BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. FISH HOUSE adalah sebuah bisnis kuliner yang menjual

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang FISH HOUSE adalah sebuah bisnis kuliner yang menjual makanan sehat cepat saji dengan bahan baku ikan. Bisnis kuliner ini dipilih karena bisnis ini masih menjadi sebuah pilihan yang menjanjikan dengan tingkat pengembalian modalnya yang tinggi. Namun tidak bisa dipungkiri, dengan begitu banyaknya pemain di bisnis makanan dan minuman memberikan banyak variasi jenis makanan dari yang sehat sampai dengan yang tidak sehat. Dewasa ini, masyarakat mulai menyadari pentingnya kesehatan yang juga dapat dimulai melalui makanan yang sehat, terlihat dari data yang didapatkan dari survei YouGov pada tahun 2015 (YouGov.co.uk, Courtesy of General Manager Herbalife Indonesia, Andam Dewi). bahwa masyarakat Indonesia berusaha untuk mengubah pola hidup kearah yang lebih sehat. Pada hasil survei tersebut, didapati sebanyak 81% dari total responden sudah melakukan olah raga teratur, sebanyak 77% dari total responden sudah berhenti untuk mengkonsumsi makanan tidak sehat, dan yang terakhir sebanyak 69% dari total responden membuat pilihan nutrisi yang baik.

2 2 Bisnis kuliner di Indonesia juga didukung dengan jumlah penduduk yang terus bertumbuh sehingga target pasar potensial akan terus bertambah, hal ini juga didukung dengan data yang didapatkan tentang pertumbuhan omzet makanan minuman olahan. Gambar 1.1. Pertumbuhan Omset Makanan Minuman Olahan (Sumber: GAPMMI) Bisnis makanan cepat saji juga menjadi sebuah tren di tengah masyarakat perkotaan karena mereka menawarkan kepraktisan serta kecepatan dalam penyajian, hal ini dapat dilihat dari survei yang dilakukan oleh Global Market Information Database (GMID).

3 3 Outlets Asian Fast Food 1,253 1,356 1,437 1,483 1,557 1,592 Burger Fast Food Chicken Fast Food ,035 1,098 Fish Fast Food Ice Cream Fast Food Tabel 1.1. Jumlah Fast Food Outlet di Indonesia (GMID, Passport) Berdasarkan pada data diatas, restoran cepat saji berbahan dasar ikan menunjukkan jumlah yang sangat minim. Berdasarkan pada data diatas, bisnis kuliner ini bertujuan masuk ke dalam pasar yang terbilang blue ocean 1 tersebut. Data pendukung lainnya, dapat dilihat dari jumlah pengeluaran makanan di Indonesia yang didapat dari Badan Pusat Statistik yang ada di bawah ini. 1 Blue Ocean adalah ruang lingkup pasar yang tidak diperebutkan. Dapat dikatakan pesaing untuk produk sejenis masih minim.

4 4 Jenis Bahan Makanan Ikan dan udang segar Ikan dan udang diawetkan Satuan Kg 0,260 0,263 0,249 0,271 0,282 0,259 0,263 0,274 Ons 0,523 0,537 0,462 0,451 0,486 0,471 0,431 0,429 Daging sapi/kerbau Kg 0,008 0,007 0,006 0,007 0,009 0,007 0,005 0,005 Daging ayam T ras/kampung Telur ayam ras/kampung Kg 0,079 0,073 0,069 0,080 0,083 0,076 0,078 0,086 Kg 0,122 0,115 0,116 0,200 0,199 0,178 0,169 0,171 Telur itik/manila/asin Butir 0,093 0,088 0,082 0,077 0,080 0,068 0,055 0,047 Tabel 1.2. Jumlah Pengeluaran Makanan di Indonesia (BPS.go.id) Dari Tabel 1.2. terlihat pengeluaran konsumen terhadap makanan jenis ikan dan makanan laut menunjukkan angka yang terbilang sangat tinggi, dimana konsumsi daging sapi dan ayam berada dibawahnya. Hal pendukung lainnya didapatkan dari survei yang dilakukan oleh MasterCard menyebutkan bahwa mayoritas masyarakat Indonesia ternyata lebih suka berkunjung ke gerai-gerai makanan cepat saji dibandingkan jenis restoran lainnya pada saat ingin makan diluar rumah. Sebanyak 80% orang Indonesia lebih memilih untuk bersantap

5 5 di gerai makanan cepat saji, diikuti oleh pusat jajanan yang menempati urutan kedua dengan 61%, dan restoran atau kafe kelas menengah sebanyak 22%. Masih menurut penyedia hasil survei, hasil penelitan tersebut dinilai sejalan dengan tren industri kuliner di Indonesia yang menyajikan berbagai menu makanan yang unik dan lezat serta memberikan beragam penawaran menarik yang kian menambah niat konsumen untuk lebih sering makan di luar rumah (Mengutip dari wartakota.tribunnews.com). Oleh karena itu dapat dilihat dari latar belakang yang telah dijabarkan, sehingga semakin yakin bahwa bisnis kuliner dengan konsep Restoran Fast Food berbahan baku Ikan mempunyai peluang bisnis yang sangat besar. Ditambah dukungan dari pemerintah Indonesia melalui Menteri Kelautan dan Perikanan, Ibu Susi Pudjiastuti untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim. (maritim.go.id) Tentunya hal ini menjadi sebuah peluang usaha yang memanfaatkan hasil laut sebagai bahan dasarnya dan menjadi urgency untuk membuat sebuah konsep bisnis FISH HOUSE Ruang Lingkup Hal-hal yang akan dibahas dalam bisnis model FISH HOUSE ini adalah produk-produk yang akan ditawarkan di FISH HOUSE beserta dengan keunikan dari value proposition, bagaimana sistem

6 6 pelayanan di outlet, konsep perkiraan laporan keuangan serta waktu balik modalnya, dan juga strategi pemasaran agar FISH HOUSE dapat dikenal oleh masyarakat luas khususnya di daerah Jakarta dan sekitarnya. Dan juga mencoba melihat peluang bisnis lainnya yang dapat dikembangkan dari FISH HOUSE Business Overview FISH HOUSE merupakan sebuah restoran yang memiliki konsep makanan sehat cepat saji dengan pemilihan ikan sebagai bahan dasarnya, juga dengan menonjolkan kualitas bahan baku dan kualitas cita rasa dengan tiga cara pengolahan (Steamed, Grilled, & Air Fried) untuk meminimalisir penggunaan minyak. Produk FISH HOUSE, nantinya akan menggunakan makanan pendamping seperti nasi (butter rice) atau kentang (mashed potato / baked potato) dan kentang goreng (french fries) Identifikasi Masalah Bagaimana FISH HOUSE sebagai restoran baru dapat menarik perhatian customer dan dapat berkinerja dengan baik untuk mempertahankan sustainability-nya di pasaran?

7 Tujuan dan Manfaat Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dibuat diatas, maka dapat diuraikan tujuan dari dibuatnya FISH HOUSE adalah: Memperkenalkan FISH HOUSE sebagai restoran sehat cepat saji (Healthy Fast Food) dengan bahan dasar ikan, serta membuat masyarakat untuk mengkonsumsi produk FISH HOUSE sebagai pilihan favorit mereka. Adapun manfaat dari Business Model Creation ini adalah: 1. Bagi Penulis Manfaat bagi penulis adalah memperkaya wawasan penulis tentang bagaimana membangun sebuah bisnis dan juga mempersiapkan penulis untuk menjadi seorang entrepreneur. 2. Bagi Investor Manfaat bagi investor adalah meningkatkan pendapatan investor serta pengembangan area di bidang makanan cepat saji. 3. Bagi Masyarakat sekitar Manfaat bagi masyarakat sekitar adalah menyediakan lapangan pekerjaan baru dan memudahkan masyarakat untuk memperoleh produk makanan cepat saji khususnya ikan yang sehat dan berkualitas disertai dengan informasi kandungan yang terdapat

8 8 pada ikan dan kelebihan-kelebihan yang didapat dari mengkonsumsi ikan tersebut. 4. Bagi Akademis Manfaat bagi akademis adalah memberikan ide bisnis yang inovatif sehingga dapat memberikan gambaran tentang perkembangan bisnis di industri yang sama yaitu di bidang seafood dan dapat menjadi bahan referensi tentang pembuatan Business Model Creation Metode Peneltian Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui faktor tentang minat pasar dan persaingan dalam konsumsi makanan cepat saji sehingga dapat menjadi acuan dalam menciptakan keunggulan kompetitif bagi FISH HOUSE agar dapat unggul dari para pesaing lainnya Metode Pengumpulan Data Metode Studi Pustaka Metode ini digunakan untuk mencari informasi yang dibutuhkan terkait dengan bahasan dan teori yang digunakan dengan cara mengutip bacaan-bacaan dari berbagai buku dan sumber

9 9 referensi serta melakukan browsing di internet dan sumber sumber lainnya sebagai acuan atau referensi untuk pembuatan thesis ini Metode Kuantitatif Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, karena penelitian akan dilakukan dengan angka-angka melalui penyebaran kuesioner. Hal ini sejalan dengan pendapatan (Arikunto 2006 : 12) yang mengemukakan penelitian kuantitatif adalah pendekatan penelitian yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan hasilnya. Metode kuesioner ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner ke pengunjung Mall Senayan City, pada jam makan siang dan makan malam dengan total responden sebanyak 100 orang. Dari penyebaran kuesioner, diharapkan dapat mengetahui pandangan responden terhadap bisnis yang akan jalankan. Proses pemilihan responden, dilakukan dengan metode random sampling, dimana membagikan kuesioner kepada responden

10 10 yang memiliki latar belakang pekerjaan yang berbeda-beda, terlihat dari busana yang dikenakan.