan gelombang Informasi Bilangan Gelombang pada Daerah Sidik Jari Lebih dari setengah pengamatan ditempatkan pada kelompok yang tepat. Pengklasifikasian seluruh pengamatan kelompok bangle telah ditempatkan ke dalam kelompok bangle secara tepat. Dua dari empat pengamatan kelompok temulawak telah diklasifikasikan secara tepat, sedangkan dua pengamatan lainnya salah diklasifikasikan ke dalam kelompok bangle. Selain itu, dari 5 pengamatan kelompok kunyit hanya satu pengamatan yang salah klasifikasinya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 7 dan plot sebaran data uji model 2 (Gambar 8). Tabel 7 Kelompok Awal Jumlah Komponen Utama Klasifikasi Tepat Hasil klasifikasi model 2 Temulawak 2 2 Bangle 0 3 Kunyit 0 1 Total 2 6 Klasifikasi Tidak Tepat Kelompok berdasarkan Fs. Diskriminan Temulawak Bangle Total Kunyit

7 10 T : Temulawak B : Bangle * : Centroid Temulawak # : Centroid Bangle Gambar 8 Plot sebaran data uji model 2 Klasifikasi K : : Centroid Kunyit Jumlah Komponen Utama Klasifikasi Tepat Klasifikasi Tidak Tepat Gambar 9 Keberhasilan pengklasifikasian fungsi diskriminan kanonik berdasarkan informasi bila- pada daerah ngan gelombang sidik jari Dari hasil validasi, diketahui bahwa kemampuan fungsi diskriminan dalam menempatkan pengamatan ke kelompok dengan benar pada model 2 (berdasarkan 37 skor komponen utama) lebih baik dari pada kemampuan fungsi diskriminan yang dibentuk dari 3, 7, 8, dan 10 skor komponen utama (Gambar 9). SIMPULAN Hasil diskriminan kanonik yang dilakukan setelah data direduksi menggunakan AKU menghasilkan masing-masing dua fungsi diskriminan untuk model 1 dan model 2. Pada tiap model, diketahui bahwa agar seluruh keragaman antar kelompok dapat diterangkan maka kedua fungsi tersebut akan digunakan. Kedua fungsi diskriminan kanonik yang dibentuk memiliki kemampuan yang baik dalam memisahkan setiap kelompok. Kemampuan fungsi diskriminan model 2 dalam menempatkan pengamatan ke kelompok dengan benar lebih baik dari pada kemampuan fungsi diskriminan model 1. Penyusunan fungsi diskriminan sebagai fungsi pembeda kelompok terbaik bisa dilakukan hanya dengan menggunakan informasi bilangan gelombang pada daerah sidik jari saja. Karena informasi bilangan gelombang pada daerah sidik jarii dirasa telah cukup untuk mewakili seluruh informasi nilai absorban pada bilangan gelombang, mengingat daerah sidik jari merupakan daerah seluruh molekul senyawa dimanaa pada daerah ini akan dihasilkan getaran yang khas. SARAN Pada penelitian selanjutnya perlu dilakukan analisis diskriminan lebih lanjut mengenai data spektrum FTIR tanaman herbal tersebut. Metode yang bisa digunakan salah satunya yaitu Generalized Nonlinear Discriminant Analysis (GNDA). Metode tersebut biasa digunakan pada kasus khusus, yaitu data yang bersifat nonlinear. Didalam GNDA secara khusus dibahas Kernel Fisher diskriminan analisis (Zhang et al.,, 2008). DAFTAR PUSTAKAA BPOM Peraturan Perundangundangan di bidang Obat Tradisional, Obat Herbal Terstandar dan Fitofarmaka. Indonesia. Dillon, W. R., Goldstein, M Multivariate Analysis Methods and Applications. John Wiley and Sons, Inc., Canada. Fachriyah, E., Kurniawan, A., Meiny, Gunadi Senyawa Kimia Fraksi Metanol Rimpang Bengle (Zingiber Cassumunar Roxb.). Media Medika Indonesiana vol. 42 no. 1 (Apr. 2007), halaman 21. Harborne, J.B Phytochemical Method, second edition. Chapman and Hall, London. Johnson, R.A., Wichern, D.W Applied Multivariate Stastistical Analysis, Second Edition. Pritice-Hall International, Inc., New Jersey. Khattree, R., Naik, D. N Multivariate Data Reduction and Discrimination With SAS Sofware, SAS Institute Inc. Cary. N.C Manly, B. F. J Multivariate Statistical Methods : A Primer. Chapman and Hall, London. Rahardjo, M., Rostiana, O Budidaya Tanaman Kunyit. Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatika, Indonesia.

PENERAPAN DISKRIMINAN KANONIK PADA KOMPONEN KIMIA AKTIF TANAMAN OBAT HERBAL (TEMULAWAK, BANGLE, KUNYIT) 1 ABSTRAK

PENERAPAN DISKRIMINAN KANONIK PADA KOMPONEN KIMIA AKTIF TANAMAN OBAT HERBAL (TEMULAWAK, BANGLE, KUNYIT) 1 ABSTRAK Seminar Nasional Statistika IX Institut Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 PENERAPAN DISKRIMINAN KANONIK PADA KOMPONEN KIMIA AKTIF TANAMAN OBAT HERBAL (TEMULAWAK, BANGLE, KUNYIT) 1 UTAMI DYAH

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Eksplorasi Pada tahapan ini dilakukan plot persen transmitan (%T) dan bilangan gelombang untuk masing-masing spektrum dari 18 sampel temulawak dengan tujuan untuk mengetahui pola data.

Lebih terperinci

Semakin besar persentase CCR yang dihasilkan, maka tingkat akurasi yang dihasilkan semakin tinggi (Hair et. al., 1995).

Semakin besar persentase CCR yang dihasilkan, maka tingkat akurasi yang dihasilkan semakin tinggi (Hair et. al., 1995). 3 fungsi diskriminan cukup untuk memisahkan k buah kelompok. Karena fungsi-fungsi diskriminan tidak saling berkorelasi, maka komponen aditif dari V masing-masing didekati dengan khi-kuadrat dengan V j

Lebih terperinci

PENERAPAN DISKRIMINAN KERNEL PADA KOMPONEN KIMIA AKTIF TANAMAN OBAT HERBAL (KUNYIT, TEMULAWAK, DAN BANGLE) TRI WAHYU SEPTIANINGRUM

PENERAPAN DISKRIMINAN KERNEL PADA KOMPONEN KIMIA AKTIF TANAMAN OBAT HERBAL (KUNYIT, TEMULAWAK, DAN BANGLE) TRI WAHYU SEPTIANINGRUM PENERAPAN DISKRIMINAN KERNEL PADA KOMPONEN KIMIA AKTIF TANAMAN OBAT HERBAL (KUNYIT, TEMULAWAK, DAN BANGLE) TRI WAHYU SEPTIANINGRUM DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS METEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

DATA DAN METODE. Temulawak Jahe Kunyit Kode Keterangan Kode Keterangan Kode Keterangan. No

DATA DAN METODE. Temulawak Jahe Kunyit Kode Keterangan Kode Keterangan Kode Keterangan. No DATA DAN METODE Data Data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang dikumpulkan oleh tim Hibah Pascasarjana tahun 2003-2005 kerjasama Departemen Statistika dengan Pusat Studi Biofarmaka,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Eksplorasi Pola Spektrum

HASIL DAN PEMBAHASAN. Eksplorasi Pola Spektrum konsentrasi. Konsentrasi kafein terbagi menjadi 6 konsentrasi, sehingga dari masing-masing komponen diperoleh 24 kombinasi konsentrasi. c. Campuran senyawa tiga komponen, yaitu Vitamin B1, Vitamin B6,

Lebih terperinci

Klasifikasi Kecamatan Berdasarkan Nilai Akhir SMA/MA di Kabupaten Aceh Selatan Menggunakan Analisis Diskriminan

Klasifikasi Kecamatan Berdasarkan Nilai Akhir SMA/MA di Kabupaten Aceh Selatan Menggunakan Analisis Diskriminan Statistika, Vol. 15 No. 2, 87-97 November 215 Klasifikasi Kecamatan Berdasarkan Nilai Akhir SMA/MA di Kabupaten Aceh Selatan Menggunakan Analisis Diskriminan Fitriana A.R. 1, Nurhasanah 2, Ririn Raudhatul

Lebih terperinci

Analisis Diskriminan untuk Mengetahui Faktor yang Mempengaruhi Pilihan Program Studi Matematika di FMIPA dan FKIP Universitas Sriwijaya

Analisis Diskriminan untuk Mengetahui Faktor yang Mempengaruhi Pilihan Program Studi Matematika di FMIPA dan FKIP Universitas Sriwijaya Jurnal Penelitian Sains Volume 14 Nomer 4(A) 14403 Analisis Diskriminan untuk Mengetahui Faktor yang Mempengaruhi Pilihan Program Studi Matematika di FMIPA dan FKIP Universitas Sriwijaya Yuli Andriani,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan hipotesis nolnya adalah antar peubah saling bebas. Statistik ujinya dihitung dengan persamaan berikut:

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan hipotesis nolnya adalah antar peubah saling bebas. Statistik ujinya dihitung dengan persamaan berikut: . Menyiapkan gugus data pencilan dengan membangkitkan peubah acak normal ganda dengan parameter µ yang diekstrimkan dari data contoh dan dengan matriks ragam-peragam yang sama dengan data contoh. Proses

Lebih terperinci

(α = 0.01). Jika D i > , maka x i atau pengamatan ke-i dianggap pencilan (i = 1, 2,..., 100). HASIL DAN PEMBAHASAN

(α = 0.01). Jika D i > , maka x i atau pengamatan ke-i dianggap pencilan (i = 1, 2,..., 100). HASIL DAN PEMBAHASAN 4 karena adanya perbedaan satuan pengukuran antar peubah. 1.. Memastikan tidak adanya pencilan pada data dengan mengidentifikasi adanya pencilan pada data. Pengidentifikasian pencilan dilakukan dengan

Lebih terperinci

Pemetaan Status Gizi Balita Terhadap Kecamatan-Kecamatan Di Kabupaten Trenggalek Dengan Metode Analisis Korespondensi

Pemetaan Status Gizi Balita Terhadap Kecamatan-Kecamatan Di Kabupaten Trenggalek Dengan Metode Analisis Korespondensi Pemetaan Status Gizi Balita Terhadap Kecamatan-Kecamatan Di Kabupaten Trenggalek Dengan Metode Analisis Korespondensi Oleh : Teguh Purianto (0 09 06) Dosen Pembimbing : Wibawati, S.Si., M.Si. ABSTRAK Anak

Lebih terperinci

JURNAL MATEMATIKA DAN PEMBELAJARANNYA 2016 VOLUME 2, NO. 1. ISSN

JURNAL MATEMATIKA DAN PEMBELAJARANNYA 2016 VOLUME 2, NO. 1. ISSN VOLUME 2, NO. 1. ISSN 2303-0992 N. PONTO PENGKAJIAN PEMBENTUKAN MODEL KLASIFIKASI DALAM PENGELOMPOKKAN JURUSAN SISWA DI SMA (Studi Kasus: Siswa SMA Negeri Siau Timur Kabupaten Siau Tagulandang Biaro Propinsi

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR TERHADAP DATA PENGGUNAAN WEB PERSONAL DOSEN ITS DAN PERBANDINGAN TERHADAP PENCAPAIAN IPK DAN LAMA STUDI MAHASISWA

ANALISIS FAKTOR TERHADAP DATA PENGGUNAAN WEB PERSONAL DOSEN ITS DAN PERBANDINGAN TERHADAP PENCAPAIAN IPK DAN LAMA STUDI MAHASISWA Seminar Nasional Statistika IX Institut Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 ANALISIS FAKTOR TERHADAP DATA PENGGUNAAN WEB PERSONAL DOSEN ITS DAN PERBANDINGAN TERHADAP PENCAPAIAN IPK DAN LAMA STUDI

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Siswa Gambar 1 memperlihatkan Karakteristik siswa SMA Negeri Ulu Siau berdasarkan jurusan. Berdasarkan Gambar 1 umumya siswa lebih memilih jurusan IPA daripada jurusan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI FAKTOR PENDORONG PERNIKAHAN DINI DENGAN METODE ANALISIS FAKTOR

IDENTIFIKASI FAKTOR PENDORONG PERNIKAHAN DINI DENGAN METODE ANALISIS FAKTOR Saintia Matematika Vol. 2, No. 1 (2014), pp. 1 11. IDENTIFIKASI FAKTOR PENDORONG PERNIKAHAN DINI DENGAN METODE ANALISIS FAKTOR Aswin Bahar, Gim Tarigan, Pengarapen Bangun Abstrak. Pernikahan dini merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS DISKRIMINAN FISHER POPULASI GANDA UNTUK KLASIFIKASI NASABAH KREDIT

ANALISIS DISKRIMINAN FISHER POPULASI GANDA UNTUK KLASIFIKASI NASABAH KREDIT ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman 575-581 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian ANALISIS DISKRIMINAN FISHER POPULASI GANDA UNTUK KLASIFIKASI

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Analisis Gerombol

TINJAUAN PUSTAKA Analisis Gerombol 3 TINJAUAN PUSTAKA Analisis Gerombol Analisis gerombol merupakan analisis statistika peubah ganda yang digunakan untuk menggerombolkan n buah obyek. Obyek-obyek tersebut mempunyai p buah peubah. Penggerombolannya

Lebih terperinci

Penggunaan Kernel PCA Gaussian dalam Penyelesaian Plot Multivariat Non Linier. The Use of Gaussian PCA Kernel in Solving Non Linier Multivariate Plot

Penggunaan Kernel PCA Gaussian dalam Penyelesaian Plot Multivariat Non Linier. The Use of Gaussian PCA Kernel in Solving Non Linier Multivariate Plot Penggunaan Kernel PCA Gaussian dalam Penyelesaian Plot Multivariat Non Linier Bernhard M. Wongkar 1, John S. Kekenusa 2, Hanny A.H. Komalig 3 1 Program Studi Matematika, FMIPA, UNSRAT Manado, bernhard.wongkar2011@gmail.com

Lebih terperinci

Oleh: Agus Mohamad Soleh. Departemen Statistika FMIPA IPB. Abstrak

Oleh: Agus Mohamad Soleh. Departemen Statistika FMIPA IPB. Abstrak Seminar Nasional Statistika IX Institut Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 009 Analisis Diskriminan Linier untuk Klasifikasi Komponen Obat Bahan Alam Berdasarkan Spektrum Inframerah. Studi Kasus :

Lebih terperinci

Analisis Pengelompokan dengan Metode K-Rataan

Analisis Pengelompokan dengan Metode K-Rataan 511 Analisis Pengelompokan dengan Metode K-Rataan Titin Agustin Nengsih Fakultas Syariah IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Abstrak Analisis pengelompokkan adalah salah satu metode eksplorasi data untuk

Lebih terperinci

Kata Kunci: Bagan kendali Multivariat np, karakteristik kecacatan, tahap start-up stage, tahap pengendalian proses

Kata Kunci: Bagan kendali Multivariat np, karakteristik kecacatan, tahap start-up stage, tahap pengendalian proses Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 161 167 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PENGONTROLAN KUALITAS PRODUK MENGGUNAKAN METODE BAGAN KENDALI MULTIVARIAT NP DALAM USAHA PENINGKATAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Struktur kurkuminoid

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Struktur kurkuminoid R 1 O OH TINJAUAN PUSTAKA Senyawa Aktif pada Rimpang Temulawak Menurut Sinambela (1985), komposisi rimpang temulawak dapat di bagi menjadi dua fraksi utama yaitu zat warna kurkuminoid dan minyak atsiri.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 19 HASIL DAN PEMBAHASAN Koreksi Pencaran Multiplikatif Data persen transmitan diperoleh dari pengukuran dengan menggunakan FTIR pada 1866 bilangan gelombang yang berkisar antara 4000 400 cm -1. Grafik

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. PENELITIAN PENDAHULUAN 4.1.1. Analisis Kandungan Senyawa Kimia Pada tahap ini dilakukan analisis proksimat terhadap kandungan kimia yang terdapat dalam temulawak kering yang

Lebih terperinci

Tabel 6 Daftar peubah karakteristik

Tabel 6 Daftar peubah karakteristik 6 Tabel 6 Daftar peubah karakteristik Kode. Keterangan X1 Hasil gabah (kg/ha) X2 Umur saat akar tembus lilin (HST) X3 Jumlah akar tembus X4 Panjang akar tembus (cm) X5 Berat akar (gr) X6 Laju asimilasi

Lebih terperinci

PEMODELAN OTENTIKASI KOMPOSISI FITOFARMAKA TENSIGARD MENGGUNAKAN REGRESI KOMPONEN UTAMA MEYLINDA PUSRIANITA SARI

PEMODELAN OTENTIKASI KOMPOSISI FITOFARMAKA TENSIGARD MENGGUNAKAN REGRESI KOMPONEN UTAMA MEYLINDA PUSRIANITA SARI PEMODELAN OTENTIKASI KOMPOSISI FITOFARMAKA TENSIGARD MENGGUNAKAN REGRESI KOMPONEN UTAMA MEYLINDA PUSRIANITA SARI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

SILABUS PERKULIAHAN METODE STATISTIKA MULTIVARIAT 3 SKS KODE :

SILABUS PERKULIAHAN METODE STATISTIKA MULTIVARIAT 3 SKS KODE : SILABUS PERKULIAHAN METODE STATISTIKA MULTIVARIAT 3 SKS KODE : JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2005-2006 MATAKULIAH

Lebih terperinci

Analisis Cluster Average Linkage Berdasarkan Faktor-Faktor Kemiskinan di Provinsi Jawa Timur

Analisis Cluster Average Linkage Berdasarkan Faktor-Faktor Kemiskinan di Provinsi Jawa Timur Analisis Cluster Average Linkage Berdasarkan Faktor-Faktor Kemiskinan di Provinsi Jawa Timur Qonitatin Nafisah, Novita Eka Chandra Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Islam Darul Ulum Lamongan

Lebih terperinci

Gambar 5 Spektrum IR EVA water -based A-760 (a), DA-101 (b). : standar; :non-standar. Bilangan Gelombang (cm -1 )

Gambar 5 Spektrum IR EVA water -based A-760 (a), DA-101 (b). : standar; :non-standar. Bilangan Gelombang (cm -1 ) 5 HIL D PEMH nalisis pektrum I Pola spektrum FTI sel utuh sampel biologis maupun non-biologis merupakan pola spektrum sidik jari hasil serapan vibrasi dari seluruh penyusun sel tersebut, seperti protein,

Lebih terperinci

ANALISIS KORELASI KANONIK PERILAKU BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMP (STUDI KASUS SISWA SMPN I SUKASARI PURWAKARTA)

ANALISIS KORELASI KANONIK PERILAKU BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMP (STUDI KASUS SISWA SMPN I SUKASARI PURWAKARTA) Prosiding Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika ISBN: 978-60-61-0-9 hal 693-703 November 016 ANALISIS KORELASI KANONIK PERILAKU BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMP (STUDI KASUS SISWA SMPN

Lebih terperinci

PENERAPAN REGRESI LINIER MULTIVARIAT PADA DISTRIBUSI UJIAN NASIONAL 2014 (Pada Studi Kasus Nilai Ujian Nasional 2014 SMP Negeri 1 Sayung)

PENERAPAN REGRESI LINIER MULTIVARIAT PADA DISTRIBUSI UJIAN NASIONAL 2014 (Pada Studi Kasus Nilai Ujian Nasional 2014 SMP Negeri 1 Sayung) ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015, Halaman 697-704 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PENERAPAN REGRESI LINIER MULTIVARIAT PADA DISTRIBUSI UJIAN NASIONAL

Lebih terperinci

GRAFIK PENGENDALI Mnp PADA DATA TAK SESUAI

GRAFIK PENGENDALI Mnp PADA DATA TAK SESUAI GRAFIK PENGENDALI Mnp PADA DATA TAK SESUAI Nonik Brilliana P 1, Sudarno 2, dan Suparti 2 1 Mahasiswa Jurusan Statistika FSM Undip 2 Staf Pengajar Jurusan Statistika FSM Undip Abstrak Pada era globalisasi

Lebih terperinci

Kelas 2. Kelas 1 Mahasiswa. Mahasiswa. Gambar 1 Struktur data kelompok dalam pengukuran berulang pada data Metode Statistika

Kelas 2. Kelas 1 Mahasiswa. Mahasiswa. Gambar 1 Struktur data kelompok dalam pengukuran berulang pada data Metode Statistika 4 Kelas 2 Kelas 1 N3 N4 N3 N4 Gambar 1 Struktur data kelompok dalam pengukuran berulang pada data Metode Statistika BAHAN DAN METODE Bahan Data yang digunakan adalah data nilai capaian mahasiswa dalam

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Analisis cluster merupakan analisis yang bertujuan untuk. mengelompokkan objek-objek pengamatan berdasarkan karakteristik yang

BAB III PEMBAHASAN. Analisis cluster merupakan analisis yang bertujuan untuk. mengelompokkan objek-objek pengamatan berdasarkan karakteristik yang BAB III PEMBAHASAN Analisis cluster merupakan analisis yang bertujuan untuk mengelompokkan objek-objek pengamatan berdasarkan karakteristik yang dimiliki. Asumsi-asumsi dalam analisis cluster yaitu sampel

Lebih terperinci

Teknik Reduksi Dimensi Menggunakan Komponen Utama Data Partisi Pada Pengklasifikasian Data Berdimensi Tinggi dengan Ukuran Sampel Kecil

Teknik Reduksi Dimensi Menggunakan Komponen Utama Data Partisi Pada Pengklasifikasian Data Berdimensi Tinggi dengan Ukuran Sampel Kecil Teknik Reduksi Dimensi Menggunakan Komponen Utama Data Partisi Pada Pengklasifikasian Data Berdimensi Tinggi dengan Ukuran Sampel Kecil Ronny Susetyoko, Elly Purwantini Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Konsentrasi lemak ikan (%) Kandungan zat aktif (absorban) HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data Berdasarkan data yang digunakan dalam penelitian ini, akan dilakukan pengidentifikasian multikolinieritas.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak 15 HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Penentuan kadar air berguna untuk mengidentifikasi kandungan air pada sampel sebagai persen bahan keringnya. Selain itu penentuan kadar air berfungsi untuk mengetahui

Lebih terperinci

Penggunaan Analisis Faktor (Factor Analysis) dengan Aplikasi Program SPSS 11.5

Penggunaan Analisis Faktor (Factor Analysis) dengan Aplikasi Program SPSS 11.5 Penggunaan Analisis Faktor (Factor Analysis) dengan Aplikasi Program SPSS 11.5 Oleh: Muji Gunarto (mgunarto@hotmail.com) I. Pendahuluan (Landasan Teori) Analisis faktor adalah salah satu analisis yang

Lebih terperinci

Perbandingan Analisis Diskriminan dan Analisis Regresi Logistik Ordinal dalam Prediksi Klasifikasi Kondisi Kesehatan Bank

Perbandingan Analisis Diskriminan dan Analisis Regresi Logistik Ordinal dalam Prediksi Klasifikasi Kondisi Kesehatan Bank Perbandingan Analisis Diskriminan dan Analisis Regresi Logistik Ordinal dalam Prediksi Klasifikasi Kondisi Kesehatan Bank Fajri Zufa Alumni Program Studi Statistika, FMIPA, Universitas Bengkulu e-mail

Lebih terperinci

LOGO. Pengontrolan Kualitas Produksi Mebel Di PT. Majawana dengan Diagram Kontrol Multivariat Atribut Berdasarkan Jarak Chi-Square

LOGO. Pengontrolan Kualitas Produksi Mebel Di PT. Majawana dengan Diagram Kontrol Multivariat Atribut Berdasarkan Jarak Chi-Square Pengontrolan Kualitas Produksi Mebel Di PT. Majawana dengan Diagram Kontrol Multivariat Atribut Berdasarkan Jarak Chi-Square BAGUS YUSWANTANA 1306 1000 30 Dosen Pembimbing : Drs. Haryono, M.Sc LOGO PENDAHULUAN

Lebih terperinci

Plot Multivariate Menggunakan Kernel Principal Component Analysis (KPCA) dengan Fungsi Power Kernel

Plot Multivariate Menggunakan Kernel Principal Component Analysis (KPCA) dengan Fungsi Power Kernel Plot Multivariate Menggunakan Kernel Principal Component Analysis (KPCA) dengan Fungsi Power Kernel Vitawati Bawotong, Hanny Komalig, Nelson Nainggolan 3 Program Studi Matematika, FMIPA, UNSRAT, vbawotong@gmail.com

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. (a) (b) Gambar 4 Twin trough chamber (a) dan flat bottom chamber (b)

HASIL DAN PEMBAHASAN. (a) (b) Gambar 4 Twin trough chamber (a) dan flat bottom chamber (b) 6 pengembang yang masih segar. Pelat dideteksi dengan UV 366 nm. Stabilitas Analat pada Pelat dan dalam Larutan. Ekstrak ditotolkan pada pelat 10 x 10 cm. Ekstrak dibuat sebanyak tiga buah. Ekstrak satu

Lebih terperinci

ANALISIS DISKRIMINAN LOGISTIK UNTUK KLASIFIKASI SEKOLAH STANDAR INTERNASIONAL BERDASARKAN STATUS AFILIASI

ANALISIS DISKRIMINAN LOGISTIK UNTUK KLASIFIKASI SEKOLAH STANDAR INTERNASIONAL BERDASARKAN STATUS AFILIASI Xplore, 2013, Vol. 2(1):e4(1-7) c 2013 Departemen Statistika FMIPA IPB ANALISIS DISKRIMINAN LOGISTIK UNTUK KLASIFIKASI SEKOLAH STANDAR INTERNASIONAL BERDASARKAN STATUS AFILIASI Syella Sumampouw, Muhammad

Lebih terperinci

JURNAL GAUSSIAN, Volume 2, Nomor 2, April 2013, Halaman Online di:

JURNAL GAUSSIAN, Volume 2, Nomor 2, April 2013, Halaman Online di: JURNAL GAUSSIAN, Volume, Nomor, April 013, Halaman 119-18 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PENENTUAN KOEFISIEN KORELASI KANONIK DAN INTERPRETASI FUNGSI KANONIK MULTIVARIAT Muhamad

Lebih terperinci

Diagram ARL W i & W Ri. Varian

Diagram ARL W i & W Ri. Varian maka nilai RL 1 yang ada ditambah satu sampai ditemui adanya out of control. Menentukan 1 dengan menghitung rata-rata RL 1 dari keseluruhan replikasi. Untuk aplikasi data yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

PENERAPAN ANALISIS FAKTOR DAN ANALISIS DISKRIMINAN UNTUK MENENTUKAN KUALITAS PRODUK SUSU BALITA DENGAN GRAFIK KENDALI Z-MR

PENERAPAN ANALISIS FAKTOR DAN ANALISIS DISKRIMINAN UNTUK MENENTUKAN KUALITAS PRODUK SUSU BALITA DENGAN GRAFIK KENDALI Z-MR PENERAPAN ANALISIS FAKTOR DAN ANALISIS DISKRIMINAN UNTUK MENENTUKAN KUALITAS PRODUK SUSU BALITA DENGAN GRAFIK KENDALI Z-MR Inge Ratih Puspitasari, Hendro Permadi, dan Trianingsih Eni Lestari Universitas

Lebih terperinci

BAB III PEREDUKSIAN RUANG INDIVIDU DENGAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA. Analisis komponen utama adalah metode statistika multivariat yang

BAB III PEREDUKSIAN RUANG INDIVIDU DENGAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA. Analisis komponen utama adalah metode statistika multivariat yang BAB III PEREDUKSIAN RUANG INDIVIDU DENGAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA Analisis komponen utama adalah metode statistika multivariat yang bertujuan untuk mereduksi dimensi data dengan membentuk kombinasi linear

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUKSI MEBEL DI PT. MAJAWANA DENGAN DIAGRAM KONTROL D 2 (MAHALANOBIS DISTANCE)

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUKSI MEBEL DI PT. MAJAWANA DENGAN DIAGRAM KONTROL D 2 (MAHALANOBIS DISTANCE) PENGENDALIAN KUALITAS PRODUKSI MEBEL DI PT. MAJAWANA DENGAN DIAGRAM KONTROL D 2 (MAHALANOBIS DISTANCE) Taufiq Primananda 1, Slamet Mulyono 2, Dedy Dwi Prastyo 2 1 Mahasiswa Jurusan Statistika FMIPA-ITS

Lebih terperinci

MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINES (MARS) UNTUK KLASIFIKASI STATUS KERJA DI KABUPATEN DEMAK Kishartini 1, Diah Safitri 2, Dwi Ispriyanti 3

MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINES (MARS) UNTUK KLASIFIKASI STATUS KERJA DI KABUPATEN DEMAK Kishartini 1, Diah Safitri 2, Dwi Ispriyanti 3 ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 711-718 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINES (MARS) UNTUK KLASIFIKASI

Lebih terperinci

Penerapan Garis Berat Segitiga Centroid untuk Menentukan Kelompok pada Analisis Diskriminan

Penerapan Garis Berat Segitiga Centroid untuk Menentukan Kelompok pada Analisis Diskriminan Penerapan Garis Berat Segitiga Centroid untuk Menentukan Kelompok pada Analisis Diskriminan I Komang Gede Sukarsa, I Putu Eka Nila Kencana 2, NM. Dwi Kusumawardani 3 Laboratorium Statistika Jurusan Matematika

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman Online di: ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman 907-916 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PEMODELAN REGRESI LINIER MULTIVARIAT DENGAN METODE PEMILIHAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan salah satu tanaman yang

I. PENDAHULUAN. Tanaman jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan salah satu tanaman yang 2 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan salah satu tanaman yang mempunyai banyak kegunaan antara lain sebagai ramuan, rempah - rempah, bahan minyak

Lebih terperinci

Analisis Biplot untuk Pemetaan Posisi dan Karakteristik Usaha Pariwisata di Provinsi Bali

Analisis Biplot untuk Pemetaan Posisi dan Karakteristik Usaha Pariwisata di Provinsi Bali Jurnal Matematika Vol. 6 No. 1, Juni 2016. ISSN: 1693-1394 Analisis Biplot untuk Pemetaan Posisi dan Karakteristik Usaha Pariwisata di Provinsi Bali I Gusti Ayu Made Srinadi Jurusan Matematika, Fakultas

Lebih terperinci

Abstract. Abstrak. Keywords : Principal Component Analysis, Agriculture Production and Plantation

Abstract. Abstrak. Keywords : Principal Component Analysis, Agriculture Production and Plantation JdC, Vol. 3, No. 2, September, 2014 1 Penggunaan Analisis Komponen Utama Dalam Penggabungan Data Peubah Ganda pada Kasus Produksi Pertanian dan Perkebunan Di Wilayah Bolaang Mongondow Tahun 2008 1 Sunarsi

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015, Halaman Online di: ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015, Halaman 295-304 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PERBANDINGAN DISKRIMINAN KUADRATIK KLASIK DAN DISKRIMINAN KUADRATIK

Lebih terperinci

MODEL REGRESI COX PROPORTIONAL HAZARD PADA LAJU TAMAT MAHASISWA JURUSAN MATEMATIKA UNIVERSITAS ANDALAS

MODEL REGRESI COX PROPORTIONAL HAZARD PADA LAJU TAMAT MAHASISWA JURUSAN MATEMATIKA UNIVERSITAS ANDALAS Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 33 41 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND MODEL REGRESI COX PROPORTIONAL HAZARD PADA LAJU TAMAT MAHASISWA JURUSAN MATEMATIKA UNIVERSITAS ANDALAS

Lebih terperinci

BAB III. TEORI DASAR. benda adalah sebanding dengan massa kedua benda tersebut dan berbanding

BAB III. TEORI DASAR. benda adalah sebanding dengan massa kedua benda tersebut dan berbanding 14 BAB III. TEORI DASAR 3.1. Prinsip Dasar Metode Gayaberat 3.1.1. Teori Gayaberat Newton Teori gayaberat didasarkan oleh hukum Newton tentang gravitasi. Hukum gravitasi Newton yang menyatakan bahwa gaya

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Absorbsi Near Infrared Sampel Tepung Ikan Absorbsi near infrared oleh 50 sampel tepung ikan dengan panjang gelombang 900 sampai 2000 nm berkisar antara 0.1 sampai 0.7. Secara grafik

Lebih terperinci

PENERAPAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA DALAM PENENTUAN FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA (Studi Kasus : SMAN 1 MEDAN)

PENERAPAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA DALAM PENENTUAN FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA (Studi Kasus : SMAN 1 MEDAN) Saintia Matematika Vol. 1, No. 6 (2013), pp. 507 516. PENERAPAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA DALAM PENENTUAN FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA (Studi Kasus : SMAN 1 MEDAN) Juliarti Hardika,

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KINERJA BEBERAPA METODE KLASIFIKASI HASIL REDUKSI DATA BERDIMENSI TINGGI

PERBANDINGAN KINERJA BEBERAPA METODE KLASIFIKASI HASIL REDUKSI DATA BERDIMENSI TINGGI ISSN 1858-4667 JURNAL LINK Vol 16/No. 1/Februari 212 PERBANDINGAN KINERJA BEBERAPA METODE KLASIFIKASI HASIL REDUKSI DATA BERDIMENSI TINGGI Ronny Susetyoko 1, Elly Purwantini 2 1,2 Departemen Teknik Elektro,

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENJURUSAN SISWA MELALUI ANALISIS DISKRIMINAN. Nerli Khairani Lia Anggriani Siregar. Abstrak

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENJURUSAN SISWA MELALUI ANALISIS DISKRIMINAN. Nerli Khairani Lia Anggriani Siregar. Abstrak 97 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENJURUSAN SISWA MELALUI ANALISIS DISKRIMINAN Nerli Khairani Lia Anggriani Siregar Abstrak Analisis diskriminan adalah metode statistika yang digunakan untuk mengelompokkan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Sampel Temulawak Terpilih Pada penelitian ini sampel yang digunakan terdiri atas empat jenis sampel, yang dibedakan berdasarkan lokasi tanam dan nomor harapan. Lokasi tanam terdiri

Lebih terperinci

Reduksi Data Luaran GCM Stasiun Amahai Dengan Menggunakan Analisis Komponen Utama

Reduksi Data Luaran GCM Stasiun Amahai Dengan Menggunakan Analisis Komponen Utama Reduksi Data Luaran GCM Stasiun Amahai Dengan Menggunakan Analisis Komponen Utama Ferry Kondo Lembang Jurusan Matematika FMIPA UNPATTI ferrykondolembang@yahoo.co.id Abstrak Reduksi dimensi adalah bagian

Lebih terperinci

PROSIDING ISSN: M-14 ANALISIS K-MEANS CLUSTER UNTUK PENGELOMPOKAN KABUPATEN /KOTA DI JAWABARAT BERDASARKAN INDIKATOR MASYARAKAT

PROSIDING ISSN: M-14 ANALISIS K-MEANS CLUSTER UNTUK PENGELOMPOKAN KABUPATEN /KOTA DI JAWABARAT BERDASARKAN INDIKATOR MASYARAKAT M-14 ANALISIS K-MEANS CLUSTER UNTUK PENGELOMPOKAN KABUPATEN /KOTA DI JAWABARAT BERDASARKAN INDIKATOR MASYARAKAT Soemartini 1, dan Enny Supartini 2 1,2) Departemen Statistika FMIPA UNPAD Bandung tine_soemartini@yahoocom,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pembuatan larutan induk standar fenobarbital dan diazepam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pembuatan larutan induk standar fenobarbital dan diazepam BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PERCOBAAN 1. Pembuatan larutan induk standar fenobarbital dan diazepam Ditimbang 10,90 mg fenobarbital dan 10,90 mg diazepam, kemudian masing-masing dimasukkan ke dalam

Lebih terperinci

ANALISIS RAGAM SKOR KOMPONEN UTAMA PADA PERCOBAAN RESPONS-GANDA. Bahriddin Abapihi 1)

ANALISIS RAGAM SKOR KOMPONEN UTAMA PADA PERCOBAAN RESPONS-GANDA. Bahriddin Abapihi 1) Bahriddin Abapihi//Paradigma, Vol.15 No.1 Pebruari 2011 hlm.11 18 11 ANALISIS RAGAM SKOR KOMPONEN UTAMA PADA PERCOBAAN RESPONS-GANDA Bahriddin Abapihi 1) 1) Jurusan Matematika FMIPA, Universitas Haluoleo,

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Tabel 1. Data Hasil Pengukuran Ketebalan (cm) Pada Nata de Watermelonskin Perlakuan Ulangan Analisa (berat kulit semangka) I II III Total Rataan 30 gram (tanpa )/kontrol 0,70 0,65 0,65 2,00 0,67

Lebih terperinci

METODE ITERASI BARU BERTIPE SECANT DENGAN KEKONVERGENAN SUPER-LINEAR. Rino Martino 1 ABSTRACT

METODE ITERASI BARU BERTIPE SECANT DENGAN KEKONVERGENAN SUPER-LINEAR. Rino Martino 1 ABSTRACT METODE ITERASI BARU BERTIPE SECANT DENGAN KEKONVERGENAN SUPER-LINEAR Rino Martino 1 1 Mahasiswa Program Studi S1 Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya

Lebih terperinci

PERBANDINGAN BAGAN KENDALI T 2 HOTELLING KLASIK DENGAN T 2 HOTELLING PENDEKATAN BOOTSTRAP PADA DATA BERDISTRIBUSI NON-NORMAL MULTIVARIAT

PERBANDINGAN BAGAN KENDALI T 2 HOTELLING KLASIK DENGAN T 2 HOTELLING PENDEKATAN BOOTSTRAP PADA DATA BERDISTRIBUSI NON-NORMAL MULTIVARIAT Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 17 4 ISSN : 303 910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PERBANDINGAN BAGAN KENDALI T HOTELLING KLASIK DENGAN T HOTELLING PENDEKATAN BOOTSTRAP PADA DATA BERDISTRIBUSI

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. KARAKTERISASI SIMPLISIA Simplisia yang digunakan pada penelitian ini adalah tanaman sambiloto yang berasal dari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat

Lebih terperinci

PERBANDINGAN RESIKO INVESTASI BANK CENTRAL ASIA DAN BANK MANDIRI MENGGUNAKAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (GARCH)

PERBANDINGAN RESIKO INVESTASI BANK CENTRAL ASIA DAN BANK MANDIRI MENGGUNAKAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (GARCH) Jurnal Matematika UNAND Vol. 5 No. 4 Hal. 80 88 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PERBANDINGAN RESIKO INVESTASI BANK CENTRAL ASIA DAN BANK MANDIRI MENGGUNAKAN MODEL GENERALIZED AUTOREGRESSIVE

Lebih terperinci

Model Cox Extended dengan untuk Mengatasi Nonproportional Hazard pada Kejadian Bersama

Model Cox Extended dengan untuk Mengatasi Nonproportional Hazard pada Kejadian Bersama SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Model Cox Extended dengan untuk Mengatasi Nonproportional Hazard pada Kejadian Bersama Anita Nur Vitriana, Rosita Kusumawati Program Studi

Lebih terperinci

Astuti Amin Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Makassar ABSTRAK

Astuti Amin Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Makassar ABSTRAK DETERMINASI DAN ANALISIS FINGER PRINT DAUN MIANA (Coleus scutellarioides Linn.) SEBAGAI BAHAN BAKU OBAT TRADISIONAL DENGAN METODE SPEKTROSKOPI FT-IR DAN KEMOMETRIK Astuti Amin Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi

Lebih terperinci

Didin Astriani P, Oki Dwipurwani, Dian Cahyawati (Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya)

Didin Astriani P, Oki Dwipurwani, Dian Cahyawati (Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya) (M.2) ANALISIS BIPLOT UNTUK MENGETAHUI KARAKTERISTIK PUTUS SEKOLAH PENDIDIKAN DASAR PADA MASYARAKAT MISKIN ANTAR WILAYAH KECAMATAN DI KABUPATEN OGAN ILIR Didin Astriani P, Oki Dwipurwani, Dian Cahyawati

Lebih terperinci

PENERAPAN KORELASI KANONIK DALAM MENGKAJI HUBUNGAN ANTARA GUGUS VARIABEL (Kasus Hubungan Antara Aktualisasi Diri Dengan Efektifitas Manajerial)

PENERAPAN KORELASI KANONIK DALAM MENGKAJI HUBUNGAN ANTARA GUGUS VARIABEL (Kasus Hubungan Antara Aktualisasi Diri Dengan Efektifitas Manajerial) 54 PENERAPAN KORELASI KANONIK DALAM MENGKAJI HUBUNGAN ANTARA GUGUS VARIABEL (Kasus Hubungan Antara Aktualisasi Diri Dengan Efektifitas Manajerial) Busnawir Jurusan PMIPA/Matematika FKIP Unhalu Kampus Bumi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan keragaman hayati.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan keragaman hayati. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan keragaman hayati. Letak Indonesia yang dilewati oleh garis katulistiwa berpengaruh langsung terhadap kekayaan

Lebih terperinci

TIN309 - Desain Eksperimen Materi #5 Genap 2016/2017 TIN309 DESAIN EKSPERIMEN

TIN309 - Desain Eksperimen Materi #5 Genap 2016/2017 TIN309 DESAIN EKSPERIMEN Materi #5 TIN3 DESAIN EKSPERIMEN ANOVA ANOVA pada dasarnya merupakan suatu metode yang menguraikan sumber keragaman (varian) dari suatu perbedaan rata-rata lebih dari dua populasi. Dengan mempergunakan

Lebih terperinci

MENENTUKAN PENGARUH INTERAKSI PERLAKUAN DENGAN METODE POLINOMIAL ORTOGONAL

MENENTUKAN PENGARUH INTERAKSI PERLAKUAN DENGAN METODE POLINOMIAL ORTOGONAL MENENTUKAN PENGARUH INTERAKSI PERLAKUAN DENGAN METODE POLINOMIAL ORTOGONAL E. JULIANTINI Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, Jl. Tentara Pelajar No.,

Lebih terperinci

KOMPARASI ANALISIS GEROMBOL (CLUSTER) DAN BIPLOT DALAM PENGELOMPOKAN

KOMPARASI ANALISIS GEROMBOL (CLUSTER) DAN BIPLOT DALAM PENGELOMPOKAN E-Jurnal Matematika Vol. 2, No.4, Nopember 2013, 17-22 ISSN: 2303-1751 KOMPARASI ANALISIS GEROMBOL (CLUSTER) DAN BIPLOT DALAM PENGELOMPOKAN I MADE ANOM ARIAWAN 1, I PUTU EKA NILA KENCANA 2, NI LUH PUTU

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA UNIVERSITAS PAKUAN TERHADAP PELAYANAN PARKIR KAMPUS

ANALISIS FAKTOR TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA UNIVERSITAS PAKUAN TERHADAP PELAYANAN PARKIR KAMPUS ANALISIS FAKTOR TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA UNIVERSITAS PAKUAN TERHADAP PELAYANAN PARKIR KAMPUS Sintya Dwi Rosady 1, Fitria Virgantari, Ani Andriyati Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

PEMODELAN REGRESI TIGA LEVEL PADA DATA PENGAMATAN BERULANG. Indahwati, Yenni Angraeni, Tri Wuri Sastuti

PEMODELAN REGRESI TIGA LEVEL PADA DATA PENGAMATAN BERULANG. Indahwati, Yenni Angraeni, Tri Wuri Sastuti S-25 PEMODELAN REGRESI TIGA LEVEL PADA DATA PENGAMATAN BERULANG Indahwati, Yenni Angraeni, Tri Wuri Sastuti Departemen Statistika FMIPA IPB Email : Indah_stk@yahoo.com Abstrak Pemodelan multilevel adalah

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPONEN UTAMA PADA PENERAPAN APLIKASI PEMBELAJARAN METODE GLENN DOMAN

ANALISIS KOMPONEN UTAMA PADA PENERAPAN APLIKASI PEMBELAJARAN METODE GLENN DOMAN ANALISIS KOMPONEN UTAMA PADA PENERAPAN APLIKASI PEMBELAJARAN METODE GLENN DOMAN Anik Rufaidah 1, Muhamad Afif Effindi 2 1 Program Studi Teknik Industri, 2 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

PROSIDING ISSN : Seminar Nasional Statistika 12 November 2011 Vol 2, November 2011

PROSIDING ISSN : Seminar Nasional Statistika 12 November 2011 Vol 2, November 2011 (DS.6) ANALISIS KURVA PERTUMBUHAN SEBAGAI ANALISIS SETELAH MANOVA UNTUK DATA LONGITUDINAL Enny Supartini Statistika F MIPA Universitas Padjadjaran Bandung e-mail : arthinii@yahoo.com Abstrak Eksperimen

Lebih terperinci

(2.1) keterangan: i = Banyaknya faktor yang terbentuk; (i=1,2,3,...,k)

(2.1) keterangan: i = Banyaknya faktor yang terbentuk; (i=1,2,3,...,k) BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Faktor Menurut J. Supranto (2004), analisis faktor merupakan teknik statistika yang utamanya dipergunakan untuk mereduksi atau meringkas data dari variabel yang banyak

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : STATISTIKA DASAR (3 SKS) KODE MATA KULIAH : MT308

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : STATISTIKA DASAR (3 SKS) KODE MATA KULIAH : MT308 JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FPMIPA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : STATISTIKA DASAR (3 SKS) KODE MATA KULIAH : MT308 MINGGU KE POKOK & SUB POKOK BAHASAN 1 PENDAHULUAN

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Statistik skor mahasiswa UAS TPB IPB mata kuliah Fisika

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Statistik skor mahasiswa UAS TPB IPB mata kuliah Fisika 6 c. Menghitung sebaran pilihan jawaban dan reliabilitas soal. 3. Penerapan teori respon butir dengan menggunakan model IRT 1PL, IRT 2PL, dan IRT 3PL. a. Pengujian asumsi model IRT b. Menghitung parameter

Lebih terperinci

PENGUNAAN STEM AND LEAF DAN BOXPLOT UNTUK ANALISIS DATA. Moh Yamin Darsyah ABSTRAK

PENGUNAAN STEM AND LEAF DAN BOXPLOT UNTUK ANALISIS DATA. Moh Yamin Darsyah ABSTRAK PENGUNAAN STEM AND LEAF DAN BOXPLOT UNTUK ANALISIS DATA Moh Yamin Darsyah Program Studi Statistika Universitas Muhammadiyah Semarang yamindarsyah@gmail.com ABSTRAK Banyak sekali data dalam kehidupan yang

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Reflektan Near Infrared Biji Nyamplung (Calophyllum inophyllum L.) Perangkat NIRFlex Solids Petri N-500 yang digunakan dalam penelitian ini, menghasilkan data pengukuran berupa

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan karakteristik dilakukan untuk mengetahui kebenaran identitas zat yang digunakan. Dari hasil pengujian, diperoleh karakteristik zat seperti yang tercantum

Lebih terperinci

Oleh : Arief Yudissanta ( ) Pembimbing : Prof. Susanti Linuwih Mstat.PHD

Oleh : Arief Yudissanta ( ) Pembimbing : Prof. Susanti Linuwih Mstat.PHD TUGAS AKHIR Oleh : Arief Yudissanta (1307 030 019) Pembimbing : Prof. Susanti Linuwih Mstat.PHD PENGELOMPOKAN SEKOLAH DASAR BERDASARKAN RATA-RATA NILAI UJIAN AKHIR SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL DI SETIAP

Lebih terperinci

PENGELOMPOKAN PROPINSI DI INDONESIA BERDASARKAN HASIL PRODUKSI PERTANIAN DAN PETERNAKAN UNTUK MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN NASIONAL

PENGELOMPOKAN PROPINSI DI INDONESIA BERDASARKAN HASIL PRODUKSI PERTANIAN DAN PETERNAKAN UNTUK MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN NASIONAL PENGELOMPOKAN PROPINSI DI INDONESIA BERDASARKAN HASIL PRODUKSI PERTANIAN DAN PETERNAKAN UNTUK MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN NASIONAL Oleh: M. ALFIN FANANDRI (1310 030 045) DOSEN PEMBIMBING Dr. Brodjol Sutijo

Lebih terperinci

ANALISIS MULTIVARIAT PADA DATA INDEKS GEOMAGNET GLOBAL

ANALISIS MULTIVARIAT PADA DATA INDEKS GEOMAGNET GLOBAL Prosiding SNaPP2011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN:2089-3582 ANALISIS MULTIVARIAT PADA DATA INDEKS GEOMAGNET GLOBAL 1 John Maspupu 1 Pussainsa LAPAN, Jl. Dr. Djundjunan No. 133 Bandung 40173, Tlp.

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : LAILI ISNA NUR KHIQMAH NIM :

SKRIPSI. Oleh : LAILI ISNA NUR KHIQMAH NIM : PERBANDINGAN DISKRIMINAN KUADRATIK KLASIK DAN DISKRIMINAN KUADRATIK ROBUST PADA KASUS PENGKLASIFIKASIAN PEMINATAN PESERTA DIDIK (Studi Kasus di SMA Negeri 1 Kendal Tahun Ajaran 2014/2015) SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

Model Regresi Multivariat untuk Menentukan Tingkat Kesejahteraan Kabupaten dan Kota di Jawa Timur

Model Regresi Multivariat untuk Menentukan Tingkat Kesejahteraan Kabupaten dan Kota di Jawa Timur JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 1 Model Regresi Multivariat untuk Menentukan Tingkat Kesejahteraan Kabupaten dan Kota di Jawa Timur M.Fariz Fadillah Mardianto,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan dan Ekstraksi Sampel Uji Aktivitas dan Pemilihan Ekstrak Terbaik Buah Andaliman

HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan dan Ekstraksi Sampel Uji Aktivitas dan Pemilihan Ekstrak Terbaik Buah Andaliman 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan dan Ekstraksi Sampel Sebanyak 5 kg buah segar tanaman andaliman asal Medan diperoleh dari Pasar Senen, Jakarta. Hasil identifikasi yang dilakukan oleh Pusat Penelitian

Lebih terperinci

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah.

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. 1 D49 1. Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. Hasil pengukuran adalah. A. 4,18 cm B. 4,13 cm C. 3,88 cm D. 3,81 cm E. 3,78 cm 2. Ayu melakukan

Lebih terperinci

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 13 Peubah Ganda

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 13 Peubah Ganda STK511 Analisis Statistika Pertemuan 13 Peubah Ganda 13. Peubah Ganda: Pengantar Pengamatan Peubah Ganda Menggambarkan suatu objek tidak cukup menggunakan satu peubah saja Kasus pengamatan peubah ganda

Lebih terperinci

PEMBAHASAN ... (3) RMSE =

PEMBAHASAN ... (3) RMSE = 7 kemampuan untuk mengikuti variasi hujan permukaan. Keterandalan model dapat dilihat dari beberapa parameter, antara lain : Koefisien korelasi Korelasi dinyatakan dengan suatu koefisien yang menunjukkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diuraikan mengenai landasan teori yang akan digunakan dalam bab selanjutnya. 2.1 Matriks Sebuah matriks, biasanya dinotasikan dengan huruf kapital tebal seperti A,

Lebih terperinci

BAB II PERSAMAAN KUADRAT DAN FUNGSI KUADRAT

BAB II PERSAMAAN KUADRAT DAN FUNGSI KUADRAT BAB II PERSAMAAN KUADRAT DAN FUNGSI KUADRAT 1. Menentukan koefisien persamaan kuadrat 2. Jenis-jenis akar persamaan kuadrat 3. Menyusun persamaan kuadrat yang akarnya diketahui 4. Fungsi kuadrat dan grafiknya

Lebih terperinci