BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan Aussy Burger adalah suatu merek dagang yang sudah terdaftar di Dirjen HAKI dari suatu badan usaha bernama PT Wadha Artha Abadi yang memproduksi dan menjual makanan dan minuman cepat saji dengan menu utama burger dan hot dog. Aussy Burger menyajikan menu andalan yaitu beef burger dan hot dog dengan kualitas premium dan 5 variasi rasa unik yang diproduksi dengan menggunakan bahan baku berkualitas tinggi, tanpa pewarna dan bahan pengawet, serta selalu di proses secara higienis. Hal ini sesuai dengan positioning Aussy Burger, yaitu Fresh and Tasty BBQ. Pada awalnya Aussy Burger hanya menjual produk utama burger dan hot dog saja, namun seiring dengan berjalannya waktu, Aussy Burger mengembangkan piilihan menu-nya yang telah menjadi favorit konsumen Aussy Burger seperti grilled steak, chicken strips dan aneka fries yang gurih dan menjadi ciri khas Aussy Burger. Selain dari menu makanan tersebut, Aussy Burger juga menjual aneka minuman dingin maupun panas seperti milk shake, soda float, ice blended, capucinno, dan yang lainnya. 59

2 60 Aussy Burger telah berjalan selama 5 tahun yang dimulai pada awal bulan Juli tahun 2005 dengan pembukaan Outlet pertamanya di Bintaro, Jakarta Selatan. Pada bulan September di tahun yang sama Aussy Burger membuka outlet - outlet berikutnya sehingga kini telah mencapai 6 outlet, yaitu 2 outlet di Bintaro, Tanah Kusir, Cilandak, Gandaria dan Dago, Bandung. Seiring dengan berjalannya waktu, konsumen Aussy Burger semakin bertambah sehingga nama Aussy Burger pun sudah tidak asing lagi. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya testimony dan dukungan konsumen di berbagai blog, forum, milis dan facebook. Beberapa media elektronik dan cetak pun pernah memuat Aussy Burger seperti Trans TV, Jak TV, Female Radio, Prambors Radio, Majalah HER WORLD, dan Tabloid & Majalah local di sekitar lokasi outlet Aussy Burger Visi, Misi dan Value Aussy Burger Visi Aussy Burger Visi Aussy Burger yaitu Menjadikan Aussy Burger sebagai perusahaan burger yang BERKUALITAS dan TERNAMA di Indonesia

3 61 Misi Aussy Burger Misi Aussy Burger yaitu Memberikan makanan cepat saji khususnya BURGER yang LEZAT & SEHAT dengan HARGA yang TERJANGKAU Value Aussy Burger Kami memproduksi BURGER PATTY yang sehat dan bergizi tanpa pewarna dan tanpa bahan pengawet sehingga AUSSY BURGER bukanlah JUNK FOOD Gambar 4.1 Logo Merek dagang Aussy Burger, PT. Wadha Artha Abadi Sumber : PT. Wadha Artha Abadi

4 Struktur Perusahaan Gambar 4.2 Struktur Organisasi Aussy Burger Sumber : PT. Wadha Artha Abadi

5 63 Keterangan : Setiap organisasi harus memiliki struktur organisasi untuk memudahkan organisasi dalam menjalankan usaha dan melaksanakan tanggung jawabnya. Dengan adanya struktur organisasi, diharapkan organisasi terhindar dari kesalahan yang dapat terjadi antara satu departemen dengan departemen lainnya. Pada Aussy Burger, direktur utama dibantu oleh manajer untuk mengawasi proses produksi, administrasi dan marketing. Job description pada struktur organisasi Aussy Burger adalah sebagai berikut : Direktur Utama Merupakan pimpinan tertinggi dalam perusahaan ini yang mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk mengendalikan perusahaan, menentukan garis-garis kebijakan perusahaan dan bertanggung jawab penuh atas segala tindakan dan keputusan yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan perusahaan. Manajer Operasional Manajer perusahaan ini mempunyai tanggung jawab atas kelancaran proses produksi dan kualitas hasil produksi, serta merencanakan kegiatan-kegiatan produksi.

6 64 Manajer Keuangan Manajer keuangan mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk merencanakan dan mengatur cash flow dan mengawasi penerimaan serta pengeluaran uang perusahaan. Manajer Pemasaran Manajer pemasaran mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk membuat perencanaan mengenai peningkatan hasil penjualan untuk tahun-tahun berikutnya dan memasarkan produk. Franchise Support Staff Franchise support staff mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk membuat sistem franchise perusahaan, mengikutsertakan perusahaan pada pameran-pameran franchise dan melakukan followup pada konsumen yang berniat menjadi franchisee. Office Boy Office boy mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk menjaga kerapihan dan kebersihan gedung PT. Wadha Artha Abadi. Security Security mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk menjaga keamanan gedung PT. Wadha Artha Abadi.

7 65 Staff Outlet Staff Outlet mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk membuat pesanan konsumen sesuai dengan SOP (Standard Operational Perusahaan) serta melayani konsumen dengan sepenuh hati. Staff Keuangan Staff keuangan mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk merencanakan dan mengatur cash flow, mengawasi penerimaan dan pengeluaran uang perusahaan, dan memeriksa laporan keuangan perusahaan. Staff Produksi Staff produksi mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk mengontrol bahan baku produksi, menjalankan proses produksi sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. R&D Staff R&D staff mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melakukan perancangan dan pengembangan desain produk baru yang sesuai dengan keinginan konsumen.

8 66 Staff Promosi Staff Promosi mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk mengembangkan dan mencari promosi-promosi baru yang sesuai dan dapat diterapkan perusahaan Kondisi Bisnis Perusahaan : Model Lima Kekuatan Porter Untuk mengetahui kondisi bisnis perusahaan, perusahaan harus terlebih dahulu mengetahui tingkat persaingan dalam industri, yaitu dengan menggunakan analisis kompetitif model lima kekuatan porter seberti berikut ini : 1. Persaingan di antara perusahaan sejenis Tingkat persaingan antar perusahaan sejenis dalam industri ini dapat dikatakan cukup tinggi. Pada PT. Wadha Artha Abadi yang menjadi pesaing sejenis adalah semua restoran yang menyajikan produk burger & beverages sebagai menu utamanya. Industri sejenis yang menjadi pesaing pada PT. Wadha Artha Abadi diantaranya PT. Kinarya Anak Negeri (Klenger Burger), PT. Sari Burger Indonesia (Burger King) dan PT. Global Foods Indonesia (Fat Burger). Hal ini merupakan suatu ancaman bagi PT. Wadha Artha Abadi karena industry sejenis tersebut akan berlomba-lomba membuat produk yang lebih baik dari Aussy Burger agar dapat menarik konsumen maupun

9 67 pelanggan setia Aussy Burger. Hal ini tentu saja akan berdampak pada penurunan permintaan dan otomatis pendapatan akan produk Aussy Burger menurun. 2. Potensi masuknya pesaing baru Bisnis food & beverages merupakan salah satu bisnis yang potensial dan cukup menjanjikan, sehingga menarik minat perusahaan perusahaan lain membuka usaha dalam industri ini. Beberapa perusahaan yang menjadi ancaman pesaing baru diantaranya PT. Fortune Food International (Carls Jr Burger) dan PT. Sari Burger Indonesia (Burger King). Kemunculan pesaing pesaing baru seperti ini dapat memberikan dorongan kepada PT. Wadha Artha Abadi untuk dapat menciptakan keunggulan yang kompetitif. Namun juga merupakan ancaman untuk PT. Wadha Artha Abadi karena para pesaing baru tersebut akan berusaha menawarkan produk mereka dengan berbagai strategi pemasaran agar pesaing baru dapat di terima di masyarakat yang mungkin sebagian besar masyarakat tersebut adalah konsumen dari Aussy Burger. 3. Potensi pengembangan produk produk pengganti Perusahaan lain yang memiliki produk sebagai substitusi atau pengganti juga merupakan ancaman pesaing yang kuat, karena industri ini dipenuhi banyak pemain yang menyajikan produk produk yang bervariasi. Hal ini biasanya tergantung kepada selera konsumen dan

10 68 loyalitas dalam memilih satu merk tertentu. Perusahaan yang menyediakan produk substitusi bagi PT. Wadha Artha Abadi adalah PT. Mitra Adi Perkasa (Domino s Pizza), PT. Cipta Adidaya Semesta (Fiesta Steak) dan Vegas Hot Dog. Kemunculan produk pengganti/subtitusi juga memberikan ancaman bagi PT. Wadha Artha Abadi. Variasi akan produk-produk tersebut tentu saja membuat masyarakat akan penasaran dan ingin mencobanya. Di sinilah loyalitas terhadap pelanggan harus diperhatikan agar pelanggan tetap setia terhadap produk Aussy Burger. 4. Kekuatan tawar menawar dari pemasok PT. Wadha Artha Abadi saat ini bekerja sama dengan 18 pemasok. Peranan pemasok ini sangat berguna karena menyediakan bahan baku yang dibutuhkan untuk memproduksi produk. Beberapa pemasok itu antara lain PT. Pangan Rahmat, PT. Safana Meat, PT Dos Ni Roha dan PT. Kemfood. PT. Wadha Artha Abadi memiliki beberapa outlet dan pembeli dalam jumlah yang cukup besar sehingga kekuatan tawar menawar perusahaan cukup kuat karena dapat menegosiasikan berbagai susunan pembayaran agar dapat menguntungkan bagi kedua pihak.

11 69 5. Kekuatan tawar menawar dari pembeli Dalam industri makanan, kekuatan tawar menawar pembeli cukup kuat. Hal ini disebabkan karena banyaknya pesaing atau perusahaan sejenis yang menjual produk yang sama dengan PT. Wadha Artha Abadi, sehingga membuat konsumen tidak mempunyai ketergantungan dan keterikatan dengan satu perusahaan saja. Tentu saja ini merupakan ancaman yang sangat kuat karena di poin inilah konsumen yang menentukan sendiri produk mana yang akan di konsumsi yang sesuai dengan kemampuan financial akan tiap-tiap konsumen. Maka dari itu, PT. Wadha Artha Abadi harus dapat memposisikan produknya pada target dan segmen pasar yang tepat. 4.2 Analisis Kinerja Supply Chain Management Dalam melakukan analisis kinerja supply chain management ada beberapa langkah langkah yang perlu diperhatikan. Pertama, kita harus mengukur kinerja dari supplier supplier yang bekerja sama memasok bahan baku pada PT. Wadha Artha Abadi dengan menggunakan metode benchmark. Dengan menggunakan indikator indikator yang telah ditentukan kita dapat mengetahui seberapa baik kinerja dari supplier supplier tersebut.

12 70 Setelah melakukan perhitungan dengan menggunakan metode benchmark kemudian peneliti melakukan perhitungan dengan metode persentase aset persediaan dan perputaran persediaan serta menghitung lamanya pasokan Analisis Benchmark PT. Wadha Artha Abadi memiliki kendala/masalah dari tiap tiap supplier. Pada supplier keju memiliki waktu tunggu (lead time pengiriman) selama 7 hari hal ini dikarenakan barang tersebut langsung di impor dari Australia maupun New Zealand dengan waktu yang diperlukan untuk memesan selama 20 menit. Persentase keterlambatan perngiriman sebesar 7%. Persentase bahan baku yang ditolak sebesar 0.02% serta jumlah kekurangan stok pertahun sebanyak 20 pcs. Pada supplier daging memiliki waktu tunggu (lead time pengiriman) selama 3 hari dengan masa waktu pemesanan selama 25 menit. Persentase keterlambatan pengiriman sebesar 5%. Persentase bahan baku yang ditolak sebanyak 0.10% dengan jumlah kekurangan pertahun sebanyak 50 pcs. Sedangkan pada supplier roti waktu tunggu (lead time pengiriman) selama 3 hari dengan waktu diperlukan untuk memesan selama 15 menit. Dan persentase keterlambatan pengiriman sebesar 5% dengan persentase bahan baku yang ditolak 5% dikarenakan standar pemotongan untuk rotinya yang

13 71 tidak sesuai akan standart yang telah ditetapkan odleh PT. Wadha Artha Abadi. Dan jumlah kekurangan pertahun sebanyak 100pcs. Untuk supplier kemasan produk memiliki waktu tunggu (lead time pengiriman) selama 14 hari dikarenakan lamanya proses pembuatan barang tersebut. Dengan waktu yang diperlukan untuk memesan selama 15 menit. Serta persentase keterlambatan pengiriman sebesar 3% dan persentase bahan baku yang ditolak 0.5% dengan jumlah kekurangan pertahun sebanyak 10 pcs. Yang terakhir untuk supplier kentang memiliki waktu tunggu (lead time pengiriman) selama 7 hari dan waktu tunggu yang diperlukan untuk memesan selama 25 menit. Dengan persentase keterlambatan pengiriman 10% dan persentase bahan baku yang ditolak sebanyak 25% dengan jumlah kekurangan pertahun sebanyak 300 pcs.

14 72 Tabel 4.9 Matriks Benchmark Indikator Supplier Keju Supplier Daging Supplier Roti Supplier Kemasan Supplier Kentang waktu tunggu (lead time pengiriman) 7 hari 3 hari 3 hari 14 hari 7 hari waktu yang diperlukan untuk memesan (menit) 20 menit 25 menit 15 menit 15 menit 25 menit persentase keterlambatan pengiriman persentase bahan baku yang ditolak 7% 5% 5% 3% 10% 0.02% 0.10% 5% 0.50% 25% jumlah kekurangan pertahun (pcs) Sumber : PT. Wadha Artha Abadi Dilihat dari hasil tabel tersebut maka dapat disimpulkan bahwa supplier yang memiliki yang memiliki kendala tersebesar adalah supplier kentang. PT. Wadha Artha Abadi sering melakukan penolakan terhadap bahan baku yang dikirimkan oleh supplier tersebut dikarenakan ketidakstabilan akan kualitas bahan baku yakni kentang, dengan standarisasi yang telah ditetapkan oleh perusahaan. PT. Wadha Artha Abadi haruslah memutuskan strategi yang tepat untuk mengatasi masalah ini. Adapun strategi yang di sarankan oleh peneliti kepada PT. Wadha Artha Abadi yakni dengan membuat kerjasama dengan

15 73 beberapa supplier kentang sehingga PT. Wadha Artha Abadi dapat mengatasi kendala apabila pasokan bahan baku dari supplier utama mengalami penurunan kualitas mutu sehingga terjadi penolakan pengiriman.

16 Analisis Persentase Aset Persediaan PT. Wadha Artha Abadi memiliki Rp ,- yang diinvestasikan pada persediaan dengan asset perusahaan sejumlah Rp ,- Maka persentase yang diinvestasikan pada persediaan = ( / ) x 100% = 9,4% Menurut Jay Heizer dan Berry Render (2010) menyatakan bahwa persentase aset persediaan dengan kinerja yang luar biasa adalah sebagai berikut. Sebagai acuan untuk perusahaan manufaktur yang memiliki tingkat kinerja yang luar biasa memiliki persentase aset persediaan mendekati 20%. Untuk perusahaan grosir dengan tingkat kinerja yang luar biasa memiliki persentase aset persediaan mendekati 34%. Lain halnya untuk restoran dengan tingkat kinerja yang luar biasa memiliki persentase yang kecil dibandingkan yang lainnya, yakni hanya sebesar 2.9%. sedangkan untuk tingkat eceran persentase aset persediaan yang baik dengan tingkat kinerja yang luar biasa adalah sebesar 27%. Untuk dapat lebih memahami dapat dilihat dari tabel berikut.

17 75 Tabel 4.10 Persentase persediaan dengan tingkat kinerja yang luar biasa Persediaan sebagai persentase dari jumlah aset (dengan contoh kinerja luar biasa) Manufaktur 20% (Toyota 5%) Grosir 34% (Coca - cola 2.9%) Restoran 2.90% (McDonald's 0.05%) Eceran 27% (Home Depot 25.7%) Sumber : Jay Haizer dan Berry Render (2010) Oleh karena itu PT. Wadha Artha Abadi sebaiknya melakukan penurunan jumlah investasi terhadap persediaan demi meningkatkan kinerja supply chain management yakni sebesar 6.5% dari tingkat persentase aset persediaan sebelumnya. Dengan perhitungan sebagai berikut : Keterangan : 1. Persentase aset persediaan diturunkan 6.5% dari persentase sebelumnya yakni 9.4% menjadi 2.9% 2. Jumlah aset perusahaan sebesar Rp ,-

18 76 Persentase yang diinvestasikan pada persediaan = ( Jumlah investasi persediaan / jumlah asset ) x 100% 2.9% = (jumlah investasi persediaan / ) x 100% Jumlah invetasi persediaan yang baru = Rp , Analisis Perputaran persediaan Tabel 4.11 Data penjualan tahun 2011 Bulan Bintaro Terogong Senayan Januari Februari Maret April Mei Juni

19 77 Bulan Bintaro Terogong Senayan Juli Agustus September Oktober November Desember TOTAL Sumber : PT. Wadha Artha Abadi Biaya barang yang terjual untuk setiap item nya berkisar antara Rp ,- hingga Rp ,- dengan total penjualan sebanyak pcs.

20 78 Gambar 4.3 Grafik penjualan Aussy Burger tahun 2011 Sumber : Olahan Data Gambar 4.4 Olahan data penjualan Aussy Burger 2011

21 79 Apabila diplotkan data penjualan dari ketiga outlet Aussy Burger pada tahun 2011 yang ada pada tabel maupun grafik, dapat kita lihat bahwa permintaan akan produk Aussy burger di tiap-tiap outlet berbeda-beda sehingga perlu di perhatikan akan stock persediaan di masing-masing outlet sesuai dengan tingkat permintaan. Adapun cara perhitungan perputaran persediaan sebagai berikut : Perputaran persediaan = biaya barang yang terjual / investasi persediaan Perputaran persediaan = (Rp x 50960) / Rp Perputaran persediaan = Inilah besar perputaran persediaan yang sedang berjalan saat ini pada PT. Wadha Artha Abadi yakni sebesar per tahun Adapun perhitungan baru dengan menggunakan jumlah investasi yang baru yakni sebesar Rp ,- ialah sebagai berikut : Perputaran persediaan yang diusulkan = (Rp x 50960) / Rp = 39 per tahun Jadi, perputaran yang persediaan yang akan terjadi apabila menggunakan jumlah invetasi persediaan yang baru yakni sebesar Rp ,- akan meningkatkan perputaran persediaan yang semula hanya pertahun meningkat menjadi 39 pertahun.

22 Analisis Lama Pasokan Lama pasokan dihitung dari kebalikan perputaran persediaan. Adapun rumus menghitung lama pasokan yakni sebagai berikut : Lama Pasokan = Investasi Persediaan ( Biaya tahunan barang yang di jual / 52 minggu ) Lama Pasokan = Rp ,- ( Rp x / 52 minggu ) Lama Pasokan = 4.37 minggu Dengan menggunakan total investasi baru yakni sebesar Rp ,- peneliti mendapatkan lama pasokan optimal untuk PT. Wadha Artha Abadi. Lama pasokan baru = Rp (Rp x / 52 minggu) = 1.33 minggu Lama pasokan dengan menggunakan total investasi persediaan yang baru mengalami percepatan waktu yang semula lama pasokan dengan total

23 81 investasi persediaan sebesar Rp ,- yakni selama 4.37 minggu kini dengan menggunakan total investasi optimal yakni sebesar Rp ,- menjadi 1.33 minggu.

24 Identifikasi Fungsi SCM dalam Meningkatkan Kinerja Supply Chain Untuk menganalisis kinerja dari supply chain management kita perlu mengidentifikasi sistem supply chain management yang sedang berjalan saat ini di PT. Wadha Artha Abadi. Setelah itu mengidentifikasi kendala kendala yang sedang di hadapi di tiap tiap mata rantai Sistem Supply chain management yang sedang Berjalan Perusahaan a Supplier daging Outlet Aussy Burger Konsumen Konsumen Supplier keju Perusahaan B Perusahaan c Supplier roti PT. Wadha Artha Abadi Gudang penyimpanan Outlet Aussy Burger Konsumen Konsumen Perusahaan d Supplier Kentang Perusahaan e Supplier Kemasan Outlet Aussy Burger Konsumen Konsumen

25 83 Sistem supply chain management yang sedang berjalan saat ini yakni menggunakan proses mata rantai chain : supplier manufaktur distributor retail outlets customer. Proses pendistribusian dari bahan baku yang disupply dari beberapa supplier kemudian diterima langsung ke PT. Wadha Artha Abadi selanjutnya masuk ke gudang penyimpanan dan pada hari itu juga barang semi jadi seperti daging olahan, sayuran, kentang siap goreng langsung di distribusikan lagi ke outlet outlet Aussy burger yang tersebar di Bintaro, Terogong, Senayan dan di beberapa outlet lainnya. Setelah barang masuk ke setiap outlet, kemudian produk tersebut siap di pakai. Disaat Konsumen datang dan melakukan pemesanan barulah barang barang tersebut diolah hingga akhirnya siap disajikan kepada konsumen. Pada sistem supply chain management yang digunakan pada PT. Wadha Artha Abadi saat ini masih menemukan kendala kendala diantaranya : 1. Supplier Kendala yang muncul pada supplier yakni a. Kendala mutu : ketidaktentuan mutu / kualitas terhadap bahan baku yang memerlukan standart baik dan fresh seperti pada sayuran (salad) maupun kentang. Terkadang hal ini muncul pada supplier kentang yang memiliki kualitas bahan yang tak tentu.

26 84 b. Waktu pengiriman : jauhnya jarak pengiriman dari supplier ke PT. Wadha Artha Abadi kemudian disalurkan ke gudang penyimpanan sangat memakan waktu yang banyak sehingga menyebabkan terhambatnya produk untuk disiapkan dan di distribusikan ke outlet - outlet. 2. Gudang Penyimpanan Jumlah persediaan yang di stock dari gudang penyimpanan ke setiap Outlet memiliki jumlah yang sama yakni sebanyak 1500 pcs. 3. Outlet Dikarenakan jumlah persediaan bahan yang kurang memadai yakni hanya sebanyak 150 pcs/ 3hari terkadang mengakibatkan kekurangan stock bahan di beberapa outlet. Cara yang mereka lakukan untuk mengatasi kekurangan tersebut yakni dengan mengambil stock berlebih di Outlet yang masih memiliki kelebihan stock. Ini sudah bisa dipastikan akan menambah biaya transportasi. 4. Konsumen Apabila terjadi kekurangan stock di Outlet ini dapat menghambat / tidak terpenuhinya permintaan konsumen.

27 Sistem Supply Chain Management baru yang diusulkan Perusahaan a Supplier daging Outlet Aussy Burger Konsumen Konsumen Supplier keju Perusahaan B Perusahaan c Supplier roti PT. Wadha Artha Abadi Gudang penyimpanan Outlet Aussy Burger Konsumen Konsumen Perusahaan d Supplier Kentang Perusahaan e Supplier Kemasan Outlet Aussy Burger Konsumen Konsumen Sistem supply chain management yang diusulkan untuk PT. Wadha Artha Abadi yakni menggunakan proses mata rantai chain : supplier manufaktur retail outlets customer.

28 86 Proses pendistribusian yang sebelumnya dilakukan yakni bahan baku yang disupply dari beberapa supplier kemudian diterima langsung ke PT. Wadha Artha Abadi selanjutnya masuk ke gudang penyimpanan setelah itu di distribusikan ke outlet outlet Aussy burger yang tersebar di Bintaro, Terogong, Senayan dan di beberapa outlet lainnya, diubah menjadi pendistribusian bahan baku yang di supply dari beberapa supplier menuju ke PT. Wadha Artha Abadi langsung di distribusikan ke outlet - outlet sesuai dengan permintaan dari tiap-tiap outlet dan sebagian (sisa) bahan baku dimasukan ke dalam gudang penyimpanan sebagai stok. Sehingga lebih mempersingkat waktu pendistribusian ke outlet - outlet dan permintaan konsumen akan produk Aussy Burger dapat segera terpenuhi. Pada sistem supply chain management yang digunakan sebelumnya oleh PT. Wadha Artha Abadi masih menemukan beberapa kendala. Di bawah ini adalah beberapa cara pemecahan kendala/masalah yang disarankan peneliti bagi PT. Wadha Artha Abadi. 1. Supplier Kendala yang muncul pada supplier yakni a. Kendala mutu : ketidaktentuan mutu / kualitas terhadap bahan baku yang memerlukan standart baik dan fresh seperti pada sayuran (salad)

29 87 maupun kentang. Terkadang hal ini muncul pada supplier kentang yang memiliki kualitas bahan yang tak tentu. Strategi yang disarankan : peneliti menyarankan untuk PT. Wadha Artha Abadi harus memiliki beberapa supplier kentang sebagai antisipasi hal tersebut. Dapat dipastikan beberapa supplier sejenis ini akan berlomba-lomba untuk mempertahankan kualitas, keahlian, dan teknologi serta mengutamakan kemampuan pengiriman dan kemampuan memprediksi. Dan disinilah PT. Wadha Artha Abadi dapat melihat supplier mana yang memiliki kemampuan akan hal itu semua dan memutuskannya menjadi supplier utama. b. Waktu pengiriman : jauhnya jarak pengiriman dari supplier ke PT. Wadha Artha Abadi kemudian disalurkan ke gudang penyimpanan sangat memakan waktu yang banyak sehingga menyebabkan terhambatnya produk untuk disiapkan dan di distribusikan ke outlet - outlet. Strategi yang disarankan : mengubah sistem supply chain yang semula harus melewati gudang penyimpanan dahulu sebelum di distribusikan ke outlet-outlet Aussy Burger menjadi 2. Gudang Penyimpanan Jumlah persediaan yang di stock dari gudang penyimpanan ke setiap outlet memiliki jumlah yang sama yakni sebanyak 1500 pcs per bulan.

30 88 Strategi yang disarankan : PT. Wadha Artha Abadi haruslah mengukur tingkat persediaan di setiap outlet terhadap tingkat permintaan konsumen akan produk Aussy Burger dengan menghitung rata-rata penjualan tiap bulannya. Sehingga PT. Wadha Artha Abadi dapat memberikan stock persediaan optimal bagi tiap-tiap outlet. 3. Outlet Dikarenakan jumlah persediaan bahan yang kurang memadai yakni hanya sebanyak 150 pcs/ 3hari terkadang mengakibatkan kekurangan stock bahan di beberapa outlet. Cara yang mereka lakukan untuk mengatasi kekurangan tersebut yakni dengan mengambil stock berlebih di Outlet yang masih memiliki kelebihan stock. Ini sudah bisa dipastikan akan menambah biaya transportasi. Strategi yang disarankan : apabila PT. Wadha Artha Abadi telah melakukan perhitungan akan tingkat persediaan terhadap tingkat permintaan yang optimal bagi tiap-tiap outlet maka dirasa kendala sebelumnya dapat diselesaikan, perhitungan akan stock persediaan optimal akan memenuhi kebutuhan konsumen akan permintaan produk Aussy Burger. otomatis perusahaan juga dapat menekan biaya se-efektif dan seefisien mungkin serta dapat meningkatkan kinerja dari supply chain management itu sendiri.

31 89 4. Konsumen Apabila terjadi kekurangan stock di Outlet ini dapat menghambat / tidak terpenuhinya permintaan konsumen. Strategi yang disarankan : perbaikan akan stock persediaan di tiap-tiap outlet akan menjadi solusi dari permasalahan di atas. Diharapkan tidak akan adanya lagi hambatan dalam pemenuhan permintaan konsumen akan produk Aussy Burger. Dan tentu saja pemenuhan permintaan konsumen yang tepat waktu akan meningkatkan kepuasan konsumen akan pelayanan yang diberikan PT. Wadha Artha Abadi.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini dunia bisnis dihadapkan pada suatu era globalisasi yang didukung oleh tingkat kemajuan teknologi, baik teknologi informasi maupun transportasi, sehingga

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. semakin berkembangnya zaman, maka semakin tinggi pula tingkat inovasi

PENDAHULUAN. semakin berkembangnya zaman, maka semakin tinggi pula tingkat inovasi I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini semakin berkembangnya jumlah permintaan produk pangan, semakin berkembangnya zaman, maka semakin tinggi pula tingkat inovasi perusahaan untuk memproduksi pangan

Lebih terperinci

Lampiran 1 DAFTAR WAWANCARA

Lampiran 1 DAFTAR WAWANCARA L.1 Lampiran 1 DAFTAR WAWANCARA Daftar pertanyaan wawancara Direktur PD. Bintang Cemerlang (Bapak Johan) mengenai keadaan di perusahaan 1. Perusahaan bapak bergerak di bidang apa? Jawab: Perusahaan kami

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORETIS. pemasaran (yang sering disebut dengan istilah saluran distribusi). Saluran

BAB II KERANGKA TEORETIS. pemasaran (yang sering disebut dengan istilah saluran distribusi). Saluran BAB II KERANGKA TEORETIS 2.1. Teori Tentang Distribusi 2.1.1. Pengertian Distribusi Kebanyakan produsen bekerja sama dengan perantara pemasaran untuk menyalurkan produk-produk mereka ke pasar. Mereka membantu

Lebih terperinci

KINERJA RANTAI PASOKAN Supply Chain Performance. Dyah Budiastuti Nina Aghnina. Lecturer of Binus University

KINERJA RANTAI PASOKAN Supply Chain Performance. Dyah Budiastuti Nina Aghnina. Lecturer of Binus University KINERJA RANTAI PASOKAN Supply Chain Performance Dyah Budiastuti Nina Aghnina Lecturer of Binus University (dyanto@binus.ac.id, dyanto23@yaho.com ABSTRAK Berkompetisi dalam dunia yang datar (in a flat world)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah Produksi Beras Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah Produksi Beras Indonesia BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara yang memproduksi beras terbanyak di dunia dan menggunakannya sebagai bahan makanan pokok utamanya. Beras yang dikonsumsi oleh setiap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, maka kebutuhan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, maka kebutuhan atau 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, maka kebutuhan atau perilaku konsumen akan semakin diperhatikan. Untuk sekarang ini, selain menginginkan

Lebih terperinci

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM)

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM) SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM) INTRODUCTION T I P F T P U B KONTRAK 50 % UTS 30 % Tugas 20 % Kuis/ present WHAT IS SUPPLY CHAIN? Sebuah rantai pasokan yang terdiri dari semua pihak yang terlibat, secara

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan CV. Srikandi Jaya Makmur adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang general supplier yang men-supply sayur-mayur. Perusahaan ini berdiri pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor perdagangan merupakan salah satu sektor industri yang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Sektor perdagangan merupakan salah satu sektor industri yang mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sektor perdagangan merupakan salah satu sektor industri yang mengalami kemajuan yang cukup pesat. Kemajuan yang cukup pesat ini ditandai dengan banyak bermunculan

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 41 BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Perkembangan Perusahaan Pada tahun 1997 terjadi krisis moneter yang berkepanjangan di Indonesia. Akibat dari krisis moneter ini, banyak perusahaan yang mempertahankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. FISH HOUSE adalah sebuah bisnis kuliner yang menjual

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. FISH HOUSE adalah sebuah bisnis kuliner yang menjual 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang FISH HOUSE adalah sebuah bisnis kuliner yang menjual makanan sehat cepat saji dengan bahan baku ikan. Bisnis kuliner ini dipilih karena bisnis ini masih menjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian The International Journal of Bussiness and Management

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian The International Journal of Bussiness and Management BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam dunia perindustrian di era globalisasi saat ini semakin ketat dengan kemajuan teknologi informasi. Kemajuan dalam teknologi informasi menjadikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan usaha waralaba (franchise) kini semakin berkembang di

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan usaha waralaba (franchise) kini semakin berkembang di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan usaha waralaba (franchise) kini semakin berkembang di Indonesia. Keberadaan waralaba yang semakin marak beberapa tahun terakhir ini tidak mungkin

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Profil Perusahaan PT. Muncul Anugerah Sakti merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang distribusi. Perusahaan ini berdiri pada tahun 2004 yang merupakan anak

Lebih terperinci

PENGELOLAAN RANTAI PASOK

PENGELOLAAN RANTAI PASOK PENGELOLAAN RANTAI PASOK Manajemen Rantai Pasokan Manajemen Rantai Pasokan Rantai pasok adalah sebuah rangkaian atau jaringan perusahaan yang bekerja secara bersama-sama untuk membuat dan menyalurkan produk

Lebih terperinci

E-Business dan E-Commerce website Berrybenca.com

E-Business dan E-Commerce website Berrybenca.com E-Business dan E-Commerce website Berrybenca.com Mata Kuliah : E-Business Dosen : Prof. Dr. Rudy C. Tarumingkeng Disusun oleh : Sylvia Monica (01-2014-096) PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ.

Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ http://adamjulian.web.unej.ac.id/ A. Supply Chain Proses distribusi produk Tujuan untuk menciptakan produk yang tepat harga, tepat kuantitas, tepat kualitas, tepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bentuk perusahaan mempunyai tujuan yang harus dicapai oleh

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bentuk perusahaan mempunyai tujuan yang harus dicapai oleh 14 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap bentuk perusahaan mempunyai tujuan yang harus dicapai oleh semua pihak yang ada di dalam perusahaan. Proses penetapan tujuan membutuhkan kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu rantai yang disebut Supply Chain. Saat ini bukan merupakan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. suatu rantai yang disebut Supply Chain. Saat ini bukan merupakan persaingan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan di bidang industri (barang dan jasa) semakin ketat, sebagai akibat dari globalisasi dan ekonomi pasar bebas yang diberlakukan oleh beberapa organisasi perdagangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan zaman dan meningkatnya taraf kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan zaman dan meningkatnya taraf kehidupan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman dan meningkatnya taraf kehidupan masyarakat sekarang ini, maka sedikit banyak mempengaruhi pola konsumsi dan cara mereka dalam memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Industri percetakan adalah salah satu industri yang selalu berhubungan dengan gambar dan tulisan untuk dijadikan sebuah hardcopy. Semakin berkembangnya zaman, industri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Percetakan merupakan suatu proses memindahkan tulisan atau gambar pada kertas atau objek lainnya dengan melalui sebuah mesin cetak. Percetakan biasanya memproduksi

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA BULLWHIP EFFECT DENGAN PENDEKATAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PT. MONDRIAN KLATEN

TUGAS AKHIR ANALISA BULLWHIP EFFECT DENGAN PENDEKATAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PT. MONDRIAN KLATEN TUGAS AKHIR ANALISA BULLWHIP EFFECT DENGAN PENDEKATAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PT. MONDRIAN KLATEN Diajukan Guna Memenuhi dan Melengkapi Syarat Gelar Sarjana Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain bersaing dalam dunia pasar yang semakin memunculkan teknologi informasi yang canggih, perusahaan juga

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Faktor-faktor yang dipentingkan konsumen dalam memilih gerai pizza

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah perusahaan yang bergerak di industry

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah perusahaan yang bergerak di industry BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah perusahaan yang bergerak di industry garmen, dimana perusahaan memproduksi kemeja pria dewasa. Bahan dasar untuk produksi

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Perkembangan Perusahaan BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1.1 Sejarah Perusahaan Pada awal mulanya, PT. Victory Retailindo didirikan dengan dilatarbelakangi tujuan untuk melayani transaksi penjualan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. strategi rantai pasok tersebut umumnya terjadi trade off antara kecepatan

I. PENDAHULUAN. strategi rantai pasok tersebut umumnya terjadi trade off antara kecepatan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajemen rantai pasok menurut Simchy-Levi dan Kaminsky (2003) adalah sebuah pendekatan yang digunakan secara efisien dalam mengintegrasikan pemasok, pabrik, gudang, dan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Universitas Kristen Petra

1. PENDAHULUAN. Universitas Kristen Petra 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan munculnya perusahaan-perusahaan baru dalam dunia bisnis global, persaingan di dunia industri semakin meningkat. Pelanggan mulai bisa membedakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih pintar dalam memilih beberapa makanan. Banyak outlet yang menawarkan

BAB I PENDAHULUAN. lebih pintar dalam memilih beberapa makanan. Banyak outlet yang menawarkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin maju membuat para konsumen lebih pintar dalam memilih beberapa makanan. Banyak outlet yang menawarkan produk makanan dan minuman dalam

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Berikut adalah rangkuman dari wawancara yang telah kami lakukan : 1. Bagaimana struktur organisasi yang ada dalam perusahaan saat ini?

LAMPIRAN. Berikut adalah rangkuman dari wawancara yang telah kami lakukan : 1. Bagaimana struktur organisasi yang ada dalam perusahaan saat ini? L 1 LAMPIRAN LAMPIRAN WAWANCARA Wawancara ini kami lakukan pada saat kami melakukan survey ke PT. Toko Djempol, dengan narasumber Bapak Suhanda Putra S.E., selaku Manager Umum. Berikut adalah rangkuman

Lebih terperinci

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT SUPPLY CHAIN MANAGEMENT Disusun Oleh: Puput Resno Aji Nugroho (09.11.2819) 09-S1TI-04 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER (STMIK) AMIKOM YOGYAKARTA Jalan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin ketat. Tiap-tiap perusahaan akan berupaya semaksimal mungkin meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin ketat. Tiap-tiap perusahaan akan berupaya semaksimal mungkin meningkatkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan pasar yang semakin mengglobal, persaingan di dunia bisnis semakin ketat. Tiap-tiap perusahaan akan berupaya semaksimal mungkin meningkatkan produktivitas

Lebih terperinci

DAFTAR LAMPIRAN HASIL WAWANCARA YANG MENDUKUNG ANALISIS SWOT DAN PORTER DIREKTUR PT EGAH PARAMITHA SEJATI. TANGGAL 20 Februari 2012

DAFTAR LAMPIRAN HASIL WAWANCARA YANG MENDUKUNG ANALISIS SWOT DAN PORTER DIREKTUR PT EGAH PARAMITHA SEJATI. TANGGAL 20 Februari 2012 L 1 DAFTAR LAMPIRAN HASIL WAWANCARA YANG MENDUKUNG ANALISIS SWOT DAN PORTER DIREKTUR PT EGAH PARAMITHA SEJATI TANGGAL 20 Februari 2012 1. Jelaskan sejarah berdirinya PT Megah Parmitha Sejati? PT Megah

Lebih terperinci

Lampiran 1. Sebaran Bulanan Kebutuhan dan Ketersediaan Beras Tahun 2011 (ARAM II) Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2011

Lampiran 1. Sebaran Bulanan Kebutuhan dan Ketersediaan Beras Tahun 2011 (ARAM II) Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2011 LAMPIRAN Lampiran 1. Sebaran Bulanan Kebutuhan dan Ketersediaan Beras Tahun 2011 (ARAM II) Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2011 Lampiran 2. Rincian Luas Lahan dan Komponen Nilai Input Petani

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #5

Pembahasan Materi #5 1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan 2 Latar Belakang Kunci Sukses SCM Manajemen Logistik Fungsi dan Kegunaan Pengendalian Logistik Konvensional dan Logistik Mengelola Jaringan SC Strategi Proses

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 HASIL WAWANCARA

LAMPIRAN 1 HASIL WAWANCARA L1 LAMPIRAN 1 HASIL WAWANCARA 1. Bagaimanakah sejarah singkat berdirinya PT. Kinarya Anak Negeri? (tanggal berdirinya, pendirinya, alamat perusahaan pertama)? PT. Kinarya Anak Negeri ini didirikan pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan para perusahaan manufaktur. Produk berkualitas, harga yang

BAB I PENDAHULUAN. persaingan para perusahaan manufaktur. Produk berkualitas, harga yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia industri sangat cepat dan menyebabkan ketatnya persaingan para perusahaan manufaktur. Produk berkualitas, harga yang terjangkau, waktu dan biaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makanan siap saji banyak dijual di Indonesia. waktu ke mall, ke cafe dan tentunya dengan makanan-makanan ala barat atau

BAB I PENDAHULUAN. makanan siap saji banyak dijual di Indonesia. waktu ke mall, ke cafe dan tentunya dengan makanan-makanan ala barat atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin pesat,tidak hanya berakibat pada sektor pendidikan, sektor ekonomi dan budaya juga ikut terpengaruh. Perubahan kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi. Penerapan teknologi informasi

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi. Penerapan teknologi informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang, banyak perusahaan mengalami perkembangan dalam dunia bisnisnya dan berusaha untuk meningkatkan kinerjanya dengan memanfaatkan kecanggihan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. sistem yang sedang berjalan dalam perusahaan, menganalisis kebutuhan informasi,

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. sistem yang sedang berjalan dalam perusahaan, menganalisis kebutuhan informasi, 49 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1. Tentang Perusahaan Pada bab tiga, akan diuraikan lebih banyak mengenai perusahaan yaitu gambaran sistem yang sedang berjalan dalam perusahaan, menganalisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bisnis (Naslund et al., 2010). Manajemen rantai pasok melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bisnis (Naslund et al., 2010). Manajemen rantai pasok melibatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari survey yang dilakukan Accenture pada tahun 2010 terhadap sejumlah eksekutif perusahaan, sebanyak 89% menyatakan bahwa manajemen rantai pasok (Supply Chain Management,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemasaran merupakan suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemasaran merupakan suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemasaran merupakan suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang yang

Lebih terperinci

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik dan hukum serta sosial budaya. Sedangkan lingkungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kegiatan inilah dinamakan proses produksi. Salah satu faktor yang mempengaruhi

BAB 1 PENDAHULUAN. kegiatan inilah dinamakan proses produksi. Salah satu faktor yang mempengaruhi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi menjadi barang yang bermutu tinggi dalam penggunaannya, kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persediaan merupakan salah satu unsur aktiva yang paling aktif dan penting dalam proses operasi perusahaan, yang secara kontinu diperoleh atau diproduksi dan dijual.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini iklim kompetisi dalam dunia perdagangan semakin terasa.

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini iklim kompetisi dalam dunia perdagangan semakin terasa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini iklim kompetisi dalam dunia perdagangan semakin terasa. Perkembangan restoran cepat saji saat ini semakin pesat dengan laju arus globalisasi yang terus berjalan.

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN

BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN 44 BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN Dalam penilaian kelayakan rencana ekspansi pembukaan outlet makanan vegetarian ini digunakan beberapa aspek-aspek yang relevan dikaji untuk menentukan suatu rencana

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pemasaran untuk merancang program pemasarannya. Konsep pemasaran tersebut

I. PENDAHULUAN. pemasaran untuk merancang program pemasarannya. Konsep pemasaran tersebut I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam konsep pemasaran modern, banyak perusahaan yang mengacu pada bauran pemasaran untuk merancang program pemasarannya. Konsep pemasaran tersebut dijadikan acuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Priestley, seorang ilmuwan dari Amerika Serikat menemukan bahwa CO2 yang

BAB I PENDAHULUAN. Priestley, seorang ilmuwan dari Amerika Serikat menemukan bahwa CO2 yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sejalan dengan semakin pesatnya pertumbuhan dan perubahan ekonomi serta kegiatan bisnis, maka dibutuhkan strategi untuk menarik dan mempertahankan konsumen dan pelanggan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum PT Fastfood Indonesia, Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum PT Fastfood Indonesia, Tbk. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum PT Fastfood Indonesia, Tbk. PT Fastfood Indonesia Tbk adalah pemilik tunggal waralaba KFC di Indonesia, didirikan oleh Gelael pada tahun 1978 sebagai pihak pertama yang

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Supply Chain Management Pembahasan yang berkaitan tentang Supply Chain Management sudah banyak diangkat dalam penulisan penulisan sebelumnya. Menurut Fortune Megazine (artikel

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Perkembangan Perusahaan PT Anugrah Plastindo Lestari adalah suatu Perseroan Terbatas yang didirikan pada tanggal 01 Desember 1994 dengan nomor akte pendirian 02-2185.HT.01.01.

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Bintaro Fish Center merupakan salah satu usaha yang bergerak dalam produksi lobster air tawar (jenis red claw) dan memperdagangkannya

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO ISSN: ANALISIS PERFORMANSI RANTAI PASOK DENGAN MODEL SUPPLY CHAIN OPERATIONS REFERENCE DI PD.

Seminar Nasional IENACO ISSN: ANALISIS PERFORMANSI RANTAI PASOK DENGAN MODEL SUPPLY CHAIN OPERATIONS REFERENCE DI PD. ANALISIS PERFORMANSI RANTAI PASOK DENGAN MODEL SUPPLY CHAIN OPERATIONS REFERENCE DI PD. RIKI FAMILY I.Made Aryantha Anthara Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM USAHA

V GAMBARAN UMUM USAHA V GAMBARAN UMUM USAHA 5.1. Sejarah Singkat CV. Sari Hijau Lestari dan Your Tea CV. Sari Hijau Lestari didirikan pada pertengahan tahun 2008 oleh Bapak Agung Wibowo yang merupakan alumni IPB pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umumnya, serta kondisi persaingan yang ketat dalam lingkungan bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. umumnya, serta kondisi persaingan yang ketat dalam lingkungan bisnis yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada kondisi perekonomian global sekarang ini, yang ditunjukkan dengan hilangnya batas-batas negara dan segi investasi, individu, dan informasi pada umumnya, serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara asal merupakan salah satu dampak globalisasi terhadap dunia bisnis. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. negara asal merupakan salah satu dampak globalisasi terhadap dunia bisnis. Jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Restoran-restoran cepat saji yang membuka cabangnya di negara lain selain negara asal merupakan salah satu dampak globalisasi terhadap dunia bisnis. Jumlah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan usaha waralaba (franchise) kini semakin berkembang di Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan usaha waralaba (franchise) kini semakin berkembang di Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan usaha waralaba (franchise) kini semakin berkembang di Indonesia. Keberadaan waralaba yang semakin marak beberapa tahun terakhir ini tidak dapat

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Sejarah Restoran Obonk Steak & Ribs Kota Bogor Restoran Obonk Steak & Ribs Kota Bogor berdiri pada tanggal 19 Agustus 2005 oleh pemiliknya Andi Eko Nugroho yang merupakan

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Restoran Ayam Goreng Fatmawati Restoran Ayam Goreng Fatmawati pertama kali didirikan pada tahun 1986 di Jl. Sawojajar, Bogor oleh ibu Hj. Fatmawati.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Oleh karena itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan pasti menginginkan kesuksesan dalam usahanya agar dapat bertahan dalam ruang lingkup usaha yang dirintisnya dalam kurun waktu yang lama,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. dengan pembayaran cash dan kredit. Lokasi kantor PT. Jasarendra Jawisesa terletak

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. dengan pembayaran cash dan kredit. Lokasi kantor PT. Jasarendra Jawisesa terletak BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Jasarendra Jawisesa merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produk bahan kimia industri yang melayani penjualan secara partai atau eceran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk-produk makanan yang dijual di pusat-pusat penjualan produk makanan.

BAB I PENDAHULUAN. produk-produk makanan yang dijual di pusat-pusat penjualan produk makanan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi dan bervariasi saat ini sudah semakin meningkat. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya produk-produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia akan teknologi semakin besar. Peran teknologi akhir-akhir ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. manusia akan teknologi semakin besar. Peran teknologi akhir-akhir ini sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, kebutuhan manusia akan teknologi semakin besar. Peran teknologi akhir-akhir ini sangat diperlukan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang diinginkan perusahaan tidak akan dapat tercapai.

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang diinginkan perusahaan tidak akan dapat tercapai. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara agraris, pengendalian persediaan merupakan fungsi-fungsi yang sangat penting, karena dalam persediaan melibatkan Investasi rupiah terbesarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyaknya perusahaan di dunia industri saat ini menuntut setiap perusahaan untuk terus berusaha mencari cara terbaik agar memiliki daya saing yang lebih tinggi daripada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH CV. Titian Mandiri merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang industri air minum dalam kemasan dengan merk produk Ciryo yang beredar kemasan galon dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berorientasi pada kesenangan. Selain itu, kesibukan masyarakat di kota-kota

BAB I PENDAHULUAN. yang berorientasi pada kesenangan. Selain itu, kesibukan masyarakat di kota-kota BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan ilmu dan teknologi serta keadaan ekonomi yang semakin membaik dapat menyebabkan perubahan pola konsumsi masyarakat. Masyarakat yang memiliki pendapatan yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. tahun 1994 didirikanlah sebuah usaha dengan nama PT SUPRAJAYA 2001

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. tahun 1994 didirikanlah sebuah usaha dengan nama PT SUPRAJAYA 2001 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Perusahaan ini dirintis oleh suami istri Ngadiman di Jakarta. Maka tahun 1994 didirikanlah sebuah usaha dengan nama PT

Lebih terperinci

BAB 4. ANALISIS dan HASIL PENELITIAN

BAB 4. ANALISIS dan HASIL PENELITIAN BAB 4 ANALISIS dan HASIL PENELITIAN 4.1 Pelaksanaan Kegiatan Distribusi Perusahaan Untuk melaksanakan kegiatan pemasarannya, PT. ANUGERAH IDEALESTARI telah menunjuk PT. ANUGERAH CENTRAL AUTOMOTIVE sebagai

Lebih terperinci

matress. PT Anugrah Utama Indonesia memproduksi matress dari bahan-bahan dasar yang

matress. PT Anugrah Utama Indonesia memproduksi matress dari bahan-bahan dasar yang BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Perkembangan Perusahaan P.T Anugrah Utama Indonesia didirikan pada bulan Maret 2003 sebagai perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang manufaktur yang memproduksi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan pada Supply Chain Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan menjelaskan pendahuluan dari penelitian yang diuraikan menjadi enam sub bab yaitu latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian

Lebih terperinci

BAB II HASIL SURVEY. 2.1 Gambaran Umum Butik Indah Bordir Sidoarjo. Butik Indah Bordir Sidoarjo merupakan perusahaan yang bergerak di

BAB II HASIL SURVEY. 2.1 Gambaran Umum Butik Indah Bordir Sidoarjo. Butik Indah Bordir Sidoarjo merupakan perusahaan yang bergerak di BAB II HASIL SURVE. Gambaran Umum Butik Indah Bordir Sidoarjo Butik Indah Bordir Sidoarjo merupakan perusahaan yang bergerak di berbagai bidang penjualan, yang menawarkan bermacam-macam desain pakaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Revolusi industri yang berawal di Inggris pada abad ke-18 telah menyebabkan terjadinya perubahan pada bidang pertanian, transportasi, pertambangan, teknologi

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB III PROFIL PERUSAHAAN 40 BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1 Profil Perusahaan. PT. Millenium Plastik adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur pengolahan biji plastik yang berdiri pada tanggal 29 Juni 1980 di daerah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Manajemen rantai pasok menurut Simchy-Levi dan Kaminsky (2003) adalah

I. PENDAHULUAN. Manajemen rantai pasok menurut Simchy-Levi dan Kaminsky (2003) adalah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajemen rantai pasok menurut Simchy-Levi dan Kaminsky (2003) adalah sebuah pendekatan yang digunakan secara efisien dalam mengintegrasikan pemasok, pabrik, gudang, dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. fleksibilitas dalam supply chain mereka. Pada prinsipnya manajemen supply chain adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. fleksibilitas dalam supply chain mereka. Pada prinsipnya manajemen supply chain adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi kompetisi bisnis, diperlukan kemampuan untuk mengakomodasikan ketidakpastian internal maupun eksternal dalam mengambil keputusan. Ketidakpastian

Lebih terperinci

SCM dalam E-Business. 1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang SCM pada e-business

SCM dalam E-Business. 1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang SCM pada e-business 1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang SCM pada e-business Supply Chain Management Pengertian supply adalah sejumlah material yang disimpan dan dirawat menurut aturan tertentu dalam tempat persediaan agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Objek Studi Sejarah dan Perkembangan PT Leoco Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Objek Studi Sejarah dan Perkembangan PT Leoco Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Objek Studi 1.1.1 Sejarah dan Perkembangan PT Leoco Indonesia PT Leoco Indonesia didirikan pada tahun 1981, Leoco adalah produsen kelas dunia interkoneksi dan mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diera informasi ini, perilaku konsumen akan semakin diperhatikan. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. diera informasi ini, perilaku konsumen akan semakin diperhatikan. Hal ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin berkembang diera informasi ini, perilaku konsumen akan semakin diperhatikan. Hal ini disebabkan karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sarana usaha. Hal ini dapat dijumpai pada kegiatan usaha franchise yang sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. sarana usaha. Hal ini dapat dijumpai pada kegiatan usaha franchise yang sekarang ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan dalam segala bidang mendorong masyarakat untuk giat dalam mendapatkan penghasilan. Selain menjadi pegawai atau karyawan di suatu institusi, masyarakat

Lebih terperinci

BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KERUPUK UDANG

BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KERUPUK UDANG BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KERUPUK UDANG PIU KABUPATEN KUBU RAYA TAHUN 2014 BUSINESS PLAN INFRASTRUKTUR KOMPONEN 2 RUMAH PRODUKSI KERUPUK UDANG A. LATAR BELAKANG Business Plan merupakan suatu usulan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Grafik Jumlah Penduduk DKI Jakarta Sumber : bappedajakarta.go.id

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Grafik Jumlah Penduduk DKI Jakarta Sumber : bappedajakarta.go.id BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penduduk di Indonesia khususnya di Ibukota Jakarta semakin bertambah Setiap harinya. Berdasarkan dari data yang ada, terhitung pada tahun 2013 jumlah penduduk di Jakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibidang makanan dan minuman cepat saji. Pertumbuhan bisnis makanan dan

BAB I PENDAHULUAN. dibidang makanan dan minuman cepat saji. Pertumbuhan bisnis makanan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan industri saat ini semakin meningkat dengan sangat pesat. Hal tersebut terjadi pada segala bidang bisnis atau berbagai jenis usaha, seperti bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia yang semakin meningkat, maka kebutuhan makanan dan minuman semakin meningkat pula. Hal inilah yang mendorong

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, dengan jumlah penduduk sekitar 287 juta penduduk ( Time, July

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, dengan jumlah penduduk sekitar 287 juta penduduk ( Time, July BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia, dengan jumlah penduduk sekitar 287 juta penduduk ( Time, July 19 th 2004, pp 43 ), merupakan pasar potensial yamg sangat besar bagi setiap pemasar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan bisnis yang terjadi di kalangan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan bisnis yang terjadi di kalangan perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini persaingan bisnis yang terjadi di kalangan perusahaan manufaktur semakin ketat. Hal ini mendorong perusahaan untuk mencari strategi yang tepat agar dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akibat dari krisis ekonomi yang menimpa Indonesia, tak sedikit pula

BAB I PENDAHULUAN. Akibat dari krisis ekonomi yang menimpa Indonesia, tak sedikit pula BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Akibat dari krisis ekonomi yang menimpa Indonesia, tak sedikit pula perusahaan lokal yang harus gulung tikar karena sudah tidak mampu lagi untuk beroperasi.

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan Awal berdirinya PT.MASJATI GARMENTAMA adalah pada tahun 1989 dan menjadi perusahaan berbadan hukum pada tahun 1992 berdasarkan akte No.634/09.02/PB/V/92.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Menurut Saragih (2001), pengembangan sektor agribisnis pada. masa yang akan datang menghadapi sejumlah tantangan besar yang

I. PENDAHULUAN. Menurut Saragih (2001), pengembangan sektor agribisnis pada. masa yang akan datang menghadapi sejumlah tantangan besar yang I. PENDAHULUAN Latar Belakang Menurut Saragih (2001), pengembangan sektor agribisnis pada masa yang akan datang menghadapi sejumlah tantangan besar yang bersumber dari tuntutan pembangunan ekonomi domestik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebanyak 286 unit, Jawa Timur sebanyak 231 unit, serta Bali sebanyak 225 unit.

BAB I PENDAHULUAN. sebanyak 286 unit, Jawa Timur sebanyak 231 unit, serta Bali sebanyak 225 unit. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis restoran merupakan salah satu jenis bisnis yang cukup menjanjikan saat ini. Pangan tidak hanya sekadar untuk kebutuhan biologis semata, akan tetapi menjadi gaya

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN. Gambaran Umum mengenai PT. Bumi Maestroayu

BAB III OBJEK PENELITIAN. Gambaran Umum mengenai PT. Bumi Maestroayu BAB III OBJEK PENELITIAN III.1 Gambaran Umum mengenai PT. Bumi Maestroayu III.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Bumi Maestroayu merupakan perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang importir penyedia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang cepat dan kompleks sebagai akibat dari

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang cepat dan kompleks sebagai akibat dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis yang cepat dan kompleks sebagai akibat dari gelombang globalisasi menuntut para pelaku usaha atau perusahaan untuk lebih responsif dalam menghadapi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN Riwayat Singkat PT.Datacomindo Mitrausaha

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN Riwayat Singkat PT.Datacomindo Mitrausaha BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Tentang Perusahaan 3.1.1 Riwayat Singkat PT.Datacomindo Mitrausaha PT.Datacomindo Mitrausaha adalah perusahaan importir barang-barang elektronik komunikasi

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Manajemen Persediaan Manajemen persediaan adalah menentukan keseimbangan antara investasi persediaan dengan pelayanan pelanggan (Heizer dan

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan UD. TRIJAYA adalah sebuah home industry yang bergerak di bidang makanan ringan yang masih bersifat tradisional,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. barang dari supplier. Pembelian adalah suatu usaha yang dilakukan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. barang dari supplier. Pembelian adalah suatu usaha yang dilakukan untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pembelian Menurut Hatta (2008), pembelian merupakan kegiatan untuk memperoleh barang dari supplier. Pembelian adalah suatu usaha yang dilakukan untuk pengadaan barang yang diperlukan

Lebih terperinci